HUBUNGAN KEBIASAAN WUDHU DENGAN PENINGKATAN KONSENTRASI BELAJAR FIKIH SISWA DI SD MUHAMMADIYAH KRIYAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Bidang Ilmu Pendidikan Islam
Oleh : FATCHUR RIDHO NIM : 131310001228
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA 2015
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp
: 4 (empat) eks
Hal
: Naskah Skripsi An. Sdr. Facthur Ridho
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan sebelumnya, bersama ini saya kirim naskah skripsi Saudara : Nama
: Facthur Ridho
NIM
: 131310001228
Progdi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul
: HUBUNGAN KEBIASAAN WUDHU DENGAN PENINGKATAN KONSENTRASI
BELAJAR
FIKIH
SISWA
DI
SD
MUHAMMADIYAH KRIYAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi Saudara tersebut dapat segera dimunaqasyahkan. Demikian harap menjadi maklum. Wassalamu’ alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Jepara, Agustus 2015 Dosen Pembimbing
Drs. Maswan, MM.
ii
PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi bahan rujukan.
Kudus, Agustus 2015 Deklarator
FACTHUR RIDHO NIM 131310001228
iv
HALAMAN MOTTO
Dengan Iman dan Akhlaq Saya Menjadi Kuat Tanpa Iman dan Akhlaq Saya Menjadi Lemah
(Muhammad Barie Irsyad, Yogyakarta)
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada : 1.
Istriku tercinta (Zulfa Listiana) dengan penuh cinta dan kasih sayang yang tiada terhingga. yang tanpa henti-hentinya memberikan motivasi dan selalu menanti dalam perjuangan dan cita-cita.
2.
Anakku tercinta (Moh. Ghibran Anridho) buah hatiku yang selalu ada untukku
3.
Para Kyai/Asatidz/Dosen UNISNU Jepara yang menjadi media waktu penulis menimba dan menggali ilmu yang penulis dapatkan di kampus hijau tercinta, semoga ilmu yang penulis dapatkan dapat bermanfaat dan barokah, Fiddini Wad Dunya Hattal Akhiroh.
4.
Saudara, sahabat-sahabat dan kawan-kawan seperjuangan kelompok satu (Yi Halim, Yi Saefudin, Gus Ahzam, Zudin dan Burhan Ahmeed) di Kampus tercinta UNISNU Jepara.
vi
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Hamdan wa Syukron Lillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., Illahi Rabbi yang selalu bersemayam di hati kita, yang senantiasa mengizinkan kita menjadi sebagai orang mukmin mukminah lahir dan batin. Shalawat serta salam selalu penulis curahkan keharibaan insan termulia, habibina wasyafi’una Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, Rasul yang senantiasa kita rindukan kehadirannya, utusan Allah yang membawa kabar gembira untuk umat Islam sedunia. Berkat karunia dan ridla-Nya penulis telah menyelesaikan penyusunan Skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam (PAI) di Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara dengan judul “Hubungan Kebiasaan Wudhu Dengan Peningkatan Konsentrasi Belajar Fikih Siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015.” Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak,
sehingga penyusunan skripsi ini dapat
selesai dengan baik dan sukses. Penulis menyadari bahwa penelitian skripsi ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan, saran, dan arahan dari berbagai pihak, yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan material maupun spiritual. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. H. Muhtarom H.M., selaku Rektor UNISNU Jepara.
2.
Bapak Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara.
3.
Bapak Drs. Maswan, MM.. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk memberikan bimbingan, pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
vii
4.
Para dosen/staf pengajar dan segenap civitas akademika di lingkungn UNISNU Jepara yang membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan sksripsi ini.
5.
Bapak Ahmad Fauzan, M.Pd.I., selaku kepala SD Muhammadiyah Kriyan Jepara yang telah memberikan izin dalam penelitian skripsi ini.
6.
Keluargaku yang menyulutkan api semangat dalam mengarungi kehidupan ini.
7. Teman-temanku UNISNU Jepara Kelas Reguler 2-E angkatan 2011 yang telah banyak memberikan support dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 8. Seseorang yang selama ini mendampingi dalam pembuatan skripsi dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan, yang telah membantu dan menghantarkan pada penyusunan skripsi ini. Atas segala bantuan yang mereka curahkan, penulis hanya dapat mendo’akan semoga amal baik mereka diterima di sisi Allah SWT sebagai amal shaleh, Amin. Akhirnya, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh mencapai kesempurnaan dalam arti sebenarnya. karena itu, kritik konstruktif dari siapapun diharapkan menjadi semacam suara yang dapat menyapa tulisan ini sebagai bahan pertimbangan dalam proses kreatif berikutnya. Namun demikian, sekecil apapun makna yang terjelma dalam tulisan inipun juga diharapkan ada manfaatnya. Kudus, Agustus 2015 Penulis,
FACTHUR RIDHO NIM 131310001228
viii
ABSTRAK Fatchur Ridho (NIM 131310001228). Hubungan Kebiasaan Wudhu Dengan Peningkatan Konsentrasi Belajar Fikih Siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015: Program Strata 1 Prodi Pendidikan Agama Islam UNISNU Jepara, 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) kebiasaan berwudhu siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara (X); 2) konsentrasi belajar fikih siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara (Y); 3) ada tidaknya kebiasaan berwudhu (X) dengan peningkatan konsentrasi belajar fikih siswa SD Muhammadiyah Kriyan Jepara Kudus Tahun Pelajaran 2014/2015 (Y). Penelitian ini menggunakan metode analisis korelasional dengan bersifat ex post facto. Subyek penelitian sebanyak 41 responden, menggunakan teknik stratifikasi sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data X dan informasi dokumenter hasil belajar fikih siswa untuk menjaring data Y. Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analis korelasional dengan bersifat ex post facto. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan perhitungan dengan rumus korelasi product moment. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa: (1) Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil angket dan analisis empiris kuantitatif tentang kebiasaan melaksanakan wudhu siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat dikatakan pada kebiasan yang baik. Baik yang penulis maksud adalah kebiasaan siswa SD Muhammadiyah Kriyan Jepara yang selalu membiasakan berwudhu, baik ketika mengikuti pelajaran di kelas maupun di luar kelas. Hal ini terbukti dari pilihan angket yang ada dengan masing-masing 5 pilihan yang menunjukkan angka pada interval (34 44); (2) Sedangkan konsentrasi belajar fikih siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara sesuai dengan pilihan angket yang ada dengan masing-masing 5 pilihan dapat dikatagorikan pada nilai konsentrasi belajar fikih yang baik. Konsentrasi siswa SD Muhammadiyah Kriyan Jepara ketika mengikuti mata pelajaran fikih menunjukkan konsentrasi yang baik, hal ini dapat dilihat dari kondisi kelas ketika proses KBM yang relatif tenang dan tidak gaduh. Disamping itu daya serap siswa SD Muhammadiyah Kriyan Jepara juga cukup tinggi. hal ini dapat dilihat dari hasil means konsentrasi belajar fikih siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara hasil yang menunjukkan angka pada interval pada jarak interval (34 - 44); (3) Dari hasil penelitian lapangan setelah dianalisa secara kuantitatif dengan pendekatan statistik product moment, maka hasilnya dapat penulis sampaikan bahwa terdapat korelasi positif antara kebiasaan wudhu dengan peningkatan konsentrasi belajar fikih siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini terbukti dari perhitungan statistik product moment yang menghasilkan angka ro = 0.890939, sehingga ketika nilai r ini dikonsultasikan dengan nilai r pada table baik pada taraf signifikansi 5 % maupun 1 % maka; Taraf korelasi 95% ro : 0. 552069 dan rt : 0.316 (signifikan) Taraf korelasi 99% ro : 0. 552069 dan rt : 0.408 (signifikan). Ternyata dari perhitungan tersebut betul-betul signifikan dan terdapat korelasi antara kebiasaan wudhu dengan peningkatan konsentrasi belajar fikih siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara . Karena dari hasil koofisien korelasi antara variabel X dan Y lebih besar dari nilai koofisien korelasi yang ada pada tabel atau r xy hitung (0,552069) > r tabel, baik dalam taraf signifikan 5 % maupun 1 % , maka diperoleh hasil yang signifikan yang berarti bahwa hipotesis nihil (Ha) di tolak dan hipotesis positif (Ho) diterima.
ix
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para civitas akademika, para mahasiswa, para tenaga pendidik di lingkungan sekolah terutama dalam memberi dorongan kepada siswa agar senatiasa meningkatkan upaya pengajaran dan bimbingannya terhadap siswasiswanya, terlebih pada penekanan untuk selalu berperilaku Islami termasuk membiasakan siswanya untuk melaksanakan wudhu dalam belajar di sekolah. Kata kunci: Hubungan, Kebiasaan Wudhu dan Konsentrasi Belajar Fikih
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................... iv HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii ABSTRAK ........................................................................................................ ix DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 B. Batasan Masalah ............................................................................. 4 C. Rumusan Masalah .......................................................................... 5 D. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5 E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6 F. Sistematika Penulisan ..................................................................... 7 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ............... 10 A. Deskripsi Teori ................................................................................ 10 1.
Wudhu ...................................................................................... 10 a. Pengertian Wudhu ............................................................ 10 b. Syarat Wudhu ................................................................... 10 c. Syarat Syah Wudhu .......................................................... 12 d. Rukun Wudhu .................................................................. 12 e. Sunah Wudhu ................................................................... 17
2.
Konsentrasi Belajar Fikih ........................................................ 18 a. Pengertian Konsentrasi Belajar ........................................ 18 b. Pengertian Belajar ............................................................ 19 c. Proses dan Tahapan Belajar ............................................. 22
xi
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hal Belajar ............... 24 e. Pengertian Belajar Fikih ................................................... 30 f.
Wudhu dalam membangkitkan Konsentrasi belajar Fikih.. 35
B. Penelitian yang Relevan .................................................................. 37 C. Pengajuan Hipotesis ....................................................................... 38 1.
Kerangka Berpikir ................................................................... 38
2.
Hipotesis .................................................................................. 39
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 40 A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 40 B. Metodologi Penelitian .................................................................... 41 C. Variabel Penelitian ......................................................................... 42 D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ...................... 43 E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 45 F. Instrumen Penelitian ....................................................................... 46 G. Teknik Analisis Data ...................................................................... 48 BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... 50 A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ...................................................... 50 1.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................... 50
B. Pengujian Hipotesis ........................................................................ 57 C. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 72 D. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 74 BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP ..................................... 76 A. Kesimpulan ..................................................................................... 76 B. Saran ............................................................................................... 78 C. Penutup ........................................................................................... 79 DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Lampiran 1 Surat Keterangan SD Muhammadiyah Kriyan Jepara
2.
Lampiran 2 Kuesioner Angket
3.
Lampiran 3 Fotocopy Sertifikat OSPEK
4.
Lampiran 4 Fotocopy Sertifikat KKL
5.
Lampiran 5 Fotocopy Sertifikat PPL
6.
Lampiran 6 Fotocopy Sertifikat KKN
7.
Lampiran 7 Tabel-tabel Skripsi
8.
Lampiran 8 Daftar Riwayat Pendidikan
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana yang telah diyakini oleh umat Islam bahwa seluruh materi ajaran Islam, baik akidah, amaliah maupun akhlak, tidak satu pun yang sia-sia, melainkan ada manfaatnya. Oleh Allah, agama Islam ini diturunkan untuk keselamatan manusia itu sendiri, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam kajian Ilmu Ushul Fiqh ada pembahasan yang berkenaan dengan maqasid al-syar'iyyah, yakni maksud-maksud yang terkandung di balik pensyariatan suatu ajaran. Artinya, tiap-tiap materi ajaran Islam itu ada maksud ditetapkan dan disyariatkan, sebab tidak mungkin ada pembebanan suatu ajaran oleh Allah tanpa maksud yang hendak dituju dari pembebanan itu. Tujuan umumnya adalah agar manusia memperoleh kebahagiaan dan keselamatan yang sempurna di dunia maupun di akhirat. 1 Wudhu adalah syariat bersuci yang diperintahkan oleh Allah SWT kepada umat Islam. Allah SWT telah memerintahkan kepada umat Islam berwudhu ketika hendak melaksanakan sholat. Allah SWT pun telah memberikan tuntunan secara jelas tentang tata cara berwudhu, sebagaimana yang difirmankan-Nya dalam Q.S. Al-Maidah ayat 6 Allah SWT berfirman : 2
1
Oan Hasanuddin, Mukjizat Berwudhu Untuk Penyembuhan Dan Pencegahan Penyakit, (Jakarta: Qultum Media, 2007), hlm. 5. 2 Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 6, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Depag RI, 1986), hlm. 463.
1
2
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” Perintah wudhu yang tekandung dalam ayat tersebut di atas teramatlah jelas, sehingga kaum Muslimin tidak boleh mengabaikannya. Q.S. Al-Maidah ayat 6 tersebut di atas juga menjelaskan bahwa wudhu berkorelasi dengan seluruh aspek kehidupan manusia, baik jasmani maupun rohani. Kebersihan sebagai pangkal kesehatan mental, emosional, akal, sosial, spiritual, dan lain sebagainya merupakan nikmat yang teramat besar bagi manusia. Selain memberikan perintah melakukan wudhu sebelum shalat, ayat tersebut di atas juga memberikan pelajaran pada umat Islam bahwa manusia itu bukan makluk suci. Karena manusia bukan makluk suci maka senantiasa harus bersuci terus menerus sepanjang hidupnya. Dengan kenyataan seperti ini manusia
3
tidak sepantasnya menyombongkan diri sebagai makluk yang selalu suci. 3 Sehingga beranggapan tidak perlu wudhu lagi kalau tidak hendak melakukan shalat, padahal jelas ini salah! kalau kita mau memahami perintah ayat tersebut di atas secara mendalam tersirat bahwa wudhu adalah sebagai pengingat dan penjaga hati dari sikap takabur serta menyombongkan diri sebagai makluk yang tidak suci. Dalam dunia pendidikan, belajar merupakan kegiatan inti dan utama. Dengan belajar dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik dan psikis anak didik yang diwujudkan dalam tingkah lakunya sehari-hari. Oleh karena itu belajar merupakan hal pokok dalam kehidupan manusia, karena hampir semua perkembangan dan perubahan manusia terjadi karena belajar. Belajar dalam pandangan pendidikan Islam, bila dilihat dari segi kehidupan kultural umat manusia tidak lain adalah merupakan salah satu alat pembudayaan (enkulturasi) masyarakat terhadap manusia itu sendiri. Artinya, sebagai suatu alat, belajar dapat difungsikan untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan hidupanusia ke titik optimal kemampuannya untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Dalam hal ini, maka kedayagunaan belajar sebagai alat pembudayaan sangat bergantung pada kesungguhan dan konsentrasi manusia tersebut. Ciri khas pendidikan Islam secara umum yaitu sifat moral relegiusnya yang nampak jelas dalam tujuan-tujuan yang ingin dicapai
maupun sarana-
sarananya. Karena itu Syaikh Azzarnudji mengharuskan setiap siswa untuk 3
Sholeh Gisymar, Menyembuhkan Berbagai Penyakit dengan Terapi Wudhu, (Surakarta: NUUN, 2008), hal. 5
4
berniat kala belajar. 4 Niat dalam konteks ini adalah kesungguhan dan konsentrasi seseorang ketika belajar, sebab niat adalah pokok dari segala amal perbuatan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis merasa sangat perlu untuk mencoba meneliti dan menelusuri dengan menjadikan karya ilmiah dalam judul. “Hubungan Kebiasaan Wudhu dengan Peningkatan Konsentrasi Belajar Fikih Siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. ”
B. Batasan Masalah Untuk menghindari salah penafsiran dalam penelitian ini, penulis memandang perlu untuk memberikan batasan-batasan masalah yang digunakan dalam judul ini. 1.
Peran adalah tindakan yang dilakukan seseorang dalam suatu peristiwa. 5 Peran lebih mengarah pada suatu fungsi atau nilai guna dari aktifitas yang telah dilaksanakan.
2.
Wudhu menurut bahasa adalah kebaikan atau kebersihan. Sedangkan menurut istilah wudhu adalah menggunakan air pada anggota yang khusus seperti wajah, tangan, kepala, kaki dengan tata cara tertentu. 6 Sedangkan menurut pemahaman secara sederhana, wudhu dapat diartikan sebagai serangkaian tindakan-tindakan yang dimulai dari niat untuk berwudhu dan diakhiri dengan membasuh kedua kaki.
4
Azzarnudji, Ta’limul Muta’alim, (Kudus: Syirkah An-Nur Asia, t.t), hlm. 10. Depdikbud RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2001, hlm.
5
751 6
Abdurrahman Al-Juzairi, Kitab Fiqh dari Empat Madzhab, (Darul Kutub Al-Ilmiyah, Beirut-Lebanon, t.th), hml. 45
5
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat penulis tarik permasalahan sebagai berikut: 1.
Bagaimanakah kebiasaan berwudhu siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015?
2.
Bagaimanakah konsentrasi belajar fikih siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015?
3.
Adakah hubungan kebiasaan berwudhu dengan peningkatan kosentrasi belajar fikih siswa SD Muhammadiyah Kriyan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015?
D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dari skripsi ini sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui kebiasaan berwudhu siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015?
2.
Untuk mengetahui konsentrasi belajar fikih siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015?
3.
Untuk mengetahui ada tidaknya kebiasaan berwudhu dengan peningkatan kosentrasi belajar fikih siswa SD Muhammadiyah Kriyan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015?
6
E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dari skripsi ini sebagai berikut: 1.
Manfaat Teoritis: Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberi,
menambah
serta
mengembangkan khasanah pengetahuan dibidang pendidikan khususnya masalah peningkatan dan persiapan kualitas sumber daya manusia, baik sebagi guru maupun sebagai siswa. 2.
Manfaat Praktis: a. Dengan diketahui kebiasaan wudhu siswa dapat memberikan petunjuk bagi para pengajar untuk memberikan materi pembelajaran yang sesuai guna mencapai tujuan pembelajaran yang
telah
ditetapkan. b. Dengan diketahuinya konsentrasi belajar fikih siswa dalam pembelajaran lebih baik untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, maka penggunaannya dapat dikembangkan lebih lanjut. c. Dapat menjadi masukan bagi guru dalam memperluas pengetahuan mengenai kebiasaan wudhu untuk peningkatan konsentrasi belajar fikih yang tepat bagi siswa untuk mendapatkan hasil belajar dan pengetahuan di bidang mata pelajaran fikih.
7
F. Sistematika Secara garis besar, skripsi pembahasan ini terdiri dari tiga bagian yaitu : 1. Bagian Muka Bagian muka skripsi terdiri dari : halaman sampul judul, halaman abstrak, halaman motto dan persembahan, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman pernyataan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, halaman daftar tabel dan halaman daftar lampiran. 2. Bagian Isi Dalam bagian ini, berupa isi atau batang tubuh karangan, yang memuat: Bab I
: Pendahuluan Dalam bab ini meliputi enam (6) sub yaitu : latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II
: Landasan Teori dan Pengajuan Hipotesis Dalam bab ini berisi tentang: a.
Deskripsi teori wudhu dan konsentrasi belajar fikih, yang meliputi tiga sub bab yaitu : tentang wudhu yang terdiri dari 4 anak sub bab yakni, pengertian wudhu, syarat wudhu, rukun-rukun wudhu, dan sunnahsunnah wudhu. Sub bab kedua adalah konsentrasi belajar fikih, yang terdiri dari tiga anak subbab yaitu, pengertian konsentrasi dan belajar fikih, proses dan
8
tahapan belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Sub bab ketiga adalah pengaruh wudhu dalam membangkitkan konsentrasi belajar fikih.
Bab III
b.
Kajian penelitian yang relevan
c.
Pengajuan Hipotesis 1.
Kerangka Berfikir
2.
Hipotesis
: Metode Penelitian berisi: Waktu dan tempat penelitian, variabel penelitian, metodologi penelitian, populasi, sampel
dan
teknik
pengambilan
sampel,
teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data Bab IV
: Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Dekripsi Data Hasil Penelitian 1.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
B. Pengujian Hipotesis C. Pembahasan Hasil Penelitian D. Keterbatasan Penelitian Bab V
: Kesimpulan, Saran dan Penutup Dalam bab ini berisi uraian tentang kesimpulan, saransaran, dan kata penutup.
9
3. Bagian akhir Dalam bagian ini terdiri dari, daftar kepustakaan, daftar lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup penulis.
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori 1. Wudhu a.
Pengertian Wudhu Wudhu secara bahasa berasal dari shigot ﻭﺿﻮءﺍ
ﻭﺿﺆ ﻳﻮﺿﺆ
ﻭﺿﺎءﺓ yang mempunyai arti bersih. 1 Sedangkan menurut istilah (syara’) 0F
wudhu artinya membersihkan anggota wudhu untuk menghilangkan hadats kecil. 2 1F
Orang yang hendak melaksanakan shalat, wajib lebih dahulu berwudhu, karena wudhu adalah syarat wajib syahnya shalat. b.
Syarat Wudhu Syarat menurut para ulama’ fiqh adalah sesuatu yang tergantung padanya keberadaan hukum syar’i dan ia berada diluar hukum itu sendiri. Sedangkan para fuqoha’ membagi syarat wudhu menjadi dua bagian, yaitu syarat wajib wudhu dan syarat syahnya wudhu. 1) Syarat Wajib Wudhu Wudhu diwajibkan kepada seseorang apabila ia memenuhi 1
A.W. Munawir, Kamus Al-Munawir Arab-Indonesia Terlengkap,(Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), Cet.IV, hlm. 1564. 2 Moh. Rifa’i, Risalah Tuntutan Shalat Lengkap,(Semarang: PT Karya Toha Putra, 2010), Cet. 363, hlm. 16.
10
11
delapan syarat sebagai berikut: 3 a) Berakal, Syarat wajib wudhu adalah berakal, maka wudhu tidak wajib bagi orang gila, pingsan, kesurupan ataupun sedang tidur. b) Baligh, wudhu tidak wajib bagi anak kecil yang yang belum baligh, tetapi wudhunya tetap syah. c) Muslim, karena yang mendapatkan perintah dari Allah adalah khusus orang Islam. Maka bagi orang kafir tidak ada kewajiban untuk berwudhu. d) Mampu menggunakan air yang suci dan cukup. Kemampuan orang menggunakan air menjadi syarat wajib wudhu, maka tidak wajib berwudhu bagi orang yang sakit karena ia tidak bisa menggunakannya juga ketika air tidak ada dan kalau seseorang mendapatkan sedikit air maka ia boleh membasuh satu kali satu kali. e) Sedang berhadats kecil, seseorang yang telah berwudhu tidak ada kewajiban untuk mengulang lagi wudhunya. f)
Tidak sedang haid.
g) Tidak sedang nifas. Wudhu tidak wajib perempuan yang sedang haid atau nifas. h) Ketika waktu untuk mengerjakan ibadah sudah datang. Shalat menjadi wajib ketika waktunya sudah masuk, sebaliknya 3
Wahbah al-Zuhaily, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, (Mesir: Daar Al-Fikr, t.t), hlm. 205
12
shalat tidak wajib jika waktunya belum datang. c.
Syarat Syah Wudhu Menurut para jumhur ulama’ syarat syahnya wudhu ada empat yaitu : 4 1) Menyiramkan air secara merata ke semua anggota tubuh yang dibasuh. 2) Menghilangkan apa yang dapat menghalangi sampainya air ke anggota tubuh yang dibasuh. 3) Berhentinya segala yang membatalkan wudhu ketika wudhu dimulai seperti haid, nifas dan hadats kecil. 4) Berwudhu setelah masuk waktu seperti halnya orang yang bertayamum dan bagi yang memiliki udzur selalu berhadats seperti menetesnya air seni.
d.
Rukun Wudhu Menurut syara’, fardhu adalah sesuatu yang diberikan pahala bagi orang yang melakukannya dan disiksa/berdosa bagi orang yang meninggalkannya. 5 Dalam berwudhu apabila rukun wudhunya ditinggalkan maka wudhunya tidak syah. Para ulama’ biasa mengistilahkan fardhu dengan rukun, oleh sebab itu fardhu itu sama dengan rukun. Rukun wudhu sesuai yang disepakati oleh para ulama’ sesuai dengan nash al-Qur’an ada empat macam yaitu : membasuh wajah,
4
Ibid, hlm. 391 Ibid, hlm. 364.
5
13
membasuh tangan sampai dengan siku, menyapu kepala, dan membasuh kaki sampai dengan mata kaki. Di kalangan ulama’ terdapat perbedaan pendapat tentang jumlah rukun wudhu. Kalangan Malikiah berpendapat bahwa rukun wudhu ada tujuh macam yaitu; empat seperti yang tersebut dalam Al-Qur’an ditambah dengan niat, dilakukan dengan terus menerus, dan menggosok seluruh anggota wudhu. Syafi’iyah dan Hambaliyah berpendapat bahwa rukun wudhu ada enam, hanya penambahan yang berbeda, Syafi’iyyan menambahkannya niat dan tertib. Sedangkan Hambaliyah tidak memasukkan niat tetapi mereka menambhakan tertib dan dilakukan terus menerus sebagai rukun. Berikut dijelaskan tentang rukun-rukun wudhu yang disepakati oleh jumhurul ulama’ fiqh sebagai berikut : 1) Niat Niat adalah maksud hati terhadap sesuatu yang disertai dengan pelaksanaannya. Adapun niat wudhu adalah suatu ketetapan hati untuk melakukan wudhu sebagai pelaksanaan perintah Allah SWT. 6 Niat merupakan pekerjaan hati semata tidak ada hubungannya dengan lisan. Adapun
dasar
hukum
kewajiban
untuk
berniat
ini
sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi ;
6
Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Minhaj Al-Shahih Muslim, (Beirut: Daar Al-Fikr, 1995), hlm. 167.
14
ﺍﻧﻤﺎﺍﻻﻋﻤﺎﻝ ﺑﺎﻟﻨﻴﺎﺕ “Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya”. 7 6F
2) Membasuh wajah Membasuh adalah mengalirkan air ke anggota tubuh dengan merata. Dapat di katakan membasuh jika airnya dapat menetes minimal dua tetesan, sebaliknya tidak dapat dikatakan membasuh jika airnya tidak sampai menetes. Adapun batas dari membasuh wajah adalah tinggi dari tempat tumbuhnya rambut (atas kening) sampai ke bawah dagu, lebarnya adalah jarak dua telinga. Bagi orang yang memiliki jenggot tipis hendaklah membasuh sampai air mengenai kulitnya. Bagi orang yang memiliki jenggot tebal hendaklah menyela-nyela. 3) Membasuh kedua tangan sampai dengan siku Tangan adalah organ tubuh antara ujung jari sampai dengan siku. Sedangkan siku adalah sendi yang terletak antara pangkal lengan dengan pergelangan tangan. Oleh sebab itu membasuh dua siku menjadi wajib. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Maidah ayat 6 :
“Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku”. 8 7F
7 8
Imam Bukhori, Shohih Bukhori Juz I, (Mesir: Darul Kutub, t.t), hlm. 1. Al-Qur’an dan Terjemahnya, QS. Al-Maidah ayat 6
15
Sebetulnya para ulama’ berbeda pendapat tentang batas tangan yang wajib dibasuh, apakah siku termasuk bagian tangan yang mesti dibasuh bersamaan tangan atau tidak. Untuk itu menurut pendapat jumhurul ulama’ telah menyatakan bahwa membasuh siku dan juga mata kaki adalah wajib sebagai upaya hati-hati (ihtiyat) dalam beribadah. 4) Menyapu kepala Menyapu kepala termasuk telinga termasuk sebagai rukun wudhu, hal ini didasarkan atas firman Allah dalam QS. AlMaidah ayat : 6
“Dan sapulah kepalamu”. 9
8F
Menyapu adalah melewatkan tangan yang basah di atas anggota tubuh. Sedangkan kepala adalah suatu tempat yang biasa ditumbuhi rambut yang letaknya dari atas kening sampai ke belakang tengkuk dan termasuk ke dalamnya adalah pelipis yang letaknya di atas tulang yang biasa timbul di wajah. 5) Membasuh kedua kaki sampai mata kaki Dua mata kaki adalah (ka’bain) adalah dua tulang yang menonjol di samping, tepatnya di persendian betis dengan telapak kaki. Membasuh kaki adalah wajib beserta mata kakinya dalam wudhu, hal ini sesuai dengan firman Allah SWT : 9
Ibid
16
“Dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki”. 10 9F
6) Terus menerus (Muwaalat) Muwaalat atau al-faur adalah melakukan kayfiyat wudhu dalam satu waktu tanpa terpisah oleh waktu atau kegiatan lain. Ulama’ Malikiyah dan Hambaliyah memiliki alasan wajibnya muwaalat adalah karena melihat Rasululloh senantiasa muwaalat dalam melakukan wudhu. Tetapi terpisah dalam waktu sebentar dibolehkan dikarenakan adanya udzur seperti kehabisan atau terputusnya air. 7) Tertib Tertib dalam melakukan wudhu hukumnya wajib. Artinya jika mendahulukan sebagian anggota dan mengakhirkan yang lain bukan menurut urutan sebagaimana yang disebutkan oleh nash, maka wudhunya batal atau tidak sah. Praktek wudhu menurut sunnah Rasul adalah tertib. Tidak terdapat suatu riwayatpun tentang wudhu melainkan beliau melakukan dengan tertib. Yang dimaksud dengan tertib disini adalah tersusun sebagaimana urutan dalam Al-Qur’an.
10
Ibid
17
e.
Sunah Wudhu Sunah memiliki pengertian suatu pekerjaan yang diberi penguatan (muakkadah), dimana Nabi SAW tidak pernah meninggalkannya kecuali ada udzur. Sementara mandub/mustahab Nabi sesekali meninggalkannya. Dalam konteks wudhu, mandub adalah pekerjaan yang lebih utama dalam berwudhu. Adapun sunah-sunah wudhu ada 10 (sepuluh) sebagaiman dibawah ini; 11 1)
Membaca “basmalah” pada permulaan wudhu.
2)
Membasuh kedua telapak tangan sampai pada pergelangan.
3)
Berkumur-kumur.
4)
Membasuh lubang hidung sebelum berniat.
5)
Menyapu seluruh kepala dengan air.
6)
Mendahulukan anggota kanan daripada kiri.
7)
Menyapu kedua telinga luar dan dalam.
8)
Menigakalikan membasuh.
9)
Menyela-nyela jari-jari tangan dan kaki.
10)
Membaca doa sesudah wudhu.
2. Konsentrasi Belajar Fikih a.
Pengertian Konsentrasi Belajar Sebelum dibahas lebih lanjut tentang konsentrasi belajar, terlebih dahulu didefinisikan pengertian konsentrasi dan belajar dari para ahli. 11
Moh. Rifa’i, Risalah Tuntutan Shalat Lengkap, hlm. 18.
18
Ini dimaksudkan untuk lebih mendekatkan pemahaman dari pengertian konsentrasi belajar itu sendiri. Berikut pengertian menurut para ahli: 1) W.J.S. Poerwodarminto, mengemukakan “konsentrasi adalah pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu hal”. 12 2) Sumardi Suryabrata, mengemukakan “konsentarsi atau perhatian adalah suatu pemusatan tenaga psikis tertentu kepada suatu obyek atau suatu aktifitas kegiatan yang dilakukan dengan kesadaran”. 13 3) Wasty Soemanto, mengemukakan “konsentrasi atau perhatian adalah pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertuju pada suatu obyek. serta pendayagunaan kesadaran untuk melaksanakan suatu aktifitas.” 14 Dari definisi-defnisi yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut diatas dapatlah di ambil pengertian-pengertian sebagai berikut: 1) Perhatian adalah suatu pemusatan psikis tertentu kepada suatu objek atau suatu aktifitas. 2) Perhatian mempunyai pengertian dan arti (sinonim) dengan kata konsentrasi
12
Depdikbud RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 2001), hlm. 849. 13 Sumadi Surya Brata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rawali Press, 1998), hlm. 13. 14 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm.34.
19
3) Bahwa pemusatan tenaga psikis tersebut dilakukan penuh dengan kesadaran. Kemudian dari pengertian tersebut dapatlah dirumuskan bahwa konsentrasi adalah suatu pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa kepada obyek dengan suatu kesadaran. Dalam hal ini obyek yang dimaksudkan adalah pemusatan untuk melakukan belajar. b.
Pengertian Belajar Banyak sekali para pakar teori belajar yang mendefinisikan tentang belajar, sehingga disini diambil beberapa pendapat yang paling populer dari pakar asing dan nasional, diantara para pakar-pakar teori belajar tersebut adalah : 1) Nana Sudjana dan Daeng Arifin : Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar. Dapat ditunjukkan dalam bentuk seperti lemah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan dan kecakapan kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. 15
15
Nana Sudjana dan Daeng Arifin, Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,1989), hlm. 5.
20
2) Drs. Oemar Hamalik : Belajar adalah suatu bentuk ketumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam caracara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. 16 3) Biggs dalam pendahuluannya pada buku Teaching for Learning : The View from Cognitive Psycology, sebagaimana dikutup oleh Muhibbin Syah mendefinisikan belajar kedalam tiga (3) macam rumusan, yaitu : 17 16F
a) Rumusan secara kuantitatif Belajar adalah kegiatan pengisian kemampuan
kognitif dengan
atau pengembangan
fakta sebanyak-banyaknya.
Jadi belajar dalam hal ini dipandang dari sudut seberapa materi yang dikuasai siswa. b) Rumusan secara institusional Belajar dipandang sebagai
proses validasi (pengabsahan)
terhadap penguasaan siswa
atas materi-materi yang telah
dipelajari. Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui dalam hubungannya dengan proses mengajar. Ukurannya ialah, semakin baik mutu mengajar yang dilakukan guru maka akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai. 16
Oemar Hamalik, Metodik Belajar dan Kesulitan Belajar, (Bandung: Tarsito, 1983), hlm. 28. 17 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1997), Cet. III, hlm. 91.
21
c) Rumusan belajar secara kualitatif Belajar ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahamanpemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa. Dari
beberapa
pendapat
tersebut
diatas
adalah
fenomena
perselisihan yang wajar karena ada perbedaan sudut pandang. Selain itu, perbedaan antara satu situasi belajar dengan situasi lainnya yang diamati oleh para pakar tersebut diatas juga dapat menimbulkan perbedaan pandangan. Namun demikian, dalam beberapa hal tertentu yang mendasar mereka sepakat seperti dalam penggunaan istilah “berubah” dan “tingkah laku”. Dari batasan-batasan mengenai pengertian belajar diatas ada beberapa kesamaan yang dapat diambil antara lain : 1) Adanya perubahan yang bersifat dinamis. 2) Di perolehnya kemampuan atau kecakapan baru. 3) Terjadi karena danya pengalaman dan latihan atau usaha yang di sengaja Bertolak dari berbagai definisi yang telah diutarakan tadi, secara umum belajar dapat difahami sebagai tahapan perubahan seluruh
22
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. 18 Jadi dari uraian pengertian konsentrasi dan belajar diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa konsentrasi belajar adalah suatu pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa kepada obyek dengan suatu kesadaran. Dalam hal ini obyek yang dimaksudkan adalah pemusatan untuk melakukan suatu proses aktifitas seseorang yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku yang cenderung dinamis sebagai hasil dari berkonsentrasi dalam belajar itu sendiri. c.
Proses dan Tahapan Belajar Proses adalah urutan langkah atau kemajuan yang mengarah kepada suatu sasaran atau tujuan. Sedangkan dalam kaitannya dengan belajar, proses berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengannya
beberapa perubahan
ditimbulkan hingga
tercapainya
hasil-hasil tertentu. Jadi proses belajar adalah perubahan
dapat diartikan sebagai
tahapan
perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi
dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi kearah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya. 19 Sedangkan tahapan-tahapan belajar, banyak para pakar psikologi pendidikan yang mengelompokkan urutan-urutan tahap belajar sesuai dengan penelitiannya masing-masing. 18
19
Ibid, hlm. 92. Ibid, hlm. 113
23
Menurut Jerome S. Benner
sebagaimana yang dikutip oleh
Muhibbin Syah mengatakan, belajar itu merupakan aktivitas yang berproses, sudah tentu didalamnya terjadi perubahan-perubahan yang bertahap. Perubahan-perubahan itu timbul melalui tahap-tahap yang antara satu
dengan yang lainnya bertalian
secara berurutan dan
fungsional. Menurutnya dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga episode/tahap, yaitu : 20 1) Tahap informasi (tahap penerimaan materi) 2) Tahap transformasi (tahap pengubahan materi) 3) Tahap evaluasi (tahap penilaian materi) Dalam tahap informasi, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan dipelajari. Diantara informasi yang
mengenai materi
yang sedang
diperoleh itu ada yang sama
sekali baru dan berdiri sendiri, adapula yang berfungsi menambah, memperhalus, dan memperdalam pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki. Dalam tahap transformasi, informasi yang telah diperoleh itu dianalisis, diubah atau ditransformasikan
menjadi bentuk yang
abstrak atau konseptual supaya kelak pada gilirannya dapat dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas. Dalam tahap evaluasi, seorang siswa menilai diri sendiri sejauh mana informasi yang telah
20
Ibid, hlm. 114
ditransformasikan tadi
dapat
24
dimanfaatkan untuk memahami gejala atau memecahkan masalah yang dihadapi. Tak ada penjelasan rinci mengenai cara evaluasi ini, tetapi agaknya analog dengan peristiwa retrieval untuk merespon lingkungan yang sedang dihadapi. Kemudian dari pengertian tersebut dapatlah dirumuskan bahwa proses dan tahapan belajar adalah cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan
ditimbulkan hingga
tercapainya hasil-hasil tertentu melalui tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. d.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hal Belajar Dalam melakukan proses pembelajaran, banyak sekali hal-hal yang mempengaruhinya. Dan kesekian banyak faktor yang mempengaruhi pembelajaran, dapat digolongkan menjadi tiga (3) macam, yaitu : 21 1)
Faktor stimuli belajar 22 Faktor stimuli belajar adalah segala hal diluar individu yang merangsang individu itu untuk
mengadakan reaksi
perbuatan belajar. Stimuli dalam hal ini penegasan serta suasana lingkungan
atau
mencakup materiil,
eksternal yang harus
diterima atau dipelajari oleh si pelajar. Adapun hal-hal yang berhubungan dengan stimuli belajar adalah : a) Panjangnya bahan pelajaran
21
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, hlm. 113. Ibid.
22
25
Panjangnya bahan pelajaran atau banyaknya bahan pelajaran, ini dapat mengakibatkan beberapa “interferensi” atas bagianbagian materi yang dipelajari. Interferensi dapat diartikan sebagai gangguan kesan ingatan akibat terjadinya pertukaran reproduksi antara kesan lama dengan kesan baru. Kedua kesan itu muncul kesalahpahaman sehingga terjadi kesalahan maksud yang tidak disadari. b) Kesulitan bahan pelajaran Tiap-tiap bahan pelajaran mengandung tingkat kesulitan yang
berbeda.
Tingkat
kesulitan
bahan
pelajaran
mempengaruhi tingkat kecepatan pelajar. Makin sulit suatu pelajaran, makin lambat orang mempelajarinya. Sebaliknya makin mudah suatu pelajaran, maka akan semakin cepat orang mempelajarinya. c) Berat ringannya tugas Berat ringannya suatu tugas sangat erat berhubungan dengan tingkat kemampuan individu dan faktor usia.
Ini berarti
bahwa kapasitas intelektual beserta pengalaman tidak sama, dan kematangan individu ikut menjadi indikator atas berat atau ringannya tugas individu yang bersangkutan. d) Suasana lingkungan eksternal Suasana lingkungan eksternal menyangkut banyak hal, antara lain : cuaca (suhu udara, kelembaban, mendung), waktu
26
(pagi, siang, malam), kondisi tempat (kebersihan, letak sekolah) dan sebagainya. Faktor-faktor ini mempengaruhi sikap dan reaksi individu dalam aktifitas belajarnya, sebab individu
yang
belajar
adalah
interaksi
dengan
lingkungannya. Faktor Metode belajar 23
2)
Metode dalam pembelajaran sangat mempengaruhi dalam proses belajar mengajar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi metode belajar menyangkut hal-hal sebagai berikut : a) Kegiatan berlatih atau praktek Dalam proses pembelajaran, juga dikenal metode berlatih dan praktek. Kegiatan berlatih dapat diberikan secara dalam dosis besar atau dosis kecil. b) Overlearning dan Drill Untuk kegiatan yang bersifat abstrak misalnya menghafal atau mengingat,
maka
overlearning
sangat
Overlearning dilakukan untuk mengurangi mengingat
kelupaan untuk
ketrampilan-ketrampilan yang pernah dipelajari
tetapi dalam sementara waktu tidak dipraktekkan.
23
Ibid, hlm. 115
diperlukan.
27
c) Resitasi selama belajar Kombinasi
kegiatan
membaca
dengan
resitasi
sangat
bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan memnbaca itu sendiri, maupun untuk menghafalkan bahan pelajaran. d) Pengenalan tentang hasil-hasil belajar Dalam proses belajar, individu sering mengabaikan tentang perkembangan
hasil belajar selama
Penelitian menunjukkan bahwa terhadap hasil atau kemajuan karena dengan mengetahui
dalam belajarnya.
pengenalan seseorang
belajarnya adalah penting,
hasil-hasl yang sudah dicapai,
seseorang akan lebih berusaha meningkatkab hasil belajar selanjutnya. e) Kondisi-kondisi insentif Insentif adalah objek atau situasi eksternal memenuhi
yang dapat
motif individu. Insentif bukanlah tujuan,
melainkan alat untuk mencapai tujuan. Insentif itu dapat dikelompokkan kedalam dua (2) macam yaitu : 1. Insentif intrinsik : yaitu situasi yang mempunyai hubungan fungsional dengan tugas dan tujuan. 2. Insentif ekstrinsik : yaitu objek atau situasi yang tidak mempunyai hubungan fungsional dengan tugas.
28
3) Faktor-faktor individual 24 Faktor-faktor individual pengaruhnya
merupakan faktor yang sangat besar
terhadap belajar seseorang. Adapun faktor-faktor
individual itu menyangkut hal-hal sebagai berikut : a) Kematangan Kematangan dicapai oleh individu dari proses pertumbuhan fisiologisnya. Kematangan terjadi akibat adanya perubahanperubahan kuantitatif didalam struktur dengan
jasmani dibarengi
perubahan-perubahan kualitatif terhadap struktur
tersebut. Kematangan memberikan kondisi dimana
fungsi-
fungsi fisiologisnya termasuk sistem syaraf dan fungsi otak menjadi berkembang. b) Faktor usia kronologis Pertambahan usia selalu dibarengi dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Semakin tua usia individu, semakin meningkat pula kematangan berbagai fungsi fisiologisnya. Anak yang lebih tua adalah lebih kuat, lebih sabar,lebih sanggup melaksanakan tugas-tugas yang lebih berat, lebih mampu mengarahkan energi dan perhatiannya dalam waktu yang lebih lama.
24
Ibid, hlm. 117
29
c) Faktor perbedaan jenis kelamin Perbedaan jenis kelamin antara putra dan putri sampai saat ini belum ada petunjuk yang menguatkan adanya perbedaan skill, sikap-sikap, minat, temperamen, bakat, dan pola perilaku. Ada bukti bahwa perbedaan pola perilaku antara putra dan putri merupakan hasil dari perbedaan tradisi kehidupan dan bukan semata-mata karena perbedaan jenis kelamin. Barangkali yang dapat membedakan antara pria dan wanita adalah dalam hal peranan dan perhatiannya
terhadap sesuatu pekerjaan, dan
inipun akibat dari pengaruh kultural. d) Kapasitas mental Dalam tahap perkembangan tertentu, individu mempunyai kapasitas-kapasitas mental
yang berkembang akibat dari
pertumbuhan dan perkembangan fungsi fisiologis pada sistem syaraf dan jaringan otak. Kapasitas-kapasitas seseorang dapat diukur dengan tes-tes intelegensi dan tes-tes bakat. Kapasitas adalah kapasitas untuk mempelajari serta mengembangkan berbagai ketrampilan atau kecakapan akibat dari hereditas dan lingkungan, berkembanglah kapasitas mental individu yang berupa intelegensi, dengan setting hereditas dan lingkungan individu masing-masing.
30
Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar ada tiga hal, yaitu faktor stimuli belajar, faktor metode belajar dan faktor-faktor individual. e.
Belajar Fikih Pembelajaran dalam pendidikan berasal dari kata instruction yang berarti pengajaran. Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut guru menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. 25 Sedangkan pembelajaran Mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fikih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang syari’at Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara substansial mata pelajaran Fikih memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mempraktikkan
dan
menerapkan
hukum
Islam
dalam
kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya. Sedang pembelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:
25
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung:Remaja Rosda Karya, 2004), hlm. 117.
31
1) Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial. 2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan lingkungannya. 26 Permasalahan yang sering dijumpai dalam pengajaran atau pembelajaran adalah bagaimana cara menyajikan materi kepada siswa secara baik sehingga diperoleh hasil yang efektif dan efisien. Disamping masalah lainnya yang juga sering didapati adalah kurangnya perhatian guru agama terhadap variasi penggunaan metode mengajar dan upaya peningkatan mutu pengajaran secara baik. Metode pembelajaran menurut Sudjana adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran. Oleh karena itu peranan metode pembelajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar-mengajar dengan metode in diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa
26
59.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, (t.t), hlm.
32
sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain tercipta interaksi edukatif. 27 Metode pembelajaran juga dapat diartikan sebagai cara yang dugunakan oleh guru untuk mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsung pembelajaran, dan penyampaian itu berlangsung dalam interaksi edukatif. 28 Proses pembelajaran yang baik hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode mengajar secara bergantian atau saling bahu membahu satu sama lain. Berikut beberapa variasi metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran fiqih: 29 1) Metode ceramah, yaitu: guru memberikan penjelasan kepada sejumlah murid pada waktu tertentu dan tempat tertentu pula 2) Metode tanya jawab, yaitu: penyampaian pelajaran dengan jalan guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. 3) Metode diskusi, yaitu: suatu metode di dalam mempelajari bahan atau menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya. 4) Metode demonstrasi, yaitu: metode yang mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.
27
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar BaruAlgesindo, Cet. V, 2000), hlm. 76. 28 M. Zein, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: AK Group dan Indra Buana,1995), hlm. 178. 29 Ibid, hlm.184.
33
5) Metode tugas belajar dan resitasi:, yaitu: suatu cara dalam proses belajar mengajar dengan cara guru memberikan tugas tertentu kepada murid. 6) Metode kerja kelompok, yaitu: suatu metode dengan cara guru membagi-bagi anak didik dalam kelompok-kelompok untuk memecahkan suatu masalah. 7) Metode sosiodrama (role playing), yaitu: suatu metode dengan drama atau sandiwara dilakukan oleh sekelompok orang untuk memainkan suatu cerita yang telah disusun naskah ceritanya dan dipelajari sebelum memainkan. 8) Metode pemecahan masalah (problem solving), yaitu: suatu metode mengajar dengan menggunakan metode berfikir, sebab dalam problem solving murid dituntut memecahkan sebuah masalah. 9) Metode sistem regu (team teaching), yaitu: metode mengajar dua orang guru atau lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa. Jadi kelas dihadapi oleh beberapa guru. 10) Metode karya wisata (field-trip), yaitu: kunjungan keluar kelas dalam rangka mengajar. 11) Metode manusia sumber (resource person), yaitu: orang luar (bukan guru) atau orang-orang PPL memberikan pelajaran kepada siswa.
34
12) Metode simulasi, yaitu: cara untuk menjelaskan suatu pelajaran melalui perbuatan yang bersifat pura-pura. 13) Metode latihan (drill), metode ini digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. 14) Metode latihan kepekaan (dinamika kelompok). Dari beberapa metode diatas, masing-masing metode mempunyai kelemahan dan kelebihan sendiri-sendiri, kendatipun demikian, tugas guru adalah memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar, ketepatan penggunaan metode mengajar tersebut sangat bergantung pada tujuan, isi, proses belajar mengajar, dan kegiatan belajar mengajar. Evaluasi harus bisa menyetuh seluruh aspek, evaluasi yang bagus dan benar dalam pembelajaran adalah evaluasi yang menyeluruh terhadap seluruh proses belajar mengajar dari awal pelajaran diberikan, selama pelaksanaan pengajaran (proses), dan pada akhir pengajaran yang sudah ditarget semula. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar terdiri dari rangkaian tes yang dimulai dari (tes awal) / entering behaviour untuk pengetahuan mutu\isi pelajaran yang sudah diketahui oleh siswa dan apa yang belum terhadap rencana pembelajaran. Pada saat pelaksanaan (dalam proses) pembelajaran fiqih diperlukan tes formatif untuk mengetahui apakah proses pembelajaran
yang sedang
35
berlangsung sudah betul atau belum. Data yang diperoleh dari evaluasi formatif dipergunakan untuk pengembangan, need assessment, dan diagnostic decision. Sedangkan pada akhir pembelajaran diadakan evaluasi sumatif untuk mengetahui apakah yang diajarkan efektif atau tidak. Evaluasi sumatif ini untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan, keterampilan, atau sikap siswa menangkap pelajaran. 30 f.
Pengaruh Wudhu Dalam Membangkitkan Konsentrasi Belajar Fikih
Syarat sahnya shalat adalah thaharah. Pengertian thaharah
(bersuci) adalah membersihkan diri dari hadats dan najis yang melekat pada tubuh manusia. Hadats atau najis ini bisa ditimbulkan karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan berbagai aktifitas hidup sehingga banyak sekali kotoran yang menempel pada tubuh. 31 Oleh karena itu, agar tubuh kembali suci, sebelum melakukan shalat maka umat Islam harus melakukan thaharah. Lewat thaharah inilah kesucian tubuh bisa didapatkan. Karena begitu pentingnya thaharah maka bisa dikatakan bahwa thaharah merupakan kunci utama sebelum seseorang menunaikan ibadah shalat. Maqashid al-syar’iyah (tujuan utama dari syara’) secara global dalam menetapkan hukum-hukumnya adalah untuk kemaslahatan hidup manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Tidak semata-mata
30
Mudhofirf, Teknologi Intruksional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), Cet. 7, hlm.84. 31 Moh. Rifa’i, Risalah Tuntutan Shalat Lengkap, hlm. 13.
36
Allah
memerintahkan
sesuatu
jikalau
bukan
berakibat
pada
kemaslahatan manusia, pun sebaliknya tidak semata-mata Allah melarang melakukan sesuatu juga tidak demi kemaslahatan manusia itu sendiri. Maqashid tabi’ah (tujuan yang mengiringi dari syara’). yaitu maksud pensyariatan suatu hukum memiliki dampak positif yang mengiringinya. Baik secara jelas sesuai dengan dalil-dalil yang menerangkannya (dalalah al-ibarah) maupun bersifat hikmah yang terkandung di dalamnya. maqashid tabi’ah ada yang secara langsung di eksplisitkan di dalam nash Al-Qur’an maupun hadits. Contoh seperti shalat, pertama memiliki maqashid al-syar’iyah bersifat rohaniah sebagai kepatuhan seorang hamba kepada Allah SWT, menghadapkan diri penuh keikhlasan atas perintah-Nya. Kemudian Allah menjelaskan bahwa dengan melaksanakan shalat dapat mencegah dari melakukan perbuatan yang keji dan munkar. Inilah sebagai salah satu maksud yang mengiringinya (maqashid tabi’ah). Maqashid tabi’ah wudhu merupakan suatu persiapan mental untuk mengerjakan shalat. Kesucian dan kesejukan yang ditimbulkan oleh wudhu dapat membangkitkan konsentrasi dalam pelaksanaan shalat, karena wudhu dapat menstimulir lima organ pancaindra yaitu mata, telinga, hidung, mulut, tangan dan kaki. Para pakar syaraf (neurologist) telah membuktikan bahwa dengan air wudhu yang mendinginkan ujung-ujung syaraf jari-jari tangan dan syaraf jari-jari
37
kaki, berguna untuk memantapkan konsentrasi pikiran. Terlebih lagi secara keseluruhan dengan ujung-ujung syaraf seluruh anggota wudhu. Sehingga dari uraian diatas, tentu Maqashid tabi’ah wudhu tidak hanya satu atau dua, akan tetapi lebih besar dan berkaitan dengan kegunaan, manfaat ataupun hikmah. Apalagi jika wudhu itu sendiri dikaitkan dengan membangkitkan konsentrasi belajar yang merupakan amaliyah ta’abudiyah (aktifitas ibadah), tentu sangat berpengaruh dan mempunyai korelasi yang signifikan.
B. Kajian penelitian yang relevan Adapun penelitian yang telah terkait dengan masalah Pemanfaatan Perpustakaan sekolah diantarannya: 1.
Wafirotu Sya’diyah (2012) Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga meneliti tentang “Peningkatan Prestasi Belajar Belajar PAI Materi Wudhu Melalui Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas II SD Negeri Pucang Kec. Secang Kab. Magelang Tahun 2012”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan prestasi belajar PAI pada siswa kelas II untuk materi Wudhu Melalui Metode Demonstrasi.
2.
Muhammad Zamzuri (2009) Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus meneliti “Hubungan Kebiasaan Wudhu Untuk Peningkatan Konsentrasi
38
Belajar Siswa Di MI Mu'abidin Desa Sukorejo Kecamatan Guntur Kabupaten Demak Jawa Tengah Tahun Ajaran 2008/2009”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara hubungan kebiasaan wudhu dalam membangkitkan konsentrasi belajar siswa.
C. Pengajuan hipotesis 1. Kerangka berpikir Pendidikan dapat berlangsung di sekolah dan diluar sekolah. Pada umumnya lembaga sekolah adalah tempat yang memungkinkan seseorang untuk meningkatkan pengetahuan melalui proses belajar mengajar. Dalam proses belajar, siswa tidak harus selalu bergantung pada guru, tetapi harus berusaha mencari sendiri pengetahuan yang lebih luas diantaranya dengan belajar lewat lingkungan sekitar. Maqashid tabi’ah wudhu merupakan suatu persiapan mental untuk mengerjakan shalat. Kesucian dan kesejukan yang ditimbulkan oleh wudhu dapat membangkitkan konsentrasi dalam pelaksanaan shalat, karena wudhu dapat menstimulir lima organ pancaindra yaitu mata, telinga, hidung, mulut, tangan dan kaki. Mata pelajaran Fikih merupakan salah satu pelajaran dalam lingkup Pendidikan Agama Islam (PAI) yang mana didalamnya mempelajari tentang fikih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang syari’at Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari.
39
Dengan demikian penulis membuat sementara bahwa untuk membangkitkan konsentrasi belajar siswa dalam mata pelajaran Fikih dalam materi wudhu maka perlu untuk pembiasaan diri mulai dari kebiasaan dirumah, disekolah dan bahkan di tempat-tempat lain. 2. Hipotesis Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai melalui data yang terkumpul. 32 Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir, maka hipotesis penelitian dirumuskan untuk mengetahui ada atau tidak ada pengaruh antara pengaruh pemanfaatan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa, maka penulis dalam hal ini akan mengajukan hipotesis sebagai berikut: a. Ha : Terdapat Hubungan Kebiasaan Wudhu dengan Peningkatan Konsentrasi Belajar Fikih Siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. b. Ho : Tidak Terdapat Hubungan Kebiasaan Wudhu dengan Peningkatan Konsentrasi Belajar Fikih Siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015.
32
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006), Cet. XIII, hlm. 71
BAB III METODE PENELITIAN : A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah Kriyan yang beralamat di Jalan Kudus - Jepara Kompleks Masjid At-Taqwa. Adapun alasan pemilihan tempat penelitian adalah: a) Tersedianya data yang berhubungan dengan masalah penelitian dan berguna untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian. b) Belum pernah diadakan penelitian terkait masalah yang akan diteliti oleh peneliti. 2. Waktu Penelitian Pengalokasian waktu merupakan langkah awal agar penelitian dapat berjalan dengan teratur. Adapun rencana-rencana penelitian terbagi persiapan,
pelaksanaan,
dan
penyusunan
laporan.
Penelitian
ini
dilaksanakan pada tahun ajaran 2014/ 2015. Waktu penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut : Jadwal Penelitian
No
1.
Desember
Januari
Pebruari
Maret
2014
2015
2015
2015
Kegiatan
Pengajuan
//////////////
40
41
Judul 2.
Pembuatan
//////////////
Proposal 3.
Pengajuan
/////////////
Proposal 4.
Ujian
//////////////
Proposal 5.
Penelitian
////////////////// ///////////////
7.
Pengumpulan
///////////////
data 8.
Olah data
9.
Laporan
///////////////
///////////// /////////////
Penelitian
B. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian korelasi
yang bersifat ex post facto. Penelitian ex post facto
adalah penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi
42
untuk kemudian meruntut ke belakang melalui data-data tersebut
untuk
menemukan sebab-sebab yang mungkin terjadi atas peristiwa yang diteliti. 1 Jenis penelitian ini adalah korelasional, yaitu untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel yang diangkat. Apabila ada, sejauh mana pengaruhnya dan seberapa erat pengaruh tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti akan mencari seberapa pengaruh kebiasaan wudhu siswa terhadap peningkatan konsentrasi belajar. Adapun paradigma dari penelitian ini adalah: X
Y
Keterangan : X
: Variabel independen yaitu kebiasaan wudhu siswa
Y
: Variabel dependen yaitu konsentrasi belajar fikih
C. Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti sebagai suatu yang diteliti, dipelajari dan ditarik kesimpulannya oleh peneliti. Penelitian ini melibatkan dua variabel yang terdiri atas variabel bebas dan satu variabel terikat. Penjabaran variabel tersebut adalah sebagai berikut:
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,(Bandung:Alfabeta, 2007), hlm. 3.
43
1. Variabel bebas (independent variable) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau disebut variabel penyebab. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah : kebiasaan wudhu siswa (X). 2. Variabel terikat (dependent variable) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau disebut variabel tergantung. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah konsentrasi belajar fikih (Y).
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan keseluruhan individu dari permasalahan yang diteliti. Suharsimi Arikunto mengemukakan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. 2 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Muhammadiyah Kriyan Jepara yang berjumlah 164 siswa. 2. Sampel Suharsimi Arikunto mengemukakakn sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Mengenai penentuan sampel penelitian ini, apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, jika jumlah subjeknya besar
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006) Cet. XIII, hlm. 129
44
dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidaktidaknya dari : 3 a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana. b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik. Sedangkan jumlah populasi siswa SD Muhammadiyah Kriyan Jepara adalah sebagai berikut: SISWA NO
SISWA JUMLAH
KELAS (Perempuan) (Laki-laki)
1.
IA
10
9
19
2.
IB
9
9
18
3.
II A
10
10
20
4.
II B
8
10
18
5.
III
12
11
23
6.
IV
12
10
22
7.
V
12
10
22
8.
VI
12
10
22
TOTAL
3
Ibid, hlm. 131.
164
45
Dari data diatas penulis mengambil sampel 25 % dengan cara acak (random sampling) dari jumlah keseluruhan siswa, jadi berjumlah 41 siswa. 3.
Teknik Pengambilan Sampel Dalam teknik pengambilan sampel, penulis untuk menggunakan cara acak (random sampling), dengan pertimbangan subjek koresponden banyak maka pengambilan sampel berjumlah 25% dari total siswa SD Muhammadiyah Kriyan Jepara. Cara itu diharapkan setiap anggota dari populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih sebagai sampel penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian. Data dan keterangan tersebut dapat diperoleh dengan menentukan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Ketepatan pemilihan teknik pengumpulan data sangat diperlukan, karena tanpa adanya ketepatan, maka data yang diperoleh dalam penelitian tidak mungkin memberikan hasil yang tepat. Dalam
pengumpulan
sebagaimana berikut :
data,
penulis
menggunakan
berbagai
metode
46
1.
Observasi Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang keadaan sekolah secara umum dan peranan wudhu dalam membangkitkan konsentrasi belajar siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara.
2.
Interview (wawancara) Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data secara langsung lewat wawancara dari kepala sekolah, guru, siswa dan pihak-pihak yang dipandang perlu.
3.
Dokumentasi Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari catatan-catatan dokumen, arisip yang ada kaitannya dengan tujuan penilitian. Misalnya jumlah murid, guru, daftar nilai dan lain sebagainya.
4.
Angket Dalam metode ini yang penulis gunakan adalah angket tertutup, artinya responden dalam menjawab tinggal memilih jawaban yang tersedia.
F. Instrumen Penelitian Dalam
penelitian
kuantitatif,
instrumen
yang
digunakan
untuk
memperoleh data yang akurat dan digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti setiap instrumen mempunyai skala yang berbeda. Pada penelitian ini menggunakan variabel kebiasaan wudhu siswa dan konsentrasi belajar fikih. Berikut kisi-kisi instrumen penelitian yang penulis susun dan kembangkan adalah sebagai berikut:
47
Variabel
Kebiasaan wudhu siswa (Independen)
Indikator
1. Pandangan
Sumber Data
siswa Siswa SD
terhadap wudhu 2. Kebiasaan
Teknik
Angket
Muhammadiyah
siswa Kriyan Jepara
dalam berwudhu 3. Cara
siswa
melakukan wudhu dengan benar
Konsentrasi
1. Kondisi
belajar fikih
siswa
(dependen)
kelas
belajar Siswa SD ketika
di Muhammadiyah Kriyan Jepara
2. Tingkat kefahaman siswa
dalam
menerima
materi
pelajaran fikih
Observasi
48
G. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul dari proses pengumpulan data, maka untuk menganalisa data tersebut penulis menggunakan teknik analisis data statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1.
Analisis Pendahuluan Untuk mengetahui apakah wudhu mempunyai pengaruh dalam membangkitkan konsentrasi belajar siswa SD Muhammadiyah Kriyan Jepara , penulis menyebarkan angket kepada koresponden yang dalam hal itu adalah siswa. Masing-masing alternatif
jawaban dari angket
terdiri dari empat alternatif jawaban yang mempunyai nilai tertentu. 2.
Analisis Uji Hipotesis Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui kesahihan suatu instrumen adalah teknik korelasi product moment dengan angka kasar. Anas Sudijono mengemukakan Product moment correlation adalah salah satu teknik untuk mencari korelasi antardua variabel, dan disebut Product moment correlation karena koefisien korelasi diperoleh dengan cara mencari hasil perkalian dari momen variabel yang dikorelasikan. 4 Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
4
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 206
49
rxy =
N.∑xy – (∑x) . (∑x) √{N.∑x² - (∑x)}2 . {N.∑y² - (∑y)}2
Penjelasan : rxy = angka indeks korelasi “r” product moment N = Number of cases ∑xy= Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y ∑x= Jumlah dari skor X ∑y= Jumlah dari skor Y
3.
Analisis Lanjut Analisis ini adalah jawaban atas benar tidaknya hipotesis yang dilakukan. Hal ini dapat di lakukan melalu pembuktian mengenai pengaruh kebiasaan wudhu
terhadap konsentrasi belajar siswa, dengan
menghubungkan antara nilai r ( hasil koefisiensi korelasi ) dengan nilai r pada tabel (untuk taraf signifikansi 1 % dan 5 % ). Apabila nilai r dihasilkan dari koefisiensi korelasi diperoleh sama atau lebih besar dari nilai r yang ada pada nilai r pada tabel, maka hasil yang di peroleh adalah signifikan, yang berarti hipotesis alternatif yang diajukan diterima. Apabila nilai r yang dihasilkan dari koefisien korelasi lebih kecil dari nilai r yang ada pada tabel, maka hasil yang diperoleh non signifikan dan hipotesis nihil yang diterima.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Gambaran umum lokasi penelitian a. Sejarah Berdirinya SD Muhammadiyah Kriyan Jepara Sejak
berkembangnya
Muhammadiyah
di
wilayah
Kecamatan Kalinyamatan, terasa sekali nuansa agama di wilayah tersebut. Hal ini terlihat dengan bermunculannya Amal Usaha Muhammadiyah yang berdiri. Diantaranya Panti Asuhan di Ranting Krasak dan di Ranting Margoyoso, Masjid, Madrasah Diniyah yang berjalan sejak tahun 80-an baik di Ranting Purwogondo maupun di Ranting Kriyan, termasuk dengan peningkatan amal usaha berupa LAZIS MUH, BTM, PCPM. Secara
khusus
Majelis
Dikdasmen
Muhammadiyah
Kalinyamatan sampai saat ini sudah menjalankan amanah berupa lembaga pendidikan yang meliputi TK- Aisyiyah (ABA 1) di Kriyan, ABA 2 di Purwogondo, ABA 3 di Banyuputih dan TK At taqwa Kriyan. Sedangkan SMP Muhammadiyah Kalinyamatan sudah beroperasi sudah lama. Dengan berbagai macam potensi yang dimiliki oleh PCM Kalinyamatan tersebut yang melatarbelakangi berkembangnya lembaga-lembaga yang menghasilkan generasi-generasi penerus
50
51
termasuk berdirinya SD Muhammadiyah Kriyan yang sangat monumental yakni bersamaan dengan milad 1 abad Muhammadiyah dan hal itu pulalah yang menjadikan para sesepuh Muhammadiyah bersama
bapak-bapak
Pimpinan
Cabang
Muhammadiyah
Kalinyamatan tergerak hatinya, memikirkan generasi penerus yang semakin langka. Begitu juga lembaga-lembaga pendidikan formal saat ini yang ada, dalam proses perjalanannya jauh dari nilai moral dan keimanan. Lembaga-lembaga pendidikan formal tingkat SD yang ada belum mampu menampung apa yang menjadi harapan dan keluh kesah warga Muhammadiyah. Berdasarkan
hasil
Musyawarah
Cabang
(Muscab)
Kalinyamatan periode muktamar ke-45, para peserta Muscab merekomendasikan agar PCM Kalinyamatan mempunyai wadah / lembaga
pendidikan
formal
setingkat
Sekolah
Dasar
yang
menampung warga Muhammadiyah. Dengan hasil rekomendasi itu, disusunlah program kerja secara detail rencana strategisnya. Dengan mengintensifkan koordinasi dan pertemuan secara focus yang membahas pendirian SD Muhammadiyah, dengan dimotori oleh para aghniya dan tokoh Muhammadiyah seperti dr. H. Zakariya, H. Abdul Rochim, H. Sidiq Amrosidi, H. Asmachan, Rusdiyono, dll maka ditetapkanlah Pimpinan Ranting Muhammadiyah Kriyan yang akan menjadi tempat lokasi berdirinya. Dengan bermodal gedung MIM 1 Kriyan sebagai pra syarat pendiriannya. Setelah diverifikasi oleh
52
Disdikpora Kabupaten Jepara yang diwakili oleh bapak Drs. Bunaji, akhirnya terbitlah SK pendirian SK SD Muhammadiyah Kriyan oleh Kepala Disdikpora Kabupaten Jepara Nomor: 421.2/00274 tanggal 20 Juni 2008. Maka berjalanlah proses KBM di SD Muhammadiyah Kriyan setelah mengantongi ijin secara legal formal dari dinas Dikpora Kab. Jepara, dengan menempati ruang di MIM 1 Kriyan berjalan selama satu tahun pelajaran dan kepala sekolah oleh bapak Roza Tanjung dan pada tahun ke-2 yaitu tahun pelajaran 2009/2010 SD Muhammadiyah Kriyan sudah menempati gedung baru yang sangat representative di kompleks masjid Taqwa Kriyan dengan kepala sekolah Akhmad Faozan,S.Ag, M.Pd. Kini
warga
Muhammadiyah
mengimpikan
agar
SD
Muhammadiyah Kriyan sebagai lembaga pendidikan yang patut diharapkan
mampu
mencetak
generasi
penerus,
generasi
Muhammadiyah yang sebenarnya. b. Visi, Misi dan Tujuan 1) Visi Terwujudnya insan yang unggul, cerdas,
berakhlaq mulia
berlandaskan iman dan taqwa berwawasan global. 2) Misi a) Mengoptimalkan potensi subjek didik dengan metode yang berbasis kompetensi.
53
b) Mengembangkan
manajemen
sekolah
sesuai
dengan
dinamika pendidikan yang berkembang. c) Mengembangkan pembelajaran dengan memanfaatkan sarana pra
sarana
yang
memadai
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran. d) Tersedianya tenaga SDM yang sanggup menjadi pelayan masyarakat. e) Mengantarkan subyek didik menuju manusia berakhlaqul karimah, cerdas, terampil dan bermutu sesuai dengan potensinya. f) Menanamkan pola dan sikap hidup sehari-hari dengan cara islami,
berdasar
Al-Qur’an
dan
Sunah
Rasulullah
sebagaimana yang dikembangkan oleh KH. Ahmad Dahlan 3) Tujuan Membentuk ilmuwan-ilmuwan muslim yang akrom serta sholih, terampil dan mengamalkan ilmunya serta berakhlakul karimah sesuai Rasulullah SAW. c. Identitas Sekolah No
IDENTITAS
1
Nama sekolah
SD Muhammadiyah Kriyan Jepara
2
Alamat :
Jl.Jepara-Kudus Komplek Masjid Taqwa
- Jalan
Jepara – Kudus
- Desa
Kriyan
- Kecamatan
Kalinyamatan
- Kabupaten
Jepara
- Propinsi
Jawa Tengah
54
- Kode Pos
59467
3
NSS
102032003101/20341546
4
Tahun Berdiri
16 Jumadil tsani 1429 H / 20 juni 2008 M
5
Nomor Telepon
(0291)7510494
6
Nomor Faximile
(0291) 7510494
7
Alamat Home Page
www.sdmuhkriyan.sch.id
8
Alamat E-mail
[email protected]
9
Jarak dengan Pusat Kota
15 km
10
No/Tanggal Ijin penyelenggaraan
No: 421.2/00214/Tanggal 20 juni 2008 M
11
Status :
Terdaftar : Nomor : 421.2/00214
13
Waktu Belajar
Pagi hari mulai jam 07.00 s/d 14.00 WIB
14
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) Kelas
15
Status Tanah
Wakaf / Milik sendiri
16
Status Bangunan
Permanen / Kontruksi Beton
17
Organisasi Penyelenggara
Dikdasmen PCM Kalinyamatan
18
Jumlah Guru, Tenaga
22 orang
19
Jumlah Kelas
8 lokal
20
Jumlah Siswa
164 orang
d. Struktur Kurikulum No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 No 1 2 3 4
Mapel Muatan Lokal Morning activity Ke-MD-an Aqidah Fikih Tarikh Hafalan Al-Qur’an Bahasa arab Baca tulis al-quran SBK Mapel Kurikulum Pendis Pendidikan Kewaraganegaraan Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika
55
5 6 7 8 9
Penjaskes TIK Bahasa Daerah dan Seni Budaya IPA IPS
e. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
NAMA Akhmad Faozan,S.Ag.,M.Pd. Laila Maria Ulfah, S.Pd Muntiasih, S.Pd Riana Imawati Noor, S.Pd Andika Fajri Mubarrok, S.Pd Lili Arifiani Elitha, S.Pd Nurul Amaliyah, S.Pd.I Aries Nila Fadlila, S.Pd.I Akhmad Subchi Latif, S.Pd Isti Daru Kusuma DS, S.E. Ida Aniyatul Faiza Nur Istiqlaliyah Rosyidah Nur Akhmadi Fatchur Ridho Hadi Pujiyanto Purwidyawati, S.Sos.I Hendra Suryana Didik Hidayat Ismail Salman Mariyono, S.Pd
JABATAN Kepala sekolah Guru Kelas IA Guru Kelas IB Guru Kelas IIA Guru Kelas IIB Guru Kelas III Guru Kelas IVA Guru Kelas IVB Guru Kelas V Guru Kelas VI Guru Ngaji Guru Ngaji Guru Ngaji Guru Ngaji Guru Penjas Guru Penjas Guru PAI Ka. Tata Usaha Penjaga Sekolah Tenaga Ektra Drumband Ektra Lukis
f. Data Siswa
NO
1.
KELAS
IA
SISWA (Perempuan) 10
SISWA (Laki-
JUMLAH
laki) 9
19
56
2.
IB
9
9
18
3.
II A
10
10
20
4.
II B
8
10
18
5.
III
12
11
23
6.
IV
12
10
22
7.
V
12
10
22
8.
VI
12
10
22
TOTAL
164
g. Data Sarana dan Prasarana No
Jenis Ruang
Keterangan Jml
Kondisi
1.
Ruang Teori/Kelas
8
Baik
2.
Laboratorium Komputer
1
Baik
3.
Ruang Perpustakaan
1
Baik
4.
Ruang UKS
1
Baik
5.
Ruang Kepala Sekolah
1
Baik
6.
Ruang Guru
1
Baik
7.
Ruang TU
1
Baik
8.
Kamar Mandi/WC Guru
2
Baik
9.
Kamar Mandi/WC Siswa
4
Baik
10.
Gudang
1
Baik
57
2.
Data Observasi tentang konsentrasi belajar Fikih Berdasarkan hasil observasi penulis di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara dalam konsentrasi belajar fikih adalah sebagai berikut: a.
Perencanaan (Planning) 1) Membuat
Rencana
Pelaksanaan
Pembeljaran
(RPP),
Membuat Instrumen yang terdiri dari lembar observasi guru dan siswa. 2) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk dikerjakan dalam proses belajar mengajar. 3) Membuat soal latihan. 4) Membuat alat evaluasi. b.
Pelaksanaan Tindakan (Acting) 1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2) Guru menyampaikan materi yang akan dibahas. 3) Guru mengadakan pre-test. 4) Guru membentuk kelompok yang heterogen, tiap kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa. 5) Guru membagikan LKS pada tiap kelompok. 6) Tiap kelompok mengerjakan soal yang telah diberikan guru secara kelompok yang dipandu teman sebagai tutor, guru hanya sebagai fasilitator.
58
7) Tiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil
pekerjaan
mereka,
sedang
kelompok
yang
lain
menanggapinya. 8) Guru bersama siswa membuat rangkuman. 9) Guru mengadakan ulangan akhir siklus I sebagai pos-tes. c.
Pengamatan (Observing) Observasi terhadap pelaksanaan proses pembelajaran. Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, kinerja guru sebagai fasilitator dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Hasilnya meliputi hasil observasi proses pembelajaran, nilai tes dan hasil pekerjaan siswa dianalisis.
d.
Refleksi (Reflecting) Mengadakan evaluasi terhadap proses pembelajaran fikih sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran, yang merupakan langkah berikutnya untuk memperbaiki hasil belajar fikih.
B.
Pengujian Hipotesis Untuk
mengetahui
ada
tidaknya
kebiasaan
wudhu
dalam
peningkatan konsentrasi belajar fikih siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara, maka penulis akan mengadakan analisis data dengan menggunakan analisis data kuantitatif. Analisis data ini penulis laksanakan melalui tiga tahap, yakni analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjutan.
59
1.
Analisis Pendahuluan Analisis pendahuluan ini akan dicari nilai kebiasaan wudhu dan konsentrasi belajar fikih siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara berdasarkan jawaban angket yang telah diberikan. Sedangkan nilai angket kebiasaan wudhu dan konsentrasi belajar fikih siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara masing-masing siswa berdasarkan jawaban angket yang telah di berikan dengan ketentuan sebagai berikut ; a.
Nilai masing-masing alternatif (option) sebagai berikut : 1) Alternatif (a) diberi nilai 5 2) Alternatif (b) diberi nilai 4 3) Alternatif (c) diberi nilai 3 4) Alternatif (d) diberi nilai 2 5) Alternatif (e) diberi nilai 1
b. Nilai kebiasaan wudhu dan konsentrasi belajar fikih siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara diperoleh dari nilai jawaban angket yang telah di berikan kepada siswa dengan menentukan simbol atau klasifikasi, peneliti menggunakan 24 item soal (12 item untuk kebiasaan wudhu dan 12 item untuk konsentrasi belajar fikih) dengan 5 option jawaban (a,b,c,d dan e) dan masing-masing option mempunyai nilai (5,4,3,2 dan 1).
60
Untuk selanjutnya menentukan nilai interval dengan menggunakan rumus sebagai berikut : R=H–L H
1
= Jumlah item x skor tertinggi, a = 5 = 12 x 5 = 60
L
= Jumlah item x skor terendah, d = 1 = 12 x 1 = 12
Jadi R
=H–L = 60 – 12 = 48
Maka dapat diperoleh interval sebagai berikut : R I
2
= K = 48 5 = 9,6
1
10
Tulus Winarsunu, Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, UMM Press, Malang, 2002, hal. 26 2
Ibid, hal. 26
61
Jadi melalui perhitungan di atas, diperoleh ketentuan nilai dari kebiasaan wudhu dan konsentrasi belajar fikih siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara dengan ketentuan sebagai berikut : nilai
45
-
keatas
= Baik sekali (BS)
nilai
34
-
44
= Baik
(B)
nilai
23
-
33
= Cukup
(C)
nilai
12
-
22
= Kurang
(K)
Dengan melalui proses penghitungan tersebut, maka langkah selanjutnya adalah mencari means dari kebiasaan wudhu dan konsentrasi belajar fikih siswa SD Muhammadiyah Kriyan Jepara. Untuk keperluan tersebut maka data tentang kebiasaan wudhu dan konsentrasi belajar fikih siswa SD Muhammadiyah Kriyan Jepara ditampilkan sebagai berikut : Tabel 1 tentang Nilai Hasil Angket Tentang Kebiasaan Wudhu Siswa Di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara Jawaban
Nilai
No Resp.
A
b
c
d
a
b
c
d
e
5
4
3
2
1
Jumlah
e
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11
12
1
2
3
3
4
0
10 12
9
8
0
39
2
1
3
3
5
0
5
12
9
10
0
36
3
3
2
3
4
0
15
8
9
8
0
40
4
3
2
3
4
0
15
8
9
8
0
40
5
1
3
5
3
0
5
12 15
6
0
38
62
6
1
3
3
5
0
5
12
9
10
0
36
7
2
3
3
4
0
10 12
9
8
0
39
8
1
3
5
3
0
5
12 15
6
0
38
9
2
3
6
1
0
10 12 18
2
0
42
10
2
3
5
2
0
10 12 15
4
0
41
11
1
3
5
3
0
5
12 15
6
0
38
12
3
2
3
4
0
15
8
9
8
0
40
13
2
2
5
3
0
10
8
15
6
0
39
14
1
3
5
3
0
5
12 15
6
0
38
15
2
2
3
5
0
10
8
9
10
0
37
16
1
3
5
3
0
5
12 15
6
0
38
17
3
2
3
4
0
15
8
9
8
0
40
18
1
3
3
5
0
5
12
9
10
0
36
19
3
2
3
4
0
15
8
9
8
0
40
20
3
2
3
4
0
15
8
9
8
0
40
21
2
2
5
3
0
10
8
15
6
0
39
22
3
2
3
4
0
15
8
9
8
0
40
23
1
3
3
5
0
5
12
9
10
0
36
24
2
2
3
5
0
10
8
9
10
0
37
25
2
3
5
2
0
10 12 15
4
0
41
26
3
2
3
4
0
15
8
9
8
0
40
27
1
3
3
5
0
5
12
9
10
0
36
63
28
2
2
5
3
0
10
8
15
6
0
39
29
2
3
3
4
0
10 12
9
8
0
39
30
2
2
3
5
0
10
9
10
0
37
31
2
3
5
2
0
10 12 15
4
0
41
32
2
2
3
5
0
10
9
10
0
37
33
2
3
5
2
0
10 12 15
4
0
41
34
1
4
5
2
0
5
16 15
4
0
40
35
2
2
5
3
0
10
8
15
6
0
39
36
2
2
3
5
0
10
8
9
10
0
37
37
2
2
5
3
0
10
8
15
6
0
39
38
1
3
5
3
0
5
12 15
6
0
38
39
2
2
3
5
0
10
8
9
10
0
37
40
2
2
4
4
0
10
8
12
8
0
38
41
1
3
3
5
0
5
12
9
10
0
36
8
8
Untuk mengetahui nilai rata-rata (mean) kebiasaan wudhu bagi siswa SD Muhammadiyah Kriyan Jepara yang didasarkan pada tabel tersebut diatas, maka akan ditampilkan tabel sebagai berikut : Tabel 1 tentang Nilai Rata-Rata Tentang Kebiasaan Wudhu Bagi Siswa Di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara Nilai
Frekuensi (f)
Percent (%)
Comulative Percent
f.x
36
6
14,63
14,63
216
64
37
6
14,63
29,27
222
38
7
17,07
46,34
266
39
8
19,51
65,85
312
40
9
21,95
87,80
360
41
4
9,76
97,56
164
42
1
2,44
100,00
42
JML
41
1582
Kemudian untuk mendapatkan nilai rata-rata (mean) kebiasaan wudhu bagi siswa SD Muhammadiyah Kriyan Jepara pada tabel diatas, maka digunakan rumus : ∑Fx
3
Mx = N Keterangan : Mx
= Mean variable x
∑Fx
= Jumlah frekuensi nilai variable x
N
= Banyaknya sampel
Dengan menggunakan rumus diatas, maka akan diperoleh nilai ratarata
(mean)
keseluruhan
dari
kebiasaan
Muhammadiyah Kriyan Jepara sebagai berikut :
3
Ibid, hal. 32
wudhu
bagi
siswa
SD
65
∑Fx Mx = N = 1582 41 = 38,5
39
Setelah mengetahui nilai rata-rata (mean) berdasarkan interval nilai, maka diketahui bahwa kebiasaan wudhu bagi siswa SD Muhammadiyah Kriyan Jepara dapat diklasifikasikan pada katagori baik karena berada pada jarak interval (34 - 44). Tabel 2 tentang Nilai Hasil Angket Tentang Konsentrasi Belajar Fikih Siswa Di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara Jawaban
Nilai
No Resp.
A
b
c
d
a
b
c
d
E
Jumlah
5
4
3
2
1
8
9
10 11
12
e
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
5
2
0
10 12 15
4
0
41
2
1
3
3
5
0
5
12
9
10
0
36
3
2
3
2
5
0
10 12
6
10
0
38
4
2
3
6
1
0
10 12 18
2
0
42
5
1
3
5
3
0
5
6
0
38
6
2
3
3
4
0
10 12
8
0
39
12 15 9
66
7
1
3
5
3
0
5
12 15
6
0
38
8
2
3
5
2
0
10 12 15
4
0
41
9
3
2
3
4
0
15
9
8
0
40
10
2
3
6
1
0
10 12 18
2
0
42
11
1
3
5
3
0
5
12 15
6
0
38
12
2
3
5
2
0
10 12 15
4
0
41
13
2
3
3
4
0
10 12
9
8
0
39
14
3
2
4
3
0
15
8
12
6
0
41
15
1
3
3
5
0
5
12
9
10
0
36
16
2
2
3
5
0
10
8
9
10
0
37
17
1
3
5
3
0
5
12 15
6
0
38
18
1
3
5
3
0
5
12 15
6
0
38
19
2
3
5
2
0
10 12 15
4
0
41
20
2
3
3
4
0
10 12
9
8
0
39
21
3
2
4
3
0
15
12
6
0
41
22
2
3
6
1
0
10 12 18
2
0
42
23
1
3
3
5
0
5
12
9
10
0
36
24
2
2
3
5
0
10
8
9
10
0
37
25
3
2
3
4
0
15
8
9
8
0
40
26
2
3
5
2
0
10 12 15
4
0
41
27
2
2
3
5
0
10
8
9
10
0
37
28
3
2
4
3
0
15
8
12
6
0
41
8
8
67
29
1
3
5
3
0
5
12 15
6
0
38
30
2
2
3
5
0
10
8
9
10
0
37
31
2
2
5
3
0
10
8
15
6
0
39
32
3
2
4
3
0
15
8
12
6
0
41
33
2
3
6
1
0
10 12 18
2
0
42
34
2
2
3
5
0
10
8
9
10
0
37
35
2
2
3
5
0
10
8
9
10
0
37
36
1
3
5
3
0
5
12 15
6
0
38
37
2
3
5
2
0
10 12 15
4
0
41
38
3
2
4
3
0
15
8
12
6
0
41
39
2
3
3
4
0
10 12
9
8
0
39
40
2
2
3
5
0
10
8
9
10
0
37
41
2
2
3
5
0
10
8
9
10
0
37
Untuk mengetahui nilai rata-rata (mean) konsentrasi belajar fikih siswa SD Muhammadiyah Kriyan Jepara yang didasarkan pada tabel tersebut diatas, maka akan ditampilkan tabel sebagai berikut : Tabel 2 tentang Nilai Rata-Rata Konsentrasi Belajar Fikih Siswa Di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara Nilai
Frekuensi (f)
Percent (%)
Comulative Percent
f.x
36
3
7,32
7,32
108
37
8
19,51
26,83
296
68
38
8
19,51
46,34
304
39
5
12,20
58,54
195
40
2
4,88
63,41
80
41
11
26,83
90,24
451
42
4
9,76
100,00
168
JML
41
1602
Kemudian untuk mendapatkan nilai rata-rata (mean) konsentrasi belajar fikih siswa SD Muhammadiyah Kriyan Jepara pada tabel diatas, maka digunakan rumus: ∑Fx
4
Mx = N Keterangan : Mx
= Mean variable x
∑Fx
= Jumlah frekuensi nilai variable x
N
= Banyaknya sampel
Dengan menggunakan rumus diatas, maka akan diperoleh nilai ratarata (mean) keseluruhan dari konsentrasi belajar fikih siswa SD Muhammadiyah Kriyan Jepara sebagai berikut : ∑Fx Mx = N 4
Ibid, hal. 32
69
= 1602 41 = 39.07
40
Setelah mengetahui nilai rata-rata (mean) berdasarkan interval nilai, maka diketahui bahwa konsentrasi belajar fikih siswa SD Muhammadiyah Kriyan Jepara dapat diklasifikasikan pada katagori baik karena berada pada jarak interval (34 - 44). 2.
Analisis Uji Hipotesis Untuk membuktikan ada tidaknya atau benar tidaknya hipotesis yang penulis ajukan, maka akan penulis buktikan dengan mencari nilai koofisien korelasi antara variabel kebiasaan wudhu (variable X) dengan variabel konsentrasi belajar fikih (variabel Y) dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut N ∑XY
– ( ∑X )
( ∑Y )
rxy = {N∑ X²
- (∑X) ² } { N ∑ Y²
- (∑Y) ² }
Untuk membuktikan mula-mula penulis membuat tabel kerja koofisien korelasi product moment guna mencari sigma X, Y, X2, Y2 dan sigma XY, sebagaimana tabel di bawah ini. Tabel 3 tentang Kerja Koofesien Korelasi Antara Variabel Kebiasaan Wudhu (X) Dengan Variabel Konsentrasi Belajar Fikih (Y) No. X Resp.
Y
X²
Y²
X.Y
70
1
2
3
4
5
6
1
39
41
1521
1681
1599
2
36
36
1296
1296
1296
3
40
38
1600
1444
1520
4
40
42
1600
1764
1680
5
38
38
1444
1444
1444
6
36
39
1296
1521
1404
7
39
38
1521
1444
1482
8
38
41
1444
1681
1558
9
42
40
1764
1600
1680
10
41
42
1681
1764
1722
11
38
38
1444
1444
1444
12
40
41
1600
1681
1640
13
39
39
1521
1521
1521
14
38
41
1444
1681
1558
15
37
36
1369
1296
1332
16
38
37
1444
1369
1406
17
40
38
1600
1444
1520
18
36
38
1296
1444
1368
19
40
41
1600
1681
1640
20
40
39
1600
1521
1560
21
39
41
1521
1681
1599
71
22
40
42
1600
1764
1680
23
36
36
1296
1296
1296
24
37
37
1369
1369
1369
25
41
40
1681
1600
1640
26
40
41
1600
1681
1640
27
36
37
1296
1369
1332
28
39
41
1521
1681
1599
29
39
38
1521
1444
1482
30
37
37
1369
1369
1369
31
41
39
1681
1521
1599
32
37
41
1369
1681
1517
33
41
42
1681
1764
1722
34
40
37
1600
1369
1480
35
39
37
1521
1369
1443
36
37
38
1369
1444
1406
37
39
41
1521
1681
1599
38
38
41
1444
1681
1558
39
37
39
1369
1521
1443
40
38
37
1444
1369
1406
41
36
37
1296
1369
1332
JML
1582
1602
61154
62744
61885
72
Setelah itu, langkah selanjutnya adalah hasil tabel kerja koofisien korelasi dimasukkan ke dalam rumus korelasi product moment, sebagaimana di ketahui : N ∑XY
– ( ∑X )
( ∑Y )
- (∑X) ² } { N ∑ Y²
- (∑Y) ² }
rxy = {N∑ X²
41 x 61885 – (1582) (1602) = {41 x 61154 - (1582) 2}{41 x 62744 - (1602) 2} 2537285 – 2534364 = {2507314 - 2502724} { 2572504 - 2566404} 2921 = 4590
x
6100
2921 rxy = 27999000
2921 rxy = 5291 rxy =
0,552069
Koofisien determinasi
: r2 100 %
= (0,552069552) 2 100 %
= 0,304781 x 100 % = 30,4781 %
73
3.
Analisis Lanjut Dari hasil perhitungan nilai koefisien korelasi product moment dari variabel X dan Y, kemudian dikonsultasikan dengan nilai koefisien korelasi yang ada pada tabel N= 41 baik pada taraf signifikan 5% maupun 1% dengan hasil sebagai berikut
dengan
perhitungan sebagai berikut: df = N – nr df = 41 – 2 = 39 39 : 95 % = 0.316 39 : 99 % = 0.408 Sehingga ketika dikonsultasikan pada taraf korelasi (TK) pada r tabel sebagai berikut : Taraf korelasi 95% ro : 0,552069 dan rt : 0.316
(signifikan)
Taraf korelasi 99% ro : 0,552069 dan rt : 0.408
(signifikan)
Karena dari hasil koofisien korelasi antara variabel X dan Y lebih besar dari nilai koofisien korelasi yang ada pada tabel atau r xy hitung (0,552069) > r tabel, baik dalam taraf signifikan 5 % maupun 1 % , maka diperoleh hasil yang signifikan
yang berarti bahwa
hipotesis alternatif (Ha) di tolak dan hipotesis nihil (Ho) diterima. Dengan demikian dapat di interpretasikan bahwa ada hubungan yang positif antara Kebiasaan Wudhu dengan Peningkatan Konsentrasi Belajar Fikih Siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara. Artinya semakin sering seorang siswa dalam melaksanakan
74
wudhu, maka semakin baik pula konsentrasi belajar fikih siswa SD Muhammadiyah Kriyan Jepara dengan koofisien determinasi r2 100 % = (0,552069552) 2 100 % = 0,304781 x 100 % = 30,4781 %
C.
Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian
mengenai
Hubungan
Kebiasaan
Wudhu
dengan
Peningkatan Konsentrasi Belajar Fikih Siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan melibatkan responden sebanyak 41 siswa. Hasil penelitian ini terdapat signifikan atau bisa dikatakan hipotesis nihil (Ho) diterima karena dengan kebiasaan berwudhu dapat mendidik dan melatih siswa agar selalu menjaga kebersihan, kesucian dan keelokan. Jika dilakukan secara rutin, wudhu akan menanamkan kebiasaan bersih dalam kehidupan sehari-hari, di samping juga mengingatkan pada kesucian batin. Membiasakan berwudhu juga memiliki banyak manfaat bagi tubuh yang jarang diketahui orang. Air yang meresap melalui pori-pori kulit tubuh akan
membantu
membersihkan
bagian-bagian
kulit
dari
kotoran,
melepaskannya ,dan mekarutkannya. Dengan wudhu , setiap bagian badan yang terbuka-tidak tertutup oleh pakaian-lima kali sehari dicuci dan dibersihkan. Dengan demikian, anggota-anggota badan itu terbebas dari segala kotoran dan bibit-bibit penyakit yang menyebabkan berbagai
75
penyakit.sehingga secara otomatis tubuh kita jadi bersih dan sehat, begitupun prosesi ibadah lainnya. Dengan
siswa
membiasakan
wudhu
maka
akan
dapat
meningkatkan konsentrasi belajar fikih. Karena pada hakekatnya mata pelajaran fikih adalah bagaimana mengajarkan dan menanamkan sikap suci kepada siswa, baik itu melalui wudhu, mandi dan khitan kepada siswa dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Oleh karena itu, sumber belajar dan media belajar adalah kedua komponen yang sangat penting dalam proses belajar mengajar dalam menunjang pembelajaran, dengan penyampaian komunikasi yang baik dan dapat dipahami serta diterima oleh peserta didik. Menguasai materi terlebih dahulu sebelum menyampaikan pelajaran dan dapat menyusun strategi pembelajaran
dengan
memanfaatkan
sumber
belajar
dan
media
pembelajaran yang tepat. Karena sumber belajar dan media yang tepat adalah unsur penunjang dalam proses komunikasi, maka jenis bentuk dan fungsinya sangat ditentukan oleh jenis, bentuk, dan tujuan komunikasi itu sendiri. Jadi penulis simpulkan, hubungan yang positif antara Kebiasaan Wudhu dengan Peningkatan Konsentrasi Belajar Fikih Siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara, yang artinya semakin sering seorang siswa dalam melaksanakan wudhu, maka semakin baik pula konsentrasi belajar fikih siswa SD Muhammadiyah Kriyan Jepara
76
D.
Keterbatasan penelitian Hasil penelitian apapun yang telah dilakukan secara optimal oleh penulis, disadari adanya beberapa keterbatasan. Walaupun demikian hasil penelitian yang diperoleh tetap dapat dijadikan acuan awal bagi penelitian selanjutnya. Dalam penelitian ini, penulis perlu menjelaskan beberapa keterbatasan penelitian yang dimaksud antara lain yaitu: 1.
Waktu yang diberikan dari pihak kampus maupun sekolahan tidak begitu banyak, sehingga harus bekerja keras untuk mengoptimalkan waktu tersebut.
2.
Persiapan observasi yang di butuhkan dari segala hal, baik materi bahan sampai pada keuangan untuk melakukan riset di sekolahan.
3.
Peneltian ini mengambil kuesioner angket dalam observasi riset, maka siswa sebagai korespondenya akan tetapi terkadang siswa tersebut sulit untuk di atur untuk bekerja sama dalam observasi.
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A.
Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini dan uraian field research skripsi tersebut diatas, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut: 1.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil angket dan analisis empiris kuantitatif tentang kebiasaan melaksanakan wudhu siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat dikatakan pada kebiasan yang baik. Baik yang penulis maksud adalah kebiasaan siswa SD Muhammadiyah Kriyan Jepara yang selalu membiasakan berwudhu, baik ketika mengikuti pelajaran di kelas maupun di luar kelas. Hal ini terbukti dari pilihan angket yang ada dengan masing-masing 5 pilihan yang menunjukkan angka
pada
interval (34 - 44). 2.
Sedangkan konsentrasi belajar fikih siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara sesuai dengan pilihan angket yang ada dengan masingmasing 5 pilihan dapat dikatagorikan pada nilai konsentrasi belajar fikih yang baik. Konsentrasi siswa SD Muhammadiyah Kriyan Jepara ketika mengikuti mata pelajaran fikih menunjukkan konsentrasi yang baik, hal ini dapat dilihat dari kondisi kelas ketika proses KBM yang relatif tenang dan tidak gaduh. Disamping itu daya serap siswa SD
77
78
Muhammadiyah Kriyan Jepara juga cukup tinggi. hal ini dapat dilihat dari hasil means konsentrasi belajar fikih siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara hasil yang menunjukkan angka pada interval pada jarak interval (34 - 44). 3.
Dari hasil penelitian lapangan setelah dianalisa secara kuantitatif dengan pendekatan statistik product moment, maka hasilnya dapat penulis sampaikan bahwa terdapat korelasi positif antara kebiasaan wudhu dengan peningkatan konsentrasi belajar fikih siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini terbukti dari perhitungan statistik product moment yang menghasilkan angka ro = 0.890939, sehingga ketika nilai r ini dikonsultasikan dengan nilai r pada table baik pada taraf signifikansi 5 % maupun 1 % maka; Taraf korelasi 95% ro : 0. 552069 dan rt : 0.316
(signifikan)
Taraf korelasi 99% ro : 0. 552069 dan rt : 0.408
(signifikan)
Ternyata dari perhitungan tersebut betul-betul signifikan dan terdapat korelasi antara kebiasaan wudhu dengan peningkatan konsentrasi belajar fikih siswa di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara . Karena dari hasil koofisien korelasi antara variabel X dan Y lebih besar dari nilai koofisien korelasi yang ada pada tabel atau r xy hitung (0,552069) > r tabel, baik dalam taraf signifikan 5 % maupun 1 % , maka diperoleh
79
hasil yang signifikan yang berarti bahwa hipotesis nihil (Ha) di tolak dan hipotesis positif (Ho) diterima.
B.
Saran 1.
Untuk sekolah / Guru: a.
Semua guru di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara hendaknya selalu meningkatkan upaya pengajaran dan bimbingannya terhadap siswa-siswanya, terlebih pada penekanan untuk selalu berperilaku Islami termasuk membiasakan siswanya untuk melaksanakan wudhu dalam belajar di sekolah.
b.
Guru
Bimbingan
memaksimalkan
dan
tenaga
Konseling untuk
dapat
(BK)
hendaknya
mengamati
dan
mengarahkan perilaku masing-masing siswa, ini dimaksudkan agar kesulitan-kesulitan yang sedang dihadapi siswanya dapat segera ditangani. 2.
Untuk Orang tua: Orang tua adalah orang yang paling dekat dan mempunyai hubungan emosional yang sangat erat dengan anak-anaknya, sehingga dengan kondisi ini orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya untuk selalu meningkatkan prestasinya sampai pada batas-batas yang maksimal.
3.
Untuk siswa: Semua siswa SD Muhammadiyah Kriyan Jepara hendaknya sadar akan kemampuan dan bakat yang dipunyai, karena dengan kesadaran
80
tersebut masing-masing siswa akan berusaha untuk selalu memberikan hal yang terbaik bagi pribadinya masing-masing.
C.
Penutup Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah menciptakan dunia serta isinya. Hanya karena ridho-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Penulis sadar dan yakin, bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih sangat banyak kekurangan dan kesalahannya, untuk itu
kami akan
menerima dengan senang hati segala masukan serta kritikan yang bersifat membangun. Akhirnya penulis berdoa semoga Allah SWT selalu meridhoi segala aktifitas dan amal perbuatan kita, serta semoga Allah memberi manfaat apa yang telah kita kerjakan selama ini, Amiin.
DAFTAR PUSTAKA A.W. Munawir, Kamus Al-Munawir Arab-Indonesia Terlengkap, Cet. Ke-4, Pustaka Progresif, Surabaya, 1997. Abdu al-Rahman al-Jaziri, Silsilah al-Fiqh Ala Madzahib al-Ar’ba’ah, Juz 1, Dar al-Fikr, Mesir, 1996. ------------------------------, Kitab Fiqh dari Empat Madzhab, Darul Kutub Al-Ilmiyah, Beirut-Lebanon, t.t. Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Minhaj Al-Shahih Muslim, Daar Al-Fikr, Beirut, 1995 Abu Dawud no. 145; al-Baihaqi 1/54; Syekh al-Albani menyatakan hadits itu shahih di dalam Shahih al-Jami’ no. 4572. Al-Satibi, Al-Muwafaqot fi Usul al-Syar’iyah, Jilid 1, Dar al-Kutub al-Alamiyah, Beirut, t.t.
Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Depag RI, 1986. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktik, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, Cet. XIII, 2006. ________________, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis, Bina Aksara, Jakarta, 1989. Azzarnudji, Ta’limul Muta’alim, Syirkah An-Nur Asia, Kudus, t.t. Depdikbud RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2001. Dikutip dari CD al Hadits al-Syarif al-Kutub al- Tis’ah, yaitu Bukhori, Muslim, Turmidzi, Nasa’i, Abu Daud, Ibnu Majah, Malik, dan al-Darimi. Dokumentasi SD Muhammadiyah Kriyan Jepara tahun 2010/2011.
Gisymar, Sholeh, Menyembuhkan Berbagai Penyakit Dengan Terapi Wudhu, Surakarta: NUUN, 2008. Hamalik, Oemar, Metodik Belajar dan Kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito, 1983. Hasanuddin, Oan, Mukjizat Berwudhu, Untuk Penyembuhan Dan Pencegahan Penyakit, Jakarta: Qultum Media, 2007. Imam bukhori, Shohih Bukhori Juz I, Darul Kutub, Mesir, t.t. James, O. Wittaker, Introduction to Psycology, Tokyo : Toppan Company, Limited, 1970.
Koenjtoroningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta, 1983.
Nana Sujana, dan Daeng Arifin, Cara Belajar Siswa Aktif, Sinar Baru, Bandung, 1989. Nazir, Moh. Metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1993. Ridwan, Belajar Mudah Penelitian, Alfabeta, Bandung, 2005.
Rifa’i, Moh.,Risalah Tuntunan Shalat Lengkap,Semarang: PT Karya Toha Putra, Cet 363, 2010. Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Majid, At-Tarbiyah Wat Turuqut Tadris, Juz I, Darul Maarif, Mesir, 1979. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Alfabeta, Bandung, 2007. Sumadi Surya Brata, Psikologi Pendidikan, Rawali Press, Jakarta, 1998. Sunoto, Ketua Pengurus MI Mu’abidin Desa Sukorejo Guntur Demak, Wawancara Pribadi tanggal 21 Agustus 2008. Sutrisno, Hadi, Metodologi Recearch I, Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta, 1987.
Surya Brata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rawali Press, 1998. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II, Balai Pustaka, Jakarta, 1994. Tulus, Winarsunu, Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, UMM Press, Malang, 2002. Wahbah al-Zuhaily, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Daar Al-Fikr, Mesir, t.t.
Wasty, Soemanto, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1998.
DAFTAR ANGKET Petunjuk : 1. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban a, b, c dan d dari pertanyaan dibawah ini yang paling sesuai dengan keadaan anda yang sesungguhnya. 2. Angket ini semata-mata untuk menyusun skripsi dan tidak ada hubungannya dengan pihak manapun. Nama
: ………………………
Kelas
: ……………………… DAFTAR PERTANYAAN
I. PENGARUH WUDHU A. Pandangan siswa terhadap wudhu 1. Apakah adik mengerti wudhu itu apa? a. selalu b. sering c. jarang-jarang d. tidak pernah e. ........................................ 2. Apakah adik memahamin wudhu itu hukumnya wajib bagi umat Islam? a. selalu b. sering c. jarang-jarang d. tidak pernah e. ........................................ 3. Apakah adik telah mengerti kegunaan wudhu itu banyak sekali tidak hanya untuk bersuci ? a. selalu b. sering c. jarang-jarang
d. tidak pernah e. ........................................ 4. Apakah adik mengerti jika wudhu itu dapat menghilangkan najis-najis baik yang bersifat lahir maupun bathin ? a. selalu b. sering c. jarang-jarang d. tidak pernah e. ........................................ B. Kebiasaan siswa dalam berwudhu 5. Apakah adik sering berwudhu ? a. selalu b. sering c. jarang-jarang d. tidak pernah e. ........................................ 6. Apakah wudhu adik diniati untuk mencari ridlo Allah ? a. selalu b. sering c. jarang-jarang d. tidak pernah e. ........................................ 7. Apakah adik merasakan keteduhan dan ketentraman sehabis berwudhu ? a. selalu b. sering c. jarang-jarang d. tidak pernah e. .......................................
8. Setiapkali wudhu adik batal, apakah adik mengambil air wudhu lagi? a. selalu b. sering c. jarang-jarang d. tidak pernah e. ........................................ C. Cara berwudhu siswa 9. Apakah adik dalam melaksanakan telah sesuai dengan ajaran syariat Islam ? a. selalu b. sering c. jarang-jarang d. tidak pernah e. ........................................ 10. Dalam berwudhu, apakah wudhu adik telah sesuai dengan rukun wudhu ? a. selalu b. sering c. jarang-jarang d. tidak pernah e. ........................................ 11. Dalam berwudhu, apakah adik melaksanakan sunah wudhu ? a. selalu b. sering c. jarang-jarang d. tidak pernah e. ........................................ 12. Apakah adik memahami syarat syahnya wudhu ? a. selalu b. sering c. jarang-jarang d. tidak pernah e. ........................................
II. KONSENTRASI BELAJAR FIKIH A. Kondisi belajar siswa ketika di kelas 13. Apakah situasi belajar di kelas adik ketika menerima pelajaran fikih tenang ? a. selalu b. sering c. jarang-jarang d. tidak pernah e. ........................................ 14. Menurut adik, apakah bapak/ibu guru ketika mengajar di kelas merasa senang dan tidak mudah bosan ? a. selalu b. sering c. jarang-jarang d. tidak pernah e. ........................................ 15. Apakah adik pernah tidak belajar? a. tidak pernah b. jarang-jarang c. sering d. selalu e. ........................................ 16. Apakah adik tetap konsentrasi jika dalam menerima pelajaran fikih ada salah satu teman yang ramai sendiri ? a. selalu b. sering c. jarang-jarang d. tidak pernah e. ........................................
17. Apakah teman-teman adik bertanya jika kurang faham dalam menerima pelajaran fikih ? a. selalu b. sering c. jarang-jarang d. tidak pernah e. ........................................ 18. Dalam belajar, apakah di kelas adik dibentuk belajar kelompok ? a. selalu b. sering c. jarang-jarang d. tidak pernah e. ........................................ 19. Kalau adik mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal latihan LKS fikih, apakah adik bertanya kepada Bapak/Ibu guru ? a. selalu b. sering c. jarang-jarang d. tidak pernah e. ........................................ B. Tingkat kefahaman siswa dalam menerima materi pelajaran fikih 20. Apakah adik memperhatikan keterangan bapak/Ibu guru di kelas? a. selalu b. sering c. jarang-jarang d. tidak pernah e. ........................................ 21. Apakah adik mencatat keterangan-keterangan bapak/ibu guru? a. selalu b. sering
c. jarang-jarang d. tidak pernah e. ........................................ 22. Apakah adik mendiskusikan dengan teman tentang pelajaran fikih yang masih sulit untuk difahami? a. selalu b. sering c. jarang-jarang d. tidak pernah e. ........................................ 23. Apakah adik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh bapak/Ibu guru? a. selalu b. sering c. jarang-jarang d. tidak pernah e. ........................................ 24. Apakah adik mendapatkan nilai yang baik dalam materi pelajaran fikih ? a. selalu b. sering c. jarang-jarang d. tidak pernah e. ........................................
Uji validitas dan reliabilitas instrumen variabel X Correlations Itemx1 Itemx1
Itemx2
Itemx3
Itemx4
Itemx5
Itemx6
Itemx7
Itemx8
Itemx9
Itemx10
Itemx11
Itemx12
Skortotal
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 15 0.448 0.094 15 .568(*) 0.027 15 0.448 0.094 15 0.51 0.052 15 0.317 0.25 15 .608(*) 0.016 15 .608(*) 0.016 15 0.38 0.163 15 .517(*) 0.049 15 .719(**) 0.003 15 0.281 0.311 15 .756(**) 0.001 15
Itemx2 0.448 0.094 15 1 15 .659(**) 0.008 15 0.469 0.078 15 .516(*) 0.049 15 .623(*) 0.013 15 .640(*) 0.01 15 .517(*) 0.049 15 0.397 0.143 15 0.335 0.223 15 0.379 0.163 15 0.385 0.157 15 .744(**) 0.001 15
Itemx3 .568(*) 0.027 15 .659(**) 0.008 15 1 15 .554(*) 0.032 15 .558(*) 0.031 15 0.371 0.173 15 0.376 0.167 15 .567(*) 0.028 15 0.352 0.199 15 .667(**) 0.007 15 0.29 0.295 15 0.36 0.188 15 .775(**) 0.001 15
Itemx4 0.448 0.094 15 0.469 0.078 15 .554(*) 0.032 15 1 15 .516(*) 0.049 15 0.361 0.186 15 .640(*) 0.01 15 0.271 0.329 15 0.141 0.616 15 0.335 0.223 15 0.223 0.424 15 0.254 0.362 15 .618(*) 0.014 15
Itemx5 0.51 0.052 15 .516(*) 0.049 15 .558(*) 0.031 15 .516(*) 0.049 15 1 15 .678(**) 0.005 15 .716(**) 0.003 15 .537(*) 0.039 15 0.311 0.26 15 0.152 0.588 15 0.302 0.274 15 0.318 0.248 15 .708(**) 0.003 15
Itemx6 0.317 0.25 15 .623(*) 0.013 15 0.371 0.173 15 0.361 0.186 15 .678(**) 0.005 15 1 15 .701(**) 0.004 15 .656(**) 0.008 15 .531(*) 0.042 15 0.248 0.374 15 0.492 0.063 15 0.511 0.052 15 .729(**) 0.002 15
Itemx1
Itemx2
Itemx3
Itemx4
Itemx5
Itemx6
Itemx7
Itemx8
Itemx9
Itemx10
Itemx11
Itemx12
Skortotal
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.608(*) 0.016 15 .640(*) 0.01 15 0.376 0.167 15 .640(*) 0.01 15 .716(**) 0.003 15 .701(**) 0.004 15 1 15 .519(*) 0.047 15 0.42 0.119 15 0.278 0.316 15 .592(*) 0.02 15 0.499 0.058 15 .791(**) 0 15
.608(*) 0.016 15 .517(*) 0.049 15 .567(*) 0.028 15 0.271 0.329 15 .537(*) 0.039 15 .656(**) 0.008 15 .519(*) 0.047 15 1 15 0.32 0.245 15 0.251 0.368 15 0.39 0.151 15 0.26 0.35 15 .686(**) 0.005 15
0.38 0.163 15 0.397 0.143 15 0.352 0.199 15 0.141 0.616 15 0.311 0.26 15 .531(*) 0.042 15 0.42 0.119 15 0.32 0.245 15 1 15 .669(**) 0.006 15 0.456 0.087 15 .882(**) 0 15 .680(**) 0.005 15
.517(*) 0.049 15 0.335 0.223 15 .667(**) 0.007 15 0.335 0.223 15 0.152 0.588 15 0.248 0.374 15 0.278 0.316 15 0.251 0.368 15 .669(**) 0.006 15 1 15 .607(*) 0.016 15 .685(**) 0.005 15 .695(**) 0.004 15
.719(**) 0.003 15 0.379 0.163 15 0.29 0.295 15 0.223 0.424 15 0.302 0.274 15 0.492 0.063 15 .592(*) 0.02 15 0.39 0.151 15 0.456 0.087 15 .607(*) 0.016 15 1 15 0.496 0.06 15 .676(**) 0.006 15
0.281 0.311 15 0.385 0.157 15 0.36 0.188 15 0.254 0.362 15 0.318 0.248 15 0.511 0.052 15 0.499 0.058 15 0.26 0.35 15 .882(**) 0 15 .685(**) 0.005 15 0.496 0.06 15 1 15 .685(**) 0.005 15
Itemx1
Itemx2
Itemx3
Itemx4
Itemx5
Itemx6
Itemx7
Itemx8
Itemx9
Itemx10
Itemx11
Itemx12
Skortotal
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Skortotal .756(**) 0.001 15 .744(**) 0.001 15 .775(**) 0.001 15 .618(*) 0.014 15 .708(**) 0.003 15 .729(**) 0.002 15 .791(**) 0 15 .686(**) 0.005 15 .680(**) 0.005 15 .695(**) 0.004 15 .676(**) 0.006 15 .685(**) 0.005 15 1 15
Itemx7 .608(*) 0.016 15 .640(*) 0.01 15 0.376 0.167 15 .640(*) 0.01 15 .716(**) 0.003 15 .701(**) 0.004 15 1 15 .519(*) 0.047 15 0.42 0.119 15 0.278 0.316 15 .592(*) 0.02 15 0.499 0.058 15 .791(**) 0 15
Itemx8 .608(*) 0.016 15 .517(*) 0.049 15 .567(*) 0.028 15 0.271 0.329 15 .537(*) 0.039 15 .656(**) 0.008 15 .519(*) 0.047 15 1 15 0.32 0.245 15 0.251 0.368 15 0.39 0.151 15 0.26 0.35 15 .686(**) 0.005 15
Itemx9 0.38 0.163 15 0.397 0.143 15 0.352 0.199 15 0.141 0.616 15 0.311 0.26 15 .531(*) 0.042 15 0.42 0.119 15 0.32 0.245 15 1 15 .669(**) 0.006 15 0.456 0.087 15 .882(**) 0 15 .680(**) 0.005 15
Itemx10 .517(*) 0.049 15 0.335 0.223 15 .667(**) 0.007 15 0.335 0.223 15 0.152 0.588 15 0.248 0.374 15 0.278 0.316 15 0.251 0.368 15 .669(**) 0.006 15 1 15 .607(*) 0.016 15 .685(**) 0.005 15 .695(**) 0.004 15
Itemx11 .719(**) 0.003 15 0.379 0.163 15 0.29 0.295 15 0.223 0.424 15 0.302 0.274 15 0.492 0.063 15 .592(*) 0.02 15 0.39 0.151 15 0.456 0.087 15 .607(*) 0.016 15 1 15 0.496 0.06 15 .676(**) 0.006 15
Itemx1
Itemx2
Itemx3
Itemx4
Itemx5
Itemx6
Itemx7
Itemx8
Itemx9
Itemx10
Itemx11
Itemx12
Skortotal
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Itemx12 0.281 0.311 15 0.385 0.157 15 0.36 0.188 15 0.254 0.362 15 0.318 0.248 15 0.511 0.052 15 0.499 0.058 15 0.26 0.35 15 .882(**) 0 15 .685(**) 0.005 15 0.496 0.06 15 1 15 .685(**) 0.005 15
Skortotal .756(**) 0.001 15 .744(**) 0.001 15 .775(**) 0.001 15 .618(*) 0.014 15 .708(**) 0.003 15 .729(**) 0.002 15 .791(**) 0 15 .686(**) 0.005 15 .680(**) 0.005 15 .695(**) 0.004 15 .676(**) 0.006 15 .685(**) 0.005 15 1 15
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded( a) Total
% 15
100.0
0
.0
15
100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.906
12
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
Itemx1
2.67
1.113
15
Itemx2
2.73
1.100
15
Itemx3
2.40
1.242
15
Itemx4
2.73
1.100
15
Itemx5
3.00
1.134
15
Itemx6
3.53
.743
15
Itemx7
2.73
.704
15
Itemx8
2.60
1.056
15
Itemx9
2.80
1.014
15
Itemx10
2.60
1.242
15
Itemx11
2.47
.834
15
Itemx12
2.47
.990
15
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Itemx1
30.07
62.638
.692
.895
Itemx2
30.00
63.000
.679
.896
Itemx3
30.33
60.810
.708
.895
Itemx4
30.00
65.429
.530
.904
Itemx5
29.73
63.352
.633
.898
Itemx6
29.20
67.171
.685
.898
Itemx7
30.00
66.857
.757
.896
Itemx8
30.13
64.552
.613
.899
Itemx9
29.93
65.067
.609
.899
Itemx10
30.13
62.552
.609
.900
Itemx11
30.27
66.924
.619
.899
Itemx12
30.27
65.210
.617
.899
Scale Statistics Mean 32.73
Variance 76.067
Std. Deviation
N of Items
8.722
12
Uij validitas dan reliabilitas instrumen variabel Y Itemy1 Itemy1
Itemy2
Itemy3
Itemy4
Itemy5
Itemy6
Itemy7
Itemy8
Itemy9
Itemy10
Itemy11
Itemy12
Skortotal
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 15 .530(*) 0.042 15 0.496 0.06 15 0.345 0.208 15 .530(*) 0.042 15 0.397 0.143 15 .550(*) 0.034 15 0.496 0.06 15 .584(*) 0.022 15 .586(*) 0.022 15 .562(*) 0.029 15 0.063 0.822 15 .700(**) 0.004 15
Itemy2 .530(*) 0.042 15 1 15 0.35 0.202 15 0.401 0.138 15 0.224 0.422 15 .523(*) 0.046 15 0.466 0.08 15 .653(**) 0.008 15 0.254 0.362 15 .612(*) 0.015 15 .608(*) 0.016 15 0.35 0.202 15 .689(**) 0.004 15
Itemy3 0.496 0.06 15 0.35 0.202 15 1 15 0.509 0.053 15 .805(**) 0 15 0.293 0.29 15 .562(*) 0.029 15 .799(**) 0 15 .829(**) 0 15 0.323 0.241 15 0.458 0.086 15 0.196 0.483 15 .775(**) 0.001 15
Itemy4 0.345 0.208 15 0.401 0.138 15 0.509 0.053 15 1 15 .612(*) 0.015 15 .553(*) 0.032 15 0.443 0.098 15 .695(**) 0.004 15 .576(*) 0.025 15 0.224 0.422 15 0.237 0.394 15 .602(*) 0.018 15 .711(**) 0.003 15
Itemy5 .530(*) 0.042 15 0.224 0.422 15 .805(**) 0 15 .612(*) 0.015 15 1 15 0.359 0.189 15 .724(**) 0.002 15 .729(**) 0.002 15 .808(**) 0 15 0.401 0.138 15 0.212 0.449 15 0.198 0.48 15 .757(**) 0.001 15
Itemy1
Itemy2
Itemy3
Itemy4
Itemy5
Itemy6
Itemy7
Itemy8
Itemy9
Itemy10
Itemy11
Itemy12
Skortotal
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Itemy6 0.397 0.143 15 .523(*) 0.046 15 0.293 0.29 15 .553(*) 0.032 15 0.359 0.189 15 1 15 .539(*) 0.038 15 0.365 0.182 15 0.235 0.399 15 0.353 0.196 15 .572(*) 0.026 15 .724(**) 0.002 15 .689(**) 0.005 15
Itemy7 .550(*) 0.034 15 0.466 0.08 15 .562(*) 0.029 15 0.443 0.098 15 .724(**) 0.002 15 .539(*) 0.038 15 1 15 .638(*) 0.01 15 .618(*) 0.014 15 .549(*) 0.034 15 0.317 0.249 15 0.41 0.129 15 .782(**) 0.001 15
Itemy8 0.496 0.06 15 .653(**) 0.008 15 .799(**) 0 15 .695(**) 0.004 15 .729(**) 0.002 15 0.365 0.182 15 .638(*) 0.01 15 1 15 .689(**) 0.004 15 0.416 0.123 15 0.342 0.212 15 0.33 0.229 15 .827(**) 0 15
Itemy9 .584(*) 0.022 15 0.254 0.362 15 .829(**) 0 15 .576(*) 0.025 15 .808(**) 0 15 0.235 0.399 15 .618(*) 0.014 15 .689(**) 0.004 15 1 15 0.479 0.071 15 0.409 0.13 15 0.27 0.33 15 .781(**) 0.001 15
Itemy10 .586(*) 0.022 15 .612(*) 0.015 15 0.323 0.241 15 0.224 0.422 15 0.401 0.138 15 0.353 0.196 15 .549(*) 0.034 15 0.416 0.123 15 0.479 0.071 15 1 15 .642(**) 0.01 15 0.23 0.411 15 .663(**) 0.007 15
Itemy1
Itemy2
Itemy3
Itemy4
Itemy5
Itemy6
Itemy7
Itemy8
Itemy9
Itemy10
Itemy11
Itemy12
Skortotal
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Itemy11 .562(*) 0.029 15 .608(*) 0.016 15 0.458 0.086 15 0.237 0.394 15 0.212 0.449 15 .572(*) 0.026 15 0.317 0.249 15 0.342 0.212 15 0.409 0.13 15 .642(**) 0.01 15 1 15 0.458 0.086 15 .688(**) 0.005 15
Itemy12 0.063 0.822 15 0.35 0.202 15 0.196 0.483 15 .602(*) 0.018 15 0.198 0.48 15 .724(**) 0.002 15 0.41 0.129 15 0.33 0.229 15 0.27 0.33 15 0.23 0.411 15 0.458 0.086 15 1 15 .571(*) 0.026 15
Skortotal .700(**) 0.004 15 .689(**) 0.004 15 .775(**) 0.001 15 .711(**) 0.003 15 .757(**) 0.001 15 .689(**) 0.005 15 .782(**) 0.001 15 .827(**) 0 15 .781(**) 0.001 15 .663(**) 0.007 15 .688(**) 0.005 15 .571(*) 0.026 15 1
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
15
Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded( a)
% 15
100.0
0
.0
15 100.0 Total a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .768
N of Items 13
Item Statistics
Itemy1
Mean 3.27
Std. Deviation .799
N
Itemy2
3.40
.910
15
Itemy3
3.07
1.033
15
Itemy4
3.53
.743
15
Itemy5
3.40
.910
15
Itemy6
2.93
.961
15
Itemy7
2.60
.910
15
Itemy8
3.07
1.033
15
Itemy9
3.13
.990
15
Itemy10
3.53
.743
15
Itemy11
3.13
1.187
15
Itemy12
3.07
1.033
15
Skortotal
38.13
8.105
15
15
Item-Total Statistics
Itemy1
Scale Mean if Item Deleted 73.00
Scale Variance if Item Deleted 245.286
Corrected Item-Total Correlation .674
Cronbach's Alpha if Item Deleted .754
Itemy2
72.87
243.267
.658
.752
Itemy3
73.20
237.886
.748
.745
Itemy4
72.73
246.210
.687
.755
Itemy5
72.87
241.267
.732
.749
Itemy6
73.33
242.238
.656
.751
Itemy7
73.67
240.524
.759
.748
Itemy8
73.20
236.171
.805
.743
Itemy9
73.13
238.695
.755
.746
Itemy10
72.73
247.352
.636
.756
Itemy11
73.13
237.695
.647
.747
Itemy12
73.20
244.743
.525
.755
Skortotal
38.13
65.695
1.000
.913
Scale Statistics Mean 76.27
Variance 262.781
Std. Deviation
N of Items
16.211
13
Frequencies Statistics
Peran Wudhu N
Valid
Konsentrasi Belajar
41
Missing Mean Std. Error of Mean Median Mode
41
0
0
38.59
39.07
.261
.301
39.00
39.00
40
41
Std. Deviation
1.673
1.929
Variance
2.799
3.720
Skewness
-.038
.045
.369
.369
-.958
-1.407
.724
.724
Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range
6
6
Minimum
36
36
Maximum
42
42
1582
1602
Sum
Frequency Table Kebiasaan Wudhu
Valid
36
Frequency 6
Percent 14.6
Valid Percent 14.6
Cumulative Percent 14.6
37
6
14.6
14.6
29.3
38
7
17.1
17.1
46.3
39
8
19.5
19.5
65.9
40
9
22.0
22.0
87.8
41
4
9.8
9.8
97.6 100.0
42 Total
1
2.4
2.4
41
100.0
100.0
Konsentrasi Belajar Fikih
Valid
36
Frequency 3
Percent 7.3
Valid Percent 7.3
Cumulative Percent 7.3
37
8
19.5
19.5
26.8
38
8
19.5
19.5
46.3
39
5
12.2
12.2
58.5
40
2
4.9
4.9
63.4
41
11
26.8
26.8
90.2
42
4
9.8
9.8
100.0
41
100.0
100.0
Total
Histogram
Peran Wudhu
Kebiasaan wudhu 10
Frequency
8
6
4
2
Mean = 38.59 Std. Dev. = 1.673 N = 41
0 36
38
40
Peran Wudhu
42
Konsentrasi Belajar fikih Konsentrasi Belajar 12
10
Frequency
8
6
4
2 Mean = 39.07 Std. Dev. = 1.929 N = 41
0 36
38
40
42
Konsentrasi Belajar
Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test kebiasaan Wudhu N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Konsentrasi Belajar Fikih
41
41
Mean
38.59
39.07
Std. Deviation
1.673
1.929
Absolute
.143
.207
Positive
.121
.174
Negative
-.143
-.207
Kolmogorov-Smirnov Z
.913
1.325
Asymp. Sig. (2-tailed)
.375
.060
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic
df1
df2
Sig.
Kebiasaan Wudhu
.119
5
35
.987
Konsentrasi Belajar Fikih
.866
5
35
.514
ANOVA Sum of Squares Kebiasaan Wudhu
Konsentrasi Belajar Fikih
Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total
Mean Square
df
F
8.362
5
1.672
103.589
35
2.960
111.951
40
4.619
5
.924
144.161
35
4.119
148.780
40
Sig. .565
.726
.224
.950
Uji Linieritas Case Processing Summary Cases Included N Konsentrasi Belajar fikih * Kebiasaan Wudhu
Excluded
Percent 41
N
Percent
100.0%
0
Report Konsentrasi Belajar Fikih Kebiasaan Wudhu Mean 36 37.17 37 38.00
N
Total
6
Std. Deviation 1.169
6
1.789
38
39.00
7
1.915
39
39.50
8
1.690
40
39.89
9
1.900
41
40.75
4
1.500
42
40.00
1
.
Total
39.07
41
1.929
.0%
N
Percent 41
100.0%
ANOVA Table Konsentrasi Belajar Fikih * Kebiasaan Wudhu Between Groups (Combined) Sum of Squares
Linearity
48.308
df
Deviation from Linearity
45.338
Within Groups
2.970
100.472
148.780 40
6
1
5
34
Mean Square
8.051
45.338
.594
2.955
F
2.725
15.343
.201
.029
.000
.960
Sig.
Total
Measures of Association R Konsentrasi Belajar fikih * Kebiasaan Wudhu
R Squared .552
.305
Eta
Eta Squared
.570
.325
Uji Hipotesis Regression Descriptive Statistics Mean Konsentrasi Belajar Fikih Kebiasaan Wudhu
Std. Deviation
N
39.07
1.929
41
38.59
1.673
41
Correlations
Konsentrasi Belajar Fikih Pearson Correlation
Konsentrasi Belajar Fikih Kebiasaan Wudhu
Sig. (1-tailed)
Konsentrasi Belajar Fikih Kebiasaan Wudhu
N
Kebiasaan Wudhu
1.000
.552
.552
1.000
.
.000
.000
.
Konsentrasi Belajar Fikih
41
41
Kebiasaan Wudhu
41
41
Variables Entered/Removed(b) Variables Entered
Model 1
Variables Removed
Kebiasaan Wudhu(a)
Method .
Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: Konsentrasi Belajar Fikih
Model Summary(b)
Model 1
R .552(a)
R Square .305
Adjusted R Square .287
Std. Error of the Estimate 1.629
a Predictors: (Constant), Kebiasaan Wudhu b Dependent Variable: Konsentrasi Belajar Fikih
ANOVA(b)
Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
45.338
1
45.338
Residual
103.442
39
2.652
Total
148.780
40
F
Sig.
17.094
.000(a)
a Predictors: (Constant), Kebiasaan Wudhu b Dependent Variable: Konsentrasi Belajar Fikih
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Std. B Error
Model
1
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
(Constant)
14.518 5.945 Kebiasaan .636 .154 Wudhu a Dependent Variable: Konsentrasi Belajar Fikih
.552
2.442
.019
4.134
.000
Residuals Statistics(a) Minimum 37.43
Maximum 41.25
Mean 39.07
Std. Deviation 1.065
Residual
-2.973
2.936
.000
1.608
41
Std. Predicted Value
-1.545
2.041
.000
1.000
41
-1.826 1.803 a Dependent Variable: Konsentrasi Belajar Fikih
.000
.987
41
Predicted Value
Std. Residual
N 41
Charts
Histogram
DependentDependent Variable:Variable: Konsentrasi Belajar Fikih Konsentrasi Belajar 10
6
4
2 Mean = 1.31E-15 Std. Dev. = 0.987 N = 41
0 -2
-1
0
1
2
Regression Standardized Residual
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Konsentrasi Belajar Fikih Dependent Variable: Konsentrasi Belajar 1.0
0.8
Expected Cum Prob
Frequency
8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
Observed Cum Prob
0.8
1.0
Interactive Graph
A
42
A
Linear Regression
Konsentrasi Belajar Fikih Konsentrasi Belajar
A A A A Konsentrasi Belajar Fikih Konsentrasi Belajar = 14.52 + 0.64 * Var.X
R-Square = 0.30 A
40
38
36
A
A
A
A
A
A
A
A
36
A
A
A
A
A
A
A
A
38
40
Peran Wudhu Kebiasaan Wudhu
A
A
42
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN
Nama
: Fatchur Ridho
Tempat / Tanggal Lahir
: Kudus, 21 Agustus 1979
Alamat
: Lemah Gunung RT. 05 /RW. 02 Krandon Kudus
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Jenjang Pendidikan
: 1.
SD Negeri 1Gribig Gebog Kudus lulus tahun 1993
2.
MTs Ma’ahid lulus tahun 1996
3.
MA Ma’ahid Kudus lulus tahun 1999
4.
Universitas
Islam
Nahdlatul
Ulama
(UNISNU) Jepara angkatan 2011
Demikian daftar riwayat pendidikan penulis yang dibuat dengan data yang sebenarnya. Semoga menjadi keterangan yang lebih jelas.
Kudus, Agustus 2015 Penulis
FATCHUR RIDHO NIM 131310001228