PublikA. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN KEUANGAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR PEDESAAN DI DESA SUNGAI PADUAN KECAMATAN TELUK BATANG KABUPATEN KAYONG UTARA Oleh: Reza Arista Saputra NIM. E01109063 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak. 2015. E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor penyebab kurang efektifnya implementasi program bantuan keuangan percepatan pembangunan infrastruktur dasar pedesaan di Desa Sungai Paduan Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara. Penelitian ini diangkat dikarenakan masyarakat masih sangat kekurangan infrastruktur sumber air bersih, karena sebagian besar implementasi program infrastruktur dasar pedesaan tersebut berupa kegiatan-kegiatan proyek fisik. Sehingga membuat program belum tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Penelitian ini menggunakan teori George Edward III yang mengatakan dalam proses implementasi kebijakan publik mencakup empat tahapan yaitu: komunikasi, sumberdaya, disposisi, struktur birokrasi. Metode pengolahan data dalam penelitian di gunakan adalah deskriptif, yang bersifat deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi program infrastruktur dasar pedesaan di Desa Sungai Paduan Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara adalah masyarakat belum mendapatkan informasi program infrastruktur dasar pedesaan dari pihak-pihak pelaksana program ditingkat desa, lemahnya sumberdaya manusia pelaksanan program ditingkat desa yang belum kompeten dibidangnya dikarenakan latar belakang pendidikan sehingga program hanya berjalan apa adanya saja. Disposisi atau sikap pelaksana program di tingkat desa belum memiliki komitmen tinggi dalam melaksanakan program infrastruktur dasar pedesaan, para pelaksana program hanya mencari keuntungan dari kegiatan-kegiatan proyek fisik dan terciptanya struktur birokrasi tradisional di tingkat desa menciptakan ketergantungan aparat birokrasi di tingkat bawah kepada aparat birokrasi ditingkat atas. Untuk itu, rekomendasi yang di berikan antara lain Perlunya peningkatan sosialisasi dan waktu sosialisasi yang panjang dalam penyampaian Informasi program, pendampingan, bimbingan dan pembinaan baik melalui pelatihanpelatihan serta pengawasan dalam implementasi program infrastruktur dasar pedesaan. Kata-kata kunci : Dasar Infrastruktur, Desa, Implementasi Program, dan Kebijakan.
1 REZA ARISTA SAPUTRA, NIM E01109063 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Tanjungpura
PublikA. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
ABSTRACT This research is intended to identify and anlalyze the factors that cause the poorness of effective implementation of the financial assistance program accelerated development of basic infrastructure in the Sungai Paduan village, Teluk Batang sub-district, Kayong Utara regency. This research is taken because of the poorness of water resources infrastructure, the most of implementation of rural basic infrastructure in the form of physical project activities. So that make the program has not been targeted according to the needs of society. This research uses the theory of George Edward III who said in public policy implementation the process includes four stages such as : communication, resource, disposition, bureaucratic structure. The method in processing this research use descriptive qualitative research. The results of the research showed that the implementation of rural basic infrastructure in Sungai Paduan village, Teluk Batang Sub-district, Kayong Utara regency is : the public has not been informed of rural basic infrastructure program of the parties implementing programs at the village, the weakness of human resources as implementing programs at the village is not competent in the region because of the educational background, so the program only runs it is just. Disposition or attitudes of the program implementers at the village have not yet commited to implementing the program of rural basic infrastructure, program implementers are just looking for a profit of physical project activities and creates of traditional bureaucratic structures at the village. Because of that creates dependency level bureaucracy under the top level bureaucratic apparatus. Therefore, recommendations given among others : the need for increased socialization and more time for socialization to give information of a program, mentoring, guidance, and fostering better through training and supervision in the implementation of rural basic infrastructure program. Keywords : basic infrastructure, village, implementation of the program and wisdom.
2 REZA ARISTA SAPUTRA, NIM E01109063 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Tanjungpura
PublikA. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Infrastruktur Dasar Pedesaan pada pasal 1
PENDAHULUAN
Ayat 15, yang berbunyi “Bantuan Keuangan Kabupaten Kayong Utara, merupakan
Percepatan Pembangunan Infradades adalah
salah satu kabupaten yang baru dan sedang
bantuan keuangan yang diberikan oleh
berkembang, Mengingat bahwa kabupaten
Pemerintah
ini terbentuk pada tahun 2007. Terbilang
kepada desa untuk percepatan pembangunan
masih baru dan belum berkembang seperti
infrastruktur
kabupaten-kabupaten lainnya.
melibatkan masyarakat desa setempat secara
Melihat kondisi seperti itu dibentuklah suatu
program
pembangunan
Kabupaten
dasar
Kayong
pedesaan
Utara
yang
langsung sesuai kebutuhan dasar masyarakat
untuk
desa setempat, peraturan Bupati Kayong
masyarakat pedesaan yang ada di seluruh
Utara Nomor 14 Tahun 2012 di buat dan
kecamatan Kabupaten Kayong Utara. Maka
disahkan oleh Bupati pada tanggal 31 Mei
banyak sekali pembangunan-pembangunan
2012.
yang dilakukan pemerintah daerah guna
Tujuan dibentuknya program
mewujudkan daerah yang layak untuk
sesuai dijeaskan didalam Perbup No.14
ditempati dan memberikan kenyamanan bagi
Tahun 2012 Pasal 2 adalah “Tujuan dari
masyarakat, baik pembangunan di sektor
pemberian
ekonomi,
Pembangunan Infrastruktur Dasar Pedesaan
meningkatkan
sosial
budaya
maupun
infrastruktur-infrastruktur
dasar publik.
Bantuan
Keuangan
adalah : a. Meningkatkan
Landasan hukum tentang pelaksanaan
ini
kemampuan
partisipasi masyarakat
dan dalam
pembangunan nasional tercantum dalam
pembangunan mulai dari perencanaan,
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
pengawasan, pelaporan, pengendalian
Tentang
dan pemeliharaannya.
Sistem
Penyelenggaraan
Pelaksanaan
Pembangunan
Berdasarkan
undang-undang
Nasional. tersebut
b. Membangkitkan
dan
kembangkan
swadaya
menumbuhkan masyarakat
Kabupaten Kayong Utara menindaklanjuti
dengan mendayagunakan potensi dan
dengan landasan hukum berupa Peraturan
sumberdaya local yang ada di desa dan.
Bupati Kayong Utara Nomor 14 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Pemberian Bantuan Keuangan
Percepatan
c. Mempercepat
pemenuhan
dan
pemerataan pembangunan infrasruktur
Pembangunan 3
REZA ARISTA SAPUTRA, NIM E01109063 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Tanjungpura
PublikA. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
dasar
pedesaan
sesuai
kebutuhan
g.
Kegiatan
masyarakat.
rehabilitasi
saluran/bendungan
Dari penjelasan Perbup No.14 Tahun
pada
jaringan
irigasi desa/jaringan irigasi tersier
2012 Pasal 2 diatas dapat dipahami bahwa
usaha tani (JITUT) dan
tujuan dari program infrastruktur dasar
h.
Jalan lingkungan
pedesaan adalah penyediaan infrastruktur
i.
Mandi, cuci, kakus, (MCK) dan
mutlak dilakukan agar desa dapat tumbuh
j.
Jenis
dan berkembang dan mampu mewujudkan
infrastruktur
lainnya
yang
menyangkut kebutuhan dasar.
kehidupan masyarakat yang aman, sejahtera
Masyarakat di Desa Sungai Paduan
dan damai. Infrastruktur yang dibangun juga
sangat
dapat menumbuhkan rasa memiliki dan
infrastruktur dasar desa yang masih sangat
tanggung
belum baik .Dari tahun ketahun masyarakat
jawab
masyarakat
dalam
masih
Desa
yang sedang berjalan. Program ini memiliki
mendapatkan air bersih yang layak untuk di
dampak positif untuk pemerataan dan
gunakan. Masyarakat Desa Sungai Paduan
percepatan pembangunan di Kabupaten
hanya
Kayong Utara apabila terlaksana dengan
keperluan sehari hari termasuk mandi dan
baik.
kegiatan lainnya. air sumur yang kuning dan
yang dapat didanai dengan program Bantuan
Paduan
tentang
mengelola dan memelihara sejalan program
Ada pun jenis-jenis infrastruktur dasar
Sungai
mengeluhkan
mengunakan
sangatlah
air
sumur
susah
untuk
lengket tidaklah wajar untuk digunakan masyarakat untuk hidup sehat.
Keuangan Infrastruktur Dasar Pedesaan
Masyarakat hanya berharap ke pada
Sesuai dengan penjelasan Perbup No.14
cuaca, ketika musim hujan masyarakat bisa
Tahun 2012 pasal 12 adalah :
mendapatkan air untuk keperluan sehari-
a.
Jalan Dusun
hari,
b.
Jalan penghubung antar Desa
masarakat sangat kekeringan air, terutama
c.
Jembatan
masyarakat menengah kebawah dan para
d.
Posyandu
petani
e.
Sarana air bersih
tanggungan baru untuk membeli air bersih.
f.
Normalisasi
saluran
air
wilayah
pemukiman
namun
yang
ketika
musim
mendapatkan
kemarau
beban
atau
Air bersih merupakan kebutuhan pokok untuk kehidupan sehari-sehari masarakat, namun masalah air bersih di Desa Sungai 4
REZA ARISTA SAPUTRA, NIM E01109063 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Tanjungpura
PublikA. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Paduan dari tahun ketahun tidak pernah bisa
infrastruktur dasar pedesaan belum atau
terselesikan.
kurang efektif, belum tepat sasaran sesuai
Masyarakat masih banyak belum atau kurang
tau
kelanjutan
dari
program
dengan
kebutuhan
masyarakat
dan
memunuhi tujuan dari program infrastruktur
infrastruktur dasar pedesaan dan apa saja
dasar
kegiatannya, dalam pengajuan bantuan yang
pemenuhan dan pemerataan pembangunan
seharusnya melalui musawarah dusun, tetapi
infrasruktur
masyarakat
kebutuhan masyarakat.
tidak
pernah
diundang,
pedesaan
yaitu
dasar
mempercepat
pedesaan
sesuai
seharusnya warga yang merupakan subyek
Dengan melihat penjelasan di atas,
dan sasaran dari program infrastruktur dasar
proses pelaksanaan kegiatan-kegiatan mulai
pedesaan terlihat minim keterlibatan dan
dari tahapan sosialisasi, perencanaan dan
keikut-sertaan
pengusulan kegiatan, pelaksanaan kegiatan
dalam
proses
kegiatan
tersebut, bahkan masyarakat kurang tau
proyek
informasi tentang kegiatan-kegiatan apa saja
peneliti
yang didanai oleh program infrastruktur
informasi dan mengetahui lebih dalam
dasar pedesaan.
mengenai
Lemahnya
ingin
belum
menggali
program
maksimal
lebih
banyak
infrastruktur
dasar
pedesaan ini dan implementasinya di Desa
tampak dari kemampuan merencanakan
Sungai Paduan. Maka dari itulah, dalam
kegiatan,
dan
penelitian ini peneliti mengambil judul
serta
“Implementasi Program Bantuan Keuangan
kemampuan
kemampuan mengawasi
daya
hasilnya
manusia
Sehingga
sumber
dan
komunikasi
mengorganisasikan kegiatan-kegiatan
pelaksanaan
program.
kegiatan-kegiatan
Percepatan
Pembangunan
Dasar Pedesaan Di Desa Sungai Paduan
dalam program berjalan apa adanya saja,
Kecamatan
tidak tepat sasaran, tidak memberdayakan
Kayong Utara”.
dan tidak menghasilkan mangfaat yang besar bagi masyarakat. Kurangnya
Infrastruktur
Teluk
Batang
Kabupaten
Melihat adanya permasalahan yang terjadi dan akan diteliti yaitu mengenai
lemahnya
masalah suatu program yang telah berjalan
kurangnya
selama kurang lebih berjalan kurang dari
kemauan para pelaksanan program ditingkat
tiga tahun (2012-2014), akan tetapi program
desa
tersebut belum efektif. Maka berkaitan
sember
daya
membuat
komunikasi, manusia
dan
kegitan-kegiatan
yang
didanai oleh bantuan keuangan program
dengan
hal
tersebut,
penelitian
ini 5
REZA ARISTA SAPUTRA, NIM E01109063 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Tanjungpura
PublikA. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
menfokuskan pada Efektifitas Implementasi
Edward
III
dalam
Agustino
Program Bantuan Keuangan Percepatan
(2008:158) ada tiga indiktor yang dapat
Pembangunan Infrastruktur Dasar Pedesaan
digunakan dalam mengukur keberhasilan
Di Desa Sungai Paduan Kecamatan Teluk
variabel komunikasi, yaitu:
Batang Kabupaten Kayong Utara.
1. Transmisi,
Berdasarkan permasalahan yang ada,
yaitu
penyaluran
komunikasi yang baik akan dapat
maka penulis
mengarahkan penelitian ini
menghasilkan suatu implementasi
agar
jelas,
peneliti
membuat
yang baik pula.
sebagai
berikut:
Mengapa
2. Kejelasan, yaitu komunikasi yang di
Implementasi Program Bantuan Keuangan
terima oleh pelaksana kebijakan
Percepatan
harus
lebih
kesimpulan
Pembangunan
Infrastruktur
Dasar Pedesaan Belum atau Kurang Efektif Di Desa Sungai Paduan Kecamatan Teluk
jelas
dan
dan
tidak
membingungkan. 3. Konsistensi, yaitu perintah yang
Batang Kabupaten Kayong Utara.
diberikan dalam pelaksanaan suatu komunikasi harus konsisten dan jelas untuk ditetapkan dan dijalankan. b. Sumber Daya (Resources)
KAJIAN TEORI
Edward
III
dalam
Agustino
(2008:158) mengemukakan bahwa sumber
Implementasi Kebijakan Menurut George Edward III dalam
daya
merupakan
hal
penting
dalam
Winarno, 2002:126), ada empat faktor yang
implementasi kebijakan yang baik. Lebih
mempengaruhi
lanjut
proses
implementasi
Edward
III
menegaskan
bahwa
kebijakan yaitu:
bagaimana
jelas
dan
konsistennya
a. Faktor Komunikasi (Communication)
ketentuan-ketentuan
atau
aturan-aturan
Menurut Edward III dalam Agustino (2006:157-158), salah
satu
mempengaruhi publik,
komunikasi variabel
penting
implementasi
komunikasi
keberhasilan
merupakan
sangat
pencapaian
yang
tersebut, jika para pelaksana kebijakan yang bertanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan
kurang
mempunyai
sumber-
kebijakan
sumber daya untuk melakukan pekerjaan
menentukan
secara efektif, maka implementasi kebijakan
tujuan
dari
tersebut tidak akan efektif.
implementasi kebijakan publik. 6 REZA ARISTA SAPUTRA, NIM E01109063 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Tanjungpura
PublikA. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
c. Disposisi (Disposition) Menurut
Edward
organisasi mencakup dimensi fragmentasi III
(2005:142)
(fragmentation)
dan
standar
prosedur
mengemukakan bahwa disposisi merupakan
operasi (standar operation prodecure) yang
salah
mempunyai
akan memudahkan dan menyeragamkan
konsekuensi penting bagi implementasi
tindakan dari para pelaksana kebijakan
kebijakan yang efektif. Jika para pelaksana
dalam melaksanakan apa yang menjadi
mempunyai
bidang tugasnya.
satu
faktor
yang
kecenderungan
atau
sikap
positif terhadap implementasi kebijakan,
Dalam
penelitian
ini
peneliti
maka terdaapt kemungkinan yang besar
menggunakan teory Edward III, dengan
implementasi kebijakan akan terlaksana
argumentasi adalah bahwa penggunaan teori
sesuai dengan keputusan awal.
Edward III dalam penelitian ini tidak
Disposisi
kemauan,
dimaksudkan untuk di uji akan tetapi lebih
keinginan dan kecendrungan para pelaku
sebagai panduan atau pedoman bagi penulis
kebijakan untuk melaksanakan kebijakan
dalam
tadi secara sungguh-sungguh sehingga apa
penelitian dilapangan.
yang
menjadi
merupakan
tujuan
kebijakan
dapat
Di
rangka
lihat
untuk
dari
melaksanakan
berbagai
diwujudkan. Disposisi yang tinggi menurut
Implementasi
Edward
Matter
dikemukakan oleh Teori Edward III diatas,
pada tingkat keberhasilan
apabila dikaitkan dengan permasalahan
III
berpengaruh
dan
Van
Horn
pelaksanaan kebijakan. d. Struktur
Kebijakan
faktor
yang
telah
penelitian ini dalam program infrastruktur
Birokrasi
(Bureaucratic
Stucture)
dasar pedesaan di Desa Sungai Paduan adalah belum dan kurangnya komunikasi
Menurut Edwards III dalam Winarno
antara pelaksana program ditingkat desa
(2005:150) struktur birokrasi merupakan
dengan
faktor yang fundamental untuk mengkaji
kemampuan sumber daya manusia pelaksana
implementasi kebijakan publik. Struktur
program ditingkat desa serta kurangnya
birokrasi ini mencakup aspek-aspek seperti
disposisi atau kemauan untuk melaksanakan
struktur
program
organisasi
yang
ada
dalam
masyarakat,
Infradades
masih
dengan
lemahnya
sungguh-
organisasi yang bersangkutan, dan hubungan
sungguh sehingga apa yang menjadi tujuan
organisasi
program belum tercapai dengan efektif.
sebagainya.
dengan Oleh
organisasi karena
itu,
luar dan struktur
7 REZA ARISTA SAPUTRA, NIM E01109063 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Tanjungpura
PublikA. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
KERANGKA PIKIR PENELITIAN Peraturan Bupati Kayong Utara Nomor 14 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemberian Bantuan Keuangan Percepatan Infrastruktur Dasar Pedesaan (Infradades)
Penelitian ini dikatakan bersifat deskriptif kualitatif karena berusaha dan mencoba memberi tentang
gambaran keadaan
mengeksplor Penelitian 1.
2. 3.
Tidak ada komunikasi antara Tim Penyelenggara Kegiatan (TPK) dengan masarakat. Lemahnya sember daya manusia dalam melaksanakan kegiatan Kurangnya kemauan para Tim Penyelenggara Kegiatan (TPK) dalam Mengimplementasikan Program Bantuan Keuangan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dasar Pedesaan (Infradades)
secermat
yang
diteliti
kecenderungan deskriptif
ini
mungkin dengan perilaku. bertujuan
mengungkapkan dan memecahkan masalah berdasarkan data-data terkumpul dan yang nampak sebagaimana adanya sesuai dengan kondisi saat penelitian ini dilaksanakan. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Moleong (2011:6)
metode
penelitian
kualitatif,
penelitian yang untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
Menurut Edward III, faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan: 1. Komunikasi 2. Sumber Daya 3. Disposisi 4. StrukturBirokrasi
misalnya,
prilaku,
persepsi,
motivasi, tindakan dan lain-lain.
HASIL PENELITIAN
Implementasi Program Bantuan Keuangan Percepatan Keuangan Infrastruktur Dasar Pedesaan di Desa Sungai Paduan Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara
A. Komunikasi Faktor komunikasi sangat berpengaruh terhadap penerima kebijakan oleh kelompok sasaran, sehingga kualitas komunikasi akan
Tercapainya target pemerataan dan percepatan pembangunan infrastruktur yang di butuhkan masyarakat Desa Sungai Paduan
mempengauhi dalam mencapai efektivitas implementasi kebijakan publik. Denagan demikian, penyebaran isi kebijakan melalui komunikasi yang baik akan mempengaruhi terhadap implementasi kebijakan.
METODE PENELITIAN
Agar implementasi Peraturan Bupati penulis
Kayong Utara Nomor 14 Tahun 2014
menggunakan jenis penelitian deskriptif.
Tentang Tata Cara Pemberian Bantuan
Dalam
penelitian
ini
8 REZA ARISTA SAPUTRA, NIM E01109063 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Tanjungpura
PublikA. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Keuangan
Percepatan
Pembangunan
dasar pedesaan mulai masuk di Desa Sungai
Infrastruktur Dasar Pedesaaan dapat tercapai
Paduan sejak pertengahan tahun 2012.
dengan baik maka implementator harus
Namun pada saat itu menurut Kepala Desa,
memahami apa saja yang harus dilakukan
program infrastruktur dasar pedesaan baru
agar komunikasi dapat terlaksana dengan
sebatas
baik maka menurut Edward III membagi
(sosialisasi),
komunikasi dalam implementasi kebijakan
musawarah
mencakup beberapa aspek-aspek penting
pelaksanaan dan kegiataan-kegiataan dalam
yaitu :
bentuk
a. Tranformasi Informasi (transimisi) Tranformsi Informasi menghendaki agar
informasi
disampaikan kebijakan
tidak
kepada tetapi
juga
kepada
yang
informasi
disampaikan
desa.
dalam
Tahapan-tahapan
proyek-proyek
yang
di
biayai
program infrastruktur dasar pedesaan itu baru dilaksanakan pada akhir tahun 2012.
hanya
pelaksanan
penyampaiaan
Penyampaian Program
informasi
infrastruktur
dilakukan
dengan
mengenai
dasar
pedesaan
mengguNakan
cara
kelompok sasaran dan pihak yang
sosialisasi, sosialisasi dilakukan di desa
terkait.
sungai
b. Kejelasan Informasi (Clarity)
paduan
dengan
mengumpulkan
seluruh perangkat desa dan masyarakat,
Kejelasan informasi menghendaki
sosialisasi dilaksanakan oleh petugas dari
agar informasi yang jelas dan mudah
dinas
dipahami,
Pemerintah Desa, Perempuan Dan Keluarga
selain
itu
untuk
Badan Pemberdayaan Masyarakat,
menghindari kesalahan interprestasi
Berencana
dari pelaksana kebijakan.
Kordinasi
c. Konsistensi Informasi (Consistency)
(BPMPDPKB)
Infrastruktur
sebagai
Pelaksanaan Dasar
Tim
Program
Pedesaan
(TKPP)
Konsistensi Informasi menghendaki
Kabupaten Kayong Utara dan didampingi
agar Informasi yang disampaikan
oleh pihak kecamatan Teluk Batang.
harus
konsisiten
sehingga
menimbulkan pelaksana
kebijakan,
tidak
kebingungan kelompok
sasaran maupun pihak terkait. Berdasarkan keterangan kepala Desa Sungai Paduan, bahwa program infrastruktur
Mengenai mekanisme penyampaian informasi dan
sosialisasi ini, menurut
keterangan informan yang merupakan salah satu Staf Pemberdayaan pada Instansi Badan Pemberdayaan
Masyarakat,
Pemerintah
Desa, Perempuan Dan Keluarga Berencana 9
REZA ARISTA SAPUTRA, NIM E01109063 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Tanjungpura
PublikA. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
(BPMPDPKB) Kabupaten Kayong Utara
program atau kegiatan apa pun yang akan
dalam wawancara :
dilaksanakan
kami sudah
melakukan sosialisasi
didesa
kita
pasti
ada
pembritahuan desa melalui RT setempat,
program Infradades ke desa-desa. Kami di
Ketua RT
bantu oleh fasilitator kecamatan dengan
memberi
menyelenggarakan musawarah desa, karena
musawarah
program ini baru, kami berkodinasi dengan
infradades memang tidak ada sama sekali
pihak desa untuk melakukan sosialisasi.
pemberitahuan dari desa atau ketua RT.
Selain
menggunakan
metode
dialog,
yang jalan kerumah-rumah tahu Rt,
Dari diatas
poster
pelaksanaan
baleho
yang
menunjang
kegiatan sosialisasi”
masyarakat
luas
belum
memperoleh
informasi dari pihak-pihak yang terkait, sehingga masyarakat program
komunikasi
dalam
hasil
program
wawancara
mendapatkan penyampaian
dasar yang
dalam program
pedesaan belum
terjadi
baik
antara
masarakat luas. Masyarakat
belum
mendapatkan
pedesaan,
informasi
program
Berdasarkan pernyataan dari wawancara
pedesaan
dari
dengan
program ditingkat desa, hanya sebagian
salah
dasar
melakukan
pelaksana program tingkat desa dengan
belum memahami
infrastruktur
Tapi
penulis
infrastruktur
Namun di dapati dilapangan bahwa
Atau
penjelasan
sosialisasi dilakukan dengan media seperti atau
kami.
seorang
Warga
Masyrakat/Tokoh Pemuda adalah :
infrastruktur
pihak-pihak
dasar
pelaksanan
masyarakat yang diutamakan dan dilibatkan
program Infradades, waktu program
dalam
penyampaian informasi
ini masuk kedesa sungai paduan saya
infrastruktur
sebagai masyarakat desa sungai paduan
kepala Desa dengan keterwakilan aparatur
tidak
desa dan tokoh-tokoh masyarakat sudah
ada
musawarah.
mendapatkan Saya
hanya
undangan melihat
ada
dasar
pedesaan.
program Menurut
cukup untuk mewakili aspirasi masyarakat
beberapa baleho yang dipasang di depan
luas.
kantor desa, di perbatasan desa, dan dijalan
infrastruktur
ada
meningkatkatkan partisipasi masyarakat luas
beberapa
Mungkin
kami
baleho
yang
masarakat
dipasang. sini
sudah
diwakili oleh ketua RT dan kepala dusun.
dan
Padahal
tujuan dasar
menumbuh
dari
pedesaan
kembangkan
program adalah
swadaya
masyarakat.
Biasa nya kalau ada informasi mengenai 10 REZA ARISTA SAPUTRA, NIM E01109063 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Tanjungpura
PublikA. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Dari
penyampaian
informasi
B. Sumber Daya
sosialisasi terjadi komunikasi yang belum
Menurut
Edward
III
membagi
yang
mempengaruhi
baik antara pelaksana program tingkat desa
sumberdaya
dengan masyarakat luas, masyarakat belum
implementasi kebijakan menjadi beberapa
mendapatkan
program
aspek. Aspek-aspek itu lah yang harus
infrastruktur dasar pedesaan dari pihak-
diperhatikan dalam pelaksanaan program
pihak pelaksanan program ditingkat desa,
seperti
hanya
program Infradades di desa Sungai Paduan.
informasi
sebagian
diutamakan
dan
penyampaian infrastruktur
masyarakat
yang
dilibatkan
dalam
informasi dasar
pedesaan.
yang
Adapun
terjadi
pada
aspek-aspek
tersebut
program
sumberdaya
Padahal
(budgetary), fasilitas (facility).
keterwakilan aparatur desa dan tokoh-tokoh
manusia
Pelaksana
pelaksanaan
(staff),
program
ialah
anggaran
Infradades
masyarakat tidak serta merta merupakan
ditingkat desa adalah aparat desa dan TPK
representasi kalangan warga masyarakat
yang
luas, terutama dalam tujuan memberdayakan
musawarah desa. pada kenyataanya di Desa
masyarakat.
Sungai Paduan masih banyak pelaksana
Kurang
oleh
masyarakat
melalui
komunikasi
program Infradades yang kurang memahami
dalam pelaksanaan program infrastruktur
peran mereka dalam pelaksanaan program
dasar pedesaan di Desa Sungai Paduan,
Infradades,
mengakibatkan
kebingungan yang mengakibatkan belum
program
intensifnya
dipilih
proses
tersebut
pembangunan
implementasi
terutama
infrastruktur
desa
sehingga
menimbulkan
dalam
efektifnya
belum
Infradades yang sudah terealisasi.
kegiatan-kegiatan
program
sepenuhnya sejalan dengan tujuan dari
Diakui oleh bapak Kepala Desa dalam
program infrastruktur dasar pedesaan. Ada
wawancara, Sumber daya manusia yang ada
banyak hal yang masih banyak belum
masih dirasakan sangat
dimengerti oleh pelaksana program maupun
menunjang tugas pokok fungsi pelaksana
petugas TPK selaku tim pelaksana kegiatan
kebijakan. Selain itu sumber daya manusia
yang ada di setiap dusun.
yang
ada
masih
kurang dalam
kurang
terampil
dibidangnya hal ini dikarenakan Sumber daya manusia yang ada sekarang rata-rata hanya lulusan SD, SLTP dan SLTA. Sebagai 11 REZA ARISTA SAPUTRA, NIM E01109063 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Tanjungpura
PublikA. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
berikut hasil wawancara dengan Kepala
rendah
Desa :
pelatihan-pelatihan
Kami akui sember daya manusia dalam struktur desa masih sangat kurang, karena orang – orang yang ada di struktur desa hanya tamatan sekolah SD, SLTP, SLTA. Itu salah satu kelemahan kami di dalam struktur desa untuk mengelola dan mengembangkan
lebih
baik
Program-
Program yang ada. Menurut informasi yang diperoleh dari ketua TPK, diperoleh keterangan bahwa ada kecendrungan
pandangan
yang
sama
sebagaimana yang diungkapkan Kepala Desa,
yaitu
memperhatikan
kondisi
sumberdaya manusia sebagai pelaksana program Infradades selama ini, dimana kegiatan program belum terlaksana dengan baik, hal ini disebabkan belum memadainya kemampuan
manusianya
yang
tidak
memadai dan tidak kompeten dibidangnya, disebabkan kerena latar belakang pendidikan yang relatif rendah. Ditambah lagi selama ini belum pernah ada pelatihan-pelatihan berkait pelaksanaan program Infradades kepada aparatur desa dan TPK sehingga program
Infradades
belum
terlaksana
dengan efektif. Kualitas sumber daya manusia yang belum maksimal dan tidak kompeten, dikarenakan latar belakang pendidikan yang
dan
ditambah
lagi
mengenai
tidak
ada
program
kepada sumberdaya manusia. Sifat para sumber daya manusia pelaksana program Infrdades ditingkat desa cendrung terlihat belum bersungguh-sunguh melaksanakan program Infradades, yaitu kurang nya dedikasi para sumber daya manusia sebagai pelaksana ditingkat desa, hal ini terlihat dari tahapan penyampaian informasi program Infradades kepada masyarakat, masyarakat luas belum memperoleh informasi profram Infradades dari pihak-pihak yang terkait, ini membuat
masyarakat
tidak
tahu
dan
cendrung tidak peduli dengan program Infradades. Selanjutnya sifat para sumber daya manusia
sebagai
pelaksana
program
ditingkat desa terlihat dari data realisasi kegiatan program Infradades selama dua tahun. Kegiatan program Infradades yang sudah terealisasikan hanya berjalan apa adanya saja, tidak ada kegiatan yang bervariasi dan kegiatan hampir sama dari tahu pertama dan tahun kedua. Dari data tersebut dapat dilihat sifat sumber daya manusia sebagi pelaksana program ditingkat desa belum inovatif, tidak ada kratifitas untuk mencari hal-hal yang baru. Fasilitas infrastruktur desa yang cukup baik
namun
tidak
didukung
oleh 12
REZA ARISTA SAPUTRA, NIM E01109063 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Tanjungpura
PublikA. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
sumberdaya
manusia
yang
kompeten
dibidangnya merupakan kelemahan dalam
misalnya komitmen dan kejujuran yang tinggi.
pelaksanan program Infradades di Desa Sungai
Paduan.
Anggaran
dana
yang
Komitmen yang tinggi dari pelaksana kebijakan akan membuat mereka selalu
dicairkan tidak sesuai dengan proposal
antusias
pengajuan kegiatan yang sudah direcanakan
wewenag dan fungsi, tanggung jawab sesuai
oleh pihak desa, ini membuat program
dengan peraturan yang telah ditetapkan.
Infradades hanya berjalan apa adanya saja.
Sedangkan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
implementator untuk tetap berada dalam asa
faktor sumberdaya yang terdapat di Desa
program yang telah digariskan.
Sungai Paduan masih kurang baik dalam Implementasi Program Infradades.
dalam
melaksanakan
kejujuran
Berdasarkan
tugas,
mengarahkan
observasi
penulis
dilapangan, ada beberapa kegiatan program Infradades yang sudah terealisasikan fiktif, salah satunya kegiatan pembelian tanah
C. Disposisi Aspek disposisi atau sikap pelaksana sangat
mempengaruhi
implementasi kecendrungan
keberhasilan
kebijakan sikap
public
pelaksanan
akan
nampak pada seberapa jauh para pelaksana kegiatan
menerima
sepenuh
memahami hati
dengan dalam
mengimplementasikannya. Demikian
juga
sebaliknya
sikap
pelaksana program akan menolak untuk melaksanankannya jawab.
secara
Kecendrungan
bertanggung
perilaku
atau
karakteristik dari pelaksanaan kebijakan berperan
penting
untuk
mewujudkan
implementasi kebijakan yang sasuai dengan tujuan atau sasaran. Karakter penting yang harus dimiliki oleh pelaksana kebijakan
sekolah Rt.14 Dusun Sinar Timur, penulis tidak menumukan lokasi tanah sekolahan yang berada di Rt. 14 Dusun Sinar Timur. Ditambah lagi ketika penulis meminta laporan pertanggung jawaban kegiatan yang sudah terealisasikan kepada aparatur desa, penulis tidak menemukan laporan program dari semua yang sudah terealisasikan, ada pun laporan pertanggung jawaban kegiatan yang
penulis
temukan
sangat
membingungkan antara laporan pencairan tahap satu dengan tahap dua sangat berbeda. Menurut analisis penulis sehubungan dengan implementasi program infrastruktur dasar pedesaan di Desa Sungai Paduan tidak terlepas dari adanya sikap (kecendrungan) pelaksanaan program yang belum memiliki 13
REZA ARISTA SAPUTRA, NIM E01109063 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Tanjungpura
PublikA. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
komitmen yang tinggi dalam melaksanakan
faktor yang fundamental untuk mengkaji
Program Infradades. Hal tersebut antara lain
implementasi kebijakan publik. Struktur
disebabkan oleh lemahnya kesadaran dan
birokrasi ini mencakup aspek-aspek seperti
kemampuan dalam memahami teknis-teknis
struktur
dalam
organisasi yang bersangkutan, dan hubungan
menganalisis
mekanisme
dan
organisasi
prosedur pelaksanaan program seperti yang
organisasi
tertuang
sebagainya.
dalam
petunjuk
pelaksanaan
oprasional progam Infradades.
dengan Oleh
yang
ada
organisasi karena
dalam
luar dan
itu,
struktur
organisasi mencakup dimensi fragmentasi
Lebih lanjutnya, penulis melihat tidak
(fragmentation)
dan
standar
prosedur
ada kemauan yang kuat dan antusias untuk
operasi (standar operation prodecure) yang
mengelola
dasar
akan memudahkan dan menyeragamkan
pedesaan. Yang ada hanyalah kepentingan-
tindakan dari para pelaksana kebijakan
kepentingan Aparatur Desa antara lain
dalam melaksanakan apa yang menjadi
mengamankan agar prioritas kegiatan sesuai
bidang tugasnya. Jika tidak ada kejelasan
dengan keinginan mereka seperti kegiatan-
dan hubungan terhadap suatu standar dan
kegiatan fisik yang nanti prokyeknya jatuh
tujuan
ketangan mereka, kemudian agar yang dapat
standar dan tujuan sulit bisa dicapai. Dengan
mengerjakan
yang
demikian para pelaksana kebijakan dapat
mereka tunjuk, kepentingan agar mereka
mengetahui apa yang diharapkan darinya
mendapatkan jumlah keuntungan dari tiap
dan tahu apa yang harus dilakukan.
proyek
program
adalah
kegiatan
Sederhanya
adalah
infrastruktur
orang-orang
yang agar
kebijakan,
maka
yang
menjadi
dijalankan.
Secara umum penjelasan yang penulis
proyek-proyek
dapatkan dari TPK bahwa pelaksanaan
kegiatan mereka yang dapat dan kelola,
program
sehingga mereka yang mendapat keuntungan
memang tidak sesuai prosedur – prosedur
finansial
dan
dari
yang ada, sering terjadi pemangkasaan pada
kegiatan
program
dasar
prosedur mekanisme yang dilakukan oleh
keuntungan
lainya
infrastruktur
pedesaan.
dasar
pedesaan
Aparatur Desa, perencanaan dan tahapantahapan
D. Struktur Birokrasi
infrastruktur
program
infrastruktur
dasar
pedesaan yang seharus nya di lakukan oleh
Menurut Edwards III dalam Winarno
TPK melalui musawarah dusun namun
(2005:150) struktur birokrasi merupakan
lansung di ambil alih oleh Aparatur Desa. 14
REZA ARISTA SAPUTRA, NIM E01109063 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Tanjungpura
PublikA. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Aparatur desa yang menentukan kegiatan-
kepada pelaksana program ditingkat desa,
kegiatan apa saja yang menjadi program
serta masyarakat luas belum mendapatkan
infrastruktur dasar pedesaan, pihak TPK
informasi
program
hanya menanda tangani proposal pengajuan
pedesaan
dari
kegiatan yang sudah dibuat oleh pihak
program ditingkat desa. hal ini membuat
Aparatur Desa.
masyarakat
infrastruktur
pihak-pihak
belum
dasar
pelaksana
memahami
program
Dari penjelasan pihak TPK diatas
infrastruktur dasar pedesaan serta enggan
dapat dipahami yang terjadi adalah model
untuk terlibat dalam pelaksanaan kegiatan
birokrasi Tradisional, dalam Implementasi
program Infrdadades.
program infrastruktur dasar pedesaan di
b. Sumber Daya
Desa
Sungai
Panduan
menciptakan
pada
akhirnya
ketergantungan
aparat
Implementasi program infrastruktur dasar
pedesaan
dalam
pembangunan
birokrasi di tingkat bawah kepada aparat
infrasstruktur pedesaan belum didukung
birokrasi ditingkat atas. Dimana apabila
oleh sumber daya manusia yang kompeten
ditemui
dibidangnya,
Pihak
kondisi lapangan di tingkat desa TPK
untuk
mengambil
sebuah
belakang
ini
disebkan
pendidikan
para
oleh
latar
pelaksana
kebijakan atau tindakan tidak serta merta
program ditingkat desa sangat rendah, Serta
dapat mereka lakukan, harus terlebih dahulu
dukungan
meminta keterangan atau arahan dari kepala
sehingga membuat program infrastruktur
Desa.
dasar pedesaan hanya berjalan dengan apa
KESIMPULAN
adanya saja.
Belum
efektifnya
implementasi
program infrastruktur dasar pedesaan dalam rangka meningkatkan Infrastruktur desa diDesa Sungai Paduan Kecamatan Teluk Batang
Kabupaten
Kayong
Utara
dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu : a. Komunikasi Penyampain infrastruktur
dasar
Informasi pedesaan
Program belum
disosialisasikan dengan jelas dan intensif
dana
yang
tidak
memadai
c. Disposisi (Sikap Pelaksana) Implementasi program infrastruktur dasar pedesaan di Desa Sungai Paduan tidak terlepas dari adanya sikap (kecendrungan) pelaksanaan program yang belum memiliki komitmen yang tinggi dalam melaksanakan program infrastruktur dasar pedesaan. tidak ada kemauan yang kuat dan antusias untuk mengelola
program
infrastruktur
dasar
pedesaan. Yang ada hanyalah kepentingan15
REZA ARISTA SAPUTRA, NIM E01109063 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Tanjungpura
PublikA. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
kepentingan aparatur desa seperti kegiatan-
benar memahami dan mengerti program
kegiatan
sehingga
infrastruktur dasar pedesaan sesuai
mendapatkan keuntungan dari pelaksanaan
dengan petunjuk pelaksana dan sejalan
program Infradades.
dengan
d. Struktur Birokrasi
infrastruktur dasar pedesaan. Salah
pembangunan
Dalam
fisik,
Implementasi
tahapan-tahapan
program
program
satunya tahapan penyampaian Informasi
infrastruktur dasar pedesaan di Desa Sungai
program infrastruktur dasar pedesaan
Paduan terjadi model birokrasi Tradisional,
kepada
menciptakan
ditingkatkan
ketergantungan
aparat
masyarakat
luas
dengan
harus
mengunakan
birokrasi di tingkat bawah kepada aparat
berbagai media-media yang ada di Desa
birokrasi
Sungai Paduan. Sehingga terbuka ruang
terjadi
ditingkat
atas.
pemangkasaan
Menyebabkan pada
prosedur
publik lebih untuk memberi kesempatan
mekanisme yang dilakukan oleh aparatur
dan
desa dalam setiap tahapan-tahapan program
masyarakat luas terutama dari kalangan
Infradades.
menyebabkan
masyarakat yang menjadi sasaran untuk
dominan nya peran kepala desa dalam
terlibat dalam tahapan-tahapan kegiatan
implementasi program infrastruktur dasar
Program infrastruktur dasar pedesaan.
Sehingga
pedesaan di Desa Sungai Paduan.
b. Dapat
membuka
peluang
diketahui
bahwa
kepada
pelaksana
program infrastruktur dasar pedesaan ditingkat desa memiliki latar belakang pendidikan yang rendah, maka dari itu
SARAN Berdasarkan
kesimpulan
hasil
pelaksana program infrastruktur dasar
penelitian, dapat dikemukakan saran-saran
pedesaan
sebaai berikut :
pelaksana program infrastruktur dasar
a. Perlunya peningkatan sosialisasi dan
pedesaan ditingkat Kecamatan perlu
waktu sosialisasi yang panjang dalam
berupaya memberikan pendampingan,
penyampaian
program
bimbingan dan pembinaan baik melalui
infrastruktur dasar pedesaan kepada
pelatihan-pelatihan dan sebagainya, hal
seluruh
ini perlu dilakukan untuk meningkatkan
pihak
Informasi
pelaksana
program
ditingkat
daya
Kabupaten
manusia
dan
ditingkat desa. Hal ini bertujuan agar
sumber
pelaksana
pelaksana program ditingkat desa benar-
program infrastruktur dasar pedesaan 16
REZA ARISTA SAPUTRA, NIM E01109063 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Tanjungpura
PublikA. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
ditingkat
desa.
agar
sumber
daya
manusia Pelaksana Program ditingkat
aparat birokrasi ditingkat bawah kepada aparat birokrasi ditingkat atas.
desa memiliki kapasitas yang memadai dan kompeten dalam tahapan-tahapan Program infrastruktur dasar pedesaan. c. Perlunya pengawasan
pendampingan
dan
secara
oleh
lansung
pelaksana program tingkat kecamatan agar pelaksana program ditingkat desa memiliki sikap komitmen yang tinggi serta dapat memahami tahapan-tahapan dalam
menganalisis
mekanisme
prosedur
pelaksanaan
dan
program
seperti yang tertuang dalam petunjuk pelaksanaan
oprasional
program
infrastruktur dasar pedesaan. d. Implementasi
program
infrastruktur
dasar pedesaan guna pemberdayaan masyarakat,
dibutuhkan
proses
pembinaan yang intensif, terutama oleh tenaga fasilitator tingkat Kabupaten yang
memiliki
kualifikasi
dan
kompetensi dibidang pengorganisasian masarakat
dan
pemberdayaan
masarakat. Hal ini bertujuan agar para pelaksanan program ditingkat desa aktif dan
mengerti
tugasnya
dibidang
masing-masing. serta mengurangi dan menghilangkan pemangkasan prosedur agar tidak menciptakan ketergantungan
DAFTAR PUSTAKA
Dasar Kebijakan Publik. Bandung: CV. Alfabeta Badjuri, Abdulkahar., Teguh Yuwono. 2003. Kebijakan Publik : Konsep dan Strategi. Semarang : Universitas Diponegoro Humaidi, S.U., 1993. Mengenal Ilmu Kebijakan Publik. Pasuruan: Garoeda Buana Indah. Islamy, Irfan. 1992. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara. Moenir, H. A. S. 2006. Manajenen Pelayanan Umum Di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara Moleong, Lexy, 2011. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung : Remaja posda karya Mustopadidjaja. A. R., 1992. Studi Kebijaksanaan, Perkembangan dan Penerapannya dalam Rangka Administrasi dan Manajemen Pembangunan. Jakarta: LP FEUI. Nawawi, Ismail. 2009. Public Policy: Analisis, Strategi Advokasi teory dan praktik/ Surabaya: CV. Putra Media Nusantara Subarsono, AG. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitati, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
17 REZA ARISTA SAPUTRA, NIM E01109063 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Tanjungpura
PublikA. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Tachjan, H. 2006. Implenemtasi Kebijakan Publik. Cetakan I. Bandung: Pusli KP2W Unpad Wahab, Solichin Abdul. 2001. Pengantar Kebijakan Negara, Jakart: Rhimena Cipta Widodo, Joko. 2007. Analisis Kebijakan Publik konsep dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan Publik. Malang: Banyu Publishing. Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Jakarta: Media Pressindo Hidayat. 1986. Teori Efektifitas Dalam Kinerja Karyawan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta Prasetyo Budi Saksono, 1984.. Dalam Menuju SDM Berdaya.Bumi Aksara. Jakarta Anwar. 2005. Dalam Hubungan Dengan Konsep Pembangunan Daerah. PT. Media Tama. Jakarta. Ginting. S.P, 1998. Sistim Pemerintahan Desa. Gadjah Mada University Press. PT. Permata Artistika Kreasi. Depok. Emitai Etzioni 1994.Analisis Kebijakan. (Artikel) . Visimedia. Jakarta. Martoyo 1998 Sistim Pemerintahan Desa. (Artikel). Press. Yogyakarta Wresniwiro, 2007. Membangun Republik Desa. Visimedia. Jakarta. Komaruddin. 1994. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta Peraturan Pemerintah Peraturan Bupati Kayong Utara Nomor 14 Tahun 2012. Tentang Tata Cara Pemberian Bantuan Keuanagan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dasar Pedesaan.
18 REZA ARISTA SAPUTRA, NIM E01109063 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Tanjungpura