PENGARUH KOMPOSISI MEDIA DAN JUMLAH BENIH DALAM POLIBAG TERHADAP VIABILITAS BIBIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SERTA KETAHANANNYA SELAMA TRANSPORTASI
Oleh MUHAMMAD ISA NURUZAMAN A34404066
PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
PENGARUH KOMPOSISI MEDIA DAN JUMLAH BENIH DALAM POLIBAG TERHADAP VIABILITAS BIBIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SERTA KETAHANANNYA SELAMA TRANSPORTASI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh MUHAMMAD ISA NURUZAMAN A34404066
PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN MUHAMMAD ISA NURUZAMAN. Pengaruh Komposisi Media dan Jumlah Benih dalam Polibag terhadap Viabilitas Bibit Manggis (Garcinia mangostana l.) serta Ketahanannya selama Transportasi (Di bawah bimbingan M. R. SUHARTANTO dan ABDUL QADIR)
Penelitian ini terdiri dari dua percobaan, yaitu percobaan pertama yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi media dan jumlah benih dalam polibag terhadap pertumbuhan manggis dan percobaan kedua yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi media selama transportasi terhadap ketahanan hidup bibit manggis. Percobaan pertama berupa pengamatan peubah vegetatif yang dilaksanakan di Rumah plastik Kebun Percobaan IPB Tajur 1 yang berada pada ketinggian 250 m dpl pada bulan Juli 2007 – April 2008. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah media persemaian yang terdiri dari dua taraf yaitu kompos daun bambu : tanah : pukan = 3 : 2 : 1 (B1) dan media pasir : tanah : pukan = 3 : 2 :1 (B2). Pengamatan pada penelitian ini dilakukan satu bulan sekali selama 9 bulan. Adapun peubah-peubah vegetatif yang diamati adalah (1) Tinggi tanaman diukur dari permukaan media sampai pucuk tertinggi, (2) Diameter batang yang diukur sejajar dengan permukaan polybag (3) Jumlah daun. Percobaan kedua berupa transportasi bibit (bibit yang digunakan merupakan bibit pada percobaan pertama) dilaksanakan pada tanggal 29 April - 5 Mei 2008, di wilayah Bogor dan Bandung.Peubah yang diamati pada saat bibit ditransportasikan antara lain: (1) Suhu, (2) RH (kelembaban udara), (3) bobot total (tanaman beserta media) sebelum dan sesudah ditransportasikan, (4) Jarak yang ditempuh, (5) Kelayuan daun, (6) Kehilangan air bibit. Tanaman manggis berkembang lebih baik pada media yang menggunakan campuran pasir, tanah dan pupuk kandang dibandingkan dengan media campuran kompos daun bambu, tanah dan pupuk kandang. Pada awal pertumbuhan dalam persemaian, tanaman manggis tumbuh lebih baik pada media
ii campuran kompos daun bambu, tanah dan pupuk kandang dibandingkan dengan media campuran pasir, tanah dan pupuk kandang. Pada polibag dengan jumlah benih satu pertumbuhan tanaman lebih baik dibandingkan polibag dengan jumlah benih tiga atau lima. Selama bibit ditransportasikan, proses transpirasi pada bibit manggis dengan media pasir, tanah dan pupuk kandang lebih cepat dibandingkan dengan bibit manggis pada media kompos daun bambu, tanah dan pupuk kandang. Ketahanan bibit dengan melihat faktor kelayuan daun pada media pasir, tanah dan pupuk kandang lebih tinggi dibandingkan dengan bibit pada media kompos daun bambu, tanah dan pupuk kandang.
LEMBAR PENGESAHAN Judul
: PENGARUH KOMPOSISI MEDIA DAN
JUMLAH
BENIH DALAM POLIBAG TERHADAP VIABILITAS BIBIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SERTA KETAHANANNYA SELAMA TRANSPORTASI Nama NRP
: Muhammad Isa Nuruzaman : A34404066
Program Studi : Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih
Menyetujui,
Dosen pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Dr. Ir. M. R. Suhartanto, MSi NIP 131803641
Ir. Abdul Qadir, MS NIP 131667786
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Brebes, 25 September 1984. Penulis merupakan anak kesebelas dari sebelas bersaudara pasangan bapak Ahmad Ma’mur (Alm.) dengan Ibu Rohani. Tahun 1996 penulis lulus dari SDN 1 Purwodadi, kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 1 Tonjong dan lulus pada tahun 1999. Penulis melanjutkan studi ke SMUN 1 Bumiayu dan lulus pada tahun 2002. Selepas SMU, penulis bekerja di Jakarta sebagai koki di restoran cina. Penulis juga sempat bekerja sebagai staf administrasi di koperasi pengusaha ikan hias Kelapa Gading, Jakarta. Penulis diterima di IPB sebagai mahasiswa program studi Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih pada tahun 2004 melalui jalar SPMB. Selama menjalani masa studi, penulis aktif di beberapa organisasi antara lain: Klub Agribisnis Asrama TPB-IPB pada tahun 2004-2005 dan El Sifa (Lembaga Studi Islam Faperta) sebagai ketua periode 2006-2007. Penulis juga aktif dalam program kreativitas mahasiswa pada tahun 2008.
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Salawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW. Skripsi yang berjudul Pengaruh Komposisi Media dan Jumlah Benih dalam Polibag terhadap Viabilitas Bibit Manggis (Garcinia mangostana l.) serta Ketahanannya selama Transportasi ini merupakan prasyarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pertanian. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada : 1. Bapak Dr. Ir. M. R. Suhartanto, MSi. selaku pembimbing I dan Bapak Ir. Abdul Qadir, MS. selaku pembimbing II yang telah memberikan pengarahan, bantuan dan dukungan selama penelitian hingga akhir penyusunan skripsi ini. 2. Ibu Maryati Sari SP, MS. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan dukungan selama penulis menjadi mahasiswa, serta telah memberikan saran dan kritik untuk perbaikan skripsi ini. 3. Bapak (Alm), Ibunda tercinta, Mbak Hikmah, Mbak Hilal, Mas Manggus, Mas Amri, Mbak Amy, Mbak Syifa, Mbak Heny, Mas Yusa dan semua Kakak Ipar seta ponakan tersayang atas kasih sayang, do’a, dukungan baik moril maupun materiil, nasihat dan semangat yang selalu diberikan kepada penulis. 4. Wulandari Suryaning Tyas, SP. yang telah menjadi penyejuk saat penulis menjalani masa-masa sulit di kehidupan kampus, kenangan terindah dan dukungan tak kenal lelah selama ini. 5. Arfan Adi Nugroho, atas persahabatan dan persaudaraan tiada akhir. 6. Sahabat-sahabatku (Taufik, Ridho, Eko, Mbah, Ana, Wahyu, Yono) atas bantuannya saat penelitian dan pengolahan data. 7. Saudara-saudara kostanku (Triyanto, SPt., Mustaghfirin, SPi., Toni Eka Putra, SP., M. Ikbal Mutawakkal, Amd., Riza, Ishak Maulana,
vi SPt., Ahmad Fauzi, SPt.) atas inspirasi dan kebersamaan berbagi suka duka selama berada dikosan. 8. Bambang Priyo Utomo,SP., Ichsan , Sigit dan semua teman-teman Elsifa serta BKIM yang telah mendoakanku, mengarahkanku, dan memberikan perhatian tak henti. 9. Bu Ning dan Pak In sekeluarga yang terus memberikan doa dan semangat untuk kesuksesan penulis. 10. Teman-teman seperjuangan PMTTB 41 atas kebersamaan, suka duka dan kenangan indah selama ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan keilmuan dan bernilai dihadapan Allah SWT. Amin.
Bogor, September 2008
Penulis
DAFTAR ISI PENDAHULUAN ........................................................................................... Latar Belakang ..................................................................................... Tujuan ..................................................................................................
1 1 3
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. Botani Manggis .................................................................................... Syarat Tumbuh Tanaman Manggis ...................................................... Transportasi Bibit .................................................................................
4 4 6 7
BAHAN DAN METODE ................................................................................ Waktu dan Tempat ............................................................................... Bahan dan Alat ..................................................................................... Rancangan Percobaan .......................................................................... Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... Pengamatan ..........................................................................................
8 8 8 8 10 12
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ Kondisi Umum Penelitian .................................................................... Hasil Percobaan Pertama ..................................................................... Pengaruh Komposisi Media dan Jumlah Benih Per Polibag terhadap Beberapa Peubah Vegetatif .......................................... Hasil Percobaan Kedua ........................................................................ Pengaruh Transportasi terhadap Viabilitas Bibit ........................ Pembahasan .......................................................................................... Pengaruh Komposisi Media terhadap Pertumbuhan Bibit Manggis ....................................................................................... Pengaruh Jumlah Benih dalam Polibag terhadap Pertumbuhan Bibit Manggis .............................................................................. Pengaruh Komposisi Media terhadap Viabilitas Bibit selama Transportasi .................................................................................
13 13 15 15 21 21 25 25 26 27
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ Kesimpulan .......................................................................................... Saran.....................................................................................................
29 29 29
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
30
LAMPIRAN .....................................................................................................
33
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman Teks
1. Rekapitulasi Uji F Pengaruh Komposisi Media dan Jumlah Benih dalam Polibag terhadap Jumlah Daun Manggis....................................................
15
2. Nilai Tengah Pengaruh Komposisi Media Persemaian terhadap Jumlah Daun Manggis ............................................................................................
15
3. Nilai Tengah Pengaruh Jumlah Benih dalam Polibag terhadap Jumlah Daun Manggis ............................................................................................
16
4. Rekapitulasi Uji F Pengaruh Komposisi Media dan Jumlah Benih dalam Polibag terhadap Diameter Bibit Manggis .................................................
16
5. Nilai Tengah Pengaruh Komposisi Media Persemaian terhadap Diameter Bibit Manggis .............................................................................................
17
6. Nilai Tengah Pengaruh Jumlah Benih dalam Polibag terhadap Diameter Bibit Manggis .............................................................................................
18
7. Rekapitulasi Uji F Pengaruh Komposisi Media dan Jumlah Benih dalam Polibag terhadap Tinggi Bibit Manggis .....................................................
18
8. Nilai Tengah Pengaruh Komposisi Media Persemaian terhadap Tinggi Bibit Manggis .............................................................................................
19
9. Nilai Tengah Pengaruh Jumlah Benih dalam Polibag terhadap Tinggi Bibit Manggis .............................................................................................
20
10. Tingkat Kelayuan Daun .............................................................................
23
Lampiran 1. Sidik Ragam Pengaruh Komposisi Media dan Jumlah Benih dalam Polibag terhadap Jumlah Daun Manggis....................................................
33
2. Sidik Ragam Pengaruh Komposisi Media dan Jumlah Benih dalam Polibag terhadap Diameter Bibit Manggis .................................................
35
3. Sidik Ragam Pengaruh Komposisi Media dan Jumlah Benih dalam Polibag terhadap Tinggi Bibit Manggis .....................................................
37
4. Bobot Awal dan Bobot Akhir Bibit ...........................................................
38
5. Hasil Pengamatan Suhu dan RH ................................................................
39
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman Teks
1. Skema Pengemasan Bibit ...........................................................................
11
2. Daun yang Terserang Bercak Daun Akibat Serangan Cendawan Helminthosporium sp. ................................................................................
13
3. Susunan Polibag dalam Rumah Plastik ......................................................
14
4. Kehilangan Air selama transportasi ...........................................................
21
5. Perubahan Suhu dan RH selama Transportasi ...........................................
22
Lampiran 1. Lay Out Percobaan .....................................................................................
40
2. Kondisi Umum Percobaan .........................................................................
41
3. Kondisi Tanaman saat Transportasi ...........................................................
42
4. Alat Transportasi yang Digunakan ............................................................
42
PENDAHULUAN Latar Belakang Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu buah asli tropika yang bernilai ekonomi tinggi. Menurut Poerwanto (2000), manggis yang diperdagangkan untuk kebutuhan ekspor maupun dalam negeri berasal dari hutan manggis atau kebun campuran. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan manggis adalah dalam pengadaan benih. Pertumbuhan yang lambat, mahalnya harga tanaman sambungan dan masa juvenil yang panjang, sehingga tanaman baru mulai berproduksi pada umur lebih dari 10 tahun, serta sulitnya memperoleh benih dalam skala besar adalah kendala-kendala dalam pengembangan manggis (Sadwiyanti, Indriyani, Susiloadi dan Purnama, 2002). Faktor-faktor yang menyebabkan lambatnya pertumbuhan manggis antara lain buruknya sistem perakaran, lambatnya penyerapan air dan hara, rendahnya laju fotosintesis, lamanya masa dormansi, serta akar lateral yang tidak berkembang dengan baik (Verheij, 2002, Syarif, 2004). Faktor media berpengaruh terhadap tumbuh kembang tanaman manggis. Media yang memiliki kemampuan memegang air, unsur hara, dan mempunyai porositas yang baik akan memberikan pengaruh yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Jenis media tanam terbagi menjadi dua, yaitu media organik dan anorganik. Pasir merupakan salah satu jenis media anorganik. Pasir seberat 100 g mampu menyimpan air sebanyak 18 - 19 g (Sarwono, 1995). Sebagai media tanam, pasir tidak menyediakan zat nutrisi bagi tanaman dan fungsinya hanya sebagai pegangan akar serta perarantara larutan nutrisi. Umumnya pasir digunakan karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu memiliki bobot yang kuat sehingga mempermudah tegaknya tanaman. Sifat pasir yang mudah basah dan kering apabila dipakai berulang-ulang, mudah diperoleh dan harganya tergolong murah (Soeseno, 1998). Pasir juga memiliki pori-pori makro dan mikro yang hampir seimbang sehingga sirkulasi udaranya cukup baik serta tidak mengalami pelapukan dalam jangka pendek (Sarwono, 1995). Larutan nutrisi yang
2
disiramkan pada media pasir akan mengalir sampai ke bagian akar tanaman dan mineral yang terkandung dalam larutan nutrisi tersebut akan diserap oleh bulubulu akar (Adisti, 2003). Media lain yang umum digunakan adalah kompos. Kompos merupakan bahan organik yang berasal dari sisa tumbuhan yang dapat dimanfaatkan kembali. Kebutuhan akan hara yang berasal dari bahan organik tidak selalu tersedia dalam tanah. Young (1989) menyatakan bahwa untuk mempertahankan kandungan bahan organik tanah agar tidak menurun, diperlukan minimal 8 – 9 ton per ha bahan organik tiap tahunnya. Penyerapan unsur hara berhubungan dengan ketersediaan hara bagi tumbuhan. Faktor yang mempengaruhi penyerapan unsur hara selain morfologi tumbuhan itu sendiri adalah keberadaan tumbuhan lain yang ikut membutuhkan hara. Persaingan dalam mendapatkan hara yang dibutuhkan berkaitan dengan kecukupan hara sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kompetisi ini biasanya diwujudkan dalam bentuk hambatan pertumbuhan terhadap tanaman lain. Hambatan dapat berupa berkurangnya intensitas cahaya karena naungan pohon, atau menipisnya ketersediaan hara dan air karena dekatnya perakaran dua jenis tanaman yang berdampingan (Hairiah, Noordwijk dan Suprayogo, 2000). Kendala lain yang dialami dalam pengembangan bibit manggis adalah saat bibit ditransportasikan. Bibit yang siap tanam seringkali harus mengalami proses transportasi ke daerah yang letaknya jauh dari lokasi pembibitan. Kualitas pemilihan bibit yang baik dipengaruhi oleh kepastian mengenai asal-usul bibit, kesehatan dan sertifikasi bibit serta penanganan selama pengangkutan (Setiawan, 2001). Pengangkutan bibit dari tempat pembibitan hingga ke konsumen memerlukan waktu, tergantung jauh dekatnya tempat pembibitan ke konsumen. Dalam proses tersebut, bibit dapat rusak karena transpirasi yang berlebihan selama perjalanan akibat suhu yang meningkat. Menurut Hutasoit (2005), penggunaan arang sekam sebagai media pengganti tanah saat bibit manggis ditransportasikan menunjukkan hasil yang baik terhadap ketahanan bibit manggis walaupun bukan merupakan media terbaik untuk pertumbuhan manggis. Media berupa campuran tanah, pupuk kandang dan kompos daun bambu merupakan media yang lebih baik
3
dibandingkan dengan campuran tanah, pupuk kandang dan pasir untuk pertumbuhan manggis dengan jumlah benih satu per polibag (Muzayyinatin, 2006). Keadaan stress tanaman akibat transpirasi berlebihan saat transportasi membuat daya tahan bibit tidak bertahan lama, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang sistem pembibitan yang menghubungkan antara media dan populasi per polibag yang kemudian ditransportasikan.
Tujuan 1. Mengetahui pengaruh komposisi media dan jumlah benih dalam polibag terhadap pertumbuhan bibit manggis (Garcinia mangostana L.). 2. Mengetahui pengaruh komposisi media selama transportasi terhadap ketahanan hidup bibit manggis.
TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis Manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk famili Guttiferae yang bergetah kuning. Jenis lain dari genus Garcinia mencapai 400 spesies dan hanya 40 diantaranya yang dapat dimanfaatkan buahnya (Verheij, 1992). Dilihat dari karakrer morfologinya, G. mangostana mungkin merupakan silangan yang alotetraploidi dari G. hombroniana dengan G. malaccensis (Richards, 1990). Menurut Rukmana (1995), dilihat dari taksonominya tanaman manggis diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub Divisi : Angiospermae (berbiji tertutup) Kelas
: Dicotyledonae (biji berkeping dua)
Ordo
: Guttiferanales
Famili
: Guttiferae
Genus
: Garcinia
Spesies
: Garcinia mangostana L.
Suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman manggis berkisar antara 22°C23°C, jika suhunya berada di bawah 20°C maka pertumbuhannya lambat. Batas suhu tertingginya adalah 38°C - 40°C, apabila hal tersebut terjadi maka daun maupun
buahnya
rentan
terhadap
sengatan
matahari.
Tanaman
muda
membutuhkan naungan yang rimbun baik di dataran rendah sampai ketinggian 800 m di atas permukaan laut. Sistem perakaran yang lemah membuat tanaman manggis tidak toleran terhadap tanah padat yang dapat merintangi pergerakan air. Tanaman manggis merupakan tanaman pohon besar berdaun lebar dan rimbun. Tinggi pohon yang telah dewasa mencapai 10 - 25 m dengan umur mencapai puluhan tahun. Tanaman manggis tergolong tanaman tahunan. Bentuk tajuk bervariasi dari bulat silindris hingga kerucut dengan penyebaran simetris ke semua arah. Lebar tajuk merentang hingga 12 m dan semakin mengecil ke arah puncak pohon. Berdasarkan bentuk kanopi, tanaman dibedakan menjadi dua, yaitu kanopi tanaman berbentuk oval atau bulat silindris dan berbentuk kerucut atau
5
segitiga. Tanaman manggis memiliki beberapa nama, misal: manggu (Jawa Barat), manggih (Minangkabau), mangosteen (Inggris), mangoustainer (Prancis), mangostane (Jerman) dan manggistan (Belanda) (Tirtawinata, 2000). Tanaman manggis memiliki akar tunggang yang kuat namun hanya memiliki percabangan akar dan bulu akar yang sedikit. Sedikitnya percabangan dan bulu akar pada tanaman manggis ini menyebabkan berkurangnya proses penyerapan air dan hara oleh akar untuk pertumbuhan (Tirtawinata, 2000). Daun manggis letaknya berhadapan, bentuknya membujur bulat panjang (lonjong), bagian pucuknya tajam dengan tekstur tebal dan kasar (Zomlefer, 1994). Panjang daun berkisar antara 15 - 25 cm dan lebarnya 7 - 13 cm. Permukaan atas daun mengkilap, licin tebal dan berwarna hijau muda hingga hijau tua tergantung umurnya, sedangkan bagian bawahnya bewarna hijau muda hingga kekuningan (Cox, 1988). Kulit kayu berwarna coklat tua hinggga kehitaman. Ranting muda bewarna hijau dan berubah coklat dengan bertambahnya umur. Getah kuning atau resin ada pada semua jaringan utama tanaman (Yaacob dan Tindall, 1995). Bunga tanaman manggis tumbuh diujung ranting serta memiliki tangkai pendek dan tebal. Bunga manggis terdiri atas empat helai kelopak yang tersusun dalam dua pasang, dan empat helai mahkota yang berwarna hijau kekuningan dengan bagian pinggirnya berwarna merah. Benang sari bunga manggis tidak mampu membuahi sel telur karena sel kelamin jantan tidak pernah terbentuk (berukuran kecil dan mengering) sehingga buah terbentuk tanpa melalui penyerbukan (apomiksis) (Juanda dan Cahyono, 2000). Bunga manggis ada yang berkembang menyendiri ada juga yang berpasangan ataupun dalam satu tempat ada yang muncul tiga bunga yang berada di ujung ranting. Calon bunga muncul dalam bentuk bengkakan besar di ujung ranting. Bunga akan mekar setelah 25 hari bunga tersebut kuncup dan buah akan matang 100 – 120 hari setelah anthesis (Nakasone dan Paull, 1998). Buah manggis merupakan buah yang mempunyai kulit tebal, mudah dipecah, daging buahnya mempunyai rasa manis serta asam (Pantastico, 1986). Buah muda berwarna hijau dan bila telah tua berubah menjadi ungu kehitaman. Buah yang masih muda banyak mengandung getah berwarna kuning yang semakin berkurang seiring tingkat kemasakan buah, dan setelah buah matang
6 penuh tidak bergetah (Satuhu, 1993). Buah manggis berbentuk bulat, dengan diameter 3.5 - 7 cm. Bijinya bersifat apomiksis yaitu biji tidak terbentuk secara kawin sehingga mempunyai sifat genetik yang sama dengan induknya (Verheij 1992; Yaacob dan Tindall, 1995). Syarat Tumbuh Tanaman Manggis Tanaman Manggis dapat tumbuh baik pada dataran rendah sampai ketinggian 1000 m di atas permukaan laut. Di daerah tropis, dengan bertambah tingginya tempat tumbuh akan bertambah lambat pertumbuhan dan semakin lama permulaan berbunganya (Verheij, 1992). Ketinggian optimum supaya manggis dapat tumbuh dengan baik adalah 460 - 610 m di atas permukaan laut. Iklim yang paling cocok untuk tanaman manggis adalah daerah dengan udara lembab, curah hujan merata sepanjang tahun (1.500 - 2.500 mm/thn) dengan iklim kering pendek (Yaacob dan Tindall, 1995). Untuk pertumbuhan yang baik tanaman manggis membutuhkan curah hujan lebih dari 100 mm per bulan dengan musim kering yang pendek untuk menstimulir pembungaan. Meskipun demikian manggis dapat tumbuh baik pada tempat lain apabila air tersedia pada musim kemarau. Suhu udara berkisar 25 - 35 °C sangat menunjang pertumbuhannya. Pada suhu di bawah 20 °C pertumbuhan terhambat. Suhu di bawah 5 °C dan diatas 38 °C merupakan suhu letal bagi tanaman manggis (Verheij, 1992; Yaacob dan Tindall, 1995). Tanaman manggis tumbuh baik pada tanah lempung berpasir, gembur, kaya kandungan bahan organik dengan drainase baik. Permeabilitas tanah baik dengan kelembaban tinggi, tetapi tidak menggenang. Persyaratan tanah seperti itu dibutuhkan terkait dengan lemahnya sistem perakaran, baik pada saat seedling maupun setelah tanaman dewasa (Yaacob dan Tindall, 1995). Tanah menggenang akan mengganggu pertumbuhan akar dan mengurangi laju fotosintesis (Hume, 1974). Yaacob dan Tindall (1995) menambahkan bahwa pH tanah optimum untuk tanaman manggis berkisar antara 5.5 - 7.0 tetapi belum ada penelitian yang detail mengenai pH yang terbaik.
7
Transportasi Bibit Salah satu tahapan dalam periode konservasi benih adalah periode transportasi (Sadjad, 1994). Periode transportasi dapat menyebabkan penurunan viabilitas benih meskipun saat pelaksanaannya memakan waktu yang relatif singkat, sehingga dalam periode ini dibutuhkan penanganan yang baik untuk menghindari penurunan viabilitas benih. Saat benih dalam bentuk bibit, kerusakan saat pengangkutan merupakan faktor yang memerlukan penanganan sehingga mengurangi jumlah bibit yang rusak. Jarak yang ditempuh atau lamanya perjalanan tidak begitu berpengaruh terhadap kondisi bibit. Beberapa masalah yang muncul akibat transportasi bibit antara lain disebabkan oleh volume yang dapat diangkut serta peningkatan suhu selama pengangkutan yang dapat merusak bibit akibat kelebihan traspirasi. Transpirasi adalah hilangnya air dalam bentuk uap air dari tubuh tumbuhan melalui penguapan (Tjondronegoro, 1999). Lebih lanjut dikatakan bahwa laju transpirasi daun menunjukkan siklus harian. Pada hari yang cerah, terjadi peningkatan transpirasi yang cepat pada pagi hari dan mencapai puncaknya pada lewat tengah hari, kemudian diikuti penurunan pada sore dan malam harinya. Keadaan stress tanaman akibat transpirasi berlebihan membuat daya tahan bibit tidak bertahan lama. Media yang digunakan selama bibit dalam proses transportasi dapat merupakan media asal saat bibit belum ditransportasikan. Misalnya bibit berada di rumah kaca dengan media polibag yang berisi campuran tanah, pukan dan kompos daun bambu, maka tidak perlu diadakan penggantian media saat bibit hendak ditransportasikan. Salah satu hal yang mendasari tidak digantinya media adalah untuk menekan biaya transportasi, terlebih lagi bila media yang digunakan telah mencapai berbulan-bulan sehingga perakaran telah mengakar kuat dan kecil kemungkinan terjadi kerebahan saat pengangkutan. Faktor media, salah satunya kompos daun bambu sangat berpengaruh terhadap perkembangan bibit. Penggunaan media tumbuh yang menggunakan kompos daun bambu memberikan hasil yang paling bagus terhadap peubah rata-rata luas daun, pertumbuhan tinggi, pertambahan diameter batang bawah dan pertumbuhan panjang akar bibit manggis (Hardi, 2000).
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2007 - Mei 2008. Pengamatan peubah vegetatif dilaksanakan di Rumah plastik Kebun Percobaan IPB Tajur 1 yang berada pada ketinggian 250 m dpl pada bulan Juli 2007 – April 2008. Transportasi bibit dilaksanakan pada tanggal 29 April - 5 Mei 2008, di wilayah Bogor dan Bandung. Bahan dan Alat Bahan tanaman yang digunakan adalah bibit manggis varietas Wanayasa yang telah berumur 16 BST (bulan setelah tanam). Alat yang digunakan antara lain: jangka sorong, penggaris, termohigrometer, timbangan analitik, dan mobil PKBT untuk transportasi benih. Rancangan Percobaan Penelitian ini terdiri atas 2 percobaan. Percobaan pertama terdiri dari dua faktor yaitu media persemaian (B) dan jumlah benih (A). Faktor media terdiri dari dua taraf yaitu kompos daun bambu : tanah : pukan = 3 : 2 : 1 (B1) dan media pasir : tanah : pukan = 3 : 2 :1 (B2). Faktor jumlah benih dalam polibag terdiri dari tiga taraf yaitu satu benih dalam satu wadah(A1), tiga benih dalam satu wadah (A2) dan lima benih dalam satu wadah (A3), sehingga terdapat 6 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak tiga ulangan sebagai kelompok. Rancangan yang digunakan dalam percobaan pertama adalah rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT), dengan model rancangan sebagai berikut: Yijk = µ + k + i + j + (
)ij + ijk ; i = 1, 2, 3 (taraf komposisi media) j = 1, 2, 3 (taraf jumlah benih) k = 1, 2, 3 (ulangan)
Keterangan : Yijk = Nilai pengamatan pada perlakuan media taraf ke-i, jumlah benih taraf ke-j dan kelompok ke-k µ = Nilai tengah percobaan k = Pengaruh kelompok ke-k i = Pengaruh perlakuan komposisi media ke-i j = Pengaruh perlakuan benih ke-j ( )ij = Pengaruh interaksi komposisi media ke-i dan jumlah benih ke-j ijk = Galat percobaan
9
Data dianalisis dengan menggunakan uji F menggunakan software SAS 6.12 untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati. Jika terdapat pengaruh yang nyata maka dilakukan uji perbandingan nilai tengah dengan metode Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf
5%.
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian Muzayyinatin (Februari – Agustus 2006) mulai dari persemaian hingga bibit berumur 14 BST. Pada awalnya jumlah total tanaman 486 tanaman, namun setelah beberapa bibit diambil sebagai sampel dan analisis maka bibit yang tersisa pada penelitian lanjutan ini sebanyak 378 tanaman. Percobaan kedua dilakukan terhadap bibit hasil percobaan pertama. Faktor yang dicobakan adalah transportasi terhadap 2 macam media yaitu kompos daun bambu : tanah : pukan (B1) dan media pasir : tanah : pukan (B2) dengan menggunakan mobil PKBT. Total perjalanan selama 7 hari sejauh 726 km atau setara dengan 18.5 jam. Dalam kondisi statis (berhenti) selama 141.5 jam. Pelaksanaan Penelitian Percobaan pertama yaitu pengamatan peubah vegetatif dilakukan saat bibit berada dalam rumah plastik selama sembilan bulan pada saat tanaman berumur 16 - 24 BST. Bibit yang diamati merupakan bibit yang telah digunakan dalam penelitian Muzayyinatin (bibit berumur 14 BST). Pembuatan label baru dilakukan karena label yang digunakan pada saat penelitian Muzayyinatin sudah rusak. Percobaan kedua dilakukan setelah bibit diamati selama sembilan bulan dalam rumah plastik (percobaan pertama). Bibit manggis dalam polibag besar yang berisi tiga dan lima bibit dibongkar menjadi masing-masing polibag kecil yang berisi satu bibit. Bibit dalam polibag kecil tersebut kemudian disiram dan dibungkus dengan plastik bening yang diikatkan hingga batang bibit. Pembungkusan dengan plastik bening bertujuan agar air yang hilang selama transportasi hanya melalui permukan daun. Bibitbibit tersebut kemudian dikemas dalam kardus berukuran 50 x 40 cm dengan kapasitas 80 polibag (Gambar 1), untuk kemudian ditransportasikan selama tujuh hari. Adapun peubah yang diamati adalah kehilangan air bibit dan kelayuan daun dengan menggunakan sistem skoring. Faktor lingkungan berupa suhu dan RH juga diukur untuk menunjang informasi pengaruh faktor lingkungan tersebut terhadap peubah yang diamati.
10
polibag kecil polibag besar
Polibag dengan tiga bibit manggis
Polibag dengan lima bibit manggis
Pembongkaran
Polibag kecil berisi satu bibit
Plastik bening yang diikatkan hingga batang tanaman manggis
Kardus berukuran 50 x 40 cm, memuat 80 polibag
Bibit yang siap ditransportasikan
Gambar 1. Skema Pengemasan Bibit
11
Pengamatan Pengamatan pada percobaan pertama dilakukan satu bulan sekali selama sembilan bulan. Peubah-peubah vegetatif yang diamati adalah: 1. Tinggi tanaman diukur dari permukaan media sampai pucuk tertinggi. 2. Diameter batang yang diukur sejajar dengan permukaan polibag. 3. Jumlah daun dengan menghitung semua daun yang masih hijau setiap tanaman sampel. Pengamatan pada percobaan kedua berupa pengamatan beberapa peubah pada saat bibit ditransportasikan antara lain: 1. Suhu dan RH (kelembaban udara) diukur dengan alat termohigrometer yang diletakkan di sekitar bibit tanpa membuka terpal. 2. Jarak yang ditempuh (km/jam) dengan melihat speedometer mobil yang digunakan untuk transportasi. 3. Kelayuan daun, berdasarkan penelitian Hutasoit (2005) diukur dengan melihat penampakan fisik yang dinilai dengan sistem skoring yaitu: Skor 1: daun segar, berwarna hijau; Skor 2: daun segar, terdapat bercak warna kekuningan (<50%); Skor 3: daun layu, mulai berwarna kekuningan (>50%); Skor 4: daun layu/kering dan hampir gugur; Skor 5: daun gugur/tanaman mati. 4. Kehilangan air (transpirasi) bibit, dengan menggunakan metode Gravimetrik, yaitu menimbang bobot awal tanaman sebelum transportasi dikurangi dengan bobot akhir setelah transportasi. Data hasil pengamatan tingkat kelayuan daun selama transportasi dianalisis dengan menggunakan sistem modus (nilai yang paling banyak keluar). Untuk melihat faktor-faktor lain yang ikut berpengaruh terhadap pertumbuhan manggis, dilakukan pengamatan terhadap kondisi lingkungan yang termasuk di dalamnya serangan hama atau penyakit yang menghambat pertumbuhan bibit manggis.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Percobaan pertama berupa pengamatan peubah vegetatif dilaksanakan pada bulan Juli 2007 hingga Maret 2008 yang bertempat di Rumah Plastik Kebun Percobaan IPB Tajur I dengan kondisi bagian atas terbuka. Kondisi rumah plastik yang kurang optimal menyebabkan bibit mudah terkena serangan hama dan penyakit. Penyakit yang menyerang sebagian besar bibit dalam rumah plastik adalah bercak daun
yang disebabkan oleh cendawan Helminthosporium sp.
Gejala yang ditimbulkan yaitu bercak pada daun yang tidak beraturan berwarna coklat. Beberapa upaya yang dilakukan adalah mengurangi kelembaban yang berasal dari tanaman pelindung yaitu dengan memotong bagian yang terserang dan menyemprotkan fungisida Agrimax 250 EC/Dithane 300 EC dengan konsentrasi 0.1 - 0.2 %. Selain serangan penyakit, bibit manggis juga mendapat serangan dari hama berupa pengorok daun (Pylocnistis citrella) yang mengakibatkan pertumbuhan dan bentuk daun tidak sempurna, bahkan mengakibatkan daun muda gagal berkembang yang secara tidak langsung mengakibatkan gangguan pertumbuhan tanaman (Gambar 2).
Gambar 2. Daun yang Terserang Bercak Daun Akibat Serangan Cendawan Helminthosporium sp. Penyemprotan dan penyiraman dilakukan oleh petugas kebun percobaan secara rutin. Di sekitar polibag bibit juga dilakukan penyiangan gulma, namun karena penyiangan hanya di sekeliling polibag, maka di dalam polibag atau di atas
13
media beberapa gulma tetap tumbuh. Penyemprotan hanya dilakukan di dalam media beberapa gulma tetap tumbuh. Setiap dilakukan pengamatan, gulma yang tumbuh di atas media dibersihkan. Penyemprotan hanya dilakukan di dalam rumah plastik sehingga hama yang ada di luar lokasi yang biasanya merupakan induk dapat kembali berkembang biak untuk kemudian kembali menyerang bibit dalam rumah plastik. Kondisi rumah plastik yang mengalami perbaikan beberapa bulan sebelum penelitian selesai cukup membantu dalam melindungi dari serangan hama dan penyakit. Hal ini dapat diketahui dari sebelum adanya perbaikan rumah plastik serangan hama dan penyakit mencapai 35%, menurun menjadi 20% setelah adanya perbaikan. Upaya lain yang dilakukan untuk mengurangi akibat serangan hama dan penyakit adalah dengan memotong bagian yang terserang (biasanya daun, dengan memotong dari tangkai daun) sehingga penyakit tidak menyebar ke bagian tanaman atau tanaman yang lain. Total tanaman sebanyak 378 tanaman yang terbagi dalam 3 ulangan dan 2 perlakuan. Setiap ulangan pengelompokan dibagi berdasarkan perlakuan media (kompos daun bambu dan pasir) dan perlakuan jumlah benih dalam polibag. Jumlah satuan percobaan sebanyak 18 dan dalam tiap kelompok terdapat tujuh polibag. Jumlah tanaman pada kelompok dengan perlakuan satu benih per polibag sebanyak 42 tanaman. Jumlah tanaman pada kelompok dengan perlakuan tiga benih per polibag sebanyak 126 tanaman, sedangkan jumlah tanaman pada kelompok dengan perlakuan lima benih per polibag sebanyak 210 tanaman (Gambar 3).
Gambar 3. Susunan Polibag dalam Rumah Plastik
14
Hasil Percobaan Pertama Pengaruh Komposisi Media dan Jumlah Benih per Polibag terhadap Beberapa Peubah Vegetatif Pengamatan peubah vegetatif dilakukan secara periodik (sebulan sekali) untuk mengetahui perkembangan bibit selama berada dalam rumah plastik dengan komposisi media dan jumlah benih yang berbeda. Peubah vegetatif tersebut adalah jumlah daun, tinggi tanaman dan diameter batang. Hasil pengamatan yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel untuk memudahkan dalam membuat kesimpulan. Data yang diperoleh berupa data mentah yang kemudian diolah dengan menggunakan program SAS untuk mendapatkan rataan dari setiap kali pengamatan selama sembilan bulan. Tabel yang disajikan terdiri dari dua macam tabel yaitu tabel rekapitulasi uji F dan tabel nilai tengah untuk setiap pengaruh dari perlakuan terhadap pertumbuhan bibit maupun interaksi antar perlakuan tersebut. Jumlah Daun. Proses fotosíntesis berlangsung di bagian utama tanaman yaitu daun. Pada proses fotosíntesis terjadi pengubahan unsur-unsur hara yang sangat penting guna pemenuhan kebutuhan tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Semakin banyak daun, semakin cepat kemampuan tanaman untuk tumbuh. Hasil pengamatan diperoleh bahwa komposisi media berpengaruh nyata terhadap jumlah daun kecuali pada 21 BST. Jumlah benih dalam wadah persemaian berpengaruh nyata terhadap jumlah daun sampai dengan 20 BST, sedangkan interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap jumlah daun sampai dengan 20 BST (Tabel 1). Jumlah daun tanaman yang ditanam pada media pasir (B2) lebih tinggi daripada jumlah daun tanaman yang ditanam pada media kompos (B1), kecuali pada 21 BST. Penurunan jumlah daun tanaman setelah 20 BST disebabkan adanya kegiatan perontokan daun yang terserang penyakit dengan tujuan agar tidak menular terhadap daun yang belum terserang (Tabel 2).
15
Tabel 1. Rekapitulasi Uji F Pengaruh Komposisi Media dan Jumlah Benih dalam Polibag terhadap Jumlah Daun Manggis Umur (BST) 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Komposisi media (B) * * * ** * tn * * **
Perlakuan Jumlah Benih (A) * * ** ** * tn tn tn tn
Interaksi (A*B) * * ** * * tn tn tn tn
Keterangan: BST = Bulan Setelah Tanam, * = berbeda nyata, ** = berbeda sangat nyata, tn = tidak nyata
Tabel 2. Nilai Tengah Pengaruh Komposisi Media Persemaian terhadap Jumlah Daun Manggis Umur (BST) 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Perlakuan Media B1 Media B2 13.3968 b 15.6508 a 13.524 b 16.397 a 13.5397 b 16.8571 a 14.5397 b 17.3333 a 14.873 b 17.778 a 11.460 a 13.333 a 11.270 b 14.444 a 11.683 b 14.937 a 11.444 b 16.111 a
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama antar baris menunjukkan pengaruh perlakuan tidak bebeda nyata BST = Bulan setelah tanam B1 = Media kompos daun bambu : tanah : pupuk kandang (3 : 2: 1 ) B2 = Media pasir : tanah : pupuk kandang (3 : 2 : 1 )
Data yang terdapat pada Tabel 3 menunjukkan sampai dengan umur 20 BST jumlah daun tanaman pada polibag yang berisi satu benih lebih banyak dibandingkan dengan jumlah daun tanaman pada polibag yang berisi lima benih (A3). Pada umur 21 – 24 BST, jumlah daun tanaman pada polibag yang berisi tiga benih (A2) tidak berbeda nyata dengan jumlah daun tanaman pada polibag yang berisi satu benih (A1) dan lima benih (A3).
16
Tabel 3. Nilai Tengah Pengaruh Jumlah Benih dalam Polibag terhadap Jumlah Daun Manggis Umur (BST) 16 17 18 19 20 21 22 23 24
A1 16.238 a 16.762 a 17.024 a 18.738 a 18.905 a 12.714 13.714 14.310 15.643
Perlakuan A2 14.905 ab 15.214 ab 15.381 ab 15.976 b 16.452 ab 12.524 13.000 13.619 13.929
A3 12.429 b 12.905 b 13.190 b 13.095 c 13.619 b 11.952 11.857 12.000 11.762
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama antar baris menunjukkan pengaruh perlakuan tidak berbeda nyata BST = Bulan setelah tanam A1 = 1 Benih dalam satu wadah A2 = 3 Benih dalam satu wadah A3 = 5 Benih dalam satu wadah
Diameter Batang. Komposisi media berpengaruh nyata terhadap diameter bibit manggis kecuali pada 16, 18 dan 20 BST. Jumlah benih dalam polibag berpengaruh nyata terhadap diameter bibit manggis kecuali pada 16 dan 19 BST. Interaksi antara komposisi media dengan jumlah benih dalam polibag tidak berpengaruh nyata terhadap diameter bibit manggis (Tabel 4).
Tabel 4. Rekapitulasi Uji F Pengaruh Komposisi Media dan Jumlah Benih dalam Polibag terhadap Diameter Bibit Manggis Umur (BST) 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Komposisi media (B) tn * tn * tn ** * * *
Perlakuan Jumlah Benih (A) tn * * tn * * ** ** **
Interaksi (A*B) tn tn tn tn tn tn tn tn tn
Keterangan: BST = Bulan Setelah Tanam, * = berbeda nyata, ** = berbeda sangat nyata, tn = tidak nyata
17
Bibit manggis yang ditanam pada media pasir (B2) memiliki diameter bibit yang lebih besar daripada tanaman yang ditanam pada media kompos (B1) terutama pada 21 BST sampai dengan 24 BST (Tabel 5). Tabel 5. Nilai Tengah Pengaruh Komposisi Media Persemaian terhadap Diameter Bibit Manggis Umur (BST) 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Perlakuan Media B1 Media B2 4.5508 a 4.8810 a 5.0540 b 5.5698 a 5.3206 a 5.7286 a 5.6175 b 6.2540 a 5.8460 a 6.3870 a 6.1587 b 6.7714 a 6.2397 b 6.9524 a 6.3413 b 7.1032 a 6.3270 b 7.2730 a
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama antar baris menunjukkan pengaruh perlakuan tidak bebeda nyata BST = Bulan setelah tanam B1 = Media kompos daun bambu : tanah : pupuk kandang (3 : 2: 1 ) B2 = Media pasir : tanah : pupuk kandang (3 : 2 : 1 )
Tabel 6 menunjukkan pada periode akhir pengamatan (21 – 24 BST) terlihat bahwa diameter bibit manggis yang ditanam satu benih per polibag (A1) lebih besar daripada diameter bibit manggis yang ditanam tiga benih (A2) dan lima benih (A3) per polibag.
18
Tabel 6. Nilai Tengah Pengaruh Jumlah Benih dalam Polibag terhadap Diameter Bibit Manggis Umur (BST) 16 17 18 19 20 21 22 23 24
A1 5.1167 a 5.8405 a 6.0452 a 6.4310 a 6.6948 a 7.1690 a 7.4286 a 7.5381 a 7.6190 a
Perlakuan A2 4.6071 ab 5.1595 b 5.3548 b 5.8429 ab 6.0357 ab 6.3762 b 6.4690 b 6.5452 b 6.6833 b
A3 4.4238 b 4.9357 b 5.1738 b 5.5333 b 5.6190 b 5.8500 b 5.8905 b 6.0833 b 6.0976 b
ii
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama antar baris menunjukkan pengaruh perlakuan tidak berbeda nyata BST = Bulan setelah tanam A1 = 1 Benih dalam satu wadah A2 = 3 Benih dalam satu wadah A3 = 5 Benih dalam satu wadah
Tinggi Bibit. Komposisi media berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit manggis selama penelitian. Jumlah benih berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit manggis kecuali pada saat bibit berumur 16 dan 18 BST. Interaksi antara komposisi media dengan jumlah benih dalam polibag tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit manggis dari awal hingga akhir pengamatan (Tabel 7).
Tabel 7. Rekapitulasi Uji F Pengaruh Komposisi Media dan Jumlah Benih dalam Polibag terhadap Tinggi Bibit Manggis Umur (BST) 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Perlakuan Komposisi media (B) * * * * * * ** * **
Jumlah Benih (A) tn * tn * * * * * *
Interaksi (A*B) tn tn tn tn tn tn tn tn tn
Keterangan: BST = Bulan Setelah Tanam, * = berbeda nyata, ** = berbeda sangat nyata, tn = tidak nyata
19
Komposisi media berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit manggis selama penelitian. Bibit yang ditanam pada media B2 (pasir : tanah : pupuk kandang) lebih tinggi daripada bibit yang ditanam pada media B1 (kompos daun bambu : tanah : pupuk kandang) (Tabel 8). Tabel 8. Nilai Tengah Pengaruh Komposisi Media Persemaian terhadap Tinggi Bibit Manggis Umur (BST) 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Perlakuan Media B1 Media B2 13.011 b 16.874 a 15.113 b 18.163 a 15.356 b 18.906 a 15.800 b 19.708 a 16.037 b 20.486 a 16.408 b 21.272 a 16.003 b 21.916 a 16.795 b 23.056 a 16.913 b 23.863 a
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan pengaruh perlakuan tidak bebeda nyata BST = Bulan setelah tanam B1 = Media kompos daun bambu : tanah : pupuk kandang (3 : 2: 1 ) B2 = Media pasir : tanah : pupuk kandang (3 : 2 : 1 )
Jumlah benih dalam polibag berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit manggis kecuali pada 16 dan 18 BST. Tanaman pada polibag yang berisi satu benih (A1) lebih tinggi daripada tanaman yang berisi tiga benih (A2) dan lima benih (A3) per polibag pada periode pengamatan 19 – 24 BST (Tabel 9).
20
Tabel 9. Nilai Tengah Pengaruh Jumlah Benih dalam Polibag terhadap Tinggi Bibit Manggis Umur (BST) 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Perlakuan A2 12.263 b 15.471 b 16.026 ab 16.002 b 16.531 b 16.886 b 16.795 b 17.757 b 18.329 b
A1 18.081 a 19.443 a 20.000 a 21.510 a 22.198 a 23.095 a 23.679 a 24.700 a 25.352 a
A3 14.359 ab 15.055 b 15.367 b 15.750 b 16.055 b 16.538 b 16.405 b 17.319 b 17.483 b
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama antar baris menunjukkan pengaruh perlakuan tidak berbeda nyata BST = Bulan setelah tanam A1 = 1 Benih dalam satu wadah A2 = 3 Benih dalam satu wadah A3 = 5 Benih dalam satu wadah
Hasil Percobaan Kedua Pengaruh Transportasi terhadap Viabilitas Bibit Setelah diamati selama sembilan bulan dalam rumah plastik, bibit manggis tersebut dikemas sedemikian rupa untuk kemudian ditransportasikan selama tujuh hari. Bibit yang ditransportasikan adalah bibit yang ditanam tiga dan lima benih per polibag, namun faktor ulangan dan jumlah benih per polibag sudah tidak berpengaruh karena hanya faktor media saja yang diamati. Peubah yang dijadikan parameter ada dua, yaitu kehilangan air (transpirasi) dan kelayuan daun dengan menggunakan sistem skoring. Beberapa faktor lingkungan (suhu dan RH) juga diukur untuk menunjang informasi pengaruh faktor lingkungan tersebut terhadap peubah yang diamati. Viabilitas berhubungan erat dengan kandungan air, bila kandungan air dalam tanaman mengalami penurunan maka viabilitas tanaman tersebut rendah. Hasil pengamatan pengaruh transportasi terhadap viabilitas bibit selama proses pengangkutan menunjukkan data mengenai tingkat ketahanan bibit selama dan setelah transportasi.
21
Kehilangan Air (Transpirasi). Salah satu peubah yang digunakan dalam penelitian ini adalah kehilangan air (transpirasi). Pengukuran transpirasi dimaksudkan untuk mengetahui jumlah air yang hilang selama proses transportasi berlangsung. Penghitungan kehilangan air dilakukan dengan menggunakan metode Gravimetrik, yaitu menimbang bobot tanaman yang polibagnya telah dibungkus kantung plastik bening sehingga air yang hilang hanya dari permukaan tanaman saja. Rata-rata kehilangan air dari total ulangan pada media B2 (pasir : tanah : pupuk kandang) sebesar 29.4 lebih tinggi daripada rata-rata kehilangan air pada ulangan dengan media B1 (kompos daun bambu : tanah : pupuk kandang) yaitu 20.4 (Tabel Lampiran 4, Gambar 4).
40 Kehilangan Air (gram)
35 30 25 20 15 10 5 0
kompos( B1)
pasir (B2) Media
Gambar 4. Kehilangan Air selama transportasi
Pengukuran terhadap suhu dan RH dilakukan untuk mengetahui pengaruh keduanya terhadap proses kehilangan air (transpirasi) dari tanaman manggis. Pengamatan dilakukan dengan mengukur suhu dan RH di sekitar bibit dalam boks mobil. Alat pengukur suhu dan RH (Termohigrometer) diletakkan di sekitar bibit tanpa membuka terpal penutup. Hasil yang diperoleh dari pengukuran suhu dan RH (Tabel Lampiran 5) bervariasi dari awal hingga akhir pengamatan. Setiap pengamatan dilakukan pada waktu dan tempat yang berbeda. Jarak yang ditempuh juga dihitung untuk mengetahui jarak total dari pengangkutan yang telah dilaksanakan. Selama transportasi bibit tetap berada di atas boks mobil, tidak pernah dibongkar. Total perjalanan selama transportasi 726 km atau 18.5 jam (Tabel Lampiran 5) dan kondisi statis (berhenti) selama 141.5 jam.
22
Gambar 5 menunjukkan pengukuran RH lebih bervariasi daripada pengukuran suhu yang diamati. Kisaran RH berada pada 60 – 80% dan suhu
S uhu dan RH
berkisar antara 300C – 330C. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Suhu RH
29-Apr 30-Apr 1 Mei
2 Mei 3 Mei 4 Mei 5 Mei Tanggal
Gambar 5. Perubahan Suhu dan RH selama Transportasi Kelayuan Daun. Peubah kedua yang diamati dalam penelitian transportasi ini adalah kelayuan daun. Metode ini merupakan salah satu cara dalam menentukan intensitas kerusakan tanaman dengan menggunakan sistem skoring. Sistem skoring adalah metode pengukuran yang dilakukan terhadap penampakan fisik tanaman dalam hal ini daun dengan skor 1 - 5, artinya semakin tinggi skornya maka semakin tinggi kelayuan daun. Pengamatan hari pertama hingga hari keempat, bibit pada kedua media masih berada pada skor satu (daun segar, berwarna hijau). Hari kelima, daun tanaman pada media kompos (B1) menunjukkan bercak kekuningan kurang dari 50% (skor 2), sedangkan daun tanaman pada media pasir masih hijau dan segar (skor 1). Pengamatan hari keenam, daun tanaman pada media pasir (B2) masih berada pada skor 1 (hijau dan segar) sedangkan daun tanaman pada media kompos (B1) sudah mulai layu dan berwarna kekuningan (skor 3). Pada periode akhir pengamatan (hari ketujuh dan kedelapan), daun tanaman pada media kompos (B1) sudah kering dan hampir gugur (skor 4), sedangkan daun tanaman pada media pasir (B2) masih hijau dan segar (skor 1) meskipun sebagian sudah terlihat bercak kekuningan kurang dari 50% (skor 2) (Tabel 10)
23
Tabel 10. Tingkat Kelayuan Daun Ulangan Media Kompos (B1)
Pasir (B2)
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1
Skor pada hari ke2 3 4 5 6 7 8
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2
2 2 3 3 3 3 1 1 1 1 1 2
3 3 4 4 4 4 1 1 1 1 2 2
4 4 5 4 5 4 2 1 1 1 2 2
Keterangan : Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5
: daun segar, berwarna hijau : daun segar, terdapat bercak warna kekuningan (<50%) : daun layu, mulai berwarna kekuningan (>50%) : daun layu/kering dan hampir gugur : daun gugur/tanaman mati
24
Pembahasan
Pengaruh Komposisi Media terhadap Pertumbuhan Bibit Manggis Salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang tanaman adalah media tumbuh. Kualitas media tumbuh yang baik akan merangsang pertumbuhan akar yang cepat sehingga serapan hara berlangsung dengan baik. Tumbuh kembang akar sebagai salah satu unsur vital tanaman sangat dipengaruhi oleh media tumbuh. Semakin baik kualitas media tumbuh, maka semakin baik akar berkembang yang kemudian mendukung perkembangan bagian lain dari tanaman seperti batang, daun dan sebagainya. Sunaryono (1981) menyatakan bahwa tipe tanah yang disenangi oleh tanaman manggis ialah Latosol atau tanah yang mengandung pasir dan menyukai tempat yang terlindung sementara Warsana (1997), menyatakan bahwa tanaman manggis menyukai tanah yang gembur dan kaya bahan organik serta drainasenya baik. Pada media tanah tanpa kompos tanah mengalami pemadatan sehingga tanah menjadi keras dan pori-pori media menyempit yang menyebabkan akar sukar menembus tanah (Indriantoro, 2002). Tanaman yang ditanam pada media campuran pasir, tanah dan pupuk kandang (B2) memiliki jumlah daun yang lebih banyak daripada tanaman pada media campuran kompos daun bambu, tanah dan pupuk kandang (B1). Pada penelitian sebelumnya (Muzayyinatin, 2006), mulai dari persemaian hingga tanaman berumur 16 BST hasil menunjukkan jumlah daun lebih banyak dimiliki oleh tanaman pada media kompos (B1). Hasil berbeda diperoleh saat pengamatan mulai dari 16 BST hingga 24 BST, yaitu jumlah daun lebih banyak dimiliki oleh tanaman yang ditanam pada media pasir (B2). Hal ini diduga karena pengaruh sifat fisik media yang digunakan. Pada media kompos (B1), kondisi media yang gembur pada awal penelitian mengakibatkan akar dapat lebih leluasa berkembang sehingga air dan hara diserap secara lebih optimal. Berbeda dengan media kompos (B1), pada awal penelitian media pasir (B2) kurang mendukung pertumbuhan tanaman dikarenakan persediaan unsur hara yang hanya mengandalkan pada keberadaan pupuk kandang dan sedikit dari tanah. Young (1989) dalam www.balitbu.go.id menyatakan bahwa untuk mempertahankan kandungan bahan
25
organik tanah agar tidak menurun, diperlukan minimal 8 – 9 ton per ha bahan organik tiap tahunnya. Pada media kompos (B1), kompos daun bambu merupakan bahan organik yang mendukung pertumbuhan tanaman. Adanya kompos daun bambu menjadikan media lebih gembur sehingga memudahkan pergerakan akar untuk menyerap air dan unsur hara. Starbuck (2004), dalam www.balitbu.go.id menyatakan bahwa ketika proses pembusukan selesai, kompos akan berwarna coklat kehitaman dan menjadi material bubuk bernama humus. Kompos terdekomposisi dan akhirnya menyatu dengan tanah. Diduga penyatuan kompos dengan tanah tersebut menyebabkan tanah mengalami pemadatan sehingga poripori tanah mengecil. Pori tanah yang mengecil menyebabkan akar sulit menembus tanah untuk melakukan penyerapan air atau hara sehingga menghambat pertumbuhan tanaman. Sedangkan media pasir (B2), struktur pasir tidak mengalami perubahan dari awal hingga akhir pengamatan. Pada awalnya tanaman pada media ini sulit berkembang karena hanya mengandalkan pupuk kandang sebagai sumber hara yang paling dominan selain pasir dan tanah. Namun, kemudahan bagi akar tanaman untuk menyerap air dan oksigen pada media ini menyebabkan tanaman lebih baik pertumbuhannya dibandingkan tanaman dengan media yang menggunakan kompos daun bambu yang sudah memadat bersama tanah.
Pengaruh Jumlah Benih dalam Polibag terhadap Pertumbuhan Bibit Manggis Dalam proses pertumbuhannya, tanaman memerlukan asupan hara yang cukup untuk mendukung perkembangannya. Kemampuan menyerap hara dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah ada tidaknya tanaman atau organisme lain yang menjadi pesaing dalam melakukan penyerapan hara. Jika dalam suatu areal terdapat lebih dari satu tanaman yang membutuhkan hara yang sama, maka akan terjadi persaingan untuk mendapatkan kecukupan akan kebutuhan hara. Hara yang terdapat di area tersebut tidak dapat diserap oleh satu tanaman saja, melainkan terbagi dengan tanaman lain. Pengaruh jumlah benih dalam polibag terhadap jumlah daun terlihat terutama pada 19 - 20 BST. Pada polibag dengan satu benih jumlah daun lebih banyak daripada polibag dengan
26
lima benih pada saat tanaman berumur 16 – 20 BST. Pada saat tanaman berumur 21 BST hingga akhir pengamatan jumlah benih dalam polibag tidak berpengaruh nyata karena tanaman mengalami serangan hama. Jumlah daun terbanyak pada akhir pengamatan (24 BST) diperoleh pada perlakuan satu benih dalam polibag (A1) yaitu 15.643 helai, diikuti oleh perlakuan tiga benih dalam polibag (A2) yaitu 13.929 helai dan perlakuan lima benih dalam polibag (A3) yaitu 11.762 helai (Tabel 3). Perbedaan jumlah daun diduga karena adanya keterbatasan dalam penerimaan cahaya matahari dan CO2 yang disebabkan adanya kompetisi antar tanaman dalam mendapatkan unsur yang dibutuhkan untuk tumbuh dan berkembang. Keterbatasan penerimaan cahaya matahari menghambat fotosintesis sehingga penyaluran hara untuk berkembangnya diameter dan pertambahan tinggi tanaman juga terhambat. Pengaruh keterbatasan penerimaan cahaya matahari yang diduga akibat jumlah bibit per polibag pada periode akhir pengamatan (21– 24 BST) menunjukkan bahwa diameter bibit manggis yang ditanam satu benih per polibag (A1) lebih besar daripada diameter bibit manggis yang ditanam tiga benih (A2) dan lima benih (A3) per polibag (Tabel 6). Pada peubah tinggi tanaman, pengaruh jumlah bibit perpolibag pada periode pengamatan 19 – 24 BST, menunjukkan bahwa tanaman pada polibag yang berisi satu benih (A1) lebih tinggi daripada tanaman yang berisi tiga benih (A2) dan lima benih (A3) per polibag.
Pengaruh Komposisi Media terhadap Viabilitas Bibit selama Transportasi Sifat media sangat berpengaruh dalam proses tumbuh kembang tanaman. Tanaman manggis menyukai media tumbuh dengan kandungan bahan organik yang banyak, sedikit asam poros dan mempunyai kelembaban tinggi (Yacoob dan Tindal, 1997). Media yang digunakan sebagai tempat tumbuh tanaman berpengaruh terhadap daya serap tanaman terutama akar dalam penyerapan air dan unsur hara. Bobot media B1 berbeda dengan bobot media B2 (Tabel Lampiran 4). Penghitungan dilakukan dengan melakukan pengurangan yaitu bobot awal sebelum transportasi dikurangi bobot akhir yaitu setelah proses transportasi
27 selesai. Perbedaaan bobot media B1 dengan media B2 disebabkan adanya perbedaan komposisi media pada kedua media tersebut. Penghitungan kehilangan air (transpirasi) dilakukan dengan melakukan pengurangan yaitu bobot awal sebelum transportasi dikurangi bobot akhir yaitu setelah proses transportasi selesai. Penghitungan bobot yang dilakukan bertujuan mengetahui kadar air yang hilang selama proses transportasi berlangsung. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tanaman manggis yang ditanam pada media pasir (B2) mengalami kehilangan air lebih besar yaitu sebesar 29.3% dibandingkan dengan tanaman manggis yang ditanam pada media kompos (B1) sebesar 20.45%. Data menunjukkan bahwa tanaman manggis yang ditanam pada media pasir (B2) memiliki daya transpirasi lebih tinggi daripada tanaman manggis yang ditanam pada media kompos (B1). Tinggi rendahnya transpirasi ditentukan dengan melihat penurunan bobot tanaman yang merupakan implementasi dari kadar air yang hilang melalui permukaan daun karena polibag ditutup dengan menggunakan plastik yang diikat hingga batang tanaman. Faktor lain yang dijadikan parameter dalam membedakan pengaruh komposisi media dan jumlah benih adalah kelayuan daun. Selama proses transportasi berlangsung, dilakukan pengamatan terhadap kelayuan daun yang menggunakan sistem skoring. Pada pengamatan kelayuan daun, tanaman dengan ketahanan tinggi akan tetap segar atau berada pada kisaran skor 1 - 2. Pada awal hingga akhir pengamatan selama proses transportasi, tanaman manggis yang ditanam pada media pasir (B2), menunjukkan ketahanan lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman manggis yang ditanam pada media kompos (B1). Diduga hal ini dikarenakan tanaman manggis yang ditanam pada media kompos (B1) kesulitan menyerap air sehingga lebih mudah layu bila dibandingkan dengan tanaman manggis yang ditanam pada media pasir (B2).
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pertumbuhan bibit manggis pada umur 16 – 24 BST pada media yang menggunakan campuran pasir, tanah dan pupuk kandang lebih baik dibandingkan dengan media campuran kompos daun bambu, tanah dan pupuk kandang. Pertumbuhan tanaman dalam polibag yang berisi satu benih lebih baik dibandingkan dengan tanaman dalam polibag yang berisi tiga atau lima benih berdasarkan parameter pertumbuhan jumlah daun, diameter batang dan tinggi tanaman. Bibit yang ditanam tiga benih per polibag memiliki diameter batang dan tinggi yang sama dengan bibit yang ditanam lima benih per polibag. Pada proses transportasi bibit selama 18.5 jam dengan total perjalanan sejauh 726 km, transpirasi pada bibit manggis dengan media pasir, tanah dan pupuk kandang lebih cepat dibandingkan dengan bibit manggis pada media kompos daun bambu, tanah dan pupuk kandang. Dilihat dari faktor kelayuan daun, ketahanan bibit selama transportasi pada media campuran pasir, tanah, pupuk kandang lebih tinggi dibandingkan dengan bibit pada media campuran kompos daun bambu, tanah, dan pupuk kandang.
Saran Berdasarkan
hasil
penelitian
ini,
disarankan
untuk
dilakukan
pengembangan lebih lanjut dengan melakukan penelitian yang sama namun dengan pemberian kompos secara intensif tiap tahunnya.
DAFTAR PUSTAKA Adisti, S. 2003. Studi Serapan Nutrisi pada Berbagai Jenis Bibit Manggis (Garcinia mangostana L.) Batang Bawah Tunggal dan Ganda. Skripsi. Jurusan Budi Daya Pertanian. Fakultas pertanian. IPB. Bogor. Cox, J. E. K. 1988. Garcinia mangostana-Mangosteen. P 361-375. In Gardner. R. J. and S. A. Chaudari (eds.) The Propagation of Tropical Fruit Trees. FAO and CAB, England. Departemen Pertanian. 2004. Nilai dan Volume Ekspor Hortikultura. Hairiah K., D. Suprayogo, M. V. Nordwijk. 2000. Agroforestri pada tanah masam di daerah tropika basah: Pengelolaan interaksi antara pohon-tanah-tanaman semusim. ISBN 979- 95537-5-X. 41 p. Hardi, A. 2000. Respon Bibit Manggis Sambung Biji (Wedge Graft) terhadap Perlakuan Jenis Media Tumbuh dan Pupuk NPK. Skripsi. Jurusan Budi Daya Pertanian. Fakultas pertanian. IPB. Bogor. http://www.agribisnis.deptan.go.id. 8 April 2008. Hume, E. P. 1974. Difficulties in Mangosteen Culture. Top Agric. Vol. 24. 13: 32-35. Hutasoit, S. N. P. S. D. 2005. Pengaruh Media Tanam dan Anti Transpirasi Selama Pengangkutan Terhadap Daya Tahan Bibit Manggis (Garcinia mangostana L.). Skripsi. Jurusan Budi Daya Pertanian. Fakultas pertanian. IPB. Bogor. Indriantoro, R. F. W. 2002. Respon pertumbuahn bibit karet (Havea brasiliensis Muell. Arg) terhadap pemberian bahan organik dengan inokulasi Trichoderma viride dan pemupukan magnesium pada media podsoik merah kuning. Skripsi. Jurusan Budi Daya Pertanian. Fakultas pertanian. IPB. Bogor. Juanda, D. dan Cahyono. 2000. Manggis Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. 79 hal. Muzayyinatin. 2006. Perbedaan Komposisi Media dan Jumlah Benih Terhadap Pertumbuhan Bibit Manggis (Garcinia mangostana L.). Skripsi. Jurusan Budi Daya Pertanian. Fakultas pertanian. IPB. Bogor. Nakasone, H. Y. and R. E. Paull. 1998. Tropical Fruits. CABI Publishing, New York. p. 359 - 369.
30
Pantastico, E. B. 1986. Fisiologi Pascapanen, Penanganan dan Pemanfaatan Buahbuahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Subtropika. Terjemahan dari Kamariyani. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Poerwanto, R. 2000. Bahan Kuliah Budidaya Buah. Tidak diterbitkan. Jurusan Budidaya Pertanian. IPB. Bogor. Richards, A. J. 1990. Studies In Garcinia, Diocious Tropical Journal of The Linean Society. 103 : 301-308. Rukmana, R., 1995. Budidaya Manggis. Kanisius. Yogyakarta. 54 hal. Sadjad, S. 1994. Kuantifikasi Metabolisme Benih. PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia. Jakarta. 145 hal. Sadwiyanti, L., N. L. P. Indriyani. , A. Susiloadi, dan T. Purnama. 2002. Pengaruh Jumlah Nodus dan Benzilaminopurine terhadap Pertumbuhan Bibit Manggis. Jurnal Hortikultura 12 (1). 45-49. Sarwono, B. 1995. Kultur Hidroponik. Trubus No. 303 TH XXVI. Jakarta. Hal 1 – 10. Satuhu, S., Roosmani, T. Soekotjo, dan Sjaifullah. 1993. Penanganan Segar Buah Manggis. Balai Hortikultura, Jakarta. Setiawan, A. I. 2001. Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah. Penebar Swadaya. Jakarta. Soeseno, S. 1998. Bercocok Tanam Secara Hidroponik. Gramedia. Jakarta. 117 hal. Sunaryono, H. 1981. Pengenalan Jenis Tanaman Buah-buahan dan Bercocok Tanam Buah-buahan Penting di Indonesia. Sinar Baru. Bandung. 94 hal. Tirtawinata, M. R. 2000. Pengelolaan Terpadu Kebun Manggis. Disampaikan pada Seminar Agribisnia Manggis. Bogor. Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura. Departemen Pertanian. Jakarta. 8 Hal. Tjondronegoro, P. D., S. Harran, dan Hamim. 1999. Fisiologi Tumbuhan Dasar Jilid I. Jurusan Biologi. FMIPA. IPB. Bogor. 116 Hal. Verheij, E. W. M. 1992. Garcinia mangostana L. P:177-181 in R.E. Coronel (Eds.) Edible Fruit and Nuts. Plant Resources of South-East Asia 2. Bogor. Warsana. 1997. Budidaya Tanaman Manggis. hal 46 – 48. dalam Kumpulan kliping Manggis. Pusat Informasi Pertanian Trubus. Jakarta.
31
Yaacob, O. and H.O. Tindal. 1995. Mangosten Cultivation Food and Agricultural Organization of United State. Rome. 103 p. Yaacob, O. and H.O. Tindal. 1997. Budidaya Manggis. (Penerjemah; M. J. Anwarudin. I. Muas dan E. Mansyah). Balai Penelitian Tanaman Buah Solok. 100 hal. Zomlefer, W. B. 1994. Guide to Flowering Plant Families. New York: Library of Congress Cataloguing-100-Publication.
LAMPIRAN
33
Tabel Lampiran 1. Sidik Ragam Pengaruh Komposisi Media dan Jumlah Benih dalam Polibag terhadap Jumlah Daun Sumber Keragaman
db
JK
Ulangan Media Benih Media*Benih Galat Umum
2 1 2 2 10 17
19.19 22.86 44.84 35.30 40.82 163.02
Ulangan Media Benih Media*Benih Galat Umum
2 1 2 2 10 17
12.07 37.14 45.21 42.08 54.25 190.76
Ulangan Media Benih Media*Benih Galat Umum Ulangan Media Benih Media*Benih Galat Umum Ulangan Media Benih Media*Benih Galat Umum Ulangan Media Benih Media*Benih Galat Umum
2 1 2 2 10 17 2 1 2 2 10 17 2 1 2 2 10 17 2 1 2 2 10 17
13.70 49.52 44.38 48.60 35.71 191.92 33.60 35.12 95.53 58.23 31.99 254.49 30.51 37.96 83.96 77.16 58.13 287.74 28.77 15.78 1.88 25.96 47.39 119.81
KT
Fhit
Pr>F
KK (%)
16 BST 9.59 22.86 22.42 17.65 4.08
2.35 5.60 5.49 4.32
0.14 0.03* 0.02* 0.04*
13.91
17 BST 6.03 37.14 22.60 21.04 5.42
1.11 6.85 4.17 3.88
0.36 0.02* 0.04* 0.05
15.56
18 BST 6.85 49.52 22.19 24.30 3.57
1.92 13.87 6.21 6.80
0.19 0.00** 0.01* 0.01*
12.43
19 BST 16.80 35.12 47.76 29.11 3.19
5.25 10.98 14.93 9.10
0.02* 0.00** 0.00** 0.00**
11.22
20 BST 15.25 37.96 41.98 38.58 5.81
2.62 6.53 7.22 6.64
0.12 0.02* 0.01* 0.01*
14.76
21 BST 14.38 15.78 0.94 12.98 4.73
3.04 3.33 0.20 2.74
0.09 0.09 0.82 0.11
17.56
34
Tabel Lampiran 1. (Lanjutan) Sumber Keragaman Ulangan Media Benih Media*Benih Galat Umum Ulangan Media Benih Media*Benih Galat Umum Ulangan Media Benih Media*Benih Galat Umum
db
2 1 2 2 10 17 2 1 2 2 10 17 2 1 2 2 10 17
JK
31.04 45.35 10.53 39.32 60.47 186.73 34.95 47.64 16.86 41.98 72.67 214.13 48.84 98.00 45.39 75.32 95.18 362.74
KT
Fhit
Pr>F
KK (%)
22 BST 15.52 45.35 5.26 19.66 6.04
2.57 7.50 0.87 3.25
0.12 0.02* 0.44 0.08
19.12
23 BST 17.47 47.64 8.43 20.99 7.26
2.41 6.56 1.16 2.89
0.14 0.02* 0.35 0.10
20.25
24 BST 24.42 98.00 22.69 37.66 9.51
2.57 10.30 2.38 3.96
0.12 0.00** 0.14 0.05
22.39
Keterangan: * = nyata pada taraf = 5%; **= nyata pada taraf db = derajat bebas JK = Jumlah Kuadrat KT = Kuadrat Tengah KK = Koefisien Keragaman
= 1%
35
Tabel Lampiran 2. Sidik Ragam Pengaruh Komposisi Media dan Jumlah Benih dalam Polibag terhadap Diameter Bibit Manggis Sumber Keragaman
db
JK
Ulangan Media Benih Media*Benih Galat Umum
2 1 2 2 10 17
0.47 1.54 0.49 0.03 2.47 5.02
Ulangan Media Benih Media*Benih Galat Umum
2 1 2 2 10 17
0.87 1.19 2.66 0.08 2.08 6.91
Ulangan Media Benih Media*Benih Galat Umum Ulangan Media Benih Media*Benih Galat Umum Ulangan Media Benih Media*Benih Galat Umum Ulangan Media Benih Media*Benih Galat Umum
2 1 2 2 10 17 2 1 2 2 10 17 2 1 2 2 10 17 2 1 2 2 10 17
0.02 0.74 2.53 0.07 2.49 5.87 0.38 1.82 2.49 0.57 3.34 8.62 0.69 1.31 3.53 0.48 2.68 8.71 1.50 1.68 5.29 0.48 3.24 12.22
KT
Fhit
Pr>F
KK (%)
16 BST 0.23 0.77 0.49 0.24 0.01
0.96 3.12 1.98 0.07
0.41 0.08 0.18 0.93
10.55
17 BST 0.43 1.19 1.33 0.04 0.20
2.09 5.73 6.38 0.21
0.17 0.03* 0.01* 0.81
8.60
18 BST 0.01 0.74 1.26 0.03 0.24
0.04 3.00 5.09 0.15
0.95 0.11 0.02* 0.85
9.03
19 BST 0.19 1.82 1.24 0.28 0.33
0.58 5.44 3.72 0.85
0.57 0.04* 0.06 0.45
9.75
20 BST 0.34 1.31 1.76 0.24 0.26
1.28 4.90 6.57 0.90
0.31 0.05 0.01* 0.43
8.47
21 BST 0.75 1.68 2.64 0.24 0.32
2.32 5.20 8.15 0.75
0.14 0.04* 0.00** 0.49
8.81
36
Tabel Lampiran 2. (Lanjutan) Sumber Keragaman Ulangan Media Benih Media*Benih Galat Umum Ulangan Media Benih Media*Benih Galat Umum Ulangan Media Benih Media*Benih Galat Umum
db
2 1 2 2 10 17 2 1 2 2 10 17 2 1 2 2 10 17
JK
1.34 2.28 7.24 0.77 4.20 15.85 1.08 2.61 6.63 0.69 3.57 14.59 1.32 4.02 7.06 0.85 4.01 17.28
KT
Fhit
Pr>F
KK (%)
22 BST 0.67 2.28 3.62 0.38 0.42
1.60 5.43 8.61 0.92
0.24 0.04* 0.00** 0.43
9.83
23 BST 0.54 2.61 3.31 0.34 0.35
1.51 7.30 9.27 0.97
0.26 0.02* 0.00** 0.41
8.89
24 BST 0.66 4.02 3.53 0.42 0.40
1.64 10.03 8.80 1.07
0.24 0.01* 0.00** 0.38
9.31
Keterangan: * = nyata pada taraf = 5%; **= nyata pada taraf db = derajat bebas JK = Jumlah Kuadrat KT = Kuadrat Tengah KK = Koefisien Keragaman
= 1%
37
Tabel Lampiran 3. Sidik RagamPengaruh Komposisi Media dan Jumlah Benih dalam Polibag terhadap Tinggi Bibit Manggis Sumber Keragaman
db
JK
Ulangan Media Benih Media*Benih Galat Umum
2 1 2 2 10 17
50.76 63.22 96.82 28.14 111.12 350.08
Ulangan Media Benih Media*Benih Galat Umum
2 1 2 2 10 17
28.84 41.88 71.19 14.08 75.49 231.50
Ulangan Media Benih Media*Benih Galat Umum
2 1 2 2 10 17
Ulangan Media Benih Media*Benih Galat Umum
2 1 2 2 10 17
Ulangan Media Benih Media*Benih Galat Umum
2 1 2 2 10 17
Ulangan Media Benih Media*Benih Galat Umum
2 1 2 2 10 17
KT
Fhit
Pr>F
KK (%)
16 BST 25.38 63.22 48.41 14.07 12.34
2.06 5.12 3.92 1.14
0.18 0.04* 0.05 0.36
23.33
17 BST 14.42 41.88 35.59 7.04 7.54
1.91 5.55 4.72 0.93
0.19 0.04* 0.03* 0.42
16.51
1.53 5.59 3.71 0.71
0.26 0.03* 0.06 0.51
18.60
1.92 6.72 6.21 1.49
0.19 0.02* 0.01* 0.27
18.01
2.49 7.03 5.53 1.50
0.13 0.02* 0.02* 0.26
19.49
2.97 8.93 6.85 2.15
0.09 0.01* 0.01* 0.16
18.32
18 BST 31.10 15.55 56.72 56.72 75.38 37.69 14.43 7.21 101.53 10.15 279.19 19 BST 39.21 19.60 68.72 68.72 127.12 63.56 30.49 15.24 102.30 10.23 367.87 20 BST 63.24 31.62 89.08 89.08 140.14 70.07 38.09 19.04 126.74 12.67 457.30 21 BST 70.81 35.40 106.44 106.44 163.34 81.67 51.30 25.65 119.15 11.91 511.06
38
Tabel Lampiran 3. (Lanjutan) Sumber Keragaman
db
Ulangan Media Benih Media*Benih Galat Umum
2 1 2 2 10 17
Ulangan Media Benih Media*Benih Galat Umum
2 1 2 2 10 17
Ulangan Media Benih Media*Benih Galat Umum
2 1 2 2 10 17
JK
KT
22 BST 99.75 49.87 157.31 157.31 200.88 100.44 88.61 44.30 149.62 14.96 696.20 23 BST 115.90 57.95 176.36 176.36 205.74 102.87 86.53 43.26 176.03 17.60 760.58 24 BST 112.86 56.43 217.40 217.40 223.93 111.96 109.30 54.65 193.66 19.36 857.17
Fhit
Pr>F
KK (%)
3.33 10.51 6.71 2.96
0.07 0.00** 0.01* 0.09
20.40
3.29 10.02 5.84 2.46
0.07 0.01 0.02 0.13
21.05
2.91 11.23 5.78 2.82
0.10 0.00** 0.02* 0.10
21.58
Keterangan: * = nyata pada taraf = 5%; **= nyata pada taraf db = derajat bebas JK = Jumlah Kuadrat KT = Kuadrat Tengah KK = Koefisien Keragaman
Tabel Lampiran 4. Bobot Awal dan Bobot Akhir Bibit Bobot (g) Perlakuan Kompos (B1) Pasir (B2)
awal 226.4 366.1
akhir 206 336.7
Selisih (g) 20.4 29.4
= 1%
39
Tabel Lampiran 5. Hasil Pengamatan Suhu dan RH Suhu (0C)
RH (%)
Selasa/ 29 April 2008/19.30/ Ciampea, 27 km
28
69
Rabu/ 30 April 2008/ 09.45/ Darmaga, 36 km
30.4
78
Kamis/ 1 Mei 2008/ 11.45/ Baranangsiang, 25 km
31.9
80
Jumat/ 2 Mei 2008/ 09.30/ Gadog, 25 km
30.7
75
Sabtu/ 3 Mei 2008/ 15.30/ Bandung, 218 km
30.9
61
Minggu/ 4 Mei 2008/ 10.15/ Tajur, 7 km
33.7
73
Senin/ 5 Mei 2008/ 10.30/ Baranangsiang, 25 km
30.7
77
Hari/ tanggal/tempat/jarak
Total perjalanan 726 km atau 18.5 jam
40
U A1B1 A1B2 A2B1
A3B2 A3B1 A2B2 Ulangan 1
A1B2 A2B2 A3B2
A2B1 A3B1 A1B1 Ulangan 2
A1B1 A3B1 A2B1
A3B2 A1B2 A2B2 Ulangan 3
Gambar Lampiran 1. Lay Out Percobaan
41
(a) Kondisi Rumah Plastik
(b) Susunan Tanaman saat Transportasi
(c) Pengamatan saat Transportasi Gambar Lampiran 2. Kondisi Umum Percobaan
42
(a) Kemasan Tanaman saat Transportasi
(b) Daun Tanaman pada media kompos daun bambu
(c) Daun Tanaman pada media pasir
Gambar Lampiran 3. Kondisi Tanaman saat Transportasi
Gambar Lampiran 4. Alat Transportasi yang Digunakan