1 ANALISIS BANTUAN PEMERINTAH TERHADAP MASYARAKAT MISKIN (STUDI KASUS) PENERIMA RASKIN di DESA MANINILI KECAMATAN TINOMBO SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG Oleh: Noviyanti 1 Alri Lande 2 Amran Mahmud 3 Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tanggapan masyarakat Desa Maninili terhadap bantuan RASKIN (Beras untuk rakyat miskin) dari pemerintah dan Bagaimana manfaat bantuan pemerintah terhadap masyarakat miskin di Desa Maninili. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tanggapan masyarakat Desa Maninili terhadap bantuan RASKIN dari pemerintah dan untuk mengetahui bagaimana manfaat bantuan pemerintah terhadap masyarakat miskin di Desa Maninili. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat miskin penerima RASKIN yang berjumlah 150 KK, dan sampel dalam penelitian adalah masyarakat miskin penerima RASKIN berjumlah 30 KK, penarikan sampel digunakan tekhnik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penelitian kepustakaan untuk mencari berbagai sumber reverensi yang relevan dengan judul penelitian. Teknik wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Angket diajukan berupa daftar pertanyaan secara tertulis kepada masyarakat miskin penerima RASKIN. Teknik analisis data kualitatif dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau penarikan kesimpulan. Teknik analisis data kuantitatif đť‘“
dilakukan dengan menggunakan rumus P = N x 100%. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa tanggapan masyarakat cukup baik terhadap bantuan RASKIN dan bantuan tersebut bermanfaat bagi masyarakat.
PENDAHULUAN Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang mendasar yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia dewasa ini. Artinya, kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi dan menjadi perhatian bagi banyak orang di Indonesia. Kemiskinan dapat menunjuk pada kondisi individu, kelompok, maupun situasi kolektif masyarakat. Berbagai kekurangan dan ketidakberdayaan disebabkan baik faktor internal maupun eksternal yang membelenggu, seperti adanya keterbatasan untuk memelihara dirinya sendiri, tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya untuk memenuhi kebutuhan. Dengan begitu, segala aktivitas yang mereka lakukan untuk meningkatkan hidupnya sangat sulit.
1
A 321 10 014, Mahasiswa Program Studi PPKn , FKIP, UNTAD Pembimbing I 3 Pembimbing II 2
2 Setiap Negara di dunia ini tentulah melaksanakan pembangunan untuk negaranya. Pembangunan merupakan hal mendasar yang dilakukan setiap Negara untuk terus mensejahterakan dan memajukan kehidupan warga negaranya. Pada hakekatnya negara melaksanakan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa secara utuh dan menyeluruh tanpa membedakan suku, agama dan jenis kelamin. Salah satu program pembangunan bangsa Indonesia adalah pembangunan masyarakat pedesaan. Pembangunan masyarakat pedesaan patut diperhatikan oleh pemerintah yang telah mencanangkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya. Dalam rangka merealisasikan tujuan pembangunan nasional tersebut, maka pemerintah selanjutnya menetapkan suatu kebijakan pembangunan, bahwa titik berat pembangunan perlu diarahkan ke masyarakat pedesaan, karena sebagian besar penduduk Indonesia bertempat tinggal di pedesaan dan seperti telah dijelaskan di atas, pedesaan termasuk kantung kemiskinan. Oleh karena itu pembangunan dan kebijakan pembangunan merupakan landasan yang kuat bagi masyarakat pedesaan untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan sendiri sesuai dengan potensi yang dimiliki. Prinsip keadilan dalam pemerataan pembangunan menjadi sangat penting, karena akan dapat mempercepat pencapaian tujuan masyarakat adil dan makmur. Dengan demikian pembangunan yang harus dilakukan oleh Indonesia dalam rangka mewujudkan pemerataan yang berkeadilan adalah pembangunan yang berpihak kepada kepentingan rakyat banyak. Sebagian besar rakyat Indonesia tinggal di pedesaan dengan kondisi perekonomian yang masih perlu mendapatkan uluran pemerintah, oleh karena itu upaya untuk pengembangan ekonomi rakyat maka pembangunan perlu diarahkan ke tingkat pedesaan. Tujuan pembangunan dapat tercapai apabila dimulai dari jenjang wilayah yang terendah yaitu pembangunan di tingkat desa. Keberhasilan pembangunan desa merupakan indikator keberhasilan pembangunan nasional, seperti yang dikatakan oleh Taliziduhu Ndraha (Munabarakati 2011:5) 4 bahwa pembangunan nasional dijabarkan menjadi pembangunan sektoral, pembangunan regional (daerah) dan pembangunan desa. Pembangunan desa juga memungkinkan terjadinya pemerataan hasil-hasil pembangunan yang selanjutnya akan tercapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan tercapainya stabilitas wilayah yang sehat dan dinamis. Kalau dilihat lebih jauh ke belakang lagi ternyata perhatian pemerintah terhadap perkembangan desa sudah dilakukan semenjak Indonesia mengawali kemerdekaanya, namun sosok strategi pembangunan desa sering kali mengalami perubahan. Hal ini memanifestasikan, bukan hanya proses pencarian strategi pembangunan desa yang dipandang paling efektif untuk suatu kurun waktu tertentu, akan tetapi juga merefleksikan pengaruh strategi pembangunan nasional pada tingkat makro yang dianut dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian dari waktu ke waktu dapat dikenal berbagai variasi strategi pembangunan desa. RASKIN merupakan salah satu dari contoh upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khusunya masyarakat pedesaan. Program ataupun kebijakan ini merupakan bentuk lain dari perlindungan sosial yang umumnya diselenggarakan secara formal dan melembaga. Contoh perlindungan sosial seperti ini merupakan sarana penting 4
Munabarakati. (2011). Implementasi Program http://munabarakati.blogspot.com/2011/02/makalah-raskin.html
RASKIN.
[online].
Tersedia
3 untuk meringankan dampak kemiskinan dan kemelaratan yang dihadapi oleh rakyat miskin. Namun demikian, perlindungan sosial ini bukan merupakan satu-satunya pendekatan dalam strategi penanggulangan kemiskinan. Program RASKIN memang tidak mampu menghilangkan kemiskinan. Karena program tersebut tidak dirancang untuk merespon apalagi mencabut “akar” kemiskinan. Melainkan, sekedar mengurangi kerentanan dan kesengsaraan. Guna mencapai hasil yang efektif dan berkelanjutan. Dalam rangka pemenuhan hak dan kebutuhan pangan bagi Rumah Tangga Miskin (RTM), pemerintah melakukan Program RASKIN sebagai salah satu program perlindungan sosial, yang bertujuan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pangan (beras) sehingga diharapkan dapat mengurangi beban pengeluaran RTM. RASKIN merupakan program perlindungan sosial, sebagai pendukung program lainnya seperti perbaikan gizi, peningkatan kesehatan, pendidikan dan peningkatan produktivitas RTM. Di Desa Maninili Bantuan RASKIN sudah berlangsung sejak tahun 2002. Masyarakatpun sudah merasakan manfaat dari bantuan tersebut. Desa Maninili merupakan ibukota dari Kecamatan Tinombo Selatan yang mempunyai 525 Kepala Keluarga (KK) dan dihuni oleh berbagai suku yaitu Suku Tajio, Kaili, Lauje, Tialo, Mandar, Bugis, Gorontalo, Saluan, Minahasa, Toraja, Jawa, dan Batak. Kemudian penganut agama yang terdiri atas agama Islam, Kristen, dan Katolik, serta profesi pekerjaan yang berbeda-beda seperti petani, nelayan, pedagang, PNS, TNI/POLRI, Swasta, dan lainlain. RASKIN merupakan program yang sudah cukup lama didesa Maninili. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan masyarakat terhadap program yang bertujuan untuk mengurangi pengeluaran Rumah Tangga Miskin ini dan bagaimana manfaat dari program tersebut maka peneliti memilih Desa Maninili Kecamatan Tinombo selatan Kabupaten Parigi Moutong sebagai tempat untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Bantuan Pemerintah Terhadap Masyarakat Miskin (Studi Kasus) penerima RASKIN di Desa Maninili Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi Moutong”. Bagaimana tanggapan masyarakat di Desa Maninili terhadap bantuan RASKIN dari pemerintah dan bagaimana manfaat bantuan RASKIN terhadap masyarakat miskin di Desa Maninili. METODE Penelitian ini dilaksanakan di Desa Maninili Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi Moutong. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif Kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Menurut Creswell (Fermat 2014:28) 5 studi kasus adalah spesifikasi kasus dalam suatu kejadian baik itu yang mencakup individu, kelompok budaya, ataupun suatu potret kehidupan. Sedangkan penelitian deskriptif kualitatif menurut Sutopo
5
Fermat, A. (2014). Kerentanan Pangan Masyarakat (Studi Kasus Tentang Perubahan Sistem Mata Pencaharian Dari Bertani Menjadi Pengumpul Kerikil Batubara Di Sungai Pada Masyarakat Desa Tanjung Raman Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah). [online]. Tersedia: http://repository.unib.ac.id/9179/1/I,II,III,I-14-ant-FS.pdf. [22 Januari 2015].
4 (Prambudi 2010:27) 6 merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis, yaitu apa yang dinyatakan secara tertulis atau lisan dan juga perilaku yang nyata yang diteliti dan dipelajari sebagai suasana yang utuh, jadi penelitian deskriptif kualitatif studi kasusnya mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya dilapangan studinya.Populasi penelitian seluruh penerima RASKIN berjumlah 150 KK. Pengambilan Sampel penelitian dengan teknik purposive sampling berjumlah 30 responden. Teknik pengumpulan data yaitu (1) Penelitian Kepustakaan, metode penelitian ini merupakan langkah awal dalam mencari berbagai referensi yang relevan dengan ruang lingkup penelitian. (2) Wawancara, pengumpulan data ini dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan informasi secara langsung dari seorang informan yang di anggap mengetahui tentang permasalahan yang akan di teliti. (3) Angket, pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membuat sejumlah daftar pertanyaan yang di susun secara berstruktur untuk memperoleh data dari sejumlah responden yang di sesuaikan dengan variabel-variabel yang dianggap relevan dengan tujuan penelitian. Hasil pengolahan data selanjutnya dianalisis menggunakan tehnik analisis deskriptif kualitatif yakni menggambarkan hasil penelitian dalam bentuk uraian kualitatif. Deskriptif persentase diolah menggunakan rumus P=F/Nx100. Analisis data wawancara meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Desa Maninili merupakan ibukota Kecamatan Tinombo Selatan. Terletak dipesisir pantai Teluk Tomini yang terbentang dari selatan keutara degan luas 7.988 Ha yang berbatasan dengan: Sebelah utara berbatasan dengan Sebelah timur berbatasan dengan Sebelah selatan berbatasan dengan Sebelah barat berbatasan dengan
: Desa Maninili Utara : Teluk Tomini : Desa Siaga : Desa Maninili Barat
Penduduk asli Desa Maninili adalah pembauran antara Suku Ndau dan Suku Tajio. Suku Ndau berasal dari Mageng tanah Bailo yang sekarang di sebut Lambani sebuah dusun terpencil di Desa Silutung Kecamatan Tinombo Selatan sedangkan suku Tajio berasal dari Bondoyong Desa Sipayo. Jumlah penduduk Desa Maninili adalah 2.415 orang yang terdiri dari 525 KK, dengan rincian 1.199 orang Laki-laki dan 1.216 orang Perempuan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
6
Prambudi, I. (2010). Perubahan Mata Pencaharian dan Nilai Social Budaya Masyarakat di Desa Membalong, Kecamatan Membalong, Belitung. [online]. Tersediahttp://imamprambudi.blogspot.com/2010/12/16.pdf [21 desember 2014].
5 Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Usia Golongan Umur Laki-laki 0-12 bulan 31 13 bulan - 4 tahun 112 5 - 6 tahun 51 7 - 12 tahun 143 13 - 15 tahun 125 16 - 18 tahun 123 19 - 25 tahun 156 26 - 35 tahun 141 36 - 45 tahun 157 46 - 50 tahun 115 51 - 60 tahun 29 61 - 75 tahun 11 76 tahun keatas 5 Jumlah 1.199 Sumber Data: Kantor Desa Maninili Tahun 2015
Perempuan 27 107 63 161 132 122 158 147 141 116 25 13 4 1.216
Jumlah 58 219 114 304 257 245 314 288 298 231 54 24 9 2.415
Penduduk Desa Maninili sebagian besar bermata pencaharian petani. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Mata Pencaharian Pokok Petani Buruh Tani Pegawai Negeri Sipil Pengrajin Industri Rumah Tangga Pedagang Keliling Peternak Nelayan Montir TNI POLRI Pensiunan PNS/TNI/POLRI Pengusaha Kecil dan Menengah Pedagang Hasil Bumi Supir Lainnya Jumlah Tenaga Kerja Sumber Data : Kantor Desa Maninili tahun 2015
Jumlah 647 9 57 12 8 4 16 3 1 15 6 2 7 17 93 957
6 Hasil angket yang di berikan kepada 30 responden pada penelitian ini telah mengkaji 2 aspek yaitu persepsi terhadap bantuan pemerintah dan persepsi terhadap manfaat bantuan pemerintah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Desa Maninili Kecamatan Tinombo Selatan dengan menggunakan angket dan wawancara maka akan dideskripsikan hasil sebagai berikut: Tabel 3 Jumlah pengeluaran dalam sebulan No Pilihan Jawaban 1 Rp. 200.000-Rp. 300.000 2 Rp. 300.000-Rp. 4.00.000 3 Rp. 5.00.000 Keatas Jumlah (N) Sumber data: Pengolahan data primer no. 1
F 27 2 1 30
% 90,00 6,67 3,33 100
Untuk mengetahui apakah RASKIN diberikan kepada masyarakat miskin yang memang layak untuk mendapatkannya maka perlu untuk mengetahui jumlah pengeluaran masyarakat miskin setiap bulannya. Berikut jumlah pengeluaran masyarakat miskin berdasarkan tabel diatas. Rp. 200.000-Rp.300.000 yakni 27 orang atau (90,00%), Rp. 300.000-Rp. 400.000 yakni 2 orang atau (6.67%), Rp. 500.000 Keatas sebanyak 1 orang atau (3,33%). Berdasarkan hasil presentase tersebut maka dapat diketahui bahwa penghasilan masyarakat miskin penerima RASKIN di Desa Maninili sebanyak Rp. 200.000-Rp.300.000 dalam setiap bulannya. Tabel 4 Sasaran penerima RASKIN No Pilihan Jawaban Setuju 1 Kurang setuju 2 Tidak setuju 3 Jumlah (N) Sumber data: Pengolahan data primer no. 2
F 23 5 2 30
% 76,67 16,67 6,66 100
Untuk mengetahui apakah RASKIN tepat sasaran atau tidak dapat dilihat pada penjelasan tabel diatas sebagai berikut: masyarakat miskin penerima RASKIN yang menyatakan setuju bahwa RASKIN telah tepat sasaran sebanyak 23 orang atau (76,67%), yang menyatakan kurang setuju yaitu sebanyak 5 orang atau (16,67%), dan yang menyatakan tidak setuju yaitu sebanyak 2 orang atau (6,66%). Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat miskin penerima Raskin di desa Maninili sudah tepat sasaran.
7 Tabel 5 Kualitas RASKIN No Pilihan Jawaban Setuju 1 Kurang setuju 2 Tidak setuju 3 Jumlah (N) Sumber data: Pengolahan data primer no. 3
F 7 12 11 30
% 23,33 40,00 36,67 100
Hasil tabel kualitas RASKIN diatas dapat dilihat dari hasil presentase sebagai berikut: jumlah responden yang mengatakan setuju bahwa kualitas RASKIN baik yaitu sebanyak 7 orang atau (23,33%), yang menyatakan kurang setuju 12 orang atau (40,00%), dan yang menyatakan tidak setuju bahwa kualitas RASKIN baik yaitu sebanyak 11 orang atau (36,67%). Jadi dapat disimpulkan bahwa kualitas RASKIN yang di terima masyarakat miskin di Desa Maninili kurang baik. Tabel 6 Masa berakhir RASKIN No Pilihan Jawaban Setuju 1 Kurang setuju 2 Tidak setuju 3 Jumlah (N) Sumber data: Pengolahan data primer no. 4
F 2 26 2 30
% 6,67 86,66 6,67 100
Hasil tabel apakah masyarakat setuju jika batuan RASKIN ada masa berakhirnya atau tidak diatas dapat dilihat dari hasil presentase sebagai berikut: yang menyatakan setuju jika bantuan RASKIN ada masa berakhirnya yaitu sebanyak 2 orang atau (6,67%), yang menyatakan kurang setuju yaitu 26 orang atau (86,66%), dan yang menyatakan tidak setuju 2 orang atau (6,67%). Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat miskin penerima RASKIN di Desa Maninili tidak setuju jika bantuan RASKIN ada masa berakhirnya. Tabel 7 layak menjadi penerima RASKIN No Pilihan Jawaban Setuju 1 Kurang setuju 2 Tidak setuju 3 Jumlah (N) Sumber data: Pengolahan data primer no. 5
F 23 1 6 30
% 76,67 3,33 20,00 100
Hasil tabel apakah masyarakat penerima RASKIN layak mendapat bantuan dapat dilihat dari hasil presentase sebagai berikut: yang menyatakan setuju bahwa layak menjadi penerima RASKIN yaitu sebanyak 23 orang atau (76,67%), yang menyatakan kurang setuju yaitu 1 orang atau (3,33%), dan yag menyatakan tidak setuju 6 orang atau (20,00%). Jadi
8 dapat di simpulkan bahwa masyarakat miskin di Desa Maninili layak mendapatkan bantuan RASKIN dari pemerintah. Tabel 8 Manfaat bantuan RASKIN No Pilihan Jawaban Setuju 1 Kurang setuju 2 Tidak setuju 3 Jumlah (N) Sumber data: Pengolahan data primer no. 6
F 21 4 5 30
% 70,00 13,33 16,67 100
Hasil tabel apakah bantuan RASKIN bermanfaat dapat dilihat dari hasil presentase sebagai berikut: masyarakat miskin penerima RASKIN yang menyatakan setuju bahwa bantuan RASKIN bermanfaat yaitu 21 orang atau (70,00%), yang menyatakan kurang setuju yaitu sebanyak 4 orang atau (13,33%), dan yang menyatakan tidak setuju yaitu sebanyak 5 orang atau (16,67%). Jadi dapat disimpulkan bahwa bantuan RASKIN bermanfaat bagi masyarakat miskin penerima RASKIN di Desa Maninili. Tabel 9 RASKIN dapat membantu meringankan beban keluarga No Pilihan Jawaban F Setuju 21 1 Kurang Setuju 7 2 Tidak Setuju 2 3 30 Jumlah (N) Sumber data: Pengolahan data primer no. 7
% 70,00 23,33 6,67 100
Hasil tabel apakah RASKIN dapat membantu meringankan beban keluarga dapat dilihat dari hasil presentase sebagai berikut: yang menyatakan setuju bahwa RASKIN dapat membantu meringankan beban keluarga yaitu sebanyak 21 orang atau (70,00%), yang menyatakan kurang setuju yaitu 7 orang atau (23,33%), dan yang menyatakan tidak setuju bahwa RASKIN dapat membantu meringankan beban keluarga yaitu 2 orang atau (6,67%). Jadi dapat disimpulkan bahwa bantuan RASKIN dapat membantu meringankan beban masyarakat Miskin penerima RASKIN di Desa Maninili. Tabel 10 Berharap pada bantuan RASKIN No Pilihan Jawaban Setuju 1 Kurang Setuju 2 Tidak Setuju 3 Jumlah (N) Sumber data: Pengolahan data primer no. 8
F 17 3 10 30
% 56,67 10,00 33,33 100
9 Hasil tabel apakah masyarakat miskin setuju jika dikatakan sangat berharap pada bantuan RASKIN dari pemerintah dapat dilihat dari hasil presentase sebagai berikut: yang menyatakan setuju yaitu sebanyak 17 orang atau (56,67%), yang menyatakan kurang setuju yaitu 3 orang atau (10,00%), dan yang menyatakan tidak setuju yaitu sebanyak 10 orang atau (33,33%). Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat miskin penerima RASKIN di Desa Maninili sangat berharap pada bantuan RASKIN dari pemerintah. Tabel 11 Program RASKIN di hentikan No Pilihan Jawaban Setuju 1 Kurang setuju 2 Tidak Setuju 3 Jumlah (N) Sumber data: Pengolahan data primer no. 9
F 6 8 16 30
% 20,00 26,67 53,33 100
Hasil tabel bagaimana tanggapan masyarakat apabila program RASKIN dihentikan dapat dilihat pada hasil presentase sebagai berikut: masyarakat miskin penerima RASKIN yang menyatakan setuju jika program RASKIN dihentikan yaitu sebanyak 6 orang atau (20,00%), yang menyatakan kurang setuju yaitu 8 orang atau (26,67%), dan yang menyatakan tidak setuju jika program RASKIN dihentikan yaitu sebanyak 16 orang atau (53,33%. Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat miskin penerima RASKIN di Desa Maninili tidak setuju jika program RASKIN di hentikan. Tabel 12 Pelayanan saat pembagian RASKIN No Pilihan Jawaban Setuju 1 Kurang Setuju 2 Tidak Setuju 3 Jumlah (N) Sumber data: Pengolahan data primer no. 10
F 26 2 2 30
% 86,66 6,67 6,67 100
Hasil tabel bagaimana pelayanan pada saat pembagian RASKIN dapat dilihat pada hasil presentase sebagai berikut: masyarakat yang menyatakan setuju bahwa pelayanan pada saat pembagian RASKIN baik yaitu sebanyak 26 orang atau (86,66%), yang menyatakan kurang setuju bahwa pelayanan RASKIN baik yaitu 2 orang atau (6,67%), dan yang menyatakan tidak setuju bahwa pelayanan pada saat pembagian RASKIN baik yaitu 2 orang atau (6,67%). Jadi dapat disimpulkan bahwa pelayanan pada saat pembagian RASKIN baik. Wawancara dilakukan dengan sejumlah informan kunci yang di anggap mengetahui tentang permasalahan yang diteliti. Selain itu wawancara juga dilakukan dengan masyarakat miskin yang tidak mendapatkan RASKIN. Berikut hasil wawancara. Menurut Alfian Lagala selaku Kepala Desa Maninili bahwa adanya bantuan pemerintah ini memberikan kontribusi yang cukup baik terhadap masyarakat miskin. Hal ini dapat dilihat dari begitu antusiasnya masyarakat akan kedatangan bantuan RASKIN. Terlebih pada saat
10 proses pendistribusian RASKIN. Adapun penerima RASKIN sudah tepat sasaran. Hanya saja masih ada sebagian kecil masyarakat yang layak menerima bantuan namun tidak terdaftar sebagai penerima RASKIN. Akan tetapi hal ini bisa di tanggulangi dengan cara mengambil jatah RASKIN sebanyak 5 kg dari setiap penerima yang terdaftar dan si penerima RASKIN tersebut tidak keberatan apabila jatah berasnya sebanyak 15 kg, di ambil 5 kg nya untuk di berikan kepada keluarga miskin lainnya yang tidak terdaftar sebagai penerima RASKIN melalui surat pernyataan yang di tanda tangani oleh kepala desa dan penerima kartu RASKIN. Kadang-kadang juga penerima RASKIN menghibahkan beras tersebut kepada keluarganya melalui surat pernyataan yang di sepakati oleh kedua belah pihak. Mengingat bantuan RASKIN ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat miskin, sehingga bantuan ini diberikan kepada masyarakat dengan jumlah pengeluaran rumah tangga setiap bulannya Rp. 200.000-Rp. 300.000. Adapun jumlah penerima RASKIN sejak tahun 2012 hingga 2015 tidak mengalami perubahan. (Wawancara 27 Januari 2015) Sementara itu menurut Yurid selaku Kepala Dusun II Ogombongi bahwa Program RASKIN ini memberikan manfaat bagi masyarakat yang menerima bantuan tersebut. Hanya saja terkadang kualitas beras RASKIN masih belum memuaskan masyarakat. Sehingga sekalipun masyarakat merasa beras yang di konsumsinya kualitasnya kurang baik, masyarakat memilih untuk tetap mengkonsumsinya di karenakan pola pikir masyarakat yang tidak begitu mementingkan kualitas RASKIN tersebut. Dari pada harus kelaparan, karena tak jarang pada saat itu juga tidak ada alternatif lain yang bisa mereka makan. Bisa di katakan bahwa masyarakat cukup bergantung terhadap bantuan RASKIN dari pemerintah. (Wawancara 27 Januari 2015) Hal serupa dituturkan oleh Almatin Selaku kepala Dusun I sangkalo, menurutnya “program RASKIN ini sebenarnya memberikan manfaat bagi masyarakat, tetapi manfaatnya hanya berlangsung beberapa saat setelah beras tersebut di bagikan. Setelah beras tersebut habis di konsumsi, masyarakat miskin tersebut harus kembali banting tulang untuk mencukupi kebutuhan beras keluarga. Masyarakat cenderung bergantung dari bantuan tersebut. Sekalipun kualitas berasnya kurang baik, masyarakat tetap mengkonsumsinya tanpa mereka berpikir apakah kebutuhan gizi keluarga terpenuhi atau tidak, yang terpenting adalah anak istri mereka tidak kelaparan.(wawancara 26 Januari 2015) Program RASKIN memang tidak di rancang untuk mengentaskan kemiskinan. Tetapi kenyataan yang saya lihat bahwa program RASKIN ini hanya memberikan budaya malas bagi masyarakat. Mereka bergantung pada bantuan RASKIN dari pemerintah sementara mereka sendiri terlena dengan bantuan tersebut. Tidak jarang pada saat bantuan tersebut datang, ada sebagian masyarakat miskin memilih untuk tidak bekerja. Hal ini tentu tidak sesuai dengan tujuan dicanangkannya program RASKIN. Sementara itu, adanya bantuan RASKIN memberikan kecemburuan bagi masyarakat miskin yang tidak menerima RASKIN. Sekalipun kadang mereka menerima jatah 5 kg yang di ambil dari 15 kg jatah penerima RASKIN. Tetapi merekapun ingin memperoleh jumlah yang sama yaitu sebagai penerima RASKIN. Demikian penuturan Ahmat T.L selaku tokoh masyarakat setempat. Adapun hasil wawancara yang di lakukan dengan masyarakat miskin yang tidak mendapatkan RASKIN yaitu:
11 Saya sangat mengharapkan bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah dan saya sangat layak mendapatkan bantuan tersebut. Namun sampai saat ini saya hanya mendapatkan jatah 5 kg pada setiap RASKIN tersebut datang. Sementara jumlah beras tersebut tidak mencukupi kebutuhan keluarga. Terlebih anggota keluarga saya berjumlah 6 orang”. Demikian penuturan Abdullah. (Wawancara 28 Januari 2015) Sementara itu menurut Oty yang berprofesi sebagai tukang cuci mengungkapkan bahwa: Saya sudah sejak lama mengaharapkan bantuan RASKIN, terlebih saya adalah seorang janda dengan 3 orang anak. Bantuan beras 5 kg hanya bertahan 4 hari. Jika saya sedang tidak bekerja, sayapun bingung mau memberi makan apa anak-anak saya hari ini. (Wawancara 28 januari 2015). Pembahasan mengenai tanggapan masyarakat terhadap bantuan pemerintah, akan di bahas melalui aspek pemahaman masyarakat terhadap bantuan tersebut. Hasil angket yang di peroleh pertama pada jumlah pengeluaran penerima RASKIN dalam setiap bulannya yaitu Rp. 200.000-Rp. 3.00.000. dengan nilai presentase 90,00%. Menurut Nikma jumlah penghasilan ini tidak menentu dalam setiap bulannya. Sebab biasanya masyarakat bekerja kepada orang lain misalnya memangkas rumput di kebun dengan upah Rp. 50.000 perhari. Hal inipun tidak berlangsung setiap hari. Jumlah pengeluaran rumah tangga miskin dalam setiap bulannya sebagian besar untuk kebutuhan makan. Kedua, penerima RASKIN sudah tepat sasaran dengan kategori baik karena responden lebih banyak menyatakan setuju dengan presentase 76,67%. Penerima RASKIN dikatakan tepat sasaran karena memang telah diberikan kepada masyarakat miskin yang layak mendapatkannya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pengeluaran rumah tangga miskin pada setiap bulannya dan jumlah penghasilan penerima RASKIN yang tidak menentu. Selain itu juga ditunjang dengan pekerjaan yang tidak tetap. Bantuan RASKIN sudah sewajarnya diberikan kepada masyarakat miskin yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam artian RASKIN diberikan kepada masyarakat miskin yang memang sudah selayaknya dibantu oleh pemerintah. Pada umumnya masyarakat miskin kesulitan memenuhi kebutuhan pangan. Sehingga adanya bantuan RASKIN ini bisa membantu memenuhi kebutuhan masyarakat miskin. Ketiga, kualitas RASKIN dengan kategori tidak baik karena responden lebih banyak memilih kurang setuju dengan nilai presentase 40,00%. Dikatakan kurang baik karena jatah RASKIN yang diterima setiap bulannya memiliki tekstur yang keras, berbau dan berwarna kekuningan. Bantuan yang diberikan oleh pemerintah seharusnya memiliki kualitas beras yang baik. Pemerintah seharusnya tidak hanya terkesan menggurkan kewajibannya untuk membantu masyarakat miskin. Seharusnya kualitas beras yang diberikan juga perlu diperhatikan. Sehingga bantuan ini tidak saja mampu mengenyangkan perut, tetapi juga mampu memberikan asupan gizi bagi masyarakat miskin. Terlebih bagi anak-anak yang sedang dalam tahap pertumbuhan. Keempat, setuju jika bantuan RASKIN ada masa berakhirnya dengan kategori kurang baik, karena responden lebih banyak memilih kurang setuju dengan nilai presentase 86,66%. Sebagian besar masyarakat penerima RASKIN tidak setuju jika RASKIN ada masa berakhirnya disebabkan karena masyarakat sangat berharap pada bantuan tersebut. Tidak ada kepastian kapan bantuan ini akan berakhir. Pemerintah seharusnya kembali mengkaji kelayakan bantuan ini bagi masyarakat. Disatu sisi bantuan ini bisa membantu masyarakat,
12 tetapi disisi lain bantuan ini juga membuat masyarakat terlena dan memicu kemalasan bagi masyarakat. Kelima, penerima RASKIN merasa dirinya layak mendapatkan bantuan dari pemerintah dengan kategori baik karena responden lebih banyak memilih jawaban setuju bahwa mereka layak mendapatkan bantuan dengan nilai presentase sebanyak 76,67%. Masyarakat miskin merasa setuju bahwa dirinya memang layak mendapatkan RASKIN karena merekapun menyadari bahwa jumlah penghasilannya tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan beras keluarga. Terlebih dengan pekerjaan yang tidak tetap ditunjang lagi dengan jumlah anggota keluarga yang cukup besar. RASKIN ditujukan kepada masyarakat miskin yang memang layak untuk mendapatkan bantuan. Setiap KK mendapatkan jatah 15 kg. Bantuan RASKIN di distribusikan di kantor Desa Maninili melalui panitia khusus yang telah di bentuk dengan melibatkan semua kepala dusun dan sejumlah aparat desa lainnya. Berbagai reaksi ditujukan oleh masyarakat dengan adanya bantuan RASKIN, ada yang merasa senang, dan ada pula yang merasa bahwa bantuan ini tidak memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat. Sebagian besar masyarakat miskin sangat berharap bahkan menggantungkan hidupnya pada bantuan tersebut. Terlebih mereka yang tidak memiliki pekerjaan dan disaat yang bersamaan para petani sedang tidak dalam masa panen atau nelayan yang tidak setiap saat mendapatkan ikan dan disaat itu juga bantuan RASKIN belum datang. Tentu hal ini sangat memprihatinkan. Seharusnya masyarakat miskin tidak bergantung pada bantuan tersebut. Hal ini memberikan keresahan bagi masyarakat apabila diwaktu-waktu mendatang program ini dihentikan. Sekalipun masyarakat tidak mengetahui apakah bantuan ini ada masa berakhirnya atau tidak. Pembahasan mengenai manfaat bantuan pemerintah akan dibahas melalui aspek persepsi masyarakat tentang manfaat bantuan RASKIN dari pemerintah. Hasil angket yang di peroleh yaitu pertama bantuan RASKIN sangat bermanfat bagi masyarakat miskin dengan kategori baik karena responden lebih banyak memilih setuju bahwa bantuan tersebut bermanfaat dengan nilai presentase 70,00%. RASKIN bermanfaat bagi masyarakat miskin karena dengan adanya bantuan ini masyarakat miskin dapat memenuhi kebutuhan beras dengan harga yang terjangkau yaitu hanya Rp. 2000/Liter jika dibandingkan dengan harga beras dipasaran yang harganya mencapai Rp. 9000/Liternya. Jumlah beras dipasaran yang cukup mahal membuat masyarakat miskin resah, sehingga bantuan RASKIN sangat diharapkan. Harga beras murah namun dengan kualitas kurang baik sudah menjadi pilihan masyarakat miskin. Kedua, RASKIN dapat membantu meringankan beban keluarga dengan kategori baik karena responden lebih banyak memilih jawaban setuju dengan nilai presentase sebanyak 70,00%. RASKIN dapat membantu meringankan beban keluarga karena bantuan RASKIN dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga miskin termasuk juga membantu biaya pendidikan anak. Besarnya perhatian masyarakat miskin terhadap pendidikan anak, membuat masyarakat miskin resah memikirkan biaya pendidikan yang cukup mahal. Sehingga dengan adanya bantuan RASKIN masyarakat miskin dapat menyisihkan sebagian penghasilan untuk membiayai kebutuhan pendidikan anak. Ketiga, masyarakat sangat berharap pada bantuan RASKIN dari pemerintah dengan kategori baik karena responden lebih banyak memilih jawaban setuju dengan nilai presentase sebanyak 56,67%. Masyarakat sangat berharap pada bantuan RASKIN dari pemerintah karena bantuan ini mampu memberi ruang bagi masyarakat miskin untuk tetap berusaha bekerja tanpa harus memikirkan kebutuhan beras keluarga. Bagi masyarakat miskin bantuan RASKIN bukan hanya sebatas harga beras yang murah, tetapi bantuan ini merupakan solusi bagi masyarakat yang jumlah pendapatannya belum mampu memenuhi kebutuhan keluarga. Keempat, tanggapan masyarakat penerima RASKIN jika program RASKIN dihentikan sebanyak 53.33% dengan pilihan jawaban terbanyak yaitu tidak setuju. Masyarakat penerima
13 RASKIN tidak setuju jika program RASKIN dihentikan karena masyarakat sangat bergantung pada bantuan tersebut. Bantuan RASKIN sepatutnya membuat masyarakat miskin kian mandiri. Bantuan yang datangnya hanya 1 kali dalam setiap bulannya, bahkan kadang 1 kali dalam 2 atau 3 bulan ini seharusnya dijadikan masyarakat sebagai wadah untuk bisa terus bekerja tanpa harus bergantung pada bantuan tersebut. Adanya rasa bergantung masyarakat pada bantuan pemerintah tentu saja bukan merupakan tujuan diberikannya bantuan RASKIN. Kelima, bentuk pelayanan pada saat penerimaan RASKIN dengan kategori baik, karena responden lebih banyak memilih jawaban setuju dengan nilai presentase sebanyak 86,66%. Sudah seharusnya pelayanan yang diberikan oleh pemerintah desa setempat selaku pendistribusi RASKIN kepada masyarakat miskin dilakukan dengan baik. Agar bantuan RASKIN tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan beras dan mengurangi pengeluaran rumah tangga miskin tetapi juga menjadi sarana komunikasi dan silaturahmi bagi masyarakat dan pemerintah setempat. Pada prinsipnya harus di sadari bahwa setiap program bantuan pemerintah yang masuk ke desa tujuannya baik, namun program tersebut pastilah memiliki kelebihan dan kekurangan. Bagi yang merasakan manfaatnya akan mengatakan bahwa program tersebut baik. Tetapi bagi masyarakat yang tidak menerima bantuan tersebut, akan merasa bahwa bantuan tersebut tidak tepat sasaran bahkan sebaiknya bantuan tersebut di hentikan. Dari hasil penelitian yang dilakukan, bahwa masyarakat miskin penerima RASKIN merasakan manfaat yang cukup baik diantaranya yaitu dapat memenuhi kebutuhan beras keluarga sehingga memberi peluang bagi masyarakat untuk tetap bekerja tanpa harus memikirkan kebutuhan beras, mengurangi pengeluaran rumah tangga, dan menumbuhkan rasa kecintaan masyarakat terhadap pemerintah dikarenakan masyarakat miskin merasa pemerintahpun ikut membantu mencukupi kebutuhan beras mereka. Hal ini tentu saja merupakan tujuan dari di canangkannya program RASKIN tersebut. Masyarakat penerima RASKIN merasa sangat senang dengan adanya bantuan dari pemerintah. Bantuan tersebut sudah sangat membantu meringankan beban keluarga. Dengan adanya bantuan tersebut masyarakat bisa bernafas sedikit lega karena dapat memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk bersekolah. Uang yang tadinya untuk dibelikan beras, dapat di sisihkan sebagian untuk keperluan pendidikan anak. Meskipun kualitas RASKIN di anggap tidak begitu baik dan tidak mencukupi kebutuhan gizi terlebih bagi anak-anak yang sedang dalam tahap pertumbuhan. Tetapi masyarakat sangat bersyukur bahkan berharap bantuan RASKIN tersebut berkelanjutan dan tidak ada masa berakhirnya. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat sangat bergantung pada bantuan dari pemerintah. Tetapi masyarakatpun harus mengetahui bahwa program RASKIN tidak bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan. Dilain pihak, masyarakat yang tidak menerima RASKIN merasa pemerintah tidak adil dan merasa bantuan RASKIN tidak tepat sasaran. Berdasarkan hasil agket dan wawancara yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pemerintah telah berusaha membantu memenuhi kebutuhan masyarakat miskin akan tetapi sangat disayangkan kualitas beras RASKIN jauh dari harapan masyarakat. Jika bantuan ini diberengi dengan kualitas beras yang baik, maka tentu saja bantuan ini bernilai lebih bagi masyarakat. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di uraikan maka dapat disimpulkan bahwa tanggapan masyarakat cukup baik terhadap bantuan RASKIN. Bantuan RASKINpun sudah tepat sasaran. Bantuan ini juga memberikan manfaat bagi masyarakat dan
14 masyarakat bergantung pada bantuan tersebut. Meskipun dengan kualitas beras yang kurang baik. Bantuan ini juga memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positifnya antara lain yaitu dapat memenuhi kebutuhan beras keluarga sehingga memberi peluang bagi masyarakat untuk tetap bekerja tanpa harus memikirkan kebutuhan beras keluarga, mengurangi pengeluaran rumah tangga, dan menumbuhkan rasa kecintaan masyarakat terhadap pemerintah dikarenakan masyarakat miskin merasa pemerintahpun ikut membantu mencukupi kebutuhan beras mereka. Adapun dampak negatifnya yaitu masyarakat menjadi bergantung pada bantuan dari pemerintah dan hal ini memicu kemalasan dalam bekerja. Bantuan ini juga menimbulkan kecemburuan bagi masyarakat miskin yang layak menerima RASKIN tetapi tidak mendapatkan bantuan RASKIN. DAFTAR RUJUKAN Fermat, A. (2014). Kerentanan Pangan Masyarakat (Studi Kasus Tentang Perubahan Sistem Mata Pencaharian Dari Bertani Menjadi Pengumpul Kerikil Batubara Di Sungai Pada Masyarakat Desa Tanjung Raman Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah). [online]. Tersedia: http://repository.unib.ac.id/9179/1/I,II,III,I-14-ant-FS.pdf. [22 Januari 2015]. Munabarakati. (2011). Implementasi Program RASKIN. Tersedia http://munabarakati.blogspot.com/2011/02/makalah-raskin.html
[online].
Prambudi, I. (2010). Perubahan Mata Pencaharian dan Nilai Social Budaya Masyarakat di Desa Membalong, Kecamatan Membalong, Belitung. [online]. Tersediahttp://imamprambudi.blogspot.com/2010/12/16.pdf [21 desember 2014].