PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MATERI JENIS-JENIS PEKERJAAN MELALUI STRATEGI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA 2015/2016
SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : MIFTAKHUL FERI SOFIANA NIM : 115 12 049
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017
i
ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MATERI JENIS-JENIS PEKERJAAN MELALUI STRATEGI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA 2015/2016
SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : MIFTAKHUL FERI SOFIANA NIM : 115 12 049
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017
iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Sesuatu akan menjadi kebanggaan, Jika sesuatu itu dikerjakan, Dan bukan hanya dipikirkan. Sebuah cita-cita akan menjadi kesuksesan, Jika kita awali dengan bekerja untuk mencapainya, Bukan hanya menjadi impian.
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
Ayah (Mahmud Subarkah) dan Ibu (Syarah Sofiah) dan kedua adikku (Habibatul Dwi Mahmudah dan Hikmal Maulana Akbar) sebeserta keluarga besarku yang selalu memberikan kasih sayang, semangat, doa dan dukungan moril maupun materi untuk kesuksesanku.
Teman-teman seperjuangan khususnya rekan-rekan PGMI angkatan 2012.
Sahabatku yang selalu menyemangatiku dalam keadaan apapun.
Pasanganku Prada Nur Hidayat Isman yang selalu memberikan kasih sayang, semangat, doa dan dukungan untuk kesuksesanku.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman, amin, Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana pada Program Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Judul yang penulis ajukan adalah “Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Materi Jenis-jenis Pekerjaan Melalui Strategi Make A Match Pada Siswa Kelas III MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016”. Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaika terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak DR. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan IAIN Salatiga 3. Ibu Peni Susapti, M.Si., selaku Ketua Jurusan S1 PGMI IAIN Salatiga 4. Bapak Wahidin, S.Pd.I., M.Pd. selaku pembimbing yang selalu bijaksana memberikan bimbingan, nasehat serta waktunya selama penelitian dan penulisan skripsi ini. viii
5. Staf Dosen PGMI IAIN Salatiga yang telah membekali penulis dengan bebagai ilmu selama mengikuti perkuliahan sampai akhir penulisan skripsi. 6. Ibu Susriana Wahyu Ika Lestari, M.Pd.I, selaku Kepala Sekolah MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga yang telah memberikan kesempatan dan waktu untuk melaksanakan penelitian. 7. Bapak Fathul Ghufron, S.Pd.I selaku wali kelas di kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga yang telah membantu dalam penelitian. 8. Rekan-rekan guru
MI Ma‟arif Mangunsari
memberikan dukungan
Salatiga
yang telah
partisipasinya selama penulis menyelesaikan
skripsi sehingga penulisan skripsi ini berjalan dengan lancar. 9. Para siswa kelas III MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga yang telah mendukung dan membantu dalam melakukan penelitian. 10. Ayah dan Ibu (Mahmud Subarkah dan Syarah Sofiah) atas jasa-jasanya, kesabaran, do‟a, dan tidak pernah lelah dalam mendidik dan memberi cinta yang tulus dan ikhlas kepada penulis semenjak kecil. Tiada doa yang paling khusuk selain do‟a yang terucap dari orangtua. Bakti dan cintaku untuk kalian bapak ibuku 11. Adik-adikku (Habibatul dwi Mahmudah dan Hikmal Maulana Akbar) yang senantiasa memberikan dukungan, semangat, senyum, doa‟nya untuk keberhasilan ini. Terimakasih sayangku untuk kalian. 12. Semua keluarga besarku yang selalu mendoakan dan mendukung untuk penulis.
ix
13. Sahabat-sahabatku tercinta yang telah banyak memberikan dorongan, semangat, dan kasih sayang demi lancarnya penyusunan skripsi ini. 14. Teman-teman seperjuangan PGMI 2016, yang selama ini telah berjuang bersama. 15. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis serahkan segalanya mudah-mudahan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi kita semua.
Salatiga, 25 Agustus 2016
Penulis
x
ABSTRAK
Sofiana, Miftakhul Feri. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Materi Jenis-jenis Pekerjaan Melalui Strategi Make A Match Pada Siswa Kelas III MI Ma’arif Mangunsari Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016 Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Wahidin, S.Pd.I., M.Pd. Kata Kunci : Strategi Pembelajaran Make a Match. Hasil Belajar dan Ilmu Pengetahuan Sosial Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa Kelas III MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Hal ini disebabkan karena pembelajaran masih berpusat pada guru. Salah satu faktornya adalah guru masih menggunakan metode ceramah, tanya jawab, pemberian tugas dan tanpa menggunakan media, sehingga kemampuan siswa dan kreativitas siswa kurang aktif, menunjukkan bahwa siswa kurang bersemangat dalam menerima pelajaran dan menimbulkan kejenuhan siswa. Masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: apakah penggunaan strategi make a match dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi jenisjenis pekerjaan pada Siswa Kelas III MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga Tahun 2016? Pada dasarnya strategi make a match adalah sebuah strategi pembelajaran dimana siswa diharuskan memilih pasangannya untuk menemukan jawabannya sebelum batas waktu akan mendapat poin, melalui penggunaan strategi ini diharapkan siswa akan lebih mudah memahami pelajaran karena siswa merasa senang saat pembelajaran berlangsung. Tidak seperti apabila menggunakan proses pembelajaran yang lama yaitu yang masih terpusat pada guru. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan straegi pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi Jenis-jenis Pekerjaan pada siswa kelas III MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga. Hal ini dilihat dari hasil analisis data akhir yaitu nilai rata-rata hasil belajar siswa pada pra siklus sebesar 73.68 menjadi 76.47 pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 90.35. Untuk angka ketuntasan belajar siswa pada pra siklus sebanyak 20 siswa atau sebesar 58,82 % meningkat menjadi 25 siswa atau sebesar 73,53% pada siklus I dan menjadi 34 siswa atau sebesar 100% pada siklus II. Jadi angka ketuntasan belajar dari pra siklus sampai siklus II meningkat sebesar 41,18% atau sebanyak 14 siswa. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan strategi make a match dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi jenis-jenis pekerjaaan pada siswa kelas III MI Ma‟arif Mangunsari. xi
xii
xiii
xiv
xv
xvi
xvii
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran
2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran
3
Lembar Pre-Test Siklus I
Lampiran
4
Lembar Post-Test Siklus I
Lampiran
5
Lembar Pre-Test Siklus II
Lampiran
6
Lembar Post-Test Siklus II
Lampiran
7
Dokumentasi Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus
Lampiran
8
Dokumentasi Gambar Kegiatan Siklus I
Lampiran
9
Dokumentasi Gambar Kegiatan Siklus II
Lampiran
10 Lembar Pengamatan Guru Pada Siklus I
Lampiran
11 Lembar Pengamatan Guru Pada Siklus II
Lampiran
12 Lembar Pengamatan Siswa Pada Siklus I
Lampiran
13 Lembar Pengamatan Siswa Pada Siklus II
Lampiran
14 Silabus
Lampiran
15 Surat Nota Pembimbing
Lampiran
16 Surat Permohonan Izin Penelitian MI Ma‟arif Tingkir Lor
Lampiran
17 Surat Bukti Pelaksanaan Penelitian MI Ma‟arif Tingkir Lor
Lampiran
18 Lembar Konsultasi Pembimbing
Lampiran
19 Riwayat Hidup
xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan langkah utama untuk meningkatkan kualitas manusia karena semakin tinggi pendidikan yang telah didapatkan manusia maka akan semakin tinggi pula derajat yang ia dapat. Dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat manusia memerlukan aturan yang baku agar dapat diterima di dalam lingkungan masyarakat. Pada dasarnya manusia diciptakan sebagai makhluk monodualisme, yaitu sebagai makhluk sosial dan makhluk individu. Sebagai makhluk sosial tentu tidak lepas dari kehidupan bermasyarakat, sedangkan dalam hidup bermasyarakat diperlukan sebuah ilmu sosial. IPS merupakan salah satu disiplin ilmu yang mengajarkan kepada manusia untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya agar menjadi pribadi yang baik dan berkarakter. Dalam pendidikan di era ini IPS menjadi salah satu mata pelajaran yang di golongkan menjadi pelajaran pokok, dimana siswa wajib menguasai dengan baik. Akan tetapi dalam pembelajarannya pengajaran yang berlangsung di sekolahsekolah masih banyak menggunakan metode pembelajaran konvensional dan mengharapkan prestasi yang tinggi tanpa mengesampingkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik. Padahal karakteristik materi IPS adalah ilmu yang di dalamnya lebih mengandalkan abstraksi dan daya ingat yang tinggi.
1
Sehingga siswa yang kurang begitu mempunyai intelegensi yang tinggi akan sulit untuk mengikuti pembelajaran yang diberikan. Berdasarkan maslaah-masalah yang dipaparkan di atas maka perlu adanya sebuah pembenahan yang harus dilakukan dalam hal pembelajaran agar materi IPS dapat berjalan dengan baik dan sesuai tujuan awal yang diinginkan. Salah satu jalan atau cara yang ditempuh dalam hal ini adalah dengan menggunakan metode yang baik dan sesuai dengan karakteristik ilmu IPS. Mulyasa (2011: 107) menyatakan IPS memerlukan penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi agar hasil belajar dapat maksimal dan siswa mampu menguasai materinya. Penggunaan metode bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Lebih lanjut Rasimin (2012: 59) mengemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah dasar, pada hakekatnya harus memperhatikan kebutuhan peserta didikyang rata-rata masih berusia antara 6-12 tahun. Dalam kelompok usia ini, anak berada dalam tahap perkembangan kemampuan intelektual/kognitifnya pada tingkat kongkrit operasional.mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh. Metode pembelajaran merupakan cara yang dipakai oleh guru dalam mengingkatkan baik dari segi hasil atau minat siswa dalam belajar. Djamarah (2006: 46) menambahkan dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pembelajaran tidak membosankan, tetapi
2
menarik perhatian peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi diharapkan siswa dapat lebih senang dan tidak bosan pada saat pembelajaran dilaksanakan. Guru yang professional hendaknya dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar
yang
dapat
memotivasi
siswa
menjadi
bersemangat
dalam
melaksanakan pembelajaran, sehingga kesan belajar yang membosankan dapat dihilangkan dari benak siswa. Seorang guru hendaknya mendesain pembelajaran sedemikian rupa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dalam menciptakan media serta menggunakannya dalam pembelajaran merupakan hal wajib direncanakan yang dikuasai oleh guru. Makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar akan semakin efektif kegiatan pembelajaran (Hamruni, 2012: 7). Pelaksanaan pembelajaran IPS di MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga di kelas 3B masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional. Melalui penggunaan metode pembelajaran yang konvensional ini siswa kurang maksimal dalam menerima pembelajaran, sehingga hasil yang dicapai juga kurang maksimal. Salah satu metode yang dapat digunakan pada pembelajaran IPS adalah metode make a match. Metode make a match dapat digunakan untuk meningkatkan semangat belajar siswa kelas 3B MI Ma‟arif Mangunsari sehingga nantinya hasil belajar yang dicapai juga akan meningkat. Dengan menggunakan metode make a match siswa secara aktif belajar karena penggunaan metode ini menuntut keaktifan siswa dalam mencari pengetahuan, sehingga pengetahuan yang didapat tidak akan mudah terlupakan.
3
Beranjak dari latar belakang masalah di atas, maka penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas yang mengupayakan terjadinya peningkatan hasil belajar IPS. Adapun judulnya adalah PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MATERI JENIS-JENIS PEKERJAAN MELALUI STRATEGI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III B MI MA‟ARIF
MANGUNSARI KOTA
SALATIGA
TAHUN
PELAJARAN
2015/2016.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka dapat dir umuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: apakah dengan strategi make a match dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi Jenis-jenis Pekerjaan pada siswa kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin di capai penulis dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi jenis-jenis pekerjaan pada siswa kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016 melalui strategi make a match.
4
D. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan penelitian ini adalah melalui metode make a match dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi Jenis-jenis Pekerjaan bagi siswa kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi atau acuan sebagai pedoman guru dalam meningkatkan hasil belajar IPS materi Jenis-jenis Pekerjaan. b. Penelitian dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar bagi pelaksanaan penelitian lebih lanjut. 2. Manfaat praktis a. Bagi siswa, dapat memberikan suasana pembelajaran IPS di kelas menjadi tidak monoton sehingga tercipta suasana yang menyenangkan. b. Bagi
guru,
sebagai
bahan
pertimbangan
dan
masukan
untuk
memperkenalkan metode pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi make a match sehingga proses pembelajaran menjadi bervariasi, sehingga tidak membosankan. c. Bagi sekolah dasar (SD) atau madrasah ibtida‟iyah (MI), dapat dijadikan sebagai contoh bentuk peningkatan yang berbasis sekolah/madrasah dalam upaya peningkatan hasil belajar.
5
F. Definisi Operasional Untuk mendapatkan kejelasan judul di atas, peneliti memberikan definisi operasional terhadap istilah-istilah yang ada. Dengan harapan agar tidak ada kesalahpahaman pemahaman judul yang penulis angkat. Adapun istilah-istilah tersebut adalah: 1. Peningkatan Peningkatan
adalah
proses,
cara,
perbuatan,
meningkatkan
(Poerwadarminta, 2006: 1281). 2. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Hasil belajar menurut Susanto (2013: 5) dalam bukunya mengatakan bahwa hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Sedangkan hasil belajar dalam ilmu pengetahuan sosial yaitu perubahan tingkat laku yang dialami peserta didik mencakup pengembangan dimensi manusia secara utuh, yang terdiri dari beberapa aspek misalnya: aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan, keterampilan dan seni (Rasimin, 2012: 51). Melalui mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial, siswa seharusnya mampu menerapkan kterampilan yang di dapat dalam proses pembelajaran yang diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. 3. Strategi make a match Pengertian make a match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisi jawaban
6
dari pertanyaan tersebut (Agus Suprijono,2009: 94). Jadi yang dimaksud judul: Peningkatan hasil belajar IPS materi jenis-jenis pekerjaan melalui strategi make a match bagi siswa kelas III MI Ma‟arif Mangunsari yaitu cara yang dilakukan untuk memperbaiki dan merubah hasil belajar IPS materi acam-macam pekerjaan agar lebih baik dengan melalui strategi make a match kelas III B di MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga.
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini dengan mengunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena model penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam keasnya sendiri melalui refleksi diri, yang bertujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat (Uno, dkk: 2012: 41). Penelitian tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan hasil belajar IPS materi jenis-jenis pekerjaan melalui strategimake a match bagi siswa kelas IIIB MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga. 3. Subyek Penelitian dan Kolabolator Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga dengan jumlah siswa 34 anak, yang terdiri dari 14
7
siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan pada semester genap Tahun Pelajaran 2015/2016. Kolabulator adalah seorang guru atau pendidik yang mengajar pada kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga yaitu Bapak Fathul Gufron,S.PdI. 4. Langkah-langkah Penelitian Untuk dapat melaksanakan penelitian ini maka peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut: Gambar 1.1 Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK menurut Arikunto (2006: 16)
a. Perencanaan PTK tidak ubahnya seperti penelitian-penelitian ilmiah yang lain yang selalu disiapkan secara matang. Langkah pertama adalah melakukan 8
perencanaan secara matang dan teliti. Dalam perencanaan PTK terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu identifikasi masalah, merumuskan masalah, dan pemecahan masalah. Pada masing-masing kegiatan, terdapat sub-sub kegiatan yang sebaiknya dilaksanakan untuk menunang sempurnya nya tahap perencanaan. Rancangan yang dilakukan adalah: 1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi macam-macam pekerjaan. 2) Menyiapkan media yang digunakan dalam pembelajaran. 3) Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi. 4) Menyiapkan perangkat tes berupa soal tes tertulis. b. Pelaksanaan Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaa. Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Hendaknya perlu di ingat bahwa pada tahap ini, tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan tidak rekayasa. Hal ini akan berpengaruh dalam proses refleksi pada tahap empat nanti agar hasilnya dapat di sinkronkan dengan maksud semula.tindakan yang dilakukan peneliti adalah pelaksanaan pembelajaran IPS materi macammacam pekerjaan melalui metode make a match. Tindakan ini dilaksanakan dengan tiga tahap yaitu tahap pendahuluan, tahap inti, dan tahap penutup. c. Observasi Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan (observasi).Supardi dalam bukunya Suyadi (2010: 63) menyatakan bahwa observasi yang
9
dimaksud pada tahap III adalah pengumpulan data. Dengan kata lain, observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Kegiatan observasi ini dilakukan selama proses belajar mengajar, untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama pembelajaran IPS melalui strategi make a match. Selama proses belajar mengajar berlangsung, peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam pembelajaran menggunakan lembar observasi. Adapun aspek pengamatan yang diamati adalah aspek keaktifan siswa, perhatian siswa, kedisiplinan siswa dan penugasan siswa. d. Refleksi Tahap keempat atau terakhir dalam PTK adalah refleksi. Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Refleksi sering disebut dengan istilah memantul. Dalam hal ini, peneliti seolah memantulkan pengalamannya, baik kelemahan dan kekurangannya. Refleksi dilakukan setelah tindakan berakhir, yaitu diakhir proses pembelajaran. Sebelumnya, guru melakukan analisis mengenai hasil tes dan observasi. Hasil analisis tersebut digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran tersebut. Berdasarkan analis data-data yang diperoleh, dilakukan refleksi terhadap pembelajaran. Jika ada kelebihan dalam pembelajaran maka kelebihan tersebut harus dipertahankan dan jika permasalahan selama pembelajaran haruslah dicarikan pemecahannya. Permasalahan tersebut dianalisa dan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Disamping hal tersebut hasil belajar siswa belum mencapai
10
target atau indikator yang diinginkan. Sementara itu, dilihat dari segi observasi siswa masih ada yang belum menunjukkan sikap positif. Hal ini terbukti dengan adanya siswa yang masih bermain-main dan berbicara sendiri saat melakukan strategi make a match. Setelah melakukan tahapantahapan pembelajaran pada siklus penelitian, maka akan diketahui beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan aktifitas belajar siswa selama pembelajaran, yaitu tentang peningkatan hasil belajar IPS materi jenis-jenis pekerjaan melalui strategi make a match. 5. Instruktur Penelitian Dalam instruktur penelitian berisikan alat yang digunakan untuk mengambil data penelitian, misalkan dari: a. Lembar Observasi Lembar observasi berupa lembar data yang digunakan untuk mencatat kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan lembar observasi dapat diketahui kendala-kendala dan kekurangan yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran. b. Wawancara Merupak sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada pihak-pihak yang mampu memberikan informasi dan kepada siswa kelas III guna mengetahui pendapat ataupun masukan mengenai penerapan strategi make a match.
11
c. Soal tes Berupa sejumlah soal test yang digunakan untuk mengukur presentasi belajar siswa. Selain itu juga digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa mendalami materi yang dipelajari dan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa. Soal test digunakan saat pembelajaran yaitu dikerjakan secara berkelompok dan individu. d. Dokumentasi Melalui dokumentasi peneliti dapat mengetahui data-data dan informasi yang terkait dengan siswa sebagai pendukung penelitian. Dokumentasi juga menggambarkan situasi saat pembelajaran berlangsung. 6. Indikator Keberhasilan Siswa Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa adalah peningkatan hasil belajar siswa baik secara individual maupun klasikal serta ketuntasan belajar siswa. Menurut Trianto (2010: 241) berdasarkan ketentuan KTSP penentuan ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan minimal, dengan berpedoman pada tiga pertimbangan, yaitu: kemampuan setiap peserta didik berbeda-beda, fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda, dan daya dukung setiap sekolah berbeda. Maka dalam penelitian ini, sesuai dengan KKM mata pelajaran IPS disekolah tempat peneliti melakukan penelitian, maka ketuntasan individual adalah 70 dan ketuntasan klasikal adalah 85%.
12
7. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini antara lain: a. Tes Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk medapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Pengukuran tes hasil belajar ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa. b. Observasi Observasi merupakan salah satu tekhnik dalam pengumpulan data. Observasi dimaksudkan untuk mengetahui adanya kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan tindakan serta untuk menjaring data aktifitas peserta didik dalam mengumpulkan data dengan mengamati, mencatat gejala yang diteliti baik secara langsung dengan pendengaran, penglihatan dan secara tidak langsung dengan menggunakan alat bantu atau lembar observasi. c. Dokumen Untuk memperoleh data tentang kondisi sekolah, data siswa, dan guru dan lain-lain. 8. Teknik Analisis Data Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran dan
13
melakukan pengematan terhadap aktivitas belajar siswa. Sehingga data yang diperoleh dari penelitian tindakan ini berupa data kuantitatif dan kualitatif yang kemudian diolah dengan menggunakan teknik pengolahan hasil test dan hasil observasi. Analisis dimulai dengan menganalisisdata persiklus dan analisis antar siklus. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengolahan hasil test yang akan dirinci dari data mentah yang diperoleh dari hasil tes (pretest dan post-test) kemudian diolah melalui cara penyekoran, menilai setiap siswa, menghitung nilai rata-rata kemampuan siswa untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai hasil belajar dalam memahami pelajaran IPS. Untuk menghitung nilai dan rata-rata nilai siswa rumus yang digunakan sebagai berikut: M= Keterangan: M
= Nilai rata-rata
X N
= Jumlah semua nilai siswa = Jumlah siswa
Nilai yang diperoleh siswa pada saat melaksanakan post-test kemudian dikonversikan terhadap KKM yang dibuat guru untuk menentukan bahwa siswa tersebut mencapai criteria tuntas atau belum. Sedangkan untuk menentukan ketercapaian hasil belajar semua siswa dalam satu kelas dihitung dengan cara mencari rat-rata skor siswa dengan rumus berikut: 14
P= Keterangan: P = Nilai dalam persen F = Frekuensi N = Jumlah keseluruhan (Djamarah,2006: 225-226) Setelah hasil belajar IPS materi jenis-jenis pekerjaan melalui strategi make a match dianalisis secara kuantitatif yakni dengan memberikan angka/nilai yang kemudian dideskripsikan menggunakan teknik deskripsi persentase dimana analisis data hasil perhitungan mulai dari siklus pertama sampai terakhir dipakai sebagai acuan penelitian (Muslich, 2007: 36).
H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti, bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari: Halaman Judul, Persetujuan Pembimbing, Pengesahan Kelulusan, Pernyataan Keaslian Tulisan, Motto, Persembahan, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi, dan Daftar Tabel. Sedangkan pada bagian inti skripsi terdapat lima bab yang terdiri dari: Bab I tentang Pendahuluan, pada bab ini terdiri dari: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, dan Sistematika Penulisan. Bab II berisi tentang Landasan Teori, pada bab ini terdiri dari: Pengertian Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu Pengetahuan Sosial, Strategi Make A Match, dan Hubungan Hasil Belajar dengan Strategi Make A Match. 15
Bab III tentang Pelaksanaan Penelitian, pada bab ini terdiri dari: Subjek Penelitian, Deskripsi Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II. Bab IV tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini terdiri dari: Deskripsi Persiklus dan Pembahasan. Bab V tentang Penutup, pada bab ini terdiri dari: Kesimpulan, Saran dan Penutup. Sedangkan pada bagian akhir terdiri dari Lampiran-lampiran yang terdiri dari: Surat Keterangan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Soal Evaluasi, dan Lembar Observasi.
16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar bukan istilah yang baru karena sudah sejak dini disadari atau tidak kita sudah mengalami kegiatan belajar. Banyak para ilmuwan/pakar pendidikan mendefinisikan kata belajar tersebut. Berikut ini beberapa definisi balajar menurut pakar pendidikan. Menurut Slameto dalam buku Hamdani (2010: 20). Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sementara menurut Morgan belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman (Agus Suprijono,2009: 3). Hilgard mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang seperti kelelahan atau disebabkan obat-obatan (Pasaribu dan Simandjuntak, 1983: 59). Sementara menurut R. Gagne (1989) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa,
17
serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung (Ahmad Susanto, 2012: 1). Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik, sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 9). Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara terus menerus yang terjadi karena adanya interaksi/hubungan timbal balik antara individu satu dengan individu lainnya maupun dengan lingkungannya, belajar juga meliput 3 ranah yaitu ranah afektif, kognitif,dan psikomotorik. Dalam kurikulum 2013 belajar dilakukan dengan 5 tahapan yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. 2. Teori-teori dalam belajar a. Teori perilaku Teori perilaku berpakar pada pemikiran behaviorisme. Dalam perspektif
behaviorisme
pembelajaran
diartikan
sebagai
proses
pembentukan hubungan rangsangan (stimulus) dan balas (respon). Pembelajaran
merupakan
proses
pelaziman
(pembiasaan).
Hasil
pembelajaran yang diharapkan adalah perubahan perilaku berupa kebiasaan. b. Teori belajar kognitif Dalam perspektif teori kognitif, belajar merupakan peristiwa mental bukan peristiwa behavioral meskipun hal-hal yang bersifat behavioral tampak lebih nyata hamper dalam setiap peristiwa belajar.Perilaku individu bukan semata-mata respon terhadap yang ada melainkan lebih penting
18
dorongan mental yang di atur oleh otaknya. Teori kognitif menekankan belajar sebagai proses internal. Belajar adalah aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. c. Teori kontruktivisme Kontruktivisme menekankan pada belajar autentik, bukan atifisial. Belajar autentik adalah proses interaksi seseorang dengan objek yang dipelajari secara nyata. Belajar bukan sekedar mempelajari teks-teks (tekstual), terpenting ialah bagaimana menghubungkan teks itu dengan kondisi nyata atau kontekstual (Agus Suprijono, 2009: 39). 3. Tujuan belajar Didalam buku Kastolani (2014: 66-67) secara umum tujuan belajar adalah: a. Untuk mendapatkan pengetahuan Hal Kemampuan
ini
ditandai
dengan
pengembangan
pemilikan
berfikir
pengetahuan
membutuhkan
berfikir.
adanya
bahan
pengetahuan dan kemampuan berfikir dapat memperluas pengetahuan. b. Penanaman konsep dan keterampilan Artinya bahwa penanaman konsep atau merumuskan konsep memerlukan suatu keterampilan baik keterampilan jasmani yang dapat dilihat dan dialami sehingga menitikberatkan pada keterampilan gerak atau penampilan anggota tubuh seorang yang sedang belajar, atau keterampilan rohani yang menyangkut persoalan-persoalan penghayatan dan keterampilan berpikir secara kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep.
19
c. Pembentukan Sikap Adalah guru harus bertindak bijak dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku, dan pribadi siswa, ia harus cakap dalam mengarahkan motivasi dan berpikir bahwa pribadi guru harus dipakai sebagai uswah (Sardiman, 2000: 26-28). 4. Ciri-ciri Belajar Beberapa ciri belajar, seperti dikutip oleh Darsono (2000: 3) adalah sebagai berikut: a. Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan ini digunakan sebagai arah kegiatan, sekaligus tolok ukur keberhasilan belajar. b. Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkankepada orang lain. Jadi belajar bersifat individual. c. Belajar merupakan proses interaksi antara individu dengan lingkungan. Hal ini berarti individu harus aktif apabila dihadapkan oleh lingkungan tertentu. Keaktifan ini dapat terwujud karena individu memiliki berbagai potensi untuk belajar. d. Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar. Perubahan tersebut bersifat integral, artinya perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang terpisahkan satu dengan yang lainnya (Hamdani,2010: 22).
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
20
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu. a. Faktor intern Didalam membicarakan faktor intern dibagi menjadi 3 yaitu: 1) Faktor Jasmaniah Terdiri dari (1) faktor kesehatan, kesehatan adalah keadaan atau hal sehat.Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. (2) faktor cacat tubuh, cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. 2) Faktor Psikologis Sekurang-kurangnya ada 7 faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah: (1) inteligensi, inteligensi berpengaruh besar terhadap kemajuan belajar. (2) perhatian, untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. (3) minat, minat besar pengarunya terhadap belajar. (4) bakat, bakat itu mempengaruhi belajar. (5) motif, dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik. (6) kematangan,belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). (7) kesiapan, kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses
21
belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik. 3) Faktor kelelahan Kelelahan jasmani terlihat dengan lembah lunglainya tubuh akan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena adanya kekacauan substansi sisa pembakaran didalam tubuh sehingga darah tidak/kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Agar siswa belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya. Sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan. 4) Faktor Ekstern Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dibagi menjadi tiga faktor yaitu: a) Faktor keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan. b) Faktor sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
22
dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas dirumah. c) Faktor masyarakat Masyarakat merupakan faktor ektern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadan siswa dalam masyarakat. Faktor masyarakat ini mencakup kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat, yang semuanya mempengaruhi belajar anak (Slameto, 1987: 56-72). 6. Prinsip-prinsip Belajar Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lainnya memiliki persamaan dan juga perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran. a. Perhatian dan motivasi Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage dan Berliner, 1984: 335). Disamping itu motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil (Gage dan Berliner, 1984: 372).
23
b. Keaktifan Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. Maka inisiatif harus dating dari siswa sendiri. Guru sekedar pembimbing dan pengarah (John Dawey, dalam Devies, 1937: 31). c. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan,dan bertanggungjawab terhadap hasilnya. d. Pengulangan Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang. Seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya-daya yang dilatih dengan pengadaan pengulangan akan menjadi sempurna. e. Tantangan Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. f. Balikan dan Penguatan Format kajian berupa Tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan dan sebagainya merupakan cara belajar mengajar yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan.
24
g. Perbedaan Individual Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran (Dimiyati dan Mudjiono, 2002: 42-49).
B. Hasil Belajar 1. Pengertian hasil belajar Makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif maupun psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan diatas dipertegas lagi oleh Nahrowi dalam K. Brahim (2007: 37) yang mengatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal (1993: 94), bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan informasi
25
untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa (Ahmad Susanto, 2012: 5). Dilihat dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh peserta didik melalui proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik, sehingga peserta didik akan mengalami perubahan-perubahan kearah yang lebih baik. Misalnya dari semula yang tidak bisa menjadi bisa. Pengukuran hasil belajar ini dapat dilakukan melalui tes atau dari pertanyaan-pertanyaan setelah selesainya materi pelajaran, yang bertujuan untuk meningkatkan daya ingat siswa. Melalui tes ini kemampuan masing-masing dari siswa dapat dilihat, apakah sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan atau belum, dan dapat menunjang dari belajar itu sendiri. 2. Macam-macam hasil belajar a. Pemahaman konsep Pemahaman
menurut
Bloom
(1979:
89)
diartikan
sebagai
kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang didalami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan. (Ahmad Susanto, 2012:
26
6) sedangkan arti dari konsep menurut Dorothy J. Skeel dalam Nursid Sumaatmadja (2005: 2-3), konsep merupakan sesuatuyang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan atau suatu pengertian. Jadi konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat pada hati seseorang yang tergambar dalam pikiran, gagasan atau suatu pengertian. Orang yang telah memiliki konsep berarti orang tersebut telah memiliki pemahaman-pemahaman yang jelas tentang suatu konsep atau citra mental tentang sesuatu (Ahmad Susanto, 2012: 6-8). b. Keterampilan proses Usman
dan
Setiawati
(1993:
77)
mengemukakan
bahwa
keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dari dalam individu siswa. Indrawati (1993: 3) merumuskan bahwa keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk melakukan menyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi) (Ahmad Susanto, 2012: 9). c. Sikap Menurut Sardiman (1996: 275), sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-
27
objek tertentu. Sikap menunjuk pada perbuatan perilaku ataupun tindakan seseorang siswa (Ahmad Susanto, 2012: 11). 3. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar a. Faktor internal Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari diri peserta didik yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar dan ketekunan, sikap kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. b. Faktor eksternal Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluarga yang morat marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orangtua yang kurang terhadap anaknya serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik (Ahmad Susanto, 2012: 12-13). Dua faktor ini sangat dominan dalam mempengaruhi hasil belajar dari peserta didik. 4. Penilaian hasil belajar Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut dalam bentuk interpretasi yang diakhiri dengan judgment. Interpretasi dan judgment merupakan tema penilaian yang mengimplikasikan adanya suatu perbandingan antara criteria dan kenyataan dalam konteks situasi tertentu. Atas
28
dasar itu makan dalam kegiatan penilaian selalu ada objek/program, ada kriteria, dan ada interpretasi/judgment. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes dan bukan tes (non tes). Tes ini ada yang diberikan secara lisan (menuntut jawaban secara lisan), dan tes tulisan (menuntut jawaban secara tulisan), dan tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan). Soal-soal tes yang disusun dalam bentuk objektif, ada juga dalam bentuk esai atau uraian. Sedangkan bukan tes sebagai alat penilaian mencakup observasi, kuisioner, wawancara, skala, sosiometri, studi kasus, dll. Disamping itu ada beberapa macam-macam jenis penilaian diantaranya adalah penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnostik, penilaian selektif, dan penilaian penempatan. Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan diakhir program belajar-mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar-mengajar itu sendiri. Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program, akhir caturwulan, akhir semester, akhir tahun. Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahankelemahan siswa serta faktor penyebabnya. Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya ujian saringan masuk ke lembaga pendidikan tertentu. Penilaian penempatan adalah penilaian yang ditujukan untuk mengetahui keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu
29
program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk program itu. C. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1. Pengertian IPS Ilmu Pengetahuan Sosial yang sering disingkat IPS adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberikan wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik tingkat dasar dan menengah (Ahmad Susanto, 2012: 137). Dari Kurikulum Pendidikan Dasar Tahun 1993, disebutkan bahwa IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi dan tata negara (Ahmad Susanto, 2012: 139). Ilmu pengetahuan sosial adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di dekolah termasuk Sekolah Dasar (SD).pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di SD merupakan sarana untuk mengembangkan wawasan, pola pikir siswa, dan sikap sosial siswa di masyarakat maupun didalam keluarga. Ips juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sosial dimana
pada
mata
pelajaran
ips
akan
diajarkan
nilai-nilai
sosial,
kemasyarakatan, kebudayaan serta nilai-nilai sejarah yang masih patut untuk kita teladani. Agar nanti pada saat kita hidup dilingkungan masyarakat, kita dapat menyesuaikan dengan kondisi sosial dari daerah tersebut.
30
2. Ruang Lingkup IPS Ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial adalah berupa kehidupan manusia dalam masyarakat atau manusia sebagai anggota masyarakat (Sardiyo, 2008: 15). Secara sederhaa dapat dikatakan bahwa ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial adalah manusia dalam konteks sosial (Rasimin, 2012: 38). 3. Fungsi IPS di dalam pendidikan Secara sederhana dapat dikatakan bahwa fungsi pendidikan ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan adalah membina siswa menjadi warga negara yang baik yang memiliki pengetahuan keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan negara (Rasimin, 2012: 40). 4. Tujuan pendidikan IPS Pendidikan IPS sebagai bidang studi yang diberikan pada jenjang pendidikan dilingkungan persekolahan, bukan hanya memberikan bekal pengetahuan saja, tetapi juga memberikan bekal nilai dan sikap serta keterampilan dalam kehidupan peserta didik dimasyarakat, bangsa dan negara dalam berbagai karakteristik. Ada beberapa tujuan pendidikan IPS yang menggambarkan bahwa pendidikan IPS merupakan bentuk pengetahuan, keterampilan nilai dan sikap yang memungkinkan anak berpartisipasi dalam kelompoknya, baik itu keluarga teman bermain, sekolah masyarakat yang luas, bangsa dan negara. Tujuan pendidikan ilmu sosial dikembangkan atas dasar pemikiran suatu disiplin ilmu, sehingga tujuan pendidikan nasional dan tujuan
31
pendidikan institusional menjadi landasan pemikiran mengenai tujuan pendidikan ilmu sosial. Tujuan utama pembelajaran IPS ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat, memiliki sifat mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya maupun yang menimpa masyarakat. Secara perinci, Mutakin (1998) merumuskan tujuan pembelajaran IPS disekolah sebagai berikut: a. Memiliki
kesadaran
dan
kepedulian
terhadap
masyarakat
atau
lingkungannya. Melalui pemahaman terhadap nila-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat. b. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. c. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang dimasyarakat. d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu mebuat analisis yang kritis selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.
32
e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggungjawab membangun masyarakat (Ahmad Susanto, 2012: 143-144). D. Materi Jenis-jenis pekerjaan Standar Kompetensi 2.
Memahami
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian
jenis 2.1. mengenal jenis- 1. mengidentifikasi jenis-
pekerjaan dan penggunaan jenis pekerjaan
jenis
pekerjaan
yang
mata uang
menghasilkan barang dan jasa. 2.
membedakan
jenis
pekerjaan di bidang jasa dengan
pekerjaan
yang
menghasilkan barang. 3. menyebutkan 4 contoh pekerjaan di bidang jasa. 4.
membuat
daftar
pekerjaan orangtua siswa yang menghasilkan barang atau jasa. 5. menjelaskan arti dari wiraswasta.
33
1. Pengertian jenis-jenis pekerjaan Jenis pekerjaan bermacam-macam. Orang dapat memilih pekerjaan sesuai dengan keinginandan kemampuannya. Pada umumnya, pekerjaan dibedakan menjadi dua bagian, yaitu ada pekerjaan yang menghasilkan barang dan pekerjaan yang menghasilkan jasa. a. Pekerjaan yang menghasilkan barang Pekerjaan yang menghasilkan barang merupakan pekerjaan yang hasil pekerjaannya dalam bentuk barang untuk dijual. Jadi yang dinilai dan menjadi sumber penghasilannya adalah barang yang dihasilkan. Jenis pekerjaan yang menghasilkan barang selalu berkembang sesuai kemajuan zaman. Kamu akna melihat barang-barang baru setiap tahun. Barang-barang tersebut belum pernah ada sebelumnya atau sudah ada namun kurang praktis sehingga dibuat model yang baru. Barang tersebut merupakan hasil kreasi dan inovasi pekerja. Pekerjaan yang menghasilkan barang dalam jumlah besar biasa dilakukan oleh perusahaan. Pekerjaan yang menghasilkan barang membutuhkan bahan baku untuk diolah menjadi barang baru yang laku dijual, misalnya pembuat tahu dan tempe membutuhkan bahan baku berupa kedelai. Berikut merupakan beberapa contoh pekerjaan yang menghasilkan barang: 1) Petani Petani yaitu orang yang bekerja dalam bidang pertanian. Petani disini artinya pekerjaan mengolah lahan, seperti ladang atau sawah. Pertanian terdiri atasdua jenis, yaitu pertanian rakyat dan pertanian
34
perkebunan. Pertanian rakyat biasanya menghasilkan bahan makanan pokok, seperti padi, jagung, ketela pohon, sagu, dan sebagainya. Sedangkan pertanian perkebunan biasanya menghasilkan jenis tanaman perdagangan, seperti teh, kopi, cengkeh, kelapa sawit, tembakau, lada, kina, kapas, dan sebagainya. 2) Nelayan Nelayan bekerja mencari ikan di laut.Mereka memperoleh penghasilan dengan menjual hasil tangkapannya. Hasil tangkapan nelayan dijual di Tempat Pelelangan Ikan (TPI). 3) Peternak Peternak adalah orang yang profesinya menernak hewan piaraan, misalnya peternak ayam, peternak itik, peternak kambing, dan sebagainya. Beternak sapi menghasilkan daging, kulit, dan susu, dan seterusnya. 4) Pengrajin Pengrajin adalah orang yang pekerjaannya membuat dan menghasilkan barang kerajinan. Hasil kerajinan, antara lain hiasan dinding, perhiasan, kain tenun, dan batik. Hasil kerajinan dapat digunakan sebagai cinderamata atau souvenir. Ada juga pengrajin kayu, gerabah, rotan, dan ain-lain.
35
5) Pedagang makanan olahan Pedagang makanan olahan menghasilkan barang konsumsi. Pedagang makanan olahan bekerja mengolah sayuran menjadi makanan siap saji. b. Pekerjaan yang menghasilkan jasa Pekerjaan yang menghasilkan jasa adalah pekerjaan yang hasilnya tidak dalam bentuk barang. Pekerjaan jenis ini sifatnya menghasilkan jasa, yaitu pelayanan, tenaga, atau pikiran. Meskipun tidak menghasilkan barang, namun hasil pekerjaan jasa dapat kita rasakan. Di antara contoh pekerjaan jasa adalah sebagai berikut: 1) Jasa pendidikan Pekerjaan yang menghasilkan jasa di bidang pendidikan antara lain guru, tutor, dan dosen. a) Dosen Dosen adalah orang yang mengajarkan ilmu pengetahuan kepada para mahasiswa di perguruan tinggi. b) Guru Guru adalah orang yang mengajarkan ilmu pengetahuan kepada
para
murid
di
sekolah-sekolah.
Guru
umumnya
bertugas/bekerja di sekolah tingkat dasar dan menengah/lanjutan.
36
c) Tutor Tutor
adalah
orang
yang
mengajarkan
ilmu
pengetahuan/keterampilan kepada orang lain di lembaga-lembaga pendidikan dan keterampilan. 2) Jasa transportasi Transportasi adalah jasa pengangkutan orang/barang dari satu tempat ke tempat lain. Contoh jasa transportasi antara lain sebagai berikut: a) Nahkoda Nahkoda adalah orang yang mengemudikan kapal laut. b) Pilot Pilot adalah orang yang mengemudikan pesawat terbang. c) Pengemudi becak Becak merupakan Janis angkutan yang menggunakan tenaga manusia. Keberadaan becak banyak terdapat di perkotaan. d) Ojek Ojek adalah jasa angkutan yang menggunakan kendaraan bermotor. Ojek biasanya terdapat didaerah pedesaan. e) Sopir Sopir adalah orang yang pekerjaannya mengemudikan alatalat transportasi darat seperti: mobil, truk, bus, taksi, dan sebagainya. Taksi adalah jasa angkutan yang menggunakan mobil.
37
Di dalam taksi dipasang argometer. Argometer adalah alat penunjuk jumlah biaya yang harus dibayar. 3) Jasa kesehatan Pekerjaan jasa di bidang kesehatan meliputi dokter, perawat, bidan, apoteker, dan sebagainya. a) Dokter Dokter adalah orang yang pekerjaannya memeriksa dan mengobati orang sakit.Untuk menjadi seorang dokter perlu pendidikan khusus di bidang kedokteran. Bidang pekerjaan dokter bermacam-macam. Secara garis besar, dokter ada dua macam, yaitu dokter umum dan dokter spesialis (khusus). Dokter umum memriksa dan mengobati penyakit ringan, sedangkan dokter spesialis memeriksa dan mengobati penyakit-penyakit khusus yang biasanya berat. Contoh dokter spesialis adalah dokter gigi, dokter kulit, dokter kandungan, dokter bedah, dan lain lain. b) Apoteker Apoteker adalah orang yang pekerjaannya meracik oba. Apoteker bisa bekerja di apotek, rumah sakit, atau membantu dokter di rumah. c) Perawat Perawat adalah orang yang pekerjaannya merawat orang sakit. Perawat bisa bekerja di rumah sakit, atau di poliklinikpoliklinik.
38
d) Bidan Bidan adalah orang yang pekerjaannya memeriksa dan membantu orang melahirkan. Sekarang ini pemerintah telah menempatkan bidan-bidan sampai kepelosok desa. 4) Jasa pelayanan Jasa pelayanan adalah perbuatan membantu orang lain dengan tenaga atau pikiran. Berikut contoh-contoh jasa pelayanan: a) Pegawai negeri Pegawai negeri adalah orang yang bekerja di kantor pemerintahdan telah memiliki nomor induk pegawai (NIP). b) Pramuniaga Pramuniaga adalah orang yang bekerja melayani pembeli dipertokoan. Pramuniaga disebut juga pelayan toko. c) Pramuwisata Pramuwisata adalah orang yang pekerjaannya member penjelasan/informasi tentang tempat-tempat wisata kepada para pelancong/turis. Pramuwisata disebut juga pemandu wisata atau guide. d) Pramugari Pramugari adalah orang yang member pelayanan kepada penumpang di pesawat terbang.
39
e) Pramuwisma Pramuwisma
disebut
juga
pembatu
rumah
tangga.
Pramuwisma bekerja membantu pekerjaan sebuah keluarga, misalnya mencuci, memasak, menyetrika, dan lain-lain. f) Tukang pos Tukang pos adalah orang yang pekerjaannya mengantarkan surat-surat. Dari uraian jenis-jenis pekerjaandi atas, kita tahu bahwa pekerjaan bentuknya bermacam-macam. Di antara jenis-jenis pekerjaan itu ada yang mengandalkan otak, otot, keterampilan, keahlian khusus, dan sebagainya. a. Jenis pekerjaan yang mengandalkan otak contohnya penulis, pimpinan kantor, dan sebagainya. b. Jenis pekerjaan yang mengandalkan tenaga atau otot misalnya kuli angkut, pengayuh becak, dan sebagainya. c. Jenis pekerjaan yang membutihkan keterampilan dan keahlian khusus contohnya guru, dokter, pilot, penjahit, dan sebagainya. d. Jenis pekerjaan yang tidak membutuhkan keterampilan tertentu contohnya kuli, pembantu rumah tangga, dan sebagainya (Lembar Kerja Siswa hal. 1924). E. Strategi Pembelajaran Make A Match 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Istilah “strategi” pertama kali dikenal dikalangan militer. Khususnya strategi perang. Seiring berjalannya waktu, istilah “strategi” di dunia militer
40
tersebut diadopsi ke dunia pendidikan. Dalam konteks pendidikan, strategi digunakan untuk mengatur siasat agar dapat mencapai tujuan dengan baik. Dengan kata lain strategi dalam konteks pendidikan dapat dimaknai sebagai perencanaan yang berisi serangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan kegiatan. Strategi dalam konteks pendidikan mengarah kepada hal yang lebih spesifik, yakni khusus pada pembelajaran. Konsekuensinya, konteks strategi dalam pendidikan dimaknai secara berbeda dengan strategi dalam konteks pembelajaran. Strategi pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu strategi dan pembelajaran. Strategi dapat diartikan suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Sedangkan dengan belajar mengajar, strategi juga bisa diartikan dengan pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan (Kastolani, 2014: 106). Dalam Kamus Besar Indonesia strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (yang diinginkan) (Hamdani, 2010: 18). Pembelajaran disebut juga kegiatan pembelajaran atau intruksional, adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif tertentu dalam kondidi tertentu (Kastolani, 2014: 107). Pembelajaran secara umum adalah kegiatan yang dilakukan guru sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. Pembelajaran adalah upaya guru menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat,
41
bakat, dan kebutuhan siswa yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dan siswa serta antar siswa (Hamdani, 2010: 71-72). Dick dan Carey (1990) mereka menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri dari seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran (Suyadi, 2012: 13-14). Dari berbagai definisi atau pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh seorang guru degan memanfaatkan media maupun sumber belajar yang tersedia, dalam proses belajar-mengajar untuk membantu peserta didik dalam menerima materi yang disampaikan dan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dengan pemilihan strategi pembelajaran yang baik dan disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan, sehingga pembelajaran akan menjadi efektif dan efisien. Strategi pembelajaran merupakan salah satu komponen terpenting dalam proses belajar mengajar. Ada banyak strategi-strategi pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru, salah satunya adalah strategi make a match. 2. Strategi Make A Match Menurut Rusman (2011: 223-233) model make a match (membuat pasangan) merupakan salah satu jenis dari metode dalam pembelajaran kooperatif. Jadi, model cooperative learning type make a match (membuat pasangan) adalah model pembelajaran kooperatif dengan cara mencari pasangan soal/jawaban yang tepat, siswa yang sudah menemukan jawabannya
42
sebelum batas waktu akan mendapat poin (Rusman, 2011: 223). Pasanganpasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan pertanyaan-jawaban dan dibacakan didepan kelas. Model pembelajaran kooperatif tipe makea match ini dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Dikembangkan pertama kali pada 1994 oleh Lorna Curran, strategi Make a Match saat ini menjadi salah satu strategi penting dalam ruang kelas tujuan dari strategi ini antara lain: 1) pendalaman materi; 2) penggalian materi; 3) edutainment (Miftahul Huda, 2013: 251). Salah satu cara keunggulan teknik ini adalah peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana yang menyenangkan. Anita Lie (2008: 56) menyatakan bahwa model pembelajaran tipe make a
match
atau
bertukar
pasangan
merupakan
teknik
belajar
yang
memberkesempatan siswa untuk bekerja sama dengan orang lain. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik. Strategi Make A Match merupakan suatu permainan dengan menggunakan kartu. Kartu tersebut berisi 2 macam yaitu satu kartu berisi pertanyaan dan satu kartu lainnya berisi jawaban. Make a match melibatkan partisipasi aktif dari peserta didik dari sejak pembelajaran dimulai. Peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan ini peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.
43
Langkah-langkah make a match a. Guru menyampaikan materi atau memberi tugas kepada siswa untuk mempelajari materi dirumah. b. Siswa dibagi kedalam 2 kelompok, misalnya kelompok A dan kelompok B. Kedua kelompok diminta untuk berhadap-hadapan. c. Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B. d. Guru
menyampaikan
kepada
siswa
bahwa
mereka
harus
mencari/mencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain. Guru juga perlu meyampaikan batasan maksimum waktu yang ia berikan kepada mereka. e. Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari pasangannya di kelompok B. Jika mereka sudah menemukan pasangannya masing-masing, guru meminta mereka melaporkan diri kepadanya. Guru mencatat mereka pada kertas yang sudah dipersiapkan. f. Jika waktu sudah habis, mereka harus diberitahu bahwa waktu sudah habis. Siswa yang belum menemukan pasangan diminta untuk berkumpul tersendiri. g. Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak. h. Terakhir, guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan presentasi.
44
i. Guru memanggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan presentasi. Kelebihan strategi pembelajaran make a match a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik. b. Karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan. c. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. d. Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi e. Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar. 3. Kelemahan strategi pembelajaran make a match a. Strategi ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak waktu yang terbuang. b. Pada awal-awal penerapan strategi, banyak siswa yang akan malu berpasangan dengan lawan jenisnya. c. Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa yang kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan. d. Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa yang tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu. e. Menggunakan strategi ini secara terus-menerus akan menimbulkan kebosanan.
45
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran umum MI Ma’arif Mangunsari 1. Profil sekolah a. Sejarah Berdirinya Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Mangunsari Salatiga merupakan sebuah lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Lembaga Ma‟arif Cabang Salatiga. Nama sekolah ini berasal dari bahasa Arab yang secara bahasa berarti sekolah dasar. Sebagaimana lembaga pendidikan Islam lainnya, MI Ma‟arif Mangunsari memberikan perhatian yang lebih terhadap Pendidikan Agama Islam di samping mata pelajaran umum lainnya. Latar belakang dari berdirinya MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga adalah adanya keinginan dan kebutuhan dari masyarakat Mangunsari dan sekitarnya akan adanya sekolah di lingkungan mereka. Pada saat itu, sekolah di daerah tersebut masih sangat sedikit jumlahnya. Melihat fenomena tersebut, beberapa tokoh agama yang mempunyai tanggung jawab dan merasa berkewajiban untuk mempersiapkan generasi muda yang berpengetahuan agama dan umum, berinisiatif untuk memprakarsai berdirinya sebuah lembaga pendidikan Islam. Harapan itu terealisasi dengan berdirinya MI Ma„arif Mangunsari pada tanggal 15 Januari 1969.
46
Pada awal berdirinya, kegiatan belajar mengajar di MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga harus dilaksanakan di rumah-rumah warga karena belum mempunyai bangunan sendiri. Kini, di usianya yang sudah sekitar 47 tahun, MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga telah berkembang menjadi salah satu sekolah yang diminati oleh masyarakat di kota Salatiga. Lembaga ini memandang pendidikan sebagai modal asasi bagi setiap orang dalam menjalani hidup sebagai khalifah fil ardli. Sebagian orang boleh beranggapan bahwa pendidikan bukanlah segala-galanya. Namun, perlu disadari bahwa segala sesuatu berasal dari pendidikan. b. Identitas Sekolah Nama Sekolah
: MI Ma’arif Mangunsari
Alamat
: -
Jalan
: Abdul Syukur no 3A
-
Desa/ Kelurahan
: Mangunsari
-
Kecamatan
: Sidomukti
-
Kabupaten/ Kota
: Salatiga
-
Provinsi
: Jawa Tengah
-
Kode Pos
: 50721
-
No. Telepon/HP
: (0298)328782
Mulai operasional
: Tahun 1965
Luas Tanah
: 1169 m2
Luas Bangunan
: 633 m2
Status Tanah
: Wakaf
47
Status Bangunan
: Milik Sendiri/
Terakreditasi
:A
c. Visi dan Misi Visi Terwujudnya warga Madrasah yang Cerdas, Religius dan Berakhlakul karimah baik secara individual maupun sosial. 1) Cerdas Secara Intelektual dalam prestasi Akademik. 2) Cerdas Secara Emosional dalam berperilaku. 3) Cerdas Secara Spiritual dalam motivasi dan aktivitas. 4) Berkarakter Kemandirian. 5) Berkarakter Percaya diri, disiplin dan jujur. 6) Berkarakter Peka dan Tangung jawab. 7) Berkarakter Teliti dan Sabar. 8) Sholeh Ritual : Dasar Tauhid kokoh berpola Ikhsan. 9) Sholeh Ritual : Disiplin dalam beribadah. 10) Sholeh Sosial : Berakhlaq mulia, toleran. 11) Sholeh Sosial : Sahaja, sopan santun. 12) Sholeh Personal : Ikhlas dan sabar. Misi: Belajar Enjoy Sepanjang Hayat, Rincian Misi : 1) Menanamkan kesadaran prinsip hidup Belajar Sepanjang Hayat. 2) Mengembangkan model pembelajaran yang ENJOY (Efektif, Nyaman, Jelas, Obyektif dan Islamy). 3) Memantik potensi dasar siswa secara Multi kecerdasan.
48
4) Menumbuhkan wawasan patriotisme kebangsaan. 5) Mengembangkan pola kehidupan yang menjunjung tinggi Nilai Islamiyah, Budaya Lokal yang baik serta nasionalisme. 6) Mengembangkan potensi masyarakat Peduli Pendidikan. 7) Mengembangkan tata lingkungan yang mendukung proses pendidikan. d. Tujuan 1)
Tujuan Umum : Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan,
kepribadian,
akhlak
mulia,
serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 2)
Tujuan Khusus MI Ma‟arif Mangunsari : a)
Menanamkan kesadaran prinsip hidup Belajar Sepanjang Hayat.
b)
Mengembangkan pembelajaran yang ENJOY (Efektif, Nyaman, Jelas, Obyektif dan Islami.
c)
Mengembangkan potensi dasar peserta didik secara terpadu baik kecerdasannya, keagamaannya dan akhlakul karimahnya.
d)
Menanamkan
wawasan
Nasionalisme
religius
patriotisme
kebangsaan. e)
Mengembangkan pola kehidupan yang menjunjung tinggi Nilai Islamiyah, Budaya Lokal yang baik serta nasionalisme.
f)
Mengembangkan potensi masyarakat Peduli Pendidikan.
g)
Mengembangkan
tata lingkungan yang menunjang proses
pendidikan
49
2. Admistrasi Sekolah a. Data Siswa di MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga Tabel 3.1 Data siswa di Mi Ma‟arif Mangunsari Salatiga
No 1 2 3 4 5 6
Kelas I II III IV V VI
Jumlah 70 61 64 59 52 39 345
50
Tahun Pelajaran 2014/2015 L P 50 20 35 26 34 30 28 31 30 22 22 17
Rombel 3 2 2 2 2 2 13
b. Data Guru dan Kariyawan di MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga Tabel 3.2 Data Guru dan Karyawan di Mi Ma’arif Mangunsari Salatiga
Sarana P P r a s a r
No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
A. Sabiqul Umam, S.Ag Abdul Ghoni, S.PdI Arifatul Farida, S.Pd Dian Mariani, S.Pd Dra. Nurul Aini Fathul Ghufron, S.Pdl Fauziah, M.Ag Habib Ali Luthfi, S.PdI Ismiyati, S.Pd Khoiriyatun Ni`mah, S.PdI M.Turis Niagawan, S.H Ngadiyanto Sarah Ariyan Fitri, S.PdI Siti Nasiroh, S.Ag Siti Nur Kholifah, S.PdI Supriyati Susriana Wahyu Ika L, M.PdI Syafi`il Abthohi, S.PdI Tri Handayani, S.Pdi Tri Pujiastuti, S.Ag Yunus
Jenis Kelamin L L P P P L P L P P L L P P P P P L P P L
Pendidikan Terakhir S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 SLTA S1 S1 S1 SLTP S2 S1 S1 S1 SLTP
ana
No 1. 2. 3.
Tabel 3.3 Data Koleksi Perpustakaan di Mi Ma’arif Mangunsari Salatiga Jenis Koleksi Buku Jumlah Satuan Buku Teks Utama 850 Examplar Buku Bacaan 2000 Examplar Buku Referensi 400 Examplar
51
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
No 1. 2. 3. 4. 5. 6 7 8 9 10
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8 9.
Tabel 3.4 Data Alat Peraga Pembelajaran di Mi Ma’arif Mangunsari Salatiga Jenis Peralatan Jumlah Satuan Kondisi Alat Peraga IPA (Torso) IPS 5 Set Cukup Matematika 2 Unit Rusak Bahasa Indonesia 4 Unit Rusak Bahasa Inggris 2 Unit Rusak IPBAl quran 4 Unit Baik KIT IPA 4 Unit Baik
Tabel 3.5 Data Media Pembelajaran di Mi Ma’arif Mangunsari Salatiga Jumlah Satuan Kondisi Perangkat Komputer 12 Unit 8= Rusak 4= Baik Printer 3 Unit 1 = Cukup 2 = Baik LCD 2 Unit 2 = baik Projector (OHP) Layar OHP 1 Unit Baik Televisi 1 Unit Baik Laptop tosiba 1 Unit Cukup DVD Player 1 Unit Baik Sound System 1 Unit Cukup CD Keping-Interaktif -
Tabel 3.6 Data Perabot Sekolah di Mi Ma’arif Mangunsari Salatiga Jenis Perabotan Sekolah Jumlah Satuan Kondisi Meja/kursi Kepala Sekolah 1 Set Baik Meja/kursi Guru 17 Set Baik Meja Siswa 250 Buah Cukup Kursi Siswa 348 Buah Cukup Meja Komputer 2 buah Cukup-Baik Lemari Kelas 13 buah Cukup Rak Buku Perpustakaan 6 buah Baik Papan Tulis/ White Board 13 buah Baik Papan Data Kantor 1 Unit Cukup
52
Tabel 3.7 Data Prasarana Sekolah di Mi Ma’arif Mangunsari Salatiga Keberadaan Berfungsi Jenis Ya Tidak Ya Tidak Instalasi Air √ √ Jaringan Listrik √ √ Jaringan Telepon √ √ Internet √ √ Akses Jalan √ √
Jumlah Ketersedian Ruangan Tabel 3.8 Data ruangan Pokok Sekolah di Mi Ma’arif Mangunsari Salatiga No Nama Ruangan Jumlah Satuan Kondisi 2 1. Ruang Kelas/ Belajar 12 (6 x 7m) M Baik 2 2. Ruang Kepala Sekolah 3 x 4 M Baik 3 Ruang Guru 7x6 M2 Baik
Tabel 3.6 Data Ruangan Penunjang Sekolah di Mi Ma’arif Mangunsari Salatiga No Nama Ruangan Ukuran Satuan Kondisi 1. Ruang Perpustakaan 7x6m M2 Baik 2 2. UKS 2x2m M Cukup 3. WC GURU 2 (2 x 3) m M2 Baik 2 4. WC MURID 6 ( 2 x 2m) M Baik
Tabel 3.9 Data Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah di Mi Ma’arif Mangunsari Salatiga Tahun.Ajar Pemerintah.(Rp) Wali.Murid.(Rp) Jumlah (Rp) 2015/2016 Rp 204.373.350 Rp 68.889.800 Rp 273.263.150
Tabel 3.10 Data Hubungan Kerjasama Sekolah di Mi Ma’arif Mangunsari Salatiga No Kerjasama Lima Tahun terakhir
53
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Foto Copy Setya Erlangga Roba Rindang Bank Salatiga Toko Bangunan Makin Makmur
Foto Copy Buku PakaianOlah raga ATK Tabungan Bangunan Gedung
c. Kurikulum Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 2013 untuk kelas I,II, IV, dan V dan KTSP untuk kelas III dan VI. Dimana Struktur kurikulumnya adalah sebagai berikut: Tabel 3.11 Kurikulum di Mi Ma’arif Mangunsari Salatiga ALOKASI Tingkat / Kelas III VI I Pendidikan 1 Agama 3 3 2 A. Mata pelajaran Islam Pend. Kwarga Umum 2 2 2 5 negaraa n Bahasa 3 Indones 6 7 8 ia 4 Matematika 7 8 5 Ilmu Pengeta 5 5 6 huan Alam Ilmu Pengeta 6 4 4 huan Sosial Seni Budaya dan 7 2 2 4 Ketram pilan Pendidikan 8 4 4 4 Jasman
54
II IV
V
2
2
2
5
4
4
9
7
7
6
6
6
-
3
3
-
3
3
4
5
5
4
4
4
9 1
B. Muatan Lokal
1 1
i OR.Ke s Bahasa Daerah
2
2
2
2
2
2
Bahasa Inggris 0
2
4
2
2
2
2
TIK 1
2
2
BTQ 2
2
2
41
46
Jumlah C. Pengembangan
1
2 Diri Ekstrakurikul 3 er
English For Kids Pramuka 4 Pencak Silat
Baca 4 Alqur'a n 5 Seni Musik 6 Seni Lukis 7 Seni Tari Jumlah jam/kelas/minggu Jumlah jam Pelajaran Umum dan Ekstra /kelas/minggu Yanbu`a/ Juz 1 Amm D. Mata Pelajaran a Tahaji/ 2 Khot/ Keislaman/dinniyah Imla` Hafalan/Mah 3 fudlot Bahasa Arab/ Nahw 4 u/Sho rof 5 Fiqih Aqidah 6 Akhla q Alqur'an 7 Hadit
32
3
4 4 4
2
38
4
38
4
4
2
2
6
6
Seni
55
2
6
6
51
52
2 6
4
2
2
2
2
4
2
2
2
2
2
2
2
2 6
s/ 8 9
Tajwid Tarikh/SKI Ke-NU-an/ 10 Aswaj a Pendalaman Mater 11 i UAN Jumlah jam/kelas/minggu Jumlah jam/kelas/minggu Sholat Berjam Pembiasaan aah/ Wirida n Jumlah Jam Pelajaran Total /kelas/minggu
1 2
2
1
2
2 20 71
20 71
8
79
79
B. Setting dan Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada akhir bulan April sampai pertengahan bulan Mei 2016 semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Selama kurang lebih 3 minggu. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I: hari Kamis tanggal 28 April 2016, siklus II: hari Kamis tanggal 12 Mei 2016. Setiap siklus memiliki beberapa tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat tahap anini saling terkait dan berkelanjutan, hal ini merupakan ciri dari penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian kali ini adalah seluruh anak kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga, yang berjumlah 34 siswa, yang terdiri dari 14 siswa laki-
56
laki, dan 20 anak perempuan. Adapun secara rinci daftar kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga tahun pelajaran 2015/2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12 Daftar Nama Siswa Kelas III B MI Ma’arif Mangunsari Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. No Kode Siswa Jenis kelamin 1 A Perempuan 2 B Perempuan 3 C Perempuan 4 D Laki-laki 5 E Perempuan 6 F Perempuan 7 G Perempuan 8 H Laki-laki 9 I Laki-laki 10 J Laki-laki 11 K Perempuan 12 L Laki-laki 13 M Perempuan 14 N Perempuan 15 O Perempuan 16 P Perempuan 17 Q Laki-laki 18 R Perempuan 19 S Laki-laki 20 T Laki-laki 21 U Perempuan 22 V Laki-laki 23 W Perempuan 24 X Perempuan 25 Y Laki-laki 26 Z Laki-laki 27 AA Perempuan 28 BB Laki-laki 29 CC Perempuan 30 DD Perempuan 31 EE Perempuan 32 FF Perempuan 33 GG Perempuan 34 HH Perempuan
57
C. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Mangunsari Salatiga. Dengan mengambil mata pelajaran IPS kelas III B semester 2 dengan materi jenis-jenis pekerjaan mengunakan metode make a match. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Di dalam satu siklus ada empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan observasi. Penelitian tersebut menggunakan jam pelajaran IPS sesuai jadwal pelajaran IPS kelas III B. Waktu pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 1. Kegiatan siklus I, hari kamis tanggal 28 April 2016 2. Kegiatan siklus II, hari kamis tanggal 12 Mei 2016 Langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan peneliti adalah sebagai berikut: 1. Siklus I Siklus pertama dilaksanakan pada hari kamis tanggal 28 April 2016. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III B di MI Ma‟arif Mangnsari Salatiga Tahun
Pelajaran
2015/2016.
Pelaksanaan
penelitian
siklus
I
dapat
Pembelajaran)
yang
dideskripsikan sebagai berikut: a.
Perencanaan (Planning) 1) Menyiapkan
RPP
(Rencana
Pelaksanaan
disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. 2) Menyiapkan materi IPS pokok bahasan jenis-jenis pekerjaan.
58
3) Menyiapkan perangkat pembelajaran dengan pokok bahasan jenis-jenis pekerjaan yang meliputi: absensi, lembar pengamatan guru dan siswa, LKS, soal evaluasi. b. Tindakan Tindakan kelas siklus I berlangsung setiap kali tatap muka (2x35 menit). Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah jenis-jenis pekerjaan. Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: 1) Kegiatan Awal a) Guru membuka pelajaran dengan doa bersama b) Guru memeriksa kehadiran siswa c) Guru menanyakan kabar siswa d) Guru memotivasi siswa e) Apersepsi f) Menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai g) Memberikan pre test 2) Kegiatan Inti a) Eksplorasi (1) Guru mengajak siswa untuk tanya jawab mengenai jenisjenis pekerjaan (2) Guru
meminta
siswa
untuk
mendengarkan
dan
memperhatikan penjelasan guru mengenai materi jenisjenis pekerjaan.
59
b) Elaborasi (1) Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok yang terdiri dari kelompok a dan kelompok b. (2) Siswa yang telah dibagi ke dalam kelompoknya diminta untuk mengerjakan Lemba Kerja Siswa (LKS) yang berisi soal-soal terkait jenis-jenis pekerjaan. (3) Setelah
mengerjakan
LKS
kemudian
diadakan
pembelajaran make a match yang soalnya akan dibagikan oleh guru sesuai dengan kelompoknya yaitu kelompok a sebagai
kelompok
pemegang
kartu
pertanyaan
dan
kelompok b sebagai kelompok pemegang kartu jawaban. (4) Kelompok a dan b saling berhadapan kemudian guru membagikan kartunya, kelompok yang mendapat kartu jawaban tetap di tempat sedangkan kelompok yang mendapat kartu pertanyaan berkeliling mencari kartu yang berisi jawabannya. (5) Siswa yang sudah mendapat pasangan dari pertanyaan dan jawabannya harus mempresentasikan di depan kelas, seangkan
pasangan
yang
lain
mendengarkan
dan
memperhatikan pasangan yang sedang presentasi. (6) Guru menanyakan kepada pasangan yang lain apakah pasangan yang sedang presentasi itu sudah cocok atau belum
60
(7) Siswa yang belum menemukan pasangannya berkumpul terpisah. c) Konfirmasi (1) Guru bersama siswa membahas pertanyaan dan jawaban dari masing-masing kelompok. (2) Guru memberikan penghargaan kepada pasangan yang cocok. 3) Kegiatan Akhir a) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. b) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individual. c) Guru meminta siswa untuk belajar materi selanjutnya. d) Guru menutup pelajaran. c. Pengamatan (Observasi) Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap guru dan siswa yang melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran
make
a
match.
Adapun
hasil
observasi
berupa
keterlaksanakan strategi pembelajaran make a match dan hasil evaluasi materi yang disampaikan.
4.
Refleksi Siklus I a. Hal-hal yang mendukung
Siswa
61
1) Siswa sudah serempak dalam berdoa 2) Siswa mendengarkan absensi dengan baik 3) Siswa antusias dengan kegiatan pembelajaran 4) Siswa aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi make a match Guru 1) Pada kegiatan penutup guru melakukan pengulangan materi secara singkat untuk mengetahui daya serap anak didik 2) Media pembelajaran dapat diterapkan dan berjalan dengan baik 3) Materi yang diajarkan sudah sesuai dengan tingkat perkembangan anak 4) Penguasaan materi dalam proses pembelajaran sudah baik b. Hal-hal yang menghambat Siswa 1) Siswa kurang fokus dalam mendengarkan materi yang disampaikan 2) Sebagaian siswa belum bisa menjawab pertanyaan dengan benar 3) Sebagaian siswa kurang memperhatikan kesimpulan yang diberikan Guru 1) Pengelolaan kelas kurang baik karena masih ada satu anak yang masih main sendiri 2) Pengelolaan waktu yang kurang optimal saat diskusi kelompok berlangsung
62
3) Penguasaan guru dalam menyampaikan materi pelajaran perlu ditingkatkan 4) Kurangnya apresiasi guru terhadap peserta didik c. Ide-ide Perbaikan 1) Guru mengarahkan siswa untuk memperhatikan penjelasan yang disampaikan, terutama kepada siswa yang masih sering main sendiri 2) Guru member motivasi agar siswa aktif dalam pembelajaran dan bertanya 3) Guru mampu mengoptimalkan
pemanfaatan media pembelajaran
yang ada 4) Guru memberi reward dan pujian kepada siswa Refleksi pada siklus I dilakukan untuk menentukan apakah siklus I sudah mencapai indikator keberhasilan atau belum. Jika belum maka akan dicari kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus I yang selanjutnya akan diperbaiki pada siklus II. Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan terhadap siklus I, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksannaan pada siklus I belum berhasil. Dengan demikian perlu adanya pelaksanaan serta perbaikan pada siklus II. 2.
Siklus II Siklus kedua dilaksanakan pada hari Kamis 12 Mei 2016. Pelaksanaan penelitian siklus II ini dideskripsikan sebagai berikut: a.
Perencanaan (Planning)
63
1) Menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. 2) Menyiapkan materi IPS pokok bahasan janis-jenis pekerjaan. 3) Menyiapkan perangkat pembelajaran dengan pokok bahasan jenisjenis pekerjaan yang meliputi: absensi, lembar pengamatan guru dan siswa, LKS, soal evaluasi untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. b.
Tindakan
Tindakan kelas siklus II berlangsung setiap kali tatap muka (2x35 menit). Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah jenis-jenis pekerjaan. Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: 1) Kegiatan Awal a) Guru membuka pelajaran dengan do‟a bersama. b) Guru memeriksa kehadiran siswa. c) Guru menanyakan kabar siswa. d) Guru memotivasi siswa. e) Apersepsi. f) Menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. g) Memberikan pre test 2) Kegiatan Inti a) Eksplorasi
64
(1) Guru menggali pengetahuan siswa tentang materi jenis-jenis pekerjaan. (2) Guru menjelaskan materi tentang jenis-jenis pekerjaan. b) Elaborasi (1) Siswa diminta bergabung dalam kelompoknya masing-masing yaitu kelompok a dan kelompok b (2) Secara berkelompok siswa mengerjakan LKS tentang jenisjenis pekerjaan. Setelah mengerjakan LKS kemudian diadakan pembelajaran make a match yang soalnya akan dibagikan oleh guru sesuai dengan kelompoknya yaitu kelompok a sebagai kelompok pemegang kartu pertanyaan dan kelompok b sebagai kelompok pemegang kartu jawaban. (3) Kelompok a dan b saling berhadapan kemudian guru membagikan kartunya, kelompok yang mendapat kartu jawaban tetap di tempat sedangkan kelompok yang mendapat kartu pertanyaan berkeliling mencari kartu yang berisi jawabannya. (4) Siswa yang sudah mendapat pasangan dari pertanyaan dan jawabannya harus mempresentasikan di depan kelas, seangkan pasangan yang lain mendengarkan dan memperhatikan pasangan yang sedang presentasi. (5) Guru menanyakan kepada pasangan yang lain apakah pasangan yang sedang presentasi itu sudah cocok atau belum
65
(6) Siswa yang belum menemukan pasangannya berkumpul terpisah c) Konfirmasi (1) Guru bersama siswa membahas pertanyaan dan jawaban dari masing-masing kelompok. (2) Guru memberikan penghargaan kepada pasangan yang cocok. 3) Kegiatan Akhir a) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. b) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individual. c) Guru meminta siswa untuk belajar materi selanjutnya. d) Guru menutup pelajaran. c. Pengamatan Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap guru dan siswa yang melaksanakan kegiatan dengan menggunakan strategi pembelajaran make a match. Adapun hasil observasi berupa keterlaksanakan strategi pembelajaran make a match dan hasil evaluasi materi yang disampaikan. d. Refleksi Siklus II a. Hal-hal yang mendukung Siswa 1) Siswa antusias dengan kegiatan pembelajaran 2) Siswa aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga
66
3) Siswa mampu memperagakan penggunaan alat peraga 4) Alat peraga pembelajaran dapat diterapkan dan berjalan dengan baik Guru 1) Guru mampu menenangkan diri sendiri dan mengkondisikan anak dengan baik 2) Penguasaan dalam mengelola waktu sudah semakin baik 3) Media pembelajaran dapat diterapkan dan berjalan dengan baik 4) Materi yang diajarkan sudah sesuai dengan tingkat perkembangan anak b. Hal-hal yang menghambat Siswa (a) Sebagaian
siswa
tidak
mendengarkan
pertanyaan
yang
disampaikan oleh guru (b) Pengelolaan kelas kurang baik karena masih ada satu anak yang masih main sendiri (c) Beberapa siswa masih kurang aktif dalam bertanya Guru 1) Pengelolaan kelas kurang baik karena masih ada satu anak yang masih main sendiri 2) Beberapa siswa masih kurang aktif dalam bertanya 3) Kurangnya pamanfaatan media pembelajaran yang ada 4) Perhatian kepada peserta didik pada proses pembelajaran
67
Walaupun sudah ada beberapa keberhasilan yang dicapai, namun masih ada kekurangan yang ditemukan selama kegiatan siklus II. Adapun kekurangan yang ditemukan yaitu masih ada beberapa siswa yang kurang menghargai temannya ketika presentasi, mereka lebih asyik bermain sendiri. Refleksi pada siklus II dilakukan untuk melihat kekurangan dan kelebihan di siklus II. Jika belum maka akan dicari kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus II yang selanjutnya akan diperbaiki pada siklus III. Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan terhadap siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pada siklus II sudah berhasil, sehingga tidak diperlukan pelaksanaan siklus III.
68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Persiklus 1. Analisis Data Pra Siklus Dalam proses pembelajaran di kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga guru umumnya menggunakan metode ceramah dan penugasan. Guru sebagai penyampai materi sedangkan siswa hanya sebagai pendengar. Setelah materi selesai siswa diminta untuk mengerjakan latihan. Demikian itu membuat siswa merasa bosan, siswa merasa materi IPS sebagian besar uraian panjang dan banyak hafalan sehingga pembelajaran kurang efektif. Sebelum diadakan kegiatan pada siklus-siklus penelitian terlebih dulu di adakan tindakan pra siklus yang di ambil dari data nilai siswa mata pelajaran IPS yang diperoleh dari nilai ulangan harian siswa pada materi jenis-jenis pekerjaan. Pra siklus ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 21 April 2016. Data pra siklus siswa kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Nilai Ulangan Siswa Materi Jenis-jenis Pekerjaan ( Pra siklus ) No 1 2 3 4 5
Kode Siswa A B C D E
KKM 70 70 70 70 70
69
Nilai 90 60 60 60 65
Keterangan T TT TT TT TT
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD EE FF GG HH Jumlah Rata-rata kelas
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
75 90 95 80 90 75 90 95 60 60 90 90 50 90 80 60 90 50 80 90 60 60 90 30 90 60 80 50 70 2505 73.68
T T T T T T T T TT TT T T TT T T TT T TT T T TT TT T TT T TT T TT T
Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Siswa pada Pra Siklus No 1 2
Uraian Rata-rata nilai kelas Prosentase ketuntasan
Hasil 73.68 58.82%
Berdasarkan tabel rekapitulasi pra siklus diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi awal kemampuan siswa pada mata pelajaran IPS materi 70
jenis-jenis pekerjaan belum semua siswa dapat mencapai KKM. Adapun KKM yang ditentukan pada mata pelajaran IPS adalah 70. Dari 34 siswa baru 20 atau 58.82% siswa yang mencapai KKM sedangkan 14 atau 41.18% siswa lagi belum mencapai KKM sedangkan nilai rata-rata kelas 73.68.
Dengan hasil pengamatan kondisi awal siswa terhadap
pembelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan, maka peneliti menyusun dan melaksanakan serangkaian perencanaan tindakan kelas guna mengatasi hambatan-hambatan tersebut, yang diakhiri pada sebuah kegiatan analisis atau refleksi. Pelaksanaan
tindakan
kelas
disesuaikan
dengan
rencana
pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Pelaksanaan tindakan ini menerapkan strategi pembelajaran make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui tahapan-tahapan yang telah disiapkan. 2. Analisis Data Siklus I Pada siklus I ini pembelajaran IPS dengan materi jenis-jenis pekerjaan menerapkan strategi pembelajaran make a match. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai observer (pengamat). Pengamatan dibantu oleh rekan guru sejawat untuk menilai aspek-aspek yang terdapat pada lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Pelaksanan pembelajaran untuk siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 28 April 2016 di kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari dengan jumlah siswa 34 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.
71
Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan dan menggunakan instrumen penilaian berupa post test lembar pengamatan guru dan siswa. Berikut data hasil belajar siswa pada siklus I. Tabel 4.3 Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I No Kode Siswa
KKM
Nilai
Keterangan
1
A
70
80
T
2
B
70
70
T
3
C
70
80
T
4
D
70
65
TT
5
E
70
65
TT
6
F
70
80
T
7
G
70
70
T
8
H
70
80
T
9
I
70
80
T
10 J
70
90
T
11 K
70
85
T
12 L
70
80
T
13 M
70
90
T
14 N
70
65
TT
15 O
70
65
TT
16 P
70
90
T
17 Q
70
90
T
18 R
70
60
TT
19 S
70
90
T
20 T
70
80
T
21 U
70
60
TT
22 V
70
90
T
72
23 W
70
60
TT
24 X
70
85
T
25 Y
70
90
T
26 Z
70
70
T
27 AA
70
80
T
28 BB
70
70
T
29 CC
70
60
TT
30 DD
70
90
T
31 EE
70
75
T
32 FF
70
80
T
33 GG
70
65
TT
34 HH
70
70
T
Jumlah
2600
Rata-rata
76.47
Tabel 4.4 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa pada Siklus I No 1 2
Uraian Rata-rata nilai kelas Persentase ketuntasan
Hasil 76.47 73.53%
Berdasarkan data rekapitulasi hasil belajar siswa siklus I diatas, dapat diperoleh gambaran bahwa sebanyak 25 siswa atau 73.53% sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan 9 siswa atau 26.47% belum mencapai kriteria minimal (KKM) Sedangkan rata-rata kelas mencapai 76.47. Dalam pelaksanaan siklus I selama proses pembelajaran dibutuhkan adanya pengamatan dari peneliti. Pengamatan ini meliputi: pertama,
73
pengamatan terhadap guru selama melaksanakan proses pembelajaran, dan kedua, pengamatan terhadap siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Berikut tabel pengamatan terhadap guru dan siswa dalam menerapkan strategi make a match dalam proses pembelajaran.
a. Hasil Pengamatan Guru Siklus I Tabel 4.5 Lembar Pengamatan Guru Siklus I No. 1. 2.
3. 4. 5.
6.
7.
8.
9.
10.
Aspek yang diamati Guru memeriksa kesiapan siswa Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatan Guru melakukan apersepsi Guru memberi pre test Guru membentuk kelompok siswa berdasarkan kemampuan akademik secara heterogen Guru memberikan penjelasan tentang materi jenis-jenis pekerjaan Guru melakukan tanya jawab terkait materi yang telah disampaikan oleh guru Guru memberikan Lembar Kerja Siswa secara berpasangpasangan Guru bersama siswa membahas Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah dikerjakan Guru membimbing siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan 74
Keterangan Ya Tidak
Deskripsi Sudah dilaksanakan Sudah dilaksanakan
Sudah dilaksanakan Sudah dilaksanakan Sudah dilaksanakan
Sudah dilaksanakan
Sudah dilaksanakan
Sudah dilaksanakan
Sudah dilaksanakan
Sudah dilaksanakan tapi belum optimal
11.
12.
13. 14.
strategi make a match Guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya Guru memberi soal evaluasi Memberikan penghargaan kepada pasangan yang mendapat skor terbaik
Sudah dilaksanakan
Sudah dilaksanakan
Sudah dilaksanakan Sudah dilaksanakan
b. Lembar Pengamatan Siswa Siklus I Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I No. 1.
2. 3. 4.
5.
6.
7.
Aspek yang diamati Siswa menempati tempat duduknya masingmasing Siswa siap menerima pembelajaran Siswa mampu menjawab pertanyaan apresiasi Siswa mendengarkan dengan seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai Siswa mengerjakan sola pre test yang diberikan oleh guru Siswa memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi pembelajaran Siswa aktif bertanya saat
Keterangan Ya Tidak
Deskripsi Sudah dilaksanakan
Sudah dilaksanakan
Masih kurang
Sebagian besar siswa
Sudah dilaksanakan
Sebagian besar siswa
Sebagian besar siswa
75
8. 9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
proses pembelajaran Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar Siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran Siswa merasa senang dan tidak tertekan dalam menerima pembelajaran Siswa melaksanakan pembelajaran dengan metode make a match sesuai pasangannya Siswa mengajukan pertanyaan saat melakukan latihan Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru dengan sungguhsungguh Siswa mengumpulkan hasil evaluasi dengan tepat waktu Siswa senang mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh guru
Masih kurang
Masih kurang
Sudah tampak
Masih kurang
Masih kurang
Sudah dilaksanakan
Sudah dilaksanakan
Sudah tampak
3. Analisis Data Siklus II Setelah pelaksanaan pemebelajaran siklus I selesai, peneliti melanjutkan ke siklus II. Peneliti bertindak sebagai observer (pengamat). Pengamatan dibantu oleh rekan guru sejawat untuk menilai aspek-aspek yang terdapat pada lembar pengamatan guru dan lembar pengamatan siswa. Pelaksanan pembelajaran untuk siklus II dilaksanakan pada hari
76
Kamis tanggal 12 Mei 2016 di kelas III B dengan jumlah siswa 34 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan dan menggunakan instrumen penilaian berupa post test, lembar pengamatan terhadap guru dan lembar pengamatan siswa. Berikut data hasil belajar siswa pada siklus II. Tabel 4.7 Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Kode Siswa A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W Z AA BB CC DD EE
KKM 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
77
Nilai 100 90 90 80 85 90 90 100 80 80 90 100 95 100 90 100 90 70 80 90 80 100 70 80 100 70 80 90 70
Keterangan T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T
30 31 32 33 34
FF GG HH II JJ Jumlah Nilai rata-rata
70 70 70 70 70
90 90 80 75 80 3072 90.35
T T T T T
Tabel 4.8 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II No 1 2
Uraian Rata-rata nilai kelas Persentase ketuntasan
Hasil 90.35 100%
Berdasarkan tabel rekapitulasi data ketuntasan belajar siswa diatas, dapat diperoleh gambaran siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan dari hasil sebelumnya. Sebanyak 34 siswa atau 100% sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sedangkan rata-rata kelas mencapai 90.35% hasil tersebut menunjukan adanya peningkatan dari hasil sebelumnya. Dalam pelaksanaan siklus II ini dalam proses pembelajaran dibutuhkan adanya pengamatan dari peneliti. Pengamatan ini meliputi pengamatan terhadap guru dan pengamatan terhadap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Berikut tabel pengamatan terhadap guru dan siswa dalam menerapkan strategi make a match dalam proses pembelajaran. a. Hasil Pengamatan Guru Siklus II Tabel 4.9 78
Hasil Pengamatan Guru Siklus II No. 1. 2.
3. 4. 5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13. 14.
Aspek yang diamati Guru memeriksa kesiapan siswa Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatan Guru melakukan apersepsi Guru memberi pre test Guru membentuk kelompok siswa berdasarkan kemampuan akademik secara heterogen Guru memberikan penjelasan tentang materi jenis-jenis pekerjaan Guru melakukan tanya jawab terkait materi yang telah disampaikan oleh guru Guru memberikan Lembar Kerja Siswa secara berpasangpasangan Guru bersama siswa membahas Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah dikerjakan Guru membimbing siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan strategi make a match Guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya Guru memberi soal evaluasi Memberikan penghargaan kepada pasangan yang mendapat skor terbaik
79
Keterangan Ya Tidak
Deskripsi Sudah dilaksanakan Sudah dilaksanakan
Sudah dilaksanakan Sudah dilaksanakan Sudah dilaksanakan
Sudah dilaksanakan
Sudah dilaksanakan
Sudah dilaksanakan
Sudah dilaksanakan
Sudah dilaksanakan
Sudah dilaksanakan
Sudah dilaksanakan
Sudah dilaksanakan Sudah dilaksanakan
b. Hasil Pengamatan Siswa siklus II Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II No. 1.
2. 3. 4.
5.
6.
7. 8. 9.
10.
11.
Aspek yang diamati Siswa menempati tempat duduknya masingmasing Siswa siap menerima pembelajaran Siswa mampu menjawab pertanyaan apresiasi Siswa mendengarkan dengan seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai Siswa mengerjakan sola pre test yang diberikan oleh guru Siswa memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi pembelajaran Siswa aktif bertanya saat proses pembelajaran Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar Siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran Siswa merasa senang dan tidak tertekan dalam menerima pembelajaran Siswa melaksanakan pembelajaran dengan metode
Keterangan Ya Tidak
Deskripsi Sudah dilaksanakan
Sudah dilaksanakan
Sebagian besar siswa
Sebagian besar siswa
Sudah dilaksanakan
Sebagian besar siswa
Sebagian besar siswa
Sebagian besar siswa
Masih kurang
Sudah tampak
Masih kurang
80
12.
13.
14.
15.
make a match sesuai pasangannya Siswa mengajukan pertanyaan saat melakukan latihan Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru dengan sungguhsungguh Siswa mengumpulkan hasil evaluasi dengan tepat waktu Siswa senang mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh guru
Sebagian besar siswa
Sudah dilaksanakan
Sudah dilaksanakan
Sudah tampak
Berdasarkan hasil tes siklus I dan siklus II nilai yang diperoleh pada siklus II lebih meningkat dari pada siklus I. Pada siklus II ini, peneliti telah berhasil dalam meningkatkan hasil belajar IPS materi Jenis-jenis Pekerjaan melalui strategi make a match pada siswa kelas III B dengan prosentase ketuntasan siklus I yaitu 73.53% dan siklus II yaitu 100%, dari siklus I ke siklus II meningkat 26.47% Semester II MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga tahun pelajaran 2015/2016.
B. Analisis Data Akhir Tindakan penelitian ini dilakukan melalui 2 tahapan yaitu tahap siklus I dan siklus II yang diawali dengan tindakan pra siklus. Pembahasan hasil penelitian ini meliputi hasil tes formatif, pengamatan guru dan pengamatan siswa. Pada siklus I perbaikan pembelajaran difokuskan pada materi pengertian dan syarat jual beli, kegiatan jual beli dilingkungan rumah dan perbedaan pasar antara modern dengan tradisional dengan menerapkan
81
strategi pembelajaran make a match. Strategi ini diterapkan pada akhir pembelajaran sebagai penugasan dan evaluasi. Beberapa siswa belum paham dengan pembelajaran make a match sehingga dalam tindakan siklus I ini masih terdapat beberapa siswa bermain sendiri dan masih gaduh di dalam kelas ketika teman-teman yang lain sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran harus diperbaiki dan dilanjut dengan siklus II. Pada tindakan siklus II ini proses pembelajaran lebih baik di bandingakan dengan siklus I, pada siklus II perbaikan pembelajaran difokuskan pada materi jenis-jenis pekerjaan yang terdapat dilingkungan sekitar, menceritakan jenis-jenis pekerjaan dan perbedaan pekerjaan yg menghasilkan jasa dan pekerjaan yang menghasilkan barang dengan menerapkan strategi pembelajaran make a match. Pada siklus II siswa sudah memahami bagaimana jalannya proses pembelajaran make a match. Terlihat siswa juga merasa senang dan aktif selama penugasan dilaksanakan sehingga hasil
pembelajaran dan nilai
rata-rata siswa menunjukkan adanya
peningkatan. Hal tersebut dibuktikan dengan tercapainya hasil peningkatan belajar siswa secara klasikal sebesar 100% yang pada kondisi awal hanya 73.53% sehingga proes perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada pelaksanaan siklus II.
82
Tabel 4.11 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II No
1 2 3
Tahap
Pra siklus Siklus I Siklus II
Rata-rata Nilai 73.68 76.47 90.35
Tuntas
Hasil Belajar %
Tidak Tuntas %
20 25 34
58.82% 73.53% 100%
14 9 -
41.18% 26.47% -
Berdasarkan tabel perbandingan hasil belajar siswa, dapat dinyatakan bahwa hasil evaluasi pembelajaran dari pra siklus, siklus I dan siklus II, dapat dijelaskan adanya peningkatan hasil belajar dari setiap tindakan. Banyak siswa yang berhasil untuk memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hampir semua mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Dapat dilihat darinilai rata-rata hasil belajar siswa pada pra siklus sebesar 73.68 menjadi 76.47 pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II
menjadi 90.35.
Persentase ketuntasan pada pra siklus 58.82% (20 siswa), pada siklus I sebanyak 73.53% (25 siswa), dan pada siklus II sebanyak 100% (34 siswa). Secara klasikal peningkatan hasil belajar siswa sebesar 100% yang pada kondisi awal hanya 58.82%. Dari 34 siswa sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Peningkatan hasil belajar tersebut dipengaruhi faktor-faktor yang ada pada diri siswa dan dari luar yang peneliti upayakan dengan maksimal agar tujuan penelitian dapat tercapai. Beberapa siswa yang hasil belajarnya masih rendah dikarenakan beberapa faktor yaitu internal dari anak itu sendiri dan eksternal dari luar diri sendiri. Faktor internal yang mempengaruhi hasil
83
belajar meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar dan ketekunan, sikap kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. Sedangkan faktor ekternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Dua faktor ini sangat dominan dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil belajar IPS kelas III ini didukung dengan adanya perhatian dan keaktifan siswa. Siswa yang tuntas dalam belajar adalah siswa yang memperhatikan, mendengarkan, aktif bertanya dan merespon serta antusias saat proses pembelajaran berlangsung maupun saat diadakannya tes/evaluasi. Keaktifan dan perilaku siswa yang semakin baik akan membawa perubahan yang berdampak positif bagi peningkatan hasil belajar IPS. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di Kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016 telah berhasil mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 85 %. Hipotesis tindakan yang menyatakan “melalui strategi pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar IPS jenis-jenis pekerjaan pada siswa kelas III B semester II MI Ma‟arif Magunsari Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016” dapat diterima.
84
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: penerapan strategi make a match dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial materi jenis-jenis pekerjaan kelas III B Semester II MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan hasil belajar mulai dari pra siklus dengan ratarata 73.68 dengan presentasi 58.82%. Pada siklus I dengan rata-rata 76.47 dengan presentase 73.53% dan siklus II meningkat menjadi rata-rata 90.35 dengan presentase 100%. Untuk angka ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus sebanyak 20 anak atau sebesar 58.82% meningkat menjadi 25 anak atau sebesar 73.53% pada siklus I dan menjadi 34 anak atau sebesar 100% pada siklus II. Jadi angka ketuntasan belajar dari pra siklus sampai siklus II meningkat sebanyak 14 anak atau sebesar 41.18%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa tersebut telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 70 dan Ketuntasan KKM kelas 85% yang menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar.
85
B. SARAN 1. Kepala Sekolah Hendaknya kepala sekolah memberikan dukungan kepada guru dengan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan guru untuk mengajar, baik media pembelajaran
maupun
pelatihan-pelatihan
untuk
mengembangkan
ketrampilan mengajar guru. 2. Guru/ Wali kelas Sebaiknya guru lebih kreatif dan inovatif dengan menggunakan metode, strategi maupun media dalam melaksanakan pembelajaran, terutama dalam hal penyampaian materi agar siswa tidak merasa jenuh dengan pembelajaran yang berlangsung. 3. Siswa Diharapkan siswa lebih menghargai guru dan teman, serta memiliki motivasi yang tinggi dalam pembelajaran serta tidak malu dan ragu saat menyampaikan pendapat, bertanya serta berekspresi menunjukkan kemampuannya di depan guru dan teman - temannya. 4. Orang Tua Adanya kerjasama antara orang tua dan pihak sekolah dalam memantau aktivitas anak di rumah mengenai pola belajar anak dan pergaulannya sehari-hari yang sangat berpengaruh pada karakter siswa.
86
DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari, dkk. (2010). Pembelajaran Studi Sosial. Bandung: Alfabeta. Arikunto, Suharsimi. Suharjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Baharuddin & Esa, N.W. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogyakarta: ArRuzz Media Dimiyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Djamarah, Saiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. Djamarah. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hamdani. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PustakaSetia. Huda, Miftakhul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kastolani.(2014). Model Pembelajaran Inovatif Teori dan Aplikasi. Salatiga: STAIN Salatiga Press. Rasimin. (2012). Pembelajaran IPS Teori. Aplikasi dan evaluasi. Salatiga: STAIN Salatiga Press. Slameto. (1991). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sriyanti, dkk. 2009. Teori-teori Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press. Sudjana, Nana. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Surabaya: Pustaka Pelajar. Susanto, Ahmad. (2012). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Suyadi.(2010). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva Press. Uno, dkk. 2012. Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: Bumi Aksara.
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
DAFTAR NILAI TES FORMATIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I : MI Ma‟arif Mangunsari : Ilmu Pengetahuan Sosial : Jenis-jenis Pekerjaan : III/II (Tiga/Dua) : Kamis, 28 April 2016 : 70
Nama Sekolah Mata Pelajaran Materi Kelas/Semester Hari/Tanggal KKM No
Kode Siswa
Pra Siklus
Siklus I
Nilai
Ketuntasan
Nilai
Ketuntasan
1
A
90
T
80
T
2
B
60
TT
70
T
3
C
60
TT
80
T
4
D
60
TT
65
TT
5
E
65
TT
65
TT
6
F
75
T
80
T
7
G
90
T
70
T
8
H
95
T
80
T
9
I
80
T
80
T
10
J
90
T
90
T
11
K
75
T
85
T
12
L
90
T
80
T
13
M
95
T
90
T
14
N
60
TT
65
TT
15
O
60
TT
65
TT
16
P
90
T
90
T
17
Q
90
T
90
T
105
18
R
50
TT
60
TT
19
S
70
T
70
T
20
T
90
T
90
T
21
U
80
T
80
T
22
V
60
TT
60
TT
23
W
90
T
90
T
24
X
50
TT
60
TT
25
Y
80
T
85
T
26
Z
90
T
90
T
27
AA
60
TT
70
T
28
BB
60
TT
80
T
29
CC
90
T
70
T
30
DD
30
TT
60
TT
31
EE
90
T
90
T
32
FF
60
TT
75
T
33
GG
80
T
80
T
34
HH
50
TT
65
TT
Jumlah
2505
2600
Rata-rata
73.68
76.47
Presentase Tuntas
20
58.82%
106
25
73.53%
DAFTAR NILAI TES FORMATIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II : MI Ma‟arif Mangunsari : Ilmu Pengetahuan Sosial : Jenis-jenis Pekerjaan : III/II (Tiga/Dua) : Rabu, 12 Mei 2016 : 70
NamaSekolah Mata Pelajaran Materi Kelas/Semester Hari/Tanggal KKM No
Kode Siswa
Siklus I
Siklus II
Nilai
Ketuntasan
Nilai
Ketuntasan
1
A
80
T
100
T
2
B
70
T
90
T
3
C
80
T
90
T
4
D
65
TT
80
T
5
E
65
TT
85
T
6
F
80
T
90
T
7
G
70
T
90
T
8
H
80
T
100
T
9
I
80
T
80
T
10
J
90
T
80
T
11
K
85
T
90
T
12
L
80
T
100
T
13
M
90
T
95
T
14
N
65
TT
90
T
15
O
90
T
100
T
16
P
90
T
90
T
17
Q
60
TT
70
T
107
18
R
70
T
80
T
19
S
90
T
80
T
20
T
80
T
90
T
21
U
60
TT
80
T
22
V
90
T
100
T
23
W
60
TT
70
T
24
X
85
T
80
T
25
Y
90
T
100
T
26
Z
70
T
70
T
27
AA
80
T
80
T
28
BB
70
T
90
T
29
CC
60
TT
70
T
30
DD
90
T
90
T
31
EE
75
T
90
T
32
FF
80
T
80
T
33
GG
65
TT
75
T
34
HH
65
TT
100
T
Jumlah
2600
3072
Rata-Rata
76.47
90.35
Presentase Ketuntasan
25
108
73.53%
34
1a00%
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Miftakhul Feri Sofiana
Tempat, tanggal lahir
: Grobogan, 23 Maret 1994
Alamat
: Kuwaron, RT 03 RW 05 Kec. Gubug Kab. Grobogan
Agama
: Islam
Nama Ayah
: Mahmud Subarkah
Nama Ibu
: Syarah Sofiah
Riwayat Pendidikan
: 1. SDN 02 Kuwaron Kec. Gubug Tahun 2006 2. SMPN 1 Gubug Tahun 2009 3. SMA Muhammadiyah Gubug Tahun 2012
Salatiga, 8 Maret 2017 Penulis
Miftakhul Feri Sofiana
124