PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG BAHAYA MINUMAN KERAS TERHADAP SIKAP REMAJATENTANG BAHAYA MINUMAN KERAS DI DESA PAWISMAN GEDANGAN KARANGANYAR Oleh : Endang Dwi Ningsih1, Tunjung Sri Yulianti 2 Staf Pengajar Akademi Keperawatan Panti Kosala Surakarta Abstract The background of this research is a kind of drug abuse and alcohol dependence can cause organic mental disorders are disturbances in the function of thinking, feeling and behaving. Alcohol also effects the attitude of the young teenagers who become the nation's next generation. It is, motivated by the lack of knowledge of adolescents about the dangers of liquor that can effectthe behavior of the teenagers. Seeing the incident health education may be one solution, where health education about the dangers of liquor capable of providing information to adolescents about the dangers of liquor. The purpose of this study is to determine whether there is the effect of health education on the dangers of liquor on the attitudes of the teenagers about the dangers of liquor in the village Pawisman Gedangan Karanganyar. This research method using pre experimental research design methods with one group pretest posttest design. Subjects were 32 teenagers in the village of Pawisman Gedangan Karanganyar, sampling technique used is random sampling is sampling with random manner without regard to strata that exist in members of the population. The data collection is done by questionnaire before and after the health education health education, the data were analyzed by t-test. Results based on test results using Dependent paired t-test (t test) by SPSS for windows series 18 with α = 5% (0,05) p obtained 0,000 so that P <0.05, which means the hypothesis is accepted. The conclusion that there is the effect of health education on the dangers of liquor on the attitudes of adolescents about the dangers of liquor in the village Pawisman Gedangan Karanganyar. Keywords: Health Education, Danger of Liquor, Youth Attitude
LATAR BELAKANG Miras atau minuman keras adalah jenis NAZA (Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif) dalam bentuk minuman yang mengandung alkohol tidak peduli berapa kadar alkohol didalamnya, bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah
mengeluarkan fatwa bahwa setetes alkohol saja dalam minuman hukumnya sudah haram. Alkohol termasuk zat adiktif, artinya zat tersebut dapat menimbulkan adiksi (addiction) yaitu ketagihan dan depensensi (ketergantungan). Penyalahgunaan atau ketergantungan
1
NAZA jenis alkohol ini dapat menimbulkan gangguan mental organik yaitu gangguan dalam fungsi berfikir, berperasaan dan berperilaku. (Hawari, 2003) Minuman keras juga sangat berpengaruh dalam pembentukan perilaku seseorang terutama dalam perilaku yang negatif. Banyak dari mereka yang mengkonsumsi minuman keras berlebihan, bisa mengurangi kesadaran mereka akan lingkungan sekitar dan bahkan berperilaku tanpa kontrol misalnya merusak apa yang ada disekitar mereka. Sedangkan secara umum, perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. (Notoatmodjo, 2007) Pada akhir tahun lalu, BBC menurunkan sebuah laporan bahwa jumlah pasien yang masuk rumah sakit terkait konsumsi alkohol di Inggris melebihi satu juta orang. Jumlah yang masuk naik 12 persen antara 20082010. Jumlah pasien alkohol mencapai 1.057.000 pada 2009/2010, sedangkan periode 2008/2009 sekitar 945.500. Angka tersebut meningkat jauh dari angka 510.800 pada 2002/2003. Para alkoholik cenderung rentan terserang penyakit liver, kanker, pankreatitis dan diabetes serta gangguan mental. Dalam situs drinkaware.co.uk, dalam kasus terburuk terkait penyalahgunaan alkohol adalah kerusakan paru-paru dan serangan jantung. Tapi penyakit hati cukup mendominasi. Di Inggris telah terjadi peningkatan 25 persen kematian akibat penyakit hati dalam kurun satu dekade ini. Sebelumnya pada 2001 sebanyak 9.231 dan menjadi 11.575 pada 2009. Lebih dari 1 dalam 10 kematian dari orang-orang di usia 40-an berasal dari penyakit hati,
kebanyakan dari penyakit hati yang kecanduan alkohol. (http:wordpress.com.2012) Permasalahan yang disebabkan oleh penyalahgunaan alkohol sangat berarti. Antara lain, insomnia sering kali disebabkan oleh minum minuman keras. Kegemukan dan anoreksia juga dihubungkan dengan alkohol. Sekitar 1% penduduk Indonesia dewasa sudah diperkirakan mempunyai kebiasaan minum minuman keras. (Notoatmodjo, 2007) Pendidikan kesehatan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. (Adnani, 2011) Jadi, penyuluhan kesehatan ini diharapkan agar remaja mengetahui resiko mengkonsumsi minuman keras. Di daerah Kabupaten Karanganyar tepatnya di Desa Pawisman Gedangan menurut observasi sekitar 20% dari 100-an remaja di desa tersebut mengkonsumsi minuman keras, baik yang masih sekolah atau bekerja. Bahkan para remaja tersebut mencampur minuman keras dengan minuman berenergi. Mereka belum mengetahui resiko dari minuman keras tersebut. Banyak dari mereka mengatakan bahwa dengan minum minuman keras bisa menyelesaikan berbagai masalah yang mereka alami. Dari pengamatan penulis pada wawancara awal disampaikan bahwa mereka kurang mengetahui bahwa dengan minum minuman keras selain mengurangi tingkat kesadaran juga bisa menyebabkan dampak negatif ataupun kerusakan pada organ tubuh terutama pada organ ginjal dan hati.
2
Terkait dengan paparan di atas maka, peneliti bermaksud melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Tentang Bahaya Minuman Keras Terhadap Sikap Remaja Tentang Bahaya Minuman Keras di Desa Pawisman Gedangan Karanganyar”. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan antara lain : 1. Tujuan Umum : Untuk mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang bahaya minuman keras terhadap sikap remaja tentang bahaya minuman keras di Desa Pawisman Gedangan Karanganyar. 2. Tujuan Khusus : a. Untuk mengetahui sikap remaja tentang bahaya minuman keras di Desa Pawisman Gedangan Karanganyar sebelum dilakukan Pendidikan Kesehatan tentang bahaya minuman keras. b. Untuk mengetahui sikap remaja tentang bahaya minuman keras di Desa Pawisman Gedangan Karanganyar setelah dilakukan Pendidikan Kesehatan tentang bahaya minuman keras DESAIN PENELITIAN Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian. Dalam riset keperawatan dapat mengenal beberapa desain penelitian diantaranya rancangan penelitian deskriptif (korelasi; cross seksio), rancangan observasional (case control, kohort), dan rancangan intervensi atau eksperimen yang meliputi pre eksperimen, true eksperimen, factorial design, dan
quasi eksperimen design. (Hidayat, 2003) Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang minuman keras terhadap sikap remaja tentang bahaya minuman keras, dengan menggunakan one group pre test dan post test yakni membandingkan hasil kuesioner sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang minuman keras dan hasil kuesioner setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang bahaya minuman keras. POPULASI, SAMPEL, DAN TEHNIK SAMPLING 1. Populasi Populasi adalah seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti (Hidayat, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah semua remaja di Desa Pawisman Gedangan Karanganyar yang mengkonsumsi minuman keras pada bulan Pebruari 2014 dengan jumlah populasi penelitian sebanyak 34 orang. 2. Sampel Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2003). Jumlah populasi penelitian sebanyak 34 orang, maka ditetapkan adalah 32 orang berdasar Tabel KRECJIE. Adapun kriteria inklusi dan ekslusi dari sampel adalah sebagai berikut : a. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi merupakan kriteria di mana subyek penelitian
3
mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Hidayat, 2009). 1) Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : remaja Desa Pawisman Gedangan yang memiliki kebiasaan minum-minuman keras dan yang bersedia menjadi responden. 2) Kriteria eksklusi Kriteria eksklusi merupakan kriteria di mana subyek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian (Hidayat, 2009). Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah : remaja Desa Pawisman Gedangan yang tidak memiliki kebiasaan minum-minuman keras dan yang tidak bersedia menjadi responden 3.
Teknik Sampling Penelitian Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. (Hidayat, 2003) Teknik sampling dalam penelitian ini adalah dengan simple random sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi.
HASIL PENELITIAN Pada penelitian ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian yang berjudul pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang bahaya minuman keras terhadap sikap remaja tentang bahaya minuman keras di Desa Pawisman Gedangan Karanganyar. Penelitian ini dilakukan pada bulan Pebruari 2014 dengan jumlah responden sebanyak 32 remaja.
Selama melakukan penelitian ini peneliti menemui beberapa hambatan diantaranya hambatan untuk mengumpulkan sejumlah 32 remaja dan waktu untuk melakukan penelitian. Solusi yang dilakukan peneliti adalah dengan memilih waktu saat rapat rutin karang taruna setiap awal bulan di Desa Pawisman Gedangan Karanganyar dan penelitian dilakukan setelah rapat selesai. Di bawah ini akan dipaparkan karakteristik responden berdasarkan umur dan tingkat pendidikan responden serta hasil penelitian mengenai pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang bahaya minuman keras terhadap sikap remaja tentang bahaya minuman keras di Desa Pawisman Gedangan Karanganyar. a. Karakteristik responden 1) Karakteristik responden berdasarkan umur Tabel 1 Dari tabel di atas diperoleh data bahwa responden remaja terdiri dari 17 responden (53 %) berumur antara17-19 tahun, 12 responden (38 %) berumur antara 20-22 tahun dan sisanya 3 responden (9%) berumur antara 23-15 tahun. Jadi responden berumur antara 17-19 tahun merupakan responden terbanyak. 2) Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan
4
Tabel 2 Tingkat f pendidikan SMA/SMK 24 PT 8 Jumlah 32
% 75 % 25 % 100%
Dari tabel di atas diperoleh data terdapat 24 responden (75 %) tingkat pendidikan SMA/SMK, dan 8 responden (25 %) tingkat pendidikan Perguruan tinggi. Jadi responden yang tingkat pendidikan SMA/SMK merupakan responden terbanyak b. Hasil penelitian 1) Distribusi frekuensi sikap remaja terhadap bahaya minuman keras sebelum Umur (th) f % 17-19 17 53% 20-22 12 38 % 23-25 3 9% Jumlah 32 100% diberikan Pendidikan kesehatan tentang bahaya minuman keras Tabel 3 Nilai f % 7-10 21 66 % 11-13 11 34 % 14-16 0 0% 17-20 0 0% 32 100 % Dari tabel di atas terdapat 21 responden (66%) mendapat nilai antara 7-10, 11 responden (34 %) mendapat nilai antara 11-13 dan tidak ada responden yang mendapat nilai antara 1420. Jadi responden yang mendapat nilai antara 7-10 merupakan responden terbanyak.
Berdasarkan analisa univariat maka diperoleh hasil sebagai berikut: a) Mean Nilai rata-rata pada penelitian ini adalah 9,69 b) Median Nilai tengah pada penelitian ini adalah 9,00 c) Modus Nilai yang sering muncul pada penelitian ini adalah 8 2) Distribusi frekuensi sikap remaja terhadap bahaya minuman keras setelah diberikan Pendidikan kesehatan tentang bahaya minuman keras Tabel 4 Nilai f % 7-10 2 6% 11-13 11 34 % 14-16 16 50 % 17-20 3 10 % 32 100 % Dari tabel di atas terdapat 2 responden (6 %) mendapat nilai antara 7-10, 11 responden (34 %) mendapat nilai antara 11-13, 16 responden (34 %) mendapat nilai antara 14-16 dan 3 responden (10 %) mendapat nilai antara 17-20. Jadi responden yang mendapat nilai antara 14-16 merupakan responden terbanyak. Berdasarkan analisa univariat maka diperoleh hasil sebagai berikut: a) Mean Nilai rata-rata pada penelitian ini adalah 13,8 b) Median Nilai tengah pada penelitian ini adalah 14,00 c) Modus Nilai yang sering muncul pada penelitian ini adalah 15
5
3) Pengaruh pemberian Pendidikan kesehatan tentang bahaya minuman keras terhadap sikap remaja tentang bahaya minuman keras Tabel 5 Nilai Sebelum Setelah 7-10 21 2 11-13 11 11 14-16 0 16 17-20 0 3 Dari tabel di atas, responden yang mendapat nilai antara 7-10 sebelum diberikan Pendidikan kesehatan sebanyak 21 responden sedangkan setelah diberikan Pendidikan kesehatan sebanyak 2 responden, untuk nilai antara 1113 sebelum dan setelah diberikan Pendidikan kesehatan hasilnya sama yaitu sebanyak 11 responden, nilai antara 14-16 sebelum diberikan Pendidikan kesehatan sebanyak 0 responden sedangkan setelah diberikan Pendidikan kesehatan sebanyak 16 responden, dan nilai antara 17-20 sebelum diberikan Pendidikan kesehatan sebanyak 0 responden sedangkan setelah diberikan Pendidikan kesehatan sebanyak 3 responden.
Tabel 6 perbandingan hasil analisa univariat Analisa Sebelum Setelah univariat Mean 9,69 13,84 Median 9,00 14,00 Modus 8 15 Dari tabel di atas diperoleh hasil analisa univariat yaitu untuk nilai rata-rata didapatkan sebelum diberikan Pendidikan kesehatan sebanyak 9,69 sedangkan setelah
diberikan Pendidikan kesehatan sebanyak 13,84 untuk nilai tengah didapatkan sebelum diberikan Pendidikan kesehatan sebanyak 9,00 sedangkan setelah diberikan Pendidikan kesehatan sebanyak 14,00 dan untuk nilai yang sering muncul didapatkan sebelum diberikan Pendidikan kesehatan sebanyak 8 sedangkan setelah diberikan Pendidikan kesehatan sebanyak 15. Berdasarkan analisa bivariat dengan menggunakan t Test didapatkan hasil sebagai berikut yaitu nilai t hitung adalah sebesar -6,731 dengan sig 0,000 maka signifikasi 0,000 < 0,05 artinya bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan tentang bahaya minuman keras mempengaruhi sikap remaja tentang bahaya minuman keras di Desa Pawisman Gedangan Karanganyar.
PEMBAHASAN 1. Perbandingan nilai sikap remaja tentang bahaya minuman keras sebelum dan sesudah diberikan Pendidikan kesehatan Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah responden pada rentang nilai 17-20 dari sebelum diberi pendidikan kesehatan tentang bahaya minuman keras 0 responden menjadi 3 responden setelah diberi pendidikan kesehatan tentang bahaya minuman keras, pada rentang nilai 14-16 terjadi peningkatan jumlah responden dari 0 responden sebelum diberi pendidikan kesehatan tentang bahaya minuman keras menjadi 16 responden setelah diberi pendidikan kesehatan tentang
6
bahaya minuman keras, pada rentang nilai 11-13 antara sebelum dan setelah diberi pendidikan kesehatan tentang bahaya minuman keras tidak ada perubahan yaitu 11 responden, dan pada rentang nilai 7-10 juga terjadi penurunan jumlah responden dari 21 responden sebelum diberi pendidikan kesehatan tentang bahaya minuman keras menjadi 2 responden setelah diberi pendidikan kesehatan tentang bahaya minuman keras. Sedangkan dilihat pada tabel 6 hasil analisa univariat terjadi peningkatan nilai mean dari sebelum diberi pendidikan kesehatan tentang bahaya minuman keras 9,69 menjadi 13,84 setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang bahaya minuman keras, pada median terjadi peningkatan nilai median dari sebelum diberi pendidikan kesehatan tentang bahaya minuman keras 9,00 menjadi 14,00 setelah diberi pendidikan kesehatan tentang bahaya minuman keras dan terjadi peningkatan modus sebelum diberi pendidikan kesehatan tentang bahaya minuman keras modus atau nilai yang sering muncul adalah 8 yang berada pada rentang nilai 7-10 sedangkan setelah diberi pendidikan kesehatan tentang bahaya minuman keras modusnya adalah 15 yang berada pada rentang nilai 14-16. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan baik jumlah responden, nilai rata-rata, nilai tengah, nilai yang sering muncul maupun rentang nilai yang lebih tinggi pada sikap remaja tentang bahaya minuman keras dari sebelum diberi pendidikan kesehatan dan setelah diberi pendidikan kesehatan. Peningkatan sikap remaja tentang bahaya minuman keras menunjukan
bahwa proses belajar telah terlaksana sesuai harapan, sebagaimana yang diungkapkan Fitriani (2011), bahwa belajar merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan perubahan pada diri individu dan perubahan terjadi karena usaha dan disadari. 2. Pengaruh Pendidikan dengan Sikap Remaja
Kesehatan
Pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang bahaya minuman keras terhadap sikap remaja tentang bahaya minuman keras di Desa Pawisman Gedangan Karanganyar diperoleh hasil uji paired samples ttest dengan program SPSS versi 18 dengan α = 5% (0.05) diperoleh p sebesar 0.000 sehingga nilai p < 0,05, yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang bahaya minuman keras terhadap sikap remaja tentang bahaya minuman keras di Desa Pawisman Gedangan Karanganyar setelah dilakukan pendidikan kesehatan, terjadi peningkatan sikap remaja dari kategori rendah ke tinggi, yang mana pendidikan kesehatan tentang bahaya minuman keras berpengaruh terhadap sikap remaja tentang bahaya minuman keras. Hal tersebut sesuai yang diungkapkan oleh Fitriani (2011), pendidikan kesehatan adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Dari pengertian pendidikan kesehatan sendiri dapat diketahui bahwa proses dari pendidikan kesehatan akan menimbulkan perubahan perilaku dari seseorang yang tidak bisa menjadi
7
bisa dan mengarah pada perilaku yang lebih baik pada individu tersebut. Perubahan yang terjadi pada remaja di Desa Pawisman Gedangan diharapkan sesuai dengan yang dikemukakan oleh Fitriani (2011) yakni melalui tahapan sebagai berikut:
a.
Tahap sensitisasi Setelah mendapat informasi tentang bahaya minuman keras terjadi kesadaran dalam diri remaja dengan ditunjukkan hasil nilai sikap yang meningkat. b. Tahap publisitas Remaja di Desa Pawisman Gedangan diharapkan dapat penjelasan lebih lanjut atau pembinaan lebih baik dari Instansi pelayanan kesehatan. c. Tahap edukasi Dengan penjelasan atau pembinaan yang berkelanjutan dapat meningkatkan pengetahuan tentang bahaya minuman keras serta mengarahkan pada perilaku yang diinginkan. d. Tahap motivasi Remaja di Desa Pawisman Gedangan mampu mengubah perilakunya sesuai yang dianjurkan kesehatan. Bila tahapan Pendidikan kesehatan dapat dilalui oleh remaja di Desa Pawisman Gedangan sebagai proses belajar maka Pendidikan kesehatan yang berfungsi memberikan pengetahuan yang baru ternyata juga mampu merubah sikap para remaja untuk menghentikan kebiasaan mengkonsumsi minuman keras.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Salakory (2007) tentang hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap
tentang mengkonsumsi alkohol dengan tindakan konsumsi minuman berakhohol pada nelayan di Kelurahan Bitung Karangria Kota Menado bahwa ada hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang mengkonsumsi minuman berakhohol dengan tindakan konsumsi munuman berakhohol. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan tentang Bahaya Minuman Keras terhadap Sikap Remaja tentang Bahaya Minuman Keras di Desa Pawisman Gedangan Karanganyar dapat diperoleh kesimpulan : 1. Terjadi peningkatan nilai sikap remaja tentang bahaya minuman keras sebelum diberi pendidikan kesehatan dan setelah diberi pendidikan kesehatan tentang bahaya minuman keras. 2. Berdasarkan hasil uji dengan menggunakan Dependent paired t Test ( uji t) melalui program SPSS for windows seri 18 dengan α = 5% (0.05) diperoleh p sebesar 0.000 sehingga p < 0.05, yang berarti hipotesa diterima maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang bahaya minuman keras terhadap sikap remaja tentang bahaya minuman keras di Desa Pawisman Gedangan Karanganyar SARAN 1. Bagi Remaja Diharapkan penelitian ini dapat memberi informasi untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang bahaya mengkonsumsi minuman keras. 2. Bagi Lingkungan Masyarakat Dapat dipakai sebagai sumber informasi untuk menyempurnakan
8
program atau kebijakan yang berkaitan dengan bahaya mengkonsumsi minuman keras di masyarakat. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan bahaya minuman keras DAFTAR PUSTAKA Adnani, Hariza. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta : Nuha Medika. 2011. Chopra, Deepak. Fight Addictions terhadap Alkohol, Obat Terlarang, Tembakau, Pekerjaan, Cokelat, dan sebagainya. Alih Bahasa : Sinardy Susilo. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer. 2005. Fajar, Ibnu, et al. Statistika Untuk Praktisi Kesehatan. Edisi I. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009. Fitriani, Sinta. Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2011. Hawari, Dadang. Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA (Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif). Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2003.
_____. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT Rineka Cipta. 2007. Riwidikdo, Handoko. Statistik untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Rihama, 2009. Labib, Demos. Ibu Pecandu Alkohol Anak Rentan Meniru.http:// labib85.wordpress.com/2012 Mihardja. Dampak Perilaku Remaja terhadap Penggunaan Minuman Keras pada Mahasiswa Kabupaten Sukoharjo. http://ojs.unud.ac.id/index.php 2011. Salakory, Natasya. M. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap tentang Mengkonsumsi Alkohol dengan Tindakan Konsumsi Minuman Beralkohol pada Nelayan di Kelurahan Bitung Karangria Kecamatan Tumiting Kota Manado. http://digilib.uin-suka.ac.id/ 2007. 1
2
Dosen AKPER Panti Kosala Surakarta Dosen AKPER Panti Kosala Surakarta
Hidayat, A. Azis Alimul. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika, 2003. _____.Metode Penelitian Keperawatan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika 2009. Notoatmodjo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : PT Rineka Cipta. 2011.
9