PENJADWALAN PROYEK H2S GAS MONITORING SERVICES PADA INDUSTRI GEOTHERMAL DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM) DAN CRASHING PROJECT DI PT. DYFCO ENERGY
Oleh : Debbie Kemala Sari dan Miftakhul ’Arfah Hadiani Dosen Teknik Industri Universitas Suryadarma
Abstrak PT. Dyfco Energy adalah perusahaan penyedia jasa H2S Gas Monitoring yang merupakan persyaratan sebelum dilakukannya proses drilling hingga proses tersebut selesai. Proses drilling dibutuhkan pada proses eksplorasi sumber daya energi, baik di industri geothermal maupun industri minyak dan gas. Penjadwalan proyek H2S Gas Monitoring untuk setiap aktivitas sudah ditentukan oleh perusahaan geothermal maupun migas, begitu pula dengan anggarannya. Semakin banyak proyek yang dikerjakan, maka semakin kompleks pula manajemennya. Berdasarkan permasalahan tersebut, dapat dirumuskan permasalahan: bagaimana membandingkan penjadwalan proyek yang telah ditetapkan oleh perusahaan vendor geothermal (tanpa crashing project) dengan penjadwalan proyek usulan (dengan crasing project) menggunakan metode PDM dan apakah crashing project dapat menjadi solusi untuk penambahan sumberdaya dalam rangka mempercepat durasi proyek. Hasil dari penelitian ini adalah Penjadwalan proyek usulan dengan PDM dan crashing project menghasilkan durasi. Total cost dengan crashing project menjadi lebih sehingga akan menurunkan margin yang diperoleh perusahaan. Jadi sebaiknya PT Dyfco Energy tidak perlu melakukan penambahan sumber daya. Kata kunci :
I.
geothermal energy, H2S Gas Monitoring, Energi Panas atau
PENDAHULUAN Energi
panas
bumi
atau
sering
pembangkit
disebut
juga
sebagai
listrik
tenaga
uap.
geothermal energy adalah energi panas
Indonesia merupakan negara dengan
yang terdapat di dalam bumi. Suhu
potensi geothermal terbesar di dunia
lapisan bumi bertambah tiga derajat
yaitu sebesar 28.944 MWe (megawatt
celcius setiap kedalaman bertambah
elektrikal). Potensi energi geothermal
seratus meter (Auzani, 2013). Hal ini
yang
terjadi karena pada inti bumi terdapat
dimanfaatkan dengan maksimal. Energi
magma
temperatur
panas bumi yang dimanfaatkan di
sekitar seribu derajat celcius. Energi
Indonesia saat ini adalah 1,2 Mwe atau
panas ini dapat dikonversikan dan
4%
dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup
Indonesia.
manusia, salah satunya adalah sebagai
mentargetkan
pembangkit listrik tenaga panas bumi,
geothermal pada tahun 2025 sebesar
yang
memiliki
11
sangat
dari
besar
potensi
ini
panas
Sementara produksi
belum
bumi
di
pemerintah energi
20,000 MWe (SKK Migas, 2013). Hal
H2S Gas Monitoring akan meningkat
ini menjadikan industri geothermal
sebanding dengan peningkatan industri
sebagai industri yang cukup potensial di
geothermal dan migas, baik dari jumlah
Indonesia.
perusahaan, lokasi proyek maupun dari
Pada proses operasional drilling
jumlah proyek yang dikerjakan.
yang dilakukan oleh suatu perusahaan geothermal,
terdapat
Penjadwalan
proyek
untuk
perusahaan-
setiap aktivitas sudah ditentukan oleh
mendukung
perusahaan vendor geothermal maupun
operasional pengeboran tersebut, antara
migas, begitu pula dengan anggarannya.
lain :
Semakin
perusahaan
jasa
yang
banyak
proyek
yang
-
Drilling rig dan top drive,
dikerjakan, maka semakin kompleks
-
Drilling fluid,
pula manajemennya. Ketidakcocokan
-
Mud logging,
penjadwalan penyelesaian proyek aktual
-
H2S Gas monitoring,
dengan
-
Cementing,
ditetapkan oleh perusahaan geothermal
-
Directional drilling, dan lain-
sering
lainnya
penyelesaian proyek aktual lebih cepat
PT
Dyfco
Energy
penjadwalan
terjadi.
daripada
adalah
yang
Jika
yang
penjadwalan
ditentukan
oleh
perusahaan jasa yang ditunjuk oleh
perusahaan
perusahaan
geothermal,
yang
untuk proses tender berikutnya, PT
menyediakan
jasa
bidang
Dyfco Energy bisa mengambil proyek
perminyakan,
yang lebih banyak dari sebelumnya.
di
pertambangan,
geothermal,
telah
transportasi, dan trading. Salah satu
Begitu
proyek yang ditangani oleh PT Dyfco
penjadwalan penyelesaian proyek aktual
Energy
terlambat dari yang ditentukan oleh
yang
berhubungan
dengan
pula
diharapkan
sebaliknya,
industri geothermal adalah melakukan
perusahaan
monitoring gas H2S. Perusahaan ini
untuk proses tender berikutnya, PT
berdiri
Dyfco Energy bisa mengurangi jumlah
sejak
31
Agustus
2005.
geothermal,
jika
diharapkan
proyek yang akan diambil.
Perusahaan penyedia jasa H2S Gas
Pada
Monitoring memiliki market share yang
penelitian
ini
juga
keseluruhan
dilakukan perhitungan biaya crashing
industri geothermal dan migas. Servis
project yang bisa dijadikan acuan bagi
mencapai
20
%
dari
12
PT
Dyfco
Energy
jika
ingin
sumber
daya
untuk
menambahkan
2. Memberikan usulan besarnya biaya crashing
mempercepat penyelesaian proyek.
project
digunakan
Berdasarkan masalah,
latar
apakah
dapat
belakang
bisa
sebagai
pertimbangan PT 1.1. PERUMUSAN MASALAH
yang
bahan
Dyfco Energy
perlu
melakukan
penambahan sumber daya atau tidak.
dirumuskan
permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana
1.3. MANFAAT PENELITIAN
membandingkan
Manfaat yang ingin diperoleh
penjadwalan proyek yang telah
dengan adanya penelitian ini adalah:
ditetapkan
1.
vendor
oleh
perusahaan
geothermal
(tanpa
Dyfco Energy dalam merencanakan
project)
dengan
jumlah proyek yang akan diambil
usulan
pada periode berikutnya.
crashing penjadwalan
proyek crasing
(dengan
project)
2.
menggunakan metode PDM?
menjadi
solusi
Energy
jika
ingin
menambahkan jumlah sumber daya
untuk
untuk mempercepat penyelesaian
penambahan sumberdaya dalam mempercepat
Memberikan masukan kepada PT Dyfco
2. Apakah crashing project dapat
rangka
Memberikan masukan kepada PT
suatu proyek
durasi
proyek?
1.4. BATASAN MASALAH Pada
penelitian
ini,
batasan
permasalahan yang digunakan adalah :
1.2. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari kegiatan penelitian
1. Data
ini adalah:
yang
digunakan
dalam
penelitian ini merupakan data pada
1. Membandingkan
penjadwalan
tahun 2013.
proyek yang telah ditetapkan oleh
2. Biaya-biaya
yang
digunakan
di
perusahaan vendor geothermal (tanpa
perhitungan adalah biaya proyek
crashing
Muara Laboh-Rantau Dedap.
project)
dengan
penjadwalan proyek usulan (dengan crasing
project)
3. Pembahasan hanya dibatasi pada proyek H2S Gas Monitoring .
menggunakan
metode PDM.
13
Untuk
II. LANDASAN TEORI
Husen
dan
melukiskan secara grafis dari aktivitas
Precedence Diagram Method (PDM) Menurut
merencanakan
(2009),
pelaksanaan
pekerjaan
konstruksi
penjadwalan merupakan pengalokasian
dikenal beberapa diagram diantaranya
waktu
Diagram Balok, Diagram Panah, dan
yang
tersedia
untuk
melaksanakan masing-masing pekerjaan
Diagram Precedence.
dalam rangka menyelesaikan suatu
a.
proyek hingga tercapai hasil optimal dengan
Menurut Nugraha (1985) dalam
mempertimbangkan
keterbatasan-keterbatasan
Suputra (2011), diagram balok disusun
ada.
dengan maksud mengidentifikasi unsur
kapan
waktu dan urutan dalam merencanakan
dan
suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu
diselesaikan, sehingga pembiayaan dan
mulai, waktu penyelesaian, dan pada
pemakaian
saat pelaporan. Diagram balok bisa
Penjadwalan aktivitas
yang
Diagram Balok
menentukan
itu
dimulai, ditunda
sumber
disesuaikan
daya
waktunya
bisa menurut
dilihat pada Gambar. 1
kebutuhan yang telah ditentukan. Dalam
sebuah
proyek,
penjadwalan memainkan peranan yang signifikan
dalam
menentukan
keberhasilan proyek secara keseluruhan. Dengan
penjadwalan
yang
baik,
aktivitas-aktivitas dalam sebuah proyek akan berjalan dengan lancar, misalnya mobilisasi
dan demobilisasi
Gambar 1. Diagram Balok
tenaga
kerja dapat terlaksana dalam kerangka Penggambaran diagram balok
waktu yang tepat untuk menghindari
seperti terlihat pada Gambar 1 terdiri
terjadinya penundaan dan pemborosan.
dari kolom (sumbu vertikal) dan baris
Sebagai hasil akhir akan diperoleh
(sumbu horisontal). Kolom pertama
sebuah kombinasi yang optimal antara waktu
pelaksanaan,
dikeluarkan,
dan
biaya
yang
kualitas
yang
berisi daftar atau uraian pekerjaan dalam suatu proyek. Kolom selanjutnya dipergunakan
dihasilkan.
sebagai
tempat
melukiskan balok sesuai dengan durasi 14
waktu yang diperlukan dari masing-
Titik pangkal dan titik akhir dari
masing
suatu
pekerjaan.
Satuan
waktu
aktivitas
yang
dinyatakan
misalnya hari, minggu, atau bulan
dalam bentuk lingkaran. Sebuah
ditempatkan pada sumbu horisontal.
event tidak memerlukan waktu dan
Waktu mulai dan waktu akhir masing-
sumber daya karena event bukan
masing kegiatan ditunjukkan oleh ujung
sebuah aktivitas. - Aktivitas Nyata
kiri dan ujung kanan dari balok-balok yang bersangkutan. Pada pembuatan
Pelaksanaan kegiatan yang nyata dari
diagram balok telah diperhatikan urutan
suatu
kegiatan,
terlihat
membutuhkan durasi dan sumber
hubungan ketergantungan antara satu
daya untuk pelaksanaannya. Sebuah
aktivitas dengan yang lain. Format
aktivitas nyata digambarkan dalam
penyajian diagram balok yang lengkap
bentuk anak panah disertai durasi
berisi perkiraan urutan pekerjaan, skala
pekerjaannya,
waktu dan analisis kemajuan pekerjaan
dalam Gambar 2.
meskipun
belum
pekerjaan.
Aktivitas
seperti
ini
ditunjukkan
pada saat pelaporan.
b.
Diagram Panah Diagram panah adalah salah satu
metode grafis yang digunakan untuk memvisualisasikan jadwal proyek ke dalam
rangkaian
aktivitas,
Gambar 2. Aktivitas Nyata
lengkap
dengan urutan pekerjaan dan hubungan - Aktivitas Dummy
ketergantungan antar aktivitas. Dalam diagram
panah,
Aktivitas
aktivitas-aktivitas
ini
tidak
dinyatakan dalam bentuk panah, yang
sebuah
menghubungkan
melainkan hanya berfungsi untuk
event-event
yang
kegiatan
menyatakan yang
nyata,
dinyatakan dalam bentuk lingkaran.
menyatakan
ketergantungan
Berikut adalah beberapa hal yang harus
aktivitas.
Aktivitas
diperhatikan dalam diagram panah :
digambarkan dengan anak panah
(Suputra, 2011)
yang
- Event (kejadian)
ditunjukkan dalam Gambar 3.
15
terputus-putus,
antar dummy
seperti
lambat yang diijinkan untuk suatu aktivitas Latest Allowable Activity Finish
f.
Time (LF) : Saat berakhir paling lambat yang diijinkan untuk suatu aktivitas Total Activity Slack atau Total
g. Gambar 3. Aktivitas Dummy
Float atau Float (TF) : Sejumlah waktu sampai kapan suatu aktivitas
- Duration (D) Waktu
boleh diperlambat.
yang
diperlukan
melaksanakan
suatu
untuk
TF = TL–EF = LF–EF = LS–ES (1)
aktivitas.
h.
Umumnya dengan satuan waktu :
bebas
hari, minggu, bulan dan lain-lain.
SF = TE – EF
Beberapa terminologi yang sering
tidak
durasi dari suatu aktivitas dibagi
Perubahan yang terjadi pada
(TE) : Saat paling awal terjadinya
durasi atau waktu pelaksanaan
suatu event/ kejadian.
aktivitas
b. Latest Allowable Event Time (TL) :
terjadinya
akan
durasi
proyek
secara keseluruhan.
suatu
- Lintasan
event/kejadian.
kritis
:
Rangkaian
aktivitas pada network diagram
c. Earliest Activity Start Time (ES) : paling
awal
yang
suatu
terdiri
dari
aktivitas-
aktivitas kritis. Durasi lintasan
aktivitas.
kritis juga menunjukkan durasi
Earliest Activity Finish Time (EF) :
proyek secara keseluruhan.
Saat berakhir paling awal suatu
c.
aktivitas e.
kritis
mempengaruhi
Saat paling lambat yang diijinkan
d.
keleluasaan
(Total Float sama dengan nol).
a. Earliest Event Occurrence Time
mulai
memiliki
dalam start time dan finish time
sebagai berikut :
Saat
(2)
- Aktivitas kritis : Aktivitas yang
digunakan untuk menggambarkan
untuk
Free Slack (SF) : Waktu aktivitas
Diagram Precedence Diagram
Latest Allowable Activity Start
juga
Time (LS) : Saat mulai paling 16
dengan
precedence node
disebut
diagram
atau
construction block diagram. Diagram ini merupakan penyempurnaan dari diagram panah, karena diagram panah pada prinsipnya hanya memakai satu jenis hubungan aktivitas yaitu hubungan Akhir – Awal. Pada diagram precedence dapat
digambarkan
adanya
Gambar 4. Node Diagram Precedence
empat
hubungan aktivitas yaitu hubungan
Keterangan :
Awal – Awal (SS), Awal – Akhir (SF),
ES
Akhir – Awal (FS), Akhir – Akhir (FF).
aktivitas
Selain itu pada diagram precedence
ID
aktivitas dummy juga tidak diperlukan
EF
lagi sehingga diagram menjadi bersih. Ciri-ciri
diagram
= saat berakhir paling awal suatu
LABEL= nama aktivitas LS
- Aktivitas tidak dinyatakan sebagai melainkan
= nomor identifikasi
aktivitas
precedence
adalah sebagai berikut :
panah
= saat mulai paling awal suatu
= saat mulai paling lambat suatu aktivitas
divisualisasikan
D
sebagai node, lingkaran atau kotak.
= durasi aktivitas
LF = saat berakhir paling lambat suatu
- Anak panah/garis penghubung tidak
aktivitas
mempunyai durasi, sehingga pada
Contoh
diagram precedence tidak diperlukan
penjadwalan
adanya aktivitas dummy.
perubahan dengan
dari
menggunakan
diagram panah ke penjadwalan dengan
- Anak panah dari satu node ke node
menggunakan
yang lain menunjukkan hubungan
ditunjukkan
ketergantungan dan urutan aktivitas
diagram pada
precedence
Gambar
5
dan
Gambar 6.
aktivitas tersebut. Format umum dari sebuah node dalam diagram precedence ditunjukkan dalam Gambar 4.
Gambar 5. Diagram Panah Proyek X 17
ketergantungan, di dalam PDM tidak diperlukan.
PDM
menitikberatkan
pada
dasarnya
pada
persoalan
keseimbangan antara biaya dan waktu penyelesaian proyek. PDM menekankan pada
hubungan
antara
pemakaian
sejumlah tenaga kerja atau sumber-
Gambar 6. Diagram Precedence
sumber daya untuk mempersingkat
Proyek X
waktu pelaksanaan suatu proyek dan Menurut
Soeharto
kenaikan
(1995),
biaya
Precedence Diagram Method adalah
penambahan
metode jaringan kerja yang termasuk
tersebut.
sebagai
sumbersumber
akibat daya
dalam klasifikasi AON (Activity On
Dalam PDM, jumlah waktu
Node). Dalam metode ini kegiatan
yang diperlukan untuk menyelesaikan
dituliskan
di
yang
berbagai tahapan dari proyek konstuksi
umumnya
berbentuk
segi
empat,
dianggap diketahui dengan pasti. Selain
sedangkan
anak
panahnya
sebagai
dalam
node
itu
juga
hubungan
antara daya
jumlah
penunjuk hubungan antara kegiatan-
sumber-sumber
kegiatan yang bersangkutan. Dengan
dipergunakan
demikian dummy yang merupakan tanda
diperlukan untuk menyelesaikan proyek
penting untuk menunjukkan hubungan
juga dianggap diketahui.
dan
waktu
yang yang
Seperti halnya metode jaringan
Adanya perubahan waktu pelaksanaan
kerja yang lain, dalam PDM juga
dari aktivitas kritis, percepatan atau
terdapat bagian vital, yaitu analisis jalur
perlambatan,
kritis (critical path analysis). Jalur kritis
perubahan
adalah rangkaian aktivitas yang tidak
keseluruhan.
akan durasi
mengakibatkan proyek
secara
memiliki keleluasan dalam start time dan finish time. Dengan kata lain,
Trade-Off Biaya-Waktu dan Crashing
aktivitas kritis adalah aktivitas yang
Project
tidak
memiliki
aktivitas
kritis
float harus
time.
Setiap
Menurut
Heizer
dan
Render
dilaksanakan
(2005), ketika mengelola suatu proyek,
sesuai jadwal yang telah ditentukan.
lazim bagi seorang manajer proyek
18
- Pilih kegiatan yang memiliki
menghadapi salah satu situasi berikut : (1) proyek tertinggal dari jadwal, atau
biaya crashing terkecil
(2) waktu penyelesaian proyek yang
4.
Perbarui semua kegiatan. Jika batas
sudah dijadwalkan dimajukan. Dalam
waktu
situasi manapun, beberapa atau semua
tercapai,
kegiatan
kembali ke langkah nomer 2.
harus
dipercepat
untuk
yang
diinginkan
berhenti.
Jika
telah tidak,
menyelesaikan proyek pada batas waktu yang diinginkan. proses dimana kita
Industri Geothermal
memperpendek jangka waktu proyek
a.
Potensi Industri Geothermal di
dengan biaya terendah disebut sebagai
Indonesia
crashing project. Biasanya kita dapat
Potensi
industri
geothermal
di
memendekkan sebuah kegiatan dengan
Indonesia meningkat secara signifikan
cara menambah sumber daya (misal:
sebanding dengan tren sumber energi
mesin,
terbarukan
karyawan,
kendaraan)
pada
yang
ada
saat
ini.
kegiatan tersebut. Oleh karena itu, biaya
Berdasarkan data dari Allard (2010),
crash sebuah kegiatan menjadi lebih
Indonesia memiliki 40% dari total
mahal dari biaya normal.
sumber potensial geothermal yang ada
Langkah-langkah yang dilakukan
di dunia, diperkirakan sebesar 28,000
pada proses crashing project adalah : 1.
megawatt (MW). Pada tahun 1998,
Hitung biaya crash per periode
kapasitas total pembangkit listrik tenaga
untuk
dalam
geothermal sebesar 567 MW, dan pada
jaringan. Jika biaya crash linear
tahun 2002, meningkat menjadi 969
menurut waktu, maka rumus yang
MW. Saat ini Indonesia menjadi negara
digunakan :
penghasil energi geothermal terbesar
setiap
kegiatan
ketiga setelah Amerika dan Filipina.
(3) 2.
Pada
Temukan jalur kritis pada jaringan
kapasitas
produksi
geothermal di Indonesia telah mencapai
proyek 3.
2011
1,200 MW yang dihasilkan oleh 6 fields
Jika terdapat lebih dari 1 jalur
di Jawa, Sumatra Utara, dan Sumatra
kritis, maka :
Selatan (Rianto, 2013). Data geothermal
- Pilih kegiatan yang masih bisa
di Indonesia pada tahun 1998-2012 bisa
dilakukan proses crashing
dilihat pada Tabel 1.
19
Tabel 1. Data Pertumbuhan
migas
yang
cukup
pesat
juga
Geothermal di Indonesia pada Tahun
dipengaruhi oleh harga minyak mentah
1998-2012
yang menyentuh US$ 145 per barel pada tahun 2008. Tren harga minyak dalam 5 tahun terakhir bisa dilihat pada Gambar 7. Investasi di industri migas Indonesia mencapai US$12.8 milyar pada tahun 2011 dan berkontribusi US$34.4
milyar
pada
pendapatan
negara. Saat ini, terdapat lebih dari 30 kontrak industri migas yang sedang Sumber : Indonesia Geothermal
berjalan.
Association News – November 2012
Presiden Yudhoyono
Susilo
Bambang
merencanakan
untuk
membangun 44 pembangkit geothermal di tahun 2014, untuk meningkatkan kapasitas hingga 4,000 MW. Indonesia ditargetkan bisa menghasilkan lebih Gambar 7. Tren Harga Minyak
dari 9000 MW energi geothermal dan
Mentah pada Tahun 2008-2012
menjadi negara penghasil geothermal
Sumber : infomine.com
terbesar di dunia pada 2025.
b.
c.
Industri Migas di Indonesia Industri
migas
di
Permintaan
untuk
H2S
Gas
Monitoring Services pada Industri
Indonesia
berkontribusi cukup signifikan dalam
Geothermal
pendapatan
H2S atau Hydrogen Sulfide adalah
negara.
Industri
migas
membutuhkan modal yang sangat besar
gas
kimia
dan melibatkan banyak sumber daya di
memiliki karakteristik lebih berat dari
bidang pengeboran minyak, pemrosesan
udara, beracun, bersifat korosif, mudah
dan transportasi. Perkembangan industri
terbakar berakibat 20
yang
dan fatal
tidak
meledak. jika
berwarna,
H2S
bisa
keberadaanya
melampaui ambang batas. Tabel 2
akan mengandung gas H2S. Dengan
menunjukkan pengaruh dari gas H2S
adanya gas H2S yang bisa berakibat
pada manusia (Rianto, 2013).
fatal bagi aktivitas drilling, maka diperlukan tindakan preventif untuk
Tabel 2. Pengaruh Gas H2S pada
menghindarinya. H2S Gas Monitoring
Manusia
Services adalah tindakan preventif yang
Klasifikasi
Kandungan
paling
Gejala
H2S (ppm) Rendah
0-10 ppm
mata,
industri
Industri geothermal di Indonesia
dan
tersebar di seluruh penjuru Indonesia
tenggorokan 10-50 ppm
dalam
geothermal maupun industri migas. Iritasi hidung
Sedang
diperlukan
Pusing,
dengan jumlah mendekati 251 lokasi
demam,
dan hanya memenuhi kurang dari 50%
batuk,
dan
area potensi geothermal. Gambar 8
kesulitan
menunjukkan lokasi sumber geothermal
bernafas Tinggi
50-200 ppm
Sesak
nafas,
iritasi
mata,
stres,
koma,
di Indonesia.
kematian
Sumber:http://www.safetydirectory.co m/hazardous_substances/hydrogen_sulf ide/fact_sheet.htm, diakses pada 20 September 2013.
H2S adalah gas berbahaya yang harus diidentifikasi paling awal sebelum
Gambar 8. Distribusi Sumber
memulai proses drilling geothermal
Geothermal di Indonesia
atau sumur migas dan di-monitor selama proses drilling
berlangsung.
Aktivitas drilling adalah proses
H2S paling banyak ditemukan di sekitar
membuat lubang pada lapisan bumi
gunung berapi, oleh sebab itu di lokasi
secara sirkular pada material solid.
penghasil geothermal atau sumur migas
Proses drilling pada sumur minyak
(on-shore) yang sebagian besar berada
maupun geothermal melibatkan banyak
di sekitar gunung berapi bisa dipastikan 21
kontraktor multidisiplin, seperti drilling
dan menjadi persyaratan utama selama
rig, directional drilling, logging, dan
proyek tersebut berjalan, karena selama
sebagainya. Gambar 9 menunjukkan
aktivitas
proyek-proyek penyedia jasa beserta
keluarnya gas H2S yang berbahaya bagi
porsinya
menusia akan selalu ada. PT Dyfco
dalam
hal
mendukung
aktivitas drilling.
drilling
berjalan,
potensi
Energy menitikberatkan pada industri Geothermal
di
menyediakan
Indonesia,
dengan gas
perlengkapan
monitoring, personel dan servis untuk perusahaan migas dan geothermal yang sedang melakukan proses drilling.
III. METODOLOGI PENELITIAN Pengumpulan Data
Gambar 9. Struktur Biaya Rata-
Data yang dikumpulkan yaitu
Rata Aktivitas Drilling Dari Gambar 9 bisa dilihat
data sekunder yang diperoleh dari PT
bahwa aktivitas H2S Gas Monitoring
Dyfco Energy. Data sekunder yang
Services berkontribusi kira-kira 0.5 %
dikumpulkan berupa :
dari total biaya drilling.
1.
data umum perusahaan
2.
data
aktivitas-aktivitas
H2S Gas Monitoring Services
Latar Belakang Perusahaan 3.
PT Dyfco Energy berdiri pada
data alokasi waktu untuk setiap aktivitas
31 Agustus 2005, bergerak di bidang 4.
pertambangan, trading, konstruksi, dan
data aktivitas-aktivitas yang bisa
transportasi. Yudhi Dahlan, Direktur PT
berjalan
Dyfco
(paralel)
Energy,
pengalaman
yang
memiliki
di
perusahaan
bekerja
5.
ditetapkan
industri
Geothermal
khususnya
H2S
Gas
dan
migas 6.
Monitoring
secara
bersamaan
data waktu proyek yang telah
migas, melihat peluang bisnis di bidang geothermal
proyek
oleh
data biaya proyek
perusahaan
H2S Gas
Monitoring Services
Services. H2S Gas Monitoring Services 7.
biasanya melekat pada aktivitas drilling
22
data biaya tenaga kerja per proyek
dilakukan untuk setiap sumur adalah
Pengolahan Data Pada tahap ini, data-data yang
sebagai berikut:
telah diperoleh pada tahap pengumpulan
1.
Set up
data, kemudian dilakukan pengolahan
2.
Operasi
terhadap data-data tersebut. Langkah-
3.
Dismantle peralatan
langkah penelitian bisa dilihat pada
Perusahaan hanya menggunakan 1 set H2S Equipment Package yang
Gambar 10.
digunakan secara berurutan untuk setiap sumur. Contoh data proyek dengan 2 sumur bisa dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Data Proyek No
Kode
Nama Kegiatan
Durasi (hari)
1
A
Set up sumur 1
2
2
B
Operasi sumur 1
38
3
C
Dismantle sumur 1
2
4
D
Set up sumur 2
2
5
E
Operasi sumur 2
38
6
F
Dismantle sumur 2
2
7
G
Moving
10
TOTAL DURASI
b.
Penjadwalan
94
Proyek
Usulan
dengan Crashing Project dan PDM PDM
dimana
aktivitas-aktivitas
(overlap).
Saat ini, aktivitas-aktivitas proyek
yang
Asumsi
yang
digunakan
adalah untuk mempercepat penyelesaian
dijadwalkan secara seri untuk beberapa Aktivitas-aktivitas
untuk
dilakukan bisa saling tumpang tindih
Penjadwalan Proyek Saat Ini
sumur.
digunakan
menghitung waktu penyelesaian proyek
Gambar 10. Metodologi Penelitian
a.
bisa
proyek,
yang
ditambahkan
Equipment 23
Package
set
H2S
untuk
bisa
1
dijalankan secara bersamaan pada 2 sumur
yang
berbeda.
Penambahan
sumber daya ini menyebabkan adanya crashing project. Data proyek dengan crashing bisa dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Data Crashing Project No
Kode
Nama
Durasi
Gambar 11. Jaringan PDM
Konstrain
dengan Crashing Project
Kegiatan 1
A
Setup
2
-
38
SS(1-2)=2
2
SS(2-3)=38
sumur 1 2
B
Operasi
Dari penyelesaian
sumur 1 3
C
Dismantle
D
Setup
E
Operasi
berdasarkan
diperoleh hasil total durasi 67 hari. 2
SS(2-4)=12
38
SS(4-5)=2
2
SS(5-6)=38
sumur 2 5
proyek
waktu
jaringan PDM dengan crashing project,
sumur 1 4
perhitungan
c.
Analisis Biaya Komponen-komponen biaya yang
sumur 2 6
F
Dismantle
dikeluarkan
G
Moving
untuk
menjalankan proyek bisa dilihat pada
sumur 2 7
oleh perusahaan
10
Tabel 5.
FS(3-7)=1 FS(6-7)=1
Tabel 5. Komponen Biaya Dari data Tabel 4 selanjutnya bisa
No
Deskripsi
Sub Biaya
dibuat jaringan PDM untuk mengetahui
Total (US$)
waktu penyelesaian proyek. Jaringan PDM bisa dilihat pada Gambar 11.
1
Mobilization
2
H2S Equipment Package
3
Personnel
5,000
99,000
BIAYA TOTAL/94 days
Setelah project,
111,600
dilakukan
maka
bisa
215,600
crashing dihitung
penambahan biaya yang disebabkan oleh penambahan sumber daya. Proses
24
perhitungan biaya crashing project
perusahaan. Penurunan margin sebesar
adalah sebagai berikut :
US$227,445 ini tidak sebanding dengan
Biaya Normal
= US$215,600
biaya investasi yang dikeluarkan untuk
Biaya Crash
= Biaya Normal
membeli 1 set H2S Equipment Package
+ Biaya 1 set H2S Equipment Package
seharga US$111,600, jadi secara tidak
+
=
langsung akan menurunkan keuntungan
=
perusahaan.
Biaya
Mobilisasi
US$(215,600+111,600+5,000) US$332,200 Waktu Normal
= 94 hari
Waktu Crash
= 67 hari
Biaya Crash/hari =
V. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini
US$4.319/hari
adalah : 1.
PDM
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari pengolahan data, diperoleh rangkuman
hasil
perhitungan
Penjadwalan proyek usulan dengan dan
crashing
project
menghasilkan durasi yang lebih
yang
cepat
ditunjukkan oleh Tabel 6.
dibandingkan
dengan
penjadwalan proyek secara normal tanpa crashing project.
Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Perhitungan
2.
Total cost dengan crashing project menjadi lebih tinggi karena adanya
Keterangan Nilai Kontrak (US$)
Tanpa Crashing (Normal)
Dengan Crashing
458,061.00
458,061.00
equipment,
Total Cost(US$)
215,600.00
443,045.00
menurunkan margin yang diperoleh
Durasi
94 days
67 days
Margin(US$)
242,461.00
15,016.00
biaya investasi untuk menambah 1
tidak
cepat daripada proyek tanpa crashing total
cost
sebanding
dengan
biaya
investasi untuk membeli 1 set
proyek dengan crashing project lebih
Tetapi
akan
perusahaan. Penurunan margin ini
Dari Tabel 6 bisa dilihat bahwa durasi
project.
sehingga
equipment
yang
langsung
akan
keuntungan
dengan
secara
tidak
menurunkan
perusahaan.
Jadi
sebaiknya PT Dyfco Energy tidak
crashing project menjadi lebih tinggi
perlu
karena adanya biaya investasi untuk
melakukan
sumber daya.
menambah 1 equipment, sehingga akan menurunkan margin yang diperoleh
25
penambahan
bumi-geothermal-energy/, diakses
VI. DAFTAR PUSTAKA
pada 29 Oktober 2013. [1] Allard, Tom. 2010. Indonesia’s Hot Terrain Set to Power Its Future. The
Sydney
Moning
[7] Satuan kerja khusus pelaksana
Herald.
kegiatan usaha hulu minyak dan
Sydney.
gas bumi (SKK Migas). 2013. Konvensi
[2] Heizer, Jay dan Render, Barry. Operations
2005. 7th
edition.
Pemboran 2013. Bandung.
Management,
Salemba
Empat.
Jakarta.
[3] Husen, A. 2009. Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan, dan Pengendalian Proyek. CV Andi Offset. Yogyakarta.
[4] Soeharto, I. 1995. Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional. Erlangga. Jakarta.
[5] Suputra, I Gusti Ngurah Oka. 2011. Penjadwalan
Proyek
dengan
Precedence Diagram
Method
(PDM)
dan
Ranked Position Weight Method (RPWM). Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 1, Januari 2011, pp. 18-28.
[6]http://auzaniofficial.wordpress.com/2
013/02/01/mengenal-energi-panas-
26