PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN KERJA INTERNAL AUDITOR TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERUSAHAAN MELALUI MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus Pada PT. Bank “X”)
Oleh
ARGO DWI SAPUTRA NIM: 204082002300
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H / 2009 M
PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN KERJA INTERNAL AUDITOR TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERUSAHAAN MELALUI MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus Pada PT Bank “X”) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh ARGO DWI SAPUTRA NIM: 204082002300
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Yahya Hamja, MM
Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM
NIP. 130 676 334
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H / 2009 M
Hari ini Jum’at, Tanggal 7 Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Argo Dwi Saputra NIM: 204082002300 dengan
judul
PENGALAMAN
Skripsi
“PENGARUH
KERJA
PROFESIONALISME
INTERNAL
EFEKTIVITAS
PENERAPAN
PERUSAHAAN
MELALUI
SISTEM
AUDITOR
TERHADAP
PENGENDALIAN
MOTIVASI
SEBAGAI
DAN
INTERN
VARIABEL
INTERVENING (Studi Kasus Pada PT. Bank “X”)”. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 07 Agustus 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si
Rahmawati, SE., MM
Ketua
Sekretaris
Prof. Dr. Ahmad Rodoni Penguji Ahli
Hari ini Jum’at, Tanggal 14 Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Argo Dwi Saputra NIM: 204082002300 dengan
judul
PENGALAMAN
Skripsi
PROFESIONALISME
“PENGARUH
KERJA
INTERNAL
EFEKTIVITAS
PENERAPAN
PERUSAHAAN
MELALUI
SISTEM
AUDITOR
TERHADAP
PENGENDALIAN
MOTIVASI
SEBAGAI
INTERVENING (Studi Kasus Pada PT. Bank “X”)”.
DAN
INTERN
VARIABEL Memperhatikan
kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 14 Agustus 2009
Tim Penguji Ujian Skripsi
Dr. Yahya Hamja, MM
Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni Penguji Ahli
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI Nama
: Argo Dwi Saputra
Tempat / Tanggal Lahir
: Jakarta, 08 September 1986
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Komplek Batan Indah, Blok H No.23, Serpong, BSD Tangerang, Banten
Telp / HP
: (021) 99716517 / 085694329478
E-mail
:
[email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL 1992 – 1998
: SDN Batan Indah
1998 – 2001
: SLTPN 4 Puspiptek Serpong
2001 – 2004
: SMUN 7 Tangerang
2004 – 2009
: S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENDIDIKAN NON FORMAL 2003 – 2005
: Kursus Bahasa Inggris “LIA”
2009
: Kursus Komputer “MYOB Accounting”
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA Ayah
: Ir. Agustiar Harun
Tempat / Tanggal Lahir
: Jambi, 09 Juli 1954
Alamat
: Komp Batan Indah Blok H 23, Serpong Tangerang
Ibu
: Dra. Harlina Hamid
Tempat / Tanggal Lahir
: Jambi, 15 September 1965
Alamat
: Komp Batan Indah Blok H 23, Serpong Tangerang
The Influence of Professionalism and Working Experience of Internal Auditor To Effectiveness of Implementation of Internal Control System of CompanyThrough Motivation As Intervening Variable (Case Studies On PT. Bank “X”) By: Argo Dwi Saputra ABSTRACT This research is to examine and to obtain empirical evidence on influence of professionalism and working experience of internal auditor to the effectiveness of implementation of internal control system of company through motivation as intervening variable. This research used primary data through questionnaires, it has been done in PT. Bank “X”. Retrieval of sample has been done by using convenience sampling. Number of questionnaires distributed were one hundred and ten copies but only eighty one questionnaires were returned. The data analysis is to examine the hypothesis it has been done by path analysis. The result shows that (a) professionalism and working experience of internal auditor have significant influence to motivation, (b) professionalism and working experience of internal auditor have significant influence to the effectiveness of implementation of internal control system of company, (c) motivation has significant influence to the effectiveness of implementation of internal control system of company, (d) Professionalism and working experience of internal auditor have significant influence to the effectiveness of implementation of internal control system of company through motivation as intervening variable.
Keywords: Professionalism, working experience, internal auditor, internal control system, and motivation.
Pengaruh Profesionalisme dan Pengalaman Kerja Internal Auditor Terhadap Efektivitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern Perusahaan Melalui Motivasi Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada PT. Bank “X”) Oleh: Argo Dwi Saputra ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memperoleh bukti secara empiris pengaruh profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan melalui motivasi sebagai variabel intervening. Penelitian ini menggunakan data primer melalui kuesioner yang dilakukan di PT. Bank “X”. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan convenience sampling. Kuesioner yang disebar berjumlah seratus sepuluh buah akan tetapi hanya delapan satu yang kembali. Penganalisisan data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis jalur Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi, (b) profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor memiliki pengaruh secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan, (c) motivasi memiliki pengaruh secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan, (d) profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor memiliki pengaruh secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan melalui motivasi sebagai variabel intervening.
Kata Kunci: Profesionalisme, pengalaman kerja, internal auditor, sistem pengendalian intern, dan motivasi.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada sumber dari suara hati yang bersifat mulia, sumber ilmu pengetahuan, sumber segala kebenaran, Sang Maha Cahaya, Penabur cahaya Ilham, Pilar nalar kebenaran dan kebaikan yang terindah, Sang Kekasih tercinta yang tak terbatas pencahayaan cinta-Nya bagi umat-Nya, Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan baik dan terselesaikan. Shalawat serta salam teruntuk Nabi akhir zaman, Muhammad SAW, yang telah memberikan dan menyampaikan kepada kita semua ajaran islam yang telah terbukti kebenarannya, dan semakin terus terbukti kebenarannya. Adapun tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi syaratsyarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa segala kerja keras demi terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, dorongan serta bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Ir. Agustiar Harun dan Ibu Dra. Harlina Hamid serta Kakak dan adikku tersayang Kak Tommy dan De Destri yang selalu memberikan rasa cinta, perhatian, kasih sayang, motivasi dan yang selalu mengiringi saya melalui doa dan restu. 2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM sebagai dosen Pembimbing I yang selalu memberikan arahan dan bimbingan dari setiap permasalahan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan skripsi. 4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM sebagai dosen pembimbing II yang telah
bersedia
meluangkan
waktunya
ditengah
kesibukannya
untuk
membimbing dan memotivasi penulis, terima kasih untuk ilmunya semoga bermanfaat bagi penulis.
5. Bapak Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi. 6. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi. 7. Bapak Suhendra, S.Ag., MM selaku Ketua Program Studi. 8. Ibu Rahmawati, SE., MM selaku Wakil Ketua Program Studi. 9. Seluruh dosen, staf administrasi, staf perpustakaan, staf keamanan dan staf kebersihan Fakultas Ekonomi terima kasih atas semua ilmu, bantuan, kemudahan, perhatian dan pelayanan yang telah diberikan. 10. Pihak PT. BANK “X” yang telah bersedia untuk mengisi kuesioner demi terkumpulnya dan selesainya penelitian ini. 11. Saudaraku Bang Daniel yang selalu membuat hidup ini menjadi lucu, Fara Safitri yang selalu memberikan motivasi, Rudi, Arya, Faisal, Andi, dan juga Mr. Syafi’i terima kasih telah memberikan masa kebersamaan dan keakrabannya. 12. Semua teman-teman seperjuangan akuntansi dan manajemen angkatan 2004 yang tidak bisa disebutkan namanya satu-satu, terima kasih telah memberikan masa kebersamaan, keakraban, dan kepeduliannya. 13. Untuk semua orang yang telah membantu saya tapi tidak tercantum namanya, saya mengucapkan terima kasih banyak. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan karena terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik. Pada akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Jakarta, Agustus 2009
Argo Dwi Saputra
DAFTAR ISI
Hal LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ................................. i LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................... ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................ iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ iv ABSTRACT .................................................................................................... v ABSTRAK ....................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ............................................................. 1 B. Perumusan Masalah ...................................................................... 6 C. Tujuan dan Manfaat ...................................................................... 7 1. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7 2. Manfaat Penelitian ................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ................................................................................................ Ru 10 ang Lingkup Internal Audit............................................................ 10 1. ........................................................................................... Pe 11 ngertian Internal Audit ............................................................. 12 2. ........................................................................................... Fu 13 ngsi dan Tujuan Internal Audit................................................. 15 3. ........................................................................................... Int 15 ernal Auditor ........................................................................... 16
4. ........................................................................................... Fu ngsi dan Tanggung Jawab Internal Auditor ............................. B. ................................................................................................ Pr ofesionalisme................................................................................. 1. Pengertian Profesionalisme ...................................................... 2. Konsep Profesionalisme .......................................................... Hal 3. Kemahiran Profesionalisme ..................................................... 18 C. ................................................................................................ Pe 19 ngalaman Kerja ............................................................................. 19 1. ........................................................................................... Pe 21 ngertian Pengalaman Kerja ...................................................... 22 2. ........................................................................................... Pe 22 ngalaman Kerja Auditor........................................................... 24 D. ................................................................................................ 26 Sistem Pengendalian Intern ........................................................... 28 1. Pengertian Pengendalian Internal ............................................ 34 2. Tujuan Pengendalian Internal .................................................. 35 3. Sistem Pengendalian Internal .................................................. 35 4. Unsur – Unsur Pengendalian Intern ......................................... 5. Ciri – Ciri Pengendalian Intern yang Efektif dan Memadai ...... 37 E. ................................................................................................ Ru 39 ang Lingkup Sistem Pengendalian Intern Bank ............................. 41 1. Pengertian dan Tujuan Sistem Pengendalian Intern Bank ........ 41 2. Pihak – pihak yang Berkepentingan dengan Sistem
43
Pengendalian Intern Bank ....................................................... 44 3. Elemen Utama Sistem Pengendalian Intern Bank .................... 44 F.................................................................................................. M 46 otivasi ........................................................................................... 47 1. Pengertian Motivasi ................................................................ 2. Jenis – Jenis Motivasi ............................................................. 3. Tujuan Motivasi ...................................................................... 49 49 50 52 52
G. ................................................................................................ Ti njauan Penelitian Terdahulu .......................................................... H. ................................................................................................ Di ferensiasi Penelitian ...................................................................... I. ................................................................................................. Pe rumusan Hipotesis .........................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................. B. Metode Penentuan Sampel............................................................. C. Metode Pengumpulan Data ............................................................ D. Metode Analisis ............................................................................ 1. ........................................................................................... Uj i Kualitas Data ......................................................................... a. ...................................................................................... Uj i Validitas........................................................................... b. ...................................................................................... Uj i Reliabilitas....................................................................... Hal 2. ........................................................................................... Uj 53 i Hipotesis................................................................................ 56 a. ...................................................................................... M 59 enguji Sub - Struktur 1 ....................................................... 63 b. ...................................................................................... M enguji Sub - Struktur 2 ....................................................... E. Operasional Variabel Penelitian..................................................... 69 69 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
69
A. Gambaran Umum Objek Penelitian................................................ 72 1. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 72 2. Sejarah dan Perkembangan PT Bank”X” ................................. 74 B. Hasil Penelitian ............................................................................. 79 80 81 92 106
1. ........................................................................................... De skripsi Data ............................................................................. 2. ........................................................................................... Uj i Validitas ............................................................................... 3. ........................................................................................... Uj i Reliabilitas............................................................................. 4. ........................................................................................... Ha sil Uji Hipotesis ...................................................................... a. ...................................................................................... M enguji Sub - Struktur 1 ....................................................... b. ...................................................................................... M enguji Sub - Struktur 2 ....................................................... C. Kerangka Hubungan Sub – Struktur 1 dan Sub – Struktur 2 .......... D. Pembahasan...................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan .................................................................................. B. Implikasi dan Saran.......................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
Gambar 2.1
Hubungan Struktur X1, X2 dan Y terhadap Z
46
Gambar 3.1
Diagram Jalur
55
Gambar 3.2
Diagram Jalur Sub Struktur 1
56
Gambar 3.3
Diagram Jalur Sub Struktur 2
59
Gambar 4.1
Hubungan Sub Struktur 1 Variabel X1, dan X2
90
terhadap Y Gambar 4.2
Hubungan Sub Struktur 2 Variabel X1, X2 dan Y
103
terhadap Z Gambar 4.3
Hubungan Struktur X1, X2 dan Y terhadap Z
106
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
66
Tabel 4.1
Karakteristik Data
72
Tabel 4.2
Deskriptif Responden
73
Tabel 4.3
Uji Validitas Profesionalisme
75
Tabel 4.4
Uji Validitas Pengalaman Kerja
76
Tabel 4.5
Uji Validitas Motivasi
77
Tabel 4.6
Uji Validitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern
78
Tabel 4.7
Uji Reliabilitas Profesionalisme
79
Tabel 4.8
Uji Reliabilitas Pengalaman Kerja
79
Tabel 4.9
Uji Reliabilitas Motivasi
80
Tabel 4.10 Uji Reliabilitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern
80
Tabel 4.11 Coefficients (a)
81
Tabel 4.12 Correlations
85
Tabel 4.13 Anova
86
Tabel 4.14 Model Summary
88
Tabel 4.15 Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, Tidak Langsung,
91
Kontribusi Total, Kontribusi Profesionalisme (X1) dan Pengalaman Kerja (X2) Secara Simultan dan Signifikan Terhadap Motivasi (Y) Tabel 4.16 Coefficients(a)
92
Tabel 4.17 Correlations
97
Tabel 4.18 Anova
99
Tabel 4.19 Model Summary
101
Tabel 4.20 Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, Tidak Langsung,
105
Kontribusi Total, Kontribusi Profesionalisme (X1), Pengalaman Kerja (X2) dan Motivasi (Y) Secara Simultan Terhadap Sistem Pengendalian Intern (Z)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
Halaman
Lampiran 1
Permohonan Melaksanakan Penelitian
118
Lampiran 2
Permohonan Ijin Riset dari PT Bank Mandiri
119
Lampiran 3
Kuesioner Penelitian
120
Lampiran 4
Matriks Jawaban Responden (Data Primer)
130
Lampiran 5
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Try Out
136
Lampiran 6
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Pasca Try Out
144
Lampiran 7
Hasil Uji Hipotesis
152
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Kegiatan usaha dalam mencari tujuannya selalu dihadapkan pada berbagai kendala, sedangkan setiap perusahaan selalu dituntut untuk dapat tetap bertahan dalam menghadapi arus persaingan bisnis yang semakin ketat pada era globalisasi sekarang ini. Suatu langkah yang dapat ditempuh oleh perusahaan agar dapat tetap bertahan dan semakin berkembang, yaitu diperlukan adanya upaya dan penyempurnaan dalam hal produktivitas, efisiensi, serta efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Menghadapi hal ini, berbagai kebijakan dan strategi harus terus dikembangkan dan ditingkatkan. Dalam penelitian Desyanti dan Ratnadi (2006), salah satu kebijakan yang dapat diambil oleh manajemen adalah meningkatkan sistem pengendalian intern perusahaan. Menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountant) dalam Eroika (2008), sistem pengendalian intern itu meliputi susunan organisasi dan semua metode serta ketentuan yang terkoordinir dan dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta benda miliknya, memeriksa kecermatan dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah digariskan.
Dalam dunia perbankan, sistem pengendalian intern yang efektif merupakan komponen penting dalam manajemen bank dan menjadi dasar bagi kegiatan operasional bank yang sehat dan aman. Sistem Pengendalian Intern yang efektif dapat membantu pengurus bank menjaga aset bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan bank terhadap ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku, serta mengurangi resiko terjadinya kerugian, penyimpangan serta pelanggaran dalam beberapa aspek. Terselenggaranya sistem pengendalian intern bank yang handal dan efektif sudah merupakan tanggung jawab dari pengurus dan para pejabat bank. Selain itu, pengurus bank juga berkewajiban untuk meningkatkan budaya risiko (risk culture) yang efektif pada organisasi bank dan memastikan hal tersebut melekat di setiap jenjang organisasi (Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, 2003:1). Sistem Pengendalian Intern perlu mendapat perhatian bank, mengingat bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya kesulitan usaha bank adalah adanya berbagai kelemahan dalam pelaksanaan sistem pengendalian intern bank, antara lain (Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, 2003:1): 1. Kurangnya mekanisme pengawasan, tidak jelasnya akuntabilitas dari pengurus
bank
dan
kegagalan
dalam
mengembangkan
budaya
pengendalian intern pada seluruh jenjang organisasi; 2. Kurang memadainya pelaksanaan identifikasi dan penilaian atas resiko dari kegiatan operasional bank;
3. Tidak ada atau gagalnya suatu pengendalian pokok terhadap kegiatan operasional bank, seperti pemisahan fungsi, otorisasi, verifikasi dan kaji ulang atas risk exposure dan kinerja bank; 4. Kurangnya komunikasi dan informasi antar jenjang dalam organisasi bank, khususnya informasi di tingkat pengambil keputusan tentang penurunan kualitas risk exposure dan penerapan tindakan perbaikan; 5. Kurang memadai atau kurang efektifnya program audit intern dan kegiatan pemantauan lainnya; 6. Kurangnya komitmen manajemen bank untuk melakukan proses pengendalian intern dan menerapkan sanksi yang tegas terhadap pelanggaran ketentuan yang berlaku, kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan bank. Pada penelitian Desyanti dan Ratnadi (2006) untuk menciptakan sistem pengendalian intern yang efektif diperlukan staf internal auditor, yang mana
memiliki tanggung
jawab
penuh dalam
melaksanakan tugas
pemeriksaan intern. Pemeriksaan intern merupakan kegiatan yang penting untuk menilai apakah semua kebijakan yang ditetapkan sudah dilaksanakan dengan tepat dan apabila terdapat penyimpangan, internal auditor sebagai pengawas intern harus segera melakukan tindakan koreksi agar tujuan perusahaan tercapai. Internal auditor itu sendiri menurut Nasution (2003) ialah orang atau badan yang melaksanakan aktivitas internal auditing atau orang yang melakukan pengawasan dan bertanggung jawab terhadap sistem pengendalian intern di dalam suatu perusahaan. Kualifikasi yang baik dari
pegawai bagian internal audit tersebut, perlu diperhatikan untuk menjamin hasil kerja dari bagian ini. Hal ini akan mempengaruhi kesehatan dari bank itu sendiri. Karena pentingnya eksistensi dari seorang pengawas intern (internal auditor), menuntut mereka untuk memiliki sikap profesionalisme, pengalaman kerja, dan motivasi dalam melaksanakan tugas pemeriksaan intern. Luasnya ruang lingkup usaha perbankan mengakibatkan pimpinan dan pihak manajemen tidak dapat secara langsung mengawasi semua aktivitas, baik aktivitas intern maupun aktivitas ekstern, yang terjadi pada bank tersebut. Oleh karena itu, pimpinan dan pihak manajemen memerlukan pengawas intern (internal auditor) yang memiliki sikap profesionalisme, pengalaman kerja, dan motivasi dalam menilai efektivitas penerapan sistem pengendalian intern. Penelitian tentang profesionalisme auditor pernah dilakukan oleh Wahyudi
dan
Mardiyah
(2006)
dengan
judul
penelitian
Pengaruh
Profesionalisme Auditor Terhadap Tingkat Materialitas Dalam Pelaksanaan Laporan Keuangan, yang tujuannya untuk menguji profesionalisme auditor yaitu pengabdian pada profesi (X1), kewajiban sosial (X2), kemandirian (X3), kepercayaan profesi (X4), dan hubungan rekan seprofesi (X5) terhadap tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa profesionalisme auditor memiliki pengaruh secara signifikan terhadap tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan. Herawaty dan Susanto (2008) mengadakan penelitian mengenai Profesionalisme, Pengetahuan Akuntan Publik Dalam Mendeteksi Kekeliruan, Etika Profesi Dan Pertimbangan Tingkat Materialitas. Hasil analisis
menunjukkan bahwa profesionalisme, pengetahuan auditor, dan etika profesi berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan materialitas dalam proses audit laporan keuangan. Penelitian mengenai pengalaman auditor pernah dilakukan oleh Herliansyah dan Ilyas (2006) dengan judul penelitian Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Penggunaan Bukti Dalam Auditor Judgment, yang tujuannya untuk menguji pengalaman auditor terhadap penggunaan bukti dalam auditor judgment. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengalaman auditor memiliki pengaruh secara signifikan terhadap penggunaan bukti dalam auditor judgment. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Desyanti dan Ratnadi (2006), tentang Pengaruh Independensi, Keahlian Profesional, Dan Pengalaman Kerja Pengawas Intern Terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Pada Bank Perkreditan Rakyat Di Kabupaten Badung. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa independensi, keahlian profesional, dan pengalaman kerja pengawas intern berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian intern. Pada penelitian ini terdapat perbedaan dalam beberapa hal, diantaranya: 1. Objek dan lokasi yang dipilih penelitian sebelumnya adalah pengawas intern pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di kabupaten Badung, sedangkan objek dan lokasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti
sekarang adalah internal auditor PT. Bank “X” yang berada di wilayah Jakarta Pusat. 2. Peneliti menghilangkan variabel independensi dan menggantinya menjadi variabel motivasi sebagai variabel intervening dalam menguji apakah profesionalisme dan pengalaman kerja berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian intern. 3. Alat analisis yang digunakan oleh peneliti sekarang untuk menguji hipotesis adalah menggunakan analisis jalur,
sedangkan peneliti
sebelumnya menggunakan analisis regresi berganda. Dari perbedaan penelitian sebelumnya, maka peneliti mencoba untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul
“Pengaruh
Profesionalisme Dan Pengalaman Kerja Internal Auditor Terhadap Efektivitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern Perusahaan Melalui Motivasi Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada PT. Bank “X”)”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah
profesionalisme
dan
pengalaman
berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi?
kerja
internal
auditor
2. Apakah
profesionalisme
dan
pengalaman
kerja
internal
auditor
berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan? 3. Apakah motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan? 4. Apakah
profesionalisme
dan
pengalaman
kerja
internal
auditor
berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan melalui motivasi sebagai variabel intervening?
C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian a. Untuk
menguji
dan
menganalisis
signifikansi
pengaruh
profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor terhadap motivasi. b. Untuk
menguji
dan
menganalisis
signifikansi
pengaruh
profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan. c. Untuk menguji dan menganalisis signifikansi pengaruh motivasi terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan. d. Untuk
menguji
dan
menganalisis
signifikansi
pengaruh
profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor terhadap
efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan melalui motivasi sebagai variabel intervening
2. Manfaat Penelitian Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat diantaranya adalah: a. Bagi Penulis 1) Sebagai langkah penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah yang berupa teori-teori dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, sehingga teori yang diperoleh dapat digunakan pada kondisi yang sesungguhnya. 2) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis berkaitan dengan pengaruh profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan melalui motivasi sebagai variabel intervening. b. Bagi Pihak PT. Bank “X” 1) Sebagai bahan evaluasi seberapa besar pengaruh profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan melalui motivasi sebagai variabel intervening.
2) Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan masukan mengenai pentingnya profesionalisme, pengalaman kerja, motivasi, dan sistem pengendalian intern bagi internal auditor.
c. Bagi Pembaca 1) Memberikan gambaran mengenai pengaruh profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan melalui motivasi sebagai variabel intervening. 2) Sebagai referensi dan bahan masukan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya. d. Bagi Lembaga Pendidikan Dalam hal ini Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, penulis dapat memberikan sumbangan pikiran tentang pengaruh profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan melalui motivasi sebagai variabel intervening (studi kasus pada PT. Bank “X”).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Ruang Lingkup Internal Audit 1. Pengertian Internal Audit American Accounting Association mendefinisikan internal audit sebagai, “Proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi asersi mengenai tindakan dan kejadian-kejadian ekonomis untuk meyakinkan derajat kesesuaian antara asersi ini dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikannya ke pengguna yang berkepentingan”. (Sawyer, et. al, 2005:8). Definisi tersebut ditujukan untuk menggambarkan proses yang dilakukan di semua jenis audit, tetapi istilah “tindakan dan kejadian ekonomi” mengarah pada aspek keuangan atau akuntansi. Definisi internal audit berikut ini diciptakan untuk menggambarkan lingkup internal audit modern yang luas dan tak terbatas eksternal (Sawyer, et. al, 2005:10): “Internal Audit adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan control yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; (4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif, semua dilakukan degan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawab secara efektif”. Pengertian internal audit di atas tidak hanya mencakup peranan dan tujuan auditor internal, tetapi juga mengakomodasikan kesempatan dan
tanggung jawab. Pada perkembangan terakhir, seseorang yang melakukan peran sebagaimana seorang auditor internal, tidak selalu menggunakan sebutan internal auditor saja, namun telah meluas menjadi control ataupun sistem analisis. Menurut Nasution (2003) dalam artikelnya sekilas tentang internal auditor: “Internal audit adalah status aktivitas penilaian yang bebas atau independen dalam organisasi perusahaan untuk meneliti kembali dalam bidang akuntansi, keuangan dan bidang lain-lain sebagai dasar memberikan servis pada manajemen”. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dilihat penekanan utama pengertian internal audit adalah untuk memberikan jasa (service) kepada manajemen. 2. Fungsi dan Tujuan Internal Audit Internal audit merupakan salah satu unsur dari pada pengawasan yang dibina oleh manajemen, dengan fungsi utama adalah untuk menilai apakah pengendalian intern telah berjalan sebagaimana yang diharapkan. Adapun fungsi internal audit secara menyeluruh mengenai pelaksanaan kerja internal audit dalam mencapai tujuannya adalah (Nasution, 2003:3): a. Membahas dan menilai kebaikan dan
ketepatan pelaksanaan
pengendalian akuntansi, keuangan serta operasi; b. Meyakinkan apakah pelaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan, rencana dan prosedur yang ditetapkan;
c. Meyakinkan apakah kekayaan perusahaan/organisasi dipertanggung jawabkan dengan baik dan dijaga dengan aman terhadap segala kemungkinan resiko kerugian; d. Meyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan cara lainnya yang dikembangkan dalam organisasi; e. Menilai kualitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah dibebankan. Dari penjelasan fungsi internal audit tersebut, maka tujuan dari internal audit adalah membantu semua anggota manajemen dalam pelaksanaan tugasnya secara efektif dengan menyediakan data yang objektif mengenai hasil analisa, penilaian, rekomendasi, dan komentar atas aktivitas yang diperiksanya. 3. Internal Auditor Menurut Nasution (2003) internal auditor ialah orang atau badan yang melaksanakan aktivitas internal audit. Oleh sebab itu internal auditor senantiasa berusaha untuk menyempurnakan dan melengkapi setiap kegiatan dengan penilaian langsung atas setiap bentuk pengawasan untuk dapat mengikuti perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks. Dengan demikian pemeriksa intern (internal auditor) harus memahami sifat dan luasnya pelaksanaan kegiatan pada setiap jenjang organisasi, dan juga diarahkan untuk menilai operasi sebagai tujuan utama. Hal ini berarti titik berat pemeriksaan yang diutamakan adalah pemeriksaan manajemen. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan memahami kebijaksanaan
manajemen (direksi), ketetapan rapat umum pemegang saham, peraturan pemerintah dan peraturan lainnya yang berkaitan. Menurut Sucipto (2003) internal auditor adalah tim yang melaksanakan fungsi auditing di dalam perusahaaan, internal auditor mempunyai status sebagai pegawai perusahaan yang melakukan audit. Keberhasilan tugas internal auditor ditentukan dari keahliannya dalam memanfaatkan setiap informasi yang ada, yang berhubungan dengan kegiatannya. Kualifikasi yang baik dari pegawai bagian internal audit tersebut, perlu diperhatikan untuk menjamin hasil kerja dari bagian ini. Istilah internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal (intern) dan auditing (audit). Bila diartikan secara sederhana adalah suatu audit yang dilakukan oleh pihak intern dalam arti oleh perusahaan dengan menggunakan pegawai perusahaan itu sendiri. Ini harus dibedakan dengan eksternal auditing yaitu audit yang dilakukan oleh pihak luar perusahaan atau pihak yang independen, dalam hal ini akuntan publik. 4. Fungsi dan Tanggung Jawab Internal Auditor Pada saat ini fungsi internal auditor dalam suatu perusahaan semakin diperlukan, terutama pada perusahaan yang memiliki skala operasi yang luas dan besar. Internal Auditor tidak hanya berfungsi untuk mengurangi kebocoran dan penyelewengan dalam perusahaan, lebih dari itu sebagai penghasil informasi yang tepat dan tidak memihak serta dapat membantu meningkatkan mutu pimpinan dalam pengendalian perusahaan. Di dalam tugasnya membantu pimpinan, maka fungsi internal auditor
harus sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen yang dapat digolongkan sebagai berikut (Sucipto, 2003:3): a. Fungsi perencanaan, yang merupakan perencanaan operasi melalui saluran manajemen yang sah yang meliputi rencana jangka panjang maupun jangka pendek sesuai dengan tujuan perusahaan; b. Fungsi pengawasan, termasuk pengembangan testing dan perbaikan kelayakan yang berarti dengan membandingkan standar dengan hasil pekerjaan dan membantu pimpinan dalam menetapkan kesesuaian antara hasil nyata dengan standar; c. Fungsi pelaporan, yang meliputi penyajian interprestasi dan analisa data keuangan bagi pimpinan dan menekankan penilaian data dan referensi perusahaan serta tujuan dari metode bagian-bagian. Pengaruh ekstern dan kelayakan penyajian laporan kepada pihak ketiga seperti pemerintah, pemilik kreditur-kreditur, langganan, masyarakat dan pihak-pihak lain; d. Fungsi akuntansi, termasuk pembentukan perusahaan dan akuntansi umum, akuntansi biaya dengan sistem dan metode yang mencakup rancangan dan pembentukan serta pemeliharaan semua buku-buku catatan transaksi keuangan yang objektif dan menyesuaikannya dengan prinsip-prinsip akuntansi dengan internal auditing yang baik; e. Fungsi
lain-lain,
termasuk
pemberian
nasehat
memperbaiki sistem dan prosedur serta internal audit.
perpajakan,
Dari fungsi-fungsi tersebut jelas kelihatan bahwa internal auditor harus memiliki kecakapan yang luas, diantaranya adalah profesionalisme, pengalaman kerja yang baik dan motivasi. Internal auditor harus mampu menilai dan mengevaluasi berbagai hasil yang telah dicapai manajemen, mampu mendeteksi dan mengantisipasi kelemahan yang mungkin terjadi di masa depan serta dapat menciptakan komunikasi yang baik.
B. Profesionalisme 1. Pengertian Profesionalisme Menurut Kalbers dan Fogarty (1995) dalam Rohani (2008) profesi dan profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual: “Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria, sedangkan profesionalisme merupakan suatu atribut individual yang penting tanpa melihat suatu pekerjaan merupakan profesi atau tidak”. Profesionalisme harus menjadi acuan dalam pelaksanaan fungsi internal audit oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Bank. Sifat profesional adalah kondisi-kondisi kesempurnaan teknik yang dimiliki seseorang melalui dengan pengetahuan yang dimilikinya disertai latihan dan belajar selama bertahun-tahun yang berguna untuk mengembangkan teknik tersebut, dan keinginan untuk mencapai kesempurnaan dan keunggulan dibandingkan dengan rekan sejawatnya (Prima Consulting Group, 2007).
Untuk dapat mewujudkan profesionalismenya, khusus internal auditor bank secara
sendiri-sendiri ataupun bersama-sama
harus
mempunyai (Prima Consulting Group, 2007): a. Pengetahuan yang memadai dalam bidang tugasnya yaitu pengetahuan mengenai teknis audit dan disiplin ilmu lain yang relevan; b. Perilaku yang independen, jujur, objektif, tekun dan loyal; c. Kemampuan
mempertahankan
kualitas
profesionalnya
melalui
pendidikan profesi lanjutan yang berkesinambungan; d. Kemampuan melaksanakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama; e. Kecakapan dalam berinteraksi dan berkomunikasi baik lisan maupun tertulis secara efektif. 2. Konsep Profesionalisme Menurut Hull (1968) dalam Rohani (2008) terdapat lima dimensi profesionalisme, yaitu: a. Pengabdian pada profesi Pengabdian
pada
profesi
dicerminkan
dari
dedikasi
profesionalisme dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki. Keteguhan untuk tetap melaksanakan pekerjaan meskipun imbalan ekstrinsik kurang. Sikap ini adalah ekspresi dari pencurahan diri yang total terhadap pekerjaan. Pekerjaan didefinisikan sebagai tujuan, bukan hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Totalitas ini sudah menjadi komitmen pribadi, sehingga kompensasi
utama yang diharapkan dari pekerjaan adalah kepuasan rohani, baru kemudian materi. b. Kewajiban sosial Kewajiban sosial adalah pandangan tentang pentingnya peranan profesi dan manfaat yang diperoleh baik masyarakat maupun profesional karena adanya pekerjaan tersebut. c. Kemandirian Kemandirian dimaksudkan sebagai suatu pandangan seseorang yang profesional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain. Setiap ada campur tangan dari luar dianggap sebagai hambatan kemandirian secara profesional. d. Keyakinan terhadap peraturan profesi Keyakinan terhadap profesi adalah suatu keyakinan bahwa yang paling berwenang menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama profesi, bukan orang luar yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka. e. Hubungan dengan sesama profesi Hubungan dengan sesama profesi adalah menggunakan ikatan profesi sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi formal dan kelompok kolega informal sebagai ide utama dalam pekerjaan. Melalui ikatan profesi ini para profesional membangun kesadaran profesional.
3. Kemahiran Profesional Kemahiran profesional dapat diperoleh internal auditor melalui pendidikan dan pengalaman kerja yang memadai dalam bidang internal audit, kegiatan operasional perbankan serta disiplin ilmu lain yang relevan dengan spesialisasinya (Prima Consulting Group, 2007). a. Latar Belakang Pendidikan Persyaratan minimal pendidikan bagi internal auditor ditetapkan oleh masing-masing bank sesuai dengan ukuran organisasi maupun tingkat kerumitan kegiatan banknya. Meskipun demikian agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, latar belakang pendidikan internal auditor seharusnya dapat menunjang untuk (Prima Consulting Group, 2007): 1) Memahami penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB); 2) Memahami Standar Akuntansi Keuangan (SAK); 3) Memahami peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan kegiatan operasional perbankan; 4) Memahami prinsip-prinsip manajemen khususnya manajemen perbankan; 5) Memiliki pengetahuan mengenai ilmu yang berkaitan dengan kegiatan perbankan seperti ilmu ekonomi, ilmu hukum, perpajakan dan masalah-masalah keuangan, metode kuantitatif atau statistik dan memahami prinsip-prinsip pengolahan data elektronik.
Dalam penerapannya, masing-masing internal auditor tidakperlu memahami seluruh bidang yang dijelaskan sebelumnya, akan tetapi Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) secara keseluruhan harus mempunyai personil yang memahami disiplin ilmu di atas. b. Pengalaman Kerja Pengalaman kerja yang memadai dalam bidang operasional perbankan akan menambah atau membantu memberikan kemahiran profesional bagi internal auditor, selain itu pengalaman kerja yang dimiliki oleh internal auditor akan membantu dalam proses pengambilan keputusan dan sangat menunjang dalam melaksanakan suatu proses audit (Prima Consulting Group, 2007).
C. Pengalaman Kerja 1. Pengertian Pengalaman Kerja Menurut pendapat Siagian (1992) dalam Mahmoda (2004) menyatakan pengalaman kerja menunjukkan berapa lama agar supaya pegawai bekerja dengan baik. Disamping itu, pengalaman kerja meliputi banyaknya jenis pekerjaan atau jabatan yang pernah diduduki oleh seseorang dan lamanya mereka bekerja pada masing-masing pekerjaan atau jabatan tersebut. Dengan demikian, masa kerja merupakan faktor individu yang berhubungan dengan perilaku dan persepsi individu yang mempengaruhi pengalaman kerja. Misalnya, seseorang yang lebih lama bekerja akan dipertimbangkan lebih dahulu dalam hal promosi,
pemindahan hal ini berkaitan erat dengan apa yang disebut senioritas. Oleh karena itu, pengalaman kerja yang didapat seseorang akan meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan pekerjaan. Pekerja yang mempunyai pengalaman yang tinggi akan memungkinkan mampu mempertahankan dan mengembangkan karir yang telah diraihnya. Berdasarkan definisi di atas pengalaman kerja adalah menunjukkan lamanya dalam melaksanakan, mengatasi suatu pekerjaan dari beragam pekerjaan bahkan berulang-ulang dalam perjalanan hidup. Pengalaman kerja adalah salah satu variabel yang banyak digunakan dalam penelitian. Marinus (1997) dalam Herliansyah (2006) menyatakan bahwa secara spesifik pengalaman dapat diukur dengan rentang waktu yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan atau tugas. Penggunaan pengalaman sebagai variabel penelitian adalah didasarkan pada asumsi bahwa tugas yang dilakukan secara berulang-ulang memberikan peluang bagi auditor untuk belajar melakukan pekerjaannya dengan lebih baik. Berbagai penelitian auditing menunjukkan bahwa semakin
berpengalaman
seorang
auditor
semakin
mampu
dia
menghasilkan kinerja yang baik dalam tugas-tugas yang semakin kompleks. Lebih jauh riset-riset menunjukkan bagaimana pengalaman dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja pengambilan keputusan. Menurut Jeffrey dalam Herliansyah (2006) memperlihatkan bahwa seseorang dengan lebih banyak pengalaman dalam suatu bidang memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya dan dapat
mengembangkan suatu pemahaman yang baik mengenai peristiwaperistiwa. Sedangkan menurut Bernardi dalam Taufik (2008), pengalaman kerja merupakan faktor penting dalam memprediksi dan mendeteksi kinerja auditor, karena auditor yang berpengalaman lebih memiliki ketelitian yang tinggi mengenai kekeliruan dari pada yang kurang atau belum berpengalaman. 2. Pengalaman Kerja Auditor Menurut Davis (1997) dalam Budi (2007) pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja auditor.
Pengalaman
auditor
akan
semakin
berkembang
dengan
bertambahnya pengalaman audit, diskusi mengenai audit dengan rekan seprofesi, pengawasan oleh akuntan senior, mengikuti program pelatihan dan penggunaan standar auditing. Kidwell, Stevens, dan Bethke (1987) dalam Budi (2007) melakukan penelitian tentang perilaku manajer dalam menghadapi situasi dilema etika, hasil penelitiannya adalah bahwa manajer dengan pengalaman kerja yang lebih lama mempunyai hubungan yang positif dengan pengambilan keputusan etis. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Larkin (2004) dan Glover (2002). Larkin (2004) melakukan penelitian yang melibatkan internal auditor di lembaga keuangan dan menyatakan bahwa internal auditor yang berpengalaman cenderung lebih konservatif dalam menghadapi situasi dilema etika. Glover (2002) melakukan penelitian pada beberapa mahasiswa program
bisnis dan menyatakan bahwa mahasiswa yang senior lebih berperilaku etis dibandingkan dengan yang lebih junior. Kalbers dan Fogarty (1995) dalam Budi (2007) pernah melakukan penelitian mengenai internal auditor dan menyatakan ada hubungan antara pengalaman
kerja
dengan
profesionalisme
dan
afiliasi
terhadap
komunitasnya (community affiliation). Meskipun hasil penelitian tersebut hanya menunjukkan bukti yang terbatas, alasan ini dimungkinkan karena untuk menguatkan komitmen profesional seorang auditor perlu waktu dalam keterlibatannya untuk menjadi bagian dan menerima manfaat sebagai bagian dari sebuah komunitas profesinya.
D. Sistem Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Internal Imam Nashirudin (1998) dalam Fatimah (2008) berpendapat bahwa setiap tindakan manajemen selalu didasarkan pada rencana yang telah disusun terlebih dahulu. Untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah disusun, maka diperlukan pengendalian. Pengendalian
pada
dasarnya
perencanaan,
sehingga kalau
adalah
kegiatan
pelaksanaan
dan
terjadi penyimpangan dapat segera
diluruskan atau dikembalikan pada rencana semula. Sebelumnya, istilah yang dipakai untuk sistem pengendalian intern adalah sistem pengawasan intern, dan struktur pengendalian intern. Mulai tahun 2001 istilah resmi yang digunakan IAI (Ikatan Akuntan Indonesia)
adalah
pengendalian
internal.
Ikatan
Akuntan
Indonesia
(IAI)
mendefinisikan pengendalian internal sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektifitas dan efisiensi operasi dan, (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku (Agoes, 2007:75). Pengendalian internal (internal control) adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang digunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong, dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Pengendalian intern melaksanakan tiga fungsi penting yaitu: (1) pengendalian pencegahan (preventive control), (2) pengendalian untuk pemeriksaan (detective control), dan (3) pengendalian korektif (corrective control) (Romney dan Steinbart, 2003:229). Sistem pengendalian intern yang digunakan dalam organisasi atau perusahaan merupakan faktor yang menentukan untuk keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. Arti dari sistem pengendalian itu pada hakekatnya menurut pengertian AICPA (American Institute of Certified Public Accountant) adalah
“segala
rencana
dan
peralatan,
cara
dan
ukuran
yang
terkoordinasikan dalam suatu organisasi untuk menguasai harta kekayaan, mengecek
ketelitian
dan
kebenaran
pencatatan
data
akuntansi,
meningkatkan efisiensi operasi atau kerja, dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan yang telah ditetapkan”. Pengertian tersebut mencakup kebijaksanaan prosedur dan praktek-praktek yang telah ditetapkan dan telah dianjurkan oleh manajemen (pimpinan) organisasi atau perusahaan yang bersangkutan dan mencakup pula struktur organisasi serta tindakan lain untuk melaksanakan kebijaksanaan prosedur dan praktek-praktek tersebut. Pengertian tersebut di atas adalah dalam arti luas, sedangkan sistem pengendalian intern dalam arti sempit, sering dipergunakan dalam bidang akuntansi adalah sama dengan internal check (Eko Sugiyanto (1999) dalam Fatimah (2008)). 2. Tujuan Pengendalian Internal Pengendalian internal memberikan jaminan yang wajar bahwa: (1) aktiva dilindungi dan digunakan untuk pencapaian tujuan usaha, (2) informasi bisnis akurat, dan (3) karyawan mematuhi peraturan dan ketentuan. Pengendalian internal dapat melindungi aktiva dengan mencegah pencurian, penggelapan, penyalahgunaan, atau penempatan aktiva pada lokasi yang tidak tepat. Salah satu pelanggaran paling serius atas
pengendalian
internal
adalah
penggelapan
oleh
karyawan.
Penggelapan oleh karyawan (employee fraud) adalah tindakan disengaja untuk menipu majikan demi keuntungan pribadi. Penipuan tersebut bisa mengambil bentuk mulai dari pelaporan beban yang berlebihan untuk ongkos perjalanan agar mendapat uang penggantian yang lebih besar dari kantor hingga penyelewengan jutaan rupiah melalui tipuan yang rumit.
Informasi bisnis yang akurat demi keberhasilan usaha. Penjagaan aktiva dan informasi yang akurat sering berjalan seiring. Sebabnya adalah karena karyawan yang ingin menggelapkan aktiva juga perlu menyesuaikan catatan akuntansi untuk menutupi penipuan tersebut. Perusahaan harus mematuhi perundang-undangan dan peraturan yang berlaku serta standar pelaporan keuangan (Warren, et. al, 2006:236). Pengendalian intern harus dipandang tidak sebagai sistem itu sendiri tetapi sebagai bagian dari sistem yang lebih besar, sebab akan menjadi tidak efektif sama sekali atau bahkan mungkin menyesatkan. Untuk itu, tujuan pengendalian intern haruslah jelas. Manusia tidaklah sempurna, mereka tidak lepas dari kelalaian dan persekongkolan. Jika manusia itu sempurna pengendalian intern hanyalah merupakan penyianyian sumber data. Pengendalian intern adalah manusia, struktur pengendalian intern mencakup kegiatan pengecekan oleh seseorang terhadap pekerjaan orang lainnya. Fungsi prinsipal dari pengendalian intern adalah tingkah laku manusia dalam suatu sistem bisnis. Tujuan pengendalian intern harus dipandang secara relevan dengan individu yang menjalankan sistem pengendalian tersebut. Sistem harus dirancang sedemikian rupa sehingga setiap pegawai yakin bahwa pengendalian bertujuan melindungi kesulitan-kesulitan dalam operasi organisasi yang sebaliknya dapat mempengaruhi mereka secara pribadi (Sri Hastuti (1999) dalam Fatimah (2008)).
3. Sistem Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal (internal control system) menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountant) dalam Eroika (2008) adalah meliputi susunan organisasi dan semua metode serta ketentuan yang terkoordinir dan dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta benda miliknya, memeriksa kecermatan dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah digariskan. Definisi sistem pengendalian intern tersebut menekankan tujuan yang hendak dicapai, dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut. Dengan demikian, pengertian pengendalian intern tersebut di atas berlaku baik dalam perusahaan yang mengolah informasinya secara manual, dengan mesin pembukuan, maupun dengan komputer. Pengendalian
internal
melaksanakan
tiga
fungsi
penting.
Pengendalian pencegahan (preventive control), mencegah timbulnya suatu masalah sebelum mereka muncul. Mempekerjakan personel akuntansi yang berkualitas tinggi, pemisahan tugas pegawai yang memadai dan secara efektif mengendalikan akses fisik atas aset, fasilitas, dan informasi merupakan pengendalian pencegahan yang efektif. Oleh karena tidak semua masalah mengenai pengendalian pencegahan dapat dicegah, pengendalian untuk pemeriksaan (detective control) dibutuhkan untuk mengungkap masalah begitu masalah tersebut muncul. Contoh dari pengendalian untuk pemeriksaan adalah pemeriksaan salinan atas
perhitungan, mempersiapkan rekonsiliasi bank dan neraca saldo setiap bulan. Pengendalian korektif (corrective control) memecahkan masalah yang ditemukan oleh pengendalian untuk pemeriksaan. Pengendalian ini mencakup prosedur yang dilaksanakan untuk mengidentifikasi penyebab masalah, memperbaiki kesalahan atau kesulitan yang ditimbulkan, dan mengubah
sistem
agar
masalah
dimasa
mendatang
dapat
diminimalisasikan atau dihilangkan. Contoh dari pengendalian ini termasuk pemeliharaan kopi cadangan (backup copies) atas transaksi dan file utama dan mengikuti prosedur untuk memperbaiki kesalahan memasukkan data seperti juga kesalahan dalam menyerahkan kembali transaksi untuk proses lebih lanjut (Romney dan Steinbart, 2003:229). Committee
of Sponsoring
Organization
of the Treadway
Commision (COSO) pada tahun 1992 telah mengeluarkan definisi pengendalian internal. Definisi COSO tentang pengendalian internal sebagai berikut (Tunggal, 2009:70): “Internal control is a process, aaffected by entity’s board of director, management and other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the following categories: effectiveness and efficiency of operation, reliability of financial reporting, compliance with applicable laws and regulations”. Suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini (Tunggal, 2009:70): a. Efektifitas dan efisiensi operasi b. Keandalan pelaporan keuangan
c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku 4. Unsur-Unsur Pengendalian Intern Pengendalian intern mencakup lima komponen dasar kebijakan dan prosedur yang dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk meyakinkan bahwa tujuan pengendalian dapat dipenuhi. Adapun komponen tersebut
seperti yang dapat dilihat dalam Basalamah
(2003:136) diuraikan sebagai berikut: a. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian sebagai komponen pertama dari lima komponen pengendalian internal merupakan pondasi dari komponenkomponen pengendalian sistem yang lain. Lingkungan pengendalian merupakan dampak kumulatif atas faktor-faktor untuk membangun, mendukung, dan meningkatkan efektifitas kebijakan dan prosedur tertentu. Dengan kata lain, lingkungan pengendalian menentukan iklim organisasi
dan
mempengaruhi
kesadaran
karyawan
terhadap
pengendalian (Bodnar dan Hopwood, 2006:133). Lingkungan pengendalian
terdiri dari faktor-faktor berikut ini
(Romney dan Steinbart, 2003:232): (1) komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika, (2) filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi, (3) struktur organisasional, (4) komite audit dewan komisaris, (5) metode untuk memberikan otoritas dan tanggung jawab, (6) kebijakan dan praktek-praktek dalam sumber daya manusia, dan (7) pengaruhpengaruh eksternal.
b. Penilaian Risiko Penaksiran
risiko
merupakan
proses
mengidentifikasi,
menganalisis, dan mengelola risiko yang mempengaruhi tujuan perusahaan. Tahapan yang paling kritis dalam menaksir risiko adalah mengidentifikasi perubahan kondisi eksternal dan internal dan mengidentifikasi tindakan yang diperlukan. Contoh risiko yang relevan dengan proses pelaporan keuangan termasuk perubahan lingkungan operasi organisasi, perubahan personel, perubahan sistem informasi, teknologi baru, perubahan dalam industri, lini produk yang baru, dan regulasi, hukum atau peraturan akuntansi yang baru (Bodnar dan Hopwood, 2006:140). Mengidentifikasi dan menganalisis risiko adalah suatu proses yang berkelanjutan dan suatu komponen kritis dari pengendalian internal yang efektif. Manajemen harus fokus pada risiko pada semua tingkat organisasi dan perlu mengambil tindakan untuk mengatur mereka. Langkah pertama yang penting adalah manajemen mengidentifikasikan faktor yang bias meningkatkan risiko. Saat risiko telah dikenali, manajemen memperkirakan arti risiko itu, menilai kemungkinan terjadinya risiko tersebut, dan mengembangkan tindakan spesifik yang perlu diambil untuk mengurangi risiko hingga suatu tingkatan yang bias diterima (Arens, et. al, 2003:406).
c. Prosedur Pengendalian Prosedur
pengendalian
merupakan
komponen
pengendalian
internal yang ketiga. Prosedur pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur untuk membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan dengan baik (Bodnar dan Hopwood, 2006:140). Prosedur pengendalian ditetapkan untuk memberikan jaminan yang wajar bahwa sasaran bisnis akan dicapai, termasuk pencegahan penggelapan. Ada beberapa faktor yang termasuk dalam prosedur pengendalian yakni sebagai berikut (Warren, et. al, 2006:239): (1) pegawai yang kompeten, perputaran tugas, dan cuti wajib, (2) pemisahan tanggung jawab untuk operasi yang berkaitan, (3) pemisahan operasi, pengamanan aktiva, dan akuntansi, (4) prosedur pembuktian dan pengamanan. d. Sistem Akuntansi Setelah prosedur pengendalian internal dikembangkan, metode pemrosesan
dasar
harus
ditentukan.
Sistem
akuntansi
bisa
dilaksanakan secara manual atau dikomputerisasi. Pada perusahaan kecil semua transaksi dicatat secara manual pada jurnal umum dua kolom. Ayat jurnal itu kemudian diposkan satu per satu ke akun-akun dalam buku besar. Sistem akuntansi manual seperti itu sederhana penggunaannya dan mudah dimengerti. Pencatatan secara manual dapat melayani perusahaan dengan cukup baik bila jumlah data yang dikumpulkan, disimpan, dan digunakan relatif kecil. Namun untuk
perusahaan besar dengan database yang besar, pemrosesan secara manual tersebut terlalu mahal dan memakan banyak waktu (Warren, et. al, 2006:243). Sistem akuntansi (accounting system) adalah metode dan prosedur untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, dan melaporkan informasi mengenai keuangan dan operasi usaha. Sistem akuntansi untuk perusahaan besar harus mampu mengumpulkan, mengakumulasikan, dan melaporkan berbagai jenis transaksi. Sistem akuntansi berkembang melalui suatu proses yang terdiri dari tiga tahap sejalan dengan pertumbuhan dan perubahan perusahaan. Tahap pertama
dalam
proses
tersebut
adalah
analisis,
yaitu
(1)
mengidentifikasi kebutuhan para pihak yang menggunakan informasi tentang perusahaan dan (2) menentukan bagaimana menyediakan informasi tersebut. Dalam tahap kedua, sistem tersebut dirancang (designed) sedemikian rupa sehingga memenuhi kebutuhan pemakai. Sistem tersebut meliputi bagan akun, jurnal dua kolom, dan buku besar.
Sistem
akhirnya
diimplementasikan
(implemented)
dan
digunakan. Setelah suatu sistem diimplementasikan, umpan balik (feed back) atau masukan dari pengguna informasi dapat digunakan untuk menganalisis dan memperbaiki sistem. Pengendalian internal dan metode pemrosesan informasi sangat penting dalam sistem akuntansi. Pengendalian internal (internal control) merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan
bahwa informasi usaha akurat, dan memastikan bahwa perundangundangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya. Metode pemrosesan
(processing
method)
adalah
cara
pengumpulan,
pengikhtisaran, dan pelaporan informasi akuntansi. Metode-metode ini bisa bersifat manual atau dikomputerisasi (Warren, et. al, 2006:234). Sistem akuntansi umumnya terdiri dari subsistem akuntansi, yang masing-masing didesain untuk memproses transaksi jenis tertentu. Meskipun berbeda menurut jenis transaksi yang diproses, semua subsistem akuntansi mengikuti urutan prosedur yang sama. Prosedur ini disebut siklus akuntansi (Romney dan Steinbart, 2003:249). e. Pengawasan Pengawasan atau monitoring, komponen pengendalian intern yang kelima, melibatkan proses yang berkelanjutan untuk menaksir kualitas pengendalian internal dari waktu ke waktu serta untuk mengambil tindakan koreksi yang diperlukan. Kualitas pengendalian dapat terganggu dengan berbagai cara, termasuk kurangnya ketaatan, kondisi yang berubah atau bahkan salah pengertian. Pengawasan dicapai melalui aktivitas yang terus menerus, atau evaluasi terpisah, atau kombinasi keduanya. Aktivitas yang terus menerus mencakup aktivitas supervisi manajemen dan tindakan lain yang dapat dilakukan untuk memastikan bahwa proses pengendalian internal secara kontinu berjalan efektif. Fungsi audit internal merupakan satu fungsi yang biasanya ada dalam perusahaan besar untuk mengawasi dan
mengevaluasi pengendalian secara terus menerus. Luasnya rentang pengendalian dan pertumbuhan volume transaksi di perusaahaan besar merupakan faktor-faktor yang memicu lahirnya fungsi audit internal. Meningkatnya ketergantungan atas data akuntansi yang dibutuhkan untuk mengelola organisasi besar ditambah dengan meningkatnya peluang pencurian dan penyalahgunaan serta kesalahan pencatatan akuntansi dalam organisasi besar telah memotivasi perlunya audit secara terus menerus. Tujuan fungsi audit internal adalah untuk melayani manajemen dengan menyediakan bagi manajemen hasil analisis, hasil penilaian aktivitas, dan sistem seperti: (1) sejauh mana ketaatan terhadap kebijakan operasi, prosedur, dan rencana, (2) kualitas kinerja personel organisasi (Bodnar dan Hopwood, 2006:145). Metode utama untuk mengawasi kinerja mencakup (Romney dan Steinbart, 2003:249): 1) Supervisi yang efektif Supervisi yang efektif mencakup melatih dan mendampingi pegawai, mengawasi kinerja mereka, mengoreksi kesalahan dan melindungi aset dengan cara mengawasi pegawai yang memiliki akses ke hal-hal tersebut. 2) Akuntansi pertanggungjawaban Sistem akuntansi pertanggungjawaban mencakup anggaran kuota, jadwal, biaya standar, dan standar-standar kualitas laporan kinerja yang membandingkan kinerja yang aktual dengan kinerja yang
direncanakan serta menunjukkan perbedaan yang signifikan dan prosedur untuk menyelidiki perbedaan yang signifikan dan mengambil tindakan tepat pada waktunya untuk mengoreksi kondisi-kondisi yang mengarah pada perbedaan tersebut. 3) Audit internal Audit internal mencakup peninjauan ulang keandalan dan integritas informasi keuangan dan operasional serta menyediakan penilaian kesadaran pegawai terhadap prosedur dan kebijakan manajemen, hukum, dan peraturan yang berlaku serta mengevaluasi efisiensi dan keefektifan manajemen. 5. Ciri-ciri Pengendalian Intern yang Efektif dan Memadai Pengendalian intern yang baik pada suatu perusahaan belum tentu bisa dianggap baik bagi perusahaan lain. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan pandangan dan keahlian pimpinan perusahaan, juga perbedaan keahlian dan tingkat kepercayaan orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut. Secara garis besar, dapat dikatakan bahwa sistem pengendalian intern yang memadai adalah apabila tidak ada seseorangpun yang memungkinkan baginya untuk membuat kecurangan dan melakukan kecurangan terus menerus tanpa diketahui dalam jangka waktu tertentu. Menurut Mulyadi dalam bukunya “Sistem Akuntansi”, (2006: 164) menyebutkan bahwa ciri pengendalian intern yang memadai adalah: a. Adanya struktur oganisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas;
b. Adanya sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap karyawan, utang, pendapatan dan biaya; c. Adanya praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi; d. Adanya karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
E. Ruang Lingkup Sistem Pengendalian Intern Bank 1. Pengertian dan Tujuan Sistem Pengendalian Intern Bank a. Pengertian Pengendalian intern merupakan suatu mekanisme pengawasan yang ditetapkan oleh manajemen bank secara berkesinambungan (on going basis), guna (Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, 2003:2): 1) Menjaga dan mengamankan harta kekayaan bank; 2) Menjamin tersedianya laporan yang lebih akurat; 3) Meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku; 4) Mengurangi dampak keuangan/kerugian, penyimpangan termasuk kecurangan/fraud, dan pelanggaran aspek kehati-hatian; 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya.
b. Tujuan 1) Kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku (Tujuan Kepatuhan) Tujuan kepatuhan adalah untuk menjamin bahwa semua kegiatan usaha bank telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah, otoritas pengawasan bank maupun kebijakan, ketentuan, dan prosedur intern yang ditetapkan oleh bank. 2) Tersedianya informasi keuangan dan manajemen yang benar, lengkap, dan tepat waktu (Tujuan Informasi) Tujuan informasi adalah untuk menyediakan laporan yang benar, lengkap, tepat waktu dan relevan yang diperlukan dalam rangka
pengambilan
keputusan
yang
tepat
dan
dapat
dipertanggungjawabkan. 3) Efisiensi dan efektivitas dari kegiatan usaha bank (Tujuan Operasional) Tujuan
operasional
dimaksudkan
untuk
meningkatkan
efektivitas dan efisiensi dalam menggunakan aset dan sumber daya lainnya dalam rangka melindungi bank dari resiko kerugian. 4) Meningkatkan efektivitas budaya risiko (risk culture) pada organisasi secara menyeluruh (Tujuan Budaya Risiko)
Tujuan budaya risiko dimaksudkan untuk mengidentifikasi kelemahan dan menilai penyimpangan secara dini dan menilai kembali kewajaran kebijakan dan prosedur yang ada di bank secara berkesinambungan
(Direktorat
Penelitian
dan
Pengaturan
Perbankan, 2003:3). 2. Pihak-pihak yang berkepentingan dengan Sistem Pengendalian Intern Bank Terselenggaranya sistem pengendalian intern yang handal dan efektif menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam organisasi bank, antara lain (Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, 2003:4): a. Dewan Komisaris Dewan Komisaris bank mempunyai tanggung jawab melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pengendalian intern secara umum, termasuk kebijakan direksi yang menetapkan pengendalian intern tersebut. b. Direksi Direksi bank mempunyai tanggung jawab menciptakan dan memelihara sistem pengendalian intern yang efektif serta memastikan bahwa sistem tersebut berjalan secara aman dan sehat sesuai tujuan pengendalian intern yang ditetapkan bank.
Sementara itu Direktur Kepatuhan wajib berperan aktif dalam mencegah adanya penyimpangan yang dilakukan oleh manajemen dalam menetapkan kebijakan berkaitan dengan prinsip kehati-hatian. c. Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) harus mampu mengevaluasi dan berperan aktif dalam meningkatkan sistem pengendalian intern secara berkesinambungan berkaitan dengan pelaksanaan operasional bank yang berpotensi menimbulkan kerugian dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan oleh manajemen bank. Disamping itu, bank perlu memberikan
perhatian kepada pelaksanaan audit intern yang
independen melalui pelaporan yang memadai, dan keahlian auditor intern. d. Pejabat dan Pegawai Bank Setiap pejabat dan pegawai bank wajib memahami dan melaksanakan sistem pengendalian intern yang telah ditetapkan oleh manajemen bank. Pengendalian intern yang efektif akan meningkatkan tanggung jawab pejabat dan pegawai bank, mendorong budaya risiko (risk culture) yang memadai, dan mempercepat proses identifikasi terhadap praktek bank yang tidak sehat. e. Pihak-pihak Ekstern Pihak-pihak ekstern bank antara lain otoritas pengawasan bank, auditor ekstern, dan nasabah bank yang berkepentingan terhadap terlaksananya sistem pengendalian intern bank yang handal dan efektif.
3. Elemen Utama Sistem Pengendalian Intern Bank Pengendalian intern bank terdiri dari lima elemen utama yang satu sama lain saling berkaitan, yaitu (Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, 2003:6): a. Pengawasan oleh Manajemen dan Kultur Pengendalian Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab
dalam
meningkatkan etika kerja dan integritas yang tinggi serta menciptakan suatu kulltur organisasi yang menekankan kepada seluruh pegawai bank mengenai pentingnya pengendalian intern yang berlaku di bank. b. Identifikasi dan Penilaian Risiko Penilaian resiko merupakan suatu serangkaian tindakan yang dilaksanakan oleh Direksi dalam rangka identifikasi, analisis dan menilai resiko yang dihadapi bank untuk mencapai sasaran usaha yang ditetapkan. c. Kegiatan Pengendalian dan Pemisahan Fungsi Kegiatan pengendalian harus melibatkan seluruh pegawai bank, termasuk direksi. Oleh karena itu kegiatan pengendalian akan berjalan efektif apabila direncanakan dan diterapkan guna mengendalikan risiko yang telah diidentifikasi. Kegiatan pengendalian mencakup pula penetapan kebijakan dan prosedur pengendalian serta proses verifikasi lebih dini untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tersebut secara konsisten dipatuhi, serta merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari setiap fungsi atau kegiatan bank sehari-hari.
d. Sistem Akuntansi, Informasi dan Komunikasi Sistem akuntansi, informasi dan komunikasi yang memadai dimaksudkan agar dapat mengidentifikasi masalah yang mungkin timbul dan digunakan sebagai sarana tukar-menukar informasi dalam rangka pelaksanaan tugas sesuai dengan tanggungjawabnya masingmasing. e. Kegiatan Pemantauan dan Tindakan Koreksi Penyimpangan Bank harus memantau secara terus menerus terhadap efektivitas keseluruhan pelaksanaan pengendalian intern. Apabila terdapat kelemahan dalam pengendalian intern, harus segera melaporkan kepada pejabat atau direksi yang berwenang. Adapun langkah-langkah yang harus diperhatikan bank dalam rangka memperbaiki kelemahan pengendalian intern: 1) Setiap laporan mengenai kelemahan dalam pengendalian intern harus segera ditindaklanjuti oleh Dewan Komisaris, Direksi, dan pejabat eksekutif terkait; 2) Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) harus melakukan kaji ulang terhadap kelemahan yang terjadi; 3) Untuk memastikan bahwa seluruh kelemahan telah ditindaklanjuti, maka direksi harus dapat mengambil langkah perbaikan yang tepat; 4) Dewan Komisaris dan Direksi harus menerima laporan secara berkala berupa ikhtisar mengenai hasil identifikasi kelemahan.
F. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Menurut Hasibuan (2004) istilah motivasi berasal dari perkataan latin, yaitu movere yang berarti menggerakkan (to move). Motivasi adalah usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Menurut Reksohadiprodjo (1990) dalam Alsyafdi (2008) motivasi sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Robbins (1994) dalam Alsyafdi (2008) motivasi merupakan hasil interaksi antara individu dan situasinya sehingga setiap manusia mempunyai motivasi yang berbeda-beda. Morgan (1986) dalam Siregar (2006) mengemukakan motivasi sebagai dorongan yang mendorong individu untuk menampilkan tingkahlaku yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Sementara Atkinson (1996) dalam Siregar (2006) menyatakan bahwa motivasi adalah faktorfaktor yang menguatkan perilaku dan memberikan arahannya. Definisi yang mirip juga dikemukakan oleh Chaplin (1997) dalam Siregar (2006) bahwa motivasi adalah satu variabel penyelang (yang ikut campur tangan) yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu di dalam organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju satu sarana.
Donald dalam Siregar (2006) menyatakan bahwa motivasi merupakan perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif dan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Djiwandono (2002) dalam Siregar (2006) kata motivasi digunakan untuk menggambarkan suatu dorongan, kebutuhan, atau keinginan untuk melakukan sesuatu yang khusus atau umum. Motivasi juga menggambarkan kecenderungan umum seseorang dalam usahanya mencapai tujuan tertentu. Dalam Alsyafdi (2008) prinsip dasar motivasi adalah tingkat kemampuan (ability) dan motivasi individu yang sering dinyatakan dengan formula: Performance = (ability x motivation). Menurut prinsip tersebut, tidak ada tugas yang dapat dilaksanakan dengan baik tanpa didukung oleh kemampuan untuk melaksanakannya. Kemampuan merupakan bakat individu untuk melaksanakan tugas yang berhubungan dengan tujuan. Namun, tidaklah mencukupi untuk menjamin tercapainya performance (kinerja) terbaik, individu harus memiliki keinginan (motivasi) untuk mencapai sesuatu yang terbaik. Berdasarkan uraian pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya definisi di atas mempunyai pengertian yang sama, yaitu semuanya mengandung unsur dorongan dan keinginan. Selain itu, dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi merupakan dorongan dari dalam diri seseorang dalam usahanya untuk memenuhi keinginan, maksud, dan tujuan yang diinginkan.
2. Jenis-Jenis Motivasi Monks (1999) dalam Siregar (2006) dapat membedakan motivasi menjadi dua, yaitu: a. Motivasi Intrinsik Berarti bahwa sesuatu perbuatan memang diinginkan karena seseorang senang melakukannya. Dalam hal ini, motivasi datang dari dalam diri orang itu sendiri. Orang tersebut senang melakukan perbuatan itu demi perbuatan itu sendiri. Terdapat beberapa komponen dari motivasi intrinsik, antara lain: 1) Dorongan ingin tahu 2) Tingkat Aspirasi b. Motivasi Ekstrinsik Berarti bahwa sesuatu perbuatan dilakukan atas dorongan atau perasaan dari luar. Orang melakukan perbuatan itu karena ia didorong atau dipaksa dari luar. Chaplin (1997) menyatakan bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang tidak menjadi bagian yang melekat pada tingkah laku itu sendiri. Menyibukkan diri dalam suatu kegiatan demi memperoleh balasan materil untuk dirinya, merupakan motif ekstrinsik. Menyibukkan diri dalam aktivitas karena menyenanginya juga merupakan motif ekstrinsik.
3. Tujuan Motivasi Menurut Hasibuan (2004) motivasi perlu dikembangkan kepada seseorang dengan tujuan sebagai berikut: a. Mendorong gairah dan semangat seseorang, b. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja seseorang, c. Meningkatkan produktivitas kerja seseorang, d. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan, e. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik, f. Mempertinggi rasa tanggungjawab seseorang terhadap tugas-tugasnya; g. Meningkatkan kreatifitas dan partisipasi seseorang.
G. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian tentang profesionalisme auditor pernah dilakukan oleh Wahyudi
dan
Mardiyah
(2006)
dengan
judul
penelitian
Pengaruh
Profesionalisme Auditor Terhadap Tingkat Materialitas Dalam Pelaksanaan Laporan Keuangan, yang tujuannya untuk menguji profesionalisme auditor yaitu pengabdian pada profesi (X1), kewajiban sosial (X2), kemandirian (X3), kepercayaan profesi (X4), dan hubungan rekan seprofesi (X5) terhadap tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa profesionalisme auditor memiliki pengaruh secara signifikan terhadap tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan. Kemudian Herawaty dan Susanto (2008) mengadakan penelitian mengenai Profesionalisme, Pengetahuan Akuntan Publik Dalam Mendeteksi
Kekeliruan, Etika Profesi Dan Pertimbangan Tingkat Materialitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa profesionalisme, pengetahuan auditor, dan etika profesi berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan materialitas dalam proses audit laporan keuangan. Penelitian mengenai pengalaman auditor pernah dilakukan oleh Herliansyah dan Ilyas (2006) dengan judul penelitian Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Penggunaan Bukti Dalam Auditor Judgment, yang tujuannya untuk menguji pengalaman auditor terhadap penggunaan bukti dalam auditor judgment. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengalaman auditor memiliki pengaruh secara signifikan terhadap penggunaan bukti dalam auditor judgment. Selanjutnya penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Desyanti dan Ratnadi (2006), tentang Pengaruh Independensi, Keahlian Profesional, Dan Pengalaman Kerja Pengawas Intern Terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Pada Bank Perkreditan Rakyat Di Kabupaten Badung yang menunjukkan bahwa independensi, keahlian profesional, dan pengalaman kerja pengawas intern berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian intern.
H. Diferensiasi Penelitian Penulis akan meneliti dengan judul “Pengaruh Profesionalisme dan Pengalaman Kerja Internal Auditor Terhadap Efektivitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern Perusahaan Melalui Motivasi Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus PT. Bank “X”, Jakarta Pusat)”. Penelitian yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini dilakukan di PT. Bank “X”, Jakarta Pusat dengan menggunakan kuesioner yang nantinya akan diisi oleh pegawai internal auditor PT. Bank “X”, Jakarta Pusat. Analisis penelitian ini menggunakan analisis jalur untuk melihat pengaruh dari variabel yang ada. Di bawah ini adalah kerangka penelitian yang dapat dituangkan oleh peneliti melalui model penelitian sebagai berikut: Є2
Є1 Profesiona Lisme (X1)
ρy x1
ρz ρy x3
r12 ρy x2
Motivasi (Y)
ρz
x1 y
ρz x2
Pengalaman Kerja (X2)
Gambar 2.1 Model Penelitian Hubungan Struktur X1, X2 dan Y Terhadap Z
SPI (Z)
Sehingga dari model penelitian tersebut dapat dibuat dua persamaan struktural: a. Sub Struktur 1 Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρY Є1 b. Sub Struktur 2 Z = ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzy Y + ρz Є2
I. Perumusan Hipotesis Berdasarkan teori yang ada maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha1
: Profesionalisme
internal
auditor
memiliki
pengaruh
secara
signifikan terhadap motivasi. Ha2
: Pengalaman kerja internal auditor memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi.
Ha3
: Profesionalisme internal auditor dan pengalaman kerja internal auditor secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi
Ha4
: Profesionalisme internal auditor memiliki pengaruh secara signifikan terhadap
efektivitas
penerapan
sistem
pengendalian
intern
perusahaan. Ha5
: Pengalaman kerja internal auditor memiliki pengaruh secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan.
Ha6
: Motivasi memiliki pengaruh secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan.
Ha7
: Profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan melaui motivasi sebagai variabel intervening.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Tempat yang digunakan sebagai tujuan penelitian ini adalah perusahaan perbankan, yaitu PT. Bank “X” yang berada di wilayah Jakarta Pusat, untuk memperoleh data yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor PT. Bank “X” terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan melalui motivasi sebagai variabel intervening. Objek penelitian dalam skripsi ini adalah internal auditor PT. Bank “X”.
B. Metode Pemilihan Sampel Populasi menurut Sugiyono (2008:80) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini mengambil objek pada internal auditor yang terdapat pada PT. Bank “X” di Jakarta Pusat. Metode sampel yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode convenience sampling (pemilihan sampel berdasarkan kenyamanan). Metode ini memilih sampel dari elemen
populasi yang datanya mudah diperoleh yaitu dengan cara memilih auditorauditor berdasarkan data yang diperoleh. C. Metode Pengumpulan Data Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan beberapa metode yang digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dengan tujuan agar bisa memberikan gambaran yang jelas tentang pengaruh profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan melalui motivasi sebagai variabel intervening, sehingga memiliki dasar yang benar. Metode pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut: 1. Data Primer (Primary Data) Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara), berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Adapun data primer yang penulis pakai yaitu: a. Kuesioner Kuesioner merupakan penelitian dengan cara mengajukan daftar pertanyaan langsung kepada responden, yaitu internal auditor PT. Bank “X” agar memperoleh data yang relevan. b. Observasi
Penelitian ini dilakukan dengan terjun langsung ke PT. Bank “X” untuk mengadakan pengamatan langsung dan pengambilan data objek penelitian. 2. Data Sekunder (Secondary Data) Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Adapun data sekunder yang penulis pakai yaitu: a. Riset Kepustakaan Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca dan memahami buku, literatur, catatan perkuliahan, artikel, jurnal, data dari internet. b. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian lapangan dilakukan pada objek yang diteliti dengan cara memberikan daftar pertanyaan atau kuesioner kepada responden. Kuesioner-kuesioner disebarkan oleh peneliti ke responden secara langsung dan melalui kolega ke PT. Bank “X” dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. c. Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengutip langsung data yang diperoleh dari lembaga (instansi) terkait, yang berhubungan dengan penelitian yang penulis lakukan. Untuk memahami teori-teori, konsep-konsep yang berkenaan dengan objek penelitian melalui berbagai buku dan literature yang mewakili
(representatif) dan berkaitan (relevan) dengan objek penelitian. Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca, dan memahami buku, literatur, catatan perkuliahan, artikel, jurnal, dan data dari internet.
D. Metode Analisis Data yang terkumpul selanjutnya diuji dan dianalisis dengan Statistical Package for the Social Science (SPSS) versi 16. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Uji Kualitas Data Dilakukan
pengujian
kualitas
data
yang
terkumpul
dengan
menggunakan pengujian sebagai berikut: a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Kriteria pengambil keputusan untuk menentukan valid yakni jika harga r hitung sama dengan atau lebih besar dari harga r tabel pada taraf signifikan 5% (lima persen). Begitu juga sebaliknya, jika nilai r hitung lebih kecil dari nilai r tabel maka data tidak valid (Ghozali, 2005). b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005). Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menghitung besarnya Cronbach Alpha Coeficcient (a) untuk masing-masing instrument kuesioner yang akan diuji. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha Coeficcient (a) lebih dari 0.60 (Ghozali, 2005). 2. Uji Hipotesis Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) sebagai uji hipotesisnya. Analisis jalur (path analysis) dikembangkan sebagai metode untuk mempelajari pengaruh secara langsung dan tidak langsung dari variabel bebas terhadap variabel terikat (Riduwan dan Kuncoro, 2007:2). Seluruh pengujian dan analisis data menggunakan bantuan SPSS 16.0 (Statistical Program for Special Science) for windows. Setiap analisis yang dipilih untuk memecahkan permasalahan statistik tidak lepas dari asumsi yang harus ditaati, agar kesimpulan yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Adapun langkah-langkah pengujian analisis jalur (path analisis) menurut Riduwan dan Kuncoro (2007: 128) adalah sebagai berikut: a. Menggambarkan diagram jalur lengkap, b. Merumuskan persamaan sruktural,
c. Menghitung koefisien regresi untuk setiap sub struktur yang telah dirumuskan, d. Menghitung koefisien jalur secara individual maupun secara simultan (keseluruhan), e. Merangkum ke dalam tabel, kemudian memaknai dan menyimpulkan hasil analisis jalur. Didalam analisis jalur dikenal yang namanya diagram jalur dan koefisien jalur. Dalam menyusun diagram jalur kita dihadapkan dengan masalah menetapkan variabel mana yang di dalam penelitian yang merupakan variabel bebas dan yang merupakan variabel terikat. Dalam diagram jalur variabel dibedakan menjadi variabel eksogenus dan variabel endogenus. Variabel eksogenus adalah variabel yang keragamannya tidak dipengaruhi oleh penyebab di dalam sistem. Sedangkaan variabel endogenus adalah variabel yang keragamannya terjelaskan oleh variabel eksogenus dan variabel endogenus lainnya di dalam penelitian. Teknik analisis jalur (path analysis) ini akan digunakan dalam pengujian besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap
diagram
jalur dari hubungan kausal antara variabel X1
(profesionalisme), X2 (pengalaman kerja), dan Y (motivasi) terhadap Z (sistem pengendalian intern). Koefisien jalur adalah rasio simpangan baku akibat semua variabel bebas bersifat konstan. Besarnya koefisien merupakan akibat langsung dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Pada diagram jalur digunakan dua macam anak panah yaitu: (a) anak panah satu arah yang menunjukkan pengaruh langsung dari sebuah variabel eksogen (variabel penyebab) terhadap sebuah variabel endogen (variabel akibat) dan (b) anak panah dua arah yang menunjukkan hubungan korelasional antara variabel eksogen. Є2
Є1 Profesiona Lisme (X1)
ρz
ρy x1 ρy x3 r12 ρy x2
Motivasi (Y)
x1
ρz y ρz x2
SPI (Z)
Pengalaman Kerja (X2)
Gambar 3.1 Diagram Jalur Keterangan: X1
= Variabel eksogen profesionalisme
X2
= Variabel eksogen pengalaman kerja
Y
= Variabel intervening motivasi
Z
= Variabel endogen sistem pengendalian intern
Sehingga dari diagram jalur di atas dapat dibuat dua persamaan struktural: b. Sub Struktur 1 Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρy Є1
b. Sub Struktur 2 Z = ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzy Y + ρz Є2
a. Menguji Sub-Struktur 1 1) Pengujian Hipotesis Secara Individu (Parsial) Sub Struktur 1. Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρy Є1 Є1 Profesiona Lisme (X1)
ρy x1 ρy x3 Motivasi (Y)
r12 ρy x2 Pengalaman Kerja (X2)
Gambar 3.2 Diagram Jalur Sub Struktur 1 (a) Profesionalisme
(X1)
Berkontribusi
Secara
Signifikan
Terhadap Motivasi (Y) Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel Coefficients. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut: Ha :
ρYX1 > 0
Ho :
ρYX1 = 0
Hipotesis bentuk kalimat dapat dilihat sebagai berikut: Ha : Profesionalisme (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap motivasi (Y) Ho : Profesionalisme (X1) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap motivasi (Y) Kaidah pengujian signifikansi: (1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, arttinya tidak signifikan (Riduwan: 2007) (2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan (Riduwan: 2007). (b) Pengalaman kerja
(X2) berkontribusi secara
signifikan
terhadap motivasi (Y) Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel Coefficients. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut: Ha :
ρYX2 > 0
Ho :
ρYX2 = 0
Hipotesis bentuk kalimat dapat dilihat sebagai berikut:
Ha : Pengalaman kerja (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap motivasi (Y) Ho : Profesionalisme (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap motivasi (Y)
Kaidah pengujian signifikansi: (1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan (Riduwan: 2007) (2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan (Riduwan: 2007). 2) Pengujian Hipotesis Secara Keseluruhan (Simultan) Sub-Struktur 1 Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut: Ha :
ρYX1 = ρYX2 ≠ 0
Ho :
ρYX1 = ρYX2 = 0
Hipotesis bentuk kalimat dapat dilihat sebagai berikut: Ha : Profesionalisme (X1) dan pengalaman kerja (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap motivasi (Y)
Ho : Profesionalisme
(X1)
dan pengalaman
kerja
(X2)
tidak
berkontribusi secara signifikan terhadap motivasi (Y) Kaidah pengujian signifikansi: Untuk pengujian secara keseluruhan dapat dilihat dari Tabel Anova yang nantinya akan diperoleh nilai F dan didapat nilai probabilitas (sig). Jika nilai sig < 0,05, maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima artinya signifikan. b. Menguji Sub-Struktur 2 1) Pengujian Hipotesis Secara Individu (Parsial) Sub Struktur 2 Z = ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzy Y + ρz Є2 Є2 Profesiona Lisme (X1)
ρz x1 ρy x3 Motivasi (Y)
r12
ρz y ρz x2
SPI (Z)
Pengalaman Kerja (X2)
Gambar 3.3 Diagram Jalur Sub Struktur 2 (a) Profesionalisme (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan (Z)
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel Coefficients. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut: Ha : ρ z x1 > 0 Ho : ρ z x1 = 0
Hipotesis bentuk kalimat dapat dilihat sebagai berikut: Ha : Profesionalisme (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan (Z). Ho : Profesionalisme (X1) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan (Z) Kaidah pengujian signifikansi: (1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, arttinya tidak signifikan (Riduwan: 2007) (2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan (Riduwan: 2007).
(b) Pengalaman kerja
(X2) berkontribusi secara
signifikan
terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan (Z) Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel Coefficients. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut: Ha : ρ z x2 > 0 Ho : ρ z x2 = 0
Hipotesis bentuk kalimat dapat dilihat sebagai berikut: Ha : Pengalaman kerja (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan (Z). Ho : Pengalaman kerja (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan (Z) Kaidah pengujian signifikansi: (1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan (Riduwan: 2007) (2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan (Riduwan: 2007).
(c) Motivasi
(Y)
berkontribusi
secara
signifikan
terhadap
efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan (Z) Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel Coefficients. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut: Ha : ρ z y > 0 Ho : ρ z y = 0
Hipotesis bentuk kalimat dapat dilihat sebagai berikut: Ha : Motivasi (Y) berkontribusi secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan (Z) Ho : Motivasi (Y) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan (Z) Kaidah pengujian signifikansi: (1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan (Riduwan: 2007) (2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan (Riduwan: 2007).
(2) Pengujian Hipotesis Secara Keseluruhan (Simultan) Sub Struktur 2 Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut: Ha : ρzy = ρzx2 = ρzx1 ≠ 0 Ho : ρzy = ρzx2 = ρzx1 = 0 Hipotesis bentuk kalimat dapat dilihat sebagai berikut: Ha : Profesionalisme (X1) dan pengalaman kerja (X2) berkontribusi secara
signifikan
terhadap
efektivitas
penerapan
sistem
pengendalian intern perusahaan (Z) melalui motivasi (Y) sebagai variabel intervening. Ho : Profesionalisme
(X1)
dan pengalaman
kerja
(X2)
tidak
berkontribusi secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan (Z) melalui motivasi (Y) sebagai variable intervening. Kaidah pengujian signifikansi: Untuk pengujian secara keseluruhan dapat dilihat dari Tabel Anova yang nantinya akan diperoleh nilai F dan didapat nilai probabilitas (sig). Jika nilai sig < 0,05, maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima artinya signifikan.
E. Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel adalah bagaimana menemukan dan mengukur variabel-variabel tersebut di lapangan dengan merumuskan secara singkat dan jelas, serta tidak menimbulkan berbagai tafsiran. Pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert yang menggunakan ukuan ordinal sebagai nilai skalanya. Kemudian jawaban yang didapat akan dibuat skor tertinggi bernilai 5 (lima) dan terendah bernilai 1(satu). Untuk jawaban sangat tidak setuju (STS) = skor 1, tidak setuju (TS) = skor 2, ragu-ragu (R) = skor 3, setuju (S) = skor 4, dan sangat setuju (SS) = skor 5. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdapat 4 variabel, yaitu: 1. Profesionalisme, adalah suatu atribut individual yang penting tanpa melihat suatu pekerjaan merupakan profesi atau tidak. Profesionalisme dapat dilihat dari kondisi-kondisi kesempurnaan teknik yang dimiliki seseorang melalui dengan pengetahuan yang dimilikinya disertai latihan dan belajar selama bertahun-tahun yang berguna untuk mengembangkan teknik tersebut, dan keinginan untuk mencapai kesempurnaan dan keunggulan dibandingkan dengan rekan sejawatnya (Kalbers dan Fogarty (1995) dalam Rohani (2008)). Variabel profesionalisme itu sendiri mempunyai 5 sub variabel, yaitu pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, dan hubungan dengan sesame profesi.
2. Pengalaman Kerja, adalah menunjukkan berapa lama agar supaya pegawai bekerja dengan baik. Disamping itu pengalaman kerja meliputi banyaknya jenis pekerjaan atau jabatan yang pernah diduduki oleh seseorang dan lamanya mereka bekerja pada masing-masing pekerjaan atau jabatan tersebut
(Siagian
(1992)
dalam
Mahmoda
(2004)).
Penggunaan
pengalaman sebagai variabel penelitian adalah didasarkan pada asumsi bahwa tugas yang dilakukan secara berulang-ulang memberikan peluang bagi auditor untuk belajar melakukan pekerjaannya dengan lebih baik (Marinus (1997) dalam Herliansyah (2006)). Variabel pengalaman kerja itu sendiri mempunyai 4 sub variabel, yaitu kemampuan dalam bekerja, kualitas kerja, keandalan, dan pengetahuan yang dimiliki. 3. Sistem Pengendalian Intern, adalah meliputi susunan organisasi dan semua metode serta ketentuan yang terkoordinir dan dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta benda miliknya, memeriksa kecermatan dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah digariskan (Mulyadi, 2006:163). Variabel sistem pengendalian intern itu sendiri mempunyai 5 sub variabel, yaitu lingkungan pengendalian, identifikasi dan penilaian risiko, prosedur pengendalian, sistem akuntansi, dan pengawasan. 4. Motivasi, adalah dorongan yang mendorong individu untuk menampilkan tingkah laku yang diarahkan untuk mencapai tujuan (Morgan (1986) dalam Siregar (2006)). Sedangkan Chaplin (1997) dalam Siregar (2006)
menyebutkan bahwa motivasi adalah satu variabel penyelang (yang ikut campur tangan) yang digunakan untuk membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju satu sarana. Setiap manusia mempunyai motivasi yang berbeda-beda, hal ini disebabkan karena motivasi merupakan hasil interaksi antara individu dan situasinya (Robbins (1994) dalam Alsyafdi (2008)). Motivasi itu sendiri mempunyai 2 sub variabel, yaitu motivasi intrinsik (yang berasal dari dalam) dan motivasi ekstrinsik (yang berasal dari luar).
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian Skala Variabel Profesiona lisme
Sub Variabel 1. Pengabdian Pada Profesi
(Sumber:
(1995)
Likert
1.1 Teguh pada peraturan profesi 1.2 Menggunakan pengetahuan
Ordinal
1.3 Merasa takut apabila meninggal
Kalbers dan Fogarty
Indikator
kan pekerjaan 2. Kewajiban Sosial
dalam
2.1 Menjalankan pekerjaan dengan baik
Ordinal
2.2 Menciptakan transparansi
Rohani
2.3 Menunjukkan loyalitas
(2008))
3. Kemandirian
3.1 Percaya pada kemampuan diri sendiri
Ordinal
3.2 Hasil audit sesuai fakta 4. Keyakinan Terhadap Profesi
4.1 Mendapat kepuasan batin sebagai auditor 4.2 Menghargai auditor dan rekan
Ordinal
kerja lainnya 5. Hubungan De 5.1 Melakukan komunikasi dengan ngan Sesama Profesi
auditor lainnya
Ordinal
5.2 Mendukung adanya organisasi ikatan internal audit
Pengala
1. Kemampuan
man Kerja
Dalam
(Sumber:
Bekerja
Davis
1.1 Mampu membuat keputusan 1.2 Dapat mendeteksi kekeliruan atau
Ordinal
kecurangan yang terjadi 1.3 Mampu melaksanakan kegiatan
(1997)
audit
dalam Budi
1.4 Mampu mengungkapkan kekeliru
(2007))
an dalam audit 2. Kualitas Kerja
2.1 Memiliki kualitas yang baik dalam bekerja
Ordinal
2.2 Ketelitian dalam melakukan audit 2.3 Hasil yang maksimal 3. Keandalan
3.1 Dapat diandalkan 3.2 Mendapat respon yang baik dari
Ordinal
rekan kerja yang lain 4. Pengetahuan
4.1 Pengetahuan mengenai audit sema kin berkembang
Ordinal
4.2 Mampu menyelesaikan masalah 4.3 Berpikir secara logis Sistem Pengendali
1. Lingkungan Pengendalian
1.1 Tindakan dan keputusan karya wan
an Intern
1.2 Perencanaan manajemen
(Sumber:
1.3 Pembagiaan tanggung-jawab dan
Basalamah, 2003:136)
Ordinal
wewenang 2. Identifikasi dan Penilaian
2.1 Mengidentifikasi perubahan kondisi internal dan eksternal yang
Ordinal
Risiko
terjadi dalam perusahaan 2.2 Memahami bisnis yang sedang dijalankan oleh perusahaan 2.3 Mengambil tindakan yang tepat terhadap segala risiko
3. Prosedur Pengendalian
3.1 Pemisahan tugas yang memadai 3.2 Pengendalian fisik atas kekayaan
Ordinal
dan catatan 3.3 Pengecekan terhadap sistem Informasi akuntansi 4. Sistem Akuntansi
4.1 Ketepatan dalam pencatatan
Ordinal
transaksi dan pengklasifikasian nya dalam laporan keuangan 4.2 Penggunaan metode amortisasi yang konsisten terhadap aktiva berwujud 4.3 Penyajian transaksi dan pengung Kapannya dalam laporan keuang an
Int 5. Kegiatan
5.1 Pengawasan yang terus menerus
Pe
Pengawasan
5.2 Pemeriksaan oleh auditor
(
( Monitoring)
Ordinal
terhadap transaksi yang terjadi 5.3 Supervisi atas kinerja karyawan
Motivasi
1. Motivasi
(Sumber:
Intrinsik
Monks
Siregar (2006))
Ordinal
1.2 Dikenal dekat dengan atasan 1.3 Cita-cita ingin bekerja sebagai
(1999) dalam
1.1 Berbuat yang terbaik
auditor 2. Motivasi
E kstrinsik
2.1 Gaji yang diterima 2.2 Perlakuan instansi 2.3 Penerapan hukuman
Ordinal
2.4 Peningkatan jabatan 2.5 Tambahan bonus
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Bank “X” (Persero) Tbk yang berlokasi di Jl. Jend. Gatot Soebroto Kav. 36-38 Jakarta Pusat. Pada dasarnya penelitian ini menganalisis pengaruh profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan melalui motivasi sebagai variabel intervening. Pengiriman kuesioner dilakukan pada bulan Maret tahun 2009, sedangkan proses pengembalian dan pengumpulan data dilakukan pada bulan April tahun 2009. Kuesioner yang dikirim sebanyak 110 lembar eksemplar sedangkan jumlah yang kembali sebanyak 81 lembar eksemplar. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah para karyawan yang berada dalam Internal Audit Group (IAG) PT. Bank “X” (Persero) Tbk. 2. Sejarah dan Perkembangan PT. Bank “X” (Persero), Tbk Bank “X” berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan
Bank Pembangunan Indonesia, bergabung menjadi Bank “X”. Keempat Bank tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan perbankan di Indonesia dimana sejarahnya berawal pada lebih dari 140 tahun yang lalu. Proses panjang pendirian Bank Bumi Daya bermula dari nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV, menjadi Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya adalah bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara diberi hak untuk melanjutkan operasi bank tersebut. Pada tahun 1965, Bank Umum Negara digabungkan ke dalam Bank Negara Indonesia dan berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV. Kemudian pada tahun 1968, Bank Negara Indonesia Unit IV beralih menjadi Bank Bumi Daya. Bank Dagang Negara merupakan salah satu bank tertua di Indonesia, pertama kali dibentuk dengan nama Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Pada tahun 1949 namanya berubah menjadi Escomptobank NV, dimana selanjutnya pada tahun 1960 dinasionalisasikan serta berubah nama menjadi Bank Dagang Negara, sebuah bank Pemerintah yang membiayai sektor industri dan pertambangan. Sejarah Bank Ekspor Impor Indonesia berawal dari perusahaan dagang Belanda N.V.Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada tahun 1824 dan mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870. Pada tahun 1960, Pemerintah Indonesia menasionalisasi
perusahaan ini, dan selanjutnya pada tahun 1965 perusahaan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968, Bank Negara Indonesia Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II Divisi Expor-Impor, yang akhirnya menjadi Bank Exim, bank pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor dan impor. Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri Negara (BIN), sebuah bank industri yang didirikan pada tahun 1951 dengan misi untuk mendukung pengembangan sektor-sektor ekonomi tertentu, khususnya perkebunan, industri dan pertambangan. Pada tahun 1960, Bapindo dibentuk sebagai bank milik negara dan BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo. Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur, transportasi dan pariwisata. Kini, Bank “X” menjadi penerus suatu tradisi layanan jasa perbankan dan keuangan yang telah berpengalaman selama lebih dari 140 tahun. Masing-masing dari empat bank bergabung telah memainkan peranan yang penting dalam pembangunan ekonomi. Setelah selesainya proses merger, Bank “X” kemudian memulai proses konsolidasi. Diantaranya dengan menutup 194 kantor cabang yang saling tumpang tindih dan mengurangi jumlah pegawai dari 26.000 menjadi 17.620. Selanjutnya
diikuti dengan peluncuran single brand di seluruh jaringan melalui iklan dan promosi.
B. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian, kuesioner yang dibagikan berjumlah 110 lembar eksemplar, akan tetapi hanya 81 internal auditor yang bersedia menjawab atau mengisi kuesioner yang diberikan. Adapun gambaran karakteristik data kuesioner dan deskriptif dapat dilihat pada table 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Karakteristik Data Keterangan
Jumlah
Presentase
Kuesioner yang disebar
110
100%
Kuesioner yang direspon
81
73.64%
Kuesioner yang tidak direspon
29
26.36%
Kuesioner yang dapat diolah
76
69.09%
Kuesioner yang tidak dapat diolah
5
4.55%
Sumber: Data primer yang diolah Tabel di atas menunjukkan jumlah dan presentase penyebaran data kuesioner. Total kuesioner yang direspon sebanyak 81 kuesioner yaitu 73.64% dari total kuesioner yang disebar, dari total kuesioner yang direspon terdapat 5 kuesioner yang tidak dapat digunakan dalam proses penelitian karena responden tidak mengisi kuesioner secara lengkap, jadi
kuesioner yang dapat digunakan untuk mengolah data adalah 76 kuesioner atau 69.09%. Sedangkan deskriptif responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Deskriptif Responden Deskriptif
Keterangan
Frekuensi
Presentase
76
100%
Pria
47
61.84%
Wanita
29
38.16%
Dibawah 30 tahun
27
35.53%
30-45 tahun
41
53.95%
Diatas 45 tahun
8
10.52%
D3
3
3.95%
S1
57
75.00%
S2
12
15.79%
S3
4
5.26%
Kurang 1 tahun
6
7.90%
1-3 tahun
21
27.63%
Diatas 3 tahun
49
64.47%
Jumlah Sampel Jenis Kelamin
Umur
Pendidikan Terakhir
Lama Bekerja
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui responden yang terjaring dalam sampel penelitian ini bahwa responden yang berjenis kelamin pria berjumlah 47 orang (61.84%) dan wanita berjumlah 29 orang (38.16%).
Untuk responden yang berdasarkan umur didapatkan bahwa responden yang berumur dibawah 30 tahun berjumlah 27 orang (35.53%), untuk responden yang berumur 30-45 tahun berjumlah 41 orang (53.95%) dan untuk responden yang berumur diatas 45 tahun berjumlah 8 orang (10.52%). Untuk responden yang berdasarkan pendidikan terakhir didapatkan bahwa responden yang lulusan D3 berjumlah 3 orang (3.95%), untuk responden yang lulusan S1 berjumlah 57 orang (75.00%), untuk responden yang lulusan S2 berjumlah 12 orang (15.79%) dan untuk responden yang lulusan S3 berjumlah 4 orang (5.26%). Untuk responden yang berdasarkan lama bekerja didapatkan bahwa responden yang telah bekerja kurang dari 1 tahun berjumlah 6 orang (7.90%), untuk responden yang telah bekerja 1-3 tahun berjumlah 21 orang (27.63%) dan untuk responden yang telah bekerja lebih dari 3 tahun berjumlah 49 orang (64.47%). 2. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Validitas ditentukan dengan membandingkan antara r hitung dengan r tabel. Jika r hitung lebih besar dibandingkan dengan r tabel, maka instrument dinyatakan valid dan sebaliknya jika r hitung lebih kecil dibandingkan dengan r tabel, maka instrumen dinyatakan tidak valid.
Dalam hal ini jumlah sampel (n) yang akan diuji adalah sebanyak 76 responden dengan taraf signifikansi (α) 5%, maka terdapat r tabel sebesar 0.225 (dapat dilihat pada tabel berikut). 1) Uji Validitas Profesionalisme Tabel 4.3 Uji Validitas Profesionalisme Item
R Hitung
R Tabel
Keterangan
PROF1
0.568
0.225
Valid
PROF2
0.317
0.225
Valid
PROF3
0.247
0.225
Valid
PROF4
0.449
0.225
Valid
PROF5
0.597
0.225
Valid
PROF6
0.459
0.225
Valid
PROF7
0.419
0.225
Valid
PROF8
0.439
0.225
Valid
PROF9
0.320
0.225
Valid
PROF10
-0.051
0.225
Tidak Valid
PROF11
0.057
0.225
Tidak Valid
PROF12
0.059
0.225
Tidak Valid
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan hasil uji validitas profesionalisme di atas memperlihatkan tidak semua nilai r hitung lebih besar dari r tabel sebesar 0.225 yaitu pada pernyataan nomor 10, 11 dan 12 dinyatakan tidak valid.
2) Uji Validitas Pengalaman Kerja Tabel 4.4 Uji Validitas Pengalaman Kerja Item
R Hitung
R Tabel
Keterangan
PK1
0.412
0.225
Valid
PK2
0.393
0.225
Valid
PK3
0.524
0.225
Valid
PK4
0.450
0.225
Valid
PK5
0.497
0.225
Valid
PK6
0.276
0.225
Valid
PK7
0.612
0.225
Valid
PK8
0.407
0.225
Valid
PK9
0.353
0.225
Valid
PK10
0.440
0.225
Valid
PK11
0.522
0.225
Valid
PK12
0.541
0.225
Valid
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan
hasil
uji
validitas
pengalaman
kerja
di
atas
memperlihatkan semua nilai r hitung lebih besar dari r tabel sebesar 0.225. Berarti item-item dari variabel pengalaman kerja tersebut adalah valid.
3) Uji Validitas Motivasi Tabel 4.5 Uji Validitas Motivasi Item
R Hitung
R Tabel
Keterangan
MO1
0.498
0.225
Valid
MO2
0.370
0.225
Valid
MO3
0.552
0.225
Valid
MO4
0.432
0.225
Valid
MO5
0.587
0.225
Valid
MO6
0.377
0.225
Valid
MO7
0.522
0.225
Valid
MO8
0.543
0.225
Valid
MO9
0.444
0.225
Valid
MO10
0.522
0.225
Valid
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan hasil uji validitas motivasi di atas memperlihatkan semua nilai r hitung lebih besar dari r tabel sebesar 0.225. Berarti item-item dari variabel motivasi tersebut adalah valid.
4) Uji Validitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPI) Tabel 4.6 Uji Validitas Penerapan SPI Item
R Hitung
R Tabel
Keterangan
SPI1
0.451
0.225
Valid
SPI2
0.543
0.225
Valid
SPI3
0.550
0.225
Valid
SPI4
0.389
0.225
Valid
SPI5
0.376
0.225
Valid
SPI6
0.550
0.225
Valid
SPI7
0.530
0.225
Valid
SPI8
0.552
0.225
Valid
SPI9
0.443
0.225
Valid
SPI10
0.529
0.225
Valid
SPI11
0.583
0.225
Valid
SPI12
0.603
0.225
Valid
SPI13
0.322
0.225
Valid
SPI14
0.254
0.225
Valid
SPI15
0.250
0.225
Valid
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan hasil uji validitas penerapan sistem pengendalian intern di atas memperlihatkan semua nilai r hitung lebih besar dari r tabel sebesar
0.225. Berarti item-item dari variabel penerapan sistem pengendalian intern tersebut adalah valid. 3. Uji Reliabilitas Kuesioner yang dikumpulkan dan sah untuk dianalisis, selanjutnya dilakukan pengelompokkan untuk item pernyataan-pernyataan yang diajukan dan menentukan nilai masing-masing variabel dari sejumlah pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut. Kemudian, dilakukan pengujian reliabilitas dengan menggunakan Cronbach’s Alpha. Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Profesionalisme Cronbach’s Alpha 0.688
N of Items 12
Sumber: Data primer yang diolah Kriteria menyebutkan jika nilai korelasi sama dengan atau lebih besar dari 0.6 (Ghozali, 2006) maka butir-butir pertanyaan reliabel. Terlihat dari hasil analisis bahwa semua butir pertanyaan pada kolom Cronbach’s Alpha mempunyai nilai di atas 0.6 yaitu untuk variabel profesionalisme nilainya 0.688. Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Pengalaman Kerja Cronbach’s Alpha 0.803
N of Items 12
Sumber: Data primer yang diolah
Variabel pengalaman kerja mempunyai nilai sebesar 0.803, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua butir dalam pernyataan pengalaman kerja sudah reliabel. Tabel 4.9 Uji Reliabilitas Motivasi Cronbach’s Alpha
N of Items
0.805
10
Sumber: Data primer yang diolah Variabel motivasi mempunyai nilai sebesar 0.805, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua butir dalam pernyataan motivasi sudah reliabel. Tabel 4.10 Uji Reliabilitas Penerapan SPI Cronbach’s Alpha
N of Items
0.827
15
Sumber: Data primer yang diolah Variabel penerapan sistem pengendalian intern mempunyai nilai sebesar 0.827, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua butir dalam pernyataan penerapan sistem pengendalian intern sudah reliabel. 4. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) sebagai uji hipotesisnya. Adapun dalam pengujian hipotesis ini terdiri dari dua sub struktur, yaitu sub struktur 1 dan sub struktur 2. Seluruh pengujian dan analisis data menggunakan bantuan SPSS 16.0 (Statistical Program for Special Science) for windows sebagai berikut:
a. Menguji Sub-Struktur 1 1) Pengujian Secara Individual Sub-Struktur 1. (a) Profesionalisme
(X1)
Berkontribusi
Secara
Signifikan
Terhadap Motivasi (Y). Tabel 4.11 Coefficients(a)
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model 1
B
(Constant)
Std. Error
11.554
5.613
Total_PROF_X1
.188
.122
Total_PK_X2
.389
.106
t
Beta
Sig.
2.058
.043
.176
1.535
.129
.420
3.659
.000
a. Dependent Variable: Total_MO_Y
Sumber: Data primer yang diolah melalui SPSS v. 16
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.11 coefficients. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan berbentuk statistik berikut: Ha : ρYX1 > 0 Ho : ρYX1 = 0 Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus:
tx1 =
Uji
ρX1 SE ρX1
=
0.176
= 1.535
0.11466
signifikansi
analisis
jalur
dicari
yaitu
dengan
membandingkan antara nilai probabilitas 0.05 dengan nilai
probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: (1) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. (2) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.11 Coefficients diperoleh variabel profesionalisme dengan nilai sig sebesar 0.129. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0.05, ternyata nilai probabilitas 0.05 lebih kecil dari nilai probabilitas sig atau (0.05 < 0.129), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan pengaruh profesionalisme internal auditor terhadap motivasi. Namun koefisien lintasan parsial (path coefficient) menunjukkan hubungan positif antara variabel profesionalisme terhadap motivasi sebesar 0.176 atau 17.6%. Hal ini menunjukkan bahwa profesionalisme internal auditor mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap motivasi karena komponen yang berpengaruh secara signifikan terhadap profesionalisme internal auditor adalah kegiatan atau aktivitas yang berhubungan dengan profesi sebagai internal auditor. Hal ini dapat terlihat dalam penelitian Wahyudi dan Mardiyah (2006) yang
menunjukkan bahwa profesionalisme auditor akan berpengaruh secara signifikan terhadap kegiatan yang berhubungan dengan profesinya sebagai auditor yaitu profesionalisme berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan. Kemudian dalam penelitian Herawaty dan Susanto (2008) menunjukkan bahwa profesionalisme auditor berpengaruh
secara
positif
terhadap
pertimbangan
tingkat
materialitas dalam proses audit laporan keuangan. Menurut Herawaty
dan
Susanto
(2008)
semakin
tinggi
tingkat
profesionalisme dari seorang auditor maka akan semakin baik pula auditor tersebut dalam menjalankan tugasnya yang berhubungan dengan profesinya sebagai auditor. Dari penelitian Herawaty dan Susanto (2008) menunjukkan bahwa profesionalisme auditor itu sangat erat sekali hubungannya terhadap kegiatan atau aktivitas yang berhubungan dengan profesi sebagai auditor. (b) Pengalaman Kerja (X2) Berkontribusi Secara Signifikan Terhadap Motivasi (Y). Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.11 coefficients. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan berbentuk statistik berikut: Ha : ρYX2 > 0 Ho : ρYX2 = 0
Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus:
tx2 =
ρX2 SE ρX2
Uji
=
0.420
= 3.659
0.11478
signifikansi
analisis
jalur
dicari
yaitu
dengan
membandingkan antara nilai probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: (1) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. (2) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.11 Coefficients diperoleh variabel pengalaman kerja dengan nilai sig sebesar 0.000. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0.05, ternyata nilai probabilitas 0.05 lebih besar dari nilai probabilitas sig atau (0.05 > 0.000), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi, pengalaman kerja berkontribusi secara signifikan terhadap motivasi. Besarnya pengaruh pengalaman kerja terhadap motivasi sebesar 0.420 atau
42%.
Dengan demikian rendah tingginya
motivasi dapat
dipengaruhi oleh pengalaman kerja dari internal auditor itu sendiri. 2) Hubungan Korelasi Antara Profesionalisme (X1) dan Pengalaman Kerja (X2). Tabel 4.12 Correlations Total_MO Total_PROF_X1 Total_PK_X2 Total_PROF_X1 Pearson Correlation
**
1.000
.503
Sig. (2-tailed) N Total_PK_X2
Pearson Correlation
**
.001
76.000
76
76
**
1.000
.503
.000
N
76
Pearson Correlation
.388
.000
Sig. (2-tailed)
Total_MO_Y
_Y
.388
Sig. (2-tailed)
**
.000 76.000
76
**
1.000
**
.509
.001
.000
76
76
N
.509
76.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: Data primer yang diolah melalui SPSS v. 16
Berdasarkan perhitungan korelasi diperoleh angka korelasi antara variabel profesionalisme dan pengalaman kerja sebesar 0.503 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Untuk menafsirkan angka tersebut, digunakan kriteria korelasi menurut Riduwan (2007:62): (1) 0.00 - 0.199
: korelasi sangat rendah
(2) 0.20 - 0.399
: korelasi rendah
(3) 0.40 - 0.599
: korelasi cukup kuat
(4) 0.60 - 0.799
: korelasi kuat
(5) 0.80 – 1.00
: korelasi sangat kuat.
Korelasi sebesar 0.503 mempunyai maksud hubungan antara variabel profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor cukup kuat dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya semakin tinggi profesionalisme maka semakin tinggi pula pengalaman kerja dari internal auditor. Korelasi antara dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0.000. Jika angka signifikansi (sig) < 0.05 maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan. 3) Pengujian Secara Simultan Sub-Struktur 1. Tabel 4.13 ANOVA
b
Sum of Model 1
Squares
df
Mean Square
Regression
384.593
2
192.297
Residual
979.762
73
13.421
1364.355
75
Total
F 14.328
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), Total_PK_X2, Total_PROF_X1 b. Dependent Variable: Total_MO_Y Sumber: Data primer yang diolah melalui SPSS v.16
Uji secara simultan ditunjukkan oleh tabel 4.12 ANOVA. Adapun hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut: Ha : ρYX1 = ρYX2 ≠ 0 Ho : ρYX1 = ρYX2 = 0
Uji signifikansi analisis jalur dicari dengan membandingkan antara nilai probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: (1) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. (2) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. Dari tabel 4.12 ANOVA diperoleh nilai F sebesar 14.328 dengan nilai probabilitas (sig) = 0.000 karena nilai sig < 0.05, maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jika F secara manual dihitung dengan rumus F, berdasarkan koefisien R2 pada tabel 4.14 model summary, nilai F dapat dihitung sebagai berikut: (n – k – 1)Rsquare F= k(1– Rsquare)
Keterangan: n = Jumlah sample k = Jumlah variabel eksogen (variabel independen) Rsquare = R2 (76 – 2 – 1).(0.282) F=
= 14.336 2.(1– 0.282)
Tabel 4.14 Model Summary
Model
R
1
.531
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
.282
.262
3.664
a. Predictors: (Constant), Total_PK_X2, Total_PROF_X1 Sumber: Data primer yang diolah melalui SPSS v. 16
Untuk melihat pengaruh profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor secara gabungan dapat dilihat dari hasil penghitungan dalam model summary, khususnya angka Rsquare. Besarnya angka Rsquare (r2) adalah 0.282 angka tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan tanpa menggunakan motivasi sebagai variabel intervening dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100% KD = 0.282 x 100% KD = 28.2% Keterangan: KD
: Koefisien Determinasi
r2
: Rsquare Angka
tersebut
mempunyai
maksud
bahwa
pengaruh
profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor secara bersama
terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan tanpa menggunakan motivasi sebagai variabel intervening adalah 28.2%. Adapun sisanya sebesar 71.8% (100% - 28.2%) dipengaruhi oleh variabel lain. Kerangka hubungan kausal Sub-Struktur 1 antara jalur (X1 terhadap Y, X2 terhadap Y, dan X1,X2 terhadap Y) dapat dibuat melalui persamaan struktural sebagai berikut: Y = ρYX1 X1 + ρYX2 X2 + ρY Є1 Diketahui: R2
= 0.282
Y .X1. X2
ρY Є1
= 1− R 2 =
1− 0.282 = 0.847
Keterangan: ρYX1
:
standardized
coefficients,
koefisien
jalur
pengaruh
koefisien
jalur
pengaruh
langsung X1 terhadap Y. ρYX2
:
standardized
coefficients,
langsung X2 terhadap Y. ρY Є1
:
R2
:
Rsquare
X1
:
Profesionalisme
X2
:
Pengalaman Kerja
Y
:
Motivasi
besarnya pengaruh variabel lain.
Y = 0.176 X1 + 0.420 X2 + 0.847 Є1 Є1 Profesiona lisme (X1)
ρy x1 = 0.176
Motivasi (Y)
r12 = 0.503
Pengalaman Kerja (X2)
ρy Є1=0.847
ρy x2 = 0.420
Gambar 4.1 Hubungan Sub-Struktur 1 Variabel X1 dan X2 terhadap Y
Pengaruh bersama atau koefisien X1 dan X2 terhadap Y atau koefisien determinan dan faktor residual dihitung sebagai berikut: besarnya kontribusi bersama X1 dan X2 terhadap Y adalah: R2 Y(X1 X2) = ∑(ρYXk).(rYk) = (ρYX1).(rYX1)+(ρYX2).(rYX2) keterangan: R2 X3(X1 X2) : Rsquare ρy
: standardized coefficients Beta
ry
:
X1
: profesionalisme
X2
: pengalaman kerja
Y
: motivasi
korelasi variabel X terhadap variabel Y
R2 Y(X1 X2) = ∑(ρYXk).(rYk) = (ρYX1).(rYX1)+(ρYX2).(rYX2) = (0.176)x(0.388)+(0.420)x(0.509) = 0.068 + 0.214 = 0.282 Berdasarkan tabel 4.13 Anova diperoleh nilai F sebesar 14.328 dengan nilai probabilitas (sig) = 0.000, karena nilai sig 0.000 < 0.05, maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga terbukti bahwa profesionalisme dan pengalaman kerja berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap motivasi. Hasil pengujian SubStruktur 1 dapat diringkas seperti tabel 4.15 sebagai berikut: Tabel 4.15 Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, Tidak Langsung, Kontribusi Total, Kontribusi Profesionalisme (X1) dan Pengalaman Kerja (X2) Secara Simultan dan Signifikan Terhadap Motivasi (Y)
Variabel
Kontribusi
Koefisien Jalur
langsung Tidak Langsung
Kontribusi Total
Bersama
X1
0.176
0.176
-
0.176
-
X2
0.420
0.420
-
0.420
-
Є1
0.847
0.718
-
-
-
X1 dan X2
-
-
-
-
0.282
Sumber: Data primer yang diolah melalui SPSS v. 16 Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur Sub-Struktur 1 tersebut, maka memberikan informasi secara objektif sebagai berikut: (1) Besarnya kontribusi profesionalisme (X1) yang secara langsung mempengaruhi motivasi (Y) adalah 0.1762 = 0.031 atau 3.1%.
(2) Besarnya kontribusi pengalaman kerja (X2) yang secara langsung mempengaruhi motivasi (Y) adalah 0.4202 = 0.176 atau 17.6%. (3) Besarnya kontribusi profesionalisme (X1) dan pengalaman kerja (X2) secara simultan yang langsung mempengaruhi motivasi (Y) adalah 0.282 = 28.2%. Sisanya sebesar 0.718 atau 71.8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian.
b. Menguji Sub-Struktur 2 1) Pengujian Secara Individual Sub-Struktur 2. (a) Profesionalisme
(X1)
Berkontribusi
Secara
Signifikan
Terhadap Efektivitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern Perusahaan (Z) Tabel 4.16 Coefficients(a)
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
1(Constant)
6.071
7.349
Total_PROF_X1
.350
.158
Total_PK_X2
.448
Total_MO_Y
.381
Std. Error
Sig. .826
.411
.228
2.211
.030
.147
.335
3.040
.003
.149
.264
2.557
.013
a. Dependent Variable: Total_SPI_Z Sumber: Data primer yang diolah melalui SPSS v.16
t
Beta
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.16 coefficients. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan berbentuk statistik berikut: Ha : ρ z X1 > 0 Ho : ρ z X1 = 0 Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus:
tx1 =
ρX1 SE ρX1
Uji
=
0.228
= 2.211
0.10312
signifikansi
analisis
jalur
dicari
yaitu
dengan
membandingkan antara nilai probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: (1) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. (2) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.16 Coefficients diperoleh variabel profesionalisme dengan nilai sig
sebesar 0.030. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0.05, ternyata nilai probabilitas 0.05 lebih besar dari nilai probabilitas sig
atau (0.05 > 0.030), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi, profesionalisme berkontribusi secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern suatu perusahaan. Besarnya pengaruh profesionalisme terhadap sistem pengendalian intern sebesar 0.228 atau 22.8%. (b) Pengalaman Kerja (X2) Berkontribusi Secara Signifikan Terhadap Efektivitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern Perusahaan (Z).
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.16 coefficients. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan berbentuk statistik berikut: Ha : ρ z X2 > 0 Ho : ρ z X2 = 0 Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus:
tx2 =
ρX2 SE ρX2
Uji
=
0.335
= 3.040
0.1102
signifikansi
analisis
jalur
dicari
yaitu
dengan
membandingkan antara nilai probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
(1) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. (2) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.16 Coefficients diperoleh variabel pengalaman kerja dengan nilai sig
sebesar 0.003. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0.05, ternyata nilai probabilitas 0.05 lebih besar dari nilai probabilitas sig atau (0.05 > 0.003), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi, pengalaman kerja berkontribusi secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern suatu perusahaan. Besarnya pengaruh pengalaman kerja terhadap sistem pengendalian intern sebesar 0.335 atau 33.5%. (c) Motivasi (Y) Berkontribusi Secara Signifikan Terhadap Efektivitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern Perusahaan (Z).
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.16 coefficients. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan berbentuk statistik berikut:
Ha : ρ z Y > 0 Ho : ρ z Y = 0 Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus:
ty =
ρy SE ρy
Uji
=
0.264
= 2.557
0.1032
signifikansi
analisis
jalur
dicari
yaitu
dengan
membandingkan antara nilai probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: (1) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. (2) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.16 Coefficients diperoleh variabel motivasi dengan nilai sig sebesar
0.013. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0.05, ternyata nilai probabilitas 0.05 lebih besar dari nilai probabilitas sig atau (0.05 > 0.013), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi, motivasi berkontribusi secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian
intern suatu perusahaan. Besarnya pengaruh motivasi terhadap sistem pengendalian intern sebesar 0.264 atau 26.4%. 2) Hubungan Korelasi Antara Profesionalisme (X1), Pengalaman Kerja (X2) dan Motivasi (Y). Tabel 4.17 Correlations
Total_PROF Total_PK Total_MO _X1 Total_PROF_X1 Pearson Correlation
_X2
1.000
.503
Sig. (2-tailed) N Total_PK_X2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Total_MO_Y
Correlation Sig. (2-tailed) N Total_SPI_Z
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
**
Total_SPI_Z
.388
**
.499
**
.000
.001
.000
76.000
76
76
76
**
1.000
.503
.000 76
Pearson
_Y
.388
**
.584
**
.000
.000
76.000
76
76
**
1.000
**
.509
.001
.000
76
76
.499
.509
**
.584
**
.523
**
.000 76.000
76
**
1.000
.523
.000
.000
.000
76
76
76
76.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: Data primer yang diolah memalui SPSS v. 16
Berdasarkan perhitungan korelasi diperoleh angka korelasi antara variabel profesionalisme dan pengalaman kerja sebesar 0.503 dengan tingkat
signifikansi
sebesar
0.000,
korelasi
antara
variabel
profesionalisme dan motivasi sebesar 0.388 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.001 dan korelasi antara variabel pengalaman kerja dan motivasi sebesar 0.509 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Untuk menafsirkan angka tersebut, digunakan criteria korelasi menurut Riduwan (2007:62): (1) 0.00 - 0.199
: korelasi sangat rendah
(2) 0.20 - 0.399
: korelasi rendah
(3) 0.40 - 0.599
: korelasi cukup kuat
(4) 0.60 - 0.799
: korelasi kuat
(5) 0.80 – 1.00
: korelasi sangat kuat.
Korelasi sebesar 0.503 mempunyai maksud hubungan antara variabel profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor cukup kuat dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya semakin tinggi profesionalisme maka semakin tinggi pula pengalaman kerja dari internal auditor. Korelasi antara dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0.000. Jika angka signifikansi (sig) < 0.05 maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan. Korelasi sebesar 0.388 mempunyai maksud hubungan antara variabel profesionalisme dan motivasi adalah rendah dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya semakin tinggi profesionalisme maka semakin tinggi pula motivasi yang dihasilkan. Korelasi antara dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0.001. Jika angka signifikansi (sig) < 0.05 maka hubungan kedua variabel
tersebut signifikan. Korelasi sebesar 0.509 mempunyai maksud hubungan antara variabel pengalaman kerja dan motivasi cukup kuat dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya semakin tinggi pengalaman kerja internal auditor maka semakin tinggi pula motivasi yang dihasilkan. Korelasi antara dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0.000. Jika angka signifikansi (sig) < 0.05 maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan. 3) Pengujian Secara Simultan Sub-Struktur 2 Tabel 4.18 ANOVA
b
Sum of Model 1
Squares
df
Mean Square
Regression
1268.461
3
422.820
Residual
1565.328
72
21.741
Total
2833.789
75
F 19.448
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), Total_MO_Y, Total_PROF_X1, Total_PK_X2 b. Dependent Variable: Total_SPI_Z Sumber: Data primer yang diolah melalui SPSS v. 16
Uji secara simultan ditunjukkan oleh tabel 4.18 ANOVA. Adapun hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut: Ha : ρzY = ρzX2 = ρzX1 ≠ 0 Ho : ρzY = ρzX2 = ρzX1 = 0 Uji signifikansi analisis jalur dicari dengan membandingkan antara nilai probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
(1) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. (2) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. Dari tabel 4.18 ANOVA diperoleh nilai F sebesar 19.448 dengan nilai probabilitas (sig) = 0.000 karena nilai sig < 0.05, maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jika F secara manual dihitung dengan rumus F, berdasarkan koefisien R2 pada tabel 4.19 model summary, nilai F dapat dihitung sebagai berikut: (n – k – 1)Rsquare F= k(1– Rsquare) Keterangan: n = Jumlah sample k = Jumlah variabel eksogen (variabel independen) Rsquare = R2 (76 – 3 – 1).(0.448) F=
= 19.478 3.(1– 0.448)
Tabel 4.19 Model Summary
Model
R
1
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
R Square .669
a
.448
.425
4.663
a. Predictors: (Constant), Total_Y, Total_X1, Total_X2 Sumber: Data primer yang diolah melalui SPSS v. 16
Untuk melihat pengaruh profesionalisme, pengalaman kerja internal auditor dan motivasi secara gabungan dapat dilihat dari hasil penghitungan dalam model summary, khususnya angka Rsquare. Besarnya angka Rsquare (r2) adalah 0.448 angka tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan melalui motivasi sebagai variabel intervening dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100% KD = 0.448 x 100% KD = 44.8% Keterangan: KD
: Koefisien Determinasi
r2
: Rsquare Angka
tersebut
mempunyai
maksud
bahwa
pengaruh
profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor terhadap
efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan melalui motivasi sebagai variabel intervening adalah 44.8%. Adapun sisanya sebesar 55.2% (100% - 44.8%) dipengaruhi oleh variabel lain. Kerangka hubungan kausal Sub-Struktur 2 antara jalur (X1 terhadap Z, X2 terhadap Z, Y terhadap Z dan X1,X2,Y terhadap Z) dapat dibuat melalui persamaan struktural sebagai berikut: Z = ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzy Y + ρz Є2 Diketahui: R2 z.X1 .X2. Y
= 0.448
ρz Є2
= 1− R 2 =
1 − 0.448 = 0.743
Keterangan: ρzx1 :
standardized
coefficients,
koefisien
jalur
pengaruh
koefisien
jalur
pengaruh
koefisien
jalur
pengaruh
langsung X1 terhadap Z. ρzx2 :
standardized
coefficients,
langsung X2 terhadap Z. ρzy :
standardized
coefficients,
langsung Y terhadap Z. ρz Є2
:
R2
: Rsquare
X1
: Profesionalisme
X2
: Pengalaman Kerja
Y
: Motivasi
Z
: Sistem Pengendalian Intern
besarnya pengaruh variabel lain.
Z = 0.228 X1 + 0.335 X2 + 0.264 Y + 0.743 Є2 Є2
ρz x1 = 0.228
Profesiona Lisme (X1)
ρz Є2 = 0.743
ρz y =
r12 = 0.503
0.264
Motivasi (Y)
Pengalaman Kerja (X2)
SPI (Z)
ρz x2 = 0.335
Gambar 4.2 Hubungan Sub-Struktur 2 Variabel X1, X2, Y Terhadap Z
Pengaruh bersama atau koefisien X1, X2 dan Y terhadap Z atau koefisien determinan dan faktor residual dihitung sebagai berikut: besarnya kontribusi bersama X1, X2 dan Y terhadap Z adalah: R2Z(X1X2Y) = ∑(ρZXk).(rZk) = (ρZX1).(rZX1) + (ρZX2).(rZX2) + (ρZY).(rZY) keterangan: R2 Z(X1 X2 Y) : Rsquare ρZ
: standardized coefficients Beta
rZ
:
X1
: profesionalisme
X2
: pengalaman kerja
Y
: motivasi
Z
: Sistem Pengendalian Intern (SPI)
korelasi variabel X terhadap variabel Z
R2Z(X1X2Y) = ∑(ρZXk).(rZk) = (ρZX1).(rZX1) + (ρZX2).(rZX2) + (ρZY).(rZY) =
(0.228).(0.499) + (0.335).(0.584) + (0.264).(0.523)
=
0.114 + 0.196 + 0.138
=
0.448
Berdasarkan tabel 4.18 Anova diperoleh nilai F sebesar 19.448 dengan nilai probabilitas (sig) = 0.000, karena nilai sig 0.000 < 0.05, maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga terbukti bahwa profesionalisme, pengalaman kerja dan motivasi berpengaruh secara
simultan dan
signifikan
terhadap
sistem
pengendalian intern. Hasil pengujian Sub-Struktur 2 dapat diringkas seperti tabel 4.20 sebagai berikut:
Tabel 4.20 Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, Tidak Langsung, Kontribusi Total, Kontribusi Profesionalisme (X1), Pengalaman Kerja (X2) dan Motivasi (Y) Secara Simultan dan Signifikan Terhadap Sistem Pengendalian Intern (Z)
Variabel
Koefisien Jalur
Kontribusi langsung Tidak Langsung
Kontribusi Total
Bersama
X1
0.228
0.228
-
0.228
-
X2
0.335
0.335
-
0.335
-
Y
0.264
0.264
-
0.264
-
Є2
0.743
0.552
-
-
X1, X2 dan
0.448
Y Sumber: Data primer yang diolah melalui SPSS v. 16 Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur Sub-Struktur 2 tersebut, maka memberikan informasi secara objektif sebagai berikut: (1) Besarnya kontribusi profesionalisme (X1) yang secara langsung mempengaruhi efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan (Z) adalah 0.2282 = 0.052 atau 5.2%. (2) Besarnya kontribusi pengalaman kerja (X2) yang secara langsung mempengaruhi efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan (Z) adalah 0.3352 = 0.112 atau 11.2%. (3) Besarnya
kontribusi
motivasi
(Y)
yang
secara
langsung
mempengaruhi efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan (Z) adalah 0.2642 = 0.069 atau 6.9%.
(4) Besarnya kontribusi profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor
yang
mempengaruhi
efektivitas
penerapan
sistem
pengendalian intern perusahaan melalui motivasi sebagai variabel intervening adalah 0.448 = 44.8%. Sisanya sebesar 0.552 atau 55.2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian.
C. Kerangka Hubungan Sub-Struktur 1 dan Sub-Struktur 2
Kerangka hubungan kausal empiris antara jalur sub-struktur 1 dan jalur sub-struktur 2 dapat dilihat melalui persamaan struktur sebagai berikut:
Є2 =
0.743
Є1 = 0.847 Profesiona Lisme (X1) 0.228
0.176
ρy x3 r12 = 0.503 0.420
0.264
Motivasi (Y) 0.335
Pengalaman Kerja (X2)
Gambar 4.3 Hubungan Struktur X1, X2 dan Y Terhadap Z
SPI (Z)
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan secara keseluruhan, maka dapat dimaknai dan dibahas sehingga memberikan informasi secara objektif sebagai berikut: 1. Profesionalisme internal auditor (X1) memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap motivasi (Y) sebesar 0.129 angka ini lebih besar dari 0.05 maka Ho1 diterima dan Ha1 ditolak. Namun koefisien lintasan parsial (path coefficient) menunjukkan hubungan positif antara profesionalisme internal auditor terhadap motivasi sebesar 0.1762 = 0.031 = 3.1%. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Wahyudi dan Mardiyah (2006) yang menunjukkan bahwa profesionalisme auditor berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan sebesar 0.000 < 0.05. Perbedaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh pengukuran variabel. Pada penelitian ini profesionalisme auditor diukur terhadap motivasi, sedangkan pada penelitian Wahyudi dan Mardiyah (2006) profesionalisme diukur terhadap tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan. Menurut Herawaty dan Susanto (2008), semakin tinggi tingkat profesionalisme dari seorang auditor maka akan semakin baik pula auditor tersebut dalam menjalankan tugasnya yang berhubungan dengan profesinya sebagai auditor. Pada penelitian Herawaty dan Susanto (2008) dijelaskan bahwa profesionalisme auditor sangat erat sekali hubungannya terhadap kegiatan atau aktivitas yang berhubungan dengan profesi sebagai auditor.
2. Pengalaman kerja internal auditor (X2) memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi (Y) dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 angka ini lebih kecil dari 0.05 maka Ha2 diterima dan Ho2 ditolak. Besarnya kontribusi pengalaman kerja internal auditor (X2) yang langsung mempengaruhi motivasi (X3) adalah 0.4202 = 0.176 = 17.6%. Penelitian mengenai pengalaman kerja auditor pernah dilakukan oleh Herliansyah dan Ilyas (2006) yang menunjukkan bahwa pengalaman auditor memiliki pengaruh siginifikan terhadap penggunaan bukti dalam auditor judgment sebesar 0.000 < 0.05. 3. Profesionalisme internal auditor (X1) dan pengalaman kerja internal auditor (X2) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi (Y) dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 angka ini lebih kecil dari 0.05 maka Ha3 diterima dan Ho3 ditolak. Besarnya kontribusi profesionalisme internal auditor (X1) dan Pengalaman kerja internal auditor (X2) secara bersama yang langsung mempengaruhi motivasi (Y) adalah 28.2%. Penelitian terhadap motivasi pernah dilakukan oleh
Trisnaningsih (2003)
yang menunjukkan
bahwa
komitmen
profesional dan komitmen organisasional secara bersama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi. 4. Profesionalisme internal auditor (X1) memiliki pengaruh secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan (Z) dengan nilai signifikansi sebesar 0.030 angka ini lebih kecil dari 0.05 maka Ha4 diterima dan Ho4 ditolak. Besarnya kontribusi profesionalisme
internal auditor (X1) yang langsung mempengaruhi efektivitas sistem pengendalian intern perusahaan (Z) adalah 0.2282 = 0.052 = 5.2%. Hal ini menunjukkan bahwa profesionalisme mempunyai hubungan yang rendah dengan sistem pengendalian intern disebabkan karena penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data, sehingga adanya kemungkinan bahwa responden keliru dalam memberikan jawaban serta salah dalam menafsirkan pertanyaan. Selain itu juga, menurut prima consulting (2007) untuk dapat mewujudkan profesionalismenya, auditor intern
bank
secara
sendiri-sendiri
ataupun
bersama-sama
harus
mempunyai: 1) pengetahuan yang memadai dalam bidang tugasnya yaitu pengetahuan mengenai teknis audit dan disiplin ilmu lain yang relevan dengan spesialisasinya; 2) perilaku yang independent, jujur, objektif, tekun dan loyal; 3) Kemampuan mempertahankan kualitas profesionalnya melalui pendidikan profesi lanjutan
yang berkesinambungan; 4)
kemampuan melaksanakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama; 5) kecakapan dalam berinteraksi dan berkomunikasi baik lisan maupun tertulis secara efektif. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Desyanti dan Ratnadi (2006) yang menunjukkan bahwa keahlian profesional pengawas intern secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian intern sebesar 0.000 < 0.05. 5. Pengalaman kerja internal auditor (X2) memiliki pengaruh secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern
perusahaan (Z) dengan nilai signifikansi sebesar 0.003 angka ini lebih kecil dari 0.05 maka Ha5 diterima dan Ho5 ditolak. Besarnya kontribusi pengalaman kerja internal auditor (X2) yang langsung mempengaruhi efektivitas sistem pengendalian intern perusahaan (Z) adalah 0.3352 = 0.112 = 11.2%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Desyanti dan Ratnadi (2006) yang menunjukkan bahwa pengalaman kerja pengawas intern secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian intern perusahaan sebesar 0.002 < 0.05. 6. Motivasi (Y) memiliki pengaruh secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan (Z) dengan nilai signifikansi sebesar 0.013 angka ini lebih kecil dari 0.05 maka Ha6 diterima dan Ho6 ditolak. Besarnya kontribusi motivasi (Y) yang langsung mempengaruhi efektivitas sistem pengendalian intern perusahaan (Z) adalah 0.2642 = 0.069 = 6.9%. Penelitian mengenai motivasi pernah dilakukan oleh Alsyafdi (2008) yang menunjukkan bahwa motivasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja individual sebesar 0.025 < 0.05 dan Trisnaningsih (2003) yang menjelaskan bahwa motivasi memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja sebesar 0.000 < 0.05. 7. Profesionalisme internal auditor (X1) dan pengalaman kerja internal auditor (X2) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan (Z)
melalui motivasi (Y) sebagai variabel intervening dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 angka ini lebih kecil dari 0.05 maka Ha7 diterima dan Ho7 ditolak. Besarnya kontribusi profesionalisme internal auditor (X1) dan pengalaman kerja internal auditor (X2) secara bersama yang langsung mempengaruhi
efektivitas
penerapan
sistem
pengendalian
intern
perusahaan (Z) melalui motivasi (Y) sebagai variabel intervening adalah 44.8% adapun sisanya sebesar 55.2% (100% - 44.8%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini. Angka ini lebih besar dibandingkan kontribusi profesionalisme (X1) dan pengalaman kerja (X2) internal auditor tanpa menggunakan motivasi sebagai variabel intervening adalah 28.2%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Desyanti dan Ratnadi (2006) yang menunjukkan bahwa keahlian profesional pengawas intern, pengalaman kerja pengawas intern dan independensi secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian intern sebesar 0.000 < 0.05.
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Pengujian ini menggunakan analisis jalur terhadap 76 responden dari internal auditor PT Bank “X” yang terdapat di Jakarta Pusat. Berdasarkan pengujian terhadap permasalahan yang telah diungkapkan pada bab sebelumnya, maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil
analisis
data
dalam
penelitian
ini
menunjukkan
bahwa
profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor memiliki pengaruh secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan. Temuan ini mendukung hasil penelitian sebelumnya, yaitu: Desyanti dan Ratnadi (2006), dan Krisnawati (2005). 2. Hasil analisis data dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi. Temuan ini mendukung hasil penelitian sebelumnya, yaitu: Trisnaningsih (2003). 3. Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi memiliki pengaruh secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan. Temuan ini mendukung hasil penelitian sebelumnya, yaitu: Trisnaningsih (2003) dan Alsyafdi (2008). 4. Hasil analisis data dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor memiliki pengaruh
secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan melaui motivasi sebagai variabel intervening. Temuan ini mendukung hasil penelitian sebelumnya, yaitu: Alsyafdi (2008). Hasil penelitian ini, berdasarkan perhitungan koefisien determinasi tanpa menggunakan motivasi sebagai variabel intervening diperoleh nilai sebesar 0.282 atau 28.2%, sedangkan perhitungan koefisien determinasi dengan menggunakan motivasi sebagai variabel intervening diperoleh nilai sebesar 0.448 atau 44.8% nilai yang lebih besar dibandingkan nilai koefisien determinasi tanpa menggunakan motivasi sebagai variabel intervening, artinya pengaruh variabel intervening pada penelitian ini tidak boleh diabaikan.
B. Implikasi Dan Saran
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
masukan
dan
pertimbangan bagi PT Bank “X” untuk lebih meningkatkan profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor serta motivasi agar efektivitas penerapan sistem pengendalian intern pada PT Bank “X” semakin meningkat. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada PT Bank “X” untuk lebih memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan efektivitas penerapan sistem pengendalian intern. Mengingat sistem pengendalian intern yang efektif merupakan komponen penting dalam manajemen bank dan menjadi dasar bagi kegiatan operasional bank yang sehat dan aman. Selain itu, sistem pengendalian intern yang efektif dapat membantu
pengurus bank untuk menjaga aset bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan bank terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta mengurangi resiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan penyelewengan dalam beberapa aspek. Dari hasil penelitian terdapat aspek yang dapat mempengaruhi efektivitas penerapan sistem pengendalian intern yaitu profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor serta motivasi. Namun variabel-variabel diatas bukanlah semata-mata faktor yang dapat mempengaruhi sistem pengendalian intern. Oleh karena itu penulis mengharapkan partisipasi aktif penelitian berikutnya untuk meneliti aspek-aspek lain yang mempengaruhi sistem pengendalian intern dan diharapkan dapat memperluas populasi penelitian. Populasi penelitian tidak hanya diambil dari satu Bank, mungkin bisa dikembangkan pada bank-bank yang lain, sehingga memungkinkan adanya perbedaan hasil dan kesimpulan apabila dilakukan untuk objek dan profesi yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. “Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) Oleh Kantor Akuntan Publik”, Jilid 1 Edisi 3, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2007. Alsyafdi, Ilham Said. “Pengaruh Komitmen Organisasional Dan Imbalan Jasa Terhadap Kinerja Individual Melalui Motivasi Sebagai Variabel Intervening”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu sosial, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008. Arens, Alvin A., Elder, Randal J., dan Beasley, Mark S. “Auditing Dan Pelayanan Verifikasi Pendekatan Terpadu”, Edisi 9 Jilid 1, Indeks, Jakarta, 2003. Basalamah, Anise S.M. “Auditing PDE Dengan Standar IAI”, Edisi 3, Penerbit Usaha Kami, Depok, 2003. Budi, Sasongko. “Internal Audit Dan Dilema Etika”, STIE Perbanas, Surabaya, 2007. Bodnar, George H dan Hopwood, Williams. “Sistem Informasi Akuntansi”, Edisi 9, Andi Yogya, 2006. Desyanti, Ni Putu Eka dan Ratnadi, Ni Made Dwi. “Pengaruh Independensi, Keahlian Profesional, dan Pengalaman Kerja Pengawas Intern Terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Pada Bank Perkreditan Rakyat Di Kabupaten Badung”, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, 2006. Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan. “Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern Bagi Bank Umum”, Jakarta, 2003. Eroika, Taufan. “Evaluasi Efektivitas Sistem Persediaan Obat Pada RSUP Fatmawati Jakarta”, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jakarta, 2008. Fatimah. “Pengaruh Penerapan Lingkungan Pengendalian, Penilaian Resiko, Prosedur Pengendalian, Sistem Akuntansi dan Pengawasan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Memenuhi Kewajiban Pajak Penghasilannya”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, Edisi 3, Universitas Diponegoro, Semarang, 2005.
Glover, S.H. “Gender Differences In Ethical Decision Making”, Woman in Management Review, Vol. 17 No. 5, Hal. 217-227, 2002. Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007. Hasibuan, Malayu S.P. “Organisasi dan Motivasi”, Bumi Aksara, Jakarta, 2004. Herliansyah, Yudhi dan Ilyas, Meifida. “Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Penggunaan Bukti Relevan Dalam Auditor Judgment”, Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang, 2006. Larkin, J.M. “The Ability of Internal Auditors to Identify Ethical Dilemmas”, Journal of Business Ethics: 23, Hal. 401-409, 2004. Lenny, Krisnawati. “Pengaruh Independensi Dan Keahlian Profesional Internal Auditor Terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Pada Hotel Berbintang Di Kabupaten Badung”, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, 2005. Mahmoda, Siti. “Pengaruh Karakteristik Individu Dan Karakteristik Organisasi Terhadap Pengembangan Karir Pegawai”, UNAIR, Surabaya, 2007. Mulyadi. “Sistem Akuntansi”, Edisi 6, Salemba Empat, Jakarta, 2006. Nasution, Manahan.”Sekilas Tentang Internal Auditor”, Artikel diakses tanggal 11 Juli 2003, dari http://digilib.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-manahan 2.pdf Prima Consulting Group. "Membangun Profesionalisme Auditor Intern Bank”, Artikel diakses tanggal 13 Mei 2007, dari http://www.postacomment.com Riduwan dan Kuncoro, Engkos Ahmad. “Cara Menggunakan Dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis)”, Alfabeta, Jakarta, 2007. Rohani, Ani. “Pengaruh Profesionalisme Auditor, Gender Dan Pengalaman Audit Terhadap Tingkat Materialitas Dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan ”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008. Romney, Marshall B dan Steinbart, Paul John. “Sistem Informasi akuntansi”, Buku 1 Edisi 9, Salemba Empat, Jakarta, 2003. Sawyer, Lawrence B., Dittenhofer, Mortimer A., Scheiner, James H. “Internal Auditing”, Buku 1 Edisi 5, Salemba Empat, Jakarta, 2005.
Siregar, Ade Rahmawati. “Motivasi Berprestasi Mahasiswa Ditinjau Dari Pola Asuh”, USU Repository, Sumatra Utara, 2006. Sucipto. “Internal Auditor”, Artikel diakses tanggal 23 Juli 2003, dari http://digilib.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-sucipto3.pdf Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D”, Alfabeta, Bandung, 2008. Taufik, Mochammad. “Pengaruh Pengalaman Kerja Dan Pendidikan Profesi Auditor Internal Terhadap Kemampuan Mendeteksi Fraud ”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008. Trisnaningsih, Sri. “Pengaruh Komitmen Profesional dan Komitmen Organisasional Terhadap Kepuasan Kerja Auditor: Motivasi Sebagai Variabel Intervening”, UPN Veteran, Surabaya, 2003. Tunggal, Amin Widjaja. “Pokok-pokok Audit Internal”, Harvarindo, Jakarta, 2009. Wahyudi, Hendro dan Mardiyah, Aida Ainul. “Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Tingkat Materialitas Dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan”, Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang, 2006. Warren, Carl S., Reeve, James M., dan Fess, Philip E. “Pengantar Akuntansi”, Buku 1 Edisi 21, Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Lampiran 1: Permohonan Melaksanakan Penelitian
Lampiran 2: Permohonan Ijin Riset PT Bank Mandiri
Lampiran 3: Kuesioner Penelitian
Perihal
: Permohonan Pengisian Kuesioner
Kepada Yth : Auditor Internal PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk
Responden yang terhormat,
Sehubungan dengan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Profesionalisme dan Pengalaman Kerja Internal Auditor Terhadap Efektivitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern Perusahaan Melalui Motivasi Sebagai Variabel Intervening” , saya mengharapkan kesediaan
Bapak/Ibu/Sdra/I untuk menjadi responden dengan mengisi kuesioner ini secara lengkap dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Mengingat kualitas penelitian ini sangat tergantung kepada Bapak/Ibu/Sdra/I, maka saya berharap Bapak/Ibu/Sdra/I dapat menjawab dengan sejujurnya tentang apa yang dirasakan, dilakukan, dan dialami, bukan berdasarkan kondisi ideal, tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam penelitian ini sesuai dengan kode etik penelitian, semua data yang masuk akan dijamin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan akademis saja.
Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdra/I yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner ini, kesediaan Bapak/Ibu/Sdra/I dalam mengisi kuesioner ini adalah bantuan yang tidak ternilai bagi saya. Akhirnya, saya sampaikan terima kasih atas kerjasamanya. Hormat Saya
Argo Dwi Saputra Peneliti
Petunjuk Pengisian
1. Isilah semua nomor dalam kuesioner ini dengan memberi tanda checklist ( √ ) untuk setiap pertanyaan berisi satu jawaban dan jangan sampai ada yang terlewatkan. 2. Pilihlah jawaban untuk pertanyaan : Skor 1
: Sangat Tidak Setuju (STS) Skor 4
: Setuju
Skor 2
: Tidak Setuju
(TS)
: Sangat Setuju (SS)
Skor 3
: Ragu-Ragu
(RR)
Skor 5
(S)
Bagian I : Pernyataan Umum
Nama Responden
: (Jika berkenan)…………………………………………
Umur
: Dibawah 30 tahun 30 – 45 tahun Diatas 45 tahun
Jenis Kelamin
:
Pria Wanita Jenjang Pendidikan
:
D3
S2
S1
S3
Lama Bekerja < 1 tahun >3 tahun
: 1-3 tahun
Bagian II : Pernyataan Tentang Profesionalisme
NO.
PERNYATAAN
STS
1.
Saya menggunakan segenap pengetahuan, kemampuan dan pengalaman saya dalam melaksanakan proses pengendalian intern
2.
Saya selalu berpegang teguh pada peraturan yang berkaitan dengan profesi saya sebagai auditor
3.
Kesadaran auditor tentang peran profesinya di masyarakat akan menumbuhkan sikap mental untuk melakukan pekerjaan sebaik mungkin
4.
Dalam melakukan audit seorang auditor harus menunjukkan sikap transparansi
5.
Dalam bekerja, seorang auditor harus yakin pada kemampuan diri sendiri
6.
Hasil audit yang saya lakukan adalah sesuai fakta
7.
Seorang auditor harus menunjukkan sikap loyalitas kepada perusahaan tempat dia bekerja
8.
Seorang auditor akan merasa riskan apabila meninggalkan pekerjaan
9.
Seorang
auditor
harus
melakukan
komunikasi dengan rekan kerja lainnya 10.
Saya mendukung adanya organisasi ikatan internal audit
TS
RR
S
SS
Bagian II : Pernyataan Tentang Profesionalisme (Lanjutan)
11.
Saya mendapat kepuasan batin dengan profesi saya sebagai auditor
12.
Saya selalu menghargai hasil pekerjaan yang dilakukan rekan saya di tempat saya bekerja
Bagian III : Pernyataan Tentang Pengalaman Kerja
NO.
PERNYATAAN
STS
1.
Pengalaman kerja yang dimiliki oleh internal auditor sangat membantu dalam proses pengambilan keputusan
2.
Auditor yang berpengalaman akan lebih mudah dalam mendeteksi kekeliruan atau kecurangan yang terjadi
3.
Pengalaman kerja yang didapat oleh auditor akan meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan kegiatan audit
4.
Auditor yang memiliki banyak pengalaman kerja,
maka
akan
lebih
ahli
dalam
pengungkapan kekeliruan audit 5.
Dengan bertambahnya pengalaman kerja yang saya miliki, menyebabkan orang lain menjadi lebih respon terhadap saya
6.
Dengan bertambahnya pengalaman kerja yang
saya miliki,
saya
merasa dapat
diandalkan di lingkungan kerja saya saat ini
TS
RR
S
SS
Bagian III : Pernyataan Tentang Pengalaman Kerja (Lanjutan)
7.
Dengan bertambahnya pengalaman kerja, pengetahuan saya mengenai audit akan semakin berkembang
8.
Saya dapat bertahan dalam perusahaan ini karena saya memiliki kualitas kerja yang baik
9.
Saya selalu melakukan pekerjaan dengan teliti
10.
Saya
suka
akan
tantangan
untuk
menyelesaikan suatu permasalahan 11.
Saya selalu berpikir logis dalam setiap melakukan pekerjaan
12.
Saya sangat menyukai hasil yang maksimal dalam menyelesaikan suatu tugas
Bagian IV : Pernyataan Tentang Motivasi
NO.
PERNYATAAN
1.
Pekerjaan yang saya lakukan memotivasi saya untuk berbuat yang terbaik
2.
Gaji yang saya terima memotivasi saya untuk berbuat yang terbaik
3.
Perlakuan perusahaan yang baik memotivasi saya untuk berbuat yang terbaik dalam melaksanakan kewajiban
4.
Target yang diberikan kepada saya membuat saya lebih serius dalam bekerja
STS
TS
RR
S
SS
Bagian IV : Pernyataan Tentang Motivasi (Lanjutan)
5.
Peningkatan jabatan memotivasi saya untuk bekerja lebih baik lagi
6.
Saya dapat menyesuaikan diri dengan baik di lingkungan pekerjaan
7.
Adanya penerapan hukuman dalam bekerja membuat saya lebih serius dalam bekerja
8.
Kerja keras yang saya lakukan membuat saya menjadi dihargai oleh rekan dan atasan saya
9.
Adanya tambahan bonus yang diberikan, membuat
saya
lebih
bertanggungjawab
terhadap pekerjaan 10.
Suasana kerja yang baik dan bersahabat membuat saya lebih bergairah dalam bekerja
Bagian V : Pernyataan Tentang Sistem Pengendalian Intern
NO.
1.
PERNYATAAN
Pengendalian
yang
terlalu
STS
kaku
dapat
menghambat tindakan dan keputusan yang harus diambil karyawan 2.
Manajemen
menggunakan perencanaan
sebagai alat manajemen agar perusahaan siap menghadapi
perubahan-perubahan
yang
harus terjadi 3.
Pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas dilakukan untuk memudahkan pertanggung- jawaban
TS
RR
S
SS
Bagian V : Pernyataan Tentang Sistem Pengendalian Intern (Lanjutan)
4.
Mengidentifikasi
perubahan
kondisi
eksternal dan internal yang terjadi dalam perusahaan merupakan salah satu tahapan dalam menaksir risiko 5.
Penilaian risiko audit dilakukan berdasarkan pemahaman terhadap bisnis yang sedang dijalankan oleh perusahaan
6.
Perusahaan perlu mengambil tindakan yang tepat terhadap segala risiko yang terjadi dalam perusahaan
7.
Perusahaan perlu mengadakan pemisahan tugas antara fungsi otorisasi dengan fungsi akuntansi
8.
Uang yang ada dalam brankas perusahaan disimpan dalam tempat yang aman, seperti lemari besi tahan api
9.
Bagian pengendalian internal memonitor sistem informasi akuntansi yang ada dalam perusahaan
10.
Setiap
transaksi
yang
terjadi
dalam
perusahaan dikelompokkan dalam rekeningrekening yang benar 11.
Aktiva berwujud (harta berwujud) yang dimiliki perusahaan diamortisasikan dengan metode yang digunakan secara konsisten
12.
Setiap tahun perusahaan membuat laporan keuangan
Bagian V : Pernyataan Tentang Sistem Pengendalian Intern (Lanjutan)
13.
Perusahaan perlu mengadakan pengawasan dari waktu ke waktu dan secara terus menerus
14.
Auditor senantiasa melakukan pemeriksaan secara rutin mengenai segala transaksi yang terjadi dalam perusahaan
15.
Perusahaan perlu melakukan supervisi atas kinerja para pegawainya
Lampiran 4: Matriks Jawaban Responden (Data Primer)
Profesionalisme (X1)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Prof1 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 5
Prof2 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 3 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4
Prof3 4 4 5 5 3 5 5 4 3 4 5 4 5 5 5 3 5 4 3 3 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5
Prof4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 3 4 4 4 4
Prof5 5 5 4 4 4 5 5 3 5 5 5 4 3 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 4 4 3 5 5
Prof6 5 3 4 4 3 4 5 3 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4
Prof7 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4
Prof8 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 3 5
Prof9 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 3 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 5
Prof10 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 3 3 3 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5
Prof11 3 5 5 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 5 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 5 4 4 5 4 4
Prof12 5 4 5 3 3 4 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5
Total 53 49 53 49 44 51 55 47 52 56 53 50 48 52 50 51 54 49 47 54 46 54 55 50 51 49 50 49 50 53 48 46 50 45 55 44 50 49 50 55
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76
5 5 4 4 2 3 3 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 1 2 4 4 4 4 2 4 4 3
4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 5 4 4 4 5 2 4 2 2 4 4 3
4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 1 4 1 5 2 4 2 4 4 4 4 2 4 5 4
5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 5 3
4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 1 5 4 2 4 4 5 4 4 2 3 5 4
4 4 5 4 4 4 3 5 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 1 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4
4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 5 3
4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 5 4 2 1 4 4 5 4 2 4 4 5 4
3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 2 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 2 4 4 3 5 4
3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4
48 48 53 48 45 45 42 49 45 43 52 48 55 51 47 48 48 47 51 51 46 50 53 42 51 41 37 42 48 51 46 44 41 45 55 44
Pengalaman Kerja (X2)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
PK1 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 3 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 3 5
Pk2 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 3 5 4 5 4 3 4
PK3 4 5 4 5 5 3 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 3 5
PK4 5 3 5 3 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5
PK5 5 3 4 5 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5
PK6 5 4 5 4 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4
PK7 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4
PK8 5 4 5 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 3 5 4 5 4 3 4
PK9 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 3 3 5 5 3 3 3 4 5
PK10 4 4 4 5 2 2 4 5 3 5 4 3 3 5 3 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 3 4 4 5 5
PK11 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 3 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 3 3 5 5 5
PK12 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 3 4 5 4 3
Total 53 48 52 56 46 41 49 51 53 54 53 49 48 54 50 54 55 48 49 48 49 49 49 50 48 48 49 54 49 48 49 49 49 48 60 44 53 55 46 54
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76
5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 4 5 4 4 3 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 3 3 5 5 3
3 3 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 3
3 3 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 3 4 4 5 5 5 4 3 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 3
4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 3 4 2 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 3
4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 5 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 3
5 5 5 4 3 4 4 5 3 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3
3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 4
3 3 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 5 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4
4 4 4 2 5 2 4 2 4 4 4 3 3 5 3 3 2 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
5 5 4 2 4 3 4 2 3 3 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 3 4 5 4
4 4 4 2 3 4 4 2 4 3 4 3 3 5 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 2
4 4 3 4 4 3 3 2 3 3 5 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 2
47 47 54 42 47 44 47 40 43 42 51 47 43 56 47 38 44 39 49 50 49 48 50 49 48 49 48 48 49 48 43 39 39 48 57 38
Motivasi (Y)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
M1 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 3 4 4 4 2
M2 5 4 5 2 3 4 5 5 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 5 5 5
M3 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 4 4 5 5 5
M4 5 3 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5
M5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 3 5
M6 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 5 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 3 4 5 4 4 4 3 5
M7 4 5 4 3 5 3 4 4 4 5 5 5 3 4 5 4 5 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 2 4 5 3 5
M8 5 4 5 4 3 4 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 2 4 3 4 5
M9 5 3 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 2 4 4 5 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 2 3 4 4 2 4 4 4 5
M10 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 5 3 3 4 5 5
Total 45 39 44 38 41 40 43 44 42 46 46 45 37 43 43 44 43 39 38 44 36 40 42 41 39 42 41 40 40 40 36 32 33 37 46 31 39 43 40 47
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76
4 4 3 2 2 3 3 3 4 3 4 3 3 5 3 3 2 4 5 5 5 5 5 4 4 2 3 3 4 4 3 4 4 5 4 3
5 5 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 5 5 4
5 5 4 4 2 4 4 3 4 4 5 3 3 5 3 3 4 2 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5
4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 5 3 3 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 5 5 5 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 4 3 4 4 5 5 4
3 3 2 3 5 3 4 4 4 4 4 3 3 5 3 3 4 3 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4
4 4 2 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4
5 5 4 4 5 4 3 4 4 2 3 3 3 5 3 3 4 2 3 3 5 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 5 3 4 4 3
5 5 3 3 3 4 4 5 3 2 5 3 3 4 4 3 4 3 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3
43 43 34 34 35 37 36 36 36 32 40 32 32 45 35 30 36 33 41 41 46 41 41 44 40 37 37 34 41 37 36 44 41 47 43 40
Sistem Pengendalian Intern (Z) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
SPI 1 3 4 5 4 4 1 4 5 3 4 5 4 3 4 5 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 5 5 2 2 3 3 4
SPI 2 4 4 5 3 5 2 4 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 5 5 2 2 4 4 4
SPI 3 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 5 4 4 5 4 5 2 2 4 4 4
SPI 4 3 5 4 4 3 3 4 4 3 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 5 5 5 4 4 2
SPI 5 4 4 4 2 3 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 3 5 4 4 5 3 4
SPI 6 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4
SPI 7 5 4 5 5 4 3 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4
SPI 8 5 5 4 5 5 5 4 3 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
SPI 9 5 5 5 2 3 5 4 4 4 4 4 5 3 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4 4 4 3 3
SPI 10 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 2 3 4
SPI 11 4 4 4 4 4 3 4 5 5 4 5 4 3 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4
SPI 12 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3
SPI 13 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 2 2 5 3 5 3 3 5 5 4 5 3 5 4 5 4 4 4 2 2 5
SPI 14 4 4 4 2 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
SPI 15 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 3 5 4 5 4 2 3 4 5 4 5 4 5 3 4 4 3 4 3 4 4 5 4 2 3 4 5
Total 63 64 67 60 64 58 63 63 64 67 69 68 56 68 68 60 67 61 57 64 63 65 63 58 60 60 66 61 64 61 61 60 63 62 68 60 62 67 63 74 58 55 56 53 59
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76
4 3 4 4 3 5 3 3 5 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 2 5 2 4 2 4 4 4 3 3 5 3
2 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 5 5 5 5 5 4 2 4 3 4 2 3 3 4 4 3 4 4
3 4 4 4 3 4 4 4 5 3 3 2 4 5 5 5 4 4 4 2 3 4 4 2 4 3 4 3 3 5 3
4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 5 5 3 4 4 3 4 4 3 3 2 3 3 5 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 3 3 5 4 3 4 4 5 5 2 4 4 3 2 2 3 3 3 4 3 4 3 3 5 3
4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 5 5 5 5 5 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
4 3 3 4 4 4 3 3 5 4 3 4 5 4 4 5 5 5 4 4 2 4 4 3 4 4 5 3 3 5 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4
4 4 4 4 3 5 3 3 5 4 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 5 3
4 4 4 4 3 5 3 3 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4
3 3 4 3 3 4 3 3 5 4 3 4 3 4 4 5 3 3 2 3 5 3 4 4 4 4 4 3 3 5 3
3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 2 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4
3 4 2 4 1 3 5 2 2 3 3 3 2 3 3 5 5 5 4 4 5 4 3 4 4 2 3 3 3 5 3
4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 4 4 5 3 2 5 3 3 4 4
4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 2 2 3 3 4 4 3 4 4 3 5 3 3 5 3
54 59 57 59 51 61 53 48 65 58 48 58 58 65 66 70 62 62 52 47 55 53 54 48 54 48 62 49 47 68 52
Lampiran 5: Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Try Out
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Profesionalisme
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded
% 25
100.0
0
.0
25
100.0
a
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.736
12
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
Prof_1
3.92
.997
25
Prof_2
3.76
.879
25
Prof_3
4.00
.913
25
Prof_4
4.28
.678
25
Prof_5
4.20
.866
25
Prof_6
4.00
.913
25
Prof_7
3.96
.735
25
Prof_8
3.84
.987
25
Prof_9
3.84
.554
25
Prof_10
3.96
.455
25
Prof_11
3.96
.735
25
Prof_12
4.28
.614
25
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Item Deleted
Item Deleted
Corrected Item- Cronbach's Alpha Total Correlation
if Item Deleted
Prof_1
44.08
17.577
.570
.687
Prof_2
44.24
20.940
.201
.742
Prof_3
44.00
19.667
.350
.722
Prof_4
43.72
19.127
.632
.690
Prof_5
43.80
17.000
.782
.658
Prof_6
44.00
18.500
.509
.698
Prof_7
44.04
19.957
.432
.712
Prof_8
44.16
18.223
.491
.701
Prof_9
44.16
22.057
.186
.737
Prof_10
44.04
23.290
-.037
.751
Prof_11
44.04
21.957
.121
.747
Prof_12
43.72
22.627
.057
.749
Scale Statistics Mean 48.00
Variance 23.333
Std. Deviation 4.830
N of Items 12
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Pengalaman Kerja
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded
a
Total
% 25
100.0
0
.0
25
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.782
12
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
Pk_1
4.32
.690
25
Pk_2
3.84
.746
25
Pk_3
3.92
.812
25
Pk_4
4.12
.600
25
Pk_5
3.92
.702
25
Pk_6
3.96
.611
25
Pk_7
3.92
.493
25
Pk_8
4.04
.539
25
Pk_9
4.12
.600
25
Pk_10
4.16
.746
25
Pk_11
3.68
.900
25
Pk_12
3.84
.800
25
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Item Deleted
Item Deleted
Corrected Item- Cronbach's Alpha Total Correlation
if Item Deleted
Pk_1
43.52
16.927
.555
.753
Pk_2
44.00
16.833
.517
.756
Pk_3
43.92
16.743
.474
.761
Pk_4
43.72
17.460
.546
.756
Pk_5
43.92
16.660
.594
.748
Pk_6
43.88
18.777
.266
.781
Pk_7
43.92
18.660
.388
.771
Pk_8
43.80
19.583
.143
.789
Pk_9
43.72
18.877
.253
.782
Pk_10
43.68
17.810
.348
.775
Pk_11
44.16
15.973
.525
.755
Pk_12
44.00
17.083
.428
.766
Scale Statistics Mean 47.84
Variance 20.557
Std. Deviation 4.534
N of Items 12
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Motivasi
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded
a
Total
% 25
100.0
0
.0
25
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.775
10
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
Mo_1
3.80
.866
25
Mo_2
4.00
.645
25
Mo_3
4.32
.476
25
Mo_4
4.16
.554
25
Mo_5
4.20
.577
25
Mo_6
4.04
.539
25
Mo_7
3.92
.702
25
Mo_8
3.88
.600
25
Mo_9
3.92
.812
25
Mo_10
4.00
.707
25
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Item Deleted
Item Deleted
Corrected Item- Cronbach's Alpha Total Correlation
if Item Deleted
Mo_1
36.44
9.923
.675
.718
Mo_2
36.24
11.107
.659
.728
Mo_3
35.92
12.660
.434
.760
Mo_4
36.08
12.660
.353
.767
Mo_5
36.04
12.207
.450
.756
Mo_6
36.20
13.083
.252
.777
Mo_7
36.32
12.393
.297
.776
Mo_8
36.36
11.490
.616
.736
Mo_9
36.32
11.977
.306
.780
Mo_10
36.24
11.690
.448
.756
Scale Statistics Mean 40.24
Variance 14.357
Std. Deviation 3.789
N of Items 10
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Sistem Pengendalian Intern
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded
a
Total
% 25
100.0
0
.0
25
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.846
15
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
Spi_1
3.52
.918
25
Spi_2
3.68
.852
25
Spi_3
3.88
1.013
25
Spi_4
3.88
.833
25
Spi_5
3.64
.860
25
Spi_6
4.16
.688
25
Spi_7
4.00
.816
25
Spi_8
3.92
.759
25
Spi_9
3.96
.611
25
Spi_10
3.88
.666
25
Spi_11
3.92
.572
25
Spi_12
3.92
.572
25
Spi_13
3.72
.980
25
Spi_14
4.20
.866
25
Spi_15
3.84
.898
25
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Item Deleted
Item Deleted
Corrected Item- Cronbach's Alpha Total Correlation
if Item Deleted
Spi_1
54.60
40.583
.415
.841
Spi_2
54.44
40.507
.465
.837
Spi_3
54.24
36.857
.682
.823
Spi_4
54.24
42.023
.330
.845
Spi_5
54.48
42.010
.316
.846
Spi_6
53.96
41.707
.461
.838
Spi_7
54.12
40.943
.447
.838
Spi_8
54.20
39.250
.678
.826
Spi_9
54.16
40.473
.698
.828
Spi_10
54.24
42.523
.381
.842
Spi_11
54.20
42.000
.533
.836
Spi_12
54.20
42.333
.486
.838
Spi_13
54.40
40.417
.393
.843
Spi_14
53.92
40.577
.449
.839
Spi_15
54.28
39.127
.565
.831
Scale Statistics Mean 58.12
Variance 46.277
Std. Deviation 6.803
N of Items 15
Lampiran 6: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Pasca Try Out
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Profesionalisme
Reliability
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 76
100.0
0
.0
76
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.688
12
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
Prof_1
4.05
.781
76
Prof_2
4.04
.756
76
Prof_3
4.13
.900
76
Prof_4
4.30
.589
76
Prof_5
4.21
.822
76
Prof_6
4.08
.688
76
Prof_7
4.11
.579
76
Prof_8
4.12
.748
76
Prof_9
3.95
.630
76
Prof_10
3.83
.598
76
Prof_11
3.92
.648
76
Prof_12
4.16
.590
76
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha if
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Item Deleted
Prof_1
44.84
12.268
.568
.625
Prof_2
44.86
13.645
.317
.670
Prof_3
44.76
13.543
.247
.686
Prof_4
44.59
13.685
.449
.653
Prof_5
44.68
11.926
.597
.618
Prof_6
44.82
13.219
.459
.648
Prof_7
44.79
13.848
.419
.658
Prof_8
44.78
13.056
.439
.650
Prof_9
44.95
14.077
.320
.670
Prof_10
45.07
15.876
-.051
.716
Prof_11
44.97
15.279
.057
.705
Prof_12
44.74
15.370
.059
.702
Scale Statistics Mean 48.89
Variance 15.989
Std. Deviation 3.999
N of Items 12
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Pengalaman Kerja
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 76
100.0
0
.0
76
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.803
12
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
Pk_1
4.29
.629
76
Pk_2
4.04
.621
76
Pk_3
4.14
.706
76
Pk_4
4.13
.640
76
Pk_5
3.95
.671
76
Pk_6
4.03
.632
76
Pk_7
4.12
.541
76
Pk_8
4.05
.539
76
Pk_9
4.03
.783
76
Pk_10
3.88
.816
76
Pk_11
3.84
.767
76
Pk_12
3.89
.776
76
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha if
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Item Deleted
Pk_1
44.11
18.522
.412
.792
Pk_2
44.36
18.659
.393
.793
Pk_3
44.25
17.550
.524
.781
Pk_4
44.26
18.276
.450
.788
Pk_5
44.45
17.877
.497
.784
Pk_6
44.37
19.222
.276
.803
Pk_7
44.28
18.043
.612
.777
Pk_8
44.34
18.948
.407
.792
Pk_9
44.37
18.182
.353
.799
Pk_10
44.51
17.480
.440
.790
Pk_11
44.55
17.237
.522
.781
Pk_12
44.50
17.080
.541
.779
Scale Statistics Mean 48.39
Variance 21.149
Std. Deviation 4.599
N of Items 12
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Motivasi
Reliability
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded
a
Total
% 76
100.0
0
.0
76
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.805
10
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
Mo_1
3.80
.817
76
Mo_2
3.83
.700
76
Mo_3
4.11
.685
76
Mo_4
4.03
.632
76
Mo_5
4.18
.605
76
Mo_6
4.04
.576
76
Mo_7
3.88
.765
76
Mo_8
3.86
.667
76
Mo_9
3.86
.860
76
Mo_10
4.01
.721
76
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha if
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Item Deleted
Mo_1
35.79
14.435
.498
.786
Mo_2
35.76
15.650
.370
.800
Mo_3
35.49
14.813
.552
.780
Mo_4
35.57
15.636
.432
.793
Mo_5
35.41
15.071
.587
.778
Mo_6
35.55
16.117
.377
.798
Mo_7
35.71
14.555
.522
.783
Mo_8
35.74
14.943
.543
.781
Mo_9
35.74
14.543
.444
.794
Mo_10
35.58
14.780
.522
.783
Scale Statistics Mean 39.59
Variance 18.191
Std. Deviation 4.265
N of Items 10
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Sistem Pengendalian Intern
Reliability
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded
a
Total
% 76
100.0
0
.0
76
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.827
15
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
Spi_1
3.76
.877
76
Spi_2
3.83
.823
76
Spi_3
3.92
.829
76
Spi_4
3.84
.694
76
Spi_5
3.83
.773
76
Spi_6
4.17
.619
76
Spi_7
4.14
.706
76
Spi_8
4.11
.602
76
Spi_9
3.95
.651
76
Spi_10
4.05
.586
76
Spi_11
3.88
.673
76
Spi_12
4.11
.704
76
Spi_13
3.89
1.090
76
Spi_14
4.45
.755
76
Spi_15
4.01
.825
76
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha if
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Item Deleted
Spi_1
56.18
32.499
.451
.817
Spi_2
56.12
32.052
.543
.810
Spi_3
56.03
31.946
.550
.810
Spi_4
56.11
34.149
.389
.821
Spi_5
56.12
33.812
.376
.822
Spi_6
55.78
33.456
.550
.812
Spi_7
55.80
32.987
.530
.812
Spi_8
55.84
33.575
.552
.812
Spi_9
56.00
34.000
.443
.818
Spi_10
55.89
33.829
.529
.814
Spi_11
56.07
32.836
.583
.809
Spi_12
55.84
32.455
.603
.808
Spi_13
56.05
32.584
.322
.832
Spi_14
55.50
34.947
.254
.829
Spi_15
55.93
34.676
.250
.831
Scale Statistics Mean 59.95
Variance 37.784
Std. Deviation 6.147
N of Items 15
Lampiran 7: Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji Hipotesis Sub – Struktur 1
Regression
Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered Variables Removed Total_X2,
Method
. Enter
Total_X1a a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Total_Y
Model Summary Std. Error of the Model
R
R Square .531a
1
Adjusted R Square
.282
Estimate
.262
3.664
a. Predictors: (Constant), Total_X2, Total_X1
ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
384.593
2
192.297
Residual
979.762
73
13.421
1364.355
75
Total
a. Predictors: (Constant), Total_X2, Total_X1 b. Dependent Variable: Total_Y
F 14.328
Sig. .000a
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Coefficients
Std. Error
t
Beta
11.554
5.613
Total_X1
.188
.122
Total_X2
.389
.106
2.058
.043
.176
1.535
.129
.420
3.659
.000
a. Dependent Variable: Total_Y
Hasil Uji Hipotesis Sub – Struktur 2
Regression
Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered Variables Removed
Method
Total_Y, . Enter
Total_X1, a
Total_X2
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Total_Z
Model Summary Std. Error of the Model 1
R
R Square .669a
Adjusted R Square
.448
a. Predictors: (Constant), Total_Y, Total_X1, Total_X2
.425
Sig.
Estimate 4.663
ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
1268.461
3
422.820
Residual
1565.328
72
21.741
Total
2833.789
75
Sig.
19.448
.000a
a. Predictors: (Constant), Total_Y, Total_X1, Total_X2 b. Dependent Variable: Total_Z
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
6.071
7.349
Total_X1
.350
.158
Total_X2
.448
Total_Y
.381
a. Dependent Variable: Total_Z
Coefficients t
Beta
Sig. .826
.411
.228
2.211
.030
.147
.335
3.040
.003
.149
.264
2.557
.013
Korelasi Sub – Struktur 1
Correlations Correlations Total_X1 Total_X1
Pearson Correlation
Total_X2 .503**
.388**
.000
.001
76.000
76
76
**
1.000
.509**
1.000
Sig. (2-tailed) N Total_X2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Total_Y
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Total_Y
.503
.000
.000
76
76.000
76
**
**
1.000
.388
.509
.001
.000
76
76
76.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Korelasi Sub – Struktur 2
Correlations Correlations Total_X1 Total_X1
Pearson Correlation
Total_X2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Total_Y
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Total_Z
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Total_Y
Total_Z
.503**
.388**
.499**
.000
.001
.000
76.000
76
76
76
.503**
1.000
.509**
.584**
.000
.000
1.000
Sig. (2-tailed) N
Total_X2
.000 76
76.000
76
76
.388**
.509**
1.000
.523**
.001
.000
76
76
76.000
76
.499**
.584**
.523**
1.000
.000
.000
.000
76
76
76
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.000
76.000