BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJALIN RELASI PERTEMANAN SISWA YANG TERISOLIR KELAS VIII D DI SMP NEGERI 1 JATIPURNO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Ferri Triyadi NIM. 11500062 Abstraks. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan relasi pertemanan siswa yang terisolir kelas VIIID di SMP Negeri 1 Jatipurno Tahun Pelajaran 2015/2016. Dalam penelitian ini subjek penelitianya adalah satu siwa kelas VIII D yang bernama Singgih Dwi Sutrisno. Metode yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif kualitatif, dan teknik pengumpulan datanya yaitu observasi, wawancara, alat penilaiannya atau data penilaiannya serta teknik analisanya data yang digunakan adalah bentuk analisa interaktif mengalir. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penanganan masalah terisolir melalui bimbingan pribadi sosial pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Jatipurno Tahun Pelajaran 2015/2016, terbukti kebenaranya. Hal ini dibuktikan dari perilaku pada klien yang bernama Singgih Dwi Sutrisno kemampuanya menyesuaikan diri dari terisolir menjadi tidak terisolir. Kata Kunci: Bimbingan Pribadi Sosial, Menjalin Relasi Pertemanan
PRIVATE SOCIAL GUIDANCE FOR IMPROVED ESTABLISH RELATIONSHIPS OF FRIENDSHIP ISOLATED STUDENTS IN CLASS D VIII SMP NEGERI 1 JATIPURNO IN ACADEMIC YEAR 2015/2016 By: Ferri Triyadi NIM. 11500062
Abstract. The purpose of this study was to determine whether there is a social personal guidance to improve the relations of friendship VIIID grade students isolated DI SMP Negeri 1 Jatipurno academic year 2015/2016. In this study the subject of his research is the Siwa VIII D named Singgih Dwi Sutrisno. The method used in this research is descriptive qualitative and data collection techniques are observation , interviews, assessment tools and data assessment and data analysis technique used is a form of interactive analysis flow. Based on the description of the results of the study it can be concluded that the handling of the problem of social isolation through personal guidance to students in grade VIII D SMPN 1 Jatipurno academic year 2015/2016, proved kebenaranya. This is evidenced from the behavior on a client named Singgih Dwi Sutrisno his ability to adjust on the isolated become isolated. Keywords : Social Personal Guidance , Establish Relationships Friendship
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah dan mengembangkan perilaku yang diinginkan, Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam percapaian tujuan pendidikan tersebut, melalui sekolah siswa dapat belajar berbagai macam hal.Secara kodrati manusia merupakan makluk sosial sehingga manusia memiliki kecenderungan untuk bergaul dengan orang lain,bersahabat, bermasyarakat, dan berkelompok. Dengan demikian manusia harus berinteraksi yang baik dalam berperialaku, tidak terkecuali siswa sebagai kelompok remaja juga tidak lepas dari kehidupan sosialnya, remaja termasuk juga siswa yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya maka dirinya perlu mempelajari berbagai ketrampilan sosial seperti kemampuan untuk menjalin hubungan secara baik dengan orang lain baik kepada teman maupun orang yang tidak dikenal sehingga sikapnya terhadap orang lain menyenangkan. Manusia dalam menjalani kodratnya mengalami siklus hidup yang disebut pertumbuhan dan perkembangan. seperti kita lihat dan buktikan keberadaan manusia di dunia ini tidak langsung menjadi manusia dewasa baik dari segi fisik maupu pola berfikirnya ketika baru saja di lahirkan, Dalam kehidupan semua orang pasti mempunya masalah, masalah sosial yang juga kerap dihadapi oleh siswa misalnya ketika di kelas siswa tidak bisa bekerja sama dengan siswa lain dan cenderung suka mengganggu dengan siswa lain dan masih banyak lagi contoh perilaku
hubungan yang tidak baik, siswa yang tidak memiliki ketrampilan sosial yang atau siswa yang terisolir akan menjadi pribadi yang tidak matang secara sosial, emosional dan spiritual. Setara dengan penelitian’’Profil Perkembangan Sosial Siswa Yang Terisolir Dalam Membina Hubungan Sosial Kelas IX’’yang telah dilakukan oleh Yulia Ningsih Lovita pada jurnal bimbingan konseling, yang menunjukan hasil penelitian sebagai berikut : Penelitian yang terdahulu yang dilakukan oleh Yulia Ningsih Lovita (2013) di SMP Negeri 12 padang yang menunjukan secara umum hubungan sosial siswa terisolir 82,14% tergolong kepada kategori kurang baik, Peneliti yang dilakukan dari 84 responden hubungan sosial dalam belajar kurang baik yaitu 95,24%.,Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan bimbingan pribadi sosial dapat meningkatkat relasi pertemanan siswa yang terisolir. Masalah terisolir tidak dianggap sebagai masalah ringan, karena siswa terisolir telah mengalami hambatan dalam pergaulannya, siswa yang terkucilkan merasa tertekan akan mencari jalan keluar yang membuat dirinya merasa terkucilkan oleh kelompoknya, berdasarkan hasil Pra observasi dan informasi dari guru BK bahwa siswa kelas VIIID diSMP N 1 JATIPURNOyang berjumlah 27 siswa dari semua siswa tersebut terdapat 4 siswa yang kurang bisa bergaul dengan teman sebaya dari ke 4 anak tersebut ada salah siswa laki laki yang sangat menonjol berinisial X di kelas misalnya suka usil kepada temannya,suka melempar tanggung jawab, seing berperilaku over menganggu teman, tidak bisa bekerja
sama dengan teman terutama di dalam kelas, siswa yang terisolir secara sosial akan menunjukan gejala gejala yang tidak sehat, gejala ini merupakan suatu penyakit sosial berakibat jangka panjang dari sikap usil dan selalu menggu teman-temannya tersebut kan memunculkan penyakit sosial yang berlebihan seperti penilaian sosial kurang baik, menarik diri bahkan bisa dikatakan individu tersebut tidak ramah dan bisa berakibat akan dikucilkan oleh teman temannya, dengan adanya permasalahan tersebut maka diperlukan upaya guru BK untuk memberikan bimbingan pribadi sosial khususnya untuk siswa yang terisolir. Adapun perumusan maslah tersebut adalah sebagai berikut : “Bagaimana pelaksanaan bimbingan pribadi sosial dalam meningkatkan relasi pertemanan siswa yang terisolir kelas VIII D di SMP N 1 Jatipurno Tahun Ajaran 2015/2016?”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksaan bimbingan pribadi sosial dalam meningkatkan relasi pertemanan siswa yang terisolir kelas VIII D di SMP N 1 Jatipurno Tahun Ajaran 2015/2016. METODE PENELITIAN Penelitian ini di laksanakan di SMP N 1 Jatipurno. Penelitian ini di laksanakan pada bulan mei 2015 – Juni 2015. Bentuk dan strategi penelitian mengikuti paradigma penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif sering di sebut juga penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi alamiah, di sebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak di gunakan untuk penelitian bidang antropologi bodaya, sebagai
metode kualitatif karena data yang di kumpulkan dan dianalisis lebih bersifat kualitatif. Sesuai dengan tujuan yang ingin di capai oleh penulis tentang penelitian ini adalah Bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan menjalin relasi pertemanan siswa yang terisolir di SMP N 1 Jatipurno. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara, observasi partisipatif dan studi dokumentasi untuk mengetahui efektifitas bimbingan pribadi sosial. Penelitian kualitatif ini, sumber data yang dipilih secara purposive dan bersifat snowball. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang terisolir yang berjumlah 1 orang. Objek Penelitian ini adalah Penanganan siswa yang terisolir dengan menggunakan bimbingan pribadi sosial. Pada penelitian ini untuk mengetahui keabsahan data yang telah diperoleh. Menurut Wiliam Wiersma dalam sugiono ( 2005- 372 ) : “Triagulasi dalam pengujian kredibilasi ini diartikan sebagai pengecekan data dari sebagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu”. Dengan demikian terdapat triagulasi sumber, triagulasi tehnik, pengumpulan data dan waktu. Teknik analisis data yang digunakan dalam peneliyian ini adalah analisis data kualitatif. Karena data-datanya merupakan kualitatif yaitu berwujud informasi dan merupakan sumber data diskriptif yang luas dan berlandaskan tokoh,serta membuat penjelasaan tentang proses-proses yang terjadi dalam lingkungan setempat.
TINJAUAN PUSTAKA Bimbingan Pribadi Sosial Menurut Bimo Walgito (2004:5) Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan. Bimbingan pribadi sosial berarti bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergemulan dalam batinya sendiri; dalam mengatur diri sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya; serta bimbingan dalam membina hubungan dalam kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan pergaulan sosial(W.S.Winkel&MM.Sri Hastuti,2004: 118). Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut : 1) Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawancara dalam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2) Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatankegiatan yang kreatif liar, dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya di masa depan. 3) Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha penanggulangannya. 4) Pemantapan pengambilan keputusan. 5) Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya. 6) Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara efektif. 7) Pemantapan
kemampuan komunikasi, baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara efektif. 8) Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan isi pendapat serta beragumentasi secara dinamis, kreatif, dan produktif. Inti dari pengertian bimbingan pribadi sosial yang di kemukakan oleh Abu Ahmadi adalah, bahwa bimbingan pribadi sosial di berikan kepada individu, agar mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan pribadi-sosialnya secara mandiri, Hal ini senada juga diungkapkan oleh Syamsu Yusuf (2005: 11) yang mengungkapkan bahwa bimbingan pribadi sosial adalah bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalahmasalah sosial-pribadi. Bimbingan pribadi sosial pada lain pihak tidak lain adalah seperangkat usaha Bantuan kepada peserta didik agar dapat menghadapi sendiri masalah-masalah pribadi sosial yang dialaminya, mengadakan penyesuaian pribadi sosial, memilih kelompok sosial, memilih jenis-jenis kegiatab sosial dan rekreatif yang bernilai guna, serta berdaya-upaya sendiri dalam memecahkan masalah masalah salah pribadi, rekreasi dan sosial yang dialaminya (Ahmad Rohani HM,1991: 109) Ketiga pemaparan terkait makna bimbingan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan pribadi sosial adalah suatu bimbingan yang diberikan oleh seorang ahli kepada individu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi-sosial seperti penyesuaian diri,menghadapi konflik dan pergaulan. Bimbingan pribadi sosial tidak lain adalah seperangkat usaha bantuan
kepada siswa agar siswa dapat menghadapi sendiri masalah-masalah pribadi dan sosial yang dialaminya, mengadakan penyesuaian pribadi dan sosial, memilih kelompok sosial, memilih jenis-jenis kegiatan sosial dan kegiatan rekreatif yang bernilai guna, serta berdaya upaya sendiri dalam memecahkan masalah-masalah pribadi, rekreasi dan sosial yang dialaminya. Anak Terisolir Terisolir berarti merunjuk pada suatu keaadaan dimana seorang mengalami keterasiangan,keterisolai atau terpencil dari lingkunganya. Menurut Hurlock (1978:294) isolasi atau isolate di bagi menjadi dua macam, yaitu voluntary isolate dan involuntari isolate.Voluntary isolate adalah suatu perbutan yang menarik diri dari kelompok karena adanya rasa kurang memiliki minat untuk menjadi anggota suatu kelompok. Sedangkan involuntari isolate adalah sikap atau perbuatan menolak terhadap orang lain dalam kelompokmnya meskipun dia tidak dibutuhkan oleh kelompoknya dan menjauhkan diri dari kelompok, sedangkan involuntary yang onyektif sebaliknya dia benar-benar di tolak di kelompoknya. Sehubungan dengan pernyataaan diatas, maka siswa terisolir merupakan anak yang tidak mempunyai teman dalam pergaulan karena ia tidak minat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan kelompok sebagai proses sosial. Kebutuhan sosial siswa direflesikan dalam keinginan mereka untuk popular dimata teman sebaya dan kebutuhan punya satu kawan akrap atau lebih, dan keinginan untuk menarik dimata orang yang meraka sukai, Meskipun setiap siswa punya
kebutuhan yang kuat dibandingkan siswa lain. Anak terisolasi adalah suatu sikap individu yang tidak dapat menyerap dan menerima norma-norma kedalam kepribadian dan ia juga tidak mampu untuk berperilaku yang pantas atau menyesuaikan diri menurut tuntutan lingkungan yang ada.Menurut Andi Mappiare anak terisolasi adalah anak yang jarang dipilih atau sering kali mendapat penolakan dari lingkungannya, salah satunya adalah kemampuan daya pikirnya yang rendah. Selanjutnya, Graham dan stuart (Sunarya, 2005:21) menjelaskan siswa terisolir adalah siswa yang mempunyai pengaruh sosial rendah dan penerimaan sosial rendah,sedangkan siswa popular adalah siswa yang memiliki pengaruh sosial dan penerimaan sosial yang tinggi, Bagi remaja yang tidak memiliki atau kurangnya ciri-ciri pribadi seperti dimiliki oleh seorang yang diterima oleh kelompok teman sebayanya, misalnya kerapian,aktif dan urusan kelompok, berinisiatif dan memikirkan kepentingan kelompok, sabar, jujur, suka menolong, suka bekerja sama dan membantu anggota kelompok. Berdasarkan pengertian tersebut, maka tingkah laku manusia dapat dipandang sebagai reaksi terhadap berbagai tuntutan dan tekanan lingkungan tempat mereka hidup dan berbagai usur alami lainya, Semua makluk hidup secara alami di bekali kemampuan untuk menolong dirinya sendiri dengan cara menyesuaikan diri dengan lingkunganya Selain itu ada alasan yang menyebabkan perubahan nilai pada masa dewasa dini, diantaranya yang sangat umum adalah : 1) Orang muda
apabila ingin di terima oleh anggotaanggota kelompok orang dewasa, mereka harus menerima nilai-nilai kelompok teman sebaya. Banyak orang dewasa muda menyadari bahwa penampilan acak-acakan dan sikap suka memberontak terhadap aturan dan tata cara seperti pada waktu mereka sekolah, harus diganti dengan tinggkah laku yang dapat diterima oleh masyrakat dewasa apabila mereka ingin diterima dalam kelompokkelompok sosial dan ekonomi orang dewasa. 2) Orang-orang muda itu segera menyadari bahwa kebanyakan kelompok sosial berpedoman pada nilai-nilai konvensional dalam hal keyakinan-keyakinan dan perilaku seperti juga halnya dalam penampilan. Menurut pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa anak terisolasi dari lingkungannya adalah mempunyai ciri sebagai berikut menurut Hurlock (1980: 217) yaitu: a. Kesan pertama yang kurang baik karena penampilan diri yang kurang menarik atau sikap menjauhkan diri, yang mementingkan diri sendiri. b. Terkenal sebagai seorang yang tidak sportif. c. Penampilan yang tidak sesuai dengan standart kelompok dalam hal daya tarik fisik atau tentang kerapihan. e. Perilaku menonjolkan diri, mengganggu orang lain, suka memerintahkan, tidak bekerjasama dan bijaksana. f. Kurangnya kematangan, terutama keliatan dalam hal pengendalian emosi, ketenagan, kepercayaan diri dan kebijaksanaan. g. Sifat-sifat kepribadian yang mengganggu orang lain seperti mementingkan diri sendiri, keras kepala, gelisah, dan mudah marah. i. Status ekonomi berda dibawah status sosioekonomi kelompok. j. Tempat
tinggal yang terpencil dari kelompok atau ketidak mampuan dalam berpartisipasi dalam kegiatan kelompok karena tanggung jawab keluarga atau bekerja sambilan. HASIL PENELITIAN Dari hasil penelitian melalui observasi, wawancara dan pengumpulan data melalui pencatatan dokumen tentang “Pelaksaan bimbingan pribadi sosial dalam meningkatkan relasi pertemanan siswa yang terisolir kelas VIII D di SMP N 1 Jatipurno Tahun Ajaran 2015/2016)?” Temuan hasil studi yang berhubungan berhubungan dengan kajian teori dan berdasarkan perumusan masalah dan peneliti yang telah penulis lakukan, maka dapat diperoleh terutama studi sebagai berikut : Tingkah Laku Siswa Yang Mengalami Terisolir Tingkah laku siswa yang mengalami terisolir ditunjukan dengan berbagai sikap sehingga terlihat bahwa siswa sulit untuk bergaul dengan baik. Siswa SMP Negeri 1 Jatipurno dari hasil penelitian diketahui bahwa ada satu orang siswa yang mengalami keterisoliran dikelasnya. Dari tabel 3 tersebut menunjukan indikasi penyebab siswa terisolir di sekolah hal itu juga diperkuat dari pendapat Enung Fatimah (2006: 199) mengenai kegagalan penyesuaian diri atau terisolir karena faktor sebagai berikut : Faktor fisiologis Kondisi fisik seperti struktur fisik atau temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembangan secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan tubuh.
Misal orang yang tergolong ektomorf yaitu yang ototnya lemah atau rapuh tubunya, ditandai sifat-sifat segan dalam melakukan aktifitas sosial, pemalu pemurung dan sebagainya. Kwalitas penyesuaian diri yang baik dapat dicapai dalam kondisi kesehatan jasmani yang baik pula. Ini berarti bahwa gangguan jasmani yang diderita oleh seorang akan mengganggu proses penyesuaian diri. Faktor psikologis Faktor psikologis yang mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri karena pengalaman. Pengalaman yang menyenangkan akan menimbulkan proses penyesuaian diri yang baik, sebaliknya pengalaman yang traumatik akan menimbulkan penyesuaian diri yang kliru atau salah. Faktor perkembangan dan kematangan Dalam proses perkembangan respon berkembang dari respon yangbersifat intinsif menjadi respon yang bersifat hasil belajar dan pengalaman. Dengan bertambahnya usia, perubahan dan perkembangan respon tidak hanya diperoleh melalui proses belajar, tetapi juga perbuatan individu telah matang untuk melakukan respon ini menentukan pola penyesuaian dirinya. Faktor lingkungan Berbagai faktor lingkungan, seperti keluarga, sekolah, masyarakat, agama dan kebudayaan berpengaruh kuat dalam penyesuaian diri. Sesuai dengan faktor-faktor yang menyebabkan penyesuaian diri maka dapat diidentifikasikan bahwa siswa SMP Negeri 1 Jatipurno terdapat salah satu anak mengalami kesulitan penyesuaian diri.
Upaya Yang Dilakuakan Yang Dilakuakan Guru Terhadap Siswa Yang Terisolir Kegagalan menyesuaiakan diri atau terisolir siswa seperti telah diketahuai sebelumnya disebabkan beberapa faktor tersebut. berdasarkan data-data terutama di kelas VIIID di SMP Negeri 1 jatipurno, yang mengalami keterisoliran ada satu siswa. Oleh guru melakukan upaya agar siswa lebih mudah untuk menyesuaikan diri disekolah sehingga tidak membuat siswa rendah diri serta menggangu prestasi belajarnya. Upaya yang dilakukan guru agar siswa dapat lebih mudah menyesuaiakan diri adalah : Diberikan bimbingan konseling dengan baik dan memberi rasa nyaman pada siswa sehingga membuatnya lebih memahami maksud perlunya menyesuaiakan diri di sekola, yaitu kegiatan yang dilakuakan adalah mengetahuai indikator penelitian yaitu terisolir dan kegagalan penyesuaian diri oleh subjek penelitian yang dilakuakan sebelum di beri tindakan konseling atau treatment. Keterisoliran diri disekolah yang dijadikan indikator observasi dalam penelitian ini adalah : 1) Perhatian siswi waktu diterangkan selalu usil dan tidak memperhatikan gurunya; 2)Siswa tidak bisa bekerja sama dengan temannya; 3) Siswa suka membantah jika ingatkan atau dinasehati gurunya; 4) perhatian siswa kurang serius saat di terangkan gurunya. Berdasarkan hasil observasi tersebut jelaslah bahwa subjek penelitian memang memiliki perilaku terisolir di kelas cukup signifikan. Oleh sebab itu siswa perlu bantuan layanan khusus yaitu Bimbingan Pribadi sosial.
Pelaksanaan Tindakan I Tindakan I dilaksanakan dengan mengadakan observasi sebelum melakukan Bimbingan Pribadi Sosial, Pelaksanaan dilakukan tanggal 27 -31 juli 2015. Tiap pertemuan berlangsung sekitar 45 menit di ruang BK SMP Negeri 1 Jatipurno. Observasi dan refleksi pada tindakan I dilaksanakan pada tanggal 1- 3 Juli 2015. Tujuannya untuk mengetahui kekurangan-kekurangan, kemajuan yang dicapai selama proses pelaksanaan tindakan I dan rencana apa yang perlu di ambil untuk tindakan berikutnya. Pelaksanaan Tindakan II Rencana tindakan ke II untuk mengubah perilaku subyek penelitian kearah yang lebih baik adalah dengan melaksanakan wawancara konseling. Pendekatan konseling menyadarkan klien bahwa pemecahan masalah yang dihadapinya merupakan tanggung jawab sendiri, konselor menunjukan menyadarkan klien, bahwa tingkah laku anak yang terisolir yang selama ini dirasakan akan terus merugikan diri sendiri dan orang di sekitarnya, pada langkah kedua ini konselor menggunakan teknik konfrontasi yakni konselor menyerang sikap klien yang merugikan orang lain dan diri sendiri kearah sikap menyesuaikan diri. Observasi dan refleksi pada tindakan II dilaksankan pada tanggal 6 juli 2015. Tujuan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dan kemajuan yang dicapai selama proses pelaksaan tahap II dan rencana apa yang perlu diambil untuk tindakan selanjutnya.
Pelaksanaan Tindakan III Rencana tindakan ke III untuk mengubah perilaku subyek penelitian kearah yang lebih baik adalah Konselor mengembangkan pandangan-pandangan perilaku terisolir dan menghindari sikap terisolir, konselor berusaha menyerang inti dari kurangnya penyesuaian diri dari klien dan mengajarkan bagaimana cara mengganti dari perilaku terisolir dengan sikap menyesuaikan diri, pada langkah keempat ini konselor menggunakan teknik pemberian tugas, dalam hal ini, konselor memberikan tugas kepada klien untuk bergaul dengan teman dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar dengan baik. Pelaksanaan tindakan III dilakuakan pada tanggal 7 Agustus tiap pertemua berlangsung 40 menit di ruang BK SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri. Tahap kegiatannya digambarkan pada matrik sebagai berikut: Observasi dan refleksi pada tindakan III dilaksankan pada tanggal 11 Agustus 2015. Tujuan kegiatan pengamatan dan refleksi pada tahap ini adalah untuk mengevaluasi proses kegiatan II dan hasil tindakan III. Berdasarkan pelaksanaan konseling mednunjukkan bahwa peningkatan perubahan perilaku pada klien yang bernama Singgih Dwi setelah di beri bimbingan yaitu ada peningkatan kemampuan dari 0% ada perubahan menjadi 100%. Dari perubahan yang sudah terjadi, maka dari itu pelaksanaan konseling di hentikan pada tahap ke III karena klien telah menyadari bahwa dengan mengisolir diri akan berdampak kebutuhan sosial klien tidak terpenuhi, klien sudah memiliki anggapan bahwa hidupnya kalau mengisolir diri akan mengalami
ketidakpastian tentang reaksi sosial terhadap perilakunya.
meningkat dari terisolir menjadi tidak terisolir.
Keterbatasan Penelitian Peneliti ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang tidak mengurangi kesempurnaan perhatian ini. Berikut ini adalah keterbatasan dalam penelitian yaitu: Keterbatasan pemahaman responden dalam memahami pertanyaan yang diajukan. Keterbatasan waktu pengamatan dilakukan karena ada banyak tahapan yang harus dijalankan. Keterbatasan informasi dari siswa yang mengalami keterisoliran karena siswi terlihat malu malu ketika ditanya.
Saran
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan Bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan relasi pertemanan siswa yang terisolir kelas VIIID di SMP Negeri 1 Jatipurno tahun pelajaran 205/2016 terbukti kebenaranya kearah yang baik, Hal ini dibuktikan dari perubahan pada perilaku klien Singgiih sudah
Berdasarkan pada kesimpulan diatas dapat di berikan saran-saran sebagai berikut : Kepada Guru, hendaknya membiasakan siswa untuk belajar kelompok. Mendukung adanya layanan konseling disekola. Agar lebih memperhatiakan perhatian kepada siswa, terutama siswa yang mengalami penyesuian diri kurang (terisolir). Guru BK harus lebih aktif dalam memantau perilaku dan perkembangan siswa. Kepada siswa. Perlu kesadaran dari dalam diri bahwa keberhasilan studinya tidak lepas dari dukungan personel sekolah yang lain baik dari guru, karyawan sekolah, maupun teman-teman yang lain sehingga perlu menjalin kerjasama yang baik terhadap mereka. Kepada orang tua. Hendaknya siswa perlu diberikan kebebasan untuk melakukan kegiatan yang disukanya selama hal itu positif, sehingga siswa dapat mengarah kearah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA Andi Mappiare, 1984. Pengantar Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Surabaya : Usaha Nasional. Ahmad Rohani HM,1991. Bimbingan dan Konseling Di sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta Dr.Bimo Walgito, 2005. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta : Penerbit Andi. Dewa Ketut Sukardi, 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Renika Cipta
Elizabeth B. Hurlock, 1978. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga _________________, 1980. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga Herdiansyah, Haris.2010. Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu social. Jakarta : Salemba Humanika. H.Abu Ahmadi&Ahmad Rohani HM,1991. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta http://yantipgsdips.blogspot.com/2012/10/makalah-anak-terisolasi.html. Jumat, 12 Juni 2015 http://belajarpsikologi.com/pengertian-bimbingan-pribadi-sosial. Kamis 5 maret 2015 Moleong. LJ, 2004. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Purwa Atmaja Prawira,2011. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta. : AR. Ruzz Media Syaiful Bahri Djamarah. 2005. Guru dan Anak Didik, Jakarta : Rineka Cipta Sugiono. 2005. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta Slameto, 1988. Bimbingan di Sekolah. Jakarta : Bina Aksara W.S.Winkel dan MM. Sri Hastuti, 2004. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan.Yogyakarta : Media Abadi