PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISA PENCEMARAN FISIK, KIMIA DAN BIOLOGIS (BAKTERI Escherichia coli) SECARA KUALITATIF DAN SEMI KUANTITATIF SEBAGAI PARAMETER KUALITAS AIR MINUM PADA AIR SUMUR WARGA DASA WISMA RT 2, DUSUN NGENTAK, DESA PONCOSARI, KECAMATAN SRANDAKAN, KABUPATEN BANTUL
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Pogram Studi Pendidikan Biologi
Oleh : Leona Pantamareta (091434016)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISA PENCEMARAN FISIK, KIMIA DAN BIOLOGIS (BAKTERI Escherichia coli) SECARA KUALITATIF DAN SEMI KUANTITATIF SEBAGAI PARAMETER KUALITAS AIR MINUM PADA AIR SUMUR WARGA DASA WISMA RT 2, DUSUN NGENTAK, DESA PONCOSARI, KECAMATAN SRANDAKAN, KABUPATEN BANTUL
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Pogram Studi Pendidikan Biologi
Oleh : Leona Pantamareta (091434016)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI Skripsi dengan Judul : ANALISA PENCEMARAN FISIK, KIMIA DAN BIOLOGIS (BAKTERI Escherichia coli) SECARA KUALITATIF DAN SEMI KUANTITATIF SEBAGAI PARAMETER KUALITAS AIR MINUM PADA AIR SUMUR WARGA DASA WISMA RT 2, DUSUN NGENTAK, DESA PONCOSARI, KECAMATAN SRANDAKAN, KABUPATEN BANTUL
Oleh : Leona Pantamareta NIM : 091434016 Telah disetujui oleh Pembimbing I
(Lucia Wiwid Wijayanti S.Si. M.Si )
Tanggal, 23 November 2013
Pembimbing II
(Drs. Sutardhi Sumartodwiatmodjo M.Pd) Tanggal, 23 November 2013
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI ANALISA PENCEMARAN FISIK, KIMIA DAN BIOLOGIS (BAKTERI Escherichia coli) SECARA KUALITATIF DAN SEMI KUANTITATIF SEBAGAI PARAMETER KUALITAS AIR MINUM PADA AIR SUMUR WARGA DASA WISMA RT 2, DUSUN NGENTAK, DESA PONCOSARI, KECAMATAN SRANDAKAN, KABUPATEN BANTUL
Dipersiapkan dan ditulis oleh : Leona Pantamareta NIM : 091434016 Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Pada tanggal 19 Desember 2013 Dan telah dinyatakan memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Aufridus. Atmadi, M.Si.
………………
Sekretaris : Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc.
………………
Anggota : Drs. Sutardhi Sumartoatmodjo, M.Pd.
………………
Anggota : Lucia Wiwid Wijayanti, S.Si. M.Si.
………………
Anggota : Dr. Ir. P. Wiryono Proyotamtama, SJ
………………
Yogyakarta, 19 Desember 2013 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan,
Rohandi, Ph.D
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Suatu saat nanti ketika aku menjadi orang besar, bukan sekedar janji yang akan aku utarakan. Namun lihatlah sahabat-sahabatku, ketika kalian datang kepadaku, pintuku selalu ada dan terbuka untukmu. (Leon, 2010)
Kupersembahkan Karyaku Ini Untuk : 1. Ayah Bunda tercinta, yang tulus ikhlas, tiada henti-hentinya mencurahkan kasih sayang, doa, dukungan, serta semangat agar aku mampu melangkah lebih baik dalam menjalani kehidupan ini. 2. Untuk semua sahabat-sahabatku 3. Keluarga Besar Pendidikan Biologi Sanata Dharma Angkatan 2009 4. Almamaterku Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisa Pencemaran Fisik, Kimia Dan Biologis (Bakteri Escherichia Coli) Secara Kualitatif Dan Semi Kuantitatif Sebagai Parameter Kualitas Air Minum Pada Air Sumur Warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pada kesempatan ini, penulis tak lupa mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya kepada beberapa pihak atas bantuan dan dukungannya, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya, khususnya kepada: 1. Rektor Universitas Sanata Dharma, Rm. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J. yang juga dosen Pendidikan Biologi. 2. Ibu Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si selaku dosen pembimbing I, yang telah membimbing dengan kritik dan sarannya dengan penuh kesabaran, seperti seorang ibu yang selalu memberi semangat untuk tak pernah menyerah. 3. Bapak Drs. Sutardhi Sumartodwiatmodjo, M.Pd selaku dosen pembimbing II, yang telah membimbing dengan kesabaran, yang berjuang dari Semarang untuk tetap meluangkan waktu dalam memberikan kritik dan saran. 4. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku dosen penguji yang mampu memberikan kritik dan saran untu membangun untuk menyempurnakan skripsi ini, dengan kebijakannya. 5. Bapak Mujiman selaku ketua RT warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Seluruh warga Dasa Wisma Rt 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan menerima kehadiran peneliti dengan tangan terbuka. 7. Ibu Catharina Retno, M.Biotech, Bapak Drs. A. Tri Priantoro, M.For.Sc dan seluruh dosen Pendidikan Biologi yang memberi dukungan moril dan sumber pustaka untuk skripsi ini. 8. Penjaga perpustakaan Unversitas Gajah Mada Yogyakarta yang membantu melancarkan penyelesaian skripsi ini, dengan menunjukan letak buku-buku sumber pustaka. 9. Ibu Darwani selaku Kepala Laboratorium Balai Kesehatan, Mas Andi dan Bapak Sumadi yang turut membimbing dan menuntun dalam kinerja di Laboratorium. 10. Bapak Petrus Silam dan Ibu Yustina Rini selaku orang tua yang memberikan dukungan dalam bentuk apapun, terlebih doa yang tak pernah ada henti. 11. Leoni Afikawati, Leonanda Nilam Putranti, Leonita Senwa Mayla selaku saudara tercinta yang selalu memberikan semangat dengan tawa canda. 12. Fransiska Apriyani, sebagai orang spesial dalam hidup. Tempat berkeluh kesah, atas doa, dukungan dan kesabarannya. “You are everything” 13. Widi Candra Bahtera, Haris Witantyo, Arvi Mahendra dan Mike selaku sahabat sekaligus keluarga baru yang memberikan dukugan dengan motivasi serta keyakinan yang mampu mewarnai semangat dalam hidup. 14. Wisnu, Shodiq, Yuni, Yani, Ina, Wiwik, Rio, Adit, Fajar, Edo, Ius, Nerman, Mario, Lia, serta teman-teman Biologi 2009 yang telah menaruh kerinduan yang mewarnai semangat hidup.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15. Bang Andro, Budin, Frater Jimmy, Ricca, Thomas, Fani, Wayan, Ancis, Ian, Yudi, Bayu, Jhon, Widi Angkringan, Neva Angkringan, Priyo, Komeng Burjo yang telah memberikan canda tawa penuh semangat. 16. Seluruh rekan-rekan di luar kampus atas kerjasama dan bantuannya serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan agar skripsi ini dapat menjadi lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak.
Penulis
Leona Pantamareta
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa skripsi yang saya tulis tidak memuat hasil karya atau bagian karya orang lain, sebagaimana yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 19 Desember 2013 Penulis,
Leona Pantamareta
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama
: Leona Pantamareta
Nomor Mahasiswa
: 091434016
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Unversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: ANALISA PENCEMARAN FISIK, KIMIA DAN BIOLOGIS (BAKTERI Escherichia coli) SECARA KUALITATIF DAN SEMI KUANTITATIF SEBAGAI PARAMETER KUALITAS AIR MINUM PADA AIR SUMUR WARGA DASA WISMA RT 2, DUSUN NGENTAK, DESA PONCOSARI, KECAMATAN SRANDAKAN, KABUPATEN BANTUL Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Univeristas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk
pangkalan
data,
mendistribusikan
secara
terbatas,
dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang telah saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 19 Desember 2013 Yang Menyatakan,
Leona Pantamareta
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Sumber air minum yang memenuhi syarat baku mutu air minum yang didapat dari sumur jumlahnya makin lama makin berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pencemaran fisik, pencemaran kimia dan pencemaran biologis bakteri Escherichia coli pada kasus air sumur warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Pengambilan 8 sampel dilakukan secara aseptis dengan metode stratified random sampling, yang dilakukan pada tanggal 20 Agustus 2013. Setelah dilakukan pengamatan dan pengukuran berdasarkan parameter fisik, kimia dan biologis, diperoleh hasil bahwa terjadi pencemaran pada air sumur warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Hasil pengamatan dan pengukuran parameter fisik pada semua sampel menunjukan bahwa air sumur masih berbau, berasa dan berwarna serta mempunyai tingkat kekeruhan yang melebihi batas baku mutu air minum. Hasil pengukuran parameter kimia pada semua sampel menunjukan bahwa air sumur mempunyai kandungan besi (Fe) yang sangat tinggi dengan nilai 1-3 mg/l. Nilai ini melebihi batas baku mutu air minum. Hasil pengamatan dan pengukuran parameter biologis dengan metode MPN (Most Probable Number) menunjukan bahwa terdapat dua sampel air sumur mengandung cemaran bakteri Escherichia coli. Berdasarkan analisa dari hasil yang diteliti, dapat disimpulkan bahwa air sumur warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul belum layak untuk dikonsumsi sebagai air minum menurut persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang baku mutu air minum. Kata Kunci : pencemaran, air sumur, parameter, air minum
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Water source which fulfills the requirements as the quality standard of drinking water is found from the wells which are decreasing day by day. The purpose of the research is to find out whether there are physical, chemical and biological pollutions which are caused by Escherichia coli at the well-water of the members of Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul or not. The taking over eight samples aseptically used stratified random sampling method, which was conducted on 20 August 2013. After doing observation and measurement based on physical, chemical and biological parameter, it is found that there is water pollution of the members’ wells. Based on the observation and the measurement of physical parameter to all samples, it shows that the water is still stinky, tasty, has color and turbidity level which surpasses the limit of the drinking water quality standard. The result of chemical parameter to all samples shows that the well-water has high-level of Ferum (Fe) with score 1-3 mg/l which surpasses the limit of the drinking water genuine quality. The result of the research and measurement of biological parameter using MPN (Most Probable Number) method shows two samples water contains pollutant of Escherichia coli. Based on analysis of the observed result, it can be concluded that the well-water of Dasa Wisma’s members is not well-consumed as drinking water, according to the requirements of Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 about the drinking water quality standard. Key words: pollution, well-water, parameter, drinking water.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................................
iv
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...............................................................
viii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................
ix
ABSTRAK ............................................................................................................
x
ABSTRACT..........................................................................................................
xi
DAFTAR ISI.........................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL.................................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................
xvii
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................
1
A. Latar Belakang ..........................................................................................
1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................
5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................
6
A. Pencemaran Air ......................................................................... ...............
6
1. Faktor Alami......................................................................... ................
6
2. Faktor Buatan......................................................................... ...............
7
B. Kualitas Air Minum ..................................................................................
7
1. Parameter Fisika....................................................................................
8
2. Parameter Kimia......................................................................... ..........
8
3. Parameter Biologis......................................................................... .......
8
C. Perubahan Kualitas Air .............................................................................
9
1. Suhu......................................................................... .............................
9
2. Kekeruhan/ Turbiditas......................................................................... .
10
3. Warna, Bau dan Rasa ......................................................................... ..
10
4. Alkalinitas......................................................................... ....................
11
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. pH......................................................................... .................................
11
6. Dissolved Oksigen/ Oksigen Terlarut.................................................. .
12
7. Unsur N......................................................................... ........................
12
8. Kesadahan......................................................................... ....................
13
9. Besi (Fe) ......................................................................... ......................
14
10. Mikrobiologis ......................................................................... ............
15
D. Bakteri Escherichia coli......................................................................... ...
17
E. Uji Bakteriologis Air Minum.....................................................................
18
1. Uji Pendugaan......................................................................... ..............
19
2. Uji Penegasan........................................................................................
19
3. Uji Pelengkap......................................................................... ...............
19
F. Persyaratan Kualitas Air Minum...............................................................
20
G. Kerangka Berpikir......................................................................... ............
21
H. Hipotesis......................................................................... ..........................
22
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN..........................................................
23
A. Jenis Penelitian .........................................................................................
23
B. Sampel Penelitian .....................................................................................
23
C. Waktu dan Tempat Penelitian. ..................................................................
24
D. Alat dan Bahan Penelitian.... .....................................................................
24
E. Prosedur Kerja. .........................................................................................
25
1. Penelitian Pendahuluan .........................................................................
25
2. Sampling......................................................................... ......................
25
3. Pengukuran Parameter Fisik dan Kimia.................................................
25
4. Pembuatan Media .................................................................................
29
5. Uji Parameter Biologis .........................................................................
29
F. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................
32
G. Analisis Data. ............................................................................................
32
H. Instrumen Penelitian . ...............................................................................
33
I. Agenda Penelitian .....................................................................................
35
BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................
36
A. Hasil Penelitian .........................................................................................
36
B. Pembahasan...............................................................................................
39
1. Bau......................................................................... ...............................
39
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Rasa......................................................................... ..............................
39
3. Warna......................................................................... ...........................
40
4. Kekeruhan......................................................................... ....................
41
5. Suhu......................................................................... .............................
42
6. Besi (Fe) ......................................................................... ......................
43
7. Kesadahan......................................................................... ....................
47
8. DO (Dissolved Oxygen) .......................................................................
48
9. Alkalinitas .............................................................................................
49
10. pH........................................................................................................
50
11. Amonia ................................................................................................
52
12. Nitrit (NO2) ........................................................................................
53
13. Nitrat (NO3) .......................................................................................
55
14. Bakteri Escherichia coli ......................................................................
56
C. Aplikasi Penelitian Sebagai Sumber Pembelajaran Biologi......................
59
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................
61
A. Kesimpulan ...............................................................................................
61
B. Saran .........................................................................................................
62
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
63
LAMPIRAN.. ........................................................................................................
66
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Derajat Kesadahan Air Berdasarkan Kandungan CaCO3. ..................
14
Tabel 2.2. Parameter Persyaratan Wajib ...............................................................
20
Tabel 3.1. Data Pengukuran Parameter Uji Air Sumur ........................................
34
Tabel 3.2. Agenda Penelitian ................................................................................
35
Tabel 4.1. Hasil Uji Parameter Fisik .....................................................................
36
Tabel 4.2. Hasil Uji Parameter Kimia ...................................................................
37
Tabel 4.3. Hasil Uji Parameter Biologis ...............................................................
38
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.
Bakteri Escherichia coli ................................................................
17
Gambar 4.1.4. Diagram Tingkat Kekeruhan ........................................................
41
Gambar 4.1.5. Diagram Suhu ...............................................................................
43
Gambar 4.2.1. Diagram Besi (Fe) .........................................................................
44
Gambar 4.2.2. Diagram Kesadahan ......................................................................
47
Gambar 4.2.5. Diagram pH ..................................................................................
51
Gambar 4.2.7. Diagram Nitrit(NO2) .....................................................................
53
Gambar 4.1.8. Diagram Nitrat (NO3) ...................................................................
55
Gambar 4.3.2. Uji Pendugaan ...............................................................................
56
Gambar 4.3.3. Uji Penegasan ...............................................................................
57
Gambar 4.3.4. Sampel D dan Sampel F ................................................................
57
Gambar 4.3.5. Uji Pelengkap ...............................................................................
58
Gambar 4.3.6. Gambar E.coli (sampel D dan Sampel F) .....................................
58
Gambar 4.3.1. Diagram Escherichia coli .............................................................
59
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Uji Parameter Fisika .........................................................
67
Lampiran 2 Hasil Uji Parameter Kimia .........................................................
68
Lampiran 3 Hasil Uji Parameter Biologis .....................................................
69
Lampiran 4 Warna Air Sumur .......................................................................
70
Lampiran 5 Pengukuran Kekeruhan pada Sampel Air ..................................
71
Lampiran 6 Pengukuran Kadar Besi (Fe) pada Sampel Air ..........................
72
Lampiran 7 Pengukuran Kesadahan pada Sampel Air ..................................
73
Lampiran 8 Pengukuran Oksigen Terlarut pada Sampel Air ........................
74
Lampiran 9 Pengukuran Alkalinitas pada Sampel Air ..................................
75
Lampiran 10 Pengukuran pH pada Sampel Air .............................................
76
Lampiran 11 Pengukuran Amonia pada Sampel Air.....................................
77
Lampiran 12 SILABUS .................................................................................
78
Lampiran 13 RPP ..........................................................................................
80
Lampiran 14 LKS ..........................................................................................
94
Lampiran 15 Lembar Pengamatan Diskusi dan Penilaian Laporan .............
96
Lampiran 16 Kisi-Kisi Soal Evaluasi dan Soal Evaluasi ..............................
98
Lampiran 17 Dokumentasi Penelitian ...........................................................
10
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Air sebagai materi esensial dalam kehidupan sangat tampak dari kebutuhan sehari-hari. Semakin tinggi taraf kehidupan seseorang semakin meningkat pula kebutuhan manusia akan air. Jumlah penduduk di dunia setiap hari bertambah, sehingga mengakibatkan semakin meningkat jumlah kebutuhan air. Ketersediaan air bersih untuk kebutuhan air minum mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan lingkungan dan masyarakat. Selain itu, ketersediaan air bersih juga berperan dalam meningkatkan standar atau kualitas hidup masyarakat. Masalah air bersih dan sanitasi tampaknya merupakan masalah klasik bagi Negara Indonesia. Kebutuhan air yang paling utama bagi manusia adalah air minum. Menurut ilmu kesehatan, setiap orang dapat hidup 2-3 minggu tanpa makan tetapi hanya dapat bertahan 2-3 hari tanpa air minum (Suripin, 2002). Data dari Kementerian Kesehatan yang dimuat dalam Harian KOMPAS tanggal 23 November 2011 menyatakan bahwa 60% sungai di Indonesia tercemar, mulai dari bahan organik sampai bakteri–bakteri penyebab penyakit. Air sungai yang seharusnya bisa menjadi sumber kehidupan warga sekitar, justru malah tercemar dan berubah warnanya menjadi hitam pekat, sehingga tidak layak menjadi air minum, mandi, serta mencuci. Kondisi ini tentunya menyebabkan pencemaran lingkungan dan berimbas pada buruknya kesehatan pada warga. Hasil dari penelitian sebuah lembaga MDGs (Millenium Development Goals) Asia Pasifik atau yang sering dengan sebutan Tujuan Pembangunan 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Millenium, menyatakan bahwa capaian Indonesia dalam penyediaan air bersih dan untuk sektor sanitasi rata-rata mencapai 80%. Hal ini berarti telah melampaui target dari ketentuan MDGs yang hanya 74%. Namun, prosentase capaian Indonesia tersebut baru sebatas kuantitas bukan kualitas. Hal itu dibuktikan melalui hasil penelitian dari Jim Woodcock, seorang konsultan masalah air dan sanitasi dari bank dunia, yang hasilnya adalah 100.000 bayi di Indonesia meninggal dunia setiap tahunnya akibat penyakit diare, penyakit yang mematikan nomor dua setelah infeksi saluran pernapasan akut (dalam Harian KOMPAS 14 Januari 2013). Beberapa penyebab utama penyakit diare di Indonesia adalah sanitasi yang buruk, pembuangan limbah rumah tangga yang tidak tepat, serta seringnya warga membuang sampah sembarangan yang menyebabkan semakin berkurangnya debit air bersih. Data terbaru yang dilansir MDGs menunjukkan bahwa hanya sekitar 51,02% keluarga di Indonesia yang memiliki akses sanitasi yang memadai. Padahal sesuai hasil kesepakatan Kepala Negara dan perwakilan 189 Negara Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Deklarasi Millenium ditargetkan untuk tahun 2015, akses sanitasi dapat naik hingga mencapai angka 60% hingga 70%. Sanitasi yang buruk merupakan hal utama penyebab tingkat pencemaran air yang tinggi. Pencemaran inilah yang dapat menambah banyaknya populasi bakteri dalam air dan tanah, sehingga kualitas air di daerah tersebut semakin rendah dan mampu memunculkan bau yang tidak sedap. Upaya yang dilakukan oleh warga dalam pemenuhan kebutuhan air, yang sering dilakukan adalah mengambil air dari dalam tanah. Air tanah diyakini mempunyai kualitas yang lebih baik karena pencemaran yang relatif kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Banyak air tanah yang digunakan tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan. Hal ini disebabkan seringkali ditemui air yang mengandung bibit penyakit ataupun zat-zat tertentu yang dapat menyebabkan sakit pada orang yang mengkonsumsinya. Sumber air minum yang memenuhi syarat sebagai baku mutu air minum yang didapat dari sumur jumlahnya makin lama makin berkurang (Razif, 2001). Salah satu keprihatinan yang layak untuk diperhatikan adalah kasus air sumur yang diduga tercemar yang terdapat di beberapa rumah warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Berdasarkan hasil wawancara dengan warga setempat, air yang digunakan masih berbau dan berwarna, dan pengelolaan air untuk ketersediaan air bersih untuk minum tidak berhasil. Apabila dikaitkan dengan baku mutu air minum menurut persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010, air sumur warga belum layak untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh air sumur yang belum memenuhi persyaratan wajib dari parameter fisik yang ditentukan. Persyaratan tersebut yaitu air tidak berbau dan tidak berwarna. Selain persyaratan fisika, air sumur juga harus memenuhi persyaratan kimia dan biologis. Berdasarkan observasi awal dan wawancara dengan warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, maka perlu dilakukan pengukuran dan pengamatan untuk mengetahui kualitas air yang bisa digunakan untuk kebutuhan air minum tanpa menyebabkan akibat yang buruk berdasarkan parameter fisik, kimia dan biologis. Kebutuhan air bagi setiap warga harus terpenuhi, baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Penelitian terhadap air sumur warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul merupakan bagian dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
sebuah proyek penelitian yang akan diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini difokuskan pada parameter biologis dalam menganalisa ada tidaknya bakteri Escherichia coli dan menghitung jumlah bakteri dalam skala yang ditentukan. Bakteri Escherichia coli ini, digunakan sebagai parameter pencemaran biologis. Untuk meperoleh hasil maksimal dalam menganalisa parameter biologis, maka disertakan analisa parameter fisik dan kimia dalam uji kualitas air minum sesuai dengan persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010.
B. RUMUSAN MASALAH Beberapa permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Apakah air sumur warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul memenuhi persyaratan kualitas air minum ditinjau dari parameter fisik, kimia dan biologis? 2. Apakah air sumur warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul mengandung cemaran biologis Escherichia coli?
C. TUJUAN PENELITIAN Ada beberapa tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini. Tujuantujuan tersebut sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui kualitas air minum pada air sumur warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul ditinjau dari parameter fisika, kimia dan biologis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pencemaran biologis bakteri Escherichia coli pada air sumur warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul sebagai salah satu parameter kualitas air minum.
D. MANFAAT PENELITIAN Hasil dari penelitian ini mempunyai beberapa manfaat. Manfaat tersebut dapat digunakan oleh pihak-pihak yang bersangkutan yaitu sebagai berikut. 1. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini dapat digunakan masyarakat untuk memperoleh informasi tentang pencemaran yang terdapat pada air sumur. 2. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu Biologi, terutama dalam menganalisa pencemaran yang terjadi pada air sumur. 3. Bagi Pemerintah Hasil penelitian ini dapat digunakan pemerintah untuk memperoleh informasi wilayah yang layak untuk diperhatikan dalam penyediaan air minum. 4. Bagi Guru Biologi Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan. 5. Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan sumber belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pencemaran Air Pencemaran air diartikan sebagai masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan komponen lain ke dalam air atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alami sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan kegunaannya (Mahida, 1984). Pencemaran air sangat tergantung pada : 1. faktor alami 2. faktor buatan 1. Faktor Alami Faktor alami yang dimaksudkan, seperti banyaknya populasi bakteri pada air, yang secara alami dihasilkan oleh kondisi lingkungan yang kemudian mempengaruhi kualitas air. Contohnya, seperti kondisi vegetasi, batuan dan tanah yang buruk. Faktor alami dari pencemaran air dapat berlaku sebagai pembawa mikrobia patogen. Mikrobia patogen yang paling sering ditemukan pada air adalah mikrobia yang menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan. Salah satu organisme ini adalah Escherichia coli. Beberapa penyakit pada saluran pencernaan adalah demam typhoid, paratyphoid, disentri dan kolera. Organisme penyebab penyakit ini terdapat dalam tinja atau air seni orang yang menderita infeksi (Pelezar & Chan, 1988).
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
2. Faktor Buatan Faktor buatan yang dimaksudkan, seperti banyaknya sampah yang dibuang sembarangan, banyaknya limbah-limbah yang tidak diolah dari sentra industri, maupun sistem irigasi yang buruk. Aliran dari pembuangan limbah rumah tangga, industri dan pertanian dapat menyebabkan perubahan secara fisik, kimia dan biologi terhadap kualitas air. Air yang terkontaminasi dan tidak higienis dapat menyebabkan berkembangbiaknya vektor dan bakteri yang potensial untuk menyebarkan wabah penyakit (Jeannin et al., 2005).
B. Kualitas Air Minum Standar mutu air minum untuk kebutuhan rumah tangga ditetapkan berdasarkan
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
No.
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Standar baku air minum tersebut disesuaikan dengan Standar Internasional yang dikeluarkan oleh WHO. Adanya standar mutu kualitas air minum dapat dinilai kelayakan pendistribusian sumber air untuk keperluan rumah tangga yang bertujuan untuk memelihara, melindungi, dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat, terutama
dalam
pengelolaan
air
atau
kegiatan
usaha
mengolah
dan
mendistribusikan air minum untuk masyarakat umum (Kusnaedi, 2010). Persyaratan air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010, dapat ditinjau dari : 1. parameter fisika 2. parameter kimia 3. parameter biologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
1. Parameter Fisika Parameter fisika menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010 umumnya meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu, warna dan jumlah zat padat terlarut (TDS). Parameter ini dapat diidentifikasi dari kondisi fisik air. Alat ukur yang digunakan adalah Spektrofotometer. Air yang baik idealnya tidak berbau, tidak berwarna, tidak memiliki rasa/tawar dan suhu untuk air minum idealnya ± 30 C. Padatan terlarut total (TDS) dengan bahan terlarut diameter < 10 -6 dan koloid (diameter 10 -6 - 10 -3 mm) yang berupa senyawa kimia dan bahan-bahan lain (Effendi, 2003).
2. Parameter Kimia Parameter kimia menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010 dikelompokkan menjadi kimia anorganik dan kimia organik. Alat ukur yang digunakan adalah Spektrofotometer, Turbidimeter dan Test-KIT. Air yang baik idealnya tidak mengandung zat kimia anorganik yang berupa logam, zat-zat reaktif, zat-zat berbahaya dan beracun. Sumber logam dalam air dapat berasal dari industri, pertambangan ataupun proses pelapukan secara alamiah. Korosi dari pipa penyalur air minum dapat juga sebagai penyebab kehadiran logam dalam air (Mulia, 2005). Air yang baik idealnya juga tidak mengandung zat kimia organik yang berupa insektisida dan herbisida.
3. Parameter Biologis Parameter biologis menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010 umumnya menggunakan mikrobiologi seperti bakteri Coliform dan E. coli sebagai organisme petunjuk. Air yang baik idealnya tidak mengandung bakteri Coliform dan E. coli. Dalam laboratorium,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
istilah total Coliform dan E. coli menunjukkan jumlah bakteri Coliform dan E. coli yang berasal dari tinja manusia atau hewan berdarah panas (Mulia, 2005).
C. Perubahan Kualitas Air Dix (1981) menyatakan bahwa air alami tidak dapat didefinisikan, tetapi dapat ditentukan keadaannya dari segi fisik, kimia dan keberadaan kondisi biologisnya. Parameter yang perlu diperhatikan untuk menentukan kualitas perairan antara lain : 1. suhu 2. kekeruhan/turbiditas 3. warna, bau dan rasa 4. alkalinitas 5. pH 6. dissolved oxygen (Oksigen Terlarut) 7. unsur nitrogen (N) 8. kesadahan 9. besi (Fe) 10. mikrobiologis
1. Suhu Suhu merupakan besaran fisika yang menyatakan derajat panas suatu zat. Alat untuk mengukur suhu disebut termometer. Pada termometer, zat yang paling banyak digunakan adalah alkohol dan raksa. Pengukuran suhu diperlukan karena suhu mempengaruhi reaksi kimia perairan dan juga kelarutan beberapa zat di dalam air serta perkembangan mikroorganisme. Adanya suhu menunjukkan kecenderungan aktivitas-aktivitas kimiawi dan biologis, pengentalan, tekanan uap,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
tegangan permukaan dan nilai-nilai penjenuhan dari benda-benda padat dan gas. Menurut Odum (1971) dalam Sundra (1997), fluktuasi suhu perairan diakibatkan oleh komposisi substrat, kekeruhan, curah hujan, angin dan reaksi-reaksi kimia dari penguraian sampah di dalam air.
2. Kekeruhan/Turbiditas Kekeruhan air atau sering disebut turbiditas adalah salah satu parameter uji fisik dalam analisis air. Tingkat kekeruhan air umumnya akan diketahui dengan besaran NTU (nephelometer turbidity unit) setelah dilakukan uji aplikasi menggunakan alat turbidimeter. Besaran kekeruhan air minum yang memenuhi syarat kesehatan berdasarkan acuan yang berlaku adalah tidak lebih dari 5 NTU, secara visual kekeruhan air ini tidak akan terlihat oleh mata. Atas dasar pengalaman bahwa setelah melebihi dari 10 NTU kekeruhan air akan nampak secara visual. Kekeruhan terjadi disebabkan oleh kehadiran zat organik yang terurai secara halus, jasad-jasad renik, lumpur, tanah liat dan zat koloid atau benda terapung yang tidak mengendap dengan segera. (Yusup, 2012). Semakin jernih air maka akan menghambat perkembangbiakan bakteri yang mungkin ada dalam air. Selain itu dalam air yang keruh akan sulit dilakukan desinfeksi karena mikroba akan terlindungi zat tersuspensi tersebut (Slamet, 1996).
3. Warna, Bau dan Rasa Warna, bau dan rasa adalah beberapa parameter uji fisik dalam analisis air yang dapat diketahui menggunakan panca indra manusia. Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna. Air yang layak untuk diminum biasanya tidak memberikan rasa. Air yang berasa dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
yang dapat membahayakan kesehatan (Slamet, 1996). Adanya bau dan rasa pada air minum akan mengurangi daya tarik masyarakat untuk mengkonsumsi air tersebut. Bau dan rasa biasanya terjadi bersama-sama dan disebabkan oleh adanya bahan-bahan organik yang membusuk.
4. Alkalinitas Alkalinitas merupakan penyangga (buffer) perubahan pH air dan indikasi kesuburan yang diukur dengan kandungan karbonat. Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai pH larutan (Alaerts & Ir. S. Sumetri. S, 1987). Alkalinitas mampu menetralisir keasaman di dalam air. Alkalinitas optimal pada nilai 90-150 ppm. Alkalinitas rendah diatasi dengan pengapuran dosis 5 ppm. Secara khusus alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pembufferan dari ion bikarbonat, ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan keasaman dan menaikkan pH.
5. pH pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Air minum sebaiknya netral, tidak asam atau basa. Hal ini untuk mencegah terjadinya pelarutan logam berat. Air adalah bahan pelarut yang baik. Jika dibantu dengan pH yang tidak netral maka dapat melarutkan berbagai elemen kimia yang ada di dalam air (Slamet, 1996). Nilai pH suatu perairan mencirikan keseimbangan antara asam dan basa dalam air, serta mencirikan suatu pengukuran konsentrasi ion hidrogen dalam larutan. Adanya karbonat, hidroksida dan bikarbonat akan menaikkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
kebasaan air, sementara adanya asam-asam mineral bebas dan asam karbonat akan menaikkan asam (Purnama, 1997).
6.
Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut) Oksigen terlarut atau DO merupakan salah satu parameter penting dalam
analisis kualitas air. Nilai DO biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi yang menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan bahwa air memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air telah tercemar. Oksigen terlarut akan menentukan apakah perubahan biologi berlangsung secara aerob atau anaerob (Purnama, 1997). DO juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kekuatan pencemaran limbah baik domestik maupun industri. Jika ditinjau dari segi air minum, kadar DO rendah tidak menimbulkan masalah, namun berdampak pada aktivitas bakteri pengurai bahan organik. Aktivitas bakteri dengan tingginya oksigen terlarut dapat berperan dalam menguraikan bahan-bahan organik menjadi komponen yang lebih sederhana sehingga menjadi senyawa yang tidak berbahaya lagi. Namun apabila oksigen terlarut rendah, maka bakteri tidak dapat bekerja dalam menguraikan bahan-bahan organik (Purnama, 1997).
7. Unsur (N) Nitrogen adalah nutrien penting dalam kehidupan mahluk hidup. Proporsi unsur nitrogen di dalam air yang tercemar dapat berupa nitrogen organik dan nitrogen ammonia. Senyawa nitrogen organik dapat ditransformasi menjadi nitrogen ammonia dan dioksidasi menjadi nitrogen nitrit dan nitrat dalam sistem biologis (Saeni, 1989).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
Amonia (NH3), nitrit (NO2-) dan nitrat (NO3-) merupakan senyawasenyawa yang mengandung unsur nitrogen (N). Unsur N sebagai salah satu unsur makro yang penting dibutuhkan untuk petumbuhan suatu organisme. Di dalam perairan, kebanyakan senyawa-senyawa nitrogen dijumpai dalam bentuk organik dan anorganik (Mahida, 1997).
8. Kesadahan Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Air yang mempunyai tingkat kesadahan terlalu tinggi sangat merugikan karena dapat menimbulkan karatan (korosi) pada peralatan yang terbuat dari besi, sabun kurang membusa dan menimbulkan endapan atau kerak dalam wadah pengolah. Berdasarkan jenisnya, tingkat kesadahan air dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : a. kesadahan sementara (temporer) b. kesadahan tetap (permanen)
a. Kesadahan Sementara Kesadahan sementara disebabkan oleh garam-garam karbonat ( CO3+) dan bikarbonat (HCO3-) dari Ca dan Mg. Garam karbonat merupakan garam yang tidak larut, sedangkan garam bikarbonat merupakan garam yang dapat larut. Garam karbonat dengan adanya air dan karbondioksida di udara membentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
garam bikarbonat yang dapat dapat larut dalam air. Semakin tinggi kadar CO2 di udara maka semakin tinggi pula kelarutannya sehingga air semakin sadah.
b. Kesadahan Tetap Kesadahan tetap disebabkan oleh adanya garam-garam klorida (Cl-) dan sulfat (SO42-) dari Ca dan Mg. Kesadahan yang disebabkan oleh garam-garam tersebut bersifat tetap dan sangat sulit dihilangkan. Berdasarkan sifat kesadahannya, air dapat dibedakan menjadi 4 golongan pada tabel 2.1 Tabel 2.1 Derajat kesadahan air berdasarkan kandungan CaCO3 (Masudah, 2003) No
Derajat Kesadahan
Kandungan CaCO3 (mg/L)
1
Lunak
0-75
2
Agak Sadah
76-150
3
Sadah
151-300
4
Sangat Sadah
> 300
9. Besi (Fe) Besi (Fe) adalah elemen yang banyak di batuan dan merupakan salah satu elemen kimia yang dapat ditemui pada hampir setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geologi dan semua badan air
(Toth, 1984 dalam Kodoatie, 1996).
Penampilan fisik yang buruk pada air mampu menggambarkan kualitas kimia maupun biologi yang tidak memenuhi standar. Contohnya pada air dengan kandungan besi (Fe) yang tinggi. Kandungan besi yang tinggi ini dapat diketahui dari bau “amis” yang sangat khas dan warna air yang kekuningan (World Poultry, Vol 25 No. 3, 2009). Perubahan kondisi air yang semula jernih menjadi keruh dan beberapa saat dibiarkan akan menjadi kekuning-kuningan merupakan tanda bahwa air tersebut mengandung besi (Fe) dengan konsentrasi yang tinggi (Said, 2002). Reaksi antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
udara yang mengandung oksigen dengan air yang mengandung konsentrasi besi (Fe)
tinggi
akan
menghasilkan
endapan
berwarna
kekuning-kuningan
(Degreemont, 1991). Kadar besi (Fe) dalam air yang diperbolehkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang baku mutu air minum sebesar 0,3 mg/l. Air yang mengandung kadar besi yang cukup tinggi dapat menyebabkan air tersebut tercemar sehingga dapat menimbulkan keracunan pada tubuh. Air yang mengandung zat besi melebihi batas toleransi akan menunjukkan warna merah kecoklatan, berbau dan rasa yang tidak normal.
10. Mikrobiologis Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan indera penglihatan secara langsung melainkan dengan bantuan mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme. Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, contohnya adalah mikroorganisme yang hidup dalam air. Air mengandung bermacam-macam mikroorganisme yang berasal dari berbagai sumber. Sumber-sumber yang dimaksud antara lain dari udara, tanah, sampah, lumpur, tanaman atau hewan yang mati, kotoran manusia atau hewan maupun dari bahan organik lainnya (Imamuddin, 1999). Menurut Pelezer dan Chan (1988), mikroorganisme indikator dalam analisis air mengacu pada sejenis mikroorganisme yang kehadirannya merupakan bukti bahwa air tersebut tercemar oleh bahan tinja atau kotoran hewan berdarah panas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
Beberapa ciri penting suatu mikroorganisme atau bakteri sebagai indikator yang baik adalah terdapat dalam air yang tercemar dan tidak ditemukan dalam air yang tidak tercemar, terdapat di dalam air yang ada bakteri patogennya, jumlah mikroorganisme indikator berkorelasi dengan kadar pencemar, mempunyai kemampuan bertahan hidup lebih lama daripada bakteri yang patogen, mempunyai sifat yang seragam, tidak berbahaya bagi manusia dan hewan, terdapat dalam jumlah yang lebih banyak daripada bakteri yang patogen, mudah didieteksi dengan teknik-teknik laboratorium yang sederhana. Ada beberapa jenis mikroorganisme indikator dalam air yang dikategorikan dalam mikrorganisme indikator primer. Mikroorganisme yang sering digunakan sebagai indikator primer adalah bakteri golongan Coliform, Streptococci, Enterococci dan Staphylococci. Bakteri Coliform bersifat aerobik dan fakultatif anaerobik, gram negatif, tidak membentuk spora, berbentuk batang dan mampu memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan gas dan asam pada 350 C dalam waktu 24 – 48 jam. Bakteri Coliform termasuk Familia Enterobacteriaceae yang terdiri dari Genus Enterobacter, Klebsiella dan Citrobacter (Toranzos, 2002). Thermatolerant Coliform (koliform fekal) adalah semua bakteri yang termasuk dalam total koliform tetapi mampu tumbuh dan memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan gas dan asam pada 44,5 ± 0,2oC. Kelompok fekal koliform mempunyai karakteristik biokimiawi yaitu, tidak menggunakan sitrat sebagai
sumber
karbon,
mempunyai
enzim
triptofan,
kurang
mampu
menghidrolisis urea, negatif untuk uji Voges-Proskauer dan positif untuk uji metil-red. Bakteri yang termasuk dalam koliform termotoleran adalah anggota Genus Klebsiella dan Coli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
D. Bakteri Escherichi coli Bakteri Escherichia coli adalah bakteri gram negatif berbentuk batang yang tidak membentuk spora yang merupakan flora normal di usus. Beberapa jenis Escherichia coli dapat bersifat patogen. yaitu serotipe-serotipe yang masuk dalam golongan Escherichia coli Enteropatogenik, Escherichia coli Enteroinvasif, Escherichia coli Enterotoksigenik dan Escherichia coli Enterohemoragik. Jadi adanya Escherichia coli dalam air minum menunjukkan bahwa air minum tersebut pernah terkontaminasi kotoran manusia. Klasifikasi Escherichia coli menurut Songer dan Post (2005) : Kingdom : Bacteria Filum : Proteobacteria Kelas : Gamma Proteobacteria O rdo : Enterobacteriales Famili : Enterobacteriaceae Genus : Escherichia
Gambar 2.1. Escherichia coli
Spesies: Escherichia coli
www.bacteriairphotos.com
Bakteri Escherichia coli digunakan secara efektif sebagai indikator kualitas air selama beberapa tahun di Eropa dan terakhir dalam peraturan air minum di Amerika sebagai indikator spesifik dalam kontaminasi fekal (Toranzos, 2002). Pelezar (1958) menyatakan bakteri Escherichia coli dan kelompok bakteri coli lainnya hampir memenuhi persyaratan sebagai indikator pencemaran tinja yang dapat diandalkan. Menurut Imamuddin (1999), apabila densitas Escherichia coli dalam suatu perairan relatif banyak, maka peluang keberadaan organisme patogen dan pencemar di perairan tersebut juga tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Kelompok bakteri coli adalah bakteri pencemar yang hidup pada air kotordan dan digunakan sebagai jasad indikator di dalam substrat air yang banyak mempunyai persamaan sifat. Escherichia coli dapat dijadikan indikator adanya jasad patogen di dalam air (Suriawiria 1993). Bakteri E.coli juga paling banyak digunakan sebagai indikator sanitasi. Bakteri ini bersifat patogen karena dapat menyebabkan infeksi pada usus manusia dan hewan. Tingginya kandungan bakteri E.coli pada sumur terjadi karena jarak sumur dan septic tank berdekatan dengan jarak kurang dari 10 meter (Trisnawulan, 2007).
E. Uji Bakteriologis Air Minum Uji bakteriologis Escherichia coli dalam sampel air digunakan metode tabung fermentasi MPN (Most Probable Number) yang meliputi tes pendugaan (presumptive test), tes penegasan (comfirmed test) dan tes pelengkap (completed test). MPN merupakan modifikasi dari metode presence absece. Jika pada presence absence hanya digunakan satu sampel, maka pada MPN digunakan pada berbagai tabung dengan jumlah sampel yang diencerkan. Hasil positif dan negatif dari tiap tabung dapat digunakan untuk menghitung jumlah koloni mikroorganisme. Perhitungannya dapat digunakan tabel yang bisa didapatkan pada metode standard (Pelczar dan Chan, 2006). Selain itu dilakukan serangkaian uji identifikasi bakteri Escherichia coli menurut karakteristiknya. Uji identifikasi dilakukan dengan menggunakan beberapa reagen dan media khusus. Uji bakteri dalam perairan dilakukan dengan tahap-tahap uji bakteriologis, yakni : 1. uji pendugaan 2. uji penegasan 3. uji pelengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
1. Uji Pendugaan Pada tahap uji pendugaan, dilakukan untuk menduga ada tidaknya bakteri dengan menggunakan tabung yang dapat menghasilkan gas dalam masa inkubasi. Uji dinyatakan positif bila terlihat gas dalam tabung Durham. Tabung yang memperlihatkan gas diuji lebih lanjut dengan uji penegasan. Uji pendugaan ini merupakan uji biokimia untuk menemukan bakteri dengan medium spesifik. Medium ini dapat membuktikan reaksi positif dalam bentuk gas apabila ada spora Escherichia coli berdasarkan kontrol positif ATCC E.coli 25922 (Hansen, 1984).
2. Uji Penegasan Pada uji penegasan dilakukan untuk menegaskan bahwa hasil dari uji pendugaan terbentuk disebabkan oleh bakteri Escherichia coli dan bukan disebabkan oleh kerja sama beberapa spesies sehingga menghasilkan gas. Uji penegasan menggunakan media spesifik yang diinokulasikan dengan teknik pour plate dari setiap tabung pengenceran. Media ini dapat membuktikan reaksi positif apabila ditemukan koloni Escherichia coli dalam bentuk koloni yang berwarna hijau berdasarkan kontrol positif ATCC E.coli 25922 (Taylor, 1961).
3. Uji Pelengkap Uji pelengkap dilakukan untuk membuktikan koloni yang menunjukkan ciri-ciri morfologi sebagai kelompok bakteri Escherichia coli. Hasil dari uji penegasan setelah diinkubasikan pada suhu 350 C selama 48 jam, kemudian diinokulasikan pada gelas benda dan dilakukan pengecatan gram, lalu diamati dibawah mikroskop. Untuk menentukan koloni bakteri Escherichia coli dengan menyatakan kebenaran hasil harus disesuaikan dengan kontrol positif ATCC E.coli 25922 (Taylor, 1961).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
F. Persyaratan Kualitas Air Minum Persyaratan kualitas air minum yang layak menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 Tanggal 19 April 2010. Tabel 2.2. Parameter Persyaratan Wajib No. 1
Jenis Parameter
Satuan
Kadar maksimum
Jenis parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan a)
Parameter Mikrobiologi 1) Escherichia coli
/100 ml sampel
0
2)
/100 ml sampel
0
Bakteri Coliform
b)
2
Kimia An-Organik 1) Arsen 2) Fluorida 3) Total Kromium 4) Kadmium 5) Nitrit (sebagai NO2-) 6) Nitrat (sebagai NO3-) 7) Sianida 8) Selenium Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan a) Parameter Fisik 1) Bau 2) Warna 3) TDS 4) Kekeruhan 5) Rasa 6) Suhu b) Parameter Kimiawi 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10)
Alumunium Besi Kesadahan Khlorida Mangan pH Seng Sulfat Tembaga Amonia
mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l
TCU mg/l NTU o
C
mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l
0,01 1,5 0,05 0,003 3 50 0,07 0,01
tidak berbau 15 500 5 tidak berasa suhu udara ± 30 0,2 0,3 500 250 0,4 6,5 – 8,5 3 250 2 1,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
G. Kerangka Berpikir Pencemaran dalam suatu lingkungan dapat terjadi akibat kondisi lingkungan yang buruk, misalnya dari aktivitas manusia di lingkungan tersebut. Bentuk aktivitas yang sering dijumpai yaitu seperti MCK (mandi, cuci dan kakus), mencuci baju, mencuci piring. Kegiatan semacam ini akan menghasilkan limbah yang sebagian besar bercampur dengan air tanah. Sehingga air tanah akan dapat dipengaruhi oleh sifat-sifat biologi, kimia dan fisika yang akan menyebabkan tingginya zat-zat pencemar. Tingginya zat-zat pencemar dapat mengindikasi hadirnya bakteri pencemar yang hidup pada air yang kotor, misalnya bakteri golongan coli. Golongan bakteri coli dapat digunakan sebagai jasad indikator di dalam substrat air. Menurut Suriawiria (1993), menyatakan bahwa Escherichia coli dapat dijadikan indikator adanya jasad patogen di dalam air. Sifat-sifat bakteri golongan coli antara lain bakteri gram negatif berbentuk batang, tidak membentuk spora dan mampu memfermentasikan kaldu laktosa pada temperature 37◦C dengan membentuk asam dan gas di dalam waktu 48 jam. Banyak sumur warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul berwarna kuning dan menimbulkan bau khas yang “amis”. Hal ini diduga mengandung cemaran kimia berupa besi (Fe). Beberapa sumur warga juga berdekatan dengan septick tank dengan jarak rata-rata 7 meter sampai 10 meter. Dengan jarak yang dekat seperti itu, diduga air sumur mengandung pencemaran biologis bakteri Escherichia coli. Kehadiran bakteri Escherichia coli dalam air sumur dapat disebabkan adanya cemaran dari tinja kotoran manusia ataupun hewan berdarah panas yang masuk ke dalam air sumur melalui resapan air tanah. Apabila pada air sumur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul ditemukan bakteri ini, maka bakteri Escherichia coli dapat dijadikan sebagai indikator adanya jasad-jasad patogen. Dasar pernyataan ini sesuai dengan Pelezar (1958) yang menyatakan, bahwa bakteri Escherichia coli dan kelompok bakteri coli lainnya hampir memenuhi persyaratan sebagai indikator pencemaran tinja yang dapat diandalkan.
H. Hipotesis Berdasarkan kerangka berpikir yang dikaitkan dengan landasan teori penelitian, air sumur warga Dusun Ngentak, Dasa Wisma RT 2, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul dapat dihipotesiskan sebagai berikut. 1. Air sumur yang berwarna kekuningan dan bau khas yang “amis” menunjukan adanya bahaya pencemaran kimia yang berupa besi (Fe). 2. Letak beberapa sumur yang berdekatan dengan septic tank, dapat diduga menyebabkan
pencemaran
biologis
bakteri
Escherichia
coli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Metode penelitian terdiri dari kata “methodolgy” yang berarti ilmu tentang jalan yang ditempuh untuk memperoleh pemahaman tentang sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya (Hatimah, 2007: 83). Beberapa aspek yang terdapat di dalamnya meliputi jenis penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, sampel penelitian, teknik pengolahan data serta analisis data. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian studi kasus.
B. Sampel Penelitian Sampel yang diambil berupa air sumur warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Sampel air sumur diambil secara stratified random sampling. Metode pengambilan sampel ini memperhatikan strata (tingkatan) dalam populasi dan memberikan pada tiap-tiap sampel punya peluang sama untuk diambil secara acak pada tiap kuadran, sehingga dapat terpilih sebagai sampel. Setelah mendapatkan jumlah total sampel sumur, kemudian memberikan penomoran pada masing-masing sumur di setiap kuadran. Teknisnya membuat lintingan kertas yang berisi nomor-nomor yang berjumlah sama dengan jumlah total nomor yang ditempel pada masing-masing kuadran. Setelah itu secara acak diambil lintingan kertasnya. Nomor kertas yang terambil merupakan nomor sampel dari tiap kuadran. Pengambilan air sampel dilakukan secara aseptis. Alat-alat seperti botol gelap, penutup botol, tali dan pemberat yang digunakan untuk mengambil sampel
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
air harus disterilkan terlebih dahulu. Pada saat pengambilan sampel, dengan membasahi alkohol 96 % terlebih dahulu di sekeliling mulut botol, lalu tutup botol dibuka, kemudian botol dimasukkan ke dalam sumur. Setelah itu, secepat mungkin botol kembali ditutup untuk mencegah kontaminasi dari luar.
C. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus 2013 hingga 20 September 2013. Tempat penelitian in situ akan dilaksanakan di wilayah Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Penelitian pemeriksaan laboratorium akan dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan Gading dan di Laboratorium Biologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Kampus III Paingan, Maguwoharjo, Sleman.
D. Alat dan Bahan Penelitian Penelitian ini menggunakan beberapa peralatan untuk memperoleh data. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain : 1. cawan petri
10. test-KIT
2. bunsen
11. pH meter
3. pipet ukur
12. spektrofotometer
4. tabung reaksi
13. turbidimeter
5. gelas benda
14. termometer
6. autoklaf
15. erlenmeyer
7. jarum ose
16. botol gelap
8. beker glass
17. mikroskop cahaya
9. ember
18. photometer wastewater
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Penelitian ini menggunakan beberapa bahan untuk memperoleh data. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain : 1. TBX (Trypton Bile-X Glucuronide)
6. cat gram B lugol’s iodine
2. aquades
7. cat garm C aceton-alkohol
3. alkohol 96%
8. cat gram D safranin
4. ECB (Escherichia coli Broth) 5. cat gram A Hucker’s cristal violet
E. Prosedur Kerja 1. Penelitian Pendahuluan Observasi objek dilakukan untuk memperoleh informasi tentang sumursumur yang akan diambil sampel airnya dan keadaan lingkungan sekitar sumur.
2. Sampling Pengambilan sampel air yang akan diteliti diambil dari 8 sumur. Jumlah sampel yang diambil dari jumlah total populasi sumur warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul.
3. Pengukuran Parameter Fisik dan Kimia a. Suhu Pengukuran suhu udara dilakukan in situ. Cara kerja untuk mengukur suhu sebagai berikut. 1. Gantungkan termometer di udara selama 5 menit 2. Ambil 1 ember air sumur 3. Benamkan termometer ke dalam air selama ± 5 menit 4. Amati skala Termometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
b. Kekeruhan Pengukuran kekeruhan berdasarkan pada prinsip persebaran sinar. Cara kerja untuk mengukur kekeruhan sebagai berikut. 1. Standarkan turbidimeter 2. Siapkan satu buah botol sampel air 3. Masukan tabung kuvet yang berisi 25 ml air sampel 4. Amati skala dalam turbidimeternya
c. Bau, Rasa dan Warna Untuk pengukuran bau, rasa dan warna dilakukan in situ. Dilakukan dengan pengambilan sampel dan pengukuran dilakukan secara fisiologis.
d. Pengukuran pH Pengukuran pH dilakukan in situ. Cara kerja untuk mengukur derajat pH sebagai berikut. 1. Ambil 1 ember air sumur 2. Celupkan alat pH meter elektrik ke dalam sampel air sumur 3. Biarkan selama ± 5 menit dan amati skala pH meternya
e. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen/ DO) Pengukuran DO dilakukan in situ. Cara kerja untuk mengukur Oksigen Terlarut sebagai berikut. 1. Ambil 1 ember air sumur 2. Celupkan alat DO meter ke dalam sampel air sumur 3. Biarkan selama ± 5 menit 4. Amati skala DO meternya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
f. Ammonia Pengukuran amonia dilakukan di Laboratorium Biologi. Cara kerja untuk mengukur amonia sebagai berikut. 1. Ambil 10 ml sampel 2. Masukkan ke dalam tabung reaksi Photometer Wastewater 3. Biarkan selama ± 5 menit dan amati skalanya g. Nitrit (NO2) Pengukuran nitrit dilakukan di Laboratorium Balai Kesehatan Gading. Cara kerja untuk mengukur nitrit sebagai berikut. 1. Ambil 50 ml sampel 2. Masukan ke dalam Erlenmeyer 100 ml 3. Tambahkan 2 ml reagen warna 4. Tunggu paling lama 10 menit dan tidak lebih dari 2 jam 5. Masukkan ke dalam kuvet pada spektrofotometer 6. Ukur serapannya pada panjang gelombang spektrum h. Nitrat (NO3) Pengukuran nitrat dilakukan di Laboratorium Balai Kesehatan Gading. Cara kerja untuk mengukur nitrat sebagai berikut. 1. Ambil 10 ml sampel dan masukan ke dalam gelas piala 100 ml 2. Tambahkan 2 ml NaCl 30% dan 10 ml H2SO4 95% 3. Dikocok hingga homogen 4. Tambahkan 0,5 larutan Brusin-Asam Sulfanilat 5. Rendam dalam air sampai temperatur kamar 6. Masukkan ke dalam kuvet pada Spektrofotometer 7. Ukur serapannya pada panjang gelombang spectrum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
i. Alkalinitas Pengukuran alkalinitas dilakukan in situ. Cara kerja untuk mengukur alkalinitas sebagai berikut. 1. Ambil sampel sebanyak 5ml 2. Tetesi phnolftelein sebanyak 1 tetes 3. Campur perlahan sampai larutan berubah menjadi warna pink/merah 4. Suntikkan HI 3811-0 secara perlahan 5. Kocok sampai warna larutan menjadi pudar 6. Amati skala pada suntikan lalu hasil dikali 300 j. Iron (Fe) Pengukuran iron dilakukan in situ. Cara kerja untuk mengukur Iron (Fe) sebagai berikut. 1. Ambil 10 ml sampel 2. Beri HI 3834 kemudian dikocok 3. Masukkan dalam komprator selama 4 menit dan amati skalanya k. Hardness (Kesadahan) Pengukuran hardness dilakukan in situ. Cara kerja untuk mengukur kesadahan sebagai berikut. 1. Ambil 5 ml sampel dan tetesi buffer sebanyak 5 tetes 2. Campurkan perlahan dan tetesi calmagite indicator sebanyak 1 tetes hingga berwarna merah keunguan 3. Suntikkan HI 3812 secara perlahan sambil dikocok hingga berwarna biru 4. Amati skala yang ada pada suntikan kemudian hasil dikali 300
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
4. Pembuatan Media Pembuatan media tanam untuk bakteri dilakukan di laboratorium Balai Kesehatan Gading. Pembuatan media dilakukan dengan cara aseptis. Media-media yang dibuat adalah : a. Escherichia coli Broth (ECB). Cara pembuatannya sebagai berikut. 1. Masukkan sebanyak 40 g ECB dalam 1 liter aquadest 2. Larutkan tanpa pemanas 3. Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 ml yang dilengkapi tabung Durham 4. Sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 100ºC selama 30 menit 5. Dinginkan segera sampai suhu 25 oC
b. TBX (Trypton Bile-X Glucuronide). Cara pembuatannya sebagai berikut. 1. Sebanyak 1 g TBX, masukkan dalam 1 liter aquadest 2. Larutkan dengan pemanas 3. Dinginkan segera sampai suhu 37 oC. 4. Siapkan cawan petri untuk teknik spread plate dan pour plate 5. Uji Parameter Biologis Dalam pemeriksaan bakteri Escherichia coli ini menggunakan metode MPN (Most Probable Number). Tahapan-tahapan uji bakteriologis ini sebagai berikut, yakni : a. uji pendugaan b. uji penegasan c. uji pelengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
a. Uji Pendugaan Beberapa teknik dalam uji pendugaan dengan kontrol positif E.coli 25922 dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut, yakni : 1. Inokulasikan 1 ml sampel air ke dalam medium fermentasi laktosa Escherichia coli Broth dengan pengenceran cair 10x secara aseptis 2. Inkubasikan pada temperatur 44o C selama 48 jam 3. Hasil positif adanya E.coli ditandai dengan kekeruhan pada medium pengenceran dan terbentuknya gas
b. Uji Penegasan Cara mengetahui morfologi koloni bakteri pada cawan petri menggunakan teknik Streak Plate dengan kontrol positif ATCC E.coli 25922, dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut. 1. Inokulasikan sampel pada cawan petri berisi medium TBX (Trypton Bile-X Glucuronide) 2. Inokulasi dengan teknik streak plate menggunakan jarum ose 3. Inkubasikan pada suhu 44oC selama 24 jam 4. Hasil positif ditandai dengan munculnya koloni hijau Cara mengetahui morfologi koloni bakteri pada cawan petri menggunakan teknik Pour Plate, dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut. 1. Masukan 1 ml sampel ke dalam cawan petri steril 2. Tuangkan medium TBX (Trypton Bile-XGlucuronide) pada cawan petri 3. Inokulasi dengan teknik poor plate 4. Inkubasikan pada suhu 44oC selama 24 jam 5. Hasil positif ditandai dengan munculnya koloni berwarna hijau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
c. Uji Pelengkap Teknik dalam uji pelengkap pada pengecatan gram dengan kontrol positif E.coli 25922, dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut. 1. Siapkan gelas benda 2. Bersihkan dengan alkohol 3. Lewatkan di atas nyala lampu spritus 4. Ambil secara aseptik satu ose suspensi isolat bakteri 5. Letakkan pada gelas benda lalu dikering-anginkan 6. Isolat difiksasi dengan melewatkannya di atas nyala api lampu spritus 7. Tetesi dengan cat Gram A (Hucker’s crystal violet) 8. Diamkan selama 1 menit 9. Cuci preparat dengan air mengalir dan dikering-anginkan, 10. Tetesi preparat dengan larutan mordan Gram B (lugol’s iodine) 11. Diamkan selama 1 menit 12. Cuci preparat dengan air mengalir dan dikering-anginkan 13. Tetesi larutan peluntur Gram C (aceton-alcohol) 14. Diamkan 30 detik 15. Cuci preparat dengan air mengalir dan 16. Preparat dikering-anginkan 17. Beri cat penutup Gram D (safranin) selama 2 menit. 18. Cuci preparat dengan air mengalir dan dikering-anginkan. 19. Amati dengan mikroskop cahaya 20. Hasil positif bakteri gram negatif akan berwarna merah sedangkan bakteri gram positif akan tampak berwarna violet-biru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
d. Bagan Teknik Isolasi Bakteri Escherichia coli SAMPEL A SAMPEL B
SAMPEL C SAMPEL D
SAMPEL E SAMPEL F
SAMPEL G SAMPEL H
PENGENCERAN 10x UJI PENDUGAAN UJI PENEGASAN
UJI PELENGKAP
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi. Observasi ini berupa wawancara secara langsung dengan pemilik objek penelitian dan melihat secara langsung kondisi lingkungan. Kemudian dalam mendapatkan validitas data dilanjutkan pada uji kualitas air secara fisik, kimia dan biologi. Uji kualitas air ini berupa pengukuran dan pengamatan berdasarkan tabel parameter kualitas air minum.
G. Analisis Data Dalam menganalisis data pada penelitian ini menggunakan 2 metode yang berbeda. Metode-metode yang digunakan sebagai berikut. 1. Analisis data untuk parameter biologis dengan metode MPN (Most Probable Number. Tujuan metode ini adalah untuk mengetahui jumlah bakteri yang terdapat dalam sampel uji. 2. Analisis data pada uji parameter fisika dan parameter kimia dengan menggunakan metode pendekatan induktif dari hasil pengukuran dan pengamatan. Tujuan dari metode ini adalah mengambil kesimpulan dari data-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
data yang bersifat khusus, yang diperoleh dari fakta atau peristiwa yang konkrit (Sutrisno, 1986). Data yang diperoleh dari pengamatan dan pengukuran dibuat dalam bentuk diagram batang kemudian dibandingkan dengan baku mutu air minum sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 serta dikaitkan dengan teori-teori, jurnal dan penemuan yang nyata yang disajikan secara dekriptif.
H. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian studi kasus ini yaitu Test-KIT, Photometer Wastewater, Turbidimeter, Spektrofotometer, Termometer air, Mikroskop Cahaya, pH meter, DO meter dan table data. Instrument penelitian yang digunakan memiliki ketentuan sebagai berikut. 1. Test-KIT dengan merk HANNA INSTRUMENT type HI3817 2. Photometer Wastewater dengan merk HANNA INSTRUMENT type HI83214 3. Turbidimeter dengan merk HACH type 2100N 4. Spektrofotometer dengan merk ZIMADZU type 1700 5. Termometer air type 1 per 1 oC 6. pH meter dengan merk HANNA INSTRUMENT type HI98107 7. DO meter dengan merk HANNA INSTRUMENT type HI9142 Tabel data yang digunakan sebagai acuan untuk mendata hasil uji dari setiap parameter yang diukur. Tabel data disesuaikan dengan pedoman Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
Tabel 3.1. Data Pengukuran Parameter Uji Air Sumur Jenis Parameter
Satuan
a) Parameter Fisik 1) Bau 2) Warna 3) Kekeruhan
NTU
4) Rasa 5) Suhu
o
C
b) Parameter Kimiawi 1) Besi
mg/l
2) Kesadahan
mg/l
3) pH 4) Amonia
mg/l
5) Nitrat (sebagai NO3-)
mg/l
6) Nitrit (sebagai NO2-)
mg/l
c) Parameter Biologis 1) E.coli
/ 100 ml sampel
Kadar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
I.
Tabel 3.2 Agenda Pelaksanaan Penelitian BULAN 1
2
3
MINGGU
MINGGU
MINGGU
1 Penelitian pendahuluan
Uji Parameter Fisik Dan Parameter Kimia Pembuatan Media Agar Uji Parameter Biologis Pembuatan Tabel Parameter dan Pengambilan Data
Analisis Data Penyusunan Naskah Skripsi
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Berdasarkan pengukuran parameter fisik, kimia dan biologis dari sampel air sumur warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, diperoleh hasil pada tabel-tabel berikut. Tabel 4.1. Hasil uji parameter fisik (lampiran 1)
Sampel NO
Parameter Fisika A
B
C
D
E
F
G
H
1
Bau
+
+
+
+
+
+
+
+
2
Rasa
+
+
+
+
+
+
+
+
3
Warna
kuning bening
kuning keruh
kuning bening
kuning keruh
kuning keruh
kuning bening
kuning bening
kuning bening
4
Kekeruhan (NTU)
32,0
20,0
12,7
18,6
14,2
15,6
10,0
6,4
5
Suhu
29oC
28,5o 29oC C
28oC
28oC
29oC
28,5o C
29oC
Keterangan : Tanda (+) pada bau menunjukan bahwa air tersebut memiliki bau, seperti bau amis. Tanda (+) pada rasa menunjukan bahwa air tersebut memiliki rasa. Tanda (-) menunjukan bahwa sampel tidak memiliki bau dan rasa.
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
Tabel 4.2. Hasil uji parameter kimia (lampiran 2)
No
Sampel
Parameter Kimia A
B
C
D
E
F
G
H
1
Besi (mg/L)
2
1
3
3
2
1
1
1
2
Kesadahan (mg/L)
180
270
960
120
150
360
180
60
3
DO (mg/L)
7
6
9
8
7
8
8
12
4
Alkalinitas (mg/L)
300
900
600
450
300
600
600
150
5
pH
8,0
7,9
7,8
8,0
7,8
7,9
8,0
7,9
6
Amonia (mg/L)
-
-
-
-
-
-
-
-
7
Nitrit(NO2) (mg/L)
0,003
0,302
0,003
0,106
0,084
0,020
0,018
0,003
8
Nitrat(NO3 ) (mg/L)
1,418
3,380
0,022
3,444
1,285
0,084
0,138
1,368
Keterangan : Tanda (-) pada amonia menunjukan bahwa air tersebut tidak mengandung amonia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Tabel 4.3. Hasil pengukuran uji parameter biologis (lampiran 3)
Jumlah bakteri Escherichia coli per 100ml sampel No
Parameter Biologi
A
B
C
D
E
F
G
H
1
Replikasi 1
0
0
0
2
0
2
0
0
2
Replikasi 2
0
0
0
2
0
2
0
0
3
Replikasi 3
0
0
0
2
0
2
0
0
Rata-rata
0±0
0±0
0±0
2±0 0±0 2±0 0±0 0±0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
B. Pembahasan Pengukuran parameter fisik, kimia dan biologis dari sampel A, sampel B, sampel C, sampel D, sampel E, sampel F, sampel G dan sampel H menunjukkan hasil dengan angka yang bervariasi. Hasil penelitian dapat dianalisa lebih lanjut secara deskriptif dengan mengacu pada baku mutu air minum Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010.
1. Bau Bau merupakan parameter penting dalam kualitas air minum. Secara fisik, bau pada air dapat dirasakan dengan indera pembau. Dari hasil pengujian sampel air pada sumur A, sumur B, sumur C, sumur D, sumur E, sumur F, sumur G dan sumur H dapat dinyatakan bahwa air dari setiap sumur mempunyai bau yang khas seperti terlihat pada tabel 4.1 yang menunjukan tanda positif. Bau yang timbul dapat terjadi karena kadar besi (Fe) yang tinggi di dalam air sumur sehingga menimbulkan bau. Hasil analisis secara langsung (in situ ) terhadap semua lokasi secara kualitatif berbau amis. Hasil analisis tersebut memperlihatkan bahwa pada setiap sumur, mempunyai bau yang tidak memenuhi persyaratan baku mutu air minum Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010.
2. Rasa Pada rasa dan bau mempunyai keterkaitan yang erat. Rasa dan bau pada air biasanya terjadi bersama-sama. Hal ini terjadi karena adanya rasa dan bau dapat disebabkan oleh beberapa bahan organik yang membusuk, tipe-tipe mikrobia tertentu, organisme mikroskopik, persenyawaan kimia berupa zat aktif. Namun,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
intensitas bau dan rasa tergantung pada lingkungan, sehingga hasil yang diperoleh tidak mutlak (Sutrisno, 1991) Secara fisik, air dapat dirasakan oleh lidah. Rasa pada air menandakan terjadinya percemaran tertentu dalam air, meski tidak ada satuan pengukurnya. Dari hasil pengujian sampel air pada sumur A, sumur B, sumur C, sumur D, sumur E, sumur F, sumur G dan sumur H diperoleh hasil positif, karena air sumur mempunyai rasa seperti yang ditunjukan dalam tabel 4.1. Menurut ketentuan tentang baku mutu air minum dari Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010, air sumur yang diteliti mempunyai rasa. Jadi, hal ini tidak memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan. . 3. Warna Air sumur yang berwarna kuning bening maupun berwarna kuning keruh dapat sebagai petunjuk, bahwa air sumur tersebut mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan yang sekaligus mempengaruhi nilai estetika pada air. Warna pada air biasanya dipengaruhi oleh masuknya zat terlarut yang datang dari asal sumber air baku seperti unsur kimia organik dan anorganik. Unsur kimia tersebut dapat diakibatkan oleh kadar besi (Fe) yang tinggi dalam air sumur, sehingga air dapat berwarna kuning (World Poultry, Vol 25 No. 3, 2009) Dari hasil pengamatan secara in situ, seperti (pada tabel 4.1), semua sampel uji berwarna kuning (lampiran 4). Dapat terlihat bahwa pada air sumur A berwarna kuning bening, pada air sumur B berwarna kuning keruh, pada air sumur C berwarna kuning bening, pada air sumur D berwarna kuning keruh, pada air sumur E berwarna kuning keruh, pada air sumur F berwarna kuning bening, pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
air sumur G berwarna kuning bening, dan pada air sumur H berwarna kuning keruh. Hasil pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa warna pada air sumur diakibatkan oleh kadar besi yang tinggi dari lahan di sekitar sumur maupun dalam sumur. Sehingga ketika ada resapan air yang masuk ke dalam sumur, unsur besi (Fe) dapat ikut masuk dan bercampur dengan air yang ada di sumur. Dari data yang diperoleh, air pada sumur-sumur yang diteliti tidak memenuhi persyaratan baku mutu air minum yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 karena mempunyai warna.
4. Kekeruhan Kekeruhan pada air sumur menunjukkan bahwa air mempunyai kandungan partikel dan bahan tersuspensi yang tinggi, sehingga memberikan warna atau rupa air yang kotor (APHA, 1976; Davis dan Cornwell, 1991 dalam Effendi 2003). Hasil pengukuran menggunakan alat turbidimeter di laboratorium (lampiran 5), menunjukan tingkat kekeruhan sampel A sebanyak 32,0 NTU, sampel B sebanyak 20,0 NTU, sampel C sebanyak 12,7 NTU, sampel D sebanyak 18,6 NTU, sampel E sebanyak 14,2 NTU, sampel F sebanyak 15,6 NTU sampel G sebanyak 10,0 NTU, dan sampel H sebanyak 6,4 NTU (lihat diagram 4.1.4). Menurut Yusup (2012), kekeruhan dapat terjadi akibat kehadiran zat organik yang terurai secara halus, jasad-jasad renik, lumpur, tanah liat dan zat koloid. Menurut Slamet (1996), banyaknya zat padat tersuspensi akan mendukung perkembangbiakan bakteri. Semakin jernih air maka akan menghambat perkembangbiakan bakteri yang mungkin ada dalam air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Diagram 4.1.4. Tingkat Kekeruhan 35
32
30
NTU
25
sampel A 20
15
sampel B
18.6
20 12.7
14.2
15.6
sampel C 10
10
6.4
5
sampel D
5 0
Jenis Sampel Berdasarkan hasil yang ditunjukan diagram 4.1.4 semua sampel yang diuji mempunyai tingkat kekeruhan tidak memenuhi baku mutu air minum dari Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 karena melebihi batas persyaratan yang hanya 5 NTU. Hal ini disebabkan oleh sumbangan dari berbagai senyawa organik seperti bakteri dalam air sumur tersebut serta senyawa anorganik yang berasal dari pelapukan dan logam di dalam air sumur yang bercampur dengan air dan menyebabkan kepadatan partikel-partikel di dalam sumur semakin rapat.
5. Suhu Menurut Odum (1971) dalam Sundra (1997), fluktuasi suhu perairan diakibatkan oleh komposisi substrat, kekeruhan, curah hujan, angin dan reaksireaksi kimia dari penguraian sampah di dalam air. Hasil pengukuran suhu secara langsung di lapangan (in situ) menggunakan termometer, untuk semua sampel air tidak didapatkan hasil dengan perbedaan fluktasi suhu yang sangat mencolok dengan rentan perbedaan 0,5 oC – 1 oC seperti yang ditunjukan pada diagram 4.1.5. Suhu pada sampel A sebesar 29oC, sampel B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
sebesar 28,5oC, sampel C sebesar 29oC, sampel D sebesar 28oC, sampel E sebesar 28oC, sampel F sebesar 29oC, sampel G sebesar 28,5oC, sampel H sebesar 29oC. Dari delapan sampel air sumur, didapatkan rata-rata suhu sebesar 28,6 oC.
Diagram 4.1.5. Suhu 30.5 30
Derajat Celcius
30 29.5 29
29
29
29
29 28.5
28.5
28.5 28
28
28
sampel A sampel B sampel C sampel D sampel E
27.5 27
Jenis Sampel Menurut persyaratan baku mutu air minum sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010, derajat maksimun untuk suhu berkisar antara 26 oC - 30 oC. Jadi suhu dari setiap masing-masing sampel air sumur serta rata-rata suhunya dapat dikatakan sudah memenuhi persyaratan baku mutu air minum karena suhu tidak di bawah maupun di atas standar. Hal ini dapat disebabkan oleh musim, curah hujan dan iklim yang masih normal, sehingga tidak terjadi peningkatan maupun penurunan suhu yang signifikan.
6. Besi (Fe) Besi (Fe) merupakan elemen yang banyak terdapat di batuan dan merupakan salah satu elemen kimia yang dapat ditemui hampir pada setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geologi dan semua badan air (Toth, 1984 dalam Kodoatie, 1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Hasil pemeriksaan in situ terhadap kandungan kadar besi (Fe) menggunakan test-KIT (iron test), pada air sumur di Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul (lampiran 6) menunjukkan kandungan besi (Fe) yang masih tinggi. Kadar besi (Fe) air sumur pada sampel A sebanyak 2 mg/l, kadar besi sampel B sebanyak 1 mg/l, kadar besi sampel C sebanyak 3 mg/l, kadar besi sampel D sebanyak 3 mg/l, kadar besi sampel E sebanyak 2 mg/l, kadar besi sampel F sebanyak 1 mg/l, kadar besi sampel G sebanyak 1 mg/l, kadar besi sampel H sebanyak 1 mg/l. (lihat diagram 4.2.1)
Diagram 4.2.1. Besi (Fe) 3.5
3
3
3
mg/l
2.5
sampel A 2
sampel B
2
2 1.5
sampel C 1
1
1
1
1
sampel D 0.3
0.5 0
Jenis Sampel Tingginya kadar besi (Fe) yang larut dalam air sumur ini menimbulkan permasalahan seperti timbulnya noda pada pakaian putih. Pakaian yang berwarna putih akan mudah menjadi kekuning-kuningan apabila sering dicuci menggunakan air sumur tersebut. Kondisi ini terjadi karena pakaian yang telah dicuci yang kemudian di jemur masih memiliki kandungan air sumur yang masih menetes, sehingga konsentrasi besi (Fe) dari air tersebut akan mengalami kontak dengan udara sekitar. Menurut Degreemont (1991), menyatakan bahwa reaksi udara yang mengandung oksigen dengan air yang mengandung konsentrasi Fe tinggi akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
menghasilkan endapan berwarna kekuning-kuningan. Rumus kimia dari reaksi tersebut, yaitu 4 Fe2+ + O2 + 8 OH- + 2 H2O → 4 Fe (OH)3. Reaksi ini menunjukkan permasalahan hingga menimbulkan noda kuning pada pakaian. Hal ini dapat diantisipasi dan diminimalkan dengan cara memeras pakaian hingga benar-benar tidak ada sisa-sisa air yang menetes sebelum dijemur. Sehingga tidak ada kesempatan terjadinya kontak antara udara dengan air saat dijemur. Perubahan pada air sumur yang mengandung kadar besi (Fe) yang tinggi dan menjadi berwarna kuning bening maupun kuning keruh disebabkan oleh adanya kontak antara (Fe2+) dalam air dengan udara sekitar lingkungan. Hal ini sependapat dengan Said (2002), yang menyatakan bahwa perubahan kondisi air yang semula jernih menjadi keruh dan beberapa saat dibiarkan akan menjadi kekuning-kuningan merupakan pertanda bahwa air tanah mengandung besi (Fe) dengan konsentrasi yang tinggi. Pendapat ini diperkuat dari hasil pelatihan yang dikeluarkan oleh Akademi Teknik Thirta Wiyata (2003), yang menyatakan bahwa air tanah umumnya mempunyai konsentrasi karbondioksida yang tinggi yang dapat menyebabkan kondisi anaerobik sehingga menyebabkan konsentrasi besi dalam bentuk tidak larut akan tereduksi menjadi besi (Fe2+) yang larut dalam air. Hal ini menyebabkan kandungan besi (Fe) dalam air sumur menjadi tinggi. Apabila air diambil keluar dan terkena udara, lama-kelamaan akan bereaksi lalu menghasilkan endapan berwarna kuning. Hal lain yang dapat menyebabkan air berwarna kuning adalah kehadiran bakteri besi yang menyukai air dengan kandungan kadar Fe2+ yang tinggi. Bakteri besi ini dapat memanfaatkan Fe2+ sebagai energi untuk pertumbuhannya sehingga menyebabkan endapan berwarna kekuning-kuningan pada air. Timbulnya endapan pada air sumur warga di Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, baik di sekeliling sumur dekat pipa serta pada saringan-saringan air dapat disebabkan oleh kumpulan bakteri besi jenis Crenotrix dan Galionella. Sehingga penurunan kualitas air yang meliputi bau, rasa dan warna pada air sumur juga dapat disebabkan oleh bakteri besi ini. Kondisi ini sesuai dengan hasil pelatihan yang diadakan oleh Yayasan Pendidikan Tirta Dharma (2002), yang menyatakan bahwa timbulnya endapan kuning di dalam pipa disebabkan oleh kumpulan bakteri besi yang hidup di dalam pipa, sehingga mengurangi kualitas air pada bau dan rasa. Permasalahan lain yang juga dijumpai adalah dalam pemenuhan kebutuhan air bersih untuk minum. Berdasarkan diagram 4.2.1, diketahui bahwa kadar besi yang terkandung dalam sampel air sumur melebihi batas persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang baku mutu air minum yang hanya 0,3 mg/l. Masyarakat setempat yang menggunakan sumber air sumur untuk memenuhi kebutuhannya sering mengeluh dengan kondisi airnya, yakni air sumur yang ada apabila baru saja dipompa sangat jernih, tetapi setelah dibiarkan beberapa waktu akan berubah menjadi kuning keruh. Adapun yang dilihat secara fisik kondisi airnya berwarna kuning dari sumurnya. Air sumur ini dimanfaatkan oleh beberapa warga yang kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mencuci, mandi dan memasak. Namun, air sumur yang dikonsumsi dengan kandungan besi yang tinggi dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti memasak dan minum, belum dirasa memberikan dampak buruk bagi kesehatan warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Hal ini diduga karena pengaruh tingginya kadar besi (Fe) yang masuk ke dalam tubuh tidak dapat dirasakan secara langsung melainkan pengaruhnya dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
dirasakan ketika terjadi akumulasi kandungan besi dalam tubuh. Hal ini sesuai dengan pernyataan Slamet (1996) dalam bukunya yang berjudul Kesehatan Lingkungan yang menyebutkan bahwa meskipun kadar besi (Fe) diperlukan bagi tubuh dengan dosis yang tinggi lalu terakumulasi di dalam tubuh dapat merusak dinding usus dan dinding kapiler darah yang dapat menyebabkan kematian.
7. Kesadahan Kesadahan air disebabkan oleh adanya Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dari dalam air tersebut. Air yang mempunyai tingkat kesadahan tinggi sangat merugikan karena dapat menimbulkan korosi pada alat yang terbuat dari besi. Pada pengukuran kesadahan menggunakan test-KIT (hardness test). Pengukuran pada air sumur warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul (lampiran 7) mempunyai tingkat kesadahan yang bervareasi. Pada sampel A sebesar 180 mg/l, pada sampel B sebesar 270 mg/l, pada sampel C sebesar 960 mg/l, pada sampel D sebesar 120 mg/l, pada sampel E sebesar 150 mg/l, pada sampel F sebesar 360 mg/l, pada sampel G sebesar 180 mg/l, pada sampel H sebesar 60 mg/l(lihat diagram 4.2.2).
Diagram 4.2.2. Kesadahan 1200 960
1000
sampel A sampel B
mg/l
800 600
500
200
sampel D
360
400
270 180
120
150
0
Jenis Sampel
sampel C
sampel E
180 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Pada diagram 4.2.2 menunjukkan tingkat kesadahan pada sampel C mempunyai nilai yang tertinggi dari semua sampel air sumur yaitu dengan angka 960 mg/l. Nilai kesadahan ini melampaui syarat baku mutu air minum yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 yang kadar maksimumnya hanya 500 mg/l. Nilai kesadahan yang bervareasi ini diduga diakibatkan oleh kontak air dengan tanah dan pembentukan batuan kapur akibatnya sabun yang digunakan sulit berbusa. Hal ini disesuaikan dengan pernyataan Brown (1987) dalam Effendi (2003), yakni bahwa kesadahan air berkaitan erat dengan kemampuan air membentuk busa. Semakin besar kesadahan air, semakin sulit bagi sabun untuk membentuk busa karena terjadi presipitasi. Busa tak dapat terbentuk sebelum semua kation pembentuk kesadahan dapat mengendap. Endapan yang terbentuk dapat menyebabkan pewarnaan pada bahan yang dicuci. Pada kondisi ini, air dapat mengalami pelunakan atau penurunan kesadahan yang disebabkan oleh sabun. Apabila dipanaskan dapat menimbulkan endapan atau kerak pada alat pemanas.
8. DO (Dissolved Oxygen) Oksigen terlarut atau DO merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi yang menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam air. Berdasarkan hasil pengukuran dan pengamatan secara in situ menggunakan alat DO meter pada sumur warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul (lampiran 8) menunjukkan kadar oksigen terlarut yang cukup tinggi, yaitu berkisar antara 6 – 12 mg/l (lihat tabel 4.2.3). Pada sampel A sebesar 7 mg/l, pada sampel B sebesar 6 mg/l, pada sampel C sebesar 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
mg/l, pada sampel D sebesar 8 mg/l, pada sampel E sebesar 7 mg/l, pada sampel F sebesar 8 mg/l, pada sampel G sebesar 8 mg/l, pada sampel H sebesar 12 mg/l. Tingginya oksigen terlarut pada air sumur warga ini dipengaruhi oleh tekanan, iklim, ketinggian tempat dan suhu, karena wilayah dari sumur warga ini tidak jauh dari pantai. Kedekatan dengan pantai menyebabkan daerah tersebut kaya akan oksigen di udara bebas, sehingga ketika suhu turun dan tekanan naik maka semakin banyak oksigen yang larut di dalam air sumur tersebut. Kejadian ini dapat disesuaikan dengan pustaka Fardiaz (1992), yang menyatakan bahwa semua gas di atmosfir larut dalam air, tetapi oksigen dikelompokkan sebagai gas yang mempunyai tingkat kelarutan rendah, karena secara kimia tidak bereaksi dengan air dan kelarutannya sebanding dengan tekanan parsial. Rata-rata kandungan oksigen terlarut untuk semua sampel sumur yang diteliti adalah 7,5 mg/l. Sebagai air sumur, nilai ini sudah dikategorikan lebih baik dibandingkan air permukaan meskipun tidak ada dalam persyaratan baku mutu air minum yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010. Hal ini disesuaikan dengan pustaka Purnama (1997) yang menyatakan bahwa semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan bahwa air memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air telah tercemar. Pernyataan ini didukung, berdasarkan kriteria mutu air PP RI Nomor 82 Tahun 2001, persyaratan untuk air permukaan dianjurkan ≥ 4 mg/l.
9. Alkalinitas Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan jumlah ion karbonat dan bikarbonat yang mengikat logam golongan alkali tanah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
pada perairan tawar. Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai pH larutan (Alaerts & Ir. S. Sumetri. S). Berdasarkan hasil pengukuran dan pengamatan secara in situ di Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul (lampiran 9) menunjukkan tingkat alkalinitas yang cukup mencolok dari tiap-tiap sampel (lihat tabel 4.2.3). Pada sampel A sebesar 300 mg/l, pada sampel B sebesar 900 mg/l, pada sampel C sebesar 600 mg/l, pada sampel D sebesar 450 mg/l, pada sampel E sebesar 300 mg/l, pada sampel F sebesar 600 mg/l, pada sampel G sebesar 600 mg/l, pada sampel H sebesar 150 mg/l. (lihat tabel 4.2.4). Kadar dari sampel B, sampel C, sampel F dan sampel G menunjukkan nilai yang tinggi dan melebihi nilai alkalinitas alami yang baik untuk air minum yaitu melebihi 500 mg/l CaCO3 dan melebihi nilai alkalinitas optimal pada nilai 90-150 ppm. Kadar untuk alkalinitas dengan nilai alami dan nilai optimal ini tidak tercantum dalam persyaratan baku mutu air minum yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010. Tingginya alkalinitas ini diduga disebabkan oleh kandungan logam dalam air.
10. pH pH merupakan parameter yang menyatakan intensitas kemasaman atau alkalinitas dari suatu cairan yang encer, dan mewakili konsentrasi hidrogen ionnya. pH juga merupakan parameter penting dalam analisis kualitas air karena pengaruhnya terhadap proses-proses biologis dan kimia di dalamnya (Chapman, 2000). Derajat keasaman air minum harus netral, tidak boleh bersifat asam maupun basa. Air murni memiliki pH normal 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Hasil pengukuran menggunakan pH meter (lampiran 10), dapat dilihat pada tabel 4.2.5 untuk nilai pH pada masing-masing sampel uji. Pada sampel A dengan nilai 8, pada sampel B dengan nilai 7,9, pada sampel C dengan nilai 7,8, pada sampel D dengan nilai 8, pada sampel E dengan nilai 7,8, pada sampel F dengan nilai 7,9, pada sampel G dengan nilai 8, pada sampel H dengan nilai 7,9. Air yang memiliki pH lebih rendah dari pH normal akan bersifat asam sedangkan air yang memiliki pH lebih besar dari pH normal akan bersifat basa. Air dengan pH tinggi (basa) mengakibatkan daya bunuh klor terhadap mikroba berkurang, dan sebaliknya air dengan pH rendah (asam) cenderung meningkatkan korosi (Yani et al., 1994).
Diagram 4.2.5. pH 8.6
8.5 sampel A
8.4
mg/l
8.2
sampel B 8
8
8
8
7.9
7.9 7.8
7.8
7.8
7.9
sampel C sampel D
7.6 7.4
Jenis Sampel Dari hasil pengukuran dan pengamatan secara in situ, didapatkan rata-rata pH dengan nilai 7,9. Jadi, apabila pH digolongkan akan lebih cenderung ke pH yang bersifat basa yang rendah. Sehingga sangat baik untuk pertumbuhan bakteri. Namun, apabila dibandingkan dengan persyaratan baku mutu air minum sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010, dapat disimpulkan bahwa dari setiap masing-masing sampel sudah mempunyai kadar pH yang layak sebagai air minum. Berdasarkan persyaratan yang ditetapkan ini, pH air minum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
pada masing-masing air sumur warga di Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul masih tergolong netral karena berkisar 6,5-8,5. Hal ini diduga dapat disebabkan oleh kandungan mineral yang cukup tinggi dalam air.
11. Amonia Unsur N sebagai salah satu unsur makro yang penting dibutuhkan untuk petumbuhan suatu organisme. Di dalam perairan, kebanyakan senyawa-senyawa nitrogen dijumpai dalam bentuk senyawa organik dan anorganik (Mahida, 1997). Berdasarkan hasil pengukuran dan pengamatan kandungan amonia dari air sumur warga di Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul yang dilakukan di laboratorium menggunakan Photometer Wastewater (lampiran 11), semua sampel nilainya 0 mg/l. Namun,hasil tersebut bukan berarti di dalam air sumur sama sekali tidak terdapat kandungan ammonia. Kandungan amonia diukur dengan hasil 0 mg/l ini diduga dapat terjadi karena proporsi senyawa-senyawa organik di dalam air sumur sangat sedikit, sehingga pada proses penguraian oleh bakteri pada senyawa-senyawa tersebut tidak membutuhkan waktu yang lama untuk teroksidasi menjadi nitrit dan nitrat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Saeni (1989) yang menyatakan bahwa nitrogen dalam air akan berupa nitrogen organik dan nitrogen amonia di mana proporsinya tergantung degradasi bahan organik yang berlangsung. Senyawa nitrogen organik dapat ditransformasi menjadi nitrogen amonia dan dioksidasi menjadi nitrogen nitrit dan nitrat dalam sistem biologis mahluk hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Setiap masing-masing sampel sudah mempunyai kadar amonia yang layak sebagai air minum. Hal ini karena ammonia pada semua sampel dapat dikategorikan mempunyai nilai dibawah kadar yang ditentukan. Sehingga sesuai dengan persyaratan baku mutu air minum yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 yang mana kadar maksimum yang diperbolehkaan untuk amonia sebesar 1,5 mg/l.
12. Nitrit (NO2) Kadar nitrit pada perairan relatif kecil karena segera dioksidasi menjadi nitrat. Menurut, Eilbeck, WJ dan Mattock (1992), nitrit merupakan turunan dari amonia. Dari amonia ini, oleh bantuan bakteri Nitrosomonas sp, diubah menjadi nitrit. Nitrit biasanya tidak bertahan lama dan biasanya merupakan keadaan sementara dari proses oksidasi antara amonia dan nitrat. Keadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya proses biologis dari perombakan bahan organik dengan kadar oksigen terlarut yang sangat rendah. Hasil pengukuran kandungan nitrit menggunakan alat spektrofotometer di laboratorium, dapat dilihat pada diagaram 4.2.7. Pada sampel A sebanyak 0,003 mg/l, pada sampel B sebanyak 0,302 mg/l, pada sampel C sebanyak 0,003 mg/l, pada sampel D sebanyak 0,106 mg/l, pada sampel E sebanyak 0,084 mg/l, pada sampel F sebanyak 0,02 mg/l, pada sampel G sebanyak 0,018 mg/l, pada sampel H sebanyak 0,003 mg/l. Nilai-nilai ini sesuai dengan kandungan amonianya, karena hampir mendekati 0 mg/l. Berdasarkan pernyataan Melanby (1972) di dalam Sundra (1997), bahwa senyawa nitrit dalam jumlah tertentu ( < 1 mg/l ), sangat berguna untuk pertumbuhan tubuh, terutama untuk mahluk nabati perairan. Akan tetapi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
kandungan nitrit dalam jumlah berlebihan, maka di dalam tubuh dapat sebagai racun yang dapat membentuk methemoglobin (hemoglobin yang tidak mampu mengikat oksigen), sehingga hemoglobin di dalam darah tak dapat mengedarkan oksigen yang diperlukan oleh tubuh. Pembentukan methemoglobin dapat mengakibatkan methemoglobinemia. Apabila methemoglobin ini terjadi pada bayi, maka akan tampak tubuhnya yang berwarna biru, yang dikenal dengan penyakit sebagai blue baby disease.
Diagram 4.2.7. Nitrit (NO2) 3.5
3
3
sampel A
mg/l
2.5
sampel B
2 sampel C
1.5 1 0.5
sampel D 0.302 0.003
0.003 0.106 0.084
0.02
0.018 0.003
0
Jenis Sampel Kadar nitrit (NO2) dari semua sampel air sumur warga di Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul ini tidak melampaui kadar batas maksimum yang diperbolehkan menurut persyaratan baku mutu air minum yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010. Kadar yang diperoleh dari tiap-tiap sumur tidak lebih dari 3 mg/l. Jadi kadar nitrit dalam setiap sampel air sumur yang diteliti dianggap tidak membuat pencemaran. Sehingga tidak dikawatirkan akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan, terutama penyakit blue baby disease.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
13. Nitrat Senyawa nitrat (NO3) merupakan produk akhir hasil oksidasi zat bernitrogen. Nitrat dibutuhkan dalam jumlah lebih besar dari nitrit untuk keperluan biologis dan nutrien tubuh (Dahuri et al., 1993). Berdasarkan hasil pengukuran nitrat (NO3) menggunakan spektrofotometer di laboratorium tidak menunjukkan adanya perbedaan yang mencolok dari setiap sampel (lihat tabel 4.2.8).
Diagram 4.2.8. Nitrat (NO3) 60
mg/l
50 50
sampel A
40
sampel B
30
sampel C
20 10
sampel D 1.418
3.38
0.022
3.444 1.285 0.084 0.138 1.368
0
Jenis Sampel Berdasarkan tabel 4.2.8, menunjukkan nilai untuk kandungan nitrat (NO3) pada setiap sampel. Pada sampel A sebanyak 1,418 mg/l, pada sampel B sebanyak 3,380 mg/l, pada sampel C sebanyak 0,022 mg/l, pada sampel D sebanyak 3.444 mg/l, pada sampel E sebanyak 1,285 mg/l, pada sampel F sebanyak 0,084 mg/l, pada sampel G sebanyak 0,138 mg/l, pada sampel H sebanyak 1,368 mg/l. Kandungan nitrat (NO3) pada setiap sampel menunjukkan nilai yang tergolong masih rendah, dan tidak melebihi standar baku mutu air minum sesuai yang ditetapkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 dengan kadar maksimum 50 mg/l. Jadi, pada setiap sampel tidak melebihi kadar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
tersebut dan kandungan ini tidak dikawatirkan akan menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan
14. Bakteri Escherichia coli Apabila densitas E.coli dalam suatu perairan relatif banyak, maka peluang keberadaan organisme patogen dan pencemar di perairan tersebut juga tinggi (Imamuddin, 1999). Escherichia coli dapat dijadikan indikator adanya jasad patogen di dalam air (Suriawiria 1993). Bakteri ini bersifat patogen karena dapat menyebabkan infeksi pada usus manusia dan hewan. Escherichia coli yang hidup di dalam air dapat dianalisis keberadaannya. Pada uji pendugaan (gambar 4.3.2) digunakan ECB. ECB merupakan uji biokimia yang mampu menumbuhkan bakteri E.coli. Bakteri ini memanfaatkan laktosa yang ada dalam media sebagai sumber nutrisi. Hasil positif yang ditunjukan dalam media ECB ini adalah terbentuknya gelembung gas pada tabung Durham terbalik.
Gambar 4.3.2. Uji pendugaan Hasil pengamtan dari inokulasi pada medium ECB ini ada 2 tabung (tabung D dan F) yang menunjukan terbentuknya gelembung gas pada tabung Durham terbalik. Hal ini diduga ada bakteri E.coli pada tabung D dan tabung F. Kontrol positif yang digunakan adalah ATCC E.coli 25922.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Untuk membuktikan bahwa hasil uji pendugaan bukan dari hubungan antara dua organisme yang dapat menghasilkan gas pada tabung Durham, maka dilakukan isolasi kembali pada medium isolasi yang lebih spesifik yaitu TBX, dari setiap tabung pengenceran. Pada medium ini mengandung senyawa kromogenik X-glucuronide (5-bromo-4-chloro-3-indolyl-beta-D-glucuronide). Glucuronidase, yang merupakan enzim spesifik intraseluler Escherichia coli, sehingga dapat memisahkan ikatan antara kromofor dan glucuronide. Kromofor yang terlepas akan memberikan warna hijau atau biru yang menunjukan cirri morfologi Escherichia coli. Kromofor ini bersifat tidak larut sehingga tidak dapat keluar dari dalam sel. Uji ini sebagai uji penegasan.
Gambar 4.3.3. Uji penegasan
Gambar 4.3.4 sampel D dan sampel F
Pada uji penegasan (gambar 4.3.3) digunakan medium TBX. Hasil analisis dari isolasi pada sampel A,B,C,E,G,H tidak menunjukan hasil positif karena tidak ditandai tumbuhnya koloni berwarna hijau. Sedangkan isolat dari sampel D dan F yang ditunjukan pada (gambar 4.3.4) ditandai tumbuhnya koloni bakteri berwarna hijau. Hasil uji penegasan ini memperkuat hasil uji pendugaaan. Kontrol positif yang digunakan adalah ATCC E.coli 25922. Setelah dilakukan uji penegasan, maka dilanjutkan dengan uji pelengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Pada uji pelengkap dilakukan pengecatan gram seperti pada (gambar 4.3.5.) Hasil pengecatan gram pada isolat sampel D dan F menunjukan bahwa keduanya memiliki sifat gram negatif dan selnya berbentuk batang. Hasil ini ditunjukan (gambar 4.3.6). Jika dibandingkan dengan kontrol positif ATCC E.coli 25922 diperoleh sifat gram dan bentuk yang sama.
Gambar 4.3.5. Uji pelengkap
Gambar 4.3.6 Gambar E.coli (D dan F)
Pengamatan bakteri dengan uji MPN Escherichia coli di atas dapat dilihat pada diagram 4.3.1 Pada sampel air sumur A,B,C,E,G,H tidak mengandung bakteri Escherichia coli, sedangkan pada sampel D dan F memiliki kandungan bakteri Escherichia coli sebanyak 2 koloni /100 ml sampel. Adanya bakteri ini mengindikasi bahwa sumur D dan F tercemar bakteri pathogen. Analisa
mikrobiologi
dilakukan
berdasarkan
organisme
petunjuk
(indicator organism) terhadap pencemaran air. Dalam hal ini yang sering digunakan adalah bakteri. Jika dalam air minum ditemukan adanya bakteri, hal ini mengindikasikan bahwa air tersebut tercemar oleh bakteri Escherichia coli atau kemungkinan mengandung bakteri patogen (Alaerts dan Santika, 1987). Berdasarkan diagram 4.3.1. ditunjukan bahwa ada 2 air sumur yang terkontaminasi bakteri Escherchia coli. Sehingga pada 2 sumur D dan F tidak memenuhi persyaratan standar baku mutu air minum yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010. Syaratnya standar baku mutu air minum yang ditetapkan per 100 ml sampel untuk air yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
diminum adalah tidak mengandung bakteri Escherichia coli. Sedangkan sumur lain sudah memenuhi syarat untuk uji parameter biologis.
Diagram 4.3.1. Escherichia coli 2.5 2
sampel A
2
/100 ml
2 sampel B
1.5
sampel C
1
sampel D
0.5 0
0
0
0
0
0
0
0
Jenis Sampel Pencemaran bakteri Escherichia coli pada sumur D dan F dapat diakibatkan jarak sumur dengan septick tank berdekatan dan mempunyai struktur tanah yang buruk, sehingga memudahkan bakteri Escherichia coli masuk ke dalam air sumur. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ririn Prajawati (2008) yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara letak sumur dan sumber pembuangan yang menyebabkan kualitas air menurun. Apabila warga tidak menderita penyakit diare, berarti air yang dikonsumsi bukan dari sumur yang mengandung Escherichia coli.
C. Aplikasi Penelitian Sebagai Sumber Pembelajaran Biologi Berbagai aspek mengenai pencemaran lingkungan merupakan salah satu bentuk materi yang layak untuk diperhatikan dalam bidang pendidikan. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan secara maksimal sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan pengetahuan. Salah satu cara untuk menyajikan hasil penelitian ini yaitu sebagai bahan dalam pembelajaran biologi SMA terutama dalam materi pencemaran lingkungan. Penyajian materi dalam meningkatkan pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
mengenai pencemaran lingkungan dilakukan dengan menyusun suatu sub materi khusus pada Standar Kompetensi 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem di SMA kelas X semester II (Silabus Pembelajaran terlampir dilampiran 12). Tujuan kegiatan pembelajaran dengan pemberian materi khusus yaitu siswa diharapkan memperoleh materi pembelajaran yang bersifat kontekstual. Pendalaman materi tersebut dapat diaplikasikan dengan metode praktikum pada Kompetensi Dasar 4.1 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan/ pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan (RPP terlampir dilampiran 13). Banyak SMA di Yogyakarta yang mempunyai alat dan bahan yang memadai dalam menguji kualitas air. Pengujian kualitas air, khususnya pada air sumur dapat dikerjakan dengan mengacu pada lembar kerja siswa (LKS terlapir dilampiran 14). Pengaplikasian metode praktikum untuk SMA kelas X khususnya di wilayah Yogyakarta dapat diterapkan dengan model pendekatan Discovery. Pendekatan dengan metode Discovery ini akan lebih memudahkan guru dalam mengajak siswa untuk memahami setiap acara praktikum. Pada metode Discovery ini, guru cukup menuntun siswa untuk menemukan permasalahan-permasalahan pencemaran lingkungan, lalu dituntun untuk menganalisa penyebab masalah tersebut dapat terjadi sehingga siswa dapat menarik hipotesis, dengan demikian siswa dapat menemukan solusi untuk menjawab hipotesis (Lembar Pengamatan Diskusi dan Penilaian Laporan terlampir dilampiran 15). Proses belajar seperti ini lebih memudahkan siswa memahami materi pencemaran lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut. 1.
Seluruh kualitas air sumur warga Dasa Wisma RT 2, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul masih buruk sebagai air minum. Hal ini disebabkan oleh pencemaran fisika pada bau, warna, rasa dan kekeruhan serta pencemaran kimia pada kandungan besi (Fe) yang tinggi.
2.
Berdasarkan nilai MPN (Most Probable Number) dari 8 sampel air sumur terdapat 2 sampel yaitu pada air sumur D dan air sumur F warga Dusun Ngentak, Dasa Wisma RT 2, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul mengandung pencemaran biologis bakteri Escherichia coli dalam 100 ml sampel.
3.
Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Kesehatan
No.
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang baku mutu air minum, dapat dikatakan bahwa air sumur warga di Dusun Ngentak, Dasa Wisma RT 2, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul tidak layak untuk di konsumsi.
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
B.
Saran Adapun saran-saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan ini. Saran-
saran tersebut sebagai berikut. 1.
Dianjurkan kepada warga untuk mengupayakan tindak lanjut dalam memperbaiki kondisi lingkungan yang masih buruk. Sebagai contoh pengadaaan sistem resapan air yang baik, untuk mencegah resapan berbagai macam zat pencemar yang masuk dalam air sumur dan membuat jarak yang jauh antara sumur dengan septick tank.
2.
Perlunya dilakukan pengolahan air pada sumur dengan pembuatan saringan air menggunakan pasir dan jenis batuan yang berguna untuk mengurangi tingginya kadar besi (Fe).
3.
Pengetahuan mengenai pencemaran lingkungan, diharapkan dapat disusun sebagai materi khusus dalam pembelajaran di sekolah, khususnya di SMA mengenai jenis-jenis pencemaran di sekitar lingkungan hidup sehingga dapat dimanfaatkan oleh siswa sebagai materi pembelajaran yang bersifat kontekstual karena pencemaran lingkungan tidak jarang ditemui.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Akademi Teknik Tirta Wiyata, 2003. Pelatihan Kualitas Air. Magelang. Alaerts, G. dan Sumetri, S., (1987). Metode Penelitian Air. Surabaya : Usaha Nasional. America Public Health Association (APHA). 1995. Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater. Washington, D.C. Arikunto dan Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek Edisi Ke 3. Jakarta : Rineke Cipta. Budiana, I N. 1997. Analisis Kualitas Air Sumur Dalam di Wilayah Kelurahan Kuta, Kabupaten Badung. Jurusan Biologi, Fak. MIPA-UNUD, Denpasar. Dahuri et al., 1993. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir Dan Lautan Secara Terpadu, Cetakan kedua. Jakarta : Penerbit Pradnya Paramita. Degreemont. 1991. Water Treatment Handbook. Sixth Edition, Volume 1. Paris : Lavoisier Publishing. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Cetakan Kelima. Yogyakarta : Kanisius. Eilbeck, W. J. & Mattock, G. 1992. Chemical Processess in Wastewater Treatment. Chicester : Ellis Howard Ltd. Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Hansen, 1984. Microbiology: A Laboratory Manual. Proc Natl Acad Sci USA 93:14978–14983. Hatimah, 2007. Strategi dan Metode Pembelajaran. Hal 83. Bandung : Andira. Imamuddin, A. 1999. Sikkim Manipal University of Health, Medical and Technological Sciences. Qatar : Department in Gas Operating Company Ltd. Jeannin, A., et al. (2005). Advances In Experimental Medicine And Biology. Philadelphia : University of Penssylvania. Kodoatie, J. 1996. Pengantar Hidrologi. Edisi 1, Cet. 1. ANDI Yogyakarta : Yogyakarta Kompas 23 November 2011. Menanggulangi Masalah Ketersediaan Air Bersih dan Sanitasi di Indonesia. Kementrian Kesehatan 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 Kusnaidi. 2010. Mengolah Air Kotor Untuk Air Minum. Jakarta : Penebar Swadaya Lay BW. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: PT Raja Orafindo Persada. Mahida, U. N. 1997. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Mahida, U.N., 1984, Pencemaran air dan Pemanfaatan Limbah Industri, Kata Pengantar Otto Soemarwoto. Jakarta : Penerbit CV. Radjawali. Mahida. 1981. Water Pollution and Disspossal of Waste Water on Land. Publishing Company Limited. Masudah, H. 2003. Electrification of An Elastic Sphere by Repeated Impacts on A Metal Plate. Journal of Physics D., Applied Physics. Mulia, R.M. 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu Odum, E. P. 1971. Fundamental Of Ecology Third Edition. Philadelphia : Toronto W.B. Sounder Company. Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Tj. Samigan. [Penerjemah]; Srigandono [Editor]. Terjemahan dari: Fundamental of Ecology. Yogyakarta : Gajah Mada Press. Pelezar, M. dan Chan. (1988). Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor No. 492/Menkes/Per/IV/2010, Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. PP RI Nomor 82 Tahun 2001. Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Presiden Republik Indonesia Prajawati, R. 2008. Hubungan Konstruksi Bangunan di Lingkungan. Jakarta : Penebar Swadaya. Purnama, H. 1997. Reduction Technologies for Ex-situ. University of Engineering and Technology Lahore Razif. 2001. Pengolahan Air Minum. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Saeni, M.S 1991. Dampak Pada Kualitas Air. Bogor : PPLH Lembaga Penelitian IPB. Saeni, M.S. 1989. Kimia Lingkungan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Bogor : Ditjen Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati Institut Pertanian Bogor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 Said, N. I. 1999. Kesehatan Masyarakat dan Teknologi Peningkatan Kualitas Air. Jakarta : Direktorat Teknologi Lingkungan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Said, N. I. 2002. Kualitas Air Minum dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. cet. pertama. Jakarta : Pusat Pengkajian Dan Penerapan Teknologi Lingkungan. Slamet, J. S. 1996. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Surabaya. Sundra, I K. 1977. Pengaruh Pengelolaan Sampah Terhadap Kualitas Air Sumur Gali di Sekitar TPA Sampah Suwung. Denpasar Bali : Sunu, P. 2000. Sundra, I.K, 2006. Kualitas Air Tanah di Wilayah PESISIR Kabupaten Badung. Jurnal Ilmu Lingkungan, Ecotrophic., ISSN 1907-5626. Suriawiria, U. 1993. Mikrobiologi Air dan Dasar-Dasar Pengolahan Buangan Secara Biologis. Bandung : Penerbit Alummni Suripin. (2002). Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta : Andi Yogyakarta. Sutrisno, H. 1986. “Metodologi Research 1. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM. Sutrisno, H. 1986. Metode Reserch. Jilid 3. Yogyakarta : Andi Offset. Taylor, 1961. Issouri Department of Natural Resources. E. coli Monitoring at The Lake of The Ozarks. Jefferson city : Missouri Department of Natural Resources. Trisnawulan, 2007. Analisis Kualitas Air Sumur Gali di Kawasan Pariwisata Sanur. Jur. Ecotrophic, Vol. 2: 1-9. Bali : Universitas Udayana. Toranzo, A. 2005. A review of the main bacterial fish diseases in marineculture systems. J Aqua 246: 37-61. Toth, J. 1984. The Role of Regional Gravity Flow in the Chemical and Thermal Evolution of Ground Water. America: American Conference on Hydrogeology. Woodcock, J.2013. Air Untuk Kehidupan. Dalam harian KOMPAS 14 Januari 2013 Yayasan Pendidikan Tirta Dharma, 2002. Pelatihan Operator IPA Penghilangan Besi dan Mangan. Modul IPA 009. Yogyakarta. Yuniar, M. 1997. Penurunan Kandungan Besi (Fe) Air Sumur dengan Multiple Tray Aerator. Skripsi. STTL Yogyakarta. Yusup, B. 2012. Petroleum Engineering Technology at College of the North Atlantic. Canada : Company Website
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 14 Lembar Kerja Siswa
66
LAMPIRAN
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1 Hasil Uji Parameter Fisika
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 2 Hasil Uji Parameter Kimia
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 3 Hasil Uji Parameter Biologi
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 4 Warna Air Sumur
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 5 Pengukuran Kekeruhan pada Sampel Air
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 6 Pengukuran Kadar Besi (Fe) pada Sampel Air
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 7 Pengukuran Kesadahan pada Sampel Air
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 8 Pengukuran Oksigen Terlarut dalam Sampel Air
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 9 Pengukuran Alkalinitas pada Sampel Air
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 10 Pengukuran pH pada Sampel Air
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 11 Pengukuran Amonia pada Sampel Air
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 12 Silabus Kegiatan Pembelajaran SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN
SEKOLAH
: SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
MATA PELAJARAN
: BIOLOGI
KELAS/SEMESTER
: X (SEPULUH)/II
STANDAR KOMPETENSI : 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem ALOKASI WAKTU
Kompetensi Dasar
4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan/ pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan
: 6
45 menit
Kompetensi Sebagai Hasil Belajar Mengidentifikasi tujuan berbagai aktivitas manusia
Mengidentifikasi dampak berbagai aktivitas manusia
Materi Pembelajaran Keseimbangan lingkungan
Aktivitas manusia dan dampaknya terhadap lingkungan
Kegiatan Pembelajaran Dikusi pengaruh aktivitas manusia terhadap lingkungan Diskusi tentang pencemaran lingkungan, sebab, dampaknya
Indikator
Penilaian
Menjelaskan penyebab pencemaran lingkungan
Laporan hasil eksperimen
Menyebutkan berbagai macam pencemaran di lingkungan
Uji kompetensi tertulis
Alokasi Waktu 4 45 menit
Sumber Belajar Buku kerja Biologi IB, Igm, Kristiyono. P.S, Esis Buku teks biologi X, Dyah Aryulina dkk, Esis, BAB XI
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 12 Silabus Kegiatan Pembelajaran Meneliti pengaruh zat pencemar terhadap organisme
Beberapa bahan pencemar dan dampaknya
Mengidentifikasi dampak berbagai zat pencemar terhadap lingkungan
Upaya pencegahan pencemaran lingkungan
Melakukan eksperimen tentang pencemaran
Mengidentifikasi berbagai tujuan aktivitas yang dilakukan manusia Mengidentifikasi berbagai dampak akibat aktivitas manusia
Instrumen Penilaian: 1. Lembar penilaian laporan praktikum 2. Soal uji kompetensi tertulis
Beberapa aktivitas manusia
Buku serta jurnal yang terkait
Meneliti pengaruh bahan pencemar terhadap lingkungan Menjelaskan dampak berbagai bahan pencemar terhadap lingkungan Mendeskripsikan upaya pencegahan pencemaran lingkungan
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP (RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN) SIKLUS 1 Sekolah
: SMA
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: X (Sepuluh)/ 2
Pertemuan
: -
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit (2 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem
B. Kompetensi Dasar 4.2. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan/ pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Kognitif a. Kognitif Produk Menyebutkan berbagai macam aktivitas yang dilakukan manusia Menjelaskan berbagai macam pencemaran di lingkungan Menjelaskan hubungan antara berbagai macam aspek pencemaran lingkungan Menjelaskan dampak berbagai bahan pencemar terhadap lingkungan Menjelaskan penyebab pencemaran pada air sumur Menggambarkan pengaruh air sumur yang tercemar terhadap kehidupan Mendeskripsikan upaya pencegahan pencemaran air sumur
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
b. Kognitif Proses Mengamati aktivitas yang dilakukan manusia Mengidentifikasi berbagai tujuan aktivitas yang dilakukan manusia Mengidentifikasi berbagai dampak dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia Mengamati pencemaran yang terjadi di lingkungan Mendiskusikan berbagai penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air sumur Mendiskusikan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran pada air sumur
2. Psikomotor Mencocokan gambar pencemaran lingkungan dengan faktor pencemarnya Mengisi tabel identifikasi penyakit yang terjadi akibat pencemaran air
3. Afektif a. Afektif Karakter Melakukan diskusi dengan serius dan teliti dalam mengerjakan LKS Disiplin dalam pengumpulan LKS Mengisi tabel identifikasi berbagai macam pencemaran pada air Afektif Sosial Bekerja sama dengan baik saat melakukan kerja kelompok Percaya diri dalam mengemukakan pendapat Memiliki toleransi tinggi terhadap pendapat teman Sopan dalam menyanggah pendapat teman saat diskusi Dapat bertanya akan hal-hal yang belum dipahami Memotivasi teman yang kurang aktif dalam berdiskusi
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
D. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif a. Kognitif Produk Secara mandiri siswa mampu meyebutkan berbagai macam aktivitas yang dilakukan manusia Dengan membaca buku siswa dapat menjelaskan berbagai macam pencemaran di lingkungan Dengan melihat gambar dan video, siswa dapat menjelaskan hubungan antara berbagai macam aspek pencemaran lingkungan Melalui praktikum dan diskusi, siswa dapat menyebutkan berbagai macam pencemaran yang terjadi di lingkungan Melalui pengamatan dan pengukuran, siswa dapat menjelaskan penyebab pencemaran pada air sumur Dengan melihat gambar dan video, siswa dapat menyebutkan berbagai penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air sumur Dengan membaca buku dan diskusi, siswa dapat menjelaskan upaya pencegahan pencemaran pada air sumur
b. Kognitif Proses Dengan observasi dan LKS, siswa dapat menyebutkan berbagai aktivitas yang dilakukan manusia Dengan wawancara dan LKS, siswa dapat menjelaskan berbagai macam tujuan aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Dengan gambar, video dan LKS, siswa dapat menjelaskan berbagai dampak dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Dengan pengamatan, siswa dapat menyebutkan pencemaran yang terjadi di lingkungan Dengan adanya praktikum dan diskusi, siswa dapat menyebutkan berbagai penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air sumur Dengan LKS, siswa dapat menjelaskan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran pada air sumur
2. Psikomotor Siswa dapat mencocokan gambar pencemaran lingkungan sesuai dengan faktor pencemarnya Siswa dapat mengisi tabel identifikasi penyakit yang terjadi akibat pencemaran air dengan memberikan alasanya.
3. Afektif a. Afektif Karakter Siswa mampu melakukan diskusi dengan serius dan teliti dalam mengerjakan LKS Siswa disiplin dalam mengumpulkan LKS Siswa serius dalam mengisi tabel identifikasi berbagai macam pencemaran pada air
b. Afektif Sosial Siswa mampu bekerja sama dengan baik saat melakukan kerja kelompok Siswa dapat percaya diri dalam mengemukakan pendapat Siswa mampu memiliki toleransi tinggi terhadap pendapat teman Siswa dapat bersikap sopan dalam menyanggah pendapat teman saat diskusi
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
84
Siswa dapat bertanya akan hal-hal yang belum dipahami Siswa mampu memotivasi teman yang kurang aktif dalam berdiskusi
E. Materi Ajar 1. Pencemaran lingkungan dan jenis – jenis pencemaran lingkungan 2. Aktivitas manusia dan dampaknya terhadap lingkungan 3. Pencemaran pada air sumur 4. Berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh air sumur yang tercemar 5. Upaya pencegahan pencemaran pada air sumur F. Model dan Metode Pembelajaran a. Model Pembelajaran
: pembelajaran kontekstual
b. Metode Pembelajaran
: diskusi, presentasi, pengamatan, praktikum, penugasan
G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I (2 x 45 menit) Kegiatan ( waktu ) Pendahuluan ( 10 menit )
Fase Kegiatan Guru dan Siswa Melakukan apersepsi, 1. Guru mengajukan pertanyaan dan menyampaikan tujuan dan meminta siswa menuliskan jawaban di memotivasi siswa papan tulis : “apa yang terlintas dipikiran kalian apabila mendengar kata pencemaran?” 2. Guru mengilustrasikan aktivitas manusia dengan berbagai kondisi lingkungannya.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Inti ( 65 menit )
Menyampaikan masalah
85
4. Guru menunjukan fenomena aktivitas manusia yang mengakibatkan pencemaran lingkungan lewat video. 5. Guru bertanya : “Mengapa apabila kita minum, biasanya memperhatikan warna airnya terlebih dahulu?” 6. Siswa memberikan tanggapan atas fenomena dan pertanyan yang telah dimunculkan guru.
Mengorganisasikan siswa 7. Guru meminta siswa membentuk dalam kelompok kelompok dan dari masing – masing kelompok mengambil jenis-jenis air yang sudah disediakan guru serta lembar LKS yang ada. Penyampaian Materi
8. Siswa mengamati secara fisik air yang ada 9. Siswa mendemonstrasikan kelompok dalam kelompok.
hasil
10. Siswa mempresentasikan hasil di kelas dan kelompok lain menanggapi. Evaluasi
11. Guru meminta beberapa siswa tunjuk jari untuk mengutarakan kesimpulan dari hasil presentasi. 12. Guru melengkapi jawaban diutarakan oleh siswa
Penutup ( 15 menit )
Penghargaan
yang
13. Guru memberikan penghargaan kepada setiap siswa yang aktif. 14. Guru mengajak siswa merangkum butir – butir pembelajaran dan mengajak siswa berefleksi atas hasil belajarnya. 15. Guru memberi tugas membaca buku, dan jurnal yang berhubungan dengan pencemaran pada air sumur 16. Guru membagi siswa dalam kelompok untuk melakukan praktikum di pertemuan berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
H. Alat / Bahan/ Sumber 1. Buku Kerja Biologi, Esis 2. Buku Biologi SMA kelas X, Esis, Bab VIII 3. Jurnal Pencemaran Lingkungan Pada Air I. Penilaian 1. Uji kompetensi tertulis 2. Tugas membuat artikel tentang pencemaran lingkungan
Mengetahui, Kepala SMA ……………………
………………,…………………20… Guru Mata Pelajaran Biologi
(_________________________) NIP/NIK : ....................................
(_________________________) NIP/NIK : ....................................
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP (RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN) SIKLUS II Sekolah
: SMA
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: X (Sepuluh)/ 2
Pertemuan
: -
Alokasi Waktu
: 4 x 45 menit (2 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem
B. Kompetensi Dasar 4.2. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan/ pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Kognitif a. Kognitif Produk Menyebutkan berbagai macam aktivitas yang dilakukan manusia Menjelaskan berbagai macam pencemaran di lingkungan Menjelaskan hubungan antara berbagai macam aspek pencemaran lingkungan Menjelaskan dampak berbagai bahan pencemar terhadap lingkungan Menjelaskan penyebab pencemaran pada air sumur Menggambarkan pengaruh air sumur yang tercemar terhadap kehidupan Mendeskripsikan upaya pencegahan pencemaran air sumur
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
b. Kognitif Proses Mengamati aktivitas yang dilakukan manusia Mengidentifikasi berbagai tujuan aktivitas yang dilakukan manusia Mengidentifikasi berbagai dampak dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia Mengamati pencemaran yang terjadi di lingkungan Mendiskusikan berbagai penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air sumur Mendiskusikan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran pada air sumur
2. Psikomotor Mencocokan gambar pencemaran lingkungan dengan faktor pencemarnya Mengisi tabel identifikasi penyakit yang terjadi akibat pencemaran air
3. Afektif a. Afektif Karakter Melakukan diskusi dengan serius dan teliti dalam mengerjakan LKS Disiplin dalam pengumpulan LKS Mengisi tabel identifikasi berbagai macam pencemaran pada air
b. Afektif Sosial Bekerja sama dengan baik saat melakukan kerja kelompok Percaya diri dalam mengemukakan pendapat Memiliki toleransi tinggi terhadap pendapat teman Sopan dalam menyanggah pendapat teman saat diskusi Dapat bertanya akan hal-hal yang belum dipahami Memotivasi teman yang kurang aktif dalam berdiskusi
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
D. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif a. Kognitif Produk Secara mandiri siswa mampu meyebutkan berbagai macam aktivitas yang dilakukan manusia Dengan membaca buku siswa dapat menjelaskan berbagai macam pencemaran di lingkungan Dengan melihat gambar dan video, siswa dapat menjelaskan hubungan antara berbagai macam aspek pencemaran lingkungan Melalui praktikum dan diskusi, siswa dapat menyebutkan berbagai macam pencemaran yang terjadi di lingkungan Melalui pengamatan dan pengukuran, siswa dapat menjelaskan penyebab pencemaran pada air sumur Dengan melihat gambar dan video, siswa dapat menyebutkan berbagai penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air sumur Dengan membaca buku dan diskusi, siswa dapat menjelaskan upaya pencegahan pencemaran pada air sumur
b. Kognitif Proses Dengan observasi dan LKS, siswa dapat menyebutkan berbagai aktivitas yang dilakukan manusia Dengan wawancara dan LKS, siswa dapat menjelaskan berbagai macam tujuan aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Dengan gambar, video dan LKS, siswa dapat menjelaskan berbagai dampak dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Dengan pengamatan, siswa dapat menyebutkan pencemaran yang terjadi di lingkungan Dengan adanya praktikum dan diskusi, siswa dapat menyebutkan berbagai penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air sumur Dengan LKS, siswa dapat menjelaskan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran pada air sumur
2. Psikomotor Siswa dapat mencocokan gambar pencemaran lingkungan sesuai dengan faktor pencemarnya Siswa dapat mengisi tabel identifikasi penyakit yang terjadi akibat pencemaran air dengan memberikan alasanya.
3. Afektif a. Afektif Karakter Siswa mampu melakukan diskusi dengan serius dan teliti dalam mengerjakan LKS Siswa disiplin dalam mengumpulkan LKS Siswa serius dalam mengisi tabel identifikasi berbagai macam pencemaran pada air
b. Afektif Sosial Siswa mampu bekerja sama dengan baik saat melakukan kerja kelompok Siswa dapat percaya diri dalam mengemukakan pendapat Siswa mampu memiliki toleransi tinggi terhadap pendapat teman Siswa dapat bersikap sopan dalam menyanggah pendapat teman saat diskusi
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siswa dapat bertanya akan hal-hal yang belum dipahami Siswa mampu memotivasi teman yang kurang aktif dalam berdiskusi
E. Materi Ajar 1. Pencemaran lingkungan dan jenis – jenis pencemaran lingkungan 2. Aktivitas manusia dan dampaknya terhadap lingkungan 3. Pencemaran pada air sumur 4. Berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh air sumur yang tercemar 5. Upaya pencegahan pencemaran pada air sumur F. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran
: pembelajaran kontekstual
Metode Pembelajaran
: diskusi, presentasi, pengamatan, praktikum, penugasan
G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan II (4 x 45 menit) Kegiatan ( waktu ) Pendahuluan ( 10 menit )
Fase Kegiatan Guru dan Siswa Melakukan apersepsi, 1. Guru mengajukan pertanyaan dan menyampaikan tujuan dan meminta siswa menuliskan jawaban di memotivasi siswa papan tulis : “apa yang terlintas dipikiran kalian apabila mendengar kata diare?” 2. Guru menunjukan video orang-orang yang terkena penyakit diare 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Inti ( 150 menit )
Menyampaikan masalah
92
4. Guru memunculkan fenomena atau fakta orang yang terkena penyakit akibat pencemaran yang terjadi di air. 5. Guru bertanya : “Apakah benar air yang berwarna kuning itu dapat dikategorikan air yang tercemar?” 6. Siswa memberikan tanggapan atas fenomena dan pertanyan yang telah dimunculkan guru.
Mengorganisasikan siswa 7. Guru membagikan Lembar kerja dalam kelompok Praktikum kepada siswa untuk memulai acara praktikum dalam menguji kualitas air sumur di dusun/kompleks rumah sekitar sekolah. Penyampaian Materi
8. Siswa melakukan pengamatan dan pengukuran terhadap kualitas air dengan alat-alat yang dibutuhkan sesuai ide-ide yang muncul. 9. Siswa mendemonstrasikan praktikum dalam kelompok.
hasil
10. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil praktikum di kelas dan kelompok lain menanggapi. Evaluasi
11. Guru meminta beberapa siswa tunjuk jari untuk mengutarakan kesimpulan dari hasil presentasi. 12. Guru melengkapi jawaban diutarakan oleh siswa
Penutup ( 20 menit )
Penghargaan
yang
13. Guru memberikan penghargaan kepada setiap siswa yang aktif. 14. Guru mengajak siswa merangkum butir – butir pembelajaran dan mengajak siswa berefleksi atas hasil belajarnya. 15. Guru memberi tugas siswa untuk membuat jurnal dari praktikum yang sudah dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
H. Alat / Bahan/ Sumber 1. 2. 3.
Buku Kerja Biologi, Esis Buku Biologi SMA kelas X, Esis, Bab VIII Jurnal Pencemaran Lingkungan Pada Air
I. Penilaian 1. Uji kompetensi tertulis
Mengetahui, Kepala SMA ……………………
………………,…………………20… Guru Mata Pelajaran Biologi
(_________________________) NIP/NIK : ....................................
(_________________________) NIP/NIK : ....................................
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 14 Lembar Kerja Siswa
94
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I
A. Judul : Pencemaran Lingkungan B. Tujuan : Mengetahui berbagai macam pencemaran lingkungan, aktivitas manusia dan kondisi lingkungan sekitar C. Bahan : Beberapa jenis air dengan sifat fisik yang berbeda D. Cara Kerja : 1. Perhatikan video yang ditayangkan. 2. Sebutkan pengaruh apa saja yang terjadi akibat aktivitas manusia. 3. Diskusikan dengan kelompok, mana sajakah aktivitas yang dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan dan merusak lingkungan. 4. Presentasikan hasilnya. E. Hasil Pengamatan : 1. Berbagai macam pencemaran, antara lain..... 2. Pengaruh aktivitas manusia yaitu……..dapat menyebabkan……. 3. Pencemaran lingkungan adalah……….....
F. Kesimpulan ............................................................................................................................ .............
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 14 Lembar Kerja Siswa
95
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS II
A. Judul : Pencemaran pada Air Sumur B. Tujuan : Mengetahui pencemaran pada air sumur dan berbagai macam penyakit yang mungkin terjadi serta upaya untuk mencegah terjadinya pencemaran C. Alat dan Bahan : Alat-alatnyanya meliputi cawan petri, test-KIT, bunsen, pH meter, pipet ukur, spektrofotometer, tabung reaksi, turbidimeter, gelas benda, thermometer, autoklaf, erlenmeyer, jarum ose, botol gelap, beker glass, mikroskop cahaya, ember, photometer wastewater. Bahan-bahannya meliputi air sumur, TBX (Trypton Bile-X Glucuronide), cat gram A Hucker’s cristal violet, cat gram B lugol’s iodine, aquades, cat garm C aceton-alkohol, alkohol 96%, cat gram D safranin, ECB (Escherichia coli Broth). D. Cara Kerja : 1. Perhatikan lembar kerja praktikum yang akan dilakukan. 2. Analisis minimal 3 parameter dari setiap jenis pencemaran yang meliputi pencemaran fisik, kimia dan biologis. 3. Diskusikan dengan kelompok. 4. Presentasikan hasilnya. E. Hasil Pengamatan : 1. Berbagai macam pencemaran pada air sumur, antara lain..... F. Pembahasan ............................................................................................................................. .............. G. Kesimpulan ....................................................................................................................... .................
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 15 Lembar Pengamatan Diskusi dan Penilaian Hasil Laporan 96
LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN DISKUSI NO
NAMA SISWA
ASPEK YANG DINILAI Inisiatif Kebenaran Kerjasama
*) Diisi dengan angka dengan rentang 1-5 1. sangat kurang 2. kurang 3. cukup 4. baik 5. baik sekali
Menghargai teman
RATA-RATA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 15 Lembar Pengamatan Diskusi dan Penilaian Hasil Laporan 97
LEMBAR PENILAIAN HASIL LAPORAN KELOMPOK 1 2 3 4 5
PRESENTASE SKOR
*) Presentase skor dihitung dengan menggunakan rumus Presentse skor = x 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 16 Kisi-Kisi Soal Evaluasi dan Soal Evaluasi
98
KISI-KISI SOAL EVALUASI Aspek Indikator
Menjelaskan penyebab pencemaran lingkungan Menyebutkan berbagai macam pencemaran di lingkungan Mengidentifikasi berbagai tujuan aktivitas yang dilakukan manusia Mengidentifikasi berbagai dampak akibat aktivitas manusia Meneliti pengaruh bahan pencemar terhadap lingkungan Menjelaskan dampak berbagai bahan pencemar terhadap lingkungan Mendeskripsikan upaya pencegahan pencemaran lingkungan
(C1) Pengetahuan B1
(C2) Pemahaman A1,B4
A2
B3
(C3) Penerapan
(C4) Analisis
B8 B9 A4
B5 A3
A5 B1,B10
B6,B7
(C5) Sintesis
(C6) Penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 17 Kisi-Kisi Soal Evaluasi dan Soal Evaluasi
SOAL EVALUASI A. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar! 1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan? 2. Sebutkan 3 parameter kualitas air dan contoh indikator pencemarannya! 3. Jelaskan pengaruh pencemaran air sumur terhadap kualitas hidup manusia! 4. Berikan contoh penyakit yang timbul karena bakteri patogen akibat polusi air! 5. Apa akibatnya jika kandungan besi (Fe) lebih dari kadar yang diperbolehkan?
B. Pilihalah satu jawaban yang paling tepat! 1. Perhatika pernyataan di bawah ini : i. Perubahan pH ii. Perubahan warna, bau dan rasa iii. Adanya endapan bahan-bahan kimia iv. Adanya bakteri Escherichia coli dalam air Pernyataan yang benar tentang ciri-ciri air tercemar adalah… A. i dan iv B. ii dan iv C. iii dan iv D. i dan iii E. semua benar 2. Apakah yang dimaksud dengan pencemaran biologis... A. Pencemaran air raksa di teluk minamata jepang B. Pencemaran mikroba yang menimbulkan penyakit. C. Pencemaran udara oleh gas buangan dari kendaraan bermotor. D. Pencemaran gas logam berat panas dari limbah pabrik E. Pencemaran kandungan Fe yang tinggi 3. Pencemaran air dapat dilihat dari ciri-cirinya baik secara fisika, biologi dan kimia. Ciri-ciri tersebut bila dilihat secara fisika antara lain..... A. Adanya perubahan pH B. Adanya perubahan suhu C. Adanya mikroorganisme di dalam air D. Adanya bahan kimia yang terlarut dalam air E. Adanya kandungan nitrat yang tinggi dalam air 4. Pengertian pencemaran air yang paling tepat adalah...
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 17 Kisi-Kisi Soal Evaluasi dan Soal Evaluasi
A. Masuknya makhluk hidup, zat dan energi yang berasal dari kegiatan manusia ke perairan B. Masuknya zat dan komponen lain ke perairan yang berasal dari industri sehingga tidak dapat digunakan C. Masuknya zat, energi dan makhluk hidup ke perairan yang menyebabkan berubahnya tatanan perairan akibat kegiatan manusia atau proses alam D. Masuknya makhluk hidup, zat dan energi serta komponen lainnya ke perairan sehingga tidak dapat digunakan E. Masuknya polutan cair ke dalam tanah 5. Besaran pH untuk air yang layak konsumsi adalah.... A. 0 B. < 7 C. >7 D. 7 E. 14 6. Pengelolaan air harus memenuhi syarat dari parameter kimia yaitu... A. Air bening dan tidak berasa dan suhunya berada di bawah suhu di luarnya B. Air bebas dari segala bakteri terutama bakteri phatogen C. Air minum harus menggunakan zat tertentu dalam jumlah tertentu. D. pH air harus dalam kondisi normal E. Kandungan Fe harus tinggi 7. Pengelolaan air harus memenuhi syarat fisik yaitu… A. Air bening dan tidak berasa dan suhunnya berada di bawah suhu di luarnya B. Air bebas dari segala bakteri terutama bakteri phatogen C. Air minum harus menggunakan zat tertentu dalam jumlah tertentu. D. pH air harus dalam kondisi normal E. Kandungan Fe harus tinggi 8. Manakah dari kegiatan berikut, yang merupakan kegiatan manusia yang dapat menimbulkan pencemaran air sumur… A. membuang sampah ataupun limbah di sungai B. mengurangi pemakaian bahan bakar fosil C. membakar sampah yang sudah menumpuk D. memakai bahan-bahan kimia untuk menjaga kebersihan air E. membuat septic tank dengan jarak yang jauh dari sumur
9. Penyebab munculnya penyakit diare pada penduduk adalah…
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 17 Kisi-Kisi Soal Evaluasi dan Soal Evaluasi
A. B. C. D. E.
Terbatasnya udara bersih Terbatasnya air bersih Terbatasnya persediaan makanan Terbatasnya tempat tinggal Terbatasnya air minum
10. Perhatikan pernyataan dibawah ini. i. Ganguan kesehatan ii. Menimbulkan keindahan lingkungan iii. Penurunan kualitas lingkungan iv. Meningkatnya daya tahan tubuh Dari pernyataan diatas, manakah yang merupakan dampak buruk dari air yang tercemar… A. i dan ii B. ii dan iv C. i dan iii D. iii dan iv E. semua benar
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 17 Kisi-Kisi Soal Evaluasi dan Soal Evaluasi
JAWABAN SOAL EVALUASI A. Kunci Jawaban 1. Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan komponen lain ke dalam air atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alami sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan kegunaannya.
2. Pengaruh pencemaran air sumur terhadap kualitas hidup manusia adalah masalah kesehatan. Air sumur yang tercemar dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan manusia. Apabila air sumur dikonsumsi secara terus menerus dan tidak memenuhi persyaratan, dapat dimungkunkan akan menimbulkan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. 3. Parameter fisika : bau, rasa, warna, suhu, kekeruhan. Parameter kimia : pH, nitrat, nitrit, ammonia, besi, alkalinitas. Parameter biologis : Escherichia coli, Entamoeba coli, Salmonella thyposa. 4. Beberapa penyakit yang timbul karena bakteri patogen dalam air yaitu Bakteri Vibrio cholerae dapat menyebabkan penyakit kolera. Bakteri Escherichia coli dapat menyebabkan penyakit diare/ disentri. Bakteri Salmonella typhi dapat menyebabkan penyakit thypus abdominale. Bakteri Salmonella paratyphi dapat menyebabkan penyakit parathypus. Bakteri Shigella dysenteriae dapat menyebabkan penyakit disentri. 5. Pengaruh tingginya kadar besi (Fe) yang masuk ke dalam tubuh tidak dapat dirasakan secara langsung melainkan pengaruhnya dapat dirasakan ketika terjadi akumulasi kandungan besi dalam tubuh. Akibatnya di dalam tubuh dapat merusak dinding usus dan dinding kapiler darah yang dapat menyebabkan kematian.
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 17 Kisi-Kisi Soal Evaluasi dan Soal Evaluasi
B. Kunci Jawaban 1. E 2. B 3. B 4. C 5. D 6. D 7. A 8. E 9. B 10. C
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 17 Dokumentasi Penelitian
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 17 Dokumentasi Penelitian
105