HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN AKSES INFORMASI TENTANG PIJAT BAYI DENGAN PERILAKU PIJAT BAYI OLEH IBU DI DESA PURWOJATI KECAMATAN PURWOJATI KABUPATEN BANYUMAS Oleh: Nunik Dwijayanti Nugraheni, S.SiT Abstrak Pijat bayi sebagai salah satu alternatif upaya guna meraih derajat kesehatan yang paling sederhana tapi pengetahuan mengenai pijat bayi yang benar, belum tersosialisasi dengan baik pada masyarakat dan keterampilan ibu mengenai pijat bayi lebih bersifat otodidak. Sedangkan akses informasi mengenai pijat bayi masih belum memadahi, dari tenaga kesehatan khususnya bidan belum memberikan penyuluhan mengenai pijat bayi, dan kebanyakan ibu memperoleh informasi dari orang tua, dan dukun bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan akses informasi tentang pijat bayi dengan perilaku pijat bayi oleh ibu di Desa Purwojati Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas. Metodologi Penelitian analitik yang bersivat observasional dengan menggunakan pendekatan waktu cross sectional. Subyek penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi 0-12 bulan. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 66 responden, yang diambil secara purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah univariat (perhitungan presentase) dan bivariat (chi square). Hasil Penelitian: analisis bivariat antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pijat bayi yaitu pengetahuan kurang dan cukup melakukan pijat bayi sebanyak 20 orang (62,5%) dan responden dengan pengetahuan baik melakukan pijat bayi sebanyak 31 orang (91,2%). Berdasarkan akses informasi dengan perilaku pijat bayi yaitu responden yang mendapatkan akses informasi mengenai pijat bayi yang melakukan pijat bayi sebanyak 3 orang (25%) dan yang mendapat akses informasi melakukan pijat bayi sebanyak 48 orang (77,3%). Kesimpulan: sebagian besar ibu dengan pengetahuan baik dan mendapat akses informasi tentang pijat bayi melakukan pijat bayi. Saran: Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan, agar dapat menggunakan hasil penelitian sebagai acuan dan masukan bahan penyuluhan pada ibu-ibu agar dapat dapat melakukan pemijatan kepada bayinya dengan tata cara pemijatan yang benar. Kata Kunci Tingkat pengetahuan, Akses informasi, Perilaku pijat bay PENDAHULUAN Pijat merupakan terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang paling populer. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktikan sejak berabad-abad silam. Laporan tertua tentang seni pijat untuk pengobatan tercatat di Papyrus Ebers, catatan kedokteran zaman Mesir kuno (Maharani, 2009). Ayur Veda pada tahun 1800 sebelum Masehi, salah satu buku kedokteran dari India juga menulis tentang pijat, diet dan latihan yang ditujukan sebagai salah satu cara utama penyembuhan (Rosalina, 2007). Menurut Roesli (2007) sekitar 5000 tahun yang lalu para dokter Cina dari Dinasti Tang meyakini bahwa pijat adalah salah satu teknik pengobatan yang penting.
Orang–orang di negara Barat menyadari bahwa anak-anak juga mendapat manfaat yang sama dari pijat, seperti negara Afrika, Asia, Amerika Selatan dan Tengah para wanita telah memijat bayinya sejak beberapa abad. Praktik pijat ini telah diketahui dengan baik di Barat dan Inggris saat ini, dan bahkan telah ditawarkan oleh klinik–klinik kesehatan di bawah Pengawasan Pelayanan Kesehatan Nasional (Health & Bainbridge, 2006). Menurut Subaki dan Anggraeni (2008), di Negara-negara maju, telah banyak dilakukan penelitian ilmiah yang mengungkap manfaat pijat bayi. Buku atau artikel tentang pijat bayi pun marak dipublikasikan untuk mempermudah masyarakat mendapatkan informasi mengenai hal
CAKRAWALA GALUH Vol. II No. 6 September 2013
67
Nunik Dwijayanti Nugraheni
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Akses Informasi Tentang Pijat Bayi dengan Perilaku Pijat Bayi oleh Ibu di Desa Purwojati Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas
tersebut. Sehingga ibu di negara-negara maju mulai merasakan manfaat besar dari pijat bayi sehingga hal itu dianggap penting dalam merawat bayi, disamping ASI eksklusif dan imunisasi. Manfaat pijat bayi merupakan salah satu cara yang menyenangkan untuk menghilangkan ketegangan dan kerewelan bayi, karena pijatan lembut akan membantu mengendurkan otot-otot sehingga bayi menjadi tenang dan tertidur (Nestle, 2009). Pemijatan memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. Penelitian klinis menunjukkan bahwa sentuhan sayang dan pijatan membantu bayi tumbuh lebih kuat dan tidur lebih nyenyak (Majalah Bunda Balita, 2005). Tindakan pemijatan pada bayi juga akan mempererat tali kasih orang tua dan anak, serta menjadi dasar positif bagi pertumbuhan emosi dan fisik bayi (Funkymom, 2005). Menurut Pratiwi (2009) pijat juga dapat meningkatkan rasa percaya diri pada ibu saat mengurus bayinya. Umumnya bayi yang mendapat pijatan secara teratur akan lebih rileks dan tenang (Poerwadi, 2007). Saat ini kita sedang berada pada era reformasi, hal ini berarti bahwa informasi sudah menyentuh seluruh lagi kehidupan baik individual, kelompok, maupun organisasi. Ditingkat individu aneka ragam informasi dibutuhkan, seperti kebutuhan akan pendidikan, kesehatan, lapangan pekerjaan, maupun jenis produksi atau jasa lainnya (Rochaety, 2008). Tersedianya informasiinformasi terkait dengan tindakan yang diambil oleh seseorang (Notoatmodjo, 2005). Sedangkan informasi mengenai pijat bayi pun sudah beredar luas baik di buku, VCD, kursus di berbagai rumah sakit dan klinis kesehatan, serta media lainnya (Iswati, 2009). Menurut Maharani (2009) pijat bayi sebagai salah satu alternatif upaya guna meraih derajat kesehatan yang paling sederhana dan bisa dilakukan di rumah kini sudah bisa diterapkan sendiri oleh ibu, bahkan tanpa bantuan dukun pijat sekalipun. Sebagai upaya promotif diharapkan dengan kasus kematian bayi tahun 2009 yang berjumlah 225 dan Angka Kematian Bayi (AKB) 8,1 per 1.000 kelahiran hidup di Kabupaten Banyumas dapat menurun (Dinkes Banyumas, 2010). Pijat bayi sehat yang dimasyarakatkan di Indonesia ini dapat dimulai dari promotor
kesehatan atau bidan-bidan desa. Di kota-kota pijat bayi telah menjadi kebiasaan bagi ibu-ibu modern karena kebanyakan dari mereka melakukan proses persalinan dan kelahiran di rumah sakit berkelas. Rumah Sakit inilah yang biasanya memperkenalkan pijat bayi kepada pasiennya sebagai terapi sehat dan bermanfaat (Subaki & Anggraeni, 2008). Lain halnya jika di daerah pedesaan yang benar-benar tidak mendapat informasi pijat bayi dari pelayanan kesehatan, kebanyakan ibu memperoleh informasi pijat bayi dari dukun bayi yang merawat anaknya. Pengetahuan mengenai pijat bayi yang benar, belum tersosialisasi dengan baik pada masyarakat khususnya di Desa Purwojati Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas. Padahal pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan tentang pijat bayi tidak diajarkan melalui pendidikan formal yang mereka tempuh sehingga keterampilan mengenai pijat bayi lebih bersifat otodidak. Akses informasi mengenai pijat bayi juga sangat minim sekali, dilihat dari tenaga kesehatan yang belum memberikan penyuluhan kesehatan mengenai pijat bayi, serta kurang terjangkaunya media cetak, seperti buku, majalah, tabloid, surat kabar, dan sebagainya. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 2 sampai 6 Desember 2012 terhadap 10 ibu yang mempunyai bayi 0 – 1 tahun di Desa Purwojati Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas, diperoleh data sebagai berikut : masing-masing ibu diberi pertanyaan seputar pijat bayi sebanyak 30 item pertanyaan untuk mengetahui tingkat pengetahuan. Serta diberi pertanyaan mengenai akses informasi secara wawancara dengan jenis pertanyaan terbuka, dan menanyakan apakah ibu melakukan pijat pada bayinya. Dan hasilnya : 3 orang yang mempunyai pengetahuan baik melakukan pijat bayi, 4 orang yang yang mempunyai pengetahuan cukup melakukan pijat bayi dan 3 orang dengan pengetahuan kurang tidak melakukan pijat bayi. Sedangkan 8 orang mengatakan mendapat informasi pijat bayi dari
CAKRAWALA GALUH Vol. II No. 6 September 2013
68
Nunik Dwijayanti Nugraheni
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Akses Informasi Tentang Pijat Bayi dengan Perilaku Pijat Bayi oleh Ibu di Desa Purwojati Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas
dukun bayi dan melihat secara langsung dukun memijat bayinya, dan sisanya 2 orang mendapat informasi pijat bayi dari ibu kandungnya. Berdasarkan fenomena tersebut peneliti tertarik untuk meneliti apakah perilaku pijat bayi oleh ibu yang mempunyai bayi 0 - 1 tahun di Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas, Propinsi Jawa Tengah berkaitan dengan tingkat pengetahuan dan akses informasi tentang pijat bayi. Tujuan penelitian ini adalah: a. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Desa Purwojati Kecamatan Purwojati b. Mendeskripsikan akses informasi yang didapat oleh ibu tentang pijat bayi di Desa Purwojati Kecamatan Purwojati c. Mendeskripsikan perilaku pijat bayi oleh ibu di Desa Purwojati Kecamatan Purwojati d. Menganalisa hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pijat bayi oleh ibu di Desa Purwojati Kecamatan Purwojati e. Menganalisa hubungan antara akses informasi dengan perilaku pijat bayi oleh ibu di Desa Purwojati Kecamatan Purwojati TIINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Dasar Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). 2. Akses Informasi Informasi dapat didefinisikan sebagai isi dari apa yang dipertukarkan dengan dunia luar sebagaimana kita menyesuaikannya dan membuat penyesuaian dengan yang kita rasakan. Dengan bereaksi secara tepat terhadap informasi tersebut, atau membangkitkan informasi, kita mengadopsi dan mempengaruhi dunia di sekitar kita
(Minor, Michael, John 2002). Sedangkan definisi kata “ informasi” sendiri secara Internasional telah disepakati sebagai hasil dari pengolahan data yang secara prinsip memiliki nilai atau value yang lebih dibandingkan data mentah (Indrajit, 2001). Kaitan informasi dengan perilaku Menurut Graeff, J.A., Elder, J.P., Booth, E.M. (1996) model komunikasi / Persuasi (McGuire, 1964) menegaskan bahwa komunikasi dapat dipergunakan untuk mengubah sikap dan perilaku kesehatan yang secara langsung terkait dalam rantai kausal yang sama. Efektifitas upaya komunikasi yang diberikan tergantung pada berbagai input (atau stimulus) serta output (atau tanggapan terhadap stimulus). Menurut model ini, perubahan pengetahuan dan sikap merupakan prekondisi bagi perubahan perilaku kesehatan dan perilaku-perilaku yang lain. Variablevariabel input meliputi : sumber pesan, pesan itu sendiri, saluran penyampai dan karakteristik penerima dan tujuan pesanpesan tersebut dalam hal ini informasi. 3. Perilaku Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2005). Perilaku menurut Suliha (2002) adalah respon seseorang terhadap rangsangan dari luar subyek dan memiliki dua macam bentuk respon yaitu bentuk aktif dan bentuk pasif. Bentuk aktif adalah respon yang secara langsung dapat diobservasi, perilaku ini sudah termasuk tindakan nyata (overt behavior). Bentuk pasif terjadi dalam diri manusia dan tidak diamati secara langsung oleh orang lain, seperti pikiran, tanggapan, sikap batin dan pengetahuan. Perilaku semacam ini masih terselubung (covert behavior). Menurut Katz (dalam Notoatmodjo, 2003), perilaku dilatarbelakangi oleh kebutuhan individu. Seseorang dapat berperilaku baik terhadap obyek demi pemenuhan kebutuhan. 4. Pijat Bayi Menurut Nelson (1993 dalam Rosalina, 2007), pijat bayi adalah suatu terapi sentuhan tangan manusia yang merupakan salah satu
CAKRAWALA GALUH Vol. II No. 6 September 2013
69
Nunik Dwijayanti Nugraheni
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Akses Informasi Tentang Pijat Bayi dengan Perilaku Pijat Bayi oleh Ibu di Desa Purwojati Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas
alat yang sangat efektif dalam menghilangkan sakit pada tubuh, mengurangi stress, dan memacu relaksasi dalam hal ini dilakukan pada bayi. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional yaitu penelitian yang bersifat observasi (Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dimana subyek penelitian hanya dilakukan pengukuran pada saat penelitian berlangsung (Notoatmodjo, 2005) yaitu pengukuran penyebab (tingkat pengetahuan, akses informasi) dan akibat (perilaku pijat bayi oleh ibu) dilakukan pada saat yang sama. Menurut Arikunto (2006), populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, populasi yang dimaksud adalah semua ibu yang mempunyai bayi yang berada di Kecamatan Purwojati yaitu berjumlah 190 orang. Arikunto (2006) menyatakan bahwa sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Namun jumlah ibu yang mempunyai bayi, lebih dari 100 yaitu berjumlah 190 orang. Sehingga jumlah sampel ditentukan dengan Rumus Slovin sebagai berikut ( Notoatmodjo, 2005 ) :
Keterangan : N = Besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan
P=
x 100%
Keterangan: P = Prosentase X= Jumlah jawaban yang benar n = Jumlah seluruh item
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sumber informasi dengan perilaku pijat bayi oleh ibu menggunakan uji chi square (Sugiyono, 2009), sebagai berikut : r
k
X 2 i 1 j 1
Oij Eij 2 Eij
Keterangan : Oij = Frekuensi pada sel baris ke i dan kolom ke j Eij = Frekuensi harapan pada sel baris ke i dan ke j r = jumlah baris k = jumlah kolom X2 = Hasil perhitungan uji chi square
Penarikan kesimpulan didasarkan pada uji statistic dengan melihat signifikasi dimana : H1 diterima apabila nilai p-value < α (0.05) artinya tidak signifikan H1 ditolak apabila nilai p-value > α (0,05) artinya signifikan HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat a. Tingkat Pengetahuan Pijat Bayi Distribusi tingkat pengetahuan pijat bayi responden disajikan pada diagram berikut ini :
Berdasakan rumus diatas dapat dihitung jumlah sampel penelitian ini sebanyak 66 responden. Analisa univariat dilakukan untuk mendeskripsikan tingkat pengetahuan, akses informasi tentang pijat bayi dan perilaku pijat bayi oleh ibu yang mempunyai bayi 0 - 12 bulan menggunakan distribusi frekuensi. Menurut Notoatmodjo (2002) prosentase dibuat dengan rumus :
CAKRAWALA GALUH Vol. II No. 6 September 2013
Diagram 1 Disribusi frekuensi sumber informasi responden di Desa Purwojati Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas Tahun 2010
Sumber : Data primer diolah tahun 2013
70
Nunik Dwijayanti Nugraheni
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Akses Informasi Tentang Pijat Bayi dengan Perilaku Pijat Bayi oleh Ibu di Desa Purwojati Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas
Berdasarkan tingkat pengetahuan responden dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpengetahuan baik sebanyak 34 orang (51,5%). b. Akses Informasi Distribusi akses informasi responden disajikan pada diagram berikut ini :
2. a.
Tabel 4 Hubungan pengetahuan dengan perilaku pijat bayi
Diagram 2 Disribusi frekuensi akses informasi responden di Desa Purwojati Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas Tahun 2010
Sumber : Data primer diolah tahun 2013 Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 66 responden sebagian besar yaitu sebanyak 54 orang (81,8%) sudah mendapat informasi mengenai pijat bayi. c. Perilaku Pijat Bayi
Distribusi perilaku pijat bayi responden disajikan pada diagram berikut ini : Diagram 3 Disribusi perilaku pijat bayi responden di Desa Purwojati Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas Tahun 2010
Sumber : Data primer diolah tahun 2013
Analisis Bivariat Hubungan pengetahuan dengan Perilaku pijat bayi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang berpengetahuan kurang tidak melakukan pijat bayi yaitu sebanyak 7 orang (58,3%) dan yang berpengetahuan baik paling banyak melakukan pijat bayi dalam kategori cukup tepat yaitu sejumlah 18 orang (52,9%). Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa masih ada kolom dengan nilai harapan kurang dari 5, maka dilakukan pengujian ulang dengan menggabungkan kelompok sel kategori kurang ke dalam kelompok kategori cukup baik kelompok sel pengetahuan maupun pijat bayi (Dahlan, 2002). Setelah dilakukan merger kelompok kategori kurang dan cukup diketahui bahwa tidak ada sel dengan nilai harapan lebih kecil dari 5, maka data layak diuji dengan uji chi-square. Hasil perhitungan menunjukkan nilai p = 0,013 karena nilai signifikansi lebih kecil dari nilai α (0,013 < 0,05) maka dinyatakan H1 diterima yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pijat bayi. b.
Hubungan Akses Informasi dengan Perilaku pijat bayi Tabel 5 Hubungan akses informasi dengan perilaku pijat bayi
Berdasarkan perilaku pijat bayi dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 24 orang (36,4%) melakukan pijat bayi dalam kategori cukup tepat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 54 yang pernah mendapatkan informasi mengenai pijat bayi mayoritas yaitu 22 orang (40,7%) CAKRAWALA GALUH Vol. II No. 6 September 2013
71
Nunik Dwijayanti Nugraheni
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Akses Informasi Tentang Pijat Bayi dengan Perilaku Pijat Bayi oleh Ibu di Desa Purwojati Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas
melakukan pijat bayi dalam kategori cukup tepat, sedangkan dari 12 orang (75,0%) yang tidak pernah mendapatkan informasi terdapat 9 orang (75,0%) yang tidak memijat. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa terdapat 4 sel dengan nilai harapan kurang dari 5, maka untuk menentukan signifikansi dilakukan merger kelompok kurang tepat dengan kelompok cukup tepat (Dahlan, 2002), setelah dilakukan merger hingga menjadi tabel 2 x 2 diketahui bahwa terdapat 1 sel dengan nilai harapan kurang dari 5, maka penentuan signifikansi dilakukan berdasar p-value uji fisher exact test, uji fisher menunjukkan nilai p = 0,000 karena nilai signifikansi lebih kecil dari nilai α (0,000 < 0,05) maka dinyatakan H2 terdapat hubungan yang signifikan antara akses informasi dengan perilaku pijat bayi dengan nilai signifikansi yaitu very very significant (p < 0,001). PEMBAHASAN 1. Analisis univariat a. Tingkat pengetahuan Tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi pada penelitian ini mayoritas yaitu berpengetahuan baik dengan jumlah 34 orang (51,5%) dan terdapat 12 orang (18,2%) dengan pengetahuan dalam kategori kurang, 20 orang (30,3%) dalam kategori cukup. Hal ini mungkin disebabkan karena kebiasaan yang turun menurun dari orang tua yan mengajarkan kepada anaknya untuk melakukan pijat bayi. Sedangkan menurut penelitian sebelumnya oleh Sukmawati (2008) yang berjudul tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Desa Pesanggrahan Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap menunjukan hasil tingkat pengetahuan tentang pijat bayi dalam kategori cukup baik sebanyak 65% dan paling sedikit adalah yang termasuk kategori baik yaitu 10% (Sukmawati, 2008). b. Akses informasi Berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa dari 66 responden terdapat 54 orang (81,8%) yang sudah mendapat informasi mengenai pijat bayi dan 12 orang (18,2%) yang belum pernah. Namun kebanyakan para responden memperoleh informasi tentang pijat bayi dari orang tua, dukun bayi yang merawat bayinya dan
hanya sebagian kecil yang memperoleh dari informasi dari media cetak, elektronik maupun bidan. c. Perilaku pijat bayi Pada penelitian ini paling banyak ibu melakukan pijat bayi cukup tepat kepada bayinya yaitu 24 orang (36,4%) dan paling sedikit melakukan pijat bayi dengan baik sebanyak 13 responden (19,7). Serta terdapat 15 orang (22,7%) yang tidak melakukan pijat bayi. Hal ini disebabkan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor menurut Teori Snehandu B. Karr diantaranya yaitu adanya niat, adanya dukungan dari masyarakat sekitar, terjangkaunya informasi, adanya kondisi atau situasi yang memungkinkan, serta adanya otonomi atau kebebasan pribadi. 2. a.
Analisis bivariat Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pijat bayi oleh ibu di Desa Purwojati Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas tahun 2013 Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa masih ada kolom dengan nilai harapan kurang dari 5, maka dilakukan pengujian ulang dengan menggabungkan kelompok sel kategori kurang ke dalam kelompok kategori cukup, setelah dilakukan merger kelompok kurang dan cukup diketahui bahwa masih terdapat 4 sel dengan nilai harapan kurang dari 5, maka dilakukan merger kelompok kurang cukup dan baik menjadi satu kelompok baru dengan kategori melakukan pijat bayi dan tidak melakukan pijat bayi. Setelah dilakukan merger diketahui bahwa masih terdapat 2 sel dengan nilai harapan kurang dari 5, maka dilakukan merger kelompok pengetahuan kurang dengan pengetahuan cukup. Setelah dilakukan merger dapat diketahui bahwa tidak ada kolom dengan nilai harapan kurang dari 5.
Data dinyatakan layak uji dengan uji chisquare, hasil pengujian menunjukkan nilai X2hitung 7,71 (p = 0,013) karena nilai signifikansi lebih kecil dari nilai α (0,005 < 0,05). Dengan analisa SPSS (Statistical Package for Special Science)
CAKRAWALA GALUH Vol. II No. 6 September 2013
72
Nunik Dwijayanti Nugraheni
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Akses Informasi Tentang Pijat Bayi dengan Perilaku Pijat Bayi oleh Ibu di Desa Purwojati Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas
ternyata tidak bisa membaca hubungan pengetahuan dengan ketepatan perilaku pijat bayi sehingga dinyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pijat bayi. Hubungan tersebut secara statistik dapat diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan tentang pijat bayi, semakin banyak responden yang melakukan pijat bayi pada bayinya. b. Hubungan antara akses informasi dengan perilaku pijat bayi oleh ibu di Desa Purwojati Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas tahun 2013 Hasil perhitungan terdapat 4 sel dengan nilai harapan kurang dari 5, maka dilakukan pengujian ulang dengan menggabungkan kelompok sel kategori kurang ke dalam kelompok kategori cukup, setelah dilakukan merger kelompok kurang dan cukup diketahui bahwa masih terdapat 2 sel dengan nilai harapan kurang dari 5 maka dilakukan merger kelompok kurang cukup dan baik menjadi satu kelompok baru dengan kategori melakukan pijat bayi dan tidak melakukan pijat bayi.
Setelah dilakukan pengujian dengan dua kategori kategori melakukan pijat bayi dan tidak melakukan pijat bayi diketahui bahwa masih terdapat 1 sel dengan nilai harapan kurang dari 5 maka untuk menentukan signifikansi digunakan uji fisher exact test (Sophiyudin Dahlan, 2002). Uji fisher menunjukkan nilai X2hitung 22,820 (p = 0,000) karena nilai signifikansi lebih kecil dari nilai α (0,000 < 0,05) maka dinyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara paparan informasi dengan perilaku pijat bayi. dengan nilai signifikansi yaitu very very significant (p< 0,001).
SIMPULAN Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: Tingkat pengetahuan ibu yang memiliki bayi berumur 0-12 bulan di Desa Purwojati, Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas sebagian besar berada pada kategori baik yaitu 51,5%,mayoritas pernah mendapatkan akses informasi tentang pijat bayi sebanyak 81,8%, dan perilaku pijat bayi yang dilakukan oleh ibu yang mempunyai bayi 0-12 bulan, paling banyak melakukan pijat bayi cukup tepat sebanyak 36,4%.Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pijat bayi oleh ibu yang mempunyai bayi 0-12 bulan di Desa Purwojati, Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas. Hal ini dibuktikan dengan nilai Phi (Φ) adalah 0,013 (P < 0.05).Serta terdapat hubungan yang signifikan antara akses informasi dengan perilaku pijat bayi oleh ibu yang mempunyai bayi 0-12 bulan di Desa Purwojati, Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas. Hal ini dibuktikan dengan nilai Phi (Φ) adalah 0,000 (P < 0.05) berarti ada hubungan yang kuat. SARAN Ibu yang mempunyai bayi 0-12 bulan perlu mencari informasi mengenai pijat bayi, baik dari media cetak (buku pijat bayi) maupun elektronik (VCD pijat bayi) serta meningkatkan motivasi untuk melakukan pijat bayi pada bayinya secara tepat dan teratur karena manfaat yang diberikan dari pemijatan sangat baik bagi bayi. Institusi pelayanan kesehatan perlu memberi motivasi bagi para petugas kesehatan khususnya bidan agar dapat meningkatkan penyuluhan kesehatan pada ibu-ibu mengenai pijat bayi agar dapat melakukan pemijatan kepada bayinya dengan tata cara pemijatan yang tepat. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S.(2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta Azwar, A.(2001). Epidemiologi. Jakarta : Binarupa Aksara Cline, K.(2001). Pijat Cina untuk anak-anak. Jakarta: Gramedia Depkes RI. (2001). Standar pelayanan kebidanan. Jakarta
CAKRAWALA GALUH Vol. II No. 6 September 2013
73
Nunik Dwijayanti Nugraheni
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Akses Informasi Tentang Pijat Bayi dengan Perilaku Pijat Bayi oleh Ibu di Desa Purwojati Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas
Depkes RI. (2002). Pedoman bimbingan teknis asuhan kebidanan, Jakarta Dinkes. Banyumas. (2009). Hasil analisis kematian perinatal / bayi / neonatal tahun 2009. Banyumas : Dinkes Banyumas Effendi, O.U.(2000). Ilmu komunikasi teori dan praktik. Bandung : Offset Alumni Effendy, O.U.(200I). Ilmu komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarta Graeff, J.A., Elder, J.P., Booth, E.M.(1996).Komunikasi untuk kesehatan dan perubahan perilaku. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Heath, A. dan Bainbridge, N.(2006). Baby massage, kekuatan menenangkan dari sentuhan (terj.). Jakarta : Dian Rakyat Hidayat, A .(2007).Metode penelitian kebidanan dan teknik analisis data. Jakarta : Salemba Medika Indrajit, R.E.(2001). Manajemen sistem informasi dan teknologi informasi. Jakarta: PT Elex Media Komputer Isyaq.(2007).Definisi pengetahuan. Terdapat pada: http://Isyaq.blogspot.com/2007/definisi pengetahuan. Iswati, E .(2009). Pahami pertumbuhan hari demi hari bayi anda . Yogyakarta : Garailmu Maharani, S .(2009). Pijat dan senam sehat untuk bayi. Yogyakarta : Katahati Minor, Mchael, John.(2002). Perilaku konsumen jilid 1. Jakarta : Erlangga Mulyan, D.(2003). Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdakaya Munandar,U.S.C. (2000). Emansipasi dan peran ganda wanita Indoensia : Suatu tinjauan psikologis. Jakarta : UI Press Nestle.(2009). Pijat bayi. Terdapat pada : http://keluargasehat.wordpress.com/2008/03/ 28/pijat-bayi/ Niemann. (2000). Pembeayaan wanita dalam bidang kesehatan. Yogyakarta : Andhi Notoatmodjo, S.(2002) . Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta : Rhineka Cipta _____________.(2003) . Pendidikan dan perilaku kesehatan . Jakarta : Rhineka Cipta _____________.(2005) . Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta _____________.(2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam dan Pariani.(2003). Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan, pedoman skripsi, tesis dan instrumen keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Pratiwi, A.(2009).Agenda perkembangan bayi.Jakarta : Jalur Mas Media Poerwadi.(2007).Pentingnya pijat bayi. Terdapat pada : http://www.sahabatnestle.co.id. Putri, A.(2009). Pijat dan senam untuk bayi dan balita. Yogyakarta : Briliant Offset Ramayulis, R.(2009). Menu dan resep makanan bayi+senam dan pijat bayi. Jakarta : Penebar Plus Rochaety. (2008). Sistem informasi manajemen pendidikan. Jakarta : Sinar Grafika Offset Roesli,U.(2007).Pedoman pijat bayi.Jakarta : Trubus Agriwidya Rosalina, I. (2007). Fisiologi pijat bayi. Bandung : Trikarsa Multi Media Santjaka, A.(2009). Biostatistik. Purwokerto Timur : Global Internusa Offset Subakti,Y. dan Yasid, D.(2008).Keajaiban pijat bayi dan balita.Jakarta : Wahyu Media Sugiyono.(2003). Metodelogi penelitian administrasi.Bandung : CV. Alfabeta ________.(2009).Metodelogi penelitian administrasi dilengkapi dengan Metode R&D. Bandung : CV. Alfabeta Sutanta, E.(2003). Sistem informasi manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu Sutedjo, B.(2006). Perencanaan dan pembangunan sistem informasi. Yogyakarta : ANDI Welford, Heater. (2001). Menyusui bayi anda. Jakarta : Dian Rakyat Wiknjosastro, H (2002). Ilmu kebidanan edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo RIWAYAT PENULIS Nunik Dwijayanti Nugraheni,S.SiT lahir di Banyumas, 01 Desember I989. Bekerja sebagai dosen tetap di program studi ilm kebidanan FIKES Universitas Galuh Ciamis.
CAKRAWALA GALUH Vol. II No. 6 September 2013
74