Oleh :Nurul Ramadhani

Pesan Written by Siswoyo Monday, 21 June 2010 05:49

Oleh :Nurul Ramadhani

Hari ini tepat 2 tahun umur pacaranku dengan Chiko. Kami sudah janjian kencan malam ini sekaligus merayakan 2 tahun kebersamaan kami. Dia janji mau jemput aku di rumah jam 8 malam. Dari jam setengah 8 aku sudah siap dan ngobrol dengan ayah di ruang tamu sambil nungguin Chiko. Ketika ku lihat lagi jam tanganku,ternyata sudah jam 9 lewat. Tiba tiba terdengar suara ibu dari ruang makan,” Ka,mana si Chiko? Sudah jam 9 lewat lho..” tanya ibu sambil berjalan ke arah aku dan ayah.“ Chika juga nggak tau bu..Janjinya sih jam 8,tapi kok...” tiba tiba handphone ku berbunyi,dan itu telepon dari Chiko.

Oleh :Nurul Ramadhani

Hari ini tepat 2 tahun umur pacaranku dengan Chiko. Kami sudah janjian kencan malam ini sekaligus merayakan 2 tahun kebersamaan kami. Dia janji mau jemput aku di rumah jam 8 malam. Dari jam setengah 8 aku sudah siap dan ngobrol dengan ayah di ruang tamu sambil nungguin Chiko. Ketika ku lihat lagi jam tanganku,ternyata sudah jam 9 lewat. Tiba tiba terdengar suara ibu dari ruang makan,” Ka,mana si Chiko? Sudah jam 9 lewat lho..” tanya ibu sambil berjalan ke arah aku dan ayah.“ Chika juga nggak tau bu..Janjinya sih jam 8,tapi kok...” tiba tiba handphone ku berbunyi,dan itu telepon dari Chiko.

“ Yah,Bu..Chika ngangkat telpon dulu ya..”

“ Kamu udah sampai ya..?”

1 / 13


“ Sayaaang.. Maafin aku ya! Hari ini aku harus lembur. Jadi kita nggak bisa..”

“ Kenapa baru bilang sekarang?? Aku udah nungguin kamu dari 1 jam yang lalu,tau?”

“ Ia sayang..aku minta maaf,tadinya aku mau ngabarin kamu dari sore,tapi aku lupa.”

“ Tapi kan..hari ini hari spesial buat kita..!!”

“ Ia.. Aku ngerti.Tapi aku nggak mungkin nolak tugas lembur ini. Kamu ngertiin aku ya..? Aku janji deh..Besok kita jalan!”

“ Ya udah lah.. Mau di apain lagi?”

“ Makasih ya sayang ku.. Kalau gitu aku lanjutin kerja lagi ya..”

“ Ia!”

Aku langsung masuk ke kamar dan mengeluh dalam hati. Selalu aja seperti itu..Dia yang buat janji,dia juga yang ngebatalinnya.Giliran aku ngeluh sedikit aja..Dia langsung bilang aku nggak bisa ngertiin dia. Aku capek!! Ini bukan yang pertama atau yang kedua kalinya dia seperti itu. Dia nggak pernah mau menghargai apa yang sudah dilakukan orang lain buat dia. Dari pada aku tersiksa terus..lebih bagus aku minta putus aja sama dia.

2 / 13


Besok malamnya dia jemput aku di rumah. Setelah pamitan sama kedua orang tuaku,kami pun pergi. Sesampainya di tempat tujuan,aku langsung mengatakan niatku tadi malam.

“ Chiko,aku mau bilang makasih buat apa yang sudah pernah kamu lakuin buat aku dan aku juga mau minta maaf atas semua kesalahan kesalahan yang udah pernah buat. Aku ngerasa makin lama aku makin tersiksa ngejalanin hubungan ini. Buat apa kita pacaran kalau kita tersiksa? Jadi aku rasa,kita lebih bagus putus! Sekali lagi makasih dan maaf!”

“ Tapi kenapa harus putus? Semuanya kan bisa dibicarain dan dicari jalan keluarnya sama sama.”

“ Aku rasa bukan sekarang saatnya untuk ngebicarain semuanya dan jalan keluar satu satunya ya..Cuma putus.”

“ Tapi kamu nggak pernah bilang kalau kamu tersiksa selama ini. Jujur aku sayang banget sama kamu dan aku nggak mau kehilangan kamu.”

3 / 13


“ Aku diam selama ini karna aku berharap kamu bisa sadar sendiri sama sifat kamu. Aku juga masih sayang banget sama kamu,nggak gampang lah perasaan yang sudah 2 tahun ada,hilang begitu saja. Tapi aku benar benar nggak bisa! Sekarang aku minta kamu yang ngertiin aku!”

“ Ya udah kalau itu mau kamu. Semoga aja ini yang terbaik buat kita berdua.”

Aku langsung bergegas pergi meninggalkan dia dan pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, aku langsung masuk kamar dan menangis. Aku menangis karna aku nggak nyangka kami harus berpisah secepat ini dan hanya berselang satu hai dari hari jadian kami yang ke dua. Tapi aku harus kuat! Karna ini keputusanku!

Satu tahun sudah aku menjalani hari hariku tanpa Chiko. Walaupun aku dan dia tetap keep contact sampai sekarang. Dan sampai saat ini aku masih single. Mungkin orang lain berpendapat karena aku belum bisa ngelupain Chiko. Itu memang alasannya,tapi bukan alasan utama. Sekarang ayahku sakit sakitan. Aku adalah anak sulung,sudah menjadi kewajibanku untuk membiayai pengobatannya. Jadi sekarang aku lebih fokus ke pekerjaanku dari pada cari cowok. Dan dia sempat cerita padaku kira kira 2 bulan yang lalu dia jadian sama karyawati baru di kantornya. Tak bisa ku pungkiri,aku sedih mendengarnya. Tapi aku sadar,aku dan dia sekarang hanya berteman. Jadi itu hak dia mau deket atau jadian sama siapa aja. Beberapa hari yang lalu dia bilang di telepon dia kangen sama aku,jadi dia ngajak aku ketemuan malam ini. Dan aku pun setuju,karena aku pun kangen banget sama dia. Tapi aku nggak mau terlalu berharap dia akan nepatin janjinya malam ini,karna berdasarkan pengalaman pengalaman saat kami pacaran dulu.

4 / 13


Tiba tiba handphone ku bunyi,dan itu dari Chiko. Aku deg deg an. Dia menelpon karna mau ngebatalin janjinya atau karna sudah sampai di depan rumah ku?

“ Halo Ka, aku udah nyampe di depan rumah kamu ni..”

“ Oo.. Ia! Aku keluar sekarang ya..”

Setelah bertemu dengannya lagi, rasa rindu itu seakan terbayar lunas.

“ Lho..? Kok kamu belum siap siap sih?”

“ Eeem..! Ya udah,tunggu bentar aku siap siap dulu,kamu masuk aja!”

“ Rumah kamu kok sepi banget?”

“ Ia.. semuanya lagi di rumah sakit. Jadi aku sendiri deh di rumah.”

“ Di rumah sakit?? Siapa yang sakit,Ka?”

“ Ayah.. Jadi yang lain jagain dirumah sakit.”

“ Ayah sakit apa Ka?”

5 / 13


“ Sakit jantung. Dan jantungnya pun udah pakai balon. Bentar ya..Aku siap siap dulu.”

Setelah selesai kami pun langsung berangkat. Di mobil,dia terus membahas soal ayah. Ternyata satu hal yang belum berubah dari dia. Dia tetap peduli banget sama keluargaku.

“ Kamu kok gak pernah cerita sama aku soal ayah?”

“ Ya.. buat apa juga aku cerita sama semua orang? Ini kan termasuk masalah keluarga. Jadi menurut aku nggak perlu lah orang lain tau.”

“ Jadi aku orang lain buat kamu?”

“Eeeemmm..”

“ Nggak usah di jawab kalau memang nggak bisa. O..Ia! sudah berapa lama ayah kamu di rumah sakit?”

“ Ayah sih..Sudah beberapa kali keluar masuk rumah sakit. Tapi yang kali ini,,sudah kira kira seminggu lah.”

6 / 13


“ Kamu nggak ke rumah sakit?”

“ Besok lah..Kan besok minggu,jadi aku yang jagain ayah.?”

“ Jam berapa kamu ke rumah sakit?”

“ Kira kira jam 8. Kenapa?”

“ Besok aku jemput kamu ya..Kita sama sama ke rumah sakit. Aku mau jenguk ayah. Sekalian mau jumpa sama ibu dan adik adik mu,aku kangen sama mereka.”

“ Ya sudah! Tapi kamu jalan sama aku malam minggu gini,apa pacar kamu nggak marah?”

“ Aku bilang malam ini mau pergi..Tapi aku nggak bilang mau pergi sama kamu.”

“ Kalau aku boleh tau, kamu sayang sama pacar kamu itu?”

“ Ya pastinya sayang lah.. Kenapa? Kamu cemburu?””

“ G R !! Udah..nyetir aja yang betul !”

Keesokan harinya, kami sama sama ke rumah sakit. Sesampainya di sana..

“ Ibu.. Udah sarapan? Ni Chika bawain nasi goreng.”

7 / 13


“ Kebetulan belum nak. Eeh..ada nak Chiko. Tumben nih?”

“ Ia bu.. Semalam Chika kasih tau saya kalau ayah masuk rumah sakit,sekalian saya juga kangen sama ibu dan adik adik.”

“Eee..Ayah udah bangun! Ayah apa kabar ini hari? Chika kangen banget ni ngobrol ngobrol dan bercanda sama ayah. Ayah cepat sembuh ya!”

Ayah hanya tersenyum. Dan ia nampak terkejut melihat kedatangan Chiko. Chiko pun langsung menyalami dan duduk disamping ayah.

“ Udah ngerasa baikan yah? Maaf ya yah Chiko baru jenguk ayah sekarang.”

“ Udah agak lumayan lah.. Kamu apa kabar Ko?”

“ Sehat yah.. Ayah cepat sembuh ya!”

“ Ko... Ayah bisa ngomong serius sama Chiko?”

“ Bisa yah.. Mau ngomong soal apa?”

“ Ayah merasa waktu ayah udah nggak lama lagi..”

“ Ayah nggak boleh ngomong gitu!”

8 / 13


“ Sebentar dulu nak Chiko.. Ayah belum selesai bicara. Ayah merasa waktu ayah udah nggak lama lagi,dan ayah punya satu anak perempuan serta 2 anak laki laki. Ayah cuman punya 1 pesan. Ayah tau kamu dan Chika hanya berteman saja saat ini,tapi ayah mau kamu menikahi Chika setelah ayah tiada nanti. Karena ayah cuma percaya sama kamu. Dan ayah nggak mau nantinya Chika memilih lelaki yang salah. Kamu bersedia kan Ko?”

Sesaat suasana hening. Chiko tidak menjawab. Lalu ku putuskan untuk berbicara.

“ Ayah ngomong apa sih? Yah...Chiko ini sudah punya pacar. Jadi nggak mungkin lah dia nikahin Chika!”

“ Apa itu benar Chiko?” tanya ayah.

Chiko hanya tersenyum.

Lalu ku ajak Chiko untuk ngobrol di luar kamar.

“ Eem..Ko..! Aku minta maaf ya soal omongan ayah tadi.”

“ Ia..nggak apa apa kok!”

9 / 13


Tak berapa lama setelah itu terdengar suara teriakan ibu dari dalam kamar. Kami pun bergegas masuk ke kamar.

“ Ada apa bu?” tanya ku.

“ Ayah Ka... Ayah!” jawab ibu sambil menangis.

Aku segera menuju ke tempat tidur ayah. Belum sempat aku melakukan apa apa,dokter yang dipanggil adikku sudah datang.

Setelah dokter tersebut memeriksa keadaan ayah,dia mengatakan bahwa ayah sudah meninggal. Suasana menjadi sangat haru. Kami semua menangis,termasuk Chiko.

Saat seminggu meninggalnya ayah,kami membuat pengajian. Chiko datang bersama seorang perempuan yang ternyata itu adalah pacarnya. Setelah acara selesai,mereka berdua mengajak aku ngobrol di teras.

“ Ka..aku mau ngomong serius sama kamu. Aku bersedia menjalankan pesan terakhir ayah.”

“ Ha...?? Kamu jangan bercanda Ko..!!” jawabku.

10 / 13


“ Memangnya wajahku kelihatan sedang bercanda?”

“ Tapi pacar kamu?” tanyaku sambil melihat kearah Rina,pacar Chiko.

“ Chiko sudah cerita semuanya sama aku. Dan aku rasa kalian memang ditakdirkan untuk bersama. Buktinya kalian sudah putus pun,masih saja ada peristiwa yang bisa nyatuin kalian lagi. Dari nama kalian juga sudah terbukti kalau kalian jodoh. Dan kelihatannya Chiko juga masih sayang sama kamu.” terang Rina.

“ Jadi hubungan kalian?” tanyaku bingung.

“ Aku sayang sama Chiko. Tapi aku yakin dia akan lebih bahagia kalau dia sama kamu. Aku bahagia kalau melihat orang yang aku sayang bahagia,walaupun bukan dengan aku. Jadi aku merelakan Chiko untuk kamu. Walaupun berat,tapi aku akan coba buat bisa ikhlas.” Jawab Rina.

“ Aku nggak tau lagi harus ngomong apa lagi selain berterima kasih sama kamu dan Chiko. Terima kasih sekali karena kalian sudah mau menjalankan pesan terakhir ayahku.”jawabku.

11 / 13


“ Jadi kamu mau kan nikah sama aku?” tanya Chiko.

“ Eee.. Aku harus tanya ibu dulu.” jawabku dengan sedikit gerogi.

Lalu kami bertiga pun masuk kedalam rumah. Kami menjumpai ibu yang sedang duduk di meja makan.

“ Bu.. Chiko bilang dia bersedia nikahin Chika.”

“ Lho..?? Tapi kamu bilang Chiko sudah punya pacar!”

“ Saya sudah merelakan Chiko untuk Chika bu.”jawab Rina.

“ Oo.. Jadi ini pacarnya Chiko? Ibu berterima kasih sekali sama kamu nak. Ibu yakin,orang baik seperti kamu pasti akan mendapatkan pria yang baik juga. Ibu do’akan semoga kamu cepat menemukan pria itu.”

“ Ia bu.. Terima kasih atas do’anya. Kalau begitu, saya pamit pulang dulu. Sudah malam soalnya.”pamit Rina.

” Kamu pulang naik apa Rin? Aku antar ya? ”tanya Chiko.

“ Nggak usah,aku naik taxi aja. Kan nggak enak sama Chika.”

12 / 13


“ Nggak apa apa kok Rin.. Bener!”jawabku.

“ Nggak usah Ka..”

“ Ya sudah kalau begitu aku antar kamu sampai kamu dapat taxi,ya?”kata Chiko.

“ Ya sudah.”jawab Rina.

Setelah menemani Rina,Chiko kembali ke rumah untuk mengatakan niatnya menikahiku.

“ Jadi bu.. Saya akan melamar Chika setelah acara pengajian 40 hari meninggalnya ayah. Ibu setuju kan?”tanya Chiko.

“ Kalau ibu siih.. Terserah Chika saja. Kalau dia setuju,ibu juga setuju kok!” “ Bagaimana Ka?”tanya Chiko.

Aku hanya tersenyum. Dan Chiko seakan mengerti apa maksud dari senyumanku. Perasanku campur aduk rasanya saat itu. Aku sedih karena ayah tidak sempat melihat semua ini. Tapi aku juga senang dan tidak menyangka aku dan Chiko bisa bersama lagi dan dengan hubungan yang serius.

Kira kira 2 bulan setelah itu, Chiko menikahi aku. Aku merasa senang..sekali,karena aku bisa menjalankan PESAN terakhir ayah dan aku bisa menikah dengan lelaki yang aku sayang dan lelaki tersebut bukan hanya menyayangi aku tapi juga menyayangi keluargaku.

13 / 13

Oleh :Nurul Ramadhani

Recommend Documents