HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENDERITA HIV / AIDS DI RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT JAKARTA 2014 ASSOCIATION BETWEEN CHARACTERISTICS, KNOWLEDGE AND ATTITUDES WITH NURSES’ BEHAVIOURS IN PROVIDING NURSING CARE TO HIV/AIDS PATIENTS IN JAKARTA DRUGS AND SUBSTANCE ADDICTION REHABILITATION HOSPITAL 2014
OLEH: Hernani L1 Gerardina Sri Redjeki2 Sudibyo Supardi3
ARTIKEL ILMIAH
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIK SINT CAROLUS, JAKARTA BULAN FEBRUARI, TAHUN 2015 1Mahasiswa 2Dosen 3Dosen
Pembimbing Akademik Pembimbing Metodologi
ABSTRAK Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejalayang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang didapat, disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Bare & Smelzet, 2005). Stigma negatif perawat terhadap penderita HIV / AIDS dikuatirkan akan mempengaruhi sikap dan perilaku perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan antara karakteristik, pengetahuan dan sikap terhadap perilaku responden. adapun jenis penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan metode deskriktif korelasi dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan total sampling dimana melibatkan seluruh responden (47 orang) di tiga ruangan perawatan khusus penderita HIV/AIDS. Alat pengumpulan data berupa kuesioner dengan menggunakan uji statistik chi square. Hasil analisis statistik penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik (usia dimana pvalue 0,489, pendidikan pvalue 0,901, pengalaman kerja pvalue 0,322, pernah/ tidak pernah mengikuti pelatihan/seminar tentang Hi /AIDS p-value 0,489 responden terhadap perilaku dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita HIV / AIDS dimana p-value (> 0,05), tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan responden terhadap perilaku dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita HIV/AIDS , dimana nilai pvalue 0,882 (> 0,05), ada hubungan yang bermakana antara sikap responden terhadap perilaku dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan pada penderita HIV / AIDS, dimana p-value 0,001 (> 0,05). Diharapakan pihak rumah sakit memberikan pelatihan dan seminar tentang HIV/AIDS pada setiap perawat yang baru guna meningkatkan pengetahuan lebih lanjut dan kemampuan keterampilan perawat sehingga dapat mengaplikasikan dalam melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan, dan melakukan supervisi terhadap pelaksanaan perilaku pencegahan (kewaspadaan universal) secara berkala untuk memberikan kontrol terhadap perilaku pencegahan. Kata kunci : karakteristik, pengetahuan, sikap, perilaku, perawat, AIDS
ABSTRACT Acquired Immune Deficiency Syndrome ( AIDS ) is a group of symptoms resulting from a deficiency in immune response caused by Human Immunodeficiency Virus (HIV) infection (Bare & Smelzet, 2005). There were raised concerns that negative stigma toward HIV/AIDS influence nurses’ attitudes and behaviours in providing nursing care to HIV/AIDS patients. This study aimed to describe association between nurses’ characteristics, knowledge, attitudes toward HIV/AIDS and their behaviours. This was a quantitative study using a descriptive correlation method and a cross-sectional approach with forty-seven nurses were recruited from three wards specifically dedicated for caring HIV/AIDS patients as the total sampling. Data were collected using a questionnaire and analysed using Chi-Square test. Results of this study found no significant statistical association between characteristics of
respondents (age – p=0.489; level of education – p=0.901, working experiences – p=0.322, participation in workshops/symposiums related to HIV/AIDS – p=0.489) and their behaviours in providing nursing care to HIV/AIDS patients. It also found no significant association between respondents’ knowledge and their behaviours (p=0.882). Significant association was found between respondents’ attitudes and their behaviours in providing nursing care to HIV/AIDS patients (p=0.001). The hospital is than supposed to hold trainings and seminars on HIV / AIDS to every nurse in order to again futher knowledge and nursing care skill which is than applied on providing nursing care service and the regular in implementation of preventive behavior (precautions) periodically to provide control over the implementation of preventive behavior. keywords : Characteristic, Knowledge, Attitude, Behavior, Nurse, HIV / AIDS Pendahuluan Acquired Immuno defisiency Syndrome (AIDS) adalah Kumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh atau sistem immun yang disebabkan oleh infeksi HIV (Bare & Smeltzer, 2005). Hawari (2006) menyebutkan bahwa masalah HIV / AIDS sudah menjadi masalah global dengan kecepatan penyebaran yang sangat pesat. Menurut data statistik tahun 2001 penderita HIV / AIDS ada sebanyak 2.313 orang,dan maret 2008 meningkat menjadi 17.702 orang, dan sampai dengan desember 2013 data statistik penderita HIV / AIDS lebih meningkat menjadi 179.775 orang, Angka ini menunjukkan begitu pesatnya penyebaran dan penularan HIV / AIDS di masyarakat Indonesia. Rumah sakit ketergantungan obat (RSKO) adalah salah satu rumah sakit yang berada di Jakarta Timur yang menangani rawat inap serta rawat jalan penderita HIV / AIDS. Berdasarkan data rekam medik RSKO Jakarta Timur, jumlah penderita HIV / AIDS dari tahun 2005 – 2014 yang ada di RSKO Jakarta Timur, dimana tahun 2005 (26 orang), tahun 2006 (68 orang), tahun 2007 (33 orang), tahun 2008 (74 orang), tahun 2009 (73 orang), tahun 2010 (85 orang), tahun 2011 (93 orang), tahun 2012 (113 orang), tahun 201 (150 orang), dan tahun 2014 (155 orang). Meningkatnya kasus HIV / AIDS di kota jakarta dapat dilihat juga dari jumlah pasien HIV / AIDS yang rata – rata setiap hari datang berobat di RSKO Jakarta Timur 2 – 5 orang khusus di ruang perawatan dan ruang HCU, hal tersebut menunjukkan perlunya perhatian yang serius dari berbagai pihak khususnya dari pelayanan kesehatan terhadap penanganan pasien HIV / AIDS. Namun dalam memberikan pelayanan pada individu penderita HIV / AIDS masih ada rasa kekwatiran dari para perawat sehingga mereka menggunakan APD berlebihan dan memandikan pasien jarang dilakukan.
Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi dan menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang peneliti gunakan adalah total sampling dengan jumlah 47 responden. Penelitian ini di lakukan di RSKO Jakarta Timur
pada awal Oktober 2014 sampai akhir Desember 2014. pengumpulan data, peneliti menggunakan instrumen berupa kuisioner yang telah disusun berdasarkan studi referensi dan kerangka konsep penelitian. Kuisioner tersebut telah disusun secara terstruktur dengan pertanyaan – pertanyaan tertutup. yang dimana sebelumnya di uji coba terlebih dahulu dengan tujuan adalah untuk mengetahui validitas dan reabilitas kuisoner. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 bagian yaitu : bagian pertama yang memuat tentang data demografi responden, bagian kedua adalah berisi pertanyaan tentang pengetahuan perawat berkaitan dengan penderita HIV / AIDS pada pemberian pelayanan asuhan keperawatan, bagian ketiga pertanyaan tentang sikap perawat dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan terhadap pasien HIV / AIDS dan bagian keempat tentang perilaku perawat dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan terhadap pasien HIV / AIDS. Analisis data dilakukan dengan menggunakan : Analisa Univariat digunakan untuk mengadakan analisis terhadap distribusi frekuensi usia, pendidikan, lama kerja, pernah mengikuti pelatihan / seminar HIV / AIDS, pernah / tidak merawat pasien HIV / AIDS, variabel pengetahuan, dan sikap terhadap perilaku perawat dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan pada penderita HIV / AIDS. dan Analisa Bivariat analisis tabel silang dua variabel, yaitu variabel independen (karakteristik pengetahuan dan sikap perawat) dengan variabel dependen (perilaku perawat dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan terhadap penderita HIV / AIDS).
Hasil Penelitian dilakukan terhadap 47 responden yaitu responden yang bekerja < 1 tahun, 1 – 5 tahun dan > 5 tahun di tiga ruangan khusus rawat inap pasien HIV / AIDS di RSKO Jakarta.
Bila dilihat dari hubungannya antara variabel independen dan variabel dependen diatas, didapatkan: tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik ( usia dengan p-value 0,787, pendidikan dengan pvalue 0,831, pengalaman kerja dengan p-value 0,322, pernah / tidak pernah mengikuti pelatihan / seminar tentang HiV / AIDS dengan p-value 0,489 ) responden dengan perilaku dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap penderita HIV / AIDS dengan p-value ( > 0,05 ), tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan responden dengan perilaku dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap penderita HIV / AIDS , dengan p-value 0,882 ( > 0,05 ) dan ada hubungan yang bermakna antara sikap responden dengan perilaku dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan terhadap penderita HIV / AIDS dengan p-value 0,001 ( > 0,05 ). Pembahasan Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan. Perilaku adalah bentuk respon dari stimulus atau rangsangan dari luar, namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor – faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku mencakup : Usia, pendidikan, pengetahuan dan sikap. tidak ada hubungan yang signifikan antara usia responden dengan perilaku dalam memberikan pelayanan pada pasien HIV / AIDS. Menurut peneliti tidak adanya hubungan antara usia dengan perilaku hal ini didasarkan pada usia dewasa muda merupakan usia dimana seseorang sudah mampu berinisiatif serta pengetahuan dan wawasan yang cukup baik sehingga dapat membedakan mana yang seharusnya dapat dilakukan dan yang tidak perlu dilakukan dan menurut Siagian (2004) mengungkapkan bahwa usia yang semakin dewasa dapat menimbulkan kemampuan seseorang dalam pengambilan keputusan, semakin bijaksana, semakin berpikir rasional, semakin dapat mengendalikan emosi. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan perilaku dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan terhadap penderita HIV / AIDS. Diketahui bahwa 44 responden memiliki pendidikan tinggi dan berperilaku baik dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan pada penderita HIV / AIDS yakni 93,6%. Hal ini sesuai dengan teori wawan (2010) makin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah untuk menerima informasi sehingga dapat mengaplikasikan pengetahuannya dalam perbuatan secara baik. Peneliti berasumsi bahwa pendidikan tinggi dan pengetahuan tentang HIV / AIDS yang dimiliki responden saat ini kemungkinan tidak diterapkan dalam pelayanan asuhan keperawatan pada penderita HIV / AIDS. Tidak adanya hubungan antara pengalaman kerja terhadap perilaku kemungkinan karena responden sudah memiliki dasar dan mendapat pengenalan akan pengetahuan tentang HIV / AIDS pada masa pendidikan atau dari berbagai sumber informasi yang ada saat ini seperti media masa, internet, sehingga kecakapan akan lebih baik karena sudah menyesuaikan diri dengan berbagai protap yang ada diarea pekerjaannya.
Tidak ada hubungan yang bermakna antara pernah atau tidak pernah mengikuti pelatihan / seminar tentang HIV / AIDS dengan perilaku responden. Adanya perkembangan berbagai tehnologi informasi saat ini yang memudahkan untuk mendapatkan info tentang HIV / AIDS diluar pelatihan / seminar yang mungkin bisa mempengaruhi tingkat pengetahuan responden. Responden yang pernah / tidak pernah pelatihan / mengikuti seminar adalah seimbang artinya yang pernah / tidak pernah mengikuti pelatihan memiliki pengetahuan yang baik tentang HIV / AIDS, responden terpapar berbagai protap dan tindakan – tindakan yang berhubungan dengan penderita HIV / AIDS yang berpengaruhi pada tingkat pengetahuan dan berperilaku masih hanya mencapai pengetahuan pada tingkat tahu dan memahami, dimana responden masih hanya tahu secara materi namun tidak mempengaruhi pengetahuan responden sampai pada tingkat aplikasi dan analisi. Tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan responden dengan perilaku. Pengetahuan tentang HIV / AIDS dari berbagai informasi yang cukup luas saat ini seperti media internet, buku-buku yang mereka baca dll, sehingga responden dalam melakukan pelayanan keperawatan pada penderita HIV / AIDS mempunyai perilaku yang searah. Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku responden dalam memberikan asuhan keperawatan responden didasarkan atas kesadaran setiap individu. Terdapat hubungan yang bermakna antara sikap terhadap perilaku perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Hasil penelitian sudah menunjukkan hubungan yang searah dimana ketika responden memiliki sikap yang baik maka ia akan membentuk perilaku yang baik, begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian yang searah menunjukkan bahwa hal tersebut sesuai dengan teori atribusi yang dinyatakan Susilo (2011), bahwa pembentukan perilaku manusia dapat disebabkan disposisi internal (motif, sikap) ataukah oleh keadaan eksternal. Sikap dan perilaku responden yang baik terbentuk dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku yang diharapkan melalui pengertian / kesadaran yang tidak terlepas dari kondisi lingkungan dimana individu tersebut berada. Simpulan dan Saran Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden berusia 26 – 35 tahun ( 68,1 %),berpendidikan DIII ( 63,8 % ), pengalaman kerja seimbang antara 1 – 5 tahun 51,1 % dan pengalaman kerja > 5 tahun 48,9 %, sedangkan responden yang pernah mengikuti pelatihan / seminar 68,1 % , dan 95,8 % responden memiliki pengetahuan yang baik tentang HIV / AIDS, serta 91,5 % responden memiliki sikap yang baik tentang memberikan pelayanan asuhan keperawatan terhadap penderita HIV / AIDS, dan 97,9 % responden memiliki perilaku yang baik dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan terhadap penderita HIV / AIDS. Bila dilihat dari hubungannya antara variabel independen dan variabel dependen disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik (usia, pendidikan, pengalaman kerja, pernah / tidak pernah mengikuti pelatihan / seminar tentang HiV / AIDS) responden dengan perilaku dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap penderita HIV / AIDS. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan responden dengan perilaku dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap penderita HIV / AIDS dan terdapat hubungan yang bermakna antara sikap responden dengan perilaku dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan terhadap penderita HIV / AIDS. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut : 1. Bagi Institusi Rumah Sakit a. Memberikan pelatihan dan seminar tentang HIV/AIDS pada setiap perawat yang baru guna meningkatkan pengetahuan lebih lanjut dan kemampuan keterampilan perawat sehingga dapat mengaplikasikan dalam melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan. b. Melakukan kontrol secara berkala terhadap pelaksanaan (kewaspadaan universal) terhadap semua perawat dan penderita HIV / AIDS, serta mendemontrasikan pada penderita dan keluarga tentang cara pencegahan terjadinya infeksi. 2. Bagi institusi pendidikan kiranya dengan hasil penelitian ini bisa menjadi pembelajaran untuk semua mahasiswa/i agar sebagai perawat lebih meningkatkan sikap empati, peka peduli dalam setiap pemberian pelayanan asuhan keperawatan kepada semua para pasien tanpa membeda – bedakan, agar komunikasi antara perawat, keluarga , dan pasien dapat terjalin dengan baik. 3. Bagi penelitian lanjutan Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut lagi terhadap para perawat selain hubungan pengetahuan, sikap terhadap perilaku. Mungkin dengan peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor – faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penularan Infeksi terhadap perilaku perawat dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan pada penderita HIV / AIDS. Daftar pustaka Bare, B. G. & Smeltzer, S. C. (2005). Brunner & Suddarth’s, Textbook of Medical Surgical Nursing. Philadelphia : Lippincott Hawari, D. 2006. Global Effect HIV/AIDS Dimensi Psikologi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI Komisi Penanggulangan AIDS, (2010) . Jakarta Peringkat ketiga kasus HIV / AIDS. Diunduh pada tanggal 26 Mei ( 2014 ) dari http//: Aidsindonesia.or.id Siagian. P. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara. Wawan, A & Dewi, M (2010). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia Disertai Contoh Kuesioner. Yogyakarta : Nuha Medika Susiloningsih, Agus. (2010). AIDS: Aspek Klinis, Permasalahan dan Harapan, di unduh pada tanggal 23 juni 2014 dari http://fkuii.org/tiki-index.php?page=halaman2 http://aids.gov/hiv-aids-basics/ Notoatmodjo. (2007). Pengantar pendidikan dan ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Salemba Medika