PENGARUH OPINI AUDITOR, LABA OPERASIONAL, TINGKAT SOLVABILITAS, TINGKAT PROFITABILITAS TERHADAP AUDIT DELAY PADA EMITEN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) 2012-2015 Oleh: Devi Yulianti 110462201096 Tim Promotor: Prima Aprilyani Rambe, SE., M.Sc dan Hj.Iranita, SE.,M.Si Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji 2017 Abstract The aim of this research is the influence of Opinion Auditor, Operating Profit, Solvability, Profitability to Audit Delay Of Banking Companies Listed In BEI Period 2012-2015. The population of this research was the financial reporting of bank company's listed on the Indonesia Stock Exchange in 2012-2015. The sampling technique is purposive sampling method which results for 22 samples in 2012-2015. Analysis technique used in this research is multiple linear regression analysis. The result of this research shows that variable of provitability has a negative influence to Aucit Delay. Meanwhile, variable of Opinion Auditor, Operating Profit and Solvability do not affect toward Audit Delay. Simultaneously, variable of Opinion Auditor, Operating Profit, Solvability, Profitability has significan affect toward Audit Delay.. Keyword:
Opinion Auditor, Operating Profit, Solvability, Profitability, Audit Delay
PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban dan penilaian tingkat kinerja perusahaan yang berfungsi sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan ekonomi bagi pihak-pihak yang berkepentingan (Setiawan, 2013; Ningsih dan Widhiyani, 2015). Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan disebut bermanfaat jika disajikan secara akurat dan tepat waktu, yakni tersedia saat dibutuhkan oleh investor (Lestari, 2010). Ketepatan waktu merupakan salah satu ukuran relevansi nilai informasi keuangan yang
merupakan karakteristik penting dalam sebuah laporan keuangan. Menurut peraturan BAPEPAM-LK No. Kep-346/BL/2011, pada bagian peraturan No. X.K.2 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten Atau Perusahaan Publik, Laporan keuangan tahunan wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK dan diumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Hal ini berarti jika laporan memiliki akhir periode pada 31 Desember, maka perusahaan tersebut paling lambat harus menyampaikan Program Studi Akuntansi UMRAH - 2016
laporan keuangannya pada tanggal 31 Maret tahun berikutnya. Keterlambatan laporan keuangan yang dipublikasikan dapat berdampak negatif pada reaksi pasar. Makin lama masa tunda, maka relevansi laporan keuangan makin diragukan. Hal ini disebabkan investor berasumsi keterlambatan pelaporan keuangan pada umumnya merupakan pertanda buruk bagi kondisi kesehatan perusahaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya audit delay adalah pemberian opini audit. Pemberian opini audit yang tidak sesuai ekpektasi manajemen akan menyebabkan auditor akan membutuhkan waktu lebih untuk memastikan kembali hasil audit yang telah dikerjakan. Faktor lain yang diperkirakan berpengaruh adalah perusahaan yang mengumumkan rugi, dengan kata lain memiliki tingkat profitabilitas rendah. Hal ini dikarenakan perusahaan yang rugi akan meminta auditor untuk menjadwalkan waktu lebih lama guna mengantisipasi respon negatif yang ditimbulkan pasar modal akibat pengumuman rugi tersebut. Tingkat solvabilitas juga dipercaya mempengaruhi panjangnya audit delay suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan tingginya solvabilitas mengakibatkan besarnya resiko keuangan perusahaan yang mengakibatkan auditor membutuhkan waktu lebih lama untuk memastikan saldo hutang tiap kreditor. Penelitian oleh Ningsih & Widhiyani (2015) membuktikan bahwa semakin besar solvabilitas suatu perusahaan maka auditor membutuhkan waktu lebih panjang dalam proses penyelesaian laporan keuangan KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Audit Delay Auditor harus segera memutuskan jenis laporan auditor yang akan diterbitkan berdasarkan bukti-bukti yang telah dievaluasi
hingga tahap penyelesaian audit. Mengingat laporan audit merupakan satu-satunya hal yang dilihat oleh pengguna informasi keuangan dibandingkan proses audit lainnya, sehingga konsekuensi penerbitan laporan auditor harus dipikirkan auditor dan berdampak dengan cepat atau lamanya penyelesaian audit (Sunyoto, 2014). Audit delay adalah rentang waktu antara tahun tutup buku laporan keuangan hingga laporan keuangan audit ditanda tangani, jika perusahaan mengalami audit delay maka akan memperngaruhi kualitas informasi laporan keuangan yag disajikan. Opini Auditor Tahap terakhir dari proses audit adalah pemberian opini dari auditor eksternal mengenai kewajaran laporan keuangan. Wajar berarti laporan keuangan yang disusun manajemen bebas dari kesalahan material dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (Agoes & Hoesada, 2012). Auditor menyatakan opini atau pendapatnya berdasarkan standar auditing dan atas temuan-temuannya. Standar auditing antara lain memuat empat standar pelaporan. Dalam hal pemberian opini, Standar Pelaporan keempat dalam SPAP (IAI 2001). Laba Operasi Laba merupakan selisih positif antara pendapatan dalam suatu periode dan biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan operasional/non-operasional suatu perusahaaan. Sedangkan pengertian laba menurut Suwardjono (2008), laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya (biaya total yang melekat kegiatan produksi dan penyerahan barang / jasa. Tingkat Solvabilitas Menurut Kasmir (2012) rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya, Program Studi Akuntansi UMRAH - 2017
berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Menurut Kasmir (2012) jenis Rasio Solvabilitas (Leverage) antara lain: DER, DAR dan LDR. Tingkat Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas menejemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh aba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi. Inti dari rasio ini adalah menunjukan efisiensi perusahaan (Kasmir, 2012). Menurut Kasmir (2012), dalam praktiknya, jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan diantaranya adalah profit margin, return on investment (ROI) atau return on total asset (ROA), return on equity (ROE) dan laba perlembar saham.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Program Studi Akuntansi UMRAH - 2017
Pengembangan Hipotesis H1 : Pengaruh Opini Auditor Terhadap Audit Delay Perusahaan yang menerima opini audit dengan standar qualified opinion diperkirakan mengalami auditdelay yang lebih panjang alasannya perusahaan yang menerima opini tersebut memandang sebagai masalah internal dan akan memperlambat proses audit. Disamping itu penerimaan opini qualified merupakan indikasi terjadinya konflik antara auditor dan perusahaan yang pada akhirnya memperpanjang auditdelay. Jadi, perusahaan yang menerima opini audit dengan standar qualified opinion mengalami audit delay yang panjang (Widyantari &Wirakusuma,2012). H2 : Pengaruh Laba Terhadap Audit Delay
Operasional
Perusahaan yang mengalami kondisi laba positif cenderung melaporkan laporan keuangan lebih awal dikarenakan ingin memberitahu kepada publik informasi yang bersifat good newsatas laporan keuangannya. Sebaliknya kondisi laba negatif akan membuat pihak auditor lebih berhati-hati untuk membandingkan angka-angka tahun sekarang dengan periode sebelumnya sebagai pembanding demi memastikan adanya penurunan kinerja. Hal ini cenderung akan membuat proses audit lebih lama. Menurut Akas dan Kargin (2011) dalam Ningsih & Widhiyani (2015) audit delay cenderung panjang bagi perusahaan publik yang memperoleh laba yang rendah, perusahaan yang memiliki laba negatif memerlukan waktu lebih lama untuk menyampaikan laporan auditnya dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki laba positif.
H3 : Pengaruh Tingkat Solvabilitas Terhadap Audit Delay Tingginya hutang yang dimiliki perusahaan mengidikasikan adanya keterlambatan pada penyusunan laporan audit karena adanya tingkat hutang yang terlalu tinggi mengindikasikan perusahaan tersebut mendapatkan masalah dan tidak berjalan secara efektif sehingga dapat memperpanjang auditdelay (Ningsih & Widhiyani; 2015). Pernyataan tersebut didukung oleh Angruningrum (2013) yang menyatakan bahwa apabila perusahaan memiliki rasio solvabilitas yang tinggi maka resiko kerugian perusahaan tersbut akan bertambah.
H4 : Pengaruh Tingkat Profitabilitas Terhadap Audit Delay Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang lebih tinggi membutuhkan waktu dalam pengauditan laporan keuangan lebih cepat dikarenakan keharusan untuk menyampaikan kabar baik secepatnya kepada publik. Mereka juga memberikan alasan bahwa auditor yang menghadapi perusahaan yang mengalami kerugian memiliki respon yang cenderung lebih berhati-hati dalam melakukan proses pengauditan (Purnamasari, 2012). Sehingga bagi perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi tentu akan melaporkan hasil audit lebih cepat daripada perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang rendah, karena untuk menyebarluaskan good news yang dimiliki perusahaan. H6 : Opini audit, Laba Operasional, tingkat solvabilitas dan tingkat profitabilitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap audit delaypada emiten perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 β 2015
Program Studi Akuntansi UMRAH - 2016
METODELOGI PENELITIAN Operasional Variabel Penelitian Variabel Audit Delay (Y)
Konsep Audit delay adalah rentang waktu antara tahun tutup buku laporan keuangan hingga laporan keuangan audit ditanda tangani
Opini Audit (X1)
Adalah opini yang dibeikan oleh auditor atas hasil audit perusahaan tersebut
Laba Operasioanl (X2)
Adalah selisih positif antara pendapatan dalam suatu periode dan biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan operasional/nonoperasional suatu perusahaaan. Solbavilitas Adalah kemampuan (X3) perusahaan untuk membayar semua kewajibannya baik itu kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjangnya Profitabilitas merupakan kemampuan (X5) perusahaan memanfaatkan asset yang ada untuk menghasilkan pendapatan.
Indikator Skala Diukur berdasarkan lamanya waktu Hari penyelesaian audit dari akhir tahun fiskal perusahaan sampai tanggal laporan audit dikeluarkan, yaitu per 31 Desember sampai tanggal tertera pada laporan auditor independen Bedasarkan pengukuran yang dilakukan Dummy oleh Kartika (2009); Purnamasari (2012) dan Setiawan (2013), penelitian ini juga menggunakan dua klasifikasi berdasarkan pendapat auditor, yaitu unqualified opinion dan pendapat selain unqualified opinion. Dimana bagi Perbankan yang memperoleh pendapat unqualified opinion diberikan nilai satu (1) sedangkan pendapat selain unqualified opinion diberikan nilai nol (0). Dimana perusahaan yang mengalami Dummy laba positif akan diberikan nilai satu (1) sedangkan yang mengalami laba negatif akan diberikan nilai nol (0).
Solvabilitas diukur dengan Rasio menggunakan rasio Debt to Equity Ratio π·πΈπ
=
πππ‘ππ πΏπππππππ‘ππ πππ‘ππ πΈππ’ππ‘ππ
Profitabilitas dalam penelitian ini Rasio diukur dengan berdasarkan nilai dari ROA (Return On Asset ) yang diukur sebagai berikut (Kasmir, 2012): π
ππ΄ =
πΏπππ π΅πππ πβ πππ‘ππ π΄π ππ‘
Program Studi Akuntansi UMRAH - 2016
Penentuan Sample Bank Umum yang Terdaftar di Bursa efek Indonesia selam tahun 2011-2015, Bank Umum yang terdaftar di BEI tersebut terbagi atas BUMN BUSN (devisa), dan BUSN (non devisa). Adapun Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 76 Bank Umum di Indonesia yangg terdaftar di Bursa Efek Inndonesia. Teknik pengambilan sampel dengan metode purposive sampling yang mengahasilkan 38 perusahaan dengan periode pengamatan tahun 2011-2015. Adapun kriterianya sebagai berikut: 1. Perusaahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015. 2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan tahunan yang telah diaudit pada tahun periode penelitian. 3. Perusahaan memiliki akhir tahun fiskal yang berakhir bulan Desember. 4. Perusahaan memiliki data-data yang diperlukan seperti laporan auditor independen. 5. Perusahaan yang tidak melakukan IPO selama periode penelitian 6. Perusaahaan yang memperoleh laba sepanjang periode penelitian Metode Analisis Pengolahan data pada penelitian menggunakan model regresi berganda: AUD_DEL
=
garis diagonal sehingga model regresi layak digunakan untuk menguji hipotesis dan pada histogram, data penelitian sudah terbentuk kurva distribusi normal Selain menganalisis grafik residual untuk menguji normalitas data, pengujian normalitas menggunakan uji K-S juga menunjukkan bahwa residual model penelitian telah terdistribusi normal. Nilai Asymp Sig. (2-tailed) pada uji K-S menunjukkan nilai sebesar 0,102. Nilai ini lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian sudah terdistribusi secara normal Uji Multikolonieritas Model
Collinearity Statistics Tolerance VIF
(Constant) Opini ,953 1,049 1 Laba ,766 1,306 DER ,844 1,185 ROA ,747 1,338 a. Dependent Variable: DELAY Dari uji tersebut diketahui bahwa untuk model penelitian tahap pertama memiliki nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa model penelitian ini terbebas dari masalah multikolinearitas.
ini
Ξ²o + Ξ²1 OPINI + Ξ²2 LABA + Ξ²3 DER + Ξ²2 ROA + Ξ΅
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Pengujian normalitas penelitian ini menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hal ini dikarenakan pada grafik Normal Probability Plot titik-titik residual model penelitian sudah mendekati
Uji Autokorelasi Berdasarkan tabel pada signifikansi 5%, dengan jumlah sampel 88 dan jumlah variabel independen dan dependen 5 (k = 5) maka tabel Durbin Watson akan memberikan nilai du = 1,749. Oleh karena nilai dw (1,798) lebih besar dari batas atas (du) 1,749 dan kurang dari 4-du (4 β 1,749 = 2,251), dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model penelitian ini. Uji Heterokedastisitas Dapat dilihat bahwa nilai signifikansi seluruh variabel independen lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Program Studi Akuntansi UMRAH - 2016
model penelitian terbebas dari masalah heteroskedastisitas. Analisis menggunakan grafik scatter plot juga menunjukkan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dikarenakan tidak terlihatnya suatu pola tertentu dalam gambar. Hal ini menunjukkan bahwa model penelitian tidak mengalami gejala hetersokedastisitas. Uji Goodness of Fit / Koefisien Determinasi Model Summary Mode R R Adjusted Std. Error l Square R Square of the Estimate
1 ,510a ,260 ,224 18,900 a. Predictors: (Constant), ROA, Opini, DER, Laba b. Dependent Variable: DELAY Tabel tersebut memberikan nilai koefisien determinasi sebesar 0,224. Terlihat bahwa kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel terikat adalah relatif rendah yaitu hanya sebesar 22,4% saja pada model penelitian. Masih terdapat 77,6% varians variabel terikat yang belum mampu dijelaskan oleh keempat variabel bebas dalam model penelitian ini
Uji Hipotesis Parsial (Uji T) Model
UC B Std. Error (Constant) 77,440 9,890 Opini -6,233 4,131 Laba ,804 5,240 DER ,605 ,984 ROA -1341,47 298,326 a. Dependent Variable: DELAY
Uji regresi linear berganda akan menguji pengaruh variabel independen pengaruh opini auditor, laba operasional, tingkat solvabilitas, tingkat profitabilitas terhadap audit delay sebagai variabel dependen 1. Hipotesis pertama adalah Opini auditor berpengaruh terhadap audit delay pada emiten perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 β 2015. Dari hasil pengujian, diperoleh hasil bahwa Opini auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Hal ini dapat dilihatdari tabel 4.7, dimana didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,135dan nilai t hitung sebesar -1,509. Nilai sig 0,135 lebih besardari 0,05 dan nilai t hitung -1,509 lebih besar dibandingkan nilai t tabel sebesar-1,987. Dengan demikian,
SC Beta
t
7,830 -,146 -1,509 ,017 ,153 ,063 ,615 -,491 -4,497
Sig. ,000 ,135 ,878 ,540 ,000
kesimpulan yang ditarik adalah menolak hipotesis 1 (H1) sehingga Opini auditor tidak berpengaruh terhadap audit delaypada emiten perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 β 2015. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2013), Widyantari & Wirakusuma (2013) dan Lestari, (2010). Namun hasil penelitian ini berbeda dengan Sunaningsih (2014) dan Kartika (2009). Adapun penyebab tidak berpengaruhnya opini auditor terhadap audit delay dapat disebabkan karena opini yang didapat selain wajar tanpa pengecualian dalam sampel penelitian ini adalah berupa wajar dengan tambahan kalimat penjelas dimana tambahan kalimat penjelas dalam laporan auditor mayoritas hanya mengungkapkan masalah penyajian laporan keuangan entitas induk dan Program Studi Akuntansi UMRAH - 2017
perubahan standar akuntansi tertentu sehingga tidak menyulitkan auditor dalam mempersiapkan laporan keuangan perusahaan. 2. Hipotesis kedua Nilai signifikansi yang diperoleh variabel Laba Operasional adalah sebesar 0,878 dengan nilai t hitung 0,153. Nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung lebih kecil dibandingkan t tabel yaitu 1,987. Dengan demikian, diperoleh kesimpulan bahwa laba operasional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua ditolak. Dalam penelitian ini laba operasional menunjukkan kondisi laba perusahaan yang dalam penelitian ini di ukur dengan dummy. Dimana laba positif merupakan kategori yang didapat perusahaan jika laba tahun ini lebih tinggi dibanding laba tahun sebelumnya. Diperkirakan, alasan tidak berpengaruhnya variabel laba operasional disebabkan kecenderungan auditor yang tidak terlalu berpedoman dengan informasi periode sebelumnya dan lebih fokus pada kegiatan dan transaksi yang terjadi pada tahun audit. Sehingga jika penurunan/kenaikan laba terjadi, auditor merasa tidak bertanggungjawab dengan kondisi tersebut. Dengan demikian informasi laba perusahaan tidak menjadi pertimbangan auditor dalam memperlambat atau mempercepat proses penyelesaian laporan keuangan auditannya 3. Hipotesis ketiga adalah Tingkat solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay pada emiten perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 β 2015. Hasil pengujian tampak pada Tabel 4.6. menunjukkan bahwa hipotesis ketiga dapat diterima. Dari hasil pengujian, diperoleh kesimpulan bahwa tingkat solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,540 dan nilai t hitung sebesar 0,615. Nilai sig 0,540 lebih
besardari taraf signifikansi yang sebesar 0,05 dan nilai t hitung memiliki nilai lebih kecil dari t tabel sebesar1,987. Dengan demikian hasil ini menunjukkan bahwa H0 diterima, sehingga kesimpulan yang ditarik adalah menolak Hipotesis 3 (H3). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Widyantari & Wirakusuma (2013). Adapun penyebab variabel solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay diperkirakan karena tingginya nilai DER secara rata-rata untuk sampel penelitian ini. Struktur modal perusahaan perbankan berbeda jauh dibandingkan perusahaan sektor lain. Kecenderungan nilai DER yang tinggi pada perusahaan perbankan bukan disebabkan oleh hutang yang dimiliki perusahaan tetapi nilai simpanan nasabah dan bank lain. Dengan demikian kehati-hatian auditor dalam memeriksa hutang perusahaan yang dapat memperpanjang audit delay tidak tercermin dalam rasio DER. Sehingga rasio DER tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay perbankan 4. Hipotesis keempat Dari hasil pengujian statistik diperoleh kesimpulan bahwa tingkat profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay. Nilai signifikansi variabel ROA 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung sebesar 4,497lebih kecil dibandingkan t tabel sebesar -1,987. Nilai t hitung yang bernilai negatif menunjukkan bahwa hubungan antara profitabilitas dan audit delay adalah negatif yang berarti semakin besar profitabilitas bank maka waktu penyelesaian audit akan lebih cepat. Sehingga Hipotesis keempat (H4) dalam penelitian ini dapat diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari (2013), Setiawan (2013) dan Lestari (2010). Dari hasil uji T diperoleh nilai slope sebesar -1341 yang berarti setiap kenaikan 1% rasio ROA, maka akan membuat penyelesaian audit perusahaan tersebut akan lebih cepat 13 hari. Hal ini dikarenakan perusahaan cenderung akan semakin cepat Program Studi Akuntansi UMRAH - 2017
mempublikasikan laporan keuangan jika perusahaan tersebut mengalami peningkatan kinerja dan informasi baik lainnya. ROA merupakan salah satu informasi penting yang digunakan oleh investor dalam melakukan analisis fundamental. Perusahaan yang memiliki ROA tinggi akan membagikan informasi ini kepada publik secepatnya dan akan memicu penyelesaian audit yang lebih cepat. 5. Hipotesis kelima adalah Firm Size berpengaruh terhadap Hasil dari Uji F menunjukkan bahwa seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Tampak nilai F hitung sebesar 7,296 dan nilai Sig. sebesar 0,000. Nilai F hitung lebih besar dari F tabel yaitu sebesar 2,48 dan nilai signifikansi yang dipeoleh lebih kecil dari 0,05. Sehingga kesimpulan yang ditarik adalah menerima hipotesis ke-lima (H5) yaitu Opini audit, laba operasi, tingkat solvabilitas dan tingkat profitabilitas secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay pada emiten perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 β 2015. Hal ini mengindikasikan bahwa model penelitian yang dirancang sudah baik dikarenakan uji F juga merupakan salah satu dari jenis pengujian Goodness of Fit Test yang menunjukkan seberapa baik variabelvariabel dirancang dan ketepatannya terhadap model penelitian.Adapun alasan mengapa variebelOpini audit, laba operasi, tingkat solvabilitas dan tingkat profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay dikarenakan setiap variabel mempunyai dampak yang mempengaruhi auditor dalam menyelesaikan auditnya. Namun tetap perlu diperhatikan bahwa pengaruh yang disebabkna oleh variabel-variabel ini adalah bersifat simultan sehingga jika model ini digunakan untuk tujuan prediksi model harus menggunakan variabel dalam penelitian ini tanpa mengurangi atau menambah variabel lain.
SIMPULAN Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa variabel Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Audit Delay. Sedangkan Opini Auditor, Laba Operasional dan Tingkat Profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap Audit Delay. Secara simultan Opini Auditor, Laba Operasional, Tingkat Solvabilitas, Tingkat Profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay. REFERENSI Agoes, Sukrisno dan Hoesada, Jan. 2012. Bunga Rampai AuditingEd 2. SalembaEmpat: Jakarta: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Dan Timeliness pada Perusahaan Publik Di Indonesia. SKRIPSI, Semarang : Universitas Diponegoro, 2014. Angruningrum, Silvia. βPengaruh Profitabilitas, Leverage, Kompleksitas Operasi, Repurasi KAP dan Komite Audit Pada Audit Delay.β E-Jurnal Akunatansi Universitas Udayana 5.2, 2013: 251-270. Darmawan, Deni. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014. Dyer, James C dan McHugh, Arthur J. 1975. The Timeliness of the Australian Annual Report.Journal of Accounting Research Vol. 13 No. 2. Blackwell Publishing. Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 22. Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang, 2013.
Program Studi Akuntansi UMRAH - 2017
Ikatan
Akuntan Indonesia. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat, 2001.
Kartika, Andi. βFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Di Indonesia.β Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol. 16 No.1, 2009: 1-17. Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Grafindo Persada, 2012. Lestari, Dewi. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris Pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. SKRIPSI, Semarang: Universitas Diponegoro, 2010. Mulyadi. Auditing. Jakarta: Salemba Empat, 2002.
Suliyanto. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta : Penerbit ANDI, 2009. Sunaningsih, Suci Nasehati. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay. SKRIPSI, Semarang: Universitas Diponegoro, 2014. Sunyoto, Danang. 2014. Auditing Pemeriksaan Akuntansi Cetakan Pertama.PTBuku Seru: Jakarta Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta : BPFE Widyantari, Ni Putu, dan Made Gede Wirakusuma. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay. SKRIPSI, Bali: Universitas Udayana, 2012.
Ningsih, I Gusti Ayu Puspita Sari, dan Ni Luh Sari Widhiyani. βPengaruh Ukuran Perusahaan, Laba Operasional, Solvabilitas, dan Komite Audit Pada Audit Delay.β E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 12.3, 2015: 481-495. Purnamasari, Carmelia Putri. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. SKRIPSI, Depok: Universitas Gunadarma, 2012. Rahmawati, Zidny. Audit Delay dan FaktorFaktor Yang Mempengaruhinya. NASKAH PUBLIKASI, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2016. Setiawan, Heru. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Reputasi Auditor, Opini Audit, Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Audit Delay. SKRIPSI, Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2013. Program Studi Akuntansi UMRAH - 2017