HUBUNGAN PENGUASAAN KOHESI DAN KOHERENSI DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI WACANA OLEH SISWA KELAS XI SMA ISLAM TERPADU AL-ULUM MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 Oleh Rezki Agus Pandai Yani Tanjung ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan penguasaan kohesi dan koherensi terhadap kemampuan memahami wacana oleh Siswa Kelas XI SMA Islam Terpadu Al-Ulum Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. Masalah penelitian ini adalah penguasaan kohesi dan koherensi siswa, kemampuan siswa memahami Wacana, dan hubungan penguasaan kohesi dan koherensi terhadap kemampuan memahami wacana oleh siswa kelas XI SMA Islam Terpadu Al-Ulum Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Islam Terpadu AlUlum Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 yang berjumlah 119 orang. Sampel penelitian diambil 25% dari jumlah populasi yaitu 30 siswa dengan teknik acak kelas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional, yaitu cara atau teknik penelitian yang mengungkapkan fakta yang jelas tentang gejala-gejala serta hubungan yang ada pada suatu objek penelitian. Alat pengumpul data yang digunakan adalah tes pilihan berganda. Dari hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa penguasaan tentang kohesi dan koherensi dalam wacana oleh siswa kelas XI Islam Terpadu Al-Ulum Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 adalah cukup dengan nilai rata-rata 63,50. Kemampuan memahami wacana oleh siswa adalah cukup dengan nilai rata-rata 63,33. Selanjutnya Terdapat hubungan penguasaan kohesi dan koherensi terhadap kemampuan memahami wacana oleh siswa kelas XI Islam Terpadu Al-Ulum Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. Ini diperkuat dari hasil perhitungan dan analisis statistik uji korelasi product moment diperoleh nilai rxy = 0,709. Nilai tersebut signifikan setelah diuji dengan menggunakan uji t pada taraf signifikansi 5% yaitu 6,94 > 2,05.
PDF Creator - PDF4Free v3.0
http://www.pdf4free.com
PENDAHULUAN Wacana merupakan bentuk komunikasi lisan maupun tulis yang mewarnai kehidupan manusia. Wacana disampaikan oleh seseorang atau kelompok orang kepada orang lain. Secara lisan pesan wacana direalisasikan dalam bentuk wawancara, pidato, bercerita, dan sebagainya, sedangkan pesan wacana tulis direalisasikan dalam bentuk surat, koran, cerpen tulis, dan karya tulis lainnya. Wacana tersebut bersumber dari ide-ide pembicara atau penulis. Sebagai pengungkapan ide-ide tertentu maka wacana harus memiliki kesatuan atau keutuhan tulisan yang dapat mencerminkan ide atau permasalahan yang ingin diungkapkan oleh penulis. Sehingga informasi atau hal-hal yang ingin diungkapkan oleh penulis dapat dipahami oleh pembaca dari berbagai latar belakang sosial. Karenanya suatu wacana dituntut memiliki keutuhan struktur. Keutuhan itu sendiri dibangun oleh komponen-komponen yang terjalin di dalam suatu organisasi kewacanaan. Keutuhan tulisan ini dapat mencakup kohesi, koherensi dan unsur-unsur gramatikal yang ada di dalam tulisan. Kohesi dan koherensi merupakan bagian yang mutlak yang harus ada di dalam suatu wacana yang baik. Menurut Efrioni (2009:3) “Kohesi adalah hubungan di antara ayat di dalam sebuah wacana, baik dari segi tingkat gramatikal maupun dari segi tingkat leksikal tertentu.”
Ini bermakna koherensi berhubungan dengan isi, maka kohesi atau
keterpaduan bentuk berkaitan dengan penggunaan kata-katanya. Bisa saja satu paragraf mengemukakan satu gagasan utama, namun belum tentu paragraf tersebut dikatakan kohesif jika kata-katanya tidak padu. Selanjutnya menurut Lailasari (2006:140), ”Koherensi adalah keselarasan yang mendalam antara isi dalam wacana. Secara koherensi, suatu wacana dikatakan koheren, apabila ada kekompakan antara gagasan yang dikemukakan kalimat yang satu dengan yang lainnya. Kalimatkalimatnya memiliki hubungan timbal balik serta secara bersama-sama membahas satu gagasan utama. Kohesi dan koherensi inilah yang akan mencerminkan isi dari tulisan yang akan di baca oleh pembaca. Hal ini sesuai dengan pendapat Alwi (2001: 428), ”Kohesi dan koherensi menjadikan tulisan yang dibaca bermakna, dan untaian kalimat yang tidak kohesif dan koheren tidak akan membentuk wacana ” Disadari atau tidak, di sekolah siswa selalu berhadapan dengan wacana. Jika berbicara wacana, pemikiran siswa akan tertuju pada sebuah teks yang menceritakan sesuatu secara lengkap. Siswa dapat memahami wacana tulis karena adanya unsur kohesi dan koherensi dalam wacana tersebut. Sebaliknya siswa tidak memahami
PDF Creator - PDF4Free v3.0
http://www.pdf4free.com
wacana karena ia tidak memiliki penguasaan tentang kohesi dan koherensi rangkaian kalimat-kalimat yang terbentuk dalam wacana. Adanya keterkaitan antara kohesi dan koherensi dalam wacana ini didukung oleh pendapat Effendy (2009:1) yang mengemukakan bahwa ”Wacana sulit dipahami karena secara kohesi tidak ada keterpaduan kata atau kalimat yang tertulis; sedangkan dilihat dari aspek koherensi, wacana yang baik tidak terwujud karena isi kalimat yang menyimpang dari gagasan utamanya.” METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Islam Terpadu Al-Ulum dan dilaksanakan pada bulan Januari 2013. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Islam Terpadu Al-Ulum Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 yang berjumlah 119 orang. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Islam Terpadu Al-Ulum Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 yang berjumlah 119 orang dengan rincian sebagai berikut kelas XI1 berjumlah 39 Siswa, kelas XI 3berjumlah
2
berjumlah 40 Siswa dan XI
40 Siwa. Menurut Arikunto (2003:130), “Apabila subjeknya kurang 100,
lebih baik diambil semuanya sehingga merupakan penelitian populasi, selanjutnya bila subjeknya besar dapat diambil 10% – 25% atau lebih.” Mengingat banyaknya jumlah populasi, maka peneliti menetapkan sampel sebanyak 25% dari jumlah populasi yang ada, dengan teknik pengambilan sampel secara random. Dengan demikian jumlah sampel penelitian ini adalah 119 x 25% = 29,75 dibulatkan menjadi 30 siswa dengan rincian Kelas XI1 10 Siswa, Kelas XI 210 Siswa dan Kelas XI 210 Siswa. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penguasaan kohesi dan koherensi dengan kemampuan memahami wacana oleh siswa kelas XI SMA Islam Terpadu Al-Ulum Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. Sehubungan dengan itu data yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah data penguasaan kohesi dan koherensi (X) dan data kemampuan memahami wacana argumentasis(Y) pada siswa kelas XI SMA Islam Terpadu Al-Ulum Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. Setelah dilakukan tes terhadap 30 siswa. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai rata-rata penguasaan kohesi dan koherensi siswa adalah 63,50 dalam kategori cukup. Selanjutnya dapat
PDF Creator - PDF4Free v3.0
http://www.pdf4free.com
dipersentasekan penguasaan kohesi dan
koherensi masing-masing siswa sebagai
berikut. Frekuensi Kategori Penguasaan Kohesi dan Koherensi No.
Skor
Frekuensi
Persentase
Kategori
1
90 – 100
1
3,33
Sangat baik
2
70 – 89
10
33,34
Baik
3
60 - 69
9
30,00
Cukup
4
50 - 59
9
30,00
Kurang
5
< 50
1
3,33
Sangat kurang
Jumlah
30
100,00
-
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa yang paling banyak frekuensinya adalah siswa yang memiliki penguasaan kohesi dan koherensi dalam kategori baik, yakni sebanyak 10 siswa (33,34%), sedangkan yang paling sedikit frekuensinya adalah siswa yang penguasaannya sangat baik dan sangat kurang, yakni masing-masing sebanyak 1 siswa (3,33%). Namun masih banyak siswa yang penguasaan kohesi dan koherensi di bawah kategori cukup (kurang dan sangat kurang), yakni sebanyak 9 siswa (30,00%) kategori kurang dan 1
siswa (3,33%) sangat kurang.
Berdasarkan hasil tes kemampuan memahami wacana yang dilakukan terhadap
30
siswa,
diketahui
bahwa
nilai
tertinggi
kemampuan
siswa
kemampuamemahami wacana 85 dan nilai terendah 30. Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan siswa memahami wacana adalah 63,33 dalam kategori cukup. Selanjutnya dapat dipersentasekan kemampuan memahami wacana masing-masing siswa sebagai berikut. Frekuensi Kategori Kemampuan Memahami Wacana No.
Skor
Frekuensi
Persentase
Kategori
1
90 – 100
0
0,00
2
70 – 89
11
36,67
Baik
3
60 - 69
11
36,67
Cukup
4
50 - 59
5
16,66
Kurang
PDF Creator - PDF4Free v3.0
Sangat baik
http://www.pdf4free.com
5
< 50 Jumlah
3
10,00
Sangat kurang
30
100,00
-
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa yang paling banyak frekuensinya adalah siswa yang memiliki kemampuan memahami wacana dalam kategori baik dan cukup, yakni masing-masing sebanyak 11 reponden (36,67%), sedangkan yang paling sedikit frekuensinya adalah siswa yang memiliki kemampuan memahami wacana dalam kategori sangat kurang, yakni sebanyak 3 siswa atau (10%). Tidak satupun siswa yang memiliki kemampuan sangat baik. Masih banyak siswa yang memiliki kemampuan sangat kurang, yakni 3 siswa (10%). PENUTUP Setelah membahas permasalahan-permasalahan yang diteliti dapat dikemukakan beberapa simpulan sebagai Penguasaan tentang kohesi dan koherensi dalam wacana oleh siswa kelas XI Islam Terpadu Al-Ulum Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 adalah cukup dengan nilai rata-rata 63,50. Kemampuan memahami wacana oleh siswa kelas XI Islam Terpadu Al-Ulum Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 adalah cukup dengan nilai rata-rata 63,33. Terdapat hubungan penguasaan kohesi dan koherensi dengan kemampuan memahami wacana oleh siswa kelas XI Islam Terpadu Al-Ulum Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. Ini diperkuat dari hasil perhitungan dan analisis statistik uji korelasi product moment diperoleh nilai rxy = 0,709. Nilai tersebut signifikan setelah diuji dengan menggunakan uji t pada taraf signifikansi 5% yaitu 6,94 > 2,05. Dan disarankan kepada siswa XI Islam Terpadu Al-Ulum Medan untuk meningkatkan penguasaannya tentang kohesi dan koherensi dengan melakukan berbagai upaya seperti banyak membaca wacana tulis dan mempelajari unsur-unsur pembentuk wacana tersebut, banyak bertanya kepada guru tentang wacana atau melakukan latihan-latihan dalam menjawab tes-tes wacana.Disarankan kepada guru untuk meningkatkan perhatiannya terhadap kemampuan siswa memahami wacana dengan menitikberatkan pada penguasaan kohesi dan koherensi siswa.Diperlukan penelitian lanjutan sebagai masukan bagi kesempurnaan hasil penelitian ini.
PDF Creator - PDF4Free v3.0
http://www.pdf4free.com
DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan. 2001. Tata Bahasa Baku Indonesia. Jakarta: balai Pustaka. Arikunto, Suharsimi. 1991.. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional 2001. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Djuhaeri, Setiawan, O. dan Suherli. 2002. Panduan Membuat Karya Tulis. Jakarta: Yrama Widya. Halliday, dkk. 1992. Bahasa, Konteks dan Teks.. Yokyakarta: UGM Press. . Edisi ketiga. Hamalik. Oemar. 2003. Pengantar Evalusasi Pendidikan. Jakarta: Media Utama. Junaiyah,hm. 2006. Keutuhan Wacana. Jakarta: Grasindo. Kridalaksana, Harimurti. 1984. Kamus Linguistik. . Jakarta: Gramedia. Kushartanti. 2004. Pesona Bahasa. Jakarta: Gramedia.Kushartanti. 2004. Pesona Bahasa (Langkah Awal Memahami Linguistik). Jakarta: Gramedia. Laelasari dan Nurlaila. 2006. Kamus Istilah Sastra. Bandung: Nuansa Aulia. Moeliono, Anton M, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Nazir. M. 1993. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nurkencana, Wayan. 2002. Evaluasi Pendidikan.Surabaya : Usaha Nasional. Rahmat, S. 2002.Analisis Wacana. Jakarta: Rineka Caipta. Rani, dkk. 2004. Analisis Wacana sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian .Malang: BayumediaShirazy. Simanjuntak P. 1990. Pembaharuan dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta.Rajawali Press. Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Tarigan H. G. 1987. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa. Usman, Moh. Uzer. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakaya.
PDF Creator - PDF4Free v3.0
http://www.pdf4free.com