Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri KONTRIBUSI PEMBINAAN PROFESIONAL DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK TERHADAP KINERJA GURU PENJAS SMA/SMK/MA SE-KECAMATAN WATES KABUPATEN KEDIRI
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S-1) Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi pada Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusantara PGRI Kediri
Oleh
IKHLAS SETIA HARTANTO 11.1.01.09.1157
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015
Ikhlas Setia Hartanto | 11.1.01.09.1157 FKIP – Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ikhlas Setia Hartanto | 11.1.01.09.1157 FKIP – Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ikhlas Setia Hartanto | 11.1.01.09.1157 FKIP – Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri KONTRIBUSI PEMBINAAN PROFESIONAL DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK TERHADAP KINERJA GURU PENJAS SMA/SMK/MA SE-KECAMATAN WATES KABUPATEN KEDIRI IKHLAS SETIA HARTANTO 11.1.01.09.1157 FKIP-PENJASKESREK Dosen pembimbing 1: Drs. Setyo Harmono, M.Pd Dosen pembimbing 2: Ruruh Andayani Bekti, M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Kontribusi Pembinaan Profesional dan Kompetensi Pedagogik Terhadap Kinerja Guru Penjas SMA/SMK/MA Se-Kecamatan Wates Kabupaten Kediri. Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Nusantara PGRI Kediri. Latar belakang penelitian ini karena adanya permasalahan mendasar pada guru penjas SMA/SMK/MA se-Kecamatan Wates Kabupaten Kediri bahwa kinerja guru penjas mulai menurun performanya. Oleh karena itu, melalui pembinaan profesional guru dan kompetensi pedagogik guru diharapakan dapat meningkatkan kembali kinerja guru penjas. Ada beberapa hal yang berhasil di identifikasi sehubungan dengan konstribusi pembinaan profesional dan kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru penjas. Pertama, kurangnya pembinaan profesional yang dilakukan oleh guru itu sendiri dan kepala sekolah selaku pimpinan di seklahan tersebut sehingga membuat kinerja guru penjas terus menurun. Kedua, kurangnya kompetensi pedagogik yang dimiliki guru sehingga dalam mengajar menjadi kurang maksimal yang berakibat tujuan dari pendidikan jasmani tidak tercapai. Objek dalam penelitian ini adalah guru penjas SMA/SMK/MA se-Kecamatan Wates Kabupaten Kediri dengan sampel sejumlah 32 responden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan desain deskriptif analisis dengan teknik survei. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa : (1) Pembinaan profesional guru berkonstribusi signifikan dan kuat terhadap kinerja guru penjas SMA/SMK/MA se- Kecamatan Wates Kabupaten Kediri. (2) Komptenesi pedagogik guru berkonstribusi signifikan dan kuat terhadap kinerja guru penjas SMA/SMK/MA se- Kecamatan Wates Kabupaten Kediri. (3) Pembinaan profesional guru dan kompetensi pedagogik secara bersama-sama memberikan kontribusi signifikan dan kuat terhadap kinerja guru penjas SMA/SMK/MA se-Kecamatan Wates Kabupaten Kediri. Kata Kunci : Kontribusi Pembinaan Profesional dan Kompetensi Pedagogik.
Ikhlas Setia Hartanto | 11.1.01.09.1157 FKIP – Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri BAB I
pendidikan menjadi faktor utama atau
PENDAHULUAN
penentu bagi masa depan bangsa. Dalam
1.1 Latar Belakang Masalah
rangka perwujudan fungsi idealnya untuk
Upaya
peningkatan
mutu
peningkatan kualitas sumber daya manusia
pendidikan di Indonesia terus menerus
tersebut, sistem pendidikan di Indonesia
dilakukan. Dalam dunia pendidikan dari
haruslah senantiasa mengorientasikan diri
dulu sampai sekarang selalu dituntut untuk
menjawab kebutuhan dan tantangan yang
dapat menghasilkan sumber daya manusia
muncul
yang sesuai dengan kemajuan teknologi
sebagai konsekuensi logis dari perubahan.
dan budaya yang berkembang di dalam
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah
masyarakat. Pendidikan merupakan hak
1.2.1. Identifikasi Masalah
dalam
masyarakat
Indonesia
seluruh warga negara sesuai dengan tujuan
Dari uraian latar belakang masalah
negara dalam Pembukaan Undang-Undang
di atas, dapat diketahui bahwa banyak
1945 secara jelas dicantumkan bahwa
faktor yang mempengaruhi kinerja guru
salah satu cita-cita bangsa Indonesia
penjas, diantaranya adalah motivasi, iklim
adalah memajukan kesejahteraan umum
kerja, kepemimpinan,
dan
mencerdaskan
Untuk
mewujudkan
sarana-prasarana,
kehidupan
bangsa.
disiplin guru, kreativitas guru, pembinaan
cita-cita
tersebut,
profesional, kompetensi pedagogik, dan
bidang pendidikan memegang peranan
lain-lain.
penting. Melalui pendidikan diharapkan
Dari berbagai hal yang paling
bangsa Indonesia dapat segera bangkit
mempengaruhi
untuk menata hidup dan kehidupannya.
penjas adalah pembinaan profesional dan
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003,
kompetensi pedagogik.
pasal 3 ayat
1.2.2. Rumusan Masalah
(6) bahwa pendidikan
diselenggarakan
sebagai
suatu
proses
kinerja
Bertolak
dari
mengajar
latar
guru
belakang
pembudayaan dan pemberdayaan peserta
penelitian dan identifikasi masalah di atas,
didik yang berlangsung sepanjang hayat.
dapat dirumuskan pertanyaan penelitian
Pendidikan merupakan salah satu pilar
yaitu “Bagaimana konstribusi pembinaan
kehidupan bangsa. Masa depan suatu
dan
bangsa bisa diketahui melalui sejauh mana
kinerja guru penjas SMA/SMK/MA se-
komitmen masyarakat, bangsa atau pun
Kecamatan Wates Kabupaten Kediri?”.
negara
Rumusan masalah tersebut adalah sebagai
dalam
menyelenggarakan
pendidikan nasional. Oleh karena itu,
Ikhlas Setia Hartanto | 11.1.01.09.1157 FKIP – Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
kompetensi
pedagogik
terhadap
berikut :
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri 1. Bagaimana
Konstribusi
pembinaan
profesional dan kompetensi pedagogik terhadap
kinerja
guru
penjas
SMA/SMK/MA se-Kecamatan Wates Kabupaten Kediri. 1.4. Manfaat Penelitian
SMA/SMK/MA se-Kecamatan Wates
Penelitian ini diharapkan berguna :
Kabupaten Kediri?
1. Sebagai masukan Dinas Pendidikan dan
2. Bagaimana
konstribusi
pembinaan
Pemuda dan Olahraga kabupaten Kediri
profesional terhadap kinerja guru penjas
sebagai pembina bagi para pengelola
SMA/SMK/MA se-Kecamatan Wates
sekolah
Kabupaten Kediri?
profesional
3. Bagaimana
Konstribusi
kompetensi
pedagogik terhadap kinerja guru penjas SMA/SMK/MA se-Kecamatan Wates Kabupaten Kediri?
bertujuan
mendapatkan
guru,
pembinaan kemampuan
perlu mendapatkan perhatian. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para sekolah
SMA/SMK/MA
negeri dan swasta di Kabupaten Kediri
umum
untuk
diketahui
pedagogik guru dan kinerja guru penjas
pengelola
1.3. Tujuan Penelitian Secara
agar
penelitian
ini
mengungkapkan
dan
informasi
data
tentang
bahwa
pendekatan
dan
penerapan
pembinaan
profesional
guru
dan
kemampuan
pedagogik
guru
yang
konstrbusi pembinaan dan kompetensi
intensif untuk meningkatkan kinerja
pedagogik terhadap kinerja guru penjas
guru penjas.
SMA/SMK/MA Kabupaten
se-Kecamatan
Kediri.
Secara
Wates khusus
3. Bagi
penulis
mempertajam
penelitian daya
ini
dapat
analisis
guna
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
mendapatkan pengalaman yang sangat
1. Mengetahui
berharga pada masa yang akan datang
konstribusi
pembinaan
profesional dan kompetensi pedagogik terhadap
kinerja
guru
tentang kinerja guru penjas.
penjas
SMA/SMK/MA se-Kecamatan Wates Kabupaten Kediri. 2. Mengetahui
konstribusi
pembinaan
profesional terhadap kinerja guru penjas SMA/SMK/MA se-Kecamatan Wates Kabupaten Kediri. 3. Mengetahui
konstribusi
kompetensi
pedagogik terhadap kinerja guru penjas
Ikhlas Setia Hartanto | 11.1.01.09.1157 FKIP – Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri BAB II
2. Indikator Kinerja Guru Menurut Permenneg PAN & RB
LANDASAN TEORI
no. 16/2009 indikator kinerja guru, yaitu 2.1 Kajian Pustaka
(1)
2.1.1. Kinerja Guru Penjas
pelaksanaan pembelajaran yang aktif dan
1. Pengertian Kinerja Guru Penjas
efektif, dan (3) penilaian pembelajaran.
Kinerja
atau
prestasi
perencanaan
pembelajaran,
(2)
kerja
Djaman Satari dalam Alit Ana (1994:35)
(performance) diartikan sebagai ungkapan
mengemukakan indikator prestasi kerja
kemampuan
yang
didasari
oleh
guru/ kinerja guru berupa mutu proses
pengetahuan,
sikap,
keterampilan
dan
pembelajran yang sangat dipengaruhi oleh
motivasi dalam menghasilkan sesuatu.
guru
Wibowo (2007:2) mengemukakan bahwa:
instruksional,
“ Kinerja (performance) adalah tentang
metode mengajar dan menggunakannya
melakukan pekerjaan dan hasil yang
sesuai dengan sifat kegiatan belajar siswa,
dicapai dari pekerjaan tersebut. kinerja
(3) melakakan interaksi dengan siswa yang
merupakan
menimbulkan
hasil
pekerjaan
yang
dalam
:(1) (2)
menyusun menguasai
motivasi
desain metode-
yang
tinggi
mempunyai hubungan kuat dengan tujuan
sehingga siswa-siswi merasakan kegiatan
strategis organisasi, kepuasaan konsumen
belajar mengajar yang menyenangkan, (4)
dan memberikan konstribusi ekonomi”.
menguasai
Menurut Simamora (2000) menyatakan
sumber
bahwa “ prestasi kerja (performance)
proses belajar aktif melalui pengembangan
diartikan sebagai pencapaian persyaratan
keterampilan
pekerjaan tertentu yang akhirnya secara
perbedaan individual siswa sehingga ia
langsung dapat tercermin dari output yang
mampu memberikan bimbingan belajar,(6)
dihasilkan
menilai
baik
kuantitas
maupun
bahan
belajar
dan
untuk
proses,
proses
dan
menggunakan membangkitkan
(5)
mengenal
hasil
belajar,
kualitasnya”. Kinerja guru dapat dilihat
memberikan umpan balik kepada siswa
dan diukur berdasarkan spesifikasi dan
dan merancang program belajar remidial.
kriterian kompetensu yang harus dimiliki
2.1.2. Pembinaan Profesional
oleh setiap guru. Smith dalam (Mulyasa,
1. Pengertian Pembinaan Profesional
2005: 136) menyatakan bahwa kinerja
Secara konseptual, pembinaan atau
adalah “…..output drive from processes,
pemberkuasaan (empowerment), berasal
human or otherwise”. Kinerja merupakan
dari
hasil atau keluaran dari suatu proses.
keberdayaan).
Ikhlas Setia Hartanto | 11.1.01.09.1157 FKIP – Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
kata
’power’
(kekuasaan
Karenanya,
ide
atau utama
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri pembinaan bersentuhan dengan konsep
dikuasai Guru. Dan (4) Tujuan pembinaan
mengenai kekuasaan. Kekuasaan seringkali
kemampuan profesional Guru.
dikaitkan
3.
dan
kemampuan
dihubungkan
individu
untuk
dengan membuat
Tujuan
Pembinaan
Kemampuan
Profesional Guru
individu melakukan apa yang diinginkan,
Sebelum tujuan
Pembinaan menunjuk pada kemampuan
profesional
orang
masyarakat,
dikemukakan beberapa pendapat berkaitan
khususnya kelompok rentan dan lemah
dengan esensi dari program pembinaan
sehingga mereka memiliki kekuatan atau
kemampuan profesional guru itu sendiri.
kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
Pertama,
dasarnya
memiliki
sekolah sebagaimana diamanatkan dalam
kebebasan (freedom), dalam arti bukan saja
Tridharma Sekolah, diperlukan tenaga-
bebas mengemukakan pendapat melainkan
tenaga
bebas dari kelaparan, bebas dari kesakitan.
kemampuan profesional. Berkaitan dengan
2. Pembinaan Kemampuan Profesional
hal tersebut, S. P. Siagian (2008:5)
Guru
menegaskan
kelompok
sehingga
mereka
Penelaahan pada bagian ini, dapat dikatakan
sebagai
guru,
untuk
kemampuan
berikut
menjalankan
akademik
yang
bahwa:
akan
fungsi
memiliki
Keberhasilan
pelaksanaan pada gilirannya tidak terletak
dan
pada sistematika tugas, wewenang dan
aplikasi dari fungsi pembinaan yang secara
tanggung jawab;, Akan tetapi kurang
spesifik
tenaga
disadari bahwa hal-hal seperti itu hanya
lembaga
menjadi kehidupan dan mempunyai makna
pembinaan
operasional apabila manusia pelaksananya
kemampuan professional Guru . Adapun
mempunyai pandangan yang tepat serta
aspek-aspek yang dipandang perlu untuk
kesanggupan kerja untuk melaksanakan
dikaji, berkaitan dengan fungsi pembinaan
tugas kewajiban yang diletakkan di atas
personil sekolah adalah, (1) Fungsi dan
pundaknya.
diaplikasikan
kependidikan pendidikan
tindak-lanjut
pembinaan
tentang
terlepas dari keinginan dan minat mereka.
atau
dari
menjelaskan
di tinggi
salah
pada satu
yaitu,
konsep umum pembinaan; (2) Pengertian profesi; dimaksudkan untuk meletakkan dasar pemahaman terhadap profesi guru. (3)
Kemampuan
profesional
Guru;
membahas kemampuan dasar yang harus
Ikhlas Setia Hartanto | 11.1.01.09.1157 FKIP – Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri BAB III
penelitian survei dapat digunakan untuk
METODE PENELITIAN
maksud (1) penjajagan (eksploratif), (2) deskriptif, (3) penjelasan (eksplanatory
3.1. Objek Penelitian Objek
penelitian
guru
atau confirmatory), yakni menjelaskan
Penjas SMA/ SMK/MA se-Kecamatan
hubungan kausal dan pengujian hipotesis;
Wates Kabupaten Kediri. Populasi adalah
(4) evaluasi, (5) prediksi atau meramalkan
totalitas semua nilai yang mungkin baik
kejadian tertentu di masa yang akan dating,
hasil
(6)
menghitung
kuantitatif
dari
adalah
atapun
pengukuran,
karakteristik
peneltiaian
operasional,
dan
(7)
tertentu
pengembangan indikator-indikator sosial.
mengenai sekumpulan objek yang lengkap
Jenis penelitian survei ini memfokuskan
dan jelas yang ingin dipelajari sifat-
pengungkapan pada hubungan kausal antar
sifatnya (Sudjana, 2005:6). Adapun subjek
variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
yang menjadi populasi dalam penelitian ini
terikat, yaitu pembinaan professional guru
adalah guru penjas SMA/SMK/MA se-
penjas (X1) dan kompetensi pedagogik
Kecamatan
guru penjas (X2) terhadap kinerja guru
Wates
Kabupaten
Kediri
sebagai berikut : Berkaitan pengambilan
penjas (Y). dengan sampel,
teknik Arikunto.S.
3.3. Desain Penelitian Sebagaimana dikemukakan oleh
(2005:120) dalam (Riduwan, 2010:65)
Supranto
(2001:237)
bahwa
“Desain
mengemukakan bahwa: Untuk sekedar
penelitian
pada
dasarnya
untuk
ancer-ancer maka apabila subjek kurang
menentukan metode apa saja yang akan
dari 100, maka lebih baik diambil semua,
dipergunakan dalam penelitian.” Fred N.
sehingga
Kerlingger
penelitiannya
merupakan
(2004:483)
mengemukakan
penelitian populasi.Maka dipakai semua
bahwa “Desain penelitian atau rancang
sejumlah 32 guru SMA/SMK/MA se-
bangun penelitian adalah rencana dan
Kecamatan Wates Kabupaten Kediri.
struktur (model/paradigma) penyelidikan
3.2. Metode Penelitian
yang disusun sedemikian rupa untuk
Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif.
survey
dengan
Penelitian
pendekatan
Survei
yang
dimaksud adalah bersifat menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis.
memperoleh jawaban atas pertanyaanpertanyaan penelitian.” Kisi-kisi penelitian 1. Pembinaan
Profesionalis
Guru
Penjas (X1)
Seperti dikemukakan Masri S. (2003:21)
Ikhlas Setia Hartanto | 11.1.01.09.1157 FKIP – Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Data yang dihasilkan dari penelitian
7. Pembinaa
angket berskala pengukuran interval
n internal
mengingat
angket
menggunakan
yang
Skala
disebarkan
Likert
8. Pendidika
dengan
kisaran secara kontinus 1 – 5 dengan
n lanjut 2.
alternatif jawaban sebagai berikut : 1 = Tidak Pernah
4
=
2 = Jarang
Sering
3 = Kadang-kadang
5
=
Kegiatan
Dimensi
Indikator
masalah-
10
Pendidika
masalah
11
n dan
pendidika
12
Pelatihan
n
13
1.
2. Seminar
No
3. Workshop
Item
4. Penelitian
1. In-House
1
5. Penulisan
n dan
Training
2
buku atau
Pelatihan
(IHT)
3
bahan
2. Program
4
ajar
Magang
5
3. Kemitraan
6
n
Sekolah
7
pembelaja
4. Belajar
8
ran
o Pendidika
jarak jauh 5. Pelatihan berjenjang
9
Selain
Selalu N
1. Diskusi
14
6. Pembuata media
Tabel 3.2 Keterangan : Sudarwan Danim (2010: 3033)
dan pelatihan khusus 6. Kursus singkat di perguruan tinggi atau lembaga pendidika n lainnya
Ikhlas Setia Hartanto | 11.1.01.09.1157 FKIP – Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Untuk mengetahui
BAB IV
sejauhmana
HASIL PENELITIAN DAN
kontribusi pembinaan profesional terhadap
PEMBAHASAN
kinerja guru pada SMA/SMK/MA Se Kecamatan Wates Kabupaten Kediri, maka
4.1 Hasil Penelitian
penulis menggunakan rumus koefisien
4.1.1 Deskripsi Operasional Variabel
regresi yang hasilnya penulis sajikan dalam tabel sebagai berikut :
Penelitian Guru merupakan unsur utama yang
Tabel. 4.74. Model Summaryb
menentukan dalam setiap kegiatan dalam lembaga pendidikan di SMA/SMK/MA
Model
R
R Square
Se-Kecamatan Wates Kabupaten Kediri
Adjusted R Std. Error of Square
the Estimate
dalam upaya mencapai tujuan memerlukan .745a
guru-guru yang mempunyai kompetensi
1
dan
a. Predictors: (Constant), Pembinaan Profesional
kinerja
yang
baik,
dalam
.554
.540 5.33185
melaksanakan tugasnya, sehingga akan
b. Dependent Variable: Kinerja Guru
menghasilkan lulusan dengan prestasi baik.
4.1.2.3.Kontribusi
Guru pendidikan jasmani olahraga
Kompetensi
Pedagogik (X2) terhadap Kinerja
dan kesehatan SMA/SMK/MA Kecamatan
Guru Penjas (Y)
Wates dipilih karena penulis merupakan
Untuk mengetahui
sejauhmana
guru pendidikan jasmani olahraga dan
kontribusi kompetensi pedagogik terhadap
kesehatan salah satu SMA di Kecamatan
kinerja guru pada SMA/SMK/MA Se
Wates.
Kecamatan Wates Kabupaten Kediri, maka
Jumlah
SMA/SMK/MA
se
Kecamatan Wates ada 17 dengan 32 guru.
penulis menggunakan rumus koefisien
4.1.1.1 Deskripsi Variabel Kinerja Guru
regresi yang hasilnya penulis sajikan
(Y)
dalam tabel sebagai berikut :
Untuk mengetahui sejauhmana kinerja
Tabel. 4.77. Model Summaryb
guru di SMA/SMK/MA Se-Kecamatan Wates Kabupaten Kediri maka penulis
Model
R
menyebarkan angket kuesioner kepada 32
R Square
orang responden. 4.1.2.2
R
Estimate
Square
Kontribusi Profesional
Adjusted Std. Error of
Pembinaan (X1)
terhadap
Kinerja Guru Penjas (Y)
Ikhlas Setia Hartanto | 11.1.01.09.1157 FKIP – Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
1
.717a
.514
.498 5.56821
a. Predictors: (Constant), Kompetensi Pedagogik b. Dependent Variable: Kinerja Guru simki.unpkediri.ac.id || 11||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri 4.2.Pembahasan
sesuai dengan sifat kegiatan belajar siswa,
4.2.1. Kontribusi Pembinaan Profesional
(3) melakakan interaksi dengan siswa yang
(X1) dan Kompetensi Pedagogik
menimbulkan
(X2) terhadap Kinerja Guru (Y)
sehingga siswa-siswi merasakan kegiatan
Hasil
belajar mengajar yang menyenangkan, (4)
bahwa
penelitian ini menunjukan
pembinaan
profesional
dan
menguasai
motivasi
bahan
menggunakan
sumber
sama berkonstribusi terhadap kinerja guru
proses belajar aktif melalui pengembangan
penjas SMA/SMK/MA Se Kecamatan
keterampilan
Wates Kabupaten Kediri, ini dibuktikan
perbedaan individual siswa sehingga ia
dengan hasil analisis korelasi ganda bahwa
mampu memberikan bimbingan belajar,(6)
besarnya kontribusi antara variabel (X1, X2,
menilai
)
memberikan umpan balik kepada siswa
koefesien korelasi berganda adalah 0.757 atau
(rX1,X2,Y)=
menyatakan
besar
variabel (X1, X2,) koefesien
0.573. kecilnya
untuk
tinggi
kompetensi pedagogik secara bersama-
terhadap (Y) yang dihitung dengan
belajar
dan
yang
proses,
proses
dan
membangkitkan
(5)
hasil
mengenal
belajar,
dan merancang program belajar remidial.
Untuk pengaruh
terhadap (Y) atau
determinan
sebesar
57.3%,
sedangkan sisanya 42.7% ditentukan oleh variabel lain. Indikator Kinerja Guru Menurut Permenneg PAN & RB no. 16/2009 indikator kinerja guru, yaitu (1)
perencanaan
pembelajaran,
(2)
pelaksanaan pembelajaran yang aktif dan efektif, dan (3) penilaian pembelajaran. Djaman Satari dalam Alit Ana (1994:35) mengemukakan indikator prestasi kerja guru/ kinerja guru berupa mutu proses pembelajran yang sangat dipengaruhi oleh guru
dalam
instruksional,
:(1) (2)
menyusun menguasai
desain metode-
metode mengajar dan menggunakannya
Ikhlas Setia Hartanto | 11.1.01.09.1157 FKIP – Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
simki.unpkediri.ac.id || 12||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri BAB V
meningkatkan sikap dan keterampilan
KESIMPULAN DAN SARAN
seseorang dengan tindakan-tindakan, pengarahan,
pembimbingan,
pengembangan
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan
dan
stimulasi
dan
pengawasan untuk mencapai suatu
analisi data, maka kesimpulan yang
tujuan. Pembinaan profesional guru
diperoleh dalam penelitian ini adalah :
disetiap lembaga pendidikan harus
1. Pembinaan profesional guru penjas
selalu di laksanakan agar kinerja guru
berpengaruh terhadap
signifikan kinerja
dan
guru
kuat penjas
dapat meningkat. 2. Kompetensi profesional guru perlu
SMA/SMK/MA se-Kecamatan Wates
ditingkatkan
Kabupaten Kediri.
disekolah
2. Kompetensi pedagogik memberikan
melalui atau
menguasai
di
pelatihan
luar
landasan
sekolah,
pendidikan,
kontribusi signifikan dan kuat terhadap
menguasai bahan ajar dan program
kinerja guru penjas SMA/SMK/MA
pengajaran. Kepala sekolah sebaiknya
se-Kecamatan
mengkomunikasikan
visi,
misi,
rcncananya
guru
secara
Wates
Kabupaten
Kediri. 3. Pembinaan
profesional
guru
dan
dengan
bersama-sama sehingga mereka terlibat
kompetensi pedagogik secara bersama-
dalam
sama
kepercayaan yang tinggi kepada guru
memberikan
kontribusi
signifikan dan kuat terhadap kinerja
dalam
guru
bersedia
penjas
SMA/SMK/MA
se-
Kecamatan Wates Kabupaten Kediri.
komitmennya,
memberikan
melaksanakan
tugasnya,
memberikan
bimbingan,
pengarahan atau contoh kepada guru dan kreatif. Kepala sekolah juga harus
5.2 Saran Adapun saran yang ingin penulis
menunjukkan
keteladanan,
terbuka
sampaikan dalam penelitian ini adalah
dalam manajemennya, sabar dan penuh
sebagai berikut.
perhatian.
1. Pembinaan
profesional
guru
merupakan faktor pendukung pada peningkatan kinerja guru. Pembinaan profesional merupakan suatu usaha yang
dilakukan
dengan
sadar,
berencana, teratur, dan terarah untuk
Ikhlas Setia Hartanto | 11.1.01.09.1157 FKIP – Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
simki.unpkediri.ac.id || 13||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Siagian. S.P. (1986). Sistem Informasi
DAFTAR PUSTAKA
untuk
Pengambilan
Keputusan.
Jakarta: Gunung Agung. Achmad Sanusi, Beberapa Dimensi Mutu Pendidikan, FPS IKIP
Spencer & Spencer. (1993). Competence at
Bandung, 1990.
work
Models
Supperior
Performance, John Willey & SMS, Achmad
Sanusi,
(1995).
Studi
Pengembangan Model Pendidikan
Inc, New York: A Divison of Mac Miler Publishing, Co., Inc.
Profesional Tenaga Kependidikan. Bandung: IKIP Bandung..
Sudarwan Danim, 2010. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung:
________(1992). Model
Studi
Pengembangan
Pendidikan
Profesional
Tenaga Kependidikan. Bandung: IKIP Bandung.
Sudjana,
(2006).
Metode
Statistika.
Bandung: Tarsito.
Ali Imron. (1995). Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya
Suatu
Sugiyono,
(2009).
Statistika
untuk
Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi, (2005), Prosedur Penelitian
Alfabeta
Pendekatan
Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sutisna,
Oteng.
(1993).
Administrasi
Pendidikan (Dasar Teosritis untuk Praktek Profesional). Bandung: PT Angkasa.
Depdikbud.
(1983).
Strategi
Dasar Undang-undang
Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan
Guru.
Jakarta:
Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis.
Profesionalisasi Guru, Jakarta: Depdikbud.
Indonesia
Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
dan
Penjelasannya, Diperbanyak oleh Depdikbud
Depdikbud, (1999), Sistem Pembinaan
Republik
Republik
Indonesia,
1989. Undang-undang
Republik
Indonesia
Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Departemen Pendidikan
Ikhlas Setia Hartanto | 11.1.01.09.1157 FKIP – Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
simki.unpkediri.ac.id || 14||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Nasional
Republik
Indonesia.
Republik
Indonesia
Jakarta. Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan
Nasional.
Negara
Republik
Sekretaris
Indonesia. Jakarata.
Usman, M.U. (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remana Rosdakarya.
Ikhlas Setia Hartanto | 11.1.01.09.1157 FKIP – Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
simki.unpkediri.ac.id || 15||