PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007
SKRIPSI
OLEH SOFIATUL KHOTIMAH K7403186
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2007
PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007
OLEH
SOFIATUL KHOTIMAH K7403186
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2007
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Sigit Santoso, M.Pd NIP. 130 529 725
Drs. Sukirman, M.M. NIP. 131 121 676
Skripsi ini telah direvisi sesuai dengan arahan dari Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan.
Tim penguji Skripsi: Nama Terang
Ketua
:
Tanda Tangan
……………
Sekretaris : Anggota I : Prof. Dr. Sigit Santoso, M. Pd Anggota II : Drs. Sukirman, MM
…………… …………… ……………
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Pada Hari
:
Tanggal
:
Tim penguji Skripsi: Nama Terang
Ketua
:
Tanda Tangan
……………
Sekretaris : Anggota I : Prof. Dr. Sigit Santoso, M. Pd Anggota II : Drs. Sukirman, MM
Disahkan Oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd NIP. 131 658 563
…………… …………… ……………
ABSTRAK
Sofiatul Khotimah. Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah I Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2007. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Ada tidaknya pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap prestasi belajar
akuntansi
ditinjau
dari
kemampuan
awal
siswa
kelas
XI SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007. (2) Ada tidaknya pengaruh antara kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007. (3) Ada tidaknya interaksi antara kemampuan awal siswa dan penggunaan metode mengajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu dengan rancangan Matched Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI program Ilmu Sosial SMA Muhammadiyah I Surakarta tahun ajaran 2006/2007, yang berjumlah 253 siswa. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik random sampling, sehingga sampel penelitian berjumlah 80 siswa yang berasal dari dua kelas, yaitu kelas XI IS-1 sebagai kelompok eksperimen dan kelas XI IS-2 sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode dokumentasi dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi (anava) 2 jalan frekuensi sel tak sama, dilanjutkan uji scheffe. Sebelum analisis dilakukan, didahului dengan uji keseimbangan, uji normalitas, dan uji homogenitas. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa: (1) Hipotesis yang berbunyi ”Pemakaian pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL)
menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan pemakaian
metode konvensional” teruji kebenarannya, sehingga dapat diterima. Berdasarkan analisi data diperoleh Fhitung > Ftabel atau 7,781 > 3.96 pada taraf signifikan 5% dan db = 1. (2) Hipotesis yang berbunyi ”Terdapat perbedaan siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar akuntansi” teruji kebenarannya, sehingga dapat diterima. Berdasarkan analisi data diperoleh Fhitung > Ftabel atau 4,08 > 3.96 pada taraf signifikan 5% dan db = 1. (3) Hipotesis yang berbunyi ”Terdapat interaksi antara pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar akuntansi” teruji kebenarannya. Sehingga dapat diterima. Berdasarkan analisi data diperoleh Fhitung > Ftabel atau 5,96> 3.96 pada taraf signifikan 5% dan db = 1. Hasil Uji Scheffe di dapat ada beda rerata yang signifikan antara pemakaian Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan ada beda rerata antara siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah.
MOTTO
Pintu kebahagiaan terbesar adalah do’a kedua orang tua, berusahalah mendapatkan do’a itu dengan berbakti kepada mereka berdua agar do’a mereka menjadi benteng kuat yang menjaga anda dari semua hal yang tidak anda sukai (Dr. ‘Aidh bin ‘Abdulah Al-Qarni)
Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat (Penulis)
Tidak ada usaha yang gagal, kegagalan adalah usaha untuk mencapai kemenangan (Penulis)
Jangan berpikir untuk mendapatkan sesuatu dari sahabat tetapi berpikirlah menjadi yang terbaik untuk sahabat (Penulis)
Rasa percaya diri akan menambah semangat untuk lebih maju (Penulis)
PERSEMBAHAN
Teriring rasa syukur kepada Allah SWT. Karya kupersembahkan ini untuk : ♥ Ibu dan Bapak tercinta, atas kasih sayang, doa dan semua pengorbanan yang diberikan untukku ♥ Keluarga kakakku yang selalu memberiku semangat ♥ Prof. Dr. Sigit Santoso, M. Pd
♥ Drs. Sukirman, MM ♥ Teman-teman Pendidikan Akuntansi 2003 ♥ Almamater.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah I Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007” Penyusunan skripsi ini dimaksud untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Pendidikanpada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Atas terselesaikannya penulisan skripsi ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan Surat Keputusan Penyusunan Skripsi dan memberikan ijin riset. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah menyetujui permohonan penulisan skripsi ini. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini. 4. Prof. Dr. Sigit Santoso, M. Pd, selaku Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Drs. Sukirman, MM, selaku Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga memperlancar penyusunan skripsi ini. 6. Drs. Made Sukarna, SH. M. Pd, Selaku
pembimbing akademik yang selalu
mengingatkan dan memberi arahan serta perhatian, bimbingan dan nasehat yang berkaitan dengan akademis selama peneliti menjadi mahasiswa. 7. Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak memberikan bekal ilmu pengetahuan, sehingga dapat menunjang dalam penulisan ini.
8. Tim penguji skripsi yang telah menguji dan
menyetujui skripsi ini sehinga
penulis mendapat gelar 9. Bapak Drs. Subiyantoro selaku Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 3 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian. 10. Bapak Tri kuat, M. Pd selaku Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah I Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian. 11. Ibu Sularsih S. Pd selaku guru mata pelajaran akuntansi yang selama penelitian telah memberikan bantuan dan bimbingan sehingga peneliti dapat dengan mudah memperoleh data yang diperlukan. 12. Seluruh staf dan karyawan SMA Muhammadiyah I Surakarta yang telah membantu menyediakan data yang penulis butuhkan. 13. Seluruh siswa-siswi SMA Muhamadiyah I Surakarta, Khususnya kelas XI-IS.1 dan XI-IS.2 yang sudi bekerja sama dalam proses penelitian 14. Sahabat-sahabatku Ida, Susie, Lastre, Naninx, Niken, Ayux, Wistri, Rika, Cedur, Amel, Cicik, Nikmah, yayak, Dania, Ira, Retno, Edy, Umar, mangphy, uut, gondrong, ujank dan semua teman-teman Pendidikan Akuntansi 2003 yang selalu memberi semangat, mendukung serta mendoakanku. 15. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih sangat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pembaca yang budiman.
Surakarta,
Penulis
Juli 2007
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN.............................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………….
iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. …..iv HALAMAN ABSTRAK..................................................................................
v
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
vii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
viii
DAFTAR ISI....................................................................................................
x
DAFTAR TABEL............................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................
5
C. Pembatasan Masalah ..................................................................
6
D. Perumusan Masalah ...................................................................
6
E. Tujuan Penelitian .......................................................................
7
F. Manfaat Penelitian .....................................................................
7
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................
9
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................
9
1. Proses Belajar Mengajar ...................................................
9
2. Pendekatan Pembelajaran...................................................
14
3. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) .....
15
4. Pendekatan Konvensional………………………………...
23
5. Metode Mengajar………………………………………….
24
6. Prestasi Belajar…………………………………………....
38
7. Kemampuan Awal………………………………………..
41
8. Materi Pelajaran Akuntansi………………………………
42
B. Kerangka Pemikiran....................................................................
44
C. Perumusan Hipotesis...................................................................
47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................
49
A. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................
49
B. Metode Penelitian........................................................................
50
C. Populasi dan Sampel ...................................................................
52
D. Teknik Pengumpulan Data..........................................................
53
E. Teknik Analisis Data...................................................................
59
BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................
69
A. Deskripsi Data ............................................................................
69
1. Deskripsi Data Umum.......................................................... ...
69
2. Deskripsi Data Khusus……………………………………….
80
B. Pengujian Prasyarat Analisis.......................................................
90
C. Pengujian Hipotesis.....................................................................
91
D. Pembahasan Hasil Analisis Data……………………………….
94
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...................................
99
A. Kesimpulan Penelitian ...............................................................
99
B. Implikasi......................................................................................
99
C. Saran-Saran ................................................................................. 100 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 102 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian………………………………………...
49
Tabel 2. Kisi-kisi Soal ………………………………………………………. ..
55
Tabel 3. Daftar Nama Guru SMA Muhammadiyah I Surakarta……………….
41
Tabel 4. Daftar Nama Staff Karyawan SMA Muhammadiyah I Surakarta……
74
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelas Kontrol……. ….
81
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelas Eksperimen…. ..
83
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Kelas Kontrol...
86
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Kelas Eksperimen…………………………………………………….
88
Tabel 9. Hasil Uji Normalitas……………………………………………… …
90
Tabel 10 Uji Homogenitas……………………………………………….. ……
91
Tabel 11. Rangkuman Anava Dua Jalan Sel Tak Sama………………………..
92
Tabel 12. Rangkuman Analisis Uji Lanjut Anava (Uji Shceffe)…………. …..
93
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Kerangka Berpikir Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi ditinjau dari Kemampuan Awal .........................................................................
47
Gambar 2. Rancangan Matched Groups Design ............................................
51
Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Muhammadiyah I Surakarta ...............
75
Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Siswa Kelas Komtrol ..............................................................................
82
Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen.........................................................................
85
Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Kelas Kontrol ...............................................................................
87
Gambar 7. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen.........................................................................
89
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Hasil Try Out Validitas .............................................................. 105 Lampiran 2. Rekapitulasi Hasil Validitas ....................................................... 106 Lampiran 3. Hasil Try Out Reliabilitas ......................................................... 110 Lampiran 4. Hasil Try Out Uji Daya Beda .................................................... 112 Lampiran 5. Hasil Try Out Tingkat Kesukaran ............................................. 113 Lampiran 6. Soal Tes . .................................................................................... 114 Lampiran 8. Lembar Jawab ............................................................................ 124 Lampiran 9. Kunci Jawaban .......................................................................... 125 Lampiran 10. Deskripsi Data Awal Kelompok Kontrol ................................. 126 Lampiran 11. Deskripsi Data Awal Kelompok Eksperimen ........................... 128 Lampiran 12. Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa Kelas Kontrol ......... 130 Lampiran 13. Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen ... 132 Lampiran 14. Uji Keseimbangan ..................................................................... 134 Lampiran 15. Uji Normalitas Metode Kontekstual…………………………... 136 Lampiran 17. Uji Normalitas Metode Konvensional………………………… 137 Lampiran 18.Uji Homogenitas Antar Metode ................................................. 138 Lampiran 19. Uji Homogenitas Antar Metode dan Kemampuan Awal .........
139
Lampiran 20 Deskripsi Data Akhir Kelompok Kontrol................................... 140 Lampiran 21 Deskripsi Data Akhir Kelompok Eksperimen ........................... 142 Lampiran 22.Data Induk Penelitian ................................................................. 144 Lampiran 23.Perhitungan AnavaDua Jalan dengan Frekuensi Sel Tak Sama . 145 Lampiran 24.Uji Lanjut Scheffe ...................................................................... 150 Lampiran 25. Daftar Nama Try Out ................................................................ 154 Lampiran 26. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ........................................... 155 Lampiran 27. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ..................................... 157 Lampiran 28. Data Nilai Awal Siswa Kelas Kontrol ...................................... 159
Lampiran 29. Data Nilai Awal Siswa Kelas Eksperimen ............................... 161 Lampiran 30. Data Nilai Akhir Siswa Kelas Kontrol ..................................... 163 Lampiran 31. Data Nilai Akhir Siswa Kelas Eksperimen................................ 165 Lampiran 32. Rencana Pembelajaran I ............................................................ 167 Lampiran 33. Rencana Pembelajaran II ........................................................... 171 Lampiran 34. Rencana Pembelajaran III.......................................................... 176 Lampiran 35. Lembar Monitoring ................................................................... 182 Lampiran 36. Tabel Nilai-nilai r Product Moment .......................................... 183 Lampiran 37. Tabel Nilai F.............................................................................. 184 Lampiran 38. Tabel Nilai Z.............................................................................. 188 Lampiran 39. Tabel Nilai Kritik Liliefors........................................................ 189 Lampiran 40. Tabel Nilai Chi Kuadrat ............................................................ 190
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa sangat erat hubungannya dengan pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam rangka mempersiapkan generasi muda yang mampu menyesuaikan dan memeprtahankan diri terhadap tuntutan hidup dalam kehidupan masyarakat modern. Oleh karena itu, negara-negara baik negara maju maupun negara berkembang memberikan perhatian khususnya terhadap dunia pendidikan Bidang pendidikan merupakan suatu sarana dan wahana yang baik untuk meningkatkan mutu pendidikan karena dipandang sangat penting dalam menentukan perkembangan dan kemajuan suatu bangsa dengan melihat kualitas sumber daya manusianya. Upaya penciptaan sumber daya manusia yang berkulitas yaitu melalui pendidikan yang berkulitas pula. Pemerintah Indonesia telah berupaya mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dengan program pendidikan nasional. Pendidikan nasional merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia guna mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur. Pembangunan di bidang pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri tergantung pada pelaksanaan sistem pengajaran. Kualitas pengajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu proses belajar mengajar, kualitas pengajaran, kurikulum yang dipakai, fasilitas pendidikan dan manajemen organisasi pendidikannya. Pendidikan formal yang dilaksanakan di sekolah itu secara berjenjang dan berkesinambungan. Pendidikan dimulai dari jenjang yang sangat dasar sampai jenjang tertinggi yaitu perguruan tinggi dimana jenjang tiap-tiap pendidikannya mempunyai peranannya sendiri-sendiri terhadap siswa, salah satunya yaitu mempersiapkan diri dan memberikan bekal untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan kemampuan yang berupa ilmu pengetahuan, sikap dan berketrampilan agar
siap terjun di dalam masyarakat. Dewasa ini pendidikan yang diselenggarakan hanyalah menitikberatkan pada tercapainya tujuan pendidikan, tetapi kurang memperhatikan proses pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Pendidikan sekarang ini diselenggarakan nampaknya ada kecenderungan bahwa pendidikan hanya dijadikan sarana stratifikasi sosial, yang dikejar hanya gelar bukan berkembangnya potensi yang di milikinya. Kalangan pendidik dalam proses pencapaian tujuan pendidikan harus memperhatikan kebutuhan masyarakat dengan pencapaian tujuan pendidikan, serta dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat berkaitan dengan hasil belajar siswa. Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik seorang pendidik hendaknya dapat memilih metode mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuan siswa dan kebutuhan masyarakat. Pandangan bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan belajar diciptakan seacara alamiah. Pemilihan metode belajar yang tepat akan memberikan motivasi pada siswa untuk belajar, hal ini tentu dapat mempengaruhi prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Salah satu masalah makro yang memerlukan perhatian dari berbagai pihak adalah tentang metode pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono, (1999: 97) “Metode mengajar adalah metode yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, kondisi siswa, sarana serta tujuan pengajaran sehingga dapat dilihat keefektifan metode yang diterapkan”. Suatu metode mengajar mempunyai spesifikasi tersendiri artinya suatu metode yang cocok digunakan untuk materi tertentu belum tentu cocok jika diterapkan pada materi lainnya. Sebagian besar metode yang digunakan dalam pembelajaran adalah pendekatan ekspositoris dengan menggunakan metode ceramah. Proses belajar mengajar merupakan bagian utama di dalam pendidikan, sehingga peningkatan kualitas pendidikan dapat ditempuh dengan peningkatan dan penyempurnaan proses belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan efektif, diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dari semua pihak, baik itu dari siswa, guru, orangtua, lingkungan maupun pemerintah. Di dalam proses belajar mengajar guru dihadapkan pada sisiwa dengan kemampuan yang berbeda-
beda, ada siswa yang berkemampuan tinggi serta ada pula yang berkemampuan rendah. Keanekaragaman kemampuan yang dimiliki siswa akan ada sedikit banyak pengaruhnya terhadap penguasaan materi pelajaran yang diajarkan guru di dalam kelas. Dengan demikian guru diharapkan dapat mimilih metode yang baik dan tepat sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan efektif. Guru dan siswa memegang peranan penting dalam porses pembelajaran di sekolah untuk dapat meningkatkan hasil belajar. Siswa sebagai obyek yang melakukan pembelajaran sangat berperan dalam menentukan hasil yang akan diperoleh dalam mengikuti proses belajar mengajar, sedangkan guru diharapkan dapat mengajar dengan baik dan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hal tersebut dapat dicapai dengan cara memilih pendekatan pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan bahan ajar sesuai dengan cara memilih pendekatan yang diharapkan siswa dan materi yang akan disampaikan. Pada kenyataannya, pemilihan pendekatan dan metode yang akan digunakan dalam melaksanakan proses belajar mengajar sering kurang tepat, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menguasai materi yang disampaikan. Penerapan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran (Slameto, 1995: 184). Penerapan pendekatan pembelajaran yang bervariasi berupaya untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam menerima pelajaran sekaligus sebagai salah satu indikator peningkatan kualitas pendidikan. Siswa yang merasa cocok dengan pendekatan pembelajaran yang diterapkan guru dalam mengajar akan merasa senang, sehingga menjadi bersemangat dan termotivasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Materi yang disampaikan guru juga menjadi mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh siswa. Pendekatan contextual teaching and learning (CTL) merupakan suatu konsep belajar yang mampu membantu guru mengaitkan isi materi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapnnya dalam kehidupan nyata. Pendekatan kontekstual menekankan pada tingkat berpikir yang lebih tinggi, transfer pengetahuan lintas
disiplin serta pengumpulan, pengalisaan dan pensintesisan informasi serta data dari berbagai sumber dan pandangan. Hasil pembelajaran dengan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) diharapkan menjadi lebih bermakna bagi siswa, karena proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Seorang guru yang profesional seharusnya mampu menerapkan suatu pendekatan pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan dan tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar. Tujuan yang dimaksud tidak hanya pada peningkatan prestasi belajar siswa melainkan juga mencakup pemahaman dan ketrampilan siswa terhadap materi pelajaran tersebut, sehingga siswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Sejauh ini pendidikan masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal dan kelas masih banyak yang berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan. Metode yang sering dan umumnya digunakan dalam proses belajar mengajar adalah metode ceramah, karena metode ini dinilai lebih praktis, mudah dilaksanakan dan tidak diperlukan peralatan serta dapat dilakukan untuk mengajar siswa yang jumlah relatif besar. Metode ceramah kurang efektif karena siswa lebih banyak mengandalkan dari apa yang dijalaskan guru sementara kemampuan untuk menganalisis suatu masalah kurang berkembang. Untuk itu metode belajar yang dipilih oleh seorang pendidik sebaiknya sebuah strategi yang tidak mengharuskan siswa menghafal, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran. Pengetahuan didalam pembelajaran tradisional, dipandang sebagai salah satu rangkaian fakta, konsep atau hukum yang berada diluar jangkauan siswa, dimana pengetahuan tersebut harus diterangkan, diterima, dihapalkan atau dilatihkan oleh guru kepada siswa agar dapat diketahui oleh siswa, sehingga pembelajaran menjadi abstrak dan bersifat teoritis serta tidak memperhatikan pengalaman siswa. Siswa
mengalami kesulitan dalam menangkap konsep yang diajarkan karena pengatahuan diberikan tanpa dikaitkan dengan pengalaman siswa. Pendekatan konvensional tidak banyak membantu guru mengaitkan antara konsep yang ingin ditanamkan dengan situasi dunia nyata siswa, serta mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa tidak membiasakan membangun sendiri pemahamannya terhadap suatu konsep secara aktif sesuai degan konteks yang dihadapi, padahal untuk memiliki konsep akan lebih tertanam apabila konteks yang terdiri dari pengalaman yang aktual dan konkrit. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dimuka, penulis bermaksud mengadakan penelitiah dengan judul Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ditemukan diatas, terdapat beberapa masalah yang berkaitan dengan masalah tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Apakah pemakaian pendekatan guru khususnya pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam penyampaian materi dapat memberikan kemudahan pada siswa untuk menyerap materi? 2. Apakah kemampuan awal yang dimiliki setiap siswa dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar? 3. Apakah capaian prestasi belajar yang kurang optimal kemungkinan disebabkan pemakaian metode mengajar yang digunakan guru dalam menyampaikan materi terhadap pelajaran yang bersangkutan? 4. Apakah pemakaian pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan pemakaian metode
konvensional siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007? 5. Apakah terdapat perbedaan siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007? 6. Apakah terdapat pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap prestasi belajar akuntansi ditinjau dari kemampuan awal siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007?
C. Pembatasan Masalah Penulis memberikan batasan masalah agar masalah lebih jelas dan tepat pada sasaran yang ingin dicapai. Batasan masalahnya yaitu: Apakah ada pengaruh penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap prestasi belajar akutansi ditinjau dari kemampuan awal siswa? Selanjutnya untuk memperjelas tentang pemahaman atas batasan masalah tersebut, maka penulis memberikan definisi dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut: 1. Prestasi belajar yang dimaksud adalah hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. 2. Pendekatan pembelajaran yang dimaksud pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang mendorong siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran. 3. Kemampuan awal digunakan adalah nilai tes ujian semester ganjil (I).
D.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL)
menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan pemakaian metode konvensional siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007? 2. Apakah terdapat perbedaan siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007? 3. Apakah terdapat interaksi penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap prestasi belajar akuntansi ditinjau dari kemampuan awal siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007?
E.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini supaya terlaksanan dengan baik dan dapat mencapai hasil yang diharapkan, perlu ditetapkan tujuan penelitian terlebih dahulu. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap prestasi belajar akuntansi ditinjau dari kemampuan awal siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya interaksi antara penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap prestasi belajar akuntansi ditinjau dari kemampuan awal siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007.
F.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan ilmu pendidikan bagi guru khususnya dalam penggunaan pendekatan pengajaran yang dipakai terhadap keberhasilan proses belajar mengajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Manfaat Praktis a.
Bagi Lembaga Pendidikan Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan dalam meningkatkan pemahaman proses pembelajaran akuntansi dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan memberi masukan tentang bagaimana kemampuan awal yang di miliki siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, sehingga pihak sekolah terutama guru, dapat membantu meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.
b.
Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi siswa mengenai penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar akuntansi sehingga prestasi belajar yang di capai siswa dapat meningkat. Dapat memberikan masukan bagi siswa bahwa pencapaian hasil belajar yang baik dan bermakna memerlukan peran serta siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar.
BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Pustaka Proses Belajar Mengajar Pengertian Belajar Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, belajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Setiap saat dalam kehidupan terjadi suatu proses belajar mengajar, baik disengaja maupun tidak disengaja, disadari atau tidak disadari. Dari proses belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil, yang pada umumnya disebut hasil pengajaran atau hasil belajar. Belajar merupakan aktivitas yang menghasilkan perubahan bagi siswa. Perubahan tersebut berupa pengetahuan dan kecakapan baru maupun peneyempurnaan dari hasil belajarsebelumnya. Agar diperoleh hasil yang maksimal maka proses belajar mengajar harus dilakukan dengan sadar dan disengaja serta terorganisir secara baik. Menurut Winkel, W.S. (1996: 53) mengemukakan “Belajar adalah suatu aktifitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap”. Perubahan ini relatif tetap dan berbekas. Menurut Mulyani dan Johar Permana (2001: 13) mendefinisikan pengertian belajar secara tradisional dapat diartikan sebagai upaya menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan Sedangkan menurut Slameto (1995: 2) menyatakan bahwa” Belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamnya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam pengertian umum, belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya. Perubahan-perubahan tersebut tidak disebabkan faktor kelelahan, kematangan, ataupun karena mengkonsumsi obat tertentu.
Menurut Sumadi Suryabrata (1995: 249) mengidentifikasi ciri-ciri tentang 9 kegiatan belajar sebagai berikut: 1) Belajar adalah aktifitas yang mengahasilkan perubahan pada diri individu yang belajar, baik aktual maupun potensial. 2) Perubahan itu pada dasarnya adalah diperolehnya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama. 3) Perubahan itu terjadi karena suatu usaha. Selanjutnya menurut Oemar Hamalik (2003: 154) menyatakan bahwa “Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatife mantap berkat latihan dan pengalaman”. Menurut Wina Sanjaya (2006: 89) “Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku”. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari. Ada beberapa criteria dalam belajar yaitu: 1) 2) 3) 4)
Belajar adalah aktivitas yang dirancang dan bertujuan Tujuan belajar adalah perubahan perilaku secara utuh Belajar bukan hanya sebagai hasil, akan tetapi juga sebagai proses Belajar adalah proses pemecahan masalah Berdasarkan beberapa definisi belajar menurut para ahli pendidikan
yang telah diuraikan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses menuju perubahan tingkah laku yang ditandai dengan adanya perubahan dari diri seseorang untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang terjadi karena adanya latihan dan pengalaman dalam interaksi antara individu dan anatar individu dengan lingkungan.
Pengertian Mengajar Menurut Sardiman, A.M. (2001: 45) menyatakan bahwa “Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik”. Sehingga tujuan dari pendidikan tersebut adalah seorang guru menyampaikan pengetahuan adalah agar anak didik mengerti tentang pengetahuan yang disampaikan guru yang bersangkutan.
Menurut Oemar Hamalik (2000: 58) menyatakan bahwa “Mengajar adalah aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya sehingga menciptakan kesempatan bagi anak untuk melakukan proses belajar secara efektif. Mengajar menurut Wina Sanjaya (2006: 74) adalah “Proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu sering juga disebut sebagai proses mentransfer ilmu. Proses mengajar, sebagai proses menyampaikan pengetahuan akan lebih tepat jika diartikan dengan menanamkan ilmu pengetahuan. Menurut Tabrani Rusyan (1994: 27) ada tiga pandangan mengajar, yaitu: 1) Mengajar adalah menyampaikan suatu pengetahuan dari seseorang kepada kelompok. 2) Mengajar adalah membimbing peserta didik untuk belajar. 3) Mengajar adalah mengatur lingkungan agar terjadi proses belajar mengajar yang baik. Perbuatan mengajar yang kompleks dapat diterjemahkan sebagai salah satu penggunaan secara meningkat. Sejumlah komponen yang terkandung di dalamnya merupakan perbuatan mengajar untuk menyampaikan pesan-pesan pengajaran. Komponen-komponen mengajar, yaitu: 1) 2) 3) 4) 5)
Mengajar sebagai ilmu Mengajar sebagai teknologi Mengajar sebagai suatu seni Mengajar sebagai ketrampilan Pilihan nilai Menurut Wina Sanjaya (2006: 74-75) mengajar memiliki beberapa-beberapa
karakteristik sebagai berikut: 1) 2) 3) 4)
Proses pengajaran berorientasi pada guru Siswa sebagai obyek belajar Kegiatan pengajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu Tujuan utama pengajaran adalah penguasaan materi pelajaran Seperti halnya belajar, mengajar juga merupakan suatu proses. Belajar
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku anak/ peserta didik, tetapi mengajar
merupakan
suatu
proses
mengembangkan
dan
menciptakan
sertamengatur situasi yang kondusif demi berlangsungnya kegiatan belajar yang efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Sudjana (2005: 29) “Sama halnya dengan belajar, mengajarpun pada hakikatnya adalah suatu proses, yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar. Berdasarkan pendapat diatas dapat diperoleh gambaran mengenai mengajar yaitu proses untuk menciptakan situasi yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar mengajar dengan cara mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa berupa tujuan, materi, metode, dan alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian Proses Belajar Mengajar Proses belajar mengajar merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah, yaitu mengajar (oleh guru) dan perbuatan mengajar (oleh siswa) untuk mencapai tujuan yang sama. Menurut Abin Syamsuddin Makmun (2002: 156) menyatakan bahwa “Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya. Menurut Tabrani Rusyan (1994: 29) menyatakan bahwa “Proses belajar mengajar merupakan proses mengkoordinasi sejumlah tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian sehingga satu dengan yang lainnya saling berhubungan dan berpengaruh sehingga menumbuhkan kegiatan belajar pada diri peserta didik seoptimal mungkin menuju terjadinya perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan yang diharapkan”. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar adalah suatu interaksi antara guru dan siswa yang saling berhubungan dan saling berpengaruh sehingga menumbuhkan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan tertentu. Proses belajar mengajar selalu ditandai dengan adanya sejumlah unsur atau komponen. Menurut Djago Tarijan (1990: 40)
Komponen-komponen yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, antara lain:
1) Siswa Siswa merupakan komponen dalam setiap proses belajar mengajar karena siswa adalah subyek bukanlah sebagai obyek pengajaran. Pengajaran tanpa siswa tidak mungkin terjadi 2) Guru Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar, maka ia harus dapat menyusun, menyelenggarakan dan menilai program pengajaran. 3) Tujuan Tujuan menyatakan apa yang harus dikuasai, diketahui, atau dapat dilakukan oleh anak didik setelah mereka selesai melakukan bahan yang harus diajarkan, cara penyampaian bahan dan juga menentukan media yang digunakan. 4) Bahan atau materi Bahan atau materi yaitu segala informasi berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk menunjang tujuan yang telah ditetapkan. 5) Metode Metode, cara atau teknik merupakan komponen proses belajar mengajar yang banyak menentukan keberhasilan pengajaran. 6) Media Media adalah bahan pengajaran yang digunakan untuk memperjelas materi yang disampaikan kepada siswa, pemilihan dan penggunaan media pengajaran yang tepat menciptakan suasana belajar yang kondusif. 7) Evaluasi
Evaluasi dapat ditunjukkan dengan prestasi belajar siswa dan dapat pula ditunjukkan kepada program. Evaluasi dapat memberikan umpan balik baik bagi guru dalam rangka perbaikan setiap komponen proses belajar mengajar yang ikut berproses.
Pendekatan Pembelajaran Pengertian Pendekatan Penerapan pendekatan pembelajaran yang bervariasi berupaya untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam menerima pelajaran sekaligus sebagai salah satu indikator peningkatan kualitas pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan bahan ajar sesuai dengan kondisi yang diharapkan siswa dan materi yang akan disampaikan. Pendekatan menurut Margono (1998: 39) adalah “Jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, dilihat dari sudut pandang bagaimana materi itu disusun dan disajikan”. Berdasarkan tersebut dapat diartikan bahwa pendekatan adalah suatu cara atau usaha yang ditempuh oleh guru atau siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan interaksi guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah. Istilah pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 297) adalah “Kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”. Menurut Syaiful Sagala (2005: 61) pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu
keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Menurut Wina Sanjaya (2006: 79) terdapat beberapa karakteristik penting dari istilah pembelajaran yaitu: 1) Pembelajaran berarti membelajarkan siswa 2) Proses pembelajaran berlangsung di mana saja 3) Pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan Berdasarkan pendapat diatas, pembelajaran dapat diartikan sebagai segala upaya yang dilakukan oleh guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa dengan melibatkan unsur-unsur, baik dalam diri siswa maupun dari luar siswa yang saling berkaitan. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu. Pendekatan pembelajaran merupakan aktifitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran, untuk menjelaskan materi pelajaran yang sudah disusun dalam urutan tertentu, atau dengan menggunakan materi yang terkait satu dengan yang lainnya. Pendekatan pembelajaran digunakan sebagai penjelas untuk mempermudah siswa untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan guru, dengan memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan. Pendekatan pembelajaran, berdasarkan pendapat tersebut dapat diartikan sebagai suatu cara jalan atau arah yang digunakan guru dalam proses interaksi dengan peserta didik melalui kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Definisi CTL (Contextual Teaching and Learning)
Adanya kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak telah “mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya, bukan “mengetahui”-nya. Pembelajaran yang berorienasi terhadap target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi “mengingat” jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Pendekatan Kontekstual merupakan salah satu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang telah dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendekatan kontekstual merupakan salah satu alternatif pendekatan pembelajaran, yang menekankan pentingnya lingkungan alamiah diciptakan dalam proses belajar mengajar, agar kelas lebih hidup dan bermakna karena siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinnya. Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan yang memungkinkan siswa untuk menguatkan, memperluas, menerapkan pengetahuan dan ketrampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan kehidupan, baik di sekolah maupun diluar sekolah. Pendekatan Kontekstual menurut Wina Sanjaya (2006: 109) Pendekatan Kontekstual (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Menurut Syaiful Sagala (2005: 87) “Pembelajaran Kontekstual adalah Konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sahari-hari”. Menurut Chaedar Alwasilah (2006: 14) “CTL adalah Sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang diterima, dan mereka
menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya”. Berdasarkan pendapat tersebut, pendekatan kontekstual dapat diartikan sebagai suatu konsep dalam kegiatan belajar mengajar yang membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran dengan situasi kehidupan nyata, dan membantu siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang telah dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mereka sehingga siswa mudah dalam menerima materi pelajaran dan termotivasi untuk belajar. Latar Belakang Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Ada empat hal yang menjadi pertimbangan CTL sebagai pendekatan pembelajaran yang dipilih untuk menerpakan pembelajaran dalam Sistem Pendidikan Nasional, yaitu: 1) Sejauh ini pendidikan masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafalkan. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengaetahuan, ceramah menjadi pilihan utama dalam strategi mengajar. 2) Berdasarkan filosofi kontruktivisme, CTL menjadi salah satu alternative strategi belajar yang memungkinkan siswa “mengalami” dalam proses belajarnya. 3) Pengetahuan dibangun oleh manusia. Pengetahuan bukanlah fakta, konsep atau aturan yang menunggu untuk ditemukan. Tapi manusialah yang mencari dan membangun pengetahuan dalam diri mereka sejauh mana yang mereka usahakan dan berarti dalam pengalaman hidupnya. 4) Pengetahuan yang dibangun oleh manusia secara terus menerus akan menghasilkan pengalaman baru. Pengetahuan tumbuh melalui usaha pencarian. Pemahaman tentang pengetahuan akan semakin dalam dan kuat jika seseorang mengujinya dalam bentuk tantangan yang baru.
Menurut Nurhadi (2002: 6), ada beberapa kata kunci dalam pendekatan kontekstual, yaitu: 1) mempelajari dunia nyata ; 2) mengutamakan pengalaman nyata; 3) berpikir tingkat tinggi; 4) bermakna dalam kehidupan 5) siswa aktif, kritis dan kreatif; 6) pengetahuan bemakna dalam kehidupan; 7) dekat dengan kehidupan nyata; 8) perubahan perilaku; 9) siswa praktek, bukan menghafal; 10) learning bukan teaching; 11) pendidikan; 12) pembentukan manusia; 13) memecahkan masalah; 14) siswa “acting”, guru mengarahkan; 15) hasil belajar diukur dengan berbagai cara. Menurut Chaedar Alwasilah yang menjadi faktor-faktor pertimbangan menggunakan CTL, sebagai berikut: 1) 2) 3) 4)
CTL: berakar pada sebuah pandangan baru Keterbatasan pendidikan tradisional Menyatukan pemikiran dan tindakan CTL: sebuah sistem yang cocok dengan otak
Komponen dalam Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Menurut Wina Sanjaya (2006 : 118), pembelajaran CTL memiliki tujuh komponen utama; 1) Konstruktivisme Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak tahu semuanya 2) Menemukan (Inquiry) Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL. Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi dari hasil mereka menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkan. Menemukan melalui siklus inkuiri yaitu: Observasi (observasion), bertanya (questioning), mengajukan dugaan (hipotesis), pengumpulan data (data gathering), penyimpulan (conclusion). 3) Bertanya (Questioning) Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai salah satukegiatan guru
4)
5)
6)
7)
untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran, yaitu menggali informasi, mengkorfirmasikan apa yang ingin diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. Masyarakat Belajar (Learning Community) Konsep Masyarakat bertanya menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Dalam kelas CTL, guru disarankan untuk melakukan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar walaupun anggotanya heterogen. Kelompok siswa bisa bervariasi bentuknya baik keanggotaan, jumlah, bahkan siswa bisa melibatkan siswa di kelas atasnya, atau guru melakukan kolaburasi dengan mendatangkan seorang ahli ke kelas. Disanalah mereka dituntut untuk melakukan sharing dalam proses belajarnya dengan arahan guru. Dari kelompok ini setiap orang bisa menjadi sumber belajar. Anak yang pandai mengajari yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang cepat menangkap mendorong temannya yang lambat, yang mempunyai gagasan segera memberi usul. Pemodelan (Modeling) Dalam sebuah pembelajaran, ketrampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Model ini dapat berupa cara mengoperasikan sesuatu, menirukan gerakan, mengucapkan ulang, dan lain-lain. Salah satu contohnya, guru memberikan contoh tentang cara kerja sesuatu, sebelum siswa melaksanakan tugas. Konsep CTL, guru bukanlah satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Seorang siswa bisa ditunjuk untuk memberi contoh temannya cara-cara menggunakan alat. Model dapat pula didatangkan dari luar lingkungan sekolah. Refleksi Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima. Harapan siswa melakukan refleksi, siswa akan memperoleh sesuatu dari apa yang telah dipelajarinya. Pada akhir pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi. Realisasi dari refleksi dapat berupa : a) Pertanyaan langsung tentang apa yang diperolehnya pada hari itu; b) Catatan atau jurnal di buku siswa; c) Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu; d) Diskusi; e) Hasil karya. Penilaian Nyata (Aunthetic Assesment) Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Pembelajaran yang benar, seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari sesuatu, bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir periode pembelajaran. Assessment menekankan proses
pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran, bukan melalui hasil, dan dengan berbagai cara. Tes hanyalah salah satunya. Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Menurut Syaiful Sagala (2005: 92) mengatakan bahwa “Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual, apabila telah menerapkan ketujuh komponen pembelajaran kontekstual”. Metode pembelajaran kontekstual dapat diterapkan dalam semua bidang studi, disemua model kurikulum, dan dalam kelas yang bagaimanapun keadaannya. Secara garis besar, langkah-langkah penerapan metode pembelajaran kontekstual dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: 1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya; 2) Laksanakan kegiatan inkuiri sejauh mungkin untuk semua topik; 3) Mengembangkan sikap ingin tahu siswa bertanya; 4) Menciptakan masyarakat belajar; 5) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran; 6) Melakukan refleksi diakhir pertemuan; 7) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. Menurut Chaedar Alwasilah (2006: 20) mengatakan ada sejumlah strategi yang harus ditempuh dalam CTL yaitu: 1) Pengajaran berbasis problem Cara ini dapat ditempuh dengan memunculkan problem yang dihadapi bersama, siswa ditantang untuk berpikir kritis untuk memecahkannya. Problem seperti ini membawa makna personal dan sosial bagi siswa. 2) Menggunakan konteks yang beragam Guru membermaknakan berbagai konteks dalam sekolah, keluarga, masyarakat, tempat kerja, dan sebagainya, sehingga makna pembelajaran yang diperoleh siswa menjadi semakin berkualitas.
3) Mempertimbangkan kebhinekaan siswa Guru mengayomi individu dan meyakini bahwa perbedaan individual dan sosial sebaiknya dibermaknakan menjadi mesin penggerak untuk belajar saling menghormati dan membangun toleransi demi terwujudnya ketrampilan personal. 4) Memberdayakan siswa untuk belajar mandiri Siswa dilatih berpikir kritis dan kreatif dalam mencari dan menganalisis dengan sedikit bantuan atau secara pribadi. 5) Belajar melalui kolaborasi Siswa sebaiknya dibiasakan saling belajar dalam sebuah kelompok untuk berbagi pengetahuan dan menemukan fokus belajar. 6) Menggunakan penilaian autentik Penilaian autentik menunjukkan bahwa belajar telah berlangsung secara terpadu dan kontekstual, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk maju terus sesuai dengan potensi yang dimilikinya. 7) Mengejar standar tinggi Standar unggul sering dipersepsi sebagai jaminan untuk mendapatkan pekerjaan, atau minimal membuat siswa merasa pede untuk menentukan pilihan masa depan. Dengan demikian, sekolah sebaiknya menentukan kompetensi kelulusan yang dari waktu ke waktu terus ditingkatkan. Akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat. Seperangkat pengetahuan tersebut merupakan suatu rangkaian system pencatatan, penggolongan atau pengklasifikasian suatu transaksi keuangan pada entitas usaha guna menghasilkan laporan keuangan. Laporan keuangan diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Materi pelajaran akuntansi diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk membekali siswa dengan pengetahuan, pemahaman dan penguasaan serta mampu menerapkan konsep dasar, prinsip dan prosedur akuntansi yang benar dalam melaksanakan tugas pembukuan perusahaan.
Murtadi (2004: 6-8) berpendapat bahwa “Pembelajaran yang didasarkan pada pendekatan kontekstual, selayaknya disusun untuk mendorong munculnya suatu bentuk belajar yang disingkat REACT yaitu Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, dan Transfering”. 1) Relating
2)
3)
4)
5)
Kurikulum yang mencoba menempatkan pembelajaran dalam konteks pengalaman hidup harus minta perhatian siswa pada peristiwa dan kondisi sehari-hari, kemudian siswa harus menghubungkan situasi sehari-hari dengan informasi baru yang diserap atau masalah yang dipecahkan. Experiencing Belajar dalam konteks eksporasi, penemuan dan discovery merupakan jantung pembelajaran CTL, akan tetapi siswa mungkin menjadi termotivasi dan merasa nyaman berkat hasil metode pembelajaran lain, seperti aktivitas dengan teks, cerita atau video. Pembelajaran tampak akan berjalan lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi alat-alat dan mengerjakan bentuk-bentuk penelitian yang lain. Applying Menerapkan konsep dan informasi dalam kontes yang berguna sering memproyeksikan siswa kearah masa depan yang diharapkan atau kearah tempat kerja yang mungkin tidak familier. Pengalaman pada pembelajaran kontekstual biasanya diwujudkan dengan pengalaman langsung, misalnya: wisata, pertanian dan sebagainya. Cooperating Pengalaman bekerja sama tidak hanya membantu sebagian besar siswa untuk mempelajari bahan ajar, namun kemampuan tersebut merupakan bentuk kerja sama yang diperlukan ditempat kerja dan dalam konteks kehidupan lainnya. Transfering Belajar dalam konteks penerapan pengetahuan yang diperoleh untuk konteks yang berbeda, terutam berkaitan degan pengalaman-pengalaman kehidupan sehari-hari. Penerapan pengetahuan tersebut menjadi lebih kuat dikuasai oleh anak, dan memiliki kontribusi langsung dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi anak dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan Konvensional Pendekatan ekspositori disebut juga mengajar secara konvensional seperti
metode ceramah maupun demontrasi. Margono (1998: 51) berpendapat bahwa “Metode yang dekat dengan pendekatan ekspositori adalah metode ceramah dan
metode demonstrasi”. Pendekatan ekspositori digunakan guru untuk menyajikan bahan pelajaran secara utuh atau menyeluruh, lengkap dan sistematis dengan penyampaian secara verbal. Prosedur pelaksanaan pendekatan ekspositori menurut Syaiful Sagala (2005: 78-79) sebagai berikut: 1) Persiapan (preparation), yaitu guru menyiapkan bahan selengkapnya secara sistematik dan rapi. 2) Pertautan (aperception) bahan terdahulu, yaitu guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian siswa pada materi yang telah diajarkan. 3) Penyajian (precentation) terhadap bahan yang baru, yaitu guru menyajikan dengan cara memberikan ceramah atau menyuruh siswa membaca bahan yang telah dipersiapkan diambil dari buku, teks tertentu atau dipersiapkan oleh guru. 4) Evaluasi (resitation), yaitu guru bertanya dan siswa menjawab sesuai dengan bahan yang dipelajari atau siswa disuruh menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri pokok-pokok yang telah dipelajari lisan atau tulisan. Pendekatan konvensional tidak banyak membantu guru mengaitkan antara konsep yang ingin ditanamkan degan situasi dunia nyata siswa, serta mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa tidak dibiasakan membangun sendiri pemahamannya terhadap suatu konsep secara aktif sesuai dengan konteks yang dihadapi, padahal untuk memiliki konsep akan lebih tertanam apabila konteks yang terdiri dari pengalaman yang aktual dan konkrit. Pengajaran konvensional yang dikenal sehari-hari yaitu suatu pembelajaran yang dilakukan guru dalam mengajar sejumlah siswa dalam satu ruangan dan mempunyai tingkatan tertentu, dalam hal ini kelas disusun berdasar asumsi bahwa siswa mempunyai kesamaan dalam minat, kepentingan dan kecakapan belajar. Guru sebagai faktor dominan dalam pelaksanaan belajar megajar dan sumber belajar, sedangkan siswa bersifat pasif dan menerima apa yang diberikan guru.
Metode Mengajar Pengertian Metode Mengajar
Salah satu masalah makro yang memerlukan perhatian dari berbagai pihak adalah tentang metode mengajar. Menurut Roestiyah N.K (2001: 1) adalah “Teknik penyajian pelajaran di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik”. Menurut J.J. Hasibuan dan Moedjiono (2003: 3) “Metode mengajar adalah alat yang dapat merupakan bagian dari perangkat alat-alat cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar mengajar”. Kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen, yaitu peserta didik, guru, tujuan pembelajaran, isi pelajaran metode mengajar, media, dan evaluasi. Tujuan pembelajaran adalah perubahan perilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti: perubahan secara psikologis akan tampil dalam memilih metode yang tepat. Hal ini sesuai dengan pendapat Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 75) “Guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan”. Berdasarkan pendapat tersebut, metode mengajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa agar siswa mudah dalam memahami materi pelajaran kepadas siswa agar siswa mudah dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Suatu metode mengajar yang cocok digunakan untuk materi tertentu belum tentu cocok jika diterapkan pada materi lainnya.
Macam-macam Metode Mengajar
1) Metode Ceramah Menurut Syaiful Sagala (2005: 201) menyatakan bahwa “Ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan peraturan lisan dari guru kepada peserta didik”. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 97) “Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sajak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antar guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. a) Tujuan dan Fungsi Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 117) secara spesifik metode ceramah bertujuan untuk: (1) Menciptakan landasan pemikiran peserta didik melalui produk ceramah yaitu bahan tulisan peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar melalui bahan tulisan hasil ceramah guru. (2) Menyajikan gari-garis besar isi pelajaran dan permasalah penting yang terdapat dalam isi pelajaran. (3) Merangsang peserta didik untuk belajar mandiri dan menumbuhkan ingin tahu melalui pemerkayaan belajar. (4) Memperkenalkan hal-hal yang baru, memberikan penjelasan, dan menyinggung penjelasan-penjelasan teori dan prakteknya.
b) Kelebihan dan Kelemahan Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001 : 118) metode
ceramah
memiliki
kelebihan
dan
kelemahan.
Adapun
kelebihannya adalah sebagai berikut: (1) Murah dalam arti efisien dalam pemanfaatan waktu dan menghemat biaya pendidikan dengan seorang guru yang banyak menghadapi peserta didik. (2) Mudah dalam arti materi dapat disesuaikan dengan keterbatasan peralatan, dan dapat disesuaikan dengan jadwal guru terhadap ketidaktersediaan bahan-bahan tertulis. (3) Meningkatkan daya dengar peserta didik dan menumbuhkan minat belajar dari sumber lain. (4) Memperoleh penguatan bagi guru dan peserta yaitu guru memperoleh penghargaan, kepuasaan dan sikap percaya diri dari peserta didik dan
peserta didik pun merasa senang dan menghargai guru bila ceramah dan meninggalkan kesan yang berbobot. (5) Ceramah dapat memberikan wawasan yang luas dari sumber lain karena guru dapat menjelaskan topik dengan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Kelemahannya sebagai berikut: (1) Menimbulkan kejenuhan kepada peserta didik apalagi bila guru kurang dapat mengorganisasikannya. (2) Menimbulkan verbalisme terbatas pada peserta didik (3) Materi ceramah terbatas pada apa yang diingat guru (4) Merugikan peserta didik yang lemah dalam ketrampilan mendengarkan (5) Menjejali peserta didik dengan konsep yang belum tentu diingat terus. (6) Informasi yang disampaikan mudan usang dan ketinggalan jaman. (7) Tidak merangsang perkembangan kreativitas peserta didik. (8) Terjadi proses satu arah dari guru kepada peserta didik. 2) Metode Tanya Jawab Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 120) menyatakan bahwa “Metode Tanya Jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam proses belajar mengajar melalui interaksi dua arah, dari guru ke peserta didik atau dari peserta didik kepada guru diperoleh jawaban lisan guru atau peserta didik”. Guru dengan peserta didik dalam metode tanya jawab sama-sama aktif. Namun demikian keaktifan peserta didik patut mendapat perhatian sungguh-sungguh, sehingga hal itu tidak harus ditumbuhkembangkan dan sekaligus mendapat penyaluran yang wajar. a) Tujuan Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 122) tujuan dari metode Tanya jawab adalah: (1) Mengecek dan mengetahui samapi sejauh mana kemampuan peseta didik terhadap pelajaran yang dikuasainya. (2) Memberi kesempatan kepada peseta didik untuk mengajukan pertanyaan kepada guru tentang suatu masalah yang belum dipahami.
(3) Memotivasi dan menimbulkan kompetisi belajar yaitu peserta didik yang aktif dan tepat menjawab lebih percaya diri dan berusaha untuk selalu lebih baik, dan untuk peserta didik yang belum aktif atau tidak dapat menjawab dapat mempersiapkan diri. (4) Melatih peserta didik untuk berfikir dan berbicara secara sistematis serta berdasarkan pemikiran yang orisinil. (5) Metode ini tidak untuk mengetes kemampuan peserta didik tetapi diarahkan sebagai upaya guru membuat peserta didik mengerti; memahami berinteraksi secara aktif dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan dapat dicapai dengan baik. b) Kelebihan dan Kelemahan Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 122) metode Tanya jawab memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari metode tanya jawab memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari metode tanya jawab adalah sebagai berikut: (1) Dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik terhadap pelajaran. (2) Mengatahui kedudukan peserta didik dalam belajar di kelas dari aktivitas tanya jawab dan dari jawaban-jawaban serta tanggapantanggapan yang dilontarkan secara kontinyu (3) Lebih merangsang peseta didik untuk mendayagunakan daya fakir dan daya nalarnya. (4) Menumbuhkan keberanian dalam mengemukakan jawaban. (5) Pembuka jalan bagi proses belajar yang lain. Kelemahan-kelemahan dari metode Tanya jawab adalah: (1) Pada kelas yang besar pertanyaan tidak dapat disebarkan kepada seluruh peserta didik, sehingga peserta didik tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab maupun bertanya. (2) Peserta didik yang tidak aktif tidak mempertahankan bahkan tidak terlibat secara mental. (3) Menimbulkan rasa gugup pada peserta didik yang tidak memiliki keberanian menjawab dan bertanya. (4) Tanya jawab bisa minimbulkan penyimpangan dari persoalan. 3) Metode Diskusi
Menurut Syaifu Sagala (2005: 208) menyatakan bahwa “Diskusi ialah percakapan ilmiah yang responsive berisikan pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan problematic pemunculan ide-ide dan pengujian ide-ide ataupun pendapat dilakukan oleh bebrapa orang yang tergabung dalam kelompok itu yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalahnya dan untuk mencari kebenaran”. a) Tujuan Menurut Mulyani dan Johar Permana (2001: 124) tujuan dari metode diskusi adalah sebagai berikut: (1) Melatih peserta didik mengembangkan ketrampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan dan menyimpulkan bahasan. (2) Melatih dan membentuk kestabilan sosial-emosional. (3) Mengembangkan kemampuanberfikir sendiri dalam memecahkan masalah sehingga tumbuh konsep diri yang lebih positif. (4) Mengembangkan keberhasilan peserta didik dalam menemukan pendapat. (5) Menggambarkan sikap terhadap isu-isu controversial. (6) Melatih peserta didik berani berpendapat tentang suatu masalah. b) Kelebihan dan kelemahan Kelebihan dan kelemahan metode diskusi menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 125-126) adalah sebagai berikut: Kelebihan metode diskusi: (1) Mendorong partisipasi siswa secara aktif. (2) Menimbulkan kreativitas dalam ide, pendapat, gagasan, prakarsa ataupun terobosan-terobosan baru dalam pemecahan masalah. (3) Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis dan partisipasi demokratis. (4) Melatih kestabilan emosi dengan mengahargai dan menerima pendapat orang lain dan tidak memaksakan pendapat sendiri sehingga tercipta kondisi memberi dan menerima. (5) Keputusan yang dihasilkan kelompok akan lebih baik dari pada berfikir sendiri.
Kelemahan metode diskusi adalah:
(1) Sulit menentukan topik masalah yang sesuai dengan tingkat berfikir siswa dan yang memiliki relevansi dengan lingkungannya. (2) Memerlukan waktu yang tidak terbatas. (3) Pembicaraan dan pembahasan sering meluas dan mengambang. (4) Didominasi oleh orang-orang tertentu yang biasanya aktif. (5) Memerlukan alat yang fleksibel untuk membentuk tempat yang sesuai. (6) Kadang tidak membuat penyelesaian yang tuntas walaupun kesimpulan telah disepakati namun dalam implementasi sangat sulit dilaksanakan. (7) Perbedaan pendapat dapat mengundang reaksi diluar kelas bahkan dapat menimbulkan bentrokan fisik. 4) Metode Kerja Kelompok Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 127) menyatakan bahwa “Metode kerja kelompok adalah mengajar dengan mengkondisikan peserta didik dalam suatu group atau kelompok sebagai satu kesatuan dan diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut”. a) Tujuan Penggunaan metode kerja kelompok menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 128) bertujuan untuk: (1) Memupuk kemauan dan kemampuan kerjasama diantara para siswa. (2) Meningkatkan keterlibatan sosiol-emosional dan intelektual para siswa dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakan. (3) Meningkatkan perhatian terhadap proses dan hasil dari proses belajar mengajar secara seimbang. b) Kelebihan dan kelemahan Menurut Mulyani Sumantri dan Johar permana (2001: 128-129) menyatakan bahwa metode kerja kelompok yang digunakan memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari metode kerja kelompok ini adalah: (1) Membuat siswa aktif mencari bahan untuk menyelesaikan tugasnya. (2) Menggalang kerjasama dan kekompakan dalam kelompok. (3) Mengembangkan kepemimpinan siswa dan pengajaran yang berketrampilan berdiskusi dan proses kelompok.
Kelemahan penggunaan metode kerja kelompok ini, adalah: (1) Kerja kelompok hanya memberikan kesemapatan kepada siswa yang aktif dan mampu untuk berperan sedangkan siswa yang terbelakang tidak berbuat apa-apa. (2) Menemukan fasilitas yang beragam baik untuk fasilitas fisik dan ruangan maupun sumber-sumber belajar yang harus disediakan. 5) Metode Pemberian Tugas Menurut Roestiyah N. K. (2001: 133) menyatakan bahwa “Metode pemberian tugas adalah cara penyajian bahan dimana guru menugaskan kepada para siswa-siswanya untuk mempelajari sesuatu yang kemudian dipertanggungkan”. Tugas dapat diberikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan atau permasalahan yang harus dibahas dan dicari penyelesaiannya. Menurut Mulyani dan Johar Permana (2001: 130) menyatakan bahwa “Metode pemberian tugas atau resitasi adalah sebagai suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai adanya tugas dari guru untuk dikerjakan siswa di sekolah ataupun di rumah secara perseorangan atau berkelompok”. Jadi khasnya metode resitasi adalah tugas dan adanya pertanggungjawaban dari yang diberi tugas. Metode resitasi bertujuan untuk merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun kelompok agar siswa lebih mendalami dan memahami materi yang telah diberikan sehingga hasil yang dicapai akan lebih baikj memperluas pengetahuan dan ketrampilan, serta siswa mampu memahami kemampuan diri sendiri baik kelebihan maupun kekurangan, serta merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individu maupuan kelompok. Metode pemberian tugas, agar hasil belajar siswa memuaskan, guru perlu merumuskan tujuan yang jelas yang hendak dicapaui oleh siswa. Menurut Winarno Surakhmad (1992: 131) bahwa penggunaan metode ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
(1) Merangsang agar siswa berusaha lebih baik, maupun inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri. (2) Membawa kegiatan-kegiatan sekolah yang berharga kepada minat siswa yang masih terulang. Waktu-waktu terluang dari siswa agar dapat digunakan lebih konstruktif. (3) Memperkuat hasil belajar di sekolah dengan memuai latihan-latihan yang perlu, integrasi dan penggunaannya. b) Kelebihan dan kelemahan Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001 : 134) menyatakan kelebihan dan kelemahan dari metode pemberian tugas mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah sebagai berikut: (1) Membuat peserta didik aktif belajar. (2) Merangsang peserta didik belajar lebih banyak, baik dekat dengan guru maupun saat jauh dari guru di dalam sekolah maupuan di luar sekolah. (3) Mengembangkan kemandirian peserta didik. (4) Lebih menyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih memperdalam, memperkaya atau memperluas tentang apa yang dipelajari. (5) Membina kebiasaan peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi. (6) Membuat peserta didik bergairah untuk belajar karena dapat dilakukan dengan bervariasi. (7) Membina tanggung jawab dan disiplin peserta didik. (8) Mengembangkan kreativitas peserta didik. Kelemahannya: (1) Sulit mengontrol peserta didik apakah belajar sendiri atau dikerjakan orang lain. (2) Sulit memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu peserta didik. (3) Tugas yang monoton dapat membosankan peserta didik. (4) Tugas yang banyak dan sering dapat membuat beban dan keluhan peserta didik. (5) Tugas kelompok dikerjakan oleh orang tertentu atau peserta didik yang rajin dan pintar.
6) Metode Demonstrasi Menurut Syaiful Sagala (2005: 210) menyatakan bahwa “Metode demonstrasi adalah pertunjukkan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya”. a) Tujuan Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 133) bahwa penggunaan metode demonstrasi ini mempunyai tujuan untuk: (1) Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dimiliki peseta didik atau dikuasai peserta didik. (2) Mengkongkritkan informasi atau penjelasan kepada peserta didik. (3) Mengembangkan kemampuan pengamatan pandangan dan penglihatan para peserta ddidik. b) Kelebihan dan kelemahan Menurut Syaiful Sagala (2005: 211) menyatakan kelebihan dan kelemahan dari metode demonstrasi. Kebaikan metode ini: (1) Perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. (2) Dapat membimbing peserta didik ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama. (3) Ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang pendek. (4) Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca dan mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaran yang jelas dari hasil pengamatan. (5) Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan-keteranganyang banyak. (6) Beberapa persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau keraguan dapat diperjelas waktu demonstrasi.
Kelemahan metode ini adalah: (1) Derajat vasibilitasnya kurang, peserta didik tidak dapat melihat atau mengamati keseluruhan benda atau peristiwa yang didemonstrasikan, kadang-kadang terjadi perubahan yang tidak terkontrol. (2) Dalam mengadakan suatu pengamatan terhadap hal-hal yang harus didemonstrasikan diperlukan pemusatan perhatian. (3) Tidak semua hal bias didemonstrasikan di dalam kelas. (4) Memerlukan banyak waktu, sedangkan hasilnya kadang-kadang sangat minimum. (5) Kadang-kadang suatu proses didemonstrasikan dalam situasi yang nyata/sebenarnya. (6) Agar didemonstrasikan mendapat hasil yang baik diperlukan ketelitian dan kesabaran. 7) Metode Inkuiri Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 142) menyatakan bahwa “Metode penemuan adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru”. Metode penemuan ini melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental dalam rangka penemuannya. Metode penemuan ini memungkinkan para peserta didik menemukan sendiri informasiinformasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya. a) Tujuan Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 142) tujuan metode inkuiri adalah: (1) Meningkatkan keterlibatan peserta ddiik dalam menemukan dan memproses bahan pelajarannya. (2) Mengurangi rasa ketergantungan peserta didik pada guru untuk mendapatkan pengalaman belajarnya. (3) Melatih peserta didik menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya.
(4) Memberi pengalaman belajar seumur hidup.
b) Kelebihan dan Kelemahan Kelebihan dan kelemahan metode inkuiri menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 143-144). Kelebihannya sebagai berikut: (1) Membuat konsep diri peserta didik bertambah dengan penemuanpenemuan yang diperolehnya. (2) Memiliki kemungkinan besar untuk memperbaiki dan memperluas persediaan dan penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif para peserta didik. (3) Penemuan-penemuan yang diperoleh peserta didik dapat menjadi kepemilikikannya dan sangat sulit melupakannya. (4) Tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar, karena peserta didik belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar. Kelemahan penggunaan metode ini: (1) Tidak sesuai untuk kelas yang besar jumlah peseta didiknya. (2) Memerlukan fasilitas yang memadai. (3) Menuntut guru mengubah cara mengajarnya yang selama ini bersifat tradisional, sedangkan metode-metode baru ini dirasakan guru belum melaksanakan tugasnya mengajar karena guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan pembimbing. (4) Sangat sulit mengubah cara belajar peserta didik dari kebiasaannya menerima informasi dari guru menjadi aktif mencari dan menemukan sendiri. (5) Kebebasan yang diberikan kepada peseta didik tidak selamanya dapat dimanfaatkan secara optimal, kadang peserta didik malah kebingungan memanfaatkannya. 8) Metode Latihan Menurut Syaiful Sagala (2005: 217) berpendapat bahwa “Metode latiahan (drill) dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, dan juga sebagai sarana untuk memperoleh ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan ketrampilan”. Metode
latihan disiapkan untuk mengembangkan bakat atau inisiatif siswa untuk berfikir, oleh karena itu latihan disiapkan untuk mengembangkan kemampuan motorik siswa.
a) Kelebihan metode ini adalah: (1) Membuat konsep diri siswa bertambah dengan penemuan-penemuan yang diperolehnya. (2) Mmemiliki kemungkinan yang besar untuk memperbaiki dan memperluas persediaan dan penguasaan ketrampilan dalam prose kognitif siswa. (3) Tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar, karena siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar. b) Kelemahan metode ini adalah: (1) Tidak sesuai untuk kelas yang jumlah siswanya besar. (2) Memerlukan fasilitas yang memadai. (3) Guru belum merasa melaksanakan tugas mengajar Karena guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan membimbing. (4) Sangat sulit mengubah cara belajar siswa. (5) Kebebasan yang diberikan duru kepada siswa tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Prestasi Belajar Pengertian Prestasi Belajar Setiap bentuk kegiatan yang dilakukan untuk tujuan tertentu, pada akhirnya selalu ingin diketahui hasilnya. Hasil dari kegiatan ini disebut dengan prestasi. Prestasi belajar merupakan gabungan dari pengertian antara prestasi dan belajar. Menurut Winkel, W.S. (1996: 162) mengtakakn bahwa “Prestasi adalah suatu bukti keberhasilan yang telah dicapai”. Nana Sudjana (1995: 3) menyatakan bahwa “Prestasi adalah hasil yang dicapai seseorang setelah ia melakukan aktivitas kegiatan”.
Berkaitan dengan hasil belajar, Winkel, W.S. (1996: 39) menyatakan bahwa “Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan yang dapat dicapai dalam proses yang berlangsung dalam interaksi subyek dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai-nilai yang akan disimpan atau dilaksanakan menuju kemajuan”. Berdasarkan beberapa pendapat tentang prestasi belajar di atas, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses perubahan dalam proses perubahan dalam pemikiran serta tingkah laku. Menurut Sukardi dan Anton Sukarno, (1993: 92-98) Prestasi belajar atau nilai mempunyai kegunaan, antara lain: 1) Untuk siswa, sebagai berikut: a) Untuk menentukan status pendidikan anak, oleh karena itu nilai harus diolah agar kita dapat megetahui status anak. b) Untuk menentukan kedudukan pada rangking keberapa di sekolah atau di kelas. c) Untuk mengetahui status anak dalam penguasaan materi pelajaran. d) Untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. e) Memberi arti yang penting sebagai perangsang, pengarah dan hadiah bagi usaha-usaha pendidikan dari siswa. 2) Untuk orang tua adalah: a) Untuk menentramkan mereka (orang tua) bahwa perkembangan pengalaman anaknya di sekolah telah memuaskan. b) Untuk membimbing anak jika terjadi kesulitan yang disebabkan kurang rajinnya anak belajar di rumah. c) Untuk menolong anaknya merencanakan masa depannya. 3) Bagi guru dan sekolah adalah: a) b) c) d) e)
Dalam pelajaran, terutama digunakan untuk perbaikan dan balikan. Untuk menentukan status anak. Nilai digunakan guru sebagai bahan laporan untuk orang tua. Untuk mempromosikan anak. Dengan nilai guru dapat menaikkan anak ke tingkat kelas yang lebih tinggi atau sebaliknya.
f) Nilai digunakan sekolah untuk memutuskan anak itu putus sekolah atau tidak. g) Untuk menentukan ijasah siswa. 4) Untuk pekerjaan sebagai syarat untuk diterima menjadi pegawai di lembaga pemerintah dan swasta. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Perubahan perilaku sebagai hasil dari belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor intern maupun ekstern. Adapun Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar adalah: 1) Faktor intern antar lain: a. Minat Dalam belajar minat siswa turut memegang peranan, karena untuk mengajarkan sesuatu akan lebih berhasil jika rasa ketertarikan siswa tersebut besar. b. Bakat Untuk mengajarkan sesuatu akan lebih mudah jika siswa telah mempunyai kemampuan untuk belajar. c. Motivasi Siswa akan lebih berhasil menerima pelajaran apabila dalam dirinya terdapat dorongan yang kuat untuk mempelajari sesuatu. d. Kemampuan awal Berhasil tidaknya siswa mempelajari sesuatu juga dipengaruhi oleh tingkah laku dan kemampuan awal siswa. 2) Faktor ekstern antara lain: a. Keadaan keluarga
Suasana dan keadaan keluarga yang berbeda turut menentukan bagaimana dan sampai di mana siswa mengalami belajar dan mencapainya. b. Guru dan cara mengajar Sikap dan kepribadian guru, tingkat rendahnya pengetahuan guru terhadap siswanya, turut menentukan bagaimana hasil belajar dapat dicapai siswa. c. Sarana dan prasarana Sekolah yang cukup memiliki sarana dan prasarana yang diperlukan untuk belajar akan mempermudah dalam belajar. d. Metode Cara guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu program pengajaran. e. Motivasi sosial Jika guru dan orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada siswa, akan timbul dorongan hasrat untuk belajar lebih baik pada diri siswa tersebut. f. Lingkungan Lingkungan masyarakat merupakan faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Kemampuan Awal Selama proses belajar mengajar berlangsung terjadi interaksi antara guru dan siswa, namun interaksi itu khusus karena siswa menghadapi tugas belajar dan guru mendampingi siswa dalam belajar. Keberhasilan proses belajar mengajar tidak lepas dari faktor yang berasal dari siswa itu sendiri, setiap siswa mempunyai karakteristik atau ciri khas tersendiri dan berbeda antara siswa satu dengan yang lainnya, kenyataan inilah yang mengharuskan seorang guru untuk memperhatikan ciri khas yang dimiliki siswa untuk lebih mudah memberikan materi pelajaran kepada siswa dan siswa dapat dengan mudah menyerap materi pelajaran tersebut.
Salah satu ciri kas yang dimiliki siswa dan berbeda antara siswa satu dengan yang lainnya adalah kemampuan awal siswa. Kemampuan awal yang dimiliki siswa merupakan titik tolak bagi proses belajar mengajar selanjutnya, kemampuan yang diperoleh siswa dari pengalaman belajar pada suatu jenjang pendidikan tertentu akan menjadi titik tolak untuk membekali siswa untuk belajar ke jenjang pendidikan selanjutnya atau kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Winkel W.S. (1991: 81): “Setiap proses belajar mengajar mempunyai titik tolak sendiri atau berpangkal pada kemampuan siswa tertentu (tingkah laku awal) untuk dikembangkan menjadi kemampuan baru, sesuai dengan tujuan instruksional (tingkah laku final). Oleh karena itu keadaan siswa pada awal proses belajar mengajar tertentu mempunyai relevansi terhadap penetuan, perumusan dan pencapaian tujuan instruksional”. Menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi (1992: 19) berpendapat bahwa: “Pengajaran akan berhasil dengan baik bila dimulai dari apa yang diketahui oleh peserta didik. Ini berarti guru mengetahui terlebih dahulu pengetahuan dan tingkah laku yang dimiliki oleh peserta didik, baik pengetahuan dan tingkah laku dalam arti luas atau pengetahuan dan tingkah laku prasyarat bagi bahan pengajaran berikutnya. Dengan demikian kemampuan awal siswa dapat dipandang sebagai masukan atau input yang menjadi titik tolak dalam proses belajar mengajar yang menghasilkan suatu keluaran atau output. Untuk itu setiap awal proses belajar-mengajar, guru seharusnya mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh siswanya sehingga diharapkan guru dapat menentukan bagaimana proses belajar mengajar yang akan dilakukan selanjutnya. Materi Pelajaran Akuntansi Pokok Bahasan Akuntansi Berdasarkan kurikulum 2004, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), ruang lingkup materi pelajaran akuntansi untuk kelas XI ilmu sosial sebagai berikut:
1) Menganalisis Akuntansi sebagai Sistem Akuntansi a) Mendefinisikan akuntansi b) Merumuskan kualitas informasi akuntansi c) Mengidentifikasi macam-macam bidang spesialisasi akuntansi d) Mendeskripasikan bidang garapan akuntansi e) Mengidentifikasi etika profesi akuntansi 2) Mendeskripsikan Dasar Hukum dan Laporan Keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) a) Mendeskripsikan dasar hukum pelaksanaan akuntansi bagi perusahaan b) Merumuskan asas-asas akuntansi c) Menguraikan sifat, jenis, tujuan dan fungsi laporan keuangan menurut SAK d) Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam neraca dan laporan labarugi e) Mengklasifikasi dan pemberian kode 3) Menerapkan Struktur Dasar Akuntansi a) Mengidentifikasi sumber pencatatan b) Menerapkan rumus persamaan akuntansi c) Menyusun laporan keuangan 4) Menerapkan tahapan siklus akuntansi perusahaan jasa dan dagang a) Merumuskan pengertian perusahaan jasa/dagang b) Ciri-ciri perusahaan jasa/dagang c) Menganalisis bukti transaksi d) Mencatat transaksi kedalam jurnal umum e) Membukukan jurnal ke dalam buku besar f) Menyusun neraca saldo g) Membuat jurnal penyesuaian dan neraca lajur h) Membuat jurnal penutup i) Membuat jurnal pembalik j) Menyusun laporan keuangan
Sub Pokok Bahasan
Pencatatan Bukti tansaksi kedalam Jurnal khusus perusahaan dagang Jurnal khusus Ø Pengertian jurnal khusus Ø Jenis jurnal khusus Ø Keuntungan dari jurnal khusus Buku besar pembantu Ø Buku besar pembantu piutang Ø Buku besar Utang Proses belajar mengajar pada penelitian ini mengunakan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) pada kelompok eksperimen dan metode ceramah (konvensional) pada kelompok kontrol. Sesuai dengan karakteristik pendekatan contextual teaching and learning (CTL), maka kegiatan pembelajaran dengan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) digunakan metode diskusi dan kerja kelompok sedangkan pada pembelajaran.
Kerangka Pemikiran Poeses Belajar Mengajar adalah interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa melalui kegiatan belajar mengajar. Belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan pada diri individu yang mencakup pengetahuan, perasaan, kognitif, afektif dan ketrampilan dalam waktu yang lama dan mengarah pada perubahan yang lebih baik. Keberhasilan belajar dapat dilihat dari prestasi belajar siswa. Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor:
1. Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Prestasi Belajar Pendidikan bagi sebagian besar masyarakat mempunyai arti suatu usaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa, sedangkan dalam arti sempit pendidikan diartikan sebagai pengajaran yang pada umumnya dilakukan di sekolah sebagai lembaga formal. Keberhasilan kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pemilihan pendekatan dan metode yang tepat dengan materi pelajaran yang disampaikan selain itu penerapan pendekatan pembelajaran yang bervariasi berupaya untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam menerima pelajaran sekaligus sebagai salah satu indikator peningkatan kualitas pendidikan. Suatu pendekatan mengajar mempunyai spesifikasi tersendiri, artinya suatu pendekatan yang cocok digunakan untuk materi tertentu belum tentu cocok jika diterapkan pada materi lainnya. Sebagian besar pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran berupa pendekatan konvensional. Alternatif pemecahannya antara lain memperbanyak penggunaan pendekatan ketrampilan proses, pendekatan kooperatif atau pendekatan kontekstual yang lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif menemukan dan membentuk konsep ilmu pengetahuan. Pada pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konvensional, siswa menjadi obyek belajar sedangkan aktivitas belajar berpusat pada guru. Pendekatan konvensional apabila diterapkan dalam setiap kegiatan belajar mengajar dapat mengabaikan potensi yang ada dalam diri siswa, sehingga prestasi belajar yang dicapai kurang optimal. Pendekatan contextual teaching and learning (CTL) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang membantu guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliknya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pendekatan kontekstual merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berpijak pada keinginan untuk menghidupkan kelas dan memberdayakan siswa dalam aktivitas belajar-mengajar untuk meningkatkan prestasi belajar. Proses pembelajaran dengan pendekatan
pendekatan contextual teaching and learning (CTL) berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Pendekatan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) diharapkan hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa, sehingga siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Dengan demikian dapat diduga ada pengaruh yang positif antara pendekatan contextual teaching ang learning terhadap prestasi belajar.
2. Pengaruh Kemampuan Awal Siswa Kategori Rendah dan Tinggi terhadap Prestasi Belajar Keberhasilan proses belajar mengajar tidak lepas dari faktor yang berasal dari siswa itu sendiri, setiap siswa mempunyai karakteristik atau ciri khas tersendiri dan berbeda antara siswa satu dengan yang lainnya, kenyataan inilah yang mengharuskan seorang guru untuk memperhatikan ciri khas yang dimiliki siswa untuk lebih mudah memberikan materi pelajaran kepada siswa dan siswa dapat dengan mudah menyerap materi pelajaran tersebut. Siswa yang mempunyai kemempuan awal tinggi akan memperoleh prestasi belajar yang tinggi dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah. Begitu pula dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi akan lebih mudah menerima pelajaran dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah. Karena siswa dengan kemampuan awal rendah cenderung merasa kesulitan dalam menerima pelajaran, dengan keadaan seperti akan menyebabkan proses belajar-mengajar siswa sedikit terhambat, sehingga prestasi belajar yang dicapai cenderung lebih rendah jika dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi. Dengan demikian dapat diduga ada pengaruh yang positif antara kemampuan awal terhadap prestasi belajar.
3. Interaksi Antara Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan Kemampuan Awal terhadap Prestasi Belajar
Salah satu faktor yang menyebabkan keberhasilan proses belajar mengajar adalah adanyan kemampuan awal. Kemampuan awal siswa yang satu akan berbeda dengan siswa yang lain, sehingga kemampuan awal dapat dikategorikan menjdai kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal renda. Dengan adanya kemampuan awal tersebut, siswa cenderung dapat mengikuti metode pembelajaran yang digunakan oleh guru, termasuk pendekatan dan metode mengajar dalam hal ini digunakan pendekatan contextual teaching and learning (CTL). Pemakaian pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dimaksudkan agar siswa dapat memperdalam penguasaan konsep. Pemahaman konsep tersebut tanpa didukung faktor yang berasal dari siswa itu sendiri tidak mungkin menghasilkan pengusaan materi yang baik. Sehingga dengan pendekatan kontekstual didukung dengan kemampuan awal dari siswa akan meingkatkan prestasi belajar siswa. Dengan demikian dapat diduga bahwa terdapat pengaruh yang positif secara bersama-sama antara dua faktor tersebut. Berdasarkan uraian diatas, kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat diwujudkan dengan bagan sebagai berikut: Pendekatan CTL (Kelompok Eksperiment)
Prestasi Belajar
Kemampuan Awal Siswa
dibandingkan
Pendekatan Konvensional (Kelompok Kontrol)
Prestasi Belajar
Gambar 1. Kerangka Berpikir Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi ditinjau dari Kemampuan Awal
Hipotesis Menurut Suharsimi Arikunto, 2002: 64) “Hipotesis diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul”. Berdasarkan dasar teori dan kerangka pemikiran yang diajukan, hipotesis dirumuskan sebagai berikut: 1. Pemakaian pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan pemakaian metode konvensional. 2. Terdapat perbedaan siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar akuntansi. 3. Terdapat interaksi antara pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar akuntansi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dengan dasar pertimbangan sebagai berikut: 1. Penelitian tentang keefektifan pembelajaran akuntansi dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) sangat penting untuk diteliti, sehingga dapat membawa pelaksanaan pembelajaran yang lebih efektif. 2. Penelitian tentang pelaksanaan pembelajaran akuntansi dengan pendekatan kontekstual belum pernah diteliti di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta 2.
Waktu penelitian
Waktu penelitian direncanakan dimulai pada bulan Desember 2006 sampai bulan Juni 2007. Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tahun Jenis Penelitian
Bulan Jan
1. Persiapan Penelitian • Pengajuan Judul • Penyusunan Proposal • Ijin Penelitian 2. Pelaksanaan Penelitian • Pengumpulan Data • Analisis Data
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Jul
• Penarikan Hasil 3. Penyusunan Laporan
B. Metode Penelitian Salah satu cara mencari kebenaran yang dipandang ilmiah adalah melalui suatu metode penelitian. Tujuan umum pelaksanaan penelitian adalah untuk memecahkan masalah, maka langkah-langkah yang digunakan harus relevan dengan masalah yang dirumuskan. Menurut Sutrisno Hadi (2004: 4) penelitian adalah “Usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah”. Berdasarkan pengertian tersebut, maka metode penelitian dapat diartikan sebagai suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan teknik dan cara-cara tertentu. Suharsimi Arikunto (2002: 3) menyatakan bahwa “Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor lain yang bisa mengganggu”. Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu, karena peneliti tidak mungkin menempatkan subyek secara acak kedalam kelompok-kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumanto (1995: 129) yang menyatakan bahwa “Peneliti akan mendapat kesulitan untuk dapat memperoleh izin dalam menggunakan murid sekolah dengan mengelompokkannya sesuai dengan kehendak peneliti”. Berdasarkan pokok permasalahan yang akan diteliti, penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode eksperimen dengan rancangan “Matched Groups Design”, Ke
X1
O1
M
dibandingkan
Kk
X2
O2
Gambar 2. Gambar Rancangan Matched Groups Design
Keterangan: M
: menyamakan kedua kelompok
Kk
:
kelas eksperimen
Ke
:
kelas kontrol
X1
:
pembelajaran akuntansi dengan pendekatan contextual teaching and learning (CTL)
X2
:
pembelajaran akuntansi dengan pendekatan konvensional
O1 dan O2
:
hasil test akhir (post-test)
Prosedur dalam rancangan ini adalah: 1. Memilih subyek dari suatu populasi secara random 2. Mengelompokkan subyek tersebut menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang dikenai variable perlakuan X1, dan kelompok kontrol yang dikenai perlakuan X2 3. Menyamakan kemampuan awal dengan membandingkan nilai prestasi belajar siswa pada semester I untuk mengetahui apakah kedua kelompok telah seimbang, sehingga kedua kelompok berangkat dari titik yang sama
C. Populasi Dan Sampel 1. Populasi S. Margono (2005: 118) mengemukakan bahwa “Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita
tentukan”. Sedangkan menurut Arikunto Suharsimi (2002: 108) “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”. Berdasarkan dari dua pernyataan di atas maka dapat disimpulkan pengertian populasi, yaitu suatu kelompok individu atau unsur-unsur yang memiliki kesamaan ciri-ciri yang merupakan sumber data yang diteliti dan kemudian hasilnya dianalisis. Berdasarkan rumusan diatas, maka Penulis menetapkan populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun 2006/2007, sejumlah 204 siswa. 2. Sampel Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 109) “Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sampel menurut Handari Nawawi (1995:144) adalah sebagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Dari kedua pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi obyek sesungguhnya dari suatu penelitian. Sampel yang diambil sebanyak 80 siswa. Setelah diacak, kelas yang terpilih adalah XI IPS1 dan XI IPS2.
3. Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan sampel kelompok (cluster random sampling) atau random terhadap kelas VIII dengan cara mengambil 2 kelas dari 4 kelas dengan diundi. Cluster Random Sampling digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster (S. Margono, 2005: 127). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002: 112), “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyek kurang dari 100, lebih baik sampel diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi selanjutnya jika jumlah subyek besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih”. Sampel yang diambil sebanyak 80 siswa. Setelah diacak, kelas yang terpilih adalah XI-IS.1 dan XI-IS.2.
D. Teknik Pengumpulan Data 1.
Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Variabelvariabel tersebut adalah sebagai berikut: a. Variabel bebas 1. Pendekatan pembelajaran a. Definisi Operasional Pendekatan pembelajaran adalah prosedur yang digunakan untuk menjadikan orang belajar dimana didalamnya terdapat interaksi belajar mengajar antara guru dengan murid, dengan siswa yang lebih banyak melakukan aktivitas sedangkan guru hanya membimbing, mengarahkan dan menyediakan situasi yang konduktif dalam proses itu. Pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dilakukan pada kelas eksperimen dan pendekatan konvensional pada kelas kontrol. b. Indikator: aktivitas yang dipilih guru pada pembelajaran di kelas. c. Skala Pengukuran: skala pengukuran nominal dengan 2 kategori yaitu pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dan pendekatan konvensional. d. Simbol: X1
2. Kemampuan Awal siswa a. Definisi Operasional Kemampuan awal siswa adalah kemampuan pengetahuan dan ketrampilan yang relevan yang dimiliki pada saat akan mulai mengikuti suatu program pengajaran, yang diambil dari nilai test. b. Indikator: Nilai tes ujian semester ganjil (I) c. Skala Pengukuran: skala interval diubah dalam ordinal yang terdiri dari 2 kategori, yaitu: tinggi dan sedang.
d. Simbol: X2
b. Variabel terikat Variabel terikat adalah prestasi belajar siswa a. Definisi operasional: prestasi belajar siswa b. Indikator: skor tes akhir c. Skala Pengukuran: Skala interval d. Simbol: Y 2.
Sumber Data
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah sebagai berikut: 1. Metode tes Suharsimi Arikunto (2002: 198) menyatakan bahwa “Test adalah serentetan pertanyaan atau latihan ataupun alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Menurut S. Margono (2005: 170) “Test adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Metode test pada penelitian ini, digunakan untuk mengambil data tentang prestasi belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Soal test berupa test obyektif yang dibuat sama untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Test tersebut disusun dengan kisi-kisi sebagai berikut Tabel 2. Kisi-kisi Soal
Jumlah Kompetensi • Menganalisis bukti
Item
Aspek yang diukur C1 1,2,4,9,
C2
C3
3,5,8,
6,7,10
C4 15
transaksi
12,13,14
11
,21,25 • Mencatat transaksi
19,28
17,22,26, 16,18,20 27,29,30 ,23,24
kedalam jurnal umum Jumlah
30
9
6
19
16
Total
100
30%
20%
30%
320%
Keterangan: C1
: soal ingatan
C3 : soal ingatan
C2
: soal pemahaman
C4 : Soal aplikasi
2. Metode dokumentasi Suharsimi Arikunto (2002: 2006) menyatakan bahwa “Metode dokumentasi adalah metode untuk mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, lengger, agenda, dan sebaginya”. Pada penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data menganai sejarah SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, daftar nama siswa yang menjadi sampel dan data lain yang dibutuhkan dalam penelitian.
3.
Instrumen Penelitian
Berdasarkan tujuan dan hipotesis yang dikemukakan, maka disusun instrument penelitian untuk mengukur prestasi belajar siswa. Instrumen dalam penelitian ini menggunakna soal test objektif pilihan ganda, Karena test objektif dengan pilihan ganda ini dapat mengukur jenjang kemampuan yang lebih kompleks yang meliputi pengetahuan, pemahaman dan aplikasi.
a. Uji Coba Instrumen
Untuk mengetahui kelayakan instrument yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu ditinjau beberapa aspek kelayakannya. 1) Uji Validitas Item Soal Sebuah data dikatakan valid apabila sesuai dengan keadaan senyatanya, sedangkan sebuah test dikatakan valid apabila test tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Suharsimi Arikunto (2002 : 144) mengatakan bahwa “Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrument”. Sebuah iten dinyatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah, dengan kata lain sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor total pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran dapat diartikan dengan korelasi sehingga untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi product moment dari Pearson yakni sebagai berikut: N ∑ XY − (∑ X)(∑ Y)
rxy=
{N ∑ X 2 − (∑ X) 2 }{N ∑ Y 2 − (∑ Y) 2 } (Suharsimi Arikunto, 2002: 146)
Keterangan : rxy
= Koefisien korelasi variabel x dan y
ΣX
= jumah skor-skor item soal
ΣY
= jumlah skor-skor total soal
ΣXY = jumlah skor-skor X dan Y yang dipasangkan N
= jumlah penelitian
Klasifikasi validitas soal adalah sebagai berikut: 0,91 - 1,00 = sangat tinggi (ST) 0,71 - 0,90 = tinggi (T) 0,41 - 0,70 = cukup (C)
0,21 - 0,40 = rendah (R) 0,00 - 0,20 = sangat rendah (SR) (Masidjo, 1995: 243) Responden yang digunakan untuk uji validitas tes belajar akuntansi sebanyak 26 siswa. Berdasarkan uji coba tes belajar akuntansi , dari 30 butir soal diperoleh 26 butir soal valid dan 4 butir soal tidak valid yaitu butir nomor 7, 18, 21, dan 26. Butir soal yang tidak validn tidak dipakai atau didrop karena syaratindikator untuk soal tersebut sudah diwakili oleh butir soal yang lain. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran….
2) Uji reliabilitas Soal Masidjo (1995: 209) “Reliabilitas suatu test adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu menunjukkan komsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil”. Reliabilitas test berhubungan dengan masalah keparcayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap, dalam arti instrument tersebut apabila digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Reliabilitas tes dapat dicari dengan menggunakan rumus dari Kurder Richardson (KR-20) dalam Suharsimi Kunto (2002: 164) sebagai berikut: Untuk menghitung tingkat reliabilitas tes hasil belajar, dalam penelitian ini digunakan rumus dari Kuder-Richardson dengan KR-20, yaitu: 2 n si − ∑ pi qi r11 = (n − 1) st2
Sedangkan untuk menghitung tingkat reliabilitas angket, dalam penelitian ini digunakan rumus Alpha dari Cronbach, yaitu: 2 n ∑ s i r11 = 1− 2 (n − 1) st
Keterangan: r11
= indeks reliabilitas instrument
n
= banyaknya butir soal
st2
= variansi total
pi
= proporsi banyaknya subyek yang menjawab benar pada butir ke-i
qi
= 1-pi
si2
= variansi butir ke-i Selanjutnya dibandingkan dengan harga rtabel produk moment. Tes dikatakan reliable jika r11 > rtabel. (Budiyono, 2003: 69-70)
Klasifikasi reliabilitas soal adalah: 0,91 - 1,00 = sangat tinggi (ST) 0,71 - 0,90 = tinggi (T) 0,41 - 0,70 = cukup (C) 0,21 - 0,40 = rendah (R) 0,00 - 0,20 = sangat rendah (SR) (Masidjo, 1995: 243) Berdasarkan soal-soal validitas uji coba, diketahui r11 > rtabel atau 0.782 > 0.444. Sesuai kriteria , soal dinyatakan reliable. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran…
3) Tingkat Kesukaran Soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu susah akan menyebabkan siswa putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Tingkat kesukaran soal dapat ditunjukkan dengan indeks kesukaran yang menunjukkan sukar mudahnya soal. Harga tingkat kesukaran
untuk soal objektif dapat dihitung dengan menggunakan rumus seperti yang dikemukakan oleh Saifuddin Azwar (1996: 134) sebagai berikut: P=
B JS
Keterangan: P
: Tingkat Kesukaran
B
: Benyaknya siswa yang menjawab item yang benar
JS
: Jumlah siswa
Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks kesukaran, makin sukar soal tersebut. Sebaliknya semakin besar indeks kesukaran yang diperoleh maka semakin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran menurut Suharsimi Arikunto (2002: 210) adalah sebagai berikut: P : 0,00 – 0,30
= soal sukar
P : 0,31 – 0,70
= soal sedang
P : 0,71 – 1,00
= soal mudah
Berdasaran soal yang diuji cobakan diketahui 16 butir soal sedang dan 10 butir soal mudah. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran….
4) Daya Pembeda Soal Daya pembeda menurut Suharsimi Arikunto (2002: 218) adalah “Kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Rumus daya pembeda menurut Suharsimi Arikunto (2002: 214) adalah: D=
B A BB − = PA − PB JA JB
Keterangan: D = indeks diskriminasi BA = jumlah jawaban benar dari kelompok atas
JA
= banyaknya peserta kelompok atas
BB = jumlah jawaban benar dari kelompok bawah JB
= banyaknya peserta kelompok bawah
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda soal menurut Suharsimi Arikunto (2002: 218) adalah: 0,00 – 0,20 = jelek (poor) 0,21 – 0,40 = cukup (statisfactory) 0,41 – 0,70 = baik (good) 0,71 – 1,00 = baik sekali (excellent) negatif
= tidak baik sehingga harus dihilangkan/dibuang
Berdasarkan 30 soal yang diuji cobakan, diketahui 4 butir soal mempunyai daya beda yang baik, 14 butir soal mempunyai daya beda yang cukup dan 8 butir soal mempunyai daya beda yang jelek. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran…..
E. Teknik Analisis Data 1. Uji Keseimbangan Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol) dalam keadaan seimbang atau tidak sebelum kelompok eksperimen mendapat perlakuan.. Statistik uji yang digunakan adalah uji-t, yaitu: a. Hipotesis H 0 : µ1 = µ 2 (kedua kelompok berasal dari dua populasi yang kemampuan awalnya sama) H 1 : µ1 ≠ µ 2 (kedua kelompok berasal dari dua populasi yang kemampuan awalnya tidak sama)
b. Tingkat signifikansi: α = 0,05 c. Statistik uji t=
(X
1
sp
− X2
)
1 1 + n1 n2
dengan s p
( n1 − 1)s 12 + (n2 − 1)s 22 = sp
1 1 + n1 n2
(Budiyono, 2000: 149) dengan: t
= t hitung; t~ t (n1+n2-2)
X 1 = rata-rata nilai akunatansi semester II kelompok eksperimen X 2 = rata-rata nilai akuntansi semester II kelompok kontrol s12 = variansi kelompok eksperimen s22 = variansi kelompok kontrol n1
= jumlah siswa kelompok eksperimen
n2
= jumlah siswa kelompok kontrol
d. Daerah kritik DK = t t > tα 2 e. Keputusan uji H0 ditolak jika t ∈ D 2. Uji Prasyarat Uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas Uji mormalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji Normalitas menggunakan metode
Lilliefors. Alasan dipilihnya uji Lilliefors karena uji ini dapat digunakan untuk sampel yang kecil. Adapun prosedur ujinya adalah sebagai berikut: 1) Hipotesis H0 : Sampel berasal dari populasi normal H1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak normal 2) Taraf Signifikansi: α = 0,05 3) Statistik uji: L = max [F(zi)-S(zi)] Dimana: F(zi)
= P(Z < zi) dengan Z ~ N(0,1)
S(zi)
= Proporsi cacah z < zi terhadap seluruh cacah zi
zi
= Skor standar z i =
s
= Standar Deviasi
(X
i
−X s
)
4) Daerah kritik:
{
}
DK = L L > Lα ;n dengan n ukuran sampel 5) Keputusan uji H0 ditolak jika L∈ DK atau H0 tidak ditolak jika L∉ DK (Budiyono, 2000: 169)
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah populasi mempunyai variansi yang sama. Untuk menguji homogenitas ini digunakan metode Bartlett dengan statistik uji Chi Kuadrat sebagai berikut: 1) Hipotesis H 0 : σ 12 = σ 22 = ... = σ k2 H1 : terdapat kedua kelompok mempunyai variansi yang berbeda
2) Taraf signifikansi: α = 0,05 3) Statistik uji: χ2 =
(
2,203 f log RKG − ∑ f j log s 2j c
)
Dimana: χ 2 ~ χ 2 (k-1) k
= jumlah cacah populasi (cacah sampel)
f
= derajat bebas untuk RKG = N-k
fj = derajat bebas untuk sj2 = nj-1 j
= 1,2,…k
N = cacah semua pengukuran nj = cacah pengukuran pada sampel ke-j c
= 1+
RKG =
1 1 1 − ∑ 3(k − 1) f j f
∑ SS ∑f
j
j
; SS j = ∑ X 2j −
4) Daerah kritik:
{
DK = χ 2 χ 2 > χ α2 ;k −1
(∑ X ) ( = n j
nj
j
− 1)ss 2j
}
5) Keputusan uji H0 ditolak jika χ 2 ∈ DK atau tidak ditolak jika χ 2 ∉ DK (Budiyono, 2000: 176-177)
3. Uji Hipotesis Untuk menguji signifikansi perbedaan efek baris, efek kolom dan kombinasi efek kolom terhadap variabel terikat, hipotesis dalam penelitian ini dianalisa dengan analisis variansi dua jalan dengan frekuensi sel tak sama dengan model sebagai berikut:
X ijk = µ + α i + β j + αβ ij + ε ijk Dimana: Xijk
= data amatan ke-k yang dikenai faktor A (metode mengajar) kategori kei, faktor B (kemampuan awal) kategori ke-j
µ
= rerata besar (pada populasi)
αi
= efek faktor A kategori ke-i pada variabel terikat
βj
= efek faktor B kategori ke-j pada variabel terikat
(αβ ) ij
= kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat
ε ijk
= kesalahan eksperimental yang berdistribusi normal N(0, µ ij2 )
i=1,2; 1 = pembelajaran dengan pendekatan kontekstual 2 = pembelajaran konvensional j=1,2,3;1 = kemampuan awal tinggi 2 = kemampuan awal sedang 3 = kemampuan awal rendah k = 1,2,3,…nij;nij = banyaknya data amatan pada sel ij (Budiyono, 2000: 225) Prosedur dalam pengujian menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama yaitu: a. Hipotesis Pada analisis variansi dua jalan terdapat tiga pasang hipotesis yang perumusannya adalah sebagai berikut: 1) HoA : α i = 0 H1A : α i ≠ 0
untuk semua i (tidak ada perbedaan efek faktor A), I = 1,2 paling sedikit ada satu α i yang tidak nol (ada perbedaan efek factor A)
2) H0B : β j = 0 H1B : β j ≠ 0
untuk semua j (tidak ada perbedaan efek faktor B),j =1,2,3 paling sedikit ada satu β j (ada perbedaan efek faktor B)
3) H0AB: (αβ ) ij =0 untuk semua pasang (i,j) (tidak ada perbedaan factor A dengan faktor B) H1AB: (αβ ) ij ≠ 0 paling sedikit ada satu pasang harga (i,j) yang tidak nol (ada perbedaan faktor A dengan faktor B) (Budiyono, 2000: 226) b. Komputasi Tabel 3 Tata Letak Data a
b
b1
b2
total
a1
a1b1
ab12
A1
a2
a1b1
ab22
A2
total
B 12
B2 2
G
Dimana: Sel a1b1 memuat: Xni ; Xn2 ;……;Xm nij
= cacah observasi pasa sel abij
a1
= pembelajaran akuntansi dengan menggunakan pendekatan pendekatan contextual teaching and learning (CTL
a2
= pembelajaran akuntansi dengan menggunakan metode konvensional
b1
= kemampuan awal tinggi
b2
= kemampuan awal rendah
Pada analisis variansi dua jalan ini didefinisikan notasi-notasi sebagai berikut: ni
= ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j) = banyaknya data amatan pada sel ij = frekuensi sel ij
nh
= rataan harmonik frekuensi seluruh sel =
pq 1 ∑ij n ij
N
=
∑n
ij
= banyaknya seluruh data amatan
ij
∑ X ij k SSij = ∑ X ij2 − nij k
2
= jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij
ABij = rataan pada sel ij Ai
=
∑ AB
= jumlah rataan pada baris ke-i
∑ AB
= jumlah rataan pada kolom ke-j
∑ AB
= jumlah rataan semua sel
ij
i
Bj
=
ij
j
G
=
ij
ij
1) Komponen Jumlah Kuadrat Untuk memudahkan perhitungan, didefinisikan besaran-besaran (1), (2), (3), (4) dan (5) sebagai berikut: (1) =
(4) =
G2 ; pq
∑ j
B 2j p
(2) =
∑ SS ij ;
(3) =
ij
Ai2 ∑i q ;
2
;
(5) =
∑ ABij ; ij
Dimana: N 2
= Jumlah cacah pengamatan semua sel
G
= Kuadrat jumlah rerata pengaitan semua sel
A 12
= Jumlah kuadrat rerata pengamatan pada baris ke-i
B 12
= Jumlah kuadrat rerata pengamatan pada kolom ke-j
AB ij2 = Jumlah kuadrat rerata pengaitan pada baris sel AB ij
2) Jumlah Kuadrat Terdapat lima jumlah kuadrat yaitu jumlah kuadrat baris (JKA), jumlah kuadrat kolom (JKB), jumlah kuadrat interaksi (JKAB), jumlah kuadrat galat (JKG) dan jumlah kuadrat total (JK T), yaitu: JKA
= nh {(3) − (1)}
JKG =
∑ SS
ij
ij
JKB
= nh {(4) − (1)}
JKAB = nh {(1) + (5) − (3) − (4)} JKE
= JKA + JKB + JKAB + JKG
3) Derajat Kebebasan Derajat kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat tersebut adalah: dka = p–1
dkb
= q–1
dk = (p-1)(q-1)
dk
= N–pq
dk = N–1 4) Rataan Kuadrat Berdasarkan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-masing, diperoleh rataan kuadrat berikut: RKA = RKAB=
JKA dkA JKAB dkAB
RKB =
JKB dkB
RKG =
JKG dkG
c. Statistik Uji 1) Untuk H0A adalah Fa =
RKA RKG
RKB 2) Untuk H0B adalah Fb = RKG 3) Untuk H0AB adalah Fab = d. Daerah Kritik
RKAB RKG
{ adalah DK = {F F > F adalah DK = {F F > F
} }
1) Daerah kritik untuk Fa adalah DK = F F > Fα ; p −1, N − pq 2) Daerah kritik untuk Fb
α ; q −1, N − pq
3) Daerah kritik untuk Fab
α ;( p −1)( q −1), N − pq
}
e. Keputusan Uji H0 ditolak jika harga statistik uji jatuh di daerah kritik. e. Rangkuman Analisis Sumber
JK
DK
RK
Statistik Uji
A
JKA
p-1
RKA
Fa= RKA/ RKG
JKB
q-1
RKB
Fb= RKB/RKG
JKAB
(p-1) (q-1)
RKAB= JKAB/ (p-1) (q-1)
Fab=RKAB/ RKG
Galat
JKG
(N-pq)
RKG = JKG/ (N-pq)
Total
JKT
N-1
(Baris) B (Kolom) AB (Interaksi)
(Budiyono, 2000: 226-228) 4. Uji Komparasi Ganda Untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan baris, setiap pasangan kolom dan setiap pasangan sel diadakan uji komparasi ganda dengan menggunakan metode Scheffe. Langkah-langkah komparasi ganda dengan metode Scheffe untuk analisis variansi dua jalan adalah sebagai berikut: a. Komparasi rataan antar baris Uji Scheffe untuk komparasi antar baris adalah:
(X
Fi .− j . =
i.
− X j.
)
2
1 1 RKG + ni . n j .
Dengan: Fi.-j.
= nilai Fobs pada pembandingan baris ke-i dan baris ke-j
X i.
= rataan pada baris ke-i
X j.
= rataan pada baris ke-j
RKG = rataan kuadrat galat ni.
= ukuran sampel baris ke-i
nj.
= ukuran sampel baris ke-j
Sedangkan daerah kritik untuk uji tersebut adalah:
{
DK = F F > ( p − 1) Fα ; p −1, N − pq
}
b. Komparasi Rataan Antar Kolom Fi .− j . =
(X
i.
− X j.
)
2
1 1 RKG + ni . n j .
Sedangkan daerah kritik untuk uji tersebut adalah:
{
DK = F F > (q − 1) Fα ;q −1, N − pq
}
c. Komparasi Rataan Antar Sel pada kolom yang sama Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama adalah: Fij −kj =
(X
ij
− X kj
)
2
1 1 RKG + nij n kj
Dengan: Fij-kj = nilai Fobs pada pembandingan rataan pada sel ij dan rataan pada sel kj
X ij
= rataan pada baris ke-i
X kj
= rataan pada baris ke-j
RKG = rataan kuadrat galat nij
= ukuran sampel baris ke-i
nkj
= ukuran sampel baris ke-j
Sedangkan daerah kritik untuk uji tersebut adalah:
{
DK = F F > ( pq − 1) Fα ; pq −1, N − pq
}
d. Komputasi Rataan Antar Sel pada baris yang sama Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada baris yang sama adalah: Fij −ik =
(X
ij
− X ik
)
2
1 1 RKG + nij nik
Daerah kritik untuk uji tersebut adalah:
{
DK = F F > ( pq − 1) Fα ; pq −1, N − pq
} (Budiyono, 2000: 209-210)
Uji lanjutan setelah anava diperlukan. Uji scheffe, yang diperlukan dipergunakan untuk mengkomparasikan mean dari kelompok perlakuan dengan n tak sama. Statistik uji yang diperlukan antara lain: a. Komparasi rataan tiap baris
(X − X ) RKG (1 / n + 1 / n ) 2
Fij =
j
i
j
Daerah kritik untuk uji ini adalah: DK = {F / F > (q − 1)Fα ; q − 1; N − pq} b. Komparasi rataan antar kolom
(X − X ) RKG (1 / n + 1 / n ) 2
Fij =
j
i
j
Daerah kritik untuk uji ini adalah: DK = {F / F > (q − 1)Fα ; q − 1; N − pq} c. Komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama Fijki =
(X − X ) RKG (1 / n + 1 / n ) ij
KJ
ij
kj
Daerah kritik untuk uji ini adalah: DK = {F / F > ( pq − 1)Fα ; pq − 1; N − pq} d. Komparasi rataan antar sel pada baris yang sama Fijki =
(X − X ) RKG (1 / n + 1 / n ) ij
KJ
ij
kj
Daerah kritik untuk uji ini adalah: DK = {F / F > ( pq − 1)Fα ; pq − 1; N − pq} (Budiyono, 2000: 209-210)
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Data Umum
a. Sejarah SMA Muhammadiyah I Surakarta Sejarah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah perjalanan. Sejarah SMA Muhammadiyah I Surakarta dari awal berdirinya merupakan serangkaian peristiwa yang cukup menarik untuk disimak. Berdasarkan hasil observasi dan penjelasan serta keterangan yang diperoleh dapat diketahui sejarah singkat SMA Muhammadiyah I Surakarta. SMA Muhammadiyah I Surakarta berdiri pada tanggal 1 September 1946 dengan nama SMTA Muhammadiyah, bertempat di SR (Sekolah Rakyat) Muhammadiyah yang sekarang menjadi SD Muhammadiyah I Surakarta. Atas inisiatif Bapak Ali Marsaban, Bapak Soecokro, Bapak Noer Bambang, Bapak Slamet dan Bapak Soedarno, setelah berdiri dimintakan pengayoman Pimpinan Muhammadiyah Bapak Kyai Edris, Bapak Siswo Sudarmo, Bapak Siswowidjojo, Bapak Hadi Soenarto dan Bapak Soehoet Rais, hal ini menunjukkan bahwa SMA Muhammadiyah I Surakarta tumbuh dari bawah. Kepala Sekolah yang pertama adalah Bapak Ali Marsaban. Pada masa jabatan Bapak Soekamto Prodjotanojo, SMA Muhammadiyah I Surakarta menerima/menampung siswa-siswa dari SMA atau siswa lain yang tidak bisa melanjutkan ke SMA lain karena terganjal biaya. Sesudah Clash II, SMA Muhammadiyah I Surakarta menerima penggabungan dari Demobilisant Tentara Pelajar. Kedua penggabungan itu diterima dengan iklas atas dasar pertimbangan perikemanusiaan.
Pada waktu Clash II, sekolah terpaksa ditutup dan siswa-siswanya ikut berjuang di daerah gerilya. Sesudah Clash II, sekolah dibuka lagi, namun namanya sudah diganti menjadi SMA Muhammadiyah Surakarta lokasinya tetap menumpang pada SR Muhammadiyah Ketelan. Kemudian bernama SMA A/B Muhammadiyah I Ketelan. Setelah berdirinya SMA C Muhammadiyah Pasar Beling tahun 1958 setelah SMA Muhammadiyah Pasar Kliwon berkembang tidak hanya bagian C, SMA Muhammadiyah Ketelan diubah menjadi SMA Muhammadiyah I Surakarta. Tahun 1974 sebagian tanah SD dan tanah pengembalian DPU diserahkan kepada SMA Muhammadiyah I Surakarta oleh Pimpinan Muhammadiyah Surakarta/Pimpinan Majelis PPK Muhammadiyah Surakarta. Mulai tahun 1975 dirintis pembangunan untuk masuk pagi. Peletakan batu pertama bangunan sekolah SMA Muhammadiyah I Surakarta pada tanggal 2 Juli 1975 dan setelah tahun 1977 seluruh siswa sudah masuk pagi.
b. Visi dan Misi Sekolah 1) Visi Sekolah Visi SMA Muhammadiyah I Surakarta adalah : “Unggul dalam Prestasi, Luhur dalam Budi Pekerti”. Dengan indikator: a) Unggul dalam perolehan NEM b) Unggul dalam persaingan melanjutkan ke Perguruan Tinggi c) Unggul dalam lomba Karya Ilmiah d) Unggul dalam lomba kesenian e) Unggul dalam lomba olahraga f) Unggul dalam disiplin g) Unggul dalam aktivitas keagamaan h) Unggul dalam kepedulian sosial
2) Misi Sekolah a) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan bimbingan secara efektif. b) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah. c) Mendorong dan membantu sikap siswa untuk mengenali potensi dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara optimal dan berprestasi. d) Mendorong semangat pendalaman agama Islam dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari sehingga terwujud kehidupan yang Islami. e) Menciptakan kedisiplinan dan persatuan seluruh warga sekolah.
c. Komponen Lingkungan Peranan kelestarian lingkungan sangat vital, maka dalam upaya pelestarian lingkungan di SMA Muhammadiyah I Surakarta mengacu pada 5K yaitu: 1) Keamanan, yaitu adanya penjaga yang ditunjuk secara khusus, alat pemadam kebakaran, piket kelas dan penjaga sekolah. 2) Ketertiban, yaitu adanya tertib kelas, jadwal pelajaran, tertib kehadiran, tertib sepeda dan kunci. 3) Kebersihan, yaitu melaksanakan Jum’at bersih dan sering mengadakan lomba kebersihan antar kelas. 4) Keindahan, yaitu membuat taman di beberapa sudut halaman dan teras kelas. 5) Kekeluargaan, yaitu secara berkala mengadakan kerja bakti sosial, pengajian rutin, dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya.
d. Guru dan Staf Karyawan 1) Guru SMA Muhammadiyah I Surakarta berjumlah 57 orang Daftar nama guru SMA Muhammadiyah I Surakarta sebagai berikut: Tabel 3. Daftar Nama Guru SMA Muhammadiyah I Surakarta.
No
Nama
Pangkat
Jabatan
Guru Mapel
1
Drs. Tri Kuat, M.Pd
Pembina
Kepala Sekolah
Ekonomi
2
Drs. Wiratno
Pembina
Wks. Kesiswaan
Geografi
3
Drs. Prasojo S
Pembina
Wks. Kurikulum Penjaskes
4
Drs. Suhartoyo
Pembina
WKs. SarPras
Ekonomi
5
Dra. Ambar D
Pembina
Wks. Humas
BK
6
Dra. Yulis S
Pembina
Guru
Fisika
7
Dra. Sri Insiyah
Pembina
Guru
Matematika
8
Hj. Fajar S, S.Spd
Pembina
Guru
Bhs. Inggris
9
Drs. Wiyanto
Pembina
Guru
Kimia
10
Dra. Ani Indiyah
Pembina
Guru
Sejarah
11
Hj. Sri Jumtari W
Pembina
Guru
Agama
12
Drs. Djoko M
Pembina
Guru
Agama
13
Drs. M. Bazin K.H
Dewasa
Guru
Penjaskes
14
Priyaati Utami, S.Pd
Dewasa
Guru
Sosiologi
15
Madiyono, S.Pd
Dewasa
Guru
Kimia
16
Sri Rahayu, BA
Penata
Guru
Tata Negara
17
Nur Mei Murni, BA
Penata
Guru
PPKn
18
Drs. Suparno
Penata
Guru
Biologi
19
Drs. Joko Darmono
Penata
Guru
B. Indonesia
20
Drs. Kusmani
Penata
Guru
Agama
21
Sri Sudarti, S.Pd
Madya
Guru
Fisika
22
Edi Susanto, S.Pd
Madya
Guru
Matematika
23
Drs. Rusmaijun
Madya
Guru
Bhs. Inggris
24
Bambang S., BA
Madya
Guru
BK
25
Dra. Umi Rochyani
-
Guru Bantu
Geografi
26
S. Nur Jannah, S.Pd
-
Guru Bantu
Kimia
27
Dra. Utami Nur H
-
Guru Bantu
PPKn
28
Dra. Sri Lestari
-
Guru Bantu
Akuntansi
29
Dra. Endang Pujiati
-
Guru Bantu
Ekonomi
30
Satiti Widorini, S.Pd
-
Guru Bantu
Fisika
31
Ssiti Marfuah,. S.Si
-
Guru Bantu
Matematika
32
Evi Aryanto, S.Pd
-
Guru Bantu
Sejarah
33
Dra. Hj. Kus Indah
-
Guru Bantu
Bhs. Inggris
34
Sularsih, S.Pd
-
Guru Bantu
Akuntansi
35
Dra. Willys Sari L.
-
Guru Bantu
Sejarah
36
Agus Riyanto, S.Pd
-
Guru Bantu
Biologi
37
Nihayah, S.Sos
-
Guru Bantu
Antropologi
38
Drs. Barkah Raharja
-
GTT
PPKn
39
Muh. Bardan. S.Ag
-
GTT
Agama
40
Drs. Sri Suwarni
-
GTT
B.Indonesia
41
Dra. Rusni
-
GTT
Agama
42
Drs. Lukman Khafid
-
GTT
Sejarah
43
Agus Sutarto, S.Pd
-
GTT
Bhs. Inggris
44
Sri Sunanik, S.Pd
-
GTT
Agama
45
Wahyu Nugroho, S.Pd
-
GTT
B. Indonesia
46
Faedah Utami, S.Si
-
GTT
BK
47
Solikah, S.Pd
-
GTT
Bhs. Inggris
48
Saifudin Zuhri, S.Ag
-
GTT
Agama
49
Drs. Sucipto
-
GTT
B. Indonesia
50
Ari Nur Farida, S.Pd
-
GTT
Agama
51
S. Sidiq Pramono
-
GTT
Komputer
52
Iwan Wuriyanto, S.S
-
GTT
Seni Musik
53
Haryanto
-
GTT
Bhs. Daerah
54
Yurianto
-
GTT
Pramuka
55
Bambang Setyoko
-
GTT
Agama
56
Sri Darwati, S.Pd
-
GTT
B. Indonesia
57
Siti Nuryati
-
GTT
Fisika
2) Staff karyawan di SMA Muhammadiyah I Surakarta Staff karyawan SMA Muhammadiyah I Surakarta berjumlah 17 orang, yaitu: Tabel 4. Daftar Nama Staff Karyawan SMA Muhammadiyah I Surakarta No.
Nama
Jabatan
1
Jamali
Karyawan Tetap/Ka.TU
2
Slamet Kaswan
Karyawan Tetap/Wk. Ka.TU
3
Endang Setyowati
Karyawan Tetap/Bendahara
4
Mulyono
Karyawan Tetap
5
Sasongko
Karyawan Tetap
6
Legiman
Karyawan Tetap
7
Sri Rochmani
Karyawan Tetap
8
Suhadi
Karyawan Tetap
9
Kambali
Karyawan Tetap
10
Muhammad Natsir
Karyawan Tetap
11
Tugiman
Karyawan Tetap
12
Sri Lestari
Karyawan Tidak Tetap
13
Muhammad Khozin S.
Karyawan Tidak Tetap
14
Kamsiri
Karyawan Tidak Tetap
15
Siwandi
Karyawan Tidak Tetap
16
Wahyu Wijayanti
Karyawan Tidak Tetap
e. Struktur Organisasi SMA Muhammadiyah I Surakarta Struktur Organisasi SMA Muhamamdiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007
Komite Sekolah
Kepala Sekolah Kepala TU
WKS Kesiswaan
WKS Kurikulum
WKS SarPras
WKS Humas
Wali Kelas BP/BK
Guru Siswa
Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Muhammadiyah I Surakarta Keterangan ------------: Garis Koordinator ________ : Garis Komando
Berdasarkan struktur organisasi SMA Muhammadiyah I Surakarta dapat peneliti jelaskan tugas masing-masing bagian adalah sebagai berikut:
a) Kepala Sekolah (1) Kepala Sekolah selaku Pimpinan Sekolah mempunyai tugas (a) Menyusun perencanaan (b) Mengarahkan kegiatan (c) Melaksanakan kegiatan (d) Melaksanakan evaluasi (e) Menentukan kebijaksanaan (f) Mengadakan rapat (g) Mengambil keputusan (h) Mengatur proses belajar mengajar (i) Mengatur administrasi (j) Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan dunia usaha
(2) Kepala Sekolah selaku Administrator bertugas menyelenggarakan administrasi: (a) Perencanaan (b) Pengorganisasian (c) Pengarahan (d) Pengawasan (e) Kurikulum (f) Kesiswaan (g) Kepegawaian (h) Keuangan (i) Perpustakaan (j) Laboratorium
(3) Kepala Sekolah selaku Supervisor bertugas menyelenggarakan Supervisi mengenai kegiatan: (a) Belajar mengajar (b) Bimbingan penyuluhan (c) Ekstrakurikuler (d) Kerjasama dengan masyarakat dan dunia usaha
b) Komite Sekolah Tugas Komite Sekolah antara lain: (1) Menganggarkan uang pembayaran sekolah (2) Mengawasi penggunaan sekolah (3) Mengadakan rapat sehubunga dengan pembayaran uang sekolah (4) Keuangan (5) Laporan
c) Kepala Tata Usaha (TU) Mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan sekolah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah. Tugas Kepala Tata Usaha meliputi: (1) Penyusunan tata usaha sekolah (2) Penyusunan administrasi guru, karyawan dan siswa (3) Pembinaan dan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah (4) Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah (5) Penyusunan dan penyajian statistik sekolah (6) Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan ketatausahaan secara berkala.
d) Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam urusan: (1) Menyusun program pembinaan Kesiswaan/OSIS (2) Melaksanakan bimbingan, pengarahan, dan pengendalian kegiatan siswa dalam rangka menegakkan disiplin dan tata tertip sekolah. (3) Memberikan pengarahan dalam pemilihan pengurus OSIS. (4) Melakukan pembinaan terhadap OSIS dalam berorganisasi. (5) Menyusun program dan jadwal pembinaan secara berkala dan insidental. (6) Melaksanakan pemilihan calon siswa teladan dan penerimaan bea siswa. (7) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara berkala. (8) Mengatur mutasi siswa.
e) Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum
Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum bertugas membantu Kepala Sekolah dalam urusan: (1) Menyusun program pengajaran. (2) Menyusun pembagian tugas. (3) Menyusun jadwal pelajaran. (4) Menyusun jadwal evaluasi belajar. (5) Menyusun dan menerapkan kriteria kenaikan dan kelulusan. (6) Menetapkaan jadwal penerimaan buku rapor. (7) Mengkoordinasi dan mengarahkan penyusunan satuan pelajaran. (8) Menyusun laporan pelaksanaan pelajaran dan kegiatan kurikulum. (9) Menyelesaikan administrasiu kurikulum.
f) Wakil Kepala Sekolah Bagian Sarana Prasarana Wakil Kepala Sekolah Bagian Sarana Prasarana bertugas membatu Kepala Sekolah dalam urusan: (1) Menyusun kebutuhan sarana dan prasaranaa sekolah. (2) Mengkoordinir keuangan sekolah (3) Menyusun RAPB sekolah (4) Mengadministrasikan pendayagunaan sarana dan prasarana. g) Wakil Kepala Sekolah Bagian Humas Wakil Kepala Sekolah Bagian Hubungan Masyarakat dan Al Islamiyah/Kemuhamadiyahan bertugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan: (1) Mengatur dan melaksanakan hubungan sekolah dengan orang tua/wali murid. (2) Membina hubungan sekolah dengan komite sekolah (3) Menyusun laporan pelaksanaan hubungan dengan masyarakat secara berkala. (4) Mengkoordinir kegiatan peringatan hari besar agama Islam.
(5) Merintuis desa binaan dan korp mubaligh hijrah.
h) Wali Kelas Wali kelas mempunyai tugas sebagai berikut: (1) Pengelolaan kelas (2) Menyelenggarakan administrasi kelas (3) Mengisi daftar kumpulan nilai siswa (legger) (4) Membagi buku laporan pendidikan (5) Memberikan pembinaan siswa yang bermasalah
i) Bimbingan Penyuluhan/Bimbinmgan Karier (BP/BK) Bimbingan Penyuluhan/Bimbinmgan Karier mempunyai tugas: (1) Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah yang dihadapi siswa tentang kesulitan belajar. (2) Memberikan laporan bimbingan kepada siswa dengan lebih berprestasi dalam kegiatan belajar. (3) Memberikan
saran
dan
pertimbangan
kepada
siswa
dalam
memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai. (4) Memberikan pembekalan pribadi siswa. (5) Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut BP/BK. (6) Menyusun laporan pelaksanaan BP/BK.
j) Guru Tugas guru antara lain melaksanakan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien yang meliputi: (1) Membuat program pengajaran (Tahunan dan semesteran). (2) Membuat satuan pelajaran (3) Mengadakan analisis hasil belajar
(4) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan (5) Melaksanakan tugas tertentu dari sekolah
f. Kurikulum SMA Muhammadiyah I Surakarta Kurikulum merupakan perencanaan pengaturan tentang bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar. Isi kurikulum setiap saat akan diadakan perubahan disesuaikan dengan kemajuan serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum yang diterapkan di SMA Muhammadiyah I Surakarta adalah kurikulum tahun 2004 atau sering disebut KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
2. Deskripsi Data Khusus Penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu 2 variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebasnya adalah metode pendekatan pembelajaran, variabel bebasnya adalah kemampuan awal siswa yang diambil dari nilai tes ujian semester I (ganjil), sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar akuntansi. Jumlah kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua kelas yaitu kelas XI-IS.1 sebagai kelompok eksperimen, terdiri dari 40 siswa dan kelas XI-IS.2 sebagai kelompok kontrol, terdiri dari 40 siswa. Sehingga secara keseluruhan terdapat 80 siswa yang terbagi dalam dua kelompok tersebut. Pada bab III telah disebutkan bahwa data yang diperoleh adalah dokumentasi dan nilai hasil tes ujian semester I (ganjil) pada mata pelajaran akuntansi. Secara rinci data tersebut adalah sebagai berikut:
a. Data Nilai Kemampuan Awal 1) Kelas Kontrol Data tentang nilai kemampuan awal diperoleh dari nilai tes ujian semester I (ganjil) pada mata pelajaran akuntansi, pengumpulan datanya
menggunakan metode dokumentasi. Data yang digunakan untuk analisis, didasarkan pada frekuensi hasil prestasi belajar akuntansi. Data nilai kemampuan awal kelompok kontrol dari nilai terendah 39 dan tertinggi 80, memiliki rentang antara 45 sampai dengan 80. Angka-angka ini kemudian dianalisis dan hasilnya adalah sebagai berikut: a) Mean
= 55,83
b) Median
= 55,0
c) Modus
= 57,0
d) Standart Deviasi
= 9,94
Berdasarkan data yang ada dapat dibuat tabel distribusi frekuensi pada kelompok eksperimen sebagai berikut: Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelas Kontrol Kelas
F
Komulatif
%
Interval
f
%
39 - 46
8
20,00
8
20,00
47 - 54
12
30,00
20
50,00
55 - 62
10
25,00
30
75,00
63 - 70
6
15,00
36
90,00
71 - 78
3
7,50
39
97,50
79 - 86
1
2,50
0
100,00
Jumlah
40
100
Berdasarkan tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi dari data kemapuan awal kelas kontrol terletak pada interval 47-54 dan terendah terletak pada interval 79-86. Rata-rata (mean) data adalah 55,83
dengan standar deviasi 9,94. Median bernilai 55,0 dan modus mempunyai nilai 57,0. Nilai mean, median, dan modus memiliki selisih yang kecil menunjukkan bahwa data variable X2 memiliki penyebaran data yang normal. Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 10 (25,00%) siswa berada pada kelompok rata-rata, 20 siswa (50,00%) berada pada kelompok di bawah rata-rata dan 10 siswa (25,00%) berada di atas kelompok rata-rata. Dari 20 siswa yang berada di bawah kelompok rata-rata dapat dikatakan bahwa 8 siswa memiliki nilai prestasi yang sangat rendah sekali, 12 siswa memiliki nilai prestasi yang sangat rendah. Pada kelompok rata-rata terdapat 10 siswa memiliki nilai prestasi yang rendah. Sedangkan dari 10 siswa yang berada di atas kelompok rata-rata dapat dikatakan bahwa 6 siswa memiliki nilai prestasi yang tinggi, 3 siswa memiliki nilai prestasi yang sangat tinggi, dan 1 siswa memiliki nilai prestasi yang sangat tinggi sekali. Berdasarkan uraian tabel tersebut terlihat bahwa kemampuan awal yang dimiliki siswa kelas XI-IS.2 SMA Muhammadiyah I Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007 tergolong siswa yang mempunyai kemampuan awal yang masih kurang, hal ini terlihat dari nilai tes ujian semester I (ganjil) di mana 20 siswa atau 50% nilai berada pada skor rata-rata dan di atas rata-rata, 20 siswa atau 50% nilai berada pada kelompok di bawah rata-rata. Hal ini berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, di mana masih banyak siswa yang prestasi belajarnya masih kurang bila dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal yang tinggi, sehingga masih banyak siswa yane berprestasi rendah. Kemampuan awal siswa perlu ditingkatkan lagi agar prestasi belajar siswa ikut meningkat. Berdasarkan tabel kerja tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: 14 12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 39
- 46
47
- 54
55
- 62
63
In t e r v a l
- 70
71
- 78
79
- 86
Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Siswa Kelas Kontrol. Gambar histogram di atas menunjukkan nilai tertinggi ke rendah, memiliki frekuensi dari rendah ke tinggi dan ke rendah lagi, sehingga membentuk piramida yang menunjukkan bahwa data memiliki penyebaran yang normal. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan awal yang dimiliki siswa berbeda-beda.
2) Kelas Eksperimen Data nilai kemampuan awal kelas eksperimen diperoleh dari nilai ujian semester I (ganjil) pada mata pelajaran akuntansi, pengumpulan datanya menggunakan metode dokumentasi. Data yang digunakan untuk analisis, didasarkan pada frekuensi hasil presatsi belajar akuntansi. Angka-angka ini kemudian dianalisis dan hasilnya adalah sebagai berikut: a) Mean
= 55,40
b) Median
= 54,5
c) Modus
= 51,83
d) Standart Deviasi
= 10,47
Berdasarkan data yang ada dapat dibuat tabel distribusi frekuensi pada kelompok eksperimen sebagai berikut:
Tabel 6. Distribusi frekuensi nilai kemampuan awal kelompok eksperimen
Kelas
f
%
Interval
Komulatif f
%
37 - 44
7
17,50
7
17,50
45 - 52
6
15,00
13
32,50
53 - 60
11
27,50
24
60,00
61 - 68
11
27,50
35
87,50
69 - 76
4
10,00
39
97,50
77 - 84
1
2,50
40
100,00
Jumlah
40
100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi dari data kemampuan awal kelas eksperimen terletak pada interval 53-60 dan 6168, frekuensi terendah terletak pada interval 37-44. Rata-rata (mean) data adalah 55,40 dengan standar deviasi 10,47. Median bernilai 55,4 dan modus mempunyai nilai 51,83. Nilai mean, median dan modus memiliki selisih yang kecil menunjukkan bahwa data variable X2 memiliki penyebaran data yang normal. Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 11 (27,50%) siswa berada pada kelompok rata-rata, 13 siswa (32,500%) berada pada kelompok di bawah rata-rata dan 16 siswa (40,00%) berada di atas kelompok rata-rata. Dari 13 siswa yang berada di bawah kelompok rata-rata dapat dikatakan bahwa 7 siswa memiliki nilai prestasi yang sangat rendah sekali, dan 6 siswa memiliki nilai prestasi yang sangat rendah. Dari 18 siswa yang berada di atas kelompok rata-rata dapat dikatakan bahwa 11 siswa memiliki nilai presatsi yang tinggi, 4 responden memiliki nilai prestasi yang sangat tinggi, dan 1 responden memiliki nilai prestasi yang sangat tinggi sekali. Berdasarkan uraian tabel tersebut terlihat bahwa kemampuan awal yang
dimiliki siswa kelas XI-IS.1 (eksperimen) SMA Muhammadiyah I Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007 tergolong siswa yang mempunyai kemampuan awal yang masih kurang, hal ini terlihat dari nilai tes ujian semester I (ganjil) di mana 27 siswa atau 67,5% nilai berada pada skor rata-rata dan di atas ratarata, 13 siswa atau 32,5% nilai berada pada kelompok di bawah rata-rata. Hal ini berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, di mana masih banyak siswa yang prestasi belajarnya masih kurang bila dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal yang tinggi, sehingga masih banyak siswa yane berprestasi rendah. Kemampuan awal siswa perlu ditingkatkan lagi agar prestasi belajar siswa ikut meningkat. Berdasarkan tabel kerja tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
12
10
Frekuensi
8
6
4
2
0 37 - 44
45 - 52
53 - 60
61 - 68
In t e r v a l
69 - 76
77 - 84
Gambar 5.
Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen.
Gambar histogram di atas menunjukkan nilai tertinggi ke rendah, memiliki frekuensi dari rendah ke tinggi dan ke rendah lagi, sehingga membentuk piramida yang menunjukkan bahwa data memiliki penyebaran yang normal. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan awal yang dimiliki siswa berbeda-beda.
b. Data Nilai Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi 1) Kelas Kontrol Data tentang nilai prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi kelas kontrol diperoleh dari nilai tes. Angka-angka ini kemudian dianalisis dan hasilnya adalah sebagai berikut: a) Mean
= 63,98
b) Median
= 65,00
c) Modus
= 62,00
d) Standart Deviasi
= 9,28
Berdasarkan data yang ada dapat dibuat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 7. Distribusi frekuensi nilai prestasi belajar Akuntansi kelompok kontrol
Kelas
f
%
Interval
Komulatif f
%
34 - 42
2
5,0
2
5,0
43 - 51
1
2,5
3
7,5
52 - 60
5
12,5
8
20,0
61 - 69
21
52,5
29
72,5
70 - 78
10
25,0
39
97,5
79 - 87
1
2,5
40
100
Jumlah
40
100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi dari data prestasi belajar kelas eksperimen terletak pada interval 61-69, frekuensi terendah terletak pada interval 43-51 dan 79-81. Dari data di atas rata-rata (mean) data adalah 63,98 dengan standar deviasi 9,28. Median bernilai 65,00 dan modus mempunyai nilai 62,00. Nilai mean, median dan modus memiliki selisih yang kecil menunjukkan bahwa data variable Y memiliki penyebaran data yang normal. Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 21 (52,5%) siswa berada pada kelompok rata-rata, 8 siswa (20,00%) berada pada kelompok di bawah rata-rata dan 11 siswa (27,50%) berada di atas kelompok rata-rata. Dari 8 siswa yang berada di bawah kelompok rata-rata dapat dikatakan bahwa 2 siswa memiliki nilai prestasi yang sangat rendah sekali, 1 siswa memiliki nilai prestasi yang sangat rendah dan 5 siswa memiliki nilai prestasi yang rendah. Dari 11 siswa yang berada di atas kelompok rata-rata dapat dikatakan bahwa 10 siswa memiliki nilai prestasi yang tinggi, 1 siswa memiliki nilai prestasi yang sangat tinggi. Berdasarkan uraian tabel di atas terlihat bahwa prestasi belajar yang dimiliki siswa kelas XI-IS.2 SMA Muhammadiyah I Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007 tergolong siswa yang mempunyai prestasi yang baik, hal ini terlihat dari kenaikan nilai tes prestasi dibandingkan dengan nilai tes ujian semester I (ganjil) di mana 20 siswa atau 50% menjadi 21 siswa atau 52,50% nilai berada pada skor rata-rata dan di atas rata-rata, 20 siswa atau 50% menjadi 8 siswa atau 20,00%nilai berada pada kelompok di bawah rata-rata.
Gambaran lebih jelasnya mengenai distribusi skor data variabel nilai prestasi belajar akuntansi kelompok kontrol ini disajikan pada histogram berikut: 25 21
Frekuensi
20 15 10
10 5
5 2
1
1
0 34 - 42
43 - 51
52 - 60
61 - 69
70 - 78
79 - 87
In t e r v a l
Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Kelompok Kontrol Gambar histogram di atas menunjukkan nilai tertinggi ke rendah, memiliki frekuensi dari rendah ke tinggi dan ke rendah lagi, sehingga membentuk piramida yang menunjukkan bahwa data memiliki penyebaran yang normal. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar yang dimiliki siswa berbeda-beda.
2) Kelas Eksperimen Data tentang nilai prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi kelas eksperimen diperoleh dari nilai tes. Angka-angka ini kemudian dianalisis dan hasilnya adalah sebagai berikut:
a) Mean
= 71,00
b) Median
= 70,00
c) Modus
= 66,00
d) Standart Deviasi
= 8,67
Berdasarkan data yang ada dapat dibuat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut Tabel 8. Distribusi
frekuensi nilai prestasi belajar Akuntansi kelompok
Eksperimen. Kelas
f
Komulatif
%
Interval
f
%
50 - 56
2
5,0
2
5,0
57 - 63
6
15,0
8
20,0
64 - 70
15
37,5
23
57,5
71 - 77
7
17,5
30
75,0
78 - 84
7
17,5
37
92,5
85 - 91
3
7,5
40
100
Jumlah
40
100
Berdasarkan tabel di atasdapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi dari data prestasi belajar terletak pada interval 64-70 dan terendah 50-56. Rata-rata (mean) data adalah 71,00 dengan standar deviasi 8,67. Median bernilai 70,00 dan modus mempunyai nilai 66,00. Nilai mean, median dan modus memiliki selisih yang kecil hal ini menunjukkan bahwa data variable Y memiliki penyebaran data yang normal. Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 8 (17,50%) siswa berada pada kelompok rata-rata, 23 siswa (57,5%) berada pada kelompok di bawah rata-rata dan 10 siswa (25,00%) berada di
atas kelompok rata-rata. Dari 23 siswa yang berada di bawah kelompok ratarata dapat dikatakan bahwa 2 siswa memiliki nilai prestasi yang sangat rendah sekali,
6 siswa memiliki nilai prestasi yang sangat rendah dan 15
siswamemiliki nilai prestasi yang rendah. Dari 10 siswa yang berada di atas kelompok rata-rata dapat dikatakan bahwa 7 siswa memiliki nilai prestasi yang sangat tinggi, dan 3 siswa memiliki nilai prestasi yang sangat tinggi sekali. Berdasarkan uraian tabel di atas terlihat bahwa prestasi belajar yang dimiliki siswa kelas XI-IS.1 SMA Muhammadiyah I Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007 tergolong siswa yang mempunyai prestasi yang baik, hal ini terlihat dari kenaikan nilai tes prestasi dibandingkan dengan nilai tes ujian semester I (ganjil) mana 27 siswa atau 67,5% menjadi 32 siswa atau 80% nilai berada pada skor rata-rata dan di atas rata-rata, 13 siswa atau 32,5% menjadi 8 siswa atau 20% nilai berada pada kelompok di bawah rata-rata. Gambaran lebih jelasnya mengenai distribusi skor data variabel nilai prestasi belajar akuntansi kelompok eksperimen ini disajikan pada histogram berikut: 16
15
14 12
Frekuensi
10 8
7
7
6
6 4
3 2
2 0 50 - 56
57 - 63
64 - 70
71 - 77
78 - 84
85 - 91
In t e r v a l
Gambar 7.
Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen.
Gambar histogram di atas menunjukkan nilai tertinggi ke rendah, memiliki frekuensi dari rendah ke tinggi dan ke rendah lagi, sehingga membentuk piramida yang menunjukkan bahwa data memiliki penyebaran yang normal. Hal ini menunjukkan bahwa setiap siswa memiliki prestasi belajar yang berbeda-beda.
B. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Keseimbangan Data untuk uji keseimbangan diambil dari pelaksanaan nilai semester I matapelajaran akuntansi kelas XI-IS. 1 dan XI-IS. 2. Kedua kelas dinyatakan tidak mempunyai perbedaan yang signifikan pada nilai rata-ratanya jika t hitung < rtabel pada taraf signifikan 5% dan db = Nk+Ne-2. Berdasarkan hasil uji t-matching diperoleh thitung = 0,035, sedangkan harga t tabel = 1,691. Pada taraf signifikan 5% dengan db = 78. Berdasarkan hasil tersebut berarti thitung < ttabel (0,035 < 1,691), atau berada di luar daerah kritis sehingga Ho diterima. Hal ini berarti bahwa nilai rata-rata semester I antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak ada perbedaan. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol berangkat dari titik tolak (kendali) yang sama.
2. Uji Normalitas Untuk melakukan uji normalitas masing-masing variabel digunakan metode Lilliefors, berikut ini rangkuman hasil uji normalitas. Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Uji Normalitas
Lhit
L0,05;n
Keputusan
Kelompok A1B1
0,148
0,220
Normal
Kelompok A1B2
0,217
0,220
Normal
Kelompok A2B1
0,057
0,220
Normal
Kelompok A2B2
0,013
0,220
Normal
Hasil uji pada corak perbedaan antara penggunaan metode pendekatan contextual teaching and learning (CTL) untuk kelas eksperimen dari 40 sampel yang diambil didapatkan Lo = 0.148 sedangkan Lt = 0.220 pada taraf signifikan 0.05, maka Lo lebih kecil dari Lt atau Lo < Lt, sehingga dapat dikatakan bahwa distribusi nilai prestasi belajar akuntansi siswa dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) untuk kelas eksperimen berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dengan uji Lilliefors terhadap prestasi belajar dengan metode konversional (metode ceramah) untuk kelas kontrol dari 40 sampel yang diambil didapatkan bahwa nilai Lo = 0.148 sedangkan L t = 0.217 pada taraf signifikan 0.05, maka Lo lebih kecil dari Lt atau Lo < Lt, sehingga dapat dikatakan bahwa distribusi nilai prestasi belajar akuntansi siswa dengan menggunakan metode konvensional untuk kelas kontrol berdistribusi normal.
3. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk megetahui apakah sample penelitian yang berasal dari populasi yang homogen atau tidak homogen. Dalam penelitian ini dilakukan 2 macam pengujian homogenitas yaitu: homogenitas interaksi variabel metode pembelajaran pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dan metode konvensional (metode ceramah). Dengan menggunakan metode Bartlett diperoleh harga-harga statistik uji χ2 untuk tingkat signifikan 0,05 pada masing-masing sampel yang dapat disajikan dalam tabel berikut Tabel 10. Hasil Uji Homogenitas Uji Homogenitas
χ2hit
χ2(0,05;n)
Keputusan
Metode Mengajar
0,6939
3,841
Homogen
Kemampuan awal
0,1701
3,841
Homogen
Berdasarkan tabel diatas harga X2 dan harga X
2
hitung
hitung
= 0,5704 untuk data metode mengjaar
= 0,17014 untuk data kemampuan awal siswa. Dengan demikian
diperoleh kesimpulan bahwa samapel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang homogen.
C. Pengujian Hipotesis 1. Hasil Analisis Data Setelah uji persyaratan untuk analisa terpenuhi, yaitu sampel berdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan pengujian hipotesis menggunakan Analisis Varians Dua Jalan Sel Tak Sama. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 11. Rangkuman Anava Dua Jalan Frekuensi Sel Tak Sama SS
df
MS
F
p
A (Kolom)
627,6
1
627,6
7,781
> 0,05
B (Baris)
324,6
1
324,6
4,02
> 0,05
AB (Interaksi)
480,715
1
480,715
5,960
> 0,05
Kesalahan
6129,915
76
80,656
-
-
Total
7563,13
-
-
-
Sumber Variasi Efek Utama
Hasil uji Anava dua jalan frekuensi sel tak sama didapatkan perbandingan Fhit dengan Ftab sebagai berikut: a. Fhit > Ftab(0,05 ; 1 , 76) atau
7,781 > 3,96 = Signifikan
b. Fhit > Ftab(0,05 ; 1 , 76) atau
4,02
c. Fhit > Ftab(0,05 ; 1 , 76) atau
5,960 > 3,96 = Signifikan
> 3,96 = Signifikan
2. Interpretasi Hasil Berdasarkan hasil analisis variansi maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut: a. Hipotesis yang menyatakan bahwa “Pemakaian pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan pemakaian metode ceramah”, HOA ditolak. Ini berarti bahwa pemakaian pendekatan contextual teaching and learning (CTL) menghasilkan prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan pemakaian metode konvensional di SMU Muhammadiyah 1 Surakarta tahun pelajaran 2006/2007. b. Hipotesis yang menyatakan ”Terdapat perbedaan siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar akuntansi”, HOB ditolak. Ini berarti siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi akan menghasilkan prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah akan mengahsilkan prestasi yang rendah pula pada mata pelajaran akuntansi di SMU Muhammadiyah 1 Surakarta tahun pelajaran 2006/2007. c. Hipotesis yang menyatakan ” Terdapat interaksi antara pendekatan contextual teaching and learning
(CTL) dan kemampuan awal siswa terhadap prestasi
belajar akuntansi”, HOAB ditolak. Ini berarti ada interaksi antara pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dan kemampuan awal terhadap prestasi belajar Akuntansi siswa di SMU Muhammadiyah 1 Surakarta tahun pelajaran 2006/2007.
3. Uji Lanjut Anava Perbedaan antar rerata pada anava, dapat diketahui dengan uji Komparasi Ganda. Uji lanjut ini digunakan untuk mengetahui kebermaknaan dari antara baris A (metode mengajar) dan antara kolom B (kemampuan awal), maka dapat dilanjutkan dengan uji Scheffe.
Berdasarkan hasil uji lanjut anava (Uji Scheffe) dapat diketahui rangkuman analisinya sebagai berikut:
Tabel 12. Rangkuman Analisis Uji Lanjut Anava (Uji Scheffe) Komparasi
Fhit
Ftabel
Keputusan
Fi-j (a1-a2)
15,59
3,960
Ditolak
Fk-j (a1-a2)
7,1
3,960
Ditolak
Fij-kj (a1b1- a1b2)
0,395
8,3
Diterima
Fij-kj (a1b1- a2b1)
26,848
8,3
Ditolak
Fij-kj (a1b1- a2b2)
1,015
8,3
Diterima
Fij-kj (a1b2- a2b1)
26,17
8,3
Ditolak
Fij-kj (a1b2- a2b2)
0,29
8,3
Diterima
Fij-kj (a2b1- a2b2)
22,319
8,3
Ditolak
Berdasarkan hasil uji Scheffe pada tabel di atas, maka dapat diketahui: a. Komparasi antar baris atau A yaitu metode mengajar, H OA ditolak karena Fhitung > Ftabel atau 15,59 > 3,960. Hal ini berarti terdapat beda rerata yang signifikan antara prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi yang diberi metode pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dan siswa yang diberi metode ceramah. b. Komparasi antar kolom atau B yaitu kemampuan awal, H OB ditolak karena Fhitung > Ftabel atau 7,1 > 3,960. Hal ini berarti terdapat beda rerata yang signifikan antara prestasi belajar siswa pada kemampuan awal rendah dan tinggi. c. Komparasi antar baris dan kolom atau AB yaitu interaksi antara pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dan kemampuan awal, Hasil uji
perhitungan menunjukkan bahwa sebagian H OAB diterima yang berarti tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan interaksi antara prestasi belajar siswa akuntansi yang diberi metode pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dan kemampuan awal siswa. Sebagian lagi HOAB yang berarti tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan interaksi antara prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi yang diberi metode pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dan kemampuan awal siswa.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data 1. Pembahasan Analisis Variansi Dua Jalan a. Hipotesis Pertama Hasil perhitungan pada pengujian hipotesis pertama didapatkan nilai F hitung > Ftabel atau 7,781 > 3,96 sehingga Fhitung anggota Daerah Kritik, karena Fhitung anggota Daerah Kritik artinya HOA ditolak. Berarti terdapat perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) disertai kemampuan awal dapat menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan pemakaian metode konvensional disertai kemampuan awal mata pelajaran akuntansi pada siswa SMU Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2006/2007. Penggunaan pendekatan dan pengajaran yang sesuai konsep atau materi pelajaran yang disampaikan akan menyebabkan proses belajar dapat berhasil baik apabila penggunaan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang lebih baik. Penggunaan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) diarahkan agar siswa terlibat langsung dalam proses belajar mengajar. Pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dengan kemampuan awal dapat digunakan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, karena keingintahuan siswa akan kebenaran suatu konsep Akuntansi akan mendorong untuk mencoba dan secara sadar melibatkan diri baik mental maupun fisik dalam suatu kegiatan belajar.
b. Hipotesis Kedua Hasil perhitungan pada pengujian hipotesis kedua didapatkan nilai Fhitung > Ftabel atau 4,02 > 3,96, artinya HOB ditolak. Berarti terdapat perbedaan prestasi antara kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa SMU Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2006/2007. Salah satu faktor yang menyebabkan keberhasilan dalam belajarmengajar adalah kemampuan awal. Kemampuan awal yang dimiliki seseorang akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan siswa yang akan dilakukan berikutnya, walaupun kemampuan awal yang dimiliki siswa berbedabeda. Keberhasilan siswa itu sendiri dalam belajar sangat dipengaruhi oleh kemampuan awal yang yang dimiliki oleh setiap siswa. Siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi akan memperoleh prestasi belajar yang tinggi dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah, karena siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi akan lebih mudah menerima materi yang disampaikan oleh guru, begitu pula sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan awal rendah cenderung akan merasa kesulitan dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru sehingga prestasi yang dicapai cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal yang rendah. Jadi kemampuan awal siswa sangat mendukung atau sebagai modal keberhasilan siswa itu sendiri terutama terhadap prestasi belajar Akuntansi. Dari uraian diatas dapat disimpulakan bahwa ada perbedaan pengaruh anatar kemampuan awal tinggi dan kemampuan rendah terhadap prestasi belajar Akuntansi. c. Hipotesis Ketiga Hasil perhitungan pada pengujian hipotesis ketiga didapatkan nilai F hitung > Ftabel atau 5,960 > 3,96, artinya HOAB ditolak. Berarti terdapat interaksi antara metode mengajar dengan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dengan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar akuntansi siswa SMU Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2006/2007. Keberhasilan siswa
dalam memperoleh prestasi yang lebih baik sangat ditentukan oleh kemampuan awal siswa itu sendiri. Kemampuan awal siswa yang tinggi, biasanya prestasi belajarnya lebih bagus daripada siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah. Karena siswa dengan kemampuan awal tinggi lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Sedangkan penggunaan pendekatan dan pengajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan akan menyebabkan belajarmengajar berhasil dengan baik. Hal ini dapat diketahui bahwa siswa yang diberi pelajaran dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) menghasilkan prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diberi
pelajaran
dengan
menggunakan
metode
ceramah
(konvensional).
Pendekatan contextual teaching and learning (CTL) melalui metode eksperimen, baik yang dilakukan pada awal pengajaran maupun akhir pengajaran disertai dengan kemampuan awal dimaksudkan agar siswa terlibat langsung selama proses belajar-mengajar. Siswa dalam proses belajar-mengajar dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dituntut agar lebih aktif dan mau belajar mandiri dalam mengikuti mata pelajaran yang diberikan oleh guru mata pelajaran Akuntansi. Meskipun digunakan pendekatan dan metode yang sama, dengan kemampuan awal yang berbeda akan diperoleh hasil prestasi belajar yang berbeda pula. Sehingga dapat dikatakan bahwa antar metode mengajar dan kemampuan awal siswa mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar siswa atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa ada interaksi antara pengaruh kemampuan awal dan penggunaan metode mengajar, walaupun kemampuan awal yang dimiliki siswa berbeda-beda.
2. Pembahasan Uji Lanjut Anava a. Uji Scheffe Metode Mengajar Berdasarkan hasil perhitungan uji scheffe di dapatkan nilai F hit > Ftab atau 15,59 > 3,960, sehingga HoA uji lanjut di tolak. Dengan demikian ada perbedaan
rerata prestasi belajar akuntansi yang menggunakan pendekatan contextual teaching and learning (CTL). Siswa yang diberi metode contextual teaching and learning (CTL) lebih mempunyai prestasi yang lebih baik jika dibandingkan dengan metode konvensional (metode ceramah). Hal ini dapat diketahui dari rerata prestasi akuntansi. Rerata prestasi belajar akuntansi yang diberi pengajaran dengan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) yaitu 70.83 lebih besar dari rerata prestasi belajar akuntansi yang diberi pengajaran dengan pendekatan konvensional (metode ceramah) yaitu 59.59.
b. Uji Scheffe Kemampuan Awal Berdasarkan hasil perhitungan uji scheffe di dapatkan nilai F hit > Ftab atau 7,1 > 3,960, sehingga H oB uji lanjut di tolak. Dengan demikian ada perbedaan rerata prestasi belajar akuntansi siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan kemampuan rendah. Siswa yang memiliki kemampuan awal yang tinggi akan menghasilkan prestasi belajar yang lebih tinggi daripada siswa yang mempunyai kemampuan rendah.
c. Uji Scheffe Interaksi Metode Mengajar dan Kemampuan Awal Hasil perhitungan uji scheffe sebagian besar menunjukkan bawha Fhit > Ftab. HOAB uji lanjut yang berbunyi: “Ada perbedaan prestasi belajar siswa ditinjau dari interaksi pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dan kemampuan awal”. Berarti ada perbedaan prestasi belajar siswa ditinjau dari pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dengan kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah. Berdasarkan hasil perhitungan komparasi antara sel a1b1–a1b2 didapat nilai Fhit > Ftab atau 0,395 >8,3, HOAB uji lanjut diterima, artinya antara prestasi belajar siswa yang diberi metode contextual teaching and learning (CTL) dengan kemampuan awal tinggi tidak memiliki perbedaan yang signifikan terhadap
prestasi belajar siswa yang diberi metode contextual teaching and learning (CTL) dengan kemampuan awal rendah. Berdasarkan hasil perhitungan komparasi antara sel a1b1–a2b1 didapat nilai Fhit > Ftab atau 26,848 > 8,3, HOAB uji lanjut ditolak, artinya antara prestasi belajar siswa yang diberi pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dengan kemampuan awal memiliki perbedaan yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa yang diberi metode konvensional dengan kemampuan awal tinggi.. Berdasarkan hasil perhitungan komparasi antara sel a1b1–a2b1 didapat nilai Fhit < Ftab atau 1,015 < 8,3, HOAB uji lanjut diterima, artinya antara prestasi belajar siswa yang diberi metode contextual teaching and learning (CTL) dengan kemampuan awal tinggi tidak memiliki perbedaan yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa yang diberi contextual teaching and learning (CTL) dengan kemampuan awal rendah. Berdasarkan hasil perhitungan komparasi antara sel a1b2–a2b1 didapat nilai Fhit > Ftab atau 26,17 > 8,3, HOAB uji lanjut ditolak, artinya antara prestasi belajar siswa yang diberi metode contextual teaching and learning (CTL) dengan kemampuan awal rendah memiliki perbedaan yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa yang diberi contextual teaching and learning (CTL) dengan kemampuan awal rendah. Berdasarkan hasil perhitungan komparasi antara sel a1b2–a2b2 didapat nilai Fhit < Ftab atau 0,29 < 8,3, HOAB uji lanjut diterima, artinya antara prestasi belajar siswa yang diberi contextual teaching and learning (CTL) dengan kemampuan awal tinggi memiliki perbedaan yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa yang diberi konvensional ditinjau dari kemampuan awal rendah. Berdasarkan hasil perhitungan komparasi antara sel a2b1–a2b2 didapat nilai Fhit < Ftab atau 22,319 < 8,3, HOAB uji lanjut ditolak, artinya antara prestasi belajar siswa yang diberi metode konvensional dengan kemampuan awal tinggi memiliki perbedaan yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa yang diberi konvensional dengan kemampuan awal rendah.
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas XI-IS. 1 dan XI-IS. 2 di SMU Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007 dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pemakaian metode contextual teaching and learning (CTL) disertai kemampuan awal dapat menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan pemakaian metode konvensional disertai kemampuan awal mata pelajaran akuntansi pada siswa SMU Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2006/2007. 2. Terdapat perbedaan antara siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa SMU Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2006/2007. 3. Terdapat interaksi antara metode mengajar dengan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dengan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar akuntansi siswa SMU Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2006/2007.
B. Implikasi 1. Implikasi Teoretis Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran akuntansi dengan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) lebih baik daripada pembelajaran akuntansi dengan menggunakan metode ceramah (konvensional). Pembelajaran akuntansi dengan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui berbagai aktivitas dalam belajarmengajar akan menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik. Untuk itu siswa perlu
99
diberi suatu metode pengajaran yang sesuai agar dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa, sehingga prestasi belajar yang didapat siswa akan lebih baik. Hal ini disebabkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental sehingga akan mendorong siswa untuk selalu aktif dalam belajar melalui proses berpengalaman dalam kehidupan nyata. Siswa yang diberi metode mengajar yang sesuai dengan materi yang diberikan akan sangat mendukung dan meningkatkan prestasi belajarnya, apabila didukung pula dengan perhatian terhadap kemampuan awal, sehingga siswa akan lebih mudah menerima pelajaran yang diberikan oleh gurunya.
2. Implikasi Praktis Hasil penelitian ini memberikan implikasi praktis sebagai berikut: a. Metode mengajar mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi. Dengan demikian pihak sekolah terutama guru harus pandai menerapkan metode mengajar yang akan dipakai. Apalagi belajar dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning (CTL), maka siswa harus melatih dan membiasakan diri dengan mengerjakan soal latihan. Upaya tersebut diharapkan meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi siswa. b. Kemampuan awal berpengaruh terhadap prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi. Dengan demikian harus ada upaya yang optimal dari orang tua, guru, lingkungan dan siswa itu sendiri dalam menciptakan suasana dan situasi belajar yang baik, sehingga dapat menciptakan dan mengembangkan suatu metode pembelajaran bagi guru terhadap siswa. Dengan memperhatikan kemampuan awal akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal, Oleh karena itu guru hendaknya memperhatikan kemampuan awal siswa yang dapat meningkatkan kemampuan dan prestasi siswa, sedangkan orang tua turut memberikan dorongan, perhatian kepada anak untuk giat belajar.
C. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian yang telah diuraikan diatas, maka peneliti menyampaikan saran-saran yang diharapakan dapat memberikan manfaat bagi keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar.
1. Bagi Lembaga Pendidikan a. Hendaknya selalu berusaha mengembangkan metode mengajar yang dapat merangsang siswa lebih aktif, sehingga siswa mudah mengikuti atau memahami bahan pengajaran yang diberikan, salah satu cara yaitu dengan memperbanyak memberikan latihan-latihan dalam mengerjakan soal-soal. b. Hendaknya dapat mempertimbangkan kemampuan awal siswa agar dapat dijadikan acuan untuk tindakan pembelajaran lebih lanjut sehingga dicapailah prestasi belajar akuntansi yang lebih baik.
2. Bagi Siswa Kegiatan belajar tidak hanya dilakukan di sekolah, oleh karena itu siswa diharapkan mampu belajar secara aktif dan mandiri sehingga dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal. Pada dasarnya pencapaian hasil belajar yang optimal dan nermakna memerlukan peran serta siswa secaraaktif dalam kegiatan belajar-mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsudin Makmun. 2002. Psikologi Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Budiono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS Press. Chaedar Alwasilah. 2006. Contextual Teaching & Learning. Bandung: MLC. Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Djago Tarigan. 1990. Proses Belajar Mengajar Pragmatik. Bandung: Angkasa Offset. Margono. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: UNS Press. Martadi. 2004. Pembelajaran Kontekstual. Makalah disajikan dalam pelatihan KBK 2004 untuk Guru SD. Surabaya. 2 Juli 2004. Mulyani Sumantri dan Johar Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Maulana. Nana Sudjana. 1995. CBSA dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual (CTL). Jakarta: Depdiknas. Dirjen Dikdasmen. Oemar Hamalik. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. Purwadarminta. W. J. S. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Roestiyah. N. K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sardiman, A. M. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press. Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukardi dan Anton Sukarno. 1993. Dasar-dasar Evaluasi. Surakarta: UNS press. Sumadi Suryabrata. 1983. Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta: Andi Offset. Syaiful Bakri Djamarah dan Aswan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Syaiful Sagala. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta. Tabrani Rusyan. 1994. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Wina Sanjaya. 2006. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Winkel. W. S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.
Lampiran:
DAFTAR NAMA SISWA KELAS XI-IS.1 SMA MUHAMMDIYAH I SURAKARTA ANGGOTA KELAS EKSPERIMEN
No. Absen
Nama
1
Abib Effendi
2
Agus Syah Putra
3
Ali Muhammad Sidiq
4
Ami Yusanti
5
Arif Budi Kurniawan
6
Ayu Setiyawati
7
Cahyo Prasetyo Gunadi
8
Dheni Aria Arvianto
9
Dian Candra Mulyanto
10
Dimas Arif Rustamaji
11
Erwanto
12
Etika Almira Saniy
13
Faiqotul Himmah
14
Fajri Nosa Nurzaman
15
Friza Ayunda Firsta
16
Hanafi
17
Hatma Aji Kusuma
18
Ikka Putri Wahyu Sejati
19
M.Nur Syafi’udin Mirwan
20
Metta Adityas Permata Sari
21
Muh. Khalid Haidal H
22
Muhammad Faries
23
Muhammad Gigih Utomo
24
Noor Cholik Oktada
25
Novi Maharani
26
Nur Aini Sari Yuliastuti
27
Padjar Kusumaningrum
28
Panca Indrya Mukti
29
Pandu Jatmiko
30
Pijar Dwipangga Purnomo
31
Rakhmad
32
Sara Camelia
33
Siti Ardilla Rindyta
34
Sugeng Riyanto
35
Theo Sandy Pradana
36
Tri Mulyadi
37
Tri Sulistyo
38
Tri Utami
39
Umi Kuslichah
40
Widhi Priskasari
Lampiran:
DAFTAR NAMA SISWA KELAS XI-IS.2 SMA MUHAMMDIYAH I SURAKARTA ANGGOTA KELAS KONTROL
No. Absen
Nama
1
Adi Cahyono
2
Aprifianti Ika Pratiwi
3
Ardhiyatama Nur Saputra
4
Ardian Permana
5
Aris Hartanto
6
Awang Sanjaya
7
Bima Septian Wijanarko
8
Diani Aisha Wardani
9
Dwi Nurhadi
10
Ekawati Agustina
11
Fairua Hisyam Abdat
12
Ferryar Haryanto
13
Fitri Astuti
14
Fuji Harti Ningsih
15
Ganung Dwi Endarto
16
Handayati
17
Hermawan Trisno Adi
18
Irma Rahma sari
19
Isra’fan Kusumawijaya
20
Johan Ardiansyah
21
Mira Sastri Burhan
22
Muhammad Fahrur Rozi
23
Rahardian Dwi Pramudya Kusuma
24
Rina Septi Kusuma Dewi
25
Rinaldi Pratama Putra
26
Rizki Yuslam Primerdo
27
Rizky Ayu Khoiriyana
28
Rochman Adi
29
Sang Aradhea Marethasari V R
30
Satria Nur Aziz Rahman
31
Sudengn Riyadi
32
Taukhid Amirul Mukmin
33
Teguh Sugiarto
34
Tika Damayati
35
Tyas Ayu Cahyani
36
Umi Nugraheni Murdiningtyas
37
Vicky Fawzi
38
Wahyu Kurniawan
39
Winna Sampaguita
40
Yasmin Dona Septianto
Lampiran:
DAFTAR NAMA PESERTA TRY OUT SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA KELAS XI-IS.1 No. Absen
Nama
1
Abdul Nurahmat
2
Adi Harmanto
3
Agung Janura Suprihatin
4
Anita Nur Isnaini
5
Anjang Pratama Suriansyah
6
Ari Setyawan
7
Cahyo Winanto
8
Damar Putranto
9
Diana Ratnaningrum
10
Eko Saputro
11
Eko Yulian Nur Wicaksono
12
Ermawati
13
Faris Setya Aji
14
Indri Melati
15
Mimin Riszkiana Sari
16
Muhammad Rifqi
17
Nanda Tiya Mustafa
18
Nurul Hidayah
19
Oki Adistia
20
Oki Dwijayanti
21
Reni Tri Wijayanti
22
Rosad Hakim
23
Saryanti
24
Siti Jullaikkhah
25
Sukisno
26
Yuliawan
SOAL TES Mata Pelajaran
: Akuntansi
Kelas
: XI
Kompetensi
: Mengelola buku jurnal perusahaan dagang
Waktu
: 45 menit
Petunjuk Pengerjaan: 1. Tulislah identitas anda sebelum mengerjakan soal pada lembar jawaban yang tersedia. 2. Bacalah soal dengan teliti. 3. Dahulukan menjawab soal yang anda anggap mudah. 4. Kerjakan pada lembar jawaban yang tersedia. 5. Pilih salah satu jawaban yang menurut anda benar dengan memberi tanda silang (X) pada alternatif jawaban yang tersedia.
1. Pernyataan dibawah ini yang merupakan pengertian dari perusahaan dagang adalah a. Suatu perusahaan yang membeli barang untuk diolah, kemudian dijual b. Suatu perusahaan yang membeli barang, kemudian barang tersebut digunakan untuk usaha c. Suatu perusahaan yang kegiatan utamanya membeli dan mejual barang tanpa mengubah barang tersebut dengan tujuan memperoleh laba d. Suatu perusahaan yang membeli barang dan menjualnya kembali dalam bentuk yang berbeda e. Suatu perusahaan yang memperoleh keuntungan dari menjual pelayanaan jasa tertentu 2. Berikut ini yang merupakan ciri-ciri perusahaan dagang, adalah a. Melakukan usaha memperjualbelikan barang yang terlebih dahulu diprosesnya
b. Melakukan usaha memproses bahan baku menjadi bahan baku menjadi bahan jadi untuk dijual kembali c. Melakukan usaha menjual barang untuk mendapat keuntungan d. Melakukan usaha memperjualbelikan barang dagangan tanpa memproses barang tersebut e. Melakukan usaha menjual dan membeli barang secara kredit 3. Nama-nama perusahaan berikut merupakan jenis perusahaan dagang adalah a. Jasa Elektronik Abadi Teknik
d. Perusahaan Sepatu
b. Biro Akuntansi Mandala
e. Dealer Mobil Kencana
c. Perusahaan Batik Semar 4. Pada faktur penjualan atas transaksi disebutkan syarat pembayaran 2/10, n/30.pernyataan tersebut berarti a. Pembayaran selambat-lambatnya 10 hari setelah tanggal transaksi mendapat potongan 10% b. Pembayaran yang dilakukan dalam waktu paling lama 10 hari setelah tanggal transaksi mendapat potongan 2% dan apabila pembayaran dilakukan selambat-lambatnya 30 hari, tidak mendapat potongan. c. Potongan tunai sebesar 10% akan diterima biula pembayaran dilakukan dalam jangka waktu paling la,bat 10 hari setelah transaksi d. Pembayaran yang dilakukan paling lambat 10 hari setelah tanggal transaksi mendapat potongan 10% dan apabila pembayaran dilakukan selambatlambatnya 30 hari, tidak mendapat potongan e. Pembeli akan didenda apabila tidak membayar dalam jangka waktu 10 s/d 30 hari setelah tanggal transaksi sebesar 20% 5. Kegiatan usaha pokok yang dijalankan perusahaan dagang adalah a. Menjual jasa kepada pihak lain b. Membeli barang kemudian menjualnya kembali c. Menjual barang hasil produksi sendiri
d. Membeli barang baku untuk diproses e. Memproduksi barang jadi 6. Pada tanggal 3 Maret 2007, UD TRIPUTRA menerima nota kredit dari PT. CIPTA KARYA untuk barang seharga Rp 900.000,00 yang tidak sesuai dengan kualitas yang dipesan. Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat data diatas adalah a. Retur pembelian
Rp 900.000,00
Hutang dagang b. Retur pembelian
Rp 900.000,00 Rp 900.000,00
Pembelian c. Hutang dagang
Rp 900.000,00 Rp 900.000,00
Retur pembelian d. Pembelian
Rp 900.000,00 Rp 900.000,00
Retur pembelian e. Pembelian
Rp 900.000,00 Rp 900.000,00
Hutang dagang
Rp 900.000,00
7. Menurut sistem pencatatan fisik, transaksi pembelian barang dagang dicacat pada akun a. Persediaan barang di sisi debet b. Pembelian di sisi debet c. Beban pembelian di sisi debet d. Persediaan barang di sisi kredit e. Pembelian di sisi kredit 8. Kopi nota tunai merupakan bukti pencatatan dari a. Penjualan tunai b. Pembelian tunai c. Penjualan dan pembelian secara tunai d. Pembelian kredit e. Penjualan kredit
9. Pada tanggal 23 Maret 2007, UD SAKURA mengembalikan barang yang telah dibeli seharga Rp 250.000,00. Atas transaksi tersebut, catatan pada UD SAKURA adalah a. Akun piutang dagang di debet, akun penjualan dikredit b. Akun pembelian didebet, akun retur pembelian dikredit c. Akun retur penjualan didebet dan akun piutang dagang dikredit d. Akun hutang didebet, akun retur pembelian dikredit e. Akun piutang dagang didebet, retur pembelian dikredit 10. Transaksi penjualan barang dagang secara kredit dicatat pada akun a. Utang usaha sebelah Debet (D) b. Penjualan sebelah Debet (D) c. Penjualan sebelah Kredit (K) d. Kas sebelah Kredit (K) e. Piutang Dagang sebelah Kredit (K) 11. Pernyataan dibawah ini yang merupakan ciri-ciri perusahaan dagang yang juga terdapat dalam perusahn jasa adalah a. Membeli dan menjual barang tanpa mengadakan perubahan berarti b. Terdapat perhitungan harga pokok c. Terdapat akun persediaan barang dagang d. Laba kotor dihitung dari penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan e. Terdapat akun perlengkapan 12. Berikut ini adalah ciri-ciri perusahaan dagang, kecuali a. Pendapatan diperoleh dari hasil penjualan barang dagangan b. Kegiatannya menjual jasa kepada konsumen c. Kegiatannya menjual jasa kepada konsumen d. Terdapat harga pokok penjualan e. Terdapat beban opeasional yang terdiri dari beban penjualan dan administrasi 13. Dokumen untuk memberitahukan kreditor bahwa akunnya telah didebet sejumlah tertentu disebut
a. Nota debet
d. Retur penjualan
b. Nota kredit
e. Retur pembelian
c. Nota tunai 14. Toko “Aditya” Jl. Ahmad Yani 23 Surakarta Telap. (0271) 674352
Surakarta. 27 Maret 2007 Kepada: Tn/Ny.Toko Anugrah Surakarta
NOTA TUNAI No.26 Pada hari ini Rekening Tn/Ny/Sdr kami DEBET dengan: No 1. 2. 3. Bukti
Nama Barang Ekonomi XI-B Akuntansi XI-B Matematika XI-B transaksi
diatas
Banyak 25 10 20 oleh
transaksi………..
Harga Jumlah Rp 20.000,00 Rp 500.000,00 Rp 25.000,00 Rp 250.000,00 Rp 30.000,00 Rp 600.000,00 Jumlah Rp1.350.000,00 tokoAditya digunakan untuk mencatat Bagian Penjualan Dimas
Bukti transaski diatas oleh toko siswa digunakan untuk mencatat transaksi a. Penjualan tunai d. Retur penjualan b. Pembelian tunai
e. Penjualan kredit
c. Retur penjualan 15. Tanggal 15 Maret 2007 PD. MAKMUR melakukan kegiatan pembelian barang dagang dagangan (sembako) sbb: •
Membeli 1 ton beras @ Rp 3.500,00/kg dengan syarat 10/10,n/30
•
Beban angkut pembelian Rp 250.000,00
•
Utang pembelian beras tersebut dilunasi sepuluh hari kemudian
Berdasarkan data diatas, akun pembelian didebet sebesar a. Rp 3.850.000,00
d. Rp 3.500.000,00
b. Rp 3.750.000,00
e. Rp 3.150.000,00
c. Rp 3.250.000,00
16. Jurnal yang harus dibuat PD. Makmur atas transaksi pembelian barang dagang secara kredit sebesar Rp 3.500.000,00 dan pembayaran beban angkut pembelian sebesar Rp 250.000,00 adalah a. Pembelian
Rp 3.500.000,00
Utang dagang b. Pembelian Beban angkut pembelian
Rp 3.500.000,00 Rp 3.500.000,00 Rp
250.000,00
Kas c. Pembelian
Rp 3.750.000,00 Rp 3.750.000,00
Utang dagang d. Utang dagang
Rp 3.750.000,00 Rp 3.500.000,00
Pembelian e. Pembelian Beban angkut pembelian
17.
Rp 3.500.000,00 Rp 3.500.000,00 Rp
250.000,00
Kas
Rp
Utang dagang
Rp 3.500.000,00
“Green House” Jl. Monginsidi 226 Surakarta Telp. (0271) 724725
250.000,00
Surakarta, 15 Maret 2007 Kepada: Tn/Ny. Graha Reka Surakarta
FAKTUR No. 20 Pada hari ini Rekening Tuan/ Nyonya/Sdr/I kami DEBET dengan: No 1. 2.
Nama Barang Bed Cover Full shett
Banyak 6 10
Harga Rp 150.000,00 Rp 110.000,00 Jumlah
Jumlah Rp 900.000,00 Rp 1.000.000,00 Rp 2.000.000,00
Syarat pembayaran: 2/15, n/30 Bagian Penjualan Devi
Atas bukti tersebut, maka jurnal yang dibuat “Green House” adalah a. Kas
Rp 2.000.000,00 Penjualan
b. Kas
Rp 2.000.000,00 Rp 1.600.000,00
Potongan Penjualan
Rp
400.000,00
Piutang dagang c. Piutang dagang
Rp 2.000.000,00
Penjualan d. Kas
Rp 2.000.000,00
Rp 2.000.000,00 Rp 2.000.000,00
Penjualan e. Kas
Rp 2.000.000,00 Rp 2.000.000,00
Potongan penjualan
Rp
400.000,00
Piutang dagang
Rp 1.600.000,00
18. Potongan pembelian adalah a. Potongan harga karena membeli dalam jumlah banyak b. Potongan harga karena membayar dalam masa potongan c. Potongan harga karena ada barang yang rusak d. Potongan harga karena membayar dalam jangka waktu kredit e. Potongan berat barang karena barang dalam keadaad rusak 19. Apabila perusahaan melunasi pembelian yang dilakukan secara kredit dengan mendapat potongan 3% sebesar Rp 500.000,00 maka akun yang berpengaruh dalam jurnal adalah a. Kas
Rp 435.000,00
Potongan penjualan
Rp 15.000,00
Piutang dagang b. Kas
Rp 500.000,00
Rp 500.000,00 Piutang dagang
c. Utang dagang Kas
Rp 500.000,00
Rp 500.000,00 Rp 500.000,00
d. Utang dagang
Rp 500.000,00
Potongan pembelian
Rp 15.000,00
Kas
Rp 435.000,00
e. Utang dagang
Rp 435.000,00
Potongan pembelian Rp 15.000,00 Kas
Rp 500.000,00
20. “ Rahayu” Jl. Melati 34 Surakarta Telp (0271) 689745
Surakarta, 18 Maret 2007 Kepada: Tn/Ny. Graha Abadi Surakarta FAKTUR No. 20
Pada hari ini Rekening Tuan/Nyonya/Sdr kami DEBET dengan: Nama Barang
Harga
Jumlah
Celana Jeans
B a n y a k 5 0
Rp 25.000,00
Daster
5
Rp
Rp 1.250.000, 00 Rp
Bukti tersebut pada Graha Abadi akan dijurnal dengan a. Pembelian (D) Rp 3.500.000,00 dan Kas (K) Rp 3.500.000,00 b. Piutang dagang (D) Rp 3.500.000,00 dan Penjualan (K) Rp 3.500.000,00 c. Kas (D) Rp 3.500.000,00 dan Penjualan (K) Rp 3.500.000,00 d. Pembelian (D) Rp 3.500.000,00 dan Utang dagang (K) Rp 3.500.000,00 e. Utang dagang (D) Rp 3.500.000,00 dan Pembelian (K) Rp 3.500.000,00 21. Dibawah ini yang merupakan tujuan perusahaan dagang adalah a. Membeli barang untuk dijual kembali b. Menjual barang untuk mendapatkan keuntungan
c. Membeli dan menjual barang tanpa mengolah kembali barang tersebut untuk mendapat keuntungan d. Mengolah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual e. Membeli dan menjual barang dagangan 22. Dijual kepada Toko Mitra, barang dagangan seharga Rp 750.000,00 dengan syarat 3/10-n/30 (faktur No 003). Transaksi ini akan mengakibatkan a. Barang dagangan bertambah dan piutang kepada Toko Mitra bertambah sebesar Rp 750.000,00 b. Barang dagangan berkurang dan piutang kepada Toko Mitra bertambah sebesar Rp 750.000,00 c. Barang dagangan berkurang dan piutang kepada Toko Mitra berkurang sebesar Rp 722.500,00 d. Barang dagangan bertambah dan piutang kepada Toko Mitra berkurang sebesar Rp 722.500,00 e. Barang dagangan bertambah dan piutang kepada Toko Mitra bertambah sebesar Rp 722.500,00 23. Diterima kembali barang dagangan dari Toko Mentari seharga Rp 500.000,00 karena tidak sesuai pesanan. Jurnal dibawah ini yang benar untuk mencatat transaksi tersebut adalah a. Retur penjualan
Rp 500.000,00
Piutang dagang b. Penjualan
Rp 500.000,00 Rp 500.000,00
Kas c. Retur penjualan
Rp 500.000,00 Rp 500.000,00
Utang dagang d. Kas
Rp 500.000,00 Rp 500.000,00
Piutang dagang e. Kas
Rp 500.000,00 Rp 500.000,00
Penjualan
Rp 500.000,00
24. Tanggal 18 Maret 2007 dibeli barang dagangan sebesar Rp 1.500.000,00 dari Toko Murah, dengan syarat pembayaran 2/10, n/20. Pernyataan dibawah ini benar kecuali a. Jatuh tempo pembayaran kredit adalah tanggal 7 April 2007 b. Jika pembayaran dilakukan tanggal 28 Maret 2007 mendapat potongan sebesar Rp 450.000,00 c. Pelunasan tanggal 7 April 2007 sebesar Rp 1.050.000,00 d. Jangka waktu kredit adalah 20 hari e. Pembayaran 10 hari setelah tanggal transaksi mendapat potongan 3% 25. Transaksi yang terjadi pada PD INTAN selama bulan Februari 2007, antara lain: Februari 10
Diterima faktur No. 008 PD PERMANA untuk barang seharga Rp 7.000.000,00 dengan syarat 2/10, n/30
Februari 17
Diterima cek kepada PT PERMANA untuk pelunasan Faktur No. 008 tanggal 10 Februari
Dari data diatas jurnal yang harus dibuat pada tangga 17 Februari 2007 adalah a. Kas
Rp 6.860.000,00 Piutang dagang
b. Hutang dagang
Rp 6.860.000,00 Rp 7.000.000,00
Piutang dagang c. Kas
Rp 7.000.000,00 Rp 7.000.000,00
Piutang dagang
Rp 6.860.000,00
Potongan penjualan
Rp
d. Kas
140.000,00
Rp 6.860.000,00
Potongan penjualan
Rp
Piutang dagang e. Hutang dagang Potongan penjualan Kas
140.000,00 Rp 7.000.000,00
Rp 6.860.000,00 Rp
140.000,00 Rp 7.000.000,00
LEMBAR JAWABAN
NAMA
:
NO ABSEN
:
1. A
B
C
D
E
16.
A
B
C
D
E
2. A
B
C
D
E
17.
A
B
C
D
E
3. A
B
C
D
E
18.
A
B
C
D
E
4. A
B
C
D
E
19.
A
B
C
D
E
5. A
B
C
D
E
20.
A
B
C
D
E
6. A
B
C
D
E
21.
A
B
C
D
E
7. A
B
C
D
E
22.
A
B
C
D
E
8. A
B
C
D
E
23.
A
B
C
D
E
9. A
B
C
D
E
24.
A
B
C
D
E
10. A
B
C
D
E
25.
A
B
C
D
E
11. A
B
C
D
E
26.
A
B
C
D
E
12. A
B
C
D
E
27.
A
B
C
D
E
13. A
B
C
D
E
28.
A
B
C
D
E
14. A
B
C
D
E
29.
A
B
C
D
E
15. A
B
C
D
E
30.
A
B
C
D
E
NILAI :
KUNCI JAWABAN
1. C
11. E
21.
C
2. D
12. B
22.
B
3. E
13. A
23.
A
4. B
14. A
24.
C
5. B
15. D
25.
D
6. C
16. E
7. B
17. E
8. A
18. C
9. D
19. D
10. C
20. D
Lampiran: DATA INDUK PENELITIAN No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Kelompok Kontrol Kemampuan Kategori Awal 61 Rendah 63 Rendah 57 Rendah 45 Rendah 43 Rendah 39 Rendah 42 Rendah 68 Tinggi 65 Tinggi 61 Rendah 50 Rendah 58 Rendah 42 Rendah 65 Tinggi 43 Rendah 57 Rendah 55 Rendah 53 Rendah 52 Rendah 47 Rendah 60 Rendah 60 Rendah 40 Rendah 68 Tinggi 50 Rendah 80 Tinggi 76 Tinggi 54 Rendah 77 Tinggi 57 Rendah 50 Rendah 62 Rendah 49 Rendah 71 Tinggi 43 Rendah 70 Tinggi 48 Rendah 50 Rendah
Tes 66 70 62 66 70 66 62 70 54 62 62 82 62 66 38 78 70 66 62 58 66 66 78 54 74 74 60 50 62 62 66 58 62 74 66 34 62 64
Kelompok Eksperimen Kemampuan Kategori Awal 58 Rendah 56 Rendah 64 Rendah 57 Rendah 60 Rendah 62 Rendah 47 Rendah 55 Rendah 60 Rendah 70 Tinggi 79 Tinggi 59 Rendah 64 Rendah 65 Tinggi 54 Rendah 44 Rendah 44 Rendah 64 Rendah 49 Rendah 44 Rendah 60 Rendah 37 Rendah 51 Rendah 72 Tinggi 68 Tinggi 70 Tinggi 49 Rendah 53 Rendah 43 Rendah 61 Rendah 65 Tinggi 67 Tinggi 55 Rendah 46 Rendah 70 Tinggi 61 Rendah 52 Rendah 40 Rendah
Tes 78 86 78 66 62 63 78 62 60 74 86 70 74 66 70 66 77 64 50 54 82 70 77 82 78 65 82 66 74 74 65 66 70 86 74 78 70 70
39 40
52 52
Rendah Rendah
72 63
68 43
Tinggi Rendah
58 63
Lampiran:
DATA NILAI AWAL SISWA KELAS XI-IS.1 SMA MUHAMMDIYAH I SURAKARTA ANGGOTA KELAS EKSPERIMEN
No. Absen
Nama
Nilai
1
Abib Effendi
58
2
Agus Syah Putra
56
3
Ali Muhammad Sidiq
64
4
Ami Yusanti
57
5
Arif Budi Kurniawan
60
6
Ayu Setiyawati
62
7
Cahyo Prasetyo Gunadi
47
8
Dheni Aria Arvianto
55
9
Dian Candra Mulyanto
60
10
Dimas Arif Rustamaji
70
11
Erwanto
79
12
Etika Almira Saniy
59
13
Faiqotul Himmah
64
14
Fajri Nosa Nurzaman
65
15
Friza Ayunda Firsta
54
16
Hanafi
44
17
Hatma Aji Kusuma
44
18
Ikka Putri Wahyu Sejati
64
19
M.Nur Syafi’udin Mirwan
49
20
Metta Adityas Permata Sari
44
21
Muh. Khalid Haidal H
60
22
Muhammad Faries
37
23
Muhammad Gigih Utomo
51
24
Noor Cholik Oktada
72
25
Novi Maharani
68
26
Nur Aini Sari Yuliastuti
70
27
Padjar Kusumaningrum
49
28
Panca Indrya Mukti
53
29
Pandu Jatmiko
43
30
Pijar Dwipangga Purnomo
61
31
Rakhmad
65
32
Sara Camelia
67
33
Siti Ardilla Rindyta
55
34
Sugeng Riyanto
46
35
Theo Sandy Pradana
70
36
Tri Mulyadi
61
37
Tri Sulistyo
52
38
Tri Utami
40
39
Umi Kuslichah
68
40
Widhi Priskasari
43
Lampiran: DATA NILAI AWAL SISWA KELAS XI-IS.2 SMA MUHAMMDIYAH I SURAKARTA ANGGOTA KELAS KONTROL
No. Absen
Nama
Nilai
1
Adi Cahyono
61
2
Aprifianti Ika Pratiwi
63
3
Ardhiyatama Nur Saputra
57
4
Ardian Permana
45
5
Aris Hartanto
43
6
Awang Sanjaya
39
7
Bima Septian Wijanarko
42
8
Diani Aisha Wardani
68
9
Dwi Nurhadi
65
10
Ekawati Agustina
61
11
Fairua Hisyam Abdat
50
12
Ferryar Haryanto
58
13
Fitri Astuti
42
14
Fuji Harti Ningsih
65
15
Ganung Dwi Endarto
57
16
Handayati
55
17
Hermawan Trisno Adi
53
18
Irma Rahma sari
52
19
Isra’fan Kusumawijaya
47
20
Johan Ardiansyah
60
21
Mira Sastri Burhan
66
22
Muhammad Fahrur Rozi
40
23
Rahardian Dwi Pramudya Kusuma
68
24
Rina Septi Kusuma Dewi
50
25
Rinaldi Pratama Putra
80
26
Rizki Yuslam Primerdo
76
27
Rizky Ayu Khoiriyana
54
28
Rochman Adi
77
29
Sang Aradhea Marethasari V R
57
30
Satria Nur Aziz Rahman
50
31
Sudengn Riyadi
62
32
Taukhid Amirul Mukmin
49
33
Teguh Sugiarto
71
34
Tika Damayati
43
35
Tyas Ayu Cahyani
70
36
Umi Nugraheni Murdiningtyas
48
37
Vicky Fawzi
50
38
Wahyu Kurniawan
52
39
Winna Sampaguita
52
40
Yasmin Dona Septianto
Lampiran:
DAFTAR NILAI AKHIR SISWA KELAS XI-IS.1 SMA MUHAMMDIYAH I SURAKARTA ANGGOTA KELAS EKSPERIMEN
No.
Nama
Nilai
Absen 1
Abib Effendi
78
2
Agus Syah Putra
86
3
Ali Muhammad Sidiq
78
4
Ami Yusanti
66
5
Arif Budi Kurniawan
62
6
Ayu Setiyawati
63
7
Cahyo Prasetyo Gunadi
78
8
Dheni Aria Arvianto
62
9
Dian Candra Mulyanto
60
10
Dimas Arif Rustamaji
74
11
Erwanto
86
12
Etika Almira Saniy
70
13
Faiqotul Himmah
74
14
Fajri Nosa Nurzaman
66
15
Friza Ayunda Firsta
70
16
Hanafi
66
17
Hatma Aji Kusuma
77
18
Ikka Putri Wahyu Sejati
64
19
M.Nur Syafi’udin Mirwan
50
20
Metta Adityas Permata Sari
54
21
Muh. Khalid Haidal H
82
22
Muhammad Faries
70
23
Muhammad Gigih Utomo
77
24
Noor Cholik Oktada
82
25
Novi Maharani
66
26
Nur Aini Sari Yuliastuti
65
27
Padjar Kusumaningrum
82
28
Panca Indrya Mukti
66
29
Pandu Jatmiko
74
30
Pijar Dwipangga Purnomo
74
31
Rakhmad
65
32
Sara Camelia
66
33
Siti Ardilla Rindyta
70
34
Sugeng Riyanto
86
35
Theo Sandy Pradana
74
36
Tri Mulyadi
78
37
Tri Sulistyo
70
38
Tri Utami
70
39
Umi Kuslichah
58
40
Widhi Priskasari
63
Lampiran:
DAFTAR NILAI AKHIR SISWA KELAS XI-IS.2 SMA MUHAMMDIYAH I SURAKARTA ANGGOTA KELAS KONTROL
No. Absen
Nama
Nilai
1
Adi Cahyono
66
2
Aprifianti Ika Pratiwi
70
3
Ardhiyatama Nur Saputra
62
4
Ardian Permana
66
5
Aris Hartanto
70
6
Awang Sanjaya
66
7
Bima Septian Wijanarko
62
8
Diani Aisha Wardani
70
9
Dwi Nurhadi
54
10
Ekawati Agustina
62
11
Fairua Hisyam Abdat
62
12
Ferryar Haryanto
82
13
Fitri Astuti
62
14
Fuji Harti Ningsih
66
15
Ganung Dwi Endarto
38
16
Handayati
78
17
Hermawan Trisno Adi
70
18
Irma Rahma sari
66
19
Isra’fan Kusumawijaya
62
20
Johan Ardiansyah
58
21
Mira Sastri Burhan
66
22
Muhammad Fahrur Rozi
66
23
Rahardian Dwi Pramudya Kusuma
78
24
Rina Septi Kusuma Dewi
54
25
Rinaldi Pratama Putra
74
26
Rizki Yuslam Primerdo
74
27
Rizky Ayu Khoiriyana
60
28
Rochman Adi
50
29
Sang Aradhea Marethasari V R
62
30
Satria Nur Aziz Rahman
62
31
Sudengn Riyadi
66
32
Taukhid Amirul Mukmin
58
33
Teguh Sugiarto
62
34
Tika Damayati
74
35
Tyas Ayu Cahyani
66
36
Umi Nugraheni Murdiningtyas
34
37
Vicky Fawzi
62
38
Wahyu Kurniawan
64
39
Winna Sampaguita
72
40
Yasmin Dona Septianto
63
Lampiran:
Deskripsi Data Akhir Kelompok Kontrol Diketahui: K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 40 = 1 + 3,3 (1,602) = 6,287
(kelas dibuat 6)
R = Nt – Nr = 82 – 34 = 48 I
=
R 48 = = 8,00 (interval dibuat 8) K 6
Tabel kerja Variabel Prestasi Kelompok Kontrol fi
xi
fixi
(xi-M)
(xi-M) 2
fi. (xi-M) 2
34 – 42
2
38
76
-26,55
704,9
1409,8
43 – 51
1
47
47
-17,55
308
308
52 – 60
5
56
280
-8,55
73,1
365,5
61 – 69
21
65
1356
0,45
0,2
4,2
70 – 78
10
74
740
9,45
89,4
894
79 – 87
1
83
83
18,45
340,4
340,4
Jumlah
40
1516
3321,9
Kelas Interval
2582
1. Menghitung Rata-rata (mean) Mean ( Χ ) =
Σfx Σf
=
2582 = 64,55 40
2. Menghitung Simpangan Baku (SD) SD =
=
∑ fi( X − M ) n −1
3321,9 39
= 9,23
3. Menghitung Median (Me) 1 n−F Me = b + i 2 f 0,5 . 40 − 11 = 60,5 + 8 21 = 57,06
4. Menghitung Modus (Mo) b1 Mo = b + i b1 + b 2 11 = 60,5 + 8 11 + 15 = 55,5
Lampiran:
Deskripsi Data Akhir Kelompok Eksperimen Diketahui: K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 40 = 1 + 3,3 (1,602) = 6,287
(kelas dibuat 6)
R = Nt – Nr = 86 – 50 = 36 I
=
R 36 = = 6,00 (interval dibuat 6) K 6
Tabel kerja Variabel Prestasi Kelompok Eksperimen Kelas
fi
xi
fixi
(xi-M)
(xi-M) 2
fi. (xi-M) 2
50 – 56
2
53
106
-9,5
90,25
180,5
57 – 63
6
60
480
-2,5
6,25
37,5
64 – 70
15
66
594
3,2
10,24
153,6
71 – 77
7
73
511
10,2
104,04
728,28
78 – 84
7
80
560
17,2
295,8
2070,9
Interval
85 – 91
3
Jumlah
40
87
261
24,2
2512
1. Menghitung Rata-rata (mean) Mean ( Χ ) = =
Σfx Σf 2512 = 62,8 40
2. Menghitung Simpangan Baku (SD) SD =
=
∑ fi( X − M ) n −1
5279,18 39
= 11,63 3. Menghitung Median (Me) 1 n−F Me = b + i 2 f 0,5 . 40 − 2 = 63,5 + 6 9 = 76,17
4. Menghitung Modus (Mo) b1 Mo = b + i b1 + b 2 9 = 69,5 + 6 9+8 = 66,7
585,6
1736,9 5279,18
Lampiran: Lembar Monitoring Penelitian
Kegiatan 1. Pertemuan I a. Memberikan salam b. Perkenalan c. Menyampaikan pengantar materi tentang jurnal umum perusahaan dagang d. Memberikan umpan balik yang berupa pertanyaan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya e. Salam penutup 2. Pertemuan II a. Memberikan salam dan membuka pelajaran b. Membentuk siswa menjadi 8 kelompok dengan masingmasing anggota kelompok 5 orang c. Membagikan soal untuk kegiatan diskusi, dan siswa melaksanakan kegiatan diskusi d. Memberikan kesempatan kepada salah seorang anggota kelompok yang telah ditunjuk untuk mempresentasikan hasil kerja e. Salam penutup 3. Pertemuan III a. Memberikan salam dan membuka pelajaran b. Melanjutkan kegiatan diskusi c. Salam penutup 4. Pertemuan IV
Pelaksanaan (Bulan April - Mei2007) Tanggal 10 21 28 1
Alokasi Waktu (menit) 5 5 20
10 5 5
5
15
15
5 5 35 5
a. Memberikan salam dan membuka pelajaran b. Membagikan soal untuk kegiatan diskusi, dan siswa melaksanakan kegiatan diskusi c. Memberikan kesempatan kepada salah seorang anggota kelompok yang telah ditunjuk untuk mempresentasikan hasil kerja d. Salam penutup 5. Pertemuan V a. Memberikan salam dan membuka pelajaran b. Melanjutkan kegiatan diskusi c. Salam penutup 6. Pertemuan VI a. Memberikan salam dan membuka pelajaran b. Membagikan soal untuk kegiatan diskusi, dan siswa melaksanakan kegiatan diskusi c. Memberikan kesempatan kepada salah seorang anggota kelompok yang telah ditunjuk untuk mempresentasikan hasil kerja d. Salam penutup 7. Pertemuan VII a. Memberikan salam dan membuka pelajaran b. Melanjutkan kegiatan diskusi c. Salam penutup 8. Pertemuan VIII a. Memberikan salam dan membuka pelajaran b. Memberikan Post-test c. Salam penutup
5 15
20
5 5 35 5 5 15
20
5 5 35 5 5 35 5
Lampiran:
Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa Kelas Kontrol
6) Hipotesis H0 : Sampel berasal dari populasi normal H1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak normal 7) Taraf Signifikansi: α = 0,05 8) Statistik uji: L = max [F(zi)-S(zi)] Dimana: F(zi)
= P(Z < zi) dengan Z ~ N(0,1)
S(zi)
= Proporsi cacah z < zi terhadap seluruh cacah zi
zi
= Skor standar z i =
s
= Standar Deviasi
(X
i
−X s
)
4) Komputasi No
X
nj
nk
Z=(X-X)/Sx
Fz
Sz
IFz-SzI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
38 50 54 58 60 62 63 64 66 68 70 72 74
1 2 1 1 1 11 3 2 12 1 9 1 4
1 3 4 5 6 17 20 22 34 35 44 45 49
-2,23 -1,36 -1,02 -0,68 -0,51 -0,34 -0,25 -0,17 0,00 0,17 0,34 0,51 0,68
0,009 0,087 0,154 0,248 0,305 0,363 0,401 0,433 0,500 0,568 0,633 0,695 0,752
0,02 0,05 0,07 0,08 0,10 0,28 0,33 0,36 0,56 0,57 0,72 0,74 0,80
0,008 0,038 0,088 0,166 0,207 0,085 0,073 0,072 0,057 0,006 0,088 0,043 0,051
14 15 16 17
77 78 82 86
2 5 3 2
51 56 59 61
0,93 1,02 1,36 1,70
0,824 0,846 0,913 0,955
0,84 0,92 0,97 1,00
Dari tabel diperoleh L = maks I Fz-Sz I = 0,057 5) Daerah kritik:
{
}
DK = L L > Lα ;n dengan n ukuran sampel DK = {L / L > L0.05 = 1,14001} Lobs = 0,045 6) Keputusan uji H0 ditolak jika L ∈ DK atau H0 tidak ditolak jika L∉ DK
0,012 0,072 0,054 0,045
Lampiran:
Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa Kelas Kontrol
1) Hipotesis H0 : Sampel berasal dari populasi normal H1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak normal 2) Taraf Signifikansi: α = 0,05 3) Statistik uji: L = max [F(zi)-S(zi)] Dimana: F(zi)
= P(Z < zi) dengan Z ~ N(0,1)
S(zi)
= Proporsi cacah z < zi terhadap seluruh cacah zi
zi
= Skor standar z i =
s
= Standar Deviasi
(X
i
−X s
)
4) Komputasi No
X
nj
nk
Z=(X-X)/Sx
Fz
Sz
IFz-SzI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
34 54 58 60 62 65 66 70 74 78 82 86
1 2 1 1 1 2 3 1 4 1 1 1
1 3 4 5 6 8 11 12 16 17 18 19
-2,36 -0,87 -0,58 -0,43 -0,28 -0,06 0,02 0,32 0,61 0,91 1,21 1,51
0,009 0,192 0,281 0,334 0,390 0,476 0,508 0,626 0,729 0,819 0,887 0,785
0,05 0,16 0,21 0,26 0,32 0,42 0,58 0,63 0,84 0,89 0,95 1,00
0,044 0,034 0,070 0,070 0,074 0,055 0,071 0,006 0,113 0,076 0,060 0,215
Dari tabel diperoleh L = maks I Fz-Sz I = 0,013 7) Daerah kritik:
{
}
DK = L L > Lα ;n dengan n ukuran sampel DK = {L / L > L0.05 = 1,14001} Lobs = 0,013 8) Keputusan uji H0 ditolak jika L∈ DK atau H0 tidak ditolak jika L∉ DK
Uji Lanjut Scheffe
Uji lanjut scheffe dihitung dengan rumus sebagai berikut: 1. Uji scheffe untuk baris
(X − X ) RKG (1 / n + 1 / n ) 2
Fi-j =
j
i
=
=
=
j
(70,83 − 65,235)2 80,67{1 / 40 + 1 / 40} 31,304 80,67 x 0,05
31,304 4,0335
31,304 = 15,59 2,008
=
Kesimpulan: F hitung = 15,59 F tabel pada d 1 x 3,96 = 3,96 Karena F hitung x F tabel, maka disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan
2. Uji scheffe untuk kolom
(X − X ) RKG (1 / n + 1 / n ) 2
Fk-j =
j
i
=
=
=
j
(66,145 − 69,921)2 80,67{1 / 40 + 1 / 40} 14,258 80,67 x 0,05 14,258 4,0335
Kesimpulan:
=
14,258 = 7,1 2,008
F hitung = 7,1 F tabel pada d 1 x 3,96 = 3,96 Karena F hitung x F tabel, maka disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan
Uji scheffe antar sel Fij-kj =
(X − X ) RKG (1 / n + 1 / n ) ij
KJ
ij
kj
DK = {F / F > (q − 1)Fα ; q − 1; N − pq} = {F/F > (3) F0, 05; 8,3} 3. Uji scheffe untuk sel 1 dan sel 2 F=
=
(71,4 − 70,267 )2 80,67{1 / 10 + 1 / 30} 1.28 80,67 X 0,13
=
1,28 10,487
=
1,28 = 0,395 3,24
Kesimpulan: F hitung = 0,395 F tabel pada d 3 x 2,8 = 8,3 Karena F hitung < F tabel, maka disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan
4. Uji scheffe untuk sel 1 dan sel 3 F=
=
(71,4 − 60,889)2 80,67{1 / 10 + 1 / 9} 110,48 80,67 x 0,21
Kesimpulan:
=
110,48 16,9407
=
110,48 = 26,848 4,115
F hitung = 26,848 F tabel pada d 3 x 2,8 = 8,3 Karena F hitung > F tabel, maka disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan
5. Uji scheffe untuk sel 1 dan sel 4 F=
=
(71,4 − 69,58)2 80,67{1 / 10 + 1 / 31} 3,312 80,67 x 0,132
=
3,312 10,648
=
3,312 = 1,015 3,263
Kesimpulan: F hitung =1,015 F tabel pada d 3 x 2,8 = 8,3 Karena Fhitung < Ftabel, maka disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan
6. Uji scheffe unutk sel 2 dan sel 3 F=
=
(70,267 − 60,889)2 80,67{1 / 31 + 1 / 9} 87,947 80,67 x 0,14
=
87,947 11,2938
=
87,947 = 26,17 3,36
Kesimpulan: F hitung = 26,17 F tabel pada d 3 x 2,8 = 8,3 Karena F hitung > F tabel, maka disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan
7. Uji scheffe untuk sel 2 dan sel 4 F=
(70,267 − 69,581)2 8067{1 / 30 + 1 / 31}
=
0,686 80,67 x0,065
0,686
=
5,24355
=
0,686 = 0,29 2,290
Kesimpulan: F hitung = 0,29 F tabel pada d 3 x 2,8 = 8,3 Karena Fhitung < Ftabel, maka disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan
8. Uji scheffe untuk sel 3 dan sel 4 F=
=
(60,889 − 69.581)2 80.67{1 / 9 + 1 / 31} 75,55 80,67 x0,142
=
75,55 11,455
=
75,55 = 22,319 3,385
Kesimpulan: F hitung = 22,319 F tabel pada d 3 x 2,8 = 8,3 Karena F hitung > F tabel, maka disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan
Perhitungan Anava Dua Jalan dengan Frekuensi Sel Tak Sama
a. Data Pengamatan b1
b2
a1
74 86 66 82 78 65 65 66 74 58
66 78 66 70 70
86 62 77 77 86
78 60 64 82 78
66 70 50 66 70
62 74 54 74 70
63 70 82 74 63
a2
70 54 66 54 74 60 62 74 34
66 62 38 66 68
70 62 38 78 62
62 62 70 74 66
66 82 66 50 62
70 62 62 62 64
66 66 58 66 72
Kuadrat Data b1
b2
a1
5476 7346 4356 6724 6084 4225 4225 4356 5476 3364
4356 3844 3600 4356 2916 6724 4900 4900
7396 3969 4900 5929 6724 4356 7396 3969
6084 6084 5476 4096 4900 5476 6084
a2
4900 2916 4356 2916 5476 3600 3844 5476 3364
4356 4900 3844 1444 3844 5476 4624 4096
4900 4356 6724 6084 3364 2500 3844 5184
3844 3844 3844 4900 4356 3844 4356 3969
4356 3844 4900 2500 5929 5476 4900
4356 3844 4356 4356 6084 4356 3844
b. Komputasi Perhitungan Analisis Varians Sel Tak Sama 1. Data Sel
a1
b1
b2
10
30
40
714
2108
2822
71,4
70,267
70,83
∑X2 ij
51 682
150 340
202 022
Cij JKij nij ∑X ij
50 979,6 702,4 9 548
144 122,133 2 217,787 31 2021
40 2569
Mij ∑X2 ij
60,889 34 640
69,581 133 693
65,235 168 333
33 367,111 1 272.889 19 1262 66,145 86 322
131 756,161 1 936,839 61 4039 69,921 284 033
nij
∑X
IJ
Mij
a2
Cij JKij
Perhitungan rata-rata harmonic nh=
pq 1 ∑ ij nij
=
2 x2 1 / 10 + 1 / 30 + 1 / 9 + 1 / 31
=
2 x2 0.1 + 0.03 + 0.11 + 0.03
=
4 0.272
= 14.71
2. Rerata Sel b1
b2
total
a1
71.4
70.267
141.667
= A 1’
a2
60.889
69.581
130.47
= A 2’
total
132.289
139.848
272.137
= G’
B1’
B2’
3. Komponen Jumlah Kuadrat (JK) (1) =
G2 272.137 2 = = 18 514.6 pq 2.2
∑A
2 i
(2) =
i
q
141.667 2 + 130.47 2 20069.54 + 17022.421 37091.961 = = = = 18 545.98 2 2 2
∑B
2 i
(3) =
= (4) =
i
p 132.289 2 + 139.848 2 17500.379 + 19557.463 37057.84 = = = 18 528.98 2 2 2
∑ AB
2 ij
ij
= 71.4 2 + 70.267 2 + 60.889 2 + 69.5812 = 5097.96 + 4937.45 + 3707.47 + 4841.516 = 18548.396
4. Jk (Jumlah Kuadrat) JK a = n h [(3') − (1')] = 20.0 x (18545.98 – 18541.6) = 627.6 JK b = n h [(4') − (1')] = 20.0 x (18528.92 – 18541.6) = 324.6
JK ab = n h [(5') − (4') − (3) + (1')] = 19.95 X (18854.396 – 18528.92 – 18545.98 + 18514.6 = 480.7152 JK e = 702.4 + 2217.787 + 1272.787 + 1272.889 + 1936.839 = 6129.915
5. Derajat Kebebasan (DK) dk a = p – 1 2 – 1
= 1
dk b = q – 1 2 – 1
= 1
dk ab= (p – 1)(q – 1)
= 1
dk e = N – pq = 80 – 4 = 76 dk tot = N – 180 – 1
= 79
6. Rerata Kuadrat (RK) RK a
= JK a / dk a
= 627,1 / 1
= 627,1
RK b
= JK b / dk b
= 324,6 / 1
= 324,6
RK ab = JK ab / dk ab = 480,7152 / 1 RK e
= JK e / dk e
= 480,7152
= 6129,915 / 1 = 80,656
7. Statistik Uji Fa
= RK a / RK e
= 627,1 / 80,656 = 7,781
Fb
= RK b / RK e
= 324,6 / 80,656 = 4,02
F ab = RK ab / RK e = 480,72 / 80,656 = 5,960
8. Daerah Kritik DK a : F a > F.05; 1, 76 = 3,96 DK b : F b > F.05; 1, 76 = 3,96 DK ab : F ab > F.05; 1, 76 = 3,96
c. Rangkuman Analisis Variansi
Sumber Variansi
SS
df
MS
F
A (baris)
627.6
1
627.6
7.781
B (kolom)
324.6
1
324.6
4.02
AB (interaksi)
480.715
1
480.715
5.960
Kesalahan
6129.915
76
80.656
Total
7563.13
79
Efek Utama:
Harga F(A) sebesar 7.781 dikonsultasikan dengan harga F tabel sebesar 3.96 karena harga F (A) lebih besar dari harga F tabel, maka disimpulkan bahwa ada perbedaan antar baris.
Harga F(B) sebesar 4.02 dikonsultasikan dengan harga F tabel sebesar 3.96 karena harga F (B) lebih besar dari harga Ftabel, maka disimpulkan bahwa ada perbedaan antar kolom.
Harga F(AB) sebesar 5.960 dikonsultasikan dengan harga F tabel sebesar 3.96 karena harga F (AB) lebih besar dari harga Ftabel, maka disimpulkan bahwa ada perbedaan antar baris.