PENGARUH SOSIALISASI KEBERAGAMAAN DI LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PAI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL TAHUN AJARAN 2013-2014
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam
Disusun Oleh: SETIA WIDANTI NIM. 10410056
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2013 i
MOTTO
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikatmalaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. QS. At-Tahrim (66);6 1
1
Depertemen Agama RI, al-Qur`an dan Terjemahnya (al-jumanatul ‘ali), (Bandung: CV J.Art, 2004), hal. 560.
i
PERSEMBAHAN
Skripsi ini Kupersembahkan untuk Almamater Tercinta
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
ii
ABSTRAK SETIA WIDANTI. Pengaruh Sosialisasi Keberagamaan Di Lingkungan Keluarga Terhadap Motivasi Belajar PAI Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2013-2014. Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2013. Latar belakang penelitian ini adalah idealnya sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga yang baik akan membuat motivasi belajar Pendidikan Agama Islam juga baik, namun pada kenyataanya ada siswa yang berasal dari keluarga yang memiliki sosialisasi keberagamaan baik, tetapi tidak memiliki motivasi yang baik terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam dan sebaliknya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: bagaimanakah sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga dan motivasi belajar PAI Siswa kelas VIII SMP N 1 Piyungan, dan adakah pengaruh dari keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan ada tidaknya pengaruh sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI pada Siswa kelas VIII SMP N 1 Piyungan. Penelitian ini bersifat kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner (angket), wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis instrumen meliputi analisis validitas dan reliabilitas. Analisis data meliputi analisis deskriptif, uji normalitas, uji linearitas, dan analisis korelasi. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan dengan 50 siswa sebagai sampel. Pengambilan sampel dilakukan secara acak (random sampling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Tahun ajaran 2013-2014 memiliki kategori positif atau baik. Begitu juga dengan motivasi belajar PAI pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul tahun ajaran 2013-2014 memiliki kategori positif atau baik. Setelah hasil keduanya menunjukkan kategori positif atau baik, maka hasil korelasi sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan setelah dihitung menggunakan analisis korelasi Product Moment diperoleh (rxy) sebesar 0,631. Kemudian dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Diketahui df = 50 – 2 = 48, sehingga rtabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,273. Sehingga dapat diketahui perbandingannya: rxy = 0,631 > rtabel (5%) = 0,273 Besarnya signifikansi 0,00 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi: Adanya pengaruh positif dari sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan diterima dengan taraf signifikansi 5%. Hal ini mengandung arti bahwa tinggi rendahnya sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga berhubungan dan mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi belajar PAI pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan.
iii
KATA PENGANTAR
ُ َوالص َاَلة،هللا ِ اَ ْش َه ُد أَنْ ََل اِل َه إِ اَل هللاُ َواَ ْث َه ُد أَنا م َُحم ًادا َرس ُْو ُل،لِل َربِّ ْا َلعا لَ ِمي َْن ِ ِ اَ ْل َحمْ ُد . أَماا َ عْ ُد،َوالس َاَل ُ َ َ اَسْ َر ِ ْا َ ْ ِ َيا ِا َو ْالمُرْ َس ِي َْن م َُح ام ٍدد َو َ َ الِ ِه َواَصْ َحا ِ ِه أَ ْ َم ِعيْن Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan segenap cinta dan Kasih-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada sebaik-baik makhluk, Nabi Muhammad Saw., keluarga, dan para sahabatnya. Penyusunan skripsi ini merupakan kajian singkat pengaruh sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar Pendidikan Agama Islam. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini dapat terwujud karena bantuan dari berbagai pihak. Arahan, bimbingan, dan dorongan yang telah diberikan sangat bermanfaat bagi penulis. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada : 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 3. Bapak Drs. Nur Hamidi, MA., selaku dosen Pembimbing Skripsi. 4. Bapak Drs. Radino, M. Ag., selaku dosen Penasehat Akademik.
iv
5. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 6. Bapak Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu Guru, serta siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul. 7. Ibu Nurgiyanti dan Bapak Jawidan, selaku guru besar di universitas pertama dan utama yang selalu memberikan bimbingan, semangat, motivasi, dan doa yang tulus. 8. Semua pihak yang telah ikut berjasa dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Semoga amal baik yang telah diberikan di balas oleh Allah Swt. dan mendapatkan limpahan rahmat dari-Nya. Amin.
Yogyakarta, 23 September 2013 Penyusun,
Setia Widanti NIM. 10410056
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ................................... ii HALAMAN SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ....................................... iii HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................... iv HALAMAN MOTTO .................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ vii HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................. viii HALAMAN DAFTAR ISI............................................................................. x HALAMAN TRANSLITERASI ................................................................... xii HALAMAN DAFTAR BAGAN.................................................................... xv HALAMAN DAFTAR TABEL .................................................................... xvi HALAMAN DAFTAR GRAFIK .................................................................. xviii HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ............................................................ xix BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 10 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian................................................... 10 D. Kajian Pustaka............................................................................... 12 E. Landasan Teori .............................................................................. 15 F. Hipotesis ........................................................................................ 43 G. Metode Penelitian ......................................................................... 44 H. Sistematika Pembahasan ............................................................... 65
vi
BAB II : GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 PIYUNGAN ................ 66 A. Profil Sekolah ............................................................................. 66 B. Sejarah Singkat ........................................................................... 67 C. Letak Geografis ........................................................................... 74 D. Visi dan Misi .............................................................................. 74 E. Struktur Organisasi ..................................................................... 76 F. Tenaga Pendidik dan Kependidikan ............................................ 76 G. Peserta Didik ............................................................................... 80 H. Sarana dan Prasarana .................................................................. 82 BAB III : ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN .................................. 85 A. Analisis Data Sosialisasi Keberagamaan Di Lingkungan Keluarga dan Motivasi Belajar PAI Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2013-2014 ................................................................................... 85 B. Uji Normalitas dan Uji Linieritas ............................................... 108 C. Korelasi Antara Sosialisasi Keberagamaan Di Lingkungan Keluarga dan Motivasi Belajar PAI Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2013-2014 ................................................................................... 111 BAB IV: PENUTUP ....................................................................................... 115 A. Kesimpulan ................................................................................. 115 B. Saran ........................................................................................... 118 C. Penutup ....................................................................................... 120 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 121 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 124
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan Skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987. A. Konsonan Tunggal Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
Nama
ا
Alif
Tidak dilambangkan
Tidak dilambangkan
ب
ba’
b
be
ت
ta’
t
te
ث
sa’
ׁ s
es (dengan titik di atas)
ج
jim
j
je
ح
ha’
h
ha (dengan titik di bawah)
خ
kha
kh
ka dan ha
د
dal
d
de
ذ
żal
ż
zet (dengan titik di atas)
ر
ra’
r
er
ز
zai
z
zet
س
sin
s
es
ش
syin
sy
es dan ye
ص
sad
s
es (dengan titik di bawah)
ض
dad
d
de (dengan titik di bawah)
ط
ta
t
te (dengan titik di bawah)
ظ
za
z
zet (dengan titik di bawah)
ع
‘ain
‘
koma terbalik
غ
gfa
g
ge
ف
qaf
f
ef
ق
kaf
q
qi
ك
lam
k
ka
ل
mim
l
‘el
م
nun
m
‘em
ن
waw
n
‘en
viii
و
ha’
w
w
ه
hamzah
h
ha
ء
ya
'
apostrof
Y
ye
ي
B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah ditulis Rangkap متعددة
ditulis
Muta'addidah
ع ّدة
ditulis
‘iddah
C. Ta’ marbutah di Akhir Kata ditulis h حكمة
ditulis
Hikmah
علة
ditulis
'illah
كرامة األولياء
ditulis
Karāmah al-auliyā'
زكاة الفطر
ditulis
Zakāh al-fitri
ditulis
a
ditulis
fa'ala
ditulis
i
ditulis
żukira
ditulis
u
ditulis
yażhabu
Fathah + alif
ditulis
A
اه ية
ditulis
jāhiliyyah
Fathah + ya’ mati
ditulis
ā
ت سى
ditulis
tansā
Kasrah + ya’ mati
ditulis
i
D. Vokal Pendek ___ َ __
fathah
فعل _____
kasrah
ِ ذكر _____ُ
dammah
يذهب
E. Vokal Panjang 1.
2.
3.
ix
كري 4.
ditulis
karim
Dammah + wawu mati
ditulis
ū
فروض
ditulis
furūd
ditulis
Ai
ditulis
bainakum
Fathah + wawu mati
ditulis
au
قول
ditulis
qaul
F. Vokal Rangkap 1.
Fathah + ya’ mati يك
2.
G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan Apostrof اانتم
Ditulis
a’antum
اع ّدت
ditulis
u’iddat
لئن شكرتم
ditulis
la’in syakartum
H. Kata Sandang Alif + Lam Diikuti huruf Qamariyyah maupun Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf "al". القران
Ditulis
al-Qur’ān
القياس
ditulis
al-Qiyās
السماء
ditulis
al-Samā’
الشمس
ditulis
al-Syam
I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat Ditulis menurut penulisannya. ذوى الفروض
Ditulis
żawi al-furūd
اهل السنة
ditulis
ahl al-sunnah
x
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 : Tingkatan Kebutuhan Pokok Manusia............................................. 36 Bagan 2 : Hubungan Antar Variabel ................................................................ 46 Bagan 3 : Struktur Organisasi Sekolah SMP Negeri 1 Piyungan .................... 76
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Kisi-kisi variabel sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga siswa kelas VIII SMP negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul .............................................................................................. 51 Tabel 2 : Kisi-kisi instrumen penelitian veriabel motivasi belajar PAI pada siswa kelas VIII SMP negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul tahun ajaran 2013/2014 ........................................................ 52 Tabel 3 : Nilai Skala Likert ............................................................................. 53 Tabel 4 : Nilai r Product Moment ................................................................... 56 Tabel 5 : Hasil Uji Reliabilitas Soal Variabel Sosialisasi Keberagamaaan Siswa Di Lingkungan Keluarga ....................................................... 59 Tabel 6 : Hasil Uji Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar PAI Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Tahan Ajaran 20132014 ......................................................................................... 60 Tabel 7 : Pembagian Tugas Guru Mengajar dan Mendidik Tahun ajaran 2013/2014 ........................................................................................ 77 Tabel 8 : Nama Karyawan dan Jabatan ........................................................... 80 Tabel 9 : Data Siswa SMP Negeri 1 Piyungan Tahun ajaran 2013/2014 ....... 81 Tabel 10 : Ruang Belajar.................................................................................. 82 Tabel 11 : Ruang Kantor .................................................................................. 83 Tabel 12 : Ruang Penunjang ............................................................................ 83 Tabel 13 : Sarana Olah Raga ............................................................................ 84 Tabel 14 : Rekapitulasi Item Angket Sosialisasi Keberagamaan di Lingkungan Keluarga Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Tahun Ajaran 2013-2014 ................................................................. 86 Tabel 15 : Distribusi Frekuensi Sosialisasi Keberagamaan di Lingkungan Keluarga Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Tahun Ajaran 2013-2014 ................................................................. 87
xii
Tabel 16 : Distribusi Frekuensi Kecenderungan sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Tahun ajaran 2013-2014 .................................................. 90 Tabel 17 : Rekapitulasi Item Angket Motivasi Belajar PAI Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2013-2014 ............................................................................ 98 Tabel 18 : Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar PAI Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2013-2014 ........................................................................................ 99 Tabel 19 : Distribusi Frekuensi Kecenderungan Motivasi Belajar PAI Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2013-2014 ..................................................... 102 Tabel 20 : Uji Normalitas Variabel Sosialisasi Keberagamaan di Lingkungan Keluarga Siswa............................................................ 108 Tabel 21 : Uji Normalitas Variabel Motivasi Belajar PAI pada SIswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan ................................................ 109 Tabel 22 : Uji Linearitas .................................................................................. 110 Tabel 23 : Hasil Korelasi Variabel X (sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga) dan Variabel Y (motivasi belajar PAI) ......... 112
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 : Distribusi Frekuensi Kecenderungan sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Tahun ajaran 2013-2014 ............................................... 91 Grafik 2 : Frekuensi Relatif Sosialisasi Yang Disadari ................................. 92 Grafik 3 : Frekuensi Relatif Sosialisasi Yang Tidak Disadari ....................... 93 Grafik 4 : Frekuensi Relatif Sosialisasi Equaliter .......................................... 94 Grafik 5 : Frekuensi Relatif Sosialisasi Otoriter ............................................ 94 Grafik 6 : Frekuensi Relatif Sosialisasi Primer .............................................. 95 Grafik 7 : Frekuensi Relatif Sosialisasi Sekunder.......................................... 96 Grafik 8 : Frekuensi Relatif Sosialisasi Represif ........................................... 96 Grafik 9 : Frekuensi Relatif Sosialisasi Partisipatoris.................................... 97 Grafik 10 : Distribusi Frekuensi Kecenderungan Motivasi Belajar PAI Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2013-2014 .............................................................. 102 Grafik 11 : Frekuensi Relatif Adanya Hasrat Dan Keinginan Berhasil ........... 104 Grafik 12 : Frekuensi Relatif Adanya Dorongan Dan Kebutuhan Dalam Belajar ........................................................................................... 104 Grafik 13 : Frekuensi Relatif Adanya Harapan Dan Cita-Cita Masa Depan ... 105 Grafik 14 : Frekuensi Relatif Adanya Penghargaan Dalam Belajar ................ 106 Grafik 15 : Frekuensi Relatif Adanya Kegiatan Yang Menarik Dalam Belajar ........................................................................................... 106 Grafik 16 : Frekuensi Relatif Adanya Lingkungan Belajar Yang Kondusif .... 107
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
: Angket untuk uji validitas dan reliabilitas ........................... 125
Lampiran II
: Analisis Validitas Dan Reliabilitas Variabel X (Sosialisasi Keberagamaan Di Lingkungan Keluarga Siswa) Dengan Spss 16,0 For Windows ........................................... 132
Lampiran III : Analisis Validitas Dan Reliabilitas Variabel Y (Motivasi Belajar Pai Pada Siswa Kelas Viii Smp Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2013-2014) Dengan Spss 16,0 For Windows ........................................... 134 Lampiran IV
: Angket Untuk Penelitian ..................................................... 136
Lampiran V
: Skor Jawaban Angket .......................................................... 139
Lampiran VI
: Hasil Uji Linearitas dan korelasi variabel X dan Variabel Y Dengan Spss 16,0 For Windows .......................................... 142
Lampiran VII : Catatan Lapangan ................................................................. 143 Lampiran VIII : Daftar Nama Sampel Penelitian ........................................... 149 Lampiran IX
: Sampel Jawaban Angket ...................................................... 151
Lampiran X
: Bukti Seminar Proposal ....................................................... 157
Lampiran XI
: Surat Penunjukkan Pembimbing .......................................... 158
Lampiran XII : Kartu Bimbingan Skripsi ..................................................... 159 Lampiran XIII : Surat Ijin Penelitian Dari Kampus ....................................... 160 Lampiran XIV : Surat Ijin Penelitian Dari Gubernur ..................................... 161 Lampiran XV : Surat Ijin Penelitian Dari Kabupaten ................................... 162 Lampiran XVI : Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian ............................. 163 Lampiran XVII : Sertifikat PPL 1 .................................................................... 164 Lampiran XVIII: Sertifikat PPL-KKN Integratif ............................................. 165 Lampiran XIX : Sertifikat ICT ....................................................................... 166 Lampiran XX : Sertifikat TOEFL ................................................................. 167 Lampiran XXI : Sertifikat TOAFL ................................................................. 168 Lampiran XXII : Sertifikat SOSPEM .............................................................. 169 Lampiran XXIII: Daftar Riwayat Hidup Penulis ............................................. 170
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia terlahir di dunia ini dalam keadaan yang sangat lemah, sebagai individu ia sangat bergantung kepada orang-orang yang ada di sekitarnya, terutama orang tua. Seiring dengan berjalannya waktu seorang anak akan melepaskan diri dari ketergantungannya untuk belajar mandiri. Sebagai proses awal dalam pembelajarannya adalah bersosialisasi dengan lingkungan di sekitarnya. Proses sosialisasi itu berawal sejak manusia dilahirkan, yaitu melalui perawatan yang ia terima. Seperti yang kita ketahui, bayi yang baru dilahirkan itu mutlak tergantung pada siapa saja yang ada di sekitarnya.1 Salah satu tempat bergantungnya seorang anak yang baru dilahirkan adalah keluarga. Setiap individu ketika ia tumbuh menjadi dewasa memerlukan suatu regulasi dalam keluarga sebagai tuntunan untuk mengarahkan aktivitasnya dalam masyarakat dan berfungsi sebagai tujuan akhir dalam pengembangan kepribadiannya. Karena hampir semua masyarakat nilai-nilai keagamaan sangat diprioritaskan sebagai pengatur hubungan antara orang tua dan anak, saudara laki-laki dan perempuan, suami dan istri. Nilai keagamaan ini diajarkan kepada anak sejak usia dini.2 1
Bruce J. Cohen, Sosiologi Suatu Pengantar, terj. Sahat Simamora. (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hal. 99-100. 2 Elizabeth K. Nottingham, Agama dan Masyarakat: Suatu Pengantar Sosiologi Agama, terj. Abdul Muis Naharong. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), hal. 45.
1
Tumbuh
dan
berkembangnya
kesadaran
agama
(religious
consciousness) dan penglaman agama (religious experience) pada seorang anak melalui proses panjang. Dalam hal ini pengaruh luar (eksternal) sangat berperan dalam menumbuhkan pendidikan, terutama pendidikan di dalam keluarga. Jika dalam keluarga seorang anak diberikan pendidikan agama, maka anak tersebut akan mudah dalam memperoleh kesadaran dan pengalaman agama yang memadai.3 Sebagai contoh ketika orang tua mendidik dan mengajarkan salat kepada anaknya sejak kecil, maka sampai dewasa ia akan mempunyai pemahaman dan kesadaran yang baik tentang makna salat. Dengan demikian keluarga merupakan tempat yang sangat penting bagi proses sosialisasi anak dalam menanamkan nilai-nilai agama. Selain itu keluarga merupakan tempat perkembangan awal dan utama seorang anak, sejak kelahirannya sampai proses perkembangan jasmani dan rohani berikutnya. Bagi anak, keluarga memiliki makna yang vital dalam kelangsungan hidup maupun dalam menemukan tujuan hidupnya. Clark menyatakan, hubungan orang tua dengan anak memiliki peran yang sangat besar dalam proses peralihan nilai agama yang akan menjadi dasar-dasar nilai dan religiositas anak.4 Hubungan orang tua yang efektif penuh kemesraan dan tanggung jawab yang didasari oleh kasih sayang yang tulus, menyebabkan anak- anaknya akan mampu mengembangkan aspek-aspek kegiatan manusia
3
Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 221 Susilaningsih, Perkembangan Religiositas pada usia Anak: Makalah Diskusi Ilmiah Dosen Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, (Yogyakarta: 1994), hal. 8. 4
2
pada umumnya, ialah kegiatan yang bersifat individual, kegiatan sosial, dan kegiatan keagamaan.5 Hubungan anak dengan keluarga semakin diperkuat dalam proses pertumbuhan sehingga menjadikan anak makin akrab dengan lingkungan keluarga terutama dengan orang tua. Sesuai dengan tahap perkembangannya, interaksi remaja dan orang tua memiliki kekhasan tersendiri. Jadi, yang dimaksud dengan interaksi remaja-orang tua adalah hubungan timbal balik secara aktif antara remaja dengan orang tuannya yang terwujud dalam kualitas hubungan yang memungkinkan remaja untuk mengembangkan potensi dirinya.6 Keluarga menjadi bagian kehidupan pribadi seorang anak. Anak akan menemukan arti dan fungsi diri dari hubungan dengan orang tuanya. Keluarga berfungsi untuk mendorong, mengembangkan, mempelajari dan menanamkan nilai-nilai kemanusiaan, religiusitas, norma-norma dan sebagainya bagi seorang anak. Keluarga merupakan kesatuan yang terkecil di dalam masyarakat tetapi menempati kedudukan yang primer dan fundamental, oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar dan vital dalam mempengaruhi perkembangan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya sebagai media sosialisasi diri dalam menuju kemandirian seorang individu.
5
Hasan Basri, Keluarga Sakinah Tinjauan Psikologi dan Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), hal. 90. 6 Mohammad Ali, dkk., Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal. 89.
3
Sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga merupakan proses
belajar yang terjadi secara alami pada suatu individu di dalam lingkungan keluarga yang menyangkut segala aspek kehidupan keagamaan seseorang dan akan terus berlangsung selama individu tersebut hidup guna mempersiapkan diri di dalam kehidupan bermasyarakat Interaksi yang terjadi antar individu dalam lingkungan keluarga akan tampil dalam kualitas yang berbeda-beda.7 Berarti anak yang tumbuh dalam keluarga yang sama bisa jadi akan memiliki karakteristik yang berbeda, begitu juga dengan motivasi belajar. Motivasi belajar pada setiap anak akan berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya baik faktor internal maupun eksternal. Hubungan anak dengan keluarga memiliki fungsi yang sangat penting, terutama orang tua. Kebiasaan orang tua bisa saja dapat menurun kepada anak. Misalkan anak rajin salat berjamaah karena mencontoh orangtuanya. Keluarga merupakan suatu media sosialisasi yang pertama bagi seorang anak dan setiap keluarga memiliki karakteristik tersendiri. Dengan demikian sosialisasi diri seorang anak didalam keluarga yang berbeda akan mempunyai ciri khas yang berbeda pula. Di dalam lingkungan keluarga seorang anak menjalani proses belajar untuk yang pertama dan utama. Seorang anak memiliki sifat dan kebiasaan yang merupakan hasil dari proses belajar. Proses belajar seorang individu inilah yang disebut dengan sosialisasi diri. Seorang yang beranjak dewasa dan
7
Ibid., hal. 88.
4
dalam proses pencarian jari diri pasti mengalami proses sosialisasi, karena hal itu merupakan proses alamiah. Persoalan paling signifikan yang dihadapi seorang remaja dalam kehidupannya sehari-hari, dan yang menyulitkannya melakukan adaptasi dengan sehat, ialah hubungan si remaja dengan orang-orang yang lebih dewasa, terutama sang ayah, dan perjuangannya secara bertahap untuk bisa membebaskan diri dari dominasi mereka agar sampai pada level orang-orang dewasa.8 Kajian-kajian kejiwaan dan pendidikan sepakat akan pentingnya rumah tangga dan keluarga bagi pembentukan pribadi dan perilaku seseorang dalam kehidupan.9 Seorang siswa yang telah beranjak dewasa akan memiliki suatu pilihan yang sangat kuat dalam bertindak, walaupun demikian peran orang tua dalam
mengarahkannya
sangatlah
penting.
Orang
tua
juga
sering
mengarahkan anak mereka agar menekuni bidang tertentu walaupun yang paling berhak menentukan adalah anak, karena seorang anak yang tumbuh dan berkarier sesuai dengan bakat yang dimiliki akan memiliki hasil lebih baik. Akan lebih bijak jika orang tua mengarahkan anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki tanpa meyampingkan hal terpenting yaitu agama. Masa remaja (12-21 tahun) merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering
8
M. Jamaludin Mahfuzh, Psikologi Anak dan Remaja Muslim, (Jakarta: Pustaka AlKautsar, 2001), hal. 75. 9 Ibid., hal. 91.
5
dikenal dengan masa pencarian jati diri (ego identity).10 Sebagai contoh adalah k etika remaja tidak suka jika urusan pribadinya dicampuri oleh orang lain dan ingin bertindak sesuai dengan keinginnnya. Penelitian ini akan mengungkap dari sisi sosialisasi keberagamaan anak. Sementara itu motivasi merupakan hal terpenting dalam proses belajar, namun pada kenyataannya setiap anak mempunyai motivasi belajar yang berbeda. Setiap anak atau individu akan mempunyai motivasi yang berbeda karena berasal dari latar belakang yang berbeda dan pola sosialisasi keberagamaan di dalam keluarga yang berbeda pula. Anak dengan orang tua yang sama juga dapat memiliki motivasi yang berbeda. Belakangan ini motivasi belajar siswa pada bidang Pendidikan Agama Islam sangatlah rendah, dikarenakan para siswa lebih mengutamakan dan terfokus pada mata pelajaran yang diujikan nasional. Sedangkan Pendidikan Agama Islam bukanlah mata pelajaran yang diujikan secara nasional. Selain itu, faktor minat sangatlah penting dalam menumbuhkan motivasi siswa dalam mata pelajaran tertentu, apalagi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Seorang siswa yang memiliki minat pada salah satu mata pelajaran tentunya akan terus termotivasi untuk mempelajarinya. Dari latar belakang di atas maka dalam penelitian ini akan mengungkapkan apakah ada pengaruh yang positif antara sosialisasi keberagamaan seorang siswa dalam lingkungan keluargannya dengan
10
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik: Panduan Bagi Orang Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 37.
6
motivasi anak tersebut dalam belajar Pendidikan Agama Islam, atau sebaliknya. Seorang anak yang berasal dari keluarga yang taat beragama dan memiliki pengetahuan agama yang baik belum tentu memiliki minat yang sangat baik terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, namun seorang anak yang berasal dari keluarga yang kurang taat beragama terkadang memiliki motivasi tinggi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul, karena setelah melakukan beberapa pertimbangan SMP ini tepat dijadikan tempat penelitian tentang adakah pengaruh Sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI. Letak geografis SMP Negeri 1 Piyungan ini berada di daerah perbatasan antara kota dan desa sehingga dapat mewakili budaya masyarakat kota dan desa. Hal ini dibuktikan dari para siswa yang bersekolah di SMP yang berasal dari tiga kabupaten, yaitu Bantul, Sleman dan Gunung Kidul. Selain letak geografis SMP Negeri 1 Piyungan, peneliti juga menaruh perhatian khusus pada motivasi siswa SMP ini dalam mata pelajaran PAI. Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa SMP Negeri 1 Piyungan, mereka mengungkapkan bahwa mata pelajaran PAI itu kurang menarik motivasi mereka untuk mempelajarinya, salah satu sebabnya karena mereka lebih terfokus pada mata pelajaran yang di ujikan nasional. Terkait dengan pengaruh sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga, peneliti menaruh keprihatinan terhadap beberapa siswa yang telah di amati, bahwa seorang siswa yang berasal dari keluarga yang sosialisasi 7
keberagamaannya bagus, yaitu memiliki pengetahuan agama yang baik dan sangat taat beragama, tetapi tidak memiliki motivasi yang bagus dalam pelajaran PAI. Menurut hasil wawancara dengan seorang siswa di SMP N 1 Piyungan mengatakan bahwa dia berasal dari keluarga yang sangat religious, akan tetapi dia adalah anak yang tidak religious seperti orang tuanya, ia pun kurang semnagat mempelajari PAI jika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain, pelajaran PAI dilakukan hanya karena kewajiban, bukan kebutuhan dari dalam dirinya.11 Peneliti mewawancarai siswa lainnya dan mendapat pengalaman bahwa seorang anak yang religiusnya sangat tinggi, namun orang tuannya malah seseorang yang kurang memahami agama. Sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluargannya juga kurang baik, bahkan ia sempat ditentang orang tuannya untuk memakai jilbab, akan tetapi anak tersebut malah semakin semangat untuk mempelajari PAI dan memperdalami agama.12 Sebenarnya apakah ada pengaruh sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI, itulah yang menjadi pertimbangan peneliti untuk mengangkat julul penelitian pengaruh sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul tahun ajaran 2013-2014. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII, karena peneliti ingin mengetahui bagaimana motivasi belajar PAI pada siswa kelas VIII yang
11
Wawancara dengan siswa kelas IX, SMP Negeri 1 Piyungan, 01 Maret 2013, pukul: 14.00 WIB 12 Wawancara dengan siswa kelas IX, SMP Negeri 1 Piyungan, 01 Maret 2013, pukul: 13.30 WIB
8
belum terfokus pada ujian nasional dan juga berdasarkan usia, karena kelas VIII SMP merupakan usia awal remaja yang memiliki gejolak sangat besar, sehingga sosialisasi keberagamaan seorang anak dengan keluargannya memiliki fungsi yang sangat penting. Masa remaja adalah masa peralihan, anak meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh dengan kemauan bermain dan akan memasuki masa dewasa yang memerlukan perasaan bertanggung jawab yang maksimal.13 Masa remaja merupakan masa transisi yang menandakan anak mulai berusaha untuk melepaskan ketergantungan kepada orang tuannya dan belajar untuk mandiri. Selain faktor diatas juga terdapat faktor lain, bahwa seorang anak dituntut oleh orang tuanya agar menekuni mata pelajaran tertentu jadi bagaimanakah dengan motivasi anak dalam mata pelajaran PAI, jika anak lebih terfokus pada salah satu atau beberapa mata pelajaran lain yang sangat ditekuni. Dengan demikian pada penelitian ini akan mengkaji tentang bagaimanakah pengaruh sosialisasi keberagamaan terhadap motivasi belajar PAI dengan judul penelitian “Pengaruh Sosialisasi Keberagamaan di Lingkungan Keluarga Terhadap Motivasi Belajar PAI pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2013/2014”.
13
Hasan Basri, Keluarga Sakinah Tinjauan Psikologi dan Agama,( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), hal. 92.
9
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah sosialisasi keberagamaan Siswa kelas VIII SMP N 1 Piyungan Bantul di lingkungan keluarga? 2. Bagaimanakah motivasi belajar PAI Siswa Kelas VIII SMP N 1 Piyungan Bantul? 3. Adakah pengaruh sosialisasi keberagamaan di lingkungan Keluarga terhadap motivasi belajar PAI pada Siswa kelas VIII SMP N 1 Piyungan Bantul? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui sosialisasi keberagamaan Siswa kelas VIII SMP N 1 Piyungan Kabupaten Bantul di lingkungan keluarga. b. Untuk mengetahui motivasi belajar PAI Siswa Kelas VIII SMP N 1 Piyungan Kabupaten Bantul. c. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI pada Siswa kelas VIII SMP N 1 Piyungan Kabupaten Bantul. 2. Kegunaan Penelitian Penelitian ini mengungkapkan pengaruh sosialisasi keberagamaan terhadap motivasi belajar PAI pada siswa, sehingga diharapkan dapat berguna secara teoritis maupun praktis. 10
a. Teoritis 1) Bagi akademik dapat menambah dan memperkaya kajian teori dibidang ilmu pengetahuan khususnya mengenai pengaruh sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI. 2) Penelitian ini diharapkan agar penulis dapat menerapkan ilmuilmu yang telah diperoleh semasa kuliah ke dalam ptaktek, khususnya yang berhubungan dengan masalah penelitian ini. 3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan bagi penelitian lebih lanjut tentang pengaruh sosialisasi keberagamaan terhadap motivasi belajar PAI pada siswa. b. Praktis 1) Untuk memberikan pemahaman kepada orang tua bahwa sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga mempunyai peran penting terhadap anak. 2) Untuk memberikan pemahaman bagi pendidik dan calon pendidik bahwa menanamkan motivasi belajar PAI pada siswa sangat penting dan melibatkan peran keluarga, terutama orang tua.
11
D. Kajian Pustaka Adanya keterbatasan waktu dan tenaga dari penulis untuk melakukan kajian pustaka dengan menelusuri hasil penelitian maupun skripsi, penulis belum menemukan penelitian maupun skripsi yang mengangkat judul “Pengaruh Sosialisasi Keberagamaan di Lingkungan Keluarga terhadap Motivasi Belajar PAI pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2013/2014”. Tidak terpungkiri adanya hasil penelitian yang ada kaitannya dengan penelitian ini, yaitu salah satu variabelnya sama namun terdapat variabel lain yang membedakannya. Penulis akan menunjukkan letak perbedaan antara skripsi yang akan ditulis dengan skripsi-skripsi yang telah ada. Kajian pustaka yang telah dilakukan peneliti mendapatkan beberapa hasil skripsi sebagai berikut: 1. Skripsi yang ditulis oleh Kuntari Widayanti (02540956) Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dengan judul “Sosialisasi Keberagamaan pada Anak (Studi tentang Peran Orang Tua dalam Pengenalan Agama kepada Anak di Desa Dengkeng Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten”14 Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa bentuk sosialisasi keberagamaan kepada anak usia 0-13 tahun adalah sosialisasi primer. Peran orang tua dalam pengenalan agama dan keberagamaan dengan cara melibatkan langsung anak. Adapun pengenalan agama yang 14
Kuntari Widayanti, Sosialisasi Keberagamaan pada Anak (Studi Tentang Peran Orang Tua dalam Pengenalan Agama kepada Anak di Desa Dengkeng Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten, (Yogyakarta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2008).
12
dilaksanakan adalah membiasakan doa bersama, melaksanakan salat maghrib berjamaah, ikut memperingati hari besar Islam, dan mengikuti semarak bulan ramadhan. 2. Skripsi yang ditulis oleh Hozali (03440407) Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Tadris MIPA Fakultas Tarbiyah dengan judul “Hubungan antara Lingkungan Keluarga Siswa dan Kreativitas Siswa dengan Prestasi Beljar Kimia Siswa Kelas X Semester 2 SMA Muhammadiyah 1 Bantul Tahun Ajaran 2006/2007”15 Hasil penelitiannya menunjukkan tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar kimia, antara kreativitas dengan prestasi belajar kimia, dan antara lingkungan keluarga dan kreativitas dengan prestasi belajar kimia. 3. Skripsi yang ditulis oleh Raden Baskoro Dwi Martono (07410063) Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dengan judul “Pengaruh Lingkungan Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat Terhadap Kenakalan Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Bambanglipuro”16 Hasil penelitiannya menunjukkan hasil korelasi ketigannya menunjukkan pengaruh positif yang signifikan. Lingkungan Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat berpengaruh terhadap kenakalan siswa.
15
Hozali, Hubungan Antara Lingkungan Keluarga Siswa dan Kreativitas Siswa dengan Prestasi Bealjar Kimia Siswa Kelas X Semester 2 SMA Muhammadiyah 1 Bantul Tahun Ajaran 2006/2007, (Yogyakarta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2007). 16 Raden Baskoro Dwi Martono, Pengaruh Lingkungan Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat Terhadap Kenakalan Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Bambanglipuro, (Yogyakarta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2011).
13
Dari hasil kajian pustaka yang dilakukan penulis dapat diketahuai posisi skripsi yang dilakukan penulis merupakan skripsi yang
mengembangkan
penelitian
terdahulu
(eksplorasi)
yang
diharapkan mampu menambah kajian ilmu. Perbedaan skripsi yang akan dilakukan penulis dengan skripsi yang disusun Kuntari Widayanti adalah pengaruh dari sosialisasi keberagama tersebut. Dalam skripsi lanjutan ini penulis akan mengungkapkan adakah pengaruh sosialisasi keberagamaan siswa di lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI. Perbedaan skripsi Hozali dengan penelitian yang akan dilakukan penulis adalah jika Hozali menjelaskan tentang hubungan lingkungan keluarga dengan prestasi belajar, dalam penelitian yang akan dilakukan penulis lebih spesifik mengenai lingkungan keluarga yang difokuskan pada masalah sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga. Dari skripsi yang disusun Raden Baskoro di atas peneliti akan menggunakan salah satu variabel bebasnya, yaitu pengaruh lingkungan keluarga dan akan dikaitkan dengan variabel terikat yang lain, yaitu motivasi belajar mata pelajaran PAI. Dengan demikian perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang akan disusun penulis adalah terletak pada jumlah variabel bebas dan beda variabel terikatnya.
14
E. Landasan Teori 1. Pengaruh Sosialisasi Keberagamaan di Lingkungan Keluarga Pengaruh adalah daya yang timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut
membentuk
watak, keercayaan,
atau
perbuatan seseorang.17
Sedangkan berpengaruh merupakan sesuatu yang mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi. Ketika ada hal yang berpengaruh tentu ada hal yang tertengaruh. Terpengaruh merupakan sesuatu hal yang terkena pengaruh.18 Bila manusia menjalin suatu hubungan (relationship), kehidupan mereka akan saling terjalin satu dengan yang lain, apa yang akan dilakukan oleh yang satu akan mempengaruhi yang lainnya.19 Jadi suatu pengaruh akan terjadi atau berpengaruh jika adanya hubungan. Hubungan adalah sesuatu yang terjadi bila dua orang saling mempengaruhi satu sama lain, bila yang satu bergantung pada yang lain.20 Pengaruh dan hubungan saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Pengaruh berawal dari suatu hubungan. Tanpa adanya suatu hubungan maka tidak akan terjadi pengaruh. Beberapa faktor yang berperan dalam suatu hubungan adalah keyakinan, perasaan, dan perilaku.21 Jadi pengaruh dapat terjadi jika dalam suatu hubungan terdapat keyakinan, perasaan, dan perilaku.
17
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2005), hal. 849. 18 Ibid., hal. 849 19 David O. Sears, dkk, Psikologi Sosial, terj. Michael Adryanto & Savitri Soekrisno, (Jakarta: Erlangga, 2007), hal. 236. 20 Ibid,. hal. 236. 21 Ibid,. hal. 236.
15
Pengaruh yang kuat berasal dari hubungan yang erat. Semua hubungan yang erat memiliki beberapa ciri khas. Pertama, ada frekuensi interaksi yang kerap untuk waktu yang relatif panjang. Kedua, hubungan yang erat melibatkan bermacam-macam bentuk kegiatan dan peristiwa. Ketiga, saling pengaruh yang kuat mewarnai hubungan kedua orang tersebut.22 Psikologi sosial mengartikan hubungan sebagai interaksi sosial, yaitu suatu hubungan antara individu satu dengan individu lainnya dimana individu yang satu dapat mempengaruhi individu yang lainnya sehingga terdapat hubungan yang saling timbal balik.23 Pengaruh yang terjadi akibat adanya hubungan atau interaksi sosial akan mengakibatkan terjadinya pengaruh sosial, yaitu usaha untuk mengubah sikap, kepercayaan (belief), persepsi, ataupun tingkah laku satu atau beberapa orang lainnya.24 Pengaruh dapat terjadi melewati beberapa bentuk dari interaksi yang terjadi. Beberapa bentuk interaksi sosial yang dapat membawa seseorang agar sampai kepada pengaruh, yaitu pertama, imitasi yang merupakan suatu proses peniruan terhadap sesuatu yang berasal dari luar dirinya. Kedua, sugesti atau proses pemberian pandangan atau sikap dari diri seseorang kepada orang lain di luar dirinya, dan ketiga identifikasi. Identifikasi adalah dorongan untuk menjadi identik atau sama dengan orang lain yang memungkinkan terjadinya pengaruh yang lebih mendalam
22
Ibid,. hal. 237. Tri Dayakisni dan Hudaniah, Psikologi Sosial, (Malang: UMM Press, 2003), hal. 127. 24 Eko W Meinarno, (ed), Psikologi Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), hal. 105. 23
16
daripada proses imitasi dan sugesti walaupun ada kemungkinan bahwa pada mulanya identifikasi diawali oleh adanya imitasi maupun sugesti.25 Sosialisasi adalah proses melalui mana manusia mempelajari tatacara kehidupan dalam masyarakatnya, untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitas untuk berfungsi baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok.26 Socialization (sosialisasi) menurut E.B. Reuter adalah suatu proses di mana seseorang individu mempelajari fungsi sebagai anggota kelompok dan bertingkah laku sesuai dengan keharusan dan aturan kelompok lain.27 Horton dan Hunt memberi batasan sosialisasi sebagai “suatu proses dengan mana seseorang menghayati (mendarahdagingkan, internalize) norma-norma kelompok di mana ia hidup sehingga timbulah “diri” yang unik.”28 Dengan demikian, sosialisasi adalah proses seorang individu mempelajari fungsi dan peran dirinya dalam kehidupan sosial yang dapat berlangsung selama individu itu hidup guna menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia tinggal. Sosialisasi merupakan proses alamiah yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Hal-hal berikut ini sudah dianggap merupakan tujuantujuan pokok proses sosialisasi. 1. Orang harus diberi keterampilan yang dibutuhkan bagi hidupnya kelak di masyarakat. 2. Orang harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya untuk membaca, menulis dan berbicara. 25
Tri Dayakisni dan Hudaniah, Psikologi Sosial, (Malang: UMM Press, 2003), hal. 130. Bruce J. Cohen, Sosiologi Suatu Pengantar, terj. Sahat Simamora. (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hal.98. 27 Slamet Santoso, Teori-teori Psikologi Sosial, (Bandung: Refika Aditama, 2010), hal.33. 28 Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2011), hal. 65-66. 26
17
3. Pengendalian fungsi-fungsi organik harus dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat. 4. Tiap individu harus dibiasakan dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.29 Melalui sosialisasi manusia belajar mengamati dirinya sendiri dalam kedudukannya terpisah dari orang atau berusaha untuk mandiri. Diri memiliki identitas sendiri, dan orang lain memberikan tanggapan terhadapnya. Saat dilahirkan seorang bayi tidak memiliki konsep diri sehingga kesadaran akan diri berkembang sebagai bagian dari proses sosialisasi. Sebagai individu kita terpisah satu sama lain. Dengan berlangsungnya proses sosialisasi kitapun mengembangkan kemampuan untuk melihat diri sendiri sebagai obyek dan membuat penilaian tertentu.30 Neal Miller dan Jhon Dalland menyatakan bahwa, setiap proses belajar sosial harus memenuhi empat fakta pokok, yaitu: 1) Drive adalah rangsangan yang kuat yang mendorong tingkah laku. 2) Cue adalah sesuatu untuk menentukan kapan ia akan bereaksi, dimana ia akan bereaksi, dan reaksi apa yang akan ia buat. 3) Respond atau reaksi adalah sesuatu dimana seseorang mengerjakan/ melakukan. 4) Reward adalah ganjaran berarti konsekuensi menyenangkan/ tidak bagi individu.31 Tahap-tahap sosialisasi dapat dilihat dari salah satu teori peran yang dikatkan dengan sosialisasi ialah teori George Herbert Mead. Mead menguraikan tahap pengembangan diri (self) manusia melalui beberapa
29
Bruce J. Cohen, Sosiologi Suatu Pengantar, terj. Sahat Simamora. (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hal. 100-101. 30 Ibid., hal.101. 31 Slamet Santoso, Teori-teori Psikologi Sosial, (Bandung: Refika Aditama, 2010), hal. 7274
18
tahap, yaitu play stage, game stage, dan generalized other.
32
Tahap
pertama play stage, seorang anak kecil mulai belajar mengambil peran orang yang berada di sekitarnya. Ia mulai menirukan peran yang dijalankan oleh orang tuanya atau peran orang dewasa lain dengan siapa ia sering berinteraksi. Tahap kedua game stage, seorang anak tidak hanya telah mengetahui peran yang harus dijalankannya, tetapi telah pula mengetahui peran yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Pada tahap awal sosialisasi, interaksi seorang anak terbatas pada anggota keluarga, terutama ayah dan ibu yang sisebut sebagai significant others. Pada tahap ketiga sosialisasi, seseorang dianggap telah mampu mengambil peran-peran yang dijalankan orang lain dalam masyarakat yaitu generalized others. Ia telah mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peranannya sendiri serta peran orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Sosialisasi seorang anak di dalam keluarga meliputi ketiga tahap tersebut. Sosialisasi memiliki bermacam-macam bentuk, yaitu berdasarkan berlangsungnya, menurut status pihak yang terlibat, menutut tahapannya dan berdasarkan caranya. Sosialisasi berdasarkan berlangsungnya yaitu sosialisasi yang disengaja/disadari meliputi pendidikan, pengajaran, indoktrinasi, dakwah, pemberian petunjuk, dan nesehat. Sedangkan sosialisasi yang tidak disengaja/tidak disadari meliputi prilaku/sikap sehari-hari yang dilihat oleh pihak lain, misalnya perilaku seorang ayah 32
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi. Edisi Revisi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004), hal. 21-22.
19
ditiru oleh anak laki-lakinya, sikap seorang ibu ditiru oleh anak perempuannya.33 Sosialisasi menurut pihak yang terlibat, yaitu sosialisasi equator, yang berlangsung di antara orang-orang yang kedudukan atau statusnya relatif sama, misalnya di antara teman sebaya, dan sosialisasi otoriter, yang berlangsung di antara pihak-pihak yang statusnya berbeda, misalnya antara orang tua dengan anak, antara guru dengan murid, antara pemimpin dan bawahan. Sosialisasi menurut tahapannya yaitu sosialisasi primer dan sosilisasi sekunder. Sosialisasi primer dialami individu pada masa kanakkanak, terjadi dalam lingkungan keluarga dimana individu tidak mempunyai hak untuk memilih agen sosialisasinya. Individu tidak dapat menghindar untuk menerima dan menginternalisasikan cara pandang keluarga. Sosialisasi sekunder berkaitan dengan individu ketika mampu untuk berinteraksi dengan orang selain keluarganya.34 Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil, melalui mana ia menjadi anggota masyarakat, sedangkan sosialisasi sekunder mereka definisikan sebagai proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang telah disosialisasi ke dalam sektor baru dari dunia objektif masyarakatnya.35
33
Agus Santoso, “Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian”, (www.agsasman3yk.files.wordpress.com. dalam google.com. 2013), hal. 2. 34 Ibid., hal.2. 35 Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi. Edisi Revisi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004), hal. 29.
20
Sosialisasi berdasarkan cara yang dipakai terdapat dua pola, yaitu sosialisasi represif dan partisipatoris. Sosialisasi represif menekankan pada penggunaan hukuman, memakai materi dalam hukuman dan imbalan, kepatuhan anak pada orang tua, komunikasi satu arah atau perintah, bersifat non verbal,orang tua sebagai pusat sosialisasi sehingga keinginan orang tua menjadi penting, dan keluarga menjadi significant others. Sosialisasi partisipatoris menekankan pada individu diberi imbalan jika berkelakuan baik, hukuman dan imbalan bersifat simbolik, anak diberi kebebasan, penekanan pada interaksi, komunikasi terjadi secara lisan atau verbal, anak pusat sosialisasi sehingga keperluan anak dianggap penting dan keluarga menjadi generalized others.36 Dalam sosialisasi terdapat agen yang dipandang memegang peranan penting, antara lain keluarga, sekolah, kelompok teman sebaya, media massa, agama, lingkungan tempat tinggal, dan tempat kerja. Agen atau lembaga sosialisasi ini dipandang yang berperan dalam membentuk pengetahuan, sikap, nilai, norma, prilaku esensial, dan harapan-harapan agar mampu berpartisipasi efektif dalam masyarakat.37 Proses sosialisasi sebetulnya berawal dari dalam keluarga. Bagi anak-anak yang masih sangat kecil, situasi dunia sekelilingnya adalah keluarganya sendiri. Gambaran diri mereka merupakan pantulan perhatian yang diberikan oleh keluarga kepada mereka. Persepsi mengenai dirinya sendiri, dunia dan masyarakat di sekelilingnya secara langsung 36 37
Agus Santoso, “Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian”,.....hal. 2-3. Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2011), hal. 69-70.
21
dipengaruhi oleh sikap dan keyakinan keluarga-keluarga mereka. Nilainilai yang dimiliki oleh individu dan berbagai peran yang diharapkan dilakukan oleh seseorang, semuanya berawal dari dalam lingkungan keluarga sendiri.38 Dalam masyarakat modern, keluarga batih (nuclear family) merupakan
agen
sosialisasi
primer
utama.
Sosialisasi
dilakukan
berdasarkan pola keluarga yang dimiliki.39 Pola yang dimaksud adalah cara yang dipakai dalam sosialisasi dalam sebuah keluarga. Keluarga adalah kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah group yang terbentuk dari perhubungan antara laki-laki dan wanita, perhubungan mana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial yang terdiri dari suami isteri dan anak-anak yang belum dewasa.40 Bangess menyebutkan : the family is a unity of interacting personalities. Keluarga adalah kesatuan dari interaksi kepribadiankepribadian. Dalam keluarga, setiap anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, kakak, dan adik memiliki kepribadian tersendiri dan semuanya saling berinteraksi. Anak harus membentuk kepribadian sendiri atas dasar penguatan pada kepribadian-kepribadian anggota keluarga tersebut. Di
38
Bruce J. Cohen, Sosiologi Suatu Pengantar.., hal. 104. Damsar, Pengantar Sosiooigi Pendidikan,hal.70. 40 Hartomo, dkk. Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hal.79. 39
22
sinilah anak mempelajari (belajar sosial) aspek-aspek kehidupan keluarga yang dibutuhkan dalam pembentukan kepribadiannya.41 S.Stanfeld Sargent menunjukkan bahwa aspek keluarga yang penting di dalam sosialisasi bagi anak adalah hubungan antar orangtua, hubungan orang tua dengan anak, dan hubungan antar saudara kandung.42 Sebagai sebuah lembaga sosial, keluarga memiliki banyak fungsi yang dilaksanakan secara tradisional. Beberapa fungsi keluarga diantaranya adalah sebagai pengasuhan dan perlindungan anak yang kecil, ramaja, dewasa, dan orang jompo. Kemudian sebagai sarana untuk sosialisasi anak, karena keluarga merupakan perantara utama bagi tahap awal dan utama bagi berlangsungnya proses sosialisasi. Selain itu, keluarga berfungsi mengatur penempatan dalam masyarakat dan menetapkan status, serta menyajikan jaminan ekonomi.43 Pendidikan keluarga merupakan dasar bagi pembentukan jiwa keagamaan. Dengan demikian sangat terlihat peran pendidikan keluarga dalam menanamkan jiwa keagamaan pada anak. Pendidikan Luqman terhadap anaknya sebagaimana terdapat di dalam QS. Luqman ayat 12-19, mencerminkan pendidikan yang harus dilaksanakan oleh orang tua terhadap anaknya, mencakup pembinaan jiwa orang tua pada ayat 12, pembinaan iman dan tauhid pada ayat 13 dan 16, Pembinaan akhlak ayat
41
Slamet Santoso, Teori-teori Psikologi Sosial, (Bandung: Refika Aditama, 2010),
hal.91. 42
Ibid., hal. 93-95. Bruce J. Cohen, Sosiologi Suatu Pengantar, terj. Sahat Simamora. (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hal.178. 43
23
14, 15, 18 dan 19, kemudian pembinaan ibadah ayat 17 dan pembinaan kepribadian dan sosial anak ayat 16-17.44 Sementara itu, keberagamaan berasal dari kata beragama yang mendapatkan imbuhan ke dan an. Beragama adalah menganut atau memeluk agama.45 Keberagamaan adalah suatu pengalaman seseorang dalam menganut atau memeluk agamanya. Keberagamaan menyangkut segala aspek kehidupan yang berkaitan dengan kehidupan keagamaan seseorang. Aktifitas agama bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual beribadah, tetapi juga melakukan perilaku yang bernuansa ibadah. Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga merupakan proses belajar yang terjadi secara alami
pada suatu individu di dalam lingkungan keluarga yang menyangkut segala aspek kehidupan keagamaan seseorang dan akan terus berlangsung selama individu tersebut hidup guna mempersiapkan diri di dalam kehidupan bermasyarakat. Sosialisasi keberagamaan seorang anak di lingkungan keluarga akan sangat tergantung kepada kedua orang tuanya. Apabila nilai-nilai agama banyak masuk ke dalam pembentukan kepribadian seseorang, tingkah laku orang tersebut akan diarahkan dan dikendalikan oleh nilainilai agama. Di sini letak pentingnya pengalaman dan pendidikan agama pada masa-masa pertumbuhan dan perkembangan seseorang terutama di
44
Zakiah Darajat penyunting Jalaludin Rahmat dan Muhtar Gandaatmaja, Keluarga Muslim dalam Masyarakat Modern, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hal. 58. 45 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990), hal. 9.
24
dalam lingkungan keluarga.46 Peran keluarga dalam penanaman nilai pada anak akan berpengaruh bagi kehidupan kedepannya. Walaupun dalam kehidupan seorang anak akan menemukan berbagai macam media pendidikan, namun penanaman awal dari orang tua dan keluarga lebih jauh lebih penting dalam membentuk kepribadian. Sosialisasi keberagamaan yang dapat berlangsung di dalam lingkungan keluarga dapat dilihat dari pendidikan moral, dan pendidikan spiritual. a. Pendidikan moral Metode pendidikan moral pada anak dapat dilakukan melalui keteladanan, dengan memberi tuntunan, dengan kisah-kisah sejarah, memberikan dorongan serta menanamkan rasa takut kapada Allah, dan memupuk hati nurani.47 b. Pendidikan spiritual Sarana pendidikan spiritual di awal masa kanak-kanak dapat dilakukan dengan cara keteladanan misalnya anak-anak dibiasakan melihat kedua orang tuannya melakukan salat dan membaca Al-Qur‟an, dengan diperdengarkan zikir kepada anak dari orang tua dan saudarasaudaranya hati anak akan semakin kokoh menghadap Allah. Anakanak usia 2-7 tahun hendaknya sudah diajarkan membaca surat dalam al-Quran, dan yang terakhir adalah ibadah yang mencakup wudhu, salat, puasa, sedekah, umrah dan haji. 46
Zakiah Darajat penyunting Jalaludin Rahmat dan Muhtar Gandaatmaja, Keluarga Muslim dalam Masyarakat Modern, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hal. 65. 47 Ibid., hal.85-95.
25
Menurut Muhammad Ali Al-Quthub, ada lima hal yang sangat perlu disosialisasikan, yaitu:48 a. Pendidikan Akidah dan Agama b. Pendidikan ketaatan c. Pendidikan kejujuran d. Pendidikan amanah e. Pendidikan sifat Qana’ah dan Ridha Peran ibu dan bapak dalam sosialisasi keberagamaan adalah memberikan pendidikan kepada anak-anaknya. Sebenarnya seorang ayah memiliki peran dalm mendidik anak-anaknya sebagaimana seorang ibu.49 Jadi di dalam proses sosialisasi keberagamaan ibu maupun bapak samasama berperan dalam memberikan pendidikan terhadap anka-anaknya. Setiap pemberian pelajaran keagamaan dari orang tua maupun keluarga kepada anak, kemuadian proses pemberian pelajaran tersebut diterima dengan baik oleh anak, maka proses tersebut merupakan suatu proses sosialisasi keberagamaan anak didalam keluarganya. Indikator sosialisasi keberagamaan yang baik dapat dilihat dari macam-macam bentuk sosialisasi, seperti yang telah dijelaskan didepan: 1) Sosialisasi yang disengaja/ disadari, salah satunya pendidikan Seorang anak memperoleh pengetahuan agama dari orang tua, dan orang tua membiasakan doa bersama sebelum makan. Agama bukan 48
Samsul Munir Amin, Menyiapkan Masa Depan Anak Secara Islami, (Jakarta: Amzah, 2007), hal. 118-125. 49 Abuddin Nata, Pendidikan Spiritual dalam tradisi Keislaman, (Bandung: Angkasa, 2003), hal. 22
26
ibadah saja. Agama mengatur seluruh segi kehidupan. Semua penampilan ibu dan bapak dalam kehidupan sehari-hari yang disaksikan dan dialami oleh anak bernafaskan agama, di samping latihan dan pembiasaan tentang agama, perlu dilaksanakan sejak kecil, sesuai pertumbuhan dan perkembangan jiwanya. Apabila anak tidak mendapatkan pendidikan, latihan dan pembiasaan keagamaan waktu kecilnya, ia akan besar dengan sikap tidak acuh atau anti agama.50 2) Sosialisasi yang tidak disengaja/ tidak disadari, yaitu perilaku atau sikap sehari-hari yang dilihat dan ditiru pihak lain Seorang anak rajin salat berjamaah karena contoh dari orang tuanya. Anak mulai mengenal agama lewat pengalamannya melihat orang tua melaksanakan ibadah, mendengarkan kata Allah dan kata agamis yang mereka ucapkan dalam berbagai kesempatan.51 3) Sosialisasi equaliter, yaitu sosialisasi yang berlangsung diantara orang yang kedudukan dan statusnya sama (sesama saudara dalam keluarga) Interaksi atau berdiskusi mengenai agama tidak hanya antara anak dan orang tua tetapi juga sesama saudara dalam keluarga, dalam hal ini bisa terjadi ketika orang tua melibatkan anak-anaknya dalam peringatan hari besar Islam seperti maulud nabi dan nuzulul qu’ran. Peringatan tersebut termasuk pendidikan spiritual, nuzulul qur’an sangat berharga untuk meningkatkan tentang pentingnya memahami,
50
Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: Ruhama, 1995), hal.65 51 Ibid.,hal.75
27
menghayatai dan mengamalkan ajaran Al-Qur‟an.52 Maulud nabi sebagai suatu momentum untuk menyegarkan, meningkatkan, dan memperbarui tekad dalam mengamalkan ajaran Rasulullah Saw.53 4) Sosialisasi otoriter, yaitu sosialisasi yang berlangsung diantara orang yang kedudukan dan statusnya berbeda (anak dengan orang tua) Di rumah orang tua mengajak anaknya untuk tadarus Al-Qur‟an. Hal ini sebagai sarana untuk meningkatkan tentang pentingnya memahami, menghayatai dan mengamalkan ajaran Al-Qur‟an, seperti yang telah dijelaskan diatas. 5) Sosialisasi primer, dialami masa kanak-kanak dimana individu tidak punya hak untuk memilih agen sosialisasinya Seorang anak yang rajin mengaji merupakan hal yang dapat terjadi ketika orang tua juga rajin mengaji, yang mereka lihat sejak kecil di lingkungan keluargannya. Jika ia melihat ibu dan bapaknya salat, ia pun akan menyerap apa yang di lihatnya itu, setelah si anak dapat berjalan pada umur setahun atau lebih, barangkali anak mulai meniru ibu atau bapaknya salat, berdoa, dan mengucapkan kata-kata yang dapat ditirunya.54 6) Sosialisasi sekunder, ketika individu mampu berinteraksi dengan orang lain selain keluargannya
52
Abuddin Nata, Pendidikan Spiritual dalam tradisi Keislaman, (Bandung: Angkasa, 2003), hal.14 53 Ibid., hal 35 54 Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: Ruhama, 1995), hal.65
28
Seorang anak mendapat pengetahuan tentang ibadah dari orang tuanya. Kemudian setelah anak mengenal lingkungan diluar keluarga nnya maka ia akan mendapatkan tambahan pengetahuan ibadah dari selain keluargannya. Pembianna ketaatan beribadah pada anak, juga dari darin dalam keluarga. Jika anak-anak telah terbiasa salat dalam keluarga, maka kebiasaan tersebut akan terbiasa sampai ia dewasa, bahkan tua di kemudian hari.55 7) Sosialisasi represif, menekankan pada penggunaan hukuman Seorang anak mendapatkan hukuman dari orang tua ketika tidak melaksanakan salat wajib. Pemberian hukuman oleh orang tua merupakan wujud dari pedidikan ketaatan yang diajarkan oleh orang tua kepada anaknya. Perlu diketahui bahwa kualitas hubungan anak dan orang tua akan mempengaruhi keyakanan keberagamaannya di kemudian hari. Apabila ia merasa disayang dan diperlakukan adil, maka ia akan meniru orang tuanya dan menyerap agama dan nilai-nilai yang dianut oleh orang tuanya. Dan jika yang terjadi sebaliknya, maka ia menjauhi apa yang diharapkan orang tuanya, mungkin ia tidak mau melaksanakan ajaran agama dalam hidupnya.56 8) Sosialisasi partisipatoris, anak sebagai pusat sosialisasi Ketika orang tua tidak salat, merasa senang jika di ingatkan oleh anaknya. Dalam hal ini anak mempunyai tatakrama terhadap orang tua, salah satunya yaitu dengan mengingatkan orang tua ketika ada yang 55
Ibid., hal. 62. 56 Ibid., hal.66
29
terlupakan. Seorang anak harus dilatih untuk berbakti kepada kedua orang tua.57 Dengan demikain mengigatkan orang tua dalam hal kebaikan merupakan salah satu contoh berbaktinya anak terhadap orang tua. 2. Motivasi Belajar PAI (Pendidikan Agama Islam) 1) Motivasi a. Pengertian motivasi Menurut sebagian besar definisi, motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menopang
tingkah
laku
manusia.58
Menggerakkan
adalah
menimbulkan kekuatan pada individu serta memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Sebagai contoh kekuatan dalam hal ingatan, respon-respon efektif, dan kecenderungan untuk mendapatkan kesenangan. Motivasi juga mengarahkan pada suatu tujuan yang ingin dicapai, sebagai guru hendaknya mengarahkan peserta didik pada sasaran atau tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Motivasi sebagai penopang tingkah laku yaitu, menjadikan lingkungan sebagai penguat itensitas dan menjadi arah untuk mendorong kekuatan yang dimiliki oleh individu.
57
Khatib Ahmad Santhut, Menumbuhkan Sikap Sosial, Moral dan Spiritual anak Dalam Keluarga Muslim, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1998), hal.54 58 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 72.
30
Motivasi di sini maksudnya adalah kekuatan yang menggerakkan mesin aktivitas makhluk hidup yang melahirkan perilaku serta mengarahkannya ke salah satu target atau tujuan.59 b. Macam-macam motivasi Motivasi terbagi menjadi beberapa jenis. Beberapa ahli psikologi ada yang membagi motivasi menjadi dua:60 1. Motivasi intrinsik, ialah motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang itu sendiri tanpa adanya rangsang dari luar. 2. Motivasi ektrinsik, yaitu motivasi yang datang karena adanya perangsangan dari luar, seperti: seorang siswa rajin belajar karena akan menghadai ujian. Kita bisa bergerak untuk mencapai suatu tujuan karena motivasi intrinsik, yakni suatu keinginan untuk melakukan suatu aktivitas atau meraih pencapaian tertentu semata-mata demi kesenangan atau kepuasan yang didapat dari melakukan aktivitas tersebut, atau karena motivasi ekstrinsik, yakni keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh imbalan-imbalan eksternal.61
59
Muhammad Utsman Najati, Ilmu Jiwa dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2005), hal. 19. 60 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), hal.194. 61 Carole Wade, Carol Tavris, Psikologi. Terj. Padang Mursalin dan Dinastuti. (Jakarta: Erlangga, 2007), hal. 144.
31
Abraham Maslow membedakan motivasi manusia menjadi 2 kategori, yaitu: 1. Deficit motive (motif kekurangan), yang mencakup motif untuk mendapatkan kebutuhan fisiologis dan rasa aman. 2. Metaneeds
motive
(motif
untuk
pertumbuhan
atau
metakebutuhan), merupakan motif yang muncul apabila motif kekurangan telah terpenuhi dan mendorong individu untuk mengungkapkan potensi-potensi.62 c. Teori-teori motivasi 1) Teori Hedonisme Menurut
pandangan
hedonisme,
manusia
pada
hakikatnya adalah makhluk yang mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan kenikmatan. Implikasi dari teori ini ialah adanya anggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan, atau yang menanggung risiko berat, dan lebih suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan baginya.63
62
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik: Panduan Bagi Orang Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 65-66. 63 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 74.
32
Menurut teori Hedonisme, para siswa harus diberi motivasi secara tepat agar tidak malas belajar matematika, dengan cara memenuhi kesenangannya.64 2) Teori Naluri Menurut teori naluri, seseorang tidak memilih tujuan dan perbuatan, akan tetapi dikuasai oleh kekuatan-kekuatan bawaan, yang menentukan tujuan dan perbuatan yang akan dilakukan.65 Oleh karena itu, menurut teori ini untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan.66 Sebagai contoh, seorang pelajar yang terdorong untuk berkelahi karena dihina oleh teman-temannya karena ia sering mendapat nilai jelek merupakan naluri untuk mempertahankan diri. Agar anak tersebut tidak menjadi anak yang nakal, maka perlu adanya motivasi untuk mengarahkan anak tersebut sehingga akan rajin belajar dan mendapatkan nilai yang baik, yang disebut sebagai naluri mengembangkan diri. 3) Teori Reaksi yang Dipelajari Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan 64
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), hal. 187. 65 Ibid., hal. 188. 66 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 75.
33
ditempat orang itu hidup. Menurut teori ini, apabila seorang pemimpin ataupun seorang pendidik akan memotivasi anak buah atau anak didiknya, pemimpin ataupun pendidik itu hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang dipimpinnya.67 Orang belajar paling banyak dari lingkungan kebudayaan ditempat ia hidup dan dibesarkan. Oleh karena itu, teori ini disebut juga teori lingkungan kebudayaan.68 4) Teori Atribusi Perilaku seseorang ditentukan oleh bagaimana ia menafsirkan atau berusaha mengerti apa yang melatarbelakangi peristiwa-peristiwa
yang terjadi
disekitarnya.
Teori
ini
merupakan teori yang dikemukakan oleh kelompok teori kognitif yang berusaha mengembangkan secara sistematik penjelasan-penjelasan perihal kenapa seseorang berhasil atau gagal dalam suatu aktivitas.69 Teori atribusi menyebutkan ada 4 penjelasan untuk sukses dan gagal, dalam prestasi yaitu: kemampuan, usaha, tugas yang sulit, dan keberuntungan atau nasib. Teori atribusi penting
dalam
pengertian
bagaimana
siswa-siswi
menginterpretasi dan menggunakan umpan balik atas prestasi
67
Ibid., hal. 75-76. Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), hal. 189. 69 Ibid., hal. 190. 68
34
akademi
mereka,
dan
menyarankan
kepada
guru-guru
bagaimana mereka harus memberikan umpan balik yang dapat menimbulkan motivasi yang sangat besar bagi siswa.70 5) Teori Kebutuhan Perilaku manusia dikuasai oleh actualizing tendency, yaitu kecenderungan inheren manusia untuk mengembangkan diri.71 Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya,
baik
kebutuhan
fisik
maupun
psikis.72
Berdasarkan teori kebutuhan ini, jika seorang guru hendak memberikan motivasi pada siswanya ia harus berusaha mengetahui kebutuhan siswa terlebih dahulu. Sebagai seorang pakar psikologi,Maslow mengemukakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok manusia kelima tingkatan pokok manusia inilah yang kemudian dijadikan pengertian kunci dalam mempelajari motivasi manusia. Adapun kelima kebutuhan pokok yang dimaksud ialah: 73 a) Kebutuhan Fisiologis (physiological needs). Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar, yang bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar diri organisme manusia seperti kebutuhan akan pangan, sandang dan papan, kesehatan fisik, kebutuhan seks, dan lainnya.
70
Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Grasindo Gramedia Widiasarana Indonesia, 2006), hal. 337. 71 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, hal. 190. 72 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 77. 73 Ibid., hal.77.
35
b) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security needs). Seperti terjamin keamanannya, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil, dan lainnya. c) Kebutuhan sosial (social needs) meliputi kebutuhan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan, dan kerjasama. d) Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs), meliputi kebutuhan dihargai karena prestasi, kemampuan, kedudukan atau status, pangkat dan lainnya. e) Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization) seperti mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan diri secara maksimum, kreativitas dan ekspresi diri. Dari kelima tingkatan kebutuhan pokok diatas dapat digambarkan sebagai berikut:74 Bagan 1 Tingkatan Kebutuhan Pokok Manusia
Self Actualization Esteem needs Belongingness and love needs Safety needs Physiological needs
Sosialisasi keberagamaan jika dilihat dari kelima tingkatan kebutuhan pokok manusia tersebut masuk ke dalam kebutuhan sosial (social needs), karena dengan sosialisasi maka setiap individu melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya. Di dalam sosialisasi keberagamaan tersebut juga terdapat rasa kasih
74
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi, 2010), hal. 257.
36
sayang dari orang tua terhadap anak dengan mengajarkannya ilmu agama dalam kehidupan. Bentuk kasih sayang orang tua dapat berupa pemberian pengalaman keagamaan kepada anaknya, sedangkan proses pemberian pengalaman dan penerimaan tersebut adalah makna dari sosialisasi. d. Pedoman Menerapkan Teori-teori Motivasi75 Teori motivasi dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar. Sebagai pendidik harus mampu untuk mengetahui bagaimana cara untuk menerapkannya. Diantara cara menerapkan teori-teori motivasi adalah: 1. Yakinkan bahwa siswa-siswa mempunyai kesempatan untuk memenuhi kebutuhan mereka menjadi anggota salah satu kelompok dan mempunyai rasa memiliki secara memuaskan. 2. Ciptakan kelas menjadi satu tempat yang menyenangkan dan aman. 3. Kenalilah bahwa siswa-siswa yang datang ke sekolah adalah siswa-siswa dengan kebutuhan dasar yang berbeda karena pengalaman-pengalaman yang lalu. 4. Bantulah siswa mengambil tanggung jawab yang tepat atas sukses dan kegagalan mereka. 5. Mendorong siswa untuk melihat hubungan antara usaha-usaha mereka sendiri dan prestasi-prestasinya. Jika seorang pendidik mampu untuk menerapkan teori-reori motivasi tersebut dengan baik, maka siswa dapat memiliki motivasi yang baik sesuai dengan teori motivasi yang diterapkan.
75
Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Grasindo Gramedia Widiasarana indonesia, 2006), hal. 374-375.
37
e. Pengukuran Motivasi Motivasi menjadi efektif dan tepat sasaran ketika dilakukan sesui dengan teori dan ditarafkan pada objek yang tepat. Dalam kasus anak didik misalnya, ketika seorang anak didik menjadi tekun dalam belajar, hampir dapat dipastikan dia termotivasi dengan sesuatu, seperti ingin menjadi pintar atau ingin menjadi juara umum dan mendapat hadiah. Anak didik yang memiliki motivasi yang kuat dan jelas, pasti akan tekun dan berhasil dalam belajarnya. Kepastian itu dimungkinkan oleh sebab adanya ketiga fungsi motivasi sebagai berikut: 1. Penolong untuk berbuat dalam mencapai tujuan. 2.
Penentu arah perbuatan yakni kearah yang akan dicapai.
3. Penyeleksi perbuatan sehingga perbuatan manusia senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.76 2) Belajar a. Pengertian Belajar Belajar (learning), sering kali didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada masa berikutnya
yang
diperoleh
kemudian
dari
pengalaman-
pengalaman.77 Belajar merupakan pengalaman pribadi seseorang yang sangat sulit untuk diamati secara langsung.
76
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), hal. 204. 77 Ibid., hal. 207.
38
Sementara itu, menurut pendapat tradisional, belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan, di sini yang dipentingkan adalah pendidikan intelektual. Lain lagi dengan pendapat para ahli pendidikan modern yang merumuskan perbuatan belajar sebagai berikut: Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.78 b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor, adapun faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi dua golongan: a) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor individual yang meliputi: faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan latihan, motivasi dan faktor pribadi. b) Faktor yang ada diluar individual yang disebut sosial yang meliputi faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam mengajar, lingkungan, dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.79 Jadi proses belajar yang dilalui oleh seseorang dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu fakror individual dan faktor sosial.
78 79
Ibid., hal. 207. Ibid,. hal.221.
39
c. Ciri-Ciri Belajar Proses belajar yang dialami oleh seseorang memiliki berbagai macam ciri-ciri, diantara ciri-ciri belajar yaitu: 1. Dalam belajar ada perubahan tingkah laku, baik tingkah laku yang dapat diamati maupun tingkah laku yang tidak dapat diamati secara langsung. 2. Dalam belajar, perubahan tingkah laku meliputi tingkah laku kognitif, afektif, psikomotor dan campuran. 3. Dalam belajar, perubahan yang terjadi meliputi pengalaman dan latihan. 4. Dalam belajar, perubahan tingkah laku menjadi sesuatu yang relatif menetap. 5. Belajar merupakan suatu proses usaha, yang artinya belajar berlangsung dalam kurun waktu cukup lama. Belajar terjadi karena ada interaksi dengan lingkungan.80 Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Adanya hasrat dan keinginan berhasil Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar Adanya harapan dan cita-cita masa depan Adanya penghargaan dalam belajar Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.81
80
Sri Rumini,dkk, Psikologi Pendidikan, Tim Penulis Buku Psikologi pendidikan FIP IKIP-YOGYAKARTA, (Yogyakarta: UPP IKIP Yogyakarta, 1995), hal. 60. 81 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 23.
40
UNESCO telah mengeluarkan kategori jenis belajar yang dikenal sebagai empat pilar dalam kegiatan belajar: 1) Learning to know. Pada Learning to know ini terkandung makna bagaimana belajar, dalam hal ini ada tiga aspek : apa yang dipelajari, bagaimana caranya dan siapa yang belajar. 2) Learning to do. Hal ini dikaitkan dengan dunia kerja, membantu seseorang mampu mempersiapkan diri untuk bekerja atau mencari nafkah. Jadi dalam hal ini menekankan perkembangan ketrampilan untuk yang berhubungan dengan dunia kerja. 3) Learning to live together. Belajar ini ditekankan seseorang/pihak yang belajar mampu hidup bersama, dengan memahami orang lain, sejarahnya, budayanya, dan mampu berinteraksi dengan orang lain secara harmonis. 4) Learning to be. Belajar ini ditekankan pada pengembangan potensi insani secara maksimal. Setiap individu didorong untuk berkembang dan mengaktualisasikan diri. Dengan learning to be seseorang akan mengenal jati diri, memahami kemampuan dan kelemahanya dengan kompetensikompetensinya akan membangun pribadi secara utuh.82 3) Pendidikan Agama Islam Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan
untuk
menghormati
penganut
agama
lain
dalam
hubungannya dengan kerukunan antar umat bangsa. 83 Esensi pendidikan adalah transfer nilai, pengetahuan, dan keterampilan dari generasi tua kepada generasi muda. Oleh karena itu ketika menyebut pendidikan Islam, maka mencakup dua hal, yaitu mendidik siswa
82
A. Suhaenah Suparno, 2000, dalam http://joegolan.wordpress.com/2009/04/13/pengertian-belajar/, Diakses pada: kamis, 12 desember 2013. 83 Abdul Majid dan dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 130.
41
untuk berprilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak Islam dan mendidik siswa untuk mempelajari materi ajaran Islam.84 Jadi pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan
pendidik
untuk
mengajarkan
nilai
dalam
rangka
mempersiapkan peserta didik untuk menyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan pendidikan Islam yang telah ditetapkan. Berbagai kompetensi dalam Pendidikan Agama Islam dapat dicapai dengan adanya motivasi dari guru dan siswa dalam proses pembelajarannya. Proses pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama dapat dilakukan dengan berbagai macam strategi dan metode pembelajaran yang menarik agar siswa dapat memperoleh motivasi belajarnya, terutama pendidikan agama Islam karena pendidikan agama Islam merupakan pembelajaran nilai, maka setiap materi yang diajarkan oleh guru harus mampu untuk menanamkan nilai pada siswa agar siswa merasa bahwa apa yang dipelajarinya bermakna. Mata pelajaran pendidikan agama Islam itu secara keseluruhannya dalam lingkup Al-Qur‟an dan Al-Hadis, keimanan, akhlak, fiqh/ ibadah, dan sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan, dan
84
Ibid., hal. 131.
42
keseimbangan hubungan manusia dengan Allah Swt., diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya.85 Pendidikan agama Islam di sekolah/ madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.86 Jadi pembelajaran PAI yang berhasil adalah ketika pembelajaran telah mampu untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan kepada peserta didik serta mampu menghasilkan diri muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan dan berprestasi. F. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.87 Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Dalam penelitian ini diajukan hipotesis:
85 86
Ibid., hal. 131. Abdul Majid dan dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,... hal.
135. 87
Sugiyono, Metode Penelitian,...... hal.96
43
Hipotesis Alternatif (Ha): Adanya pengaruh positif dari sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul. Hipotesis Nol (Ho): Tidak ada pengaruh yang positif dari sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul. Dengan kriteria, jika: r hitung lebih besar dari r tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. G. Metode Penelitian Dalam setiap penelitian tentu menggunakam metode untuk dapat sampai kepada hasil penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian verifikatif jika ditinjau dari sudut tujuannya, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.88 Penelitian ini menguji kebenaran
tentang pengaruh sosialisasi keberagamaan di lingkungan
keluarga terhadap motivasi belajar PAI pada siswa. Sementara jika dikaitkan dengan pengumpulan data, penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau kancah (field research). Penelitian lapangan adalah penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di 88
Panduan Penulisan Skripsi,( Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI UIN Sunan Kalijaga, 2008,) hal.19.
44
lapangan, seperti di lingkungan masyarakat, lembaga-lembaga dan organisasi kemasyarakatan dan lembaga pendidikan baik formal maupun non formal.89 Pengumpulan data pada penelitian ini di lokasi SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul. Apabila dikaitkan dengan datanya, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif mempergunakan data yang dinyatakan dengan skor angka (data verbal dikuantifikasikan ke dalam skor
angka
berdasarkan
definisi
operasional)
dengan
berbagai
klasifikasi.90 Dalam penelitian ini data tentang sosialisasi siswa di lingkungan keluarga serta motivasi belajar PAI pada siswa akan diubah menjadi data skor angka, kemudian dilakukan perhitungan tentang pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI pada siswa. Menurut penggolongan teknik analisis datanya, penelitian ini menggunakan Teknik Analisis Korelasional Bivariat. Teknik Analisis Korelasional Bivariat ialah teknik analisis korelasi yang mendasarkan diri pada dua buah variabel.91 Dalam penelitian ini variabel pertama (variabel X) adalah sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga dan variabel kedua (variabel Y) adalah motivasi belajar PAI. Sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga disebut independent variable, yaitu variabel bebas yang dapat memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar. Variabel motivasi belajar PAI
89
Ibid., hal. 21. Ibid., hal. 24. 91 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan,( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hal. 188. 90
45
disebut dependent variable, yaitu variabel terikat atau yang dipengaruhi. Hubungan antar variabel tersebutdapat digambarkan sebagai berikut: Bagan 2 Hubungan Antar Variabel
X (independent variable) Sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga
r
Y (dependent variable) Motivasi belajar PAI
2. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian lebih cenderung pada pendekatan psikologi pendidikan. Sosialisasi keberagamaan merupakan pendidikan di dalam beragmama,sedangkan motivasi belajar termasuk dalam wilayah pendidikan. Sosialisasi keberagamaan yang akan berpengaruh terhadap motivasi lebih menekankan pada aspek kejiwaan. Sehingga pendekatan yang dilakukan adalah psikologi pendidikan ,yaitu proses sosialisasi keberagamaan yang akan berdampak pada gejala jiwa yang akan muncul pada diri seseorang, yaitu motivasi belajar. 3. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah Siswa SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul kelas VIII. Dipilihnya kelas VIII sebagai populasi, karena mereka sudah mampu menyesuaikan diri di sekolah tersebut terutama dengan mata pelajaran PAI dan belum terfokus pada ujian nasional jika dibandingkan dengan kelas IX. 46
Selain siswa, subjek penelitian ini juga melibatkan Guru PAI. Dari subjek penelitian tersebut dapat diperoleh data tentang proses sosialisasi di lingkungan keluarga dan bagaimana motivasi siswa pada mata pelajaran PAI di sekolah tersebut. Objek dari penelitian ini adalah keseluruhan proses penelitan tentang pengaruh proses sosialisasi diri siswa di lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI kelas VIII di SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul. 4. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.92 Jadi populasi bukan hanya subjek, tetapi juga objek dan benda alam lainnya. Populasi bukan sekedar jumlah pada subjek dan objek penelitian, tetapi meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki. Pada penelitian ini populasinya adalah Siswa SMP N 1 Piyungan Kabupaten Bantul kelas VIII. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh papulasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil harus representatif (mewakili).93 Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti cukup besar dan peneliti memiliki keterbatasan waktu, dana dan 92
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuntitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 117. 93 Ibid., hal. 118.
47
tenaga dalam mempelajari semua populasi, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability
sampling,
yaitu
teknik
pengambilan
sampel
yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.94 Dari teknik probability sampling ini diambil Simple random sampling. Dikatakan simple (sederhaan) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Sebagai ancer-ancer, jika peneliti mempunyai beberapa ratus subjek dalam populasi, mereka dapat menetukan kurang lebih 25 – 30% dari jumlah subjek tersebut.95 Dalam hal ini populasi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan yang beragama Islam terdapat 164 Siswa. Peneliti mengambil 30% dari 164 didapatkan sampel 49,2 dan dibulatkan menjadi 50 siswa sebagai sampel. Pengambilan sampel secara acak sebanyak tujuh siswa pada kelas VIII A, VIII C, VIII D, VIII E, VIII F, VIII H dan delapan siswa pada kelas VIII B. Kelas VIII G tidak diambil sampel, karena kelas tersebut dijadikan subjek uji coba instrumen penelitian.
94 95
Ibid., hal. 120. Suharsimi Arikunto, (Manajemen Penelitiuan, Jakarta: Rineka Cipta, 1990), Hal. 125
48
5. Jenis Data a. Data Primer Data primer diperoleh dari subjek penelitian secara langsung dengan menggunakan alat pengukur langsung pada subjek yang menjadi sumber informasi secara langsung yang dicari. Dalam penelitian ini sumber primer adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan kabupaten Bantul yang dilakukan dengan pemberian angket guna memperoleh inrormasi tentang pengaruh sosialisasi diri siswa di lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak langsung, yaitu dapat dilakukan dengan mewawancarai pihak lain dalam hal ini adalah guru PAI yang ada di SMP Negeri 1 Piyungan kabupaten Bantul. Pengumpulan data juga dapat dilakukan dengan dokumentasi dan arsip-arsip yang ada di sekolah tersebut. 6. Metode pengumpulan data a. Kuesioner (Angket) Metode angket adalah cara pengumpulan data tentang pendapat atau sikap seseorang terhadap situasi, benda, atau individu lain dalam bentuk tertulis.
96
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan
96
Slamet Santoso, Teori-teori Psikologi Sosial, (Bandung: Refika Aditama, 2010),
hal.29.
49
tertulis kepada responden untuk dijawab.97
Metode ini lebih efisen
karena variabel telah diketahui dengan pasti dan mengetahui apa saja yang diharapkan oleh responden. Angket ini diberikan kepada siswa untuk dijawab secara sadar dan benar agar hasil yang diperoleh benar. Pertanyaan tersebut mengenai bagaimana faktor-faktor sosialosasi keberagamaan di lingkungan keluarga dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar agama Islam pada anak dan hal-hal yang akan membawa kejelasan didalam penelitian ini. Instrumen penelitian yang digunakan dalam angket dijelaskan sebagai berikut: 1) Instrumen sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga Instrumen
sosialisasi
keberagamaan
di
lingkungan
keluarga
menggunakan angket yang bersifat tertutup, yaitu angket diisi oleh responden dengan memilih jawaban yang telah tersedia. Kisi-kisi angket sosialisasi disusun berdasarkan bentuk-bentuk sosialisasi yang terdapat dalam landasar teori. Kisi-kisi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
97
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuntitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 199.
50
Tabel 1 Kisi-kisi variabel sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga siswa kelas VIII SMP negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul Variabel
Indikator
Sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga siswa kelas VIII SMP negeri 1 Piyungan Kanbupaten Bantul
Sosialisasi yang disadari/ disengaja: Pendidikan, pengajaran, indoktrinasi, dakwah, pemberian petunjuk dan nasehat. Sosialisasi yang tidak disadari: perilaku/ sika p sehari-hari yang dilihat/ dicontoh oleh pihak lain. Sosialisasi equaliter: sosialisasi yang berlangsung di antara orang yang kedudukan dan statusnya sama (sesama saudara dalam keluarga). Sosialisasi otoriter: sosialisasi yang berlangsung di antara orang yang kedudukan dan statusnya berbeda (anak dengan orang tua). Sosialisasi primer: dialami pada masa kanak-kanak dalam keluarga, individu tidak mempunyai hak untuk memilih agen sosialisasinya. Sosialisasi sekunder: ketika individu mampu berinteraksi dengan orang lain selain keluargannya. Sosialisasi represif: menekankan pada penggunaan hukuman, memakai materi dalam hukuman dan imbalan, kepatuhan anak pada orang tua, komunikasi satu arah(perintah), bersifat non
No. Item Angket 1,2,3,4,5
6,7,8,9,10
11,12,13,14,15
16,17,18
19,20,21,22
23,24,25
26,27
51
Jumlah Item
verbal, orang tua sebagai pusat sosialisasi, keluarga menjadi significant others. Sosialisasi partisipatoris: 28,29,30 individudiberi imbalan jika berkelakuan baik, hukuman dan imbalan bersifat simbolik, anak diberi kebebasan, penekanan pada interaksi, komunikasi secara lisan/ verbal, anak sebagai pusat sosialisasi, keluarga menjadi generalized others. 30
2) Instrumen motivasi belajar PAI Instrumen motivasi belajar PAI menggunakan angket yang bersifat tertutup, yaitu responden memilih jawaban yang telah tersedia. Kisi-kisi untuk angket motivasi belajar PAI siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan tahun ajaran 2013/2014, disusun dengan menggunakan enam indikator yang telah dirumuskan oleh Hamzah B. Uno dalam bukunya Teori Motivasi dan Pengukurannya, yaitu sebagai berikut: Tabel 2 Kisi-kisi instrumen penelitian veriabel motivasi belajar PAI pada siswa kelas VIII SMP negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul tahun ajaran 2013/2014 Variabel
Indikator
Motivasi belajar PAI pada siswa kelas VIII SMP negeri 1 Piyungan Kanbupaten Bantul
Adanya hasrat dan keinginan berhasil Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
No. Item Angket 1,2,3,4 5,6,7,8
52
tahun ajaran 2013/2014
Adanya harapan dan cita-cita masa depan Adanya penghargaan dalam belajar Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar Adanya lingkungan belajar yang kondusif
Jumlah item
9,10,11,12,13,14
15,16,17,18,19
20,21,22,23,24
25,26,27,28,29,30
30
Keterangan: Setiap pertanyaan di dalam angket menggunakan skala likert. Masing-masing item memiliki empat alternatif jawaban dengan bobot skotr 1 s/d 4. Skor setiap alternatif jawaban pada pertanyaan positif dan negattif adalah sebagai berikut:98 Tabel 3 Nilai Skala Likert Skor Item Pertanyaan Jawaban Positif
Negatif
Sangat Setuju (SS)
4
1
Setuju (S)
3
2
Kurang Setuju (KS)
2
3
Tidak Setuju (TS)
1
4
98
Eko Putro Widoyoko, s., teknik penyusunan instrument penelitian, (pustaka pelajar, Yogyakarta, 2012), hal 109
53
b. Wawancara Wawancara dapat dilakukan guna untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan
dengan
responden
yang lebih
mendalam.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.99 Metode ini berfungsi untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar PAI siswa SMP Negeri 1 Piyungan dalam kaitannya
pengaruh
Sosialisasi
diri
di
dalam
lingkungan
keluarganya secara lebih mendalam. Wawancara ini dilakukan kepada beberapa siswa sebagai sample dan guru agama yang mengampu kelas yang diteliti tersebut. c. Observasi Metode Observasi adalah cara pengumpulan data dalam rangka penyelidikan terhadap tingkah laku sosial dalam situasi sosial yang wajar.100 Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner.101 Dengan metode ini maka akan dilakukan pengamatan dan pencatatan yang sistematis dari segala bentuk gejala yang diselidiki. Sehingga peneliti akan
99
Ibid., hal. 194. Slamet Santoso, Teori-teori Psikologi Sosial,( Bandung: Refika Aditama, 2010), hal.
100
26. 101
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 203.
54
mengetahui secara langsung tentang apa yang dijadikan subjek maupun objek yang diteliti. Metode ini diharap dapat memberikan gambaran umum tentang SMP Negeri 1 Piyungan yang mencakup seluruh isinya, baik siswa, orang tua siswa, guru maupun lingkungan yang ada disekolah dan lingkungan disekitar sekolah tersebut. d. Dokumentasi Dokumentasi
dilakukan
secara
langsung
datang
ke
sekolahan maupun mencari data tentang sekolah tersebut dari internet dan dari guru serta karyawan yang ada disekolah tersebut. Langkah-langkah
tersebut
dilakukan
untuk
mengumpulkan
dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian. Data yang diperoleh dari dokumentasi adalah sejarah singkat sekolah, struktur organisasi, data guru dan karyawan, data siswa dan sarana prasarana. 7. Uji Keabsahan Data Uji keabsahan data dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap variabel penelitian yaitu pengaruh sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI pada Siswa kelas VIII SMP N 1 Piyungan Kabpaten Bantul Tahhun ajaran 2013/2014.
55
a. Uji Validitas Uji validitas ini dilakukan dengan program SPSS 16.0 for windows, rumus korelasi Product Moment yaitu:102
rxy keterangan :
rxy N XY X Y
= Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment. = Number of Cases. = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y. = Jumlah seluruh skor X. = Jumlah seluruh skor Y.
Dalam memberikan interpretasi terhadap harga koefisien korelasi product moment, terdapat dua cara:103 1) Melihat harga r hitung dan kemudian dikonsultasikan dengan patokan berikut: Tabel 4 Nilai r Product Moment Nilai r
Kategori
0,80 – 1,00
Sangat tinggi
0,60 – 0,79
Tinggi
0,40 – 0,59
Cukup
0,20 – 0,39
Rendah
0,00 – 0,19
Sangat rendah
102
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010), hal. 206. 103 Sukiman, Pengembangan Sistem Evaluasi, (Yogyakarta: Insan Madani, 2012), hal. 184-185.
56
2) Melihat harga r hitung dan kemudian dikonsultasikan dengan harga r tabel product moment dengan kriteria apabila harga r hitung sama dengan atau lebih besar dengan harga r tabel berarti soal dinyatakan valid. Untuk melihat harga r tabel perlu dicari terlebih dahulu derajat kebebasan (degree of freedom) atau df dengan rumus: df = N – nr, dimana N adalah banyaknya peserta tes (testee) dan nr adalah banyaknya variabel yang dikorelasikan. Setelah dilakukan uji validitas butir item soal yang akan diujikan, pada variabel sosialisasi keberagamaan siswa di lingkungan keluargannya, dengan menggunakan cara pertama, yaitu melihat harga r hitung dan kemudian dikonsultasikan dengan patokan yang ada ditabel terdapat 4 butir soal yang tidak valid karena berada dibawah 0,00 yaitu butir 10, 16, 24, dan 28. Sedangkan 26 butir soal dinyatakan valid, dan digunakan dalam penelitian sebanyak 10 butir. Sedangkan untuk variabel motivasi belajar PAI pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan tahun ajaran 2013/2014 terdapat 4 butir soal yang tidak valid, yaitu butir 18, 22, 23, dan 26. Kemudian digunakan dalam penelitian sebanyak 10 butir soal.
57
b. Uji Reliabilitas Salah satu syarat tes sebagai instrumen evaluasi adalah memiliki reliabilitas yang tinggi. Reliabilitas tes atau keajekan berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes akan menghasilkan kepercayaan yang tinggi apabila tes tersebut dapat memberikan
hasil
yang
tetap.
Uji
reliabilitas
dilakukan
menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Rumus yang digunakan dalam melakukan uji reliabilitas adalah:104
r11 = Keterangan: r11
: Koefisien
reliabilitas angket
n
: Banyaknya butir soal yang dikeluarkan dalam tes
1
: Bilangan konstan (menjadi kesepakatan) : Jumlah varian skor dari tiap-tiap butir soal : Varian soal Dalam memberikan interpretasi terhadap harga koefisien
reliabilitas angket (r11) umumnya menggunakan patokan sebagai berikut: 1) Apabila r11 sama dengan atau lebih basar dari pada 0,70 berarti angket yang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable). 104
Sukiman, hal 191-192.
58
2) Apabila r11 lebih kecil dari 0,70 berarti angket yang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (unreliable). Setelah dilakukan uji reliabilitas soal yang akan diujikan untuk variabel sosialisasi keberagamaan siswa di lingkungan keluargannya dengan menggunakan SPSS 16.0 adalah sebagai berikut: Tabel 5 Hasil Uji Reliabilitas Soal Variabel Sosialisasi Keberagamaaan Siswa Di Lingkungan Keluarga Reliability Statistics Cronbach's Alpha .766
N of Items 30
Dari hasil uji reliabilitas soal untuk variabel sosialisasi keberagamaan siswa di lingkungan keluarga tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa soal yang akan diajukan dinyatakan reliable karena r11 lebih besar dari 0,70 yaitu 0,766. Sedangkan uji reliabilitas soal yang akan diajukan untuk variabel motivasi belajar PAI pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan, adalah sebagai berikut:
59
Tabel 6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar PAI Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Tahan Ajaran 20132014
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.854
30
Hasil uji reliabilitas soal untuk variabel motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan tahun ajaran 2013/2014 tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa soal yang akan diajukan dinyatakan reliable karena r11 lebih besar dari 0,70 yaitu 0,854. 8. Uji Prasyarat Analisis Data a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data dari variabel itu berdistribusi normal atau tidak. Data dinyatakan normal apabila harga chi kuadrat (x2) hitung lebih kecil atau sama dengan chi kuadrat tabel (Xh2 ≤ Xt2) dan bila lebih besar (>) dinyatakan tidak normal. Uji normalitas ini menggunakan rumus chi kuadrat (x2) yaitu sebagai berikut:105
Keterangan: X2 = Chi Kuadrat f0 = Frekuensi yang diobservasi 105
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 107.
60
fh = Frekuensi yang diharapkan b. Uji Linearitas Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui status linier tidaknya suatu distribusi data penelitian. Pengujian linearitas menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Rumus uji linearitas adalah:106
F= Keterangan: F = F empirik RKtc = Jumlah rata-rata kuadrat ketidakcocokan RKg = Jumlah rata-rata kuadrat galat. 9. Metode Analisis Data a. Analisis Deskriptif Salah satu tahap dalam penelitian adalah analisis data yang berguna untuk menemukan pokok persoalan didalam masalah yang diteliti. Penelitian yang dilakukan peneliti ini adalah penelitian kuantitatif yang didalamnya penelitian tersaji dalam bentuk tabel yang memuat angka-angka mengenai banyaknya data dan presentase. Dalam mencari presentase rumus yang digunakan, yaitu:107 P=
100%
106
Tulus Winarsunu, Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2006), hal. 184. 107 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010), hal.43.
61
Keterangan: f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya. N = Nu mber of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu). P = angka presentase. Sedangkan untuk mengidentifikasi kecenderungan kedua variabel dengan membaginya menjadi lima kategori sebagai berikut:108 = Sangat Baik Mean + 1,5 SD
= Baik
Mean + 0,5 SD
= Cukup Baik
Mean - 0,5 SD
= Kurang Baik
Mean - 1,5 SD
= Sangat Kurang Baik
Sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga dikatakan sangat baik jika memenuhi indikator sebagai berikut: 1) Anak mendapatkan banyak pengetahuan agama dari orang tua. 2) Orang tua membiasakan anak berdoa sebelum melaksanakan suatu aktivitas. 3) Anak mencontoh orang tuanya yang rajin salat berjamaah. 4) Selalu terjdi diskusi agama antara anak dan orang tua atau sesama saudara dalam keluarga. 5) Orang tua melibatkan anak dalam peringatan hari besar islam, seperti Maulid Nabi dan Nuzulul Qur’an.
108
Ibid., hal.174-175
62
6) Orang tua selalu mengajak anak untuk tadarus Al-Qur‟an. 7) Seorang anak mencontoh orang tuannya yang rajin mengaji. 8) Orang tua mengajarkan makna ibadah kepada anaknya. 9) Orang tua memberikan hukuman ketika anak tidak melaksanakan salat wajib. 10) Ketika orang tua tidak salat akan merasa senang jika di ingatkan oleh anaknya. Motivasi belajar PAI dapat dikatakan sangat baik jika memenuhi indikator sebagai berikut: 1) Tidak lekas puas dengan nilai ulangan yang telah didapatkan. 2) Selalu tepat dalam menyelesaikan tugas. 3) Selalu membaca buku yang ada kaitannya dengan PAI. 4) Menyelesaikan tugas dengan dorongan untuk sukses. 5) Belajar dengan giat karena tau manfaat belajar tersebut. 6) Giat belajar didorong oleh penghargaan yang diberikan karena prestasi. 7) Ketrampilan mengajar guru membuat siswa semangat belajar. 8) Senang berdiskusi dengan guru dan teman tentang hal-hal agama. 9) Tempat belajar yang mendukung membuat belajar jadi nyaman. 10) Senang belajar di sekolah dan di rumah. Kategori sangat baik ditentukan jika jumlah dari keseluruhan butir angket dalam setiap variabel yang dijawab oleh setiap siswa berada pada interval diatas Mean + 1,5 SD 63
Kategori baik ditentukan jika jumlah dari keseluruhan butir angket dalam setiap variabel yang dijawab oleh setiap siswa berada pada interval Mean + 1,5 SD Kategori cukup baik ditentukan jika jumlah dari keseluruhan butir angket dalam setiap variabel yang dijawab oleh setiap siswa berada pada interval Mean + 0,5 SD Kategori kurang baik ditentukan jika jumlah dari keseluruhan butir angket dalam setiap variabel yang dijawab oleh setiap siswa berada pada interval Mean - 0,5 SD Kategori sangat kurang baik ditentukan jika jumlah dari keseluruhan butir angket dalam setiap variabel yang dijawab oleh setiap siswa berada pada interval Mean - 1,5 SD kebawah b. Analisis Inferensial (Pengujian hipotesis) Dalam mencari korelasi pada teknik analisis korelasional bivariat digunakan teknik korelasi Produk Momen (Product Moment Correlatiion). Rumus korelasi Produk Momen:109
rxy keterangan : rxy = Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment. N = Number of Cases. XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y. X = Jumlah seluruh skor X. Y = Jumlah seluruh skor Y.
109
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, hal. 206.
64
Setelah indeks korelasi r product moment antara variabel X dan variavel Y (rxy) diketahui, kemudian menarik kesimpulan yang dilakukan dengan cara sederhana dan dengan berkonsultasi pada tabel nilai r product moment. H. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah mempelajari dan memahami skripsi ini, maka dalam pembahasannya dibagi menjadi empat bab. Untuk lebih jelasnya, penulis menyusun sistematika pembahasan sebagai berikut: Pada bagian isi terdapat empat bab yang antara satu dengan yang lainnya merupakan satu kesatuan. Adapun Bab I berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, landasan teori, hipotesis , metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab II memaparkan gambaran umum SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul mengenai profil sekolah, sejarah singkat, letak geografis, visi dan misi sekolah, struktur organisasi, keadaan guru, siswa, dan keadaan sarana prasarana. Gambaran tersebut bermanfaat untuk mengetahui kondisi dan latar belakang dari tempat penelitian. Bab III merupakan pembahasan atau isi yang menguraikan paparan data mengenai sosialisasi keberagamaan siswa di lingkungan keluarga dan motivasi belajar PAI pada siswa serta analisisnya. Bab IV berisi penutup yang meliputi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan juga saran. Pada bagian akhir terdapat daftar pustaka dan berbagai lampiran yang terkait dengan penelitian ini. 65
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
mengenai
Pengaruh
Sosialisasi
Keberagamaan Di Lingkungan Keluarga Terhadap Motivasi Belajar PAI pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2013-2014 yang telah dilaksanakan, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Tahun ajaran 2013-2014 dari sampel yang telah diteliti secara keseluruhan menunjukkan 4 (8%) memiliki kategori sangat baik pada interval ≥ 37 dengan indikator: 1) Anak mendapatkan banyak pengetahuan agama dari orang tua. 2) Orang tua membiasakan anak berdoa sebelum melaksanakan suatu aktivitas. 3) Anak mencontoh orang tuanya yang rajin salat berjamaah. 4) Selalu terjadi diskusi agama antara anak dan orang tua atau sesama saudara dalam keluarga. 5) Orang tua melibatkan anak dalam peringatan hari besar islam, seperti Maulid Nabi dan Nuzulul Qur’an. 6) Orang tua selalu mengajak anak untuk tadarus AlQur‟an. 7) Seorang anak mencontoh orang tuannya yang rajin mengaji. 8) Orang tua mengajarkan makna ibadah kepada anaknya. 9) Orang tua memberikan hukuman ketika anak tidak melaksanakan salat wajib. 10) Ketika orang tua tidak salat akan merasa senang jika di ingatkan oleh anaknya. 115
15 (30%) Memiliki kategori baik pada interval 34-36 dengan indikator yang sama, 16 (32%) memiliki kategori cukup baik pada interval 31-33 dengan indikator yang sama, 12 (24%) memiliki kategori kurang baik pada interval 28-30 dengan indikator yang sama, dan 3 (6%) memiliki kategori sangat kurang baik pada interval ≤ 27 dengan indikator yang sama. Perhitungan Mean juga menunjukkan angka 32,36 yang berada pada kategori cukup baik. Tidak jauh berbeda dengan frekuensi relatif sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga secara keseluruhan, dipandang dari setiap indikator mayoritas menyatakan kecenderungannya cukup baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa Sosialisasi Keberagamaan Di Lingkungan Keluarga Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan dinyatakan dalam kategori cukup baik. 2. Motivasi belajar PAI pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul tahun ajaran 2013-2014 dari sampel yang telah diteliti secara keseluruhan menunjukkan 2 (4%) memiliki kategori sangat baik pada interval ≥ 36 dengan indikator: 1) Tidak lekas puas dengan nilai ulangan yang telah didapatkan. 2) Selalu tepat dalam menyelesaikan tugas. 3) Selalu membaca buku yang ada kaitannya dengan PAI. 4) Menyelesaikan tugas dengan dorongan untuk sukses. 5) Belajar dengan giat karena tau manfaat belajar tersebut. 6) Giat belajar didorong oleh penghargaan yang diberikan karena prestasi. 7) Ketrampilan mengajar guru membuat siswa semangat belajar. 8) Senang berdiskusi dengan guru 116
dan teman tentang hal-hal agama. 9) Tempat belajar yang mendukung membuat belajar jadi nyaman. 10) Senang belajar di sekolah dan di rumah. 4 (8%) Memiliki kategori baik pada interval 32-35 dengan indikator yang sama, 30 (60%) memiliki kategori cukup baik pada interval 29-34 dengan indikator yang sama, 12 (24%) memiliki kategori kurang baik pada interval 25-28 dengan indikator yang sama, dan 2 (4%) memiliki kategori sangat kurang baik pada interval ≤ 24 dengan indikator yang sama. Perhitungan Mean juga menunjukkan angka 30,42 yang berada pada kategori
cukup baik. Sedangkan jika dilihat kecenderungan motivasi
belajar PAI pada setiap indikatornya, sebagian besar menunjukkan kategori cukup baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Motivasi Belajar PAI Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2013-2014 dapat dinyatakan cukup baik. 3. Terdapat Pengaruh antara Sosialisasi Keberagamaan Di Lingkungan Keluarga Terhadap Motivasi Belajar PAI Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2013-2014 setelah dihiting menggunakan analisis korelasi Product Moment, sehingga dapat disimpulkan bahwa hiposesis alternatif (Ha) yang berbunyi: Adanya pengaruh positif dari sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul diterima dengan taraf signifikansi 5%. Hal ini mengandung arti bahwa tinggi rendahnya sosialisasi keberagamaan di 117
lingkungan keluarga berhubungan dan mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi belajar PAI pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul. Dari kesimpulan ini dapat dinyatakan bahwa permasalahan yang terdapat di latar belakang masalah hanya berlaku untuk orang tertentu dan tidak berlaku secara umum.
B. Saran Demi tercapainya suatu hasil yang sesuai dengan harapan, maka kritik dan saran dari berbagai pihak akan sangat diperlukan sebagai bahan evaluasi kearah perkembangan yang lebih baik. 1. Orang Tua a. Lebih peka dan tanggap terhadap pendidikan anak yang lebih baik lagi di lingkungan keluargannya. b. Mampu memberi teladan yang benar agar anak dapat tumbuh dengan baik sesuai apa yang diharapkan. c. Mengontrol pergaulan anak, agar sosialisasi keberagamaan yang telah tumbuh baik di lingkungan keluarga tetap terjaga dan dibawa sampai anak tumbuh menjadi dewasa. d. Menjalin hubungan yang baik dengan guru di sekolah agar terjadi kesinambungan pendidikan antara guru dan juga orang tua siswa, juga mengontrol perkembangan pendidikan keagamaan anak yang terjadi di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat yang lebih luas. 118
2. Guru a. Lebih trampil dalam menciptakan inovasi dalam pembelajaran, agar peserta didik lebih tertarik pada materi maupun proses pembelajaran PAI. b. Memberikan banyak motivasi yang membuat peserta didik ingin lebih mendalami PAI. c. Memberikan keteladanan yang baik tertutama saat di sekolah, karena keteladanan adalah cara yang efektif untuk membentuk perilaku anak. d. Mengkontekstualisasikan materi pelajaran yang disampaikan, agar peserta didik lebih mudah untuk memahmi dan mengingat. 3. Siswa a. Menjadikan PAI sebagai mata pelajaran yang harus diamalkan, bukan dihafalkan. b. Merubah anggapan bahwa belajar PAI adalah suatu kebutuhan, bukan hanya sekedar kewajiban. c. Memperluas pengetahuan tentang agama, misalnya dengan sering mengikuti pengajian/ ceramah baik secara langsung maupun melalui media. d. Meningkatkan intensitas belajar PAI baik di Sekolah maupun di luar sekolah, seperti lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat yang lebih luas.
119
4. Sekolah a. Menggunakan waktu yang efektif untuk menyampaikan materi pelajaran agar dapat diterima siswa secara maksimal. b. Memberikan jam tambahan khusus untuk memperdalam ilmu agama melalui PAI baik bagi kelas VII, VIII, maupun kelas IX. c. Memberikan perhatian lebih pada ekstrakurikuler keagamaan.
C. Penutup Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. karena atas limpahan rahmat dan hidayahNya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Pengaruh Sosialisasi Keberagamaan Di Lingkungan Keluarga Terhadap Motivasi Belajar PAI Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2013-2014 tanpa halangan suatu apapun. Walaupun skripsi ini telah sesesai, peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan, sehingga memerlukan masukan dan kritik yang dapat menjadikan skripsi ini lebih sempurna. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya, terutama bagi para orang tua, guru Pendidikan Agama Islam, siswa, maupun instansi pendidikan yang berkaitan. Semoga skripsi ini dapat menjadi masukan untuk meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam.
120
DAFTAR PUSTAKA Ali, Mohammad, dkk., Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Bumi Aksara, 2010. Amin, Samsul Munir, Menyiapkan Masa Depan Anak Secara Islami, Jakarta: Amzah, 2007. Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitiuan, Jakarta: Rineka Cipta, 1990. Basri, Hasan, Keluarga Sakinah Tinjauan Psikologi dan Agama, Yogyakarta: 1995. Cohen, Bruce J., Sosiologi Suatu Pengantar, Penerjemah: Sahat Simamora, Jakarta: Rineka Cipta, 1992. Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Prenada Media, 2011. Darajat, Zakiah penyunting Jalaludin Rahmat dan Muhtar Gandaatmaja, Keluarga Muslim dalam Masyarakat Modern, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994. Daradjat, Zakiah, Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, Jakarta: Ruhama, 1995. Dayakisni, Tri dan Hudaniah, Psikologi Sosial, Malang: UMM Press, 2003. Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya Al-Jumanatul „ali, Bandung: CV J.Art, 2004. Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Panduan Bagi Orang Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009. Djiwandono, Sri Esti Wuryani, Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo Gramedia Widiasarana Indonesia, 2006. Hartomo, dkk., Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Bumi Aksara, 1997. Hozali, Hubungan Antara Lingkungan Keluarga Siswa dan Kreativitas Siswa dengan Prestasi Belajar Kimia Siswa Kelas X Semester 2 SMA Muhammadiyah 1 Bantul Tahun Ajaran 2006/2007, Yogyakarta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2007. Jalaludin, Psikologi Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003. Majid, Abdul dan Andayani, Dian, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005. 121
Mahfuzh, M. Jamaluddin, Psikologi Anak dan Remaja Muslim, Jakartra: Pustaka Al-Kautsar, 2001. Martono, Raden Baskoro Dwi, Pengaruh Lingkungan Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat Terhadap Kenakalan Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Bambanglipuro, Yogyakarta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2011. Meinarno, Eko W. (ed), Psikologi Sosial, Jakarta: Salemba Humanika, 2009. Najati, Muhammad Utsman, Ilmu Jiwa dalam Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka Azzam, 2005. Nata, Abuddin, Pendidikan Spiritual Dalam Tradisi keIslaman, Bandung: Angkasa, 2003. Nottingham, Elizabeth K., Agama dan Masyarakat: Suatu Pengantar Sosiologi Agam, Penerjemah: Abdul Muis Naharong, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997. Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003. Raharjo, Niko, Pengaruh Media Animasi Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA pada Materi Mengenal Rangka Manusia Siswa Kelas IV MIN Yogyakarta II Tahun 2011/2012, Yogyakarta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2012. Rumini, Sri dkk., Psikologi Pendidikan, Tim Penulis Buku Psikologi Pendidikan FIP-IKIP-YOGYAKARTA, Yogyakarta: UPP IKIP Yogyakarta, 1995. Santoso,
Agus, “Sosialisasi dan Pembentukan kepribadian”, www.agsasman3yk.file.wordpress.com, dalam www.google.com, 2013.
Santoso, Slamet, Teori-teori Psikologi Sosial, Bandung: Refika Aditama, 2010. Santhut, Khatib Ahmad, Menumbuhkan Sikap Sosial, Moral dan Spiritual Anak Dalam Keluarga Muslim, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1998. Sears, David O. dkk., Psikologi Sosial, terj. Michael Adryanto & Savitri Soekrisno, Jakarta: Erlangga, 2007. Shaleh, Abdul Rahman, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, Jakarta: Prenada Media Group, 2008. Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2010. 122
, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2013. , Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2010. Sukiman, Pengembangan Sistem Evaluasi, Yogyakarta: Insan Madani, 2012. Sunarto, Kamanto, Pengantar Sosiologi, Edisi Revisi, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004. Suparno, A. Suhaenah, http://joegolan.wordpress.com/2009/04/13/pengertianbelajar/, dalam www.google.com., 2013. Susilaningsih, Perkembangan Religiositas pada Usia Remaja, Yogjakarta: Makalah Diskusi Ilmiah, 1996. Suwadi, dkk., Panduan Penulisan Skripsi, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI UIN Sunan Kalijaga, 2012. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2005. Uno, Hamzah B., Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Wade,Carole & Carol Tavris, Psikologi, Penerjemah: Padang Mursalin & Dinastuti, Jakarta: Erlangga, 2007. Walgito, Bimo, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi, 2010. Widayanti, Kuntari, Sosialisasi Keberagamaan pada Anak (Studi Tentang Peran Orang Tua dalam Pengenalan Agama Kepada Anak di Desa Dengkeng Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten, Yogyakarta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2008. Widoyoko, s. Eko Putro, Teknik Penyusunan Instrument Penelitian, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012. Winarsunu, Tulus, Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2006. http://www.smpn1piyungan-btl.sch.id
123
LAMPIRAN-LAMPIRAN
124
Lampiran I ANGKET UNTUK UJI VALIDITAS DAN RELIABILITASNYA ANGKET UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PIYUNGAN Kelas : No. Urut : Nama Lengkap : Pekerjaan Orang Tua : A. Tujuan Angket 1. Untuk mengetahui sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan tahun ajaran 2013-2014. 2. Untuk mengetahui motivasi belajar PAI Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan tahun ajaran 2013-2014. B. Petunjuk Pengisian Angket 1. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab. 2. Beri tanda centang ( ) sesuai jawaban yang dipilih. 3. Jawablah dengan jujur tanpa terpengaruh oleh teman. 4. Jawaban yang anda pilih tidak mempengaruhi nilai raport. 5. Hal yang menyangkut kerahasiaan anda kami jaga. C. Ketentuan Jawaban Angket SS Sangat Setuju S Setuju N Antara Setuju dan Tidak TS Tidak Setuju STS Sangat Tidak Setuju D. Angket Sosialisasi Keberagamaan di Lingkungan Keluarga Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Tahun Ajaran 2013-2014 Jawaban Indikator Item SS S N TS STS Sosialisasi 1. Saya memperoleh banyak yang disadari: pengetahuan agama dari Pendidikan, Orang tua pengajaran, 2. Orang tua selalu mengajak indoktrinasi, saya salat berjamaah dakwah, 3. Orang tua pernah pemberian mengajarkan saya tentang petunjuk dan puasa nasehat. 4. Saya suka bersodaqoh karena orang tua yang mengajarinya 125
5. Orang tua selalu mengajarkan pada saya untuk menjalankan perintah agama Sosialisasi 6. Saya mendirikan salat yang tidak karena mencontoh orang disadari: tua saya perilaku/ sikap 7. Saya aktif salat sunnah sehari-hari karena ingin seperti orang yang dilihat/ tua saya dicontoh oleh 8. Saya rajin tadarus di pihak lain. rumah bersama orang tua 9. Saya rajin salat berjamaah karena orang tua saya memberikan contoh 10. Saya puasa hanya mengikuti orang tua yang rajin berpuasa Sosialisasi 11. Ketika bulan Ramadhan, equaliter: saya mengikuti pengajian sosialisasi menjelang buka puasa yang 12. Saya selalu berdiskusi berlangsung di mengenai agama dengan antara orang saudara saya yang kedudukan dan 13. Saat bulan Ramadhan saya statusnya sama lebih sering berbuka puasa (sesama bersama dengan keluarga saudara dalam di rumah keluarga). 14. Saat sahur saya selalu makan bersama dengan keluarga 15. Saya rajin mengaji karena diajak saudara saya Sosialisasi 16. Saya jarang salat di rumah otoriter: karena tidak ada yang sosialisasi mengajak yang 17. Di rumah saya selalu berlangsung di diajak tadarus oleh orang antara orang tua yang tua selalu kedudukan dan 18. Orang 126
statusnya berbeda (anak dengan orang tua). Sosialisasi primer: dialami pada masa kanakkanak dalam keluarga, individu tidak mempunyai hak untuk memilih agen sosialisasinya.
mengajarkan pada saya tentng salat dan puasa
19. Orang tua mengajarkan puasa kepada saya sejak usia dini 20. Mulai usia 7 tahun orang tua saya mengajarkan salat 21. Saya beragama Islam karena orang tua saya Islam 22. Saya rajin mengaji karena orang tua saya rajin mengaji Sosialisasi 23. Saya bisa salat karena sekunder: belajar di luar keluarga ketika individu 24. Saya tahu makna zakat mampu karena belajar di luar berinteraksi keluarga dengan orang 25. Saya tahu makna ibadah lain selain dari orang tua saya keluargannya. Sosialisasi 26. Saya mendapatkan represif: hukuman dari orang tua menekankan ketika tidak melaksanakan pada salat wajib penggunaan 27. Saya selalu melaksanakan hukuman, semua perintah orang tua memakai dalam hal agama materi dalam hukuman dan imbalan, kepatuhan anak pada orang tua, komunikasi satu arah(perintah), bersifat non verbal, orang tua sebagai pusat sosialisasi, 127
keluarga menjadi significant others. Sosialisasi 28. Di rumah saya rajin salat partisipatoris: karena mendapatkan individudiberi pujian dari orang tua imbalan jika 29. Pendapat saya dalam hal berkelakuan agama selalu didengarkan baik, hukuman orang tua dan imbalan 30. Ketika orang tua tidak bersifat simbolik, anak salat, merasa senang jika diberi saya ingatkan kebebasan, penekanan pada interaksi, komunikasi secara lisan/ verbal, anak sebagai pusat sosialisasi, keluarga menjadi generalized others. E. Angket Motivasi Belajar PAI Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Tahun Ajaran 2013-2014 Indikator
Item
SS
Jawaban S N TS
STS
1. Jika Guru memberikan tugas saya berusaha mengerjakan sendiri. 2. Jika saya mendapat nilai ulangan yang memuskan, Adanya hasrat saya tidak lekas puas dan keinginan dengan nilai yang saya berhasil dapatkan. 3. Saya berkeinginan mendapat nilai yang memuaskan dalam mata pelajaran PAI. 128
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
Adanya harapan dan cita-cita masa depan
Adanya penghargaan dalam belajar
4. Apabila ada PR PAI, saya selalu tepat dalam menyelesaikannya. 5. Saya selalu membaca buku yang ada kaitannya dengan PAI. 6. Saya belajar PAI sedikit demi sedikit tetapi rutin. 7. Jika ada waktu luang saya pergunakan untuk membaca buku PAI. 8. Saya selalu ingin tahu tentang pengetahuan dibidang keagamaan. 9. Saya berusaha dari sekarang untuk meraih cita-cita dengan cara meraih prestasi PAI terbaik. 10. Kesuksesan mendorong saya untuk selalu menyelesaikan tugas PAI. 11. Saya belajar PAI dengan giat karena saya tahu manfaat dari belajar tersebut. 12. Kepandaian guru PAI membuat saya rajin belajar PAI. 13. Mata pelajaran PAI dapat memupuk siswa menjadi muslim yang beriman dan bertaqwa. 14. Mata pelajaran PAI dapat menciptakan siswa yang berakhlak mulia dan berperilaku baik. 15. Saya berusaha belajar PAI lebih giat untuk mendapatkan prestasi 129
lebih baik dari sebelumnya. 16. Penghargaan atas prestasi yang diberikan mendorong saya untuk belajar lebih giat. 17. Saya akan belajar lebih giat lagi untuk mendapatkan nilai yang maksimal. 18. Saya belajar PAI dengan rajin agar mendapat pujian dari guru dan teman. 19. Apabila nilai ulangan PAI saya baik, saya akan berusaha untuk mempertahankannya/ selama ini nilai Pai saya selalu baik. 20. Ketrampilan guru PAI dalam mengajar menbuat saya semangat belajar PAI. 21. Guru PAI menggunakan metode yang menarik dalam pembelajaran. 22. Saya tidak tertarik dan merasa bosan Adanya mendengarkan penjelasan kegiatan yang materi PAI. menarik dalam 23. Jika pelajaran PAI sedang belajar berlangsung kemudian terdengar suara musik, saya lebih suka mengdengarkan musik daripada penjelasan guru. 24. Saya senang berdiskusi dengan guru PAI dan teman tentang hal-hal yang berkaitan dengan 130
Adanya lingkungan belajar yang kondusif
materi PAI. 25. Saya lebih senang belajar PAI di tempat yang sepi. 26. Konsentrasi saya mudah terganggu bila mendengar suara musik ketika belajar. 27. Suasana pagi yang sejuk membuat saya semanggat belajar. 28. Saya lebih suka berdiskusi materi PAI daripada belajar sendari. 29. Saya lebih suka belajar PAI di rumah daripada di sekolah. 30. Lingkungan yang bersih membuat saya nyaman dalam belajar PAI.
131
Lampiran II ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL X (SOSIALISASI KEBERAGAMAAN DI LINGKUNGAN KELUARGA SISWA) DENGAN SPSS 16,0 FOR WINDOWS
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary
Cases
N
%
Valid
17
100.0
Excludeda
0
.0
Total
17
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.766
30
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha if
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Item Deleted
VAR00001
89.7059
48.471
.564
.750
VAR00002
89.7647
50.441
.243
.762
VAR00003
89.5882
51.132
.195
.764
VAR00004
90.0588
50.309
.262
.761
VAR00005
89.9412
49.559
.353
.757
VAR00006
90.0000
49.000
.247
.762
VAR00007
90.6471
46.868
.480
.748
132
VAR00008
90.4118
46.257
.585
.743
VAR00009
90.0000
48.875
.301
.759
VAR00010
91.1765
52.404
-.042
.774
VAR00011
89.9412
47.934
.396
.753
VAR00012
90.7647
49.066
.445
.754
VAR00013
89.8824
47.985
.339
.756
VAR00014
89.7647
49.816
.257
.761
VAR00015
90.1765
48.779
.418
.754
VAR00016
91.6471
54.118
-.198
.789
VAR00017
90.3529
46.118
.652
.740
VAR00018
90.2941
50.221
.212
.763
VAR00019
89.6471
49.493
.439
.756
VAR00020
90.0000
51.000
.016
.783
VAR00021
90.2353
49.066
.144
.773
VAR00022
90.7647
46.566
.658
.742
VAR00023
90.9412
50.934
.091
.770
VAR00024
90.7059
54.596
-.265
.787
VAR00025
90.0000
47.750
.497
.749
VAR00026
90.4118
45.132
.710
.736
VAR00027
90.2353
45.691
.626
.740
VAR00028
91.6471
53.743
-.242
.778
VAR00029
90.1765
49.529
.216
.764
VAR00030
90.0588
49.434
.303
.759
133
Lampiran III ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL Y (MOTIVASI BELAJAR PAI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL TAHUN AJARAN 2013-2014) DENGAN SPSS 16,0 FOR WINDOWS
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary
Cases
N
%
Valid
17
100.0
Excludeda
0
.0
Total
17
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.854
30
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha if
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Item Deleted
VAR00001
88.7059
64.846
.415
.849
VAR00002
88.5882
63.882
.615
.845
VAR00003
88.0588
68.684
.095
.855
VAR00004
88.8824
62.985
.511
.846
VAR00005
89.2353
60.566
.785
.838
VAR00006
89.0000
63.875
.626
.845
VAR00007
89.2941
61.346
.680
.841
VAR00008
88.5294
64.265
.447
.848
134
VAR00009
88.7647
60.441
.694
.839
VAR00010
88.8824
64.110
.615
.845
VAR00011
88.8235
59.779
.784
.836
VAR00012
89.2353
64.566
.470
.848
VAR00013
88.4706
67.140
.103
.860
VAR00014
88.4118
65.632
.394
.850
VAR00015
88.5294
64.265
.557
.846
VAR00016
88.7647
62.441
.717
.841
VAR00017
88.3529
65.618
.409
.850
VAR00018
90.1765
71.529
-.385
.864
VAR00019
88.4706
64.890
.479
.848
VAR00020
88.7647
65.441
.494
.848
VAR00021
88.5882
67.257
.194
.854
VAR00022
90.0000
69.125
-.043
.863
VAR00023
90.1176
71.485
-.213
.872
VAR00024
89.0000
63.250
.565
.845
VAR00025
89.2941
60.221
.519
.846
VAR00026
89.0588
70.309
-.139
.867
VAR00027
88.5294
64.890
.382
.850
VAR00028
89.2353
67.066
.100
.861
VAR00029
89.6471
61.618
.558
.844
VAR00030
88.5882
66.007
.347
.851
135
Lampiran 1V ANGKET UNTUK PENELITIAN ANGKET UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PIYUNGAN
Kelas
:
No. Urut
:
Nama Lengkap
:
Pekerjaan Orang Tua :
A. Tujuan Angket 1. Untuk mengetahui sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan tahun ajaran 2013-2014. 2. Untuk mengetahui motivasi belajar PAI Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan tahun ajaran 2013-2014. B. Petunjuk Pengisian Angket 1. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab. 2. Beri tanda centang ( ) sesuai jawaban yang dipilih. 3. Jawablah dengan jujur tanpa terpengaruh oleh teman. 4. Jawaban yang anda pilih tidak mempengaruhi nilai raport. 5. Hal yang menyangkut kerahasiaan anda kami jaga. C. Ketentuan Jawaban Angket SS
Sangat Setuju
S
Setuju
TS
Tidak Setuju
STS
Sangat Tidak Setuju
136
D. Angket Sosialisasi Keberagamaan di Lingkungan Keluarga Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Tahun Ajaran 2013-2014 Jawaban
Item 1. Saya
memperoleh
SS
S
TS
STS
banyak
pengetahuan agama dari Orang tua 2. Orang tua saya membiasakan doa bersama sebelum makan 3. Saya rajin salat berjamaah karena contoh dari orang tua 4. Saya
selalu
berdiskusi
mengenai
agama dengan saudara saya 5. Orang tua melibatkan saya dalam peringatan hari besar Islam seperti maulid Nabi dan nuzulul qur‟an 6. Di rumah saya selalu diajak tadarus oleh orang tua 7. Saya rajin mengaji karena orang tua saya rajin mengaji 8. Saya tahu makna ibadah dari orang tua saya 9. Saya mendapatkan hukuman dari orang tua ketika tidak melaksanakan salat wajib 10. Ketika orang tua tidak salat, merasa senang jika saya ingatkan
137
E. Angket Motivasi Belajar PAI Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Tahun Ajaran 2013-2014 Item
Jawaban SS
S
TS
STS
1. Jika saya mendapat nilai ulangan yang memuskan, saya tidak lekas puas dengan nilai yang saya dapatkan. 2. Apabila ada PR PAI, saya selalu tepat dalam menyelesaikannya. 3. Saya selalu membaca buku yang ada kaitannya dengan PAI. 4. Kesuksesan mendorong saya untuk selalu menyelesaikan tugas PAI. 5. Saya belajar PAI dengan giat karena saya tahu manfaat dari belajar tersebut. 6. Penghargaan atas prestasi yang diberikan mendorong saya untuk belajar lebih giat. 7. Ketrampilan guru PAI dalam mengajar menbuat saya semangat belajar PAI. 8. Saya senang berdiskusi dengan guru PAI dan teman tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi PAI. 9. Saya lebih senang belajar PAI di tempat yang sepi. 10. Saya lebih suka belajar PAI di rumah daripada di sekolah.
138
Lampiran V SKOR JAWABAN ANGKET
KELAS
A
B
C
D
E
NO SAMPEL
3 5 11 15 20 21 22 1 7 8 11 12 17 20 22 6 7 9 10 17 19 22 7 9 10 11 15 16 18 2 4 5 14 17 20
1 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3
2 3 3 3 4 2 2 4 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4
NO BUTIR SOAL VARIABEL X 3 4 5 6 7 8 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 2 4 3 3 2 2 2 2 2 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 2 4 3 3 3 2 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
9 4 3 3 3 2 2 4 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 2 3
10 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3
JUMLAH 33 27 33 35 25 28 36 31 24 36 34 36 35 37 33 31 31 30 35 33 30 34 33 32 28 29 31 34 30 30 29 37 31 30 32
139
F
H
KELAS
A
B
C
22 2 6 10 11 12 13 16 2 10 14 15 16 19 20
NO SAMPEL
3 5 11 15 20 21 22 1 7 8 11 12 17 20 22 6 7 9 10 17 19
4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 3 4 3
3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4
3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4
2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 2
2 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3
3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4
2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3
NO BUTIR SOAL VARIABEL Y 3 4 5 6 7 8 3 2 4 3 4 2 3 2 4 3 2 2 3 4 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 2 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 4 2 2 3 3 2 2 2 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3
4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3
3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4
9 2 4 2 3 4 2 4 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 4 2 1 4
31 35 31 40 30 31 30 30 34 34 33 35 36 39 36
10 2 4 2 3 2 2 4 4 1 4 2 2 3 3 2 4 4 3 2 2 2
JUMLAH
29 29 26 32 30 29 35 29 23 36 31 31 33 35 31 34 34 30 29 28 28
140
D
E
F
H
22 7 9 10 11 15 16 18 2 4 5 14 17 20 22 2 6 10 11 12 13 16 2 10 14 15 16 19 20
4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
2 3 4 3 2 3 3 2 4 2 3 2 3 3 2 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3
4 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4
3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4
4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 4 4 4 3
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3
2 3 3 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 4 2 2
2 3 4 2 2 3 4 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 4 2 2 2 2 3 3 3 2 4 3 3
30 30 28 30 27 29 34 26 30 27 32 23 31 28 25 32 32 35 28 32 25 27 35 34 34 30 38 34 33
141
Lampiran VI HASIL PERHITUNGAN UJI LINEARITAS DENGAN SPSS 16,0 FOR WINDOWS ANOVA Table Sum of Squares y * x Between Groups
df
Mean Square
F
Sig.
(Combined)
314.672
14
22.477
3.178
.003
Linearity
224.120
1
224.120
31.693
.000
90.552
13
6.966
.985
.485
Within Groups
247.508
35
7.072
Total
562.180
49
Deviation from Linearity
HASIL PERHITUNGAN KORELASI VARIABEL X DAN VARIABEL Y DENGAN SPSS 16,0 FOR WINDOWS Correlations x x
Pearson Correlation
Y 1
Sig. (2-tailed) N y
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.631** .000
50
50
.631**
1
.000 50
50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
142
Lampiran VII CATATAN LAPANGAN Catatan Lapangan 1 Metode Pengumpulan Data : Kuisioner atau Angket Hari/ Tanggal Jam Lokasi Sumber Data
: Kamis, 25 Juli 2013 : 08.00-09.00 WIB. : SMP Negeri 1 Piyungan : Kelas VIII G
Deskripsi Data: Informan adalah siswa kelas VIII G SMP Negeri 1 Piyungan. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuisioner atau angket. Jumlah siswa yang hadir pada hari ini adalah 17 siswa, kemudian setiap siswa diminta untuk mengisi angket. Yang kemudian angket tersebut akan di uji validitas dan reliabilitasnya guna untuk melakukan penelitian yang sebenrarnya mengenai Pengaruh sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan tahun ajaran 2013-2014. Dalam proses pengisian angket ada beberapa siswa yang bertanya mengenai butir soal angket yang belum mereka ketahui, kemudian peneliti menjelaskannya. Tampak beberapa siswa ada yang serius untuk mengisi angketnya, dengan salah satu buktinya mereka membaca secara berulang setiap butir angket yang diberikan. Namun ada juga yang mengisi angketnya kurang serius dengan asal untuk menjawabnya, sehingga mereka selesai lebih dulu kemudian ingin segera berbincang-bincang dengan temannya. Setelah kurang lebih satu jam, kemudian angket ditarik dan diminta kembali oleh peneliti, guna dilakukan perhitungan selanjutnya agar dapat diketahui butir-butir angket mana saja yang valid dan yang tidak valid. Kemudian peneliti mengucapkan terima kasih kepada guru mata pelajaran PAI yang telah memberikan waktu untuk melakukan penelitian. Interpretasi: Pengujian coba instrument penelitian dilakukan pada satu kelas, yaitu kelas VIII G SMP Negeri 1 Piyungan. Siswa yang hadir dan beagama Islam sebanyak 17 siswa, kemudian 17 siswa dijadikan subjek dalam pengisian angket yang masing-masing variabel terdapat 30 butir soal atau item.
143
Catatan Lapangan 2 Metode Pengumpulan Data : Kuisioner atau Angket Hari/ Tanggal Jam Lokasi Sumber Data
: Sabtu, 24 Agustus 2013 dan Senin, 26 Agustus 2013 : 09.00 – 09.30 WIB. : SMP Negeri 1 Piyungan : Kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, VIII F, dan VIII H.
Deskripsi Data: Pengambilan data penelitian secara garis besar dilakukan dengan menggunakan metode kuisuoner atau angket. Pada waktu penelitian sebenarnya, di bagikan 7 angket dalam setiap kelasnya, kecuali kelas VIII B yang dibagikan angket sebanyak 8 buah. Angket tersebut diberikan peneliti kepasa salah satu siswa perwakilan kelas, dalam hal ini adalah ketua kelasnya masing-masing. Peneliti meminta bantuan kepada ketua kelas pada masing-masing kelas untuk membagikan kepada beberapa temannya yang dianggap mampu untuk mengisi angket secara lebih benar dan serius. Penelitian dengan membagikan angket ini dilakukan pada hari Sabtu, 24 Agustus 2013 dan Senin, 26 Agustus 2013, tepatnya pada waktu jam istirahat, dikarenakan agar tidak mengganngu pelaksanaan proses belajar siswa pada setiap kelasnya. Interpretasi: Penelitian menggunakan sampel untuk mengisi angket sebanyak 50 siswa, yaitu diambil 7 kelas pada setiap kelasnya, kecuali kelas VIII B yang diberikan 8 buang angket. Angket terdiri dari 20 item soal pada setiap variabelnya. Setelah semua data terkumpul maka dilakukan analisis data yang diperoleh dari lapangan guna mendapatkan kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan. 144
Catatan Lapangan 3 Metode Pengumpulan Data : Wawancara Hari/ Tanggal Jam Lokasi Sumber Data
: Jumat, 06 September 2013 : 09.00 – 09.30 WIB. : SMP Negeri 1 Piyungan : Anas dan Afan Kelas VIII A
Deskripsi Data: Informan menyatakan bahwa ia menyukai pelajarn PAI, karena ada materi yang menarik, kemudian juga dikarenakan sikap dan penampilan guru dalam menjelaskan materi yang dapat membuat mereka menyukai mata pelajaran PAI. Motivasi mereka dalam mempelajari PAI adalah karena ingin mendalami agama dan mengenal Islam lebih serius lagi. Motivasi yang mereka dapatkan untuk mempelajari PAI berasal dari dalam dirianya, dan juga ada pengaruh dorongan orang tua. Sebagai contoh Anas yang mempunyai motivasi bagu dalam PAI, karena adanya peran serta orang tua dalam membiasakannnya untuk mempelajari dan terus mendalami agama, yaitu dengan menyurunya juga untuk membantu orang tuannya mengajar TPA dirumahnya. Sosialisasi keberagamaan yang mereka alami di lingkungan keluargannya juga sangat baik, dengan diajarkannya etika oleh orang tua, beribadah secara teratur, salat lima waktu walaupun dilakukan tidak selalu berjamaah. Antara anak dan orang tua saling mengingatkan disaat ada yang lupa dalam hal ibadah. Yang menyebabkan sosialisasi keberagamaan mereka bagus di lingkungan keluarga adalah nasehat yang diberikan oleh orang tua yang dapat diterima dengan baik
145
oleh anaknya, selain itu juga katena sikap dan perilaku orang tua yang baik selalu mejadi contoh atau panutan bagi anak. Sosialisasi yang terjadi di lingkungan keluargannya sangat mempengarugi bagaimana ia mendapatkan motivasi dalam mempelajari PAI di sekolah. Mereka ingin memperdalam dan mempelajari ilmu agama yang mereka dapatkan dari apa yang di ajarkan oleg lingkungan keluargnnya dengan memilki motivasi yang baik dalam mempelajari PAI di sekolah. Ia lebih suka mempelajari PAI di sekolah dari pada dirimah, karena jika disekolah lebih terukur dan terstruktur menurutnya. Ada juga yang lebih menyukai pendidikan agama yang diberikan dirumah daripada disekolah, karena jika dirumah dapat lebih leluasa dan dapat dilakukan sacara santai tidak menegangkan. Interpretasi: Sosialisasi keberagamaan yang terjadi di lingkungan keluargannya berjalan dengan baik, kemudian motivasi belajar PAI yang mereka rasakan juga cukup baik. Sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga memiliki peran penting kepada anak dalam mendapatkan motivasi belajar, terutama PAI. Karena pengalaman agama yang mereka dapatkan dirumah dapat diperjelas secara lebih terstruktur jika diberikan dalam bentuk mata pelajaran PAI yang meraka dapatkan di sekolah.
146
Catatan Lapangan 4 Metode Pengumpulan Data : Wawancara Hari/ Tanggal Jam Lokasi Sumber Data
:Sabtu, 07 September 2013 : 08.00 – 09.00 WIB. : SMP Negeri 1 Piyungan : Suripto, S. Ag., M. Si (Guru PAI Kelas VIII)
Deskripsi Data: Informan adalah guru PAI kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan. Ia menjelaskan bahwa motivasi belajar PAI kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan mayoritas baik. Hal tersebut dikarenakan potensi dalam diri anak yang mereka bawa sejak masuk ke sekolah, bahwa ia memiliki keinginan belajar yang baik. Kemudian
sarana
dan
prasarana
yang
lebih
mendukung
juga
sangat
mempengaruhi motivasi anak dalam belajar, terutama alat peraga dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang menarik lebih dapat membuat siswa termotivasi dalam mempelajari PAI di sekolah. Kemudian untuk yang belum memiliki motivasi yang baik dikarenakan keluarga atau interaksi sosialisasi yang terjadi kurang mendukung anak. Sekolah bukanlah penentu dari sikap dan keinginan anak dalam motivasi PAI, sekolah hanya sebagai fondasi, tetapi rambu-rambunya itu dari orang tua dan keluarga. Karena pendidikan yang utama dan pertama ada di lingkungan keluarga. Keluarga merupakan fondasi yang sanagat kokoh bagi dasar pembentukan kepribadian dan sikap anak, termasuk juga mengenai motivasi belajar PAI seorang anak merupakan pancaran dari apa yang mereka alami dalam 147
bersosialisasi di lingkungan keluarganya, terutama orang terdekat, seperti orang tua. Meskipun tidak terpungkiri terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi belajar PAI, seperti pergaulan dengan masyarakat dan kemajuan teknologi yang semakin canggih. Sosialisasi keberagamaan yang terjadi di lingkungan keluarga sangat memberi peran bagi anak dalam memiliki motivasi belajar PAI. Jika terdapat anak yang kurang mendapatkan perhatian dan ksih sayang dari orang tua dapat mempengaruhi kualitas dan motivasi belajarnya. Bagitu juga sebaliknya, kasih sayang yang diberikan orang tua dalam melakukan sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga dan sikap teladan orang tua yang di contoh anak dapat mempengaruhi motivasi belajar PAI seorang siswa. Interptetasi: Sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga dapat mempengaruhi motivasi belajar PAI pada siswa, karena siswa lebih banyak mendapatkan pengalan agama melalui sosialisasi keberagamaan dari lingkungan keluargannya. Sekolah hanya sebagai tempat untuk memperjelas apa yang telah siswa dapatkan dari orang tuannya di lingkungan keluarga.
148
Lampiran VIII DAFTAR NAMA SAMPEL PENELITIAN
KELAS
A
B
C
D
E
NO SAMPEL
3 5 11 15 20 21 22 1 7 8 11 12 17 20 22 6 7 9 10 17 19 22 7 9 10 11 15 16 18 2 4 5 14 17 20
NAMA SISWA
Anas R. H Bayu Murti M. Fuad Abidan Muhammad Nasir Retno Sulistyani Rizky Saputra Triwibowo Wening L. A Wisnu Dwi Septiawan Danu Adam Arief Diah Tiharsih W. Mita Selviana D. M. Fajrul F. Risca Aprilia Kadarwati Sherlyna Maryanto Putri Tiara Atriningtyas Andi Seia Budi Angga Putra Pranata Asnah Sari Dewi Astri Rofiandani Pangestu S. Gilang Sandy Atmaja Mercyndi Prima Ramanda Nurul Isnaini Afrizal Denanta K. Anik Puspita sari Anisa Nuraini Aras Ari Wighani Daffa Athaya Furqoh Dina Mila Prasasti Gilang Aji S. Muhammad Sailendra Raditya Luan N. Risti Khairuna Hapsari Gumilang M. Bagasa Latifa Runingtyas Nur Azizah D. P.
PEKERJAAN ORANG TUA
Wiraswasta Wiraswasta PNS Guru Buruh PNS Wiraswasta Petani Arsitek Wiraswasta Guru PNS Wiraswasta Wiraswasta Guru Petani Swasta PNS PNS Wiraswasta Swasta PNS Pegawai BUMN Buruh Wiraswasta Swasta Swasta Swasta PNS Wiraswasta PNS Guru PNS POLRI
149
F
H
22 2 6 10 11 12 13 16 2 10 14 15 16 19 20
Pandu Hasta D. Rahmat Dwi Fauzi Uhungga. H. W Zelda Araminta Yasmin Aditya Oerely F. S. Ardian Nugraha P. Bulan Suci Indah Purnama S. Dea Permata Idam Guptagama S. H Nabila Fauziah Satriya candra H. Sevito Rajindha Prata Suci Eka Azhari Faradisa Hilya M. Herlina Yulianingrum
Swasta dan PNS Guru Wiraswasta Pegawai Bank PJKA Dosen Swasta Swasta Swasta PNS Swasta Swasta Buruh Pekerja BUMN PNS
150
Lampiran IX
151
152
153
154
155
156
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Setia Widanti
TTL
: Bantul, 01 Oktober 1991
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Wanujoyo Kidul Srimartani Piyungan Bantul 55792
E-mail
:
[email protected]
Blog
: setiawidanti.blogspot.com
Handphone
: 082327376006 / 085725707728
Nama Ayah
: Jawidan
Nama Ibu
: Nurgiyanti
Riwayat Pendidikan : - SD Negeri Piyungan
(1998 - 2004)
- SMP Negeri 1 Piyungan
(2004 - 2007)
- SMA Negeri 1 Kalasan
(2007 - 2010)
- UIN Sunan Kalijaga
(2010 - 2013)
Yogyakarta, 02 Desember 2013
Setia Widanti