PENGARUH REKRUITMEN PERANGKAT DESA TERHADAP KINERJA PERANGKAT PEMERINTAH DESA DI KECAMATAN RANDUDONGKAL KABUPATEN PEMALANG
SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pancasakti Tegal
Oleh : Nama : NISA ARIFA UTAMI NPM : 2111500006 Prodi : Ilmu Pemerintahan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 2015
PENGARUH REKRUITMEN PERANGKAT DESA TERHADAP KINERJA PERANGKAT PEMERINTAH DESA DI KECAMATAN RANDUDONGKAL KABUPATEN PEMALANG
SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pancasakti Tegal
Disusun Oleh : Nama : NISA ARIFA UTAMI NPM : 2111500006 Prodi : Ilmu Pemerintahan
Disetujui :
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dra. Hj. Sri Sutjiatmi, M.Si
Drs. Djoko Suyono, M.Si
NIP. 196305271988032001
NIPY. 2451891956
ii
PENGESAHAN
PENGARUH REKRUITMEN PERANGKAT DESA TERHADAP KINERJA PERANGKAT PEMERINTAH DESA DI KECAMATAN RANDUDONGKAL KABUPATEN PEMALANG
Telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pancasakti Tegal.
Pada Hari
: Selasa
Tanggal
: 28 Juli 2015
Dewan penguji
1. Penguji I
: Dra. Hj. Sri Sutjiatmi, M.Si
2. Penguji II
: Drs. Djoko Suyono, M.Si
3. Penguji III
: Drs. H. Sana Prabowa, M.Si
iii
(...............................)
(.................................)
(.............................)
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis dalam bentuk skripsi yang berjudul : “PENGARUH REKRUITMEN PERANGKAT DESA TERHADAP KINERJA PERANGKAT PEMERINTAH DESA DI KECAMATAN RANDUDONGKAL KABUPATEN PEMALANG” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Dalam penulisan skripsi ini saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan sebagaimana mestinya. Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat dijadikan pedoman bagi yang berkepentingan, dan saya siap menanggung segala resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam karya tulis saya ini, atau adanya klaim terhadap keaslian karya tulis saya ini.
Tegal, 28 Juli 2015 Penyusun,
Nisa Arifa Utami
iv
ABSTRAK NISA ARIFA UTAMI, NPM: 2111500006. Judul: Pengaruh Rekruitmen Perangkat Desa Terhadap Kinerja Perangkat Pemerintah DesaDi Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang. Pokok permasalahan dalam penelitianini yaitu : Apakah ada pengaruh rekruitmen perangkat desa terhadap kinerja perangkat pemerintah desadi Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang. Sedangkan tujuan dalam pelaksanaan penelitian iniantara lain : 1. Untuk mengetahui rekruitmen perangkat desadi Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang. 2. Untuk mengetahui kinerja perangkat desadi Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang. 3. Untuk mengetahui pengaruh pengaruh rekruitmen perangkat desa terhadap kinerja perangkat pemerintah desadi Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang. Tipe penelitian yang digunakan adalah menggunakan penelitian kuantitatif yaitu menganalisis dengan menggunakan angka-angka. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan analisis korelasi rank spearman. Analisis data yang dipergunakan penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah menggunakan tipe penelitian penjelasan (eksplanator), penulis bermaksud memberikan gambaran maupun penjelasan dari data atau masalah yang menyangkut tentang pengaruh dua variabel yaitu rekruitmen perangkat desa terhadap kinerja perangkat pemerintah desa di Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang. Berkaitan dengan hasil penelitian tersebut, Hasil perhitungan diperoleh rs = 0,751 kemudian dikonsultasikan dengan rstabel dengan taraf signifikansi 5% N=50 diperoleh 0,235, dengan demikian diketahui bahwa rs> rstabel = 0,751>0,235, maka hipotesis penelitian diterima berbunyi “Ada pengaruh Rekruitmen Perangkat Desa Terhadap Kinerja Perangkat Pemerintah Desa di Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang” Saran penelitian ini adalah diharapkan pegawai agar memanfaatkan rekuitmen sebaik-baiknya. Karena rekuitmen pegawai yang baik maka kinerja pegawai akan lebih baik. Kata kunci : Rekuitmen dan Kinerja
v
ABSTRACT Nisa Arifa Utami, NPM: 2111500006. Title: Effect of Recruitment Tool Tool Performance Against Rural Village Government in the District Pemalang Randudongkal. The main problem in this research is: Is there any influence recruitment of village on the performance of the villages of the district government Randudongkal Pemalang. While the purpose of the implementation of this study include: 1. To determine the recruitment of the village in the district of Pemalang Randudongkal. 2. To determine the performance of the village in the district of Pemalang Randudongkal. 3. To determine the influence of the recruitment effect on the performance of the government's rural village in the district of Pemalang Randudongkal. This type of research is the use of quantitative research is to analyze the use of numbers. This research was conducted in the District Pemalang Randudongkal using data collection techniques such as questionnaires, interviews and documentation. This study using Spearman rank correlation analysis. Analysis of data used in the preparation of this paper the authors are using the type of research explanations (eksplanator), the author intends to give an overview and explanation of the data or problems concerning the influence of two variables, namely the recruitment of the village on the performance of the villages of the district government Randudongkal Pemalang. Relating to the results of these studies, results of calculations, the rs = 0.751 then consulted with rstabel with significance level of 5% was obtained 0.235 N = 50, thus it is known that rs> rstabel = 0.751> 0.235, the research hypothesis is accepted reads "There is the influence of the Village Recruitment Device performance against the village in the district government Randudongkal Pemalang " Suggestions of this study are expected employees to utilize rekuitmen well. Because of the good employees rekuitmen the employee's performance will be better. Keywords: recruitment and Performance
vi
MOTTO Bermimpilah setinggi mungkin, apabila kita meraihnya pasti kesuksesan ada pada diri kita. Belajar untuk menuntut ilmu sangatlah penting bagi kehidupan kelak. Tidak ada yang tidak mungkin untuk menjadi orang yang lebih baik. Orang berhasil bukan dari orang lain, apabila kita berusaha dan berdoa pasti kehidupan layak kita peroleh. Yakinlah itu. Orang yang kuat bukanlah orang yang pandai bergulat. Namun orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai jiwanya ketika marah ( H.R Bukhari). Bertakwalah pada Allah maka Allah akan mengajarimu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha segala sesuatu (Q.S Al Baqarah ayat 22).
Nisa Arifa Utami
vii
PERSEMBAHAN 1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Pelda. Sanusi, dan Ibunda Sri Andi Asih, yang selama ini sudah merawat dan membesarkan sampai saya berpendidikan tinggi, betapa tak ternilai kasih sayang yang diberikan beliau. Saya bangga memiliki orang tua seperti beliau. Terima kasih Bapak Ibu. 2. Adikku Bagus Kurniawan yang selalu kubanggakan. 3. Untuk tunanganku Sertu. Mohammad Baqoh Rizqon, terima kasih atas dukungan dan support buatku. 4. Dosen-dosenku yang telah menjadi kedua orangtuaku, Bu Suci, Pak Joko, Pak Sana, Pak Arif, Bu Erny, Bu Umi, Pak Agus, Pak Unggul, dan segenap jajaran TU yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas bimbingan atau nasihat-nasihat yang beliau berikan selama saya menjadi mahasiswa. 5. Almamaterku tercinta, Wulan, Yuli, Shinta, Ummu, Deby, Dian, Nova, Mika, Anna, Putri, Amelia Rizki, Amelia Oktaviani, Mizarudin, Rizal, Sendi, om Tri, Bob, Panji, Sintia, Awal, bang bud, Jonatan, Abi, Rian, Arip, Afif. Teman2ku di luar sana yang kasih support juga seperti Arief Marfyanto (Pemkot Pekalongan), Dimas (Korps AU), Indah Kurniasih (TU SMP), Riana, Mayah, Devi Anggria (Bappeda Pemalang). Terimakasih kawan-kawanku miss you all. 6. Pembaca yang Budiman
viii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan ridlo-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pancasakti Tegal. Dalam penelitian ini, penulis mengambil judul skripsi tentang ”PENGARUH REKRUITMEN PERANGKAT DESA TERHADAP KINERJA PERANGKAT PEMERINTAH DESA DI KECAMATAN RANDUDONGKAL KABUPATEN PEMALANG”. Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini banyak memperoleh bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat : 1. Ibu Dra. Hj. Sri Sutjiatmi, M.Si, selaku Pembimbing I dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pancasakti Tegal. 2. Bpk. Drs. Djoko Suyono, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Dosen Penguji yang telah banyak memberikan arahan dan petunjuk perbaikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 4. Seluruh Dosen dan Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pancasakti Tegal. 5. Seluruh Kepala Desa di Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang, beserta masyarakatnya.
ix
6. Teman-teman yang telah banyak memberikan bantuan, motivasi dan dorongan baik secara materiil maupun spirituil. Semoga segala amal dan perbuatannya mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin. Penulis juga menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik ataupun saran demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Tegal, 28 Juli2015
NISA ARIFA UTAMI NPM. 211500006
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................
iv
HALAMAN MOTO ..................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................
vi
KATA PENGANTAR ................................................................................
vii
ABSTRAK .................................................................................................
ix
ABSTRACT ...............................................................................................
x
DAFTAR ISI ..............................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xiv
DAFTAR GARFIK ....................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................
1
A.
Latar Belakang ........................................................................
1
B.
Perumusan Masalah .................................................................
7
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian ...............................................
10
D.
Hipotesis ...................................................................................
11
E.
Definisi Konsepsional .............................................................
12
F.
Definisi Operasional ................................................................
13
G.
Metode Penelitian ....................................................................
12
a.
Tipe Penelitian ...............................................................
14
b.
Populasi dan Sampel ......................................................
16
c.
Macam dan Jenis Data ...................................................
20
d.
Teknik Pengumpulan Data ............................................
21
e.
Teknik Analisa Data ......................................................
24
xi
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................
27
A.
Manajemen Sumber Daya Manusia .........................................
27
B.
Rekruitmen ...............................................................................
31
C.
Kinerja.......................................................................................
44
D.
Rekruitmen Kinerja Terhadap Kinerja Perangkat Pemdes.......
58
BAB III DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN .......................................
62
A.
Gambaran Kecamatan Randudongkal .....................................
62
B.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................
69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...........................
87
A.
Identitas Responden ................................................................
87
B.
Pembahasan .............................................................................
131
BAB V PENUTUP .....................................................................................
137
A. Kesimpulan ....................................................................................
137
B. Saran ...............................................................................................
138
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
140
LAMPIRAN-LAMPIRAN..........................................................................
142
xii
DAFTAR TABEL Tabel III.01
: Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin Desa Randudongkal.. 72
Tabel III.02
: Jumlah Penduduk berdasarkan Agama Tahun 2014 ................ 72
Tabel III.03
: Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan.................
Tabel III.04
: Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian.................... 73
Tabel III.05
: Jumlah penduduk berdasarkan Kesejahteraan sosial................. 74
Tabel III.06
: Jumlah penduduk menurut jenis kelamin Desa Semingkir....... 74
Tabel III.07
: Jumlah Penduduk berdasarkan Agama Tahun 2014.................. 74
Tabel III.08
: Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan................
Tabel III.09
: Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian.................... 75
Tabel III.10
: Jumlah penduduk berdasarkan Kesejahteraan sosial................. 76
Tabel III.11
: Jumlah penduduk menurut jenis kelamin Desa Semaya............ 76
Tabel III.12
: Jumlah Penduduk berdasarkan Agama Tahun 2014................. 76
Tabel III.13
: Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian.................... 77
Tabel III.14
: Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan...............
77
Tabel III.15
: Jumlah penduduk berdasarkan Kesejahteraan sosial...............
78
Tabel III.16
: Jumlah penduduk menurut jenis kelamin Desa Banjaranyar..... 78
Tabel III.17
: Jumlah Penduduk berdasarkan Agama Tahun 2014................
78
Tabel III.18
: Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan...............
79
Tabel III.19
: Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian...................
79
Tabel III.20
: Jumlah penduduk berdasarkan Kesejahteraan sosial...............
80
Tabel III.21
: Jumlah penduduk menurut jenis kelamin Desa Karangmoncol. 80
xiii
73
75
Tabel III.22
: Jumlah Penduduk berdasarkan Agama Tahun 2014............
80
Tabel III.23
: Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan................
81
Tabel III.24
: Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian..................
81
Tabel III.25
: Jumlah penduduk berdasarkan Kesejahteraan sosial.............
82
Tabel III.26
: Karakteristik Responden menurut jenis kelamin...................
83
Tabel III.27
: Karakteristik responden menurut umur ..................................
84
Tabel III.28
: Karakteristik responden menurut pendidikan........................85
Tabel IV.01
: Jawaban responden tentang rekruitmen perangkat desa........... 86
Tabel IV.02
: Jawaban responden tentang sosialisasi dalam rekruitmen....... 87
Tabel IV.03
: Jawaban responden tentang seleksi administratif....................
Tabel IV.04
: Jawaban responden tentang panitia menjelaskan mekanisme...88
Tabel IV.05
: Jawaban responden tentang hasil test dipaparkan....................
Tabel IV.06
: Jawaban responden tentang kepala desa penjelasan................ 90
Tabel IV.07
: Jawaban responden tentang panitia bertanggung jawab...... .....91
Tabel IV.08
: Jawaban responden tentang panitia wajib selektif...................92
Tabel IV.09
: Jawaban responden tentang bakal calon berpendidikan tinggi... 93
Tabel IV.10
: Jawaban responden tentang rekruitmen apakah baik.................93
Tabel IV.11
: Jawaban responden tentang panitia bersikap adil....................... 94
Tabel IV.12
: Jawaban responden tentang panitia dari masy setempat.............95
Tabel IV.13
: Jawaban responden tentang soal diambil sesuai pendidikan...... 96
Tabel IV.14
: Jawaban responden tentang hasil nilai sesuai test...................... 97
Tabel IV.15
: Jawaban responden tentang kepala desa adil.............................. 97
xiv
87
89
Tabel IV.16
: Jawaban responden tentang rekruitmen terjadi kecurangan....... 98
Tabel IV.17
: Jawaban responden tentang kades menyelesaikan persoalan..... 99
Tabel IV.18
: Jawaban responden tentang soal dijamin kerahasiaannya........ 100
Tabel IV.19
: Jawaban responden tentang kades perlu membuat sanksi........ 100
Tabel IV.20
: Jawaban kades berpengaruh dalam penerimaan.......................101
Tabel IV.21
: Jawaban responden tentang kades sudah melaksanakan tugas. 103
Tabel IV.22
: Jawaban responden tentang perangkat desa terjun ke masy..... 104
Tabel IV.23
: Jawaban responden tentang berkomunikasi dg masy................104
Tabel IV.24
: Jawaban responden ttg perangkat desa bertanggung jawab......105
Tabel IV.25
: Jawaban responden tentang pulang tepat waktu....................... 106
Tabel IV.26
: Jawaban responden tentang pelayanan efektif dan efisien........ 107
Tabel IV.27
: Jawaban responden tentang pelayanan memenuhi standar....... 108
Tabel IV.28
: Jawaban responden ttg perangkat desa mnngnkn bhsa baik......108
Tabel IV.29
: Jawaban responden tentang pelayanan melihat status sosial.... 109
Tabel IV.30
: Jawaban responden tentang kualitas pelayanan........................ 110
Tabel IV.31
: Jawaban responden tentang kinerja tepat sasaran..................... 111
Tabel IV.32
: Jawaban responden tentang pelayanan cepat dan tepat............112
Tabel IV.33
: Jawaban responden kades memberikan sanksi tegas................ 113
Tabel IV.34
: Jawaban responden tentang membantu pembuatan KTP/KK... 114
Tabel IV.35
: Jawaban responden tentang mampu menyelesaikan tugas....... 115
Tabel IV.36
: Jawaban responden perangkat desa memahami tugas...............116
Tabel IV.37
: Jawaban responden perangkat desa punya ketekunan.............. 117
xv
Tabel IV.38
: Jawaban responden perangkat desa memecahkan maslh.......... 117
Tabel IV.39
: Jawaban responden perangkat desa menyelesaikan pkrjaan..... 118
Tabel IV.40
: tabel penolong korelasi rank spearman..................................... 120
xvi
DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1
: Peta kecamatan Randudongkal...................................................62
Grafik 1.1
: Diagram Koofesien determinasi.................................................123
xvii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
: Pedoman Wawancara
Lampiran 2
: Surat Ijin Riset dari Fakultas
Lampiran 3
: Surat Riset Dari Kesbangpolinmas Pemalang
Lampiran 4
: Surat izin Riset dari Bappeda Pemalang
Lampiran 5
: Berita Acara Bimbingan Skripsi
Lampiran 6
: Berita Acara Ujian Skripsi
Lampiran 7
: Jawaban Responden
Lampiran 8
: Tabel Rank Spermen
xviii
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Negara Republik Indonesia sebagai negara kesatuan menganut asas
desentralisasi
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan
di
daerah,
dengan
memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Undang-undang nomor 32 tahun 2004, semakin menguatkan posisi daerah dalam upaya meningkatkan kemampuan di segala bidang, karena semua yang menyangkut kemajuan daerah diserahkan pengelolaan sepenuhnya kepada daerah, terutama Kabupaten dan Kota sebagai titik berat otonomi daerah. Berdasarkan Undang-undang No. 32 tahun 2004 yang telah disempurnakan dengan Undang-Undang No.12 Tahun 2008 tentang pemerintah daerah khusunya pasal 1 ayat 5 menyebutkan bahwa otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pemerintahan daerah perlu ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antar susunan pemerintahan dan antar pemerintahan daerah, potensi dan keanekaragaman daerah, peluang dan persaingan global dengan memberikan peluang seluas-luasnya kepada daerah disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintah.
1
2
Dalam pemberian peluang seluas-luasnya kepada daerah atau dengan kata lain pembagian kewenangan daerah terlihat jelas dalam pasal 200 ayat 1 UU No.32
Tahun
2004
menyebutkan
bahwa
dalam
pemerintahan
daerah
kabupaten/kota di bentuk pemerintahan desa terdiri dari pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa. Dan berdasarkan Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tersebut, Pemerintah mengeluarkanPP No. 72 Tahun 2005 tentang Desa, yang sekarang telah disempurnakan dengan Undang-undang No. 6 Tahun 2014, dengan demikian desa diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri yaitu otonomi desa. Menurut Widjaja (2003:165) otonomi desa merupakan otonomi yang asli, bulat dan utuh serta bukan merupakan pemberian dari pemerintah. Sebaliknya pemerintah berkewajiban menghormati otonomi asli yang dimiliki desa tersebut. Pelaksanaan otonomi desa tertera dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Dalam pasal 1 ayat 3 menerangkan bahwa pemerintah desa adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.Pada pasal 48 menyebutkan bahwa Perangkat Desa terdiri dari sekretariat Desa, pelaksana kewilayahan, dan pelaksana teknis.Perangkat desa sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 48 bertugas membantu kepala desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Seperti yang diketahui bahwa perangkat desa diangkat berdasarkan keputusan dari kepala desa. Dan Pengangkatan perangkat desa secara umum memuat tentang persyaratan calon,
3
mekanisme pengangkatan, masa jabatan, kedudukan keuangan, uraian tugas, larangan, dan mekanisme pemberhentian. Berkaitan dengan pengangkatanq perangkat desa, di setiap daerah memiliki peraturan tersendiri yang lebih rinci mengenai perangkat desa. Sesuai dengan penelitian ini, perangkat desa diluar sekretaris desa, Di Kabupaten Pemalang, tentang Perangkat Desa Lainnya,masih mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) No.72 Tahun 2005 tentang desa, berdasarkan Pasal 12 ayat (3) Peraturan Pemerintah No.72 Th.2005 tentang desa, menyebutkan bahwa Perangkat desa Lainnya terdiri dari Sekretariat Desa, pelaksana teknis lapangan, dan unsur kewilayahan. Kemudian dari acuan PP tersebut, dikeluarkanlah Peraturan Daerah Pemalang (Perda) No. 19 Th. 2006 Tentang Tata cara pengangkatan dan pemberhentian perangkat desa Lainnya. Dalam Perda tersebut yang menyatakan tentang pengangkatan perangkat desa tertera dalam Pasal 6yaitu untuk pengangkatan perangkat desa lainnya, kepala desa membentuk panitia pengangkatan yang terdiri dari unsur BPD, Perangkat desa, Pengurus Lembaga Kemasyarakatan dan tokoh masyarakat, ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. Ketentuan
lainnya
lebih
rinci,
tentang
perangkat
desa
tertuang
dalamPeraturan Daerah Pemalang (Perda) No. 19 Th. 2006 Tentang Tata cara pengangkatan dan pemberhentian perangkat desa Lainnya. Pada pasal 1 ayat (5) disebutkan bahwa Pemerintah Desa adalah Kepala desa dan perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Dalam menyelenggarakan
4
urusan-urusan tersebut kepala desa dibantu oleh perangkat desa yaitu terdiri dari sekretaris desa dan perangkat desa lainnya. Dan lebih rinci sesuai dengan penelitian ini, tentang perangkat desa lainnya, atau diluar Sekretaris Desa,bahwa perangkat desa lainnya sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (1) terdiri dari;Sekretariat desa, Pelaksana teknis lapangan, dan unsur kewilayahan. Pada Pasal 13 ayat (1)menyebutkan bahwa perangkat desa lainnyamempunyai tugas yang meliputi: a) mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data dibidang pemerintahan; b) mengumpulkan bahan dalam rangka pembinaan wilayah dan masyarakat; c)melakukan pelayanan kepada masyarakat dibidang pemerintahan; d) membantu tugas-tugas dibidang pemungutan pajak, retribusi, dan pendapatan lain-lain; e) membantu pelaksanaan tugas-tugas dibidang pertahanan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan uraian diatas, agar tugas-tugas dari perangkat desa terlaksana dengan baik maka kepala desa perlu mengangkat perangkat desa yang berkualitas. Dalam memperoleh perangkat desa yang berkompeten dan berkualitas, seluruh kepala desa di Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang menerapkan mekanisme pengangkatan perangkat desa yang tertera dalamPeraturan Kepala Desa atau Perdes pada masing-masing Desa, Tentang Tata Tertib Pengangkatan Perangkat Desa Lainnya. Mengingat kedudukan perangkat desa yang penting, diperlukan juga proses rekruitmen yang tepat, agar sistem pemerintahan desa berjalan sesuai dengan aturan. penyelenggaraan pemerintah desa seperti pada proses rekruitmen
5
perangkat desa diharapkan lebih akuntabel didukung dengan sistem pengawasan dan keseimbangan antara pemerintah desa dan lembaga desa. Perangkat desa merupakan ujung tombak dari pemerintahan daerah yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Peranan perangkat desa sangat penting dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan dinamika yang semakin maju, perangkat desa harus mampu menunjukan kinerjanya lebih baik. Sehingga efektivitas kerja bisa dipertanggung jawabkan. Payaman Simanjuntak ( 2005:1) mengemukakan kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Dengan demikian diperlukan kinerja yang lebih intensif dan optimal dari bagian organisasi demi optimalisasi bidang tugas yang diembannya. Kinerja suatu organisasi sangat penting, oleh karena dengan adanya kinerja maka tingkat pencapaian hasil akan terlihat sehingga akan dapat diketahui seberapa jauh pula tugas yang telah dipukul melalui tugas dan wewenang yang diberikan dapat dilaksanakan secara nyata dan maksimal. Kinerja organisasi yang telah dilaksanakan dengan tingkat pencapaian tertentu tersebut seharusnya sesuai dengan misi yang telah ditetapkan sebagai landasan untuk melakukan tugas yang diemban. Pencapaian kinerja yang tinggi tidak lepas dari faktor sumber daya manusia yang ada. Hal tersebut dikarenakan sumber daya manusia (SDM) sering merupakan salah satu sorotan yang paling tajam dalam pelaksanaan pemerintahan, menyangkut kesiapan, jumlah, pendidikan, dan profesionalisme. Oleh karena itu
6
untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan proses rekrutment yang tepat. Kenyataannya menunjukan bahwa dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya Pemerintah Desa yang ada di Kecamatan Randudongkal menghadapi beberapa kendala. Salah satu diantaranya adalah rendahnya kemampuan profesional dan etos kerja sumber daya manusia ( aparat ) perangkat desa. Sehingga kinerja pemerintah desa belum dapat berjalan dengan baik.Terutama pada proses rekruitmen perangkat desa yang belum berdasarkan prinsip obyektifitas, maupun transparan. Sehingga dari proses rekruitmen yang kurang baik tersebut menyebabkan kinerja perangkat desa tidak optimal.Bila fungsi rekruitmen perangkat desa berjalan dengan baik serta berkeseinambungan, maka hasilnya adalah perangkat desa berkualitas yang sanggup melaksanakan pekerjaan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, namum yang terjadi selama ini adalah miskinnya panitia pengangkatan perangkat desa yang berkualitas, sehingga yang terjadi buruknya sistem kinerja pemerintah desa. Pada kondisi rill nya proses rekruitmen perangkat desa tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, terutama masih banyak anggota panitia pemilihan perangkat desa tidak terbuka dalam mengumumkan hasil ujian, dan masih adanya indikasi ada kecurangan tentang kerahasiaan bahan ujian yang akan diujikan. Itu yang dapat berpengaruh pada kinerja pemerintah desa.Fenomena yang terjadi menyebabkan juga efektivitas kerja perangkat desa dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat desa menjadi terhambat. Seharusnya dengan adanya cara
7
rekruitmen yang terbuka, artinya pola rekruitman berdasarkan pada langkah maupun tindakan melalui propert test yang dilakukan oleh stackholder di pemerintahan desa (kepala desa, ketua BPD, dan tokoh masyarakat), maka sistem pemerintah desa akan berjalan sesuai dengan tugas dan kewenangannya. Berdasarkan uraian diatas, ternyataproses rekruitmen perangkat desa yang ada di Kecamatan Randudongkal masih buruk, sehingga mengakibatkan kinerja perangkat desa tidak memuaskan, baik dari segi pelayanan maupun disiplin kerja. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil judul “PENGARUH REKRUITMEN PERANGKAT DESA TERHADAP KINERJA PERANGKAT PEMERINTAH DESA DI KECAMATAN RANDUDONGKAL KABUPATEN PEMALANG”. B. Perumusan Masalah Perumusan masalah adalah usaha untuk menyatakan secara eksplisit pertanyaan-pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecahannya. Perumusan masalah merupakan penjabaran dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Dengan kata lain, perumusan masalah merupakan pertanyaan lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi masalah dan pembatasan masalah (Sugiyono,2009:55). Pemerintah desa merupakan penyelenggara urusan pemerintahan dimana dalam pelaksanaannya membutuhkan profesionalisme kinerja para perangkat desa agar terwujud good governance. Pada proses rekruitmen perangkat desa di
8
Kecamatan Randudongkal sendiri, belum sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) No. 19 tahun 2006 Kabupaten Pemalang yang ada, yang telah ditetapkan oleh Bupati, seperti yang tertera pada salah satuPeraturan Kepala Desa tentang tata tertib pengangkatan perangkat desa yang berdasakan acuan Perda, dimana pada pasal tersebut telah tertuang bahwa ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan prinsip obyektifitas, transparan dan masing-masing peserta mempunyai kesempatan yang sama. Tetapi pada kenyataannya, sebagian besar proses rekruitmen tidak sesuai dengan peraturan tersebut, seperti hasil ujian yang bisa di manipulasi dan tidak terbukanya proses yang dilaksanakan. Karena rekruitmen yang tidak baik tersebut, maka kinerja perangkat desa menjadi buruk. Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perangkat desa terdiri dari sekretaris desa dan perangkat desa lainnya, sesuai dengan penelitian ini tentang perangkat desa lainnya yaitu yang terdiri dari sekretariat desa, pelaksana teknis lapangan, dan unsur kewilayahan. Dalam proses rekruitmen perangkat desa , kemampuan panitia sangatlah dibutuhkan sekali, kemampuan panitia rekruitmen dimaksud adalah kemampuan panitia rekruitmen melaksanakan tanggung jawabnya dalam proses penerimaan atau rekruitmen untuk mencapai kinerja perangkat desa yang berkualitas sebagai pelaksana tugas pemerintah desa. 2. Masih adanya anggota panitia rekruitmen perangkat desa yang tidak sesuai dengan mekanisme yang tertuang di Peraturan Daerah (Perda), yaitu berupa:
9
a. Masih rendahnya kesadaran anggota panitia rekruitmen perangkat desa yang akan memilih bakal calon secara obyektifitas, transparan, dan masingmasing peserta mempunyai kesempatan yang sama. b. Kurangnya kerahasiaan bahan ujian, dan tanggung jawab kepada bakal calon perangkat desa. c. Masih rendahnyaketelitian panitia rekruitmendalam memenuhi syaratsyarat bagi bakal calon perangkat desa. d. Masih kurangnya tingkat tanggung jawab ataupun kejujuran panitia rekruitmen perangkat desa tentang keputusan bakal calon yang lulus ujian berdasarkan rangking nilai ujian dan diumumkan secara terbuka. 3. Belum maksimalnya kinerja perangkat pemerintah desa, yaitu berupa: a. Masih adanya perangkat desa yang belum mengerti tugas fungsi pokok masing-masing, seperti mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data bidang perekonomian dan pembangunan desa. b. Masih adanya pelayanan masyarakat yang belum memuaskan di bidang pemerintahan. Untuk itu, berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana proses rekruitmen Perangkat Desa berpengaruh terhadap kinerja PerangkatPemerintah desa, di Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang?
10
C. Tujuan Dan Manfaat a. Tujuan 1. Ingin mengetahui bagaimana proses rekruitmen Perangkat Desa, di kecamatan Randudongkal. 2. Ingin mengetahui bagaimana kinerja Perangkat Desa,di Kecamatan. Randudongkal. 3. Ingin mengetahui sejauhmana proses rekruitmen Perangkat Desa berpengaruh
terhadap
kinerja
perangkat
desa,
kecamatan
mampu
memberikan
Randudongkal. b. Manfaat 1. Manfaat Teoritis Hasil
dari
penelitian
ini
diharapkan
sumbangan pemikiran dan referensi bagi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, serta dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk perkembangan keilmuan di bidang pemerintahan desa. 2. Manfaat Praktis 1.
Bagi Penulis Sebagai salah satu sarana bagi penulis untuk mengumpulkan dan mengolah data penyusunan skripsi guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana ( S1 ).
2.
Bagi Perangkat Desa
11
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan (input) dalam meningkatkan kinerja perangkat desa. 3.
Bagi Pemerintah Sebagai bahan masukan untuk menetapkan kebijakan yang akan diambil dalam pembuatan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pemerintahan desa.
D. Hipotesis Hipotesa adalah kesimpulan penelaah teoritis terhadap permasalahan penelitian, yang masih harus diuji kebenarannya secara empiris. Karena fungsinya yang demikian ini, hipotesis harus merupakan jawaban pemecahan atau penyelesaian permasalahan yang dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau statemen (Ronny,1990:43). Pendapat Sugiyono (2006:70) bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris (dilapangan). Hipotesis terdiri dari hipotesis kerja atau hipotesis alternatif (Ha), yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan. Dan hipotesis statistisk atau hipotesis nol (Ho), yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan. Dari tinjauan teoritis diatas, dapat dikemukakan hipotesis kerja atau hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini adalah:
12
“ Ada pengaruh positif rekruitmen perangkat desa terhadap kinerja perangkat pemerintahdesa
di
Kecamatan
Randudongkal
Kabupaten
Pemalang ”. Sedangkan Hipotesis nolnya (Ho) adalah tidak ada pengaruh yang signifikan antara rekruitmen perangkat desa terhadap kinerja perangkat pemerintah desa di Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang. Adapun geometrical dalam penelitian ini adalah: Variabel Bebas (X) rekruitmen
Variabel Terikat (Y) kinerja
Rekruitmen Perangkat desa:
Kinerja Pemerintah Desa:
a. Transparan
a. Produktivitas
b. Akuntabel
b. Kualitas Pelayanan
c. Imparsial
c. Responsivitas
d. Tanggung Jawab
d. Akuntabilitas
E. Definisi Konsepsional Konsep dapat diartikan sebagai definisi / istilah untuk menggambarkan secara abstrak atau fenomena sosial tertentu. Definisi disini masih bersifat teoritis dan sulit diukur (multidimensional). (Sumanto, 1995:50). Konsep adalah unsur penelitian yang terpenting dan merupakan definisi yang dipakai oleh peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial maupun fenomena alami. (Masri singarimbun & sofian Effendi, 1989). Dibawah ini penulis akan menjelaskan konsep dari masing masing variabel penelitian, yaitu:
13
1. Rekruitmen (penjaringan) adalah suatu upaya yang dilakukan oleh Panitia Pengangkatan untuk mendapatkan bakal calon Perangkat Desa Lainnya dari warga masyarakat setempat. 2. Perangkat Desa Lainnya adalah penyebutan perangkat diluar sekretaris desa. 3. Rekruitmen Perangkat Desa Lainnya adalah proses mendapatkan sejumlah calon perangkat desa guna melaksanakan tugas pokok sistem pemerintah desa yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 4. Kinerja Perangkat Desa adalahhasil kerja kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. F. Definisi Operasional Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1985:46) definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi operasional adalah salah satu unsur yang sangat membantu komunikasi antar peneliti, yang merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur. Dengan kata lain bahwa definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Definisi operasional akan menjelaskan variabel-variabel ke dalam indikator-
14
indikator secara terperinci.Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Rekruitmen dengan indikator : a. Transparan b. Akuntabel c. Imparsial d. Tanggung jawab 2. Kinerja dengan indikator: a. Produktivitas b. Kualitas pelayanan c. Responsivitas d. Akuntabilitas G. Metode Penelitian Koentjoroningrat (1988:45) mengemukakan pengertian dari metode penelitian adalahsebagai berikut: “Bahwa metode adalah cara atau jalan penghubung dengan upaya ilmiah maka metode menyangkut cara kerja, yaitu cara kerja untuk memahami objek yang menjadi sasaran yang bersangkutan. Metode penelitian adalah suatu ilmu tentang metode-metode ilmiah sebagai cara kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu peristiwa atau pengetahuan”. Dalam penelitian ini peneliti peneliti menggunakan metode penelitian sebagai berikut:
15
1. Tipe Penelitian Menurut Masri Singarimbun ( 1988 : 43 ) penelitian pada umumnya dapat digolongkan kedalam 3 ( tiga ) type yaitu : a. Penelitian Penjajakan Penelitian ini bersifat terbuka, masih mencari-cari dan belum mempunyai hipotesa. Pengetahuan tentang gejala yang akan diteliti masih kurang atau sedikit sekali. Penelitian ini sering dilakukan sebagai langkah penelitian pertama untuk penelitian yang mendalam, baik penjelasan maupun deskriptif. Melalui penelitian ini masalah penelitian dapat dirumuskan dengan jelas atau lebih terperinci. b. Penelitian Penjelasan (Eksplanator) Penelitian penjelasan menyoroti pengaruh antara dua variabel penelitian dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya oleh karena itu dinamakan pula penelitian pengujian hipotesis atau testing research. Walaupun uraiannya juga mengandung deskripsi tetapi juga penelitian rasional fokusnya terletak pada penjelasan pengaruh dua variabel. c. Penelitian Deskriptif Penelitian ini biasanya mempunyai tujuan yang pertama untuk mengetahui perkembangan secara fisik tertentu, yang kedua adalah mendiskripsikan secara terperinci fenomena sosial tertentu. Dari ketiga tipe penelitian diatas, dalam penyusunan penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian penjelasan (eksplanator), penulis bermaksud memberikan gambaran maupun penjelasan dari data atau masalah yang menyangkut tentang pengaruh dua variabel yaitu rekruitmen perangkat desa terhadap kinerja perangkat pemerintah desa di Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang.
16
2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Populasi diartikan sebagai sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi objek penelitian. Elemen populasi ini biasanya merupakan satuan analisis. Populasi merupakan himpunan semua hal yang ingin diketahui. Dapat berupa kumpulan semua kota, semua wanita, semua perusahaan. Populasi dalam penelitian dapat pula diartikan sebagai keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Unit analisis adalah unit/satuan yang akan diteliti atau dianalisis. Berikut beberapa pengertian tentang populasi menurut ahli: a. Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya
(Sugiyono.2009:80). b. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:108). c. Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas (Husaini Usman.2003:181). Dengan demikian, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
17
a. Jumlah Desa di seluruh Kecamatan Randudongkal sebanyak 18 Desa. b. Masyarakat di seluruh Desa di Kecamatan Randudongkal sebanyak 115.275 orang. b. Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber data yang sebenarnya dalam suatu penelitian. Mengenai yang ditetapkan sebagai sampel merupakan yang dapat dianggap mewakili populasi secara keseluruhan. Berkenaan dengan itu, Suharsimi Arikunto (1998:117) mengemukakan bahwa “Jika kiat hanya ingin meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut penelitian sampel”. Sampel adalah sebagian wakil dari populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Dengan demikian hasil penelitian hanya melibatkan sampel tetapi kesimpulan yang ditarik berlaku juga bagi populasi. Oleh karena itu penulis menggunakan
teori
proporsive
sampling
(Sugiyono,2004:62),
dan
menentukan jumlah sampel sebesar 50 orang, yaitu : 1. Di Kecamatan Randudongkal yang diambil sampel yaitu 5 Desa dari 18 Desa yaitu Desa Semaya, Desa Semingkir, Desa Karangmoncol, DesaRandudongkal, Desa Banjaranyar, dengan menggunakan Teknik Clutser Sampling atau area sampling. 2. Sedangkan masyarakat yang dipilih secara Simple Random Sampling, di setiap Desa yang ada di Kecamatan Randudongkal ada 10 orang secara
18
acak, Sehingga dijumlah untuk responden keseluruhan itu ada 50 responden. c. Teknik Sampling Untuk mendapatkan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling. Teknik sampling menurut Sugiyono (2006:56) adalah penarikan sampel dari populasi dalam kegiatan penelitian yang bertujuan untuk mempermudah pendataan. Penarikan sampel atau sampling bertujuan untuk mempermudah keterangan mengenai populasi dengan mengamati dari sebagian saja, tetapi hasilnya dapat dijadikan sebagai gambaran umum tentang keadaan populasi yang sebenarnya. Teknik sampling dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan ruang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi: a. Simple Random Sampling adalah pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak. b. Propotionated Random Sampling adalah teknik yang digunakan apabila anggota populasinya tidak homogen dan berstrata secara proposional. c. Dispropotionated Stratified Random Sampling adalah penentuan jumlah sampel yang anggota populasinya berstrata tapi kurang proposional.
19
d. Clutser Sampling atau area sampling adalah penentuan sampel yang objek atau sumber datanya sangat luas, misalnya penduduk suatu negara, propinsi, kabupaten, dan kecamatan. 2. Nonprobability Sampling adalah teknik yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi: a. Sampling Sistematis adalah penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang diberi nomor urut. b. Sampling Kuota adalah penentuan sampel berdasarkan ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) tertentu. c. Sampling Aksidental adalah penentuan sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja yang kebetulan bertemu dijadikan sampel. d. Sampling Purposive adalah penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. e. Sampling Jenuh adalah penentuan sampel berdasarkan semua jumlah populasi dikarenakan jumlahnya sedikit. f. Snowball Sampling adalah penentuan sampel yang mula-mula sedikit, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel sehingga jumlahnya menjadi banyak. Berdasarkan pedoman tersebut, maka sampel yang diambil dalam penelitian dilakukan dengan teknik Clutser Sampling atau area sampling
20
berupa penarikan dari 18 desa yang ada di Kecamatan Randudongkal, diambil 5 Desa yang terdiri dari: 1. Desa Semaya 2. Desa Semingkir 3. Desa Karangmoncol 4. Desa Randudongkal 5. Desa Banjaranyar Selanjutnya pengambilan perwakilan warga dan tokoh masyarakat sebanyak 10 orang dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling atau dilakukan secara acak atas populasi yang ada dengan rincian: 1. Warga dan Tokoh Masyarakat desa Semaya
: 10 orang
2. Warga dan Tokoh Masyarakat desa Semingkir
: 10 orang
3. Warga dan Tokoh Masyarakat desa Karangmoncol
: 10 orang
4. Warga dan Tokoh Masyarakat desa Randudongkal
: 10 orang
5. Warga dan Tokoh Masyarakat desa Banjaranyar
: 10 orang
Jumlah
: 50 orang
1. Macam dan Jenis Data Penelitian adalah merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid. Untuk itu peneliti harus mengetahui macam-macam data. Menurut Sugiyono (2006:14-15) dalam bukunya Metode Penelitian Administrasi membagi macam data menjadi dua yaitu:
21
a. Data kualitatif Data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar. b. Data Kuantitatif Data yang berbentuk angka atau data kualitatif diangkakan (skoring: baik sekali-4, baik-3, kurang baik-2, dan tidak baik-1). Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data kuantitatif dan penelitian kuantitatif. Selain itu jika dilihat dari sumber datanya, dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu: a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari lapangan ( sumber utama ). b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber utama. Data ini diperoleh dari instansi terkait, arsip, bahan dokumentasi pustaka terkait, buku, jurnal, koran, monografi, sumber data internet dan lain-lain. 2. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan usaha untuk
memperoleh bahan
keterangan serta kenyataan yang sebenarnya dan dapat dipertanggung jawabkan. Dilihat dari cara atau teknik pengumpulan data, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi, dan kepustakaan. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan datanya dengan metode kuesioner dan metode dokumentasi.
22
1. Observasi Observasi adalah metode ilmiah, observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematika fenomena-fenomena yang diamati. Dalam penelitian ini mengamati rekruitmen perangkat desa terhadap kinerja perangkat pemerintah desa di Kecamatan Randudongkal. 2. Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga peneliti ingin mengetahui hal-hal dari respondennya sedikit/kecil. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap muka ( face to face ) maupun dengan menggunakan telepon. 3. Metode Kuesioner Angket atau kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain untuk bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup atau (close form queationer ), yaitu quesioner disusun dengan
23
menyediakan jawaban sehingga pengisi hanya memberi tanda pada jawaban yang dipilih sesuai dengan keadaan sebenarnya. Metode kuesioner atau angket digunakan untuk memperoleh data mengenai variabel bebas yaitu rekruitmen perangkat desa dalam pemerintah desa, penskoran dari tiap jawaban yang diberikan oleh responden pada variabel rekruitmen perangkat desa dalam pemerintah desa , peneliti menentukan sebagai berikut: a). Jawaban a diberi skor
:5
b). Jawaban b diberi skor
:4
c). Jawaban c diberi skor
:3
d). Jawaban d diberi skor
:2
e). Jawaban e diberi skor
:1
4. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2006:158). Metode ini adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan objek penelitian.
24
5. Kepustakaan Kepustakaan adalah pengumpulan data dengan mempelajari bukubuku rekruitmen, kinerja yang berhubungan dengan pokok bahasan dan permasalahan guna menganalisa dari objek penelitian. 5.Teknik Analisa Data Menurut Sugiyono (2006 : 107 ) dalam bukunya yang berjudul metode penelitian administrasi menyatakan bahwa : Dengan skala rikert maka variabel yang akan di ukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut di jadikan titik tolak untuk menyusun item item instrumen yang dapat berupa peryataan atau pertanyaan yang kemudian di jawab oleh responden. Dalam menganalisa data, penulis menggunakan skala liker. Skala liker digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah di tetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya di sebut variabel penelitian. Untuk keperluan analisis secara kuantitatif maka jawaban ini dapat di beri skor. Dalam menganalisis data di pergunakan skor. Dalam menentukan skor di gunakan skala likert yang merupakan salah satu cara untuk menentukan skor, dimana cara pengukuran dengan menghadapkan seorang responden dan diminta untuk memberikan jawaban, kemudian dari jawaban tersebut di berikan bobot nilai atau skor.
25
Contoh penentuan skor : a). Jawaban a diberi skor
:5
b). Jawaban b diberi skor
:4
c). Jawaban c diberi skor
:3
d). Jawaban d diberi skor
:2
e). Jawaban e diberi skor
:1
Dalam analisis kuntitatif di gunakan alat koefisien korelasi spearman rank yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh Rekruitmen perangkat desa terhadap kinerja pemerintah desa di Kecamatan Randudongkal, rumus yang di gunakan sebagaiberikut:
𝜌 = 1−
6 𝑏𝑖 2 𝑛 (𝑛2 − 1)
Keterangan : 𝜌
= korelasi variabel x dan y
n
= jumlah responden 𝑏𝑖
2 = jumlah rangking variabel x dan y
Selanjutnya menurut Prof. Dr. Sugiyono (2005:185), nilai rho (p) perlu diuji dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Rumus Z test Untuk menguji korelasi variabel X dan variabel Y signifikan, dengan menggunakan Z test yang dapat diuji dengan rumus: Z= rxy= 𝑛 − 1
26
b. Taraf Signifikansi Tingkat signifikasi 5% dimana 𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,960 dan tingkat signifikasi sebesar 1% dimana 𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,576 c. Menghitung Nilai 𝑟𝑥𝑦 Untuk menghitung nilai 𝑟𝑥𝑦 digunakan rumus korelasi sederhana Pearson Product Moment. d. Kesimpulan Apakah 𝐻0 ditolak ataukah diterima e. Analisis Koefisien Determinasi Mangkuatmodjo
(2004:236)
menyebutkan
bahwa
determinasi
merupakan ukuran yang dapat dipergunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Rumus determinasi yang digunakan untuk koefesien korelasi sederhana adalah sebagai berikut: (Djarwanto dan Subagyo,2007:344) KD = 𝑟𝑥𝑦 x100%
BAB II LANDASAN TEORI
Teori adalah seperangkat konvensi yang diciptakan oleh ahli teori, terdiri dari suatu gugus asumsi yang relevan dan secara sistematis berhubungan satu dengan yang lain, dikatakan pula bahwa teori adalah hubungan antara dua faktor atau lebih, atau pengaturan faktor menurut satu cara tertentu. Fakta tersebut merupakan sesuatu yang dapat diamati, umumnya paling sederhana teori merupakan hubungan dua variabel atau lebih yang telah diuji kebenarannya (Soekanto,2000:27-28). Dari pengertian teori diatas, penulis akan menjabarkan teori-teori dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen ini terdiri dari enam unsur (6M) yaitu: men, money, methode, materials, machines, dan market. Unsur men (manusia) ini berkembang menjadi suatu bidang ilmu manajemen yang disebut manajemen sumber daya manusia atau disingkat MSDM yang merupakan terjemahan dari man power management. Manajemen yang mengatur unsur manusi ini ada yang menyebutnya manajemen kepegawaian atau manajemen personalia (personnel management).
27
28
Menurut Drs.Malayu S.P. Hasibuan (2005:10) MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efesien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Manajemen adalah fungsi yang berhubungan dengan mewujudkan hasil tertentu melalui kegiatan orang-orang. Hal ini berarti bahwa sumber daya manusia berperan penting dan dominan dalam manajemen. Peranan MSDM diakui sangat menentukan bagi terwujudnya tujuan, tetapi untuk memimpin unsur manusia ini sangat sulit dan rumit. Tenaga kerja manusia selain mampu, cakap, dan terampil, juga tidak kalah pentingnya kemauan dan kesungguhan mereka untuk bekerja efektif dan efisien. Kemampuan dan kecakapan kurang berarti jika tidak diikuti moral kerja dan kedisiplinan karyawan/pegawai dalam mewujudkan tujuan. Penulis akan menjelaskan tentang pengadaan(procurement) adalah fungsi operasional MSDM. Pengadaan karyawan atau pegawai merupakan masalah penting, sulit, dan kompleks karena untuk mendapatkan dan menempatkan orangorang yang kompeten, serasi, serta efektif tidaklah semudah membeli dan menempatkan mesin. Karyawan atau pegawai adalah aset utama perusahaan atau kantor yang yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktifitas organisasi. Mereka mempunyai pikiran, perasaan, keinginan, status, dan latar belakang pendidikan, usia, dan jenis kelamin yang heterogen yang dibawa kedalam organisasi perusahaan atau perkantoran. Karyawan atau pegawai bukan mesin, uang, dan material yang sifatnya pasif yang dapat dikuasai serta diatur sepenuhnya dalam
29
mendukung tercapainya tujuan. Karyawan atau pegawai yang cakap, mampu, dan terampil, belum menjamin produktivitas kerja yang baik, kalau moral kerja dan kedisiplinannya rendah. Mereka baru bermanfaat dan mendukung terwujudnya tujuan tujuan perusahaan atau perkantoran jika mereka berkeinginan tinggi untuk berprestasi. Karyawan atau pegawai yang kurang mampu, kurang cakap, dan tidak terampil mengakibatkan pekerjaan tidak selesai tepat pada waktunya. Kualitas dan kuantitas karyawan atu pegawai harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan atau perkantoran, supaya efektif dan efisien menunjang tercapainya tujuan. Penempatan tenaga kerja juga harus tepat sesuai dengan keinginan
dan
ketrampilannya.
Dengan
demikian,
gairah
kerja
dan
kedisiplinannya akan lebih baik serta efektif menunjang terwujudnya tujuan perusahaan atau perkantoran. Pengadaan karyawan atau pegawai harus didasarkan pada prinsip apa baru siapa. Apa artinya kita harus terlebih dahulu menetapkan pekerjaan-pekerjaannya berdasarkan uraian pekerjaan (job description). Siapa artinya kita baru mencari orang-orang yang tepat untuk menduduki jabatan tersebut berdasarkan spesifikasi pekerjaan (job specification). Pengadaan karyawan atau pegawai berdasarkan siapa kemudian baru apa, akan menimbulkan mismanajemen dalam penempatan. Penempatan karyawan atau pegawai yang jauh di bawah kemampuannya ataupun diluar kemampuannya mengakibatkan moral kerja dan kedisiplinan pegawai rendah. Jadi, kita harus menugaskan seorang karyawan atau pegawai sesuai dengan kemampuan yang
30
dimilikinya dan memberikan pekerjaan yang disenanginya. Misalnya, seorang sarjana jangan diberi pekerjaan untuk seorang yang berpendidikan sekolah dasar dan sebaliknya seorang berpendidikan sekolah dasar jangan diberi tugas untuk seorang sarjana. Berdasarkan uraian diatas kita mendapat gambaran bagaimana pentingnya pengadaan karyawan atau pegawai. Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan atau pegawai yang efektif dan efisien membantu tercapainya tujuan perusahaan atau perkantoran. Pengadaan karyawan atau pegawai merupakan langkah merupakan langkah pertama dan yang mencerminkan berhasil tidaknya suatu perusahaan atau perkantoran mencapai tujuannya. Jika karyawan atau pegawai yang diterima kompeten, maka usaha untuk mewujudkan tujuan relatif mudah. Sebaliknya, apabila karyawan atau pegawai yang diperoleh kurang memenuhi syarat, sulit bagi perusahaan atau perkantoran mencapai tujuannya. Pengadaan karyawan atau pegawai ini harus mendapat perhatian yang serius serta didasarkan pada analisis pekerjaan (job analysis), uraian pekerjaan (job description), spesifikasi pekerjaan (job specification), persyaratan pekerjaan (job requirement), dan evaluasi pekerjaan (job evaluatin), pengayaan pekerjaan (job enrichment), perluasan pekerjaan (job enlargement), dan penyederhanaan pekerjaan (work simplification). Proses atau langkah-langkah pengadaan atau perekrutan karyawan atau .pegawai:
31
1. Peramalan kebutuhan tenaga kerja. 2. Penarikan ( recruitment ). 3. Seleksi ( selection ). 4. Penempatan, orientasi, dan induksi karyawan atau pegawai. Perekrutan calon karyawan atau pegawai hendaknya dilakukan dengan baik, agar karyawan atau pegawai yang diterima sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang akan dilakukan. Penulis dalam penelitian ini menjelaskan tentang proses Rekruitmen perangkat desa terhadap kinerja perangkat pemerintah desa, bahwa Manajemen sumber daya manusia sangatlah penting dan berpengaruh besar dalam proses rekruitmen perangkat desa. 2. Rekruitmen 1. Pengertian Rekuitmen Menurut Ivancevich dan glueck (dalam Sukamti,1989:133) rekruiting adalah serentetan kegiatan yang digunakan oleh organisasi untuk menarik calon pegawai yang memiliki kemampuan dan sikap yang dibutuhkan untuk membantu mencapai tujuannya. Sedangkan menurut Schuler dan Youngblood (dalam Sukamti,1989:133) rekrut (recruitmen) adalah serentetan kegiatan dan proses yang digunakan untuk mendapatkan secara sah orang-orang yang tepat dan dalam jumlah yang cukup. Pada tepat dan waktu yang tepat sedemikian sehingga orang dan organisasi dapat memilih satu dengan lainnya sesuai dengan keinginan mereka dalam jangka waktu pendek dan panjang Rekruitmen (penarikan) adalah proses mendapatkan sejumlah calon tenaga kerja yang kualifaid untuk
32
jabatan/pekerjaan utama di lingkungan suatu organisasi atau perusahaan (Nawawi,2000:167). Henry Simamora (1997:212) dalam buku koleksi digital Universitas Kristen Petra menyatakan bahwa “Rekrutmen (Recruitment) adalah serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian.” Drs. Fautisno Cardoso Gomes (1995:105) menyatakan bahwa “rekruitmen merupakan proses mencari, menemukan dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi.” Menurut Randall S. Schuler dan Susan E. Jackson (1997:227) dalam Nanang Nuryanta (2008), rekrutmen antara lain meliputi upaya pencarian sejumlah calon karyawan yang memenuhi syarat dalam jumlah tertentu sehingga dari mereka perusahaan dapat menyeleksi orang-orang yang paling tepat untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Menurut Noe at. all (2000) rekrutmen didefinisikan sebagai pelaksanaan atau aktifitas organisasi awal dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mencari tenaga kerja yang potensial. Andrew E. Sikula (1981:183) mengemukakan bahwa Recruitment is the act process of an organization to obtain additional manpower for operational purpuse. Recruitmen involves acquiring further human resources to serve as institutional input. Penarikan pegawai adalah tindakan atau proses dari suatu usaha organisasi
33
untuk mendapatkan tambahan pegawai untuk tujuan operasional. Penarikan pegawai melibatkan sumber daya manusia yang mampu berfungsi sebagai input lembaga. Arun Monapa dan Mirza S. Saiyadain (1979:104) berpendapat bahwa Recruitmen is the generating of apllication or applicants for specific positions. Penarikan pegawai adalah memproses lamaran atau memproses calon-calon pegwai untuk posisi pekerjaan tertentu. Dale Yoder (1981:261) menjelaskan bahwa Recruitment, including the identfication and begins of source, is a major step in the total staffing process. That process begins with the determination of manpower needs for the organization. It continues. Penarikan pegawai mencangkup identifikasi dan evaluasi sumber-sumbernya, tahapan dalam proses keseluruhan menjadi untuk organisasi, kemudian dilanjutkan dengan mendaftar kemampuan penarikan, seleksi, penempatan dan orientasi. Jadi rekrutmen adalah proses mencari, menemukan, mengajak dan menetapkan sejumlah orang dari dalam maupun dari luar perusahaan sebagai calon tenaga kerja dengan karakteristik tertentu seperti yang telah ditetapkan dalam perencanaan sumber daya manusia. Hasil yang didapatkan dari proses rekrutmen adalah sejumlah tenaga kerja yang akan memasuki proses seleksi, yakni proses untuk menentukan kandidat yang paling layak untuk mengisi jabatan tertentu yang tersedia di perusahaan atau kantor. Pelaksanaan rekrutmen dan seleksi merupakan tugas yang sangat penting, krusial, dan membutuhkan
34
tanggung jawab yang besar. Hal ini karena kualitas sumber daya manusia yang akan digunakan perusahaan atau kantor sangat tergantung pada bagaimana prosedur rekrutmen dilaksanakan. 2. Identifikasi dan Evaluasi Tahap identifikasi merupakan tahap awal dari proses yang terdiri atas penentuan dari unsur-unsur yang diamati. Kegiatan ini diawali dengan melakukan analisis pekerjaan agar dapat mengenali unsur-unsur yang dapat dinilai dan dapat mengembangkan skala penilaian. Dalam kaitannya dengan pihak penilai, identifikasi berarti bahwa bagaimanapun pihak penilai harus dapat menentukan unsur-unsur yang dinilai dari yang dinilai. Tentu saja, apa yang akan dinilai adalah yang berkaitan dengan pekerjaan, bukan yang tidak berkaitan dengan pekerjaan.Selanjutnya, diadakan evaluasi. Dengan diadakannya evaluasi, berarti ada pengamatan secara seksama dan periodik. Semua unsur yang dinilai harus diamati secara seksama agar dapat dibuat penilaian yang wajar dan tepat. a. Proses seleksi Seleksi merupakan proses pemilihan orang-orang yang memiliki kualifikasi-kualifikasi yang dibutuhkan untuk mengisis lowongan pekerjaan di sebuah organisasi (Malthis, 2006:261). Seleksi lebih dari sekedar pemilihan orang yang tersedia. Menyeleksi sekumpulan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan yang sesuai merupakan suatu paket yang terdapat pada manusia untuk memperoleh ”kecocokan” antara apa yang sesungguhnya dapat dilakukan dan apa yang ingin
35
dilakukan pelamar. Adapun proses seleksi yang lazim dipergunakan oleh perusahaan, prosedurnya meliputi: 1) Wawancara awal 2) Pengisian formulir 3) Pemeriksaan referensi 4) Test psikologi 5) Wawancara/ interview 6) Persetujuan atasan langsung 7) Pemeriksaan kesehatan 8) Indeks atau orientasi b. Penempatan Penempatan bukanlah merupakan sebuah keputusan final. Hal ini merupakan sebuah langkah awal yang terdiri dari apa yang menurut perkiraan supervisor yang bersangkutan dapat dilakukan oleh si pekerja baru dengan apa yang ”diminta” oleh pekerja (dalam bentuk minat intrinsik, kesempatan untuk bekerja sama, kemungkinan-kemungkinan promosi, pembayaran atau imbalan). Faktor-faktor diatas memang harus diakui, tidak mudah untuk diselesaikan terlebih bagi seorang pekerja baru yang belum ”dikenal”. Karena alasan itu maka penempatan pertama biasanya berstatus ”percobaan”. Baik si pekerja baru maupun perusahaan sedang melakukan ”ujicoba”.
36
c. Orientasi tenaga kerja Orientasi dapat diartikan sebagai proses yang ditujukan untuk memperkenalkan dengan rekan-rekan kerja atau proses pengenalan dengan karyawan
lama,
dan
dapat
didefinisikan
sebagai
kegiatan
untuk
memperkenalkan karyawan baru dengan rekan kerjanya dan dengan organisasi, yaitu informasi mengenai tujuan, sejarah, philosophy, prosedur, dan aturan-aturan, mengkomunikasikan kebijaksanaan SDM yang penting. Misalnya, jam kerja, prosedur penggajian, persyaratan kerja lembur, fasilitas dan tunjangan perusahaan, meninjau ulang tugas-tugas dan tanggung jawab karyawan menyediakan tour kunjungan fisik didalam organisasi, dan memperkenalkan karyawan itu kepada pimpinan dan rekan kerjanya. Tahap ini adalah langkah terakhir dari proses rekrutmen, dimana penolakan dapat dilakukan bila calon pegawai gagal selama masa orientasi atau induksi. Orientasi tenaga kerja ini menyangkut masalah atau pengenalan dan penyesuaian karyawan baru dengan perusahaan. Pada tahap orientasi ini pertama karyawan diterima dengan diberikan pengarahan dan informasi tentang keadaan perusahaan, sifat dan sejarah berdirinya perusahaan beserta produk yang ditawarkan, kondisi kerja, kompensasi, dan kesejahteraan atau jaminan sosial yang diberikan perusahaan kepada karyawan. Langkah selanjutnya adalah calon karyawan tersebut diserahkan pada masing-masing supervisornya, untuk menerima pengenalan lebih lanjut. Berhasil tidaknya orientasi ini bisa diukur dari puas tidaknya
37
supervisor dan karyawankaryawan lama terhadap masuknya calon karyawan tersebut dalam kelompok kerja 3.
Sumber Penarikan Tenaga Kerja Perusahaan dapat memperoleh jenis karyawan dalam kualitas dan
jumlah yang sesuai dengan keinginan dari dalam perusahaan sendiri maupun dari luar perusahaan. a. Sumber dari Dalam Perusahaan (Internal) Sumber Internal menurut Hasibuan (2002: 42) adalah karyawan yang akan mengisi lowongan kerja yang lowong diambil dari dalam perusahaan
tersebut,
yakni
dengan
cara
memutasikan
atau
memindahkan karyawan yang memenuhi spesifikasi pekerjaan jabatan itu. Pemindahan karyawan bersifat vertikal (emosi ataupun demosi) maupun bersifat horizontal (mutasi dan rotasi). Jika masih ada karyawan yang memenuhi spesifikasi pekerjaan, sebaiknya pengisian jabatan tersebut diambil dari dalam perusahaan, khususnya untuk jabatan manajerial. Hal ini sangat penting untuk memberikan kesempatan promosi bagi karyawan yang ada.Perusahaan dapat menarik karyawan dari sumber eksternal, jika tidak ada karyawan yang memenuhi kualifikasi jabatan yang lowong. b. Sumber dari Luar Perusahaan (Eksternal) Sumber eksternal menurut Hasibuan (2002: 42) adalah usaha penarikan tenaga kerja dari luar perusahaan. Cara ini dinilai sangat
38
positif, karena dengan sistem ini tenaga kerja yang diterima merupakan pilihan dari pelamar-pelamar yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan perusahaan. Menurut Handoko (2001: 74), ada beberapa metode atau cara untuk mendapatkan tenaga kerja dari sumber-sumber eksternal, yaitu: 1) Walk-in Pelamar atau pencari kerja datang sendiri ke perusahaan dan kemudian mengisi blanko lamaran yang telah disediakan oleh perusahaan atau mereka yang mengisi secara kebetulan. 2) Rekomendasi dari Karyawan Pihak perusahaan terkadang meminta kepada pegawai atau karyawan mencari tenaga kerja untuk mengisi pekerjaan yang lowong. 3) Iklan Periklanan merupakan cara lain yang dianggap baik untuk menarik calon tenaga kerja.Iklan dalam surat kabar, melalui radio, majalah, biasanya dapat menarik banyak tenaga kerja tetapi mutunya sangat berbeda. 4) Agen-agen Penempatan Tenaga Kerja Agen-agen atau badan-badan penempatan tenaga kerja (seperti Departemen Tenaga Kerja) atau dapat diminta bantuannya untuk mengatasi beban maksimal dan kebutuhan pegawai.
39
5) Lembaga Pendidikan Perusahaan banyak melakukan kerja sama dengan lembagalembaga
pendidikan
atau
kursus-kursus
dengan
maksud
mendapatkan tenaga kerja dengan kualifikasi dan tingkat pendidikan tertentu. Hal ini disebabkan karena tugas atau jabatan semakin kompleks. 6) Organisasi Karyawan Perusahaan dapat mencari tenaga kerja dari organisasi karyawan yang sesuai dengan keterampilan yang diinginkan oleh perusahaan. Sudah jelas bahwa ini menguntungkan bagi manajemen untuk dapat menarik tenaga kerja terampil dan berpengalaman. 7) Nepotisme Penarikan anggota keluarga merupakan komponen program penarikan tenaga kerja yang tidak dapat dilakukan dalam perusahaan-perusahaan keluarga. Kebijakan ini tidak berkaitan dengan penarikan atas dasar kecakapan, tetapi berdasarkan kepentingan dan kesetiaan kepada perusahaan. 8) Asosiasi Profesional Perekrutan yang dilakukan melalui jaringan-jaringan hubungan pribadi dan pasar tenaga kerja kecil tetapi khusus. Walaupun tujuan resmi perkumpulan profesional untuk saling menukar makalah-
40
makalah ilmiah, namun banyak waktu digunakan untuk tukarmenukar informasi kerja. 9) Penyewaan (Leasing) Perusahaan dapat menarik tenaga kerja honorer yang dibayar secara harian untuk menyesuaikan dengan kebutuhan sumber daya manusia jangka pendek. Perusahaan tidak hanya mendapatkan tenaga kerja yang terlatih, baik, dan terpilih, juga menghindarkan perusahaan dari kewajiban-kewajiban dalam pensiun, asuransi dan kompensasi. 10) Organisasi Militer Perusahaan dapat mengambil tenaga kerja dari dinas militer. Biasanya anggota militer mempunyai suatu keahlian tertentu yang dapat diandalkan. 11) Open House Open house adalah suatu teknik penarikan tenaga kerja dimana orang-orang disekitar perusahaan di undang untuk mengunjungi dan melihat-lihat keadaan c. Metode-metode Rekrutmen Metode penarikan akan berpengaruh besar terhadap banyaknya lamaran yang masuk ke dalam perusahaan. Menurut Hasibuan (2002:44), metode penarikan karyawan baru terbagi dua yaitu :
41
1) Metode Tertutup Metode tertutup adalah ketika penarikan kerja diinformasikan kepada para karyawan atau orang-orang tertentu saja. Akibatnya, lamaran yang masuk relatif sedikit sehingga kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang baik sulit. 2) Metode Terbuka Metode terbuka ketika penarikan diinformasikan secara luas dengan memasang iklan pada media massa, cetak maupun elektronik, agar tersebar luas ke masyarakat. Dengan metode terbuka, diharapkan lamaran banyak masuk sehingga kesempatan untuk mendapatkan karyawan yang qualified lebih besar. Dalam penelitian ini akan menjelaskan tentang proses rekruitmen perangkat desa lainnya,di Kecamatan Randudongkal. Untuk itu, dalam menuju tatanan Pemerintah Desa yang kredibel dan akuntabel harus ada proposisi yang seimbang, antara kesejahteraan masyarakat sebagai subyek yang dilayani dengan tanpa mengesampingkan dampak negatif bagi pelayan masyarakat, Perangkat Desa sebagai abdi pemerintah, abdi Negara dan abdi masyarakat tentu harus mempunyai status yang jelas, sebab mengacu sistem rekruitmen Perangkat Desa juga sama dengan rekrutmen pegawai yang lain, melalui hasil penjaringan. Dalam proses rekruitmen khususnya perangkat desa lainnya, di Kecamatan Randudongkal, menyebutkan bahwa dalam proses rekruitmen atau pengangkatan perangkat desa lainnyatertuang di Peraturan Peraturan Daerah Kabupaten
42
Pemalang Nomor 19 Tahun 2006 Tentang Tata Cara pengangkatan Dan Pemberhentian perangkat desa Lainnya. Dalam proses rekruitmen tersebut calon harus memenuhi syarat syarat yang sudah tertuang dalam pasal (4) yaitu: a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b. Setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang- undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia c. Berpendidikan paling rendah tamat sekolah Lanjutan tingkat pertama dan / atau sederajat d. Berusia paling rendah 20 (dua puluh) tahun dan paling tinggi 48 (empat puluh delapan) tahun; e. Penduduk desa setempat; f. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman paling singkat 5 (lima) tahun; g. Sehat jasmani dan rohani h. Berkelakuan baik jujur dan adil i. Belum pernah mengundurkan diri dari perangkat desa/perangkat desa lainnya; j. Belum pernah diberhentikan dari Perangkat Desa/Perangkat Desa Lainnya karena melanggar larangan Perangkat Desa/Perangkat desa Lainnya;
43
k. Terdaftar dan bertempat tinggal tetap di desa semaya sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terakhir dengan tidak terputus-putus, kecuali kepala dusun harus bertempat tinggal tetap di dusun yang bersangkutan. Selain itu, terdapat pula mekanisme pengangkatan perangkat desa lainnya,di Kecamatan Randudongkadari salah satu desa, yang tertuang dalam pasal (16) Peraturan Kepala Desa, sebagai berikut: 1. Panitia pengangkatan menyelenggarakan ujian di laksanakan secara tertulis bagi bakal calon yang telah memenuhi persyaratan administrasi. 2. Ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan prinsip obyektifitas, transparan dan masing-masing peserta mempunyai kesempatan yang sama. 3. Materi ujian sekurang-kurangnya terdiri dari: a. Pancasila; b. Undang-undang Dasar 1994 c. Pengetahuan mengenai pemerintahan Desa d. Pengetahuan Umum 4. Bahan ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diadakan oleh panitia pengangkatan. 5. Panitia pengangkatan bertanggung jawab dan menjmin kerahasiaan bahan ujian.
44
6. Dalam penyusunan bahan ujian panitia pengangkatan dapat menunjuk tim penyusun naskah ujian yang ditetapkan dengan keputusan panitia pengangkatan. 7. Dalam pelaksanaan ujian panitia pengangkatan dapat menunjuk tim pengawas ujian yang ditetapkan dengan keputusan Panitia Pengangkatan. 8. Penunjukan anggota tim penyusun dan tim pengawas ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dan (7) dapat diambil dari anggota panitia pengangkatan dan/atau dari kalangan profesi yang memiliki pemajaman dan kemampuan yang memadai dalam penyusunan naskah. Untuk menghasilkan rekruitmen yang baik, tentunya peraturan-peraturan yang terdapat pada Undang-undang desa maupun peraturan desa harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar menghasilkan pelayanan kepada masyarakat yang memuaskan. 3. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Penulis akan mencoba menginterpretasikan tentang kinerja menurut beberapa pakar antara lain sebagai berikut: Pengertian kinerja menurut Bernardin dan Russel ( 1998:239), menyatakan bahwa : “ performance is defined as the of outcomes produced on specified job function or activity during a specified time period” ( kinerja merupakan tingkat pencapaian produk akhirnya yang dihasilkan oleh suatu aktivitas organisasi atau
45
fungsi kerja tertentu selama kurun waktu tertentu). Bernardin dan Russul (1998:239). Pengertian kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara dalam http: www.geogle.com (2000:67) adalah hasil kerja kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksankan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasaan konsumen dan memberikan
kontribusi
ekonomi.
(Armstrong
dan
Baron
dalam
http:www.Scribd.com, 1998:15). Kinerja dapat didefisinikan sebagai tingkat pencapaian hasil yang dilakukan. Menurut Kamus Bahasa Indonesia karangan Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, kinerja dapat diartikan sesuatu yang dicapai, prestasi yang dilihatkan, kemampuan kerja (tata peralatan). Menurut Mahmudi dalam http: www. Scribd.com (2005) berpendapat bahwa produktivitas kinerja bertujuan untuk meningkatkan motivasi pegawai. Dengan pengukuran yang dihubungkan dengan menegement konpensasi, dengan demikian pegawai yang mempunyai daya tarik atau bekerja dengan giat maka akan mendapat reward. Reward tersebut memberikan motivasi pada pegawai untuk bekerja lebih giat lagi dan tentunya didukung dengan daya kerja yang baik. Hal seperti ini hanya akan berjalan dalam suatu lembaga yang mempunyai atau yang
46
menggunakan
menegement
konpensasi.
Artinya
dalam
tatanan
sebuah
pemerintahan jika ada kepala daerah yang memperhatikan akan kesejahteraan bawahannya maka tidak akan terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam sebuah organisasi. Sedanglkan menurut Suryadi Prawiro Sutomo (1994:2) kinerja adalah: “ hasil kerja yang dicapai oleh seorang atau kelompok dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal dan tidak melanggar hukum sesuai dengan moral dan etika. Pendapat-pendapat diatas menyatakan bahwa hasil suatu pekerjaan yang telah diperoleh seorang atau organisasi berdasarkan wewenang dan tanggung jawab msing-masing, tetap mengacu pada peraturan yang telah ditetapkan serta mengikuti kaidah moral dan etika yang berlaku. Dalam rangka memberi penilaian terhadap kinerja perangkat desa, Muhtar Masod dalam Dwiyanto, (1994, 27-30), menjelaskan sebagai berikut: “ penilaian tehadap kinerja sangat berguna untuk menilai kualitas, efisiensi, pelyanan, motivasi, mengawasi para aparatur pelaksana, mendorong pemerintah agar lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat. Perkembangan masyarakat yang sangat dinamis, tingkat kehidupan masyarakat yang semakin baik serta tingkat pendidikan masyarakat yang semakin tinggi merupakan proses empowering(pemberdayaan) yang dialami masyarakat. Oleh karenanya pemerintah desa harus mengubah posisi dan peran yang dimainkannya, dari semula suka mengatur dan minta dilayani menjadi suka
47
melayani, dari yang selalu menekankan kekuasaan dan menolong menuju kearah yang fleksibel, kolaboratis dan dialogis, dari cara sloganis kecara kerja yang realistis pragmatis. Kesulitan dalam menilai kinerja birokrasi publik, muncul karena tujuan dan misi birokrasi publik stakeholder yang banyak dan memiliki kepentingan yang sering berbenturan satu dengan yang lainnya hal ini membuat birokrasi publik mengalami kesulitan untuk merumuskan misi yang jelas akibatnya ukuran kinerja organisasi publik dimata stakeholder berbeda-beda. Namun, ada beberapa indikator yang biasanya digunakan untuk mengukur kinerja organisasi publik ( Agus Dwiyanto, 1995:48-49), yaitu sebagai berikut: a. Produktivitas Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efesiensi, tetapi juga efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai rasio antara input dan output. b. Kualitas pelayanan Isu mengenai kualitas pelayanan semakin penting dalam menjalankan kinerja organisasi pelayanan publik. Banyak pandangan negatif yang muncul mengenai organisasi publik karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang diterima dari organisasi publik. c. Responsivitas Responsivitas adalah kemampuan organisasi mengenai kebutuhan masyarakat,
menyusun
agenda
dan
prioritas
pelayanan
dan
48
mengembalikan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyrakat. d. Akuntabilitas Akuntabilitas digunakan untuk melihat kebijakan dan kegiatan organisasi yang berpegang teguh pada masyarakat. Kinerja organisasi mempunyai tingkat akuntabilitas yang baik. Organisasi melaksanakan kegiatan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Banyak pendapat yang mengemukakan asal istilah kinerja. Sebagian orang berpendapat bahwa istilah kinerja berasal dari kata Job Performance, Actual Performance, Work Performance, dan bahkan ada yang berpendapat bahwa istilah kinerja berasal dari kata Performance saja. Hal tersebut wajar saja terjadi karena pada dasarnya manusia memiliki latar belakang yang berbeda-beda, sehingga tidak mengherankan apabila mereka memiliki sudut-sudut pandang yang berbeda pula. Definisi kinerja yang dikemukakan oleh Bastian dalam Nogi (2005 : 175) sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi tersebut. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah diuraikan di atas, maka kinerja dapat disimpulkan kinerja adalah bahwa kinerja merupakan suatu capaian atau hasil kerja dalam kegiatan atau aktivitas atau program yang telah direncanakan sebelumnya guna mencapai tujuan serta sasaran yang
49
telah ditetapkan oleh suatu organisasi dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. 2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Kinerja merupakan suatu capaian atau hasil kerja dalam kegiatan atau aktivitas atau program yang telah direncanakan sebelumnya guna mencapai tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam Keban (2006 : 203) untuk melakukan kajian secara lebih mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas penilaian kinerja di Indonesia, maka perlu melihat beberapa faktor penting sebagai berikut : a. Kejelasan tuntutan hukum atau peraturan perundangan untuk melakukan penilaian secara benar dan tepat. Dalam kenyataannya, orang menilai secara subyektif dan penuh dengan bias tetapi tidak ada suatu aturan hukum yang mengatur atau mengendaikan perbuatan tersebut. b. Manajemen sumber daya manusia yang berlaku memiliki fungsi dan proses yang sangat menentukan efektivitas penilaian kinerja. Aturan main menyangkut siapa yang harus menilai, kapan menilai, kriteria apa yang digunakan dalam sistem penilaian kinerja sebenarnya diatur dalam manajemen sumber daya manusia tersebut. Dengan demikian
50
manajemen sumber daya manusia juga merupakan kunci utama keberhasilan sistem penilaian kinerja. c. Kesesuaian antara paradigma yang dianut oleh manajemen suatu organisasi dengan tujuan penilaian kinerja. Apabila paradigma yang dianut masih berorientasi pada manajemen klasik, maka penilaian selalu bias kepada pengukuran tabiat atau karakter pihak yang dinilai, sehingga prestasi yang seharusnya menjadi fokus utama kurang diperhatikan. d. Komitmen para pemimpin atau manajer organisasi publik terhadap pentingnya penilaian suatu kinerja. Bila mereka selalu memberikan komitmen yang tinggi terhadap efektivitas penilaian kinerja, maka para penilai
yang ada dibawah otoritasnya akan selalu berusaha
melakukakan penilaian secara tepat dan benar. Menurut Soesilo dalam Nogi (2005 : 180), kinerja suatu organisasi dipengaruhi adanya faktor-faktor berikut : a. Struktur organisasi sebagai hubungan internal yang berkaitan dengan fungsi yang menjalankan aktivitas organisasi ; b. Kebijakan pengelolaan, berupa visi dan misi organisasi; c. Sumber daya manusia, yang berhubungan dengan kualitas karyawan untuk bekerja dan berkarya secara optimal; d. System informasi manajemen, yang berhubungan dengan pengelolaan data base untuk digunakan dalam mempertinggi kinerja organisasi.
51
e. Sarana dan prasarana yang dimiliki, yang berhubungan dengan penggunaan teknologi bagi penyelenggaraan organisasi pada setiap aktivitas organisasi. Selanjutnya Yuwono dkk. dalam Nogi (2005: 180) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang dominan mempengaruhi kinerja suatu organisasi meliputi upaya manajemen dalam menerjemahkan dan menyelaraskan tujuan organisasi, budaya organisasi, kualitas sumber daya manusia yang dimiliki organisasi dan kepemimpinan yang efektif. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi baik publik maupun swasta. Secara detail Ruky dalam Nogi (2005 : 180) mengidentifikasikan faktor-faktor yang berpengaruh langsung terhadap tingkat pencapaian kinerja organisasi sebagai berikut : a. Teknologi yang meliputi peralatan kerja dan metode kerja yang digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa yang dihasilkan oleh organisasi, semakin berkualitas teknologi yang digunakan, maka akan semakin tinggi kinerja organisasi tersebut ; b. Kualitas input atau material yang digunakan oleh organisasi ; c. Kualitas lingkungan fisik yang meliputi keselamatan kerja, penataan ruangan, dan kebersihan ; d. Budaya organisasi sebagai pola tingkah laku dan pola kerja yang ada dalam organisasi yang bersangkutan;
52
e. Kepemimpinan
sebagai
upaya
untuk
mengendalikan
anggota
organisasi agar bekerja sesuai dengan standard dan tujuan organisasi; f. Pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi aspek kompensasi, imbalan, promosi, dan lain-lainnya. Menurut Atmosoeprapto, dalam Nogi (2005 : 181) mengemukakan bahwa kinerja organisasi dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal, secara lebih lanjut kedua faktor tersebut diuraikan sebagai berikut : a. Faktor eksternal, yang terdiri dari : 1) Faktor politik, yaitu hal yang berhubungan dengan keseimbangan kekuasaan Negara yang berpengaruh pada keamanan dan ketertiban, yang akan mempengaruhi ketenangan organisasi untuk berkarya secara maksimal. 2) Faktor ekonomi, yaitu tingkat perkembangan ekonomi yang berpengaruh pada tingkat pendapatan masyarakat sebagai daya beli untuk menggerakkan sektor-sektor lainya sebagai suatu system ekonomi yang lebih besar. 3) Faktor sosial, yaitu orientasi nilai yang berkembang di masyarakat, yang mempengaruhi pandangan mereka terhadap etos kerja yang dibutuhkan bagi peningkatan kinerja organisasi. b. Faktor internal, yang terdiri dari :
53
1) Tujuan organisasi, yaitu apa yang ingin dicapai dan apa yang ingin diproduksi oleh suatu organisasi. 2) Struktur organisasi, sebagai hasil desain antara fungsi yang akan dijalankan oleh unit organisasi dengan struktur formal yang ada. 3) Sumber Daya manusia, yaitu kualitas dan pengelolaan anggota organisasi
sebagai
penggerak
jalanya
organisasi
secara
keseluruhan. 4) Budaya Organisasi, yaitu gaya dan identitas suatu organisasi dalam pola kerja yang baku dan menjadi citra organisasi yang bersangkutan. Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kinerja dalam suatu organisasi. Namun secara garis besarnya, faktor yang sangat dominan mempengaruhi kinerja organisasi adalah faktor internal (faktor yang datang dari dalam organisasi) dan faktor eksternal (faktor yang datang dari luar organisasi). Setiap organisasi akan mempunyai tingkat kinerja yang berbeda-beda karena pada hakekatnya setiap organisasi memiliki ciri atau karakteristik masing-masing sehingga permasalahan yang dihadapi juga cenderung berbeda tergantung pada faktor internal dan eksternal organisasi. 3. Penilaian Kinerja Menurut Larry D. Stout dalam Nogi (2005: 174) mengemukakan bahwa pengukuran atau penilaian kinerja organisasi merupakan proses
54
mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi (mission accomplishment) melalui hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa ataupun suatu proses. Berbeda dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Bastian dalam Nogi (2005 : 173) bahwa pengukuran dan pemanfaatan penilaian kinerja akan mendorong pencapaian
tujuan organisasi dan akan memberikan
umpan balik untuk upayaperbaikan secara terus menerus. Secara rinci, Bastian mengemukakan peranan penilaian pengukuran kinerja organisasi sebagai berikut : a. Memastikan pemahaman para pelaksana dan ukuran yang digunakan untuk pencapaian prestasi, b. Memastikan tercapaianya skema prestasi yang disepakati, c. Memonitor dan mengevaluasi kinerja dengan perbandingan antara skema kerja dan pelaksanaanya, d. Memberikan penghargaan maupun hukuman yang objektif atas prestasi pelaksanaan yang telah diukur, sesuai dengan sistem pengukuran yang telah disepakati, e. Menjadikanya sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam upaya memperbaiki kinerja organisasi, f. Mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi, g. Membantu proses kegiatan organisasi,
55
h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan telah dilakukan secara objektif, i. Menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan, j. Mengungkapkan permasalahan yang terjadi, 4. Metode Penilaian Kinerja Untuk melakukan penilaian terhadap kinerja seorang pegawai, tentunya diperlukan metode-metode tertentu. Artinya, penentuan tingkat kinerja seorang pegawai tidak bisa dilakukan secara serampangan atau asal saja. Dengan kata lain, aspek obyektivitas penilai menjadi kuncinya, dan bukan pada aspek subyektivitasnya. . Sedangkan Simamora (2001:452) menyebutkan bahwa terdapat tiga metode yang dapat digunakan untuk menentukan penilaian kinerja pegawai. Ketiga metode dimaksud adalah metode penilaian kinerja keperilakuan, metode penilaian kinerja perbandingan personalia, dan metode penilaian kinerja yang berorientasi masa depan. Dalam metode penilaian kinerja keperilakuan, penentukan tingkat kinerja pegawai didasarkan deskripsi sifat-sifat perilaku yang berhubungan dengan pekerjaannya. Biasanya dinyatakan dalam “status” positif dan negatif. Positif, jika deskripsi sifat-sifat perilaku pegawai menyatakan hubungan atau keterkaitan dengan pekerjaannya. Negatif, apabila deskripsinya tidak menyatakan hubungan antara sifat-sifat perilaku pegawai dengan pekerjaannya.
56
Dalam
metode
penilaian
kinerja
perbandingan
personalia,
penentuan kinerja dilakukan dengan membandingkan kinerja pegawai yang satu dengan pegawai yang lainnya. Biasanya yang melakukan tugas ini adalah seorang penyelia (supervisor). Pada saatnya, hasil perbandingan tersebut akan memuat peringkat kinerja pegawai dari yang paling menonjol sampai yang paling menyedihkan. Penilaian kinerja merupakan kegiatan yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai suatu untuk menilai keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Untuk organisasi pelayanan publik, informasi mengenai kinerja tentu sangat berguna untuk menilai berapa jauh pelayanan yang diberikan oleh organisasi itu memenuhi harapan dan memuaskan pengguna jasa, dengan melakukan penilaian terhadap kinerja maka upaya untuk memperbaiki kinerja dapat dilakukan secara lebih terarah dan sistematis. Informasi pengguna mengenai kinerja juga penting untuk menciptakan tekanan serta kontrol bagi para penyelenggara yang melayani untuk melakukan perubahan-perubahan dalam organisasi. Penilaian kinerja birokrasi publik tidak cukup hanya dilakukan dengan menggunakan indikator-indikator yang melekat pada birokrasi itu seperti efisiensi dan efektivitas akan tetapi juga dilihat dari indikatorindikator yang melekat pada pengguna jasa seperti kepuasan pengguna jasa, akuntabilitas dan responsivitas. Penilaian kinerja dari sisi pengguna jasa jadi sangat penting karena birokrasi publik sering kali memiliki
57
kewenangan monopolis sehingga para pengguna jasa tidak memiliki alternatif sumber pelayanan oleh publik sering tidak ada hubungannya sama
sekali
dengan
kepuasannya
terhadap
pelayanan.
(Agus
Dwiyanto,1995:48-49). Kinerja perangkat desa adalah merupakan suatu yang sangat penting dalam pelaksanaan tatanan pemerintahan, meskipun dalam pelaksanaan
kinerjanya
mengalami
hambatan,
untuk
itu
dalam
pelaksanaannya dan tugasnya harus sesuai dengan prosedur yang terdapat dalam undang-undang pemerintahan dan ketentuan lainnya. Kinerja merupakan suatu kegiatan yang amat penting karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai misinya. Informasi mengenai kinerja tentu sangat berguna untuk menilai seberapa jauh pelayanan yang diberikan oleh organisasi itu memenuhi harapan dan panggilan saja. Dengan melakukan penilaian terhadap kinerja maka upaya untuk memperbaiki kinerja bisa dilakukan secara lebih terarah dan sistematis. Informasi mengenai kinerja juga penting untuk melakukan perubahan-perubahan
dalam
organisasi,
dengan
adanya
informasi
mengenai kinerja maka benchmarking dengan mudah bisa dilakukan dan dorongan untuk memperbaiki kinerja bisa diciptakan.(Agus Dwiyanto 2002,55). Adapun perangkat yang bermutu menurut Moenir (1983:61) adalah “
mereka
yang
mempunyai
kecakapan
dan
kemampuan
untuk
58
menyelesaikan suatu pekerjaan yang dibebankan kepadanya serta dapat memelihara dan meningkatkan kecakapan dan kemampuan itu secara teratur dan pasti” Dalam melaksanakan tertib administrasi pedesaan perangkat dituntut memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan yang baik dan tercapainya tujuan maka diimbangi dengan mengembangkan pendidikan dan pelatihan. Untuk itu, perangkat dituntut memiliki kecakapan dan kemampuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang dibebankan kepadanya. 4. Rekruitmen Perangkat Desa Terhadap Kinerja perangkat pemerintah desa Setelah dijabarkan secara konsepsi dari masing-masing variabel, maka langkah selanjutnya yang paling penting dalam penulisan usulan penelitian ini adalah suatu konsep yang mampu menjelaskan pengaruh variabel x terhadap variabel y dalam penelitian ini. Rekrutmen menurut Mathis dan Jakson (2001) adalah proses yang menghasilkan sejumlah pelamar yang berkualifikasi untuk pekerjaan di suatu perusahaan atau organisasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Irawan dkk. (1997) bahwa rekrutmen adalah suatu proses untuk mendapatkan tenaga yang berkualitas guna bekerja pada perusahaan atau instansi. Sedangkan menurut ahli lain menyebutkan bahwa rekrutmen adalah proses mencari, menemukan, mengajak, dan menetapkan sejumlah orang, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan
59
atau instansisebagai calon tenaga kerja atau pegawai dengan karakteristik tertentu seperti yang telah ditetapkan dalam perencanaan SDM (Samsudin, 2006). Ivancevich (2001) menambahkan bahwa rekrutmen berkaitan dengan aktivitas yang mempengaruhi jumlah dan jenis pelamar, apakah pelamar tersebut kemudian menerima pekerjaan yang ditawarkan. Proses seleksi merupakan rangkaian tahapan khusus yang digunakan untuk memutuskan pelamar mana yang akan diterima. Proses tersebut dimulai ketika pelamar melamar kerja dan diakhiri dengan keputusan penerimaan. Menurut Mondy (1996) Selection is theprocess of choosing from a group of applicants theindividual best suited for a particular position. Proses seleksi yang dapat dikatakan sebagai tahap awal yang menentukan bagi organisasi untuk memperoleh calon pegawai yang mempunyai kemampuan yang handal dan profesional. Gatewood dan Field (2001) menyatakan bahwa seleksi adalah proses pengumpulan dan evaluasi informasi tentang individu yang memperoleh tawaran pekerjaan. Selanjutnya Siagian (1994) menyebutkan bahwa seleksi adalah berbagai langkah spesifik yang diambil untuk memutuskan pelamar mana yang akanditerima dan pelamar mana yang akan ditolak. Proses seleksi dimulai dari penerimaan lamaran dan berakhir dengan keputusan terhadap lamaran tersebut. Seleksi dilaksanakan tidak saja untuk penerimaan karyawan atau pegawaibaru saja, akan tetapi seleksi ini dapat pula dilakukan untuk pengembangan atau penerimaan, karena adanya peluang jabatan. Untuk memperoleh atau mendapatkan peluang jabatan tersebut perlu dilakukan seleksi sehingga dapat diperoleh pegawai yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan.
60
Kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada diri pekerja (Griffin, 1987; Rivai dkk., 2005). Menurut Hasibuan (2008:94), bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu. Dharma (2006:125) menyatakan, kinerja merupakan perwujudan kerja yang dilakukan oleh pegawai atau organisasi yang biasanya dipakai sebagai dasar penilaian atas pegawai atau organisasi. Kinerja yang dimaksudkan adalah sesuatu yang dikerjakan atau produk atau jasa yang dihasilkan atau diberikan seseorang atau sekelompok orang. Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang baik berupa produk atau jasa, dalam pelaksanaan pekerjaannya sesuai beban tugas yang harus dilakukan. Sedangkan untuk proses rekruitmen di Pemerintahan Desa, Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 19 Tahun 2006, tata cara pengangkatan dan pemberhentian perangkat desa adalah diantaranya bahwa perangkat desa adalah sekretaris desa dan perangkat desa lainnya sebagai unsur staf dan atau unsur pelaksana dan atau unsur wilayah yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Desa. Untuk mekanisme rekruitmen Perangkat Desa , Kepala desa membentuk Panitia Pengangkatan yang terdiri dari unsur BPD, Perangkat desa, Pengurus Lembaga Kemasyarakatan dan Tokoh masyarakat ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
61
Apabila
Panitia
pengangkatan
Perangkat
Desa
telah
melaksanakn
rekruitmen dengan baik, maka masyarakat desa akan memberikan kepercayaan kepada Panitia Pengangkatan perangkat desa karena kepercayaan masyarakat akan menjadi sebuah barang berharga bagi panitia pengangkatan perangkat desa itu sendiri, terutama demi mempertahankan eksistensi sebuah sistem pemerintahan desa yang selalu memompa majunya sebuah pemerintahan. Bila fungsi rekruitmen perangkat desa berjalan dengan baik serta berkesinambungan, maka hasilnya adalah perangkat desa berkualitas yang sanggup melaksanakan pekerjaan atau kinerja sesuai dengan fungsinya yaitu melaksanakan tugas pokok berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan mengenai uraian tugas pokok perangkat desa sebagaimana diatur lebih lanjut oleh Bupati. Pada Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang
Panitia
Pengangkatan
menyampaikan
hasil
ujian
rekruitmen
penyaringan kepada Kepala Desa, disertai Berita Acara dan Keputusan Penetapan Calon yang lulus ujian penyaringan, dan calon yang akan diangkat adalah calon yang lulus ujian dengan nilai tertinggi. Calon diangkat menjadi perangkat desa dan ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa. Jadi, Rekruitmen Perangkat desa sangat berpengaruh terhadap kinerja pemerintah desa, karena rekruitmen yang baik akan menghasilkan kinerja yang baik pula.
BAB III DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
A. Gambaran Umum Kecamatan Randudongkal 1. Demografi Dan Topografi
Gambar 3.1 Peta Kecamatan Randudongkal
Secara topografis, wilayah Kecamatan Randudongkal merupakan daerah dataran tinggi. Kecamatan Randudongkal secara administratif terbagi dalam 18 desa/kelurahan, meliputi : 1. Kecepit 2. Gembyang
62
63
3. Mejagong 4. Penusupan 5. Banjaranyar 6. Randudongkal 7. Karangmoncol 8. Semingkir 9. Semaya 10. Tanahbaya 11. Lodaya 12. Rembul 13. Kreyo 14. Kalimas 15. Mangli 16. Kalitorong 17. Kejene 18. Gongseng Kecamatan Randudongkal merupakan penghasil utama buah durian di Kabupaten Pemalang. Jenis komoditas pertanian lainnya (dalam arti luas) tidak begitu menonjol, masih lebih rendah dibandingkan kecamatan lainnya.
64
2. Batas Wilayah Kecamatan Randudongkal Kecamatan Randudongkal merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Pemalang Jawa Tengah. Daerah yang berada dilembah dataran tinggi subur makmur yg teraliri air dari sungai Comal maupun saluran irigasi dari bendungan Banjaranyar dan Mejagong. Bagain barat terdapat Koramil, Kecamatan, Lapangan Randudongkal, komplek sekolah yang membujur keselatan. Dibagian selatan terdapat pasar Randudongkal, Terminal lama, Lalu kompleks sekolah yang membujur ketimur. Bagian timur terdapat Polsek, GOR, dan kompleks sekolah yang membujur keutara. Lalu bagian utara terdapat pemakaman dan sentra industri genteng dan bata. Dan bagian tengah terdapat Kelurahan dan kompleks sekolah yg tersebar dibeberapa tempat. 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan data registrasi penduduk tahun 2015, jumlah penduduk KecamatanRandudongkal tercatat sebesar 14.586 jiwa,. Jumlah penduduk perempuan lebih besar dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Struktur penduduk menurut umur dan jenis kelamin pada Kecamatan Pemalang dapat menggambarkan usia produktif, usia anak-anak dan usia tidak produktif. Usia anak-anak meliputi usia di bawah 15 tahun sedangkan usia produktif antara 15 sampai dengan 59 tahun, sedangkan usia tidak produktif pada usia di atas 60 tahun. Dilihat dari kondisi
65
tersebut maka Kabupaten Randudongkal pada tahun 2014 memiliki struktur umur dominan pada usia produktif, disusul usia sekolah dan usia belum dan tidak produktif. Struktur
penduduk
menurut
mata
pencaharian
dapat
menggambarkan kondisi perekonomian penduduk dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Penduduk menurut mata pencaharian di Kecamatan Randudongkal jumlah terbesar berturut-turut adalah penduduk bekerja di sektor pertanian baik sebagai petani sendiri maupun menjadi buruh tani, bekerja pada bidang pedagang, pengusaha, buruh industri dan bangunan, PNS/ABRI/Pensiunan, angkutan, nelayan, dan bekerja pada berbagai sektor lain. Struktur penduduk menurut mata pencaharian menunjukkan adanya dominasi mata pencaharian pada sektor pertanian, sebagai sektor dominan pada wilayah Kecamatan Randudongkal. 4. Tata Wilayah Pemerintahan Perkembangan dalam bidang politik dan tata pemerintahan seiring dengan makin meningkatnya kesadaran politik dan implementasi kebijakan desentralisasi menjadi fokus perhatian bagi pemerintah maupun masyarakat, oleh karena itu tantangan yang dihadapi bidang politik dalam pelaksanaan desentralisasi di berbagai bidang adalah peningkatan kedewasaan politik bagi masyarakat dan pengembangan budaya politik, sehingga mampu mendorong demokratisasi yang lebih trasparan dan lebih
66
bertanggungjawab, serta mampu menciptakan iklim kondusif yang didukung oleh tata pemerintahan yang baik. Seiring
dengan
meningkatnya
kesadaran
masyarakat
dan
menguatnya pelaksanaan desentralisasi, maka tuntutan terhadap kinerja pelayanan publik yang prima berbasis pada partisipasi masyarakat serta pelaksanaan azas dan norma tata pemerintahan yang baik, menjadi tantangan di masa depan guna memenuhi tingkat kepuasan masyarakat. Tantangan dalam pembangunan perdesaan dihadapkan pada tata pengelolaan pemerintahan desa yang partisipasif, sehingga memberikan akses bagi masyarakat perdesaan dalam proses pembangunan desa. 5. Sosial Budaya Masyarakat Pemalang adalah pendukung kebudayaan Jawa. Sebagaimana masyarakat pendukung kebudayaan Jawa lainnya, mereka dalam berkomunikasi juga menggunakan bahasa Jawa. Akan tetapi, dengan dialek “Jawa-Pemalangan” yang termasuk dalam kategori dialek “Banyumasan”. Dialeknya yang khas inilah (berbeda dengan orang Yogya dan Solo) yang kemudian membuat orang Pemalang sering disebut sebagai “wong ngapak”, karena jika mengucapkan kata-kata tertentu, “bapak” misalnya, maka pengucapan huruf “k”-nya sangat kental (kentara). Hal ini berbeda dengan orang Jawa-Yogya dan Jawa-Solo yang pengucapan huruf “k”-nya “nyaris tak terdengar” (pinjam istilah iklan isuzu panther). Selain itu, ada juga yang menyebutnya sebagai “Jawa kowek” dan “Jawa reang”.
67
Bisa jadi, sebutan yang terakhir sangat erat kaitannya dengan suara yang relatif keras dan irama yang relatif cepat, sehingga memberi kesan berisik (reang). Hal ini berbeda dengan suara dan irama orang Jawa-Yogya dan Jawa-Solo yang relatif lembut dan lambat dalam bertutur dan atau bertegur sapa, sehingga terkesan teduh dan tidak berisik (halus). Oleh karena itu, masyarakat Randudongkal menyebut bahasa Jawa yang diucapkan oleh orang Yogya dan Solo adalah bandek, yaitu suatu istilah untuk bahasa Jawa yang halus. Sistem perkawinan yang mereka anut adalah “bebas”. Artinya, tidak hanya membatasi pada daerah sendiri (indogami-daerah), tetapi juga membolehkan orang kawin dengan gadis atau jejaka dari daerah lain. Sedangkan, tempat tinggal yang dianut setelah perkawinan adalah matrilokal (pengantin baru tinggal di rumah orang tua atau dekat dengan kerabat pihak perempuan). Di masa lalu seorang pengantin lelaki baru bekerja seperti sediakala ketika hari perkawinan sudah mencapai hari ketujuh. Selama itu sang pengantin hanya bersih-bersih halaman rumah (pagi dan sore hari). Namun, dewasa ini hal itu dapat dikatakan tidak dilakukan lagi karena pada umumnya setiap keluarga tidak mempunyai halaman yang cukup luas. Disamping itu, pepohonan-pepohonan besar dan rumpun-rumpun bambu telah banyak yang ditebangi dan berganti menjadi perumahan. Padahal, di tahun 60-an banyak rumah yang halamannya cukup luas.
68
Pemalang, sebagaimana telah disinggung pada bagian depan, wilayahnya dilalui oleh jalur pantura. Ramainya jalur ini ditambah dengan relatif dekatnya dengan ibukota negara, membuat masyarakatnya terbiasa kontak dengan pendukung budaya lain. Oleh karena itu, masyarakatnya relatif terbuka. Artinya, menerima siapa saja yang datang, berusaha, dan bermukim di daerahnya. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika di Pemalang ada “Kampung Arab” dan “Pecinan”. 6. Perekonomian di Kecamatan Randudongkal Pembangunan menghasilkan
ekonomi
berbagai
sampai
kemajuan,
saat
masih
ini, jauh
meskipun dari
telah
cita-citanya
mewujudkan perekonomian yang tangguh dan mensejahterakan seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Pemalang. Oleh karena itu, tantangan besar kemajuan perekonomian daerah ini 20 tahun mendatang adalah meningkatkan
pertumbuhan
ekonomi
yang
cukup
tinggi
secara
berkelanjutan dan berkualitas untuk mewujudkan secara nyata peningkatan kesejahteraan sekaligus mengejar ketertinggalan dari daerah-daerah lain yang lebih maju. Kondisi makro perekonomian di Kematan Randudongkal sejak tahun 2001 kembali pulih sejalan dengan mulai berkembangnya berbagai indikator ekonomi makro, antara lain pertumbuhan ekonomi tahun 2005 mencapai 4,05 persen sedangkan tahun 2001 sebesar 3,43 persen, namun laju
perkembangan
kemakmuran
masyarakat
Kecamtan
69
Randudongkalmengalami penurunan karena Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) perkapita menurun dari 3,17 persen pada tahun 2002 menjadi 2,06 persen pada tahun 2005. Pada tahun 2005, struktur perekonomian Kabupaten Pemalang khususnya di Kecamatan Randudongkal masih didominasi oleh 3 (tiga) sektor yaitu 1) sektor pertanian sebesar 28,40 persen, 2) sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 26,82 persen dan 3) sektor industri sebesar 22,76 persen. Kondisi ini tidak berubah dibandingkan tahun 2002. Randudongkal berpotensi ekonomi di sektor perkebunan. Komoditi utamanya adalah kakao, tebu, dan perikanan tangkap. Hasil perkebunan meliputi kakao 150.00 ton (2004 dari lahan seluas 629.00 ha, dan tebu 272,660.00 ton (2003) dari lahan seluas 3,430.00 ha. Produk perikanan menghasilkan 9,925.00 ton ikan tangkap (2004). Sektor perikanan nampaknya akan berkembang karena didukung oleh pelabuhan di pemalang. B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah kecamatan Randodongkal Pemalang yang terdiri dari 5 desa meliputi desa Randudongkal, desa Sumingkir, desa Semaya, desa Banjaranyar dan desa Karangmoncol. Adapun secara lengkap gambaran umum kelima desa tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
70
1. Kondisi Geografis Daerah Penelitian a. Desa Randudongkal Desa Randudongkal memiliki luas tanah sebesar 588.500 Ha dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut: Sebelah Utara
: Desa Tanah Baya
Sebelah Selatan : Sungai Comal Sebelah Barat
: Desa Banjaranyar
Sebelah Timur
: Desa Karangmoncol
Keadaan geografis ketinggian tanah dari permukaan air laut sebesar 200.300 m, banyaknya curah hujan dan suhu udara rata-rata 26-32oC. b. Desa Semingkir Desa Semingkir memiliki luas tanah sebesar 525.339 Ha dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Desa Sumurkidang Sebelah Selatan
: Desa Wisnu
Sebelah Barat : Desa Karanganyar Sebelah Timur
: Desa Wanarata
Keadaan geografis ketinggian tanah dari permukaan air laut sebesar 300 m, banyaknya curah hujan dan suhu udara rata-rata 2530oC.
71
c. Desa Semaya Desa Semaya memiliki luas tanah sebesar 290.713 Ha dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut: Sebelah Utara
: Desa Pegiringan
Sebelah Selatan
: Desa Karangmoncol
Sebelah Barat
: Desa Tanahbaya
Sebelah Timur
: Desa Sumurkidang
Keadaan geografis ketinggian tanah dari permukaan air laut sebesar 210 m, banyaknya curah hujan 3000 mm/m. d. Desa Banjaranyar Desa Semaya memiliki luas tanah sebesar 165.362 Ha dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut: Sebelah Utara
: Desa Penusupan
Sebelah Selatan
: Sungai Comal
Sebelah Barat
: Desa Mejagong
Sebelah Timur
: Desa Randudongkal
Keadaan geografis ketinggian tanah dari permukaan air laut sebesar 200 m, banyaknya curah hujan 3000 mm/m. e. Desa Karangmoncol Desa Semaya memiliki luas tanah sebesar 494.399 Ha dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut: Sebelah Utara
: Desa Tanah Baya
72
Sebelah Selatan
: Desa Siparuk
Sebelah Barat
: Desa Randudongkal
Sebelah Timur
: Desa Semingkir
Keadaan geografis ketinggian tanah dari permukaan air laut sebesar 300 m, banyaknya curah hujan 2000 mm/m. 2. Monografi Daerah Penelitian a. Monografi Desa Randudongkal Dilihat dari kependudukan desa Randudongkal adalah sebagai berikut: 1) Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tabel III.01 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Jenis kelamin Jumlah (orang) Laki-laki 10.559 Perempuan 10.323 Jumlah 20.882 Sumber: Monografi Desa Randudongkal Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa dari jumlah 20.882 penduduk, sebagian mayoritas adalah penduduk laki-laki paling banyak.
73
2) Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Tabel III.02 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Jenis Agama Jumlah (orang) Islam 19.840 Kristen 804 Katholik 226 Hindu 7 Budha 5 Jumlah 20.882 Sumber: Monografi Desa Randudongkal Berdasarrkan tabel diatas, jumlah penduduk berdasarkan agama mayoritas masyrakat desa Randudongkal hampir 95% menganut agama Islam. 3) Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel III.03 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jenis Pendidikan Jumlah (orang) Taman kanak-kanak 3.460 Sekolah dasar 5.340 SMP/SLTP 5.157 SMA/SLTA 3.242 Akademi (D1-D3 2.010 Sarjana (S1-S3) 1.686 Jumlah 20.882 Sumber: Monografi Desa Randudongkal Berdasarkan tabel diatas, tingkat pendidikan mayoritas masih mengampu pendidikan Sekolah Dasar (SD) sebesar 5.340 orang dari 20.882.
74
4) Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tabel III.04 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Jenis pekerjaan Jumlah (orang) Pegawai Negeri Sipil 961 ABRI 49 Swasta 6.391 Wiraswasta/Pedagang 6.391 Tani 1.375 Pertukangan 187 Buruh Tani 137 Pensiunan 540 Nelayan Pemulung Jasa 290 Jumlah 20.882 Sumber: Monografi Desa Randudongkal Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa penduduk desa Randudongkal mayoritas bermata pencaharian sebagai swasta dan wiraswasta sebesar 6.391 orang dari 20.882 penduduk, artinya swasta maupun pedagang jadi mata pencaharian utama karena mayoritas banyak hasil perkebunan maupun masyarakat lebih menyukai berdagang baik sembako maupun hasil bumi. 5) Jumlah Penduduk Berdasarkan Kesejahteraan Sosial Tabel III.05 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kesejahteraan Sosial Jenis pelayanan Jumlah (orang) Pelayanan Umum 18 Pelayanan Kependudukan 20 Pelayanan Legalisasi 42 Jumlah 80 Sumber: Monografi Desa Randudongkal
75
b. Monografi Desa Semingkir
Dilihat dari kependudukan desa Semingkir adalah sebagai berikut: 1) Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tabel III.06 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (orang) Laki-laki 5.047 Perempuan 4.951 Jumlah 9.998 Sumber: Monografi Desa Semingkir Berdasarkan hasil tabel diatas, maka mayoritas penduduk Desa Semingkir adalah Laki-laki sebanyak 5.047 orang, sedangkan perempuan hanya berkisar 4.951 orang dari 9.998 Penduduk Desa Semingkir.
2) Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Tabel III.07 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Jenis Agama
Jumlah (orang) Islam 9.998 Kristen Katholik Hindu Budha Jumlah 9.998 Sumber: Monografi Desa Semingkir berdasarkan hasil tabel diatas, maka dapat diketahui seluruh penduduk Desa Semingkir 100% beragama Islam.
76
3) Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel III.08 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jenis Pendidikan Jumlah (orang) Taman kanak-kanak 300 Sekolah dasar 3.163 SMP/SLTP 2.303 SMA/SLTA 1.723 Akademi (D1-D3 190 Sarjana (S1-S3) 83 Jumlah 9.998 Sumber: Monografi Desa Semingkir Bedasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan mayoritas Sekolah Dasar (SD) sebesar 3.163 orang dari seluruh jumlah penduduk 9.998 orang. 4) Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tabel III.09 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Jenis pekerjaan Jumlah (orang) Pegawai Negeri Sipil 76 ABRI 5 Swasta 350 Wiraswasta/Pedagang 1.341 Tani 1.240 Pertukangan 135 Buruh Tani 1.500 Pensiunan 45 Nelayan Pemulung Jasa Jumlah 9.998 Sumber: Monografi Desa Semingkir
77
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa penduduk Desa Semingkir sebagian besar bermata pencaharian sebagai Buruh Tani sebesar 1.500 penduduk dari jumlah seluruh 9.998 orang. Artinya Desa Semingkir memang cenderung lebih suka merantau sebagai buruh tani, walaupun penduduk desa Semingkir Sebagian bekerja sebagai buruh tani tetapi mereka dibilang cukup sukses untuk mensejahterakan
keluarga,
itu
terbukti
kondisi
ekonomi
masyarakat setempat mencukupi. 5) Jumlah Penduduk Berdasarkan Kesejahteraan Sosial Tabel III.10 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kesejahteraan Sosial Jenis Pelayanan Jumlah (orang) Pelayanan Umum 2010 Pelayanan Kependudukan 615 Pelayanan Legalisasi 16 Jumlah 2641 Sumber: Monografi Desa Semingkir c. Monografi Desa Semaya Dilihat dari kependudukan desa Semaya adalah sebagai berikut: 1) Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
78
Tabel III.1.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Jenis kelamin Jumlah (orang) Laki-laki 2.006 Perempuan 1.981 Jumlah 3.987 Sumber: Monografi Desa Semaya Berdasarkan hasil tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa penduduk Desa Semaya mayoritas berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah penduduk 2.006 orang dari jumlah penduduk seluruhnya 3.987 orang. 2) Jumlah Penduduk Berdasarkan Kepercayaan Tabel III.1.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kepercayaan Jenis Agama Islam Kristen Katholik Hindu Budha Jumlah Sumber: Monografi Desa Semaya
Jumlah (orang) 3.987 3.987
Berdasarkan tabel diatas, maka penduduk Desa Semaya seluruhnya beragama Islam, dengan jumlah penduduk sebanyak 3.987 orang. Artinya, kepercayaan tentang agama Islam sangat kental, terbukti mayoritas penduduk Desa Semaya sebagian menuntut ilmu agama di pondok Pesantren.
79
3) Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel III.I.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jenis Pendidikan Jumlah (orang) Taman kanak-kanak 53 Sekolah dasar 357 SMP/SLTP 853 SMA/SLTA 750 Akademi (D1-D3 31 Sarjana (S1-S3) 22 Jumlah 3.987 Sumber: Monografi Desa Semaya Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan Desa Semaya, mayoritas pada tingkat SMP/SLTA sebesar 853 dari jumlah penduduk sebesar 3.987 orang. 4) Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tabel III.1.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Jenis pekerjaan Jumlah (orang) Pegawai Negeri Sipil 31 ABRI 9 Swasta 15 Wiraswasta/Pedagang 65 Tani 334 Pertukangan 80 Buruh Tani 170 Pensiunan 12 Nelayan Pemulung Jasa 12 Jumlah 3.987 Sumber: Monografi Desa Semaya
80
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas pemduduk Desa Semaya bermata pencaharian sebagai Tani, artinya, bahwa di desa Semaya banyak area persawahan ataupun lahan, sehingga komoditi utama desa Semaya adalah penghasil padi. Padi yang dihasilkanpun tergolong padi kualitas bagus. Oleh karena itu, penduduk desa semaya dari seluruhnya berjumlah 3.987 orang, 334 orang diantaranya adalah sebagai petani. 5) Jumlah Penduduk Berdasarkan Kesejahteraan Sosial Tabel III.1.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kesejahteraan Sosial Jenis pelayanan Pelayanan Umum Pelayanan Kependudukan Pelayanan Legalisasi Jumlah Sumber: Monografi Desa Semaya
Jumlah (orang) 232 25 39 296
d. Monografi Desa Banjaranyar Dilihat dari kependudukan desa Banjaranyar adalah sebagai berikut: 1) Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tabel III.1.6 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Jenis kelamin Jumlah (orang) Laki-laki 1.971 Perempuan 2.072 Jumlah 4.043 Sumber: Monografi Desa Banjaranyar
81
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Desa Banjaranyar paling banyak adalah perempuan, dengan 2.072 orang, sedangkan laki-laki hanya 1.971 orang, dari jumlah penduduk seluruhnya sebanyak 4.043 orang. 2) Jumlah Penduduk Berdasarkan Kepercayaan Tabel III.1.7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kepercayaan Jenis Agama
Jumlah (orang) Islam 4.043 Kristen Katholik Hindu Budha Jumlah 4.043 Sumber: Monografi Desa Banjaranyar Berdasarkan tabel diatas, desa Banjaranyar 100% adalah beragama islam dari jumlah penduduk sebesar 4.043 orang. Artinya, memang seluruh wilayah Kecamatan Randudongkal mayoritas penduduk beragama islam. 3) Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel III.1.8 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jenis Pendidikan Jumlah (orang) Taman kanak-kanak 102 Sekolah dasar 471 SMP/SLTP 93 SMA/SLTA 69 Akademi (D1-D3 13 Sarjana (S1-S3) 19 Jumlah 4.043 Sumber: Monografi Desa Banjaranyar
82
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan mayoritas adalah Sekolah Dasar(SD), bahkan pertumbuhan di desa Banjaranyar termasuk yang cepat meningkat dalam pertumbuhan penduduk. 4) Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tabel III.1.9 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Jenis pekerjaan Jumlah (orang) Pegawai Negeri Sipil 41 ABRI 11 Swasta 396 Wiraswasta/Pedagang 288 Tani 554 Pertukangan 229 Buruh Tani 904 Pensiunan 14 Nelayan Pemulung Jasa Jumlah 4.043 Sumber: Monografi Desa Banjaranyar Berdasarkan hasil tabel diatas, maka Desa Banjaranyar sebagian besar bermata pencaharian sebagai buruh tani, sebesar 904 orang, dari jumlah penduduk seluruhnya sebesar 4.043 orang. Artinya, walaupun sebagian besar penduduknya adalah perempuan, tetapi terbanyak perempuan juga bekerja sebagai buruh tani, bagi mereka hasil tak seberapa tetapi memang kondisi yang membuat masyarakat harus bertahan hidup untuk perekonomian yang layak.
83
5) Jumlah Penduduk Berdasarkan Kesejahteraan Sosial Tabel III.2.0 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kesejahteraan Sosial Jenis pelayanan Jumlah (orang) Pelayanan Umum 496 Pelayanan Kependudukan 75 Pelayanan Legalisasi 29 Jumlah 600 Sumber: Monografi Desa Banjaranyar e. Monografi Desa Karangmoncol Dilihat dari kependudukan desa Karangmoncol adalah sebagai berikut: 1) Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tabel 111.2.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Jenis kelamin Jumlah (orang) Laki-laki 4.498 Perempuan 4.547 Jumlah 9.045 Sumber: Monografi Desa Karangmoncol Berdasarkan tabel diatas, maka jumlah penduduk desa Karangmoncol mayoritas adalah perempuan sebanyak 4.547 orang dari jumlah seluruhnya sebesar 9.045 penduduk. Perbandingan yang sedikit dengan jumlah laki-laki sekitar 4.498 orang.
84
2) Jumlah Penduduk Berdasarkan Kepercayaan Tabel III.2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kepercayaan Jenis agama Jumlah (orang) Islam 9.036 Kristen 8 Katholik Hindu Budha Jumlah 9.045 Sumber: Monografi Desa Karangmoncol Berdasarkan tabel diatas, maka mayoritas penduduk desa Karangmoncol adalah beragama Islam , dan selebihnya beragama Kristen yang hanya 8 orang, dengan jumlah seluruh penduduknya 9.045 orang. 3) Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel III.2.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jenis Pendidikan Jumlah (orang) Taman kanak-kanak 257 Sekolah dasar 1213 SMP/SLTP 812 SMA/SLTA 403 Akademi (D1-D3 Sarjana (S1-S3) 12 Jumlah 4.043 Sumber: Monografi Desa Karangmoncol Berdasarkan tabel diatas, maka desa Karangmoncol mempunyai pendidikan paling banyak pada pendidikan Sekolah Dasar(SD),
85
Artinya tingkat pertumbuhan juga cepat, dengan tingkat pendidikan SD terbanyak, dari seluruh jumlah penduduk sebesar 4.043 orang. 4) Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tabel III.2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Jenis pekerjaan Jumlah (orang) Pegawai Negeri Sipil 92 ABRI 15 Swasta 478 Wiraswasta/Pedagang 1048 Tani 1678 Pertukangan 63 Buruh Tani 2208 Pensiunan 45 Nelayan Pemulung Jasa 33 Jumlah 4.043 Sumber: Monografi Desa Karangmoncol Berdasarkan tabel diatas, maka desa Karangmoncol sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai buruh tani, artinya penduduk hanya mengandalkan bekerja diluar kota, dan cenderung masyarakat desa Karangmoncol cara kerja mengelompok, seperti sebagai buruh tani yang masyarakat beranggapan bahwa buruh tani lebih banyak membantu perekonomian secara jelas.
86
5) Jumlah Penduduk Berdasarkan Kesejahteraan Sosial Tabel 111.2.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kesejahteraan Sosial Jenis pelayanan Jumlah (orang) Pelayanan Umum 3 Pelayanan Kependudukan 2 Pelayanan Legalisasi 1 Jumlah 6 Sumber: Monografi Desa Karangmoncol Berdasarkan Karangmoncol
hasil
tabel
diatas,
diketahui
bahwa
desa
berdasarkan kesejahteraan sosial paling banyak
pada bidang pelayanan umum sebanyak 3 orang dari 6 orang.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Responden Responden yang dipilih secara adalah dari lima desa yang ada di Kecamatan Randudongkal mengambil 10 orang dari masing-masing Desa. Sehingga dijumlah untuk responden keseluruhan itu ada 50 responden. Penyebaran40 item angket yang telah dilakukan kepada 50 responden sebagai sampel penelitian, maka dapat diketahui gambaran mengenai karakteristik responden sebagai berikut. 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel IV.01 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin No.
Jumlah Responden
Jenis Kelamin
1. 2.
Laki-laki Perempuan Jumlah Sumber: Data Primer yang diolah
Frekuensi 22 28 50
Persentase (%) 44 56 100
berdasarkantabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 50 responden, sebanyak 22orang atau 44% berjenis kelamin laki-laki, sedangkan jumlah responden jenis kelamin perempuan sebanyak 28 orang atau 56%, maka penulis menyimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian adalah perempuan.
87
88
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel IV.02 Karakteristik Responden Menurut Umur No.
Umur
1. 2. 3.
< 20 tahun 20 – 30 tahun > 30 tahun Jumlah Sumber: Data Primer yang diolah Berdasarkan tabel
Jumlah Responden Frekuensi Persentase (%) 16 32 15 30 19 38 50 100
di atas dapat diketahui bahwa mayoritas
responden berusia antara > 30 tahun yaitu sebanyak 19 orang (38%), kemudian yang berusia < 20 tahun sebanyak 15 orang (30%) dan yang berusia 20 – 30 tahun sebanyak 19 orang (38%). Maka penulis menyimpulkan bahwa sebagian besar responden adalah berumur lebih dari 30 tahun. 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Berdasarkan Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh responden, dapat dikelompokkan sebagaimana digambarkan pada tabel berikut:
89
Tabel IV.03 Karakteristik Responden Menurut Pendidikan Jumlah Responden Frekuensi Persentase (%) 1. SD 13 26 2. SMP 11 22 3. SMA/SMK 16 32 4. Diploma/Sarjana 10 20 Jumlah 50 100 Sumber: Data Primer yang diolah No.
Pendidikan
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendidikan SMA/SMK yaitu sebanyak 16 orang (32%), kemudian berpendidikan SD yaitu sebanyak 13 orang (26%), kemudian berpendidikan SMP yaitu sebanyak 11 orang (22%), dan berpendidikan Diploma/Sarjana yaitu 10 orang (20%). Jadi penulis menyimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah berpendidikan SMA/SMK. B. Analisis Data Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi Rank Spearman dan analisis Koefisien Determinasi. Sedangkan untuk menguji hipotesis digunakan uji Z. 1. Analisis Jawaban Responden Analisis deskriptif persentase digunakan untuk mengetahui dari masing-masing variabel dan indikator-indikator yang dicapai. Adapun deskriptif persentase dalam penelitian ini sebagai berikut:
90
1. Rekuitmen Pada variabel rekuitmen terdiri dari 4 indikator yaitu transparan, akuntabel, imparsial, dan tanggungjawab. Adapun secara rinci hasil analisis deskriptif persentase dari masing-masing pertanyaan keempat indikator tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: a. Transparan Tabel IV.04 Jawaban responden tentang rekruitmen perangkat desa Jumlah responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat baik 15 75 30 2. Baik 4 16 8 3. Cukup baik 5 15 10 4. Belum baik 12 24 24 5. Tidak baik 14 14 28 Jumlah 50 144 100 Sumber: Data transparan yang diolah P1 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden
berpendapat
bahwa
proses
rekruitmen
sudah
dijalankanadalah kategori sangat baik sebanyak 15 responden (30%), kemudian baik sebanyak 4 responden (8%), dan kriteria cukup baik 5 responden (10%), belum baik 12 responden (24%), dan tidak baik sebanyak 14 responden (28%). Jadi dapat disimpulkan bahwa rekruitmen perangkat desa sudah dilaksanakan dengan sangat baik,
91
artinya panitia sudah menyiapkan segala sesuatu agar dalam proses rekruitmen berjalan sesuai aturan yang telah ditentukan. Tabel IV.05 Jawaban responden tentang perlu adanya sosialisasi dalam proses rekruitmen Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat perlu 4 20 8 2. Perlu 9 36 18 3. Cukup perlu 15 45 30 4. Kurang perlu 8 16 16 5. Tidak perlu 14 14 28 Jumlah 50 131 100 Sumber: Data transparan yang diolah P2 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa perlunya sosialisasi dalam proses rekruitmen adalah dalam kategori sangat perlu 4 responden (8%), perlu, (18%), dan cukup perlu sebanyak 15 responden (30%), kemudian kategori kurang perlu sebanyak 8 responden (16%), dan kategori tidak perlu sebanyak 14 responden (28%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa perlunya sosialisasi dalam proses rekruitmen perangkat desa cukup perlu dilaksanakan.
92
Tabel IV.06 Jawaban responden tentang seleksi administratif dalam proses rekruitmen Jumlah responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat perlu 10 50 20 2. Perlu 6 24 12 3. cukup perlu 12 36 24 4. kurang perlu 6 12 12 5. Tidak perlu 16 16 32 Jumlah 50 138 100 Sumber: Data transparan yang diolah P3 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa perlunyaseleksi administratif dalam proses rekruitmen adalah dalam kategori sangat perlu sebanyak 10 responden (20%), kategori perlu dan kurang perlu masing-masing sebanyak 6 responden (12%), kemudian kategori cukup perlu sebanyak 12 responden (24%), dan kategori tidak perlu sebanyak 16 responden (32%). Jadi, dapat disimpulkan tidak perlu adanya seleksi administratif dalam proses rekruitmen, artinya masyarakat beranggapan bahwa seleksi administratif cukup memberatkan bagi bakal calon perangkat desa.
93
Tabel IV.07 Jawaban responden tentang panitia menjelaskan mekanisme Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Selalu 9 45 18 2. Sering 6 24 12 3. Kadang-kadang 11 33 22 4. kurang pernah 5 10 10 5. Tidak pernah 19 19 38 Jumlah 50 131 100 Sumber: Data transaparan yang diolah P4 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa pentingnya panitia menjelaskan tentang mekanisme rekruitmen adalah dalam kategori selalu sebanyak 9 responden (18%), kategori sering sebanyak 6 responden (12%), kemudian kategori kadang-kadang sebanyak 11 responden (22%), dan kategori kurang pernah 5responden (10%), dan tidak pernah sebanyak 19 responden (38%). Jadi, sebagian besar responden menjawab, pentingnya panitia menjelaskan mekanisme rekruitmen tersebut, kadang-kadang dilaksanakan,
artinya
bahwa
masyarakat
tidak
mengerti bagaimana mekanisme pemilihan bakal calon perangkat desa. karena , panitia jarang untuk mensosialisasikan.
94
Tabel IV.08 Jawaban responden tentang hasil test seleksi dipaparkan Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat perlu 7 35 14 2. Perlu 10 40 20 3. cukup perlu 10 30 20 4. kurang perlu 7 14 14 5. Tidak perlu 16 16 32 Jumlah 50 135 100 Sumber: Data transparan yang diolah P5 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa perlunya hasil test dipaparkan adalah dalam kategori sangat perlu sebanyak 7 responden (14%), kategori perlu dan cukup perlu masing-masing sebanyak 10 responden (20%), kemudian kategori kurang perlu sebanyak 7 responden (14%), dan kategori tidak perlu 16responden (32%).Jadi, sebagian besar responden menjawab bahwa hasil test seleksi tidak perlu dipaparkan secara umum, karena masyarakat beranggapan bahwa apabila hasil test dipaparkan secara umum, banyak sebagian orang kurang setuju atas hasil yang diputuskan oleh panitia pemilihan perangkat desa. Dari masing-masing pertanyaan diatas, dapat disimpulkan bahwa proses transparan belum dilaksanakan dengan baik. Hanya sebagian proses sudah dilaksanakan. tetapi, Seperti hasil test yang seharusnya dipaparkan secara umum belum sepenuhnya dijalankan,
95
dan pentingnya panitia menjelaskan tentang mekanisme rekruitmen seharusnya dijelaskan. b. Akuntabel Tabel IV.09 Jawaban responden tentang kepala desa memberikan penjelasan Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat perlu 10 50 20 2. Perlu 11 44 22 3. Cukup perlu 11 33 22 4. Kurang perlu 6 12 12 5. Tidak perlu 12 12 24 Jumlah 50 151 100 Sumber: Data akuntabel yang diolah P6 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa perlunya kepala desa memberikan penjelasan adalah dalam kategori sangat perlu sebanyak 10 responden (20%), kategori perlu dan cukup perlu masing-masing sebanyak 11 responden (22%), kemudian kategori kurang perlu sebanyak 6 responden (12%), dan kategori tidak perlu 12 responden (24%).Jadi perlunya kepala desa memberikan penjelasan tentang proses rekruitmen tidak perlu dilaksanakan. Artinya, kepala desa cukup hanya mengawasi proses jalannya proses rekruitmen tanpa memberikan penjelasan tentang proses rekruitmen, karena itu adalah kewenangan dari panitia pemilihan perangkat desa.
96
Tabel IV.10 Jawaban responden tentang panitia pemilihan perangkat desa bertanggung jawab Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat penting 9 45 18 2. Penting 8 16 16 3. Cukup penting 10 30 20 4. Kurang penting 6 12 12 5. Tidak penting 17 17 34 Jumlah 50 120 100 Sumber: Data akuntabel yang diolah P7 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa pentingnya panitia bertanggung jawab dalam rekuitmen adalah dalam kategori sangat penting sebanyak 9 responden (18%), kategori penting sebanyak 8 responden (16%), kemudian kategori cukup penting sebanyak 10 responden (20%), dan kategori kurang penting 6responden (12%), dan tidak penting sebanyak 17 responden (34%). Jadi, pentingnya panitia bertanggung jawab atas proses rekruimen adalah tidak penting dilaksanakan. Artinya masyarakat beranggapan bahwa yang berhak bertanggung jawab atas proses rekruitmen adalah kepala desa.
97
Tabel IV.11 Jawaban responden tentang panitia panitia wajib selektif Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat wajib 11 55 22 2. Wajib 8 32 16 3. Cukup wajib 7 21 14 4. Kurang wajib 13 26 26 5. Tidak wajib 11 11 22 Jumlah 50 145 100 Sumber: Data akuntabel yang diolah P8 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa pentingnya perangkat desa selektif adalah dalam kategori sangat wajib sebanyak 11 responden (22%), kategori wajib sebanyak 8 responden (16%), kemudian kategori cukup wajib sebanyak 7 responden (14%), dan kategori kurang wajib 13responden (26%), dan tidak wajib sebanyak 11 responden (22%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa pentingnya perangkat desa selektif dalam memilih calon kurang wajib dilaksanakan. Artinya, masyarakat beranggapan bahwa masyarakat luas dapat mengikuti seleksi tanpa ada syarat-syarat tertentu.
98
Tabel IV.12 Jawaban responden tentang bakal calon berpendidikan tinggi Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat wajib 7 35 14 2. Wajib 9 36 18 3. Cukup wajib 13 39 26 4. Kurang wajib 7 14 14 5. Tidak wajib 14 14 28 Jumlah 50 138 100 Sumber: Data akuntabel yang diolah P9 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa pentingnya calon berpendidikan tinggi adalah dalam kategori sangat wajib sebanyak 7 responden (14%), kategori wajib sebanyak 9 responden (18%), kemudian kategori cukup wajib sebanyak 13 responden (26%), dan kategori kurang wajib 7 responden (14%), dan tidak wajib sebanyak 14 responden (28%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa pentingnya bakal calon berpendidikan tinggi cukup wajib dilaksanakan.
99
Tabel IV.13 Jawaban responden tentang rekruitmen yang dilakukan panitia apakah baik Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat baik 11 55 22 2. Baik 5 20 10 3. Cukup baik 16 48 32 4. Kurang baik 7 14 14 5. Tidak baik 11 11 22 Jumlah 50 148 100 Sumber: Data akuntabel yang diolah P10 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa rekruitmen yang dilakukan panitia adalah dalam kategori sangat baik sebanyak 11 responden (22%), kategori baik sebanyak 5 responden (10%), kemudian kategori cukup baik sebanyak 16 responden (32%), dan kategori kurang baik 7responden (14%), dan tidak baik sebanyak 11 responden (22%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa rekruitmen yang dilakukan panitia dalam kategori cukup baik. Dari masing-masing pertanyaan diatas, dapat disimpulkan bahwa pada proses akuntabel belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik, seperti belum selektifnya panitia perangkat desa dalam memilih bakal calon, dan kurangnya tanggung jawab panitia seleksi perangkat desa, sehingga pada proses rekruitmen loyalitas dari panitia perangkat desa itu sendiri kurang.
100
c. Imparsial Tabel IV.14 Jawaban responden tentang panitia bersikap adil Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat penting 9 45 18 2. Penting 3 12 6 3. Cukup penting 15 45 30 4. Kurang penting 6 12 12 5. Tidak penting 17 17 34 Jumlah 50 131 100 Sumber: Data imparsial yang diolah P11 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa pamitia perangkat desa bersikap adil adalah dalam kategori sangat penting sebanyak 9 responden (18%), kategori penting sebanyak 3 responden (6%), kemudian kategori cukup penting sebanyak 15 responden (30%), dan kategori kurang penting 6 orang (12%), dan tidak penting sebanyak 17 responden (34%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa panitia bersikap adil dalam proses rekruimen tidak penting dilaksanakan, karenamereka tidak ada rasa kepercayaan lagi dalam proses rekruitmen perangkat desa.
101
Tabel IV.15 Jawaban responden tentang panitia diambil dari masyarakat setempat Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat setuju 9 45 18 2. Setuju 8 32 16 3. Cukup setuju 14 42 28 4. Kurang setuju 7 14 14 5. Tidak setuju 12 12 24 Jumlah 50 145 100 Sumber: Data imparsial yang diolah P12 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa panitia diambil dari masyarakat setempat adalah dalam kategori sangat setuju sebanyak 9 responden (18%), kategori setuju sebanyak 8 responden (16%), kemudian kategori cukup setuju sebanyak 14 responden (28%), dan kategori kurang setuju 7responden (14%), dan tidak setuju sebanyak 12responden (24%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa panitia diambil dari masyarakat setempat cukup setuju dilaksanakan.
102
Tabel IV.16 Jawaban responden tentang soal diambil sesuai pendidikan masyarakat Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat setuju 9 45 18 2. Setuju 7 28 14 3. Cukup setuju 10 30 20 4. Kurang setuju 9 18 18 5. Tidak setuju 15 15 30 Jumlah 50 136 100 Sumber: Data imparsial yang diolah P13 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa soal sesuai dengan pendidikan masyarakat adalah dalam kategori sangat setuju sebanyak 9 responden (18%), kategori setuju sebanyak 7 responden (14%), kemudian kategori cukup setuju sebanyak 10 responden (20%), dan kategori kurang setuju 9 responden (18%), dan tidak setuju sebanyak 15 responden (30%). Jadi dapat disimpulkan bahwa soal yang diambil sesuai dengan pendidikan calon dalam kategori tidak setuju.
103
Tabel IV.17 Jawaban responden tentang hasil nilai sesuai dengan hasil test Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat benar 13 65 26 2. Benar 4 16 8 3. Ragu-ragu 16 48 32 4. Salah 9 18 18 5. Sangat salah 8 8 16 Jumlah 50 155 100 Sumber: Data imparsial yang diolah P14 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa hasil nilai harus sesuai hasil test adalah dalam kategori sangat benar sebanyak 13 responden (26%), kategori benar sebanyak 4 responden (8%), kemudian kategori ragu-ragu sebanyak 16 responden (32%), dan kategori salah 9responden (18%), dan sangat salah sebanyak 8 responden (16%). Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil nilai harus sesuai hasil test dalam kategori ragu-ragu, artinya
ketidakpercayaan
masyarakat
terhadap
panitia
seleksi
pemilihan perangkat desa terkesan masih ada manipulasi hasil test.
104
Tabel IV.18 Jawaban responden tentang kepala desa bersikap adil Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat perlu 10 50 20 2. Perlu 14 56 28 3. Cukup perlu 12 36 24 4. Kurang perlu 5 10 10 5. Tidak perlu 9 9 18 Jumlah 50 161 100 Sumber: Data imparsial yang diolah P15 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa kepala desa bersikap adil dalam rekruitmen adalah dalam kategori sangat perlu sebanyak 10 responden (20%), kategori perlu sebanyak 14 responden (28%), kemudian kategori cukup perlu sebanyak 12 responden (24%), dan kategori kurang perlu 5responden (10%), dan tidak perlu sebanyak 9 responden (18%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepala desa perlu bersikap adil dalam proses rekruimen. Dapat disimpulkan dari masing-masing pertanyaan diatas, bahwa adil atau imparsial belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik, seperti pada panitia tidak adil pada proses rekuitmen perangkat desa, dalam prosesnya maupun seleksi,sehingga hasil test masih raguragu ataupun belum murni sesuai dengan hasil nilai sebenarnya.
105
d. Tanggung Jawab Tabel IV.19 Jawaban responden tentang proses rekruitmen terjadi kecurangan Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat benar 8 40 16 2. Benar 12 48 24 3. Ragu-ragu 10 30 20 4. Salah 2 4 4 5. Sangat salah 8 8 36 Jumlah 50 130 100 Sumber: Data tanggung jawab yang diolah P16 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa proses rekruitmen terjadi kecurangan adalah dalam kategori sangat benar sebanyak 8 responden (16%), kategori benar sebanyak 12 responden (24%), kemudian kategori raguragu sebanyak 10 responden (20%), dan kategori salah 2responden (4%), dan sangat salah sebanyak 8 responden (36%). Jadi dapat disimpulkan bahwa, pada proses rekruitmen dalam kategori benar terjadi kecurangan.
106
Tabel IV.20 Jawaban responden tentang kepala desa bisa menyelesaikan persoalan Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat bisa 10 50 20 2. Bisa 4 16 8 3. Kadang-kadang 11 33 22 4. Belum bisa 9 18 18 5. Tidak bisa 16 16 32 Jumlah 50 133 100 Sumber: Data tanggung jawab yang diolah P17 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa kepala desa bisa menyelesaikan persoalan adalah dalam kategori sangat bisa sebanyak 10 responden (20%), kategori bisa sebanyak 4 responden (8%), kemudian kategori kadang-kadang sebanyak 11 responden (22%), dan kategori belum bisa sebanyak 9responden (18%), dan tidak bisa sebanyak 16 responden (32%). Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala desa tidak bisa menyelesaikan apabila terjadi persoalan pada proses rekruitmen.
107
Tabel IV.21 Jawaban responden tentang soal test dijamin kerahasiaannya Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat benar 8 40 16 2. Benar 8 32 16 3. Cukup benar 11 33 22 4. Kurang benar 8 16 16 5. Tidak benar 15 15 30 Jumlah 50 136 100 Sumber: Data tanggung jawab yang diolah P18 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa soal test dijamin kerahasiannya adalah dalam kategori sangat penting dan benar masing-masing sebanyak 8 responden (16%), kategori cukup benarsebanyak 11 responden (22%), kemudian kategori kurang benar sebanyak 8 responden (16%), dan kategori tidak benar 15 responden (30%).Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak benar bahwa soal test dijamin kerahasiaannya. Tabel IV.22 Jawaban responden tentang kepala desa perlu membuat sanksi Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat perlu 8 40 16 2. Perlu 7 28 14 3. Cukup perlu 13 39 26 4. Kurang perlu 7 14 14 5. Tidak perlu 15 15 30 Jumlah 50 136 100 Sumber: Data tanggung jawab yang diolah P19
108
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa kepala desa perlu membuat sanksi adalah dalam kategori sangat perlu sebanyak 8 responden (16%), kategori perlu sebanyak 7 responden (14%), kemudian kategori cukup perlu sebanyak 13 responden (26%), dan kategori kurang perlu7 responden (14%), dan tidakperlu sebanyak 15 responden (30%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak perlu kepala desa membuat sanksi pada proses rekruitmen, karena menurut masyarakat sanksi tidak cukup membuat mereka jera, mereka hanya membiarkan sampai masyarakat turun tangan. Tabel IV.23 Jawaban responden tentang kepala desa berpengaruh dalam penerimaan Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat perlu 12 60 24 2. Perlu 5 20 10 3. Cukup perlu 6 18 12 4. Kurang perlu 14 28 28 5. Tidak perlu 13 13 26 Jumlah 50 139 100 Sumber: Data tanggung jawab yang diolah P20 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa kepala desa berpengaruh dalam penerimaan perangkat desa adalah dalam kategori sangat perlu sebanyak
12responden
(24%),
kategori
perlu
sebanyak
109
5responden(10%),
kemudian
kategori
cukup
perlu
sebanyak
6responden (12%), dan kategori kurang perlu 14responden (28%), dan tidak perlu sebanyak 13responden (26%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepala desa kurang perlu berpengaruh dalam penerimaan perangkat desa. Dari masing-masing pertanyaan diatas dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab dari panitia maupun kepala desa masih kurang dilaksanakan. Seperti soal-soal belum dijamin kerahasiannya, dan belum adanya sanksi yang tegas dari kepala desa. Dari ke empat indikator diatas, seperti transparan, akuntabel, imparsial, dan tanggung jawab pada proses rekruimen belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik, masih adanya bakal calon yang tidak mengetahui bagaimana proses rekruitmen tersebut dilaksanakan, dan masih adanya panitia pemilihan perangkat desa yang belum transparan, seperti soal-soal yang belum dijamin kerahasiaannya. 2. Kinerja Pada variabel kinerja terdiri dari 4 indikator yaitu produktivitas, kualitas pelayanan, responsivitas, dan akuntabilitas. Adapun secara rinci hasil analisis deskriptif persentase dari masing-masing pertanyaan keempat indikator tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
110
a. Produktivitas Tabel IV.24 Jawaban responden tentangkepala desa sudah melaksanakan tugas Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat benar 8 40 16 2. benar 10 40 20 3. Kadang-kadang 15 45 30 4. salah 5 10 10 5. Sangat salah 12 12 24 Jumlah 50 147 100 Sumber: Data produktivitas yang diolah P21 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa kepala desa sudah melaksanakan tugas adalah dalam kategori sangat benar sebanyak 8responden (16%), kategori benar diperlukan sebanyak 10 responden (20%), kemudian kategori kadang-kadang sebanyak 15responden (30%), kategori salah sebanyak 5 responden (10%), dan kategori sangat salah sebanyak 12responden (24%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kadang-kadang kepala desa belum melaksanakan tugasnya dengan baik. Artinya, masyarakat sebagian besar menilai bahwa kinerja yang dilakukan kepala desa belum maksimal, seperti banyak terjadi kecurangan saat pemilihan perangkat desa.
111
Tabel IV.25 Jawaban responden tentang apakah pernahperangkat desa terjun ke masyarakat Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat pernah 10 50 20 2. pernah 9 36 18 3. Kadang-kadang 14 42 28 4. Cukup pernah 4 8 8 5. Tidak pernah 13 13 26 Jumlah 50 149 100 Sumber: Data produktivitas yang diolah P22 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa apakahpernah perangkat desa terjun ke lapangan adalah dalam kategori sangat pernah sebanyak 10responden (20%), kemudian kategori pernah sebanyak 9responden (18%), kategori kadang-kadang sebanyak 14 responden (28%), cukuppernah sebanyak 4 responden (8%), dan tidak pernah sebanyak 13 responden (26%). Jadi dapat disimpulkan bahwa kadang-kadang perangkat desa terjun ke masyarakat, artinya perangkat desa yang berbaur dengan masyarakat seharusnya lebih intens untuk melihat langsung kondisi masyarakat setempat.
112
Tabel IV.26 Jawaban responden tentang apakah benar perangkat desa tidak pernah berkomunikasi dengan masyarakat Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat benar 9 45 18 2. benar 13 52 26 3. Kadang-kadang 8 24 16 4. Cukup benar 12 24 24 5. Tidak benar 8 8 16 Jumlah 50 153 100 Sumber: Data produktivitas yang diolah P23 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa tentang apakah benarperangkat desa tidak pernah berkomunikasi dengan masyarakat adalah dalam kategori sangat benar sebanyak 9responden (18%), kategori benar diperlukan sebanyak 13 responden (26%), kemudian kategori kadang-kadang sebanyak 8responden (16%), kategori cukup benar sebanyak 12 responden (24%), dan kategori tidak benar sebanyak 8responden (16%). Jadi dapat disimpulkan benar bahwa perangkat desa tidak selalu berkomunikasi dengan masyarakat.
113
Tabel IV.27 Jawaban responden tentang perangkat desa bertanggung jawab Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat benar 9 45 18 2. benar 10 40 20 3. Kadang-kadang 11 33 22 4. Salah 9 18 18 5. Sangat salah 11 11 22 Jumlah 50 147 100 Sumber: Data produktivitas yang diolah P24 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa perangkat desa bertanggung jawab adalah dalam kategori sangat benar sebanyak 9responden (18%), kategori benar diperlukan sebanyak 10 responden (20%), kemudian kategori kadang-kadang sebanyak 11responden (22%), kategori salah sebanyak 9 responden (18%), dan kategori sangat salah sebanyak 11responden (22%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kadang-kadang atau sangat salah apabila perangkat desa bertanggung jawab dalam kinerjanya, artinya sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa perangkat desa masih kurang bertanggungjawab dalam kinerja.
114
Tabel IV.28 Jawaban responden tentang perangkat desa pulang sesuai waktu ditentukan Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat benar 13 65 26 2. benar 8 32 16 3. Kadang-kadang 14 42 28 4. Salah 6 12 12 5. Sangat salah 9 9 18 Jumlah 50 160 100 Sumber: Data produktivitas yang diolah P25 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat perangkat desa pulang sesuai waktu adalah dalam kategori sangat benar sebanyak 13responden (26%), kategori benar diperlukan sebanyak 8 responden (16%), kemudian kategori kadang-kadang sebanyak 14responden (28%), kategori salah sebanyak 6 responden (12%), dan kategori sangat salah sebanyak 9responden (18%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kadang-kadang perangkat desa pulang tidak sesuai dengan waktunya. Dari masing-masing pertanyaan diatas, dapat disimpulkan bahwa bahwa produktivitas kinerja belum dilaksanakan sepenuhnya dengan baik, seperti kepala desa belum melaksanakn tugasnya, dan perangkat desa pulang tidak sesuai dengan waktunya, dan masyarakat
115
berharap bahwa kepala desa maupun perangkat desa terjun ke masyarakat sehingga, kinerja mereka menjadi lebih produktif. b. Kualitas Pelayanan Tabel IV.29 Jawaban responden tentang apakah benar pelayanan belum efektif dan efisien Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat benar 15 75 30 2. benar 4 16 8 3. Cukup benar 15 45 30 4. Kurang benar 6 12 12 5. Tidak benar 10 10 20 Jumlah 50 158 100 Sumber: Data kualitas pelayanan yang diolah P26 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat apakah benar pelayanan belum efektif dan efisienadalah dalam kategori sangat benar sebanyak 15 responden (30%), kemudian kategori benar sebanyak 4 responden (8%), kategori cukup benar sebanyak 15 responden (30%), kategori kurang benar 6 responden (12%), dan tidak benar sebanyak 10 responden (20%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa sangat benar apabila pelayanan yang diberikan belum efektif dan efisien.
116
Tabel IV.30 Jawaban responden tentang apakah benar pelayanan tidak memenuhi standar operasional Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat benar 16 80 32 2. benar 9 36 18 3. Cukup benar 7 21 14 4. kurang benar 13 26 26 5. Tidak benar 5 5 10 Jumlah 50 168 100 Sumber: Data kualitas pelayanan yang diolah P27 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa apakah benar pelayanan tidak memenuhi standar operasional adalah dalam kategori sangat benar sebanyak 16responden (32%), kemudian kategori benar sebanyak 9responden (18%), kategori cukup benar sebanyak 7 responden (14%), dan kategorikurang benar 13 responden (26%), dan tidak benar sebanyak 5 responden (10%). Jadi, dapat disimpulkan sangat benar apabila pelayanan yang diberikan tidak memenuhi standar operasional, artinya, tidak tersedianya fasilitas atau yang berhubungan dengan kebutuhan masyarakat
117
Tabel IV.31 Jawaban responden tentang perangkat desa menggunakan bahasa yang baik Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat perlu 12 60 24 2. Perlu 7 28 14 3. Kadang-kadang 14 42 28 4. cukup perlu 7 14 14 5. Tidak perlu 10 10 20 Jumlah 50 154 100 Sumber: Data kualitas pelayanan yang diolah P28 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa perangkat desa menggunakan bahasa yang baik adalah dalam kategori sangat perlu sebanyak 12 responden (24%), kemudian kategori perlu sebanyak 7responden (14%), kategori kadang-kadang sebanyak 14 responden (28%), dan kategori cukup perlu 7 responden (14%), dan tidak perlu sebanyak 10 responden (20%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kadang-kadang perangkat desa menggunakan bahasa yang baik.
118
Tabel IV.32 Jawaban responden tentang pelayanan melihat status sosial Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat perlu 14 70 28 2. perlu 5 20 10 3. Kadang-kadang 18 54 36 4. Kurang perlu 10 20 20 5. Tidak perlu 3 3 6 Jumlah 50 167 100 Sumber: Data kualitas pelayanan yang diolah P29 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat pelayanan melihat status sosial adalah dalam kategori sangat perlu sebanyak 14responden (28%), kemudian kategori perlu sebanyak 5responden (10%), kategori kadang-kadang sebanyak 18 responden (36%), dan kategori kurang perlu10responden (20%), dan tidak perlu sebanyak 3 responden (6%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam memberikan pelayanan kadang-kadang masih melihat status sosial masyarakat.
119
Tabel IV.33 Jawaban responden tentang kualitas pelayanan apakah sangat memuaskan
No.
Jumlah Responden Persentase Frekuensi Jumlah (%) 8 40 16
Kategori
1.
Sangat memuaskan 2. memuaskan 10 40 3. Kadang-kadang 13 39 4. cukup 4 8 memuaskan 5. Tidak memuaskan 15 15 Jumlah 50 142 Sumber: Data kualitas pelayanan yang diolah P30
20 26 8 30 100
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa kualitas pelayanan apakah sangat memuaskanadalah dalam kategori sangat memuaskan sebanyak 8responden
(16%),
kemudian
kategori
memuaskan
sebanyak
10responden (20%), kategori kadang-kadang sebanyak 13responden (26%), dan kategori cukup memuaskan4responden (8%), dan tidak memuaskan sebanyak 15 responden (30%). Dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan tidak memuaskan, artinya menurut masyarakat pelayanan belum cukup baik, misalnya kurangnya respon yang baik dari perangkat desa itu sendiri.
120
Dari masing-masing pertanyaan diatas, kualitas pelayanan perlu ditingkatkan, seperti adanya pelayanan yang masih
melihat status
sosial masyarakat, sehingga pelayanan yang diberikan belum efektif dan efisien. c. Responsivitas Tabel IV.34 Jawaban responden tentang pelayanan sudah sesuai dengan aturan yang ditetapkan kepala desa Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat benar 10 50 20 2. benar 5 20 10 3. Kadang-kadang 10 30 20 4. Salah 7 14 14 5. Sangat salah 18 18 36 Jumlah 50 132 100 Sumber: Data responsivitas yang diolah P31 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwapelayanan sudah sesuai dengan aturan yang ditetapkan kepala desa adalah dalam kategori sangat benar sebanyak 10responden (20%), kategori benar diperlukan sebanyak 5 responden (10%), kemudian kategori kadang-kadang sebanyak 10responden (20%), kategori salah sebanyak 7 responden (14%), dan kategori sangat salah sebanyak 18responden (36%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa sangat salah apabila pelayanan sudah sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh kepala desa, masyarakat
121
beranggapan bahwa masih ada perangkat desa yang melanggar aturanaturan sepertinya terbelangkainnya pelayanan untuk masyarakat yang terkesan lambat. Tabel IV.35 Jawaban responden tentang kinerja perangkat desa tepat sasaran Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat benar 6 30 12 2. benar 5 20 10 3. Kadang-kadang 13 39 26 4. Salah 12 24 24 5. Sangat salah 14 14 28 Jumlah 50 127 100 Sumber: Data responsivitas yang diolah P32 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwakinerja perangkat desa tepat sasaran adalah dalam kategori sangat benar sebanyak 6 responden (12%), kategori benar diperlukan sebanyak 5responden (10%), kemudian kategori kadang-kadang sebanyak 13responden (26%), kategori salah sebanyak 12 responden (24%), dan kategori sangat salah sebanyak 14responden (28%). Jadi, dapat disimpulkan sangat salah apabila kinerja perangkat desa sudah tepat sasaran, artinya kinerja perangkat desa masih banyak yang tidak sesuai dengan target yang diharapkan.
122
Tabel IV.36 Jawaban responden tentang apakah perangkat desa dalam memberikan pelayanan sudah cepat dan tepat Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat tepat 8 40 16 2. tepat 4 16 8 3. Kadang-kadang 9 27 18 4. Cukup tepat 7 14 14 5. Tidak tepat 22 22 44 Jumlah 50 119 100 Sumber: Data responsivitas yang diolah P33 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat
bahwa
apakah
perangkat
desa
dalam
memberikan pelayanan sudah cepat dan tepat adalah dalam kategori sangat tepat sebanyak 8responden (16%), kemudian kategori tepat sebanyak 4 responden (8%), kategori kadang-kadang sebanyak 9 responden (18%), dan kategori cukup teapat 7 responden (14%), dan tidak tepat sebanyak 22 responden (44%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa perangkat desa dalam memberikan pelayanan belum dilakukan secara cepat dan tepat, artinya masyarakat beranggapan bahwa kinerja tidak tepat atau belum tepat dengan waktu yang diharapkan.
123
Tabel IV.37 Jawaban responden tentang perangkat desa memberikan pelayanan dengan baik Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat setuju 8 40 16 2. Setuju 7 28 14 3. Cukup setuju 11 33 22 4. Kurang setuju 14 28 28 5. Tidak setuju 10 10 20 Jumlah 50 139 100 Sumber: Data responsivitas yang diolah P34 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa kepala desa memberikan pelayanan dengan baikadalah dalam kategori sangat setuju sebanyak 8 responden (16%), kemudian kategori setuju sebanyak 7responden (14%), kategori cukup setuju sebanyak 11 responden (22%), dan kategori kurang setuju 14 responden (28%), dan tidak setuju sebanyak 10 responden (20%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kurang setuju apabila perangkat desa memberikan pelayanan dengan baik, karena masih banyak pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat, seperti proses pelayanan yang tidak tepat waktu.
124
Tabel IV.38 Jawaban responden tentang perangkat desa membantu pembuatan KTP/KK Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat pernah 7 35 14 2. pernah 5 20 10 3. Kadang-kadang 9 27 18 4. Kurang pernah 8 16 16 5. Tidak pernah 21 21 42 Jumlah 50 119 100 Sumber: Data responsivitas yang diolah P35 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa perangkat desa membantu pembuatan KTP/KK adalah dalam kategori sangat pernah sebanyak 7 responden (14%), kemudian kategori pernah sebanyak 5 responden (10%), kategori
kadang-kadang
sebanyak
9
responden
(18%),
dan
kategorikurang pernah 8 responden (16%), dan tidak pernah sebanyak 21 responden (42%). Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak pernah perangkat
desa
membantu
pembuatan
KTP/KK.Masyarakat
beranggapan bahwa hanya beberapa orang saja atau salah satu perangkat desa yang membantu pembuatan KTP/KK. Dari masing-masing pertanyaan diatas dapat disimpulkan bahwa
responsivitas dalam memberikan pelayanan masih kurang,
seperti adanya kinerja yang masih tidak tepat sasaran, dan dalam memberikan pelayanan masih belum cepat dan tepat.
125
d. Akuntabilitas Tabel IV.39 Jawaban responden tentang perangkat desa mampu menyelesaikan tepat waktu Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat benar 8 40 16 2. Benar 3 12 6 3. Kadang-kadang 10 30 20 4. Salah 11 22 22 5. Sangat salah 18 18 36 Jumlah 50 122 100 Sumber: Data akuntabilitas yang diolah P36 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwaperangkat desa mampu menyelesaikan tepat waktu adalah dalam kategori sangat benar sebanyak 8 responden (16%), kategori benar diperlukan sebanyak 3 responden (6%), kemudian kategori kadang-kadang sebanyak 10responden (20%), kategori salah sebanyak 11 responden (22%), dan kategori sangat salah sebanyak 18responden (36%). Jadi, dapat disimpulkan sangat salah apabila perangkat desa mampu menyelesaikan tugas tepat waktu.
126
Tabel IV.40 Jawaban responden tentang perangkat desa memahami tugas-tugas
No. 1. 2. 3. 4.
Kategori
Jumlah Responden Persentase Frekuensi Jumlah (%) 10 50 20 1 4 2 12 36 24 11 22 22
Sangat memahami memahami Cukup memahami Kurang memahami 5. Tidak memahami 16 16 Jumlah 50 128 Sumber: Data akuntabilitas yang diolah P37
32 100
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwaperangkat desa memahami tugas-tugas adalah dalam kategori sangat memahami sebanyak 10 responden (20%), kategori memahamisebanyak 1 responden (2%), kemudian kategori cukup memahami sebanyak 12responden (24%), kategori kurang memahami sebanyak 11 responden (22%), dan kategori tidak memahami sebanyak 16 responden (32%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa perangkat desa tidak memahami tugas-tugas yang diberikan perangkat desa, artinya disebabkan karena perangkat desa tidak memahami teori-teori ataupun masih mengandalkan salah satu orang yang dianggap mampu menyelesaikan pekerjaan tersebut.
127
Tabel IV.41 Jawaban responden tentang masih ada perangkat desa yang tidakmempunyai ketekunan dan kedisiplinan Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat ada 16 80 32 2. ada 3 12 6 3. Kadang-kadang 9 27 18 4. Cukup ada 8 16 16 5. Tidak ada 14 14 28 Jumlah 50 149 100 Sumber: Data akuntabilitas yang diolah P38 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa masih ada perangkat desa yang tidak mempunyai ketekunan dan kedisiplinan adalah dalam kategori sangat ada sebanyak 16 responden (32%), kemudian kategori ada sebanyak 3 responden (6%), kategori kadang-kadang sebanyak 9 responden (18%), dan kategori cukup ada 8 responden (16%), dan tidak ada sebanyak 14 responden (28%). Dapat disimpulkan bahwa sangat ada perangkat desa yang tidak mempunyai ketekunan dan kedisiplinan.
128
Tabel IV.42 Jawaban responden tentang perangkat desa dapat memecahkan masalah Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat penting 17 85 34 2. Penting 5 20 10 3. Cukup penting 8 24 16 4. Kurang penting 11 22 22 5. Tidak penting 9 9 18 Jumlah 50 160 100 Sumber: Data akuntabilitas yang diolah P39 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa perangkat desa dapat memecahkan masalah adalah dalam kategori sangat penting sebanyak 17responden (34%), kemudian kategori penting sebanyak 5 responden (10%), kategori cukup penting sebanyak 8 responden (16%), dan kategori kurang penting 11 responden (22%), dan tidak penting sebanyak 9 responden (18%). Jadi, Dapat disimpulkan bahwa sangat penting perangkat desa dapat memecahkan masalah.
129
Tabel IV.43 Jawaban responden tentang perangkat desa mampu menyelesaikan pekerjaan Jumlah Responden No. Kategori Persentase Frekuensi Jumlah (%) 1. Sangat setuju 8 40 16 2. Setuju 7 28 14 3. Cukup setuju 11 33 22 4. Kurang setuju 12 24 24 5. Tidak setuju 12 12 24 Jumlah 50 137 100 Sumber: Data akuntabilitas yang diolah P40 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa perangkat desa mampu menyelesaikan pekerjaanadalah dalam kategori sangat setuju sebanyak 8 responden (16%), kemudian kategori setuju sebanyak 7responden (14%), kategori cukup setuju sebanyak 11 responden (22%), dan kategorikurang setuju 12 responden (24%), dan tidak setuju sebanyak 12 responden (24%). Dapat disimpulkan bahwa, kurang setuju apabila perangkat desa mampu menyelesaikan pekerjaan. Dari masing-masing pertanyaan diatas, dapat disimpulkan bahwa pada akuntabilitas dalam kinerja belum cukup dilaksanakan dengan baik, karena perangkat desa belum menyelesaikan tugasnya dengan begitu baik dan cenderung belum memahami tugas-tugas yang diberikan.
130
Dari kesimpulan masing-masing indikator kinerja diatas penulis menyimpulkan bahwa seperti produktivitas, kualitas pelayanan, responsivitas, dan akuntabilitas dalam kinerja masih perlu ditingkatkan terutama pada proses pelayanan masyarakat yang seharusnya baik, akan tetapi masih ada pelayanan yang diberikan kurang efektif maupun efisien, dan pada tingkat produktivitas perangkat desa belum menghasilkan kinerja-kinerja yang mampu meningkatkan kualitas pelayanan. seperti perangkat desa sebagian besar belum terjun ke lapangan sebagai salah satu bentuk kinerja nyata kepada masyarakat, sehingga kinerja perangkat desa terkesan buruk bagi masyarakat. Kesimpulan akhir dari beberapa indikator diatas bahwa proses rekruitmen perangkat desa sangatlah berpengaruh terhadap kinerja perangkat pemerintah desa khususnya di Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang, sehingga perlunya sosialisasi maupun perbaikan proses rekruitmen sangat diharapkan untuk menunjang kinerja perangkat desa yang baik sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan sesuai dengan Perda Kabupaten Pemalang No.19 Tahun 2006 Tentang Tata cara dan mekanisme pengangkatan Perangkat Desa Lainnya.
131
2. Analisis Korelasi Rank Spearman Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan perangkat desa terhadap kinerja perangkat pemerintah desa di Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang sebagai berikut. Tabel IV.44 Tabel Penolong untuk Menghitung Korelasi Rank Spearman Responden (N)
X
rank X
Y
rank Y
b1
b12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
73 57 55 72 59 61 63 53 61 45 63 53 61 64 47 47 58 53 72 71 73 65 60 84
5,5 25 27 9 22 19 16,5 30 19 42 16,5 30 19 15 36,5 36,5 23 30 9 11,5 5,5 14 21 1
68 49 54 61 52 58 54 60 56 59 57 46 54 55 57 61 51 47 62 54 69 55 70 64
11 38,5 31,5 15,5 34,5 23,5 31,5 18 27 20,5 25,5 43 31,5 28,5 25,5 15,5 36,5 40,5 13 31,5 9,5 28,5 7,5 12
-5 -8 -1 -11 -7 -3 -9 7 -5 14 -6 -7 -7 -9 10 14 -7 -6 -10 -17 -4 -10 10 -20
25 64 1 121 49 9 81 49 25 196 36 49 49 81 100 196 49 36 100 289 16 100 100 400
132
Responden (N)
X
rank X
Y
rank Y
b1
b12
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 ∑
71 73 73 66 56 38 46 33 48 75 50 46 72 50 57 34 74 33 46 38 57 27 47 47 38 44 2809
11,5 5,5 5,5 13 26 45 40 48,5 34 2 33,5 40 9 33,5 25 47 3 48,5 40 45 25 50 36,5 36,5 45 43 1275
61 84 73 75 51 59 59 39 46 87 58 45 82 70 69 44 72 39 47 61 49 39 46 52 38 59 2877
15,5 2 5 4 36,5 20,5 20,5 48 43 1 23,5 45 3 7,5 9,5 46 6 48 40,5 15,5 38,5 48 43 34,5 50 20,5 1275
-10 11 0 9 -5 21 13 6 -2 12 8 -1 10 20 12 10 -2 6 1 23 -8 12 -1 5 0 15 68
100 121 0 81 25 441 169 36 4 144 64 1 100 400 144 100 4 36 1 529 64 144 1 25 0 225 5180
maka perhitungan Korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut:
133
rs 1
6bi2
n n 2 1
rs 1
6 x 5.180 50 50 2 1
rs 1
31.080 50 2500 1
rs 1
31.080 50 2499
31.080 124950 rs 1 0,2487 rs 1
rs 0,751
Dari hasil perhitungan tersebut, diperoleh rs = 0,751kemudian dikonsultasikan dengan rstabeldengan taraf signifikansi 5% N=50 diperoleh 0,235dengan demikian diketahui bahwa rs> rstabel = 0,751>0,235, maka hipotesis penelitian diterima berbunyi “Ada pengaruh Rekruitmen Perangkat Desa Terhadap Kinerja Perangkat Pemerintah Desa di Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang”. 3. Analisis Koefisien Determinasi Pada
hasil
perhitungan
menggunakan
besarnya
koefisien
determinasi KD = 𝑟𝑥𝑦 2 × 100% = (0,751)2 × 100% = 56,400×100% = 56,40% berarti bahwa besarnya kontribusi rekruitmen perangkat desa dalam hubungannya dengan kinerja perangkat pemerintah desa di Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang adalah sebesar 56,40%, sedangkan sisanya sebesar 43,60% merupakan pengaruh faktor-faktor
134
lainseperti insentif, peran pemimpin, dan lain sebagainya yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Dari analisis koefisien determinasi tersebut dapat dibuat diagram berikut:
Diagram Koefisien Determinasi
43,60%
56,40%
Rekuitmen Perangkat Desa Faktor Lain
Gambar 4.1 Koefisien determinasi 4. Uji Hipotesis Untuk mengetahui apakah benar terdapat hubungan yang signifikan antara rekruitmen perangkat desa terhadap kinerja perangkat pemerintah desa di Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang, penulis menguji hasil analisis korelasi (rs) dengan pengujian hipotesis sebagai berikut: a. Formulasi Hipotesis Hipotesis statistik yang akan diuji dapat diinformasikan sebagai berikut:
135
Ho : = 0
berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara rekruitmen perangkat desa (X) dengan kinerja perangkat pemerintah desa (Y) di Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang.
H1 : 0
berarti
terdapat
hubungan
yang
signifikan
antara
rekruitmen perangkat desa (X) dengan kinerja perangkat pemerintah desa (Y) di Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang. b. Taraf Signifikansi Untuk menguji signifikansi dari koefisien korelasi yang diperoleh, akan digunakan uji Z dua pihak dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 95% ( atau = 5%). c. Uji Statistik Perhitungan nilai Zhitung adalah sebagai berikut: z rs
n 1
0,751 50 1 0,751 49 0,751 x 7 5,259
Sedangkan untuk Ztabel dari sebesar 1,960.
tabel
harga-harga Z diperoleh hasil
136
d. Kesimpulan H0 diterima jika
= -Z ≥ -1,960 atau Z 1,960
H0 ditolak jika
= Z > 1,960 atau -Z < - 1,960,
Besarnya (Z) dengan tingkat signifikan 5% (0,025) = 1,960. Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai Zhitung (5,259) > Z(0,025) (1,960) maka berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya hipotesis kerja dalam penelitian ini dapat diterima; yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara rekruitmen perangkat desa dengan kinerja perangkat pemerintah desa di Kecamatan Randudongkal Kabupaten
Pemalang.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh rekruitmen perangkat desa terhadap kinerja perangkat pemerintah Desa di Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang, maka dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Rekuitmen perangkat desa di Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang terdiri dari 4 indikator yaitu transparan, akuntabel, imparsial, dan tanggungjawab. Mayoritas responden berpendapat bahwa pada proses rekruitmen belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik, masih adanya bakal calon yang tidak mengetahui bagaimana proses rekruitmen tersebut dilaksanakan, dan masih adanya panitia pemilihan perangkat desa yang belum
transparan,
kerahasiaannya.Pada
seperti proses
soal-soal
yang
transparan
dalam
belum rekuitmen
dijamin dapat
disimpulkan bahwa proses transparan belum dilaksanakan dengan baik, seperti transparan yang diketahui responden hasil test seleksi tidak perlu dipaparkan secara umum sebanyak 16 responden (32%), dan pentingnya akuntabel dalam rekuitmen, dapat diketahui bahwa mayoritas responden bahwa pentingnya calon berpendidikan tinggi tidak wajib dilaksanakan sebanyak 14 responden (28%), pentingnya imparsial dalam rekuitmen dapat disimpulkan bahwa imparsial belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik, seperti panitia tidak adil pada proses rekruitmen.
137
138
2. Kinerja perangkat desa di Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang terdiri
dari 4
indikator
yaitu produktivitas,
kualitas pelayanan,
responsivitas, dan akuntabilitas. Penulis menyimpulkan bahwa seperti produktivitas, kualitas pelayanan, responsivitas, dan akuntabilitas dalam kinerja masih perlu ditingkatkan terutama pada proses pelayanan masyarakat yang seharusnya baik, tetapi masih ada pelayanan yang kurang efektif dan efisien. 3. Hasil perhitungan diperoleh rs = 0,751 kemudian dikonsultasikan dengan rstabel dengan taraf signifikansi 5% N=50 diperoleh 0,235, dengan demikian diketahui bahwa rs> rstabel = 0,751>0,235, maka hipotesis penelitian diterima. 4. Pada hasil perhitungan menggunakan besarnya koefisien determinasi atau KD memperoleh sebesar 56,40%, berarti bahwa besarnya kontribusi rekruitmen perangkat desa dalam hubungannya dengan kinerja perangkat pemerintah desa di Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang adalah sebesar 56,40%, sedangkan sisanya sebesar 43,60% merupakan pengaruh faktor-faktor lain seperti intensif, peran pemimpin, dan lain sebagainya yang tidak dijlaskan dalam penelitian ini. B. Saran Beberapa saran yang dapat diajukan berkaitan dengan kesimpulan adalah sebagai berikut:
139
1. Diharapkan pegawai agar memanfaatkan rekuitmen sebaik-baiknya,. karena rekuitmen pegawai yang baik maka kinerja pegawai akan lebih baik. 2. Dalam proses rekruitmen sebaiknya pemilihan panitia juga sangat perlu diperhatikan,
sehingga
tidak
ada
lagi
kecurangan-kecurangan
yangdilakukan. Karena proses rekruitmen adalah sebagai titik awal keberhasilan kinerja perangkat desa. 3. Hendaknya Perangkat Pemerintah Desa di Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang lebih memperhatikan rekuitmen dalam penjaringan, penerimaan pegawai baru, untuk menghasilkan kinerja pegawai yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA M. Phil Wibowo.2007.Menejemen Kinerja. Jakarta.Rajagrafindo persada. Purnama Joko,Rinandari Hesti.2005.Prakarsa Desentralisasi dan Otonomi Desa.Yokyakarta. Ire Press. Widjaja, HAW.2010.Otonomi Desa.Jakarta.Rajagrafindo persada. Suratman,2001.Retrospeksi sistem nilai dan kulturpemerintahan desa yang berwawasan kemandirian.2010. Egon E. Berger.1995:121.Pengantar Sosiologi Pedesaaan dan Pertanian: Rahardjo. Esterber. 2009 :317.Metode Penelitian Pendidikan: Sugiyono Luthans, Fred.2005.Perilaku Organisasi Edisi 10.Yogyakarta : Andi Huda Annas C.2012.Skripsi efektivitas tugas jogoboyo Dalam melaksanakan Pemerintahan Desa. Hans Antlov. 2011. Demokrasi di Tingkat Desa Miles dan Huberman. 2007.Metode Penelitian Pendidikan: Sugiyono M. Kasir Ibrahim.1993. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru. Surabaya. Pustaka Tinta Mas Nasution. 1988. Buku Penuntun Membuat Thesis, Skripsi, Disertasi, Makalah. Bandung: Penerbit Jemmars. Robbins. 2001:89. Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Pelayanan Publik. Universitas Sumatra Utara.
140
141
Ralph Linton.1997:144. Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Pelayanan Publik : Harsojo.Universitas Sumatra Utara. Sunarjo.1984:1.Pengertian Desa. Sanafah faisal.1990.Persepsi Masyarakat. Universitas Sumatra Utara. Thoha.1998 : 23. Persepsi Masyarakat. Universitas Sumatra Utara. Wirawan (1995 : 77).Persepsi Masyarakat.Universitas Sumatra Utara. WEBSITE (http://www.kompip.or.id/files/Otonomi%20daerah%20dan%20good%20go verna nce%20dalam%20rangka%20mewujudkan%20keberhasilan%20pembang unan%20daerah.pdf). http://bapeda.jogjaprov.go.id/home.php?mode=content&submode=detail&i d=362 Kamus Besar Bahasa Indonesia Dua arti kata Dampak dan Kehidupan Masyarakat. PERATURAN PERUNDANG – UNDANG Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 19 Tahun 2006, tata cara pengangkatan dan pemberhentian perangkat desa Undang-Undang Dasar 1945 pada Pasal 18 mengenai pemerintah daerah. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa dan Kelurahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2005 tentang Desa
142
DAFTAR PERTANYAAN
Judul Penelitian: PENGARUH REKRUITMEN PERANGKAT DESA TERHADAP KINERJA PERANGKAT PEMERINTAH DESA DI KECAMATAN RANDUDONGKAL KABUPATEN PEMALANG
A.
Petunjuk Pengisian Dalam daftar ini terdiri dari dua bagian yaitu : 1. Identitas responden, untuk bagian ini Bapak / Ibu / Saudara cukup mengisi kolom yang telah tersedia. 2. Daftar pertanyaan, untuk bagian ini Bapak / Ibu / Saudara cukup memilih salah satu jawaban yang benar dan tepat dengan memberi tanda silang (X).
B.
Identitas Responden 1. Nama
:.......................................................................
2. Jenis Kelamin
:.......................................................................
3. Umur
:.......................................................................
4. Pendidikan terakhir
:.......................................................................
5. Pekerjaan
:.......................................................................
143
Berilah tanda silang (x) pada huruf a,b,c,d, atau e yang telah tersedia dan menurut Bapak / Ibu / Saudara merupakan jawaban yang paling benar. 1. Rekruitmen A. Transparan 1. Menurut saudara, apakah benar proses rekruitmen perangkat desa sudah dijalankan dengan baik? a. Sangat benar b. Benar c. Cukup benar d. Kadang-kadang e. Tidak benar 2. Menurut saudara, apakah benar proses rekruitmen belum dilaksanakan secara terbuka, seperti hasil test belum diumumkan transparan? a. Sangat Benar b. Benar c. Kadang-kadang d. Belum benar e. Tidak benar 3. Menurut saudara, apakah benar seleksi bakal calon perangkat desa masih belum memenuhi persyaratan yang telah ditentukan? a. Sangat benar b. Benar c. Cukup benar d. Kadang-kadang e. Tidak benar 4. Menurut saudara, apakah panitia selalu menjelaskan tentang mekanisme persyaratan bakal calon perangkat desa?
144
a. selalu b. Sering c. Kadang-Kadang d. Belum pernah e. Tidak pernah 5. Menurut saudara, apakah benar hasil test seleksi cenderung terjadi kecurangan, seperti memanipulasi hasil test? a. Sangat benar b. Benar c. Cukup benar d. Kadang-kadang e. Tidak benar B. Akuntabel 6..Menurut saudara,.apakah benar kepala desa tidak ikut serta memberikan penjelasan tentang kriteria perangkat desa yang akan dicalonkan? a. Sangat benar b. benar c. Cukup benar d. Kadang-kadang e. Tidak benar 7..Menurut saudara, apakah benar jika seorang panitia pemilihan perangkat desa tidak bertanggung jawab atas bakal calon perangkat desa? a. Sangat benar b. Benar c. Cukup benar d. Kadang-kadang
145
e. Tidak benar 8. Menurut saudara, apakah benar panitia perangkat desa belum selektif dalam memilih bakal calon? a. Sangat benar b. Benar c. Cukup benar d. Kadang-kadang e. Tidak benar 9. Menurut saudara, apakah benar jika panitia pemilihan perangkat desa belum melaksankan tugasnya dengan rasa tanggung jawab? a. Sangat benar b. Benar c. Cukup benar d. Kadang-kadang e. Tidak benar 10. Menurut saudara, apakah benar rekruitmen yang dilakukan oleh panitia sering terjadi kecurangan? a. Sangat benar b. Benar c. Cukup benar d. Kadang-kadang e. Tidak benar C. Imparsial 11. Menurut saudara, apakah benar panitia perangkat desa tidak bersikap adil terhadap semua bakal calon? a. Sangat benar b. Benar c. Cukup benar
146
d. Kadang-kadang e. Tidak benar 12. Menurut saudara,apakah benar jika seorang panitia perangkat desa sebagian tidak diambil dari masyarakat setempat? a. Sangat benar b. Benar c. Cukup benar d. Kadang-kadang e. Tidak benar 13. Menurut saudara, apakah benar jika soal soal yang diambil tidak sesuai dengan aturan yang ada di perdes? a. Sangat benar b. Benar c. Cukup benar d. Kadang-kadang e. Tidak benar 14. Menurut saudara, apakah benar hasil nilai test calon terjadi kecurangan? a. Sangat benar b. benar c. cukup benar d. Kadang-kadang e. Tidak benar 15. Menurut saudara, apakah benar kepala desa tidak bersikap adil terhadap
proses
rekruitmen
membedakan-bedakan? a. Sangat benar b. benar
perangkat
desa
dan
cenderung
147
c. Cukup benar d. Kadang-kadang e. Tidak benar D. Tanggung Jawab 16. Menurut saudara, apakah benar jika dalam proses rekruitmen sering terjadi kecurangan dalammemilih bakal calon? a. Sangat benar b. Benar c. Ragu – ragu d. Salah e. Sangat salah 17. Menurut saudara, apakah seorang kepala desa bisa menyelesaikan persoalan apabila ada kecurangan dalam pemilihan perangkat desa? a. Sangat bisa b. Bisa c. Kadang – kadang d. Belum bisa e. Tidak bisa 18. Menurut saudara, apakah benar soal test yang sudah dibuat dijamin kerahasiaannya oleh panitia? a. Sangat benar b. benar c. Cukup benar d. Kurang benar e. Tidak benar 19. Menurut saudara, apakah seorang kepala desa perlu membuat sanksi yang konkret apabila ada kecurangan dalam proses rekruitmen perangkat desa? a. Sangat perlu
148
b. Perlu c. Cukup perlu d. Kurang perlu e. Tidak perlu 20. Menurut saudara, apakah perlu jika dalam proses rekruitmen ,kepala desa ikut berpengaruh atau andil dalam penerimaan perangkat desa? a. Sangat perlu b. Perlu c. Cukup perlu d. Kurang perlu e. Tidak perlu 2.Kinerja
A. Produktivitas 21. Menurut saudara, apakah benar para perangkat desa sudah terlihat melaksanakan tugas tugas yang diberikan oleh kepala desa? a. Sangat benar b. Benar c. Kadang – kadang d. Salah e. Sangat salah 22. Menurut saudara, apakah benar jika perangkat desa tidak pernah terjun ke masyarakat? a. Sangat benar b. Benar
c. Cukup benar d. Kadang-kadang e. Tidak benar
149
23. Menurut saudara, apakah benar perangkat desa tidak pernah berkomunikasi dengan masyarakat? a. Sangat benar b. Benar c. Kadang – kadang d. Cukup benar e. Tidak benar 24. Menurut saudara, apakah benar jika perangkat desa tidak ikut bertanggung jawab atas kemajuan desa? a. Sangat benar b. Benar c. Kadang – kadang d. Salah e. Sangat salah 25. Menurut saudara, apakah benar jika perangkat desa pulang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan ? a. Sangat benar b. Benar c. Kadang – kadang d. Salah e. Sangat salah B. Kualitas Pelayanan 26. Menurut saudara, apakah benar pelayanan belum efektif dan efisien? a. Sangat benar b. benar c. Cukup benar d. Kurang benar e. Tidak benar
150
27. Menurut saudara, apakah benar pelayanan tidak memenuhi standar operasional? a. Sangat benar b. benar c. cukup benar d. kurang benar e. Tidak benar 28. Apakah benar aparatur perangkat desa tidak menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam memberikan pelayanan ? a. Sangat benar b. benar c. Cukup benar d. Kadang-kadang e. Tidak benar 29. Menurut saudara, apakah benar dalam memberikan pelayanan aparatur perangkat desa masih melihat status sosial masyarakat yang akan di layani ? a. Sangat benar b. benar c. Cukup benar d. Kadang-kadang e. Tidak benar 30. Menurut
saudara,
kualitas
memuaskan? a. Sangat memuaskan b. memuaskan c. Kadang – kadang d. cukup memuaskan e. tidak memuaskan
pelayanan
apakah
sudah
sangat
151
C. Responsivitas 31. Menurut saudara, pelayanan sudah sesuai dengan aturan yang ditetapkan kepala desa? a. Sangat benar b. Benar c. Kadang – kadang d. Salah e. Sangat salah 32. Menurut saudara, apakah benar jika kinerja perangkat desa sudah tepat sasaran? a. Sangat benar b. benar c. kadang-kadang d. Salah e. Sangat salah 33. Menurut saudara, apakah perangkat desa dalam memberikan pelayanan sudah cepat dan tepat? a. Sangat tepat b. Tepat c. Kadang – kadang d. Cukup tepat e. Tidak tepat 34. Menurut saudara, apakah benar perangkat desa dalam memberikan pelayanan tidak baik? a. Sangat benar b. benar c. Cukup benar d. Kadang-kadang
152
e. Tidak benar 35. Menurut saudara, apakah perlu perangkat desa membantu masyarakat apabila ada kesulitan dalam pembuatan KTP maupun KK? a. Sangat pernah b. pernah c. Kadang – kadang d. Kurang pernah e. Tidak pernah D. Akuntabilitas 36. Menurut saudara,apakah benar perangkat desa tidak mampu menyelesaikan pekerjaan melebihi yang ditargetkan? a. Sangat benar b. Benar c. Kadang – kadang d. Salah e. Sangat salah 37. Menurut saudara, apakah perangkat desa wajib memahami dan menguasai sepenuhnya tugas-tugas yang diberikan kepala desa? a. Sangat memahami b. memahami c. Cukup memahami d. Kurang memahami e. Tidak memahami 38. Menurut saudara, apakah masih ada perangkat desa yang tidak mempunyai ketekunan dan kedisiplinan? a. Sangat ada b. Ada c. Kadang – kadang d. Cukup ada
153
e. Tidak ada 39. Menurut saudara, apakah benar seorang perangkat desa tidak dapat memecahkan masalah dalam pekerjaannya? a. Sangat benar b. Benar c. cukup benar d. kadang- kadang e. Tidak benar 40. Menurut saudara, apakah setuju jika seorang perangkat desa harus mampu menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya? a. Sangat setuju b. Setuju c. Cukup setuju d. Belum setuju e. Tidak setuju
-
Terima kasih -
154
155
156
157