perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id i
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN DI MUKA BUMI (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010)
Skripsi Oleh: REZA YOHANA NIM K5406035
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
commiti to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN DI MUKA BUMI (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 SurakartaTahun Ajaran 2009/2010)
Oleh: REZA YOHANA NIM K5406035
SKRIPSI Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Reza Yohana. K5406035. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN DI MUKA BUMI (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi dan hasil belajar siswa kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010 dengan menggunakan metode Teams Games Tournament (TGT) pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi. Penelitian ini Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-4 sebanyak 39 siswa. Data diperoleh melalui dokumentasi, observasi, wawancara, angket dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Indikator kinerja yang harus dicapai adalah ketuntasan 80% motivasi dan hasil belajar. Hasil belajar pada siklus I menunjukan bahwa penerapan metode Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran geografi belum mampu meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian. Hal ini ditunjukkan pada motivasi siswa yang baru mencapai 67% dan hasil belajar siswa mencapai 67% dari jumlah siswa. Hasil penelitian siklus II terjadi peningkatan motivasi siswa menjadi 85% dan hasil belajar belajar siswa 82%. Hasil pada siklus II tersebut menunjukkan bahwa penggunaan metode TGT pada pembelajaran geografi disertai dengan pemberian motivasi, penilaian terhadap hasil kerja individu dan mengoptimalkan penggunaan media seperti makromedia flash dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Motivasi siswa dari siklus I ke siklus II meningkat 18% (siklus I = 67% dan siklus II = 85%). Hasil belajar siswa meningkat 15% dari siklus I ke siklus II (siklus I = 67% dan siklus II = 82%). Dengan demikian dapat diajukan rekomendasi bahwa penerapan metode TGT dapat meningkatkan hasil belajar geografi siswa kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT REZA YOHANA. K5406035. THE ATTEMPT OF IMPROVING THE GEOGRAPHY LEARNING MOTIVATION AND RESULT USING TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) LEARNING METHOD IN BASIC COMPETENCY OF ANALYZING HYDROSPHERE AND THE EFFECT ON LIFE ON THE EARTH SURFACE. (Clasroom Action Research on Class X-4 of SMA Muhammadiyah 1 Surakarta in Academic Year 2009/ 2010).Thesis, Surakarta: Teaching and Education Science Faculty of Sebelas Maret University Surakarta, August 2010. The aim of the research is to know student motivation and student learning result on class X-4 of SMA Muhammadiyah 1 Surakarta in academic year 2009/2010 using Teams Games Tournament (TGT) method in basic competency of analyzing hydrosphere and the effect on life on the earth surface. This research is Clasroom Action Research. The subject of the research is students on class X-4 in amount of 39 students. Instrument of data collecting in this research are documentation, observation, interview and test. Technique of analyzing data used is qualitative description. The indicator of work system needing to be achieved is 80% passing in learning motivation dan learning result. The learning outcome in the first cycle showed that TGT method in motivation reached 67% and student learning result reached 67% of total student number. In second cycle result, there is an increase in student motivation into 85% and student learning result into 82%. That result showed that use of TGT method in geography learning is accompained by motivation giving value and optimizing to use of media as makromedia flash can increase the student learning motivation and student learning result. The student motivation increase by 18% from cycle I to cycle II (cycle I =67% and cycle II =85%). The student learning result increase by 15% from cycle I to cycle II (cycle I =67% and cycle II =82%). So it can be recommended that the application of TGT method can improve student motivation and student learning result of geography on class X-4 of SMA Muhammadiyah 1 Surakarta in academic year 2009/2010.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus belajar akan menjadi pemilik masa depan (Mario Teguh) Jika anda dapat memimpikan dan meyakininya, anda dapat meraihnya (Rev. Jesse Jackson)
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Dalam naungan Allah SWT, kupersembahkan karya ini untuk: 1. Ibuku tercinta yang selalu mendoakan dan menguatkanku 2. Almarhum Bapak, segala doa kupanjatkan untuk kedamaian dan ketenanganmu di sana 3. Kedua kakakku Rosi dan Riki yang selalu menanyakan kabar skripsiku dan menyemangatiku tentunya 4. Seseorang yang berarti bagiku, terima kasih telah menemani perjalananku 5. Teman6. Almamaterku
commit to user viii
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya, skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Geografi. Selain karena kemudahan yang telah diberikan oleh-Nya, keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberi izin penelitian skripsi kepada penulis. 2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP-UNS yang telah memberi izin penulisan skripsi kepada penulis. 3. Drs. Partoso Hadi, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan izin penulisan skripsi. 4. Bapak Drs. Partoso Hadi, M.Si, selaku Pembimbing I yang telah memberikan banyak bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan penyusunannya. 5. Bapak Dr. M. Gamal Rindarjono, M.Si, selaku Pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan arahan hingga skripsi ini dapat terselesaikan. 6. Bapak Singgih Prihadi, S.Pd, M.Pd, selaku Pembimbing Akademik yang dengan sabar membimbing penulis pada tahun-tahun awal studi. 7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan perkuliahan dan penyusunan skripsi ini. 8. Drs. H. Tri Kuat, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Surakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Ibu Umi Rochyani selaku guru Geografi kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta yang telah membantu kelancaran penelitian. 10. Siswa-siswi kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. 11. Teman-teman seperjuangan
6 yang ikut memberikan sejarah bagi
hidupku. 12. Berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini mungkin masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Surakarta, Oktober 2010
Penulis
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN .............................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
iv
HALAMAN ABSTRAK INDONESIA ...........................................................
v
HALAMAN ABSTRAK INGGRIS ................................................................
vi
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
viii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
x
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xv
BAB I
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
B.
Perumusan Masalah ................................................................
7
C.
Tujuan Penelitian ....................................................................
7
D.
Manfaat Penelitian ..................................................................
8
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ........................................................................
9
1. Penelitian Tindakan Kelas.....................................................
9
2. Belajar Pembelajaran ............................................................
11
3. Metode Pembelajaran ............................................................
14
4. Motivasi Belajar ....................................................................
21
5. Hasil Belajar ..........................................................................
24
6. Menganalisis
Hidrosfer
dan
Dampaknya
terhadap
Kehidupan di Muka Bumi .....................................................
25
B. Penelitian yang Relevan .............................................................
36
C. Kerangka Pemikiran ...................................................................
38
D. Hipotesis Tindakan......................................................................
40
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian .......................................................................
41
B. Pendekatan Penelitian ................................................................
42
C. Sumber Data ...............................................................................
45
D. Teknik Pengumpulan Data .........................................................
46
E. Validitas Data .............................................................................
50
F. Teknik Analisis Data ...................................................................
51
G.
.............................................................
52
H.
..........................
52
A. Deskripsi Lokasi Penelitian.........................................................
55
1. Lingkungan Sekolah..............................................................
55
2. Karakteristik Guru.................................................................
60
3. Karakteristik Siswa ...............................................................
60
B. Deskripsi Hasil Penelitian ...........................................................
62
1. Kondisi Awal ........................................................................
62
2. Siklus I .................................................................................
64
3. Siklus II .................................................................................
79
BAB IV HASIL PENELITIAN
C. Pembahasan
................................................................
90
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................
98
B. Implikasi .....................................................................................
98
C. Saran ...........................................................................................
98
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 100 LAMPIRAN ..................................................................................................... 103
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman 1.
Tabel 1. Rata-Rata Nilai Ulangan Harian Geografi Kelas X ...............
2.
Tabel 2. Perbandingan Nilai Rata-rata Siswa Kelas X pada tiap
2
Kompetensi Dasar Tahun 2008. .............................................
4
3.
Tabel 3. Perbandingan Metode TGT dengan Metode STAD...............
18
4.
Tabel 4. Penelitian yang Relevan .........................................................
36
5.
Tabel 5. Jadwal Penyusunan Skripsi ....................................................
42
6.
Tabel 6. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa ...............................
48
7.
Tabel 7. Kategori Motivasi Belajar ......................................................
49
8.
Tabel 8. Ukuran Keberhasilan Penelitian ............................................
52
9.
Tabel 9. Jumlah Siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta .................
58
10. Tabel 10. Keadaan Guru dan Pegawai SMA Muhammadiyah 1 Surakarta ................................................................................
58
11. Tabel 11. Sarana Prasarana SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.............
59
12. Tabel 12. Motivasi Awal Siswa terhadap Mata Pelajaran Geografi. ......
62
13. Tabel 13. Nilai Awal Siswa ...................................................................
63
14. Tabel 14. Motivasi Siswa Siklus I ..........................................................
74
15. Tabel 15. Nilai Tes Formatif Siklus I.................. ...................................
75
16. Tabel 16. Hasil Tes Formatif Siklus I terhadap masing-masing indikator.................. ...............................................................
76
17. Tabel 17. Motivasi Siswa Siklus II.................. .......................................
88
18. Tabel 18. Nilai Tes Formatif Siklus II ....................................................
89
19. Tabel 19. Perbandingan Pembelajaran Awal dan Baru yang digunakan Guru ......................................................................................
91
20. Tabel 20. Perbandingan Kategori Motivasi Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II ..............................................................
94
21. Tabel 21. PerbandinganTingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Dilihat dari Nilai Tes Kondisi Awal, Siklus I Dan Siklus I ...
commit to user xiii
96
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Alur Pelaksanaan Tindakan dalam PTK ....................................................
10
2. Kerangka Pemikiran...................................................................................
39
3. Peta Lokasi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta .........................................
56
4. Peta Citra Lokasi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta....... .........................
57
5. Peta Persebaran Asal SMP Siswa Kelas X-4 Tahun Ajaran 2009/ 2010 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.............................................................
61
6. Histogram Motivasi Awal Siswa ...............................................................
63
7. Histogram Nilai Awal Siswa ......................................................................
64
8. Histogram Motivasi Siswa Siklus I ............................................................
74
9. Histogram Nilai Tes Formatif Siklus I .......................................................
75
10 Histogram Motivasi Siswa Siklus II ..........................................................
88
11. Histogram Nilai Tes Formatif Siklus II .....................................................
89
12. Histogram Perbandingan Kategori Motivasi Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II ..................................................................................
95
13. Histogram Perbandingan Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Dilihat dari Nilai Tes Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II...................................
commit to user xiv
97
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Lembar Angket Motivasi Belajar
Lampiran 2.
Lembar Observasi Terstruktur Untuk Siswa
Lampiran 3.
Kuesioner Tanggapan Siswa terhadap Cara Pembelajaran yang Dilaksanakan Guru
Lampiran 4.
Lembar Observasi untuk Guru
Lampiran 5.
Angket Karakteristik Guru Kolaborasi
Lampiran 6.
Pedoman Wawancara Guru
Lampiran 7.
Daftar Siswa Kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
Lampiran 8.
Nilai UAN
dan Asal Sekolah Siswa Kelas X-4 SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta Lampiran 9.
Silabus Siklus I
Lampiran 10.
Silabus Siklus II
Lampiran 11.
RPP Siklus I
Lampiran 12.
RPP Siklus II
Lampiran 13.
Validitas Instrumen Soal Tes Formatif Siklus I
Lampiran 14.
Validitas Instrumen Soal Tes Formatif Siklus II
Lampiran 15.
Kisi-Kisi Soal Tes Formatif Siklus I
Lampiran 16.
Soal dan Kunci Jawaban Tes Formatif Siklus I
Lampiran 17.
Kisi-Kisi Soal Tes Formatif Siklus II
Lampiran 18.
Soal dan Kunci Jawaban Tes Formatif Siklus II
Lampiran 19.
Soal dan Kunci Jawaban Diskusi Siklus I
Lampiran 20.
Soal dan Kunci Jawaban Diskusi Siklus II
Lampiran 21.
Peraturan Permainan Siklus I dan Siklus II
Lampiran 22.
Soal dan Kunci Jawaban Permainan Siklus I
Lampiran 23.
Soal dan Kunci Jawaban Permainan Siklus II
Lampiran 24.
Skor Motivasi Siswa pada Survei Awal
Lampiran 25.
Rata-Rata Nilai Ulangan Siswa pada Survei Awal
Lampiran 26.
Hasil Observasi Terstruktur untuk Siswa Siklus I
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 27.
digilib.uns.ac.id
Hasil Kuesioner Tanggapan Siswa terhadap Cara Pembelajaran yang Dilaksanakan Guru Siklus I
Lampiran 28.
Hasil Observasi untuk Guru Siklus I
Lampiran 29.
Skor Motivasi Siswa Siklus I
Lampiran 30.
Nilai Ulangan Siswa Siklus I
Lampiran 31.
Analisis Soal Tes Formatif Siklus I
Lampiran 32.
Hasil Observasi Terstruktur untuk Siswa Siklus II
Lampiran 33.
Hasil Kuesioner Tanggapan Siswa terhadap Cara Pembelajaran yang Dilaksanakan Guru Siklus II
Lampiran 34.
Hasil Observasi untuk Guru Siklus II
Lampiran 35.
Skor Motivasi Siswa Siklus II
Lampiran 36.
Nilai Ulangan Siswa Siklus II
Lampiran 37.
Pembagian Kelompok
Lampiran 38.
Materi Hidrosfer
Lampiran 39.
Dokumentasi Foto Kondisi Pembelajaran
Lampiran 40.
Profil SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
Lampiran 41.
Perijinan
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumberdaya manusia yang berkualitas merupakan kunci masa depan suatu bangsa.
Pendidikan
merupakan
kebutuhan
yang
sangat
penting
untuk
mengembangkan dan membina potensi sumberdaya manusia. Pendidikan merupakan investasi utama bagi setiap bangsa karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk. Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dasar untuk belajar, sehingga dapat menjadi pelopor dalam pembaharuan dan perubahan. Oleh karena itu, bidang pendidikan perlu mendapatkan perhatian, baik oleh pemerintah, masyarakat pada umumnya dan juga para pengelola pendidikan pada khusunya. Tantangan untuk meningkatkan mutu pendidikan yang akan mampu meningkatkan kualitas manusia dan meningkatkan mutu kehidupan harus dihadapi. Untuk mewujudkan keberhasilan dalam bidang pendidikan perlu adanya perhatian terhadap proses belajar di sekolah yang tak lepas dari peran serta guru sebagai pendidik dan siswa swa tidak hanya tergantung pada rencana pengajaran dan buku pelajaran yang baik saja, melainkan bergantung pula pada orang yang berdiri di muka kelas. Kalau orang itu mampu dan cakap menjalankan tugasnya, barulah dapat kita harapkan bahwa kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajarSejak tahun pelajaran 2006/ 2007 pemerintah telah menerapkan kurikulum baru yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penerapan Kurikulum yang digunakan saat ini yaitu KTSP mengharuskan siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Kurikulum ini mulai diberlakukan sejak tahun 2006 yang merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Pada kedua kurikulum ini, guru tidak lagi mendominasi pembelajaran (teacher centered) tapi menempatkan siswa sebagai subyek didik sehingga pendekatannya berpusat pada siswa (student
commit 1to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
centered). Namun pembelajaran dengan konsep teacher centered nampaknya masih sering diterapkan karena dianggap praktis dan mudah dilaksanakan. Pembelajaran yang digunakan guru geografi kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta juga masih menerapkan teacher centered. Pembelajaran
geografi
yang
dilaksanakan
di
kelas
X
SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta terutama kelas X-4 menemui kendala yaitu menyangkut hasil dan motivasi belajar yang masih rendah. Berdasarkan data yang diperoleh dari guru geografi kelas X SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, diketahui bahwa kelas X-4 memiliki rata-rata nilai ulangan paling rendah bila dibandingkan dengan kelas X yang lain. Berikut disajikan tabel rata-rata nilai ulangan harian geografi kelas X. Tabel 1. Rata-Rata Nilai Ulangan Harian Geografi Kelas X Kelas
Rata-Rata Nilai Ulangan
X-1
69,05
X-2
64,6
X-3
63,4
X-4
59,6
X-5
60,5
X-6
60,4
X-7
62,3
Sumber: Data Guru Pengampu Mata Pelajaran Geografi KelasX Pada saat ulangan, sebagian besar siswa kelas X-4 belum mencapai nilai 65 yang merupakan standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran geografi. Dari 39 siswa hanya 16 siswa (41%) yang mencapai KKM sehingga 23 siswa (59%) belum mencapai ketuntasan. Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh motivasi siswa. Jika siswa kurang memiliki motivasi maka hasil belajarpun kurang optimal. Sesulit apapun materi jika siswa memiliki motivasi yang tinggi maka siswa akan tetap belajar. Informasi awal mengenai motivasi belajar kelas X-4 diperoleh melalui wawancara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
guru dan observasi yang dilaksanakan pada tanggal 19 April 2010. Siswa kelas tersebut cenderung pasif ditandai dari ketidakberanian mengungkapkan pendapat maupun mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum dimengerti. Pada saat pembelajaran berlangsung banyak siswa tidak memperhatikan, mengantuk, hanya ada beberapa siswa yang mencatat penjelasan dari guru dan jika diberi tugas siswa suka mengulur waktu mengerjakannya. Sikap siswa tersebut memperlihatkan mengenai motivasi siswa yang masih rendah terhadap pembelajaran geografi. Motivasi siswa dapat disebabkan oleh kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya mata pelajaran geografi ataupun karena metode yang sering digunakan guru kurang menimbulkan ketertarikan siswa. Bersamaan dengan observasi motivasi siswa, peneliti juga melaksanakan observasi terhadap pembelajaran yang dilakukan guru. Berdasarkan observasi tersebut diperoleh informasi bahwa pembelajaran geografi kelas X masih menggunakan metode ceramah yang berpusat pada guru (teacher centered) serta penggunaan media yang kurang menarik. Guru menggunakan metode ceramah karena dirasa metode ini mudah dalam penerapannya dan sudah sering dilakukan. Kegiatan dalam pembelajaran banyak diisi dengan penyampaian materi sedangkan siswa mendengarkan penjelasan guru. Guru menyampaikan materi dengan berorientasi menghabiskan materi yang sangat padat sehingga kegiatan yang mengaktifkan siswa dalam pembelajaran kurang begitu mendapat perhatian. Dalam metode yang diterapkan guru ini, siswa hanya bersifat mendengarkan penjelasan dari guru dan tidak ada interaksi dari siswa terhadap materi yang diajarkan. Situasi belajar pasif yang didominasi guru menjadikan siswa cenderung jenuh dan mengantuk sehingga tidak berkonsentrasi dalam belajar. Berdasarkan pengalaman guru geografi mengajar kelas X, materi hidrosfer merupakan materi yang dianggap sulit. Guru memiliki kesulitan dalam memahamkan materi tersebut kepada siswa karena keterbatasan waktu untuk menyampaikan materi yang begitu luas meliputi siklus hidrologi, perairan darat dan perairan laut. Selain itu, kegiatan pembelajaran berupa penyampaian materi hidrosfer dengan metode ceramah saja dan tanpa kegiatan aktif bagi siswa untuk memahami konsep materi menjadikan situasi belajar membosankan sehingga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
siswa sulit menyerap materi. Apalagi dengan sikap siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran seperti ketidakberanian dalam mengungkapkan ketidakpahaman melalui pertanyaan sehingga semakin menyulitkan guru untuk memahamkan mereka. Dalam setiap ulangan harian yang diberikan sebagaian besar siswa belum mencapai batas KKM yaitu 65, sehingga guru perlu memberikan remidi. Berdasarkan perbandingan nilai pada tiap Kompetensi Dasar geografi kelas X semester genap tahun 2008, diperoleh data bahwa KD Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi termasuk rendah bila dibandingkan dengan KD lain. Berikut ini disajikan tabel perbandingan rata-rata nilai siswa kelas X semester genap pada tiap Kompetensi Dasar. Tabel 2. Perbandingan Nilai Rata-rata Siswa Kelas X pada tiap Kompetensi Dasar Tahun 2008. No. 1
Kompetensi Dasar
Nilai Rata-rata
Menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan
65,16
litosfer
dan
pedosfer
serta
dampaknya
terhadap
dan
dampaknya
terhadap
62,36
dan
dampaknya
terhadap
59,45
kehidupan di muka bumi 2
Menganalisis
atmosfer
kehidupan di muka bumi 3
Menganalisis
hidrosfer
kehidupan di muka bumi Sumber: Data Guru Pengampu Mata Pelajaran Geografi KelasX Data tersebut menunjukkan hasil belajar siswa masih rendah pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi. Oleh karena itu perlu diterapkan metode pembelajaran baru sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada KD tersebut. Di dalam pembelajaran kooperatif dikenal berbagai metode pembelajaran diantaranya yaitu Student Teams Achievement Division (STAD), Numbered Head Together (NHT), dan Teams Games Tournament (TGT). Penelitian ini menggunakan metode Teams Games Tournament (TGT). Metode Teams Games Tournament (TGT) memiliki kesamaan dengan metode STAD (Student Teams
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Achievement Division) yaitu dalam pembentukan kelompok dan pembagian materi, kecuali dalam satu hal yaitu kuis-kuis diganti dengan permainan. TGT memiliki banyak kesamaan dinamika dengan STAD, tetapi menggunakan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan (Slavin, 2009:14) Metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) mengelompokkan siswa secara heterogen misal dalam hal prestasi akademik dan jenis kelamin. Tahaptahap yang dilakukan dalam metode Teams Games Tournament (TGT) yaitu penyampaian materi (presentasi kelas), diskusi, permainan (turnamen) dan reward (penghargaan). Tahap pertama dalam metode Teams Games Tournament (TGT) adalah presentasi kelas. Guru hanya memberikan konsep-konsep pokok. Selanjutnya, pengembangan dari konsep-konsep tersebut dilakukan oleh siswa dalam bentuk kelompok. Dalam kelompok, siswa mendiskusikan konsep dan soal yang diberikan, membandingkan masing-masing jawaban dan membetulkan kesalahan dalam memahami konsep sehingga seluruh siswa terlibat secara langsung dalam penguasaan materi geografi. Kerja tim dipimpin oleh asisten yaitu siswa yang memiliki kemampuan lebih daripada teman-temannya. Jika ada kesulitan maka siswa yang merasa mampu harus mau membantu kesulitan teman sekelompoknya. Permainan didesain untuk menguji pengetahuan yang dicapai siswa dan disusun dalam pertanyaan-pertanyaan. Kegiatan permainan dalam Teams Games Tournament
(TGT)
memuat
penambahan
pengetahuan
dengan
konsep
pembelajaran yang menyenangkan. Kelompok yang mempunyai kinerja tinggi diberikan penghargaan oleh guru. Penghargaan yang diberikan dapat berupa nilai, hadiah atau piagam. Setiap anggota ikut bertanggung jawab atas keberhasilan kelompok tersebut sehingga diperlukan kerjasama diantara anggota kelompok dalam
memahami
materi
dan
dalam
menyelesaikan
masalah.
Metode
pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) juga memiliki keterbatasan yaitu membutuhkan manajemen waktu yang baik dan persiapan yang rumit yaitu mempersiapkan segala instrumen misal untuk diskusi dan permainan. Selain itu suasana kelas terkesan ribut dan kurang tertib.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
Metode Teams Games Tournament (TGT) disesuaikan dengan kondisi siswa kelas X-4 yang cenderung pasif dalam pembelajaran geografi seperti tidak memperhatikan guru, jarang ada siswa yang bertanya dan mengungkapkan pendapat. Selain itu, metode ini juga disesuaikan dengan Kompetensi Dasar yang menjadi materi penelitian yaitu Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi. Materi hidrosfer bersifat hafalan dan memiliki cakupan yang luas meliputi siklus hidrologi, perairan darat dan perairan laut. Pembelajaran akan membosankan dan siswa sulit menyerap materi jika kegiatan hanya diisi penyampaian materi dengan metode ceramah. Dalam metode Teams Games Tournament (TGT) terdapat variasi kegiatan yang melibatkan siswa secara aktif, dan melalui permainan siswa dapat lebih mudah memahami materi karena belajar dengan cara yang menyenangkan. Kegiatan aktif dalam metode ini menjadikan siswa mengalami proses pembelajaran secara alamiah sehingga hasilnya akan lebih mudah diingat. Dalam metode ini pembelajaran kelompok dilaksanakan dengan bantuan asisten sehingga siswa yang memiliki kemampuan lebih diantara teman lainnya dapat membantu teman sekelompoknya yang belum paham. Kegiatan permainan dalam metode ini dapat menyajikan materi hidrosfer yang memiliki cakupan luas dan bersifat hafalan menjadi kegiatan pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa akan lebih mudah menyerap materi. Permainan disusun dengan variasi soal yang banyak sehingga siswa dituntut untuk menguasai materi hidrosfer yang memiliki cakupan luas. Aktivitas belajar dengan permainan membuat siswa dapat belajar lebih rileks dan tanpa tekanan sehingga dapat menimbulkan ketertarikan siswa. Penghargaan diberikan
sebagai
pengakuan
terhadap
keberhasilan
kinerja
kelompok.
Penghargaan dapat memacu setiap siswa untuk berkompetisi dan menjalin kerjasama dengan siswa lain. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian
pendidikan
yang
berkaitan
dengan
pelaksanaan
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA KOMPETENSI DASAR
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
MENGANALISIS
HIDROSFER
KEHIDUPAN DI MUKA BUMI
DAN
DAMPAKNYA
TERHADAP
Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas
X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/ 2010. B. Perumusan masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan motivasi belajar geografi pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi siswa kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2009/ 2010? 2. Apakah metode pembelajaran TGT Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar geografi pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi siswa kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2009/ 2010? C. Tujuan Penelitian Sejalan dengan perumusan masalah, maka tujuan pokok penelitian ini yaitu 1. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar geografi pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi siswa kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2009/ 2010 melalui metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar geografi pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi siswa kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2009/ 2010 melalui metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Sumbangan untuk dunia pendidikan dalam rangka peningkatan motivasi dan hasil belajar geografi melalui metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). b. Masukan bagi peneliti lain yang bermaksud melakukan penelitian lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Memberi peluang siswa berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar mengajar. 2) Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi. b. Bagi Guru 1) Sebagai masukan bagi guru geografi tentang pentingnya keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar. 2) Mendapatkan wawasan pengetahuan tentang metode pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. 3) Meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan pembelajaran. c. Bagi Sekolah Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dan hasil belajar siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Suharsimi Arikunto (2009: 2-3) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi tiga kata, yaitu : 1. Penelitian Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2. Tindakan Tindakan adalah sesutu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian bebentuk rangkaian siklus kegiatan. 3. Kelas Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. PTK merupakan salah satu jenis penelitian tindakan yang bersifat praktis, karena penelitian ini menyangkut kegiatan yang dipraktekkan guru dalam tugasnya sehari-hari. Permasalahan yang diangkat untuk diteliti benar-benar merupakan permasalahan yang ada dalam pekerjaan guru. Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahakan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. PTK juga bertujuan untuk kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesionalnya. Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki
commit9 to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
berbagai persoalan dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan anak didik. Arikunto (2009:16) mengemukakan bahwa secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Langkah-langkah tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan ?
Gambar 1. Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto dkk, 2009: 16) Kegiatan perencanaan peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh, siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Kegiatan tersebut meliputi mengidentifikasi masalah menganalisis masalah, merumuskan masalah dan membuat hipotesa tindakan. Tahap berikutnya setelah perencanaan adalah pelaksanaan tindakan. Dalam PTK rincian tindakan yang dilakukan adalah langkah-langkah yang akan dilakukan, kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru dan yang diharapkan oleh siswa, serta jenis media pembelajaran dan jenis intrumen yang akan digunakan. Tahap pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
mencatat semua hal yang diperlukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Sedangkan pada tahap refleksi dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan
data yang terkumpul, kemudian
evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Keempat tahapan dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula. Jadi satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Salah satu ciri khas dalam PTK adalah adanya kolaborasi (kerja sama) antara praktisi (guru, kepala sekolah, siswa dan lain-lain) dan peneliti (dosen, mahasiswa, dan lain-lain). PTK juga dapat dilaksanakan sendiri oleh guru tanpa kerjasama dengan peneliti sehingga guru berperan sebagai peneliti sekaligus praktisi pembelajaran. 2.
Belajar Pembelajaran
a. Belajar Dalam seluruh proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak ditentukan oleh proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:7), Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Kegiatan belajar tidak dapat dipaksakan dari seseorang kepada orang lain, belajar harus dilakukan sendiri oleh individu secara aktif. Keterlibatan siswa secara langsung sangat penting dalam kegiatan belajar. es usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi atu aktivitas mental/ psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan - perubahan dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
pengetahuan - pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat ngan yang dipelajari siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal lain yang dapat dijadikan bahan ajar. Dengan demikian banyaknya hal yang terdapat dalam lingkungan dapat dijadikan sebagai bahan belajar melalui proses interaksi yang berkesinambungan. Adanya interaksi dengan lingkungan, maka fungsi intelek semakin berkembang. Senada dengan penjelasan di atas, pengertian belajar menurut Uno seseorang
setelah
mempelajari
suatu
obyek
(pengetahuan,
sikap
atau
yang terjadi pada diri seorang anak. 7Perubahan yang dimaksud hendakya perubahan yang mengarah pada hal-hal yang bersifat positif. Menurut Gulo (2002 : 74), Belajar adalah aktivitas manusia dimana semua potensi manusia dikerahkan. Kegiatan ini tidak terbatas hanya pada kegiatan mental intelektual, tetapi juga melibatkan kemampuan-kemampuan yang bersifat emosional bahkan tidak jarang melibatkan kemampuan fisik. Rasa senang atau tidak senang, tertarik atau tidak tertarik, simpati atau antipati, adalah dimensidimensi emosional yang turut terlibat dalam proses belajar tersebut. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang yang terjadi akibat adanya usaha yang dilakukan oleh orang itu sendiri. Perubahan itu berbentuk kemampuan kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu relatif lama, perubahan perubahan tersebut terjadi karena usaha sadar yang dilakukan individu yang sedang belajar. b. Pembelajaran
sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor ekstern d
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa
Sagala (2005:64) mengemu yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi. Lebih lanjut kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari sesuatu
kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa ya Dimyati dan Mudjiono (1999:76) menyatakan bahwa pembelajaran tidak mengabaikan karakteristik pebelajar dan prinsip-prinsip belajar. Oleh karena itu dalam program dalam belajar. Dengan demikian guru dituntut untuk memusatkan perhatian, mengelola, meganalisis dan mengoptimalkan hal-hal yang berkaitan dengan (1) perhatian dan motivasi belajar siswa, (2) keaktifan siswa, (3) optimalisasi keterlibatan
siswa,
(4)
melakukan
pengulangan-pengulangan
belajar
(5) pemberian tantangan agar siswa bertanggung jawab, (6) memberikan balikan dan penguatan terhadap siswa dan (7) mengelola proses belajar sesuai perbedaan individual siswa. Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari pengajar untuk membuat proses belajar atau membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor internal yang datang dari individu dan faktor eksternal yang datang dari lingkungan individu. Seseorang yang melakukan kegiatan pembelajaran harus membawa siswa ke arah perubahan tingkah laku yang positif. Sehubungan dengan hal tersebut, guru tidak hanya menyampaikan informasi saja, tetapi membimbing siswa ke arah perubahan yang lebih baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
3. Metode Pembelajaran a. Pengertian Metode Pembelajaran Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua unsur pokok yaitu unsur kegiatan guru dan unsur kegiatan murid. Dalam proses belajar mengajar, di satu pihak guru melakukan kegiatan atau perbuatan-perbuatan dimana murid melakukan serangkaian kegiatan atau perbuatan yang disediakan oleh guru, yaitu kegiatan belajar yang terarah pada tujuan yang hendak dicapai. Dalam proses membimbing dan memfasilitasi, guru memungkinkan siswa dapat belajar secara optimal serta kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode yang dapat mencapai hasil belajar yang diinginkan. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, metode pembelajaran merupakan salah satu penentu tercapainya tujuan belajar. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa siswa-siswa tidak menyukai guru karena metode yang digunakan guru tidak tepat, dampaknya hasil belajar siswa menjadi rendah. Ada beberapa pengertian mengenai metode pembelajaran. Metode pembelajaran menurut Slameto (2003:65) adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam pembelajaran. Sedangkan menurut Uno (2007:2), metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru dalam
menjalankan
fungsinya
merupakan
alat untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran, metode pembelajaran lebih bersifat prosedural yang berisi tahapan tertentu. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk mencapai suatu tujuan. Seorang guru diharapkan dapat menguasai berbagai metode serta memilih metode pembelajaran yang tepat sehingga proses pembelajaran di kelas dan proses belajar siswa dapat berjalan efektif dan efisien. Pemilihan metode yang tepat disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, waktu, kondisi kelas, tujuan pembelajaran yang diinginkan dan lain-lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
b. Metode Teams Games Tournament (TGT) 1). Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran
kooperatif
adalah
suatu
pembelajaran
yang
melibatkan kerjasama dalam kelompok yang mempunyai tanggung jawab bagi individu maupun kelompok terhadap tugas-tugas. Oickle dan Slavin dalam Susan Bawn (2007: 4) menyatakan bahwa, is a model of teaching to investigate for the purpose of eliminating the achievement gap. While traditional methods focusing on individualism in schools may attribute to the achievement gap, cooperative learning Hal ini berarti pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang melibatkan kerjasama kelompok.
Kerja kelompok merupakan bagian dan bukan
hanya sekedar cara untuk mencapai tujuan. Tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah pencapaian hasil belajar, penerimaan keberagaman dan keterampilan sosial. Dalam kerjasama kelompok, masing-masing anggota dituntut untuk melibatkan diri secara optimal sehingga dapat memajukan kelompoknya untuk menjadi yang terbaik. Hal ini berarti masing-masing anggota harus memiliki tanggung jawab sebagai anggota kelompok yang menentukan
keberhasilan
diri
dan
kelompoknya.
Seperti
yang
diungkapkan Johnson dan Johnson dalam Susan Bawn (2007: 4) bahwa, positive interdependence. Positive interdependence is when students believe they can reach their learning goals only when other students in their cooperative group also reach their goals. Positive interdependence means that individual accountability must occur. Cooperative groups work Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan menutup kesenjangan dalam pemahaman mereka (Slavin, 2009:4).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
Dalam
pembelajaran
kooperatif,
guru
merancang
struktur
kelompok dan tugas-tugas kelompok yang memungkinkan setiap siswa untuk belajar dan mengevaluasi dirinya dan teman kelompoknya dalam penguasaan dan kemampuan memahami materi. Siswa dikondisikan untuk mampu berperan bekerja sama dengan kelompoknya. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi dan saling membantu teman sekelompok mencapai ketuntasan Unsur pembelajaran kooperatif menurut Lie (2008:31) terdiri dari lima unsur yaitu (1). Saling ketergantungan positif Keberhasilan kelompok sangat bergantung pada usaha setiap anggota kelompoknya. Setiap anggota diberi tugas berlainan kemudian bertukar informasi. Dengan cara ini, mau tidak mau setiap anggota kelompok merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang lain berhasil. (2). Tanggung jawab perseorangan Setiap anggota kelompok harus mempunyai tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan. Setiap anggota kelompok akan meuntutnya untuk melaksanakan tugasnya agar tidak menghambat yang lain. (3). Tatap muka Setiap anggota kelompok bertemu dan berdiskusi. Inti dari kegiatan ini adalah menghargai perbedaan dan memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan dari masing-masing anggota kelompoknya. (4). Komunikasi antar anggota Keberhasilan suatu kelompok sangat bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat. (5). Evaluasi proses kelompok Evaluasi dilaksakan untuk mengetahuai apakah dalam setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dengan baik. Agar siswa dapat bekerjasama dengan baik di dalam kelompoknya perlu diajarkan keterampilan-keterampilan kooperatif pada peserta didik. Keterampilan-keterampilan tersebut sebagai berikut: (1). Berada dalam tugas (2). Mengambil giliran dan berbagi tugas (3). Mendorong partisipasi (4). Mendengarkan dengan aktif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
(5). Bertanya Agar siswa dapat bekerjasama dengan baik di dalam kelompoknya perlu diajarkan keterampilan-keterampilan kooperatif pada peserta didik. Keterampilan-keterampilan tersebut sebagai berikut: Menurut Lie (2008:55), ada beberapa metode pembelajaran kooperatif, yaitu : (1) Make a Match ( Mencari Pasangan), (2) Bertukar Pasangan,
(3) Thing Pair Share, (4) Berkirim salam dan soal, (5)
Numbered Heads (Kepala bernomor), (6) Kepala bernomor terstruktur, (7) Dua
Tamu Dua Tinggal, (8) Keliling
Kelompok, (9) Kancing
Gemerincing, (10) Keliling Kelas, (11) Lingkaran Kecil Lingkaran Besar, (12) Tari Bambu, dan (13) Jigsaw Metode-metode pembelajaran kooperatif menurut Slavin (2009:11) dibedakan menjadi : (1). Student Teams Achievement Divisions (STAD) (2). Teams Games Tournamet (TGT) (3). Jigsaw (4). Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) (5). Teams Assisted Individualization (TAI) 2). Metode Teams Games Tournament (TGT) Metode Teams Games Tournament (TGT) merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif. Metode ini menggunakan pelajaran yang sama yang disampaikan guru dan tim kerja sama seperti Student Teams Achievement Divisions (STAD). Dalam STAD, siswa dibentuk kelompok secara heterogen, kemudian guru menyampaikan pelajaran lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa anggota tim telah menguasai pelajaran, selanjutnya semua siswa mengerjakan kuis. TGT hampir sama dengan STAD menggantikan kuis dengan turnamen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
Tabel 3. Perbandingan Metode TGT dengan Metode STAD Metode
TGT
STAD
Pembentukan
kelompok beranggotakan 4-5
kelompok beranggotakan 4-5
kelompok
siswa yang heterogen
siswa yang heterogen
berdasarkan jenis kelamin,
berdasarkan jenis kelamin,
ras, nilai akademis, dan
ras, nilai akademis, dan
sebagainya.
sebagainya.
Tahap-tahap
- Presentasi Kelas
-
Presentasi Kelas
- Kerja Kelompok
-
Kerja Kelompok
- Permainan
-
Kuis
- Penghargaan
-
Penghargaan
Tipe pembelajaran
TGT mengkombinasikan
STAD lebih bersifat
kooperatif
pembelajaran kooperatif
kooperatif yang murni
dengan game/ permainan Kelebihan
Kekurangan
Memotivasi siswa karena
Mendorong siswa berdiskusi,
belajar dikombinasikan
saling bantu menyelesaikan
dengan game /menggunakan
tugas, menguasai dan pada
permainan dan siswa dilatih
akhirnya menerapkan
untuk bekerjasama.
keterampilan yang diberikan
Dalam penerapannya
Dalam penerapannya
membutuhkan manajemen
membutuhkan manajemen
waktu yang baik.
waktu yang baik.
Persiapan yang rumit.
Mengacu pada belajar kelompok sehingga kurangnya kesempatan untuk individu.
Penerapan metode Teams Games Tournament (TGT) yaitu dengan dibentuk kelompok-kelompok kecil siswa yang heterogen seperti dalam hal kemampuan belajar, ras, jenis kelamin dan prestasi akademik. Seperti yan
Teams Games
Tournament (TGT) is based on a grouping of four to five students per
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
group. The different groups are each heterogeneous in respect of the de group. Kegiatan-kegiatan dalam metode ini dirancang untuk mengaktifkan siswa. Tujuan utamanya adalah kerja sama antar sesama anggota kelompok dalam suatu tim sebagai persiapan menghadapi turnamen yang dipersiapkan antar kelompok dengan pola permainan yang dirancang oleh guru. Aktivitas belajar dengan permainan dalam turnamen yang dirancang dalam pembelajaran memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Berikut
langkah-langkah
yang
dilakukan
dalam
metode
pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) : (1). Presentasi kelas Pada tahap ini guru menjelaskan materi sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan di depan kelas. Siswa harus memperhatikan selama penyajian kelas karena dengan demikian akan membantu mereka mengerjakan soal dengan baik dan skor mereka menentukan posisi kelompok. (2). Tim Tim dalam Teams Games Tournament (TGT) terdiri atas 4-5 siswa dengan latar belakang yang heterogen, yaitu prestasi akademik, jenis kelamin, ras, atau etnis yang bervariasi. Pada penelitian ini kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan prestasi akademik dan jenis kelamin. Setelah guru menyampaikan materi, kelompok bertemu untuk mempelajari lembar kerja atau materi lain. Seringkali dalam pembelajaran tersebut melibatkan siswa untuk mendiskusikan soal bersama, membandingkan jawaban dan mengoreksi miskonsepsi jika teman sekelompok membuat kesalahan. Pada anggota kelompok ditekankan untuk menjadi yang terbaik bagi timnya dan dalam memberikan dukungan untuk meningkatkan kemampuan akademik anggotanya selama belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
(3). Turnamen atau kompetisi Turnamen
merupakan
struktur
game
(permainan)
yang
dimainkan. Game disusun dari pertanyaan-pertanyaan yang isinya relevan dan didesain untuk menguji pengetahuan siswa dari penyajian materi dan latihan tim. Dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunkan permainan Roda Impian. Roda Impian merupakan sarana permainan berupa suatu roda bernomor yang dimainkan dengan cara diputar. Bermain Roda Impian seperti sedang mengikuti acara kuis berhadiah. Oleh karena itu saat permainan berlangsung suasana diusahakan kondusif dan semenarik mungkin. Permainan ini tidak ada bantuan huruf atau kisi-kisi jawaban, sehingga siswa harus menguasai materi pelajaran. Supaya dapat menjawab dengan benar, diperlukan koordinasi dan kerjasama kelompok
sehingga
kontribusi
individu
sangat
menentukan
keberhasilan tim. Penguasaan materi pelajaran dan kreativias siswa merupakan
modal
untuk
bertanding.
Suasana
yang
menarik/
menyenagkan menyebabkan siswa bersemangat dan memacu untuk melakukan yang terbaik. Turnamen biasanya diselenggarakan pada akhir pekan atau unit, setelah guru melaksanakan penyajian materi dan tim telah berlatih dengan lembar kerja. (4). Penghargaan Penghargaan diberikan kepada tim yang mendapat skor tertinggi dan diberikan hadiah sebagai motivasi belajar. Dengan metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) diharapkan bisa merangsang siswa untuk lebih siap belajar tanpa ada rasa takut untuk mempelajarinya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
4. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Motivasi merupakan hal yang sangat penting dimiliki siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sesulit apapun materi jika siswa memiliki motivasi yang tinggi maka siswa akan tetap belajar. yang menjadi pendorong kegiatan individu disebut motivasi, yang menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu Sejalan
dengan
pendapat
James.O.Whittaker
dalam
Darsono
(2000:61)
men dalam psikologi, yang meliputi kondisi-kondisi atau keadaan internal yang mengaktifkan atau memberi kekuatan kepada organisme, dan mengarahkan tingkah laku organisme mencapai tuj
tercakup konsep-konsep, seperti kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan
proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah kan menurut Sardiman (1990:75) -kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukakan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka tumbuh dari dalam diri seseorang. motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga yang dikehendaki
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
b. Jenis Motivasi sumber yang menimbulkannya, motif Motivasi intrinsik berasal dari dalam individu. Motivasi intrinsik merujuk pada motivasi yang telah diinternalisasi dan menjadi penggerak untuk melakukan sesuatu untuk keuntungan atau kebanggaan mereka sendiri. Sedangkan motivasi ekstrinsik merujuk pada kebutuhan untuk menyelesaikan tugas atau menjalankan suatu aktivitas karena adanya dorongan dari luar. Motivasi intrinsik berisi : Penyesuaian tugas dengan minat Perencanaan yang penuh variasi Umpan balik atas respon siswa Kesempatan respon peserta didik yang aktif Kesempatan peserta didik untuk menyesuaikan tugas pekerjaannya. Motivasi ekstrinsik berisi : 1). Penyesuaian tugas dengan minat 2). Perencanaan yang penuh variasi 3). Respon siswa 4). Kesempatan peserta didik yang aktif 5). Kesempatan peserta didik untuk menyesuaikan tugas pekerjaannya 6). Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar (Uno, (2007:9) menjadi motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif primer adalah motif bawaan, tidak dipelajari. Sedangkan motif sekunder adalah motif yang diperoleh dari belajar melalui pengalaman. Hal ini berbeda dengan motivasi primer. Motivasi sekunder memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. c. Fungsi Motivasi Dalam kegiatan belajar, motivasi sangatlah diperlukan. Tanpa adanya motivasi, siswa akan pasif dan proses belajar tidak akan mencapai tujuan. Uno (2007:27) menjelaskan ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar pembelajaran, antara lain dalam : 1). Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. 2). Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajarinya itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak. 3). Menentukan ketekunan belajar. Seorang anak yang sudah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. Sardiman (1990 : 85) mengemukakan 3 fungsi motivasi sebagai berikut : 1). Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan. 2). Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatannya yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3). Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatanperbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. d. Teknik Memotivasi Siswa Guru perlu mengupayakan cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Upaya terebut dapat ditempuh melalui berbagai cara, diantaranya: 1). Pernyataan penghargaan secara verbal. 2). Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan. 3). Menimbulkan rasa ingin tahu. 4). Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa. 5). Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa. 6). Memberikan pengalaman sukses dan keberartian pada siswa. 7). Menjelaskan hubungan antara usaha dan strategi yang digunakan dengan hasil yang didapatkan. 8). Menggunakan materi yang sudah dikenal siswa sebagai contoh belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
5. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan tolok ukur keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Sudjana (2005 kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman juga kecakapan dan keterampilan dalam melihat, menganalisis dan memecahkan masalah (Syaodih, 2003:179). Menurut Sudjana (2005:22), Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi 3 ranah yaitu ranah kognitif, ranah Perinciannya sebagai berikut : 1). Ranah Kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. 2). Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan internalisasi. 3). Ranah Psikomotor Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Meliputi gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan dan ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan ajar. Hasil belajar dapat dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kompetensi pelajaran yang dapat dikuasai siswa. Hasil belajar siswa dapat diukur dengan menggunakan tes yang diselenggarakan guru sendiri pada setiap akhir pertemuan pelajaran ataupun dapat dilakukan Depdiknas yang berupa ujian akhir pertanyaan yang harus dijawab atau tugas yang harus dikerjakan oleh siswa yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
seseorang atas pertanyaan-pertanyaan tersebut diperoleh suatu ukuran mengenai karakteristik orang tersebut yang berhubungan dengan penguasaan materi pelajaran. Sedangkan menurut Sudjana (2005:35), Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk perbuatan (tes lisan), tulisan (tes tertulis) dan perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya digunakan dalam untuk menilai siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaraan. 6. Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi a. Siklus Hidrologi dan Unsur-Unsurnya 1) Pengertian hidrosfer Hidrosfer berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu hydro yang berarti air dan sphere yang berarti bulatan. Jadi hidrosfer adalah daerah perairan yang mengikuti bentuk bumi yang bulat. Ilmu yang mempelajarinya disebut hidrologi. Air di bumi tidak pernah habis dan jumlahnya relatif tetap karena terdapat siklus hidrologi. Siklus ini merupakan proses peredaran air secara berurutan dan terus-menerus. Air tersebut dapat berbentuk butir cairan, hablur es dan uap air di atmosfer. (Hestiyanto, 2004:129) 2) Siklus Hidrologi Siklus hidrologi adalah suatu proses peredaran atau daur ulang air secara yang berurutan secara terus-menerus. Siklus hidrologi dibedakan menjadi tiga yaitu : a) Siklus pendek Air laut menguap, mengalami kondensasi menjadi awan dan hujan, lalu jatuh ke laut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
b) Siklus Sedang Air laut menguap, mengalami kondensasi dan angin membawa air, mambentuk awan dibatas daratan, jatuh sebagai hujan lalu mengalir melalui sungai-sungai, selokan dan sebagainya hingga kembali lagi ke laut. c) Siklus Panjang Air laut menguap menjadi gas kemudian membentuk kristal-kristal es di atas laut, dibawa angin ke daratan (pegunungan tinggi), jatuh sebagai salju, membentuk gletser, masuk ke sungai lalu kembali ke laut. (Hestiyanto, 2004:130) Unsur-unsur utama siklus hidrologi: a) Evaporasi Evaporasi merupakan penguapan benda-benda abiotik (benda mati) b) Transpirasi Transpirasi merupakan penguapan air dari tumbuh-tumbuhan melalui bagian daun, terutama stomata atau mulut daun. c) Evapotranspirasi Merupakan kombinasi antara proses evaporasi dan transpirasi. d) Kondensasi Proses perubahan wujud uap air menjadi titik-titik air. e) Presipitasi Segala curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan air, salju, dan es. f)
Run Off (Aliran Permukaan) Pergerakan aliran air di permukaan tanah melalui saluran sungai maupun anak sungai.
g) Infiltrasi Perembesan air ke dalam tanah melalui pori-pori tanah. (Hestiyanto, 2004:130)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
b. Perairan Darat 1) Air tanah Air tanah (ground water) adalah air yang terdapat di bawah permukaan tanah di dalam zona jenuh (saturation). (Ariwibowo, 2007:134) Faktor-faktor yang mempengaruhi kedalaman air tanah : Permeabilitas tanah Tanaman penutup Jauh dekatnya laut/ danau Kemiringan lereng Berdasarkan kemampuan meloloskan air, lapisan batuan terdiri dari: a) Lapisan kedap air Pada lapisan ini kadar pori lapisan kedap sangat kecil, sehingga kemampuan meloloskan air juga sangat kecil. b) Lapisan tak kedap air Kadar pori tak kedap air cukup besar sehingga kemampuan dalam meneruskan air juga besar. Berdasarkan letaknya, air tanah dibedakan menjadi : a) Air tanah dangkal (freatik) Air dangkal adalah air tanah yang terletak di atas lapisan batuan kedap air. b) Air tanah dalam Air tanah dalam yaitu air tanah yang terletak diantara dua lapisan kedap air. Air tanah dalam merupakan sumber air yang tidak pernah kering. 2) Sungai dan DAS (Daerah Aliran Sungai) Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan bermuara di laut, danau atau sungai yang lebih besar. Pola utama saluran sungai a) Lurus (straight channels) b) Anyaman (braided channels)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
c) Meander (mendering channels) (Hestiyanto, 2004:130) Jenis Sungai Berdasarkan Asal Airnya a) Sungai hujan b) Sungai gletser c) Sungai mata air d) Sungai campuran (Ariwibowo, 2007:142) Jenis Sungai Berdasarkan Intensitas Aliran a) Sungai Intermitten (Periodik) Sungai yang ada air hanya musim hujan dan kering pada musim kemarau. b) Sungai Episodik (Perenial) Sungai yang aliran airnya selalu ada, tetapi saat musim kemarau debit alirannya menurun. (Ariwibowo, 2007:142) Jenis Sungai Berdasarkan Pola Alirannya a) Pola Aliran Dendritik Pola aliran ini berbentuk seperti pohon yang memiliki cabang atau ranting. Pola aliran merupakan pertemuan antara sungai induk dengan anak-anak sungainya yang membentuk sudut lancip/ tumpul. Pola aliran ini biasanya terdapat di daerah dataran rendah atau pantai. b) Pola Aliran Radial Pola aliran ini dibedakan menjadi dua yaitu radial sentrifugal (menyebar) dan radial sentripetal (memusat). c) Pola Aliran Trelis Pola aliran sungai ini dicirikan dengan percabangan anak-anak sungai pada sungai utama yang membentuk sudut siku-siku, akan tetapi induk-induk sungainya paralel dengan lembah-lembah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
pegunungan. Pola ini dijumpai pada kompleks pegunungan lipatan dan patahan. d) Pola Aliran Rektanguler Pola aliran sungai ini saling membentuk sudut siku atau hampir siku-siku. Terjadi pada daerah patahan dan rekahan. e) Pola Aliran Annular Pola aliran ini menunjukkan ciri aliran terpencar, tetapi sungai orde satu berpusat pada orde dua yang melingkar. Pola aliran demikian terdapat di daerah pegunungan yang berbentuk dome. f) Pola Aliran Paralel Pola aliran ini sejajar. Dapat dijumpai pada daerah perbukitan yang memanjang dengan kemiringan lereng yang curam. (Ariwibowo, 2007:144) Jenis Sungai Berdasarkan Struktur Geologi (batuan) a) Sungai Anteseden b) Sungai Epigenesa (Hestiyanto, 2004:134) Jenis Sungai Berdasarkan Arah Jurus Kemiringan Formasi Batuan di Bawahnya a) Sungai Konsekuen b) Sungai Subsekuen c) Sungai Obsekuen d) Sungai Resekuen e) Sungai Insekuen (Ariwibowo, 2007:143) DAS merupakan bentuk dari kumpulan berbagai jenis sungai pada suatu tempat tertentu dan pada kurun waktu tertentu pula. Daerah Aliran Sungai adalah suatu wilayah daratan yang secara topografi dibatasi oleh punggung punggung
(igir igir)
gunung
commit to user
yang
menampung
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya (air, sedimen, unsur hara) ke laut melalui sungai utama (satu outlet). Penyebab kerusakan DAS antara lain pengambilan air yang berlebihan sehingga mengurangi debit aliran sungai, pembuangan limbah industri di dalam DAS, alih fungsi lahan bagian hulu dari kawasan hutan penyangga menjadi areal lahan pertanian atau permukiman, pemanfaatan yang tidak arif di bagian hulu dan erosi yang tinggi di bagian hulu karena karena tingginya kerusakan hutan akibat penebangan liar (ilegal logging). Upaya pelestarian DAS antara lain rehabilitasi hutan, perlindungan terhadap lahan-lahan yang umumnya sensitif terhadap terjadinya erosi atau tanah longsor dan peningkatan atau pengembangan sumberdaya air. (Hadi, 2004:113) 3) Danau dan Rawa Manfaat danau antara lain untuk irigasi, perikanan, PLTA, rekreasi, olahraga dan penampungan air untuk mencegah banjir. (Ariwibowo, 2007:137) Jenis-jenis danau berdasarkan proses terbentuknya yaitu a) Danau Alam, terdiri dari : Danau karst Danau karst adalah danau yang berada di daerah berkapur. Danau tektonik Danau tektonik adalah danau yang terbentuk karena adanya penurunan daratan yang disebabkan oleh tenaga tektonik. Danau vulkanik Danau vulkanik adalah danau yang terbentuk pada bekas kawah gunungapi. Air danau berasal dari curah hujan yang tertampung pada lubang kepundan atau kaldera. Danau tektonovulkanik Danau tektonovulkanik yaitu danau yang terbentuk karena gabungan antara proses vulkanik dengan proses tektonik. Akibat terjadi letusan gunungapi, sebagian badan gunung patah dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
menutup lubang kepundan. Lubang kepundan yang tertutup tersebut kemudian terisi oleh air hujan. Danau gletser Yaitu danau yang terbentuk dari es yang mencair. Pada saat gletser mencair dan meluncur ke bawah, gletser tersebut mengikis batuan yang dilaluinya sehingga terbentuklah cekungan. Danau ladam (tapal kuda/ oxbow lake) Yaitu terbentuk akibat proses pemotongan saluran sungai meander secara alami dan ditinggalkan oleh alirannya sehingga disebut juga kali mati. b) Danau Buatan yang disebut dengan waduk Danau buatan adalah danau buatan manusia yang dibentuk dengan cara membendung aliran sungai. Rawa adalah genangan air di daratan pada cekungan yang relatif datar. Adapun manfaat rawa antara lain mencegah terjadinya banjir, sumber cadangan air, mencegah intrusi air laut ke dalam air tanah, dapat menyerap dan menyimpan kelebihan air dari daerah sekitarnya
dan
akan
mengeluarkan cadangan air tersebut pada saat daerah sekitarnya kering, sumber energi dan sumber makanan nabati maupun hewani. (Ariwibowo, 2007:138) Jenis rawa berdasarkan lokasi kejadiannya Rawa Pantai Yaitu rawa yang terdapat di pinggir pantai. Rawa Payau Yaitu rawa yang terdapat di muara sungai dan dipengaruhi pasang surut air laut. Rawa Sungai Yaitu rawa yang terjadi karena di bagian sisi kanan-kiri sungai terdapat daerah-daerah yang rendah dimana air sungai selalu menggenanginya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
Rawa Cekungan Yaitu rawa yang terdapat pada daerah cekungan-cekungan tertentu yang selalu terisi air. Rawa Danau Yaitu rawa yang terjadi akibat pasang surutnya air danau. c. Perairan Laut 1) Pesisir dan pantai Pantai (shore) merupakan wilayah yang dibatasi oleh pasang tertinggi dan surut terendah. Pesisir (coastal) adalah suatu wilayah yang lebih luas dari pada pantai. Wilayah pesisir mencakup wilayah daratan sejauh masih mendapat pengaruh laut dan wilayah laut sejauh masih mendapat pengaruh dari darat (aliran air sungai dan sedimen dari darat). (Hestiyanto, 2004:141) 2) Klasifikasi laut Klasifikasi laut dibedakan menjadi beberapa pembagian yaitu berdasarkan kedalamannya, letaknya, proses terjadinya dan Hukum Laut Internasional. (Ariwibowo, 2007:155-156) Berdasarkan kedalamannya laut dibedakan sebagai berikut : Zona litoral yaitu bagian cekungan lautan yang terletak di antara daerah pasang dan surut. Neritik yaitu daerah laut yang kedalamannya < 200 m (laut dangkal) Bathyal yaitu daerah laut yang kedalamannya antara 200 Abysal yaitu daerah laut yang kedalamannya > 2.000 m. Berdasarkan letaknya laut dibedakan sebagai berikut : a) Laut pedalaman b) Laut tengah c) Laut tepi
commit to user
2.000 m
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Berdasarkan proses terjadinya laut dibedakan sebagai berikut : Laut transgresi adalah laut dangkal yang semula merupakan daratan. Naiknya permukaan air laut ini terjadi karena adanya pencairan es secara besar-besaran ketika berakhirnya zaman es. Laut ingresi adalah laut yang terjadi karena adanya penurunan dasar laut oleh tenaga tektonik. Laut regresi adalah laut yang menyempit, terjadi karena permukaan air laut turun pada awal zaman es. Suhu di permukaan bumi turun sehingga banyak terjadi pembekuan air, terutama di daerah kutub. Akhirnya permukaan air laut turun atau menyempit. Hukum Laut Internasional telah mengakui tiga wilayah laut yaitu a) Zona Laut Teritorial Laut teritorial merupakan laut kedaulatan penuh suatu Negara. Batas laut teritorial ditarik dari garis dasar sejauh 12 mil laut ke arah luar. Penarikan garis dilakukan pada peta dengan menghubungkan titik-titik pada ujung pulau-pulau terluar. Pulau-pulau yang dapat dihubungkan titik dasar adalah pulau terdekat yang memiliki jarak kurang dari 200 mil laut. b) Landas Kontinen Landas kontinen merupakan bagian benua yang terendam oleh air laut. Wilayah ini merupakan zona neritik dengan kedalaman antara 130-200 m. Batas landas kontinen diukur dari garis dasar ke arah laut dengan jarak paling jauh 200 mil laut. Jika terdapat dua Negara berdampingan dalam satu landas kontinen dan jarak antar Negara tersebut kurang dari 200 mil laut, batas lautnya akan dibagi dua sama jauh dari garis dasar masing-masing. c) Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dihitung dari garis dasar laut lurus ke arah laut bebas sejauh 200 mil laut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
3) Morfologi laut Morfologi laut dibedakan menjadi : a) Teras benua Teras benua meliputi paparan benua dan lereng benua. b) Dasar lautan. Relief lantai dasar lautan meliputi continental island, island arc, abysal plain, ridge dan rise, lubuk laut dan palung laut. (Ariwibowo, 2007:158) 4) Gerakan air laut Gerakan air laut dibedakan menjadi 3 yaitu arus laut, gelombang laut dan pasang surut air laut. (Ariwibowo, 2007:159-161) a) Arus Laut Arus laut (sea current) adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi arus laut : Tiupan angin Perbedaan kadar garam/berat jenis air laut Tumbukan dengan daratan Perbedaan suhu b) Gelombang Laut Gelombang laut adalah gerakan air laut naik turun sehingga membentuk punggung air yang menyerupai bentuk bukit yang dapat berubah bentuk pada permukaan air. Gelombang terjadi karena beberapa sebab, antara lain karena angin, menabrak pantai dan gempa bumi. c) Pasang Surut Air Laut Pasang surut air laut (ocean ride) yaitu perubahan ketinggian permukaan air laut yang berlangsung secara periodik dalam periode setengah hari. Penyebab terjadinya pasang surut adalah gaya tarik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
bulan dan matahari terhadap bumi. Pasang surut permukaan air laut lebih banyak dipengaruhi oleh bulan. Ada dua macam pasang surut : Pasang Purnama, ialah terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. Pasang surut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama. Pasang Perbani, ialah terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pasang surut perbani ini terjadi pasa saat bulan 1/4 dan 3/4. 5) Kualitas air laut Kualitas air laut dapat diamati dan dipelajari berdasarkan sifat-sifat air laut yaitu a) Suhu Suhu air laut ditentukan oleh besar kecilnya pemanasan sinar matahari (faktor utama), letak lintang geografis dan keadaan angin (fungsinya dapat membawa udara panas dan udara dingin di laut). b) Kecerahan / warna laut Sebagian besar warna laut terlihat berwarna biru. Hal ini karena sinar matahari bergelombang pendek (sinar biru) dipantulkan lebih banyak daripada sinar lain. Laut berwarna kuning : karena dasar laut terdapat lumpur kuning. Berwarna hitam : karena di dasarnya terdapat lumpur berwarna hitam. Berwarna hijau : karena pantulan dari warna binatang koral dan tumbuhan laut. c) Salinitas Salinitas merupakan kadar kandungan mineral garam dalam air laut. Faktor yang mempengaruhi salinitas yaitu penguapan, curah hujan, penambahan air tawar karena pencairan pada musim panas dan penambahan air tawar yang dibawa air sungai ke laut. (Ariwibowo, 2007:162).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
6) Manfaat perairan laut Manfaat perairan laut yaitu diantaranya : laut merupakan sumber makanan dari binatang dan tanaman sumber mineral (fosfat berasal dari tulang-belulang ikan dan kotoran burung pemakan ikan, endapan metalik, seperti timah dan bauksit, garam, minyak dan gas bumi) tempat olahraga dan rekreasi sarana transportasi pengatur iklim. (Hestiyanto, 2006:151) B . Penelitian yang Relevan Tabel 4. Penelitian yang Relevan
Judul
Yudhi Asti Laksanawati Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Teams Games Tournament (TGT) sebagai Suatu Alternatif dalam Pembelajaran IPS Geografi pada Pokok Bahasan Unsur Fisik Wilayah Indonesia Kelas VIIIB di SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007.
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan metode pembelajaran kooperatif model
Enny Dyah Rahmawati
Reza Yohana
Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Teams Games Turnament (TGT), Student Teams Achieved Division (STAD) dan Konvensional terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Karanganyar Tahun Ajaran 2007/2008
Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Geografi melalui Metode Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi. (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/ 2010)
1). Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar yang dicapai siswa yang diberi metode TGT, STAD dan konvensional terhadap hasil belajar geografi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Karanganyar tahun ajaran 2007/2008.
1). Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar geografi pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi siswa kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS geografi di SMP Negeri 16 Surakarta tahun ajaran 2006/2007.
Metode Penelitian Tindakan Kelas Hasil Metode Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Ini terlihat dari hasil tes pada siklus pertama maupun siklus kedua. Siklus pertama mencapai prosentase 32, 5% sedangkan siklus kedua mencapai 95%. Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa metode Teams Games Tournament (TGT) mampu meningkatkan prestasi belajar siswa sebesar 62,5%.
2). Untuk mengetahui apakah penggunaan metode TGT, lebih baik digunakan daripada metode STAD terhadap hasil belajar geografi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Karanganyar tahun ajaran 2007/2008. 3). Untuk mengetahui apakah penggunaan metode TGT, lebih baik digunakan daripada metode konvensional terhadap hasil belajar geografi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Karanganyar tahun ajaran 2007/2008. 4). Untuk mengetahui apakah penggunaan metode STAD, lebih baik digunakan daripada metode konvensional terhadap hasil belajar geografi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Karanganyar tahun ajaran 2007/2008.
tahun ajaran 2009/ 2010 melalui metode pembelajaran TGT (Teams Games Tournament). 2). Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar geografi pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi siswa kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2009/ 2010 melalui metode pembelajaran TGT (Teams Games Tournament).
Eksperimen semu
Penelitian Tindakan Kelas
1). Ada perbedaan penggunaan metode pembelajaran antara siswa yang diajar dengan menggunakan metode mengajar TGT, STAD dan konvensional. Ini ditunjukkan dengan harga Fhit = 45,944 > 3,08 = Ftabel 2.) Penggunaan metode TGT lebih baik daripada metode STAD dalam pembelajaran geografi terhadap hasil belajar geografi siswa, yang ditunjukkan dengan dengan harga Fhit = 20,11 > 3,94 = Ftabel 3). Penggunaan metode TGT lebih baik daripada metode ceramah dalam pembelajaran geografi terhadap hasil belajar geografi siswa, yang ditunjukkan dengan harga Fhit = 91,97 > 3,94 = Ftabel 4). Penggunaan metode STAD lebih baik daripada metode ceramah dalam pembelajaran geografi terhadap hasil belajar geografi, yang ditunjukkan dengan harga Fhit = 25,96 > 3,94 = Ftabel
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
C . Kerangka Pemikiran Keberhasilan kegiatan pembelajaran ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu segi pemilihan metode pembelajaran. Penggunaan metode yang tepat akan berpengaruh terhadap kesadaran siswa untuk mempelajari dan mengembangkan pengetahuan yang didorong oleh kebutuhan dan rasa ingin tahu sehingga dapat mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat diperlukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan membantu siswa dalam memahami materi. Metode ceramah yang sering digunakan guru selama ini menjadikan siswa pasif karena guru lebih banyak mendominasi dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa menjadi tidak antusias dan kurang termotivasi karena situasi yang diciptakan guru bersifat monoton yaitu guru menerangkan dan siswa mendengarkan. Hal ini berakibat terhadap hasil belajar yang dicapai siswa yang cenderung rendah. Jika hal ini dibiarkan maka dikhawatirkan prestasi siswa akan menurun. Sesuai dengan hal tersebut maka perlu diadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai
upaya
memperbaiki
mutu
pembelajaran
di
kelas
X-4
SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta. Pada PTK ini diterapkan metode baru sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan dalam meningkatkan motivasi sehingga hasil belajarpun juga meningkat. Metode alternatif tersebut adalah Teams Games Tournament (TGT). Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang terdiri atas empat tahap yaitu penyampaian materi (presentasi kelas), diskusi, permainan (turnamen) dan reward (penghargaan). Metode ini merupakan pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan aktif untuk menelaah materi dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut dengan memberikan pertanyaan atau permasalahan yang dipecahkan dalam bentuk kelompok dengan panduan asisten. Melalui metode Teams Games Tournaments (TGT) siswa akan mengalami proses alamiah sendiri melalui kerjasama antar anggota kelompoknya. Siswa lebih mudah memahami konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
masalah-masalah tersebut dengan temannya. Dengan mengorganisasikan pikiran yang telah dimiliki dan ditambah informasi baru dari siswa lain akan meningkatkan kemampuan berfikir lebih daripada hanya menerima informasi saja sehingga sumber informasi siswa tidak hanya guru tapi juga dari siswa lain. Dengan diterapkannya metode Teams Games Tournaments (TGT) diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, khususnya pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi. Secara lebih jelasnya berikut ini adalah skema kerangka pemikiran.
Kondisi Awal
Motivasi Rendah
Hasil Belajar Rendah
Upaya Perbaikan dengan Metode Teams Games Tournament
Motivasi Meningkat
Hasil Belajar Meningkat
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
D. Hipotesis Tindakan Agar permasalahan yang diajukan dalam penelitian terhadap kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dapat terjawab maka disusunlah hipotesis tindakan sebagai berikut: 1. Metode
pembelajaran
Teams
Games
Tournaments
(TGT)
dapat
meningkatkan motivasi geografi bagi siswa kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi. 2. Metode
pembelajaran
Teams
meningkatkan hasil belajar
Games
Tournaments
geografi bagi siswa
(TGT)
kelas
X-4
dapat SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1 Surakarta kelas X-4 tahun ajaran 2009/2010. Secara administrasi sekolah ini terletak di Jl. Raden Mas Said No 35, Kelurahan Ketelan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Secara astronomis, dilihat dari Peta Rupa Bumi Indonesia lembar Surakarta skala 1:25.000 terletak pada 7o
o
Adapun alasan pemilihan tempat penelitian tersebut adalah sebagai berikut : a. Di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta belum pernah diadakan penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). b. Pembelajaran geografi kelas X di sekolah ini belum menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). c. Rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa kelas X-4 terhadap mata pelajaran geografi. 2. Waktu Penelitian Peneltian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2009/2010 dimulai pada bulan Januari sampai Oktober 2010. Adapun jadwal waktu penelitian terbagi dalam tabel berikut ini :
41
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
Tabel 5. Jadwal Penyusunan Skripsi No
Jadwal Penyusunan Skripsi
1
Persiapan
2
Penyusunan proposal
3
Pembuatan instrumen
4
Penelitian
5
Analisis data
6
Penyusunan laporan
Jan
Feb
Mar
10
10
10
Aprl
Mei
JunAgsts
SeptOkt
3. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, dengan jumlah siswa 39 anak yang terdiri dari 17 laki-laki dan 22 perempuan.
B. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto dkk (2009
penelitian
tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktek pembelajaran di kelasnya
Maksud dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah untuk
mengetahui apakah metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran geografi pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi. Dalam PTK, peneliti (dosen, mahasiswa, dan lain-lain) dapat berkolaborasi dengan praktisi (guru, kepala sekolah, siswa dan lain-lain). Selain itu PTK juga dapat dilaksanakan sendiri oleh guru tanpa kerjasama dengan peneliti sehingga guru berperan sebagai peneliti sekaligus praktisi pembelajaran. Pada penelitian yang direncanakan ini, peneliti berkolaborasi dengan guru pengampu mata
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
pelajaran geografi kelas X. Peneliti bertindak sebagai observer, sedangkan guru kolaborasi bertindak sebagai pengajar materi hidrosfer dengan menerapkan metode TGT pada kelas X-4. Arikunto (2006:16) mengemukakan bahwa secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Keempat tahapan dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula. Pada penelitian ini rincian tahap yang dilakukan yaitu 1. Perencanaan Tindakan yang dilakukan pada tahap perencanaan, diantaranya: a. Menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu silabus dan RPP. Silabus dan RPP disusun oleh peneliti setelah berdiskusi dengan guru kolaborasi. b. Menyiapkan instrumen penelitian diantaranya tes formatif, angket motivasi, lembar observasi, dan angket tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran yang dilaksanakan guru. c. Menyiapkan materi yang akan digunakan dalam penelitian yaitu materi hidrosfer. d. Menyiapkan media pembelajaran untuk menunjang KBM. Media yang digunakan diantaranya video tentang hidrosfer, kerangka konsep, power point dan gambar materi. 2. Pelaksanaan tindakan Tahap ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat yaitu berupa penerapan metode pembelajaran yang bertujuan untuk memperbaiki mutu pembelajaran. Pada penelitian ini, tindakan yang dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran dengan metode TGT.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
Tahap-tahap yang dilaksanakan dalam metode TGT yaitu a. Presentasi kelas Secara
teknis
guru
hanya
memberikan
konsep-konsep
pokok.
Pengembangan dari konsep-konsep tersebut dilakukan oleh siswa dalam bentuk kelompok melalui soal-soal yang diberikan. b. Diskusi Setelah guru menyampaikan materi, kelompok bertemu untuk mempelajari lembar kerja atau materi. Dalam diskusi, siswa mendiskusikan konsep dan soal yang diberikan, membandingkan masing-masing jawaban dan membetulkan kesalahan dalam memahami konsep sehingga seluruh siswa terlibat secara langsung dalam penguasaan materi geografi. c. Permainan Dalam penelitian ini akan dilakukan permainan dengan menggunakan Roda Impian. Roda Impian merupakan sarana permainan berupa suatu roda bernomor yang dimainkan dengan cara diputar. Permainan ini tidak ada bantuan huruf atau kisi-kisi jawaban, sehingga siswa harus menguasai materi pelajaran. d. Penghargaan Penghargaan diberikan kepada tim yang mendapat skor tertinggi dan diberikan hadiah sebagai motivasi belajar. 3. Observasi Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada saat tindakan dilakukan,
peneliti mengamati
jalannya
pembelajaran.
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Peneliti bertugas sebagai observer (pengamat) pelaksanaan KBM, sedangkan guru kolaborasi bertugas sebagai guru yang menerapkan metode pembelajaran tersebut. Evaluasi diberikan melalui tes formatif yang dilaksanakan setelah pelajaran selesai diulas. Evaluasi ini untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
4. Refleksi Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi yang berupa tes formatif dikumpulkan kemudian dianalisis. Peneliti kemudian mengadakan pertukaran pendapat dengan guru yang bersangkutan mengenai hasil pengamatan peneliti. Dalam kegiatan tukar pendapat tersebut diungkapkan kelemahan dan kelebihan proses pembelajaran yang telah berlangsung dengan memfokuskan pada penampilan guru di kelas dan pada respons siswa terhadap materi dan metode pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) yang digunakan oleh guru. Dari analisis observasi dan evaluasi dapat dilihat apakah indikator keberhasilan telah tercapai atau belum. Siklus berikutnya dilanjutkan apabila belum memenuhi target. Kelemahan-kelemahan pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II. C. Sumber Data Data yang dikumpulkan berupa segala gejala atau peristiwa yang mengandung informasi yang berkaitan dengan penelitian. Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu sekolah, guru pengajar mata pelajaran geografi kelas X-4, siswa kelas X-4 dan peristiwa kegiatan belajar mengajar geografi ketika metode Teams Games Tournament (TGT) diterapkan. Data yang dibutuhkan pada penelitian ini yaitu 1. Data sekolah. Data yang dikumpulkan meliputi profil sekolah, nilai UAN siswa yang diterima (input) maupun lulusan (output), serta identitas siswa kelas X-4 yang menjadi subjek penelitian. Sumber data dari sekolah diperoleh melalui dokumen sekolah. 2. Motivasi belajar siswa. Sumber data motivasi belajar siswa sebelum dilakukan PTK yaitu dari guru mata pelajaran geografi yang diperoleh melalui wawancara, dan dari siswa melalui observasi dan angket. Sedangkan sumber data motivasi belajar siswa saat metode TGT diterapkan yaitu dari siswa kelas X-4 yang diperoleh melalui angket dan observasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Lembar observasi dapat dilihat pada lampiran 2. Angket motivasi diukur berdasarkan indikator motivasi yang termuat pada kisi-kisi motivasi meliputi usaha untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, kemauan bertanya dan meningkatkan kualitas belajar jika menemui kesulitan, mempelajari kembali materi dari guru, mempelajari geografi dari berbagai sumber, semangat untuk memperhatikan pelajaran dan belajar geografi dengan sungguh-sungguh. Instrumen untuk mengetahui motivasi dapat dilihat pada lampiran 1. 3. Hasil belajar Sumber data hasil belajar siswa sebelum dilakukan PTK yaitu dari guru mata pelajaran geografi yang diperoleh melalui kajian dokumen yang berisi ratarata nilai ulangan harian siswa. Sedangkan sumber data hasil belajar siswa saat metode TGT diterapkan yaitu dari siswa kelas X-4 yang diperoleh melalui nilai ulangan siswa pada materi hidrosfer. 4. Aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran dengan metode TGT berlangsung. Sumber data yaitu pada peristiwa kegiatan belajar mengajar geografi ketika metode Teams Games Tournament (TGT) diterapkan. Data ini diperoleh melalui observasi yang dilakukan peneliti. Lembar observasi siswa pada lampiran 2 dan observasi guru dapat dilihat pada lampiran 4. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel Penelitian Pada penelitian ini terdapat satu variabel bebas dan dua variabel terikat yaitu : a. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Teams Games Tournaments (TGT). b. Variabel terikat Variabel terikat pada penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
2. Teknik Pengambilan Data Dalam penelitian ini, metode pengambilan data yang digunakan sebagai berikut : a. Dokumentasi Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan berupa data sekolah, data identitas siswa dan data hasil belajar siswa yang berupa nilai ulangan geografi kelas X-4. Untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan pembelajaran yang berlangsung juga diadakan dokumentasi proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dengan menggunakan metode TGT (Teams Games Tournament). b. Observasi Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan terhadap gejala-gejala subyek yang diteliti, baik pengamatan itu dilakukan dalam situasi sebenarnya maupun di dalam situasi buatan yang khusus diadakan (Surakhmad, 1994:162). Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Observasi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengamati pelaksanaan dan perkembangan pembelajaran geografi yang dilakukan oleh siswa dan guru. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai observer sedangkan guru bertindak sebagai pengajar. Lembar observasi yang digunakan yaitu pengamatan terhadap siswa pada saat pembelajaran dan pengamatan terhadap guru. Lembar observasi pengamatan siswa dapat dilihat pada lampiran 2 dan pengamatan terhadap guru pada lampiran 4. c. Wawancara Wawancara dilakukan terhadap guru untuk menggali informasi guna memperoleh data terkait dengan aspek-aspek pembelajaran, penentuan tindakan dan respon yang diberikan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Jenis wawancara yang akan dilakukan bebas terpimpin, peneliti membawa kerangka pertanyaan untuk disajikan, tetapi cara bagaimana pertanyaan itu diajukan sesuai dengan kebijaksanaan interviewer. Pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran 6.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
d.
Angket Dalam penelitian yang akan dilakukan, angket diberikan pada guru dan siswa untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Angket yang digunakan adalah angket tanggapan siswa terhadap cara pembelajaran yang dilakukan guru (lampiran 3) dan motivasi belajar siswa (lampiran 5). Angket yang digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran geografi yang dilakukan guru merupakan jenis angket tertutup, karena daftar pertanyaan yang diberikan langsung kepada responden dan jawabannya sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih jawaban yang ada. Sedangkan angket yang digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa adalah jenis angket terbuka. Angket terbuka memberikan kebebasan pada responden untuk menjawab sesuai pendapat pengisi angket. Kisi-kisi pedoman angket yang digunakan untuk mengukur motivasi siswa terhadap pelajaran geografi sebagai berikut: Tabel 6. Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa. Konsep
Indikator
Butir Item
Jumlah
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. (Sardiman A.M, 1990: 75)
Usaha untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru
1,2
2
Kemauan bertanya dan meningkatkan kualitas belajar jika menemui kesulitan
3,4
2
5
1
Mempelajari geografi dari berbagai sumber
6,7
2
Semangat untuk memperhatikan pelajaran
8,9
2
Belajar geografi dengan sungguh-sungguh
10
1
Mempelajari kembali materi dari guru
JUMLAH
commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
Kisi-kisi angket motivasi digunakan
sebagai pedoman dalam
pembuatan pertanyaan untuk mengukur motivasi belajar siswa. Dalam kisikisi terdapat indikator konsep motivasi dan pertanyaan dibuat berdasarkan indikator tersebut. Skala penilaian dapat menghasilkan data interval dalam bentuk skor nilai melalui jumlah skor yang diperoleh dari instrumen tersebut. Pembuatan kelas interval dilakukan dengan cara sebagai berikut (Sudjana, 2005 : 47):
Angket motivasi berisi 10 pertanyaan yang membutuhkan jawaban uraian. Tiap item butir soal diberi skor 1 sampai 3. Kemudian skor tersebut diklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu motivasi tinggi, sedang dan rendah. Tabel 7. Kategori Motivasi Belajar Kategori Motivasi
Skor
Tinggi
24-30
Sedang
17-23
Rendah
10-16
e. Tes Pemberian tes yang akan dilakukan dalam penelitian dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Tes yang digunakan adalah tes tertulis yaitu tes yang dilakukan secara tertulis baik pertanyaan maupun jawabannya. Tes diberikan pada akhir siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa. Pertanyaan pada tes formatif disusun berdasarkan kisi-kisi yang terdiri dari sepuluh indikator. Kisikisi soal tes formatif siklus I dapat dilihat pada lampiran 15 dan siklus II pada lampiran 17. Tes siklus I dan II yang dilaksanakan pada penelitian berupa soal tes formatif dengan sepuluh soal objektif dan 5 soal essay (lampiran 16 dan 18).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
E. Validitas Data Informasi yang akan dikumpulkan peneliti dan akan dijadikan data dalam penelitian ini perlu diperiksa validitasnya sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Validitas sering diartikan dengan kesahihan atau ketepatan. Menurut Nunnaly dalam Susilo (2008:79) menyatakan bahwa
dinyatakan telah memiliki
validitas yang baik jika instrumen tersebut benar-benar mengukur apa yang 1. Validitas untuk Mengukur Tes Formatif Validitas tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. aliditas isi menunjukkan pada sejauh mana instrumen tersebut
menarik sampel topik maupun proses kognitif yang terdapat di dalam universum berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang -kisi tes formatif, baik siklus I maupun siklus II, disusun berdasarkan indikator yang ingin diteliti. Kemudian soal tes dibuat berdasarkan pedoman
kisi-kisi
tersebut.
Dengan
demikian,
tes
tersebut
mampu
mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Validitas tes formatif siklus I dapat dilihat pada lampiran 13 dan siklus II lampiran 14. 2. Validitas untuk Mengukur Angket Motivasi Validitas angket motivasi yang digunakan adalah validitas bangun pengertian (konstruk). Sudjana (2005:13) menyatakan bahwa validitas konstruk berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian untuk mengukur pengertianpengertian yang terkandung pada materi yang diukurnya. Pengertian-pengertian yang terkandung dalam konsep motivasi harus jelas apa yang hendak diukurnya. Konsep-konsep tersebut masih abstrak sehingga memerlukan penjabaran yang lebih spesifik agar mudah diukur. Ini berarti konsep harus dikembangkan indikatornya. Adanya indikator tiap konsep, bangun pengertian akan tampak sehingga mudah dalam penetapan alat penelitiannya. Indikator yang disusun pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
angket motivasi yaitu menggunakan pemahaman atau logika berfikir atas dasar teori pengetahuan ilmiah dan menggunakan pengalaman empiris yaitu yang terjadi dalam kehidupan nyata. F. Teknik Analisis Data Teknik analisa data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas analisis data dilakukan sejak awal sampai berakhirnya kegiatan pengumpulan data. Proses analisis data menurut Miles dan Huberman dalam Sutopo (2002:91-92) mencakup tiga komponen utama, yaitu Reduksi data ialah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi bermakna. Paparan atau penyajian data ialah proses pengambilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif sehingga dapat mempermudah dalam penarikan kesimpulan. Penyimpulan ialah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisasikan tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan/ atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian luas. Pada penelitian ini, reduksi data dilakukan dengan menyederhanakan data motivasi maupun data hasil belajar siswa melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Data motivasi diperoleh melalui angket motivasi yang diisi siswa, sedangkan data hasil belajar diperoleh melalui tes formatif. Angket motivasi disusun berdasarkan indikator konsep yang tercantum pada kisi-kisi motivasi. Pertanyaan tes formatif terdiri dari 10 butir pilihan ganda dan 5 essay yang disusun berdasarkan kisi-kisi soal. Angket motivasi dan tes formatif diberikan siswa pada akhir siklus setelah pembelajaran dilaksanakan. Setelah data hasil motivasi dan hasil belajar diperoleh, langkah selanjutnya yaitu data tersebut disajikan secara lebih sederhana dalam bentuk paparan deskriptif yang dijadikan sebagai dasar dalam penarikan kesimpulan penelitian. Agar lebih mudah dipahami data juga disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Hasil analisis tersebut kemudian dibandingkan dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui apakah ada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa, serta seberapa besar (prosentase) perubahan yang terjadi. Jika minimal 80% siswa telah menunjukkan motivasi dalam pembelajaran geografi maka target motivasi dinyatakan tercapai. Sedangkan target hasil belajar dinyatakan berhasil jika minimal 80% hasil ulangan siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. G. Indikator Kinerja Indikator keberhasilan penelitian ini adalah apabila terjadi peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa ketika metode Teams Games Tournaments (TGT) diterapkan. Tabel 8. Ukuran Keberhasilan Penelitian Ukuran
Target
Teknik Pengumpulan
Keberhasilan Hasil Belajar siswa
Data Minimal 80% hasil
Tes formatif
ulangan siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65 Motivasi siswa
Minimal 80% siswa
Angket
menunjukkan motivasi dalam pembelajaran geografi
Prosedur Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setelah dilaksanakan proses pembelajaran dan siswa mengerjakan tes formatif, hasil observasi dan tes tersebut kemudian dievaluasi. Dari hasil evaluasi dapat diketahui apakah hasilnya sudah memenuhi target keberhasilan yang telah ditetapkan atau belum. Siklus II dilaksanakan untuk memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I. Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu peneliti menetapkan tahaptahap yang akan dilaksanakan sehingga pada waktu pelaksanaan penelitian dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
dicapai hasil yang diharapkan. Ada 6 tahap yang akan dilaksanakan pada penelitian ini yaitu : 1. Tahap Persiapan a. Melakukan koordinasi dengan Kepala Sekolah dan guru geografi kelas X SMA Muhammadiyah 1 Surakarta untuk kelancaran penelitian. b. Observasi
awal
untuk
mendapatkan
gambaran
tentang
SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta secara keseluruhan dan keadaan kegiatan belajar mengajar pada kelas yang akan diteliti. Observasi awal dilakukan untuk mengetahui kelas yang memiliki masalah yang menyangkut motivasi dan hasil belajar terhadap pelajaran geografi. Sesuai dengan hal tersebut maka peneliti dapat memilih kelas yang tepat untuk diperbaiki mutu pembelajarannya. Peneliti mendapatkan informasi tersebut dengan bantuan guru pengampu geografi kelas X melalui wawancara maupun kajian dokumen guru mengenai hasil belajar. c. Mengidentifikasi masalah dalam kegiatan belajar mengajar kelas yang akan digunakan sebagai bahan penelitian. Berdasarkan observasi dan analisis data hasil belajar, diperoleh informasi bahwa kelas X-4 memiliki rata-rata nilai ulangan paling rendah bila dibandingkan dengan kelas lain. Motivasi kelas tersebut juga rendah dilihat dari kepasifan siswa serta perhatian siswa yang minim terhadap pembelajaran geografi. 2. Tahap Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan penelitian adalah menyiapkan materi yang akan digunakan untuk kegiatan penelitian, media pembelajaran, dan perangkat pembelajaran yang meliputi silabus dan RPP. Selain itu juga menyiapkan instrumen penelitian diantaranya tes formatif, angket motivasi, lembar observasi, dan angket tanggapan siswa terhadap cara pembelajaran yang dilakukan guru. Pada tahap ini peneliti mendiskusikan bersama guru geografi mengenai berbagai hal yang menyangkut tindakan pelaksanaan. Silabus dan RPP yang digunakan pada penelitian ini disusun dengan pertimbangan RPP dan silabus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
yang digunakan guru geografi. Setelah menyiapkan media, materi dan instrumen, peneliti mendiskusikan dengan guru mengenai tindakan yang akan dilakukan terkait pelaksanaan dengan metode TGT. 3. Tahap Pelaksanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan yaitu penerapan metode pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) pada materi hidrosfer dan kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Kegiatan yang dilaksanakan dengan metode ini yaitu presentasi kelas, diskusi, permainan dan penghargaan. 4. Tahap Observasi Peneliti bertugas sebagai observer (pengamat) pelaksanaan KBM, sedangkan guru kolaborasi yaitu guru geografi kelas X bertugas sebagai pengajar yang menerapkan metode pembelajaran tersebut. Evaluasi diberikan melalui tes formatif yang dilaksanakan setelah pelajaran selesai diulas. 5. Tahap Analisis dan Refleksi Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap pelaksanaan proses KBM serta penguasaan materi yang diwujudkan dalam nilai tes. Setelah memperoleh data, maka akan dilakukan refleksi untuk menentukan langkah selanjutnya sebagai bentuk perbaikan KBM sebelumnya. 6. Tahap Tindak Lanjut Berdasarkan pada keberhasilan dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan maka peneliti bersama guru kolaborasi mengadakan diskusi untuk mengambil tindakan perbaikan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar yang lebih optimal dari proses sebelumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Lingkungan Sekolah Penelitian dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Dilihat dari Peta Rupa Bumi Indonesia lembar Surakarta skala 1:25.000 mempunyai letak astronomis 7 o
o
terletak di Jl. Raden Mas Said No 35, Kelurahan Ketelan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Letak SMA Muhammadiyah 1 Surakarta berbatasan dengan : Sebelah Utara
: Jl. RM. Said
Sebelah Selatan
: Masjid Sholihin dan Jl. Kartini
Sebelah Barat
: Permukiman
Sebelah Timur
: Jl. Kartini dan Kompleks Keraton Mangkunegaran
Lokasi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta berada di pusat kota Surakarta. Keberadaan tersebut menjadikan SMA Muhammadiyah 1 Surakarta memiliki letak yang strategis. Sarana transportasi baik umum maupun pribadi dapat menjangkau lokasi dengan mudah. Lokasi sekolah tersebut berada dekat dengan mangkunegaran yang merupakan salah satu bangunan penting bernilai sejarah di kota Surakarta. SMA Muhammadiyah 1 Surakarta berkembang dengan baik karena didukung basis Muhammadiyah yang sangat kuat di kota Surakarta. Selain bangunan Muhammadiyah 1 Surakarta, berdiri juga SD Muhammadiyah 1 dan masjid yang menjadi syiar islam khususnya jamaah Muhammadiyah. Lebih jelasnya lokasi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dapat dilihat pada Peta Lokasi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta skala 1 : 30.000 Tahun 2010.
Kondisi
eksisting terhadap daerah sekitar dapat dilihat pada Peta Citra Lokasi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta skala 1 : 3.500 Tahun 2010.
commit 55 to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
commit to user
digilib.uns.ac.id
2
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
SMA
Muhammadiyah
1
Surakarta
merupakan
Sekolah
Mandiri
terakredetiasi A dengan nilai akreditasi 92,55. Sekolah ini merupakan sekolah swasta yang menerima siswa dengan hasil belajar yang bervariasi, artinya siswa yang diterima memiliki nilai akademis tinggi, sedang dan rendah. Namun pada kenyataannya siswa yang berada di sekolah tersebut memiliki hasil belajar yang cenderung rendah. Pada tahun ajaran 2009/ 2010, rata-rata nilai UAN siswa yang diterima yaitu 29,19 meliputi 4 mata pelajaran yang diujikan sehingga rata-rata nilai tiap mata pelajaran 7,30. Sedangkan rata-rata nilai UAN lulusan siswa SMA ini yaitu 40,06 meliputi 6 mata pelajaran sehingga rata-rata nilai tiap mata pelajaran 6,67. Secara keseluruhan jumlah siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta pada tahun ajaran 2009/ 2010 sebanyak 822 anak. Data dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9. Jumlah Siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Kelas Jumlah Siswa X 294 XI 274 XII 254 Jumlah 822 Sumber: Data Administrasi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Staf pengajar SMA Muhammadiyah 1 Surakarta sebanyak 59 orang yang terdiri dari guru negeri, guru tetap yayasan dan guru tidak tetap. Sedangkan tenaga administrasi sebanyak 17 orang meliputi pegawai tetap yayasan dan pegawai honorer. Tabel 10. Keadaan Guru dan Pegawai SMA Muhammadiyah 1 Surakarta No
Jenis Ketenagaan
L
P
Jumlah
1
Guru negeri
10
20
30
2
Guru tetap yayasan
5
-
5
3
Guru tidak tetap yayasan
13
11
24
4
Pegawai tetap yayasan
8
1
9
5
Pegawai honorer
4
4
8
Jumlah total
40
36
76
Sumber: Data Administrasi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
Untuk menunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) diperlukan sarana dan prasarana. Sarana prasarana sekolah dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 11. Sarana Prasarana SMA Muhammadiyah 1 Surakarta No Jenis Jumlah 1 Ruang kelas 21 2 Ruang guru 1 3 Perpustakaan 1 4 Laboratorium Kimia 1 5 Laboratorium Fisika 1 6 Laboratorium Biologi 1 7 Laboratorium Bahasa 1 8 Laboratorium Multimedia 1 9 Mushola 1 10 UKS 1 11 Ruang BP 1 12 Ruang TU 1 13 Ruang Kepala Sekolah 1 14 Meja siswa 420 15 Kursi siswa 836 16 LCD 21 17 Komputer 38 Sumber: Data Administrasi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta SMA Muhammadiyah 1 Surakarta memiliki 21 ruang kelas. Masingmasing kelas telah dilengkapi dengan LCD. LCD sangat membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar, salah satunya untuk mata pelajaran geografi. LCD dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi-materi tertentu, misal menampilkan gambar mengenai proses dan hasil fenomena alam. Fenomena alam seperti tsunami, pembentukan bumi dan bentukan sungai akan lebih mudah dipahami siswa jika dijelaskan tidak hanya dengan kata-kata tapi juga dilengkapi dengan media seperti gambar. Sekolah ini juga memiliki 5 ruang laboratorium yang terdiri dari laboratorium Kimia, laboratorium Fisika, laboratorium Biologi, laboratorium Bahasa dan laboratorium Multimedia. Untuk mata pelajaran geografi tidak disediakan laboratorium sehingga pembelajaran diadakan dalam ruang kelas. Terdapat 1 perpustakaan yang menyediakan bacaan tentang berbagai macam pelajaran, termasuk geografi, dan pengetahuan umum.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
2. Karakteristik Guru Mata pelajaran geografi untuk kelas X diampu oleh satu guru. Guru tersebut bertanggung jawab dalam mengajar geografi pada semua kelas X yang terdiri dari 7 kelas dengan jumlah siswa 294 siswa. Berikut disajikan data mengenai karateristik guru geografi kelas X. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5. a. Nama guru
: Dra. Umi Rochyani
b. Fasilitas untuk menunjang KBM
: laptop
c. Media yang digunakan dalam KBM
:
power point materi peta yang ditampilkan pada LCD gambar-gambar materi seperti pembentukan bumi dan lapisan atmosfer. d. Metode yang sering digunakan
: ceramah
e. Pelatihan yang pernah diikuti
:
Pelatihan Penginderaan Jauh dan SIG Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) f. Seminar yang pernah diikuti
:
Diklat Pembelajaran Inovatif dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bimbingan Teknik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Workshop Pengembangan Bahan Ajar 3. Karakteristik Siswa Jumlah siswa kelas X-4 adalah 39 anak yang terdiri dari 17 laki-laki dan 22 perempuan. Hampir semua siswa tersebut berasal dari dalam kota, sedangkan luar kota hanya ada 3 siswa yaitu dari Boyolali. Persebaran asal dan jumlah siswa dapat dilihat pada Peta Persebaran Asal SMP Siswa Kelas X-4 Tahun Ajaran 2009/ 2010 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Dari 39 siswa, 22 siswa berasal dari SMP negeri dan 17 siswa dari SMP swasta. Rata-rata nilai UAN kelas X-4 adalah 27,97 sehingga rata-rata nilai tiap mata pelajaran yang diujikan yaitu 6.99. Nilai UAN tertinggi yaitu 33,50 atau rata-rata nilai tiap mata pelajaran 8.37, dan terendah 22,10 atau rata-rata nilai 5.52.
commit to user
digilib.uns.ac.id
61
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Kondisi Awal
Observasi pra tindakan dilakukan untuk mengetahui kondisi awal kelas terutama yang berkaitan dengan pembelajaran geografi di kelas. Berdasarkan hasil observasi pra tindakan, diketahui bahwa kelas X-4 memiliki permasalahan terhadap pembelajaran geografi. Rata-rata nilai ulangan harian kelas ini paling rendah bila dibandingkan dengan kelas X lainnya.
Kondisi ini juga semakin
diperparah dengan kurangnya motivasi belajar siswa terlihat dari kepasifan serta perhatian yang minim saat pembelajaran berlangsung. a. Kondisi awal motivasi siswa Berdasarkan wawancara dan observasi dengan guru geografi, diketahui bahwa kelas X-4 memiliki permasalahan terhadap pembelajaran geografi. Pada saat pembelajaran, kebanyakan siswa pasif misalnya terlihat dari jarangnya siswa bertanya dan mengungkapkan pendapat jika guru memberi pertanyaan. Hanya ada beberapa siswa yang mencatat ketika guru menerangkan dan siswa juga suka mengulur waktu bila diberi tugas saat pembelajaran. Berdasarkan hasil angket motivasi dapat diketahui bahwa sebesar 24 siswa (62% dari 39 siswa) memiliki motivasi rendah, 9 siswa (23 %) motivasi sedang dan 6 siswa (15 %) motivasi tinggi. Data dapat dilihat pada lampiran 24. Kondisi tersebut dapat digambarkan dalam tabel berikut ini : Tabel 12. Motivasi Awal Siswa Terhadap Mata Pelajaran Geografi Motivasi
Frekuensi
Prosentase
Tinggi
6
15 %
Sedang
9
23 %
Rendah
24
62%
Jumlah
39
100%
Sumber: Data Primer PTK 2009/2010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam gambar berikut ini :
Gambar 6. Histogram Motivasi Awal Siswa b. Kondisi awal nilai siswa Data yang digunakan sebagai nilai awal adalah rata-rata nilai ulangan geografi kelas X-4. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa rata-rata nilai siswa kelas X-4 yaitu 59,6. Rata-rata tersebut masih berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Dari 39 siswa hanya 16 siswa (41 %) yang mencapai KKM sehingga 23 siswa (59 %) belum mencapai ketuntasan. Data dapat dilihat pada lampiran 25. Kondisi tersebut digambarkan dalam tabel berikut ini : Tabel 13. Nilai Awal Siswa Kategori
Jumlah
Prosentase
Tuntas
16
41 %
Belum Tuntas
23
59 %
Jumlah
39
100%
Sumber: Data Guru Pengampu Mata Pelajaran Geografi KelasX
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam gambar berikut ini :
Gambar 7. Histogram Nilai Awal Siswa Observasi pra tindakan bermanfaat terutama dalam hal identifikasi permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi tersebut, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan pada siswa kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Peneliti mencoba mencari pemecahan permasalahan tersebut dengan menerapkan metode pembelajaran baru yang menarik dan mengaktifkan siswa. Metode yang dipilih yaitu metode Teams Games Tournaments (TGT). Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) yaitu Penyampaian Materi (Presentasi Kelas), Diskusi, Permainan (Turnamen) dan Reward (Penghargaan). Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu: (1). Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3). Observasi, dan (4). Analisis dan refleksi. 1. Siklus I a. Perencanaaan Tindakan I 1) Menyiapkan perangkat pembelajaran Peneliti bersama guru mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Perangkat pembelajaran meliputi RPP dan silabus. Waktu yang direncanakan untuk siklus I yaitu 4x45 menit. Waktu tersebut direncanakan untuk dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu tanggal 3 dan 10 Mei 2010.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
2) Menyiapkan instrumen penelitian diantaranya tes formatif, angket motivasi, lembar observasi dan angket tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran yang dilaksanakan guru. 3) Menyiapkan materi yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi pembelajaran pada penelitian ini yaitu hidrosfer. 4) Menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan sesuai dengan rencana pembelajaran. Media yang digunakan yaitu power point materi hidrosfer (siklus hidrologi, perairan darat dan perairan laut), kerangka konsep materi hidrosfer, gambar materi hidrosfer, video siklus hidrologi dan roda impian. b. Pelaksanaan Tindakan I Sesuai dengan rencana, pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan yaitu tanggal 3 dan 10 Mei 2010. Pertemuan dilaksanakan selama 4 x 45 menit. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut sebagai berikut : 1) Pertemuan 1, Senin, 3 Mei 2010 (2 x 45 menit) a) Pendahuluan Guru mengawali pembelajaran dengan
mengucapkan
salam
pembuka, kemudian dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa/ mengabsen. Setelah mengabsen, guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan dilakukan dengan metode Teams Games Tournaments (TGT), yaitu guru menyampaikan materi, siswa dibagi menjadi 8 kelompok, siswa berdiskusi secara berkelompok, permainan secara berkelompok dan tiga tim terbaik mendapatkan penghargaan. Sebelum penyampaian materi, guru terlebih dahulu melakukan apersepsi yaitu menayangkan video siklus hidrologi. Hampir semua siswa tampak tertarik dan memperhatikan. Setelah menayangkan video siklus hidrologi, guru menanyakan pertanyaan yang masih terkait dengan video tersebut. Guru bertanya mengenai mengapa air di bumi tidak pernah habis. Pertanyaan tersebut kemudian dijawab secara sukarela oleh salah seorang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
siswa. Guru kemudian membahas mengenai air di bumi mengalami proses peredaran air secara berurutan dan terus-menerus yang dinamakan siklus hidrologi, sehingga dengan adanya siklus tersebut air di bumi tak pernah habis.
Selanjutnya
guru
menjelaskan
mengenai
arti
pentingnya
mempelajari hidrosfer sehingga siswa tertarik untuk mempelajarinya. b) Inti Pada pertemuan pertama guru memulai pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) dengan menyampaikan materi siklus hidrologi, perairan darat dan perairan laut. Materi tersebut ditampilkan pada power point dan dijelaskan oleh guru. Selain tulisan yang ditampilkan pada power point,
kerangka konsep dan gambar-gambar juga ditampilkan
sehingga lebih memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan
tersebut.
Dalam
menyampaikan
materi,
guru
sudah
menggunakan dan menguasai media dengan cukup baik. Sedangkan dalam penguasaan materi guru tampak kurang menguasai materi sehingga terkadang masih membaca buku/ hand out. Ketika menyampaikan materi, guru mengajak siswa untuk berinteraksi dengan cara menanyakan pada siswa mengenai materi yang sedang dibahas tersebut. Saat pertama kali guru bertanya ada beberapa siswa yang menjawab secara serentak. Jawaban mereka beracam-macam, ada yang tepat dan ada juga yang belum tepat. Dikarenakan kelas menjadi ramai, maka guru menyuruh mereka yang ingin menjawab untuk mengacungkan jari. Namun siswa-siswa yang pada awalnya menjawab menjadi tidak berani mengacungkan jari untuk menjawab pertanyaan. Siswa terlihat kurang berani dalam mengungkapkan pendapat sehingga guru perlu menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut. Siswa yang ditunjuk harus menjawab pertanyaan dan jika tidak dapat menjawab guru kemudian menunjuk siswa lain untuk menjawabnya. Jika jawabannya benar maka guru akan menjelaskan kembali, dan jika jawaban tersebut salah maka guru akan membenarkan jawaban tersebut. Ada beberapa juga siswa yang bertanya pada guru tetapi hanya pada saat guru mendekati
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
mereka. Jadi mereka bertanya tanpa mengacungkan jari dan dengan suara yang pelan karena guru berada dekat dengan mereka. Setelah menyampaikan materi, guru membagi siswa menjadi 8 kelompok secara heterogen berdasarkan jenis kelamin dan prestasi belajar. Jumlah seluruh siswa kelas X-4 yaitu 39 sehingga 7 kelompok terdiri dari 5 siswa dan ada 1 kelompok yang terdiri dari 4 siswa. Kelompok yang telah dibagi tersebut kemudian berdiskusi mengenai tugas yang diberikan guru. Bahan diskusi yang diberikan pada semua kelompok adalah sama. Dalam berdiskusi tampak beberapa siswa yang mengantuk atau berbicara dengan temannya sehingga tidak ikut berdiskusi. Selesai berdiskusi, guru menyuruh siswa mengumpulkan laporan diskusi dan mempersilakan perwakilan 2 kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka. Kelompok yang mengajukan diri maju ke depan yaitu kelompok I dan kelompok VI. Ketika diberikan kesempatan untuk bertanya, tidak ada siswa yang bertanya. Setelah presentasi, guru melanjutkan pembahasan hasil diskusi. c) Penutup Di akhir pembelajaran, guru mengingatkan pada pertemuan selanjutnya akan diadakan permainan dan ulangan. Sebelum meninggalkan kelas, guru mengucapkan salam. 2) Pertemuan 2, Senin, 10 Mei 2010 (2 x 45 menit) a) Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam pembuka. Kemudian guru mengingatkan siswa mengenai materi yang dibahas pada pertemuan lalu. Selanjutnya guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan ini yaitu permainan, tes formatif dan penghargaan 3 tim terbaik. Siswa diminta bergabung dengan kelompoknya. Sebelum dilakukan permainan, guru menjelaskan peraturan permainan. Peraturan permainan ditampilkan pada power point sehingga siswa dapat membaca sekaligus mendengarkan penjelasan guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
b) Inti Kelompok dengan nomor urut pertama mengirimkan wakilnya untuk memutar roda impian. Roda impian memiliki 15 nomor dan masingmasing nomor terdiri dari 2 pertanyaan, sehingga setiap nomor memiliki kesempatan untuk diberikan 2 kali. Apabila terjadi perulangan nomor untuk ketiga kalinya maka dilakukan pemutaran sekali lagi atau dilakukan pengacakan pada soal-soal yang belum terjawab. Jika pertanyaan tidak dapat dijawab dengan benar maka pertanyaan dapat dilempar pada kelompok lain. Skor/ nilai diberikan pada kelompok yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Setelah kelompok pertama mendapat giliran memutar roda impian, giliran selanjutnya yaitu kelompok kedua dan seterusnya. Permainan ini dilakukan dalam 2 putaran sehingga setiap kelompok mendapatkan kesempatan 2 kali untuk memutar roda impian dan menjawab pertanyaan pada nomor yang ditunjukkan roda impian tersebut. Pada saat kegiatan permainan ini, kelompok dapat berdiskusi dahulu atau langsung menjawab pertanyaan. Namun masih terlihat bahwa yang ikut berdiskusi atau menjawab pertanyaan hanya orang-orang tertentu saja. Jadi ada anggota kelompok yang tidak terlibat aktif dalam kerja kelompok. Permainan berlangsung selama 40 menit. Selesai permainan, siswa duduk
pada
tempatnya
masing-masing
dan
mempersiapkan
diri
mengerjakan tes formatif. Guru dibantu peneliti membagikan soal tes. Siswa segera mengerjakan tes tersebut setelah mendapatkan soal. c) Penutup Setelah waktu tes dinyatakan habis, guru dibantu peneliti mengumpulkan lembar jawaban. Kegiatan selanjutnya yaitu memberikan penghargaan bagi 3 kelompok terbaik. Kelompok terbaik dipilih berdasarkan akumulasi nilai diskusi dan permainan. Juara 1 yaitu kelompok VI, juara 2 kelompok IV dan juara 3 kelompok III. Setelah 3 kelompok terbaik menerima penghargaan, siswa diminta mengisi angket motivasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
c. Observasi Pada penelitian ini, guru kolaborasi bertindak sebagai guru dan peneliti bertindak sebagai observer. Observasi tersebut dilakukan untuk mengevaluasi penerapan metode pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) dan untuk mengamati proses pembelajaran yang berlangsung. 1) Hasil Observasi bagi Siswa Pada pertemuan pertama siklus I, kegiatan pembelajaran yang dilakukan yaitu penyampaian materi dan diskusi. Pada awal pembelajaran, guru memberikan pertanyaan mengenai mengapa air di bumi tidak pernah habis. Pertanyaan tersebut dijawab secara sukarela oleh salah seorang siswa yang bernama Pratama Rachmad Wijaya. Pada saat penyampaian materi, guru mengajak siswa berinteraksi dengan cara memberikan pertanyaan pada siswa. Beberapa siswa menjawab pertanyaan tersebut secara serentak. Guru kemudian menyuruh mereka yang ingin menjawab untuk mengacungkan jari karena kelas menjadi ramai. Namun siswa-siswa yang pada awalnya menjawab secara serentak menjadi tidak berani menjawab sendiri, sehingga guru perlu menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut. Ada 5 siswa yang ditunjuk guru untuk menjawabnya yaitu
Aulia
Nur
Fadhilah,
Bayu
Adji
Wicaksono,
Cik
Imah
Widiyaningsih, Muhammad Fadholi dan Zulfa Naili Nasyrifah. Ada juga 2 siswa yang bertanya pada guru tetapi hanya pada saat guru mendekati mereka. Jadi mereka bertanya tanpa mengacungkan jari dan dengan suara yang pelan karena guru berada dekat dengan mereka. Siswa yang bertanya tersebut yaitu Genit Fitri Dinivan dan Maharani Pangestiara. Data mengenai hasil observasi siswa siklus I pada saat penyampaian materi (presentasi kelas), diskusi dan permainan dapat dilihat pada lampiran 26. Dari hasil observasi saat penyampaian materi diperoleh aktivitas siswa sebagai berikut : - Sebanyak 39 siswa (100%) datang tepat waktu, tidak ada siswa yang terlambat masuk kelas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
- Sebanyak 29 siswa (74%) membawa buku pegangan, sedangkan sebanyak 10 siswa (26 %) tidak membawa buku pegangan. - Sebanyak 27 siswa (69%) membuka buku pegangan, sedangkan sebanyak 12 siswa (31%) tidak membuka buku pegangan. - Sebanyak 39 siswa (100%) mengikuti pembelajaran geografi, tidak ada siswa yang belajar pelajaran lain. - Sebanyak 12 siswa (31%) mencatat penjelasan guru, sedangkan sebanyak 27 siswa ( 69%) tidak mencatat penjelasan guru. - Sebanyak 30 siswa (77% ) tidak mengantuk, sedangkan sebanyak 9 siswa (23%) mengantuk. - Sebanyak 25 siswa (64% ) tidak berbicara yang tidak terkait materi dengan temannya, sedangkan sebanyak 14 siswa ( 36%) berbicara tidak terkait materi dengan temannya. - Sebanyak 33 siswa (85% ) tidak membuat kegaduhan yang tidak terkait materi, sedangkan sebanyak 6 siswa (15%) membuat kegaduhan yang tidak terkait dengan materi. - Sebanyak 2 siswa (5%) bertanya pada guru mengenai materi yang belum jelas, sedangkan sebanyak 37 siswa (95%) tidak bertanya pada guru mengenai materi yang belum jelas. - Sebanyak 6 siswa (15% ) menjawab pertanyaan guru, sedangkan sebanyak 33 siswa (85%) tidak menjawab pertanyaan guru. Diskusi dilaksanakan setelah penyampaian materi. Pada kegiatan diskusi ini terdapat beberapa siswa yang mengantuk atau berbicara dengan temannya sehingga tidak ikut berdiskusi (bekerja dalam kelompok). Berikut disajikan hasil observasi aktivitas saat diskusi kelompok : - Tidak ada siswa yang bertanya. - Sebanyak 24 siswa (62%) mendengarkan diskusi dengan aktif, sedangkan sebanyak 15 siswa ( 38%) tidak mendengarkan diskusi dengan aktif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
- Sebanyak 30 siswa (77%) bekerja dalam kelompok, sedangkan sebanyak 9 siswa (23%) tidak ikut bekerja dalam kelompok. Pada siklus I pertemuan kedua, dilaksanakan pada hari Senin 10 Mei 2010. Pada pertemuan kedua ini kegiatan pembelajaran yaitu permainan dan tes formatif (ulangan). Dilihat dari kondisi kelas, tidak ada siswa yang terlambat masuk kelas namun terdapat 9 siswa terlihat kurang siap karena masih mencatat/ membuka buku pelajaran lain yang baru saja selesai. Terdapat 6 siswa yang ramai karena tidak menginginkan ulangan dilaksanakan pada pertemuan kedua. Pada saat kegiatan permainan ini, kelompok dapat berdiskusi dahulu atau langsung menjawab pertanyaan. Terlihat pada saat berdiskusi atau menjawab pertanyaan hanya orangorang tertentu saja sehingga ada beberapa anggota kelompok yang tidak terlibat aktif dalam kerja kelompok. Berikut disajikan hasil observasi aktivitas siswa dalam permainan kelompok : - Sebanyak 11 siswa (28% ) menjawab pertanyaan, sedangkan sebanyak 28 siswa (72%) tidak menjawab pertanyaan. - Sebanyak 27 siswa (69% ) bekerja dalam kelompok, sedangkan sebanyak 12 siswa (31%) tidak bekerja dalam kelompok. 2) Tanggapan Siswa terhadap Metode Pembelajaran yang Dilaksanakan Guru. (Lampiran 27) a) Sebanyak 11 siswa (28%) menyatakan sangat simpatik terhadap sikap dan penampilan guru dalam mengajar, dan sebanyak 28 siswa (72%) menyatakan simpatik. b) Sebanyak
10 siswa (26%) menyatakan bahwa metode
yang
dilaksanakan guru sangat sesuai dengan materi, sebanyak 22 siswa (56%) menyatakan sesuai, dan sebanyak 7 siswa (18%) menyatakan kurang sesuai. c) Sebanyak 7 siswa (18%) menyatakan bahwa kemampuan guru dalam menjelaskan sangat jelas, sebanyak 21 siswa (54%) menyatakan jelas, dan 11 siswa (28%) menyatakan kurang jelas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
d) Sebanyak 18 siswa (46%) menyatakan bahwa media yang digunakan dalam pembelajaran geografi sangat menarik, sebanyak 17 siswa (44%) menyatakan menarik, dan 4 siswa (10%) menyatakan kurang menarik. e) Sebanyak 16 siswa (41%) menyatakan bahwa media yang digunakan guru sangat membantu mempermudah dalam memahami materi dan sebanyak 23 siswa (59%) menyatakan mempermudah. f) Sebanyak 7 siswa (18%) menyatakan sangat tertarik dengan materi yang dibahas, sebanyak 28 siswa (72%) menyatakan tertarik, dan sebanyak 4 siswa (10%) menyatakan kurang tertarik. g) Sebanyak 21 siswa (54%) menyatakan senang diberi tugas tentang materi, dan sebanyak 18 siswa (46%) menyatakan kurang suka jika diberi tugas. h) Sebanyak 10 siswa (26%) menyatakan sangat senang jika diminta berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, sebanyak 23 siswa (59%) menyatakan senang, dan sebanyak 6 siswa (15%) menyatakan kurang senang. i) Sebanyak 9 siswa (23%) menyatakan sangat dilibatkan dalam proses pembelajaran, sebanyak 28 siswa (72%) menyatakan dilibatkan, dan sebanyak 2 siswa (5%) menyatakan kurang dilibatkan. 3) Hasil Observasi Aktifitas Guru dalam Pembelajaran. (Lampiran 28) a) Guru memasuki kelas dan memberi salam sudah baik. b) Guru dalam mengecek absensi kurang baik c) Guru dalam memberikan apersepsi dan motivasi cukup baik, guru masih terlihat kaku d) Guru dalam menyampaikan materi kurang baik e) Guru dalam menggunakan media pada saat penyampaian materi cukup baik f) Guru dalam memberikan arahan kepada siswa dalam menerapkan langkah-langkah pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) sudah baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
g) Guru dalam membimbing siswa pada saat diskusi kelompok sudah baik h) Guru dalam menggunakan media pada saat diskusi kelompok kurang baik i) Guru dalam membimbing siswa pada saat permainan sudah baik j) Guru dalam menggunakan media pada saat permainan cukup baik k) Guru dalam memberikan kesempatan bertanya pada siswa cukup baik l) Guru dalam menjelaskan materi yang belum dipahami siswa cukup baik m) Guru dalam menutup pelajaran cukup baik n) Guru dalam penguasaan terhadap manajemen waktu kurang baik d. Hasil Tindakan 1) Motivasi Siswa Motivasi siswa dapat diketahui melalui pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran maupun angket terbuka yang telah diisi siswa. Dalam lembar observasi pada ulasan sebelumnya, terdapat pengamatan kegiatankegiatan yang berkaitan dengan motivasi siswa. Kegiatan-kegiatan pada siklus I tersebut meliputi : ada 29 siswa yang membawa buku pegangan, 27 siswa membuka buku pegangan, tidak ada siswa yang belajar pelajaran lain, 12 siswa mencatat penjelasan guru, 30 siswa tidak mengantuk, 25 siswa yang tidak berbicara tidak terkait materi dengan temannya, 33 siswa tidak membuat kegaduhan yang tidak terkait materi, 2 siswa yang bertanya pada guru mengenai materi yang belum jelas dan 6 siswa yang menjawab pertanyaan guru. Pada saat kegiatan diskusi tidak ada siswa yang bertanya, 24 siswa mendengarkan diskusi dengan aktif dan 29 siswa bekerja dalam kelompok. Pada saat permainan ada 11 siswa yang menjawab pertanyaan dan 27 siswa bekerja dalam kelompok. Motivasi siswa yang diukur melalui angket dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu tinggi, sedang dan rendah. Setelah dilakukan tindakan siklus I, motivasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi meningkat. Siswa yang memiliki motivasi tinggi yaitu 12 siswa (31%), motivasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
sedang 14 siswa (36 %) dan motivasi rendah 13 siswa (33%). Tapi motivasi pada siklus I ini belum berhasil karena belum mencapai indikator motivasi sebesar 80%. Data mengenai motivasi siswa pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 29. Berikut disajikan tabel motivasi siklus I. Tabel 14. Motivasi Siswa Siklus I Motivasi
Frekuensi
Prosentase
Tinggi
12
31%
Sedang
14
36%
Rendah
13
33%
Jumlah
39
100%
Sumber: Data Primer PTK 2009/2010 Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam gambar berikut ini :
Gambar 8. Histogram Motivasi Siswa Siklus I 2) Nilai Tes Formatif Siswa Nilai tes siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I ini diperoleh dari pemberian soal tes kepada siswa saat pembelajaran siklus I selesai. Dari tes tersebut diketahui bahwa rata-rata nilai siswa adalah 64,43. Hasil belajar tersebut meningkat tetapi belum mencapai target keberhasilan penelitian. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan nilai adalah sebesar 26 siswa (67%). Sedangkan untuk mencapai keberhasilan siklus I, ketuntasan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
nilai tes siswa harus mencapai indikator yang telah ditetapkan yaitu sebesar 80 %. Data mengenai nilai tes formatif siswa pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 30. Berikut disajikan tabel nilai tes formatif siklus I . Tabel 15. Nilai Tes Formatif Siklus I Kategori
Jumlah
Prosentase
Tuntas
26
67%
Belum Tuntas
13
33%
Jumlah
39
100%
Sumber: Data Primer PTK 2009/2010 Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam gambar berikut ini :
Gambar 9. Histogram Nilai Tes Formatif Siklus I Berdasarkan hasil tes formatif siklus I, dapat diketahui bahwa nilai siswa yang paling tidak memuaskan terdapat pada beberapa indikator yaitu mendeskripsikan jenis-jenis sungai dan Daerah Aliran Sungai (DAS), mengidentifikasi unsur unsur utama siklus hidrologi dan mengidentifikasi jenis-jenis
laut. Analisis soal tes formatif siklus I dapat dilihat pada
lampiran 31. Berikut disajikan tabel mengenai hasil tes formatif siklus I terhadap masing-masing indikator.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
Tabel 16. Hasil Tes Formatif Siklus I terhadap Masing-Masing Indikator No
Indikator Keterangan
1
Mengidentifikasi unsur unsur utama siklus hidrologi 2 Mengidentifikasi air tanah berdasarkan letaknya 3 Mendeskripsikan jenis-jenis sungai dan DAS 4 Mengidentifikasi jenis-jenis dan manfaat danau dan rawa 5 Menjelaskan perbedaan pantai dan pesisir 6 Mengidentifikasi jenis-jenis laut 7 Menunjukkan bentuk-bentuk morfologi dasar laut 8 Menjelaskan gerakan air laut 9 Menjelaskan kualitas air laut 10 Menjelaskan manfaat air laut Sumber: Data Primer PTK 2009/2010
Butir Soal Pilihan Essay ganda 2 1
Hasil Benar Pilihan Essay ganda 56% 47%
1
2
66%
71%
5
3
62%
48%
3, 4
66%, 72%
6
72%
7, 8
59%, 56%
10
77%
9
77% 4 5
68% 85%
e. Analisis dan Refleksi Analisis dan refleksi merupakan upaya mengkaji permasalahan yang terjadi pada saat dilakukan tindakan dan hasil dari proses tindakan tersebut kemudian dihubungkan dengan penyelesaian permasalahan. Berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan beberapa kelemahan dalam penerapan metode pembelajaran pada siklus I. Kelemahan tersebut yaitu 1). Segi Siswa Siswa kurang aktif dalam pembelajaran baik pada saat kegiatan penyampaian materi ataupun kerja kelompok. Pada saat penyampaian materi siswa masih merasa segan bertanya langsung dengan guru. Siswa yang berani bertanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
hanya sedikit dan mereka lebih nyaman bertanya pada teman atau guru pada saat guru mendekati mereka. Siswa juga kurang memiliki keberanian untuk mengungkapkan pendapat atau menjawab pertanyaan dari guru. Pada saat kerja kelompok hanya siswa tertentu saja yang terlihat aktif, bahkan ada beberapa anggota kelompok yang tidak ikut terlibat dalam kerja kelompok. Nilai tes formatif siswa kurang memuaskan pada beberapa indikator. Indikator tersebut yaitu mendeskripsikan jenis-jenis sungai terutama pada materi pola aliran sungai, mengidentifikasi unsur unsur utama siklus hidrologi dan mengidentifikasi jenis-jenis laut. Masih ada siswa yang acuh terhadap pelajaran dan metode baru yang digunakan guru. 2). Segi Guru Guru jarang memberikan motivasi pada siswa saat pembelajaran maupun kerja kelompok. Dalam memandu siswa, pemberian motivasi
dapat
meningkatkan
semangat
siswa
sehingga
pembelajaran akan semakin hidup. Penggunaan media pembelajaran belum optimal, karena guru terlalu fokus mengendalikan siswa yang gaduh. Pelaksanaan pembelajaran oleh guru kurang sesuai dengan rencana pembelajaran misalnya saat guru menutup pelajaran serta alokasi waktu yang kurang terstruktur. Hal tersebut dapat terjadi karena yang bertindak sebagai pengajar adalah guru geografi sekolah tersebut dan bukan peneliti itu sendiri, sehingga maksud peneliti terkadang kurang dipahami guru. Guru kurang menguasai materi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis maka dapat dilakukan tidakan refleksi, yaitu Dilakukan upaya untuk membangkitkan motivasi siswa. Pemberian motivasi antara lain dengan cara memberi pujian, kata-kata penyemangat, memberikan penghargaan, nilai dan hukuman. Berbeda dengan siklus I, pada siklus II pemberian nilai tidak hanya diberikan pada kelompok tapi juga hasil dari kerja individu. Pada saat
kerja
kelompok
dilaksanakan,
nilai
individu
juga
diperhitungkan. Jadi setiap anggota kelompok selain bermain bagi kelompoknya juga bermain bagi diri sendiri. Anggota kelompok yang aktif misal menjawab pertanyaan, selain menyumbangkan nilai bagi kelompoknya juga akan memperoleh nilai bagi dirinya. Siswa yang aktif akan menjadi siswa terbaik. Diharapkan dengan pemberian motivasi tersebut akan membangkitkan semangat serta keberanian siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Mengoptimalkan kinerja guru dalam menjelaskan materi dan mengoptimalkan
penggunaan
media
pembelajaran
terutama
ditekankan pada materi yang belum dipahami siswa. Media pembelajaran yang ditambahkan yaitu Gambar pola aliran sungai dengan penjelasan topografinya. Untuk menjelaskan pola aliran sungai akan lebih mudah jika disertai gambar topografinya sehingga siswa tidak kesulitan dalam memahami materi tersebut. Makro media flash siklus hidrologi. Makro media flash tersebut memuat penjelasan tentang unsur-unsur siklus hidrologi sekaligus jenis-jenis siklus hidrologi. Penggunaan media tersebut
diharapkan
dapat
mempermudah
siswa
dalam
pemahaman materi dengan memanfaatkan waktu secara efektif. Diadakan tambahan
waktu untuk diskusi sehingga semua
kelompok dengan variasi soal diskusi mendapatkan kesempatan untuk presentasi dan memacu kelompok lain untuk bertanya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
3. Siklus II a. Perencanaaan Tindakan II 1) Menyiapkan perangkat pembelajaran Peneliti bersama guru mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan pada siklus II. Perangkat pembelajaran meliputi RPP dan silabus. Kegiatan tindakan II direncanakan selama 5 x 45 menit yang dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu tanggal 17 dan 24 Mei 2010. 2) Menyiapkan instrumen penelitian diantaranya tes formatif, angket motivasi, lembar observasi dan angket tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran yang dilaksanakan guru. 3) Menyiapkan materi yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi pembelajarannya yaitu hidrosfer. Materi ini mengulang dari siklus I dengan beberapa tambahan dan penekanan penjelasan oleh guru terhadap materi yang belum dipahami siswa. Materi yang
paling
belum
dipahami
siswa
yaitu
pola
aliran
sungai,
mengidentifikasi unsur unsur utama siklus hidrologi dan mengidentifikasi jenis-jenis laut. 4) Menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan sesuai dengan rencana pembelajaran. Media yang digunakan yaitu power point materi hidrosfer (siklus hidrologi, perairan darat dan perairan laut), kerangka konsep materi hidrosfer, gambar materi hidrosfer, video tentang hidrosfer, makro media flash siklus hidrologi dan roda impian. b. Pelaksanaan Tindakan II Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan I, hanya pada tindakan II ini merupakan perbaikan tindakan I. Kekurangankekurangan pada tindakan I dicari solusinya dan diperbaiki pada tindakan II, sehingga diharapkan dapat tercapai target yang diinginkan. Pelaksanaan tindakan II dilakukan sesuai dengan rencana yaitu 2 kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 17 dan 24 Mei 2010. Waktu pelaksanaan pada 2 pertemuan tersebut yaitu 5 x 45 menit. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
1) Pertemuan 1, Senin, 17 Mei 2010 (3 x 45 menit) a) Pendahuluan Pada pertemuan pertama, mula-mula guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengabsen. Seperti pada siklus I, guru menjelaskan terlebih dahulu langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II ini. Selain dipilih 3 tim terbaik, pada siklus II ini juga dipilih siswa terbaik yaitu siswa yang aktif dalam pembelajaran. Pemberian nilai tidak hanya diberikan pada kelompok tapi juga hasil dari kerja individu. Siswa yang aktif, selain menyumbangkan nilai bagi kelompoknya juga akan memperoleh nilai bagi dirinya. Sebelum penyampaian materi, guru terlebih dahulu melakukan apersepsi yaitu menanyakan video tentang hidrologi. Siswa diam dan memperhatikan. Berdasarkan video
yang ditampilkan tadi, guru
kemudian merangsang siswa untuk berfikir mengenai dimana saja air di bumi berada. Ada 1 siswa menjawab pertanyaan tersebut secara sukarela. Guru kemudian membahas mengenai keberadaan air di bumi dan menjelaskan mengenai manfaat keberadaan air di bumi bagi makhluk hidup. b) Inti Pada pertemuan ini, media yang ditambahkan yaitu makro media flash siklus hidrologi dan gambar pola aliran sungai dengan penjelasan topografinya. Pada saat guru menerangkan materi dengan memanfaatkan media tersebut siswa tampak diam dan memperhatikan. Dalam menerangkan materi guru terkadang masih membaca buku/ hand out. Keterampilan guru dalam menggunakan dan menguasai media sudah baik. Guru memanfaatkan media yang telah disediakan dengan baik dan lancar. Di sela-sela menerangkan materi, guru memberikan motivasi untuk membangkitkan semangat dan keaktifan mereka dalam mengikuti pembelajaran. Guru juga memberikan pertanyaan pada siswa untuk membuat siswa tetap fokus. Pada siklus II ini siswa sudah mulai berani mengungkapkan pendapat secara sukarela dan tanpa ditunjuk. Pada saat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
penyampaian materi terjadi peningkatan jumlah siswa yang bertanya daripada siklus I. Mereka sudah berani mengacungkan jari dan bertanya meskipun guru tidak tidak mendekati mereka. Kegiatan selanjutnya setelah menyampaikan materi yaitu diskusi. Berbeda dengan siklus I, pada siklus II ini bahan diskusi untuk masingmasing kelompok berbeda. Masing-masing kelompok mendapatkan 2 pertanyaan untuk didiskusikan dengan anggota kelompoknya. Setelah berdiskusi, guru meminta siswa mengumpulkan laporan diskusi dan masing-masing kelompok mengirimkan perwakilannya maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Kelompok yang telah siap dipersilakan maju terlebih dahulu baru kemudian dilanjutkan kelompok lain. Presentasi ini dilanjutkan kembali setelah terpotong jam istirahat. Pada saat diskusi ini, keaktifan siswa lebih terlihat daripada saat siklus I. Hal ini tampak dari adanya pertanyaan yang diajukan kelompok lain untuk kelompok yang presentasi. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, siswa yang presentasi dapat langsung menjawab ataupun berdiskusi terlebih dahulu dengan teman sekelompoknya. Guru akan menjelaskan kembali jika jawaban mereka benar dan jika belum benar guru akan membenarkannya. Setelah presentasi, guru melanjutkan pembahasan hasil diskusi. c) Penutup Sebelum menutup pelajaran, guru menyampaikan kesimpulan materi. Guru juga memberitahukan bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan permainan dan ulangan sehingga diharapkan semua siswa masuk dan belajar dengan baik. 2) Pertemuan 2, Senin, 24 Mei 2010 (2 x 45 menit) a) Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengabsen dan mengingatkan kembali sedikit materi pada pertemuan lalu. Selanjutnya guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan dilakukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
pada pertemuan ini yaitu permainan, tes formatif, serta penghargaan 3 tim dan siswa terbaik. Siswa diminta bergabung dengan kelompoknya. Guru kemudian menjelaskan peraturan permainan. Peraturan permainan dapat juga dibaca siswa pada power point yang ditampilkan di depan. Pada permainan ini siswa yang dapat menjawab pertanyaan selain mendapatkan nilai bagi dirinya sendiri juga menyumbangkan nilai bagi kelompoknya. Dengan demikian siswa akan termotivasi untuk aktif dalam permainan yaitu dengan menjawab pertanyaan. b) Inti Kelompok dengan nomor urut pertama mengirimkan wakilnya untuk memutar roda impian, dilanjutkan kelompok kedua dan seterusnya. Prosedur permainan ini sama dengan permainan pada siklus I. Pada saat kegiatan permainan ini, terlihat peningkatan kerja kelompok bila dibandingkan dengan permainan sebelumnya. Selain itu kondisi kelas lebih terkendali. Selesai permainan, siswa kembali ke tempat duduk masing-masing dan mengerjakan tes formatif. Selesai mengerjakan soal, siswa segera mengumpulkan lembar jawabannya. c) Penutup Sama halnya pada siklus I, setelah mengerjakan tes formatif kegiatan selanjutnya yaitu memberikan penghargaan. Penghargaan diberikan pada 3 tim terbaik dan siswa terbaik. Pemilihan tersebut didasarkan pada nilai yang diperoleh saat dikusi dan permainan. Kelompok yang menjadi juara 1 yaitu kelompok VII, juara 2 kelompok II dan juara 3 kelompok III. Sedangkan penghargaan siswa terbaik diberikan kepada Genit Fitri Dinivan. Setelah penerimaan penghargaan, siswa diminta mengisi angket motivasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
c. Observasi 1)
Hasil Observasi Bagi Siswa Kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan pertama yaitu penyampaian materi dan diskusi. Pada awal pembelajaran, guru memberikan pertanyaan mengenai dimana saja air di bumi berada. Siswa yang bernama Ira Agustina Pertama Putri menjawab pertanyaan tersebut secara sukarela. Di sela-sela menerangkan materi, guru memberikan motivasi untuk membangkitkan semangat dan keaktifan mereka dalam mengikuti pembelajaran. Guru juga memberikan pertanyaan pada siswa untuk membuat siswa tetap fokus. Siswa yang menjawab pertanyaan tersebut secara sukarela ada 4 siswa yaitu Dinda Triyas Wara, Genit Fitri Dinivan, Mahendara Radyan Adi dan Robet Hartanto. Sedangkan siswa yang menjawab dengan ditunjuk guru ada 2 siswa yaitu Arya Galang Budi Sejati dan Ibnu Hasan. Pada siklus II ini ada 5 siswa yang sudah berani bertanya secara sukarela yaitu Asykari Indah Saputri, Efid Erdanosa Branata, Genit Fitri Dinivan, Maharani Pangestiara Rahayu dan Pratama Rachmat Wijaya. Data hasil observasi siswa pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 32. Dari hasil observasi saat penyampaian materi diperoleh aktivitas siswa : - Sebanyak 39 siswa (100%) datang tepat waktu, tidak ada siswa yang terlambat masuk kelas. - Sebanyak 31 siswa (79%) membawa buku pegangan, sedangkan sebanyak 8 siswa (21%) tidak membawa buku pegangan. - Sebanyak 29 siswa (74%) membuka buku pegangan, sedangkan sebanyak 10 siswa (26 %) tidak membuka buku pegangan. - Sebanyak 39 siswa (100%) mengikuti pembelajaran geografi, tidak ada siswa yang belajar pelajaran lain. - Sebanyak 14 siswa (36% ) mencatat penjelasan guru, sedangkan sebanyak 25 siswa (64%) tidak mencatat penjelasan guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
- Sebanyak 33 siswa (85%) tidak mengantuk, sedangkan sebanyak 6 siswa (15%) mengantuk. - Sebanyak 25 siswa (64% ) tidak berbicara yang tidak terkait materi dengan temannya, sedangkan sebanyak 14 siswa (36%) berbicara tidak terkait materi dengan temannya. - Sebanyak 33 siswa (85%) tidak membuat kegaduhan yang tidak terkait materi, sedangkan sebanyak 6 siswa (15%) membuat kegaduhan yang tidak terkait dengan materi. - Sebanyak 5 siswa (13%) bertanya pada guru mengenai materi yang belum jelas, sedangkan sebanyak 34 siswa (87%) tidak bertanya pada guru mengenai materi yang belum jelas. - Sebanyak 7 siswa (44%) menjawab pertanyaan guru, sedangkan sebanyak 32 siswa (56%) tidak menjawab pertanyaan guru. Pada kegiatan diskusi siklus II ini, siswa sudah berani bertanya pada kelompok lain. Siswa yang bertanya tersebut yaitu Bahendar Prashaga, Genit Fitri Dinivan, Ibnu Hasan, Nurrohmah Manda Noviana dan Tito Tri Wijanarko. Berikut disajikan hasil observasi aktivitas saat diskusi kelompok : - Sebanyak 5 siswa (13%) bertanya, sedangkan sebanyak 34 siswa (87%) tidak bertanya. - Sebanyak 27 siswa (39%) mendengarkan diskusi dengan aktif, sedangkan sebanyak 12 siswa (61%) tidak mendengarkan diskusi dengan aktif. - Sebanyak 32 siswa (56%) bekerja dalam kelompok, sedangkan sebanyak 7 siswa (44%) tidak ikut bekerja dalam kelompok. Pada siklus II pertemuan kedua, kegiatan pembelajaran yaitu permainan dan tes formatif (ulangan). Dilihat dari kondisi kelas, tidak ada siswa yang terlambat masuk kelas namun terdapat 9 siswa terlihat kurang siap karena masih membuka/ mengemasi buku pelajaran lain yang baru
commit to user