Peningkatan Kemampuan Menjumlahkan Dan Mengurangi Pecahan Dengan Menggunakan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Siswa Kelas IV SDN Setono 5 Kec. Ngrambe Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh Slamet Purwanto SDN Setono 5 Kec. Ngrambe Email:
[email protected] Abstrak. Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (a) Bagaimanakah peningkatan kemampuan siswa kelas IV SDN Setono 5 pada tahap mencari kelipatan bilangan? (b) Bagaimanakah peningkatan kemampuan siswa kelas IV SDN Setono 5 pada tahap mencari kesamaan kelipatan bilangan? (c) Bagaimanakah peningkatan kemampuan menjumlahkan dan mengurangi pecahan siswa kelas IV SDN Setono 5 dengan menyamakan penyebutnya menggunakan KPK? Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SDN Setono 5 pada tahap mencari kelipatan bilangan (b) Meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SDN Setono 5 pada tahap mencari kesamaan kelipatan bilangan (c) Meningkatkan kemampuan menjumlahkan dan mengurangi pecahan siswa kelas IV SDN Setono 5 dengan menyamakan penyebutnya menggunakan KPK. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Setono 5. Dari data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai III Dari hasil analisis didapatkan bahwa siklus I sampai dengan III hasilnya ketuntasan belajarnya, siklus I (60%), siklus II (70%), siklus III (90%). Simpulan dari penelitian ini adalah dengan menggunakan KPK dalam menyamakan penyebut dalam menjumlahkan dan mengurangi pecahan dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa kelas IV SDN Setono 5 serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran Matematika khususnya penjumlahan dan pengurangan pecahan. Kata Kunci: menjumlahkan, mengurangi pecahan, KPK A. PENDAHULUAN Matematika secara umum adalah hal yang abstrak bagi siswa. Oleh sebab itu visualisasi dari konsep-konsep matematika dalam penyajiannya kepada siswa mutlak diperlukan, sehingga penggunaan alat bantu belajar merupakan sesuatu yang perlu disediakan. Karena matematika pada umumnya merupakan konsep yang masih abstrak bagi siswa,
terutama di SD. Urutan penyajian materi dari mudah ke sukar, dari sederhana ke kompleks perlu mendapatkan perhatian pendidik secara bijaksana. Karena siswa dalam belajar matematika diharapkan terampil dan mampu berfikir logis dan reflektif, maka tugas guru adalah (1) jeli menggunakan methode mengajar yang tepat sesuai dengan tingkat kelas dan tingkat perkembangan intelegensi siswa, (2)
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
53
memilih dan menyiapkan materi yang akan disajikan, serta (3) menyiapkan alatalat yang akan digunakan, (Depdikbud, 1995:129). Oleh karena itu guru mampu menggunakan berbagai cara dan methode serta pendekatan mengajar untuk memperkecil kesulitan siswa dalam mempelajari matematika tersebut. Menurut Mas’ud (2000:41) menyatakan ciri-ciri pembelajaran matematika adalah (1) menggunakan konteks nyata sebagai awal belajar, (2) Menggunakan model sebagai jembatan antara real dan abstrak, (3) belajar dalam suasana demokratif dan interaktif, dan (4) menghargai jawaban informal siswa sebelum mereka mencapai bentuk formal siswa. Dalam matematika bukan saja siswa paham dan mengerti konsep-konsep yang telah diajarkan, tetapi harus terampil dan mahir. Ada beberapa bagian dari konsep matematika harus dihafalkan sebagai pengetahuan siap. Untuk itu latihan-latihan dan mencongak perlu juga mendapatkan perhatian. Dengan uraian di atas maka dalam mengajar matematika terutama menjumlahkan dan mengurangi pecahan bagi siswa SD kelas IV termasuk pokok bahasan yang sulit, maka seorang guru harus mampu memilih metode yang tepat untuk mengajarnya. Secara umum, siswa kelas IV SDN Setono 5 Kecamatan Ngrambe masih banyak siswa yang belum terampil menjumlahkan dan mengurangi pecahan. Dapat dikatakan karena kelas IV SDN Setono 5 Kecamatan Ngrambe belum memiliki teknik yang tepat untuk menjumlahkan dan mengurangi pecahan. Bagi siswa yang belum memiliki teknik yang tepat untuk menjumlahkan dan mengurangi pecahan akan merasa
kesulitan mencari hasilnya, maka untuk terampil dan mudah menjumlahkan dan mengurangi pecahan yaitu dengan menyamakan penyebutnya dengan teknik menggunakan KPK. Dengan menjumlahkan dan mengurangi pecahan dengan menyamakan penyebutnya menggunakan KPK merupakan teknik yang memungkinkan siswa dapat mengalami suatu proses pembelajaran yang mudah dan menyenangkan. Dalam pelaksanaan pembelajaran, siswa dipandu mulai dari tahap mencari kelipatan bilangan, mencari kesamaan kelipatan, sampai pada menjumlahkan dan mengurangi pecahan tersebut. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini akan menggunakan KPK untuk menyamakan penyebut dalam pembelajaran menjumlahkan dan mengurangi pecahan. Penerapan itu diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menjumlahkan dan mengurangi pecahan siswa kelas IV SDN Setono 5 Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi. Penelitian ini difokuskan pada upaya peningkatan proses dan produk pembelajaran menjumlahkan dan mengurangi pecahan siswa kelas IV SDN Setono 5 Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi dengan menyamakan penyebutnya menggunakan KPK. Dengan demikian, masalah umum penelitian ini adalah “Bagaimanakah peningkatan kemampuan menjumlahkan dan mengurangi pecahan siswa kelas IV SDN Setono 5 Kecamatan Ngrambe dengan menyamakan penyebutnya menggunakan KPK? Hasil yang diperoleh melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru, siswa,
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
54
dan penelitian selanjutnya. Manfaat bagi guru adalah memberikan masukan dan pertimbangan untuk memilih strategi alternatif dalam pembelajaran matematika sebagai upaya peningkatan kemampuan menjumlahkan dan mengurangi pecahan. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kemudahan dan pengalaman yang menyenangkan untuk menjumlahkan dan mengurangi pecahan. Di samping itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi penelitian sejenis sebagai bahan bandingan dan pertimbangan dalam menentukan topik, fokus, atau latar penelitian yang akan dilakukan. B. KAJIAN PUSTAKA Pengertian Penjumlahan Penjumlahan berasal dari kata dasar jumlah yang berarti bilangan atau sesuatu yang dikumpulkan menjadi satu. Menjumlahkan berarti menghitung berapa banyaknya sesuatu yang dikumpulkan menjadi satu. Dari pengertian-pengertian itu dapat disimpulkan bahwa penjumlahan adalah suatu proses, perbuatan atau cara menghitung berapa banyaknya sesuatu yang dikumpulkan menjadi satu. Pengertian Pengurangan Pengurangan berasal dari kata kurang berarti tidak atau belum cukup lengkap. Sedangkan pengurang berarti bilangan yang dipakai untuk mengurangan. Apabila bilangan yang digunakan untuk mengurangi bilangan lebih kecil maka hasilnya positif, kalau bilangan yang digunakan untuk mengurangi lebih besar, maka hasilnya negatif. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pengurangan adalah suatu proses, perbuatan atau cara mengurangan suatu bilangan, apabila bilangan yang digunakan untuk mengurangi bilangan lebih kecil maka hasilnya positif, kalau bilangan yang digunakan untuk mengurangi lebih besar, maka hasilnya negatif. Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran adalah pola umum pembelajaran subjek didik yang tersusun secara sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan, psikologi, didaktik dan komunikasi dengan mengintegrasikan struktur/langkahlangkah pembelajaran, metode, media/alat peraga, pengelolaan kelas, evaluasi dan waktu yang digunakan agar subjek didik dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (Depdikbu:2003) Dalam Model Pembelajaran Matematika SD (2000:19) dalam setiap pembelajaran, termasuk pembelajaran matematika, harus memenuhi empat pilar pendidikan yaitu (1) learning to know, (2) learning to do, (3) learning to be, dan (4) learning to live together in peace and harmony. Pembelajaran matematika harus dapat mengantarkan anak didik untuk memiliki kompetensi matematika. Profil kompetensi matematika mencakup (1) pemahaman konsep, (2) keterampilan menjalankan prosedur, (3) kemampuan berfikir logis dan reflektif, (4) kemampuan merumuskan, menyajikan, dan menyelesaikan masalah matematika, dan (5) memiliki sikap atau merasakan bahwa matematika itu berguna dan akhirnya memiliki kepercayaan diri. Karena siswa dalam belajar matematika diharapkan terampil dan
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
55
mampu berfikir logis dan reflektif, maka tugas guru adalah (1) jeli menggunakan methode mengajar yang tepat sesuai dengan tingkat kelas dan tingkat perkembangan intelegensi siswa, (2) memilih dan menyiapkan materi yang akan disajikan, serta (3) menyiapkan alatalat yang akan digunakan, (Depdikbud, 1995:129). Oleh karena itu guru mampu menggunakan berbagai cara dan methode serta pendekatan mengajar untuk memperkecil kesulitan siswa dalam mempelajari matematika tersebut. Menurut Mas’ud (2000:41) menyatakan ciri-ciri pembelajaran matematika adalah (1) menggunakan konteks nyata sebagai awal belajar, (2) Menggunakan model sebagai jembatan antara real dan abstrak, (3) belajar dalam suasana demokratif dan interaktif, dan (4) menghargai jawaban informal siswa sebelum mereka mencapai bentuk formal siswa. Dalam matematika bukan saja siswa paham dan mengerti konsep-konsep yang telah diajarkan, tetapi harus terampil dan mahir. Ada beberapa bagian dari konsep matematika harus dihafalkan sebagai pengetahuan siap. Untuk itu latihan-latihan dan mencongak perlu juga mendapatkan perhatian. Berdasarkan urain di atas maka salah satu cara yang harus dipenuhi agar pembelajaran matematika dapat menumbuh-kembangkan kompetensi siswa adalah pembelajaran harus mampu membantu siswa membangun konsepkonsep dan prisnip-prinsip yang sesuai dengan kemampuan siswa sendiri melalui proses internalisasi, sehingga konsep dan prinsip dapat terbentuk kembali sebagai konsep dan prinsip baru.
Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK) Kelipatan adalah bilangan hasil perbanyakan bilangan yang lain. Persekutuan adalah bilangan-bilangan yang menjadi kelipatan dari dua atau lebih bilangan. Persekutuan terkecil adalah bilangan terkecil atau terendah, yang merupakan kelipatan dari suatu kumpulan dari bilangan-bilangan yang diberikan. Kelipatan persekutuan kecil (KPK) adalah bilangan bukan nol yang merupakan anggota terkecil dari himpunan kelipatan persekutuan dua atau lebih bilangan itu. Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) adalah bilangan yang nilainya terkecil pada kelipatan persekutuan dari dua bilangan yang diketahui (Sumilih:2003:2). Kemudian dalam Khasanah Pengetahuan Bagi Aank, disebutkan bahwa kalau sebuah bilangan dikalikan dengan bilangan lain, maka akan kita peroleh kelipatan bilangan tadi. Bilangan yang merupakan kelipatan dua bilangan yang berbeda disebut persekutuan dua bilangan itu. Bilangan terkecil di antara kelipatan persekutuan kedua bilangan disebut kelipatan persekutuan terkecil (Depdiknas:1996) Langkah-langkah Penggunaan KPK dalam Menyamakan Penyebut Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan. Penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan menyamakan penyebut menggunakan KPK dilaksanakan dengan tiga langkah. Langkah pertama yang kita tempuh dalam pembelajaran ini adalah mecari kelipatan suatu bilangan, misalnya mencari kelipatan bilangan 3 dan bilangan 5. Kelipatan bilangan 3 adalah: 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, …
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
56
Kelipatan bilangan 5 adalah: 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, … Langkah kedua yang kita tempuh adalah mencari kelipatan persekutuan. Dari hasil kelipatan persekutuan dari dua bilangan pada langkah pertama hasilnya adalah bilangan 15 dan 30. Langkah ketiga adalah mencari kelipatan persekutuan terkecil. Dari hasil kelipatan persekutuan pada langkah kedua, kelipatan persekutuannya adalah bilangan 15 dan 30, maka dari kedua bilangan kelipatan persekutuan tersebut yang merupakan kelipatan persekutuan terkecilnya adalah 15. Dari hasil tersebut, maka apabila penyebut suatu bilangan pecahan tersebut, berpenyebut 3 dan 5, maka persamaan penyebutnya adalah bilangan 15. C. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Ran-cangan penelitian tindakan kelas dipilih karena (1) penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang ada di kelas tersebut, (2) penelitian dilakukan untuk mengubah keadaan, kenyataan, dan harapan mengenai pembelajaran di kelas menjadi lebih baik dan bermutu dengan cara melakukan sejumlah tindakan yang dipandang tepat, (3) bentuk kajian yang dilakukan di kelas yang bersifat reflektif oleh guru untuk meningkatkan, memperdalam, dan memperbaiki praktikpraktik pembelajaran, maka penelitian dilakukan pada kontek alamiah, ialah untuk mengkaji permasalahan faktual
dalam pembelajaran, dan (4) dalam pelaksanaannya, penelitian ini membutuhkan keterlibatan guru secara kolaburatif yaitu guru kelas III SDN Setono 5 selama penelitian berlangsung. Menurut Kemmis dan Taggrart (dalam Wiriaatmadja, 2005:66-67) yang menjelaskan tahap-tahap penelitian tindakan yang dimulai dari (1) menyusun perencanaan (plan), (2) melaksanakan tindakan (act), (3) pengamatan (observe), dan (4) refleksi (reflect). Dengan demikian penelitian tindakan merupakan suatu proses yang memiliki siklus yang bersifat spiral, mulai dari perencanaan, melakukan tindakan, dan penemuan faktafakta untuk melakukan refleksi. Yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Setono 5 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi Semester I tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 10 siswa Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan November 2013. Penelitian ini dilakukan di SDN Setono 5 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi. Alasan pemilihan SD tersebut sebagai tempat penelitian karena (1) tindakan kelas tentang upaya peningkatan pembelajaran perlu diadakan dan (2) penelitian tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan menyamakan penyebut mengguanakan KPK di sekolah ini belum pernah dilaksanakan, sehingga hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang berharga bagi peningkatan pembelajaran matematika di sekolah ini. Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Berdasarkan dari teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
57
penelitian ini, maka yang bertindak sebagai instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Dan dibantu oleh seorang guru yaitu guru kelas III bertindak sebagai kolaburator. Pelaksanaan pembelajarannya dilaksankan oleh kolaburator sedangkan peneliti bertindak sebagai observer. Dalam mengumpulkan dan menganalisis data penelitian, peneliti menggunakan alat bantu yang berupa, pedoman observasi, penugasan, dan catatan data lapangan. Sedangkan instrumen pendamping untuk memperlancar penelitian adalah (1) silabus, (2) rencana pembelajaran, dan (3) lembar evaluasi. Hasil selanjutnya ditranskripkan dalam bentuk paparan bahasa. Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta yang sesuai dengan data yang diperoleh, yaitu dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa, kecuali itu juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap akhir siklus dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis. Sedangkan untuk mengetahui ketuntasan belajar dapat diketahui dengan dua kategori yaitu ketuntasan belajar secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan pedoman
ketuntasan belajar, yaitu seorang siswa telah tuntas belajar apabila telah mencapai skor 65% atau nilai 6,5 dan kelas dikatakan tuntas belajar apabila dikelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Prosedur Penelitian Pada bagian ini disajikan tentang prosedur pelaksanaan penelitian dalam penelitian tindakan kelas penelitian dilakukan dengan tahapan-tahapan tahapan tersebut adalah tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Hal tersebut disajikan sebagai berikut. Perencanaan Tindakan Siklus I, Siklus II, Siklus III Perencanaan Tahap perencanaan ini peneliti mengidentifikasi dan menganalisa permasalahan dalam pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan, serta konsep mencari KPK. Kemudian merumuskan permasalahan secara operasional. Pada tahap ini peneliti merumuskan permasalahan yang muncul dalam pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan. Setelah konsep tersebut dipahami langkah berikutnya adalah menyusun perencanaan tindakan. Perencanaan yang dilakukan adalah (1). Menentukan Pokok Bahasan yang akan dijarkan yaitu penjumlahan dan pengurangan memakai metode penyamaan penyebut dengan KPK. (2) Menyusun persiapan pelajaran dan (3) Peneliti menyusun alat pengumpul data berupa : lembar pengamatan, catatan lapangan
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
58
tentang proses pembelajaran, dan instrumen evaluasi (lembar penilaian)
dan siswa diberi soal yang serupa untuk didalami dan dikerjakan di rumah.
Pelaksanaan Tindakan. Pengamatan. Pada pelaksanaan peneliti Penelitian ini yang bertindak melakukan langkah-langkah penelitian sebagai pengamatan adalah peneliti dan sekaligus membuat satuan sendiri sedangkan kolaborator melakukan pembelajaran yang akan dilaksanakan proses pembelajaran Pengumpulan data dalam proses pembelajaran di kelas yang penelitian ini dengan wawancara, analisis akan dilaksanakan oleh kolaburator, dokumen guru, yang mana untuk langkah pembelajaran tersebut adalah (1). mengukur peningkatan prestasi belajar Pendahuluan, dengan apersepsi sesuai siswa, dengan membandingkan nilai awal pokok pabahasan yang diajarkan yaitu sebelum pemberian tindakan, dengan penjumlahan dan pengurangan pecahan ( perkembangan nilai evaluasi setiap siklus 2).Inti Pembelajaran dengan langkah- atau setelah pemberian perlakuan langkah. Guru melakukan pre test tentang tindakan. penjumlahan dan pengurangan pecahan, setelah hasilnya dibahas, kegiatan Refleksi. selanjutnya adalah Siswa dikelompokkan Peneliti bersama kolaborator dengan masing-masing kelompok 4 anak. mengkaji, melihat dan Guru menjelaskan cara mencari penyebut mempertimbangkan atas prestasi atau yang sama dengan memakai KPK dampak dari tindakan yang sudah kemudian guru mencoba memberikan soal dilakukan, kemudian merevisi perbaikan dan jawab bersama-sama. Setelah untuk digunakan pada siklus kedua, siklus dianggap mengerti kemudian setiap ketiga. kelompok diberi tugas yang sama, yaitu menjawab pertanyaan tersebut dengan D. HASIL PENELITIHAN cara menjumlahkan dan mengurangi Hasil Penelitian Siklus I dengan menggunakan KPK Kegiatan Tahap Perencanaan selanjutnya yaitu mempresentasikan hasil Pada tahap perencanaan ini diskusinya, sedangkan kelompok lain peneliti melakukan tindakan berupa (1) menanggapinya. Pada saat diskusi kelas menyusun rencana pembelajaran, (2) ini guru bertindak sebagai menyiapkan lembar kerja siswa, (3) moderaton/fasilitator dengan memberi menyiapkan format observasi, dan (4) arahan secukupnya. Kegiatan berikutnya menyiapkan soal-evaluasi. adalah Guru memberi soal serupa dalam bentuk sederhana kepada setiap siswa Tahap Pelaksanaan Jawaban siswa dikumpulkan dan Pada tahap pelaksanaan ini peneliti diperiksa, kemudian memberi masukan melakukan tindakan berupa (1) pada siswa yang membuat kesalahan. (3) menyampaikan tujuan pembelajaran, (2) Penutup kegiatan akhir pembelajaran membentuk kelompok, (3) membagi LKS siswa menyimpulkan hasil pembelajaran pada masing-masing kelompok, (4)
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
59
menjelaskan secara umum tentang Kegiatan diskusi kelompok, penjumlahan pecahan yang penyebutnya setelah siswa sudah mengerti tentang tidak sama, (5) menjelaskan cara penjumlahan pecahan yang penyebutnya menyamakan penyebutnya dengan KPK, berbeda maka siswa mengadakan diskusi (6) diskusi kelompok, (7) melaporkan tentang soal-soal yang ada pada LKS yang hasil diskusi, dan (8) melaksanakan telah dibagikan. Pada waktu diskusi evaluasi pembelajaran. pembelajaran sudah berlangsung dengan Kegiatan menyampaikan tujuan, baik. Pembelajaran sudah berorientasi kegiatan ini guru menjelaskan tujuan- pada keaktifan siswa dalam bentuk diskusi tujuan pembelajaran yang akan kelompok. dilaksanakan dalam proses belajar Kegiatan melaporkan hasil diskusi. mengajar yang akan berlangsung. Kegiatan melaporkan hasil diskusi Kemudian memberikan motivasi agar diwakili salah satu anggota kelompok siswa dalam mengikuti pembelajaran untuk mengerjakan di depan kelas. Setiap dapat mengikuti dengan baik. kelompok dibagi sesuai dengan Kegiatan membagi LKS, setelah kesepakatan bersama. Kegiatan kelompok terbagi, guru membagikan LKS melaporkan hasil diskusi masih ada kepada masing-masing kelompok. anggota kelompok yang belum dapat Kemudian guru menanyakan kepada menyelesaikan hasil dengan baik, manun setiap kelompok tentang hal-hal yang juga ada kelompok yang sudah dapat kurang dari LKS tersebut. mengerjakan dengan baik. Melihat Kegiatan menjelaskan cara kenyataan demikian kemudian guru menyamakan penyebutnya dengan KPK. menjelaskan lagi tentang penjumlahan Kegiatan ini guru memberikan contoh soal pecahan yang penyebutnya tidak sama penjumlahan dua bilangan pecahan tidak dengan beberapa contoh soal. sejenis atau pecahan yang penyebutnya Kegiatan melaksanakan evaluasi tidak sama. Keterampilan proses yang pembelajaran. Dari hasil evaluasi yang diterapkan kepada siswa sudah cukup telah dilaksanakan hasilnya adalah sebagai jelas, yaitu mengamati, menafsirkan, berikut. mengklarifikasikan, mengkomunikasikan, dan menyimpulkan. Tabel 1 : Hasil Evaluasi pada Siklus I No Urut
Skor
Nilai
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
14 18 24 20 20 14 16 20 20 22
4.67 6.00 8.00 6.67 6,67 4.67 5.33 6.67 6.67 7.33
Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
60
Jumlah Rata-rata
Dari tabel di atas maka siswa yang tuntas 6 siswa dari 10 siswa, apabila diprosentase ketuntasan belajar adalah 60%. Jadi berdasarkan standar ketuntasan belajar maka pelaksanaan pembelajaran pada siklus I adalah belum tuntas. Hasil Penelitian Siklus II Tahap Perencanaan Pada siklus II tahap perencanaan masih sama dengan siklus I yaitu melakukan tindakan berupa (1) menyusun rencana pembelajaran, (2) menyiapkan lembar kerja siswa, (3) menyiapkan format observasi, dan (4) menyiapkan soal-evaluasi. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan ini peneliti melakukan tindakan berupa (1) menyampaikan tujuan pembelajaran, (2) membentuk kelompok, (3) membagi LKS pada masing-masing kelompok, (4) menjelaskan secara umum tentang penjumlahan pecahan yang penyebutnya tidak sama, (5) menjelaskan cara menyamakan penyebutnya dengan KPK, (6) diskusi kelompok, (7) melaporkan hasil diskusi, dan (8) melaksanakan evaluasi pembelajaran. Kegiatan menyampaikan tujuan, kegiatan ini guru menjelaskan secara singkat tujuan-tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar yang akan berlangsung. Kemudian memberikan motivasi agar siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat mengikuti dengan baik. Kegiatan membentuk kelompok, pada kegiatan ini guru memilih siswa
62,68 6.27
yang pandai disendirikan dan dijadikan ketua kelompoknya, kemudian siswa yang memilih ketua kelompoknya masingmasing. Setelah terbentuk kelompok, setiap kelompok kumpul sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Kegiatan membagi LKS, setelah kelompok terbagi, guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Kemudian guru menanyakan kepada setiap kelompok tentang hal-hal yang kurang dari LKS tersebut dan guru sedikit memberi penjelasan, agar dalam mengerjakan siswa lebih mengerti konsep yang harus dilakukan dalam mengerjakan LKS tersebut. Kegiatan menjelaskan secara umum tentang penjumlahan pecahan yang penyebutnya tidak sama. Kegiatan ini guru menjelaskan tentang konsep-konsep menjumlahkan yang digunakan dalam penjumlahan dan pengurangan pecahan yang penyebutnya tidak sama. Hal ini dilakukan guru dengan memberikan beberapa contoh. Dari beberapa contoh, agar siswa lebih mengerti dan jelas. Kegiatan menjelaskan cara menyamakan penyebutnya dengan KPK. Kegiatan ini guru memberikan beberapa contoh soal penjumlahan dua bilangan pecahan tidak sejenis atau pecahan yang penyebutnya tidak sama. Pada kegiatan ini guru juga mencoba setiap kelompok untuk maju mengerjakan soal yang dibuat oleh guru. Kegiatan ini dilakukan agar siswa lebih terampil dan mengerti. Kegiatan diskusi kelompok, setelah siswa sudah mengerti tentang penjumlahan pecahan yang penyebutnya
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
61
berbeda maka siswa mengadakan diskusi kelompok dibagi sesuai dengan tentang soal-soal yang ada pada LKS yang kesepakatan bersama. Kegiatan telah dibagikan. Pada waktu diskusi melaporkan hasil diskusi berjalan dengan pembelajaran sudah berlangsung dengan baik, manun juga ada satu kelompok yang baik. Pembelajaran sudah berorientasi masih salh mengerjakannya. Melihat pada keaktifan siswa dalam bentuk diskusi kenyataan demikian kemudian guru kelompok dan siswa sudah kelihatan menjelaskan lagi tentang penjumlahan berkeja sama sesame anggota pecahan yang penyebutnya tidak sama kelompoknya. dengan beberapa contoh soal. Kegiatan melaporkan hasil diskusi. Kegiatan melaksanakan evaluasi Kegiatan melaporkan hasil diskusi pembelajaran. Dari hasil evaluasi yang diwakili salah satu anggota kelompok telah dilaksanakan hasilnya adalah sebagai untuk mengerjakan di depan kelas. Setiap berikut. Tabel 2 : Hasil Evaluasi pada Siklus II No Urut
Skor
Nilai
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
18 20 24 22 20 16 16 22 20 24
6.00 6.67 8.00 7.33 6.67 5.33 5.33 7.33 6.67 8.00 67,33 6.73
Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Jumlah Rata-rata
Dari tabel di atas maka siswa yang tuntas 7 siswa dari 10 siswa, apabila diprosentase ketuntasan belajar adalah 70%. Jadi berdasarkan standar ketuntasan belajar maka pelaksanaan pembelajaran pada siklus II adalah sudah berhasil, namun melihat hasilnya belum dikatakan memuaskan. Tahap Observasi Pada tahap observasi ini tindakan yang dilakukan berupa (1) mengamati kerjasama dalam kelompok dan (2) mencatat hasil kerja dari masing-masing kelompok.
Dari hasil kegiatan mengamati kerjasama dalam kelompok, tiap kelompok anggota kelompoknya sudah dapat kerja sama dengan anggota yang lain. Maka kegiatan kelompok sudah dapat dikatakan baik dibanding dengan siklus I, anggota sudah mengerti apa yang harus dikerjakan Kerja sama masing-masing kelompok sudah menunjukkan kekompakan dalam mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru, sehingga guru dalam membimbing setiap kelompok mengalami kemudahan. Walupun dari hasil pengamatan, ada beberapa siswa masih menemui kesulitan dalam
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
62
menerapkan konsep yang telah dijelaskan oleh guru, namun dengan penjelasan guru siswa sudah dapat mengerti apa yang dijelaskan guru tersebut. Tahap Refleksi Pada tahap refleksi kegiatan yang dilakukan berupa (1) menganalisa hasil observasi, (2) menganalisa hasil evaluasi pembelajaran, (3) mengidentifikasi permasalahan, (4) merumuskan permasalahan untuk perbaikan yang akan dilaksankan pada siklus berikutnya. Kegiatan menganalisa evaluasi belajar, berdasarkan hasil LKS maupun hasil evaluasi belajar bahwa tiap kelompok hasilnya sudah menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Rata-rata nilai pada hasil evaluasi Hasil Penelitian Siklus III Tahap Perencanaan Pada siklus III tahap perencanaan masih sama dengan siklus I dan siklus II yaitu melakukan tindakan berupa (1) menyusun rencana pembelajaran, (2) menyiapkan lembar kerja siswa, (3) menyiapkan format observasi, dan (4) menyiapkan soal-evaluasi. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan ini peneliti melakukan tindakan berupa (1) menyampaikan tujuan pembelajaran, (2) membentuk kelompok, (3) membagi LKS pada masing-masing kelompok, (4) menjelaskan secara umum tentang penjumlahan pecahan yang penyebutnya tidak sama, (5) menjelaskan cara menyamakan penyebutnya dengan KPK, (6) diskusi kelompok, (7) melaporkan
menunjukkan 6,73, sedangkan hasil ketuntasan belajar kelas yang dicapai adalah 70 % atau yang tuntas belajar adalah 7 siswa dari 10 siswa yang mengikuti evaluasi. Kegiatan mengidentifikasi permasalahan, dari analisa data yang telah diperoleh, maka dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sudah ada peningkatan dibandingkan dengan hasil siklus I. Peningkatan itu adalah (1) keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok lebih aktif, (2) Suasana pembelajaran lebih menyenangkan, (3) ada jalinan aktivitas antara guru dan siswa, (4) waktu yang diperlukan untuk memecahkan masalah lebih cepat dibandingkan dengan siklus I.
hasil diskusi, dan (8) melaksanakan evaluasi pembelajaran. Kegiatan menyampaikan tujuan, kegiatan ini guru menjelaskan secara singkat tujuan-tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar yang akan berlangsung. Kemudian memberikan motivasi agar siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat mengikuti dengan baik. Kegiatan membentuk kelompok,kelompok sama dengan pelaksanaan siklus II. Hal ini dilakukan sama karena kelompok yang telah terbentuk pada siklus kedua sudah dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Kegiatan membagi LKS, guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Kemudian guru menanyakan kepada setiap kelompok tentang hal-hal yang kurang dari LKS tersebut dan guru sedikit memberi penjelasan, agar dalam
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
63
mengerjakan siswa lebih mengerti konsep sudah berorientasi pada keaktifan siswa yang harus dilakukan dalam mengerjakan dalam bentuk diskusi kelompok dan siswa LKS tersebut. sudah kelihatan berkeja sama sesama Kegiatan menjelaskan cara anggota kelompoknya. menyamakan penyebutnya dengan KPK. Kegiatan melaporkan hasil diskusi. Kegiatan ini guru memberikan beberapa Kegiatan melaporkan hasil diskusi contoh soal campuran antara diwakili salah satu anggota kelompok penjumlahan dan pengurangan tiga untuk mengerjakan di depan kelas. Setiap bilangan pecahan tidak sejenis atau kelompok dibagi sesuai dengan pecahan yang penyebutnya tidak sama. kesepakatan bersama. Kegiatan Pada kegiatan ini guru juga mencoba melaporkan hasil diskusi berjalan dengan setiap kelompok untuk maju mengerjakan baik. Setiap kelompok sudah dapat soal yang dibuat oleh guru. Kegiatan ini mengerjakan sesuai dengan soalnya dilakukan agar siswa lebih terampil dan masing-masing. Melihat kenyataan mengerti. demikian kemudian guru sudah tidak Kegiatan diskusi kelompok, perlu menjelaskan lagi tentang setelah siswa sudah mengerti tentang penjumlahan pecahan yang penyebutnya penjumlahan dan pengurangan pecahan tidak sama. yang penyebutnya berbeda maka siswa Kegiatan melaksanakan evaluasi mengadakan diskusi tentang soal-soal pembelajaran. Dari hasil evaluasi yang yang ada pada LKS yang telah dibagikan. telah dilaksanakan hasilnya adalah sebagai Pada waktu diskusi pembelajaran sudah berikut. berlangsung dengan baik. Pembelajaran Tabel 3 : Hasil Evaluasi pada Siklus III No Urut Skor Nilai Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
21 24 26 24 22 20 18 24 22 26 Jumlah Rata-rata
Dari tabel di atas maka siswa yang tuntas 9 siswa dari 10 siswa, apabila diprosentase ketuntasan belajar adalah 90%. Jadi berdasarkan standar ketuntasan
7.00 8.00 8.67 8.00 7.33 6.67 6.00 8.00 7.33 8.67 75,67
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
7.57
belajar maka pelaksanaan pembelajaran pada siklus I adalah sudah tuntas. Tahap Observasi
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
64
Pada tahap observasi ini tindakan yang dilakukan berupa (1) mengamati kerjasama dalam kelompok dan (2) mencatat hasil kerja dari masing-masing kelompok. Dari hasil kegiatan mengamati kerjasama dalam kelompok, tiap kelompok anggota kelompoknya sudah dapat kerja sama dengan anggota yang lain. Maka kegiatan kelompok sudah dapat dikatakan baik dibanding dengan siklus II, anggota sudah mengerti apa yang harus dikerjakan Kerja sama masing-masing kelompok sudah menunjukkan kekompakan dalam mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru, sehingga guru dalam membimbing setiap kelompok mengalami kemudahan. Keaktifan siswapun sudah terlihat dengan baik. Tahap Refleksi Pada tahap refleksi kegiatan yang dilakukan berupa (1) menganalisa hasil observasi, (2) menganalisa hasil evaluasi pembelajaran, (3) mengidentifikasi permasalahan, (4) merumuskan permasalahan untuk perbaikan yang akan dilaksankan pada siklus berikutnya. Kegiatan menganalisa hasil observasi, karena hasil pengamatan menunjukkan bahwa kerja sama siswa sudah dapat dilaksanakan dengan baik terhadap anggota kelompoknya, maka guru tinggal memberi dorongan dan bimbingan. Hal ini dilakukan agar dalam berdiskusi tiap kelompok dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Kegiatan menganalisa evaluasi belajar, berdasarkan hasil LKS maupun hasil evaluasi belajar bahwa tiap kelompok hasilnya sudah menunjukkan
peningkatan dibandingkan dengan siklus II. Rata-rata nilai pada hasil evaluasi menunjukkan 7,57, sedangkan hasil ketuntasan belajar kelas yang dicapai adalah 90 % atau yang tuntas belajar adalah 9 siswa dari 10 siswa yang mengikuti evaluasi, maka pada pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus III sudah tuntas sesuai dengan standar ketuntasan belajar. Kegiatan mengidentifikasi permasalahan, dari analisa data yang telah diperoleh, maka dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus III sudah meningkat dibandingkan dengan hasil siklus II. Peningkatan itu adalah (1) keaktifan siswa dalam diskusi kelompok lebih aktif, (2) kegiatan sudah berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator, (3) siswa sudah dapat memanfaatkan pengalaman sebelumnya, (4) keterampilan siswa dalam memecahkan masalah meningkat, dan (5) tugas diselesaikan dengan lebih cepat daripada siklus II. Kegiatan yang terakhir, karena pada silus III ini dilihat dari hasil evaluasi pembelajaran sudah mengalami ketuntasan belajar, maka sudah tidak diperlukan lagi perencanaan untuk kegiatan siklus berikutnya. Pembahasan Berdasarkan standar kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran matematika sebagaimana disebutkan dalam draf final kurikulum KTSP disebutkan bahwa (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah, (2)
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
65
menggunakan penalaran pada pola dan dari evaluasi yang dilaksankan pada siklus sifat, melakukan manipulasi matematika III. dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan E. KESIMPULAN DAN SARAN pernyataan matematika, (3) memecahkan Kesimpulan masalah yang meliputi kemampuan Berdasarkan hasil penelitian yang memahami masalah, merancah model telah dilaksanakan, maka dapat matematika, menyelesaikan masalah dan disimpulkan sebagai berikut. menafsirkan solusi yang diperoleh, (4) Penggunaan KPK dalam mencari mengomunikasikan gagasan dengan kesamaan penyebut dari bilangan pecahan symbol, tabel, diagram atau media lain yang penyebutnya tidak sama dapat untuk memperjelas keadaan atau masalah, mempermudah dalam menjumlahkan dan dan (5) memiliki sikap menghargai mengurangi bilangan pecahan yang kegunaan matematika dalam kehidupan, penyebutnya tidak sama. yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian Dengan menggunakan KPK dapat dan minat dalam mempelajari matematika meningkatkan kemampuan siswa dalam serta sikap ulet dan percaya diri dalam menjumlahkan dan mengurangi bilangan pemecahan masalah. pecahan yang penyebutnya tidak sama. Merujuk dari standar kompetensi Hal ini, terbukti pada penelitian ini yaitu yang harus dikuasi dalam mempelajari siswa lebih cepat menyelesaikan dalam matematika tersebut, maka setidaknya ada menjumlahkan dan mengurangi bilangan dua tujuan yang ingin dicapai dalam pecahan yang penyebutnya tidak sama. materi pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan dengan Saran-saran penyebut tidak sama, yaitu (1) dapat Berdasarkan hasil penelitian yang memahami konsep dan (2) dapat dikemukakan di atas, saran-saran yang memecahkan masalah. berkaitan dengan penggunaan KPK dalam Hasil penelitian ini juga pembelajaran matematika materi menunjukkan kulaitas belajar siswa dapat penjumlahan dan pengurangan bilangan ditingkatkan. Indikator mengenai pecahan yang penyebutnya tidak sama peningkatan ini adalah kegairahan belajar, adalah dikemukakan sebagai berikut. tugas-tugas kelompok untuk memecahkan 1. Untuk melaksanakan pembelajaran masalah diselesaikan dengan baik dan yang aktif diperlukan ketekunan dan dapat berhasil. Siswa lebih banyak belajar persiapan yang cukup matang, menemukan sendiri, dan belajar sesame sehingga guru akan lebih mampu teman dari padadari guru, sehingga dapat untuk mengatasi permasalahan menguntungkan siswa itu sendiri. Hal ini pembelajaran yang dihadapi. apabila dilakukan akan dapat 2. Dalam meningkatkan prestasi belajar meningkatkan motivasinya untuk belajar siswa, guru hendaknya lebih sering dan meningkatkan hasil belajarnya. melatih siswa dengan berbagai contoh Keberhasilan ini dapat diindikatorkan soal yang sesuai, sehingga siswa dengan adanya ketuntasan belajar siswa dapat terampil dan dapat menemukan
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
66
sendiri pengetahuan baru, konsep yang dimiliki dirinya sendiri sehingga siswa mampu dan berhasil memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. 3. Telaah penelitian ini hanya terbatas pada penggunaan KPK dalam menyamakan penyebut bilangan pecahan yang penyebutnya tidak sama dalam penjumlahan dan pengurangan pecahan. Untuk itu, perlu diadakan penelitian lain sebagai tindak lanjut untuk meningkatkan kemampuan siswa SD di jenjang kelas lainnya.
DAFTAR PUSTAKA Depdiknas, 1992. Matematika dan Komputer, Khasanah Ilmu Pengetahuan Anakanak, Jakarta Depdiknas, 2003. Draf final Kurukulum 2004, Jakarta Mas’ud, 2001. Matematika Jilid I SMP, Jakarta, Balai Pustaka Sukidin, dkk, 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, Surabaya, Insan Cendikia Sumilih, Guntur, 2003. Konsultasi Pendidikan, Fasilitator edisi 3, Jakarta, Depdiknas
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550
67