perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGTENGAH 3 KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh Dewi Permatasari K7107023
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Dewi Permatasari. PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGTENGAH 3 KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatan pemahaman konsep struktur bumi siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan menggunakan multimedia interaktif. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 29 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: teknik wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga komponen yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: “Penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011”. Hal ini terbukti adanya peningkatan nilai pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V yaitu: pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan (pra-siklus) nilai rata-rata siswa 58 dengan persentase ketuntasan klasikal 41%, siklus I dengan nilai rata-rata kelas 72 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 72%, dan siklus II nilai rata-rata kelas 74 dengan persentase ketuntasan mencapai 82%. Kata kunci: multimedia interaktif, pemahaman konsep struktur bumi
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Dewi Permatasari. The Use of Interactive Multimedia to Improve the Comprehension on the Concept of Earth Structure of the 5th- grade students of SD Negeri Karangtengah 3 of Sragen Subdistrict of Sragen Regency in the AcademicYearof 2010/2011.Skripsi: The Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University. Surakarta. 2011. The Objective of the reseacrh is to investigate whether or not the use of interactive multimedia to improve the comprehension on the Concept of Earth Structure of the 5th- grade students of SD Negeri Karangtengah 3 of Sragen Subdistrict of Sragen Regency in the AcademicYearof 2010/2011. This research used the action research methods, which was conducted in two cycles. The subject of this research consisted of the 5th- grade students of SD Negeri Karangtengah 3 of Sragen Subdistrict of Sragen Regency in the AcademicYearof 2010/2011 as many as 29 students. The data of this reseacrh were gathered trough interview, observation, test, and documentation. The data were then analyzed by using interactive analysis model consisting of components, namely: data reduction, data dysplay, and conclusing drawing. Based on the analysis, the results of this research are follow: 1) there is an improvement in the students average score indicated by the ratio in the students average score the cmprehension on the concept of Earth Structure among that in the first cycle, and the second cycle of 58:72:74; and 2) there is an improvement in the percentage of the students classical completeness as indicated by the ratio im the percentage of their classical completeness among that in the pre-cycle condition, that in the first cycle, and that in the second cycle of 41:72:82. Based on the results of in this research, a conclusion is drawn that the use of the interactive multimedia can improve the comprehension on the concept of Erath Structure of the 5th- grade students of SD Negeri Karangtengah 3 of Sragen Subdistrict of Sragen Regency in the AcademicYearof 2010/2011. Keywords: interactive multimedia, comprehension on the concept of Earth Structure
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“ …… Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S Al Mujaadilah:11)
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Dengan segala doa dan puji syukur kehadirat Allah SWT Penulis persembahkan karya sederhana ini kepada:
Ayah dan Ibuku tercinta, terimakasih untuk semua doa restu, semangat, dan dorongan yang telah diberikan, yang menjadi penerang bagi ananda untuk melalui perjalanan menggapai cita yang bukan sekedar hayalan.
Untuk seseorang yang ada di hatiku, terimakasih untuk semua pengorbanannya selama ini dan jangan pernah berhenti untuk mencintaiku.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi dengan judul: “Penggunaan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Struktur Bumi Pada Siswa Kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011” diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak maka semua hambatan dapat terselesaikan. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1.
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Drs. KRT. Rusdiana Indianto, M. Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Drs. Kartono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4.
Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5.
Dra. Jenny Is Poerwanti, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah memberikan semangat, bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
6.
Drs. Kuswadi, M. Ag. selaku Pembimbing II yang telah memberikan dorongan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
7.
Sri Sawarti, S. Pd selaku Kepala SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen yang telah memberikan ijin penelitian dalam penyusunan skripsi ini.
8.
Sukarmi, S. Pd. SD selaku guru kelas V SD Negeri Karangtengah 3 yang telah membantu penelitian ini.
9.
Ayah dan Ibuku (Suyatno dan Suharti), terimakasih atas semua doa, restu, dan arahan yang yeng telah diberikan you are my everything. commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Kedua adikku tersayang terimakasih untuk semua bantuan yang telah kalian berikan. 11. Sahabat-sahabat baikku (Tya, Susi, Anis, Reni) terimakasih untuk semua dorongan dan semangat dari kalian. 12. Teman-temanku S1 PGSD angkatan 2007 terimakasih untuk semua kebersamaannya selama ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat dan mudah dipahami.
Surakarta,
2011 Penulis
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii HALAMAN ABSTRAK ................................................................................... iv HALAMAN MOTTO ......................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................................ x DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ............................................................................................. 7 1. Multimedia Interaktif ......................................................................... 7 2. Pemahaman Konsep Struktur Bumi ................................................... 20 B. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 27 C. Kerangka Berfikir .................................................................................... 29 D. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 31 B. Subjek Penelitian ...................................................................................... 31 C. Bentuk dan Strategi Penelitian ................................................................. 31 D. Sumber Data ............................................................................................. 32 to user E. Teknik Pengumpulan Datacommit ....................................................................... 32 x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Validitas Data ........................................................................................... 34 G. Teknik Analisis Data ................................................................................ 35 H. Indikator Kinerja ...................................................................................... 37 I. Prosedur Penelitian ................................................................................... 38 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ...................................................................... 43 1. Keadaan Siswa SD Negeri Karangtengah 3 ....................................... 43 2. Sarana dan Prasarana SD Negeri Karangtengah 3 …………………. 43 B. Deskripsi Permasalahan Penelitian …………………………………….. 44 1. Deskripsi Pra-Siklus ........................................................................... 44 2. Deskripsi Siklus I ............................................................................... 45 3. Deskripsi Siklus II .............................................................................. 67 C. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian …………………………….. 87 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ................................................................................................. 95 B. Implikasi ................................................................................................. 95 C. Saran ………………………………………………………………….. 96 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 97
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif …………………… 26 Tabel 2.2 Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Afektif …………………….. 27 Tabel 2.3 Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Psikomotor ………………... 27 Tabel 2.4 Contoh Soal Pemahaman Konsep Struktur Bumi …………………... 28 Tabel 4.1 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus I …………. 56 Tabel 4.2 Daftar Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus 1 … 59 Tabel 4.3 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus 1 …………. 61 Tabel 4.4 Daftar Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus I … 63 Tabel 4.5 Daftar Frekuensi Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 dan 2 Siklus 1 …………………………………………. 65 Tabel 4.6 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus II ……….... 77 Tabel 4.7 Daftar Frekuensi Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus II ……………………………………………………………... 79 Tabel 4.8 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II ………… 81 Tabel 4.9 Daftar Frekuensi Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II …………………………………………………………….. 84 Tabel 4.10 Daftar Frekuensi Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 dan 2 Siklus II ……………………………………....... 85 Tabel 4.11 Daftar Frekuensi Rata-rata Pra-Siklus ……………………………. 88 Tabel 4.12 Daftar Frekuensi Nilai Rata-rata Siklus 1 ………………………… 89 Tabel 4.13 Daftar Frekuensi Nilai Rata-rata Siklus II ………………………..... 91 Tabel 4.14 Perbandingan Prosentase Ketuntasan Nilai Pra-siklus, Siklus I, dan Siklus II ………………………………………………………... 93
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Tampilan awal CD pembelajaran interaktif …………………....... 16 Gambar 2.2 Tampilan konsep yang dipelajari …………………....................... 16 Gambar 2.3 Tampialn icon struktur bumi ………………….............................. 16 Gambar 2.4 Tampilan lapisan struktur bumi …………………......................... 17 Gambar 2.5 Tampilan lapisan atmosfer …………………................................. 17 Gambar 2.6 Tampilan icon lapisan tanah dan batuan …………………............ 18 Gambar 2.7 Tampilan lapisan tanah dan ciri-cirinya …………………............. 18 Gambar 2.8 Tampilan batuan beku …………………........................................ 19 Gambar 2.9 Tampilan batuan endapan …………………................................... 19 Gambar 2.10 Tampilan batuan metamorf/ malihan …………………................. 19 Gambar 2.11 Alur kerangka berfikir penelitian tindakan kelas ………………... 30 Gambar 3.1
Komponen-komponen analisis data ………………….................. 37
Gambar 3.2 Alur Penelitian Tindakan Kelas ……………................................. 38 Gambar 4.1 Grafik Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus I ………… 59 Gambar 4.2 Grafik Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus 1 ……….... 64 Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 dan 2 Siklus 1 ……………………………………………………. 65 Gambar 4.4 Grafik Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 1 siklus II ..... 80 Gambar 4.5 Grafik Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II .... 84 Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 dan 2 siklus II …………………………………………………... 86 Gambar 4.7 Grafik Nilai Rata-rata Pra-Siklus ………………………………... 88 Gambar 4.8 Grafik Nilai Rata-rata Siklus I ………………………………....... 90 Gambar 4.9 Grafik Nilai Rata-rata Siklus II ………………………………...... 91 Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Prosentase Ketuntasan Nilai Pra-Siklus, Siklus I dan Siklus II ………………………………………..… 93
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lembar Wawancara Pra-Siklus ……………………………… 100 Lampiran 2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pra-Siklus ……………… 101 Lampiran 3. Lembar Observasi Kinerja Guru Pra-Siklus ...………………. 103 Lampiran 4. Pedoman Penilaian Lembar Kinerja Guru …...……………... 105 Lampiran 5. Daftar Nama Siswa Kelas V SD Negeri Karangtengah 3 ….... 108 Lampiran 6. Daftar Nilai Ulangan Hasil Dokumentasi ………………….... 109 Lampiran 7. Soal Tes Kemampuan Awal ……………………..……….….. 110 Lampiran 8. Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal ………….……………….... 112 Lampiran 9. Daftar Nilai Tes Kemampuan Awal ……………………….... 113 Lampiran 10. Tabel Rincian Kegiatan dan Waktu Penelitian .……………. 114 Lampiran 11. RPP Pertemuan 1 Siklus I …………………………………... 115 Lampiran 12. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan 1 Siklus I ….. 126 Lampiran 13. Lembar Observasi Kinerja Guru Pertemuan 1 Siklus I …….. 130 Lampiran 14. Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus I …. 134 Lampiran 15. Daftar Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus I …… 135 Lampiran 16. RPP Pertemuan 2 Siklus I ………………………………….. 136 Lampiran 17. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan 2 Siklus I …. 147 Lampiran 18. Lembar Observasi Kinerja Guru Pertemuan 2 Siklus I ……. 151 Lampiran 19. Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus I … 155 Lampiran 20. Daftar Nilai Evaluasi Pertemuan 2 Siklus I ……………….. 156 Lampiran 21. Daftar perbandingan nilai pemahaman konsep siswa pertemuan 1 dan 2 siklus I ……………………………….. 157 Lampiran 22. RPP Pertemuan 1 Siklus II ………………………………… 158 Lampiran 23. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan 1 Siklus II ... 171 Lampiran 24. Lembar Observasi Kinerja Guru Pertemuan 1 Siklus II …… 175 Lampiran. 25 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus II ... 179 Lampiran. 26 Daftar Nilai Pertemuan 1 Siklus II ……………………….... 180 Lampiran 27. RPP Pertemuan 2 Siklus II …………………………………. 181 commit toSiswa user Pertemuan 2 Siklus II .... 196 Lampiran 28. Lembar Observasi Aktivitas xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 29. Lembar Observasi Kinerja Guru Pertemuan 2 Siklus II ….... 200 Lampiran 30. Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II .... 204 Lampiran 31. Daftar Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II …... 205 Lampiran 32. Daftar Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 dan 2 Siklus II ………………………………………...…. 206 Lampiran 33. Daftar Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Pra-Siklus .…..... 207 Lampiran 34. Daftar Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Siklus I ….…..... 208 Lampiran 35. Daftar Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Siklus II .……... 209 Lampiran 36. Daftar Perbandingan Pemahaman Konsep Pra-Siklus,210 Siklus I, dan Siklus II ……………………………….…..…. 210 Lampiran 37. Lembar Wawancara Setelah Tindakan ………………..……. 211 Lampiran 38. Foto Perangkat Multimedia …………………………..…….. 212 Lampiran 39. Foto Kegiatan Pembelajaran ………………………..……… 214 Lampiran 40. Surat Keterangan Penelitian ………………………. ………. 217 Lampiran 41. Surat Ijin Penelitian ………………………………..……….. 218
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam yang biasa disingkat IPA merupakan mata pelajaran yang diajarkan dari tingkat SD sampai SMA. IPA atau sering juga disebut Sains merupakan kumpulan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan “real science is both product and process inseparably joint” (Agus. S. 2003:11) dalam http://www.wikipedia.org/wiki/ilmu_alam.co.id. Usman Samatowa (2006) dalam http://www.wikipedia.org/wiki/ilmu alam.co.id.
mengemukakan
beberapa
alasan
yang
menyebabkan
Sains
dimasukkan dalam kurikulum Sekolah Dasar, yaitu: 1. Sains berfaedah bagi suatu bangsa, karena pengetahuan dasar untuk teknologi adalah sains sehingga sains disebut sebagai tulang punggung pembangunan; 2. Bila sains diajarkan secara tepat, sains merupakan mata pelajaran yang memberi kesempatan untuk berfikir kritis; 3. Jika sains diajarkan melalui percobaan yang dilakukan anak, maka sains bukanlah mata pelajaran yang bersifat hafalan saja; 4. Sains mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang membentuk kepribadian anak. Pencapaian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/ MI merupakan standar minimum yang secara nasional dicapai siswa dan menjadi acuan pengembangan kurikulum setiap tahunnya. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk bekerja ilmiah, membangun kemampuan, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Oleh karena itu, dalam pembelajaran IPA guru berusaha menjadi fasilitator yang baik agar dapat menanamkan pemahaman konsep kepada siswa tentang materi yang dipelajari. Pemahaman merupakan pegangan bagi siswa untuk dapat menjawab pertanyaan ulangan (Winkel, 1996: 66). Pelajaran IPA membutuhkan pemahaman dan tidak sekedar menghafal. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka perlu didukung penggunaan media pembelajaran yang sesuai. Penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat membantu efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian materi, sehingga dapat memberikan pemahaman terhadap materi pelajaran. commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Realita yang ada di SD, yang diperoleh melalui wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Karangtengah 3 dan hasil observasi (pra-siklus), pembelajaran IPA masih menggunakan metode ceramah dan jarang menggunakan media pembelajaran. Dari pembelajaran itu, maka didapatkan nilai pemahaman konsep yang rendah. Hal itu dibuktikan dari daftar nilai ulangan harian pada konsep “Perubahan Penampakan Bumi dan Benda Langit” siswa kelas V saat duduk di kelas IV semester II (daftar nilai dokumentasi pada lampiran 6) dan nilai tes kemampuan awal “Struktur Bumi” siswa kelas V semester II SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen (daftar nilai tes kemampuan awal pada lampiran 9) dari kedua nilai tersebut, maka dapat diratarata menjadi nilai rata-rata pra-siklus. Dari nilai rata-rata pra-siklus, masih ada 17 dari 29 siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (<65) atau prosentase ketuntasan klasikal mencapai 41% dengan nilai rata-rata 58 (daftar nilai rata-rata pra-siklus pada lampiran 33). Dari nilai tersebut, dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep siswa masih rendah dan perlu adanya tindakan/ perbaikan untuk meningkatkan pemahaman pada konsep struktur bumi, sehingga nilai pemahaman konsep siswa dapat optimal. Dari hasil wawancara dengan guru kelas (pada lampiran 1) dan hasil observasi pra-siklus oleh peneliti (pada lampiran 2 dan 3) maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi rendahnya pemahaman konsep siswa meliputi faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi: kemampuan berfikir, konsentrasi dan keantusiasan mengikuti pelajaran. Dalam pembelajaran, siswa kurang perhatian, konsentrasi dan antusias mengikuti pelajaran. Hal itu dapat dilihat dari kecenderungan siswa yang melakukan aktivitas di luar pembelajaran seperti: diam melamun, bermain sendiri, bercerita dengan teman yang lain, dan kurang aktif dalam pembelajaran. Menyimpangnya aktivitas siswa disebabkan siswa bosan mengikuti pelajaran. Kebosanan siswa dipengaruhi oleh faktor ekstern yang berasal dari luar diri siswa yaitu: guru yang hanya menggunakan metode ceramah dan jarang menggunakan media pembelajaran. Jika guru menggunakan media pembelajaran yang dapat commit to user 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menarik perhatian, keantusiasan, dan rasa ingin tahu siswa, maka siswa dapat konsentrasi sehingga dapat memahami konsep yang diajarkan. Pemahaman konsep dari suatu materi pelajaran, penting bagi siswa. Menurut Gagne dalam Winkel (2005: 362) menyatakan bahwa “Penguasaan konsep termasuk dalam kategori hasil belajar kemahiran intelektual”. Jika konsep sudah dapat dipahami, maka siswa dapat mengingat apa yang telah dipelajari dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, dalam melaksanakan perannya, guru harus meninggalkan paradigma lama (pembelajaran berpusat pada guru) “teacher centered” dan beralih pada paradigma baru “student centered”. Menurut Mc. Combs Miller, 2007 dalam David A. Jacobsen, Paul Eggen, & Donald Kauchak (2009: 227) “Pengajaran berpusat pada siswa menggambarkan stategi-strategi pengajaran guru lebih memfasilitasi siswa daripada mengajar langsung”, sehingga guru menempatkan diri sebagai fasilitator yang baik dan dapat menanamkan pemahaman konsep materi pelajaran kepada siswa. Guru harus dapat mengembangkan kemampuannya untuk menjadi fasilitator yang baik, sehingga mampu menciptakan Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM). Dalam menciptakan pembelajaran tersebut, guru dapat didukung dengan penggunaan media pembelajaran.
Penggunaan
media
dapat
mengurangi
gangguan
dalam
pembelajaran dan dapat meningkatkan aktivitas siswa, apalagi jika sekolah sudah menyediakan media pembelajaran yang memadai. Perkembangan media pembelajaran sangat pesat, salah satu media yang saat ini mulai banyak digunakan di SD adalah multimedia. Menurut Turban dkk, 2002 dalam Niken Ariani & Dany Haryanto (2010: 11) multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar. Secara umum multimedia mempunyai dua alur, yaitu: multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier merupakan multimedia yang tidak dilengkapi
dengan
alat
pengontrol. Multimedia
interaktif
merupakan
multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan commit user memilih multimedia interaktif oleh pengguna/ user. Oleh karena itu, topeneliti 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebagai media dalam pembelajaran. Peneliti memilih multimedia interaktif, karena mempunyai keunggulan, yaitu: tampilannya menarik (kombinasi audio dan visual) dan bersifat interaktif (adanya interaksi antara multimedia dengan pengguna/ user), sehingga pengguna bisa menetukan proses selanjutnya. Multimedia interaktif mempunyai banya manfaat, yaitu: sebagai media dalam pembelajaran, game, film, medis, militer, bisnis, desain, arsitektur, olahraga, hobby, dll (Wahono, 2007) dalam Niken Ariani & Dany Haryanto (2010:11). Dalam pembelajaran menggunakan multimedia interaktif, siswa tidak hanya melihat dan mendengar, melainkan juga terlibat dalam penggunaannya. Selain itu, multimedia interaktif juga praktis dan dapat digunakan secara individu, kelompok, maupun klasikal. Namun, keberadaan multimedia interaktif di SD Negeri Karangtengah 3 Sragen belum didukung kemampuan guru untuk mengoperasikannya, sehingga multimedia interaktif cenderung tidak dipakai. Penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran IPA diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi struktur bumi dan memperbaiki aktivitas siswa dalam pembelajaran, sehingga memperoleh nilai pemahaman konsep yang optimal. Penelitian Francis. M. Dawyer
dalam
http://www.Ariasmultimedia.wordpress.com/2009/03/16/multimedia-dalam-dunia -pendidikan/interaktif, “Pada umumnya manusia dapat mengingat pesan yang disampaikan melalui tulisan 10%, pesan audio 20%, visual 30%, audio visual 50%, dan jika melakukan mencapai 90%”. Dari pernyataan tersebut, pembelajaran menggunakan multimedia interaktif yang mana guru sebagai fasilitator yang baik, tidak menutup kemungkinan siswa dapat belajar dan menyerap 90% dari materi yang disampaikan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berjudul PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGTENGAH 3 KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011. B. Rumusan Masalah commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat disusun rumusan masalah: “Apakah penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen, tahun pelajaran 2010/2011?” C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi dengan menggunakan multimedia interaktif pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan menjadi inovasi dalam pembelajaran khususnya IPA. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Memperoleh
pembelajaran
yang
menyenangkan
sehingga
dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa. 2) Memperkuat daya ingat siswa tentang konsep yang disampaikan. 3) Mendapatkan suasana baru dalam belajar. b. Bagi Guru 1) Mendapatkan pengalaman tentang penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran, khususnya IPA. 2) Melakukan inovasi dalam pembelajaran. 3) Mendorong masuknya perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan. c. Bagi Sekolah commit to user 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Mendapatkan pengalaman sehingga membuka wawasan untuk menyediakan dan memanfaatkan multimedia interaktif untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM) sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, siswa, dan sekolah.
commit BABtoIIuser 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Multimedia Interaktif a. Pengertian Multimedia Secara etimologis multimedia berasal dari kata multi (Bahasa Latin nouns) yang berarti banyak, bermacam-macam, dan media berasal dari bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan informasi/ pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi (Arief S, Sadiman dkk, 2003: 6). Menurut
(Wahono:
2006)
dalam
http://www.wikipedia.org.
“Multimedia is the use of several different media to convey information (text, audio, graphics, animation, video, and interactivity). Multimedia adalah penggunaan beberapa media yang berbeda untuk menyampaikan informasi (teks, audio, grafik, animasi, video, dan interaktivitas). William
Ditto
(2006)
dalam
multimedia-pembelajaran-interaktif.html
http://www.vilila.com/2010/03/
menyatakan
definisi
multimedia
dalam ilmu pengetahuan mencakup beberapa aspek yang saling bersinergi, antara teks, grafik, gambar statis, animasi, film dan suara. Helzafah, 2004 dalam Sri Anitah (2009: 56) mengatakan bahwa multimedia digunakan untuk mendeskripsikan penggunaan berbagai media secara terpadu dalam menyajikan atau mengajarkan suatu topik mata pelajaran. Konsep multimedia menurut Duffy, Mc. Donald & Mizell (2003) merupakan kombinasi multipel media dengan satu jenis sehingga terjadi keterpaduan secara keseluruhan. Multimedia yang umumnya dikenal dewasa ini adalah berbagai 7
macam kombinasi grafik, teks, suara, video, dan animasi. Penggabungaan ini commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
merupakan suatu kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan informasi, pesan atau isi pelajaran (Arsyad, 2002: 169). Robin dan Linda (2001) dalam Niken Ariani dan Dany Haryanto (2010: 11) multimedia adalah alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan video. Berdasarkan pengertian multimedia dari beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa multimedia adalah gabungan dua unsur media (audio dan visual) atau lebih yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi yang terintegrasi dan telah dikemas menjadi file digital (komputerisasi). Multimedia dapat digunakan untuk menyampaikan pesan kepada publik. Menurut (Wahono, 2007) dalam http://yogapw.wordpress.com/2010/ 01/26/pengertian-multimedia-interaktif/ pemanfaatan multimedia sangatlah banyak, yaitu: sebagai media pembelajaran, game, film, medis, militer, bisnis, desain, arsitektur, olahraga, hobby, dll. Menurut Niken Ariany dan Dany Haryanto (2010: 25) secara umum multimedia terbagi menjadi dua alur, yaitu: 1) Multimedia linier adalah multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh penguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film. 2) Multimedia interaktif adalah multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna/ user, sehingga pengguna
dapat
memilih
apa
yang dikehendaki
untuk
proses
selanjutnya. Contoh multimedia interaktif yaitu: multimedia pembelajaran interaktif, keping cd pembelajaran interaktif, aplikasi game, dan power point. Multimedia interaktif merupakan salah satu media berbasis komputer. b. Pengertian Multimedia Interaktif Setiap penyebutan nama media berbasis komputer, tentu saja commit to user mempunyai karakteristik khusus sesuai dengan yang dimaksudkan oleh 8
perpustakaan.uns.ac.id
pengembangnya
digilib.uns.ac.id
(Wahono, 2006: 6) dalam http://www.vilila.com/2010/03/
multimedia-pembelajaran-interaktif.html. Multimedia interaktif adalah suatu sistem penyampaian pengajaran yang menyajikan materi video rekaman dengan pengendalian komputer kepada siswa yang tidak hanya mendengar dan melihat video tetapi juga memberikan respon aktif, dan respon itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian (Sells & Glasglow) dalam Arsyad 2002: 36. Multimedia interaktif adalah suatu media yang mensinergikan/ menggabungkan semua media yang terdiri dari: teks, grafik, audio, dan interaktivitas (Green & Brown, 2002: 2–6) dalam http://www.yogapw. Wordpress.com/2010/01/06/pengertian-multimedia-interaktif/. Pengertian interaktif terkait dengan komunikasi dua arah atau lebih dari komponen-komponen komunikasi. Komunikasi dalam multimedia interaktif (berbasis komputer) merupakan hubungan manusia (sebagai user/ pengguna produk) dengan komputer (software/ aplikasi/ produk dalam format file tertentu, biasanya dalam bentuk CD). Dengan demikian, produk/ CD/ aplikasi yang diharapkan memiliki hubungan dua arah/ timbal balik antara software/ aplikasi dengan user (Harto, 2008: 3) dalam http:// lutfizulfi. wordpress.com/2010/08/08/pembelajaran-interaktif-berbasis-multimedia/ Dari beberapa uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa multimedia interaktif merupakan suatu tampilan multimedia yang dirancang agar tampilannya memenuhi fungsi menginformasikan pesan dan memiliki interaksi kepada penggunanya/ user. Tampilan multimedia merupakan gabungan dari media audio dan visual yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video maupun animasi yang terintegrasi dan telah dikemas menjadi file digital (komputerisasi). c. Karakteristik Multimedia Interaktif Karakteristik Multimedia interaktif menurut Wahono, 2007 dalam http://lutfizulfi.Wordpress.com/2010/08/08/pembelajaran-interaktif-berbasiscommit to user multimedia/ yaitu: 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur audio dan visual. 2) Bersifat
interaktif,
dalam
pengertian
memiliki
kemampuan
untuk
mengakomodasi respon pengguna. 3) Bersifat mandiri dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan orang lain. Dengan karakteristik yang dimiliki multimedia interaktif, maka multimedia interaktif mempunyai fungsi sebagai berikut: 1) Memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin. 2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol lajukecepatan belajarnya sendiri. 3) Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang koheren dan terkendalikan. 4) Memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam bentuk respon, baik berupa jawaban, pemilihan keputusan, percobaan, dll. Interaktivitas dalam multimedia oleh Zeemry (2008: slide ke-36) http://www.maswins.com/2010/07/multimedia-sebagai-media-pembelajaran. html diberikan batasan sebagai berikut: (1) pengguna/ user dilibatkan untuk berinteraksi dengan program aplikasi; (2) aplikasi informasi interaktif bertujuan agar pengguna bisa mendapatkan hanya informasi yang diinginkan saja tanpa harus “melahap” semuanya. Interaktivitas atau adanya interaksi yang dimilki oleh multimedia interaktif inilah yang membedakan multimedia interaktif dengan multimedia linier. Interaktivitas dalam multimedia interaktif diterjemahkan sebagai tingkat interaksi dengan multimedia yang digunakan, yang memungkinkan bagi siapa pun (guru sebagai fasilitator dan siswa) untuk senantiasa explore dengan memanfaatkan detil-detil yang ada di dalam multimedia tersebut (Niken Ariani & Dany Haryanto, 2010: 16). Dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa to userlinier dengan multimedia interaktif karakteristik yang membedakancommit multimedia 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yaitu adanya tidaknya alat pengontrol/ pengendali yang dimiliki multimedia tersebut. Pada multimedia linier tidak dilengkapi dengan alat pengontrol sehingga tampilannya tidak bisa dikendalikan dan berjalan berurutan. Sedangkan multimedia interaktif, sudah didesign khusus dan dilengkapi dengan
alat pengontrol sehingga terdapat interaksi antara pengguna/ user
dengan tampilan multimedia interaktif (dapat dikendalikan).
Interaktivitas
yang dimiliki oleh multimedia interaktif merupakan tingkat interaksi antara media dengan pengguna/ user. Dengan interaktivitas yang dimiliki oleh multimedia interaktif, maka multimedia interaktif dapat dikembangkan untuk berbagai kepentingan, salah satunya sebagai media pembelajaran. Sebagai media pembelajaran, tampilan multimedia interaktif memenuhi fungsi menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dan bersifat interaktif. d. Alasan dan Tujuan Penggunaan Mulitimedia Interaktif Bates (1995) dalam http://www.Ariasmultimedia.wordpress.com/ 2009/03/1multimedia-dalam-dunia-pendidikan/interaktif, menyatakan bahwa diantara media-media lain, multimedia interaktif atau media lain berbasis komputer adalah yang paling nyata (overt). Interaktivitas dalam multimedia interaktif menjadi keunggulan multimedia interaktif secara inheren memaksa pengguna untuk berinteraksi secara fisik dan mental. Berdasarkan penelitian Dr. Vernom A. Magnessen (1983) dalam Niken Ariyani dan Dany Haryanto (2010: 35) menyatakan bahwa “kita belajar, 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang didengar dan dilihat, 70% dari apa yang dikatakan, dan 90% dari apa yang dilakukan”. Berpijak pada penelitian Dr. Vernom maka penggunaan multimedia interaktif dengan melibatkan siswa dan guru sebagai fasilitator, diharapkan siswa dapat belajar atau menyerap 90% dari materi yang disampaikan. Melihat keunggulan multimedia interaktif dan hasil penelitian tentang penggunaan multimedia interaktif, maka multimedia interaktif dapat digunakan dalam pembelajaran untuk menyampaikan materi. Penyajian materi pelajaran/ commit to user pesan melalui multimedia interaktif akan lebih mudah dimengerti dan disimpan 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam bentuk memory tingkat tinggi (long term memory) serta dapat dibentuk sebagai suatu konsep yang benar (Ittelson, 2001: 2) dalam http://lutfizulfi. Wordpress.com/2010/08/08/pembelajaran-interaktif-berbasis-multimedia/. Multimedia interaktif digunakan dalam pembelajaran dengan tujuan untuk menarik perhatian, konsentrasi, keantusiasan, dan memperbaiki aktivitas siswa dalam pembelajaran sehingga, dapat belajar secara optimal, memahami konsep materi yang disampaikan, dan meningkatkan nilai pemahaman konsep. Penggunaan multimedia interaktif, sesuai untuk menjelaskan materi yang berkaitan dengan konsep. Hal itu sesuai dengan makalah Neil Ballantine yang berjudul Multimedia Learning and Social Work Education, (2008: 613622)
dalam
http://www.internationaljournal/international/Multimedia.htm,
yang menyimpulkan: The paper concludes that the robustness of studies of multimedia learning would be improved if they were more obviously connected with concepts, frameworks and findings from the wider learning technology literature. Makalah tersebut menyimpulkan bahwa kekokohan penelitian multimedia pembelajaran akan lebih baik jika berhubungan dengan konsep, kerangka kerja dan temuan dari literatur teknologi pembelajaran yang lebih luas. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti memilih multimedia interaktif dalam pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.
e. Manfaat Multimedia Interaktif Manfaat penggunaan multimedia interaktif menurut Niken Ariani & Dany Haryanto (2010: 26) adalah sebagai berikut: 1) Proses pembelajaran lebih menarik dan lebih interaktif 2) Jumlah waktu mengajar dapat dikurangi (efisien) 3) Kualitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan dan proses belajar to user mengajar dapat dilakukan dicommit mana saja dan kapan saja 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Sikap belajar peserta didik dapat ditingkatkan. Manfaat di atas dapat dicapai mengingat keunggulan multimedia adalah sebagai berikut: 1) Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti kuman, bakteri, elektron dll. 2) Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, seperti: gajah, planet, bumi, dsb. 3) Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung cepat atau lambat, seperti sistem dalam tubuh, terjadinya gunung meletus, peredaran planet, dsb 4) Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti: matahari, bulan, bintang, salju, dll. 5) Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti terjadinya tsunami, terjadinya gunung meletus, dsb 6) Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa. Menurut Swajati (2005: 11) dalam http://endonesa.wordpress.com. ajaran-pembelajaran/media-interaktif/ keuntungan pemanfaatan multimedia interaktif yaitu: 1) Mampu menampilkan multimedia dengan file lebih besar 2) Jauh lebih hemat dibandingkan pemanfaatan media secara online 3) Tingkat interaktivitasnya tinggi karena lebih banyak pengalaman belajar melalui teks, audio, video, hingga animasi yang dikemas dengan tayangan gambar yang ditampilkan bersama judul dan narasi suara dan menampilkan tingkah laku atau proses yang kompleks. Berdasarkan uraian di atas, maka multimedia interaktif mempunyai banyak kelebihan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai media dalam pembelajaran. Adapun manfaat dari penggunaaan multimedia interaktif dalam pembelajaran yaitu: 1) Proses pembelajaran lebih menarik karena tampilannya berupa dari teks, grafis, gambar (vektor atau bitmap), foto, audio, video maupun animasi. commit to user 2) Efisiensi waktu yang digunakan 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Meningkatkan aktivitas belajar siswa 4) Bersifat interaktif, terdapat interaksi antara media dengan pengguna/ user. Meskipun multimedia interaktif mempunyai banyak kelebihan dan manfaat, tetapi dalam penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran juga harus mengingat dan mempertimbangkan kelemahan yang dimiliki oleh multimedia interaktif tersebut. Adapun kekurangan/ kelemahan multimedia interaktif
menurut
Swajati
dalam
http://jupren.blogspot.com/2009/12/-
multimedia-interaktif.html, diantaranya yaitu: 1) Design yang buruk menyebabkan kebingungan sehingga pesan tidak dapat tersampaikan dengan baik 2) Kendala bagi orang dengan kemampuan terbatas/ cacat/ disable 3) Tuntutan terhadap spesifikasi komputer yang memadai. Oleh karena itu, seorang guru harus jeli dalam memilih media yang dalam pembelajaran. Guru harus dapat memaksimalkan manfaat/ kegunaannya dan meminimalkan kelemahan yang dimiliki oleh media tersebut. Guru juga harus dapat mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan dari media yang akan digunakan. Menurut Sri Anitah (2008:89) pertimbangan yang lebih singkat dalam pemilihan media adalah: (a) Tujuan pembelajaran, (b) Pebelajar, (c) ketersediaan, (d) ketepatgunaan, (e) biaya, (f) mutu teknis, (g) kemampuan SDM. Dengan memperhatikan beberapa pertimbangan dalam pemilihan media, maka guru dapat memilih media yang tepat yang akan dipergunakan. f. Penggunaan Multimedia Interaktif pada Konsep Struktur Bumi Hasil penelitian Francis M. Dawyer
dalam http://www.puthree99.
blogspot.com/ “penggunaan teknologi pembelajaran berbasis multimedia interaktif ternyata dapat mengurangi waktu belajar siswa secara signifikan, yaitu 40% – 60% lebih cepat daripada pembelajaran di kelas tanpa media apa pun”. Dari penelitian tersebut, penggunaan multimedia interaktif ternyata efisien
waktu
dan
dapat
menciptakan
suasana
pembelajaran
yang
menyenangkan dan berpusat pada siswa. “Penekanan pembelajaran berpusat pada siswa, yaitu guru merancang aktivitas-aktivitas pembelajaran sehingga commit user terhadap pembelajaran mereka siswa memiliki tanggung jawab yangto besar 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sendiri dan berinteraksi dengan yang lain selama belajar” (Cornelius-White, 2007) dalam Jacobsen, et all (2009: 229). Selain itu, karakteristik yang penting dalam pengajaran berpusat pada siswa yaitu adanya strategi yang menekankan pada pemahaman yang mendalam (Brasford, Derry, Berliner, & Hammerness (2005) dalam Jacobsen, et all (2009: 229). Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan multimedia interaktif untuk meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Sragen. Dalam menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran, yang diperlukan yaitu: keping CD pembelajaran interaktif IPA dan Laptop. Konsep struktur bumi sudah dikemas dalam keping CD pembelajaran interaktif dan dioperasikan melalui laptop. Dalam pembelajaran, siswa dilibatkan dalam mengoperasikan tampilan CD pembelajaran (sebagai user). Guru bertindak sebagai fasilitator, yang memfasilitasi siswa, memberikan umpan balik, dan memperjelas penyampaian konsep jika tampilan multimedia kurang dimengerti oleh siswa. Langkah-langkah
penggunaan
multimedia
interaktif
untuk
menyampaikan konsep struktur bumi sebagai berikut: a. Menyalakan laptop dan memasukkan cd pembelajaran interaktif. Mengklik icon explorer pada layar desktop kemudian klik ganda driver CD yang tampil pada windows explorer. Maka akan muncul tampilan awal dari CD. b. Tampilan awal CD pembelajaran interaktif pada gambar 2.1
Gambar 2.1 Tampilan awal CD pembelajaran interaktif commit to user 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk menampilkan konsep yang dipelajari, maka user mengklik icon pada layar dekstop yang aktif. c. Tampilan konsep yang dipelajari pada gambar 2.2
Gambar 2.2: Tampilan konsep yang dipelajari Untuk memilih konsep yang dipelajari, maka user mengklik gambar sesuai konsep yang akan dipelajari. Misal: user
mempelajari konsep struktur
bumi, maka user mengklik gambar 2.3.
Gambar 2.3 Icon struktur bumi Setelah diklik, maka akan muncul tampilan menjelaskan konsep struktur bumi. d. Tampilan lapisan struktur bumi pada gambar 2.4
Gambar 2.4 Tampilan lapisan struktur bumi commit to user 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk mengendalikan/ mengoperasikan tampilan multimedia interaktif, maka user dapat memilih icon sebagai berikut: 1) Icon
untuk menghentikan sementara/ mempause tampilan yang aktif
2) Icon
untuk menghentikan/ menstop tampilan aktif
3) Icon
memulai dan memainkan kembali tampilan setelah dihentikan.
4) Icon
untuk keluar dari tampilan yang sedang aktif.
5) Icon
untuk kembali ke menu awal/ tampilan awal.
e. Tampilan lapisan atmosfer pada gambar 2.5
Gambar 2.5 Tampilan lapisan atmosfer Setelah tampilan lapisan bumi dan atmosfer, maka untuk kembali ke layar awal user mengklik icon
pada layar. Maka akan kembali ke tampilan
konsep yang dipelajari (seperti gambar 2.2 di atas). Untuk mempelajari lapisan tanah dan batuan maka user mengklik gambar 2.6:
Gambar 2.6 Icon lapisan tanah dan batuan Cara mengoperasikan/ mengendalikan tampilannya sama pada point d (di atas). Setelah diklik gambarcommit 2.6 maka to tampil user lapisan tanah dan ciri-cirinya. 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f. Tampilan lapisan-lapisan tanah dan ciri-cirinya pada gambar 2.7
Gambar 2.7 Tampilan lapisan tanah dan ciri-cirinya Setelah tampilan lapisan tanah, tampilan selanjutnya adalah macammacam batuan berdasarkan pembentukannya, ada 3 yang tertera pada gambar 2.8, 2.9, dan 2,10.
a) Tampilan batuan beku pada gambar 2.8
Gambar 2.8 Tampilan batuan beku b) Tampilan batuan endapan pada gambar 2.9 commit to user 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.9 Tampilan batuan endapan c) Tampilan batuan metamorf atau malihan pada gambar 2.10
Gambar 2.10 Tampilan batuan metamorf g. Demikian
seterusnya
dalam
mengoperasikan
multimedia
interaktif.
Pengguna/ user dapat mengendalikan proses selanjutnya pada tampilan multimedia interaktif. Jika sudah selesai belajar, maka user mangklik icon
untuk keluar dari
tampilan yang sedang aktif dan kembali ke menu awal. Tampilan dari multimedia interaktif dikemas dalam betuk keping CD pembelajaran interaktif yang menampilkan suara, gambar yang disertai animasi, dan teks, dan dapat dioperasikan oleh pengguna/ user. 2. Pemahaman Konsep Struktur Bumi a. Pemahaman Konsep Menurut Nana Syaodih (2004: 189) ”Suatu konsep akan mempunyai makna logis dan makna psikologis. Makna logis terbentuk karena pemahaman commit to user 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
akan ciri-ciri umum yang ditemukan dalam kehidupan. Makna psikologis merupakan makna yang diperoleh dari pengalaman pribadi”. Menurut Woodruff dalam http://definisi-pengertian.blogspot.com /2010/12/pengertian-konsep.html
menyatakan
pengertian
konsep
dibagi
menjadi 3 yaitu (1) konsep didefinisikan sebagai suatu gagasan / ide yang relatif sempurna dan bermakna, (2) konsep juga diartikan sebagai pengertian tentang objek, (3) konsep adalah produk subjektif dari seseorang yang membuat sutu pengertian dari objek / benda – benda melalui pengalamannya. Menurut Winkel (2005: 92) pengertian atau konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang memiliki ciri-ciri yang sama. Winkel (2005: 113) juga berpendapat bahwa: Konsep merupakan suatu abstraksi dari pemikiran (ide) yang merupakan generalisasi dari sesuatu yang khusus atau spesifik. Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang didefinisikan. Konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk pada aneka objek dalam lingkungan fisik, sedangkan konsep yang didefinisikan adalah konsep yang mewakili realitas hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam lingkungan hidup fisik, karena realitas itu tidak berbeda. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa suatu konsep tidak dapat diamati karena berupa suatu ide, pemikiran/ abstraksi. Meskipun tidak dapat memberikan definisi secara verbal tentang pengertian konsep, tetapi suatu konsep dapat diperoleh melalui belajar maupun pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, dalam pembelajaran guru berusaha untuk menanamkan konsep materi pelajaran sehingga siswa dapat memahami konsep tersebut dan memperoleh nilai hasil pemahaman konsep yang memuaskan. Pemahaman menurut Bloom, dkk dalam Martinis Yamin (2008: 35) dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah disampaikan/ dijelaskan dengan kata-kata sendiri. Pemahaman (comprehension) menurut Daryanto (2008: 41) adalah mengerti atau memahami apa yang diajarkan, mengetahui yang sedang commit to user 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dikomunikasikan, dan memanfaatkan isinya tanpa harus mengubahnya dengan hal-hal lain. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep adalah suatu kemampuan intelektual yang dimiliki oleh siswa untuk mengungkapkan suatu ide/ pokok pikiran dari materi pelajaran dengan katakatanya sendiri, tanpa mengubah ide yang sebenarnya. Kemampuan siswa dalam memahami konsep dapat dilihat dari nilai hasil tes pemahaman konsep. Menurut Gagne dalam Winkel (2005:362) menyatakan bahwa “Penguasaan konsep termasuk dalam kategori hasil belajar kemahiran intelektual”. Suatu konsep terbentuk dalam pikiran individu melalui proses mengenal dan memahami ciri-ciri konsep atas dasar contoh dan non-contoh. Agar pemahaman konsep dapat optimal, maka perlu dikembangkan kondisikondisi yang mendukung dalam pembelajaran. Hal-hal/ kondisi-kondisi yang mendukung
guru untuk membantu
siswa berhasil dalam memahami konsep suatu materi pelajaran yaitu: 1) Menyajikan konsep yang akan dipelajari baik secara lisan maupun tertulis dalam bentuk semenarik mungkin untuk menarik perhatian dan motivasi siswa. Pernyataan tentang suatu konsep akan masuk ke dalam sistem ingatan siswa dan siswa dinyatakan berhasil memahami konsep tersebut apabila mampu mengungkapkan kembali konsep tersebut dari sistem ingatannya. 2) Menyajikan contoh dan non-contoh ketika membahas konsep yang harus dipahami siswa. Dengan adanya contoh dan non-contoh, pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari akan lebih cepat dibandingkan tidak memberikan contoh dan non-contoh. 3) Pemberian penguatan dengan segera, ketika siswa telah memahami konsep yang sedang dipelajari. Kesegeraan pemberian penguatan ini berpengaruh terhadap kecepatan siswa memahami konsep yang dipelajari. Oleh karena itu, ada hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam memahami siswa. Oemar Hamalik (2003: 166) menyatakan bahwa hal-hal yang harus diperhatikan untuk commit to user suatu konsep, yaitu: (1) dapat mengetahui keberhasilan siswa memahami 21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menyebutkan contoh suatu konsep; (2) dapat menyatakan ciri-ciri suatu konsep; (3) dapat memilih dan membedakan antara contoh dari dan bukan konsep; (4) dapat memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep yang dipelajari. Dalam pembelajaran, guru berusaha menanamkan konsep dari materi pelajaran. Kegunaan konsep menurut Oemar Hamalik (2003:165) yaitu: 1) Mengurangi kerumitan lingkungan. 2) Membantu kita untuk mengidentifikasi objek-objek yang ada di sekitar kita. 3) Membantu kita untuk mempelajari sesuatu yang baru, lebih luas, dan maju. 4) Mengarahkan kegiatan instrumental. 5) Memungkinkan pelaksanaan pengajaran b. Konsep Struktur Bumi IPA di SD mempelajari tentang makhluk hidup, bumi dan alam semesta, energi, gaya dan materi beserta sifat-sifatnya. Berikut konsep yang diajarkan di kelas V SD semester II berdasarkan Buku Sekolah Elektronik (BSE) yang diterbitkan tahun 2008 yaitu: 1) Pengaruh Gaya Terhadap Bentuk dan Gerak Suatu Benda 2) Pesawat Sederhana 3) Struktur Bumi 4) Sifat-Sifat Cahaya 5) Merancang Karya atau Model dengan Menerapkan Sifat Cahaya 6) Air 7) Peristiwa Alam Dari beberapa konsep kelas V semester II, peneliti mengambil konsep struktur Bumi. Adapun bahasan tentang konsep Stuktur Bumi mencakup: 1) Lapisan-lapisan Bumi a) Lapisan inti bumi dalam Lapisan inti bumi dalam atau pusat bumi, merupkan lapisan paling panas dengan ketebalan 2000 km yang terbentuk dari besi dan nikel padat. b) Lapisan inti bumi luar commit to user 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lapisan inti bumi luar merupakan satu-satunya lapisan cair yang tersusun dari besi, nikel, dan zat lain. Lapisan ini mempunyai ketebalan 2740 km. c) Lapisan mantel bumi Lapisan mantel bumi merupakan lapisan yang paling tebal. Tersusun dari mineral dan silikat. Merupakan lapisan bumi yang paling tebal, dengan ketebalan 2900 km. d) Lapisan kerak bumi Lapisan kerak bumi merupakan lapisan bumi paling luar yang tersusun dari tanah dan batuan. Lapisan kerak bumi merupakan lapisan tempat tinggal bagi makhluk hidup, dengan ketebalan 6 – 70 km. e) Lapisan atmosfer Lapisan atmosfer merupakan lapisan yang paling penting bagi kehidupan di bumi dengan ketebalan 640 km. Lapisan atmosfer melindungi bumi dari sinar matahari. Adanya lapisan atmosfer, bumi terdapat kehidupan.
2) Lapisan-lapisan Atmosfer Lapisan atmosfer tersususn dari udara, semakin ke atas susunan udara semakin tipis. Berikut lapisan atmosfer dari yang terdekat dengan bumi: a) Lapisan troposfer ketebalan 10 km. b) Lapisan stratosfer, dengan ketebalan 40 km. c) Lapisan mesosfer, dengan ketebalan 50 km. d) Lapisan termosfer, dengan ketebalan 300 km. e) Lapisan eksosfer, dengan ketebalan 400 km. 3) Lapisan-lapisan tanah a) Tanah lapisan atas Tanah lapisan atas terbentuk dari pelapukan batuan dan sisa-sisa makhluk hidup. Lapisan tanah atas mempunyai ciri-ciri: lapisan tanah paling subur, banyak mengandung humus, dan berwarna coklat kehitaman. b) Tanah lapisan bawah commit to user 23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ciri-ciri tanah lapisan bawah: warna lebih muda dari tanah lapisan atas, sedikit mengandung humus dan jasad hidup sehingga kurang subur. c) Lapisan bahan induk tanah Lapisan ini merupakan lapisan tanah paling bawah yang mempunyai ciriciri berwarna kemerah-merahan dan terdiri dari tanah lapisan atas dan tanah lapisan bawah. 4) Macam-macam batuan berdasarkan proses pembentukannya di dalam kerak bumi, dibagi menjadi 3 yaitu: a) Batuan beku Batuan beku terbentuk dari lava/ magma yang membeku di permukaan bumi atau di dalam kerak bumi. Contoh batuan beku: batu obsidian, batu granit, batu apung, dan batu breksi. b) Batuan endapan/ sedimen Batuan sedimen atau endapan terbentuk dari batuan beku atau rumah binatang karang yang mengalami pelapukan. Contoh batuan endapan yaitu: batu konglomerat, batu batu serpih, dan batu pasir. c) Batuan metamorf atau malihan Batuan malihan atau metamorf terbentuk dari batuan andapan yang mengalami perubahan karena pengaruh tekanan panas bumi. Contoh batuan endapan yaitu: batu marmer dan batu pualam. c. Pemahaman Konsep Struktur Bumi Elizabeth B.Hurlock (2005: 41) berpendapat bahwa pengertian didasarkan pada konsep. Konsep bukan kesan indera langsung, melainkan hasil pengolahan dan kombinasi antara penggabungan atau perpaduan kesan indera yang terpisah-pisah. Unsur bersama dalam berbagai obyek atau situasi menyatukan kumpulan benda atau situasi menjadi satu konsep. Menurut Brophy, Murphy, & Mason dalam John W. Santrock (2009:2) ”pemahaman konseptual adalah sebuah aspek penting dari pembelajaran, sebuah tujuan pengajaran yang penting adalah untuk membantu murid memahami konsep utama dalam sebuah subjek daripada hanya commit to user mengingat fakta-fakta yang terisolasi”. 24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gagne, 1985 dalam Angkowo (2007:54) berpendapat bahwa ”Belajar konsep termasuk tipe belajar kemahiran intelektual memerlukan pengamatan yang cermat dari ciri-ciri objek seperti bentuk, ukuran, dan warna”. Struktur bumi merupakan hasil dari pengamatan dan penelitian para ilmuwan terdahulu sehingga terbentuk suatu konsep struktur bumi. Untuk mempelajari konsep struktur bumi, tidak hanya dibutuhkan hafalan saja tetapi juga pemahaman. Tidak semua materi pelajaran di sekolah perlu dihafalkan, tetapi siswa harus diajarkan untuk mempelajari materi pelajaran dengan mencari pemahaman (Winkel, 1995: 66). Hasil dari mencari pemahaman itu disimpan dalam ingatan untuk sewaktu-waktu dipergunakan (Winkel, 1995: 69). Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada pemahaman konsep struktur bumi. Pemahaman merupakan pegangan bagi siswa dalam menjawab pertanyaan ulangan (Winkel, 1995: 66). Untuk mencapai tingkat pemahaman, siswa juga harus melewati tingkat sebelumnya yaitu pengetahuan. Pengetahuan merupakan salah satu landasan untuk pembelajaran-pembelajaran selanjutnya Bruning, Shcraw, Norby, & Ronning (2004) dalam David A. Jacobsen, Paul Eggen, & Donald Kauchak (2009: 94). Semakin tinggi tingkatan yang dicapai siswa pada ranah kognitif, maka semakin tinggi pula pemahaman siswa terhadap konsep yang diajarkan. Namun, untuk menilai pemahaman konsep siswa SD, maka hanya sampai pada ranah kognitif tingkat penerapan. Meskipun dalam pembelajaran, aspek kognitif, afektif, dan psikomotor tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Berikut kata kerja operasional ranah kognitif, afektif, dan psikomotor menurut Bloom, dkk dalam Winkel (1996: 250-254): 1) Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif tertera pada tabel 2.1 Tabel 2.1: Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif Pengetahuan (Knowledge)
Pemahaman (Comprehension)
Memilih
Memperkirakan
Penerapan (Aplication)
Analisis (Analysis)
Mengurutkan commitMenyeleksi to user 25
Sintesis (Synthesis) Merancang
Evaluasi (Evaluation) Menilai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menjodohkan
Mencirikan
Memperkira
Menghubung
Merencanakan
Memperjelas
Memberi nama
Mengkategorikan
kan
kan
Mengumpul
Membuktikan
Mencatat
Membandingkan
Mengelompok
Membanding
kan
Merinci
Memberi label
Mendiskusikan
kan
kan
Mendikte
Menyimpulkan
Mendidentifi
Mengemukakan
Menggambar-
Mendiagram
Mengkategori
Membanding
kasikan, dll
Membedakan, dll
kan, dll
kan, dll
kan, dll
kan, dll
2) Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Afektif tertera pada tabel 2.2 Tabel 2.2: Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Afektif Penerimaan (Receiving) Mengikuti
Partisipasi (Responding) Membantu
Penilaian (Valuing) Mengusulkan
Organisasi (Organization) Mengatur
Pembentukan Pola Hidup Bertindak
Menanyakan
Melaksanakan
Menunjukkan
Mempertahankan
Mempengaruhi
Menjawab
Mendiskusikan
Menyatakan
Menghubungkan
Membuktikan
Menyatakan
Menawarkan diri
Membenarkan
Melengkapi, dll
Mempraktekkan
Mematuhi,dll
Melaporkan, dll
pendapat, dll
Memecahkan, dll
3) Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Psikomotor tertera pada tabel 2.3 Tabel 2.3: Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Psikomotor
Mengaktifkan
Memulai
Gerakan Terbimbing Memprakte
Menyesuaikan
Menanggapi
kkan
Persepsi
Kesiapan
Gerakan Terbiasa
Gerakan Kompleks
Membentuk
Mengerjakan
Menjeniskan commit to userMenggunakan 26
Penyesuaian Pola Gerakan Mengubah
Merancang
Mengadaptasi
Menyusun
Kreativitas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menunjukkan
Bereaksi
Membuat
Menempel
Memperbaiki
Mengatur
Menciptakan
Membedakan
Menunjuk
Memperli-
Mengoperasi
Mendemonstra
Membuat
Merencanakan
Menyiapkan
kan, dll
hatkan, dll
kan,dll
sikan, dll
variasi, dll
Mengatur,dll
Untuk mengetahui pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3, maka dapat diukur dengan tes pemahaman konsep. Penyusunan butir-butir tes untuk mengetahui pemahaman konsep struktur bumi, disesuaikan dengan tujuan (khusus), deskripsi bahan yang telah diajarkan, dan indikator yang akan dicapai yang sesuai dengan kata kerja operasional (KKO) ranah kognitif yang meliputi tingkat pengetahuan, pemahaman, bahkan penerapan. Berikut contoh soal pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3, pada tabel 2.4:
Tabel 2.4: Contoh soal pemahaman konsep struktur bumi Tingkatan ranah kognitif yang dicapai Pengetahuan/ Knowledge (C1)
Pemahaman/ Comprehension (C2)
KKO yang digunakan 1. Menyebutkan
Contoh soal 1. Sebutkan 3 lapisan struktur tanah! 2. Sebutkan 5 lapisan struktur bumi!
2. Menjelaskan
1. Jelaskan terbentuknya batuan beku!
1. Mengelompok
1. Kelompokkan batuan di bawah ini, ke dalam
kan
jenis batuan beku, endapan, atau malihan! Batu obsidian, pasir, serpih, marmer, dan basalt
1. Membedakan
1. Jelaskan 2 perbedaan lapisan inti bumi dalam dan lapisan inti bumi luar!
Penerapan/ Aplikasi
1. Mengurutkan
1. Urutkan lapisan struktur bumi mulai dari
(C3)
lapisan yang paling dalam! B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti, yaitu: commit to user 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Bambang Dwi Setiyono (2008) yang berjudul “Pengembangan Pembelajaran
dengan Menggunakan Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran yang Berkualitas” dengan kesimpulan: a) Pemanfaatan pembelajaran menggunakan multimedia menjadi solusi meningkatkan kualitas pembelajaran dilakukan di kelas, dan menjadikan suatu alternatif keterbatasan kesempatan mengajar yang dilaksanakan
pendidik;
b)
Memudahkan
proses
pembelajaran
dan
menumbuhkan kekreatifan dan keinovasian pendidik dalam mendesain pembelajaran yang komunikatif dan interaktif; c) Pengembangan multimedia dalam pembelajaran selanjutnya dimanfaatkan ke dalam pembelajaran di kelas untuk menggantikan atau sebagai pelengkap dalam pembelajaran konvensional. 2. Helmina Mauludiyah (2009) dengan judul “Penggunaan Multimedia Interaktif
serta Kegiatan Praktikum untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Batuan Peserta didik Kelas VC SD Kauman I Kota Malang.” Beliau menyimpulkan bahwa: a) Penggunaan multimedia interaktif dan kegiatan praktikum dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VC SD Kauman I Kota Malang pada pembelajaran materi batuan; b) Penggunaan multimedia interaktif dan kegiatan praktikum dapat meningkatkan keaktifan peserta didik kelas VC SD Kauman I Kota Malang pada pembelajaran materi batuan. C. Kerangka Berfikir Pada kondisi awal, yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi (pra-siklus), pembelajaran masih berpusat pada guru yaitu guru mengajar secara konvensional dengan ceramah dan jarang menggunakan media pembelajaran. Pembelajaran yang berpusat pada guru menyebabkan siswa pasif, kurang konsentrasi, dan bosan mengikuti pelajaran. Kejenuhan menyebabkan siswa melakukan aktivitas yang menyimpang seperti: melamun, bercerita dengan teman, dan bermain sendiri. Dari pembelajaran tersebut, maka pemahaman konsep struktur bumi rendah. Hal itu dibuktikan dari hasil tes kemampuan awal konsep struktur bumi, yaitu 19 dari 29 siswa masih mendapatkan nilai di bawah KKM (<65) atau persentase ketuntasan klasikal 34% dengan nilai rata-rata kelas 57,07. commit to user 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari kondisi awal di atas, maka diperlukan adanya tindakan untuk meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 dan memperbaiki aktivitas siswa dalam pembelajaran. Tindakan yang dilakukan yaitu menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran struktur bumi. Melalui kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas V SD Negeri Karangtengah 3, maka penggunaan multimedia interaktif diterapkan pada siklus I dan II. Indikator kinerja yang ditargetkan yaitu: pada siklus I persentase ketuntasan klasikal mencapai 70% dan pada siklus II
persentase ketuntasan
klasikal mencapai 80%, dengan nilai batas ketuntasan 65. Kondisi akhir yang diharapkan dari tindakan menggunakan multimedia interaktif yaitu adanya peningkatan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 2011. Secara skematis kerangka berpikir digambarkan pada gambar 2.11
Kondisi Awal
Tindakan
Pembelajaran konvensional. Guru jarang menggunakan media pembelajaran. Siswa bosan mengikuti pelajaran aktivitas siswa dalam pembelajaran menyimpang: melamun, bicara dengan teman.
Menggunakan multimedia interaktif, untuk menampilkan konsep stuktur bumi. Tampilan multimedia interaktif berupa: teks, gambar, video, animasi yang menarik, dan bersifat interaktif commit to user
Pemahaman konsep struktur bumi rendah.
Indikator kinerja Siklus I: Persentase ketuntasan klasikal mencapai 70% Indikator kinerja Siklus II: Persentase ketuntasan klasikal mencapai 80%
Penggunaan29multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3, Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kondisi Akhir
Gambar 2.11: Alur Kerangka Berfikir Penelitian Tindakan Kelas
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir maka dalam penelitian ini dapat dikemukakan hipotesis tindakan bahwa: “Penggunaan Multimedia Interaktif Dapat Meningkatkan Pemahaman Konsep Stuktur Bumi Pada Siswa Kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 2011”. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Karangtengah 3 yang beralamat di desa Karangtengah, Jalan Merapi No 29 Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen. Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, mulai bulan Desember 2010 sampai April 2011. Rincian kegiatan dan pelaksanaan penelitian selengkapnya pada lampiran 10. B. Subyek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011, dengan jumlah 29 siswa yang terdiri dari 17 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki (daftar nama siswa selengkapnya pada lampiran 5). C. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom to user Action Research ) atau seringcommit disingkat PTK. Isi yang terkandung di dalam 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penelitian tindakan kelas, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di dalam kelas (Suharsimi Arikunto, 2009: 2). Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus yang bertahap dan berkelanjutan sampai memperoleh hasil yang ditetapkan/ ditargetkan. 2. Strategi Penelitian Dalam penelitian ini digunakan strategi tindakan kelas dengan model siklus. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, dkk (2009: 73) bahwa PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang, yang didalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi. D. Sumber 31 Data Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber. Data atau informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Sumber data atau informasi tersebut meliputi: 1. Sumber Data Primer Sumber data primer dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/ 2011. Data primer ini berupa nilai pemahaman konsep struktur bumi siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. 2. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder dalam penelitian ini, adalah guru kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen. Data sekunder dalam penelitian ini berupa: data hasil dokumentasi, hasil observasi, dan hasil wawancara. Data sekunder digunakan untuk mendukung data primer. commit to user E. Teknik Pengumpulan Data 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sesuai dengan bentuk penelitian dan sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Dokumentasi Teknik mencatat dokumen oleh Yin dalam H.B. Sutopo (2006: 81) disebut sebagai content analysis, sebagai cara untuk menemukan beragam hal sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitiannya. Data dokumentasi digunakan untuk memperoleh data berupa daftar nama siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 dan daftar nilai ulangan materi “Perubahan Penampakan Bumi dan Benda Langit” siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen pada saat duduk di kelas IV Semester II (data selengkapnya pada lampiran 5 dan 6). Dalam penelitian ini, peneliti juga mendokumentasikan pelaksanaan penelitian (PTK) dengan foto dan rekaman pembelajaran menggunakan rekaman kamera foto. 2. Observasi Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan secara sengaja dan sistematis terhadap suatu kegiatan. Dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Peneliti dan guru kelas V SD Negeri Karangtengah 3 bertindak sebagai observer/ pengamat. Adapun yang diobservasi adalah aktivitas siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 dan kinerja guru dalam pembelajaran. Observasi aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran dilaksanakan sebelum tindakan (pra-siklus) dan pada saat dilaksanakan tindakan menggunakan multimedia interaktif. 3. Wawancara Teknik wawancara pribadi (dengan tatap muka secara langsung) merupakan instrumen yang baik untuk memperoleh informasi (Emzir, 2010: 50). Wawancara dilakukan dengan guru kelas V SD Negeri Karangtengah 3 dengan tujuan untuk mendapatkan informasi dan memperoleh data yang commit to user berkaitan dengan pembelajaran dan hasil pembelajaran sebelum dan 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dilaksanakan sesudah tindakan menggunakan multimedia interaktif pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. 4. Tes Menurut Nurkancana dan Sumartana dalam Sarwiji Suwandi (2009: 39) tes adalah suatu cara untuk melakukan penilaian yang berbentuk tugastugas yang harus dikerjakan siswa untuk mendapatkan data tentang nilai dan prestasi siswa tersebut yang dapat dibandingkan dengan yang dicapai kawankawan atau nilai standar yang ditetapkan. Dalam penelitian ini, tes dilaksanakan sebelum dan sesudah dilaksanakan
tindakan.
Sebelum
melaksanakan
tindakan,
peneliti
melaksanakan satu kali tes kemampuan awal (pra-siklus). Pada saat peneliti melaksanakan tindakan, maka setiap akhir pembelajaran peneliti mengadakan evaluasi pemahaman konsep. Pemberian tes ini dimaksudkan untuk mengukur pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 sebelum dan setelah pembelajaran menggunakan multimedia interaktif. F. Validitas Data Informasi yang dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat untuk menarik kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas adalah teknik triangulasi. Menurut Lexy J. Moleong (2000: 178) “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Berikut teknik triangulasi yang digunakan untuk menguji validitas data dalam penelitian ini: 1. Triangulasi Sumber Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek commit to user balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
alat yang berbeda dalam metode kualitatif (Patton, 1987) dalam Lexy J. Moleong (2000: 178). Dalam tahap triangulasi sumber, peneliti membandingkan data dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011, yang berupa nilai pemahaman konsep struktur bumi. Sedangkan sumber data sekunder adalah guru kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen, yang berupa hasil wawancara (sebelum dan sesudah dilaksanakan tindakan) dan hasil observasi aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran menggunakan multimedia interaktif. Data-data dari siswa dan guru SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen dibandingkan. Dari hasil tersebut diharapkan dapat memberi informasi yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. 2. Triangulasi Metode Triangulasi metode, yaitu pengumpulan data sejenis dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data melalui metode wawancara, observasi, dan tes. Metode wawancara dilaksanakan dengan guru kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen (sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan menggunakan multimedia interaktif). Metode observasi dilaksanakan untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran (sebelum dan sesudah menggunakan multimedia interaktif). Metode tes pemahaman konsep dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 setiap akhir pembelajaran menggunkaan multimedia interaktif. Data-data dari metode pengumpulan data yang berbeda (wawancara, observasi, dan tes pemahaman konsep) hasilnya dibandingkan sehingga dapat ditarik kesimpulan agar diperoleh data yang lebih kuat validitasnya. commitAnalisis to user Data G. Teknik 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
interaktif. Cara analisisnya mengikuti pola pemikiran yang
kongkret kualitatif artinya suatu analisis yang kajiannya didasarkan pada kenyataan-kenyataan empirik dan unsur-unsur terkecil dari pendekatan secara mikro ke makro untuk unit kasus tertentu. Model analisis interaktif mempunyai tiga komponen yaitu: 1. Reduksi Data (Data Reduction), 2.
Penyajian Data (Data Display), 3.
Penarikan
Kesimpulan (Verification). Miles dan Huberman dalam Emzir (2010: 129-135) menjelaskan tiga komponen tersebut sebagai berikut: 1. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data yaitu proses proses pemilihan dan penyederhanaan data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data dalam penelitian ini dilakukan dengan pemilihan dan penyederhanaan data kasar yang didapat oleh peneliti. Data primer yang berupa nilai hasil tes pemahaman konsep pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen, yang semula berupa lembaran-lembaran (lembar evaluasi) kemudian dinilai oleh peneliti kemudian disusun dalam bentuk hasil analisis dan daftar nilai pemahaman konsep. Lembar hasil wawancara dan observasi dari guru kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Sragen yang semula berupa catatan-catatan kecil kemudian disusun dalam lembar wawancara dan lembar observasi. 2. Penyajian Data (Data Display) Penyajian data adalah sekumpulan data/ informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data nilai pemahaman konsep pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen diolah dan disajikan/ didisplay dalam bentuk grafik, tabel, maupun narasi. Keberadaan data nilai pemahaman konsep didukung dengan data-data hasil wawancara dan hasil observasi yang commit to user dilaksanakan setiap pembelajaran menggunakan multimedia interaktif, yang 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
disajikan dalam bentuk narasi. Hasil dari data-data tersebut kemudian dibandingkan untuk mengambil kesimpulan. 3. Penarikan Kesimpulan (Verification) Kesimpulan adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal (interaktif), hipotesis atau teori. Penelitian ini menyajikan data nilai pemahaman konsep struktur bumi yang diperoleh dari hasil tes pemahaman konsep materi struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. Penyajian data tersebut didukung oleh data-data hasil wawancara dan observasi dengan guru kelas V SD Negeri Karangtengah 3 selama pembelajaran menggunakan multimedia interaktif, sehingga dapat digunakan untuk menarik kesimpulan yang sesuai. Ketiga komponen analisis data saling berhubungan dan dapat digambarkan pada gambar 3. Pengumpulan Data Penyajian Data
Data Collection
Data Display Reduksi Data Data Reduction Penarikan kesimpulan Verification
Gambar 3.1 Komponen-komponen Analisis Data (Sumber : Emzir, 2010: 134) H. Indikator Kinerja Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan commitkeberhasilan to user atau tolak ukur dalam menentukan atau keefektifan penelitian 36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(Sarwiji Suwandi, 2008: 70). Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 setelah tindakan menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran. Indikator kinerja pada penelitian ini berdasarkan batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA, yaitu 65. Pada siklus I indikator kinerja dikatakan tercapai dan pemahaman konsep struktur bumi meningkat jika siswa yang mendapatkan nilai ≥ 65 mencapai 70% dari jumlah siswa yang ada (persentase ketuntasan klasikal mencapai 70%). Indikator kinerja siklus II dikatakan tercapai dan pemahaman konsep struktur bumi meningkat, jika siswa yang mendapatkan nilai ≥ 65 mencapai 80% dari jumlah siswa yang ada (persentase ketuntasan klasikal mencapai 80%). I. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal hingga akhir. Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 20) ada empat tahapan penting dalam penelitian tindakan yaitu: (1) perencanaan (planning); (2) penerapan tindakan (action); (3) mengobservasi (observation); dan (4) melakukan refleksi (reflecting). Setiap pelaksanaan siklus pada penelitian tindakan kelas, harus mencakup 4 tahapan di atas. Untuk lebih jelasnya rangkaian tahapan dalam penelitian tindakan dapat digambarkan pada gambar 4. .
commit to user 37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 3.2 Alur Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2009:16) Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini sebanyak 2 siklus dengan rincian sebagai berikut: 1. Siklus I Pada siklus I, pembelajaran dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Masing-masing pertemuan 2 jam pelajaran (2X35 menit). Masing-masing pertemuan dilaksanakan dengan tahapan yang sama. Pada siklus I pelaksanaan tindakan menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran secara klasikal yang mana tampilan multimedia interaktif dipancarkan melalui LCD proyektor. Berikut tahapan pelaksanaan siklus I: a. Perencanaan (Planing) 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sudah ditentukan. Pertemuan 1 dan 2 siklus I ini, Standar Kompetensi yang ditetapkan sama dengan Kompetensi Dasar yang berbeda. 2) Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi kinerja guru dalam pembelajaran. 3) Mempersiapkan peralatan multimedia interaktif yaitu: keeping CD pembelajaran interaktif, Laptop, LCD proyektor, dan rol (foto perlengkapan multimedia pada lampiran 38). b. Penerapan Tindakan (Action) Penerapan
tindakan
merupakan
pelaksanaan
dari
rencana
pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan. Pelaksanaan tindakan pada siklus I yaitu menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran untuk menyampaikan materi struktur bumi. Dalam pembelajaran, peneliti bertindak sebagai guru yang mengajar/ melaksanakan tindakan. Secara
garis
besar,
pelaksanaan
tindakan
pada
siklus
I
menggunakan multimedia interaktif secara klasikal yang dipancarkan melalui LCD proyektor yang pada papan tulis. Peneliti commitdipantulkan to user 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
membimbing dan melibatkan siswa dalam penggunaan dan mengoperasikan multimedia interaktif. Pada awal kegiatan, peneliti yang bertindak sebagai guru melakukan tanya jawab tentang materi yang akan diajarkan. Pembelajaran dilanjutkan dengan menampilkan multimedia interaktif yang dioperasikan oleh siswa dengan bimbingan peneliti. Setelah tampilan multimedia interaktif menyampaikan materi struktur bumi, pembelajaran dilanjutkan dengan tanya jawab, diskusi secara klasikal, dan penugasan yang melibatkan siswa baik secara lisan maupun tertulis, yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa terhadap materi yang disampaikan dan kemampuan siswa dalam mengumpulkan data melalui tampilan multimedia interaktif selama proses pembelajaran. Pada akhir pembelajaran, peneliti melaksnakan tes evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai dan mengetahui peningkatan pemahaman konsep struktur bumi siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen. c. Observasi Dalam tahap observasi, guru kelas V bertindak sebagai observer/ pengamat. Observer mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran menggunakan multimedia interaktif. Hasil dari observasi kemudian dibahas dengan peneliti dan dibandingkan/ disesuaikan dengan data hasil tes evaluasi. d. Refleksi Refleksi
dilakukan
setiap
akhir
pembelajaran.
Refleksi
dilaksanakan untuk mengetahui bagian yang sudah sesuai dengan tujuan penelitian, masalah-masalah yang muncul saat pembelajaran, dan bagian yang masih perlu diperbaiki kemudian menyusun penyelesaian/ perbaikan untuk pembelajran/ siklus selanjutnya. Pada tahap relfeksi ini, peneliti dan observer
berdiskusi
untuk
menyusun
perbaikan
tindakan
dan
membandingkan hasil observasi dengan nilai hasil evaluasi pemahaman commit to user 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
konsep. Aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran yang masih kurang baik diperbaiki dan yang sudah baik dipertahankan. Nilai hasil evaluasi pemahaman konsep diolah dan indikator yang belum tercapai secara optimal dianalisis kemudian dicari penyebab dan penyelesaiannya. Dari analisis nilai hasil evaluasi pemahaman konsep siklus I maka indikator kinerja siklus I yaitu persentase ketuntasan klasikal mencapai 70% sudah tercapai. Dari hasil refleksi siklus I maka dapat disusun rencana perbaikan untuk siklus II. Pada siklus II peneliti meningkatkan prosentase ketuntasan menjadi 80%. 2. Siklus II Pelaksanaan siklus II merupakan hasiil refleksi/ perbaikan dari siklus I. pelaksanaan siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, masingmasing pertemuan 2 jam pelajaran (2X35 menit). Pada siklus II peneliti mengoptimalkan penggunaan multimedia interaktif secara kelompok. Berikut tahapan pelaksanaan pada II: a. Perencanaan 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sudah ditentukan. Indikator RPP siklus II merupakan pendalaman indikator RPP siklus I. 2) Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi kinerja guru dalam pembelajaran. 3) Mempersiapkan peralatan multimedia yaitu: Laptop yang didalamnya sudah dicopy CD pembelajaran interaktif. (foto perlengkapan multimedia pada lampiran 38). b. Tindakan Tindakan pada siklus II sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dari perbaikan/ penyempurnaan hasil refleksi siklus I. Pelaksanaan pembelajaram siklus II peneliti yang bertindak sebagai guru, mengoptimalkan penggunaaan multimedia interaktif dengan memfasilitasi commit to user 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kelompok dengan perangkat multimedia interaktif untuk mengerjakan lembar kerja kelompok. Dalam pembelajaran siklus II ini, peneliti tidak menjelaskan lagi materi yang disampaikan. Peneliti hanya memfasilitasi kelompok dengan laptop yang di dalamnya sudah dicopy CD pembelajaran interaktif. Peneliti membimbing kelompok yang membutuhkan kemudian mengulas hasil kerja kelompok. Peneliti memantau pemahaman konsep siswa selama proses dengan melakukan tanya jawab dan penugasan yang melibatkan siswa baik secara lisan maupun tertulis. Nilai hasil kerja kelompok diolah dengan nilai hasil evaluasi siswa menjadi nilai hasil akhir individu dengan perhitungan ((2X Nilai hasil evaluasi)+ Nilai individu kelompok): 3. c. Observasi Observasi yang dilakukan pada siklus II ini masih sama dengan observasi pada siklus I, yaitu mengobservasi aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran menggunakan multimedia interaktif. d. Refleksi Dari hasil observasi dan nilai hasil evaluasi pemahaman konsep siklus II ternyata terdapat peningkatan. Nilai hasil aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran mengalami pemningkatan. Dari analisis hasil evaluasi pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 maka diperoleh peningkatan nilai rata-rata kelas dan prosentase ketuntasan klasikal. Dari pengolahan nilai akhir pemahaman konsep materi struktur bumi siklus II maka indikator kinerja siklus II yaitu persentase ketuntasan klasikal
mencapai 80% sudah tercapai. Selain prosentase ketuntasan
klasikal meningkat, nilai rata-rata hasil evaluasi pemahaman konsepI juga meningkat. Dari hasil tindakan pada siklus I dan II maka peneliti mencukupkan penelitian pada siklus II, karena indikator kinerja yang telah ditargetkan sudah tercapai. commit to user 41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Keadaan Siswa SD Negeri Karangtengah 3 Pada Tahun Pelajaran 2010/ 2011 jumlah siswa SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen berjumlah 203 siswa. Siswa kelas I berjumlah 40 siswa, kelas II berjumlah 32 siswa, kelas III berjumlah 36 siswa, kelas IV berjumlah 38 siswa, kelas V berjumlah 29 siswa, dan kelas VI berjumlah 27 siswa. Kepala sekolah dan guru di SD Negeri Karangtengah 3 senantiasa berusaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran maupun sarana dan prasarana di SD tersebut sehingga, jumlah siswa semakin tahun semakin bertambah. Untuk meningkatkan kemampuan siswa, guru juga memberikan jam tambahan sesuai kebutuhan siswa. Jam tambahan diberikan pada siswa kelas V dan VI. Untuk siswa kelas V, setiap Jumat sepulang sekolah guru memberikan tambahan jam pelajaran untuk mata pelajaran IPA karena nilai siswa pada mata pelajaran tersebut masih kurang memuaskan. Untuk siswa kelas VI, jam tambahan diberikan setiap pagi (jam 06.15 sampai jam 07.00) setiap hari Selasa, Rabu, Kamis, dan Sabtu untuk persiapan menghadapi Ujian Akhir Sekolah. 2. Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Negeri Karangtengah 3 SD Negeri Karangtengah 3 dibangun di atas tanah seluas 400 m2 dengan luas bangunan 240 m2. Sarana dan prasarana di SD Negeri Karangtengah 3 sudah baik dan memadai untuk pembelajaran. Masing-masing kelas dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran. Pada ruang komputer, SD tersebut memiliki 7 buah komputer yang dapat digunakan oleh siswa pada saat pembelajaran komputer. Media dan alat peraga juga sudah cukup baik. Media yang dimilki yaitu: kit IPA, kit Matematika, keping CD pembelajaran interaktif IPA, keping CD pembelajaran IPS, keping CD Pembelajaran Bahasa Inggris, keping CD pembelajaran Matematika, torso manusia (pencernaan dan rangka), commit to user sebagai media pembelajaran. dan beberapa gambar yang dapat digunakan 42 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Namun, penggunaan media dalam pembelajaran belum optimal. Penggunaan keping CD pembelajaran dan kit pembelajaran, belum dioptimalkan karena keterbatasan guru untuk menggunakannya. Meskipun demikian, semua guru juga sudah berusaha menggunakan media untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. B. Deskripsi Permasalahan Penelitian 1. Deskripsi Pra-Siklus Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melakukan wawancara dan observasi. Wawancara dilaksanakan dengan guru kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen. Observasi juga dilaksanakan terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran. Wawancara dan observasi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan dan permasalahan yang dihadapi (hasil wawancara dan observasi pra-siklus pada lampiran 1, 2, dan 3). Dari hasil pengamatan yang dilaksanakan oleh peneliti terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas, ternyata guru
kurang
dapat
menciptakan
suasana
belajar
yang
menyenangkan.
Pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru (teacher centered) yaitu dengan ceramah kemudian mencatat, yang mana kegiatan tersebut kurang mengaktifkan atau melibatkan siswa, sehingga siswa hanya menjadi pendengar (pasif). Guru juga jarang menggunakan media pembelajaran. Dari hasil wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Karangtengah 3, ternyata siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 masih membutuhkan perbaikan pada mata pelajaran IPA. Hal itu dibuktikan dengan adanya les tambahan IPA pada setiap Jumat sepulang sekolah, mulai jam 10.45-11.30. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran IPA dan mengambil materi struktur bumi. Peneliti mengambil materi Struktur Bumi, karena pada materi sebelumnya, yaitu “Perubahan penampakan bumi dan benda langit”, nilai pemahaman konsep siswa masih rendah. Dari 29 siswa pada saat duduk di kelas IV Semester II, masih ada 16 siswa mendapatkan nilai di bawah KKM (<65) atau prosentase ketuntasan hanya mencapai 44% dengan nilai ratacommit to user rata kelas 58,17 (daftar nilai ulangan siswa hasil dokumentasi pada lampiran 6). 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Selain dari data nilai siswa sewaktu kelas IV yang didapat melalui dokumentasi, peneliti juga melakukan tes kemampuan awal pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 materi struktur bumi. Dari 29 siswa, ada 19 siswa mendapatkan nilai di bawah KKM (<65) atau prosentase ketuntasan klasikal hanya mencapai 34% dengan nilai rata-rata kelas 57,07 (daftar nilai tes kemampuan awal pada lampiran 9). Padahal KKM untuk mata pelejaran IPA adalah 65. Oleh karena itu perlu diadakan tindakan lanjutan pada materi struktur bumi. Dari nilai tersebut, maka perlu dilakukan perbaikan dalam pembelajaran yaitu dengan menggunakan multimedia interaktif. Penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran, diharapkan dapat memperbaiki aktivitas siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. 2. Deskripsi Siklus I Tindakan pada siklus I dilaksanakan selama 1 minggu sebanyak 2 kali pertemuan. Adapun tahapan yang dilaksanakan sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan 1) Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) IPA materi struktur bumi (RPP pertemuan 1 pada lampiran 11, RPP pertemuan 2 pada lampiran 16). 2) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran (lembar observasi pada lampiran 12, 13, 17, dan 18). 3) Mempersiapkan perlengkapan multimedia yang akan digunakan, yaitu: Laptop, LCD, CD Pembelajaran interaktif IPA Kelas V SD/ MI, dan rol. (foto perlengkapan multimedia pada lampiran 38). b. Tahap Pelaksanaan / Tindakan Pada tahap pelaksanaan, peneliti bertindak sebagai guru yang mengajar/ melaksanakan tindakan sekaligus menjadi pengamat. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun dan jadwal pelajaran commit to user Sragen Kabupaten Sragen, yaitu IPA di SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
satu siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan dalam satu minggu. Masing-masing pertemuan 2 jam pelajaran (2X35 menit). Berikut pelaksanaan pembelajaran pada siklus I: 1) Pertemuan 1 Siklus I Pertemuan 1 siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 19 Januari 2011. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat pada tahap perencanaan (RPP pada lampiran 11). Pelaksanaan tindakan pada pertemuan 1 siklus I, yaitu dengan menggunakan multimedia interaktif secara klasikal yang dipancarkan melalui LCD dan dipantulkan melalui papan tulis. Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti bertindak sebagai guru. Pada kegiatan awal pembelajaran, peneliti yang bertindak sebagai guru melakukan persiapan pembelajaran, yaitu: a) Mempersiapkan mental dan psikis siswa untuk mengikuti pembelajaran. b) Menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. c) Memperkenalkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran d) Tanya jawab yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Misalnya: apa saja ciri-ciri bumi? ada berapa jumlah lapisan bumi? Adapun indikator yang akan dicapai pada pertemuan 1 siklus I yaitu: a) Kognitif (1) Produk 7.1.1 Menyebutkan lapisan-lapisan bumi. 7.1.2 Membedakan lapisan mantel bumi dan kerak 7.1.3 Membedakan lapisan inti bumi. 7.1.4 Mengurutkan lapisan atmosfer. 7.1.5 Menyebutkan manfaat lapisan atmosfer bagi bumi. (2) Proses 7.1.6 Mengumpulkan data tentang perbedaan ciri-ciri lapisan bumi. 7.1.7 Mengumpulkan data tentang lapisan-lapisan atmosfer dan manfaatnya bagi bumi. b) Afektif commit to user 45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(1) Perilaku berkarakter: kejujuran, keaktifan dalam pembelajaran dan tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. (2) Keterampilan sosial: bertanya, menjawab pertanyaan, mendengarkan dan memperhatikan materi yang disampaikan. c) Psikomotor Terampil menggunakan multimedia interaktif untuk mengumpulkan data tentang lapisan bumi dan lapisan atmosfer. Untuk mencapai indikator yang telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran, maka peneliti melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pada kegiatan inti pembelajaran, peneliti sebagai guru menayangkan tampilan multimedia interaktif untuk menyampaikan materi tentang struktur bumi kemudian dilanjutkan tanya jawab tentang materi yang telah disampaikan. Dalam menggunakan multimedia interaktif, beberapa siswa dilibatkan untuk mengoperasikan multimedia interaktif dengan bantuan peneliti. Setelah ditayangkan satu kali, maka peneliti mengulang pemutaran tampilan multimedia interaktif, sambil menunjuk dan menjelaskan materi yang disampaikan melalui multimedia tersebut diselingi tanya jawab. Dari tampilan multimedia interaktif, maka siswa dapat mengumpulkan data tentang lapisan bumi, ciri-ciri lapisan bumi, lapisan atmosfer, dan manfaaat lapisan atmosfer bagi bumi. Setelah 3 kali melihat tampilan multimedia interaktif, maka peneliti memantau pemahaman konsep siswa selama proses yaitu dengan mengadakan tanya jawab, misalnya: Coba urutkan lapisan bumi dari lapisan yang paling dalam!, sebutkan lapisan-lapisan atmosfer!, apa saja manfaat lapisan atmosfer bagi bumi?, dst. Dalam tanya jawab, siswa tidak hanya menjawab secara lisan, melainkan juga menuliskan jawaban di papan tulis sehingga dapat dibenarkan siswa yang lain. Peneliti juga mengulas kembali materi yang telah disampaikan dan memberikan penguatan kepada siswa baik yang aktif maupun yang kurang aktif. Siswa bersama guru juga mengambil kesimpulan tentang materi yang commitmencatat to user kesimpulan tersebut. Setelah telah disampaikan dan siswa 46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengambilan kesimpulan, maka diadakan evaluasi pemahaman konsep untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai dan sejauh mana siswa memahami materi yang disampaikan. Setelah hasil evaluasi dikumpulkan, maka peneliti menyampaikan materi pertemuan selanjutnya. 2) Pertemuan 2 Siklus I Pertemuan 2 siklus 1 dilaksanakan pada hari Jumat, 21 Januari 2011. Pelaksanaan pertemuan 2 siklus I sesuai dengan RPP yang telah disusun pada tahap perencanaan (RPP pada lampiran 16). Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 2, masih sama dengan pertemuan 1 siklus I yaitu menggunakan multimedia interaktif secara klasikal yang dipancarkan melalui LCD dan dipantulkan melalui papan tulis. Namun Kompetensi Dasar dan indikator yang akan dicapai berbeda dari pertemuan 1 siklus I. Pada kegiatan awal pembelajaran, peneliti yang bertindak sebagai guru melakukan persiapan pembelajaran, yaitu: a) Mempersiapkan mental dan psikis siswa untuk mengikuti pembelajaran. b) Menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. c) Tanya jawab berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Misalnya: Sebutkan 2 contoh jenis tanah!, Ada berapa jumlah lapisan tanah? Adapun indikator yang akan dicapai pada pertemuan 2 siklus I yaitu: a) Kognitif (1)Produk 7.2.1 Menyebutkan lapisan-lapisan tanah. 7.2.2 Membedakan ciri-ciri lapisan tanah. 7.2.3 Menyebutkan jenis-jenis batuan. 7.2.4 Mengelompokkan batuan. (2) Proses 7.2.5 Mengumpulkan data tentang perbedaan ciri-ciri lapisan tanah. 7.2.6 Mengumpulkan data tentang jenis-jenis batuan. b) Afektif commit to user 47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(1)Perilaku berkarakter: kejujuran, keaktifan dalam pembelajaran dan tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. (2)Keterampilan sosial: bertanya, menjawab pertanyaan, mendengarkan, dan memperhatikan materi yang disampaikan. c) Psikomotor Terampil menggunakan multimedia interaktif untuk mengumpulkan data tentang lapisan tanah dan jenis batuan berdasarkan pembentukannya. Untuk mencapai indikator yang telah ditetapkan, maka peneliti yang bertindak sebagai guru menayangkan tampilan multimedia interaktif untuk menyampaikan materi tentang lapisan-lapisan tanah, ciri-ciri lapisan tanah,
dan
jenis-jenis
batuan
berdasarkan
pembentukannya.
Saat
menampilkan tayangan multimedia, siswa terlibat untuk mengoperasikan multimedia interaktif dan aktif dalam pembelajaran. Setelah melihat tampilan multimedia interaktif, maka diadakan tanya jawab tentang materi yang telah disampaikan oleh multimedia tersebut. Jika dirasa siswa masih kurang jelas untuk memahami materi yang disampaikan, maka peneliti menayangkan kembali tampilan multimedia interaktif sambil menunjuk siswa untuk menjelaskan/ menyampaikan materi tampilan multimedia dengan membacakan teks yang ditampilkan oleh multimedia interaktif kemudian siswa yang lain memperhatikan dan mencatatnya. Penayangan tampilan multimedia interaktif sebanyak 3 kali kemudian dilanjutkan tanya jawab seputar materi yang disampaikan, misalnya: Ada berapa lapisan tanah? sebutkan!, Apa saja ciri-ciri tanah lapisan atas?, dsb. Siswa dilibatkan untuk menjawab pertanyaan baik secara lisan maupun tertulis. Siswa yang masih menjawab salah, maka dibenarkan oleh peneliti dan siswa yang lain. Peneliti sebagai guru juga mengulas materi yang telah disampaikan diselingi tanya jawab dengan siswa. Siswa juga dilibatkan dalam pengambilan kesimpulan. Sebagai kegiatan akhir, maka peneliti melakukan evaluasi pemahaman konsep siswa untuk mengetahui sejauah mana tujuan to usersiswa terhadap materi yang telah pembelajaran tercapai dan commit pemahaman 48
perpustakaan.uns.ac.id
disampaikan.
digilib.uns.ac.id
Setelah
selesai
melakukan
evaluasi,
maka
peneliti
menyampaikan materi untuk pertemuan selanjutnya. c. Tahap Observasi Pada tahap observasi yang bertindak sebagai observer/ pengamat adalah guru kelas dan peneliti. Observer mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru selama pembelajaran menggunakan multimedia interaktif. Aktivitas yang diamati berdasarkan lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Hasil observasi aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran, kemudian dibandingkan dan disesuaikan dengan perolehan nilai pemahaman konsep siswa. Selain menggunakan lembar observasi, peneliti juga menggunakan foto dan rekaman kamera foto untuk melihat kembali pembelajaran yang telah dilaksanakan. Berikut uraian hasil observasi pada Siklus I: 1) Pertemuan 1 Siklus I a) Hasil Observasi Aktivitas Siswa (hasil observasi pada lampiran 12) Aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan multimedia interaktif yang sudah baik meliputi: (a) perhatian siswa terhadap penjelasan guru dan tampilan multimedia interaktif; (b) keantusiasan mengikuti pelajaran; (c) konsentrasi dalam pembelajaran; (d) keberanian untuk bertanya jika kurang jelas; (e) ketertarikan terhadap media yang digunakan guru. Aktivitas siswa yang masih cukup baik dan perlu diperbaiki meliputi; (a) keaktifan siswa dalam pembelajaran; (b) kemampuan siswa untuk mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan guru dengan benar; (c) interaksi yang positif antar siswa; (d) kemampuan siswa untuk mengumpulkan data melalui tampilan multimedia intaeraktif; (e) tanggung jawab siswa terhadap tugas dan evaluasi dari guru. Aktivitas siswa yang masih kurang dan harus diperbaiki meliputi: (a) keterlibatan siswa dalam penggunaan multimedia interaktif; (b) keterampilan siswa dalam mengoperasikan multimedia interaktif; dan (c) kejujuran siswa dalam mengerjakan evaluasi. commit to user 49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran, penggunaan multimedia interaktif dapat menarik perhatian, keantusiasan dan konsentrasi siswa dalam mengikuti pelajaran. Semua siswa memperhatikan
dan
mendengarkan
penjelasan
peneliti
tampilan
multimedia interaktif. Dari tampilan multimedia interaktif, mereka dapat mengumpulkan data tentang materi yang disampaikan. Namun, siswa kurang tanggap terhadap pertanyaan dari peneliti. Siswa yang antusias dan dapat menjawab pertanyaan dari guru hanya siswa itu-itu saja. Siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran dan terlibat untuk mengoperasikan multimedia interaktif, juga masih sangat sedikit. Hanya 7 siswa yang mau terlibat untuk mengoperasikan multimedia interaktif di depan kelas, sedangkan siswa yang lain masih ragu-ragu. Keterampilan siswa dalam mengoperasikan multimedia interaktif masih sangat kurang, untuk mengklik saja siswa masih ragu dan kurang tepat sehingga peneliti harus membimbing siswa satu per satu untuk mengoperasikan multimedia interaktif. Interaksi yang terjalin antara peneliti dengan siswa sudah baik. Siswa juga mematuhi perintah yang diberikan oleh peneliti, misalnya: peneliti menyuruh siswa untuk menuliskan jawaban di depan kelas, dsb. Interaksi antara media dengan siswa juga sudah baik, hal itu ditunjukkan dengan adanya kemauan siswa untuk mendengarkan dan memperhatikan tampilan multimedia interaktif yang menyampaikan materi. Selain itu, antara siswa yang satu dengan siswa yang lain juga terdapat interaksi yang positif meskipun masih kurang, misalnya: pada saat guru memberi waktu tenggang untuk menjawab pertanyaan, maka siswa satu bangku saling berdiskusi tentang jawaban tersebut dan jika ada siswa yang menjawab pertanyaan kurang tepat, maka siswa yang lain membenarkan jawaban tersebut, meskipun terkadang mereka masih saling mengejek dan menyalahkan. Tanggung jawab siswa untuk mengerjakan evaluasi pemahaman to usersiswa masih mengeluh dalam konsep masih kurang.commit terkadang 50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengerjakannya.
Kejujuran
siswa
dalam
mengerjakan
evaluasi
pemahaman konsep juga sangat kurang. Masih ada 5 siswa yang berusaha menyontek dari buku atau kertas dan 7 siswa yang melirik jawaban teman. Oleh karena itu, kejujuran siswa dalam mengerjakan evaluasi pemahaman konsep harus diawasi. b) Observasi Kinerja Guru (hasil observasi pada lampiran 13) Kinerja guru dalam pembelajaran
menggunakan multimedia
interaktif sudah baik. Sebelum memulai pembelajaran, peneliti yang bertindak sebagai guru selalu melakukan persiapan baik dalam mempersiapan RPP, ruang kelas, materi, media, dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. Media yang digunakan menarik perhatian dan rasa ingin tahu siswa sehingga, antusias mengikuti pembelajaran. Peneliti mampu mengoperasikan multimedia interaktif dengan lancar. Peneliti juga melibatkan siswa dan memberikan bimbingan kepada siswa untuk mengoperasikan multimedia interaktif. Namun, dalam melibatkan siswa yang terlibat dalam mengoperasikan multimedia interaktif masih sangat kurang, hanya 7 siswa yang terlibat. Selain itu, peneliti terkadang juga mengoperasikan multimedia interaktif sendiri. Peneliti masih kurang melibatkan siswa dalam tanya jawab baik secara lisan maupun tertulis untuk memantau kemajuan dan pemahaman siswa selama proses. Peneliti juga kurang melibatkan siswa dalam pengambilan kesimpulan karena hanya 2 siswa yang terlibat. Peneliti sudah bersikap terbuka, perhatian, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika kurang jelas. Peneliti juga memberikan motivasi baik kepada siswa yang aktif maupun tidak aktif, tetapi pemberian penguatan masih kurang. Pada akhir pembelajaran, selalu diadakan evaluasi pemahaman konsep untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran yang sudah tercapai. Penyusunan evaluasi pemahaman konsep, sudah disesuaikan dengan materi yang diajarkan dan indikator yang telah ditetapkan. Adapun kinerja guru/ peneliti yang perlu commit to user diperbaiki yaitu: (a) melibatkan siswa dalam penggunaan media 51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pembelajaran; (b) memantau kemajuan belajar/ pemahaman konsep siswa selama proses; (c) melibatkan siswa dalam mengambil kesimpulan. 2) Pertemuan 2 Siklus 1 a) Hasil Observasi Aktivitas Siswa (hasil observasi pada lampiran 17) Aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan multimedia interaktif pertemuan 2 siklus I lebih baik dan meningkat dari pertemuan 1 siklus I. Siswa yang terlibat aktif dalam penggunaan multimedia interaktif sudah lebih meningkat dari pertemuan 1, yaitu dari 7 siswa yang aktif meningkat menjadi 19 siswa. Keterampilan siswa dalam mengklik dan mengoperasikan multimedia interaktif sudah lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Pada saat peneliti menayangkan tampilan multimedia interaktif, perhatian dan kemampuan siswa untuk mendengarkan penyampaian materi masih baik. Namun, lama kelamaan perhatian dan konsentrasi siswa dari awal sampai akhir pembelajaran mulai menurun. Dari hasil pengamatan, ada 8 siswa dalam satu kelas yang mulai kurang memperhatikan bahkan ngobrol dengan teman lain. Selain itu, ada 3 siswa mulai bosan dan keluar kelas dengan alasan ke belakang. Meskipun dari hasil observasi terlihat konsentrasi dan perhatiannya dalam mengikuti pembelajaran menurun, tetapi kemampuan siswa untuk mengumpulkan data dari tampilan multimedia interaktif sudah lebih baik dari sebelumnya. Hal itu dapat dilihat dari meningkatnya jumlah siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar, meskipun masih terdengar sahut-sahutan. Dalam pembelajaran pertemuan 2, peneliti juga melibatkan siswa untuk menjelaskan kembali materi yang disampaikan oleh multimedia interaktif. Interaksi yang positif antar siswa mulai terlihat baik, misalnya: jika ada siswa yang tidak berani maju ke depan kelas pada saat gilirannya maju, maka peneliti dan siswa yang lain berusaha memberi semangat agar dia mau maju ke depan. commit to user 52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tanggung jawab siswa untuk mengerjakan evaluasi pemahaman konsep sudah baik, mereka tidak mengeluh untuk mengerjakannya. Kejujuran siswa dalam mengerjakan evaluasi juga lebih baik dari pertemuan 1. Pada pertemuan 2, tidak ada siswa yang menyontek dari buku, tetapi masih ada 5 siswa yang berusaha menyontek jawaban teman. Oleh karena itu, peneliti harus sigap dengan perbuatan siswa yang kurang baik tersebut. Aktivitas siswa yang masih perlu diperbaiki yaitu: (a) konsentrasi siswa dalam pembelajaran; (b) kemampuan mengemukakan pendapat/ jawaban dengan bahasa yang benar; (c) keterlibatan menggunakan multimedia interaktif; (d) keterampilan mengoperasikan multimedia interaktif; (e) kejujuran mengerjakan evaluasi. b) Hasil Observasi Kinerja Guru (hasil observasi pada lampiran 18) Kinerja guru dalam pembelajaran menggunakan multimedia interaktif lebih meningkat dari pertemuan sebelumnya. Peneliti sudah lebih matang dalam persiapan dan pelaksanaan tindakan. Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti sudah lebih banyak melibatkan/ mengaktifkan siswa. Siswa yang aktif dalam pembelajaran tidak hanya itu-itu saja, melainkan sudah hampir menyeluruh. Peneliti juga membimbing siswa untuk mengoperasikan multimedia interaktif dengan sabar dan melibatkan siswa untuk menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan oleh multimedia interaktif. Peneliti juga lebih banyak menyampaikan pertanyaan untuk memantaui pemahaman konsep siswa, misalnya: sebutkan lapisan-lapisan tanah!, sebutkan ciri-ciri lapisan tanah atas!, dsb. Pertanyaan tersebut juga diulang-ulang sampai siswa benar dalam menjawab. Peneliti juga lebih terbuka dan perhatian terhadap siswa. Peneliti juga sudah lebih banyak memberikan motivasi kepada siswa. Dalam pengambilan kesimpulan, peneliti juga sudah lebih banyak melibatkan siswa. Setiap akhir pembelajaran, peneliti juga melaksanakan evaluasi pemahman konsep yang sudah disesuaikan dengan tujuan, materi, dan commit to user 53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
indikator yang telah ditetapkan. Kinerja guru (peneliti) perlu ditingkatkan dalam melibatkan siswa untuk mengambil kesimpulan. d. Refleksi Data hasil observasi dari guru kelas dan peneliti dikumpulkan untuk dianalisis dan direfleksikan bersama-sama. Pembahasan hasil observasi, dilakukan untuk mengetahui kekurangan dalam pembelajaran untuk diperbaiki, sedangkan yang sudah baik dipertahankan bahkan ditingkatkan. Berdasarkan hasil
observasi
yang dilaksanakan
selama
pelaksanaan
pembelajaran
menggunakan multimedia interaktif menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa maupun kinerja guru dalam pembelajaran. Hasil refleksi selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Pertemuan 1 Siklus I Selama pembelajaran berlangsung, aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran sudah baik. Aktivitas siswa yang perlu diperbaiki yaitu: (a) keterlibatan siswa dalam penggunaan multimedia interaktif; (b) keterampilan siswa dalam mengoperasikan multimedia interaktif; dan (c) kejujuran siswa dalam mengerjakan evaluasi. Untuk memperbaiki aktivitasaktivitas siswa tersebut, maka perlu perbaikan kinerja guru (peneliti) yaitu dalam: (a) melibatkan siswa dalam penggunaan multimedia interaktif; (b) melibatkan siswa dalam mengambil kesimpulan; (c) memantau kemajuan belajar/ pemahaman konsep konsep selama proses pembelajaran. Dalam memperbaiki aktivitas siswa mapun kinerja peneliti yang bertindak sebagai guru, maka observer dan peneliti mengadakan diskusi. Hasil diskusi untuk memperbaiki aktivitas siswa tersebut yaitu: (a) siswa diberi giliran untuk aktif dalam pembelajaran, baik dalam menjawab pertanyaaan, menggunakan maupun mengoperasikan multimedia interaktif; (b) siswa menjelaskan materi yang disampaikan oleh multimedia interaktif kepada teman yang lain; (c) peneliti harus sabar dalam membimbing siswa mengoperasikan multimedia interaktif; (d) mewaspadai siswa yang menyontek dengan mengingatkan siswa agar senantiasa berbuat jujur; (e) commitpencahayaan to user menutup pintu untuk mengurangi yang terlalu terang. 54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam pembelajaran, peneliti sudah menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran yang digunakan bervariasi, meliputi: tanya jawab, penugasan, pengamatan gembar, diskusi klasikal, dan ceramah bervariasi. Penggunaan multimedia interaktif dapat menarik perhatian siswa sehingga mereka antusias, konsentrasi, dan memperhatikan materi yang disampaikan. Dari tampilan multimedia interaktif,
siswa
dapat
mengumpulkan
data
tentang materi
yang
disampaikan, sehingga mereka mampu untuk menjawab pertanyaan dari peneliti baik selama proses maupun mengerjakan evaluasi. Hasil analisis pemahaman konsep lapisan bumi dan lapisan atmosfer, pada soal evaluasi dapat dijelaskan pada tabel 4.1 (data selengkapnya pada lampiran 14) Tabel 4.1 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus I Indikator
Soal Pilihan Ganda
7.1.1 Menyebutkan lapisan-lapisan bumi. 7.1.2 Membedakan lapisan kerak bumi dan mantel bumi
Soal Uraian
27 siswa menjawab 24 siswa menyebutkan benar dan benar. lengkap, 5 siswa hanya menyebutkan 2 lapisan. 12 siswa menjawab 3 siswa membedakan lengkap benar dan benar, 1 siswa membedakan 2 tetapi kurang lengkap, 18 siswa hanya membedakan 1 ciri saja, dan 7 siswa menjawab tidak sesuai. 7.1.3 Membedakan ciri- 12 siswa dapat 4 siswa menjawab lengkap dan lapisan inti bumi. menjawab benar. benar, 4 siswa hanya menyebutkan 2 ciri pada inti bumi dalam, 12 siswa hanya menyebutkan 1 ciri saja, dan 9 siswa menjawab tidak sesuai. 7.1.4 Mengurutkan 19 siswa menjawab 10 siswa dapat menyebutkan lapisan-lapisan benar dengan urut dan lengkap, 14 siswa atmosfer. kurang lengkap, dan 5 siswa menyebutkan lapisan bumi. 7.1.5 Menyebutkan 26 siswa dapat 10 siswa dapat menyebutkan 2 manfaat lapisan menjawab benar. commit to user manfaat, 16 siswa menyebutkan 1 atmosfer bagi bumi.
55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
manfaat, dan 3 siswa tidak sesuai. Dari tabel 4.1, maka dapat dijelaskan lagi sebagai berikut: 7.1.1 Menyebutkan lapisan-lapisan bumi Untuk soal pilihan ganda dengan menjodohkan, 27 siswa dapat menjawab benar. Untuk menjawab soal uraian, hanya 5 siswa yang menyebutkan kurang lengkap, hanya menyebutkan 2 atau 3 lapisan saja. Mereka tidak menyebutkan lapisan atmosfer dan kerak bumi. Tiga dari 5 siswa yang menjawab tidak sesuai, yaitu hasyim, kriswanto, dan wahyu kurang lancar membaca dan menulis. 7.1.2 Membedakan lapisan kerak bumi dan mantel bumi Dalam soal pilihan ganda, 12 siswa menjawab benar. Untuk soal uraian, hanya 3 siswa yang bisa menjawab benar dan lengkap, sedangkan siswa yang lain hanya bisa menyebutkan 1 ciri, karena tampilan multimedia interaktif hanya menjelaskan 1 ciri, 7 siswa yang menjawab kurang sesuai karena mereka agak lemah dalam berfikir. 7.1.3 Membedakan ciri-lapisan inti bumi. Soal pilihan ganda dapat dijawab benar oleh 26 siswa. Sedangkan soal uraian, hanya Ada 12 siswa yang dapat menjawab pertanyaan dari soal pilihan ganda. Untuk soal uraian, hanya dapat dijawab benar dan lengkap oleh 4 siswa, sedangkan 4 siswa yang lain hanya menyebutkan 2 ciri pada inti bumi dalam dan 1 ciri pada lapisan inti bumi luar, 12 siswa hanya menyebutkan 1 ciri saja, dan 9 siswa menjawab tidak sesuai. Sedikitnya siswa yang mampu menjawab soal membedakan
disebabkan
siswa
belum
pernah
mendapatkan
pertanyaan itu sebelumnya, mereka kurang mengerti maksud soal. Selain itu, tampilan multimedia interaktif dan peneliti hanya menyebutkan ciri-cirinya dan tidak menyebutkan perbedaan keduanya, 7.1.4 Mengurutkan lapisan-lapisan atmosfer. Sembilan belas siswa dapat menjawab pertanyaan pada soal pilihan ganda dengancommit benar.to user Sepuluh siswa dapat menyebutkan 56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan urut dan lengkap, 14 siswa kurang lengkap, dan 5 siswa menyebutkan lapisan bumi, sebagian dari mereka tidak menuliskan lapisan troposfer dan stratosfer. Kemungkinan mereka lupa karena namanya sulit. Sedangkan 5 siswa yang menjawab kurang sesuai adalah siswa yang sama, mereka menyebutkan lapisan bumi. 7.1.5 Menyebutkan manfaat lapisan atmosfer bagi bumi. Dalam soal pilihan ganda, ada 26 siswa yang menjawab benar. Dalam soal uraian, hanya ada 10 siswa yang bisa menyebutkan 2 manfaat dengan benar dan lengkap. Enam belas siswa hanya menyebutkan 1 manfaat saja. Hal itu disebabkan karena tampilan multimedia interaktif hanya menjelaskan 1 manfaat saja. Dari hasil analisis pemahaman konsep lapisan bumi dan atmosfer tersebut, maka indikator yang perlu ditingkatkan: (a) menmbedakan lapisan kerak bumi dan mantel bumi; (b) membedakan ciri-ciri lapisan inti bumi. Ketercapaian dua indikator tersebut masih kurang dibandingkan indikator yang lain, hal itu dapat dilihat dari jumlah siswa yang dapat menjawab pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, kedua indikator itu dapat dituliskan lagi pada siklus II dengan soal yang berbeda. Meskipun masih ada indikator yang belum tercapai secara maksimal, tetapi indikator kinerja untuk pertemuan 1 siklus I sudah tercapai. Berdasarkan penilaian evaluasi pemahaman konsep lapisan-lapisan bumi dan lapisan atmosfer, diperoleh nilai rata-rata kelas 68,62 dengan persentase ketuntasan klasikal mencapai 72% atau 21 siswa mendapatkan nilai di atas KKM/ ≥65. (daftar nilai selengkapnya pada lampiran 15). Nilai pemahaman konsep pertemuan 1 siklus I dapat disajikan dalam daftar frekuensi tabel 4.2 Tabel 4.2 Daftar Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus 1
1. 2. 3.
Interval 33 – 40 41 – 48 49 – 56
Nilai Tengah 36,5 44,5 52,5to user commit 57
Frekuensi 3 2 2
Persentase 10% 7% 7%
perpustakaan.uns.ac.id
4. 5. 6. 7. 8.
57 – 64 65 – 72 73 – 80 81 – 88 89 – 96 Jumlah
digilib.uns.ac.id
60,5 68,5 76,5 84,5 92,5
1 7 7 5 2 29
4% 24% 24% 17% 7% 100%
Dari daftar frekuensi tabel 4.2, dapat disajikan dalam gambar 4.1
Frekuensi 8 6 4 2 0 Interval 33 – 40 41 – 48 49 – 56 57 – 64 65 – 72 73 – 80 81 – 88 89 – 96
Interval
Gambar 4.1 Grafik Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus I Dari grafik gambar 4.1 siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (<65) berjumlah 8 siswa, terletak pada interval 33 – 4 ada 3 siswa, 41 – 48 ada 2 siswa, interval 49 – 56 ada 2 siswa, dan interval 57 – 64 ada 1 siswa, sedangkan siswa yang lain sudah mendapatkan nilai di atas KKM. Nilai terendah pada pertemuan 1 siklus I adalah 37 dan nilai tertinggi 93. Siswa yang tidak tuntas pada pertemuan 1 siklus I yaitu: Hasyim, wahyu, Kriswanto, Galuh, Taufik, Feri, Novi, dan Khoir. 2) Pertemuan 2 Siklus I Berdasarkan hasil observasi pertemuan 2 siklus I, aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran sudah baik. Hasil refleksi pertemuan 1 siklus I yaitu dengan menggilir siswa aktif dalam pembelajaran ternyata berhasil. Peningkatan aktivitas siswa yang terlihat yaitu: (a) Siswa yang terlibat aktif dan berani commit mengoperasikan multimedia interaktif mulai to user 58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
meningkat. Dari pertemuan pertama, hanya 7 siswa yang aktif maka pertemuan kedua ini ada 19 siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran. (b) kejujuran siswa dalam mengerjakan evaluasi juga meningkat, sudah tidah ada siswa yang menyontek dari buku, meskipun masih ada yang melirik jawaban teman; (c) Kemampuan siswa untuk mengumpulkan data melalui tampilan multimedia interaktif juga meningkat. Hal itu ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah siswa yang sudah berani menjawab pertanyaan guru dengan benar. Meskipun ada peningkatan aktivitas siswa, tetapi ada juga penurunan aktivitas siswa. Adapun aktivitas siswa yang menurun dan perlu diperbaiki yaitu: (a) konsentrasi siswa dalam pembelajaran; (b) kemampuan mengemukakan pendapat/ jawaban dengan bahasa yang benar; (c) keterlibatan menggunakan multimedia interaktif; (d) keterampilan mengoperasikan multimedia interaktif; (e) kejujuran mengerjakan evaluasi. Pada awal pembelajaran pertemuan 2 siklus I, siswa masih konsentrasi, memperhatikan, dan mendengarkan dengan seksama penjelasan materi yang disampaikan. Namun, konsentrasi siswa dari awal sampai akhir pembelajaran mulai menurun. Pada saat peneliti menayangkan tampilan multimedia interaktif yang kedua, ada 7 siswa yang ngobrol dengan teman yang lain dan 3 siswa mulai bosan dan ingin keluar kelas dengan alasan ke belakang. Setelah dianalisis, penyebab turunnnya konsentrasi siswa dan munculnya kebosanan siswa, yaitu: (a) siswa sudah lelah karena jam pelajaran terakhir; (b) terganggu suasana di luar kelas yang sudah pulang; (c) siswa sudah mulai bosan kemungkinan karena kurang aktivitas secara individual. Untuk mengatasi penurunan aktivitas siswa, maka observer dan peneliti
berdiskusi
merencanakan
perbaikan.
Hasil
diskusi
menyimpulkan: (a) untuk mengoptimalkan penggunaan multimedia interaktif secara kelompok; (b) pemberian lembar kerja kelompok untuk, commit to user hal itu dimaksudkan untuk melatih tanggung jawab siswa, memperbaiki 59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
aktivitas siswa, dan meningkatkan pemahaman konsep; (c) untuk meningkatkan kejujuran siswa maka untuk pertemuan selanjutnya tas diletakkan di depan kelas. Dari hasil evaluasi, peneliti melakukan analisis pemahaman konsep dan ketercapaian indikator. Berikut hasil analisis pemahaman konsep siswa tentang
lapisan tanah dan pembentukan batuan sesuai
indikator produk, pada tabel 4.3: (data selengkapnya pada lampiran 19) Tabel 4.3 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus 1 Indikator Produk
Soal Pilihan Ganda
7.2.1 Menyebutkan 25 siswa menjawab benar lapisan-lapisan tanah 7.2.2 Membedakan ciri- Pebedaan tanah lapisan ciri lapisan tanah atas dan lapisan bawah 23 siswa menjawab benar Perbedaan lapisan bahan induk tanah dan tanah lapisan atas 19 siswa menjawab benar tentang ciri lapisan bahan induk tanah! 7.2.3Menyebutkan 24 siswa menjawab benar jenis-jenis batuan 7.2.4 Mengelompokkan 18 siswa menjawab benar batuan beku
Soal Uraian 25 siswa menjawab benar dan lengkap dan 4 siswa hanya menyebutkan 2 lapisan tanah. 10 siswa menjawab benar, 15 siswa kurang lengkap, dan 4 siswa menjawab tidak sesuai. 2 siswa menyebutkan 2 ciri benar dan lengkap, 7 siswa kurang lengkap, 17 siswa menyebutkan 1 ciri, dan 3 siswa menjawab tidak sesuai. 25 siswa menjawab benar dan 4 siswa kurang lengkap. 12 siswa menjawab benar, siswa yang lain kurang tepat.
Dari tabel 4.3 dapat dijelaskan lagi sebagai berikut: 7.2.1 Menyebutkan lapisan-lapisan tanah Pada soal pilihan ganda, ada 25 siswa menjawab benar. Pada soal uraian, 25 siswa juga dapat menyebutkan lapisan tanah dengan benar dan lengkap, sedangkan 4 siswa hanya menyebutkan 2 lapisan, mereka tidak menyebutkan lapisan bahan induk tanah. 7.2.2 Membedakan ciri-ciri commit lapisan to tanah user 60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk membedakan tanah lapisan atas dan tanah lapisan bawah, 23 siswa menjawab benar pada soal pilihan ganda. Pada soal uraian, 10 siswa membedakan dengan benar dan lengkap, siswa yang lain menjawab kurang lengkap, dan 4 siswa menjawab asal-asalan. Untuk membedakan lapisan bahan induk tanah dengan tanah lapisan atas, pada soal pilihan ganda ada 10 siswa menjawab benar. Pada soal uraian, hanya 2 siswa menjawab benar dan lengkap, sedangkan siswa yang lain kurang lengkap bahkan ada yang kurang sesuai dengan pertanyaan. 7.2.3 Menyebutkan jenis-jenis batuan Pada soal pilihan ganda, 24 siswa yang menjawab benar. Pada soal uraian, ada 25 siswa yang dapat menyebutkan 3 jenis batuan berdasarkan proses pembentukannya. Sedangkan 4 siswa yang lain hnaya menyebutkan batuan beku dan endapan, mereka tidak menyebutkan batuan metamorf, karena namanya sulit. 7.2.4 Mengelompokkan batuan beku Pada soal pilihan ganda ada 18 siswa yang menjawab benar. Pada soal uraian, 12 siswa dapat mengelompokkan batu ke dalam batuan beku, sedangkan siswa yang lain masih terdapat kekeliruan dan kurang tepat. Bahkan ada 7 siswa yang menjawab tidak sesuai, yaitu: Hasyim, Wahyu, Arum, Hery, Feri, Agung dan Vivi. Berdasarkan hasil analisis pemahaman konsep tentang lapisan tanah dan pembentukan batuan, indikator yang perlu ditingkatkan yaitu: (a) membedakan ciri-ciri lapisan tanah; (b) mengelompokkan batuan beku. Pada siklus perbaikan, kedua indikator itu dapat dimunculkan dengan tingkat kesulitan soal yang berbeda. Meskipun masih ada beberapa indikator yang belum tercapai secara optimal, tetapi hasil penilaian pemahaman konsep struktur bumi sudah mencapai indikator kinerja yang ditentukan. Dari hasil evaluasi pemahaman konsep pertemuan 2 siklus I tentang lapisan-lapisan tanah dan jenis-jenis batuan, diperoleh nilai rata-rata commit to user klasikal mencapai 72% atau 21 kelas 75,03 dengan persentase ketuntasan 61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dari 29 siswa mendapatkan nilai ≥65. (Daftar
nilai selengkapnya pada
lampiran 20). Nilai pemahaman konsep pertemuan 2 siklus I disajikan dalam daftar frekuensi tabel 4.4 Tabel 4.4 Daftar Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus I No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Interval 45 – 51 52 – 58 59 – 65 66 – 72 73 – 79 80 – 86 87 – 93
Nilai Tengah 48 55 62 69 76 83 90 Jumlah
Frekuensi 3 2 3 1 5 8 7 29
Persentase 10% 7% 10% 4% 17% 28% 24% 100%
Data tabel 4.4 dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 4.2
Frekuensi 10 8
6 4
2 0 51–58 73–79 59–65 80–86 45 – 51 45–51 52 – 58 59 – 65 66 – 72 73 – 79 66–72 80 – 86 87 – 93 87 –93
Interval
Gambar 4.2 Grafik Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus 1 Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM(<65) berada pada interval 45 – 51 ada 3 siswa, 52 – 58 ada 2 siswa, dan interval 59 – 65 ada 3 to siswa. commit userSedangkan siswa yang lain sudah 62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mendapatkan nilai di atas KKM ≥65. Pada interval 59 – 65, siswa mendapkan nilai 60, 63, 63, dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai 65. Nilai terendah pada pertemuan 2 siklus 1 adalah 47 dan nilai tertinggi 93. Siswa yang tidak tuntas pada pertemuan ini yaitu: Hasyim, Wahyu, Kriswanto, Galuh, Arum, Antika, Agung, dan Hery. Dari nilai pemahaman konsep struktur bumi pada pertemuan 1 dan 2 siklus I maka indikator kinerja siklus I dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 70% sudah tercapai. Nilai rata-rata petemuan 1 ke pertemuan 2 mengalami peningkatan, yaitu pada pertemuan 1 nilai rata-rata kelas hanya 68,62 maka pada pertemuan 2 meningkat menjadi 75,03 (daftar perbandingan nilai pemahaman konsep siswa pertemuan 1 dan 2 siklus I pada lampiran 21). Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan pertemuan 1 dan 2 sama yaitu 21 siswa mendapatkan niali di atas KKM (≥65) atau persentase ketuntasan klasikal mencapai 72%. Berikut daftar frekuensi perbandingan nilai pertemuan 1 dan 2 siklus I, pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Struktur Bumi Pertemuan 1 dan 2 Siklus 1 No
Interval
1 2 3 4 5 6 7 8 9
32 – 38 39 – 45 46 – 52 53 – 59 60 – 66 67 – 73 74 – 80 81 – 87 88 – 94 Jumlah
Frekuensi Pertemuan 1 Siklus I 1 3 2 1 1 10 4 5 2 29
Frekuensi Pertemuan 2 Siklus I 3 2 3 2 6 10 3 29
Dari tabel 4.5 dapat disajikan dalam bentuk grafik gambar 4.3 Frekuensi 10 8
commit to user 63
6 Pertemuan 1 4
Pertemuan 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Interval Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Struktur Bumi Pertemuan 1 dan 2 Siklus 1 Dari
gambar 4.3 maka dapat dilihat adanya peningkatan nilai
pemahaman konsep struktur bumi dari pertemuan 1 ke pertemuan 2. Nilai tertinggi pada masing-masing pertemuan sama, yaitu 93. Namun, nilai terendah pertemuan 1 dan 2 berbeda. Pada pertemuan1, nilai terendahnya 37 sedangkan pertemuan 2 nilai terendah 47. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (<65) pada pertemuan 1 dan 2 sama, yaitu ada 8 siswa dengan persentase ketuntasan klasikal mencapai 72%. Pada pertemuan 2 nilai siswa terlihat menurun pada interval 32 – 38, 39 – 45, 67 – 73, dan mengalami peningkatan pada interval yang lain, sehingga nilai rata-rata kelas pada pertemuan 2 lebih meningkat. Pada interval 60 – 66, tidak ada siswa yang mendapatkan nilai >65. Dari hasil tindakan, ada 8 siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (<60), emat dari 8 siswa tersebut yaitu: Hasyim, Wahyu, Kriswanto, dan Galuh tidak tuntas pada setiap pertemuan siklus I. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa, konsentrasi siswa pada pertemuan 2 lebih lebih menurun dari pertemuan 1 tetapi nilai rata-rata kelas pertemuan 2 lebih meningkat dari pertemuan 1. Kemungkinan-kemungkinan yang mempengaruhi peningkatan nilai rata-rata kelas siswa pada pertemuan 2 ini yaitu: (a) kemampuan siswa untuk mengumpulkan data sudah lebih baik dari pertemuan sebelumnya, (b) soal yang diberikan oleh peneliti pada pertemuan 2 terlalu mudah dan kurang kompleks, (c) pada pertemuan 2 peneliti mengulang-ulang pertanyaan tentang pemahaman konsep. commit to user 64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari hasil evaluasi pemahaman konsep pertemuan 1 dan 2 siklus I, maka dapat dikatakan bahwa indikator kinerja siklus I (persentase ketuntasan klasikal mencapai 70%) sudah tercapai. Dari tindakan dan nilai pemahaman konsep struktur bumi pada siklus I, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: “Penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011”. Meskipun indikator kinerja siklus 1 sudah tercapai dan terdapat peningkatan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V, tetapi masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan lagi yaitu: (a) aktivitas siswa yang dalam pembelajaran, (b) indikator produk yang belum tercapai secara optimal, (c) prosentase ketuntasan klasikal. Oleh karena itu, penelitian perlu dilanjutkan pada siklus II untuk mencapai persentase ketuntasan klasikal sebesar 80%. 3. Deskripsi Siklus II a. Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi dan analisis pemahaman konsep struktur bumi siklus I diketahui bahwa indikator yang disusun berdasarkan kata kerja operasional ranah kognitif tingkat C1 dan C2 sudah tercapai, meskipun masih ada beberapa siswa yang belum optimal, tetapi secara klasikal indikator kinerja siklus I sudah tercapai sehingga, peneliti melanjutkan perbaikan pada siklus II. Pada
siklus
II
peneliti
memperbaiki
kekurangan-kekurangan
pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan menyusun RPP dengan SK, KD, materi, dan media yang sama, tetapi pencapaian indikator berbeda. Indikator yang akan dicapai pada siklus II lebih tinggi lagi tingkatannya dari siklus I. Jika pada siklus I pencapaian indikator ranah kognitif hanya sampai pada tingkat C1 dan C2, maka untuk siklus II pencapaian indikator yaitu tingkat C1, C2, dan C3. Indikator yang belum tercapai secara optimal pada siklus I dapat dimantapkan lagi pada siklus II, dengan bentuk soal yang berbeda. Soal evaluasi pemahaman konsep siklus II berbeda dengan evaluasi siklus I. Soal user yang sudah dimunculkan pada commit siklus I to tidak dimunculkan lagi pada siklus II. 65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berikut perencanaan yang dilakukan peneliti: 1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk pertemuan 1 dan pertemuan 2 siklus II. (RPP pertemuan 1 pada lampiran 22 dan RPP pertemuan 2 pada lampiran 27). 2) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran (lembar observasi pada lampiran 23, 24, 28, dan 29) 3) Mempersiapkan perlengkapan multimedia interaktif yang akan digunakan, yaitu: Laptop yang sudah berisi materi dari CD Pembelajaran interaktif IPA kelas V SD/ MI dan rol (foto perlengkapan multimedia pada lampiran 38). b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan siklus II, peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tahap perencanaan dan perbaikan dari siklus I. Pelaksanaan pembelajaran siklus II, dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, masingmasing pertemuan 2 jam pelajaran (2X35 menit). Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 mengoptimalkan penggunaan multimedia interaktif secara berkelompok. Adapun pelaksanaan pembelajarannya adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan 1 Siklus II Pertemuan 1 siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 2 Februari 2011. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun (RPP pada lampiran 22). Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai guru sekaligus sebagai pengamat. Pada kegiatan awal pembelajaran, peneliti sebagai guru melakukan persiapan pembelajaran, yaitu: a) Mempersiapkan mental dan psikis siswa untuk mengikuti pembelajaran. b) Menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. c) Mengadakan tanya jawab tentang materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Misalnya: ada berapa jumlah lapisan bumi?, sebutkan lapisan-lapisan bumi!, dsb Adapun indikator yang akan dicapai pada pertemuan 1 siklus II yaitu: Indikator : a) Kognitif
commit to user 66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(1)Produk 7.1.1 Mengurutkan lapisan-lapisan bumi. 7.1.2 Menyebutkan ciri-ciri lapisan bumi. 7.1.3 Mengurutkan lapisan-lapisan atmosfer 7.1.4 Memperkirakan dampak jika bumi tidak dilindungi lapisan atmosfer (2)Proses 7.1.5 Mengumpulkan data tentang ciri-ciri lapisan bumi. 7.1.6 Mengumpulkan data tentang ketebalan masing-masing lapisan bumi. 7.1.7 Mengumpulkan data tentang urutan lapisan atmosfer. b) Afektif (1)Perilaku berkarakter : kejujuran, keaktifan dalam pembelajaran dan tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. (2)Keterampilan sosial : bertanya, menjawab pertanyaan, mendengarkan dan memperhatikan materi yang disampaikan. c) Psikomotor Terampil menggunakan multimedia interaktif untuk mengumpulkan data tentang ciri-ciri dan urutan lapisan bumi serta urutan lapisan atmosfer.. Pada pertemuan 1 siklus II ini, metode yang digunakan dalam pembelajaran yaitu: metode tanya jawab, diskusi (kelompok), ceramah bervariasi, dan penugasan. Pembelajaran dimulai dengan tanya jawab tentang materi sebelumnya. Setelah tanya jawab, peneliti memberi petunjuk siswa untuk berkelompok dan menjelaskan tugas kelompok. Satu kelompok terdiri dari 3 – 4 siswa, peneliti meyediakan 4 laptop untuk satu kelas, sehingga 1 laptop untuk 2 kelompok. Masing-masing kelompok diberi lembar kerja kelompok untuk didiskusikan dan dikerjakan secara kelompok. Pada saat siswa diskusi kelompok, peneliti memantau jalannya diskusi dan memberi bimbingan. to user 1 siklus II masih belum lancar. Pelaksanaan kerja kelompokcommit pada pertemuan 67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Siswa masih bingung menggunakan multimedia interaktif, sehingga peneliti harus membimbing satu per satu kelompok. Setelah selesai mengerjakan lembar kerja kelompok, perwakilan dari masing-masing kelompok menuliskan jawabannya di papan tulis kemudian dibahas bersama-sama. Nilai hasil kerja kelompok merupakan nilai pemahaman konsep secara kelompok kemudian diolah menjadi nilai individu anggota kelompok. Nilai individu dalam satu kelompok sama. Setelah membahas hasil diskusi kelompok, peneliti mengadakan tanya jawab, memberikan penguatan, dan mengambil kesimpulan melibatkan siswa. Setiap akhir pembelajaran, peneliti melakukan evaluasi pemahaman konsep secara individu sesuai dengan materi yang disampaikan. 2) Pertemuan 2 Siklus II Pertemuan 2 siklus II dilaksanakan pada hari Jumat, 4 Februari 2011. Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua siklus II sesuai dengan RPP yang telah disusun tahap perencanaan (RPP pada lampiran 27). Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai guru. Pada kegiatan awal, peneliti sebagai guru melakukan persiapan pembelajaran, yaitu: a) Mempersiapkan mental dan psikis siswa untuk mengikuti pembelajaran. b) Menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. c) Mengadakan tanya jawab tentang materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Misalnya: sebutkan lapisan-lapisan tanah!, sebutkan jenis-jenis batuan!, dsb Indikator : a) Kognitif (1) Produk 7.2.1 Mengurutkan lapisan-lapisan tanah 7.2.2 Menyebutkan ciri-ciri lapisan tanah 7.2.3 Menggambarkan lapisan-lapisan tanah 7.2.4 Membedakan terbentuknya batuan commit to user batuan. 7.2.5 Mengelompokkan contoh-contoh 68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(2) Proses 7.2.6 Mengumpulkan data tentang urutan lapisan tanah 7.2.7 Mengumpulkan data tentang ciri-ciri masing-masing lapisan tanah. 7.2.8 Mengumpulkan data tentang jenis-jenis batuan dan contohnya. b) Afektif (1) Perilaku berkarakter : kejujuran, keaktifan dalam pembelajaran dan tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. (2) Keterampilan sosial : bertanya, menjawab pertanyaan, mendengarkan dan memperhatikan materi yang disampaikan. c) Psikomotor Terampil menggunakan multimedia interaktif untuk mengumpulkan data tentang ciri-ciri lapisan-lapisan tanah dan penjelasan terbentuknya batuan. Pada pertemuan 2 siklus II, pembelajaran dimulai dengan tanya jawab tentang materi sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 2 masih sama dengan pertemuan 1 siklus II, yaitu siswa berkelompok dengan fasilitas berupa lembar kerja kelompok untuk masingmasing kelompok dan 1 laptop untuk dua kelompok. Pelaksanaan pertemuan
2 ini lebih baik
dari pertemuan
sebelumnya. Siswa sudah lebih mandiri, terarah, dan tanggung jawab dalam mengerjakan lembar kerja kelompok dan mengoperasikan multimedia interaktif. Peneliti yang bertindak sebagai guru hanya berkeliling dan memantau kerja kelompok siswa dan hanya membimbing siswa yang masih membutuhkan bantuan. Setelah selesai mengerjakan tugas kelompok, maka perwakilan kelompok menuliskan jawaban di depan kelas kemudia siswa kembali ke tempat duduk masing-masing Siswa bersama peneliti juga mengulas hasil kerja kelompok kemudian mengambil kesimpulannya. Setelah diambil kesimpulan, maka diadakan evaluasi pemahaman konsep tentang materi yang telah to user juga menjadi nilai individu, disampaikan. Nilai hasil commit kerja kelompok 69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sehingga nilai siswa dalam satu kelompok itu sama. Nilai hasil evaluasi pemahaman konsep individu digabungkan dengan nilai hasil kelompok sehingga menjadi nilai akhir pemahaman konsep individu siswa. c. Tahap Observasi Pada tahap observasi peneliti dan guru kelas bertindak sebagai observer/ pengamat yang mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran menggunakan multimedia interaktif. Lembar observasi yang digunakan pada siklus II sama dengan lembar observasi siklus I dengan aspek yang diamati juga sama. Observasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbaikan/ peningkatan aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran. Berikut uraian hasil observasi pelaksanaan pembelajaran siklus II: 1) Pertemuan 1 SiklusII a) Hasil Observasi Aktivitas Siswa (hasil observasi pada lampiran 23) Aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan multimedia interaktif
secara
kelompok
sangat
baik.
Dalam
pembelajaran
menggunakan multimedia interaktif secara kelompok, aktivitas siswa lebih baik dan meningkat. Peningkatan yang sangat terlihat yaitu: (a) kemampuan siswa dalam mengumpulkan data menggunakan multimedia interaktif; (b) keterampilan siswa dalam mengoperasikan multimedia interaktif; (c) keterlibatan siswa dalam penggunaan multimedia interaktif: (d) kejujuran siswa pada saat mengerjakan evaluasi. Secara keseluruhan, aktivitas siswa sudah baik dan meningkat. Konsentrasi, perhatian, dan keantusiasan siswa untuk mengikuti pelajaran sudah meningkat. Kendala pada pertemuan 1 siklus II terlihat pada saat peneliti membagi kelompok dan member tugas untuk mengerjakan lembar kerja kelompok menggunakan multimedia interaktif, karena pada pertemuanpertemuan
sebelumnya
siswa
belum
pernah
kerja
kelompok.
Kebingungna siswa pada saat dibentuk kelompok dan diberi tugas untuk berdiskusi
mengerjakan
lembar
kerja
kelompok
menggunakan
multimedia interaktif sangat terlihat. keantusiasan siswa masih terlihat. commit to user cara mengerjakan lembar kerja Siswa masih terlihat bingung bagaimana 70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kelompok dengan tampilan multimedia interaktif. Mereka hanya membiarkan tampilan multimedia tersebut berputar tanpa melihat soal kemudian mengerjakannya. Siswa baru paham cara menggunakan multimedia interaktif untuk mengerjakan lembar kerja kelompok, setelah peneliti mengunjungi satu per satu kelompok kemudian menjelaskan dan memberi contoh cara menggunakan dan mengerjakan soal pada lembar kerja kelompok. Keterampilan siswa untuk mengoperasikan multimedia interaktif sudah baik dan hanya bertanya sesekali kepada peneliti jika membutuhkan. Meskipun masih terlihat siswa yang berebut untuk mengoperasikan laptop sehingga agak mengganggu suasana belajar. Perhatian dan konsentrasi siswa lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Siswa memang terdengar agak berisik, tetapi mereka berisik dalam hal positif yaitu berdiskusi mengejakan soal evaluasi. Pada saat multimedia interaktif menampilkan materi, mereka memperhatikan dan mendengarkan dengan seksama sambil sesekali menghentikan tampilan multimedia interaktif untuk mengerjakan lembar kerja kelompok. Interaksi antara media dengan siswa lebih terlihat. Siswa menggunakan multimedia interaktif untuk mengerjakan soal pada lembar kerja kelompok sehingga terlihat interaksi yang positif antara media dengan siswa. Selain itu, interaksi antar siswa juga lebih terlihat. Teman satu kelompok melindungu jawabannya dari kelompok lain dan berusaha membantu teman sekelompoknya dengan membacakan teks dari tampilan multimedia interaktif untuk ditulis sebagai jawaban. Tanggung jawab siswa terhadap tugas kelompok dan evaluasi yang diberikan juga baik. Siswa berusaha secara maksimal mengerjakan tugas kelompok maupun evaluasi yang diberikan. Kejujuran siswa pada pertemuan ini juga lebih meningkat. Sudah tidak ada lagi siswa yang menyontek buku saat mengerjakan evaluasi. b) Hasil Observasi Kinerja Guru (hasil observasi pada lampiran 24) commit to user 71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kinerja
peneliti
yang
bertindak
sebagai
guru
dalam
pembelajaran sangat baik. Dalam hal persiapan, penggunaan media, dan pelakksanaan pembelajaran, peneliti sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memantau pemahaman siswa selama proses dan mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Pada pertemuan 1 siklus II, peneliti lebih bersikap sebagai fasilitator yang berusaha memfasilitasi siswa dan siswa sendiri yang menggali informasi, pengetahuan dari fasilitas yang diberikan peneliti. Peneliti sudah membimbing jalannya diskusi dengan baik, memberi penjelasan, bimbingan pada siswa untuk berkelompok, dan menggunakan multimedia interaktif. Kekurangan peneliti hanya pada saat menjelaskan cara kerja kelompok. Sebelum pembagian kelompok sebaiknya peneliti mendemonstrasikan terlebih dahulu cara mengerjakan lembar kerja kelompok menggunakan multimedia interaktif, tidak hanya ceramah melainkan memberi contoh langsung. Peneliti sudah melibatkan siswa dalam mengulas materi yang telah disampaikan, tanya jawab baik secara lisan maupun tertulis, dan pengambilan kesimpulan, kemudian evaluasi pemahaman konsep. 2) Pertemuan 2 Siklus II a) Hasil Observasi Aktivitas Siswa (hasil observasi pada lampiran 28) Aktivitas siswa dalam pembelajaran sangat baik dan meningkat dari pertemuan-pertemuan sebelumnya. Hampir semua aktivitas siswa meningkat. Sudah tidak ada lagi aktivitas siswa yang kurang baik dan cukup baik. Keantusiasan siswa untuk mengikuti pembelajaran sangat baik dan terlihat bersemangat mengikuti pelajaran. Hal itu ditunjukkan dengan adanya perhatian dan kemauan siswa untuk mendengarkan dengan seksama pada saat peneliti member penjelasan maupun saat multimedia interaktif mennyampaikan materi. Pada pertemuan kedua ini, sudah tidak ada lagi kendala dalam commit user berkelompok. Siswa sudah dapatto dikondisikan dan diatur dengan baik, 72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mereka belajar dari pertemuan sebelumnya. Pada saat peneliti membagikan lembar kerja kelompok dan laptop, siswa sudah tidak bingung lagi, mereka terlihat bersemangat untuk segera mengerjakan lembar kerja kelompok sambil melihat tampilan multimedia interaktif. Keterampilan siswa untuk mengoperasikan multimedia interaktif sudah jauh lebih baik dari pertemuan 1 siklus II. Siswa sudah mampu mengoperasikan dengan lancar. Dalam mengoperasikan laptop, mereka tidak berebut lagi, mereka bergiliran, saling membantu dalam satu kelompok, dan tidak mau bekerja sama dengan kelompok lain. Dalam pembelajaran, siswa memang tidak bisa diam tanpa suara. Mereka tetap bersuar, tetapia dalam hal positif yaitu berdiskusi mengerjakan lembar kerja kelompok, sehingga interaksi positif antar siswa sudah terjalin. Interaksi antara media dengan siswa sudah lebih baik. Siswa menggunakan multimedia interaktif untuk mengerjakan soal pada lembar kerja kelompok dan menyimpan materi yang disampaikan multimedia tersebut ke dalam memory mereka. Dengan demikian, kemampuan siswa untuk mengumpulkan data/ materi melalui tampilan multimedia interaktif semakin baik dan efektif untuk digunakan. Tanggung jawab siswa terhadap tugas kelompok dan evaluasi yang diberikan sudah semakin baik. Siswa berusaha secara maksimal mengerjakan tugas maupun evaluasi yang diberikan secara mandiri dan jujur. Dalam mengerjakan evaluasi, sudah tidak ada lagi siswa yang menyontek buku maupun melirik jawaban teman. b) Hasil Observasi KinerjaGuru (hasil observasi pada lampiran 29) Kinerja
peneliti
yang
bertindak
sebagai
guru
dalam
pembelajaran sangat baik. Persiapan maupun pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti sudah maksimal. Dalam pelaksanaan pembelajaran pertemuan 2, peneliti sebagai guru sudah dapat memimpin diskusi dengan baik, sehingga diskusi kelompok dapat berjalan lancar. Peneliti hanya memantau jalannnya commitmebimbing to user diskusi dan sesekali membantu/ siswa yang membutuhkan. 73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Peneliti juga sudah melibatkan siswa dalam tanya jawab, pembahasan hasil kerja kelompok, dan pengambilan kesimpulan. Pemberian pertanyaan selama proses, berkaitan dengan pemahaman konsep siswa yang sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan, misalnya: Tulislah urutan lapisan tanah dari lapisan yang paling atas! Jelaskan terbentuknya batuan malihan!, dsb. Setiap akhir pembelajaran, peneliti selalu melakukan evaluasi yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan dan indikator yang telah ditetapkan. d. Refleksi Data hasil observasi dikumpulkan untuk dianalisis dan direfleksikan. Pembahasan hasil observasi, dilakukan oleh peneliti dan guru, sehingga dapat ditemukan kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan tindakan, telah menunjukkan adanya peningkatan baik pada aktivitas siswa, kinerja guru dalam pembelajaran, maupun pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V. Berikut uraian hasil refleksi siklus II: 1)Pertemuan 1 Siklus II Strategi hasil refleksi siklus I yang mengoptimalkan penggunaan multimedia interaktif secara kelompok, ternyata berhasil dan dapat berjalan lancar. Meskipun masih ada sedikit kendala yang dihadapi. Kendala yang terjadi pada pertemuan 1 siklus II yaitu: (a) kesulitan mengkondisikan siswa untuk
berkelompok;
(b)
kebingungan
siswa
dalam
menggunakan
multimedia interaktif untuk menjawab lembar kerja kelompok. Hasil pembahasan peneliti dengan pengamat, penyebab kendala tersebut adalah: (a) siswa belum pernah dikondiskan untuk berkelompok di dalam kelas; (b) peneliti tidak memberi contoh langsung (memperagakan) terlebih dahulu penggunaan multimedia interaktif untuk mengerjakan lembar kerja kelompok, sehingga siswa terlihat bingung. Untuk mengatasi kendala yang terjadi pada pertemuan 1 siklus I, maka perbaikan yang dialkukan yaitu: (a) peneliti lebih sabar lagi dalam commit todan user mengarahkan siswa dalam mengkondisikan, membimbing, 74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berkelompok; (b) memberi contoh terlebih dahulu sebelum memberikan perintah/ tugas kepada siswa, sehingga siswa paham apa yang harus dilakukan. Secara
keseluruhan,
aktivitas
yang
meningkat
yaitu:
(a)
keterampilan siswa dalam mengoperasikan multimedia interaktif; (b) kemampuan siswa untuk mengumpulkan data melalui multimedia interaktif; (c) keterlibatan siswa dalam penggunaan multimedia interaktif; (d) kejujuran siswa dalam mengerjakan tugas dan evaluasi pemahaman konsep. Dari hasil penilaian lembar kerja kelompok, keseluruhan kelompok dapat menjawab dengan benar dan lengkap setiap pertanyaan dalam lembar kerja kelompok. Nilai rata-rata pemahaman konsep siswa secara kelompok yaitu 75,52. Semua siswa dalam kelompok mendapatkan nilai di atas KKM (nilai anggota dalam satu kelompok sama) data nilai kelompok lampiran 26. Penggunaan multimedia interaktif secara berkelompok, ternyata dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa secara kelompok dan individu daripada penggunaan multimedia interaktif secara klasikal. Hal itu dapat dilihat dari hasil analisis evaluasi pemahaman konsep struktur bumi pertemuan 1 siklus II. Hasil analisis evaluasi pemahaman konsep pada tabel 46 (data analisis pemahaman konsep pertemuan 1 siklus I pada lampiran 25) Tabel 4.6 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus II Indikator
Soal uraian
7.1.1 Mengurutkan lapisan-lapisan bumi
Hasil jawaban siswa
1.Sebutkan urutan lapisan bumi 22 siswa menjawab dari lapisan yang terluar! benar, 7 siswa kurang lengkap. 2. Sebutkan urutan lapisan bumi 12 siswa menjawab dari lapisan yang paling tebal! benar, 16 siswa kurang lengkap. 7.1.2 Menyebutkan 1.Sebutkan ciri-ciri dari: 8 siswa menjawab ciri-ciri lapisan a. lapisan inti bumi dalam benar, 13 siswa kurang bumi b. lapisan mantel bumi lengkap, dan 8 siswa menjawab tidak sesuai. commit to user 7.1.3Mengurutkan Sebutkan urutan lapisan 15 siswa menjawab 75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lapisan-lapisan atmosfer
atmosfer dari: a.lapisan yang paling tebal! b. lapisan paling dalam! 71.4 Memperkirakan Menurut kamu, apa yang terjadi dampak jika jika bumi tidak dilindungi bumi tidak lapisan atmosfer? Sebutkan 2 dilindungi saja! lapisan atmosfer
benar, 13 siswa kurang lengkap, dan 1 siswa tidak sesuai. 10 siswa menjawab tepat, 11 siswa hamua menyebutkan 2 dampak, dan 8 siswa menjawab tidak sesuai.
Dari hasil analisis indikator tabel 4.6 dapat dijelaskan lagi sebagai berikut: 7.1.1 Mengurutkan lapisan-lapisan bumi Dalam mengurutkan lapisan bumi dari lapisan yang paling luar dapat dijawab 22 siswa dengan urut dan benar. Tujuh siswa masih kurang
mengerti
dengan
soal
yang
dimaksudkan
sehingga
mengurutkannya dari lapisan inti bumi luar. Untuk mengurutkan lapisan bumi dari lapisan yang paling tebal, ada 12 siswa yang dapat menjawab dengan benar. Sedangkan 16 siswa yang lain hanya terbalik pada lapisan kerak bumi dan lapisan atmosfer, dan 1 siswa menjawab tidak sesuai soal. 7.1.2 Menyebutkan ciri-ciri lapisan bumi Dalam menyebutkan ciri-ciri lapisan mantel bumi dan lapisan inti bumi dalam, ada 8 siswa menjawab benar pada masing-masing ciri. Empat siswa dapat menyebutkan 2 ciri lapisan inti bumi dalam dan satu ciri lapisan mantel bumi. Sembilan siswa hanya menyebutkan masing-masing satu ciri, dan 1 siswa menjawab tidak sesuai. 7.1.3 Mengurutkan lapisan-lapisan atmosfer Untuk mengurutkan lapisan atmosfer dari lapisan yang paling tebal dan lapisan yang paling dalam, 15 siswa yang menjawab dengan benar dan urut. Empat siswa keliru pada lapisan kerak bumi dan atmosfer, dalam mengurutkan dari lapisan yang paling tebal. Sembilan siswa dapat mengurutkan lapisan dari yang paling dalam.
Untuk
mengurutkan lapisan yang paling dalam, siswa masih terbolak-balik. commit to user Namun, hanya 1 siswa yang menjawab tidak sesuai pertanyaan. 76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7.1.4 Memperkirakan dampak jika bumi tidak dilindungi lapisan atmosfer Untuk memperkirakan dampak jika di bumi tidak dilindungi lapisan atmosfer, maka ada 10 siswa yang dapat menyebutkan 2 dan benar. Sedangkan 11 siswa yang lain hanya bisa menyebutkan 1 dampak saja, dan 8 siswa menjawab tidak sesuai. Hasil analisis evaluasi pemahaman konsep siswa secara individu sudah baik. Meskipun masih ada beberapa indikator yang belum tercapai secara optimal, tetapi nilai hasil evaluasi pemahaman konsep pertemuan 1 siklus II menunjukkan adanya peningkatan. Nilai rata-rata pemahaman konsep siswa secara individu pertemuan 1 siklus II adalah 71,72 dengan persentase ketuntasan 82% atau ada 24 siswa mendapatkan nilai ≥65. Nilai hasil evaluasi pemahaman konsep siswa secara individu digabungkan dengan nilai pemahaman konsep secara kelompok dengan perhitungan: ((2XNilai individu)+Nilai Kelompok):3) sehingga diperoleh nilai akhir pemahaman konsep siswa secara individu. Dari hasil perhitungan tersebut, diperoleh nilai rata-rata 72,97 dengan persentase ketuntasan klasikal mencapai 82% atau 24 siswa mendapatkan nilai di atas KKM (≥65) (daftar nilai pemahaman konsep pertemuan 1 siklus II selengkapnya pada lampiran 26) dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi tabel 4.7 Tabel 4.7 Daftar Frekuensi Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus II No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Interval 46 – 52 53 – 59 60 – 66 67 – 73 74 – 80 81 – 87 88 – 94 Jumlah
Nilai Tengah 49 56 63 70 77 84 91
Frekuensi 4 1 1 11 2 7 3 29
Persentase 14% 4% 4% 37% 7% 24% 10% 100%
Dari data tabel 4.7 dapat disajikan dalam bentuk grafik gambar 4.4 commit to user 77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Frekuensi 12 10 8
6 4 2
0 46–52 53–59 60–66 74–80 67–73 81–87 81–8 7 88–94 74–80 88–94 46–52 53–59 60–66 67–73
Interval
Gambar 4.4 Grafik Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 1 siklus II Dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (<65) ada 5 siswa yang terletak pada interval 46 – 52 ada 4 siswa dan interval 53 – 59 ada 1 siswa. Sedangkan pada interval 60 – 66 ada 1 siswa yang mana siswa tersebut mendapatkan nilai 66 (di atas KKM). Nilai terendah pada pertemuan 1 siklus II adalah 50 dan nilai tertingginya adalah 92. Siswa yang idak tuntas pada pertemaun 1 siklus II ini ada 5siswa, yaitu: Hasyim, Wahyu, Arum, Kriswanto, dan Taufik. 2) Pertemuan 2 Siklus II Pelaksanaan pembelajaran pertemuan 2 siklus II lebih baik daripada pertemuan sebelumnya. Dari hasil refleksi dan pengalaman dari pertemuan sebelumnya, sudah tidak ada lagi kendala yang muncul pada pertemuan 2 siklus II ini. Siswa sudah dapat terkondisikan dengan baik dalam berkelompok. Siswa sudah tidak mengalalami kebingungan dalam mengerjakan lembar kerja kelompok menggunakan multimedia interaktif. Dalam pertemuan ini, peneliti hanya memantau kerja kelompok siswa sambil memberi bimbingan bagi siswa yang masih membutuhkan. Siswa juga sudah lebih terampil dalam mengoperasikan multimedia interaktif, mereka tidak berebut lagi untuk
mengoperasikannya.
Bahkan
mereka
commit to user 78
saling
membantu
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bekerjasama dalam kelompok. Kejujuran dan tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas dan evaluasi juga sudah meningkat. Kemampuan siswa untuk mengumpulkan data melalui multimedia interaktif juga meningkat. Hal itu dapat dilihat dari meningkatnya nilai ratarata pemahaman konsep secara kelompok menjadi 76,55. Selain nilai ratarata kelompok meningkat, nilai hasil evaluasi pemahaman konsep siswa juga meningkat. Berikut hasil analisis evaluasi pemahaman konsep siswa pada tabel 4.8 (hasil analisis pada lampiran 30) Tabel 4.8 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II Indikator
Soal uraian
7.2.1 Mengurutkan lapisanlapisan tanah 7.2.2 Menyebutkan ciri-ciri masing-masing lapisan tanah 7.2.3 Menggambarkan lapisan tanah dan keterangannya
Sebutkan urutan lapisan tanah dari lapisan yang paling atas! 1.Sebutkan ciri-ciri dari: a. tanah lapisan bawah b.lapisan bahan induk tanah Gambarkan lapisan-lapisan tanah beserta keterangannya!
7.2.4 Membedakan terbentuknya batuan
Jelaskan perbedaan terbentuknya batuan beku dan batuan endapan! dan beri contoh!
7.2.5 Mengelompokkan contoh-contoh batuan
Kelompokkan batuan di bawah ini ke dalam batuan beku, endapanmalihan. Batu basalt, marmer, obsidian, granit, konglomerat, serpih, pasir
Dari tabel 4.8 dapat dijelaskan lagi sebagai berikut: commit to user 7.2.1 Mengurutkan lapisan-lapisan tanah 79
Siswa yang menjawab benar 21 siswa menjawab benar 13 siswa menjawab benar, 13 siswa kurang lengkap. 13 siswa menjawab benar, 12 siswa kurang lengkap, dan 4 siswa tidak sesuai. 14 siswa menjawab benar, 5 siswa kurang lengkap, dan 10 siswa masih kurang benar. 9 siswa benar, 18 siswa kurang tepat, dan 2 siswa hanya 1 batu yang dikelompokkan benar.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk mengurutkan lapisan tanah dari lapisan yang paling atas, ada 27 siswa yang menjawab benar dan 8 siswa menyebutkan 2 lapisan saja, mereka tidak menyebutkan lapisan bahan induk tanah 7.2.2 Menyebutkan ciri-ciri masing-masing lapisan tanah Untuk menyebutkan cirri-ciri tanah lapisan bawah dan lapisan bahan induk tanah, ada 13 siswa yang menjawab benar. Masing-masing dari mereka dapat menyebutkan 2 ciri. Tiga siswa hanya menyebutkan 2 ciri tanah lapisan bawah dan 1 ciri bahan induk tanah. Ada 10 siswa menyebukan 1 ciri pada masing-masing, dan 3 siswa, yaitu: Arum, Wahyu, dan asyim, menjawab tidak sesuai. 7.2.3 Menggambarkan lapisan tanah dan keterangannya Untuk menggambarkan lapisan tanah dan keterangannya, 13 siswa dapat menggambar denga benar beserta keterangannya. Tiga belas siswa bisa menggambar, tetapi keterangannya kurang tepat sehingga hasilnya juga kurang memuaskan, dan 4 siswa hanya memberi keterangan tanpa gambar. 7.2.4 Membedakan terbentuknya batuan Untuk membedakan terbentuknya batuan beku dan endapan, sudah ada 14 siswa yang dapat membedakannya dengan benar beserta masing-masing contohnya. Lima siswa dapat menjelaskan batuan beku, tetapi batuan endapannya kurang tepat. Sebelas siswa yang lain hanya
menjelaskan
dan
menyebutkan
contoh
batuan
beku.
Kemungkinan, penyebab siswa kurang optimal dalam menjawab pertanyaan ini karena belum terbiasa dengan soal untuk membedakan. 7.2.5 Mengelompokkan contoh-contoh batuan Dalam mengelompokkan contoh-contoh batuan berdasarkan jenisnya, hanya ada 9 siswa yang dapat menjawab dengan benar. Kebanyakan mereka mengelompokkan batuan, konglomerat ke dalam batuan beku. Sedangkan Hasym, dan Wahyu mengelompokkan semua batuan dalam batuan beku. Kemungkinan penyebab indikator kurang commit to user optimal, peneliti kurang mengulang-ulang pertanyaan contoh batuan. 80
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Secara kelompok, pemahaman konsep siswa sudah baik dan semua indikator sudah tercapai. Tiga dari 8 kelompok mendapatkan nilai kurang maksimal, tetapi semua kelompok mendapatkan nilai di atas KKM dan nilai rata-rata
kelompok
mengalami
peningkatan
dengan
nilai
rata-rata
pemahaman konsep secara kelompok 76,55. Secara individu memang masih ada beberapa indikator yang belum tercapai secara optimal. Namun, nilai pemahaman konsep siswa secara individu sudah baik, yaitu dengan nilai rata-rata kelas 74,83 dan persentase ketuntasan klasikal mencapai 82% atau 24 siswa mendapatkan nilai ≥65. Dari gabungan dari nilai hasil pemahaman konsep secara individu dan
kelompok
dengan
perhitungan:
((2XNilai
individu)+Nilai
Kelompok):3), maka didapatkan nilai akhir rata-rata pemahaman konsep 75,40 dengan persentase ketuntasan mencapai 82% atau 24 siswa mendapatkan nilai ≥65 (data nilai selengkapnya pada lampiran 31). Nilai rata-rata hasil evaluasi pemahaman konsep secara individu siswa pada pertemuan 2 siklus II mengalami sedikit penurunan dibandingkan nilai rata-rata pemahaman konsep siklus I pertemuan 2 (SK, KD dan materi sama tetapi indikator berbeda). Pada pertemuan 2 siklus 1 nilai rata-rata pemahaman konsep 75,03 pada pertemuan 2 siklus II menjadi 74,83. Adapun kemungkinan yang mempengaruhi turunnya nilai rata-rata pemahaman konsep siswa secara individu pada pertemuan 2 siklus I dan II yaitu: soal yang dibuat pada pertemuan 2 siklus II lebih kompleks dan bervariasi dari soal pertemuan 1 siklus II, sehingga membutuhkan pemahaman yang lebih tinggi untuk menjawab pertanyaan tersebut. Meskipun nilai rata-rata pemahaman konsep secara individu (pertemuan 2 siklus I dan II) sedikit menurun, tetapi persentase ketuntasan secara klasikal mengalami peningkatan, yaitu: 72% pada pertemuan 2 siklus I, menjadi 82% pada pertemuan 2 siklus II. Setelah nilai pemahaman konsep secara individu pertemuan 2 siklus II digabungkan dengan nilai kelompok, maka nilai akhir pertemuan 2 siklus II lebih meningkat dari pertemuan 2 siklus II. commit to user 81
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Nilai rata-rata pemahaman konsep (secara individu dan kelompok) pada pertemuan 2 siklus II mengalami peningkatan dari pertemuan 1 siklus II. Penggunaan multimedia interaktif secara kelompok, ternyata efektif dan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa baik secara kelompok maupun individu. Nilai akhir pemahaman konsep pertemuan 2 siklus II disajikan dalam tabel distribusi frekuensi tabel 4.9 Tabel 4.9 Daftar Frekuensi Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II No 1. 2. 3. 4. 5.
Interval 48 – 56 57 – 65 66 – 74 75 – 83 84 – 92 Jumlah
Nilai Tengah 52 61 70 79 88
Frekuensi 2 3 6 14 4 29
Persentase 7% 10% 21% 48% 14% 100%
Dari data tabel 4.9 dapat disajikan dalam bentuk grafik gambar 4.5
Frekuensi
14
15 10 5
6
4
5 2 0 0
48–56 57–65 66–74 75–83 48 – 56 57 – 65 66 – 74 75 – 83 84 – 92 84–92
Interval
Gambar 4.5 Grafik Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II Dari grafik gambar 4.5 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (<65) ada 5 siswa yang terletak pada interval 48 – 56 ada 2 siswa dan pada interval 57 – 65 ada 3 siswa, pada interval 57 – 65 siswa mendapatkan commit tonilai user53, 60, dan 63 dan tidak ada siswa 82
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang mendaptakan nilai 65. Nilai terendah pada pertemuan 2 siklus II adalah 52 dan nilai tertingginya adalah 92. Lima siswa yang tidak tuntas pada pertemaun ini yaitu: Hayim, Wahyu, Arum, Hery, Agung. Dari hasil akhir pemahaman konsep pertemuan 1 dan 2 siklus II, terdapat peningkatan nilai rata-rata pemahaman konsep struktur bumi yaitu: pertemuan 1 nilai rata-rata pemahaman konsep 72,97 pada pertemuan 2 siklus II menjadi 75,40 dengan persentase ketuntasan yang sama yaitu 82% atau 24 siswa sudah mencapai batas KKM ≥65. Perbandingan nilai pemahaman konsep pertemuan 1 dan 2 siklus II disajikan dalam daftar frekuensi sebagai berikut: Tabel 4.10 Daftar Frekuensi Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 dan 2 Siklus II No
Interval
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
46 – 52 53 – 59 60 – 66 67 – 73 74 – 80 81 – 87 88 – 94 Jumlah
Frekuensi Pertemuan 1 Siklus II 4 1 1 11 2 7 3 29
Frekuensi Pertemuan 2 Siklus II 1 2 2 6 10 6 2 29
Dari daftar frekuensi tabel 4.10 dapat disajikan dalam bentuk gambar 4.6:
12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0
commit to user 83
Pertemuan 1 Pertemuan 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Interval Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 dan 2 siklus II Dari grafik gambar 4.6 dapat dilihat bahwa nilai pemahaman konsep siswa mengalami penurunan yang cukup banyak pada interval 46 – 52 dan interval 67 – 73. Nilai terendah pemahaman konsep siswa mengalami peningkatan, pada pertemuan 1 adalah 50 dan pada pertemuan 2 adalah 52. Menurunnya frekuensi pada interval 46 – 52 dan meningkatnya nilai terendah siswa, menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep dan kemampuan siswa untuk mengumpulkan data melalui tampilan multimedia interaktif. Sedangkan nilai tertinggi pada pertemuan 1 dan 2 sama yaitu 92. Pada pertemuan 1, siswa paling banyak mendapatkan nilai pada interval 67 – 73, sedangkan pada pertemuan kedua siswa paling banyak mendapatkan nilai pada interval 74 – 80. Oleh karena itu, nilai ratarata pemahaman konsep mengalami peningkatan, yaitu pada pertemuan 1 nilai rata-rata pemahaman konsep 72,92 dan pertemuan 2 mencapai 75,40. (daftar nilai perbandingan siklus II selengkapnya pada lampiran 32) Persentase ketuntasan klasikal siklus II mencapai 82% atau 24 siswa mendapatkan nilai ≥65, sehingga indikator kinerja yang ditetapkan pada siklus II ini juga sudah tercapai. Dari 5 siswa yang tidak tuntas, ada 3 siswa yang tidak tuntas pada pertemuan 1 dan 2 yaitu, Hasyim, Wahyu, dan Arum. Sedangkan Hasyim dan Wahyu, tidak tuntas dalam semua siklus karena mereka lemah dalam berfikir karena dan pernah tinggal kelas. Dengan ketercapaian indikator yang telah ditetapkan pada setiap siklus, maka peneliti mencukupkan penelitian tindakan kelas ini pada siklus II. Siswa yang tidak tuntas pada commit pertemuan tertentu disebabkan mereka kurang to user 84
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
enak badan. Sedangkan siswa yang hanya setiap siklus tidak tuntas ternyata mereka agak lemah dalam berfikir, ada juga yang kurang lancar dalam membaca dan menulis. Dari hasil observasi dan evaluasi pemahaman konsep siswa materi struktur bumi,dapat disimpulkan bahawa: “Penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011”. C. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil observasi kinerja guru (peneliti) dalam pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II (lampiran 13, 18, 24, dan 29), menunjukkan bahwa secara
umum
peneliti
sudah
baik
dalam
melaksanakan
pembelajaran
menggunakan multimedia interaktif. Berdasarkan tindakan yang diterapkan yaitu menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran pada materi struktur bumi, ternyata dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi dan memperbaiki aktivitas siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan multimedia interaktif (lampiran 12, 17, 23, 28) aktivitas siswa yang meningkat yaitu: 1. Kemampuan siswa mengumpulkan data melalui tampilan multimedia interaktif 2. Keterlibatan siswa dalam menggunakan multimedia interaktif. 3. Keterampilan siswa dalam mengoperasikan multimedia interaktif. 4. Kejujuran siswa dalam mengerjakan tugas, dan evaluasi pemahaman konsep. Sebelum dilaksanakan tindakan (pra-siklus) l7 siswa mendapatkan nilai di bawah KKM (<65). Data pra-siklus diperoleh melalui dokumentasi dan tes kemampuan awal pemahaman konsep pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. Nilai rata-rata pra-siklus 58 dengan persentase ketuntasan 41% atau 17 dari 29 siswa mendapatkan nilai <65, sehingga dikatakan pemahaman konsep siswa rendah. Data nilai rata-rata pra-siklus disajikan dalam tabel distribusi commit pra-siklus to user pada lampiran 33). frekuensi tabel 4.11 (daftar nilai rata-rata 85
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.11 Daftar Frekuensi Rata-rata Pra-Siklus No 1. 2. 3. 4. 5.
Interval 38 – 46 47 – 55 56 – 64 65 – 73 74 – 82 Jumlah
Nilai Tengah 42 51 60 69 78
Frekuensi 8 6 3 9 3 29
Prosentase 10% 17% 17% 14% 14% 100%
Berdasarkan data tabel 4.11 dapat disajikan dalam bentuk grafik gambar 4.7 Frekuensi 10 8 6 4 2 0 38 – 46
47 – 55
56 – 64
65 – 73
74 – 82
Gambar 4.7 Grafik Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Pra-Siklus Dari tabel 4.11 dan gambar 4.7 maka dapat dilihat bahwa nilai pemahaman konsep/ pra-siklus atau sebelum dilaksanakan tindakan masih rendah. Dari 29 siswa masih ada 17 siswa mendapat nilai di bawah KKM (<65). Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM, berada pada interval 38 – 46 sebanyak 8 siswa, interval 47 – 55 ada 6 siswa, interval 56 – 64 ada 3 siswa. Sedangkan 12 siswa yang lain sudah mendapatkan nilai ≥65 dengan nilai tertinggi 79 dan terendah 38, dan nilai rata-rata pemahaman konsep pra-siklus adalah 58. Untuk memperbaiki pemahaman konsep siswa, maka peneliti melakukan tindakan perbaikan menggunakan multimedia interaktif pada materi struktur bumi. commit to user Pada siklus I tindakan dilaksanakan dengan menggunakan multimedia interaktif 86
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
secara klasikal dengan melibatkan dan mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Pada siklus I pembelajaran yang dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan diperoleh nilai rata-rata pemahaman konsep siklus I adalah 72 dengan ketuntasan klasikal mencapai 72% atau 21 siswa mendapatkan nilai di ≥65. Dari hasil tersebut, menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep siswa setelah tindakan menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran struktur bumi (daftar nilai rata-rata pemahaman konsep siklus I pada lampiran 34). Perolehan nilai rata-rata tindakan siklus I disajikan dalam daftar frekuensi nilai tabel 16. Tabel 4.12 Daftar Frekuensi Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Siklus 1 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Interval 44 – 50 51 – 57 58 – 64 65 – 71 72 – 78 79 – 85 86 – 92 Jumlah
Nilai Tengah 47 54 61 68 75 82 89
Frekuensi 3 1 4 6 2 10 3 29
Persentase 10% 4% 14% 21% 7% 34% 10% 100%
Dari data pada tabel 4.12 maka dapat disajikan dalam bentuk grafik gambar 4.8
Frekuensi 15
10 10 6 5
44–50
51–57
3
2
1
0 0
4
3
58–64
65–71
72–78
79–85
44 – 50 51 – 57 58 – 64 65 – 71 72 – 78 79 – 85 86 – 92
86–92
Interval
Gambar 4.8 Grafik Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Siklus 1 Dari tabel 4.12 dan gambar 4.8 dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan commit to user tindakan dengan menggunakan multimedia interaktif secara klasikal, nilai rata87
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
rata pemahamn konsep siklus I adalah 72 dengan persentase ketuntasan klasikal mencapai 72% atau 21 siswa mendapatkan nilai ≥65. Siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (<65) berada pada interval 44 – 50 sebanyak 3 siswa, interval 51 – 57 ada 1 siswa dan interval 58 – 64 ada 4 siswa, sedangkan siswa yang lain sudah mencapai batas ketuntasan KKM (≥65) dengan nilai tertinggi 92 dan nilai terendah 45. Dari hasil tersebut, maka peneliti menyatakan bahwa tindakan pada siklus I, yaitu penggunaan multimedia interaktif (secara klasikal) berhasil meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. Dari hasil tindakan siklus I, masih diperlukan perbaikan dan peningkatan indikator kinerja pada siklus II yaitu pencapaian persentase ketuntasan klasikal sebesar 80%. Pada siklus II peneliti mengoptimalkan penggunaan multimedia interaktif secara berkelompok dan menilai hasil kerja kelompok sebagai pemahaman secara berkelompok. Nilai akhir pemahaman konsep pada masing-masing pertemuan siklus II merupakan perhitungan dari ((2Xnilai evaluasi)+nilai kelompok):3). Dari nilai rata-rata pertemuan 1 dan 2 siklus II, maka diperoleh nilai rata-rata 74 dengan persentase ketuntasan mencapai 82% atau 5 siswa mendapatkan nilai < 65. (daftar nilai rata-rata siklus II pada lampiran 35). Nilai rata-rata pemahaman konsep siklus II dapat disajikan dalam daftar frekuensi nilai tabel 4.13 Tabel 4.13 Daftar Frekuensi Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Siklus II No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Interval 50 – 56 57 – 63 64 – 70 71 – 77 78 – 84 85 – 91 Jumlah
Nilai Tengah 52,5 58,5 64,5 70,5 76,5 88,5 commit to user 88
Frekuensi 3 2 4 5 11 4 29
Persentase 10% 7% 14% 17% 38% 14% 100%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan data pada tabel 4.13 dapat disajikan dalam bentuk grafik gambar 4.9
Frekuensi 12 10 8 6 4
2 0 50 – 56 57–63 57 – 63
50–56 64 – 70
71–77 78 – 84
64–70 71 – 77
78– 85 – 84 91
85–91
Interval
Gambar 4.9 Grafik Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Siklus II Dari tabel 4.13 dan gambar 4.9 dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan dengan menggunakan multimedia interaktif secara kelompok, maka terdapat peningkatan nilai rata-rata pemahamn konsep maupun persentase ketuntasan klasikal yang mencapai 82%. Dari tabel frekuensi tersebut, dapat dilihat bahwa ada 5 siswa yang tidak tuntas, yang terdapat pada interval 50 – 56 sebanyak 3 siswa dan pada interval 57 – 63 ada 2 siswa. Pada interval 64 – 70, semua siswa mendapatkan nilai ≥65, yaitu 65, 67, 67, dan 70. Siswa yang lain sudah tuntas dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 51. Pada siklus II indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu persentase ketuntasan mencapai 80% sudah tercapai. Persentase ketuntasan klasikal pada siklus II mencapai 82%. Nilai tertinggi pada siklus II adalah 90 dan lebih rendah dari siklus I yaitu 92, hal itu disebabkan karena tingkat kesulitan soal yang berbeda. Pada siklus II soal evaluasi pemahaman konsep membutuhkan jawaban yang kompleks dengan pemahaman yang lebih tinggi. Dari hasil tersebut, maka pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan multimedia interaktif secara berkelompok dapat dikatakan berhasil dan dapat meningkatkan pemahaman konsep materi struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. commit to user 89
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari tindakan pada siklus I dan II, yaitu menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran baik secara klasikal maupun kelompok, maka diperoleh peningkatan nilai rata-rata pemahaman konsep, yaitu: siklus I nilai ratarata pemahaman konsep 72, siklus II meningkat menjadi 74 dan persentase ketuntasan siklus I
mencapai 72% dan pada siklus II persentase ketuntasan
mencapai 82%. Dari hasil tersebut, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Tahun Pelajaran 2010/2011. Dari hasil wawancara (sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan), hasil observasi, dan pelaksanaan tindakan menggunakan multimedia interaktif, maka dapat dibuat perbandingan pelaksanaan pembelajaran, nilai rata-rata dan prosentase ketuntasan nilai pemahaman konsep siswa pada tabel di bawah ini (daftar nilai perbandingan pra-siklus, siklus I dan siklus II selengkapnya pada lampiran 36):
Tabel 4.14 Perbandingan Persentase Ketuntasan Nilai pra-siklus, siklus I, dan siklus II Pembelajaran IPA
Pra-Siklus
Siklus I
Konvensioanl,
Pembelajaran di kelas
Penggunaan
ceramah, dan jarang multimedia
Persentase Ketuntasan
Penggunaan multimedia
menggunakan media interaktif secara interaktif secara pembelajaran
Nilai Rata-rata
Siklus II
klasikal
kelompok
58
72
74
41%
72%
82%
commit to user 90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan tabel 4.14 perbandingan nilai rata-rata, persentase ketuntasan klasikal hasil pemahaman konsep pra-siklus, siklus I dan siklus II dapat digambarkan ke dalam grafik batang gambar 4.10 Persentase Ketuntasan
90% 80% 70% 60% 50%
82% 72%
41% Pra Siklus
40% 30% 20% 10% 0% Pra-Siklus = 58
Siklus I = 72
Siklus II=74
Nilai Rata-rata
Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan Nilai Pemahaman Konsep Pra-Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 Dari gambar 4.10 dapat dilihat adanya peningkatan nilai rata-rata pemahaman konsep dan persentase ketuntasan klasikal, maka dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 meningkat. Selain dari hasil tes pemahaman konsep siswa, dari hasil wawancara yang dilaksanakan dengan guru kelas setelah tindakan pembelajaran menggunakan multimedia interaktif, maka dari hasil wawancara tersebut juga disimpulkan bahwa penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan nilai pemahaman konsep siswa dan memperbaiki aktivitas siswa dalam pembelajaran daripada tidak menggunakan media pembelajaran (hasil wawancara setelah tindakan dapat dilihat pada lampiran 37) Dari penelitian yang dilaksanakan dalam dua siklus, hasil observasi dan hasil wawancara (sebelum dan sesudah tindakan) maka dapat disimpulkan bahwa “Penggunaan Multimedia Interaktif Dapat Meningkatkan Pemahaman Konsep commit to user 91
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Struktur Bumi Pada Siswa Kelas V SD Negeri Karhhgangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011”.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran IPA materi struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: “Penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011”. Hal ini terbukti adanya peningkatan nilai pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V yaitu: pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan (pra-siklus) nilai rata-rata kelas 58 dengan persentase ketuntasan klasikal 41%, siklus I dengan nilai rata-rata kelas commit to user 72%, dan siklus II nilai rata-rata 72 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 92
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kelas 74 dengan persentase ketuntasan klasikal mencapai 82%. Dengan demikian, dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa: “Penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B. Implikasi Berdasarkan simpulan penelitian yaitu: penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011, maka implikasi penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritis Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. Hal ini menunjukkan bahwa secara teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran IPA pada materi yang sesuai. Dari hasil penelitian ini, maka penggunaan multimedia interaktif dapat dioptimalkan untuk meningkatkan pemahaman konsep95siswa. 2. Implikasi Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon guru dalam upaya meningkatkan nilai pemahaman konsep siswa dan kualitas
pembelajaran
mempengaruhi
dengan
pembelajaran
memperhatikan
yaitu:
penggunaan
faktor-faktor metode
dan
yang media
pembelajaran yang tepat, efektif, dan efisien. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan masukan dan uraian penutup skripsi yaitu: 1. Bagi Guru a. Guru hendaknya membiasakan siswa untuk memahami materi yang disampaikan.
commit to user 93
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Guru hendaknya membuka wawasan tentang perkembangan media pembelajaran dan mengoptimalkan penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. 2. Bagi Siswa a. Siswa hendaknya terbiasa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. b. Siswa hendaknya menggunakan multimedia interaktif untuk belajar secara individu, kelompok, maupun klasikal. 3. Bagi Sekolah Peneliti menyarankan penggunaan multimedia interaktif sebagai salah satu alternatif media dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA dengan materi yang sesuai. Penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman konsep, mengaktifkan siswa, dan memperbaiki aktivitas siswa dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Agus.Samatowa (2003) dalam http://www.wikipedia.org/wiki/ilmu-alam.co.id Arief S. Sadiman, dkk. 2003. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan Dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada. Azhar Arsyad. 2002. Media Pembelajaran. Rajawali Press: Jakarta ___________ 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada Bambang Dwi Setiyono. 2008. Pengembangan Pembelajaran dengan Menggunakan Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran yang Berkualitas. Skripsi. UNS Surakarta Bates dalam http://www.Ariasmultimedia.wordpress.com/2009/03/multimediadalam-dunia-pendidikan/interaktif (diakses 3 Februari 2011) Bloom, B. S.ed. et al. (1956). Taxonomy of Educational Objectives: Handbook 1, Cognitive Domain. New York: David McKay Daryanto. 2008. Evaluasi dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta commit to user 94
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
David. AJacobsen, Paul Eggen, Donald Kauchak. Edisi ke-8. 2010. Methods For Teaching Metode-metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa. Jakarta: Pustaka Pelajar Duffy, J.L., Mc Donald, J.B., & Mizell, A.P. 2003. Teaching and Learning with Technology. Boston : Pearson Education, Inc Elizabeth B. Hurlock. 2006. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga Emzir, M. Pd. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Rajawali Pres: Jakarta Eny Rohayatun. 2005. Pengaruh Penggunaan Alat Peraga terhadap Penguasaan Konsep, Minat, dan Motivasi Belajar Matematika Siswa SMP N di Kabupaten Bantul. Tesis. PPs. IKIP Yogyakarta Francis. M. Dawyer dalam http://www.Ariasmultimedia.wordpress.com/2009/ 03/16/ multimedia-dalam-dunia-pendidikan/interaktif (5 Januari 2011) Green & Brown, 2002: 2–6 dalam http://www.yogapw. Wordpress.com/2010/01/ 06/pengertian-multimedia-interaktif/ Harto, (2008) dalam http:// lutfizulfi. wordpress.com/2010/08/08/pembelajaran97 (diakses 6 Januari 2011) interaktif-berbasis-multimedia/ HB. Sutopo.2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press Helmina Mauludiyah. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Melalui Jalur Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Ittelson, 2001:2 dalam http://lutfizulfi. Wordpress.com/2010/08/08/pembelajaraninteraktif-berbasis-multimedia/ Lexy J. Moleong, M. A. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Martinis Yamin, M. Pd. 2008. Paradigma Pendidikan Kontruktivistik. Gaung Persada Press: Jakarta Nana Syaodih Sukmadinata. 2004. Landasan Psikologi Pendidikan. Rosdakarya: Bandung
Remaja
Neil Ballantine. 2008. Multimedia Learning and Social Work Education. International Journal of Education and the Arts. Vol 27 dalam commit to user http://www.internationaljournal/international/Multimedia.htm 95
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Niken Ariani dan Dany Haryanto. 2010. Pembelajaran Multimedia di Sekolah . Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif, dan Prospektif. Jakarta : PT Prestasi Pustakaraya Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Richard E. Mayer. 2009. Multimedia Learning. Yogyakarta: Pustaka Jaya Robertus Angkowo & Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: Grasindo Santrock, John W. 2009. Psikologi Pendidikan Edisi 3. Jakarta: Salemba Humanika Sarwiji Suwandi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13 FKIP UNS Surakarta ____________________ 2009. Model Assesment Dalam Pembelajaran. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13 FKIP UNS Surakarta Sri Anitah. 2009. Media Pembelajaran. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13 FKIP UNS Surakarta Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Sukardjo. 2010. Buku Pedoman Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Srogram S1 PGSD. Surakarta: UPPL FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. Swajati (2005:11) dalam http://endonesa.wordpress.com. Ajaran pembelajaran/ media-interaktif/ (diakses 17 Januari 2011) Swajati dalam http://jupren.blogspot.com/2009/12/-multimedia-interaktif.html Usman Samatowa (2006) dalam http://www.wikipedia.org/wiki/ilmu alam.co.id. ----------------------- (2006) http://endonesa.wordpress.com.ajaran-pembelajaran/ media-interaktif/(3 Des 2010) Wahono (2006) dalam http://www.wikipedia.org. _____________ 2007 dalam http://yogapw.wordpress.com/2010/01/2pengertianmultimedia-interaktif/ commit to user 96
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
_____________ dalam http://www.vilila.com/2010/03/ multimedia-pembelajaraninteraktif.html. __________________ dalam http://lutfizulfi.Wordpress.com/2010/08/08/ pembelajaran-interaktif-berbasis-multimedia/ (diakses 2 Januari 2011) William Ditto (2006) dalam http://www.vilila.com/2010/03/ multimediapembelajaran-interaktif.html (diakses 6 Januari 2011) Woodruff dalam http://definisi-pengertian.blogspot.com /2010/12/pengertiankonsep.html (diakses 27 Desember 2010) WS. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Grafindo __________ 2005. Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Media Abadi Zeemry (2008: slide ke-36) http://www.maswins.com/2010/07/multimediasebagai-media-pembelajaran.html (diakses 17 Desember 2010)
commit to user 97