UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS EKONOMI
JURNAL SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN FORMAL, PENGALAMAN KERJA, TINGKAT KUALIFIKASI PROFESI DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL BERKELANJUTAN TERHADAP PENINGKATAN KEAHLIAN AUDITOR PADA INSPEKTORAT SE-PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Disusun Oleh : Nama
: Gustriani
NIM
: 090462201404
Jurusan
: Akuntansi
Pembimbing : H. Achmad Uzaimi, SE.,M.Si.,Akt
TANJUNGPINANG 2013 Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)
1
PENGARUH PENDIDIKAN FORMAL, PENGALAMAN KERJA, TINGKAT KUALIFIKASI PROFESI DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL BERKELANJUTAN TERHADAP PENINGKATAN KEAHLIAN AUDITOR PADA INSPEKTORAT SEPROVINSI KEPULAUAN RIAU
Oleh : Gustriani NIM. 090462201404 ABSTRAKSI GUSTRIANI. 090462201404 PENGARUH PENDIDIKAN FORMAL, PENGALAMAN KERJA, TINGKAT KUALIFIKASI PROFESI DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL BERKELANJUTAN TERHADAP PENINGKATAN KEAHLIAN AUDITOR PADA INSPEKTORAT SEPROVINSI KEPULAUAN RIAU. Skripisi.Fakultas Ekonomi.2013 Kata Kunci : Pendidikan Formal, Pengalaman Kerja, Tingkat Kualifikasi Profesi, Pengembangan Profesional Berkelanjutan dan Keahlian Auditor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan formal, pengalaman kerja, tingkat kualifikasi profesi dan pengembangan profesional berkelanjutan terhadap peningkatan keahlian auditor pada Inspektorat se-Provinsi Kepulauan Riau. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan jenis data yang digunakan adalah data primer. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada uji t, bahwa tidak terdapat pengaruh pendidikan formal dan pengalaman kerja terhadap peningkatan keahlian auditor di Inspektorat se-Provinsi Kepulauan Riau. Tingkat kualifikasi profesi dan pengembangan profesional berkelanjutan berpengaruh terhadap peningkatan keahlian auditor di Inspektorat se-Provinsi Kepulauan Riau. Sedangkan pada uji F pendidikan formal, pengalaman kerja, tingkat kualifikasi profesi dan pengembangan pendidikan berkelanjutan tidak terdapat pengaruh secara bersama-sama terhadap peningkatan keahlian auditor di di Inspektorat seProvinsi Kepulauan Riau. Dan nilai Adjusted R square sebesar 9,1% keahlian dapat dijelaskan oleh pendidikan formal, pengalaman kerja, tingkat kualifikasi profesi dan pengembangan profesional berkelanjutan.
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)
2
BAB I.PENDAHULUAN Menurut Mardiasmo (2002:189) untuk pengembangan pemerintah yang baik ( good governance) terdapat tiga aspek yaitu pengawasan, pengendalian dan pemeriksaan. Pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak luar eksekutif, yaitu masyarakat dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) mengawasi kinerja pemerintah. Pengendalian adalah mekanisme yang dilakukan oleh eksekutif pemerintah untuk menjamin dilaksanakannya sistem dan kebijakan manajemen sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Sedangkan pemeriksaan (audit) adalah kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki indenpedensi dan kompetensi professional untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Terkait dengan pengawasan dan pemeriksaan diatas pengelolaan keuangan di Indonesia, khususnya Provinsi Kepulauan Riau dilakukan oleh auditor pemerintah yang sekarang ini dikenal dengan sebutan Inspektorat. Inspektorat merupakan suatu lembaga pengawasan dilingkungan pemerintah daerah, mempunyai peran yang sangat penting dalam melakukan proses pembinaan dan pengendalian terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah untuk kemajuan dan keberhasilan pemerintah daerah. Saat ini, masih ada daerah dalam penyelenggaraan pemerintahannya belum sesuai dengan tatakelola pemerintahan yang baik. Banyak terjadinya kasus disejumlah daerah yang berkaitan dengan masalah korupsi, ketidakberesan, penyalahgunaan wewenang dan jabatan, pelanggaran dan masih banyak lagi kasus lainnya. Hal ini seharusnya menjadi perhatian dan pertimbangan penting auditor dan pimpinan yang melakukan fungsi pengawasan dilingkungan pemerintah daerah. Dalam mencapai keinginan dan harapan tersebut setiap pekerjaan audit yang dilaksanakan harus terkoordinasi dengan baik antara fungsi pengawasan dengan berbagai fungsi aktivitas, kegiatan, ataupun program yang dijalankan pemerintah daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Untuk itu diperlukan auditor yang kompeten didukung oleh pendidikan formal berkompetensi akuntansi serta masa kerja auditor. Disamping pendidikan formal dan pengalaman kerja, tingkat kualifikasi profesi juga mempengaruhi keahlian auditor. Dimana seorang auditor harus mempunyai wawasan yang luas dan mendalam atas segala kegiatan yang diperiksanya. Kenyataannya masih banyak auditor intern yang buta akan seluk beluk kegiatan yang akan diperiksanya, sehingga kadang-kadang auditor menghabiskan waktu hanya untuk mengenali objek yang akan diperiksa. Tentunya hal ini akan menurunkan kualitas kerja auditor. Oleh karena, itu perlu dilakukannya langkah-langkah seperti pendidikan profesi auditor (PPA) serta memiliki dokumen sertifikasi. Dalam International Education Standards (IES) 7, pengembangan Profesional berkelanjutan/Continuing Professional Development (CPD) yang berlaku efektif mulai 01 Januari 2006 seluruh akuntan profesional diharuskan untuk mempromosikan pentingnya pengembangan berkelanjutan kompetensi akuntan dan komitmen untuk belajar seumur hidup bagi seluruh akuntan professional. Pengembangan professional berkelanjutan ini harus
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)
3
relevan dengan pengembangan aspek keprofesiannya, serta profesi juga harus membangun proses yang sistematis. 1.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah pendidikan formal berpengaruh terhadap peningkatan keahlian para auditor di Inspektorat se-Provinsi Kepulauan Riau? 2. Apakah pengalaman kerja berpengaruh terhadap peningkatan keahlian para auditor di Inspektorat se-Provinsi Kepulauan Riau? 3. Apakah tingkat kualifikasi profesi berpengaruh terhadap peningkatan keahlian para auditor di Inspektorat se-Provinsi Kepulauan Riau? 4. Apakah pengembangan profesional berkelanjutan berpengaruh terhadap peningkatan keahlian para auditor di Inspektorat seProvinsi kepulauan riau? 5. Apakah pendidikan formal, pengalaman kerja, tingkat kualifikasi profesi dan pengembangan Profesional berkelanjutan berpengaruh terhadap peningkatan keahlian para auditor se-Provinsi Kepulauan Riau? 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan dari latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pengaruh pendidikan formal terhadap peningkatan keahlian para auditor di Inspektorat se-Provinsi Kepulauan Riau? 2. Mengetahui pengaruh pengalaman kerja terhadap peningkatan keahlian para auditor di Inspektorat se-Provinsi Kepulauan Riau? 3. Mengetahui pengaruh tingkat kualifikasi profesi terhadap peningkatan keahlian para auditor di Inspektorat se-Provinsi Kepulauan Riau? 4. Mengetahui pengaruh pengembangan profesional berkelanjutan terhadap peningkatan keahlian para auditor di Inspektorat seProvinsi kepulauan riau? 5. Mengetahui pengaruh pendidikan formal, pengalaman kerja, tingkat kualifikasi profesi dan pengembangan Profesional berkelanjutan berpengaruh terhadap peningkatan keahlian para auditor se-Provinsi Kepulauan Riau. 1.3 Batasan Masalah Untuk mendapatkan hasil yang terarah, jelas dan sesuai dengan harapan maka penelitian ini mempunyai batasan yang ditetapkan yaitu menjelaskan tentang pengaruh pendidikan formal, pengalaman kerja, tingkat kualifikasi profesi dan pengembangan profesional berkelanjutan terhadap peningkatan keahlian auditor pada Inspektorat se-Provinsi Kepulauan Riau yang terdiri dari Inspektorat Provinsi Kepulauan Riau, Inspektorat Kota Tanjungpinang, Inspektorat Kota Batam Inspektorat Kabupaten Bintan dan Inspektorat Kabupaten Karimun.
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Formal Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (2011:150.1-150.2) terdiri atas sepuluh standar yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok dasar, yaitu : 1. Standar Umum. 2. Standar pekerjaan lapangan. 3. Standar pelaporan. Standar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu pekerjaan, dan berbeda dengan standar yang berkaitan dengan pelaksanaa pekerjaan lapangan dan pelaporan. Standar umum pertama berbunyi “Audit boleh dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor” disini menegaskan bahwa tingginya kemampuan dalam bidang lain termasuk bisnis dan keuangan, ia tidak dapat memenuhi persyaratan yang dimaksud dalam standar auditing ini jika tidak memiliki pendidikan yang memadai dalam bidang auditing. Pencapaian keahlian seorang auditor harus mempunyai pengetahuan yang tinggi dalam bidang audit,. Pengetahuan ini biasanya didapat dari pendidikan formal yang dapat diperoleh melalui perguruan tinggi, yaitu fakultas ekonomi jurusan akuntansi negeri (PTN) atau swasta (PTS). 2.2 Pengalaman Kerja Pengalaman menjadi indikator penting bagi kualifikasi professional bagi seorang auditor (AU Seksi 110 paragraf 04 ). Keahlian yang dimiliki auditor yang diperolah dari pendidikan formal maupun nonformal harus terus menerus ditingkatkan. Salah satu sumber peningkatan keahlian auditor dapat berasal dari pengalaman-pengalaman dalam bidang audit dan akuntansi. Pengalaman tersebut dapat diperoleh melalui proses yang bertahap pelaksanaan tugas-tugas auditor dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pengembangan keahlian auditor. Pengalaman (Experience) menurut Cascio (1995:260) dalam Fadliah Nasaruddin (2008) adalah seberapa lama seseorang mengetahui/bertukar pengetahuan dengan orang lain untuk bisa melaksanakan pekerjaannya secara efektif. Dalam artikel yang sama Indris Saputra (2002) mengemukakan bahwa pengalaman membuat seseorang dapat meningkatkan pengetahuan teknis maupun keterampilan kerja dengan mengamati orang lain, meniru dan melakukan sendiri pekerjaan yang ditekuni. Knoers dan Hadianto (1999) dalam Asih (2006:12) mengatakan bahwa pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan penambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Dalam artikel yang sama Purnamasari (2005) memberi kesimpulan bahwa seorang yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya : 1) mendeteksi kesalahan, 2) memahami kesalahan dan 3) mencari penyebab munculnya kesalahan.
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)
5
2.3 Tingkat Kualifikasi Profesi Dalam Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Negara Republik Indonesia Nomor 01 tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara mengenai Pernyataan Standar Pemeriksaan nomor 09 dikatakan bahwa : Tenaga ahli intern yang membantu pelaksanaan tugas pemeriksaan menurut standar pemeriksaan harus memiliki kualifikasi atau sertifikasi yang diperlukan dan berkewajiban untuk memelihara kompetensi profesional dalam bidang keahlian mereka, tetapi tidak diharuskan untuk memenuhi persyaratan pendidikan berkelanjutan. Akan tetapi pemeriksaan yang menggunakan hasil pekerjaan tenaga ahli intern dan ekstern harus yakin bahwa tenaga ahli tersebut dapat memenuhi kualifikasi dalam bidang keahlian mereka dan harus mendokumentasikan keyakinan mereka. Sertifikasi profesional auditor merupakan suatu pengakuan yang diberikan oleh suatu organisasi terhadap auditor yang telah mewujudkan pelaksanaan pekerjaan sesuai standar profesi yang telah ditetapkan organisasi. Keahlian auditor juga dipengaruhi oleh tingkat kualifikasi yang dimilikinya. Kualifikasi auditor adalah pendidikan kusus yang dijalani oleh auditor untuk memperoleh suatu keahlian yang diperlukan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Mengacu kepada tugas dan fungsi auditor Sawyer (2005) dalam Zulkifli Albar (2009) menyatakan bahwa seorang auditor harus mempunyai kualifikasi sebagai berikut : 1. Mempunyai kesanggupan teknis dan pendidikan memadai dibidang auditing. 2. Mempunyai kemampuan dibidang hubungan antar manusia. 3. Jujur, independen, objektifitas, tegas dan bertanggungjawab, berani serta bijaksana. 4. Menguasai operasional bidang yang diperiksa. 2.4 Pengembangan Profesional Berkelanjutan(Continuing Professional Development/CPD) Dalam peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Negara Republik Indonesia Nomor 01 tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara mengenai Pernyataan Standar Pemeriksaan: 01) Standar Umum diuraikan mengenai persyaratan pendidikan berkelanjutan. 06) Pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan menurut standar pemeriksaan harus memelihara kompetensinya melalui pendidikan profesional berkelanjutan. 07) Organisasi pemeriksa bertanggungjawab untuk memastikan bahwa pemeriksa memenuhi persyaratan pendidikan berkelanjutan tersebut dan harus menyelenggarakan dokumentasi tentang pendidikan yang sudah diselesaikan. 08) Pendidikan profesional dimaksud dapat mencakup topik seperti : perkembangan mutakhir dalam perkembangan metodologi dan standar pemeriksaan, prinsip akuntansi, penilaian atas pengendalian intern, prinsip manajemen atau supervise, pemeriksaan atas sistem informasi, sampling pemeriksaan, analisis laporan keuangan, manajemen keuangan, statistik, disain evaluasi dan analisis data. International Federation of Accountants (IFAC) mengeluarkan tujuh Standar Pendidikan Internasional (International Education Standards/IES). Pada point ketujuh
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)
6
disebutkan tiga jenis pendekatan dalam pelaksanaan pengembangan profesional berkelanjutan adalah : 1. Input Based Approach, dengan menentukan jumlah tertentu aktivitas pembelajaran yang dipertimbangkan secara tepat untk dapat mengembangkan dan menjaga kompetensi akuntan. Akuntan diwajibkan untuk, a) memenuhi paling tidak 120 jam atau unit pembelajaran yang setara dari aktivitas pengembangan profesional yang relevan setiap periode tiga tahun, dimana 60 jam harus dapat diverifikasi, b) memenuhi paling tidak 20 jam unit pembelajaran yang setara setiap tahun. 2. Output Based Aprroach, dengan mewajibkan akuntan untuk menunjukkan bahwa mereka telah mengembangkan dan menjaga kompetensinya. 3. Combination Approach, merupakan kombinasi dari kedua pendekatan diatas. 2.5 Keahlian Keahlian merupakan fakor utama yang harus dimilki oleh auditor, dengan keahlian dimilikinya memungkinkan tugas-tugas pemeriksaan yang dijalankan dapat diselesaikan secara baik dan hasil yang maksimal. Keahlian auditor, telah diatur dalam Standar Umum yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yaitu Standar Umum Seksi 210 yang mengatur tentang pelatihan dan keahlian auditor . Menurut Ihyaul Ulum (2009:95) keahlian adalah suatu kepandaian khusus pemeriksa yang diakui mampu menggunakan teori dan praktek untuk melaksanakan potensinya. Selanjutnya, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 mater 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintahan (APIP) sebagaimana yang tercantum dalam diktum kedua menegaskan bahwa standar audit APIP wajib dipergunakan sebagai acuan bagi seluruh APIP untuk melaksanakan audit sesuai dengan mandat audit masing-masing, dalam rangka peningkatan kualitas auditor pada saat melakukan pemeriksa. Kerangka Pemikiran Pendidikan formal
auditor (X1) Pengalaman kerja auditor (X2) Keahlian auditor (Y) Tingkat kualifikasi auditor (X3) Continuing Professional Development auditor (X4)
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)
7
Hipotesis H1 = Pendidikan formal berpengaruh terhadap peningkatan keahlian auditor. H2 = Pengalaman kerja berpengaruh terhadap peningkatan keahlian auditor. H3 = Tingkat kualifikasi berpengaruh terhadap peningkatan keahlian auditor. H4 = Pengembangan profesional berkelanjutan berpengaruh terhadap peningkatan keahlian auditor. H5 = Terdapat pengaruh antara pendidikan formal, pengalaman kerja, tingkat kualifikasi dan pengembangan profesional berkelanjutan dengan keahlian auditor. BAB III.METODE PENELITIAN Defenisi Operasional Pendidikan Formal Pendidikan formal biasanya memiliki jenjang tertentu dan mendapatkan bukti berupa ijazah. Dengan memiliki pendidikan formal yang baik menunjukkan akan semakin baiknya kemampuan yang dimiliki oleh auditor. Pendidikan merupakan modal dalam pencapaian kompetensi yang dimiliki auditor. Pengalaman Kerja Knoers dan Hadianto (1999) dalam Asih (2006:12) mengatakan bahwa pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan penambahan pekembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Jika auditor telah memiliki pengalaman kerja dalam bidang audit sebelumnya, maka akan memberikan nilai tambah kepada auditor tersebut. Tingkat Kualifikasi Profesi Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No.179/U/2001 tentang penyelenggaraan pendidikan akuntansi dan bergelar akuntan (Akt). Kualifikasi atau sertifikasi keahlian harus dimiliki oleh seorang auditor, karena hal ini merupakan modal bagi auditor.Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) merupakan pendidikan profesi yang ada di Indonesia, yang merupakan pendidikan lanjutan bagi para lulusan program studi akuntansi. Pengembangan Profesional Berkelanjutan/Continuing Profesional Development (CPD) Seiring dengan perkembangan teknologi maka auditor mengikuti perkembangan-perkembangan yang berkaitan dengan profesinya dan peraturan-peraturan pemerintah. Baik yang diadakan Kantor Akuntan Publik (KAP) sendiri, oleh IAPI atau diseminar dan lokakarya. Menutut Cheng et.al (2009) dalam Rima Dewi Pradita (2010) cara yang cepat dengan biaya yang efektif unuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan profesional auditor adalah continuing profesional development (CPD). Keahlian Auditor
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)
8
Keahlian merupakan faktor utama yang harus dimilki oleh auditor. Dengan keahlian yang dimilikinya memungkinkan tugastugas pemeriksaan yang dijalankan dapat diselesaikan secara baik dan hasil yang maksimal. Keahlian auditor, telah diatur dalam Standar Umum yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yaitu Standar Umum Seksi 210 yang mengatur tentang pelatihan dan keahlian auditor . Menurut Ihyaul Ulum (2009:95) keahlian adalah suatu kepandaian khusus pemeriksa yang diakui mampu menggunakan teori dan praktek untuk melaksanakan potensinya. 3.1 Populasi Menurut Sangadji dan Sopiah (2010:185) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek dan objek dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut I Made Wirartha (2006:232) populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yaitu objek yang akan diteliti. Bedasarkan pengertian tersebut populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah para auditor yang ada dikantor Inspektorat Se-Provinsi Kepulauan Riau. 3.2 Sampel Menurut Sangadji dan Sopiah (2010:186) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut I Made Wirartha (2006:23) sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap dapat menggambarkan populasi.Teknik Pengambilan sampel yang dikemukan oleh Yamane (1973) dalam Supramono dan Intyas Utami (2004:56) adalah :
n =
N 1 + Nd
2
Keterangan : n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi d = Persentase ketidaktelitian 3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan digunakan didalam penelitian ini adalah : 1. Pengamatan, yaitu sebagai teknik pengumpulan data yang terarah dan sistematis tanpa adanya pertanyaan dan komonikasi dengan individu-individu yang diteliti yang sesuai dengan prosedur dan aturan-aturan yang telah ditetapkan. 2. Kuesioner, yaitu dengan memberikan daftar pertanyaan (kuesioner) yang langsung dibagikan kepada auditor (responden) di Inspektorat Se-Provinsi Kepulauan Riau, yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku di Inspektorat Se-Provinsi Kepulauan Riau. Kuesioner dalam penelitian ini diadopsi dari kuesioner penelitian Rima Dewi Pradita (2010). Dengan Skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur data adalah skala likert 5 point, mulai dari interval 1 hingga 5, mulai dari 1 (sangat tidak setuju), 2 (tidak setuju), 3 (netral), 4 (setuju), 5 (sangat setuju), menurut Sangadji dan Sopiah (2010:248). 3.3.1 Uji Kualitas Data Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)
9
3.3.1.1 Uji Validitas Validitas adalah mengukur kecermatan instrument, yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Peneliti harus memeriksa keabsahan (validitas) alat-alat yang digunakan dalam penelitian. Didalam peelitian ini uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai correlated Item-Total correlated pada setiap butir pertanyaan dengan nilai rtabel. Jika nilai correlated ItemTotal correlated (r hitung) > nilai rtabeldan nilainya positif, maka butir pertanyaan setiap variabel penelitian dinyatakan valid menurut Ghozali (2006:46). Pengujian validitas instrument dilakukan dengan menggunakan Statistical Package for Social Science (SPSS), Kriteria instrument :r hitung > r tabel (valid) dan r hitung < r tabel ( tidak valid) 3.3.1.2 Reabilitas Ghozali (2006:42) menyatakan bahwa pengukuran reabilitas dapat dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : 1. Repeated atau pengukuran ulang dilakukan dengan cara memberikan kuesioner (pertanyaan) yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah responden tetap konsisten jawabannya. 2. One shot atau pengukuran sekali saja dilakukan dengan cara hanya sekal saja kuesioner diberikan kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Dalam penelitian ini kuesioner (pertanyaan) menggunakan metode One Shot atau pengkurusan sekali saja, sedangkan untuk pengujian reabilitasnya menggunakan uji statistik Croanbach Alpha dengan Statistical Package for Social Science (SPSS). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach alpha (α) > dari 0,60 atau 60% menurut Nunnally (1967) dalam Ghozali (2006:42). 3.4 Teknik Analisis Data Transform Data Untuk menganalisis lebih lanjut membutuhkan perhitungan matematis oleh karena itu skala pengukuran data yang dibutuhkan minimal berskala interval. Jika data yang dianalisis berskala ordinal maka perlu ditranformasi terlebih dahulu menjadi skala interval (waryanto dan Millafati, 2006) dalam Reza (2008). Skala ordinal perlu ditanformasi menjadi skala interval sehingga dapat diketahui jaraknya. Metode tranformasi yang digunakan adalah Methode Of Successive Interval (Hays, 1976) dalam Reza (2008). Suatu daftar pertanyaan biasanya menghasilkan data ordinal misalnya dengan skala likert dimana tidak menunjukkan perbandingan antar jawaban secara nyata, dengan data interval perbandingan antara jawaban yang sebenarnya akan terlihat tajam. Mengacu kepada tujuan dan hipotesis penelitian ini, alat analisis yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini adalah : Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan suatu metode atau caracara yang digunakan untuk meringkas dan mendata dalam bentuk tabel, grafik atau ringkasan numerik data. Statistik deskriptif Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)
1 0
dalam penelitian ini menggambarkan data demografi terhadap keadaan auditor yang sebenarnya. Pada analisis ini akan diungkapkan mengenai jumlah sampel, nilai rata-rata (mean), minimum , maxmum, dan standar deviasi. 3.4.1 Uji Asumsi Klasik 3.4.1.1 Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear antara variabel independen dengan variabel lainnya karena dalam penelitian ini menggunakan lebih dari satu variabel, yang dapat dilakukan dengan melihat Variance Inflanting Factor (VIP) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model tersebut dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas.VIP = 1 / Tolerance, jika VIF = 10 maka 1 / 10 = 0,1 menurut Ghozali (2005:91) .Dalam regresi yang baik seharusnya tidak terjadi multikolinieritas antara variabel independen. 3.4.1.2 Uji Heteroskedastisidas Heteroskedastisitas atau perbedaanvarianresidual atau penganggu suatu periode pengamatan-pengamatan mengakibatkan kemampuan prediksi dari koefisien dalam model menjadi tidak efisien dan tidak memiliki banyak keberartian. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadinya heteroskedastisidas, maka regresi harus homokesditisidas atau memiliki persamaan varian residual atau penganggu suatu periode pengamatan dengan pengamatan lainnya. Untuk mengetahui apakah terjadi heteroskedastisitas atau homokesditisidas dapat dilihat dari scatter plot dengan grafik plot. Menurut Ghozali (2005:105) dasar analisis yang digunakan : 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas , serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3.4.1.3 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residual atau penganggu memiliki distribusi normal Ghozali(2005:30).Sebaiknya data yang digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal, yang dapat diuji dengan menggunakan uji statistik nonparametric Kolmogrov-Smirnov (K-S) dengan cara menciptakan unstandardized residual. H0 adalah data terditribusi normal dan HA adalah data terditribusi tidak normal. Jika probabilitas (asymp.sig) > 0,05 maka H0 diterima (data terdistribusi normal) dan jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak( data terdistribusi tidak normal). 3.5 Koefisien Determinan (R2) Koefisien determinan (R2) adalah bagian dari keragaman total variabel terkait Y (variabel yang dipengaruhi atau dependent) yang diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X (variabel yang mempengaruhi atau independent) menurut Suharyadi dan Purwanto (2009:162). Berdasarkan defenisi Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)
1 1
tersebut jadi koefisien determinan (R2) merupakan kemampuan variabel independen memengaruhi variabel dependen. Semakin besar koefisien determinan menunjukkan semakin baik kemampuan variabel independen menerangkan variabel dependen. 3.6 Pengujian Hipotesis 3.6.1 Uji F Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (pendidikan formal, pengalaman kerja, tingkat kualifikasi dan CPD) secara bersama-sama(simultan) terhadap variabel dependen (keahlian auditor). Besar tingkat signifikan (α) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5% atau α = 0,05 dengan kriteria pengujian: H0 diterima apabila Fhitung ≤ Ftabel dan H0 ditolak apabila Fhitung> Ftabel. 3.6.2 Uji t Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dari masing-masing variabel independen (pendidikan formal, pengalaman kerja, tingkat kualifikasi dan CPD) secara parsial terhadap variabel dependen (keahlian auditor). Besar tingkat signifikan (α) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5% atau α = 0,05, sedangkan besarnya nilai derajat kebebasan (dk) dicari dengan rumus n-1-k dimana n adalah besarnya sampel dan k adalah banyaknya variabel independen dengan kriteria pengujian : H0 diterima apabila t hitung≤t tabel dan H0 ditolak apabila t hitung>t tabel 3.7 Analisis Regresi Berganda Regresi linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh dalam penelitian yang memiliki lebih dari satu variabel independen (Uyanto, 2006:243).Model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah : Y = β0 + β1 X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e Keterangan : Y : Keahlian Auditor X1 : Pendidikan formal X2 : Pengalaman kerja X3 : Tingkat kualifikasi profesi X4 : Continuing professional development (CPD) b1, b2, b3, b4 : Koefisien regresi e : eror (5%), dengan signifikan (95%) β0 : Konstanta BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji validitas terhadap 54 responden atas pertanyaan yang digunakan untuk masing-masing variabel adalah valid, hasil uji reabilitas untuk masing-masing item pertanyaan terhadap veriabel adalah reliabel.Hasil uji normalitas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini data terdistribusi normal dan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi multikoloniearitas ataupun heteroskedastisidas. Data yang didapat dari Inspektorat Kabupaten Bintan, Inspektorat Kabupaten Karimun, Inspektorat Kota Batam, Inspektorat Kota Tanjungpinang dan Inspektorat Provinsi Kepulauan Riau diolah menggunakan SPSS 17.0 maka hasil pengolahan hipotesis sebagai berukut : Tabel 4.1 Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)
1 2
Hipotesis
Hasil Analisis Hipotesis Keterangan
H1
Ditolak/ diterima Ditolak
Pendidikan formal berpengaruh terhadap peningkatan keahlian auditor H2 Pengalaman kerja berpengaruh Ditolak terhadap peningkatan keahlian auditor H3 Tingkat kualifikasi profesi Diterima berpengaruh terhadap peningkatan keahlian auditor H4 Continuing professional development Diterima berpengarruh terhadap peningkatan keahlian auditor H5 Pendidikan formal, pengalaman Ditolak kerja, tingkat kualifikasi profesi dan pengembangan profesional berkelanjutan berpengaruh terhadap peningkatan keahlian auditor Sumber : Data Olahan, 2013 Dilihat dari tabel 4.1 bahwa hipotesis variabel independen yaitu pendidikan formal,dan pengalaman kerja terhadap variabel dependen ditolak karena variabel PFORMAL atau pendidikan formal memiliki nilai thitung < ttabel (0,597< 1,676). Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Rima (2010) bahwa pendidikan formal tidak bepengaruh terhadap kualitas auditor. Hal ini juga didukung dengan hasil penelitian Zulkifli (2009) bahwa tingkat pendidikan tidak mempengaruhi kinerja auditor. Ini menunjukkan bahwa pendidikan formal akuntansi dirasa masih kurang memadai sebagai penunjang kompetensi pada peningkatan keahlian auditor. Variabel PKERJA atau pengalaman kerja memiliki nilai thitung < ttabel (0,167<1,676 ) ini menunjukkan bahwa antara pengalaman kerja tidak terdapat pengaruh terhadap peningkatan keahlian auditor. Hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan hasil penelitian Astuti (2012) yang menyatakan bahwa pengalaman kerja mempengaruhi keahlian pemeriksa dan didukung dengan hasil penelitian Rima (2010) yang menyatakan bahwa pengalaman kerja dan kualitas auditor memiliki hubungan yang positif. Selanjutnya hipotesis variabel PROFESI atau variabel tingkat kualifikasi profesi terhadap keahlian auditor dapat diterima karena memiliki nilai thitung > ttabel (1,788>1,676), hal ini mejelaskan bahwa sertifikasi profesi merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan keahlian auditor yang menunjang kinerja auditor. Hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan analisis hipotesis Rima (2010) yang menyatakan bahwa tingkat kualifikasi profesi auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas auditor. Variabel CPD atau pengembangan profesional berkelanjutan /continuing professional development (CPD) perbandingan perhitungannya thitung < ttabel (1,705<1,676) ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pengembangan profesional berkelanjutan terhadap peningkatan keahlian auditor. Hal ini didukung dengan Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)
1 3
hasil penelitian Rima (2010) yang menyatakan bahwa continuing professional development berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor. Berdasarkan hasil uji F dapat diketahui bahwa hipotesis variabel Pendidikan formal, pengalaman kerja, tingkat kualifikasi profesi dan pengembangan profesional berkelanjutan berpengaruh terhadap peningkatan keahlian auditor ditolak karena nilai fhitung < ftabel (2,332 > 2,56) maka variabel ini tidak berpengaruh terhadap peningkatan keahlian auditor secara silmutan. persamaan regresinya yang disajikan sebagai berikut : Y = 2,311 – 0,75 PFORMAL_X1 + 0,23 PKERJA_X2 + 0,232 PROFESI_X3 + 0,162 CPD_X4 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Secara parsial pendidikan formal tidak mempengaruhi peningkatan keahlian auditor pada Inspektorat Provinsi kepulauan Riau, Inspektorat Kota Tanjungpinang, Inspektorat Kota Batam, Inspektorat Kabupaten Bintan dan Inspektorat Kabupaten Karimun. Ini menunjukkan bahwa pendidikan formal akuntansi dirasa masih kurang memadai sebagai penunjang kompetensi pada peningkatan keahlian auditor. 2. Secara parsial pengalaman kerja tidak mempengaruhi peningkatan keahlian auditor pada Inspektorat Provinsi kepulauan Riau, Inspektorat Kota Tanjungpinang, Inspektorat Kota Batam, Inspektorat Kabupaten Bintan dan Inspektorat Kabupaten Karimun. Artinya bahwa seorang auditor tidak berarti mempunyai pengalaman kerja sebagai auditor. 3. Secara parsial tingkat kualifikasi profesi mempengaruhi peningkatan keahlian auditor pada Inspektorat Provinsi kepulauan Riau, Inspektorat Kota Tanjungpinang, Inspektorat Kota Batam, Inspektorat Kabupaten Bintan dan Inspektorat Kabupaten Karimun. Ini menunjukkan seorang auditor harus memiliki sertifikasi profesi yang berarti bahwa auditor mempunyai keahlian profesi. 4. Secara parsial pengembangan profesional berkelanjutan mempengaruhi peningkatan keahlian auditor pada Inspektorat Provinsi kepulauan Riau, Inspektorat Kota Tanjungpinang, Inspektorat Kota Batam, Inspektorat Kabupaten Bintan dan Inspektorat Kabupaten Karimun. Artinya auditor dituntut untuk selalu mengikuti edukasi dan pelatihan dalam pengembangan profesional berkelanjutan serta harus relevan dengan pengembangan aspek keprofesiannya 5. Secara simultan tidak terdapat pengaruh antara pendidikan formal,pengalaman kerja, tingkat kualifikasi profesi dan pengembangan profesional berkelanjutan terhadap peningkatan keahlian auditor pada Inspektorat Provinsi kepulauan Riau, Inspektorat Kota Tanjungpinang,
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)
1 4
Inspektorat Kota Batam, Inspektorat Kabupaten Bintan dan Inspektorat Kabupaten Karimun. 5.2 Keterbatan Didalam proses penelitian ini hingga dapat menghasilkan kesimpulan, ditemui beberapa keterbatan pada penelitian adalah : 1. Data yang ada dalam penelitian ini dihasilkan dari instrument yang mendasarkan pada persepsi sebagai jawaban yang berupa kuesioner,sehingga hal ini menimbulkan masalah apabila responden tidak jujur dalm memberikan jawaban yang menyebabkan jawaban akan berbeda dari kenyataan. 2. Penelitian ini hanya meneliti lingkup auditor yang bekerja pada Inspektorat Provinsi kepulauan Riau, Inspektorat Kota Tanjungpinang, Inspektorat Kota Batam, Inspektorat Kabupaten Bintan dan Inspektorat Kabupaten Karimun saja. 5.3 Saran 1. Variabel yang mempengaruhi keahlian auditor dalam penelitian ini adalah hanya terbatas pada variabel tingkat kualifikasi profesi dan pengembangan profesional berkelanjutan saja. Oleh karena itu peneliti mengharapkan partisipasi aktif kepada peneliti selanjutnya untuk menemukan faktor-faktor lain yang mempengaruhi keahlian auditor. 2. Dalam penelitian ini hanya menggunakan sampel auditor yang bekerja pada Inspektorat Provinsi kepulauan Riau, Inspektorat Kota Tanjungpinang, Inspektorat Kota Batam, Inspektorat Kabupaten Bintan dan Inspektorat Kabupaten Karimun saja sehingga hasil dan kesimpulan penelitian initidak dapat digeneralisasi untuk seluruh auditor internal yang ada pada instansi pemerintah di Indonesia. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk memperluas cakupan wilayah penelitiannya agar mendapatkan hasil yang semakin akurat. 3. Data yang ada dalam penelitian ini dihasilkan dari instrument yang mendasarkan pada persepsi sebagai jawaban, sehingga hal ini menimbulkan masalah apabila responden tidak jujur dalam memberikan jawaban yang menyebabkan jawaban akan berbeda dari kenyataan. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan teknik wawancara langsung kepada auditor. DAFTAR PUSTAKA Asih, 2006. Pengaruh Pengalaman Terhadap Peningkatan Kualitas Auditor Dalam Bidang Audit, Jawa Barat Astuti, 2012. Pengaruh Lamanya Bekerja, Banyaknya Tugas Pemeriksa dan Pelatihan Yang diikuti Pemeriksa Terhadap Peningkatan Keahlian Para Pemeriksa Pada Inspektorat Kepulauan Riau, Inspektorat Kepulauan Riau Albar, Zulkifli, 2009. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan, Sistem Reward, Pengalaman dan motivasi Auditor Terhadap Kinerja Auditor. Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Penerbit Erlangga: Jakarta. Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)
1 5
Dewi, Pradita, Rima, 2010. Hubungan antara Kualitas Auditor dan Human Capital di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Ghozali. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Progam SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang Ghozali. 2008. Konsep Dan Aplikasi Dengan Program AMOS 16.0, Badan Penerbit Universitas diponegoro: Semarang Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Bumi Aksara: Jakarta Mulyadi. 2002. Auditing.Edisi 6. Salemba Empat: Jakarta Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Andi Yogyakarta: Yogyakarta Nasaruddin, Fadliah, 2008. Pengaruh Pendidikan, Pelatihan dan Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Penyajian Informasi Akuntansi, Sulawesi Selatan Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Negara Republik Indonesia Nomor 01 tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara mengenai Pernyataan Standar Pemeriksaan nomor 09 Peraturan Gubernur Kepulauan Riau Nomor 21 tahun 2012 tentang tugas pokok, fungsi dan uraian tugas Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja dan lembaga lain Provinsi Kepulauan Riau Peraturan Menteri Negara Pendayagunan Aparatur Negara Nomor: Per/05/M.PAN/03/2008 tentang standar audit aparat pengawas intern pemerintah Peraturan Walikota Batam Nomor 29 Tahun 2010, tentang uraian tugas pokok dan fungsi Inspektorat Kota Batam Peraturan Walikota Tanjungpinang Nomor 42 Tahun 2012 tentang perubahan atas Peraturan Nomor 15 Tahun 2009 tantang uraian tugas pokok dan fungsi organisasi dan tata kerja Inspektorat daerah kota Tanjungpinang Renyowijoyo, Muindro. 2008. Akuntansi Sektor Publik Organisasi Non Laba. Edisi 1 Mitra Wacana Media: Jakarta Reza, Muhammad. 2008, Pengaruh Mutasi dan Promosi Jabatan Terhadap pengembangan Karir Pegawai (Studi Kasus Kejaksaan Tinggi Jawa Barat) Sangadji dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. Andi Yogyakarta: Yogyakarta Suharyadi dan Purwanto S.H. 2009. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Edisi2. Salemba Empat: Jakarta Sukrisno, Agoes. 2012. Auditing 2.Edisi 4. Salemba Empat: Jakarta Sukrisno, Agoes. 2004. Auditing ( Pemeriksa Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik ). Edisi 3. Lembaga Penerbit Fakultas Eknomi Supramono dan Intyas. 2004. Desain Proposal Penelitian Akuntansi dan Keuangan. Andi Offset: Yogyakarta Supranto. 2008. Statistik Teori Dan Aplikasi.Edisi 7. Erlangga: Jakarta Trihendardi. 2011. Langkah Mudah Melakukan Analisis menggunakan SPSS. Andi Yogyakarta: Yogyakarta Ulum Ihyaul. 2009. Audit Sektor Publik. PT Bumi Aksara: Jakarta Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)
1 6
Wirartha. I Made. 2006. Metodelogi Penelitian Sosial Ekonomi. Andi Offset: Yogyakarta LAMPIRAN Hasil Uji Validitas Varibel Penelitian Pendidikan Formal (X1)
Pengalaman Kerja (X2)
Tk. Kualifikasi Profesi (X3)
CPD (X4)
Keahlian Auditor (Y)
Alat Ukur Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17
r hitung 0,528 0,805 0,509 0,640 0,723 0.472 0,752 0,872 0,715 0,593 0,650 0,680 0.516 0,275 0,659 0,747 0,660
r tabel 0,268 0,268 0,268 0,268 0,268 0,268 0,268 0,268 0,268 0,268 0,268 0,268 0,268 0,268 0,268 0,268 0,268
Keterangan
Jumlah Pertanyaan 3 3 3 5
Cronbach Alpha .830 .794 .773 .890
Keterangan
3
.772
Reliabel
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Data Olahan SPSS, 2013
Hasil Uji Reabilitas No
Variabel
1 2 3 4
Keahlian Auditor (Y) Pendidikan Formal (X1) Pengalaman Kerja (X2) Tk. Kualifikasi Profesi (X3) CPD (X4)
5
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber : Data Olahan SPSS, 2013
Hasil Uji Multikolinieritas Collonearity Statistics Model 1
(Constant) PFORMAL PKERJA TKKLF CPD
Tolerance
VIF
.967 .863 .825 .929
1.034 1.159 1.212 1.076
Sumber : Data Olahan SPSS, 2013
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)
1 7
Hasil Uji Heteroskedatisidas
Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
54 .0000000 2.01049809 .139 .139 -.083 1.022 .248
Sumber : Data Olahan/Output SPSS, 2013
Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .400a .160 .091 2.09095 a. Predictors: (Constant), CPD, Pkerja, Pformal, Profesi b. Dependent Variable: Keahlian Sumber : Data Olahan/Output SPSS, 2013
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)
1 8
Hasil Uji F ANOVA Sum of Squares
Model 1
Df
Mean Square F
Sig.
Regressi 40.784 on
4
10.196
.069a
Residual 214.231
49
4.372
2.332
Total 255.016 53 a. Predictors: (Constant), CPD, Pkerja, Pformal, Profesi b. Dependent Variable: Keahlian Sumber : Data Olahan/Output SPSS, 2013
Hasil Uji t Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Model 1(Constant )
B
Standardize d Coefficient s
Std. Error
Beta
Collinearity Statistics T
Sig.
Toleran ce
VIF
2.311
2.185
1.057
.295
-.075
.126
-.079 -.597
.553
.967
1.034
Pkerja
.023
.136
.024
.167
.868
.863
1.159
Profesi
.232
.130
.258 1.788
.080
.825
1.212
.232 1.705
.094
.929
1.076
Pformal
CPD .162 .095 a. Dependent Variable: Keahlian sumber : Data Olahan/Output SPSS, 2013
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)
1 9