PENGARUH GOOD GOVERNANCE DAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKD) Kabupaten Bintan) Oleh : Novita Iis Maryani Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh good governance dan pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Responden dalam penelitian ini berjumlah 32 pegawai, yang terdiri dari 14 pegawai bagian akuntansi dan pelaporan, 4 pegawai bidang asset, 4 pegawai bidang pendapatan, 4 pegawai bidang belanja dan pembiayaan, serta 6 pegawai pada bidang pendataan dan penagihan. Metode analisis data yang digunakan adalah metode regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial dan secara simultan good governance dan pengendalian internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Pada penelitian ini ditemukan hasil analisa variabel yang dominan adalah pengendalian internal dengan signifikansi 0,000, sedangkan variabel good governance memiliki nilai signifikansi sebesar 0,027. Hasil koefisien determinasi sebesar 0,792 artinya kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sebesar 79,2%, sedangkan sisanya 20,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk ke dalam penelitian ini. Kata kunci: good governance, pengendalian internal, kualitas laporan keuangan.
1
PENDAHULUAN Dalam perkembangan sektor publik dewasa ini tuntutan pelaksanaan akuntabilitas publik oleh organisasi sektor publik, seperti pemerintah daerah semakin menguat. Terkait dengan perlunya dilakukan transparansi dan pemberian informasi kepada publik dalam rangka pemenuhan hak-hak publik (Mardiasmo, 2009 : 20) Sebagai pihak pemegang amanah, pemerintah daerah berkewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawab kepada pihak pemberi amanah. Pertanggungjawaban ini berupa laporan keuangan atas pengelolaan dana pemerintah yang dipertanggungjawabkan kepada pemerintah pusat dan juga kepada masyarakat luas. Laporan keuangan dibuat untuk menyajikan informasi yang relevan, andal, dapat dipercaya serta dapat dipahami oleh penggunanya. Laporan keuangan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. Kualitas laporan keuangan sudah pasti akan mempengaruhi keputusan yang diambil oleh penggunanya. Sampai saat ini masih sering terjadi pelanggaran-pelanggaran dalam penyajian laporan keuangan, seperti melakukan manipulasi akuntansi (earnings management), kecurangan (fraud) yang merugikan berbagai kalangan. Peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya masalah akuntabilitas, transparansi laporan keuangan,
serta
pengendalian
internal
yang
baik
dalam
suatu
perusahaan/organisasi sektor publik. Akuntabilitas,
transparansi,
pertanggungjawaban,
efektivitas,
dan
responsivitas merupakan bagian dari good governance. Sedangkan bagian dari
2
pengendalian internal adalah lingkungan pengendalian, penaksiran resiko, aktivitas
pengendalian,
informasi
dan
komunikasi,
serta
pemantauan.
Pengendalian internal merupakan suatu proses yang dirancang untuk memberikan jaminan yang meyakinkan bahwa tujuan organisasi/perusahaan dapat dicapai melalui efisiensi dan efektivitas operasi, penyajian laporan keuangan yang dapat dipercaya, serta ketaatan terhadap undang-undang dan aturan yang berlaku. (Susanto : 2008) Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa Good Governance dan pengendalian internal memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Meyi Kantu (2015) menunjukkan bahwa Good Governance memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Ruri Windiastuti (2013) menyatakan bahwa Sistem Pengendalian Internal berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka topik tentang pengaruh good governance dan pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah penting untuk diteliti, mengingat laporan keuangan yang berkualitas dapat membangun kepercayaan publik terhadap kinerja pemerintah daerah. Dengan demikian, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Good Governance dan Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bintan)”.
3
PERUMUSAN MASALAH Setelah meninjau uraian di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1.
Apakah good governance berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten Bintan ?
2.
Apakah pengendalian internal berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten Bintan ?
3.
Apakah good governance dan pengendalian internal secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten Bintan ?
TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan Menurut Lillrank (dalam Nurillah, 2014 : 25) Laporan keuangan adalah catatan informasi suatu entitas pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja entitas tersebut. Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Tujuan Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Menurut Mardiasmo (2009 : 163), tujuan akuntansi dan laporan keuangan pemerintah adalah : 1.
Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi aliran kas, saldo neraca, dan kebutuhan sumber daya finansial jangka pendek unit pemerintah; 4
2.
Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi kondisi ekonomi suatu unit pemerintahan dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya;
3.
Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja, kesesuaiannya dengan peraturan perundang-undangan, kontrak yang telah disepakati, dan ketentuan lain yang disyaratkan;
4.
Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran, serta untuk memprediksi pengaruh akuisisi dan alokasi sumber daya terhadap pencapaian tujuan operasional;
5.
Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan operasional : a. Untuk menentukan biaya program, fungsi, dan aktivitas sehingga memudahkan analisis dan melakukan perbandingan dengan kriteria yang telah ditetapkan, membandingkan dengan kinerja periode-periode sebelumnya, dan dengan kinerja unit pemerintah lain; b. Untuk mengevaluasi tingkat ekonomi dan efisiensi operasi, program, aktivitas, dan fungsi tertentu di unit pemerintah; c. Untuk mengevaluasi hasil suatu program, aktivitas, dan fungsi serta efektifitas terhadap pencapaian tujuan dan target; d. Untuk mengevaluasi tingkat pemerataan dan keadilan.
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Menurut Nordiawan (2006 : 38) Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Agar dapat memenuhi kualitas yang 5
dikehendaki, laporan keuangan pemerintah harus memenuhi empat karakteristik berikut : 1.
Relevan Laporan keuangan dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, memprediksi masa depan, dan menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Selain itu, suatu informasi dapat dikatakan relevan jika disajikan tepat waktu dan lengkap.
2.
Andal Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian
yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. 3.
Dapat dibandingkan Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya.
4.
Dapat dipahami Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna.
6
Good Governance Pengertian Good Governance Menurut Mardiasmo (2009 : 17) Governance diartikan sebagai cara mengelola urusan-urusan publik. Menurut World Bank, good governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administrative, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha. Karakteristik Good Governance Menurut UNDP ( United Nations Development Program ) dalam Mardiasmo (2009), karakteristik good governance meliputi : 1.
Participation. Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya.
2.
Rule of law. Kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu.
3.
Transparancy. Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi. Informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh mereka yang membutuhkan.
4.
Responsiveness. Lembaga-lembaga publik harus cepat dan tanggap dalam melayani stakeholder.
5.
Consensus orientation. Berorientasi pada kepentingan masyarakat yang lebih luas.
7
6.
Equity. Setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh kesejahteraan dan keadilan.
7.
Efficiency and effectiveness. Pengelolaan sumber daya publik dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna.
8.
Accountability. Pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang dilakukan.
9.
Strategic vision. Penyelenggara pemerintahan dan masyarakat harus memiliki visi jauh ke depan.
Pengendalian Internal Pengertian Pengendalian Internal Menurut Susanto (2008 : 95) Pengendalian Internal dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen dan karyawan yang dirancang untuk memberikan jaminan yang meyakinkan bahwa tujuan organisasi akan dapat dicapai melalui : 1.
Efisiensi dan efektivitas operasi
2.
Penyajian laporan keuangan yang dapat dipercaya
3.
Ketaatan tehadap undang-undang dan aturan yang berlaku
Unsur-Unsur Pengendalian Internal Unsur-unsur pengendalian internal menurut COSO (dalam Rosdiani, 2011:16), meliputi: 1.
Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian suatu perusahaan/instansi mencakup seluruh
sikap manajemen dan karyawan/pegawai mengenai pentingnya pengendalian. Pimpinan instansi wajib menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian
8
yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif. Lingkungan pengendalian merupakan landasan untuk semua unsur pengendalian intern, yang membentuk disiplin dan struktur. Di antaranya dengan melakukan penegakan integritas dan nilai etika, kepemimpinan yang kondusif, serta melaksanakan kebijakan sesuai dengan prosedur. 2.
Penilaian resiko Dalam rangka penilaian resiko, pimpinan instansi/perusahaan dapat
menetapkan tujuannya pada tingkatan kegiatan dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Resiko harus diperhitungkan/diidentifikasi dan segera diambil langkah untuk mengendalikannya sehingga tujuan pengendalian internal dapat dicapai. Setelah itu dilakukan analisis
untuk memperkirakan
besarnya pengaruh dari resiko tersebut serta kemungkinan terjadinya, dan untuk menentukan tindakan untuk meminimumkannya. 3.
Kegiatan pengendalian Pimpinan
instansi
pemerintah
wajib
menyelenggarakan
kegiatan
pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dari sifat dan tugas dan fungsi yang bersangkutan. Penyelenggaraan kegiatan pengendalian di antaranya dengan melakukan job analysis, yaitu melakukan reviu atas indikator dan ukuran kinerja, otorisasi atas transaksi dan kejadian penting, serta pemisahan fungsi. Selain itu dengan melakukan tindakan tegas terhadap pegawai atas peraturan yang ada agar tidak ada kecurangan dalam pekerjaan. 4.
Informasi dan komunikasi
9
Pimpinan instansi/perusahaan wajib mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat, serta mengikutsertakan pegawai dalam pengambilan kebijakan yang menyangkut aktivitas kinerja pegawai. 5.
Pemantauan pengendalian internal Pemantauan pengendalian internal akan mengidentifikasi di mana letak
kelemahannya dan memperbaiki efektifitas pengendalian tersebut. Pemantauan pengendalian dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi kualitas, kuantitas, dan kegiatan personalia dalam perusahaan. Kerangka Pemikiran
H1 X1 : Good Governance Y : Kualitas Laporan Keuangan X2 : Pengendalian Internal H2 H3
Pengembangan Hipotesis dan Hipotesis Penelitian 1.
Pengaruh Good Governance terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Berbagai pelanggaran yang bertentangan dengan good governance masih
sering terjadi di Indonesia, seperti petinggi pemerintahan yang masih mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan masyarakat luas, penyajian laporan keuangan yang kurang akurat, pengelolaan sumber daya yang
10
kurang efektif, serta pertanggung jawaban atas setiap aktivitas masih lemah. Hal ini dikarenakan tidak adanya transparansi antara entitas pemerintah terhadap masyarakat luas, sehingga dapat menimbulkan berbagai kecurangan seperti korupsi yang semakin marak. Menyikapi hal ini, maka penerapan good governance yang berdasarkan 9 prinsip meliputi adanya keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan, pelaksanaan kerangka hukum yang tanpa pandang bulu, keterbukaan pemerintah dalam membuat kebijakan keuangan daerah, pelayanan yang cepat dan responsive, berorientasi pada kepentingan masyarakat luas, pengelolaan sumber daya secara efektif dan efisien, pertanggungjawaban kepada publik atas segala aktivitas yang dilakukan, serta penyelenggaraan pemerintahan yang memiliki visi jauh ke depan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar dapat mendukung terciptanya laporan keuangan yang berkualitas. Sehingga akan menghasilkan keputusan yang tepat. Penelitian Kantu (2015) membuktikan bahwa penerapan good governance berpengaruh signifikan dan positif terhadap kualitas laporan keuangan. Apabila instansi menerapkan prinsip-prinsip good governance maka kualitas laporan keuangan instansi tersebut akan terus meningkat. Hal tersebut juga dibuktikan dalam penelitian Rosdiani (2011) bahwa penerapan good corporate governance berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Serta dalam penelitian Novatiani dan Jeanny Fatimmah (2012) yang membuktikan bahwa penerapan good governance berpengaruh terhadap keandalan laporan keuangan.
11
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk menguji kembali hubungan antara good governance dengan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : H1
: “Good governance berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.”
2.
Pengaruh
Pengendalian
Internal
terhadap
Kualitas
Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah Pengendalian Internal merupakan proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset Negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Masih sering ditemukannya kesalahan material dalam penyajian laporan keuangan menunjukkan bahwa laporan keuangan belum disajikan secara handal. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa laporan keuangan belum memiliki kualitas yang baik. Pengendalian internal merupakan cara yang dapat memberikan arahan serta mengawasi sumber daya suatu organisasi serta memiiki peran dalam pencegahan penggelapan atau fraud dan melindungi sumber daya organisasi. Pengendalian internal yang baik dtujukan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Pengendalian internal dipengaruhi oleh lingkungan pengendalian yang kondusif, penilaian resiko, kegiatan pengendalian yang baik, informasi dan
12
komunikasi yang tepat, serta pemantauan pengendalian intern yang baik melalui evaluasi serta audit. Lingkungan pengendalian merupakan pondasi dasar yang mendasari pengendalian internal pemerintah. Apabila lingkungan pengendalian baik, maka dapat memberi pengaruh yang cukup baik bagi organisasi. Penilaian resiko untuk tujuan laporan keuangan adalah identifikasi, analisis dan pengelolaan resiko dari suatu pemerintahan daerah yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan disesuaikan dengan ketetapan peraturan perundang-undangan. Kegiatan pengendalian meliputi pengendalian umum dan pengendalian aplikasi yang mempunyai tujuan untuk menyajikan transaksi yang lengkap dan teliti dalam pengolahan data. Informasi dan komunikasi yang baik yang terjalin antar personel pemerintah daerah dapat menambah akurasi dari suatu laporan keuangan. Pemantauan yang dilaksanakan secara efektif dapat menciptakan sistem akuntansi yang ditetapkan berjalan dengan baik, sehingga tidak terjadi penyimpangan dan penyelewengan dalam pelaksanaan sistem akuntansi keuangan daerah. Penelitian Windiastuti (2013) membuktikan bahwa Pengendalian Internal berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Hal tersebut juga dibuktikan dalam penelitian Rosdiani (2011), Soimah (2014) serta Bahtiar (2013) bahwa sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
13
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk menguji kembali hubungan antara pengendalian internal dengan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, dapat ditarik hipotesis sebagai berikut : H2 :
“Pengendalian internal berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.”
3.
Pengaruh Good Governance dan Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dari uraian hipotesis di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
H3 :
“Good governance dan pengendalian internal secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.”
METODE PENELITIAN Penelitian ini membahas tentang penerapan good governance yang terdiri dari partisipasi, penerapan hukum, transparansi, responsivitas, berorientasi untuk masyarakat luas, keadilan, efisien dan efektivitas, akuntabilitas serta visi strategi yang diterapkan di dinas pemerintahan. Selain itu juga pengendalian internal yang terdiri dari lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan pengendalian internal. Adakah pengaruh keduanya terhadap kualitas laporan keuangan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan teknik survei. Metode penelitian survei adalah metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan data yang terjadi dimasa lampau atau saat ini tentang keyakinan, pendapat, karakteristik, perilaku, hubungan variabel dan untuk menguji beberapa hipotesis tentang variabel sosiologi dan psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu, teknik pengumpulan data dengan pengamatan
14
(wawancara/kuesioner) yang tidak mendalam, dan hasil penelitian cenderung digeneralisasikan. (Sugiono, 2013 : 81). Jenis data penelitian ini adalah data primer, yaitu data penelitian yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari sumber asli (tanpa perantara). Sedangkan sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari jawaban atas kuesioner yang dibagikan kepada responden. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai di Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bintan yang berjumlah sebanyak 110 pegawai. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel menggunakan kriteria, (Sangadji, 2010:188). Adapun kriterianya adalah pegawai yang bekerja dibidang akuntansi dan pelaporan, serta pegawai yang menduduki posisi penting dalam bidang pekerjaan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 orang pegawai. Terdiri dari 14 pegawai bidang akuntansi dan pelaporan, 4 pegawai bidang asset, 4 pegawai bidang pendapatan, 4 pegawai bidang belanja dan pembiayaan, serta 6 pegawai pada bidang pendataan dan penagihan. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Kualitas Data Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah/valid atau tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. (Sunyoto, 2011a:72)
15
Mengukur validitas dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel dengan degree of freedom = n-k. Dimana n adalah banyaknya sampel dan k adalah banyaknya variabel bebas. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: 1.
Jika r hitung > r tabel, maka pertanyaan/pernyataan dinyatakan valid.
2.
Jika r hitung < r tabel, maka pertanyaan/pernyataan dinyatakan tidak valid. Hasil Uji Validitas
Variabel Good Governance
Pengendalian Internal
Item Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1 2 3 4 5 6 7
r hitung 0.482 0.853 0.778 0.496 0.452 0.504 0.478 0.925 0.520 0.489 0.522 0.802 0.520 0.914 0.623 0.010 0.068 0.921 0.859 0.869 0.838 0.265 0.292 0.763 0.849 0.741 0.765 0.532 0.461 0.930
r tabel 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494
Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
16
Kualitas Laporan Keuangan
8 9 10 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
0.455 0.930 0.361 0.750 0.876 0.893 0.927 0.489 0.654 0.541 0.571 0.945 0.355 0.361 0.796 0.921 0.777 0.825
0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494 0,3494
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Instrument yang dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. (Suharsimi dalam Danang Sunyoto, 2011b : 70) Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan cara mengukur korelasi antar skor jawaban pada butir pertanyaan dengan menggunakan program komputer Statistical Program for Society Science (SPSS), dengan fasilitas cronbach alpha. Butir kuesioner dikatakan reliabel jika nilai cronbach’s alpha > 0,60 dan dikatakan tidak reliabel jika cronbach’s alpha < 0,60. (Sunyoto, 2011a:68)
17
Uji Reliabilitas Cronbach Alpha Good Governance 0.933 Pengendalian Internal 0.919 Kualitas Laporan Keuangan 0.944 Sumber : Output Pengolahan SPSS 21 (2016) Variabel
Batas Reliabilitas 0,6 0,6 0,6
Ket Reliabel Reliabel Reliabel
Uji Normalitas Data Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian data dilakukan dengan menggunakan pengujian One Sampel Kolmogorov Smirnov. Dalam uji ini nilai residual dinyatakan normal apabila nilai Asymp Sig (2 tailed) lebih besar dari nilai batas normal 0,05. Berikut adalah gambaran hasil uji normalitas data : Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 32 Mean .0000000 Normal Parametersa,b Std. 2.90097683 Deviation Absolute .214 Most Extreme Positive .123 Differences Negative -.214 Kolmogorov-Smirnov Z 1.212 Asymp. Sig. (2-tailed) .106 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Output Pengolahan SPSS 21 (2016) Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai asymp sig (2 tailed) sebesar 0,106 > 0,05, maka disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal.
18
Uji Multikolinearitas Data Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Dalam penelitian ini ada tidaknya multikolinearitas dilihat dari tolerance dan variance inflation factor (VIF). Apabila nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung multikolinearitas. Berdasarkan uji yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model
Collinearity Statistics Tolerance VIF
Good Governance
.932
1.072
Pengendalian Internal
.932
1.072
1
a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan Sumber : Output Pengolahan SPSS 21 (2016) Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel di atas, maka data yang diperoleh dari sampel tidak terdapat multikolinearitas karena besaran statistik tolerance > 0,10 dan nilai VIF untuk good governance dan pengendalian internal < 10 yang berarti tidak terdapat multikolinearitas di antara variabel independen. Uji Heteroskedastisitas Data Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas. Metode yang digunakan
19
adalah scatterplot yaitu melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen, heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Adapun hasil uji dari grafik scatterplot dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai dalam penelitian ini. Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik berikut : Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Output Pengolahan SPSS 21 (2016) Analisis dengan grafik plots ini memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji statistik untuk menjamin keakuratan hasil yaitu dengan menggunakan uji glejser. Hasil pengujian
yang dilakukan dengan
menggunakan uji glejser dapat dilihat pada tabel berikut :
20
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Beta Error 10.126 5.256
Model (Constant) 1
Good Governance Pengendalian Internal a. Dependent Variable: AbsUT
-.039 -.113
.056 .091
t
Sig.
1.927
.064
-.129 -.698 -.229 -1.242
.491 .224
Sumber : Output Pengolahan SPSS 21 (2016) Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa kedua variabel independen tidak ada yang signifikan secara statistik mempengaruhi dependen nilai Absolut Ut (AbsUT). Hal tersebut dapat dilihat dari nilai probabilitas signifikansinya di atas 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa model ini tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Regresi Linear Berganda Pengujian dengan regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh good governance dan pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan. Hasil regresi linear di bawah ini meliputi nilai koefisien determinasi, hasil uji statistik F dan uji t. berikut hasil analisis regresi linear berganda. Hasil Uji Regresi Linear Berganda Model
Coefficientsa Unstandardized Standardized t Coefficients Coefficients B Std. Error Beta -13.705 7.309 -1.875 .182 .078 .197 2.327 1.233 .127 .826 9.739
(Constant) Good Governance 1 Pengendalian Internal a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan Sumber : Output Pengolahan SPSS 21 (2016)
Sig.
.071 .027 .000
21
Hasil output SPSS menunjukkan bahwa good governance memberikan koefisien 0.182, nilai standardized beta sebesar 0.197 dan signifikan pada 0.027 yang artinya good governance berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan. Untuk pengendalian internal memberikan koefisien 1.233, nilai standardized beta sebesar 0.826 dan signifikan pada 0.000 yang artinya pengendalian internal berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan. Maka persamaan regresinya adalah sebagai berikut : Y = -13.705 + 0.182X1 + 1.233X2 + e 1. Pada persamaan regresi di atas menunjukkan nilai konstanta sebesar -13,705. Hal ini berarti bahwa jika variabel good governance dan pengendalian internal dianggap konstan maka kualitas laporan keuangan akan konstan sebesar -13,705. 2. Koefisien regresi pada variabel good governance sebesar 0,182, hal ini berarti jika variabel good governance bertambah satu satuan dan variabel independen lain nilainya tetap maka kualitas laporan keuangan bertambah 0,182. 3. Koefisien regresi pada variabel pengendalian internal sebesar 1,233, hal ini berarti jika variabel pengendalian internal bertambah satu satuan dan variabel independen lain nilainya tetap maka kualitas laporan keuangan bertambah 1,233. Uji Hipotesis Uji Parsial (Uji t) Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5%, dengan derajat kebebasan df=(n-k-1), dimana n adalah jumlah
22
responden dan k adalah jumlah variabel bebas (Sunyoto, 2011a : 13). Dengan tingkat signifikansi 0,05 dan df=(n-1-k)=(32-1-2)=29, maka diperoleh nilai t tabel sebesar 2,04523. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah : a. Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak (ada pengaruh) b. Jika t hitung < t tabel maka H0 tidak dapat ditolak (tidak ada pengaruh) Hasil Uji T Coefficientsa Model Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) -13.705 7.309 -1.875 .071 1 Good Governance .182 .078 .197 2.327 .027 Pengendalian Internal 1.233 .127 .826 9.739 .000 a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan Sumber : Output Pengolahan SPSS 21 (2016) Berdasarkan hasil uji t pada tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Pengaruh good governance terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah diperoleh nilai t hitung sebesar 2.327 dengan signifikansi 0.027. karena 0.027 < 0.05 dan t hitung > t tabel (2.327 > 2.04523) maka dapat disimpulkan bahwa good governance berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. 2. Pengaruh pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah diperoleh nilai t hitung sebesar 9.739 dengan signifikansi 0.000. Karena 0.000 < 0.05 dan t hitung > t tabel (9.739 > 2.04523) maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
23
Uji Simultan (Uji F) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5%, dengan degree of freedom (df), yaitu df1=k-1, dan df2=n-k. Dimana k adalah jumlah variabel independen, dan n adalah banyaknya sampel. Maka dalam penelitian ini df1=2-1=1, dan df2=32-2=30, jadi nilai f tabel adalah sebesar 4,17. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah : 1. Jika f hitung > f tabel maka H0 ditolak (ada pengaruh) 2. Jika f hitung < f tabel maka H0 tidak dapat ditolak (tidak ada pengaruh)
Model 1
Regression Residual Total
Hasil Uji F ANOVAa Sum of Squares Df Mean Square F 1081.114 2 540.557 60.088 260.886 29 8.996 1342.000
Sig. .000b
31
a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan b. Predictors: (Constant), Pengendalian Internal, Good Governance Sumber : Output Pengolahan SPSS 21 (2016) Berdasarkan hasil uji f pada tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa pengaruh good governance dan pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah diperoleh nilai f hitung sebesar 60,088 dan signifikansi 0,000. karena 0,000 < 0,05 dan f hitung > f tabel (60,088 > 4,17) maka dapat disimpulkan bahwa good governance dan pengendalian internal secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten Bintan. 24
Uji Koefisien Determinasi (R2) Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui seberapa besar good governance dan pengendalian internal berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah kabupaten Bintan sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut : Hasil Uji Koefisien Determinasi Model 1
Model Summaryb R R Square Adjusted R Std. Error of the Square Estimate a .898 .806 .792 2.99934
a. Predictors: (Constant), Pengendalian Internal, Good Governance b. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan Sumber : Output Pengolahan SPSS 21 (2016) Nilai Adjusted R Square sebesar 0,792 yang berarti bahwa kontribusi good governance dan pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan daerah kabupaten Bintan adalah sebesar 79,2%. Sedangkan sisanya sebesar 20,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. PEMBAHASAN Pengaruh Good Governance terhadap Kualitas Laporan Keuangan Hasil H1 dalam penelitian ini menunjukkan bahwa good governance secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan daerah kabupaten Bintan. Semakin baik penerapan good governance akan membuat kualitas laporan keuangan meningkat atau semakin baik. Oleh karena itu H1 dalam penelitian ini dapat diterima.
25
Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan Hasil H2 dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengendalian internal berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan daerah kabupaten Bintan. Semakin baik pengendalian internal dilakukan maka kualitas laporan keuangan juga menjadi semakin baik. Oleh karena itu H2 dalam penelitian ini dapat diterima. Pengaruh Good Governance Dan Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan Hasil H3 dalam penelitian ini menunjukkan bahwa good governance dan pengendalian internal secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan daerah kabupaten Bintan. Oleh karena itu H3 dalam penelitian ini dapat diterima. Hal tersebut juga ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi yang cukup tinggi, yaitu dengan nilai adjusted R square sebesar 0,792. Yang memperlihatkan bahwa 79,2% kualitas laporan keuangan dipengaruhi oleh good governance dan pengendalian internal. Sedangkan sisanya 20,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini.
26
Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Good governance berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Bintan. Artinya bahwa semakin baik penerapan good governance maka semakin baik pula kualitas laporan keuangan pemerintah daerah yang dihasilkan. 2. Pengendalian internal berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Bintan. Artinya bahwa semakin baik pengendalian internal yang dilakukan maka semakin baik pula kualitas laporan keuangan pemerintah daerah yang dihasilkan. 3. Good governance dan pengendalian internal secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Saran 1. Mengingat penerapan good governance dan pengendalian internal sangat penting dalam mewujudkan laporan keuangan yang berkualitas maka diharapkan agar para pegawai menerapkannya dengan baik. 2. Perlu dikaji lebih mendalam variabel-variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian yang terkait dengan good governance dan pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan. 3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan memperbaiki terlebih dahulu kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini atau menggunakan kuesioner yang tingkat validitas dan reliabilitasnya lebih tinggi, sehingga dapat memperoleh hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi.
27
DAFTAR PUSTAKA
Bahtiar, Erwin. (2013). Pengaruh Sistem Pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Skripsi: Universita Negeri Gorontalo. Bodnar, G. H., dan William S. Hopwood. (2006). Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: ANDI. Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: Universitas Diponegoro. Herawati, Tuti. (2014). Pengaruh Sistem Pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Survei pada Organisasi Perangkat Daerah Pemda Cianjur). Study & Accounting Research. Vol XI. No. 1. 2014. Kantu, Meyi. (2015). Pengaruh Penerapan Good Governance terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Gorontalo). Artikel skripsi: Universitas Negeri Gorontalo. Kuncoro, Mudrajad. (2012). Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi Edisi 3. Jakarta : Erlangga. Mardiana. (2011). Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pendapatan pada PT.Mutiara Anambas. Skripsi: Umrah. Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: ANDI. Nordiawan, Deddi. (2006). Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat. Novatiani, R.Ait dan Jeanny Fatimmah (2012). Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Keandalan Laporan Keuangan (Survei pada Tiga Perusahaan BUMN di Bidang Jasa di Bandung. Skripsi: Universitas Widyatama. Nurillah, A. S. (2014). Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD), Pemanfaatan Teknologi Informasi, Dan Sistem pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi empiris pada SKPD Kota Depok). Skripsi: Universitas Diponegoro. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 28
Rosdiani, Hayyuning Tyas. (2011). Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Audit Laporan Keuangan, dan Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Skripsi : UIN Sangadji, Etta dan Sopiah. (2010). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: ANDI. Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. Soimah, Siti. (2014). Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Utara. Skripsi : Universitas Bengkulu.Sugiono. Sugiono. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Yogyakarta: Alfabeta. Sunyoto, Danang.(2011a). Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta: CAPS. ---------------. (2011b). Metodologi Penelitian Ekonomi. Yogyakarta: CAPS. Susanto, Azhar. (2008). Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya. Windiastuti, Ruri. (2013). Pengaruh Sumber Daya Manusia Bidang Akuntansi dan Sistem Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Bandung). Skripsi: Universitas Widyatama. Wirartha, I Made. (2006). Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: ANDI
29