53
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK.
Husnul Khotimah Universitas Pamulang Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari dana pihak ketiga dan pembiayaan bermasalah terhadap pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Penelitian ini menggunakan metode analisa kuantitatif, dimana metode analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau hipotesis menggunakan metode statistik yang sudah tersedia dan penulis menggunakan data berupa laporan simpanan dan kolektabilitas pembiayaan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Dari hasil penelitian ini perkembangan dana pihak ketiga dan pembiayaan bermasalah setiap tahunnya meningkat sedangkan pembiayaan mudharabah mengalami kenaikan dan penurunan yang fluktuatif. sedangkan untukpengaruh dana pihak ketiga dan pembiayaan mudharabah diperoleh hasil uji korelasi sebesar –-0,016 dengan hasil signifikansi uji t 0,654, maka dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara dana pihak ketiga terhadap pembiayaan mudharabah PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk. Sedangkan untuk pengaruh pembiayaan bermasalah dan pembiayaan mudharabah diperoleh hasil korelasi sebesar -0,223 dengan hasil signifikansi uji t sebesar 0,596 maka dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara pembiayaan bermasalah terhadappembiayaan mudharabah diperoleh hasil uji korelasi 0,045 dengan hasil uji F sebesar 0,196. Dari perhitungan tersebut maka, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan dari dana pihak ketiga dan pembiayaan bermasalah terhadap pembiayaan mudharabah PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Kata Kunci: Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan Bermasalah, Pembiayaan Mudharabah. PENDAHULUAN
yang memberikan kesempatan bagi
Dalam upaya mencapai tujuan
pihak-pihak
yang
berkeinginan
pembangunan yang dilakukan, baik
menghimpun
sebuah
usaha
yang
kebijakan fiskal maupun kebijakan
berawal
masyarakat
dan
moneter
melepaskan kembali bagi masyarakat
pemerintah
yang yaitu
dilakukan dalam
oleh bidang
yang
dari
berupa
perbankan. Bank sebagai badan usaha
meningkatkan
yang berorientasi pada pencapaian
masyarakat.
keuntungan
(profit
oriented)
dan
pemerintah sebagai agent development
Semakin
pembiayaan
untuk
kesejahteraan
berkembangnya
zaman maka akan semakin beragam
54
pula kebutuhan masyarakat, sehingga
dengan prinsip-prinsip syariah (Heri
kebutuhan jasa keuangan semakin
Sudarsono, 2008:27).
meningkat
dan
peranan
dunia
Perkembangan
bank
syariah
perbankan semakin dibutuhkan oleh
semakin pesat tatkala dikeluarkannya
seluruh lapisan masyarakat. Saat ini
Undang-Undang nomor 10 tahun 1998
ketertarikan
terhadap
tentang perbankan, revisi dari Undang-
ekonomi Islam semakin berkembang
Undang nomor 7 tahun 1992 yang
pesat. Hal ini ditandai dengan mulai
memungkinkan perbankan menjalani
bermunculannya lembaga - lembaga
dual
keuangan
operasinya
konvensional dapat mendirikan divisi
berazas dan berlandaskan pada hukum
syariah. Sejak saat itulah perbankan
Islam. Salah satu lembaga keuangan
syariah mulai tumbuh dimana-mana.
yang sedang hangat dibicarakan karena
Faktor lain yang mendukung tumbuh
perkembangan dan pertumbuhannya
dan berkembang pesatnya bank syariah
adalah Bank Syariah. Lembaga yang
di dalam negeri adalah mayoritas
kegiatan usahanya tidak menerapkan
penduduk Indonesia adalah beragama
sistem
Islam.
masyarakat
yang
bunga
konvensional
sistem
seperti
umumnya,
bank
melainkan
sistem bagi hasil atau profit sharing.
banking
system
atau
bank
Semakin sadarnya masyarakat Indonesia untuk menjalankan prinsip
Pengertian Bank menurut UU
agamanya disegala aspek kehidupan
RI No. 10 Tahun 1998 adalah badan
khususnya dalam segi perekonomian
usaha yang menghimpun dana dari
mendorong
masyarakat dalam bentuk simpanan
mencari solusi pemenuhan kebutuhan
dan menyalurkannya dalam bentuk
mereka baik dari segi investasi atau
kredit
atau
pemenuhan modal dengan cara yang
dalam
rangka
meningkatkan
hidup
rakyat
banyak.
bentuk-bentuk
lainnya
mulai
halal atau terbebas dari praktek bunga.
Sedangkan
Dengan kata lain, kehadiran Bank Syariah
keuangan
alternatif
usaha
untuk
taraf
Perbankan Syariah adalah lembaga yang
mereka
pokoknya
sebagai salah satu solusi terhadap
memberikan kredit dan jasa-jasa dalam
pertentangan
lalu lintas pembayaran serta peredaran
dengan riba. Hal lain yang juga penting
uang
dalam ekonomi islam secara umum
yang
beroperasi
disesuaikan
antara
persoalan bunga
bank
dan menjadi satu pokok perhatian
55
penting dalam kegiatan operasional
syariah. Bank Muamalat Indonesia
bank syariah adalah perlu dihindari
lahir pada tanggal 1 November 1991
transaksi
yang
transfaran
dan beroperasi pada tanggal 27 Syawal
(gharar)
dan
kegiatan
1412 atau 1 Mei 1992 yang sampai
tidak menolak
spekulasi (masyir). Konsep
hari
perbankan
ini
masih
mempertahankan
syariah
eksistensinya sebagai bank syariah
ekonomi
terbaik di mata nasabah, dimana Bank
dikemukakan
Muamalat Indonesia merupakan bank
bahwa dalam ekonomi Islam pemilik
yang melakukan kegiatan usahanya
mutlak terhadap segala sesuatu yang
bukan berdasarkan bunga akan tetapi
ada di bumi termasuk harta benda
berdasarkan bagi hasil (profit sharing).
adalah Allah SWT. Kepemilikan oleh
Seperti halnya dengan bank
apabila
dipandang
makro,
maka
dari
dapat
manusia hanya bersifat relatif sebatas
konvensional,
Bank
untuk
Indonesia
berfungsi
melaksanakan
amanah
juga
Muamalat sebagai
mengelola dan memanfaatkan sesuai
lembaga intermediasi, artinya Bank
dengan ketentuanNya. Sesuai dengan
Muamalat Indonesia juga memobilisasi
Firman Allah SWT : “Berimanlah
dan mengerahkan dana dari anggota
kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan
masyarakat
nafkahkanlah sebagian dari hartamu
menggunakan
yang Allah telah menjadikan kamu
dikerahkannya itu untuk disalurkan
menguasainya. Maka,
kembali kepada anggota masyarakat
orang-orang
dan dana
yang
berhasil
yang beriman di antara kamu dan
yang
menafkahkan (sebagian) dari hartanya
pembiayaan. Menurut UU No. 10
mendapatkan pahala yang besar” (QS
tahun
Al-Hadid:7).
menyatakan Pembiayaan berdasarkan
Salah satu lembaga perbankan syariah
yang
Indonesia,
pertama
yaitu
Bank
berdiri
di
memerlukan
selanjutnya
1998
dana
tentang
berupa
Perbankan
prinsip syariah adalah penyediaan uang atau
tagihan
yang
dipersamakan
Muamalat
dengan itu berdasarkan persetujuan
Indonesia. Bank Muamalat Indonesia
atau kesepakatan antara bank dengan
ada sejak sebelum lahirnya undang-
pihak lain yang mewajibkan pihak
undang yang memungkinkan pendirian
yang dibiayai untuk mengembalikan
bank yang sepenuhnya melakukan
uang atau tagihan tersebut setelah
kegiatan yang berdasarkan Prinsip
56
jangka waktu tertentu dengan imbalan
masyarakat
atau bagi hasil.
tertentu. Fungsi untuk mencari dan
Bank dipilih
Muamalat
untuk
untuk
jangka
waktu
Indonesia
selanjutnya menghimpun dana dalam
karena
bentuk simpanan turut mempengaruhi
ditelaah,
merupakan pelopor bank syariah di
pertumbuhan
Indonesia. Dari sisi pembiayaan Bank
volume dana yang berhasil dihimpun
Muamalat
atau
Indonesia
dukungan
memberikan
pembiayaan
melalui
suatu
disimpan
bank,
tentunya
sebab
akan
menentukan pula volume dana yang
berbagai skema pembiayaan baik jual
dikembangkan
beli , sewa maupun bagi hasil. Bank
dalam bentuk penanaman dana yang
Muamalat telah menawarkan hampir
menghasilkan.
semua jenis produk dan pelayanan perbankan,
baik
berupa
oleh
bank
tersebut
Dalam segi penyaluran dana,
produk
pada Bank Muamalat Indonesia dana-
Penghimpunan dana (Funding) dan
dana pihak ketiga atau dana yang
produk penyaluran dana
(lending)
dihimpun dari masyarakat ternyata
berupa pembiayaan. Salah satu misi
merupakan sumber dana terbesar yang
Bank Muamalat adalah ikut berperan
paling diandalkan oleh Bank Muamalat
dalam
ekonomi
Indonesia bisa mencapai 80%-90%
nasional, terutama melalui peningkatan
dari seluruh dana yang dikelola bank.
peranan
pengusaha
dan
Dana dari masyarakat atau dana pihak
bertekad
untuk
sebagai
ketiga yang berupa simpanan itu terdiri
mengembangkan
atas beberapa jenis yaitu giro, tabungan
pembangunan
katalisator
muslim
bertindak
dalam
Lembaga-Lembaga Keuangan Syariah. Memperhatikan fungsi pokok perbankan
sebagai
Dalam prakteknya dana yang
yang
berhasil dihimpun oleh bank lalu
intermediasi
ditanamkan dalam aktiva produktif.
keuangan atau dana, dan manfaat yang
Penempatan dalam aktiva produktif
besar bagi masyarakat (sektor riil).
dilakukan
Sebagai
bank
menciptakan pendapatan bank melalui
berupa
aktiva produktif. Aktiva produktif
mempunyai
memiliki
lembaga
dan deposito.
fungsi
lembaga usaha
keuangan, pokok
dengan
tujuan
untuk
menghimpun dana yang (sementara)
merupakan penanaman
dana bank
tak dipergunakan untuk kemudian
syariah dalam bentuk rupiah maupun
menyalurkan kembali dana tersebut ke
valuta asing dalam bentuk pembiayaan,
57
piutang, ijarah, qardh, surat berharga
bank semakin besar. Dengan demikian
syariah,
maka tingkat yang dibagikan kepada
penempatan,
komitmen
dan
penyertaan,
kontijensi
pada
masyarakat semakin kecil. Demikian
transaksi rekening administratif serta
juga sebaliknya jika kebutuhan dana
sertifikat
pembiayaan lebih tinggi dari pada dana
wa’diah
bank
Indonesia
(PAPSI, 2003:67).
masyarakat yang dikumpulkan maka
Salah satu komponen aktiva produktif yang jumlahnya terbesar
bank akan mengalami kekurangan dana.
adalah pembiayaan yang diberikan
Fungsi penggunaan dana yang
bank syariah salah satunya Bank
terpenting bagi bank komersial adalah
Muamalat
fungsi
Indonesia.
Kegiatan
pembiayaan.
penyaluran
tugas pokok bank, yaitu pemberian
khususnya Bank Muamalat Indonesia
fasilitas
menyediakan
memenuhi
dana
kebutuhan
untuk
pihak-pihak
yang merupakan deficit unit.
fasilitas
syariah
pembiayaan
mudharabah dengan sistem bagi hasil. Maksudnya,
Keberadaan dana pihak ketiga
bank
segi
pembiayaan merupakan salah satu
penyediaan
dana,
Dalam
pembiayaan
modal
investasi atau modal kerjadi sediakan
dalam hal ini giro wa’diah, tabungan
sepenuhnya
mudharabah dan deposito mudharabah
sedangkan nasabah menyediakan usaha
memiliki
dengan
dan manajemennya.
pembiayaan salah satunya pembiayaan
Pembiayaan
hubungan
erat
oleh
bank
syariah,
mudharabah
mudharabah yang diberikan oleh Bank
adalah akad kerjasama usaha antara
Muamalat Indonesia. Pihak bank harus
pemilik dana dan pengelola dana untuk
dapat
melakukan
manajemen
melakukan kegiatan usaha, laba dibagi
dana
kebutuhan
atas dasar nisbah bagi hasil menurut
kebutuhan pembiayaan.
dan
Apabila
terjadi
miss
kesepakatan
kedua
belah
pihak,
manajemen, yang akan terjadi bukan
sedangkan bila terjadi kerugian akan
profit justru kemungkinan akan besar
ditanggung oleh sipemilik dana kecuali
akan menimbulkan biaya. Apabila
disebabkan
biaya dana yang berhasil dikumpulkan
negligence
oleh bank lebih besar dari pada
pengelola
pembiayaan yang dilakukan maka
2011:120).
biaya dana yang harus dibayar oleh
oleh atau dana
misconduct, violation (Sri
oleh
Nurhayati,
58
Secara ekonomi
umum
para
perbankan
pakar Syari’ah
Rasulullah
pun
membolehkannya”
(HR.Thabrani) .
membolehkan
Sedangkan
akad Mudharabah sebagai
transaksi
sesuai
Fatwa
Dewan Syariah Nasional No.07/DSN-
pembiayaan dalam perbankan, dalam
MUI/VI/2000
tentang
pembiayaan
hal ini mereka berpedoman pada Al-
mudharabah disebutkan bahwa fitur
Qur’an dan Hadits. Adapun ayat Al-
dan
Qur’an yang dijadikan Pedoman di
mudharabah
bolehkannya
sebagai pemilik dana (shahibul maal)
mekanisme
pembiayaan
yaitu
bank
bertindak
pembiayaan Mudharabah oleh
para
yang menyedikan dana dengan fungsi
ulama fiqhdiantaranyaadalah
firman
sebagai modal kerja, dan nasabah
Allah SWT: “...dan sesungguhnya
bertindak
kebanyakan dari orang-orang yang
(mudharib) dalam kegiatan usahanya.
berserikat itu sebagian mereka berbuat
sebagai
Produk
pengelola
pembiayaan
dana
dengan
zalim kepada sebagian yang lain,
skema bagi hasil ini merupakan jenis
kecuali orang-orang yang beriman dan
produk pembiayaan yang cenderung
mengerjakan amal-amal shaleh; dan
memiliki return (tingkat keuntungan)
amat
yang beresiko (Risk-Return Mode). Hal
sedikit
mereka
ini...” (QS
Shad:24).
ini disebabkan karena pembiayaan ini
Selain
itu
sebuah
diberikan
SAW
cenderung
memiliki
bersabda:Dari Ibnu Abbas, bahwa
bergantung
pada
Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib
seperti
hadits qudsi
berkata:
dalam
Rasulullah
“Jika
memberikan
dana
kepada
keuntungan
sektorriil
yang
return
yang
kondisi
internal
atau
kerugian
bisnis.
kemitrausahanya secara mudharabah
Secara teoritis prinsip bagi
ia mensyaratkan agar dananya tidak
hasil dan resiko merupakan inti atau
dibawa mengarungi lautan, menuruni
karakteristik
lembah yang berbahaya, atau membeli
perbankan syariah. Akan tetapi dalam
ternak.
peraturan
kegiatan pembiayaan bagi hasil dan
bersangkutan
resiko mudharabah kurang di minati
bertanggungjawab atas dana tersebut.
dalam kegiatan pembiayaan. Hal ini
Disampaikanlah syarat-syarat tersebut
disebabkan oleh karena tingkat resiko
kepada
pembiayaan mudharabah sangat tinggi
tersebut,
Jika
menyalahi yang
Rasulullah
saw.
Dan
utama
dari
kegiatan
59
(hight risk) dan pengembaliannya tidak pasti,
padahal
lembaga
bank
bisnis,
merupakan
lembaga
Pemberian
pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah menurut
lembaga
UU no. 10 tahun 1998 pasal 8
intermediasi dimana bank berfungsi
dilakukan berdasarkan analisis dengan
sebagai
menetapkan prinsip kehati-hatian agar
perantara
pihak
yang
kekurangan modal (lack of fund) dan
nasabah
pihak lain yang kelebihan modal
utangnya
(surplus of fund), disamping itu bank
pembiayaan sesuai dengan perjanjian
juga
sehingga
harus
mengembalikan
dana
nasabah.
debitur
mampu
atau
resiko
melunasi
mengembalikan
kegagalan
atau
kemacetan dalam pelunasanya dapat
Salah satu terjadinya risiko dalam
segi
pembiayaan
pembiayaan bermasalah
dalam
pembiayaan
Dalam
hal
tersebut
dihindari.
yaitu
Walaupun
demikian,
khususnya
pembiayaan yang diberikan kepada
mudharabah.
para nasabah tidak akan lepas dari
pembiayaan
resiko
terjadinya
bermasalah dapat terjadi dalam setiap
bermasalah
pemberian
bank
memengaruhi kinerja bank syariah
berupa
tersebut. Dalam resiko pembiayaan
keadaan dimana pembiayaan tidak
merupakan risiko yang disebabkan
dapat kembali tepat pada waktunya.
oleh kegagaalan counterparty dalam
syariah.
pembiayaan Resiko
tersebut
Pembiayaan
bermasalah
menurut
Lukman
(2007:82)
merupakan
yang
oleh
kolektabilitas
Dendawijaya pembiayaan
masuk
dalam
yang
pembiayaan akhirnya
dapat
memenuhi kewajiban (Adiwarman A. Karim,
2013:260).Dari
semua
hal
tersebut, dalam proses pembiayaan merupakan
indikator
utama
ktiteria kurang lancar, pembiayaan
mengukur
diragukan dan pembiayaan macet.
mengukur pertumbuhan pangsa pasar
Sejalan dengan pendapat tersebut,
perbankan syariah nasional terutama
pedoman
pada
akuntansi
perbankan
atau
Bank
Muamalat
Indonesia menggolongkan pembiayaan
Indonesia.Kenaikan
pembiayaan
bermasalah
atau
mudharabah pada Bank Muamalat
Financing
menjadi
Non
di
perkembangan
untuk
Performing
kredit
dengan
Indonesia
didukungnya outlet-outlet
oleh
kualitas kurang lancar (KL), kualitas
bertambahnya
bank
diragukan (D) dan kualitas macet (M).
syariah yang menyebabkan penetrasi
60
pasar mengalami peningkatan terutama
ketiga dan pembiayaan bermasalah
dalam hal produk perbankan syariah.
tersebut.
Tercatat
Dari uraian di atas penulis
sampaidenganakhirtahun
2012
tertarik untuk mengambil sebuah objek
jumlahkantordan
Bank
penelitian
sebagai
Muamalat Indonesia sebanyak 345
penelitian
yaitu
unit, yang tediridarikantorcabang 79
Pihak
unit, kantorcabangpembantu 144 unit
Bermasalah Terhadap Pembiayaan
dankantorkassebanyak 122 unit. Dari
Mudharabah
informasi tersebut terdapat beberapa
Muamalat Indonesia,Tbk.
faktor
yang
outlet
dapat
mempengaruhi
pembiayaan khususnya pembiayaan Mudharabah diantaranya dana pihak ketiga dan pembiayaan bermasalah tersebut. Dana pihak ketiga merupakan sumber
dana
yang
berasal
dari
masyarakat yang terhimpun melalui produk
girowa’diah,
mudharabah,
dan
tabungan deposito
mudharabah yang menjadi sumber dana dalam membiayai pembiayaan mudharabah
tersebut.
Sedangkan
pembiayaan bermasalah yang terjadi bagaimanapun akan berdampak negatif baik secara mikro ( bagi bank dan nasabah) maupun secara makro (sistem perbankan dan perekonomian Negara). Dengan penurunan
adanya dari
kenaikan
atau
pembiayaan
mudharabah ditunjang dengan besar atau kecilnya outstanding dana pihak
Ketiga
judul
proposal
Pengaruh dan
Pada
Dana
Pembiayaan
PT.
Bank
61
TELAAH LITERATUR DAN
ini akan menjadi faktor pendorong
PERUMUSAN HIPOTESIS
meningkatnya jumlah nasabah dan
A. Pengertian Dana Pihak Ketiga Dana
pihak
dana pihak ketiga.
ketiga
Dana
Pihak
(simpanan) yang dijelaskan dalam
merupakan
UU Perbankan RI No. 10 tahun
syariah yang berasal dari modal
1998 tentang perbankan adalah dana
disetor dan hasil mobilisasi kegiatan
yang dipercayakan oleh masyarakat
penghimpunan
kepada bank berdasarkan perjanjian
melalui
penyimpanan dana dalam bentuk
tabungan mudharabah dan deposito
giro, deposito, sertifikat deposito,
mudharabah
tabungan, dan atau bentuk lainnya
2010:72).
yang dipersamakan dengan itu. Dana
Pihak
merupakan berasal
terhimpun
dana
dana
produk
bank
masyarakat wa’diah,
giro
(Andri
Soemitra,
Dana pihak ketiga adalah
Ketiga
dana yang berasal dari masyarakat
dana
yang
luas yang merupakan sumber dana
masyarakat
yang
terpenting bagi kegiatan operasional
giro
suatu bank dan merupakan ukuran
sumber
dari
sumber
Ketiga
melalui
produk
wa’diah, tabungan mudharabah dan
keberhasilan
deposito
membiayai
mudharabah
(Nur
Kurnaliyah, 2011:30).
bank
jika
mampu
operasionalnya
dari
sumber dana ini (Kamsir, 2002:64).
Dana Pihak Ketiga yang
Dana pihak ketiga yang
dimiliki oleh bank akan disalurkan
dimiliki oleh bank akan disalurkan
ke
keberbagai
berbagai
jenis
pembiayaan,
jenis
pembiayaan,
semakin besar keuntungan yang
semakin besar keuntungan yang
diraih bank dengan bagi hasil, maka
diraih bank dengan bagi hasil, maka
akan
akan
menarik
menempatkan syariah.
nasabah dananya
Nasabah
membandingkan
secara
di
untuk
menarik
bank
menempatkan
akan
syariah.
cermat
nasabah dananya
dibank
Nasabah
membandingkan
untuk
akan
secara
cermat
antara expected rate of return yang
antara expected rate
ditawarkan
ditawarkan oleh bank konvensional.
oleh
bank
syariah
dengan tingkat suku bunga yang ditawarkan bank konvensional. Hal
Hal
ini
akan
of return
menjadi
faktor
62
pendorong meningkatnya jumlah
kurang lancar, diragukan dan
nasabah dan dana pihak ketiga.
macet.
Dana pihak ketiga yang
Termin
diperuntukkan
dimaksudkan meliputi seluruh DPK
umum
bank dalam rupiah maupun valuta
diperuntukkan
asing pada seluruh kantor bank yang
syariah.
ada di Indonesia (Zainul Arifin, 2009:184).
NPL
bagi
bank
sedangkan
Menurut
NPF
untuk
bank
Luh
Gede
Meydianawathi
(2007:138)
DPK bank dalam rupiah
menyatakan “Non Performing
meliputi kewajiban kepada pihak
Financing (NPF)/Pembiayaan
ketiga yang terdiri dari Giro wadiah,
Bermasalah
Tabungan Mudharabah, Deposito
kolektibilitas
investasi
dan
dalam mengumpulkan kembali
kewajiban lainnya. Sedangkan DPK
kredit yang dikeluarkan oleh
bank dalam valuta asing meliputi
bank sampai lunas
kewajiban
kriteria
Mudharabah,
dalam
valuta
asing
menunjukkan sebuah
bank
(dengan
kurang
lancar,
dan
macet)
kepada pihak ketiga termasuk bank
diragukan
dan Bank Indonesia yang terdiri dari
terhadap total kredit yang
Giro Wadiah, Deposito Investasi
yang dikeluarkan bank”.
Mudharabah,
dan
Kewajiban
lainnya.
Menurut
Indonesia melalui Peraturan
B. Pembiayaan Bermasalah 1.
Pengertian
Bank
Pembiayaan
Bermasalah
Bank
Indonesia
(PBI)
Pembiayaan/kredit bemasalah
Menurut Kamus Besar
merupakan salah satu indikator
Indonesia,
kunci untuk menilai kinerja
Pembiayaan/Kredit bermasalah
fungsi bank. Salah satu fungsi
atau
Non
bank adalah sebagai lembaga
Performing Loan (NPL) atau
intermediasi atau penghubung
Non
Financing
antara pihak yang memiliki
kredit
kelebihan dana dengan pihak
Bank
(NPF)
biasa
disebut
Performing adalah
bermasalah yang terdiri dari
yang
membutuhkan
dana.
kredit
Bank
Indonesia
melaui
yang
berklasifikasi
63
Peraturan
Bank
Indonesia
Suatu kenyataan bahwa
(PBI) menetapkan bahwa rasio
kredit
pembiayaan/kredit bermasalah
pembiayaan
adalah sebesar 5%.
merupakan bagian dari loan
Dari
atau
bermasalah
pengertian
portofolio dari sebuah bank.
pembiayaan bermasalah di atas
Namun, pemberi kredit yang
dapat
sukses
disimpulkan
“pembiayaan
bahwa
adalah
bank
yang
bermasalah
mampu mengelola pembiayaan
adalah dalam pelaksanaannya
bermasalah pada suatu tingkat
belum
yang
mencapai/memenuhi
wajar
dan
tidak
target yang diinginkan oleh
menimbulkan kerugian bagi
pihak
bank yang bersangkutan.
bank
syariah
memiliki
yang
kemungkinan
Bank
Indonesia
timbulnya resiko dikemudian
mengintruksikan
hari bagi bank Syariah dalam
Non
arti
atau Pembiayaan Bermasalah
luas
dan
mengalami
di
dalam
kesulitan
perhitungan
Performing
dalam
Financing
laporan
tahunan
penyelesaian kewajiban baik
Perbankan
dalam
pembayaran
Surat Edaran BI No.9/24/DPbs
kembali pokoknya dan atau
30 Oktober tahun 2007 tentang
pembayaran keuntungan”.
sistem
bentuk
bank 2.
bermasalah
Kriteria
Pembiayaan
Bermasalah
Nasional
penilaian
kesehatan
berdasarkan
syariah
yang
sesuai
prinsip
dirumuskan
sebagai berikut :
Pembiayaan Bermasalah =
Jumlah Pembiayaan bermasalah
x 100%
Total Pembiayaan Adapun
kriteria
kesehatan bank syariah yang
ditetapkan
oleh
Bank
Indonesia sebagai berikut:
64
Tabel 2.3. Kriteria Kesehatan Bank Menurut Predikat Non Performing Financing/Pembiayaan Bermasalah Peringkat
Nilai NPF/Pembiayaan Bermasalah
Predikat
1
NPF < 2%
Sangat Baik
2
2% ≤
Baik
3
5% ≤ NPF < 8%
Cukup Baik
4
8% ≤ NPF < 12%
Kurang Baik
5
NPF ≥ 12%
Tidak Baik
3. Jenis Pembiayaan Bermasalah
enam bulan atau dua kali dari jadwal
Menurut Pasal 9 ayat 2 Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/21/PBI/2006
tentang
Penilaian
Kegiatan
Usaha
di
perjanjikan
(Jumlah hari tunggakan 91 – 180). c. Diragukan
Kualitas Aktiva Bank Umum Yang Melaksanakan
yang
Adalah pembiayaan yang pengembalian
pokok
Berdasarkan Prinsip Syariah, yaitu:
pinjamannya dan pembayaran
a. Dalam Perhatian Khusus
margin atau bagi hasilnya telah
Adalah pembiayaan
mengalami penundaan 9 bulan
pokok pinjaman dan
sejak
pembayaran margin atau bagi
jadwal
hasil telah mengalami
(Jumlah hari tunggakan 181 –
penundaan selama 3 bulan dari
270 hari), namun masih ada
waktu yang dijanjikan (jumlah
jaminan
hari tunggakan 1 – 90 hari).
sebagai pengganti.
b. Kurang Lancar
tempo
yang
yang
menurut
diperjanjikan
dapat
ditukar
d. Macet
Adalah pembiayaan yang pengembalian
jatuh
pokok
Adalah pembiayaan yang pengembalian
pokok
pinjamannya dan pembayaran
pinjamannya dan pembayaran
margin atau bagi hasilnya telah
margin atau bagi hasilnya telah
mengalami penundaan selama
mengalami penundaan lebih dari
65
9 bulan sejak jatuh tempo
diantara
menurut
kesepakatan yang dituangkan
jadwal
diperjanjikan.
yang
(Jumlah
hari
mereka
sesuai
dalam kontrak”.
tunggakan > 270 hari). Menurut
Ayub
(2007:320-321)
memberikan
C. Mudharabah 1.
Pengertian Mudharabah
pengertian
“Mudharabah
dalam
adalah
khusus
Dalam
syirkah di mana investor atau
Mudharabah
atau
qiradh
termasuk
kategori
syirkah.
Bahasa
(penduduk
irak)
jenis
sekelompok
investor
digunakan kata Mudharabah,
menyediakan
sedangkan
agen
penduduk
menyebutnya
Hijaz
atau
modal
untuk
manajer
yang
Di
memiliki perdagangan ialah
kata
saham sesuai dengan proporsi
Mudharabah tidak disebutkan
pra kesepakatan, sedangkan
secara jelas dengan istilah
kerugian yang timbul oleh
Mudharabah. Al Quran hanya
hilangnya investor itu berarti
menyebutkan secara musytaq
kekurangan dalam modal atau
dari
investasi dari pemilik modal,
dalam
Qiradh.
dari
Alquran,
kata
Dharaba
yang
terdapat sebanyak 58 kali.
hilangnya
Fatwa Dewan Syariah Nasional
mendefinisikan
apapun
agen dan
pembatasan
remunerasi tidak
jumlah
ada orang
Mudharabah sebagai berikut
yang memberikan dana untuk
“Mudharabah
bisnis atau pembatasan pada
yaitu
akad
kerjasama dalam suatu usaha antara
dua
belah
jumlah mitra kerja”.
pihak
Berdasarkan
dimana pihak pertama (Malik,
pengertian-pengertian
Shahib
Mudharabah
Al-mal,
LKS)
sebagaimana
menyediakan seluruh modal,
dikemukakan oleh beberapa
sedang pihak kedua (Amil,
penulis
dapat
disimpulkan
Mudharib, Nasabah) bertindak
bahwa
yang
dimaksud
sebagai
dan
“Mudharabah adalah suatu
dibagi
produk finansial syariah yang
keuntungan
pengelola usaha
66
berbasis
kemitraan
disesuaikan
(partnership) yang modalnya
pendapatan
didanai
usaha bank sehingga bank
sepenuhnya
oleh
atau
hasil
pemilik dana (shahibul maal)
tidak
dan
mengalami negative speed.
pengelola
usaha
(mudharib)
hanya
akan
pernah
c. Pengembalian
pokok
menjalankan
usaha
tanpa
pembiayaan
penanaman
dana
sesuai
dengan cash flow atau arus
dengan
kesepakatan
keuntungan
dan dibagi
berdasarkan nisbah yang telah disepakati diawal akad”.
kas
Manfaat
disesuaikan
usaha
nasabah
sehingga
tidak
memberatkan nasabah. d. Bank akan lebih selektif dan
2.
dengan
Pembiayaan
Mudharabah
hati-hati
mencari usaha yang benarbenar
Pembiayaan
(prudent)
halal,
aman
menguntungkan
dan
karena
Mudharabah lebih memiliki
keuntungan yang kongkret
manfaat bagi pemilik dana
dan
maupun
usaha
itulah yang akan dibagikan.
seperti yang dikemukakan oleh
e. Prinsip bagi hasil dalam al-
Muhammad Syafi’i Antonio
mudharabah ini berbeda
(2001:97)
bahwa
terdapat
dengan prinsip bunga tetap
beberapa
manfaat
pada
dimana bank akan menagih
pengelola
pembiayaan
mudharabah
diantaranya: a. Bank
penerima
terjadi
pembiayaan
(nasabah) sesuatu jumlah
dapat
menikmati
peningkatan
bagi
pada
keuntungan
saat
hasil
usaha nasabah meningkat. b. Bank Tidak berkewajiban membayar
benar-benar
bagi
hasil
bunga tetap berapa pun keuntungan dihasilkan sekalipun
yang nasabah, merugi
dan
terjadi krisis ekonomi. Secara umum, aplikasi
kepada nasabah pendanaan
perbankan
secara
Menurut Muhammad Syafi’i
tetap
tetapi
al-mudharabah
67
Antonio,
2001:98)
digambarkan
dapat
dalam
skema
berikut:
Perjanjian Bagi Hasil Keahlian / keterampilan
Mudharib wq
Modal 100%
Shahibul Maal (Bank)
(Nasabah) Proyek/Usaha
Nisbah Y%
Nisbah X%
Pembagian keuntungan
Modal Gambar 2.1 Skema Pembiayaan Mudharabah
METODE PENELITIAN A. Metode Penentuan Sampel Penelitian ini menggunakan
B. Metode Penelitian Data Jenis Data yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah
Convenience Sampling Methode, yaitu
Data Primer dan Data Sekunder :
memilih sample dari element yang
1. Data Primer
mudah diperoleh oleh peneliti, elemen
Adalah data yang diperoleh
sampel yang dipilih adalah terbatas
dari pengamatan langsung baik
pada tahun 2008 sampai dengan 2012.
dengan
Teknik penarikan sempel didapat dari
pada objek penelitian di PT. Bank
bagian Sumber dan penggunaan dana
Muamalat
dengan mengambil data dana pihak
Sumber dan Penggunaan Dana.
ketiga dan pembiayaan mudharabah.
Data sumber dana berupa laporan
Serta
kolektibilitas
simpanan dari masyarakat yaitu
pembiayaan berdasarkan jenis produk
Dana Pihak Ketiga dan Data
sebagai
penggunaan dana yaitu berupa
laporan
dasar
bermasalah.
data
pembiayaan
melakukan
wawancara
Indonesia,Tbk.
Data
pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada masyarakat, serta data
68
laporan kolektibilitas pembiayaan
a. Interview (wawancara), yaitu
berdasarkan jenis produk sebagai
mengadakan
dasar data pembiayaan bermasalah
secara langsung dengan yang
yang
berhubungan
masing-masing
diambil
tanya
jawab
dengan
objek
sebagian datanya mulai dari Tahun
penelitian untuk memperoleh
2008 sampai dengan Tahun 2012.
masukan-masukan yang dapat menunjang penulisan proposal
2. Data Sekunder
skripsi ini.
Adalah
data
yang
b. Observasi,
yaitu
kegiatan
diperoleh dari literature-literature
pengamatan secara langsung
dan referensi yang berhubungan
atas
dengan masalah yang dibahas.
aktivitas
Pengumpulan
Data
dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan
(Field
penelitian
Research)
kepustakaan
serta
yang
dengan
C. Metode Pengumpulan Data Metode
objek
aktivitas-
dilaksanakan
maksud
mengetahui
dan
untuk meneliti
pelaksanaan yang sebenarnya.
dan
(Library
Research).
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
1. Penelitian
Lapangan
(Field
Research)
Penelitian yang dilakukan dengan membaca mempelajari dan
Penelitian
lapangan
mengumpulkan berbagai lileratur
dimaksudkan untuk mendapatkan
dari bahan perkuliahan khususnya
data primer yang dilakukan dengan
yang ada hubungannya dengan
cara melihat langsung objek atau
masalah yang sedang di teliti yang
aktivitas yang sebenarnya pada PT.
bertujuan untuk mendapatkan data
Bank
Indonesia,Tbk.
sekunder, yaitu sumber informasi
berhubungan
dari para ahli yang sifatnya teoritis,
Muamalat
khususnya dengan
yang Dana
Pembiayaan
Pihak Bermasalah
Ketiga, dan
Pembiayaan Mudharabah dengan melaksanakan beberapa langkah sebagai berikut:
dapat digunakan sebagai dasar pembanding
yang
dalam pembahasan.
mendukung
69
yang berlaku dalam
D. Metode Analisis Data Metode analisis adalah sebuah metode
yang
digunakan
untuk
teori,
yaitu
dengan menggunakan analisis berikut ini:
mengolah data yang akan dianalisis.
1. Analisis Regresi Berganda
Sedangkan Data adalah fakta atau
Analisis
ini
digunakan
mengetahui
besarnya
angka-angka, bila tidak diolah tidak
untuk
mempunyai makna. Pengolahan data
pengaruh antara variabel X dengan
merupakan dalam
bagian
penelitian
yang
penting
variabel Y dengan menggunakan
ilmiah,
karena
rumus persamaan, sebagai berikut:
dengan pengolahan data, data tersebut
Y = a + b1X1 + b2X2
dapat berguna dalam memecahkan masalah penelitian.
Dimana :
Dalam penelitian kuantitatif,
Y
Mudharabah
analisis data merupakan kegiatan
X1
setelah data dari seluruh responden
X2
Kegiatan dalam analisis data adalah
Pembiayaan Bermasalah
mengelompokkan data berdasarkan dan
jenis
responden,
harga
melakukan
variabel
yang
perhitungan
perhitungan
a,
∑Y
b1,
dan
b2
dapat
+ b1∑X1
=a
+ b2∑X2
diteliti, ∑X1Y = a∑X1 + b1∑X1 2
untuk
menjawab rumusan masalah, dan melakukan
=
menggunakan persamaan berikut:
dari seluruh responden, menyajikan tiap
Dana
Untuk menghitung harga-
mentabulasi data berdasarkan variabel
data
=
Pihak Ketiga
atau sumber data lain terkumpul.
variabel
= Pembiayaan
+ b2∑X1X2
∑X2Y = a∑X2 + b1∑X1X2 + b2∑X22
untuk
menguji hipotesis yang telah diajukan. Selanjutnya
penulis
Dimana :
membandingkan data yang diperoleh dari obyek penelitian dengan teori kepustakaan
guna
mengetahui
kemungkinan kelemahan-kelemahan. Yang
ada
diterapkan
pada dengan
praktek
yang
prinsip-prinsip
a
= Konstanta a1, a2 = Koefisien
regresi X1
=
Variabel
=
Variabel
bebas 1 (Dana Pihak Ketiga) X2
bebas 2 (Pembiayaan Bermasalah)
70
Berikut ini merupakan alat untuk
terjadi
menghitung residual :
jika
a) Uji Asumsi Klasik 1) Uji
Asumsi
Klasik
multikolinieritas
koefisien
korelasi
antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan
Multikolinieritas.
ini
dan 0,90). Dikatakan tidak
Uji asumsi klasik
0,60 (r < 0,60). Dengan
digunakan
cara
untuk
mengukur
tingkat
lain
untuk
menentukan
asosiasi (keeratan)
multikolinieritas,
hubungan/pengaruh
dengan
antar
cara :
variabel
bebas
tersebut melalui besaran koefisien
korelasi
(r).
a) Nilai
yaitu
menggunakan tolerance
adalah
(a)
besarnya
Model regresi yang baik
tingkat kesalahan yang
adalah model regresi yang
dibenarkan
menghasilkan
statistik.
estimasi
linier tidak bias (Abdul Madjid, 2007:131). Menurut Santoso
b) Nilai variance inflation factr
Singgih
(2010:206),
Multikolinieritas
secara
(VIF)
adalah
faktor
inflasi
penyimpangan
baku
kuadrat.
mengandung arti bahwa
Nilai tolerance (a)
antar variabel independen
dan
yang
factor (VIF) dapat dicari
terdapat
dalam
variance
inflation
model memiliki hubungan
dengan, sebagai berikut :
yang
a) Besarnya
sempurna
atau
mendekati sempurna. Multikolinieritas terjadi
jika
korelasi
antar
koefisien variabel
bebas lebih besar dari 0,60 (pendapat lain: 0,50
nilai
tolerance (a):a=1/VIF b) Besar
nilai variance
inflation
factor (VIF):
VIF = 1 / a c) Variabel mengalami
bebas
71
multikolinieritas jika a
dengan
hitung VIF.
grafik plot antara nilai
d) Variabel bebas tidak
cara
melihat
prediksi variabel terikat
mengalami
(dependen)
multikolinieritas jika a
residualnya. Deteksi ada
hitung > a dan VIF
atau
hitung < VIF.
tertentu
tidaknya
pola
pada
grafik
scaterrplot antara SRESID
2) Uji Asumsi Klasik
dan
Heteroskedastisitas. Menurut
dengan
Singgih
ZPRED
dimana
sumbu X adalah Y yang
Santoso (2010:207), Uji
telah
Heteroskedastisitas
sumbu X adalah residual
bertujuan untuk menguji
(Y
apakah
Sesungguhnya) yang telah
terjadi
model
regresi
ketidaksamaan
Prediksi
dan –
Y
di-studentize.
varian dari residual satu pengamatan
diprediksi
Dasar analisis yaitu
ke
jika ada pola tertentu,
lain.
seperti titik-titik yang ada
Jika varian dari residual
membentuk suatu pola
pengamatan
satu
tertentu
pengamatan
berikutnya
pengamatan
tetap,
yang
maka
ke
disebut
yang
teratur
(bergelombang,
melebar
kemudian
menyempit)
homokedastisitas dan jika
maka
mengindikasikan
berbeda
telah
terjadi
disebut
heterokedastisitas. Model
heterokedastisitas.
regresi yang baik adalah
ada pola yang jelas, serta
yang
homokedastisitas
titik-titik menyebar diatas
dan
tidak
terjadi
dan dibawah angka 0
heterokedastisitas. Untuk
pada sumbu Y, maka tidak
mendeteksi
terjadi heterokedastisitas.
ada
atau
tidaknya heterokedastisitas adalah
Jika
72
one sampel test. Adapun
3) Uji Asumsi Klasik
kriteria
Normalitas. Uji
normalitas
uji
:
jika
probabilitas signifikan >
adalah
untuk
melihat
0,05
maka
data
apakah
nilai
residual
berdistribusi normal.
terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai
4) Uji
(Sunarwan
Autokorelasi adalah
suatu
Triono, 2007:42). Jadi, uji
dimana
normalitas
penggangguan
bukan
periode
masing
berkorelasi
tetapi
pada nilai residualnya. Pengujian
keadaan kesalahan
dilakukan pada masingvariabel
Klasik
Autokorelasi
residual yang terdistribusi normal
Asumsi
dari tertentu dengan
kesalahan
pengganggu
asumsi
dari periode sebelumnya.
normalitas untuk menguji
Pada kondisi ini kesalahan
data variabel bebas (X)
tidak bebas tetapi satu
dan variabel terikat (Y)
sama
pada persamaan regresi
berhubungan.
yang dihasilkan, apakah
kesalahan
berdistribusi normal atau
periode
berdistribusi
berkorelasi maka terjadi
normal. data
tidak
Jika
distribusi
normal,
analisis
maka
data
dan
pengujian
hipotesis
digunakan
statistik
parametrik. normalitas
Pengujian data
lain
kasus
saling Bila
pengganggu t
dengan
korelasi
sederhana pertama
t-1
serial tingkat
(First
autocorrelation)
order (Yahya
Hamja, 2008:117). Autokorelasi bertujuan
untuk
menggunakan
mengetahui apakah dalam
uji kolmogorov-smirnov
sebuah
model
regresi
73
linier ada korelasi antara
adalah
kesalahan
Mudharabah
pengganggu
Pembiayaan sedangkan
pada periode t dengan
masukan yang dipergunakanya
kesalahan pada periode t-
adalah adanya
1
Ketiga
(sebelumnya).
Tentu
saja model regresi yang autokorelasi
Pembiayaan
Kedua variabel tersebut dapat
menentukan
koefisien
(Gurajati, 2007:112).
Pihak
Bermasalah
baik adalah regresi bebas dari
dan
Dana
besarnya
korelasi,
dengan
rumus sebagai berikut : 2. Analisis Korelasi Linear Berganda Analisis berganda
korelasi
digunakan
linear
r 1
n. X
n X 1Y 2 1
X .Y X n. Y Y 1
2
2
2
1
untuk
mengukur keeratan hubungan linier antara tiga variable atau lebih. Adapun
dalam
penelitian
ini
r 2
n X 2Y
n. X
2 2
X .Y X n. Y Y 2
2
2
2
2
Variabel X dan Y adalah sebagai berikut : a. Varibel Bebas (X) Yaitu Ketiga
dan
Dana
Pihak
r 1.2
Pembiayaan
n X 1 X 2 X 2 . X 2
n. X
2 1
X 1 n. X 2 X 2 2
2
Bermasalah dinyatakan bahwa merupakan mempengaruhi
faktor
yang
ry1 ry2 2ry1ry2 r1.2 2
r y1.2
Pembiayaan
1 r1.2
Mudharabah.
b. Variabel Terikat (Y)
Dimana:
Yaitu
Pembiayaan
Mudharabah
merupakan
dalam bentuk data statistik Keluaran yang dipergunakan
r
2
= Koefisien
korelasi
X 1 = Dana Pihak
perbandingan antara output dan input. Pengukuran variabelnya
2
Ketiga
X 2 = Pembiayaan Bermasalah
2
74
n
= Banyaknya
yang menunjukkan
Responden
Dana Pihak Ketiga
Y
=
Pembiayaan
dan
Mudharabah
Bermasalah
Pada dasarnya nilai r
akan
berpengaruh
dapat bervariasi, jika:
terhadap
a. Jika r >-1, negatif, maka
Pembiayaan
Pembiayaan
hubungan
korelasi
Mudharabah.
negatif
Dengan
demikian,
artinya mempunyai
apabila korelasi tersebut positif
hubungan yang kuat
(+),
terbalik,
sifatnya saling mendukung atau
ini
maka
hubungan
menunjukkan
menunjang,
bahwa Dana Pihak
korelasi
Ketiga
hubungan/sifatnya berlawanan
dan
dan
atau
negatif
apabila (-)
maka
Pembiayaan
arah.
Bermasalah
mengetahui apakah ada faktor-
berpengaruh negatif
faktor lain yang mempengaruhi
terhadap
Dana
Pembiayaan
Pembiayaan
Bermasalah
Mudharabah.
terhadap
Pembiayaan
b. Jika r = 0 atau
Selanjutnya
Pihak
untuk
Ketiga
dan
Mudharabah dapat diketahui
mendekati 0 (nol),
dengan
artinya
formulasi koefisien penentu.
tidak
ada
menggunakan
hubungan antara X dan Y, kalau ada
3. Koefisien Determinasi
sangat jauh.
Sugiyono
c. Jika r <+1, positif, maka
hubungan
menyebutkan
(2005:216) dalam
analisis
korelasi terdapat suatu angka yang
variabel X dan Y
disebut
sempurna,
determinasi, yang besarnya adalah
artinya
dengan
koefisien
mempunyai
kuadrat dari koefisien korelasi (r2).
hubungan yang kuat
Koefisien determinasi dinyatakan
75
dalam bentuk persen (%) dengan
variabel
notasi R dimana R = r2
probabilitas lebih kecil daripada
Koefisien
determinasi
terikat.Sedangkan
bila
0,05 (α), maka variabel bebas
adalah bagian dari keberagaman
secara
serentak
total variabel Y (terikat) yang dapat
terhadap variabel terikat.
diterangkan atau diperhitungkan
Dengan rumus sebagai berikut :
oleh keragaman variabel X (bebas) yaitu koefisien yang mengukur
R 2 ( N m 1) F m(1 R 2 )
besarnya prosentase kontribusi X
Dimana :
terhadap Y (J Suprianto, 2008:5).
Korelasi
Dalam penelitian ini untuk mengetahui
berapa
F
= Harga Garis
R2
besar
berpengaruh
= Koefisien
Korelasi antara kriterium
prosentase kontribusi variabel (X)
dengan prediktor
dengan presentase variabel (Y)
N = Cacah kaus
dirumuskan sebagai berikut:
m
2
R = r x 100%
=
Cacah
merupakan
suatu
Prediktor
Dimana : R = Koefisien Korelasi
E. Operasional Variabel
2
r = Koefisien Korelasi antara X dan Y
Variabel
atribut atau sifat atau nilai dari orang,
4. Uji F
obyek atau kegiatan yang mempunyai Uji
dasarnya
statistik
F
menunjukkan
pada
variasi tertentu yang ditetapkan oleh
apakah
peneliti untuk dipelajari dan ditarik
semua variabel independen atau bebas
yang
kesimpulannya (Sugiyono, 2010:59).
dimasukkan
Dalam penelitian ini terdapat
berpengaruh secara bersama-sama
dua
terhadap variabel dependen atau
Variabel
terikat.
adalah Dana Pihak Ketiga (X1) dan
Cara pengujiannya adalah berdasarkan
probabilitas.
Bila
variabel yang diteliti, yaitu Bebas atau
Independent
Pembiayaan Bermasalah (X2), dan Variabel
Terikat
atau
dependent
probabilitas lebih besar daripada
adalah Pembiayaan Mudharabah (Y).
0,05 (α), maka variabel bebas
1. Variabel Bebas ( Independent )
secara serentak tidak berpengaruh
76
Variabel bebas merupakan
dihimpun dari masyarakat yang
variabel yang mempengaruhi atau
merupakan sumber dana terbesar
menjadi sebab perubahannya atau
sekitar 70-80%. Adapun Dana
timbulnya variabel dependent atau
tersebut berasal dari simpanan
terikat (Sugiyono, 2010:59).
masyarakat melalui produk giro,
2. Variabel Terikat ( Dependent ) Variabel terikat merupakan
tabungan dan deposito. Dana
pihak
ketiga
variabel yang dipengaruhi atau
dihimpun dari masyarakat tersebut
yang
dimasukkan
menjadi
akibat,
karena
kedalam
aktiva
adanya variabel bebas (Sugiyono,
produktif dan disalurkannya dana
2010:59).
tersebut
ke
berbagai
jenis
pembiayaan, salah satunya adalah pembiayaan Mudharabah.
HASIL PENELITIAN DAN
Dalam hal tersebut dapat
PEMBAHASAN
diketahui A. Pembahasan dan Hasil Penelitian Variabel-variabel yang menjadi batasan-batasan
dalam
bahwa
tingkat
perkembangan Dana Pihak Ketiga mengalami peningkatan yang terus
pembuatan
menerus mulai dari tahun 2008
model skripsi ini, yaitu: Dana Pihak
sampai dengan 2012. Berikut dapat
Ketiga, Pembiayaan Bermasalah, dan
dilihat pada grafik dibawah ini:
Pembiayaan Mudharabah. Selain itu variabel yang terkait diambil dalam periode tahunan selama 5 tahun mulai dari tahun 2008 sampai dengan 2012. Adapun
perkembangan
variabel-variabel
dalam
penelitian
skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Perkembangan
Dana
Pihak
Ketiga pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Dana merupakan
pihak sumber
dana
ketiga yang
77
Grafik 4.1 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Pada Bank Muamalat Indonesia (Dalam Miliar Rupiah) Sumber : Diolah oleh penulis tahun 2014 Untuk
lebih
jelasnya
dapat
dilihat
pada
tabel
4.1
di
bawah
ini:
Tabel 4.1 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Tahun 2008 Sampai Dengan 2012 Dana Pihak Ketiga
Tahun
(Dalam Miliar Rupiah )
2008
117.963
2009
130.278
2010
167.671
2011
257.625
2012
342.661
Sumber : PT. Bank Muamalat Indonesia Tahun 2013 Dana pihak ketiga adalah komponen penting.
dana
yang
Besarnya
akan
diolah
dan
kemudian
paling
disalurkan dana tersebut berupa
pembiayaan
pembiayaan pada pihak-pihak yang
yang diberikan oleh PT. Bank
deficit unit.
Muamalat Indonesia, Tbk sangat
Berdasarkan
tabel
dan
bergantung pada seberapa besar
grafik diatas terlihat bahwa Dana
kemampuan
Pihak Ketiga dari tahun 2008
bank
dalam
menghimpun Dana Pihak Ketiga
sampai
dan kemudian Dana Pihak Ketiga
mengalami
tersebut
kedalam
tahun 2008 jumlah Dana Pihak
aktiva produktif yang nantinya
Ketiga adalah sebesar Rp. 117.963
dimasukkan
dengan
tahun
2012
peningkatan,
pada
78
Miliar dan mengalami peningkatan
dalam
terus menerus hingga tahun 2012
mencapai atau memenuhi target
Dana
tersebut
yang diinginkan pihak bank seperti,
342.661
pengembalian pokok atau bagi
Miliar. Peningkatan Dana Pihak
hasil yang bermasalah, pembiayaan
Ketiga
yang
Pihak
menjadi
Ketiga
sebesar
Rp.
tersebut
langsung
dari
berdampak
pelaksanaannya
memungkinkan
belum
timbulnya
perkembangan
resiko di kemudian hari bagi bank
jaringan kantor dan jangkauan
dan pembiayaan yang termasuk
layanan
dalam golongan perhatian khusus,
PT.
Indonesia,
Bank
Tbk
kepercayaan
Muamalat
serta
masyarakat
tingkat
diragukan,
cukup
dan
macet
golongan lancar yang berpotensi
tinggi untuk menyimpan dananya
terjadi
di PT. Bank Muamalat Indonesia,
pengembalian.
Tbk.
penunggakan
Berdasarkan dapat
2. Perkembangan Bermasalah
Pada
diketahui
bermasalah
Bank
dalam
grafik
bahwa
perkembangan
Pembiayaan PT.
serta
4.2
tingkat
pembiayaan
naik
secara
terus
Muamalat Indonesia, Tbk.
menerus selama tahun 2008 sampai
Pembiayaan
dengan 2012. Berikut dapat dilihat
dalam
bermasalah
hal ini adalah adanya
pembiayaan-pembiayaan
pada
grafik
di
bawah
ini
yang
8,0% 6,0% 4,0% 2,0% 0,0% 2008
2009
2010
2011
2012
Grafik 4.2 Perkembangan Pembiayaan Bermasalah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Sumber : Diolah oleh penulis tahun 2014
:
79
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini : Tabel 4.2 Perkembangan Pembiayaan Bermasalah Tahun 2008 Sampai Dengan 2012 Pembiayaan Bermasalah
Tahun
(Dalam Persentase )
2008
2,9 %
2009
4,6%
2010
4,9 %
2011
5,0 %
2012
6,4 %
Sumber : PT. Bank Muamalat Indonesia Tahun 2013 Berdasarkan grafik
diatas
tabel
terlihat
dan
tersebut peningkatan Pembiayaan
bahwa
Bermasalah secara terus menerus
Pembiayaan Bermasalah PT. Bank
akan
Muamalat Indonesia, Tbk. dari
keuangan PT. Bank Muamalat
tahun 2008 sampai dengan tahun
Indonesia,Tbk.
2012
cenderung
peningkatan,
pada
berdampak
pada
kinerja
mengalami tahun
2008
3. Perkembangan Pembiayaan
Persentase pembiayaan bermasalah
Mudharabah Pada PT. Bank
yang dihitung dari kategori dalam
Muamalat Indonesia, Tbk.
perhatian khusus, ragu-ragu dan
Berdasarkan grafik 4.3
macet ini adalah sebesar 2.9% dan
dapat diketahui bahwa tingkat
mengalami
terus
pembiayaan mudharabah
2012
berfluktuatif selama Tahun 2008
menerus
peningkatan hingga
tahun
pembiayaan bermasalah
tersebut
menjadi sebesar 6.4%. Dalam hal
sampai dengan 2012. Berikut dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
80
30.000 25.000 20.000
15.000 10.000 5.000 0 2008
2009
2010
2011
2012
Grafik 4.3 Perkembangan Pembiayaan Mudharabah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Sumber : Diolah oleh penulis tahun 2014 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini : Tabel 4.3 Perkembangan Pembiayaan Mudharabah Tahun 2008 Sampai Dengan 2012 Pembiayaan Mudharabah
Tahun
(Dalam Miliar Rupiah )
2008
26.425
2009
19.467
2010
21.781
2011
17.485
2012
24.929
Sumber : PT. Bank Muamalat Indonesia Tahun 2013 Berdasarkan
dan
yang berfluktuatif, pada tahun 2008
bahwa
Jumlah Pembiayaan Mudharabah
PT.
adalah sebesar Rp. 26.425 Miliar
Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
dan mengalami penurunan pada
dari tahun 2008 sampai dengan
tahun 2009 sebesar Rp. 19.467
tahun 2012 mengalami peningkatan
Miliar
grafik
diatas
Pembiayaan
tabel
terlihat Mudharabah
dan
pada
tahun
2010
81
mengalami peningkatan menjadi sebesar
Rp.
21.781
Miliar
kemudian
pada
tahun
2011
mengalami
penurunan
4. Pengaruh Dana Pihak Ketiga Terhadap
Pembiayaan
kembali
Mudharabah
sebesar Rp. 17.485 Miliar dan pada
Untuk
melihat
besarnya
Pihak
Ketiga
terhadap
tahun 2012 mengalami peningkatan
Dana
sebesar
Pembiayaan
Rp.
24.929
Peningkatan Mudharabah tersebut
yang
Miliar.
Mudharabah
dari
Pembiayaan
tahun 2008 sampai dengan tahun
berfluktuatif
2012 dapat dilihat dalam tabel 4.4
disebabkan
dari
di bawah ini :
outstanding Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Bermasalah tersebut. Tabel 4.4 Pengaruh Dana Pihak Ketiga Terhadap Pembiayaan Mudharabah Tahun
Dana Pihak Ketiga
Pembiayaan Mudharabah
(Dalam Miliar Rupiah)
(Dalam Miliar Rupiah)
2008
117.963
26.425
2009
130.278
19.467
2010
167.671
21.781
2011
257.625
17.485
2012
342.661
24.929
Sumber: PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Berdasarkan
4.4
masyarakat atau Dana Pihak Ketiga
terlihat bahwa Dana terbesar yang
pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp.
terhimpun dari masyarakat yaitu
117.963 atau sebesar 22.4% jumlah
Dana Pihak Ketiga pada tahun
Dana
2012 yaitu sebesar Rp. 342.661
tersalurkan
Miliar atau sebesar 7,2% jumlah
Mudharabah.
Dana
Pihak
tersalurkan
terkecil
Ketiga
pada
Mudharabah. yang
tabel
Pihak pada
Ketiga
yang
pembiayaan
yang
Di bawah ini adalah hasil
Pembiayaan
korelasi sederhana antara Dana
Sedangkan terhimpun
dana dari
pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Mudharabah:
82
Tabel 4.5 Hasil Korelasi Antara Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Mudharabah Correlations Pembiayaan
Dana Pihak
Mudharabah (Y)
Ketiga (X1)
Pembiayaan Mudharabah Pearson
(Y)
1,000
-,016
-,016
1,000
.
,490
,490
.
5
5
5
5
Correlation Dana Pihak Ketiga (X1) Pembiayaan Mudharabah Sig. (1-tailed)
(Y) Dana Pihak Ketiga (X1) Pembiayaan Mudharabah (Y)
N
Dana Pihak Ketiga (X1)
Sumber: diolah oleh penulis tahun 2014 dengan SPSS Hipotesis
yang
diuji
bahwa
Dana
Pihak
Ketiga
adalah korelasi antara Dana
berpengaruh negatif terhadap
Pihak
Pembiayaan Mudharabah.
Ketiga
terhadap
Pembiayaan Mudharabah. Dari perhitungan
korelasi
pearson
diperoleh nilai r = -0,016 artinya adanya hubungan yang lemah antara
variabel
Ketiga
dan
Dana
Pihak
Pembiayaan
Mudharabah.
5. Pengaruh Bermasalah
Terhadap
Pembiayaan Mudharabah
Jika ada korelasi negatif sebesar
Pembiayaan
-0,016
antara
Dana
Untuk
melihat
besarnya
Pembiayaan Bermasalah terhadap
Pihak Ketiga dan Pembiayaan
Pembiayaan
Mudharabah, hal ini berarti
tahun 2008 sampai dengan tahun
mempunyai
2012 dapat dilihat dalam tabel 4.6
hubungan
yang
tidak searah, ini menunjukkan
di
Mudharabah
bawah
dari
ini:
83
Tabel 4.6 Hasil Korelasi Antara Pembiayaan Bermasalah dan Pembiayaan Mudharabah Correlations Pembiayaan
Pembiayaan
Mudharabah (Y)
Bermasalah (X2)
Pearson
Pembiayaan Mudharabah (Y)
1,000
-,223
Correlation
Pembiayaan Bermasalah (X2)
-,223
1,000
Sig. (1-
Pembiayaan Mudharabah (Y)
.
,359
tailed)
Pembiayaan Bermasalah (X2)
,359
.
Pembiayaan Mudharabah (Y)
5
5
Pembiayaan Bermasalah (X2)
5
5
N
Sumber: diolah oleh penulis tahun 2014 dengan SPSS Hipotesis adalah
yang
diuji
korelasi
antara
Pembiayaan
Bermasalah
terhadap
Pembiayaan
terhadap
Pembiayaan
Mudharabah Dengan melihat pengaruh Dana
Pihak
Ketiga
dan
Mudharabah. Dari perhitungan
Pembiayaan Bermasalah terhadap
korelasi pearson diperoleh nilai r
Pembiayaan
=
adanya
telah terjadi untuk dapat lebih
hubungan yang lemah antara
meyakinkan bahwa Dana Pihak
variabel
Pembiayaan
Ketiga
Pembiayaan
masyarakat
-0,223
Bermasalah
artinya
dan
Mudharabah.
dihimpun yang
yang
dari
kemudian
disalurkan kepada para deficit unit
Jika ada korelasi negatif sebesar
yang
Mudharabah
-0,223
antara
melalui pembiayaan Mudharabah
Dana
telah memberikan pengaruh yang
Pihak Ketiga dan Pembiayaan
besar atau tidak. Untuk mengetahui
Mudharabah, hal ini berarti
korelasi antara Dana Pihak Ketiga
mempunyai
dan
hubungan
yang
Pembiayaan
Bermasalah
tidak searah, ini menunjukkan
terhadap Pembiayaan Mudharabah,
bahwa
digunakan analisa statistik sebagai
Dana
Pihak
Ketiga
berpengaruh negatif terhadap
berikut:
Pembiayaan Mudharabah.
a. Uji Asumsi Klasik
6. Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan
Pembiayaan
Bermasalah
1) Uji Autokorelasi
84
Salah ukuran
satu
Durbin-Watson (DW).
dalam
Berikut adalah hasil uji
menentukan ada atau
Autokorelasi
tidaknya
metodeDurbin-Watson
masalah
autokorelasi
adalah
dengan
dengan
(DW) pada tabel 4.7
menguji Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi b
Model Summary Model
1
R
R Square
,405
a
,164
Adjusted R
Std. Error of the
Durbin-
Square
Estimate
Watson
-,673
4796,04264
2,790
a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Bermasalah (X2), Dana Pihak Ketiga (X1) b. Dependent Variable: Pembiayaan Mudharabah (Y)
Sumber: diolah tahun 2014 dengan program SPSS Besaran untuk
nilai
mengetahui
kanan
Autokorelasi.
Autokorelasi
tidak
terjadinya Autokorelasi
terjadi apabila angka
dalam
Durbin-Watson (DW):
pengujian
asumsi klasik regresi.
1 <
Terjadinya
Perhitungan
Autokorelasi jika nilai
berdasarkan
Durbin-Watson
observasi
lebih
DW
< 3.
data
kecil dari 1 dan lebih
menghasilkan
nilai
besar dari 3.
sebesar
Nilai
Dari
hasil
DW: 1 < 2,790 < 3.
output SPSS di atas,
Dengan
nilai
tidak
sebesar
Durbin-Watson 2,790
bisa
dilihat di kolom paling
2,790.
Autokorelasi.
demikian, terjadi
85
1) Uji Normalitas
Sumber: diolah tahun 2014 dengan program SPSS Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas
2) Uji
Berdasarkan histogram
diatas,
meskipun
tidak
Heteroskedastisitas Untuk mendeteksi
ada
atau
sempurna data sudah
tidaknya
mendekati
heterokedastisitas dapat
standar
bentuk distribusi
normal, yaitu sebaran datanya berbentuk bel.
melihat dibawah
tabel
4.8 ini:
86
Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) 1
(X2)
Std. Error
3947,043
3183,229
,029
,014
-1519,278
1098,534
Dana Pihak Ketiga (X1) Pembiayaan Bermasalah
a
T
Sig.
Beta 1,240
,341
1,524
1,997
,184
-1,055
-1,383
,301
a. Dependent Variable: RES2
Sumber: diolah tahun 2014 dengan program SPSS Dari
hasil
perhitungan
tersebut
tidaknya
menunjukkan
apabila
(keterkaitan)
nilai
signifikan
untuk melihat ada atau korelasi yang
(sig)
tinggi antara variabel-
lebih dari 0,05 (p>0,05)
variabel bebas dalam
maka
suatu
tidak
terjadi
model
regresi
gejala
linear berganda. Jika
heteroskedaktisitas.
ada korelasi yang tinggi
Dari
output
di
antara
variabel-
diatas, maka tampak
variabel
bahwa kedua variabel
maka hubungan antara
tidak
variabel bebas terhadap
ada
gejala
heteroskedaktisitas. 3) Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas adalah
variabel
bebasnya,
terikatnya
menjadi terganggu.
87
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
1
Std. Error
27868,70
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Tolerance
10712,795
6
Dana Pihak
a
2,601
,121
VIF
,025
,049
,651
,522
,654
,269 3,715
-2311,255
3696,991
-,779
-,625
,596
,269 3,715
Ketiga (X1) Pembiayaan Bermasalah (X2)
a. Dependent Variable: Pembiayaan Mudharabah (Y)
Sumber: diolah tahun 2014 dengan program SPSS Pada
tabel
atas
di
tersebut
bagian
mempunyai
tidak persoalan
Coefficients, diketahui
multikolinearitas
bahwa nilai VIF dari
dengan variabel bebas
masing-masing variabel
lainnya.
independen lebih kecil dari pada 5, yaitu nilai VIF
Variabel
Pihak Ketiga 3.715 dan Variabel Bermasalah
b. Analisis
Linier
Berganda
Dana sebesar
Regresi
Dalam perhitungan dan lebih
meyakinkan
dengan
nilai VIF
menggumakan program SPSS
Pembiayaan
versi 20 dengan hasil seperti
sebesar
3.715. Maka variabel
tabel
dibawah
ini:
88
Tabel 4.10 Hasil Regresi Linier Ganda Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
2,601
,121
Coefficients B (Constant) 1
Dana Pihak Ketiga (X1) Pembiayaan Bermasalah (X2)
Std. Error
Beta
27868,706
10712,795
,025
,049
,651
,522
,654
-2311,255
3696,991
-,779
-,625
,596
a. Dependent Variable: Pembiayaan Mudharabah (Y)
Angka
konstanta
penambahan 1 penerimaan
dari
unstandardized
Pajak Hiburan, Pendapatan
coefficient
yang
Asli
dalam
Daerah
penelitian ini 27868,706.
sebesar 15,389.
Angka ini merupakan angka
c. Koefisien Korelasi
konstan
yang
berarti
Pada
akan
naik
penelitian
besarnya X₁ (Dana Pihak
terdapat
Ketiga)
X₂
independent yaitu Dana pihak
Bermasalah)
Ketiga (X₁) dan Pembiayaan
dan
(Pembiayaan
variabel
Bermasalah (X₂), dan variabel
sama lebih dari 1. Angka
dua
ini
koefisien
dependent yaitu Pembiayaan
regresi
pertama
sebesar
Mudharabah (Y). Oleh karena
0.025.
Angka
tersebut
itu
mempunyai
arti
setiap
dilakukan
koefisien korelasi
perhitungan sederhana
penambahan 1 penerimaan
antara X1 dengan Y, koefisien
Pajak Restoran, penerimaan
korelasi sederhana X₂ dengan
pendapatan asli daerah akan
Y, koefisien korelasi sederhana
turun 0.025.
antara X₁ dengan X₂, dan
Angka
koefisien
koefisien
korelasi
berganda
regresi pertama sebesar -
antara
2311,255. Angka tersebut
bersama-sama terhadap Y.
mempunyai
arti
setiap
X₁
dan
X₂
secara
89
Untuk
lebih
versi 20 dengan hasil seperti
meyakinkan atas perhitungan
tabel dibawah ini:
dengan menggumakan SPSS Tabel 4.11 Hasil Koefisiensi Korelasi Correlations Pembiayaan
Dana Pihak
Pembiayaan
Mudharabah
Ketiga (X1)
Bermasalah
(Y) Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
(X2)
Pembiayaan Mudharabah (Y)
1,000
-,016
-,223
Dana Pihak Ketiga (X1)
-,016
1,000
,855
Pembiayaan Bermasalah (X2)
-,223
,855
1,000
Pembiayaan Mudharabah (Y)
.
,490
,359
Dana Pihak Ketiga (X1)
,490
.
,032
Pembiayaan Bermasalah (X2)
,359
,032
.
Pembiayaan Mudharabah (Y)
5
5
5
Dana Pihak Ketiga (X1)
5
5
5
Pembiayaan Bermasalah (X2)
5
5
5
Sumber: diolah tahun 2014 dengan program SPSS Dari penggunaan Pearson
hasil SPSS
Pembiayaan
Mudharabah
diatas
mempunyai nilai koefisien
Correlation
korelasi ganda yang positif
menunjukkan Dana Pihak
sebesar
Ketiga
terhadap
Korelasi menunjukkan nilai
Pembiayaan Mudharabah -
yang mendekati yang berarti
0,016.
menurut
Pembiayaan
Bermasalah
0,855.
Koefisien
interpretasi
terhadap
memiliki tingkat hubungan
Pembiayaan Mudharabah -
yang sangat kuat antara
0,223. Dana Pihak Ketiga
Dana Pihak Ketiga dan
terhadap
Pembiayaan
Bermasalah
Terhadap
Pembiayaan
Pembiayaan
Bermasalah 0,855. Dari
perhitungan
Mudharabah
diatas Dana Pihak Ketiga dan Bermasalah
Pembiayaan Terhadap
.
90
a. Koefisiensi Determinasi Untuk
dapat
meyakinkan
atas
perhitungan
dengan
menggumakan
meminimalisir
SPSS
versi 20 dengan hasil
kesalahan
dalam
seperti tabel dibawah
perhitungan dan lebih
ini: Tabel 4.12
Hasil Koefisiensi Determinasi b
Model Summary Model
1
R
,016
R Square a
,000
Adjusted R
Std. Error of the
Durbin-
Square
Estimate
Watson
-,333
4796,04264
2,790
a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Bermasalah (X2), Dana Pihak Ketiga (X1) b. Dependent Variable: Pembiayaan Mudharabah (Y)
Sumber: diolah tahun 2014 dengan program SPSS Dari
(100% - 16.4%), harus
perhitungan R square
dijelaskan oleh faktor-
dalam
faktor
tabel
diatas
adalah 0,164. Angka R square
lainnya.
juga
b. Uji t
koefisien
determinasi.
Ha1:
Besarnya
angka
koefisien
determinasi
0,164
disebut
sama
dengan
penyebab
,
berarti
yang
diduga
ada
pengaruh positif dan signifikan
antara
16,4%. Angka tersebut
Dana Pihak
Ketiga
berarti bahwa sebesar
dengan
16,4% dapat dijelaskan
Mudharabah
dengan
Dari hasil olah data
menggunakan
Pembiayaan
variabel jumlah Dana
diketahui
Pihak
signifikansi
Ketiga
dan
nilai sebesar
Pembiayaan
0,654 karena 0,654 >
Bermasalah. Sedangkan
0,05 dengan hasil uji t
Sisanya, yaitu 83.6%
dana
pihak
ketiga
91
terhadap
pembiayaan
mudharabah
tidak
Pembiayaan Mudharabah
signifikan
atau
ho
Dari hasil olah data
diterima.
Selain
itu
diketahui
nilai
nilai t hitung sebesar
signifikansi
0,522
tabel
0,596 karena 0,596 >
sebesar 2,353 sehingga
0,05 dengan hasil uji t
0,522 < 2,353, dimana
pembiayaan
kriteria uji tesini adalah
bermasalah
Ho akan ditolak apabila
pembiayaan
t hitung > t tabel.
mudharabah
Dengan demikian Ho
signifikan
atau
ho
diterima dan hipotesis
diterima.
Selain
itu
yang menyatakan tidak
nilai t hitung sebesar -
ada
0,625
dan
t
pengaruh
sebesar
terhadap
dan
tidak
t
tabel
signifikan. Dana pihak
sebesar 2,353 sehingga
ketiga
-0,625 < 2,353, dengan
terhadap
pembiayaan
demikian Ho ditolak
mudharabah.
dan
Ha2: berarti
,
yang
diduga
ada
hipotesis
menyatakan tidak ada pengaruh
pengaruh negatif dan
pembiayaan
signifikan
bermasalah
antara
pembiayaan
pembiayaan bermasalah c. Uji F
dengan
yang
mudharabah.
signifikan
terhadap
92
Tabel 4.15 Hasil Uji F a
ANOVA Model
Sum of Squares
Regression
df
Mean Square
9003377,192
2
4501688,596
1 Residual
46004050,008
2
23002025,004
Total
55007427,200
4
F
Sig. ,196
,836
b
a. Dependent Variable: Pembiayaan Mudharabah (Y) b. Predictors: (Constant), Pembiayaan Bermasalah (X2), Dana Pihak Ketiga (X1)
Uji
ANOVA
menghasilkan
Pustaka Alvabeta Jakarta,
angka
2006.
dengan
tingkat
Ascarya.”Akad dan Produk Bank
signifikansi
(angka
Syariah”, Cetakan Ketiga,
probabilitas)
sebesar
Raja
0.836 > 0.05, maka di katakan
tidak
Jakarta, 2008. Faried,
W.
Mansur.”Statistik
Ekonomi 2”. Universitas
diterima dengan kata
Terbuka, Jakarta, 2010.
tidak
terdapat
Gozali, Imam. “Pengaruh Capital
pengaruh Dana Pihak
Adequacy
Ketiga dan Pembiayaan
Financial to Deposit Ratio
Bermasalah
(FDR), Biaya Operasional
terhadap
Ratio
(CAR),
Pembiayaan
Terhadap
Mudharabah.
Operational (BOPO) dan Non
Muhammad
Syafi’i.
Profitabilitas”.
“Bank Syariah dari teori ke
Fakultas
praktek”, Cetakan Pertama,
Universitas
Gema Insani Press, Jakarta,
Indonesia,
2001.
2011.
Zainul.
“Dasar-dasar
Manajemen Bank Syariah”.
Pendapatan
Performing
(NPL)
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
Persada,
signifikan sehingga Ho
lain
Antonio,
Grafindo
Loan
Terhadap Skripsi Ekonomi Islam Yogyakarta,
93
“Dasar-dasar
Gurajati.
Madjid,
Ekonometrika 2”. Erlangga,
Penelitian
Jakarta, 2007.
Bisnis
dengan
SPSS”.
Mitra
Wacana
Media.
Hidayat,
Taufik.
”Buku
Pintar
Investasi Syariah”.Cetakan Pertama.
Trans
Media,
Pendekatan
Jakarta, 2007. “BANK
Muhammad.
Jakarta, 2011.
SYARIAH
Analisis
Huda, Nurul. “Lembaga Keuangan
Kekuatan,
Kelemahan, Peluang dan
Islam Tinjauan Teoritis dan
Ancaman”.
Praktis”, Cetakan Pertama.
Yogyakarta, 2005.
Kencana
Prenada
Media
“Perbankan Edisi
Bagi
Syariah”.
Profit
Pada
Bank
UII
Press,
Yogyakarta, 2004.
Karim, Adiwarman. “Bank Islam
Enam.
dan
Syariah”.
Jakarta, 2011.
Fiqih
Keuangan”.
Hasil
Margin
Pertama, Kencana,
Analisis
Ekonosia,
Muhammad. “Teknik Perhitungan
Group, Jakarta, 2010. Ismail.
“Metodologi
Abdul.
dan
Edisi
Raja
Nurhayanti,
Sri.
Wasilah.“Akuntansi Syariah
Ke
Grafindo
di
Indonesia”,
Salemba Empat, Jakarta,
Persada, Jakarta, 2013.
2011. Remi Sjahdeini, Sutan.”Perbankan
Kurnaliyah,Nur.“Permodelan Mudharabah
Syariah”.Cetakan Pertama,
Perbankan Syariah dengan
Jaya Karta Agung Offset,
Metode System Dynamics”,
Jakarta, 2010.
Pembiayaan
UIN, Jakarta, 2011. Laksamana,
Yusak.
Praktis
Siamat,
Dahlan.
“Panduan
Lembaga
ACCOUNT
Kebijakan
“Manajemen Keuangan, Moneter
dan
OFFICER BANK SYARIAH
Perbankan”. FEUI, Jakarta,
Memahami Praktik Proses
2005.
Pembiayaan
di
Bank
Syariah”.PT.Alek
Media
Komputindo, Jakarta, 2009.
Soemitro,
Andri.
Lembaga
“Bank
dan
Keuangan
Syariah”. Cetakan Kedua,
94
Kencana
Prenada
Media
Group, Jakarta, 2010. Solihin, Ahmad Ifham. “Ini Lho Bank
Syariah”.
Cetakan
Pertama, Grafindo Media Pratama, Jakarta. 2008. Sudarsono,
“Bank
Heri.
dan
Lembaga
Keuangan
Syariah”.
EKONOSIA
Kampus
Fakultas
UII,
Yogyakarta, 2007. Sugiyono.”Metode Penelitian dan Bisnis”,
Cetakan
belas, Alfabeta,
kelima
Bandung,
2010. Sunarto,
“Panduan
Zulkifli.
Praktis
Transaksi
Perbankan Syariah”. Ziknil Hakim, Jakarta, 2003. Supardi.“Metode
penelitian
Ekonomi
&
Bisnis”.Cetakan UII
Press,
Pertama,
Yogyakarta,
2005. Wiroso. “Seri Perbankan Syariah PENGHIMPUNAN DANA DAN DISTRIBUSI HASIL USAHA BANK SYARIAH”. PT
Grasindo
IKAPI,
Jakarta.
Anggota 2005.
95