perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN MEDIA BANTU PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LAY UP SHOT BOLA BASKET PADA SISWA KELAS XA SMA NEGERI 1 KARANGANOM KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh : PRIMA DEWI KUSUMAWARDANI K4608130
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2013
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LAY UP SHOT BOLA BASKET PADA SISWA KELAS XA SMA NEGERI 1 KARANGANOM KABUPATEN KLATEN
Oleh : PRIMA DEWI KUSUMAWARDANI K4608130
Skripsi diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2013 commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Prima Dewi Kusumawardani. PENERAPAN MEDIA BANTU PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LAY UP SHOT BOLA BASKET PADA SISWA KELAS XA SMA NEGERI 1 KARANGANOM KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari. 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Peningkatkan hasil lay up shot bola basket pada siswa kelas XA, SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten, tahun pelajaran 2011 / 2012, dengan penerapan media bantu pembelajaran audio visual. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sumber data dalam penelitian ini siswa kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten, tahun pelajaran 2011 / 2012 berjumlah 40 orang yang terdiri atas 14 siswa putra dan 26 siswa putri. Teknik pengumpulan data dengan obeservasi, wawancara, dan penilaian hasil belajar lay up shot bola basket. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif yang didasarkan pada analisis kualitatif dengan prosentase. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan: Penerapan media bantu pembelajaran audio visual, sangat baik untuk meningkatkan hasil belajar lay up shot bola basket pada siswa kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I hasil belajar lay up shot bola basket pada kategori Baik sekali sebesar 7,50%, baik sebesar 27,50% dan cukup sebesar 17,50%, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 21 siswa. Pada siklus II hasil belajar lay up shot bola basket dalam kategori baik sekali sebesar 32,50%, baik sebesar 32,50% dan cukup sebesar 12,50%, sedangkan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 31 siswa. Simpulan penelitian ini adalah penerapan media bantu pembelajaran audio visual meningkatkan hasil belajar lay up shot bola basket siswa kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom kabupaten Klaten tahun pelajaran 2011/2012 Kata kunci = Media Pembelajaran Audio visual, Hasil belajar Lay up shot bola basket
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Prima Dewi Kusumawardani. THE APPLICATION OF AUDIO VISUAL LEARNING MEDIA TO INCREASE THE RESULT OF LAY UP SHOT BASKETBALL OF THE STUDENT IN FIRST GRADE OF CLASS A AT SMA N 1 KARANGANOM KLATEN PERIOD 2011/2012. Thesis, Surakarta : School of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University of Surakaarta, January. 2013. The aims of this research is to know the increase of result lay up shoot basketball in the first grade of class A at SMA N 1 Karanganom, Klaten period 2011/2012 by using audio visual learning media. This research uses Class Activity Research (CAR). The data resource of this research is the student in the first grade of class A at SMA N 1 Karanganom, Klaten period 2011/2012 which is amounted to 40 students consist of 14 male students and 26 female students. The technique of collecting data are observation, interview, and assessment of lay up basketball result. The technique of analyzing data of this research is descriptive qualilative. Based on the result of research, the researcher concludes: the application of audio visual learning media is good to increase the result of lay up shot basketball for the students in the first grade of class A at SMA N 1 Karanganom Klaten period 2011/2012. Based on the analysis, it has increase of first cycle and second cycle. In the first cycle, the category of great result of lay up shot is 7.50%, the good category is 27,50%, the sufficient category is 17.50% and the amount of passed student is 21 students. In the second cycle, the category of great result of lay up shot is 32.50%, the good category is 32.50%, the sufficient category is 12.50% and the amount of passed student is 31 students. The conclussion of this research is that the application of audio visual learning media to increase the result of lay up shot basketball in the first grade of class A at SMA N 1 Karanganom Klaten period 2011/2012 Key word = Learning media audio visual, Result, Lay up shot basketball
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Tidak ada pemberian orang tua paling berharga kepada anaknya daripada pendidikan akhlak yang mulia. (Sabda Nabi Muhammad SAW dalam tarikh Imam Bukhori)
Jangan pernah berpikir untuk menyerah, karena jika kamu mau berusaha dengan semua kemungkinan yang ada, Allah akan membantumu untuk melaluinya. ( Penulis )
Kegagalan bukanlah disaat kamu terjatuh, tetapi disaat kamu menyerah dan berhenti berusaha untuk berdiri setelah terjatuh. ( Penulis )
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada : 1. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendukungku. 2. Adik adiku tercinta (Lelly Noor Nilawati dan Pradana Aji Pamungkas). 3. Si Gendut yang selalu memberi semangat dan memotivasiku. 4. Teman-teman kost Pak Udin (Rosi, Wulan, Ayu, Ita, Mutia, Anik, Mitha, Mbak Fitri, Oish, Mbak Rere, dan Mbak Nana) 5. Sahabat-sahabatku (Ino, Nonik, Ibnu, Yuli, Andhica, Bowo, Adi Nur, Fajar, Rifa, Seno, Starlet, Grace, Erma, Elhaq, Vindi) kalian selalu memberi kekuatanku untuk maju. 6. Teman-teman Penjas 2008 7. Almamater 8. SMA N 1 Karanganom, Klaten yang telah berkenan mengijinkan untuk penelitian.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang maha Pengasih dan Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.,Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. H. Mulyono, MM Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Waluyo, S.Pd, M.Or Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Djoko Nugroho, S.Pd, M.Or. selaku Pembimbing I dan Pomo Warih Adi, S.Pd, M.Or selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 5. Drs. Widiyarto, M.Pd. Kepala SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten, beserta staf dan jajarannya, yang telah memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian ini.. 6. Iputika Sari Martono, S.Pd. selaku Guru mata pelajaran pendidikan jasmani, olahrada dan kesehatan yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian. 7. Siswa kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat.
Surakarta,
Januari 2013
Penulis,
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL ................................................................................................................
i
PERNYATAAN ................................................................................................
ii
PENGAJUAN SKRIPSI .. ...............................................................................
iii
PERSETUJUAN ................................................................................................
iv
PENGESAHAN .................................................................................................
v
ABSTRAK ........................................................................................................
vi
ABSTRACT .......................................................................................................
vii
MOTTO ............................................................................................................ viii PERSEMBAHAN ..............................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................
x
DAFTAR ISI .....................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv DAFTAR TABEL .............................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang masalah ................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4 D. Manfaat penelitian ........................................................................ 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 6 A. Kajian Pustaka ............................................................................... 6 1.
2.
Belajar dan Pembelajaran ...................................................... 6 a.
Pengertian Belajar dan Pembelajaran .............................. 6
b.
Ciri-ciri dan Tujuan Belajar ........................................... 8
c.
Prinsip-prinsip Belajar .................................................... 10
d.
Dinamika Interpretasi Belajar. ........................................ 11
Hasil Belajar ......................................................................... 11
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
3.
4.
5.
digilib.uns.ac.id
a.
Penilaian Proses Belajar ................................................ 12
b.
Tujuan Dari Penilaian .................................................... 13
Media Pembelajaran ............................................................... 14 a.
Pengertian Media Pembelajaran .................................... 14
b.
Manfaat Media Pembelajaran ........................................ 16
c.
Media Audio Visual ....................................................... 17
Permainan Bola Basket ........................................................ 20 a.
Pengertian Bola Basket .................................................. 20
b.
Teknik Dasar Bola Basket .............................................. 20
c.
Teknik Dasar Lay Up Shot Bola Basket ........................ 21
Pembelajaran Lay Up Shot Menggunakan Media Bantu Audio Visual.......................................................................... 23
6.
Penelitian Tindakan Kelas ..................................................... 24
B. Kerangka Berpikir ........................................................................ 28 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 30 A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 30 B. Subjek Penelitian .......................................................................... 31 C. Data dan Sumber Data ................................................................. 31 D. Pengumpulan Data ....................................................................... 31 E. Uji Validitas Data ........................................................................ 32 F.
Analisis Data ................................................................................ 32
G. Idikator Kinerja Penelitian ........................................................... 33 H. Prosedur Penelitian ...................................................................... 34 BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 40 A. Deskripsi Pratindakan ................................................................... 40 B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus .......................................... 42 a.
Siklus 1 ................................................................................. 42
b.
Siklus 2 ................................................................................. 54
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus .................................. 63 D. Pembahasan ................................................................................. 67 BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .......................................... 68
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. Simpulan ....................................................................................... 68 B. Implikasi ....................................................................................... 68 C. Saran ............................................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 70 LAMPIRAN ......................................................................................................... 71
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1.
Hirarkis jenis perilaku dan kemampuan internal menurutTaxonomi Krathwohl & Bloom dkk ............................................................
Gambar 2.2.
Hirarkis jenis perilaku dan kemampuan internal menurut Taxonomi Bloom dkk . ...............................................................
Gambar 2.3.
8
9
Hirarkis jenis perilaku dan kemampuan psikomotorik Taxonomi Simpson dkk ............................................................. 10
Gambar 2.4.
Kerucut pengalaman Edgar Dale ................................................ 16
Gambar 2.5.
Langkah dalam melakukan lay up .............................................. 22
Gambar 2.6.
Teknik tembakan lay up ............................................................. 23
Gambar 2.7.
Kerangka berpikir ....................................................................... 29
Gambar 3.1.
Siklus Penelitian Tindakan Kelas ............................................... 35
Gambar 4.1.
Perbandingan Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket Sebelum dan Sesudah Diberikan Penerapan Media Bantu Pembelajaran Audio Visual pada Siklus I dan Siklus II ............
Gambar 4.2.
64
Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket Sebelum dan Sesudah Diberikan Penerapan Media Bantu Pembelajaran Audio Visual pada Siklus I dan Siklus II ..
commit to user xv
66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1. Rincian kegiatan waktu dan jenis kegiatan penelitian .................... 30 Tabel 3.2. Teknik dan alat pengumpulan data ................................................. 32 Tabel 3.3. Prosentase indikator pencapaian keberhasilanbelajar siswa ........... 33 Tabel 4.1. Deskripsi Data Awal Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket Sebelum Diberikan Tindakan Melalui Penerapan Media bantu Pembelajaran Audio Visual ................................................................................... 41 Tabel 4.2. Diskripsi Data Hasil Belajar Lay Up shot Bola Basket Setelah Diberikan Tindakan 1 ..................................................................... 53 Tabel 4.3. Diskripsi Data Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket Setelah Diberikan Tindakan II ..................................................................... 63 Tabel 4.4. Hasil Perbandingan Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket Sebelum dan Sesudah Diberikan Penerapan Media Bantu Pembelajaran Audio Visual pada Siklus 1 dan Siklus 2 .................................................. 64 Tabel 3.1. Hasil Perbandingan Ketuntasan (KKM) Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket Sebelum dan Sesudah Diberikan Penerapa Media Bantu Pembelajaran AudioVisual Siklus I dan Siklus II ............................. 65
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Silabus Pembelajaran ..................................................................... 71 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Penelitian ............................. 72 Lampiran 3. Hasil Pengamatan Peneliti, Guru dan Siswa ................................ 104 Lampiran 4. Data Hasil Belajar Siswa ...............................................................140 Lampiran 5. Foto Video Pembelajaran ..............................................................143 Lampiran 6. Foto proses pembelajaran ..............................................................145 Lampiran 7. Surat-surat penelitian ..................................................................... 147
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan
jasmani
pada
dasarnya merupakan
sebuah
kegiatan
pendidikan yang mana bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui aktivitas fisik. Disamping itu, pendidikan jasmani juga harus diutamakan karena mempunyai tujuan yang penting dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan pengembangan jasmani peserta didik. Banyak orang menganggap kurang penting mengikuti mata pelajaran pendidikan jasmani, dikarenakan belum mengerti peran dan fungsi pendidikan jasmani. Menurut Toho Cholik dan Rusli Lutan mengataka jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk
pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang utama untuk menunjang prestasi siswa. Karena dengan meningkatnya kesegaran jasmani serta daya tahan tubuh siswa dan dengan bugarnya kondisi siswa akan mempengaruhi tingkat belajar siswa serta minat dalam mengikuti pelajaran. Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani dewasa ini adalah rendahnya kualitas pendidikan jasmani di sekolah-sekolah. Hal itu disebabkan karena terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani dan terbatasnya sumbersumber yang digunakan untuk mendukung terlaksananya proses pendidikan jasmani. Guru yang mengajar kurang mampu melaksanakan profesinya secara profesional, serta kurang berhasil dalam melaksanakan tanggung jawanya untuk mengajar dan mendidik siswa, serta untuk mengembangkan kemampuan dan ketrampilan siswa secara menyeluruh baik secara fisik, mental dan intelektual. Kebanyakan guru pendidikan jasmani di sekolah menengah atas saat ini kurang kreatif dalam menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan guru dalam pendidikan jasmani cenderung masih tradisional dan hanya monoton. Sehingga siswa sering merasa bosan dan tidak bersemangat untuk mengikuti pelajaran. Materi pelajaran yang disampaikan guru kurang diperhatikan
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 siswa saat mereka sudah merasa bosan. Terlebih apabila materi pelajaran yang diberikan itu cukup sulit untuk dipelajari. Siswa yang frustasi karena jenuh tidak mampu dan sering gagal dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Sehingga tujuan dari pendidikan tersebut tidak dapat tercapai dengan maksimal. Seiring dengan perkembangan teknologi banyak media pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu proses pembelajaran. Salah satu dari beberapa media bantu pembelajaran adalah media audio visual. Media audio visual ini merupakan media pembelajaran dengan menggunakan media elektronik. Audio berarti pendengaran dan visual berarti penglihatan. Salah satu contoh media pembelajaran audio visual Video merupakan suatu medium yang sangat efektif untuk membantu proses pembelajaran dan video juga merupakan bahan ajar noncetak yang kaya akan info (2011:79). Untuk itu media bantu pembelajaran audio visual ini diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada pembelajaran lay up shot bola basket.
Guru
harus
memiliki
kemampuan
untuk
menggunakan
media
pembelajaran yang dapat mempermudah proses pembelajaran, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami pelajaran yang disampaikan. Guru dituntut harus lebih kreatif dan inovatif dalam menggunakan media pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Sehingga tercipta pembelajaran yang aktif bagi siswa atau menyenangkan bagi siswa yang tentunya tanpa meninggalkan tujuan pembelajaran tersebut. Berdasarkan hasil observasi pra penelitian banyak siswa kelas XA yang tidak dapat melakukan lay up shot bola basket dengan teknik yang benar setelah guru memberikan materi lay up shot. Dari hasil wawancara dengan kolaborator diperoleh data penilaian lay up shot bola basket dengan nilai KKM 75 dan siswa berjumlah 40 siswa. Siswa yang tuntas sejumlah 17,5% (7 siswa), dengan diskripsi siswa yang memperoleh nilai di atas 75 dan kurang dari sama dengan 79 sejumlah 17,5% (7 siswa), siswa yang memperoleh nilai di atas 70 dan kurang dari sama dengan 74 sejumlah 20% ( 8 siswa), dan siswa yang memperoleh nilai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 kurang dari sama dengan 69 sejumlah 62,5% (25 siswa). Kebanyakan siswa yang tidak bisa melakukan lay up adalah siswa putri. Di dalam pelaksanaan pembelajaran guru yang mengajar menjelaskan materi kemudian memberikan contoh bagaimana cara lay up shot yang benar. Banyak dari siswa yang tidak memperhatikan guru saat guru memberikan penjelasan bagaimana cara melakukan teknik dasar lay up shot bola basket. Siswa yang tidak memperhatikan guru yang mengajar justu bercanda sendiri dengan temannya. Hal itu disebabkan karena pembelajaran inti yang guru berikan kurang menarik bagi siswa terutama saat penjelasan teknik dasar lay up shot bola basket. Banyak dari mereka yang masih melakukan kesalahan dalam melakukan lay up shot. Baik itu kelebihan langkah ataupun salah dalam saat pertama kali menumpu. Disamping itu bola yang dilempar ke ring tidak masuk ke ring karena pandangan mata tidak mengarah ke ring. Mereka terlihat bingung saat melakukan lay up shot. Pemanasan sebelum dimulainya materi sudah membuat siswa senang dan antusias. Karena pemanasan yang diberikan sudah dimodifikasi kedalam bentuk permainan. Namun ketika mulai materi inti, banyak siswa yang kurang antusias dalam materi yang diberikan. Banyak dari mereka yang hanya duduk-duduk saja setelah diperintahkan untuk mempraktekkan lay up shot bola basket. Padahal bola yang tersedia sudah cukup untuk membuat siswa untuk aktif dalam melakukan praktek lay up shot. Siswa sudah diperintahkan untuk berbaris kedalam satu barisan dan melakukan lay up shot secara bergantian. Siswa yang melaksanakan praktek lay up shot terlihat kurang sungguh-sungguh. Siswa yang duduk-duduk dan tidak mau melaksanakan praktek lay up shot sudah ditegur, tetapi siswa masih saja tidak menghiraukan guru yang mengajar. Hanya beberapa dari siswa yang melaksanakan percobaan lay up shot. Terlebih ditengah pelaksanaan percobaan lay up shot ada beberapa siswa yang meminta kepada guru untuk mengganti pembelajaran lay up shot dengan olahraga yang lain seperti misalnya futsal. Akibatnya hasil dari belajar lay up shot mereka tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Dari permasalahan yang dihadapi guru penjas dalam memberikan materi pembelajaran penjas terutama pada materi lay up shot bola basket, maka perlu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 audio visual untuk meningkatkan hasil belajar lay up shot bola basket pada siswa kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2011/201
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang menjadi pokok penelitian dirumuskan sebagai berikut : Bagaimanakah penerapan media bantu pembelajaran audio visual dapat meningkatkan hasil belajar lay up shot bola basket pada siswa kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah di sampaikan di atas, tujuan penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan hasil belajar lay up shot bola basket pada siswa kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2011/2012
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah di sampaikan di atas, manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi guru penjas kelas XA SMA N 1 Karanganom Kabupaten Klaten a. Untuk meningkatkan kreativitas guru dalam menggunakan media pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran terutama materi lay up shot pada permainan bola basket. b. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam memberikan pembelajaran yang lebih menarik dan mudah di pahami siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 c. Agar guru yang mengajar dapat menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat lebih maksimal.
2. Bagi siswa kelas XA SMA N 1 Karanganom Kabupaten Klaten a. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan sehingga siswa dapat lebih mudah menerima materi pelajaran yang di ajarkan. b. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran lay up bola basket sehingga dapat tercapai tujuan pendidikan yang ingin di capai.
3.
Bagi Peneliti Peneliti mendapatkan fakta bahwa penerapan media bantu pembelajaran audio visual dapat meningkatkan hasil belajar lay up shot bola basket pada siswa kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka 1.
Belajar dan Pembelajaran a.
Pengertian Belajar dan Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk mendukung dan mempengaruhi terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Menurut Aunurrahman (menguti simpulan Abdilah) yang menyimpulkan
yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
Pembelajaran berupaya mengubah masukan berupa siswa yang belum terdidik, menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu, menjadi siswa yang memiliki pengetahuan. Demikian pula siswa yang memiliki sikap, kebiasaan atau tingkah laku yang belum mencerminkan eksistensi dirinya sebagai pribadi yang baik dan positif, menjadi siswa yang memiliki sikap , kebiasaan dan tingkah laku yang baik. Berikut ini adalah beberapa kelompok teori yang memberikan pandangan khusus tentang belajar diantaranya: 1) Behaviorisme Para penganut teori behaviorisme meyakini bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian didalam lingkungannya yang memberikan pengalaman-pengalaman tertentu. Behaviorisme menekankan pada apa yang dapat dilihat, yaitu tingkah laku dan kurang memperhatikan apa yag terjadi dalam pikiran karena tidak dapat dilihat. Ciri yang paling mendasar dari aliran behaviorisme adalah bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi adalah
commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 berdasarkan paradigma S-R (stimulus Respons), yaitu suatu proses yang memberikan respon tertentu terhadap sesuatu yang datang dari luar. 2) Kognitivisme Kognitivisme merupakan salah satu teori belajar yang dalam berbagai pembahasan juga sering disebut model kognitif atau model perseptual. Pada teori belajar kognitivisme, tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi atau pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan-tujuannya. Piaget mengemukakan perkembangan intelektual melalui empat tahapan-tahapan, yaitu: (a) tahap sensori motor (0,0
2,0 tahun), (b) tahap pra-operasional (2,0
7,0 tahun), (c) tahap operasional konkret (7,0 operasional (11,0
11,0 tahun), dan (d) tahap
ke atas). Pengetahuan dibangun dalam pikiran. Setiap individu
membangun sendiri pengetahuannya.Pengetahuan yang dibangun terdiri dari tiga bentuk,
yaitu
pengetahuan
fisik,
pengetahuan
logika-matematika,
dan
pengetahuan sosial. 3) Teori Belajar Psikologi Sosial Pandangan psikologi sosial secara mendasar mengungkapkan bahwa belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses alami. Semua orang mempunyai keinginan untuk belajar tanpa dapat dibendung oleh orang lain. Setiap orang mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan tujuan yang mendasari motivator penting untuk proses belajarnya. Pada teori belajar psikologi sosial, proses belajar jarang sekali merupakan proses yang terjadi dalam keadaan menyendiri, akan tetapi melalui interaksi-interaksi. Proses belajar yang mengikut sertakan emosi dan perasaan peserta didik ternyata mampu memberikan hasil yang lebih baik dibanding dengan hanya memanipulasi stimuli dari luar. 4) Teori Belajar Gagne Teori belajar yang disusun Gagne merupakan perpaduan yang seimbang antara behaviorisme dan kognitivisme yang berpangkal pada teori pengolahan informasi. Menurut Gagne cara berpikir seseorang tergantung pada; (a) keterampilan yang apa yang telah dimilikinya, (b) keterampilan serta hirarki apa yang diperlukan untuk mempelajari suatu tugas. Lebih lanjut menurut Gagne, belajar tidak merupakan sesuatu yang terjadi secara alamiah, akan tetapi hanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 akan terjadi dengan adanya kondisi-kondisi tertentu, yaitu; (a) kondisi internal, antara lain menyangkut kesiapan peserta didik dan sesuatu yang telah dipelajari, (b) eksternal, merupakan situasi belajar yang secara sengaja diatur oleh pendidik dengan tujuan memperlancar proses belajar.
b. Ciri-ciri dan Tujuan Belajar Belajar dapat didefinisikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental, yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Ahli yang mendalami ranah-ranah kejiwaan adalah Bloom, Krathwohl, dan Simpson. Ketiga ahli tersebut menyusun penggolongan tingkatan jenis perilaku belajar yang terdiri dari tiga ranah atau kawasan, yaitu; 1) Ranah Afektif Berikut adalah bagan hirarkis perilaku belajar ranah afektif :
TINGGI
5. PEMBENTUKAN POLA HIDUP Kemampuan menghayati nilai sehingga menjadi pedoman hidup 4. ORGANISASI Kemampuan membentuk sistem nilai sebagai pedoman hidup 3. PENILAIAN DAN PENENTUAN SIKAP Kemampuan memberikan nilai dan menentukan sikap
2. PARTISIPASI Kerelaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan
RENDAH
1. PENERIMAAN Kemampuan menjadi peka tentang sesuatu hal dan menerima sebagaimana adanya
PRA-BELAJAR
Gambar 2.1. Hirarkis jenis perilaku dan kemampuan internal menurut Taxonomi Krathwohl & Bloom dkk (Aunurrahman, 2010:51)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 Bagan di atas menunjukkan bahwa seseorang yang belajar adalah proses menuju perubahan internal berkenaan dengan aspek-aspek afektif. Perubahan itu bermula dari kemampuan-kemampuan yang lebih rendah pada kondisi pra-belajar, meningkat pada kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. 2) Ranah kognitif Perilaku-perilaku dalam ranah ini bersifat hirarki, artinya perilaku tersebut menggambarkan tingkatan kemampuan yang dimiliki seseorang. Perilaku terendah sebaiknya dimiliki terlebih dahulu sebelum mempelajari perilaku yang lebih tinggi. Jika dituangkan dalam bentuk bagan, hirarkis perilaku belajar adalah seperti berikut: TINGGI
6. EVALUASI Kemampuan menilai berdasarkan norma, seperti menilai karangan, dsb. 5. SINTESIS Kemampuan menyusun, seperti karangan, rencana, program kerja, dsb. 4. ANALISIS Kemampuan memisahkan, membedakan, merinci bagian-bagian, hubungan , dsb. 3. PENERAPAN Kemampuan memecahkan masalah, membuat bagan, menunggu konsep, kaidah, prinsip, metode, dsb.
2. PEMAHAMAN Kemampuan menerjemahkan, menafsirkan, memperkirakan, memahami isi pokok, mengartikan tabel, dsb.
RENDAH
1. PENGETAHUAN Kemampuan mengetahui atau mengingat istilah, fakta, aturan, urutan, metode, dsb.
PRA-BELAJAR Gambar 2.2. Hirarkis jenis perilaku dan kemampuan internal menurut Taxonomi Bloom dkk. (Aunurrahman, 2010:50)
3) Ranah Psikomotor Dalam bentuk bagan urutan kemampuan-kemampuan psikomotor sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 TINGGI
7. KREATIVITAS Kemampuan menciptakan pola baru 6. PENYESUAIAN Kemampuan mengubah dan mengatur kembali. 5. GERAKAN KOMPLEK Keterampilan banyak tahap, luwes, gesit lincah 4. GERAKAN TERBIASA Keterampilan yang berpegang pada pola 3. GERAKAN TERBIMBING Kemampuan meniru contoh
2. KESIAPAN Kemampuan bersiap diri secara fisik
RENDAH
1. PERSEPSI Kemampuan memilah-milah dan kepekaan terhadap sesuatu hal
PRA-BELAJAR Gambar 2.3. Hirarkis jenis perilaku dan kemampuan psikomotorik Taxonomi Simpson dkk. (Aunurrahman, 2010:53)
Bagan di atas menunjukkan bahwa seseorang yang belajar terlibat dalam suatu proses menuju perubahan internal, bermula dari kemampuan-kemampuan yang lebih rendah pada kondisi pra-belajar, meningkat pada kemampuankemampuan yang lebih tinggi. Proses ini merupakansuatu kegiatan yang dinamis, dimana siswa melalui
keaktifannya
akan
dapat secara
terus
menerus
mengembangkan kemampuan atau keterampilan motoriknya untuk mencapai tingkatan-tingkatan kemampuan motorik yang lebih tinggi melalui proses belajar atau latihan yang dilakukan.
c.
Prinsip-prinsip Belajar Mengingat beberapa hal yang dapat menjadikan kerangka dasar bagi
penerapan
prinsip-prinsip
belajar
dalam
proses
pembelajaran
Aunurrahman (mengutip simpulan Davies) adalah sebagai berikut:
commit to user
menurut
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 1) Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya 2) Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar. 3) Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan (reinforcement) 4) Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran, memungkinkan murid belajar secara lebih berarti. 5) Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar dan mengingat lebih baik. (2010:113) d. Dinamika Interpretasi Pembelajaran Peran guru dalam kegiatan pembelajaran disekolah relatif tinggi. Peran guru tersebut terkait dengan peran siswa dalam belajar menurut Dimyati dan Mudjiono, adalah sebagai berikut: 1) Bahan belajar, dapat berwujud benda dan isi pendidikan. Isi pendidikan tersebut dapat berupa pengetahuan, perilaku, nilai, sikap dan metode pemerolehan 2) Suasana belajar, kondisi gedung sekolah, tata ruang kelas, alat-alat belajar mempengaruhi kegiatan belajar, disamping kondisi fisik tersebut suasana pergaulan di sekolah juga berpengaruh pada kegiatan belajar. 3) Media dan sumber belajar dapat ditemukan dengan mudah. Sawah percobaan, kebun bibit, tempat wisata, museum, gedung olahraga, dll. Disamping itu buku bacaan, laboratorium sekolah juga tersedia semakin baik. 4) Guru sebagai subyek pelajar, guru sebagai guru pembelajar siswa. Sebagai subyek pembelajar, guru berhubungan langsung dengan siswa. (2006:33) 2. Hasil Belajar
perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi
oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentasi atau terpisah, melainkan komprehensif. Salah satu tugas pokok seorang guru adalah mengevalusai taraf keberhasilan rencana pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. Untuk dapat melihat sejauh mana taraf keberhasilan mengajar guru dan belajar siswa secara tepat dan dapat dipercaya maka diperlukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 sebuah informasi yang didukung oleh data yang objektif dan memadahi tentang indikator perubahan perilaku dan pribadi siswa.
a.
Penilaian Proses Belajar Ditinjau
dari sudut
bahasa, penilaian diartikan sebagai proses
menentukan nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Penilaian proses belajar mengajar menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru dan siswa serta keterlaksanaan program belajar mengajar. Sedangkan penilaian hasil belajar menyangkut hasil belajar jangka pendek dan hasil belajar jangka panjang. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Nana Sudjana menyatakan dalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-
Penilaian merupakan
komponen
penting dalam
penyelenggaraan
pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem penilaiannya. Keduanya saling terkait, sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik. Kualitas pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil penilaiannya. Selanjutnya sistem penilaian yang baik akan mendorong peserta didik untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan diperlukan perbaikan sistem penilaian yang diterapkan. Menurut Agus Suprijono hasil (Mengutip simpulan pemikiran Gagne) hasil belajar berupa : 1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah mupun penerapan aturan. 2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasikan, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. 3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. 4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. (2011 : 5 6) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-niai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.
b. Tujuan dari penilaian Tujuan dari penilaian memberi gambaran bahwa penilaian memegang peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Tujuan dari penilaian tersebut diantaranya adalah: 1) Mendeskrepsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam pembelajaran. 2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran disekolah. 3) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian. 4) Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Disamping adanya tujuan penilaian hasil belajar, dilihat dari jenis dan fungsinya penilaian ada beberapa macam yaitu: 1) Penilaian Formatif Penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar-mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar-mengajar itu sendiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 2) Penilaian Sumatif Penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program, yaitu akhir catur wulan, akhir semester, dan akhir tahun. 3) Penilaian Diagnostik Penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebabnya. 4) Penilaian Selektif Penilaian yang bertujuab untuk keperluan seleksi, misalnya ujian saringan masuk ke lembaga pendidikan tertentu. Menurut Harun Rasyid dan Mansur (mengutip simpulan chittenden, 1994), kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran perlu diarahkan empat hal: 1) Penelusuran, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menelusuri apakah proses pembelajaran telah berlangsung sesuai dengan yang direncanakan atau tidak. Untuk kepentingan ini, pendidik mengumpulkan berbagai informasi sepanjang semester atau tahun pelajaran melalui berbagai bentuk pengukuran untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian kemajuan belajar anak. 2) Pengecekan, yaitu untuk mencari informasi apakah terdapat kekurangankekurangan pada peserta didik selama proses pembelajaran. Dengan melakukan berbagai bentuk pengukuran pendidik berusaha untuk memperoleh gambaran menyangkut kemampuan peserta didiknya, apa yang telah berhasil dikuasai dan apa pula yang belum. 3) Pencarian, yaitu untuk mencari dan menemukan penyebab kekurangan yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan jalan ini pendidik dapat segera mencari solusi untuk mengatasi kendala-kendala yang timbul selama proses belajar berlangsung. 4) Penyimpulan, yaitu menyimpulkan tentang tingkat pencapaian belajar yang telah dimiliki peserta didi. Hal ini sangat penting bagi pendidik untuk mengetahui tingkat pencapaian yang diperoleh peserta didik. Selain itu, hasil penyimpulan ini dapat digunakan sebagai laporan hasil tentang kemajuan belajar peserta didik, baik untuk peserta didik sendiri, sekolah, orang tua, maupun pihak-pihak lain yang membutuhkan. (2007:8) 3. Media Pembelajaran a.
Pengertian Media Pembelajaran Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal
dari bahasa latin medius
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan, atau alat. Sedangkan menurut Azhar Arsyad (mengutip simpulan Gerlach
manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan
menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah bagi seorang siswa merupakan media. Banyak batasan tentang media, Association of Education and Comunication Technology (AECT) memberikan pengertian tentang media sebagai salah satu bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media
merupakan
sarana
pembelajaran
yang
digunakan
untuk
menyampaikan informasi kepada siswa yang bertujuan untuk membuat siswa mengerti. Media adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Dalam proses belajar mengajar penerima pesan itu adalah siswa. Pembawa pesan (media) itu berinteraksi dengan siswa melalui indera mereka. Siswa dirangsang dengan media itu untuk menerima informasi. Kadang-kadang siswa dituntut untuk menggunakan kombinasi dari beberapa indera supaya dapat menerima pesan itu lebih lengkap. Menurut Azhar Arsyad berdasarkan uraian beberapa batasan tentang media, berikut dikemukakan ciri-ciri umum yang terkandung pada setiap batasan sebagai berikut : 1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indra. 2) Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa. 3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio 4) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun siluar kelas. 5) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 6) Media pendidikan dapat digunakan secara masal (misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio tape/ kaset, video recorder) 7) Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.(2011:6) Pada awal sejarah pembelajaran, media hanyalah merupakan alat bantu yang dipergunakan oleh seorang guru untuk menerangkan pelajaran. Kemudian dengan berkembangnya teknologi, khususnya teknologi audio pada pertengahan abad ke-20 lahirlah alat bantu audio visual yang terutama menggunakan pengalaman yang kongkrit untuk menghindari verbalisme. Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu, Edgar Dale mengadakan klasifikasi menurut tingkat dari yang paling kongkrit ke yang paling abstrak sebagai berikut:
Gambar 2.4. Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Rudi Susilana & Cepi Riyana, 2007:7)
b. Manfaat Media Pembelajaran Media dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dengan dua arah yaitu sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media belajar yang dapat digunakan sendiri oleh siswa. Media yang dipakai sebagai alat bantu mengajar disebut dengan dependent media. Sedangkan media yang dapat digunakan oleh siswa dalam kegiatan belajar mandiri, disebut independent media. Media dirancang dan disusun secara sistematik, serta dapat menyalurkan informasi secara terarah untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 mencapai tujuan instruksional tertentu. Contoh independent media adalah film bingkai bersuara, film rangkaian bersuara, radio, TV, video, film dan media tercetak seperti modul yang memang dirancang untuk belajar secara mandiri. Media seperti ini dapat digunakan oleh siswa bersama guru tetapi dapat digunakan sendiri oleh siswa di perpustakaan yang dilengkapi berbagai media tanpa bantuan orang lain. Media jenis ini seringkali juga dipakai dalam pelajaran klasikal. Dalam sistem pembelajaran media dapat digunakan untuk menggantikan fungsi guru, yaitu fungsi memberikan informasi atau isi pelajaran. Menurut Basuki Wibana dan Farida Mukti apabila sistem belajar mengajar dengan media ini di terapkan, ada beberapa keuntungan yang diperoleh: 1) Guru mempunyai lebih banyak waktu untuk membantu siswa yang lemah. Sementara siswa sibuk belajar sendiri, guru dapat memberikan bantuan kepada siswa yang membutuhkannya. 2) Siswa akan belajar secara aktif, dan 3) Siswa dapat belajar sesuai dengan gaya dan kecepatan masingmasing.(2001:14) Namun demikian perlu disadari benar-benar bahwa kalau sistem ini akan digunakan, guru perlu membuat persiapan yang matang dan perlu menyediakan media dan peralatan belajar yang cukup. Menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana, media mempunyai kegunaan: 1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra 3) Menimbulkan gairan belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar 4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya 5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.(2007:9)
c.
Media Audio Visual Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan
pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Dengan karakteristik yang lebih lengkap, media audio visual memiliki kemampuan untuk mengatasi kekurangan dari media audio atau media visual semata. Media audio visual ini lebih efektif penggunaanya bila dibandingkan dengan media pesan visual saja (seperti gambar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 cetak yang disusun berurutan). Media audio visual ini tidak saja menyampaikan pesan-pesan yang rumit, tetapi juga lebih realistis. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian. Pada awal pelajaran media harus mempertunjukkan sesuatu yang dapat menarik perhatian semua siswa. Hal ini diikuti dengan jalinan logis keseluruhan program yang dapat membangun rasa berkelanjutan-sambung-menyambung dan kemudian menuntun kepada kesimpulan dan saran. Menurut Basuki Wibana dan Farida Mukti menyatakan bahwa audio visual memiliki kemampuan untuk dapat mengatasi kekurangan dari media audio atau media visual semata. Misalnya film bingkai dan film rangkaian yang dilengkapi dengan suara. Media ini menjadi lebih efektif penggunannya bila dibandingkan dengan media pesan visual saja (seperti gambar cetak yang
Salah satu contoh media audio visual yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah dengan menggunakan video. Sama halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu obyek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan video melukiskan gambar hidup dan suaranya memberi daya tarik tersendiri.
menunjukkan bahwa informasi yang disajikan melalui gambar, dapat diserap baik oleh penonton. Namun demikian, apabila disampaikan melalui suara, informasi tersebut hanya bisa diserap dengan bai Ini berarti apa bila kedua media itu digabungkan pesan yang disampaikan akan lebih mudah diserap oleh siswa yang melihatnya. Namun media ini juga mempunyai keuntungan dan kekurangan diantaranya: 1) Keuntungan film dan video a) Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktik, dan lain-lain. Film merupakan pengganti alam sekitar dan bahkan dapat menunjukkan objek
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 yang secara normal tidak dapat dilihat seperti kerja jantung ketika berdenyut. b) Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu. c) Di samping mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video menanamkan sikap dan segi-segi efektif lainnya. d) Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dalam mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa. e) Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat secara langsung seperti lahar gunung berapi dan perilaku binatang buas. f) Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok yang heterogen, maupun perorangan. g) Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi frame, film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit. 2) Kekurangan film dan video a) Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktunya yang banyak. b) Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui film tersebut. c) Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali film dan video itu dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri. Menurut Dary yang sangat efektif untuk membantu proses pembelajaran, baik itu pembelajaran
sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Disamping itu video juga merupakan bahan ajar noncetak yang kaya akan informasi dan tuntas karena dapat sampai ke hadapan siswa secara langsung. Di samping itu, video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran. Hal ini karena karakteristik teknologi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 video yang dapat menyajikan gambar bergerak pada siswa, disamping suara yang menyertainya. Dengan demikian, siswa merasa seperti berada disuatu tempat yang sama dengan program yang ditayangkan video. 4.
Permainan Bola Basket a.
Pengertian Bola Basket Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim
beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Bola basket sangat cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang olahraga tertutup dan hanya memerlukan lapangan yang relatif kecil. Selain itu, bola basket mudah dipelajari karena bentuk bolanya yang besar, sehingga tidak menyulitkan pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut. Cara menggiring bola pada permainan bola basket ini adalah dengan dribble atau memantul-mantulkan bola ke lantai. Apabila berhenti mendribble maka bola harus segera dioper ke teman dengan cara melempar atau passing. Permainan ini dimulai dengan jum ball dan dipimpin oleh 2 orang wasit yaitu refree dan umpire serta dibantu oleh petugas meja dan pengawas. Dalam satu pertandingan bola basket terdapat empat babak atau yang biasanya disebut dengan kuarter. Pergantian pemainnya bebas namun harus melapor kepada wasit terlebih dahulu. Lamanya waktu pertandingan dalam satu kuarter adalah kurang lebih 10 menit dan jeda waktu antar kuarternya selama 2 menit. Kemenangan dalam permainan ini adalah apabila diantara kedua tim yang paling banyak mengumpulkan point selama empat kuarter. Jika terjadi skor sama di kuarter empat maka pertandingan dilanjutkan dengan kuarter tambahan selama 5 menit.
b. Teknik Dasar Bola Basket Dalam permainan bola basket terdapat beberapa teknik dasar agar dapat menguasai permainan bola basket diantaranya adalah: 1) Dribbling
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 Dribbling adalah suatu usaha membawa bola ke depan. Caranya yaitu dengan memantul-mantulkan bola ke lantai dengan satu tangan. Menggiring bola dalam permainan bola basket dapat dibagi menjadi dua cara, yaitu menggiring bola rendah dan menggiring bola tinggi. Menggiring bola rendah bertujuan untuk melindungi bola dari jangkauan lawan. Menggiring bola tinggi dilakukan untuk mengadakan serangan yang cepat ke daerah pertahanan lawan.. 2) Passing Passing adalah mengoper atau melempar bola kepada teman. Passing ini terbagi menjadi tiga yaitu chest pass (lemparan dari depan dada) digunakan untuk mengoper jarak dekat, bounce pass (lemparan pantul) digunakan untuk mengoper pada jarak dekat dan posisinya dikerumuni lawan, dan overhead pass (lemparan dari atas kepala) digunakan untuk mengoper pada jarak jauh. 3) Shooting Shooting adalah usaha memasukkan bola ke dalam keranjang atau ring basket lawan untuk meraih poin. Shooting ini dilakukan dengan berbagai macam misalnya one head shot (tembakan satu tangan), free throw (tembakan bebas), jump shot (tembakan sambil melompat), Three point (tembakan tiga angka), hook shot (tembakan mengkait), lay up shot (tembakan dengan langkah dan melompat).
c.
Teknik Dasar Lay Up Shot Bola basket lay up adalah
tembakan yang dilakukan dari jarak dekat sekali dengan keranjang, sehingga seolah-olah bola itu diletakkan ke dalam keranjang yang didahului dengan gerakan melangkah lebar dan melompat setinggilay up adalah tembakan yang berpeluang paling tinggi untuk mencetak angka dalam bola basket, para pemain penyerang harus mencoba melakukan lay up gaya tembakan tiga langkah. Gerakan melangkah dapat dilakukan dari menerima operan atau gerakan menggiring bola. Melangkah dua kali, mengoper, atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 menembakkan bola merupakan unsur yang sangat penting dalam gerakan lay up. Tiga hal yang harus diperhatikan dalam melakukan tembakan lay up, yaitu: 1) Saat menerima bola, badan harus dalam keadaan melayang 2) Saat melangkah, langkah pertama harus lebar dan jauh guna mendapat jarak maju sejauh mungkin, klangkah kedua pendek untuk memperoleh awalan tolakan agar dapat melompat setinggi-tingginya 3) Saat melepas bola, bola harus dilepas dengan kuatan kecil, seorang pemain yang menerima bola pada saat melayang, diperbolehkan untuk menambah langkah dua hitungan. Biasanya tembakan lay up dilakukan dari samping (kanan atau kiri) basket dan bola dipantulkan lebih dulu ke papan. Cara ini adalah cara yang paling mudah dilakukan, tinggal memperhitungkan sudut pantulan bola dan kekuatan tangan melepas bola. Momen-momen ini dapat digambarkan sebagai berikut:
menembak melompat melangkah Ki
Ka
Ki
melayang melompat
Gambar 2.5. Langkah dalam melakukan lay up (Imam Sodikun, 1992:64)
Ketika melakukan latihan lay up, biasakan lari dengan langkah lebar dengan badan condong ke depan. Kemudian berilah tanda atau rintangan agar dapat melangkahlan kaki sesuai dengan langkah lay up, langkah pertama lebar kemudian langkah kedua pendek dan diakhiri dengan lompata setinggi-tingginya serta pandangan mata ke ring basket. Langkah pertama harus lebar dan badan condong ke depan untuk memperoleh jarak maju sejauh mungkin dan memelihara keseimbangan. Langkah kedua pendek dengan maksud mempersiapkan diri untuk membuat awalan agar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 dapat menolakkan kaki sekuat-kuatnya supaya memperoleh lompatan setinggitingginya. Lompatan terakhir harus setinggi-tingginya dengan maksud agar mendekatkan diri dengan keranjang basket, dan menghilangkan kecepatan ke depan. Pandangan mata ke ring basket agar saat melepaskan bola ke ring bola tepat pada sasaran dan dapat masuk ke ring. Saat langkah kaki terakhir, kaki ditolakkan sekuat-kuatnya agar dapat mencapai titik tertinggi sedekat mungkin dengan keranjang basket. Pada saat berhenti dititik tertinggi, luruskan tangan memegang bola, serta lecutan pergelangan tangan yang memegang bola (tangan kanan) hingga jalannya bola tidak kencang.
Gambar 2.6. Teknik tembakan lay up (Danny Kosasih, 2008:50)
5.
Pembelajaran Lay Up Shoot Menggunakan Media Bantu Audio Visual
Pada siswa SMA pembelajaran lay up shoot bola basket akan lebih efektif apabila menggunakan media. Salah satu media yang dapat digunakan untuk membantu adalah media bantu pembelajaran. Media bantu yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Siswa terkadang kurang memperhatikan guru dalam pelajaran apabila pelajaran yang disampaikan kurang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 melakukan lay up masih membutuhkan penggunaan teknik dan pengambilan langkah yang tepat untuk memaksimalkan hasil tembakan Maka dari itu alat bantu yang digunakan harus efektif. Media bantu yang digunakan adalah dengan menggunakan media bantu pembelajaran audio visual yang berupa video pembelajaran. Pembelajaran lay up shoot bola basket menggunakan media bantu pembelajaran audio visual dimaksudkan untuk membantu proses menentukan ketepatan langkah pada saat proses melakukan teknik lay up shoot bola basket. Disamping itu juga melatih ketepatan saat melepas bola ke ring basket dan pada saat melakukan lay up shoot pandangan mata mengarah pada ring basket. Adapun pelaksanaannya yaitu menyediakan perangkat audio visual berupa LCD, laptop, speaker dan video pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran lay up shoot bola basket dengan media bantu pembelajaran audio visual: 1) Siswa melihat tayangan video pembelajaran lay up shoot bola basket 2) Siswa mempraktekkan apa yang sudah diajarkan dalam tayangan video pembelajaran lay up shoot bola basket secara bertahap.
6.
Penelitian Tindakan Kelas Dalam istilah aslinya, Penelitian Tindakan Kelas disebut dengan
Classroom Action Research. Para ahli penelitian pendidikan akhir-akhir ini menaruh perhatian yang cukup besar terhadap penelitian tindakan kelas. Dalam tataran ilmiah, penelitian tindakan kelas dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik pembelajaran. Ini dapat terjadi karena setelah meneliti kegiatannya sendiri, dikelas sendiri, dengan melibatkan siswanya sendiri, melalui sebuah tindakan-tindakan yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi sendiri, guru dapat memperoleh umpan balik yang sistematik mengenai kegiatan yang selama ini selalu dilakukan dalam proses pembelajaran. Menurut
sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 pembelajaran dikelas secara lebih berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh
juga merupakan penelitian yang bersifat reparatif. Artinya, penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran agar siswa bisa mencapai hasil yang maksimal. Komponen-komponen dalam suatu kelas yang dapat dikaji melalui penelitian tindakan kelas, menurut Mohammad Asrori (mengutip simpulan Suhardjono) meliputi: 1) Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik mengikuti proses pembelajaran dikelas/ lapangan/ laboratorium/ bengkel, ketika sedang asyik mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari, atau ketika sedang mengikuti kerja bakti di luar sekolah. 2) Guru, dapat dicermati ketika guru yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang membimbing siswa-siswa yang sedang berdarmawisata, atauu sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa. 3) Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa. 4) Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar, dengan tujuan meningkatkan mutu hasil belajar, yang diamati adalah guru, siswa, atau keduanya 5) Hasil pembelajaran, merupakan produk yang harus ditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsur lain, yaitu proses pembelajaran, peralatan atau sarana pendidikan, guru, dan siswa itu sendiri. 6) Lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang melingkungi siswa di rumahnya. Bentuk perlakuan atau tindakan yang dapat dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif. 7) Pengelolaan, merupakan kegiatan yang sedang diterapkan dan dapat di atur atau direkayasa dalam bentuk tindakan. Unsur pengelolaan yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan. Dalam hal ini yang digolongkan sebagai kegiatan pengelolaan misalnya cara pengelompokan siswa ketika guru memberikan tugas, pengaturan jadwal, pengaturan tempat duduk siswa, penempatan papan tulis, penataan peralatan milik siswa, dan sebagainya.(2007:6) Menurut Agus Kristiyanto berpendapat bahwa karakteristik PTK dalam pendidikan jasmani meliputi: practical inquiri) yang bertujuan -di siniPerbaikan dilakukan dalam setting alami dan riil terjadi di lapangan; (2)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 PTK merupakan penelitian yang dilakukan secara kolaboratif. Pihak yang berkolaborasi adalah pihak-pihak yang secara riil menjadi komponen inti dalam praktek pembelajaran sesuai masalah yang diteliti; (3) PTK merupakan penelitian yang berbentuk self-moni-toring dengan penajaman kemampuan merefleksi berdasarkan apa yang telah direncanakan, dilaksanakan, dan di Sebagai suatu metode penelitian, penelitian tindakan kelas memiliki sejumlah kelebihan untuk digunakan oleh guru dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Selain memiliki kelebihan-kelebihan, penelitian tindakan kelas juga memiliki sejumlah kelemahan. Memahami kelebihan dan kelemahan penelitian tindakan kelas ini penting karena dengan memahami
kelebihan
dan
kekurangannya,
peneliti
dapat
mengurangi
kekuranganya dan memaksimalkan kelebihannya. Berikut ini dipaparkan kelebihan dan kelemahan penelitian tindakan kelas: 1) Kelebihan Penelitian Tindakan Kelas a) Kerja sama dengan teman sejawat dalam penelitian tindakan kelas dapat menimbulkan rasa memiliki. b) Kerjasama dalam penelitian tindakan kelas mendorong berkembangnya pemikiran kritis dan kreativitas guru. c) Kerja sama dalam penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan kemampuan guru untuk membawa kepada kemungkinan untuk berubah. 2) Kelemahan Penelitian Tindakan Kelas a) Kurang mendalamnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik-teknik dasar penelitian tindakan pada pihak peneliti. b) Tidak mudah menemukan dan merumuskan masalah yang hendak diteliti. c) Tidak mudah mengelola waktu antara kegiatan rutin yang sekaligus dilakukan dengan kegiatan penelitian. d) Keengganan atau bahkan kesulitan untuk melakukan perubahan. e) Tuntutan terhadap penelitian tindakan agar dapat dia meyakinkan orang lain bahwa model, metode, strategi, atau teknik-teknik pembelajaran yang ditelitinya benar-benar berjalan secara efektif dan membawa kepada perubahan dan peningkatan kualitasnya nyata.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
Ada beberapa model penelitian tindakan kelas yang dapat digunakan. Namun, model yang tampaknya tidak terlalu sulit untuk dilakukan oleh guru di kelas adalah penelitian tindakan model siklus. Model ini dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart pada tahun 1988 dari Deakin University Australia.
sadar yang dilakukan peneliti (bersama kolaborator) dalam rangkanuntuk merubah keadaan secara rasional dan tere Model penelitian tindakan kelas ini mengandung empat komponen, yaitu 1) Rencana (Planning) Pada komponen ini, guru sebagai peneliti merumuskan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran, perilaku, sikap, dan prestasi belajar siswa. 2) Tindakan (Action) Pada komponen ini, guru melaksanakan tindakan, berdasarkan rencana tindakan yang telah direncanakan, sebagai upaya perbaikan dan peningkatan atau perubahan proses pembelajaran, perilaku, sikap, dan prestasi belajar siswa yang diinginkan. 3) Pengamatan (Observation) Pada komponen ini, guru mengamati dampak atau hasil dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Apakah berdasarkan tindakan yang dilaksanakan itu memberikan pengaruh yang meyakinkan terhadap perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa atau tidak. 4) Refleksi (Reflection) Pada komponen ini, guru mengkaji dan mempertimbangkan secara mendalam tentang hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan itu dengan mendasarkan pada berbagai kriteria yang telah dibuat. Berdasarkan hasil refleksi ini, guru dapat melakukan perbaikan terhadap rencana awal yang telah dibuatnya jika masih terdapat kekurangan sehingga belum memberikan dampak perbaikan dan peningkatan yang meyakinkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan
siswa
dalam
proses
pembelajaran.
Siswa
diarahkan
untuk
menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep pembelajaran yang sesuai dengan konsep yang dipelajari. Permasalahan yang sering terjadi dalam proses pembelajaran adalah ppada model dan dan cara guru menyampaikan pelajaran. Siswa seringkali kurang dapat memahami apa yang telah disampaikan oleh guru yang mengajar. Khususnya dalam pembelajaran lay up shoot bola basket. Siswa tidak mampu melaksanakan gerakan lay up, sebab guru hanya menyampaikan materi dengan singkat. Adapun ketika guru mendemonstrasikan gerakan terlalu cepat dan tanpa adanya tahapan-tahapan sehingga demonstrasi tersebut kurang dapat ditangkap oleh siswa secara optimal. Permasalahan umum dalam pembelajaran penjas adalah kurangnya sarana dan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. Proses pembelajaran yang berlangsung belum mewujudkan adanya partisipasi siswa secara penuh. Di sini siswa berperan sebagai objek pembelajaran, yang hanya mendengar dan mengaplikasikan apa yang disampaikan oleh guru. Selain itu, proses pembelajaran kurang mengoptimalkan penggunaan modifikasi pembelajaran yang dapat memancing peran aktif siswa. Penggunaan model nyata yang diamati secara langsung oleh siswa memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar. Model nyata yang dimaksud adalah media pembelajaran. Penggunaan media bantu pembelajaran memungkinkan siswa untuk lebih banyak melakukan kegiatan seperti melihat, berimajinasi, dan melakukan apa yang seperti dilihat. Secara garis besar media bantu yang digunakan adalah media audio visual, yaitu dengan menggunakan tayangan video pembelajaran lay up. Dan kemudian dilanjutkan mempraktikkan langsung apa yang dilihat dalam video pembelajaran yang ditayangkan. Penggunaan media bantu dapat memunculkan fenomena atau gejala yang ditangkap siswa sehingga dapat memunculkan masalah-masalah yang terkait
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 dengan topik atau materi yang sedang dipelajari. Permasalahan-permasalahan inilah yang menjadi basis dalam pembelajaran untuk dipecahkan bersama di kelas. Pembelajaran yang berorientasi pada pemecahan masalah di dalam kelas adalah dengan penggunaan media bantu pembelajaran audio visual yaitu tayangan video pembelajaran dalam pembelajaran teknik dasar lay up shoot bola basket. Kurangnya kreatifitas guru yang dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa antara lain kurang kreatifnya guru pendidikan jasmani disekolah dalam membuat dan mengembangkan media pembelajaran. Perkembangan teknologi pembelajaran dengan media elektronik rata-rata sudah berkembang di sekolah-sekolah. Namun guru terkadang tidak memanfaatkan media yang suda tersedia tersebut. Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Kondisi awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru: Kurang kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran penjas
Siswa: - Siswa kurang tertarik dan cepat bosan dengan pembelajaran lay up shoot bola basket - Hasil belajar siswa rendah - Pemaham teknik dasar lay up rendah
Menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan media bantu pembelajaran audio visual
Siklus I: Guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran dengan menggunakan media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar lay up shoot bola basket
Melalui penggunaan media bantu pembelajaran audio visual dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran lay up serta partisipasi aktif dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat
Siklus II: Upaya perbaikan dari siklus I sehingga melalui media bantu pembelajaran audio visual dapat berhasil meningkatkan hasil pembelajaran lay up shoot bola basket
Gambar 2.7. Kerangka berpikir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di lapangan basket SMA
Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten. Dengan alamat Jalan Raya 3 Karanganom, Klaten.
2. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Mei 2012. Tabel 3.1. Rincian kegiatan waktu dan jenis kegiatan penelitian Tahun 2012 No 1
Rencana Kegiatan
Jan
Feb
Persiapan a. Observasi b. Identifikasi Masalah c. Penentuan Tindakan d. Pengajuan Judul e. Penyusunan Proposal f. Pengajuan
Izin
Pene-
litian 2
Pelaksanaan a. Seminar Proposal b. Pengumpulan
Data
Penelitian 3
Penyusunan laporan a. Penulisan Laporan b. Ujian Skripsi
commit to user 30
Mar
Apr
Mei
Juni J
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 3.
Siklus PTK Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam beberapa siklus
untuk melihat peningkatan hasil belajar lay up shot bola basket dengan penerapan media bantu pembelajaran audio visual.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian Tindakan kelas ini adalah siswa kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2011/2012. Dengan jumlah siswa 14 siswa putra dan 26 siswa putri.
C. Data dan Sumber Data
1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang hasil lay up shot bola basket dengan penerapan media bantu pembelajaran audio visual pada siswa kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012. 2. Guru, sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan media bantu pembelajaran audio visual
di SMA Negeri 1 Karanganom
Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2011/2012.
D. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdiri dari: tes dan observasi. 1.
Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil lay up shot bola basket yang dilakukan siswa.
2.
Observasi: dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar dan mengajar saat penerapan media bantu pembelajaran audio visual dilaksanakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 Tabel 3.2. Teknik dan alat pengumpulan data No 1
Sumber Data Siswa
Teknik
Jenis Data
Instrumen
Pengumpulan
Hasil keterampilan lay up Tes Praktek
Tes
keterampilan
shot bola basket
lay up shot bola basket
2
Siswa
Pemahaman siswa terhadap Praktik proses
pembelajaran
semangat
3
Guru
serta
dan Melaui
dan unjuk kerja
keaktifan
observasi
lapangan
Pengamatan terhadap siswa Observasi
Melalui
untuk
observasi
tingkat
dan
pengamatan
siswa
melihat
lembar
lembar
keberhasilan siswa
E. Uji Validitas Data
Teknik pengujian validitas data dilakukan dengan triangulasi, yang mencakup triangulasi data, metode, teori, atau peneliti. Uji validitas data ini
penilaian dengan pengamatan terhadap penelitian yang dilakukan.
F. Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. 1. Hasil keterampilan lay up shot bola basket : dengan menganalisis nilai ratarata tes lay up shot bola basket. Kemudian di kategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 2. Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan lay up shot bola basket: dengan menganalisis rangkaian gerakan lay up shot bola basket. Kemudian di kategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini angka-angka yang diperoleh saat unjuk kerja lay up shot bola basket. Menurut Iskandar,
ata yang
dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan prosentase untuk melihat (2009:131).
G. Indikator Kerja Penelitian
Untuk
menentukan
ketercapaian
tujuan
dirumuskan
indikator
keberhasilan tindakan yang disusun secara realistik dengan mempertimbangkan kondisi sebelum diberikan tindakan dan tindakan yang akan dilakukan dan dapat diukur hasilnya. Berikut indikator capaian keberhasilan belajar siswa dalam materi lay up shot bola basket.
Tabel 3.3. Prosentase indikator pencapaian keberhasilan belajar siswa
Aspek yang diukur Keaktifan mengikuti
siswa
dalam
Kondisi
Prosentase
awal
target capaian
50%
70%
pelaksanaan
Cara Mengukur Diamati saat guru memberikan pemanasan kepada
materi lay up shot bola
siswa
sebelum
basket
melaksanakan
kegiatan
belajar mengajar dan saat pembelajaran inti di mulai.
Pemahaman siswa terhadap
25%
70%
Diamati saat pembelajaran
materi lay up shot bola
dengan
basket
angket oleh peneliti.
commit to user
menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 Siswa yang sudah mampu
12,5%
70%
Diamati saat pembelajaran
melakukan teknik dasar lay
dengan
up shot bola basket dengan
lembar
teknik dasar yang benar
peneliti
menggunakan observasi
oleh
menggunakan media bantu pembelajaran audio visual
Ketuntasan (hasil
tes
hasil
belajar
17,5%
70%
Dihitung mulai ketuntasan
kemampuan
belajar siswa pada materi
teknik dasar lay up shot
lay up shot bola basket
bola basket)
melalui hasil akumulasi (aspek afektif, kognitif dan psikomotor)
H. Prosedur Penelitian
Langkah pertama menentukan metode yanga digunakan dalam penelitian, yaitu metode penelitian tindakan kelas. Langkah selanjutnya menentukan banyaknya tindakan yang dilakukan dalam siklus. Dalam penenelitian tindakan kelas ini, peneliti akan melakukan tindakan-tindakan yang dalam pelaksanaannya berlangsung terus menerus dan tindakan-tindakan akan dilaksanakan dalam siklus yang peneliti berikan pada siswa yang peneliti jadikan subjek. Ada beberapa pakar yang menyatakan bahwa PTK minimal dilaksanakan minimal dalam 2 siklus. Berikut adalah pendapat Agus Kristyanto (mengutip simpulan Arikunto) bahwa -kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan. Informasi dari siklus yang terdahulu sangat menentukan bentuk siklus berikutnya (2010:62). Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK secara prosedurnya adalah dilaksanakan secara partisipatif atau kolaborasi (guru, dosen dengan timnya) bekerjasama, mulai dari tahap orientasi dilanjutkan penyusunan rencana tindakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 lanjutan pelaksanaan tindakan dalam siklus pertama. Diskusi yang bersifat analitik yang kemudian dilanjutkan pada langkah reflektif-evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana modofikasi, koreksi, atau pembetulan, atau penyempurnaan pada siklus ke dua dan seterusnya. Adapun prosedur atau langkah-langkah Penelitian Tindakan kelas (PTK) terlihat pada gambar:
Orientasi Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pengamatan
Orientasi Perencanaan Berikut
Perbaikan Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan Tindakan
Dilanjutkan Ke Siklus Beriku?
Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Iskandar, 2009:67)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 Keterangan : 1. Mengidentifikasi permasalahan umum 2. Mengadakan pengecekan dilapangan (reconnaissance) 3. Membuat perencanaan umum 4. Mengembakan tindakan pertama 5. Mengobservasi, mengamati, mendiskusikan tindakan pertama 6. Refleksi-evaluatif, dan merevisi atau memodifikasi untuk perbaikan dan peningkatan pada siklus kedua dan berikutnya.
Untuk memperoleh hasil penelitian seperti yang diharapkan, prosedur penelitian ini meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Tahapan Persiapan Survei Awal Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahapan ini adalah: Peneliti mengobservasi sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian. 2. Tahapan Seleksi Informan, Penyiapan Instrumen dan Alat Pada tahapan ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi: a.
Menentukan subjek penelitian
b.
Menyiapkan alat dan instrumen penelitian dan evaluasi
3. Tahap Pengumpulan Data dan Pelaksanaan Tindakan Pada tahapan ini peneliti mengumpulkan data tentang; a. Hasil belajar lay up shot bola basket b. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran c. Ketepatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) d. Media Bantu pembelajaran e. Pelaksanaan Pembelajaran f. Semangat dan keaktifan siswa 4. Tahap Analisis Data Dalam tahap ini analisis yang digunakan penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Teknik analisis tersebut dilakukan karena sebagian besar data yang dikumpulkan berupa uraian diskriptif tentang perkembangan proses
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 pembelajaran, yakni partisipasi siswa dalam pembelajaran pada sub pokok bahasan teknik dasar lay up shot bola basket. 5. Tahap Penyusunan Laporan Pada tahapan ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan dari awal survei sampai dengan menganalisis data yang dilakukan pada waktu penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar lay up shot bola basket di SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2011/2012. Adapun setiap tindakan upaya untuk mencapai tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, analisis, dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus.
1. Rencana siklus 1 a. Tahap perencanaan Pada tahap ini peneliti menyusun skenario pembelajaran yang terdiri dari: 1) Menyusun Rencana Pelaksanakan pembelajaran (RPP) 2) Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran 3) Menyusun lembar observasi 4) Menyiapkan lembar tes dan angket 5) Minyapkan media pembelajaran audio visual 6) Menyiapkan lapangan 7) Penetapan alokasi waktu pelaksanaan penelitian 8) Sosialisasi kepada subjek penelitian b. Tahap pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksankan proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain: 1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum 2) Melakukan pemanasan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 3) Menayangkan video pembelajaran lay up shot bola basket 4) Membentuk barisan 5 berbanjar 5) Melakukan teknik dasar lay up sesuai dengan video pembelajaran lay up yang ditayangkan secara bertahap 6) Menarik kesimpulan terhadap pelaksanaan pembelajaran. 7) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung 8) Melaksanakan penenangan atau pendinginan c. Tahap Observasi Pengamatan dilakukan terhadap; (1) Hasil belajar lay up shot bola basket (2) Aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. d. Tahap evaluasi Refleksi atau evaluasi adalah merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya.
2. Rencana Siklus 2 Pada siklus II ini perencanaan tindakan di kaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesusuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan jasmani.. Demikian juga termasuk pada perwujudan tahap pelaksanaan, observasi, dan interprestasi, serta analisis dan refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya. Berikut merupakan rancangan kegiatan pada siklus 2 : a.
Tahap perencanaan Pada tahap ini peneliti menyusun skenario pembelajaran yang terdiri dari: 1)
Menyusun Rencana Pelaksanakan pembelajaran (RPP)
2)
Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran
3)
Menyusun lembar observasi
4)
Menyiapkan lembar tes dan angket
5)
Minyapkan media pembelajaran audio visual
6)
Menyiapkan lapangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 7)
Penetapan alokasi waktu pelaksanaan penelitian
8)
Sosialisasi kepada subjek penelitian
b. Tahap pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksankan proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain: 1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum 2) Melakukan pemanasan 3) Menayangkan video pembelajaran lay up shot bola basket 4) Membentuk barisan 5 berbanjar 5) Melakukan teknik dasar lay up sesuai dengan video pembelajaran lay up yang ditayangkan secara bertahap 6) Diskusi kelompok membahas masalah masing-masing 7) Menarik kesimpulan terhadap pelaksanaan pembelajaran. 8) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung 9) Melaksanakan penenangan atau pendinginan c. Tahap Observasi Pengamatan dilakukan terhadap; (1) Hasil belajar lay up shot bola basket (2) Aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. d. Tahap evaluasi Refleksi atau evaluasi adalah merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan dari siklus sebelumnya serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya sebagai perbaikan dari siklus sebelumnya.
Apabila pada siklus ini hasil belajar yang dicapai oleh siswa belum mencapai apa yang telah ditargetkan, maka akan diadakan siklus berikutnya dalam rangka untuk memperbaiki hasil belajar dari siklus yang sebelumnya. Dan siklus ini akan berlanjut terus hingga mencapai target yang telah direncanakan oleh peneliti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
E. Deskripsi Pra Tindakan 1.
Observasi Awal Sebelum melaksanakan poses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu
peneliti melakukan kegiatan survey awal untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Hasil kegiatan survey awal tersebut adalah sebagai berikut. a. Siswa kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2011/2012, berjumlah 40 Siswa, yang terdiri atas 14 siswa putra dan 26 siswa putri. Dilihat dari proses pembelajaran lay up shot bola basket, dapat dikatakan proses pembelajaran kurang berhasil. b. Siswa kurang memperhatikan dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran, terutama saat guru memberikan penjelasan sebab guru belum menggunakan media pembelajaran dengan tepat dalam materi lay up shot bola basket dalam jumlah siswa yang terlampau banyak. c. Dari hasil wawancara yang dilakukan, diperoleh informasi bahwa siswa kesulitan dalam menerima pembelajaran lay up shot bola basket dan siswa kurang tertarik dalam menerima materi lay up shot bola basket. Hal ini dapat dibuktikan oleh peneliti saat melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Saat mengikuti materi lay up shot bola basket, siswa menunjukkan sikap seenaknya sendiri, tidak memperhatikan penjelasan guru, tidak memperhatikan pelajaran dengan sepenuhnya, ada yang berbicara dengan teman, bahkan ada yang bermain sendiri dengan temannya. d. Disamping permasalahan di atas siswa juga mengalami kebingungan dalam melakukan langkah lay up shot bola basket, mereka tidak bisa menentukan langkah mana yang akan dilakukan saat lay up shot bola basket. e. Dilihat dari hasil penilaian guru pendidikan jasmani pada materi lay up shot bola basket kelas XA, siswa yang mampu melakukan teknik dasar lay up shot bola basket hanya 17,5% dan sisanya masih belum bisa melakukan teknik dasar lay up shot bola basket. Guru mengalami kesulitan dalam menemukan
commit to user 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 media pembelajaran yang tepat. Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran secara monoton atau konvensional mengakibatkan motivasi belajar siswa menurun, sehingga akan berdapak pada rendahnya kemampuan lay up shot bola basket pada siswa. f. Seringkali contoh yang disampaikan oleh guru melalui peragaan langsung, kurang dapat dicermati oleh siswa secara baik, sebab siswa kurang dapat melihat gerakan lay up shot bola basket yang diperagakan oleh guru, baik karena kurangnya antusiasme siswa atau contoh gerakan kurang dapat terlihat dengan jelas dan terlalu cepat. Hasil observasi antara peneliti dan guru tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kondisi kelas pada materi lay up shot bola basket pada kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten. Data kondisi awal hasil belajar lay up shot bola basket pada siswa kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012 sebelum diberikan tidakan penerapan media bantu pembelajaran audio visual disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1. Data Awal Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket Sebelum Diberikan Tindakan Melalui Penerapan Media bantu Pembelajaran Audio Visual
Rentang Nilai
Keterangan
Kriteria
Jumlah Anak
Prosentase
>85
Baik Sekali
Tuntas
0
0.00%
80
84
Baik
Tuntas
0
0,00%
75
79
Cukup
Tuntas
7
17,50%
70
74
Kurang
Tidak Tuntas
8
20,00%
Kurang Sekali
Tidak Tuntas
25
62,50%
40
100%
<69
Jumlah
Berdasarkan hasil data awal sebelum diberikan tindakan, maka dapat dijelaskan bahwa mayoritas siswa kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012 belum menunjukkan hasil yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 baik. Dari 40 siswa, 7 siswa (17,5%) telah tuntas dan 33 siswa (82,5%) belum tuntas. Melalui deskripsi data awal yang telah diperoleh tersebut masing-masing aspek menunjukkan kriteria keberhasilan pembelajaran yang kurang. Maka disusun sebuah tindakan untuk meningkatkan hasil belajar lay up shot bola basket siswa kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan menggunakan penerapan media bantu pembelajaran audio visual. Pelaksanaan tindakan dilakukan sebanyak 2 siklus, yaitu masing-masing siklus terdiri atas 4 tahapan, yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi.
F. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap siklus 1. Siklus I Pembelajaran lay up shot bola basket menggunakan media bantu pembelajaran audio visual berupa video pembelajaran pada siklus I adalah pengenalan teknik dasar lay up shot bola basket meliputi; (1) teknik dasar langkah, (2) teknik dasar memegang bola dan pandangan mata, (3) teknik dasar memantulkan bola ke papan dan bola masuk ke ring. Pembelajaran lay up shot bola basket pada siklus I tersebut dilakukan selama tiga kali pertemuan.
a. Perencanaan Siklus 1 Kegiatan perencanaan tidakan dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 Maret 2012, di SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten. Peneliti dan guru penjas yang bersangkutan mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus I termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I. melalui RPP siklus I tersebut maka disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada silkus I diadakan selama tiga kali pertemuan. Pada Siklus I Peneliti dan Guru merancang rencana pelaksanaan tindakan sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 1) Peneliti bersama guru melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran penjas. 2) Peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) lay up shot bola basket melaui penerapan media bantu pembelajaran audio visual. 3) Peneliti dan guru menyiapkan media bantu pembelajaran audio visual yang berupa video pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa, serta menyiapkan sarana pembelajaran berupa laptop, LCD, dan speaker. 4) Peneliti dan guru menyusun lembar observasi yang digunakan untuk mengamati selama proses pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan siklus I dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, selama tiga minggu yakni pada setiap hari Sabtu tanggal 24 Maret 2012, 31 Maret 2012, dan 7 April 2012 di lapangan basket SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 45 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru yang bersangkutan, dan sekaligus melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. Materi pada pelaksanaan tindakan siklus I, pertemuan pertama (Sabtu, 24 Maret 2012) adalah praktik teknik dasar langkah lay up shot bola basket yang di mulai dari belajar langkah dengan berjalan hingga belajar langkah dengan bola didepan ring. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses pembelajaran dengan berdoa. 2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat. 3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan pemanasan menggunakan permainan. 4) Peneliti dan guru menyampaikan penjelasan mengenai materi yakni teknik dasar langkah lay up shot bola basket kepada siswa dengan menggunakan bantuan media audio visual yaitu berupa video. Siswa diminta menyimak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 secara detail pelaksanaan contoh yang dilihat melaui video dan pelaksanaan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan peneliti. 5) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dalam barisan lima berbanjar. 6) Siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar langkah dengan berjalan yakni secara bersama-sama melangkahkan kaki kanan, kemudian kiri dan melompat dilakukan dengan berjalan tanpa bola. Kemudian siswa melakukan teknik dasar langah tanpa bola pada masing-masing baris. Pada materi ini siswa diminta uuntuk membayangkan seolah-olah mereka memegang bola. Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang gerakan yang akan dilakukannya. 7) Peneliti dan guru melanjutkan materi kedua yakni gerakan teknik dasar langkah sambil berlari tanpa bola. 8) Siswa melakukan gerakan teknik dasar langkah sambil berlari tanpa bola secara bersama-sama dan di lanjutkan dengan masing-masing baris. Siswa di dalam melaksanakan praktik diminta untuk membayangkan selah-olah memegang bola.Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang gerakan yang akan dilakukannya. 9) Peneliti dan guru menyampaikan materi ketiga yakni gerakan teknik dasar langkah dengan berjalan dan berlari dengan menggunakan bola. 10) Siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar langkah dengan berjalan dan berlari sambil memegang bola. Pada materi ini siswa mempraktikkan langsung bagaimana cara memegang bola dan bagaimana cara melepaskan bola setelah melangkah. Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang gerakan teknik dasar langkah dengan berjalan dan berlari dengan menggunakan bola yang akan dilakukannya. 11) Peneliti dan guru menyampaikan materi keempat yakni gerakan teknik dasar shooting under ring. 12) Sebelum melakukan gerakan shooting under ring siswa dibagi menjadi dua sesuai dengan tersedianya ring di lapangan basket. 13) Siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar shooting under ring satu persatu dengan masing-masing anak melakukan shooting under ring
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 sebanyak 5 kali. Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang gerakan teknik dasar langkah dengan berjalan dan berlari dengan menggunakan bola yang akan dilakukannya. 14) Peneliti dan guru menyampaikan materi kelima yakni gerakan teknik dasar langkah didepan ring dengan memasukkan bola ke ring. 15) Siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar langkah didepan ring dengan memegang bola dan langsung memasukkan bola ke ring basket. Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang gerakan teknik dasar langkah dengan berjalan dan berlari dengan menggunakan bola yang akan dilakukannya. 16) Pada setiap materi yang disampaikan dan siswa melaksanakan perintah, peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas. 17) Selama proses pembelajaran video pembelajaran tetap ditayangkan dan siswa diminta untuk memperhatikan video pembelajaran dengan tujuan untuk bisa mengoreksi gerakan yang sudah dilakukan. 18) Diakhir pertemuan, peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan. Materi pada pelaksanaan tindakan siklus I, pertemuan kedua (Sabtu, 31 Maret 2012) adalah praktik teknik dasar langkah lay up dengan dikombinasikan passing dan dribble serta pengulangan materi yang telah disampaikan minggu sebelumnya. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan melakukan presensi, serta memulai proses pembelajaran dengan berdoa. 2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat. 3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali pemanasan dengan permainan .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 4) Peneliti dan guru menyampaikan penjelasan mengenai materi yakni teknik dasar langkah lay up shot bola basket kelanjutan dari materi pertemuan sebelumnya kepada siswa dengan menggunakan bantuan media audio visual yaitu berupa video. Siswa diminta menyimak secara
detail pelaksanaan
contoh yang dilihat melaui video dan pelaksanaan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan peneliti. 5) Peneliti dan guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi yang telah disampaiakan pada pertemuan sebelumnya, yakni teknik dasar langkah didepan ring dengan berjalan dan berlari dan memasukkan bola ke ring. Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas, serta menyiapkan materi selanjutnya. 6) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama pada pertemua kedua yakni teknik dasar passing bola basket. Siswa diminta untuk melakukan teknik dasar passing. Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang teknik dasar passing yang akan dilakukannya. 7) Sebelum melakukan teknik dasar passing siswa dibagi menjadi 6 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 6-7 siswa. 8) Peneliti dan guru menyampaikan materi kedua pada pertemua kedua yakni teknik dasar lay up shot bola basket yang dikombinasikan dengan passing diam tanpa ring. Siswa diminta melakukan teknik dasar lay up shot bola basket dengan dikombinasikan passing diam tanpa ring sesuai dengan instruksi peneliti dan guru. 9) Sebelum melakukan teknik dasar lay up shot bola basket dengan dikombinasikan passing tanpa ring siswa dibagi menjadi 6 kelompok dan masing
masing kelompok terdiri atas 6-7 orang siswa.
10) Peneliti dan guru menyampaikan materi ketiga pada pertemua kedua yakni teknik dasar lay up shot bola basket yang dikombinasikan dengan passing dilempar tanpa ring. Siswa diminta melakukan teknik dasar lay up shot bola basket dengan dikombinasikan passing dilempar tanpa ring sesuai dengan instruksi peneliti dan guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 11) Posisi siswa sama seperti dengan barisan yang sebelumnya. 12) Peneliti dan guru menyampaikan materi keempat pada pertemua kedua yakni teknik dasar lay up shot bola basket yang dikombinasikan dengan passing diam dan dilempar dengan menggunakan ring. Siswa diminta melakukan teknik dasar lay up shot bola basket dengan dikombinasikan passing diam dan dilempar dengan menggunakan ring sesuai dengan instruksi peneliti dan guru. 13) Sebelum melakukan teknik dasar lay up dengan menggunakan passing diam dan dilempar menggunakan ring maka siswa dibagi menjadi 2 kelompok sesuai dengan tersedianya ring basket. 14) Peneliti dan guru menyampaikan materi kelima pada pertemua kedua yakni teknik dasar dribble bola basket. Kemudian dilanjutkan melakukan lay up shot bola basket dengan diawali dribble langsung ke ring. Siswa diminta melakukan teknik dasar dribble bola basket. Kemudian dilanjutkan melakukan lay up shot bola basket dengan diawali dribble langsung ke ring. sesuai dengan instruksi peneliti dan guru. 15) Pada setiap materi yang disampaikan, Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas. 16) Selama proses pembelajaran video pembelajaran tetap ditayangkan dan siswa diminta untuk memperhatikan video pembelajaran dengan tujuan untuk bisa mengoreksi gerakan yang sudah dilakukan. 17) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan. Materi pada pelaksanaan tindakan siklus I, pertemuan ketiga (Sabtu, 7 April 2012) adalah rangkaian teknik dasar lay up shot bola basket. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses pembelajaran dengan berdoa. 2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali pemanasan dengan permainan. 4) Peneliti dan guru menyampaikan penjelasan mengenai materi yakni teknik dasar langkah lay up shot bola basket kelanjutan dari materi pertemuan sebelumnya kepada siswa dengan menggunakan bantuan media audio visual yaitu berupa video. Siswa diminta menyimak secara
detail pelaksanaan
contoh yang dilihat melaui video dan pelaksanaan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan peneliti. 5) Peneliti dan guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi yang telah disampaiakan pada pertemuan sebelumnya, yakni teknik dasar lay up shot bola basket yang di awali dengan dribble. Siswa diminta untuk melakukan teknik dasar lay up shot bola basket yang di awali dengan dribble satu persatu. 6) Sebelum melakukan siswa di bagi menjadi 2 kelompok sesuai dengan tersedianya ring basket. 7) Peneliti dan guru menyampaikan materi kedua pada pertemua ketiga yakni teknik dasar rangkaian gerakan lay up shot bola basket. Dari mulai dribble, kemudian melangkahkan kaki saat langkah lay up dan memasukkan bola ke ring basket dengan memantulkan bola ke papan.
Siswa diminta untuk
melakukan rangkaian gerakan teknik dasar lay up shot bola basket secara keseluruhan. Siswa melakukan rangkaian gerakan teknik dasar lay up shot bola basket satu persatu. 8) Posisi siswa sama seperti pelaksanaan materi sebelumnya. 9) Peneliti dan guru melakukan pengambilan data untuk siklus I, dengan mencatat hasil belajar siswa dalam melakukan lay up shot bola basket sesuai dengan
penilaian
yang
direncanakan
dalam
RPP.
Untuk
penilaian
psikomotorik, siswa diminta untuk melakukan lay up shot bola basket sebanyak dua kali dan dilakukan satu persatu sesuai dengan nomor absen, untuk penilaian afektif, diamati dengan lembar observasi, dan untuk kognitif siswa diminta untuk mengerjakan soal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 10) Pada setiap instruksi yang diberikan peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas. 11) Selama proses pembelajaran video pembelajaran tetap ditayangkan dan siswa diminta untuk memperhatikan video pembelajaran dengan tujuan untuk bisa mengoreksi gerakan yang sudah dilakukan. 12) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan.
c. Tahap Observasi Observasi tindakan pada siklus I, dilakukan selama tindakan pada siklus I berlangsung. Dalam melakukan observasi pada siklus I peneliti berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun pelaksanaan siklus I, yakni : 1) Peneliti mengamati proses pembelajaran lay up shot bola basket melalui bantuan media audio visual yaitu video pada siswa kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2011/1012. Pada pertemuan pertama (Sabtu, 24 Maret 2012 selama 2 x 45 menit), peneliti mengajarkan materi teknik dasar langkah pada lay up shot bola basket. Pada pertemuan kedua (Sabtu, 31 Maret 2012, selama 2 x 45 menit) peneliti memberikan materi kelanjutan dari teknik dasar lay up shot bola basket, yakni teknik dasar lay up shot bola basket dengan passing dan dribble. Pada pertemuan ketiga (Sabtu, 7 April 2012, selama 2 x 45 menit) dengam materi lanjutan yakni teknik rangkaian teknik dasar lay up shot bola basket secara keseluruhan dan di akhir pembelajaran di adakan pengambilan data pada siklus I. Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 2) Sebelum tindakan siklus I dilaksanakan peneliti dan guru melaksanakan pengambilan data awal sebagai bahan acuan dalam membandingkan hasil data awal dan data pada siklus I. 3) Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan media bantu pembelajaran audio visual yang berupa video pembelajaran. 4) Peneliti bersama kolaborator melakukan penilaian melalui lembar observasi siswa, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa dalam menerima pembelajaran materi lay up shot bola basket melaui penerapan media bantu pembelajaran audio visual. 5) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar diperoleh gambaran tentang hasil belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut: Hasil belajar siswa dalam materi lay up shot bola basket setelah tindakan I dilakukan menunjukkan bahwa yang mencapai kriteria Baik Sekali adalah 7,5%, Baik 27,5%, Cukup 17,5%, Kurang 35%, Kurang Sekali 12,5%. Dari 40 siswa 21 siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas atau 52,5%, sedangkan 19 siswa Tidak Tuntas atau 47,5%.
Dalam pelaksanaan siklus I terdapat kelebihan yang dapat diguanakan sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan siklus I, adapun kelebihan dan pelaksanaan siklus I diantaranya : 1) Siswa merasa tertarik dengan penyampaian materi yang menggunakan bantuan media audio visual berupa video, sebab siswa dapat melihat secara detail gerakan lay up shot bola basket dengan benar, melalui penjelasan guru dan peneliti, disamping itu pelaksanaan pembelajaran ini jarang digunakan dalam peroses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada mata pelajaran Penjasorkes. 2) Siswa mudah dalam menyerap pelaksanaan kegiatan yang di instuksikan peneliti dan guru, sehingga pelaksanaan KBM dapat berjalan dengan lancar, dan siswa dapat secara cepat mengadaptasi dalam melaksanakan instruksi peneliti dan guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 3) Situasi kelas lebih tenang dan teratur sehingga materi yang diberikan terarah. Akan tetapi dalam pelaksanaan siklus I ini masih terdapat kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan siklus I, adapun kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan siklus I tersebut adalah: 1) Mayoritas siswa belum dapat mempraktekan gerakan teknik dasar langkah lay up shot bola basket secara benar. 2) Siswa terlihat bingung dalam mempraktekkan lay up shot bola basket. 3) Siswa seringkali lupa dengan teknik gerakan yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya, sehingga peneliti dan guru seringkali mengulangi pelaksanaan materi pada minggu lalu. 4) Siswa kurang dapat melihat secara jelas tampilan gambar yang disajikan melalui penayangan LCD karena background tembok berwarna gelap. 5) Pada saat melakukan lemparan bola ke ring saat lay up banyak siswa putri yang takut dengan bola. 6) Siswa kurang bisa menguasai materi yang disampaikan terutama pada siswa putri. 7) Masih banyak siswa yang kurang sungguh-sunguh dalam melaksanakan instruksi peneliti dan guru.
d. Analisis dan Reflesi Siklus I Berdasarkan hasil observasi pada Siklus I tersebut, peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: 1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus I telah menujukan hasil yang sesuai, mengingat jumlah materi yang disampaiakan banyak dan berfariasi serta alokasi waktu dalam mengajar yang sedikit. 2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I. 3) Pengambilan data awal untuk mengetahui kemampuan siswa pada awal sebelum diberikan tidakan cukup mengambarkan kondisi awal kelas sebelum mendapatkan tindakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 4) Media bantu pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal. 5) Hasil belajar siswapada pelaksanaan siklus I belum menunjukkan hasil yang maksimal meskipun telah menunjukkan peningkatan akan tetapi belum sesuai dengan target capaian pada penelitian yang dilaksanakan. Secara detail, hasil belajar siswa selama siklus I, dijelaskan sebagai berikut: Hasil belajar siswa dalam materi lay up shot bola basket setelah siklus I dilakukan menunjukkan bahwa yang mencapai kriteria Baik Sekali adalah 7,5%, Baik 27,5%, Cukup 17,5%, Kurang 35%, Kurang Sekali 12,5%. Dari 40 siswa 21 siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas atau 52,5%, sedangkan 19 siswa Tidak Tuntas atau 47,5%. Sehingga dapat disimpulkan pada proses siklus I, hasil belajar siswa dalam melakukan rangkaian gerakan teknik dasar lay up shot bola basket dalam kategori Cukup. 6) Kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tidakan pada siklus I, akan dipertahankan dan ditingkatkan. 7) Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama pelaksanaan siklus I, maka disusun langkah antisipatif, yakni : a) Untuk melatih adaptasi siswa terhadap gerakan-gerakan yang diberikan dengan petunjuk peneliti dan guru maka, perlu pengulangan terhadap gerakan-gerakan tersebut. b) Guru dan peneliti memberikan reward bagi siswa yang dapat melakukan teknik gerakan renang secara benar. c) Peneliti meminta bantuan kepada beberapa teman sejawat untuk dapat memabantu mengatur jalannya proses pembelajaran. d) Peneliti dan guru sepakat menyusun tindakan perbaikan dan menganulir sebagian materi yang dianggap sudah dapat dilaksanakan siswa dengan baik diantaranya; Pelepasan bola dengan tangan kanan serta menguatkan materi materi yang dianggap kurang seperti; Teknik gerakan langkah setelah melakukan dribble, dan perkenan bola pada papan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 e. Diskripsi data Siklus I Selama pelaksanaan siklus I maka peneliti dan kolaborator melakukan pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil kondisi hasil belajar lay up shot bola basket siswa kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2011/2012 setelah diberikan siklus I dengan penerapan media bantu pembelajaran Audio Visual disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2. Data Hasil Belajar Lay Up shot Bola Basket Setelah Diberikan Siklus 1
Rentang Nilai
Keterangan
Kriteria
Jumlah Anak
Prosentase
>85
Baik Sekali
Tuntas
3
7.50%
80
84
Baik
Tuntas
11
27,50%
75
79
Cukup
Tuntas
7
17,50%
70
74
Kurang
Tidak Tuntas
14
35,00%
Kurang Sekali
Tidak Tuntas
5
12,50%
40
100%
<69
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, hasil belajar siswa dalam materi lay up shot bola basket siswa kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2011/2012, setelah dilakukan siklus 1 dengan KKM 75. Dari 40 siswa 21 siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas atau 52,5%, sedangkan 19 siswa Tidak Tuntas atau 47,5%.
2. Siklus II Siklus II merupakan tindak lanjut dari hasil analisis dan refleksi yang dilakukan pada Siklus I, dimana dalam pelaksanaan tindakan dalam Siklus I, ratarata siswa menunjukkan peningkatan dalam hasil belajar lay up shot bola basket. Akan tetapi target dari peneliti dan kolaborator belum terpenuhi. Oleh sebab itu pelaksanaan Siklus II mengacu pada pelaksanaan Siklus I, karena merupakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 perbaikan Siklus I, maka tidak jauh berbeda dengan yang di laksanakan pada Siklus I. Adapun tahapan yang dilakukan pada Siklus II ini diantaranya:
a.
Perencanaan Siklus II Kegiatan perencanaan Tidakan II dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 April
2012, di SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten. Peneliti dan kolaborator yang bersangkutan mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus II, mengacu pada hasil analisis dan refleksi tindakan I yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II. Melalui RPP siklus II tersebut maka disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada silkus II diadakan selama tiga kali pertemuan. Pada Siklus II Peneliti dan Guru merancang rencana pelaksanaan tindakan sebagai berikut : 1) Peneliti bersama guru melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran penjas. 2) Peneliti dan guru penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II lay up shot bola basket melaui penerapan media bantu pembelajaran audio visual. 3) Peneliti dan guru menyiapkan media bantu pembelajaran audio visual yang berupa video pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa, serta menyiapkan sarana pembelajaran berupa laptop, LCD, dan speaker. 4) Peneliti dan guru menyusun lembar observasi yang digunakan untuk mengamati selama proses pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan siklus II dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, selama tiga minggu yakni pada setiap hari Sabtu tanggal 14 April 2012, 28 April 2012, dan 5 Mei 2012 di lapangan basket SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 45 menit. Sesuai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 dengan RPP pada siklus II ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru yang bersangkutan, dan sekaligus melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. Materi pada pelaksanaan tindakan siklus II, pertemuan pertama (Sabtu, 14 April 2012) adalah praktik teknik dasar langkah lay up shot bola basket yang di mulai dari belajar langkah dengan bola didepan ring, lay up dengan kombinasi passing, dan lay up dengan dribble. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses pembelajaran dengan berdoa. 2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat. 3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan pemanasan menggunakan permainan. 4) Peneliti dan guru menyampaikan penjelasan mengenai materi yakni teknik dasar langkah lay up shot bola basket kepada siswa dengan menggunakan bantuan media audio visual yaitu berupa video. Siswa diminta menyimak secara detail pelaksanaan contoh yang dilihat melaui video dan pelaksanaan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan peneliti. 5) Peneliti dan guru membagi siswa ke dalam 2 kelompok. 6) Siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar langkah lay up dengan bola di depan ring secara bergantian satu persatu. Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang gerakan yang akan dilakukannya. 7) Peneliti dan guru melanjutkan materi kedua yakni gerakan teknik dasar lay up dengan passing. 8) Siswa melakukan gerakan teknik dasar lay up dengan di kombinasikan passing, dilakukan secara bergantian satu persatu. Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang gerakan lay up dengan passing yang akan dilakukannya. 9) Peneliti dan guru menyampaikan materi ketiga yakni gerakan teknik dasar lay up dengan di awali dengan dribble.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 10) Siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar lay up dengan di awali dengan dribbble. Siswa mempraktikkan satu persatu lay up dengan di awali dribble dari tengan lapangan bagia kanan. Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang gerakan yang akan dilakukannya. 11) Pada setiap materi yang disampaikan dan siswa melaksanakan perintah, peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas. 12) Selama proses pembelajaran video pembelajaran tetap ditayangkan dan siswa diminta untuk memperhatikan video pembelajaran dengan tujuan untuk bisa mengoreksi gerakan yang sudah dilakukan. 13) Sebelum pembelajaran di akhiri siswa bermain bola basket dengan peraturan yang di modifikasi bergantian antara putra dan putri. 14) Diakhir pertemuan, peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan. Materi pada pelaksanaan tindakan siklus II, pertemuan kedua (Sabtu, 28 April 2012) adalah praktik teknik dasar lay up serta pengulangan materi yang telah disampaikan minggu sebelumnya. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan melakukan presensi, serta memulai proses pembelajaran dengan berdoa. 2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat. 3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali pemanasan dengan permainan . 4) Peneliti dan guru menyampaikan penjelasan mengenai materi yakni teknik dasar lay up shot bola basket dengan menggunakan bantuan media audio visual yaitu berupa video. Siswa diminta menyimak secara detail pelaksanaan contoh yang dilihat melaui video dan pelaksanaan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 5) Peneliti dan guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi yang telah disampaiakan pada pertemuan sebelumnya, yakni teknik lay up dengan menggunakan passing. Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas, serta menyiapkan materi selanjutnya. 6) Peneliti dan guru menyampaikan materi yaitu teknik dasar lay up dari dribble hingga memasukkan bola ke ring. Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa tentang teknik dasar lay up yang akan dilakukannya. 7) Sebelum melakukan rangkaian gerakan teknik dasar lay up shot bola basket, siswa dibagi menjadi dua kelompok sesui dengan ring yang tersedia. 8) Pada setiap materi yang disampaikan, Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas. 9) Selama proses pembelajaran video pembelajaran tetap ditayangkan dan siswa diminta untuk memperhatikan video pembelajaran dengan tujuan untuk bisa mengoreksi gerakan yang sudah dilakukan. 10) Sebelum pertemuan diakhiri siswa bermain bola basket secara bergantia antara siswa putra dan putri. 11) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan. Materi pada pelaksanaan tindakan siklus II, pertemuan ketiga (Sabtu, 5 Mei 2012) adalah Pengambilan data pada siklus II. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses pembelajaran dengan berdoa. 2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali pemanasan dengan permainan. 4) Peneliti mengulangi materi rangkaian gerakan teknik dasar lay up bola basket, dan siswa di bagi ke dalam 2 kelompok dan melakukan satu persatu. 5) Peneliti dan guru menjelaskan tata cara pelaksanaan pengabilan data pada siklus 2, yaitu siswa melaksanakan berdasarkan nomor absen dan masingmasing siswa melaksanakan sebanyak 2 kali. 6) Siswa berbaris berbanjar sesuai nomor absen, 3 nomor absen pertama bersiapsiap dan siswa yang lain belajar sendiri di ring yang satunya. 7) Peneliti dan guru melakukan pengambilan data untuk siklus II, dengan mencatat hasil belajar siswa dalam melakukan lay up shot bola basket sesuai dengan
penilaian
yang
direncanakan
dalam
RPP.
Untuk
penilaian
psikomotorik, siswa diminta untuk melakukan lay up shot bola basket sebanyak dua kali dan dilakukan satu persatu sesuai dengan nomor absen, untuk penilaian afektif, diamati dengan lembar observasi, dan untuk kognitif siswa diminta untuk mengerjakan soal. 8) Pada setiap instruksi yang diberikan peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas. 9) Selama proses pembelajaran video pembelajaran tetap ditayangkan dan siswa diminta untuk memperhatikan video pembelajaran dengan tujuan untuk bisa mengoreksi gerakan yang sudah dilakukan. 10) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan.
c. Tahap Observasi Observasi tindakan pada siklus II, dilakukan selama tindakan pada siklus II berlangsung. Dalam melakukan observasi pada siklus II peneliti berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun pelaksanaan siklus 2, yakni :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 1) Peneliti mengamati proses pembelajaran lay up shot bola basket melalui bantuan media audio visual yaitu video pada siswa kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2011/1012. Pada pertemuan pertama (Sabtu, 14 April 2012 selama 2 x 45 menit), peneliti mengajarkan materi teknik dasar lay up shot bola basket dengan passing dan dribble. Pada pertemuan kedua (Sabtu, 28 April 2012, selama 2 x 45 menit)
peneliti
memberikan materi rangkaian teknik dasar lay up shot bola basket. Pada pertemuan ketiga (Sabtu, 5 Mei 2012, selama 2 x 45 menit) di adakan pengambilan data pada siklus II. Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran. 2) Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan media bantu pembelajaran audio visual yang berupa video pembelajaran. 3) Peneliti dan kolaborator selalu memberikan umpan balik terhadap setiap pelaksanaan praktik yang dilakukan siswa agar siswa tetap bersemangat dan
lain-lain. Suasana tampak hidup dan antusiasme siswa tinggi. 4) Peneliti bersama kolaborator melakukan penilaian melalui lembar observasi siswa, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa dalam menerima pembelajaran materi lay up shot bola basket melaui penerapan media bantu pembelajaran audio visual. 5) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar diperoleh gambaran tentang hasil belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut: Hasil belajar siswa dalam materi lay up shot bola basket setelah tindakan II dilakukan menunjukkan bahwa yang mencapai kriteria Baik Sekali adalah 32,5%, Baik 32,5%, Cukup 12,5%, Kurang 20%, Kurang Sekali 2,5%. Dari 40 siswa 31 siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas atau 77,5%, sedangkan 9 siswa Tidak Tuntas atau 22,5%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 Dalam pelaksanaan Siklus II terdapat kelebihan yang dapat diguanakan sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan siklus II, adapun kelebihan dan pelaksanaan siklus II diantaranya : 1) Banyak dari siswa yang sudah dapat menguasai teknik lay up shot bola basket meskipun belum sempurna. 2) Pelaksanaan KBM berjalan dengan lancar karena siswa sudah terarah untuk mempersiapkan segala keperluan untuk pelaksanaan pembelajaran lay up shot bola basket. 3) Dengan dibantu oleh beberapa teman peneliti dan kolaborator tidak kerepotan dalam proses transfer materi kepada siswa. 4) Antusiasme siswa sangat besar terutama bagi siswa yang belum menguasai teknik lay up shot bola basket. 5) Siswa yang belum bisa belajar sendiri bersama teman-teman yang sudah bisa melakukan lay up shot bola basket sebelum melaksanakan pengambilan data 6) Siswa saling memberi motivasi antara siswa satu dengan siswa lainnya dalam melaksanakan lay up shot bola basket. Akan tetapi dalam pelaksanaan siklus I ini masih terdapat kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan siklus I, adapun kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan siklus I tersebut adalah: 1) Masih ada beberapa siswa yang belum bisa melakukan rangkaian teknik dasar lay up shot bola basket. 2) Siswa kurang dapat melihat secara jelas tampilan gambar yang disajikan melalui penayangan LCD karena background tembok berwarna gelap. 3) Pada awal pertemuan siklus II siswa sudah mulai terlihat bosan dengan materi lay up shot bola basket.
d. Analisis dan Reflesi Siklus II Berdasarkan hasil observasi pada siklus II tersebut, peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: 1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus II telah menujukan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II. 3) Media bantu pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal. 4) Hasil belajar siswa pada pelaksanaan tindakan II menunjukkan hasil yang meningkat dan sesuai dengan yang ditargetkan peneliti dan kolaborator. Secara detail, hasil belajar siswa selama siklus II, dijelaskan sebagai berikut: Hasil belajar siswa dalam materi lay up shot bola basket setelah tindakan II dilakukan menunjukkan bahwa yang mencapai kriteria Baik Sekali adalah 32,5%, Baik 32,5%, Cukup 12,5%, Kurang 20%, Kurang Sekali 2,5%. Dari 40 siswa 31 siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas atau 77,5%, sedangkan 9 siswa Tidak Tuntas atau 22,5%. Sehingga dapat disimpulkan pada proses siklus 2, hasil belajar siswa dalam melakukan rangkaian gerakan teknik dasar lay up shot bola basket dalam kategori Baik. 8) Kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tidakan pada siklus II, akan dipertahankan dan ditingkatkan. 9) Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama pelaksanaan siklus II, maka disusun langkah antisipatif, yakni : 1) Guru akan memberikan motivasi yang lebih kepada siswa supaya memiliki sifat pantang menyerah. 2) Guru melakukan pendekatan secara personal kepada siswa, bahwa semua siswa memiliki hasil belajar untuk menerima pelajaran.
e. Diskripsi Data Siklus II Selama pelaksanaan siklus II maka peneliti dan kolaborator melakukan pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil, kondisi hasil belajar lay up shot bola basket siswa kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2011/2012 setelah diberikan siklus II dengan penerapan media bantu pembelajaran Audio Visual disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
Tabel 4.3. Data Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket Setelah Diberikan Siklus II
Rentang Nilai
Keterangan
Kriteria
Jumlah Anak
Prosentase
>85
Baik Sekali
Tuntas
13
32.50%
80
84
Baik
Tuntas
13
32,50%
75
79
Cukup
Tuntas
5
12,50%
70
74
Kurang
Tidak Tuntas
8
20,00%
Kurang Sekali
Tidak Tuntas
1
2,50%
40
100%
<69
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, hasil belajar siswa dalam materi lay up shot bola basket siswa kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2011/2012, setelah diadakan siklus II dengan nilai KKM 75. Dari 40 siswa 31 siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas atau 77,5%, sedangkan 9 siswa Tidak Tuntas atau 22,5%. Dan pada siklus II telah tercapai target yang di inginkan. Maka pemberian tindakan dihentikan dan tidak berlanjut lagi ke siklus berikutnya.
G. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus
Selama pelaksanaan pelaksanaan tindakan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II melalui penerapan media bantu pembelajaran audio visual diketahui dari masing-masing tindakan mengalami peningkatan hasil belajar lay up shot bola
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 basket pada siswa kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2011/2012. Adapun perbandingan hasil yang diperoleh selama proses tindakan serta sebelum diberikan tindakan di jabarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.4. Perbandingan Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket Sebelum dan Sesudah Diberikan Penerapan Media Bantu Pembelajaran Audio Visual pada Siklus 1 dan Siklus 2
Rentang Nilai >85
Keterangan
Kriteria
Awal
Siklus 1
Siklus 2
Baik Sekali
Tuntas
0,00%
7,50%
32,50%
80 - 84
Baik
Tuntas
0,00%
27,50%
32,50%
75 - 79
Cukup
Tuntas
17,50%
17,50%
12,50%
70 - 74
Kurang
Tidak Tuntas
20,00%
35,00%
20,00%
Kurang Sekali
Tidak Tuntas
62,50%
12,50%
2,50%
100%
100%
100%
<69
Jumlah
Gambar 4.1. Perbandingan Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket Sebelum dan Sesudah Diberikan Penerapan Media Bantu Pembelajaran Audio Visual pada Siklus I dan Siklus II
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
Kondisi awal siswa belum menunjukkan hasil yang maksimal, mayoritas siswa masih memiliki hasil belajar lay up shot bola basket yang kurang. Pada siklus pertama terjadi peningkatan prosentase siswa dengan kategori baik sekali sebesar 7,50%, sedangkan siklus kedua terjadi peningkatan sebesar 32,50%. Pada siklus pertama kategori baik sebesar 27,50%, sedangkan siklus kedua meningkat menjadi 32,50%. Pada siklus pertama tidak mengalami penurunan atau pun peningkatan pada kategori cukup yaitu sebesar 17,50%, sedangkan siklus kedua turun menjadi 12,50%. Pada siklus 1 mengalami peningkatan pada kategori kurang sebesar 35,00%, sedangkan pada siklus kedua turun menjadi 20,00%. Pada siklus pertama pada kategori kurang sekali mengalami penurunan menjadi 12,50%, sedagkan siklus kedua juga turun menjadi 2,50%. Hal yang sama juga terlihat pada tingkat ketuntasan hasil belajar lay up shot bola basket siswa kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2011 / 2012. Peningkatan jumlah ketuntasan hasil belajar lay up shot bola basket, dapat dilihat dalam tabel berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 Tabel 4.5. Hasil Perbandingan Ketuntasan (KKM) Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket
Sebelum dan Sesudah Diberikan Penerapa Media Bantu
Pembelajaran Audio Visual Siklus I dan Siklus II
Prosentase Keterangan Tuntas Prosentase Ketuntasan Tidak Tuntas Prosentase Ketidaktuntasan
Awal
Siklus 1
Siklus 2
7
21
31
17,50%
52,50%
77,50%
33
19
9
82.50%
47,50%
22,50%
Pada kondisi awal diperoleh hasil ketuntasan belajar yang kurang. Pada kondisi awal hanya 7 siswa yang mencapai kriteria tuntas, sedangkan 33 siswa belum. Pada siklus 1 terjadi peningkatan sejumlah 21 siswa mencapai kriteria tuntas, sedangkan 19 siswa belum. Dan pada akhir tindakan siklus 2 sejumlah 31 siswa mencapai kriteria tuntas, sedangkan 9 siswa belum. Peningkatan juga terlihat dalam nilai rata-rata hasil belajar lay up shot bola basket, dapat di lihat pada grafik berikut:
Gambar 4.2. Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket Sebelum
dan
Sesudah
Diberikan
Penerapan
Media
Pembelajaran Audio Visual pada Siklus I dan Siklus II
commit to user
Bantu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
Pada kondisi awal diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa pada materi lay up shot bola basket dengan nilai 69, sedangkan pada siklus 1 mengalami peningkatan nilai rata-rata siswa menjadi 77, dan pada akhir tindakan yaitu pada siklus 2 mengalami peningkatan menjadi 81.
H. Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar lay up shot bola basket siswa kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten tahun Pelajaran 2011/2012. Berikut ini disajikan pembahasann tentang hasil belajar lay up shot bola basket: Pembelajaran lay up shot bola basket pada siswa hendaknya diberikan dekan media bantu pembelajaran audio visual, sebab siswa belum dapat mencermati rangkaian gerakan lay up shot bola basket dengan baik. Cara ini lebih efektif dalam penyampaian materi kepada siswa, sebab seorang guru menjelaskan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 dengan bantuan media audio visual yang berupa video yang menarik perhatian siswa dan siswa dapat melihat gerakan dengan jelas dari tahapan-tahapan rangkaian gerakan lay up shot bola basket. Melalui media bantu pembelajaran audio visual pada materi lay up shot bola basket siswa kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2011/2012, mampu meningkatkan hasil belajar lay up shot bola basket. Sebab pembelajaran ini menitik beratkan pada proses pembelajaran yang menyenangkan dan menarik bagi siswa. Guru menayangkan materi pembelajaran lay up shot bola basket, selanjutnya siswa melakukan gerakan sesuai dengan apa yang ada dalam tanyang video pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Disamping itu dari kartu ceria yang diberikan pada siswa pada siklius I menunjukkan bahwa 29 siswa senang dengan pembelajaran yang diberikan dan 11 siswa menanggapi biasa saja dengan pembelajaran yang diberikan. Pada akhir siklus II berdasarkan kartu ceria yang diberikan kepada siswa, untuk menanggapi pertanyaan apakah pembelajaran dengan audio visual sangat membantu bagi mereka, seluruh siswa menyatakan bahwa pembelajaran audio visual sangat membantu bagi mereka dalam pembelajaran lay up shot bola basket.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data hasil belajar lay up shot bola basket siswa kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2011/2012 dapat diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Pada kondisi awal dari 40 siswa, yang tuntas adalah 7 siswa atau 17,5% 2. Pada akhir siklus 1 dari 40 siswa, yang tuntas adalah 21 siswa atau 52,5% 3. Pada akhir siklus 2 dari 40 siswa, yang tuntas adalah 31 siswa atau 77,5% Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan media bantu pembelajaran audio visual dapat meningkatkan hasil belajar lay up shot bola basket pada siswa kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas melalui penerapan media bantu pembelajaran audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru pendidikan jasmani dalam menggunakan media bantu pembelajaran audio visual berupa video pembelajaran sebagai media alternatif dalam penyampaian materi pembelajran khususnya pada pembelajaran lay up shot bola basket. Dengan diterapkannya media bantu pembelajaran audio visual untuk meningkatkan hasil belajar lay up shot bola basket, maka siswa memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Pembelajaran lay up shot bola basket yang pada awalnya susah dipahami oleh siswa dan kurang menarik bagi siswa, menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan mampu dipahami bagi siswa.
commit to user 68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 Pemberian tindakan dari siklus I dan II memberikan deskripsi bahwa terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas pembelajaran Penjas (baik proses maupun hasil) dan peningkatan hasil belajar belajar siswa. Dari segi proses pembelajaran Penjas, penerapan media bantu pembelajaran audio visual ini dapat merangsang aspek motorik siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran Penjas yang nantinya dapat bermanfaat untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mengembangkan kerjasama, mengembangkan skill dan mengembangkan sikap kompetitif yang kesemuanya ini sangat penting dalam pendidikan jasmani.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal, khususnya pada siswa kelas XA SMA Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012 yang dijadikan sebagai obyek penelitian, sebagai berikut: 1. Siswa sebaiknya lebih serius lagi dalam mengikuti pembelajaran lay up shot bola basket melalui penerapan media bantu pembelajaran audio visual agar hasil belajar lebih baik lagi. 2. Guru Penjas hendaknya menggunakan
media bantu pembelajaran audio
visual untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Sekolah hendaknya berusaha menyediakan sarana dan prasarana yang dapat mendukung terlaksananya proses pembelajaran pendidikan jasmani.
commit to user