PEMBIA Y AA N A SURAN SI KESEIIA TA~ l\ilASY ARARAT l\11SKIN DAN PENGELUARAN RUJ\'1AH TANGGA UNTUKKESEHATAN TERHADAP DERAJAT KESEHAT AN DI PROPLNSr JAW A BARAT Tlealfh l11s11r1111ceFundings for The Poor and llousholds Expenditure for l{ealth in Relution with Health Quality i11 West Java Province
Olcb:
FIDA PURW ATI NPl\1. 120i20080009
TESIS Diajukan uatuk mcmeouhi salab satu .sy~rat gunn mcm11troleh Gelar ~fagi1trr Ekonnmi Program Magistcr Ekonomi Terapau Pasc::1_s;1rj:\o;i FtkulhtS l<'.konon1i lfnivcrtit9~ Padjadjaran Spesialisasi : Ek.ono111i Pen1ban~unan dan Perencanaaa
PROGRA.M PASCA SAR.TANA FAKULTAS EKONOMl UNfVERSJTAS PADJADJARAN BANDUNG
2009
-"
PEJ\>IBIAYAAN ASURMSI KF.SF.HATAN MASYARAKAT MISKIN DAN PENGELUARAN RUJ\>IAH TANGGA UNTUKK.ESEHATAN Tll:R:RADAP DERAJAT KESEHATAI~DI PROPINSJ JAWA BARAT Health Insurance Fundings for The Poor and Housholds Expendaure for Health in Relalion with Hta/J/t Quality in West Java Province O.leb: FIDA PURWATI
NPl\1. 120720080009
TESlS Odjuk.i.n untuk memenahi !»lib utv .sy2Nlt guua memperolt-b Gclar Magistt-r £kooomi Program 1\iagi..sttr Ekouonri Tcnil1>ao
l'ascasarj1u hkultas Ekot1oml Uni••ttSitas Padjadjaran Spttialliui: Ekonomi Ptmbangu1UU1 d1JI P•nnconaan Ttlab dl.s«ujll oltb Ptmblmbing pada 1an.ggal seperti yang tertera dibawa- ini
Bandang,
Nopembcr 2009
I ~TlM PEMB~IBING
l'117iv0 I
Ferry Hadiyanto,SE.,MA.
Prof.Dr.Hj.Sutyastie Soemitro Remi,SE.,MS.
Nil'.195305111981032002
NIP. 197102121997021001 Mengctabuj, K.ETUA PROGR
Or. Bodin no, S. F.., MA. NIP. 19660815 J 991031004
iii
PERNYATAAN
Dcngan ini saya mcnyatakan hahwa: I. Karya tulis saya, tesis ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akadcmik (sarjana, magister, dan!atau doktor), baik di Universitas Padjadiaran maupun perguruan tinggi lain. 2. Karya tulis ini adalah rnumi gaga'il!n, rumusan, clan penelitian saya scndiri tanpa bantuan pihak lain, kecuali Arahan Pembimbing. 3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipubfikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan
nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka. 4. Pcmyataan ini saya buat deugan sesuugguhnya dan apabila di kemudian hari tcrdapat pcnyirnpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bcrsedia mcnerima sanksi akadernik berupa pencabutan gelar yang tclah dipcrolch karcna karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dcngan norma yang
berlaku di perguruan tinggi ini.
. .'~m,1
Bandung, (J Nopem ber 2009
Yang membuat pernyataan,
)
'"
-
~_:;-rw· ~
= ...•.· __
171DA f>UR WA Tl NPM. 120720080009
iv
ABSTRAK
Penelitian ini benujuan untuk menganalis pengaruh pembiayaan asuransi kesehatan rnasyarakat miskin tcrhadap derajat kesehatan dan pcngaruh pengcluaran rumah tangga untuk kesehatan terhadap dcrajat kesehatan di Propinsi Jawa Baratpada tahun 2005-2007. Analisis yang digunakan dalam penclitian ini adalah mclalui pendekatan deskriptif dan kuanrnatif Model analisis kuantitatif yang digunakan adalah model analisis ekonomenika dengan menggunakan data panel 25 kabuparen/kota di Propinsi Jawa Baral periode tahun 2005-2007. Secara spesifik penelitian ini menggunakan model fixed effect dengan mctode Pooled EGLS (cross-section weight).
Hasil penelitian memrnjukan hahwa pembiayaan asuransi kesebatan rnembcrikan pengaruh yang negatif terhadap angka kematian bayi dan membcrikan pcngaruh. positif terhadap angka harapan hidup. Pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan berpengaruh ncgatif terhadap angka kemalian bayi dan berpengaruh positif terhadap angka harapan hidup. Kata Kuoci : Pembiayaan asuransi kesehatan masyarakat m iskin, pengeluaran ru mah tangga untuk kesehatan, de rajat kcsehatan
v
ABSTRACT
111e purpose of this research is to analyze the impact of public health insurance fundingfor the poor i11 relation with health quality and household expenditurefor health care in WestJava Province 2005-1007 Descriptive and quantitative approaches are used for this research. Quanutative model analysis is use for the observaiion i11 Econometric analysis model using daiu from 25 subregion and city in We.stJava provincerange from 2005-2007. Purposely, this researchusedfired effect model using Polled ELGS method (cross section weight.
The results of this research show that public health insurance funding has negative impact on ilifan! mortality rate mu/ give positive impact on life expectancy rate. Household expenditurefor health also gave negative injluence on infantmortality rate and positive impact on life expectancy.. Key word : Health insurance fundingfor the poor, Household exenditure 011 helath and heahh quality_
vi
KATA Pt~NGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melirnpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga
pcuulisau
tesis bcrjudul
"Pcmbiayaan Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin dan Pcngcluaran Rumah Tangga untuk Kesehatan Tcrhadap Dcrajat Kesehatan di Propinsi Jaws Barat" dapat disclcsaikan dengan baik, Penulisan rcsis ini diajukan untuk mcmcnuhi salah satu syarat mempcrolch gelar Magister t.ikonomi pada Program Magistcr
Ekonomi Terapan Univcrsltas Padjadjaran. Terima kasih yang tak terhingga pcuulis ucapkan kcpada scmua pihak
yang telah membamu dalam pcnulisan tcsis dan kelancaran studi di Magister Ekonomi Tcrapan tcrutama kcpada:
I. lbu l'rof.DR.Mj.Su1yastic pembimbing
Soemitro Remi.St, .. MS sclaku ketua tim
yang mcmbcrikan bhnbingun,
nrahan, masukan dan koreksi
terhadap penulisan tcsis ini. 2. Bapek Ferry 1 ludiy(inlo.SE.MA .. scbaga: anggota rim pcrubimbing y11ng banyak
mernberikau
mnsukan
haik
teori maupun
cmpiris
dalarn
mcmbentuk kerangka bcrpikir scrta rnemperkuya tcsis ini.
). Bupak 1Jr.13ucdiono,S~.,MA sclaku Ketua Program Magistcr Ekonomi Tcrapan Univcrsitas P:idjadjaran yang tclah banyak mcmbcrikan arahan. 4. Ibu Prof. Dr.Hj. l'ati S.Joesron,SE.,MS.,
sehagai rnantan ketua program
yan~ tclah banyak memberikan arahan. 5.
Bapak dan lbu para pcngajar pada Program magistcr Ekonorni Terapan Universitas Padjadjaran alas segala ilmn yane iclah diberikan
vii
6. Bapak dan lbu staf administrasi paoa Program rnagisier bkonomi Tcrapan Universitas Padjadjaran, rerima kasih aras segala banruannya.
7. Kcpala Pusat Pcmbinaan. Pendidikan, dan Pelatihan Perencana Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang telah rnemberikan bcasiswa untuk bclajar di Magister Ekonomi Terapan Universitas Padjadjaran. 8. Dr.H. Gunadi Sukma Rhinekas, !\.fKcs selaku Kepala Dinas Kesehatan Kola Bandung yang tclah mcmbcrikan ijin tugas belajar kepada penulis, 9. Rekan-rekan kerja di Dinas Kcschatan Kota Bandung yang telah memben'kan dukungan untuk mengikuti pendidikan. 10. Orang Tua, Suami dan Anak tercinta yang telah mcmberikan dorongan
muril can do'a kepada penulis sclama ini. 11. Teman-teman Magister Ekonomi Terapan Angkatan X yang selalu bersarna-sama dalam suka dan duka menjalani perkuliahan dalam suasana pertemanan yang kompak. 12. Sernua pihak yan~ tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran kuliah dan penulisao tesis ini. Penulis sangat menyadari bahwa 11..~is ini rnasih sanga: jauh dari kata scrnpurna. Olch karena iru, saran dan kritik yang membangun sangat pcnulis nantikan bagi perbaikan tesis ini
rum
penelitian-pcnelitian selanju:nya. Atas
bantuan. saran. dan kritikannya penulis mengucapkan terima kasih, Akhimya deugan segala kerendahan hati, penulis berharap scmoga tcsis ini bermanfaat bagi scmua piha], yang berkepentingan untuk mernanfaatkannya . Amin l'cnulis
viii
OAFTAR ISi Halaman HA LAMAN JUDUL. , HALAMAN PERSETUJUAN... PERNYATAAN...................................................................................................................................
.
ABSTRAK.....................
ARSTRACT................................................................................................................... KATAPENGANTAR...................................................................................................... DAFT AR ISi OAFTAR TABEL.................................................................................................................... OAFTAR GAMDAR............................................................................................................... BAB I PENOAHUlUAN
1.1 tater Bclakang..................................................................................................................... 1.2 ldentifikasi masalah............................................................................................................
1.3 Maksud dan Tujuan Peneiltlan........................................................................................
1.4 Kegunaan penelltlan.......................................................................................................... BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIK1RAN DAN HIPOTESIS
2.1. Kaji~n Pustak~....................................................................................................................
ii iii iv v
vi viii
Xii xiii
1
1 10 11
11 13
13
2.1.l. Teorl Ekonomi Pcmbangunan................................................................................ 2.1.2. Sumber Daya Manusia............................................................................................. 2.1.3. Derajat Kcsehatan 2.1.'.l.1. Angka Marapan Hidup 2.1.3.2. /\nr,ka Keni<1lian Bayi................................................................................ 2 . .l.3.3. lndik~tor nerajat Kescllatan.....................................................................
13 14 16 18 19 20
2.1.4. Pelayanan Kesehatan 2.1.S. l'engeluaran Pcmerinlah 2.1.s.1. Pembiayaan Kesehatan.............................................................................. 7.1.5.7. Surnber l'embiayaan Kesehai.an...............................................................
22 25 27 29
2.1.5.3.l'cndckatan·pendckatan datarn Pembiayaan kesehatan.................... 2.1.6. Asurans] Kcsehatan...................................................................................................
32
2.l..(i.1. Asuransi Kesehatan Masvarakat Mis~in 2.1.7. Pengeluaran Rurnah Tangga 2.2. Penelitian- Penclitian Sebelumnya................................................................................. 2.2.1. Pcnelitlan Jonahan Gruber dan Aaron Ycluwil£................................................. 2.2.2. Penelitian Martin S Feldstein.......................................
2.2.3. Penclitian George Miller, Charles Roerig, Paul Hughes Cromwi~k................ 2.2.4. Penelitian Kevin Fiscella .... ,................................................................................... 2.2.5. Penelitian Joseph P Newhouse........................................................................... 2.2.6. Pcnclition Micht~I Grignon, Marc Perronnin, John N Lavis..............................
33
38 4d d5 4S 47
49
51 54 55
ix
2.2.7. Penelitian Arya Pradita dan Mulndro Kenyowijoyo.......................................... 2.2.8. Penelitian H.lssa, B Outtara.................................................................................... 2.3. Kerangka Berpikir............................................................................................................... 2.4. Hipotesis................................................................................... BAB Ill METODE PENELITIAN 3.1. Objek Pcnelitian................................................................................................................. 3.2. Metode Penelitian.......................................................................
3.3. raknik f>engumpulan Data 3.4. Sumber Data....................................................................................................................... 3.5. Jenis Data............................................................................................................................ 3.6. Mctode Anali~i>................................................................................................................ 3.6.1. Mctode Empirik........................ 3.6.2. Fixed Effect Model dan Random Effect Model................................................ 3.7. Operaslonal varlabel f>enelitian.................................................................................... ::l.R. Spe~iflkasi Model 3.9. Evaluasl Model 3.9.l. Kriteri3 Ekonometrika...........................................................................................
3.9.2. Kriteria Statistik BAB IV HASIL PENEUTIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskrlpsl Objek Penelitian dan Data............................................................................. 4.1.1. Gambaran varlabel Penelitian..............................................................................
4.1.1.1. OcraJat Kcschatan di Jawa Baral............................................................ 4.1.1.2. A11gka Haraµa11 Hiduµ............................................................................... 4.1.1.3. Kematlan Bayi........................................................................................... 4.l .1.4. Status <;111 Bahra......................................................................... ..............
56 57
60 63 64 64 64
65
65
66 66 66 67 68 69 70 70
72 74
74 74
74 74 77
18
4.1.1.S. Pertolongan Persallnan............................................................................ 4.1 .1 .6. Pengeluaran Rumah Tangga Untu~ Kesehatan................................... 4.1.1.7. Jumlah /\nggota Keluarga........................................................................
81
4.1.1.8. /\suransi Kesehatan Masyarakat Miskin................................................ 4.2. Stalislika Deskriptlf............................................................................................................ 4.2.1. Statistika Deskriptif /\ngka Kematian Bayi............................................ 4.2.2. Statistika Deskriptif Angka Harapan Hidup........................................................ 4.3. H~~il E~Lim~~i Mud~I.......................................................................................................... 4.3.1. Hasil Estimasi Model I, Angka Kematian Bayi................................................... 4.3.2. Hasil Estimasi Model II. Angka Harapan Hidup................................................. 4.3.3. Hosil Pcngujian Asumst Klasik............................................................................... 4.3.3.1. Uji Multikolinearitas................................................................................... 4.3.3.2. Uji Gejala Autokorelasi..............................................................................
87
4 3.3.3. Uji HPtrro~kNfaslisilas.............................................................................. 4.4. Kriteria Statistik..................................................................................................................
4 .4.1. Koefisien Determinasi......... •1.4.2. Ujl t...........................................................................................................................
83
85 YU
90
'll 92 93
94 95 95 98 99
99 99 100
x
4.4.3. Uji F........................................................................................................................... 4.5. Analisis Ekonomi dan Pembahasan Hasil Pen_elitian.................................................... 4.5.1. Model Persarnaan Angka Kernatian Bayi........................................................... 4.5.1.l. Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin.................................................
104 105 105
4.5.1.2. Pertolongan Persalinan.............................................................................. 4.5.1.3. Status Gizi.................................................................................................... 4.5.1.4. Pengeluaran Rumah Tanp;ga Untuk Kesehatan................................... 4.:;.1s Jumlah Anggota Rumah Tangga............................................................... 4.5.2. Model Persamaan Angka Harapan Hidup......................................................... 4.5.2.1. Asuransl Kesehalan.................................................................................... 4.5.2.2. Angka Kematian Bayi.................................................................................. 4.S.2.3. Pengeluaran Rumah Tangga Untuk Kesehatan.................................... 4.6. lmplikasi Kebijakan dan Solusi Tcrhadap Pcrmasalahan Praktis.................................
107
105
109 110 111 113 113 11'i 116 117
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 5.1. Kesimpulan.......................................................................................................................... 5.2. Rekornendasi Kebijakan.....................
124 124 126
DAFTARPUSTAKA LAMPI RAN
129 133
Xi
DAFTAR TABEL Halaman Tabel
1.1
Tabel
1.2
Tabel
2.1
lndikator Pembiayaan Kesehatan Terpillh di Berbagal Ncgoro Asean Tahun 2003 Perbandingan Beberapa lndikator Kesehatan dan Biaya Kesehatan di 8crbagai Negara
2
Progres Toword Health People 2010 Gaal of Elim/notion of
53
6
Hea1111 fobcl
2.2
Hosil Pcnclitian sebelumnyo
58
Tabcl
3.1
eperasronai Variabel Pcnclitlan
68
T3bel
4.1
Angka Harapan Hidup di Provins! Jawa Barat Tahun 1998
75
Tabel
4.2
Tabel
4.3
Tabel
4.4
Tabel
4.5
Tabcl
4.6
s/d 2007 Angka Harapan Hidup Oiperinci M~nurul Kab/Kota di Provins! Jawa Barat tahun 2005·2007 Pengeluaran Rumah Tangga untuk Kesehatan per Kapfta per Bulan di Provins! Jawa Barat tahun 2005·2007 Rata·Rata Jumlah Anggota Kefuaraga Di Provins! Jawa aarar Tahun 2005·2008 Jumlah Masyarakat Miskin yang Terdaftar sebagai Penerlma Askeskln di Provins! Jawa sarat Tahun 2005-2007 Alokasi Angganin Askcskin di Provins! Jawa Barat Tahun
2005-2007
76 84
86 88
89
Tabel
4.7
Statistika Deskriptif Angka Kcmatlan
Bayi
91
Tabel
4.8
Statistika D<,skriptif Angka Harapan Hidup
92
Tabel
4.9
Hasil Estimasi Model Angka Kcmatian Bayi
93
Tabel
4.10
I lasil Estlmasi Model Angka Harapan I lidup
95
Tabcl
4.ll
Korelasi Antar variable
Bebas Persarnaan Angka Kematlan
96
Hasil Perhitungan VIF variable Bebas Persarnaan An~ko KEmati~n Bayi xoretast Antar Varlabcl sebas Pcrsarnaan Angka Harapan Hidup Hasil l'erhitungan VI~ varrable Bebas f'ersamaan Angku Haropcn Hidup
96
Rayi Tabel
4.12
Tabel
4.13
Tabcl
4.14
97
97
xii
Tabet
4.15
Nlfai Statistik Durbin Watson
98
Tabel
4.16
Hasil Uji Durbin Watson
98
label
4.17
Hasil Uji White dengan Cross Terms
99
label
4.18
Hasit Uji t Untuk Model Angka Kematian Bayl
101
Tabet
4.19
Hasil Uji t untuk Model Angka harapan Hidup
103
label
4.20
Hasll Pengujian F-Stat
104
label
4.21
Road Map Pencapaian AHH sebesar 73 Tahun Pada Tahun 2015 di Propinsi Jawa serer
119
xiii
DAFTAR GAMBAR Halaman
8
Gambar Gambar
1.1
Gambar
1.1
Gambar
2.1
Gambar
2.2
Gambar
2.3
Ketersediaan Jaminan Kesehatan di Jawa sarat Jumlah Rumah Tangga Miskin Provinsi Jawa Beret Tahun 2007 Jumlah Penduduk Miskin dan Kanu Askesf(in yang Oidistribusikan di lawa Barat Tahun 2006 Perbandingan Angka Kematian Bayi dan umur Harapan Hidup di Proviosi Jawa Barat Tahun 1996-2004 Aktifitas Pelayanan Kesehatan Primer, Sekunder. Dan tersier Efektifitas dari Pengeluaran Perawatan Kesehatan
Gambar
:Z.4
Bagan Kerangka Alur Berpikir
62
Gambar
4.1
7R
Gambar
4.1
Angka Kcmatian ·Savi (AKB) Menurut Kabvpaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2007 Status Gizi balita di Provinsi Jawa Barat
Gambar
4.2
80
Gambar
4.3
Gambar
4.4
Sebaran Persentase Balir;i Giii Buruk Menurut Kabupaten/Kotc di Provinsi Jawa Barat Tahun 2007 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di Provinsi Jawa Barat tahun 2005-200/ Cakupan Persalinan Olch Tenaga Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2007
1.2
9
10 20 24
'iO
79
81 82
HAB I PEND ..\l:IULUA..111
I. I. Latar Belak.1ng
Kalimat kesehatan untuk pcrtama kali masuk ke dalam Undang-Undang Dasar 1945 dalarn pasal 28H yang merupakan hasil amandernen tahun 2000 •· ... sctiap pcnduduk berhak atas pelayanan kcschatan". Pencantuman hek tcrhadap pelayanan kesehatan bertujuan untuk menjamin
hak-hak kesehatan yang
fundamental sesuai dengan deklarasi Hak Asasi Manusia oleh PBB di tahun 1947. Dengan amandemen tcrsebet, tugas pcrncrintah harus makin jelas yaitu secara
eksplisit mencmpatkan kesehatan sebagai bagian utarna dari pembangunan rakyal yang harus tersedia secara mcrata bagi seluruh rakyat. Dcngan kata lain, prinsip ckuitas telah ditancapkan dalam UUD 45 schingga pernerintah pusat dan daerah kini tidak bisa lagi menghindar dari pcnycdiaan anggaran yang lebih bcsar bagi sektor kcschatan untuk mengembangkan scbuah sistem jaminan kesehatan bagi scluruh rakyat,
Dalam kurun wak:tu 30 tahun pcmbangunan kesehatan Indonesia. statusnya rncngalarni kcrnajuan yang cukup berarti. Namun dcmikian, ditinjau dari angka
kcmatian
bayi dan angka kematian ibu, negara Indonesia masih jauh tcninggal
jika dibandingkan dengan status kcsehatan penduduk negara-negara tetangga, l.aporan World I lealth Organization (WHO) tahun 2005 menunjukkan bahwa angka kematian bayi di Indonesia rnasih 46 per 1.000 kelahiran hid up, sementara di Thailand 29, filipina 36, Srilanka 18, dan vtalaysia I I per 1.000 kclahiran hidup. Scmcntara angka kematiau bayi di Jawa Barat mcnurut Dinas Kcschatan Provinsi
Jawa Barer (2006) mencapai 43.40 per I 000 kclahiran hidup. Angka kcrnatian bayi i
2
rnerupakan
indikator yang sangat scnsitif tcrhadap ketersediaan
kualitas dan
pcrnanfaatan pelayanan kcschatan, angka kematian bayi juga dipengaruhi oleh
pendapatan keluarga, jumlah anggota kcluarga, pcndidikan ibu dan gili kcluargii.. oleh karcna iru angka kemaiian bayi dapat di pakai sebagai tolak ukur pcmbangunan sosial ekonorni rnusyarakat menyeluruh. (Proti I Kcsehatan 2006)
Selain itu angka kcmatian bayi sistem
kcschatan,
kcscbatan.
khususnya
memiliki korclasi kuat dcngan kincrja
pendanaan
kcschatan dan
Bcbcrapa indikutor penting yung digunakan
belanja
rcndahnya
untuk melihat dan
mcnganalisis pembiayaan keschatan adalah Pcrsc11tase Kcscluruhan Pengeluaran di Bidang
Kcschatan
tcrhadap
Produk
Domestik
Brute
(PDB).
Pcrscntasc
Pengcluaran Pernerintah di Bidang Kcscbatan terhadap Scluruh Pcngcluaran di Bidnng Kcschatnn.
Pcrscnrase Pcnecluarnn Scktor Swasta tli flidang Keseharan
terhadap Seluruh Pengeluaran di Bidung Kcschatan, clan Persentase Pcngcluaran di Bidang Keschatan tcrhadap Scluruh Pengeluaran Pemcrintah T.i\DEL LI INOI KATOH l'EMUIA Y AAN KESEHATAN TERJ'ILIH DI BERDAGAI NEGARA ASEAN TAHUN 2003 Pt1w1\law
l°'ffWllll'l\i&
lb
lh9111n
Bluoo.Co.:rus~
1
~.lni>op
IOOoot\lJ W,;~ t.bl:v.'St:I
~=-
n n
11\;irlll}'JI
t
r•lf'llia
n
""'"">;)
31
~1'111~~
10
\~
r~·•;.:luon'flS::hn
Nnw11°"" d ~'119 S""·~i..-d18'6ll'ICJ Kf ~u:in..,.rt\a:l.'lfl "'•193.laian d1 Gd>n1 K•'t.::~'Jfon •HM.:llp Kt•.dl.llnn 1~1ilt'l:Jnr .~•unil\ rcn~t.Ar.u1 d Sd1111.1h ~"~lucwnndl 1'19:1u• Oc1nu.11t Biulo t1lln;i Ktwl'Ul{'m BldM"Qk·•s•M:in 8>) 3' '•J ~ ti[• t 1'·•-=)!, ~ 31 OJ I '.'3 ~
~r~n\.3M KtMu1du
4 t I
rfn~tlUU.)~
H
" "
"'!.:
.,,
J19
l'i• J
eH
~';'
~J
•)1 i 17 6
6]? 38J 7? 2
"'
!>+1 ~,.llO\.t
l'ci19"1u.1101l Pntnn1ohdi lld;i~ Kt~~J..111 ~th..ltklj:
$..~\"''r~ng~lunran Pffl~m•:ih
o?
11.,.
"
c. j'! .;g 1• ,9 '1
IJO '56:
3
Tabel I.I mcrnperlihalkan perbandingan biaya yang dikeluarkan pemerintah dan sektor swasta di bidang kesehatan. Untuk pcrseruasc pengeluaran pernerintah di bidang keseharan terhadap seluruh pengcluaran di bidang kesehatan yang paling tinggi adalah Brunei Darussalam. Di Brunei Darussalam 80% pcngcluaran di bidang kcsehatan dibiayai pemerintah sehingga sektor swasta hanya bcrkomribusi 20%. Di Indonesia 35,9% pcngcluaran di bidang kesehatan dibiayai pemerintah. Hal tcrsebut berarti pengeluaran yang dibiayai sektor swasta Jebih besar yaitu 64,1%.
Yang termasuk dalam sektor swasta dalam hal ini adalah pengeluaran
yangdibiayai oleh rumah tangga.(protil kcschatan RI,2006) Bila dilihat dari pengeluaran per-kapita rumah tangga tahun 2006 di Provinsi Jawa Baral menurut SlJSEOA 2006 menunjukan rara-rata sebcsar
Rp.267.828 pcr-kapita per-bulan, dan rata-rata pengeluran untuk kesehatan scbcsar Rr.5.399 per kapita per-bulan atau scbesar 2.02%. sementara WHO mensyaratkan pcngcluaran untuk kesebatan sebesar Rp.100.000 per kapita perbulan. Rendahnya belanja kesehatan masyarakat Indonesia dikhawarirkan menjadi salah saru indikator rendahnya komitmen
pemerintah dan lcmahnya kchijakan sosial di biclang
kesehatan. Kecenderungan meningkatnya biaya pcrncliharaan keschatan mcnyulitkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya. Keadaan ini terjadi terutama pada kcadaan dimana pembiayaan harus ditanggung sendiri (out pocker) dalatn sistcm tunai (Jee for services. Pcuelirian Hasbulah,
rv'
dkk (2000)
mcnunjukkan babwa 10% rumah tangga miskin harus rncnghabiskan 230% ..
penghasilannya kcluarganya
dalam sebulan unruk rnernbiayai sekali rawat inap anggoia Scmcntara I 0% kcluarga kaya hanya
meughabiskan
120%
penghasilan dalam scbulan unluk mcmbiayai satu kali rawat inap anggota
4
kcluarganya. Hal ini berdampak pada akses pclayanan kcschatan yang terkesan tidak adil,
karena penduduk
rniskin tidak mampu membiayai perawatannya.
Penelitian yang dilakukan Hasbulah dan Pujiyanro (2000) menunjukkan bahwa I 0% penduduk terkaya mcmpunyai akses rawat inap di rumah saktr yang 12 kali
lebih besar dibanding rncngalaml
I 0% pcnduduk
pcmbayaran katastropik
termiskin dan, 83% rumah tangga kctlka
satu anggota
rumah
tangga
ruemburuhkan rawar inap. Artinya, sebuah rumah tangga akan jaruh miskin, karena
harus berhutang atau mcnjual harta bcnda untuk biaya berobat di rumah sakh, sekalipun di rumah sakit publik. l'adahal, di seluruh dunia, prinsip keadilan yang mcrata atau equity yang digunakan adalah equity egllli1aria11, yan11 pudu prin~ipnya mcnjamin bahwa sctiap pcnduduk mendapat pelayanan sesuai dcngan kcbutuhan medisnya dan buknn scsuai kcrnampuannya mcmbayar, (I lasbulah, 2003) Mcnurul WI IO (2008) dari ?O ncgara data mcnunjukan bahwa tcrdapat kctidakmcrataan dalam pelayanan koschntnn. Dim an a di bcbcrapa ncgara t ingkat kcmatian anak 1.4 kali lcbih tinggi di daerah pedesaan dibnndingkan dengan pcrkotaan dan kenyataannya 1.9 kali lcbih banyak rcrjadi padu rnasyarakat miskin. Dari 64 % sampcl ncgara tcrsebut tingkat pcrtclongan pcrsalinan oleh renaga rcrampil 20% lebih tinggi dilakukan di pcrkotaan dibandingkan pcdcsaan.
Hal
tcrscbut menunjukan masih adanya kctidakrnerntaan dalam pelayannn kcscharan
schingga diperlukan akscs pclayanan kcschatan yang dapat mcnjangkau scluruh masyarakat baik di pedcsaan maupun perkotaan, dan rnasyarakat miskin atau kaya. Masyarakat miskin mcnurut fWS adalah sescorang yang hanya dapat mcrncnuhi makanannya kuraug dari 2100 kalori per kapita per hari sedangkan mcnurut World Bunk aJalah scscorang yang berpcnghasilan sarna atau kurang dari I$ per hari, Adapun kriteria DPS terhadap masyarukut miskin adalah :
s a. Pcnghasilao Kp.120.000
per bulan.
I 900 kalori/hari
dikaregorikan
sebagai sangat miskin. b. Penghasilan Rp.150.000
per bulan, 2100
kalori/hari dikategorikan
sebagai miskin. c. Pcnghasilan Rp.175.000
per bulan, 230-0 kalori/hari dikatcgorikan
sebagai hampir rniskin.
Jumlah masyruakat miskin di Indonesia sejak terjadi krisis moneter terus meningkat. Pada tahun 1997 Indonesia dilanda krisis ekonomi yang berkernbang menjadi krisis multidimcnsi sehingga mcngakibatkan
meningkatnya jumlah
masyarakat miskin, Oi tahun 1996 jumlah masyaralcat miskin di Indonesia tcrcarar sebanyak 22.4 juta jiv..a atau 11.3%, tahun 1998 49.S juta jiwa atau 24.2%. tahun 2004 sebanyak i6.2 juta atau 16.5'1o dan iahun 2005 rncningkat mcnjadi 62 juta atau 28.2%.
Tujuan pembiayaan kcsehatan adalah tcrsedianya pembiayaan kesehatan dengau jumlah yang mcucukupi, lcrJlokasi secara adil dan termanfaatkan secara bcrhasil-guna dan berdaya-guna, untuk mcnjamin tcrsclenggaranya pernbangunan kesehatan guna mcningkatkan dcrajat kcsehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.
Untuk mencapai
lujuan tersebut pcmcrintah
mcmbuat program
kcschatan unluk masyarakat miskin yang bertujuan unruk melindungi rumah tangga rniskin
dan
menyehabkan
pra-sejahtera dari pcngclueran bencana.
Mcskipuo terdapat
yang sangat besar
atau yang
inefisiensi juga salah
sasaran,
tampeknya tetap membuahkan hasil yaitu anlara tahun 2005 dan 2006. pcrscntasc
orang yang jatuh miskin karena pengeluarau sektor kesehaian 111e11t1ru11 dari 1,2 pcrscn kc 0,9 pcrsen.
6
Asuransi sosial adalah asuransi yang diselenggarakan atau diatur oleh pcrnerintah yang melindungi golongan ekonomi lcmah dan yang tidak lernah yang menjamin kcadilan yang merata (equity). Untuk mencapai 1ujuan terscbut, maka suatu asuransi sosial
harustah didasari
pada suanr undang-undang
pcmbayaran iuran/premi dan paket jaminan yang memungkinkan
dcngan
tcrjadinya
pcmcrataan. Agar dapal mcncntukan pelayanan yang berkualitas, antara lain, kita bisa melihamya dari keluaran yairu starus kesehatan. Pengukuran status keschatan yang lazim digunakan adalah angka kematian bayi dan angka harapan hidup. Dalasn Tabcl-Ll
disajikan
perbandingan bebcrapa
indikator
kcschatan
dan biaya
kesehatan antar berbagai ncgara di Asia.
Tabel L.2
l'erbandiogao Bcbcrapa fndikator Kcsebatan dan Biaya K~hatan di Bcrbagai l'icgara NECllRA
MMR] CNP/KA PITA
(li::>-S)
8111 YA
KE:il::IL\TAN PER KAPITA IU~l
Mala vs in 'l11ailand Srit,mgka Vietnam Phi Ii pine Mv11nmar
J~ 44
'.l.400 1.960
60
820
160 170
230
370
1.020
77.0 lntluo~la 390 711 Sumber: WHO 2000
lJKUTAN Ill•\ y,\ KESEHATAN
110 133
93
25 17 40
138 1¥2
100
12
64
124 116 154
CA KU PAN ASlllV\ ~SI
100% 80%
. .
60%
.
IC!%_
Dari tabel diatas lerlihal bahwa Indonesia mcmiliki angka kcmatian ibu Y""8 paling tinggi dan rnenempati urutan kc 154 untuk besarnya biaya kesehatan, ini jauh
tertinggal dibandingkan negara Mala~ia dan Thailand Semcntara untuk cakupan
I
asuransi baru mencapai 16%. Hal ini memperlihatkan bahwa masih kecilnya alokasi untuk biaya kesehatan.
Program Askcskin adalah program pcmcrimah unruk rnasyarakat miskin. Tahun 2007, Dcpanernen Kesehatan menyaiakan sekitar 30% atau 76, 7 juta orang dari jumlah penduduk Indonesia dinyatakan miskin dan berhak mendapat asuransi kcscharan rakyat miskin (Asko;kin). scbauyak 10,7 juta di antaranya adalah penduduk Jawa Barai.
Meskipun data Depancmcn Kcschatan
pcnduduk miskin di Jawa Barat tcrcatat I 0, 7 juta, mcnurut
mcnunjukkan
Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa llarat kenyataan di lapangan dipcrkirakan ada sekitar 12 juta orang rniskin, dengan asumsi persentase orang miskin di Jawa Barat sama dengan di tingkat nasional yairu 30% schlngga diperkirakan selisih dari apa yang ditetapkan Badan Pusat Statistik (OPS) dllpat diperkirakan scbagai golongan mencngah ke bawah yangjumlahnya tidak kurong dari dua juta orang, Berdasarkan data Susenas BPS 2005. kctcrsediaan jaminan kcsehatan untuk rawnt jalan dan rowat iMp b.1gi pcnduduk Jawa Bar:u barn mcneapai I R,li% atau sckirar 7,3 jurn dari rotal jumlah pcndurluk. l)i luar itu, atau sekitar 'i3 juta orang lainnya tidak memiliki ketersediaan jaminan kesehaian untuk rawat jalan maupun inap, Adapun jcnis jaminan kcschatan tcrdiri dari jaminan pclayanan kcsehaum masyarakat miskin menduduki ranking penama yaitu mencapai 5. 76% atau sekitar
2.3 juta orang, mcnyusul kcmudian adalah jarninan pelayanan kesehatan pegawui ncgcri sipiVvelt:mn/pcmiun yang mcncapai 4,80% alau sekitar 1,9 juta onlllg, di luar itu masyarakat memiliki jarninan kesehatan dari tunjang,an pcnggantian dari kantor (2.62% ntau sekitar 1.03 juta orang). Jamsostek (3.42% atau 1,5 juta orang),
8
Asuransi kesehatan swasta (0.CJO% atau .352.044 orang), dana schar (0.24% atau
f
lonun•n
n11e
I
1!l•U~tlll
Sosinl
-
JAHhl ~
Sumb<:r
l
A
K•m•t1i•I/ Priv-ot
2.3 jut•
'J.42«.l,o
f!I
~If+
Aslces-: So<1at1 Xon,er•ial Miskin
0,90·. (3~> OJJc<\I) •
I I I I
(S, 76",o} 4.1'',• (PllS)
Oeph"inkam
fl i'fl
hulth
strvices Vttt1.H1
88.001( 0,2° 0)
,, f
0<(JUl'/<•fllfll ~·1:.wlM1111
RI. }~()~
Gnmbar I.I
Kctcrscdlaan Jaminan Kesehntan di Jawa Bnrat Sclama kurun waktu tahun 2006 sarnpai 2007. kuotu orang miskin di Jawa Barnt mcningkat 3.149.640 orang. Scmula, kuota Askcskiu
tahun 2006 hanya
7.550.535 orang mcnjadi I0.700.17S orang pada tahun 2007. Apahila dilihat di Iawa Barai jurnlah rumah tangga miskin dapai dilihat pada gamhar herikut :
9
JUMLAH RUllAH TAHGGAMISl
'\.-__ ·)
. (7
- : ../
.
('-..1..JJr
r' )-1,,.I
1-
\ _.,,,.
_( --
t
•
: t. I..
.,
~
--- ' - -r-·-· T.,__-:: \
t
{
•
t
Prop kab.st'I) 0·413 ..
'''". 1444•
~ '" '' • 1'7"'4 f tfT$$~ • 22.t!I~ t::""111,)tt • 2f"IN6
·•· •
Sumber , nir.w Aest!IKllan J111m 811ra1 !11(}7
Gambar I.? Jumlllh Jbmah Taegi;a Miskin Proviosi Jawa Baral Tahun 2007 Berdasarkan
garnbar
diatas
dapat
1crliha1
bahwa
scbagian
besar
kabupatewkota terutama di daerah pesisir memiliki jumlah rumah tangga miskin rata- rata 147.555 hingga 228.395. sedangkan Kabopaten Bandung dan Kabupaten Boger memiliki jumlah keluarga miskin diatas 228.396. Kcluarga dcngan kriteria miskin tersebut dikatcgoriken sebagai masyarakat yang layak mendaparkan
asuransi kesehatan dari pemcrintah dalam bentuk program ASKESKIN, namun apabila di lihat pada grafik dibawah mi maka hingga tahun 2006 rnasih belum optimatnya
pendistribusian kanu Askcskin bagi keluarga miskin. sehin~ga
menyebabkan masih adanya masyarakat miskin yang mencari pengobatan secara pribadi yang akhimya harus mengcluarkan biaya ow ofpvd1.
10
.-. ..u.s...,..,.,~,
!(.o:.o ~..._+...r>•
°'''°'" )(•• h °'·"'•,}.• 1·, u\·o ... r •• , ....r....i. ~•.,..•
JCtol.,J t(,~h
loHU..ol11o\\'•o
K.•t. -'lo..11••••i.:....._,._ ,:,,-.,~ (. n•l .. Mo
N".,111 M. l•l ,-.,...~L.)
-
l(,ab'"»oh.V1;;f
J..tlJ Pu•\•, ,r '''·' l(,\tJ
t.:••••~ ..-....
;::
:=-
~.u..c •.•• ,, ..
IC.\h "-o'-..>f:ouUo Kol.1 5u~o•l.ol.•n •• lo.'.(.,)( ...
J..oiJe>"-
J(f'>J.l
•
ts~-·· .
K'l;.lt-.1\1t10.,)l11
K ....... (s..u....-uCOt' KVh• 9~ H.h..tn~
r"
--~
lOOOOOO
SOUOOt:•O
Sumber : Dinos Kesehaton Jowa Barat 2()()i
Grafik I.I Jumlah Pcnduduk Miskin dan Kartu AskeskinYang Didisrribusikan di Jawa Barat Tabun 2006
Berdasarkan uraian di alas. penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai "Pembiayaan
Pemeriotah dalarn Pemberian Askeskin, serta
Pengeluaraa Rumah Tangga uatuk Kesehatan terhsdap Derajat Kesehatao di Jawa Barat, ''
J .2 ldenrifikasi dan Perumusan Ma...alab 13crdasarkan gambaran pada latar bclakang masalah di atas, maka masalah
pokok penelitian d.apat dirumuskan sebagai berikut I.
Bagaimana
pengaruh pembiayaan
Askeskin serta pengeluaran
pemerintah
dalam
rumah 1angga untuk kesebatan
angka kcmatian bayl di Jawa Sarai.
pemberian terhadap
11
2. Bagaimana
pcngaruh pernbiayaan pcmerintah
Askeskin serta pcngeluaran
dalam
pemberian
rumah tangga umuk keschatau terhadap
angka harapan hidup di Jawa Barat, 3. Bagaimana implikasi kebijakau dari pengaruh pembiayaan pcmcrintah dalarn pemberian Askeskin serta pengeluaran rumah tanggu untuk kesehatan tcrhadap derajat kesehatan
1.3
Maksud dao Tujuan Penclitian
Maksud dan tujuan penelitian ini ada)ah : I. Untuk
menganalisis
pengaruh
pembiayaan pemerintah
dalam
pcmberiaa Askeskin serta pengcluaran rumah tangga untuk kesehatan terhadap angka kcmatian bayi di Jawa Barat. 2.
Untuk
mcnganalisis
pcngaruh pembiayaan
pemerintah
dalam
pemberian Askeskin serta pengeluaran rumab tangga untuk kesehatan
terhadap angka harapan hidup di Jawa Barat, 3.
Untuk rnembuat irnplikasi kcbijakan dari peugaruh pernbiayaan perneriruah dalurn pembcrian Askeskiu serta pcngeluaran rumah tangga untuk kesehatan terhadap derajat kesehatan
1.4
Kegunaan Pcoelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapar mcrnbcrikan manfaat: I.
Bagi dunia akademik Ba~i dunia akademik hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilrnuwau tcrutarua dalam hal pengembangan pcngkaj ian
12
konsep teoritis di bidang ekonomi terapan khususnya ekonorni kesehatan. 2.
Bagi dunia praktisi l Iasil pcnclitian ini diharapkan dapat dijadikan scbagai masukan bagi para pcngambil kebjjakan pcmbangunan khususnya pada bagi perencanaan pembangunan ekonorni dalam rangka pcnyusunan rencana
dan kcbijakan ekonomi daerah di masa yang akan datang.
BAB IT
TlNJAUAN PUSTAKA, KERANGK.\ PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1
Kajian Pustaka
2.1.1
Tcori ckonomi pembangunan l'crnbangunan secara sederhana dapat diartikan sebagai upaya untuk
melakukan perubahan social tsociat change) yang dilakukan secara sadar, tereneana dan berkelanjutan dcngan tujuan untuk eksistcnsi dalam masyarakat, Menurul Winoto (dalam Nizwar. 2005) secara konseptual inti dari teori-teori dalam pcmbangunan adalah sama yaitu memuat bal-hal scbagai berikut : (a) Perubahan terencana (planed change), (b) transformasi structural (structural transformation), (c) oronomi (autonomy). dan (d) kebcrlanjumn {suistanability). Olch karena itu
tujuan pembangunan adalah upaya untuk menjaga kelangsungan
cksistensi
masyarakat, makn tujuan pernbangunan harus mcmuat 3 konscp pcnting yaitu : Pcrtumbuhan (grow1/t). pemerataan (eq11il)~ dan kcbcrlaojutan (111i11011ab1/ity). Ticfok mungkin kita mclakukan pemcrataan tanpa pertumbuhau da11 tidak uruugkiu kitu dupat rnernpertahankan kcbcrlaojutan pernbangunan tanpa pcmcrutaun. Pcmbangunan
ckonomi
(ecc110mic tlen:lopmmf) merupakan
bagian
pernbangunan secara keseluruhan, Pembangunan ckonomi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menekankan aspek perubahan struktur ekonomi dan
pcuingkatan pendapatan masyarakat dalam jangka panjang. Dcfcoisi pcmbangunan ekonorni diatas berorimasi pacla upaya pertumbuhan (growth] dan pcmcraiaan (equty), Upaya pcrtumbuhan di ccnninkan olch perubahan pendapatan, scdungkan upaya pcmeraiaan direlleksikun
olch perubahan strulctur ekonomL Scperti di
13
14
jelaskan diatas pembangunan ckonomi (idak hanya bertujuan rncningkatkan pertumbuhan
output
soja,
tetapi lcbih
penting adalah
untuk
mengurangi
kcscnjengan pcndapatan antar lapisan rnasyurakat maupun antar dacrah atau ncgara. (Nizwar, 2005) Kuznets (1999)
rnendcfinisikan
pcrtumbuhan ekonomi sebagai kenaikan
jangku panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan banyak jcnis barang-barang ekonomi kcpada penduduknya;
scmakin
kernarnpuan
ini
tumbuh scsuai dengan kcmajuan teknologi, nan penyesuaian kclcmbagaan dan idcologis yang diperluk.annya, (Jhingan, 1999) Suatu perekonomian dikatakan mcngalarni pertumbuhan atau berkcmbang upubilu tingkat kcgiatun ckonomi lebih tinggi daripada apa yang dicapai pnJn masa scbclumnya, Aninya perkembangan baru tcrcipta apabila jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam pcrckonomian tersebut mcnjadi bertambah besar puda tahun-tahun berikutnya. Dengan dcmikian jclaslah
bahwa konscp
ekouomi.
dimana
penumbuhun
dan
pcmbangunan
ckonoml
konsep pcmbangunan pcrncrataan.
berbeda dcngun
ekonomi
sedangkan
pcrturnbuhan
mcngacu pada peningkatan
konsep
pertumbuhan
c~onu111i
bcroricntasi pada pertumbultan output saja.
2.1.2
Sum her llayf1 M:mrisia Jhingan (2000) mcngcmukukan bahwa manusia
scbagai
modal dasar
pembangunan. Pengcrtian pembentukan modal manusia adalah proses rnemperoleh dan
mcningkatkan jumlah
pengalaman ym1g
orang yang rncmpunyai
111~11c11lukan
keahlian.
pcndidikan
dan
bag.i pemhangunan ekonomi dan politik suatu
ncgaro. Mcnurut lcori pcnumbuhan ekonomi
bahwa ada tiga faktor pencntu
JS
pertumbuhan ekonomi yaitu surnbcr daya modal. somber daya manusia, dan kcmajuan teknologi. Schingga kualitas pcnduduk dalam arti yang lebih luas bahwa investasi modal manusia adalah pengeluaran dibidang pendidikan, kcschatan dan pelayanan sosial lainnya.mcrupakan sumbcrdaya manusia yang potcnsial dalam pembangunan oasional. Sumbcr daya manusia merupakan modal dasar kckayaan suatu bangsa. Modal fisik dan sumber daya alarn hanyalah fakror produksi yang bersifat pasif,
disinilah manusia berperan sebagai agen-agcn alctif yang akan rnengumpulkan modal, mengeksploitasi surnber-surnber daya alam, membangun berbagai macam oraganisasi sosial, ekonomi dan politik, serta melaksanakan
pembangunan
nasional. Jelaslah, bahwa jika suaru ncgara tidak scgera rnengernbangkan keahlian dan pcngctahuan rakyatnya serta tidak memautaatkau potensi mereka secara cfektif dalam pembangunan clan pcngclolaan ekonomi nasional, maka untuk selanjutnya negara terscbur tidak akan dapat mengembungkan apapun. Karena somber daya manusia merupakan salah saru faktor pcncntu pcrmmbuhan ckonorni. rnaka kesehatan merupakan hal yang penling untuk mcnciptakan
manusia yang produkrif.
Hal ini scperti yang dikernukakan oleh
Todaro (2004) bahwa kesehatan mcrupakan tuiuan pembangunan yang mendasar. Merupakan
inti dari kesejahteraan dan hal fundamemal untuk rnemheniuk
kapabilitas mauusia yang lebih luas yang. berada
pada inti niakna pembangunan.
Lcbih jauh lagi kcschatan rncrupakan prasyarat bagi pcningkatan produktivitas yang sangat penting da lam pembangunan ekonorn i.
16
1.1.3
Derajat Kesehatan
Negara dengan pengalaman penumbuhan ekonomi yang baik dan sccara sukses mcncrapkan strategi untuk mengurangi kemiskinao. Hal ini biasanya diikuti dengan semakin membaiknya akses tcrhadap pelayanan kesehatan dasar, air bersih, dan peningkatan lain dalam stander kchidupan, yang selanjumya akan menurunkan irfan: mortality rose dan tingkat kematian balita (Arya Pradipta, 2005). Hal tersebut dikuatkan oleh laporan Asian Developmem Bank,2006 menyatakan bahwa
pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat berkaitan dengao penurunan tingkat kematian bayi dan anak serta kelahiran, Sementara
mcnurut l.~sa(2008)
kebemasilan pembangunan ekooomi tidak hanya terbatas pada peningkatan pendapatan perkapita, namun ada aspek lain yang mempengaruhi pcrnbangunan
ekonorni yaitu pendidikan dan keseharan iennama kesehatan anak yang merupakan isu kesehatan paling penting. \VHO mendefinisikan koosep schat scbagai suaru kondisi utuh sccara fisik, kesejahteraan mental clan sosial dan bukan hanya terhindar dari penyakit, Dclinisi ini sangat luas karena karakteristik dari konsep sehai icrscbur tidak mudah untuk
diukur secara repat, Namun satu hal yang. jelas adalah bahwa kesehatan itu dipandang sebagai suaru kebaikan positif. lndeks status kcschataumasyarakat
mcrupakan derajat kesehatan yang d1peroleh dari hasil cfcktifitas pelayanan keschatan. (Jacobs. 1997) Konscp schat dan upaya kesehatan )""'1gdianut dunia telab banyak bergeser. Di Indonesia. pergeseran
cars pcnanganan kesehatan masyarakat tidak dapat
dengan cepar cliikrni karena kekurangan orang yang mampu rnenerjernahkan bcrbagai konsep kesehatan rnenjadi kebijakan yang bisa direrapkan. Sistem kesehatan yang dulu ditujukan uruuk memelihara kesehatan fisik dan mental, kini
17
bergeser unruk mcncapai derajat kesehatan setinggi-tingginya (goodness) dengan perbedaan antar-indivldu dan kelompok sekecil mungkin (faimess). Upaya kcschatan kini tidak lagi sebagai health programfur survival tctapi sebagai health programfor human development", Agar dapat mcmpertahankan dan meaingkatkan upaya
pcmbangunan
diperlukan sumber daya manusia yang tidak sekadar tidak sakit, tetapi schat dan produkrif Tahon 1988, Organisasi Kesehatan Ounia (WHO) !elah memasukkan unsur sehat /produktif sosial dan ekooomi dalam definisi sehat. Ada dua penycbab utama rcndahnya derajat kesehatan masyarakat di Indonesia. Pertama, tcrjadinya transisi epidemiologis dengan adanya "beban ganda penyakit" (double burden of diseases), yaitu di saat rnasalah penyakit infeksi belum hilang, sudah muncul masalah pcnyakit degenerative (1u1r1 communicable diaseases, seperti penyakit kardiovaskulcr, hipertensi, diabetes mellitus dan kanker yang pengobatannya memerlukan biaya besar (WHO. 2002). Kedua, masalah pendanaan kesehatan yang disehabkan antara lain: tarif yang tidak tcrjangkau, sisiem pembayaran pelayanan kesehatan yang ditctapkan berdasarkan pembayaran jasa per pelayanan (lee for services).
serta
mendapatkan
terbatasoya dana pelayanan
kcsehatan
kcschaian, sehingga masyarakat tidak yang
dibutuhkan
(Sulastomo.2000:
Hasbul~h.2003) Pcmbangunan bidaag kcsehatan sampai dengan rahun 2005 mcnunjukkan peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari mcningkamya angka harapan hidup (Al 111) waktu
lahir, menurunnya angka kematian bayi (AKB), menurunnya angka
kematian balita,
menurunnya angka kematian ibu melahirkan (AKI). scrta
menurunnya angka kurang gizi peda balita, Walaupun rerdapat peningkatan pada indikator dcrajat kesehatan rnasyarakat, tetapi capaiannya masih berada di bawah
18
angka nasional. Pada periode tahun 2001-2005 dilakukan pemhangunan bidang kcschatan dcngan kesehatan dan
mengupayakan pcningkatan akses rnasyarakat terhadap
pengembangan pelayanan kesehatan
berbasis rnasyarakat,
Bcrdasarkan evaluasi sampai dcngan tahun 2005, AHH mencapai 66,57 tahun, AKB mencapai 40,87 per seribu kelahiran hidup, AKI melahirkan mencapai 321, 15 per scratus ribu kclahiran hidup, angka kematian balita mencapai 64,67 per seribu kelahiran hidup, angka gizi kurang pada balita 13,59°/e dan gizi buruk 1,48%. (Departemen Kesehatan RI. 20-05)
2.1.3.1 A11gk.a Ranpan Hidnp Salah satu parameter dcrajat kesebatan masyarakat suatu wilayah pada pcriodc waktu terremu yang diukur melalui angka harapan hidup. Definisi angka harapan hidup menurut BPS adalah angka harapan hidup pada suaro
urnur, x
adalah rata-rata tahun hidup yang rnasih alum dijalani uleh seseorang yang ielah
berhasil mcncapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang. berlaku di lingkungan masyarukatnya. Angka harapan hidup saai lahir adalah ratarata
tahun hidup yang akan dijalani oleb bayi yang baru lahir pada suatu tahun
rcrtcntu.
Kcgunaan menghitung angka harupan hidup adalah a lat unruk rnengcvaluasi kincrja perncrintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya
dan meningkatkan derajar kesehaian pada khususnya, Angka harapan hidup yang rendah di suaiu daerah harus diikuri dengan program pembangunan keschaian chm program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori serta program pemberantasan kemiskinan
Mi;ournt c!Jlt:i ~rnt.istik maka Anga
19
Harapan Hidup penduduk Indonesia naik dari 67,8 tahun pada periode tahun 20002005 menjadi 73.6 tahun pada periode tahun 2020-2025. (IWS 2009)
2.1.3.2 Aogka Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi (AKI!) atau 111/(Jlll Mortality Rate (JMR1 adalah jumlah kemarian bayi dibawah usia I tahun setiap IOOO kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi Nasional rnenunjukan penurunan dari 145 per 1000 kelahiran hidup di tahun 1967 mcnjadi 41 per 1000 kelahiran hidup pada rshun 1997. Bcgitu pula dcngan angka kcmatian bayi di Provinsi Jawa Barat dari 89, 13 per 1000 kelahiran hidup (Scnsus pcnduduk 1990) menjadi 45,69 per 1000 kclahiran hidup pada tahun 2000 menjadi menjadi 43,40 per I 000 kclahiran hidup di tahun 2005. AKB rnerupakan indikator yang sangat sensirlf tcrhadap ketcrscdiaan kualitas
dan pemanfaatan pelayanan kescharan tennama yang berhubungan dcngan Perinatal. AKB dipcngaruhi olch pendapaian kduarga, jumlah anggota keluarga, pcndidikan ibu dun gizi kcluarga. Sehingga AKD dapat dipekai scbagai tolok ukur pembangunan
sosial ckonomi masyarokat sccara mcnyeluruh.
Estirnasi AKfJ
dilakukan oleh Kantor Statisiik Provinsi Jawa Barai, berdasarkan hasil perhitungan data scnsus ruau survei yang berkaitan dengan rata-rara anak yang dilahirkan hidup
d~n yang masih hidup menurut lc.elompok ibu, Pada grafik dibawah ini tampak hubungan antaru Angka Kematian Rayi dcngan Umur Harapan Hidup dari tahun kc tahun di l'rovmsi Jawa Uarat.
20
eo
--- -----
70
00 •
....
~
'
50
,,_ c
40
<
JD ~
•
lahun
AKB
--uHH
2
1
1096
3 1998
-
'
4
5
6
1
g
6
1007 1999 2000 2()01 2002 2003 2004 S0.08 SQ,77 5571 45.60 44.86 44.36 43,83 43.4 60 33 60.98 62.82 6347 64.63 6<.9 65.29 65.68 66.07 66.5
.,\'1Jf11/>er:/Ja(lnn l-'11,tal ,\'tutitik J>rll{'Vinsi .Jiflt'U !Jornt
Cambar 2.1 Perbandingan Anl(kil Kemalian nayi dan Umur Harapan llidup di Provinsi .htwa Hanil Tahun 1996-2004
Upaya penurunan
angkn kcmatian bayi Jan balitu tidak dapat dilakukan
olch program kcschatan ibu dun anak saja, tetspi harus melibatkan lintas scktor clan lintus program. Adanya dukungan yang difokuskan kcpada upaya yang evidence
based dengan mengutamakan
pernbiayaan pada orang miskin,
meningkatkan
jangkauan pclayanan serta pcnyiapan infrastrukiur (puskesmas, polindcs, rumah sakit) dan unit pendukung lainnya (trainmj.111nit).
Adapun stratcgi dalam upaya penurunan angka kemauan neonatal, bayi dan balita adalah pcningkatan jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan yang cost effective. dengan menjalin kerjasama Iintas sektor, kcmitraan
dcngan swasta,
pcmbcnlayaan rnasyarakat scrta pembcrdayaan perempuan dan keluarga.
21
2.1.3.3 [ndikator Derajat Kcschatan Mcnurul WllO ( 1981) yang dirnaksud dcngan indikator adalah variabel yang mcmbantu kita dalam mengukur perubahan-perubahan
yang terjadi baik
sccara langsung maupun tidak langsung. (Departernen Kesehatan RI, 2003).Syarat sebuah indikutor adalah ketcpatannya dalaru menggambarkan atau mcwakili informasinya.
Dcngan
demikian maka lndikator mcnjadi
bermakna
untuk
pengambilan keputusan. lndikator der:ljat keschatan tcrdiri ams indikator-indikator
mortalitas,
morbidims dan in
Anakn Harapan I lidup : Jumlah tahun_kchidupao dari kohort Jumlah kohort
b.
Angku Kematian 8ayi per I 000 Kelahiran
Hidup :
Jumlah bayitberumur
~---
x !000
c. Perscnrasc Hulita dcngan Gizi Buruk Jumlah Buliur yang bcrstatus gi:d buruk Di sualu wilayah icrtcntu selama I lahun Jumlah Balita yang diukur/dltimbang di Wilayab pada kurun waktu yang sama d. Pcrsentase Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Keseharan : Jumlah pcrsalinan yang dirolong tenaga keschatan Di sualu wilayah sch1ma i tahun Jumlah persalinan yang terjarli di wilayah Pada tahun yang sama
x 100
x I 00%1
22
2.1.4
Pclayanan Keschatan Pclayanan kcsehatan rnerupakan jenis pelayanan di bidang kesehaian yang
d ibcrikan
baik oleh pernenntah maupun olch plhak lain kcpada masyarakat,
Pclayanan kcscnatan mcliputi pcningkaran infonnasi, pencegahan, pengobaran dan pemutihan, baik pclayanan kcschstan konvcnsional maupun pelayanan kesehetan yang terdiri dari pengobatan tradisional clan komplementer melalui pendidikan dan pelatihan dcngan selalu mengutamakan keamanan dan cfcktilitas yang tinggi. Penyelenggaraan pelayanan kesehaten mencalrup kerehatan fisik, mental tcrmasuk intclcgensia, dan sosial. l lpaya pelayanan kesehatan dilaksanakan dalam tingkatan upaya sesuai dcngan kcbutuhan mcrlik. Upaya kesehatan diselenggarakan secara bcrkcsinambungan. terpadu, dan paripuma melalui sistcm rujukan.
Karakteristik pelayanan kesehatan mcnurut McGinnis (2000) dalam Mifler.et.all (2008) dibagi dalam tiga katcgoti yaiw pelayanan kesehatan primer. sckunder dan tersier. I) Pel:1yu11an primer meliputi imcrvcnsi untuk mencegah timbulnya penyakit. Conrohnya:
kegiatan kcschatan ma:.ya1ak.at secara luas (scpcni control
penycbaran penyakit mcnular. pcningkatan perilaku hidup sehat, dan kesiapan menghadapi bcrbagai krisis kcschatan yang mungkin timbul) termasuk kegiatan imunisasi dan pcmbcriiahuan/ penycbaran inlormnsi maupun konseling pada masyarakat mclalui
2)
klinik.
Pencegahan sekunder melipuri intervcnsi dalam mendeteksi dan menahan penyakit dalarn tahap 3\'31. Deteksi dini dapat dilakukan dengan rnelakukan screening pada suatu kondisi tertentu (pengecekan dari luar, mamograrn dll) dalarn jaugka waktu teneruu, duripada mclakukan pengccckan mcnyel uruh hanya dalam satu waktu saja, Saal pelaksanaan screening mcnunjukkan
23
adanya masatah poleosial yang mungkin timbul, diagnosis dan cara pcncegahan penyebaran. hal-hal tersebut termasuk
dalam pencegahan
sekunder. 3)
Pcnccgahan tersier meliputi intervensi untuk mencegah kondisi yang tebih buruk untuk pasien dengan kondisi kesehatan yang buruk. di tahun 2005.
Pelayanan
primer
uierupakan
pelayanan
pertama
ketika
masyarakai
mcmerlukannya, sedangkan pclayanan sekunder dan tcrsier merupakan pelayanan laojutan, yaitu basil dari rujukan. Misalkan di Indonesia terdapai berbagai tingkat rujukan dari rumah sakit tipc 0 hingga ke rumah sakit tipe A. Kegiatan Pelayanan kesehatan dapat diklasifikasikan bcrdasarkan objeknya yaitu: I) Pelayanan kescbatao masyarakat
biasanya dibuat untuk pencegahan
penyakir dengan meningkatkan kualiias hidup
sehat, mendukung
lingkungan hidup sehat, persiapan dalam menghadapi adanya krisis keschatan, Pelayanan kesehatan ini ini biasanya dibuai untuk masyarakat dan bukan bersifat individual. 2) Pelayanan medis sepeni konsuhasi pasien, irnunisasi, screening pcnyakir dan penanganannya dibatasi dalam kegiatan pencegahan yang bersi fat
primer dan sckunder sebagai suatu fungsi pcncegahan seperti ierlihat dalam gambar 2.1
Konsultasi dan ununisasi untuk pasien dikategorikan dalam
usaha pencegahan primer, diagnosa dan perawatan termasuk dalam usaha pencegahan
sekunder
sedangkan
usaha
pencegahan
tergamung dari kondisi penyakit pasien yang bersangkutan.
tersier
sangat
24
===========z··~""~§! :i;' !:••···-
~k
.
.
.
~.,-::i;r-::~ ~~?;.., t'~- ... ~
.\·umber: MJl/er.tt.all (2008)
Gambar2.2 Aktifilas Pelayaaan Kesebatan Primer, Sekunder dao Tersier 3) Pelayanan
perawatan
gigi meliputi
berbagai tindakan
pencegahan.
Konsultasi dan pembersihan termasuk dalam karegori pencegahan primer, sedangkan pcrneriksaan gigi dan x-ray termasuk dalam kegiatan screening yang termasuk dalam kategori penceganan sekundcr. 4) Kegiaran pcnelitian kesehatan adalab mcliputi aktivitas penehtian yang ditujukan untuk kcgiatan peocegahan. (Miller.cr.al.2008).
Apapun bentuk pclayanan kesehatan, yang' rerpeming adalah rnuru dan akses itu sendiri dari sisscm pclayanan kesehatan. J\.·1utu pelayanan yang diberikan sangat penting tidak terkecuali bagi pcoduduk miskin, Sctiap penduduk bcrhak memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan. Secara teoritis yang menjadi
rnasalah pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin bukan banya biaya atau tari f pclayanan, tetapi juga biaya transponasi. Apa~~ unruk pelayanan rurnah said: yang urnumnya terletak di kota. (Direktorar Kesehatan dan Gizi Masyarakat,2007)
25
2.1.5
l'engeluarao Pemeriotab Salah satu faktor penenru penumbuhan ekonomi dan distribusi pcndapatan
adalah
oriemasi
kebijakan
pcngcluaran
pemerintah.
Orientasi
kebijakan
pengeluaran pcmcrintah dapat dicermati dari komposisi atau struk:rur pcrtumbuhan pcngcluaran pemerintah.
Di lndonesia, pengeluaran pemeriruah secara garis hesar dillagi kedalam 2 (dua) katacgori
yaitu
pengeluaran
ruiin dan
pengeluaran
pembangunan.
Pcngeluyaran rutin merupakan pengeluaran yang diperuntukan bagi pernbiayaan
operasional
pcnyclenggaraan
pemerintah
dan pembangunan,
bukan
untuk
pcningkatan kapasitas produksi nasional, sedangkan pengcluaran pembangunau mcrupakan pengeluaran pernerintah ynng dirunjukan untuk rncningkatkan kapasitas produksi nasional. Selnnjutnya, pcngeluaran pcmba.ngunan dikelompokan mcnjadi bclanja pusat
Klu:;ilikasi pengeluaran pemerintah berdasarkan sekior atau fungsinya di Indonesia dibagi kc dalam pengeluarun unruk fungsi pclayanan umum, pcnahanan, keteniban dan keamanan, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan fasrlitas umum, kesehatan, parlwisata dun budaya. agama, pendidikan pcrtindungan sosial. Pengeluaran pemcrintah mcrupakan salah satu instrument kcbijakan fiskal yang
dapat digunakan untuk mernacu pertumbuhan ekonomi dan kcadilan.
Dilihat dari
fungsinya, kcbijakan fiscal baik berupa pajak ataupun pengeluaran pcmcrintah mempunyai tiga (tiga) fungsi utarna [Musgrave & Musgrave. 1984) yaitu fungsi
26
alokasi, fungsi reditribusi dan fungsi stabitrsasi. Kebijakan fiscal dilakukan agar daya yang dimiliki dapal dlalokasikan
surnbcr
kepada sector-sekror yang
rnernberikan manfaat paling besar. Kebijakao fiscal juga dilakukan agar pembagian pendapatan nasional kepada masyarskar lebih adil dan merata, terakhir, kehijakan fiscal
j111}~
dilakukan pemeriontah agar kondisi perckonomian tetap stabil,
l)cmikian juga jika perekonomian sedang dalam keadaan inflasi atau deflasi, pemerintah
dapat
menggunakan
kcbijakan
pajak
atau
pengcluaran
agar
pcrckonomian kembali menjadi stab!l. Kaum
Keynesian mcnyatakan bahwa identitas keseimbangan pcndapatan
nasional dengan persarnaan Y - C ..-1 + G + X - M untuk mcnilai relcvansi tangan pernerintah dalam perckonominn (Dumniry, 1996). Dari pcrsamaan
campur
tersebut terlihat bahwa kcnaikan atau pcnurunan pengeluaran perncrintah akan meningkatkan atau menurunkan pendapaun nasional.
Salah satu faktor penycbab tcrjadinya peruhahan pcngeluaran
pemerintah
tcrutama untuk barang dan jasa publik adalah pcrtumbuhan pendaparan pcrkapila
rnasyarakat, Makin besar pendapatan perkapiia masyarakat, rnaka makin besar pengcluaran pemcrintah. Hal ini 1erjadi karena pcrubahan tingka! pcndapatan per "•11i1a
meuycbabkan perubahan struktur
akhirnya
kcbutuhan masyarakat, yang 11acla
tcrjadi pergeseran 51ruktur pnxluksi.
Ketika pendapatan pcrkapua
masyarakat masih rendah, suuktur produksi didominasi oleh scktor pertanian dan kemajuan rnasyarakat pun masih relatif rendah. Pada tahap ini kcbutuhan akan barang sosial atau barang publik yang harus disediakan oleh pernerintah masih berupa barang aiau jasa yang tidak memeriukan modal besar Dengan de.mikian, pcngcluaran pemerintah relatif kecil, namun kcbuiuhan dasar rnasyarakat seocrti
27
prasarana sekolah, kesehaian dan lain-lain tetap harus disediakan dan dibiayai oleh pemerintah. Pcngcluaran Pemerinlah
Daerah diukur dengan pengeluaran rutin dan
pembangunan. mempunyai peranan penting dan fungsi yang cukup besar dalam
mendukung pcneapaian sasaran pembangunan yang secara langsung. Hal ini berkaitan dengan pcmbentukan modal umuk rujuan peningkatan produksi, yang
menunjang kegiatan pcmcrintah serta peningkatan jangkauan dan mum pelayanan. Seperti halnya pengcluaran masyarakar, maka pcngeluaran pemerintah akan memperbesar
permintaan
agregat melalui
multiplier effect.
Selanjumya
peningkatan agregat akan mcningkalkau protluksi atau pcnawaran agregai schingga
PDRD akan mcningkat. Dcngan meningkatnya PDRB scbaga] indikasi timbulnya suntu perckonom ian akan mcnambah penerimaan (Bocdiono, 1999).
2.1.S. I Pcmbiayaao Ke:icbataD
Pembiayaan atau pendanaan merupakan salah satu faktor pcnting dalam memberikan pelayanan, Dalam pembiayaan ditentukan bcsarnya biayn yang harus dibayar, mckanismc pcmbayaran dan siapa yang harus membayar pelayanan, Setiup pclayanan mcmburuhkan biaya, baik untuk pengadaan input pclayanan
maupun untuk melaksanakan pelayanan itu sendiri, Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan. yaitu pendanaan yang dikelu.arkan uruuk mendukune investasi yang dircncanakan, baik dilakukan sendiri maupun orang lain. Pembiayaan
kesehatan mcrupakan
kunci utama dalam suatu sistcm
kcschatan di berbagai negara (Hasbulah, 2003). Pembiayaan kesehatan menjadi sangat penting karcna akan mcmpcngaruhi kinerja sistem kesehaian, sepeni yang tercanturn
dalam laporan WHO 2000. faimcss in health care financing rnemiliki
28
hubungan
yang kuat tcrhadap kinerja sistcrn kesehatan di suatu negara. Salah saiu
ukuran terpenting dari sistem pcmbiayaan yang adil adalah bahwa beban biaya kcsehatan dari kantong perorangan tidak mcmbcratkan penduduk. Menurut Hasbulah (2003), pembiayaan yang adil dan mcrata berarti pembiayaan atau pendanaan dimana seseoeang mampu mendapatkan pelayanan keschatan sesuai dengan kebutuhan medisnya dan membayar pelayanan tcrscbut scsuai dengan kcmampuannya membayar, Berdasarkan survei Price Waterhouse Coopers ( 1999), sebelum krisis ckonomi 1997, Indonesia mcmbclanjakan 19, I dollar /\S per kapita per tahun
unruk pcmeliharaan kesehatan, atau sekhar 1,7 persen GDP. Bila di bandingkan dengan Malaysia belanja untuk kcschatan 97;J dollar AS atau 2,4 person GDP, Thailand 108,5 dollar AS
ai1111
4.3 person GOP, Singapura 667 dollar AS atau 3,5
perscn GOP, Taiwan 621,8 dollar AS atau 4.8 persen GDP dimana pada saat itu,
GDP per kapita Indonesia dipcrhitungkan sebesar l.080 dollar AS. Laporan itu juga mcngatakan. harapan untuk hidup (life
e:tpl'rtair.J,) Indonesia
adaluh ierendah
di banding negara-ncgara uu, yaitu 68 tahun. Ratio ternpat tidur di banding jumlah penduduk juga rcrcnuah, yaitu 0.6 per IOOO. Penyebab kematian, di Indonesia tcrnyuta justru penyakit-penyakit y.ing sebenamya tetah dikctahin cara doagnosa dau terapinya, yairu infi:ksi al
Dilaporkan juga, cakupan kepesertaan penduduk Indonesia dalam program jarninan
sosial sektor kesehatan icompulsory coverage). scmacam asuransi
(kesehatan waiib/sosial) juga terendah. yaitu sekuar 15 persen, dibandingkan
29
dengan Thailand. yang telah mencapai 56 persen dan Taiwan 96 persen. Rendahnya cakupan kepesenaan dalam program asuransi kesehaian, ternyata juga mcnycbabkan inetisiensi dalam pcnyclcnggaraan pelayanau kcsehatan. Meski Indonesia hanya mernbclaniakan sckitar 10 dollar AS per kapita per tahun untuk obat-obatan, scdangkan Taiwan membelanjal;an sekitar 83 dollar AS per kapita per tahun. Pemakaian obat generik di Indonesia hanya mencapai sekitar 10 persen, sedangkan di Taiwan, pemekaian obai generik meneapai sekitar 70 pcrsen. Sebabnya, dengan kepesertaan sekitar 96 perseo pcnduduk. dalam program asuransi kesehatan (sosial) Taiwan dapat menyelcnggarakan standardisasi pelayanan,
termasuk obat, sehingga dana yang rersediadapat dimanfaarkan lebih efisien. Gambaran diatas memmjukan rendahnya bclanja kesehatan Indonesia, berdampak pada kcterbatasan mcmbangun sarana kesehatan bagi rakyat dan bcrpengaruh kepada status kesehatan rak:yat Kecilnya alokasi dana untuk sektor kesehatan dari yang seharusnya (anjuran WHO minimal 5 persen dari GDP pertahun) menunjukkan rnasih kurangnya perhatian pemerimah ierhadap kesehatan masyarakat termasuk rnasyarakat miskin. Mcnurut Issa (2008) bahwa di negara bcrkcrnbang bclanja keseharan yang rendah mempunyai dampak terhadap peningkatan kematian. Sementara menurut Anaid dan Ravallion (1993) dalam Issa
(2008) dari hasil penelitian menyatakan bahwa pembiayaan kesehatan rnasyarakat yang bail: akan meningkatkan angka harapan hidup,
2.1.5.2 Sumber pcmbiayaan kesehatan Pembiayaan kesehatan bessumber dari berbagai sumber yakni pcmcriruah, pemerintah daerah. swasta, organisasi masysrakat dan masyarakat itu sendiri. Oleh karcna
itu, pembiayaan kesehatan yang adekuat, terintegrasi, stabil
clan
30
bcrkcsinambuugan 011.-im:gang peran yang amat vital untuk penyelenggaraan pelayanan kcschatan, Dalarn rangka uiencapai berbagai tujuan dari pembangunan kcscharan. diantaranya adalah pemerataan pelayanan kcschatan dan akses terhadap pelayanan yang berkualitas, Pelayanan kesehatan pada dasamya hak rakyat,berdasarkan asumsi tersebut pernerintah memilik.i kewajiban membiayai pelayanan kesehstan, Di berbagai negara, beniuk belanja untuk program kesehatan masyarakar maupun belanja untuk pelayanan kesehatan perorangan merupakan bagian terbesar dari belanja kesehatan suatu negara dalam anggaran !ahunannya Belaoja kesehatan tersebut merupakan bagian dari helanja pemerintah atau belaoja sektor publik.
Tcrdapat beberapa
alasan pemerintah harus meogarnbil peran besar dalam pembiayaan kesehatan, yaitu : I) Si fat pelayanan kesehatan yang merupakan pclayanan dasar dari sebuah
negara 2) Sifat kebutuhan pelayanao kesebatan yang udak bias dipasiikan besar biayanya 3) Kebijakan publik yang memihak rakyat yang tclah berkcmbang lama.
(Pujiyanto dalam Hasbulah,2005) Berdasarkan
alasan tersebut diaias, pemermtah
mengalokasikan
sebagian
anggarannya untuk rnembiayai pelayanan kesehatan, WllO sebaga] organisasi kesehatan intemasional memberikan patokan, bahwa 5% dari produk domesrik bruto (PDB) harus dialokasikan unruk pendanaan kesehaian. Di Indonesiapcrnbiayaan kesebaran bersumber dari APB!\ dan APBD propinsi dan kabupaten/kota. Hal ini berani bahwa pemerintah pusat rnaupun
pemerintah daerah rnengalokasikan sebagian anggarannya untuk mernbiayai
31
pelayanan kescharan. Namun tidak semua jcnis pelayanan kesehatan dapat dibiayai oleh pemerintah. Dalam konsep Sistem Kcsehatan Nasional (SKN)
memuat
konsep pemisahan aniara pcmbiayaan pelayanan program kesehaian masyarakat yang dikelornpokan sebagai pelayanan pubi], dengan pernbiayaan pelayanan kesehatan perorangan. Dalam menyelcnggarakan pelayanan kesehatan masyarakat, pemerintah menyediakan pusat pelayanan kesehatan, seperti berbagai rumah sakir dan puskcsmas. Selain penyediaan pusat pelayanan kesehatan. pemerintah juga dapat meoggunakan model "tarif subsidi". Subsidi yang digunakan ada!ah subsidi diskriminatif, dimana khususnya untuk pelayanan rumah sakit hanya dilakukan dengan disl.'Timinasi rarif atas pilihan pengguna, Maka disediakan berbagai macam tarif yang berbeda untuk pelayanan yang berbeda. Ada tarif pcrawntan kelas 111, kelas ll dan kelas I". (Hasbulah, 2003) Model subsidi ini dapat membcri keringanan pada pcnduduk sesuai dengan kemampuen.
Tujuan adanya subsidi
adalah untuk meojamin penduduk miskin agar mcmiliki akses pada pelayanan modern. Akses terhadap pclayanan kesehatan tidak dimiliki olch seluruh pcnduduk karena kendala budaya, geografis dan finansial (l Iasbulah clan Mayanda dalam Hasbulah 2005). Pcnduduk miskin di daerah pedalaman biasanya selain tidak
memiliki biaya unruk membayar pelayanan kesehaian juga tidak rnemiliki biaya yang cukup untuk membayar biaya iransponasi ke tempat pelayanan kesehatan. Selain bersumber pada pemerintah, pcmbiayaan pelayanan kesehatan dapat berasaldari masyarakat itu sendiri
atau donator yang telah mernberuuk badao
pengumpul dana sosial dari mas>'".irakat untuk kesehatan. Dana mi biasanya
3Z
d iberi kan secara langsung atau secara tidak langsung, misalnya melalui subsidi silang. (Hasbulah dan mayanda dalam Hasbulah, 2003).
2. l.S.3 Pendckatan-Pcnrtekatan
dalam
Pembiayaan
Kesehatan
Bagi
Penduduk Miskin
Bcrbagai pendekatan dapat digunakan untuk pembiayaan kesehatan penduduk, khususnya penduduk rniskin. Penduduk miskin sangai rentan dan merupakan pihak. yang memiliki kesulitan untuk rnendapat pelayanan kesehatan. Besamya alokasi pcmbiayaan keschatan bagi masyarakat miskin dari anggarao pemerintah mcnurut Issa (2008) mempunyai pengaruh terhadap pcnurunan angka kematian bayi. sehingga peruerintah harus mengalokasikan anggaran kesehatan lebih bcsar bagi masyarakat miskin agar dapat mengakscs pclayanan kcsehatan. Pengalokasian dana yang bcrsumbcr dari pemerintah dapat diberikan kepada penduduk miskin dcngan berbagai pendckatan berikut ini : I) Geographic /(lri;eting (misalnya lnprcs Desa TertinggalilDT)
2) individual targeting (rnisalnya Kredit Usaha Kccil/KUK, tabungan kcsejahteraan rakyat/Takesra, kredii usaha kesejahteraan rakyat/ Kukesra. dan kartu sehat 3) Suppl)'side approach (misalnya lnpres obat, subsidi tarifjaring pengaman
sosial bidang kesehatan, penanggulangan dampak pengurangan subsidi cnergi bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial sorta pcmberian makanan tarnbahan anak sckolah
4} Demandside approach misalnya dengan menycdiakan kartu sehat.
33
5) Mir anrara demand dan supply side misalnya pelayanan kesehatan penduduk rniskin yang dilakukan oleh bidan desa. (Mahlil Rubi dan I lnshulah dalarn l·la~hulah,2003). Bcrdasarkan pendapat di atas, biaya dari
pemerintah dapat dibcrikan kepada
pcnduduk miskin melalui berhagai mekanisme.
seperti rnenggunakan pcndekatan
geografls misalnya dengan mckanisme IDT atau dapat juga rncnggunakan model pcndckatan individu seperti pcrnbcrian kartu schat untuk pengobatan gratis.
2.1.6
Asuransi Kcschat:Jn
Salah satu bentuk pcmbiayaan kesehatan yang mulai masyarakat adalah asuransi kcscnaran dcngan asuransi keseharan
Untuk rnemahami
dipakai olch
apa yanng dimaksud
(healrh in.nirc111ce) perlu dipahami dahulu ana yang
dimaksud dengan asuransi. Asuransi dapat diartikan : a. Asuransi adaluh suatu upnya untuk rncmberikan perlindungna icrhadap kemungkinan-kcmungkiuan
yang dapat mcngakibatkan
kerugian ekonomi.
b. Asuransl adalah suaru perjanjian dimana si IJ\:llllllgguug dengan mcncrima suaru premi mengikaikun diriuya untuk rnemberi ganti rugi kepada sl terumggung yang mungkln diderira karena terjadinya suaru peristiwu yang mcngandunng mengakibatkan
kehilangan
kctidakpastian
kcrugian
atau
dan yang akan
kehilangan
suaru
kcuntungan (Azwar, 1995)
Scjalan dengan pendapat di atas, asuransi keschatan adalah suaru instrument social yang
mcniamin
seseorang (anggota) dapal rncmcnuhi
keburuhan
34
pemeliharaan kesehatan tanpa mempertimbangkan keadaan ekonomi orang tersebut saat kebutuhan pelayanan keschatan muncul (Thabrany dan Mayanda dalam Thabrany, 2005). Dasar asuransi kcsehatan adalah menghilangkan ketidakpastian yang dihadapi seseorang
Berdasarkan jenisnya, cakupan asuransi kesehatan bisa bersifat universal atau parsial dan jaminan yang discdiakan bias kornprehensif atau parsial. Selain itu asuransi kesehatan juga rnerupakan bagian dari asuransi social. Pernbayaran yang dilakukan olcb badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan banyak macamnya, misalnya bentuk yang berdasarkan tagihan ireimbursemenn. yaitu pcmbayaran oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan dilakukan atas dasar tagihan (Azwar, 1995). Hal ini berarti bahwa berapapun
besarnya tagihan terscbut semuanya akan dibayar olch badan asuransi, Terdapat bcbcrapa bentuk pernbiayaan pra-upaya, yaitu : I.
Sistern kupitasi (capitation Sy.iwm), yang dirnaksud dengan sistem kapitasi adalah sistem pembayaran di muka yang dilakukan olch badan asuransi kcpada pcnyclenggarn pelayanan kesehatan bcrdasarkan kesepakatan harga yang dihitung untuk setiap pcserta untuk jangka waktu tertentu, Dcngan sistem
pcmbayaran
ini rnaka bcsamya biaya yang dibayar oleh badan
asuransi kepada penyelcnggara pclayanan yanng tidak ditenrukan olch
35
[rekuensi
penggunaan
pclayanan
keschatan
oleh pesena, rnelainkan
ditentukan olch jumlah peserta clan kesepakaran jangka waktu jaminan. 2.
Sistcrn Paker (Packer Sys1em). yang dimaksud dengan sistem pakct adalah sistern pembayaran di muka yang dilakukan oleh badan asuransi kcpada penyelenggara pclayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung untuk suatu paket pclayanan kesehatan rertennr, Deagan sistem pembayaran ini, maka besarnya hiaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada penyelengara pelayanan kesehatan tidak ditentukan olch rnacarn pelayyanan
kcsehatan
yang disclenggarakan, melainkan
oleh
paket
pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan. Penyakit apapun yang dihadapi,
jika terrnasuk dalarn satu paket pclayanan yang sarna, mcndapatkan biaya dengan besar yang sarna. Sistem pembiayaan paket ini dikeual pula dengan nama sistem pembiayaan kelompok diagnosis terkait (diagnosis related group) yang di banyak negara maju tetah lama diterapkan.
1. Sistcm Anggaran (Budget System) yang dimaksud dengan sistem anggaran adalah sistem pernbayaran di muka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyclenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kcscpakatan harga, sesuai dcngan besarnya anggaran yang diajukan penyelenggara pelayanan kesehatan, Sama halnya dengan sistem paket, pada sistern anggaran ini besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan tidak ditentukan oteh macam pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, disepakati. (Azwar, 1995)
melainnkan olch besarnya anggaran yang telah
36
Penerapan sistem pembayaran pm upaya mcwaj ibkan pcnyelenggara pclayanan
untuk mcngcndalikan
biaya keschatan
(cost comainmenu sebaik-
baiknya. dengan memperhatikan prinsip pokok sebagai berikut : I.
Mengutamakan pelayanan pcncegahan penyakit. Prinsip pokok pcrtama yang harusa diperhatikan olch penyelenggara pelnyanan adalah lebih mengutarnakan pelayanan pencegahan penyakit, bukan pelayanan pcnycmbuhan pcnyakit. Apabila prinsip pokok ini dapat
diterapkan
pasti
akan
besar
pcranannya
dalam
upaya
mengendallkan biaya kesehatan, Karena biaya pelayanan pcncegehan
penyakit memang jauh lcbih murah duripada biaya pclayanan pcnycmbuhan penyakit, Bcntuk pelayanan pencogahan penyakit yang
dapat dilakukan hanyak macamnya. Yang tcrpcnting diantaranya ialah melakukan penyuluhan
kesehatan, rnemcriksaan
kesehatan berkata,
imunisasi serta pelayanan kcluarga bercncana 2.
Meucegah pcluyanan yang berlebihan
Prinsip pokio yang diperhutikan olch pcnyelenggara pclayanan adalah mcnccgah
pcluyunun
yung
berlcbihan,
Jika
mcmang
tidak
ada/indikasinya, pemcriksaan pcnunjang iidak perlu dilakukan. l'rinsip yang sama juga bcrlaku untuk tindakan dan ataupun pcmberiun obat, Dcngan perkataau lain. pclayanan kedokteran yanng diselenggarakan harus memenuhi sorta sesuai standar pclayanan yang telah dirctapkan.
37
3.
Mernbatasi konsultasi dan rujukan Pelayanan konsultasi dan apalagi rujukan.rnernerluknn biaya tambahan. Umuk mcnccgah biayu kesehutan, penyclcnggara pelayanan harus bcrupaya untuk membatasikonsultasi atsu rujukan. Pelayanan konsultasi atau rujukan terscbui hanya dilakukan apahila bcnar-benar diperlukan saja.( Azwar, 1995}
Penerapan ketiga prinsip di aras tidak hanya berrnanfaat bagi pcnerima pelayanan, tctapi juga bag] badan asuransi keschatan dan pada akhirnya akan mengunumgkan penyelcnggara pelayanan scndiri Kcadaan sakit mcrupakan
sesuatu yang tldak pasti (1111certaimy), ildak
tcraurr, dan mungkin [arang icrjadl, Namun
terjmli. implikasi
bila pcrisriwa
biaya pengobaran dapai sedernikiun
ckonoml rumah tangga. Kcadaan ini
rersebui
benar-benar
besar dnn membcbani
mcnurut Muni (2000) dlsebut scbagai
keadaan Camstrophic lllness. Menurut
Murti(2000)
ada beberapa prinsip
yang mendasari
asurans:
kcsehatan berfungsi dcngan baik. yaitu : 1) Adanya kctidak pnstian bahwu seseorang akan mengalarni
kerugian karcna
peristiwu yang mungkin tcrjadi. Asuransi ukan berhasil tcrgantung kepada banyaknya orang yn11g mcmiliki perilaku menghindari resiko (risk aversion) yang mengingikan
perubahan dari peristiwa yang tidak pasti menjadi
peristiwa pasti yang dapal dipcrkirakan. 2) Adanya konsep resiko, yailu rnenanggu rcsiko bersama-sama dengan cara rnerninuahkan sebagian atau seluruh resiko kcpada badan penyelenggara
38
asuransi schingga mengurangi resiko pcrorangan menjadi resikn kelompok mclalui pcrangkuman risiko (riskpuufin.g) 3) Hal yang diasurensikan harus dapat diukur dcngan dengau nilai uang. sehingga
pihak
penanggung harus
m.cnghilung kerugian
rncmpunyai
yang ditanggunnya
kemam puan
schingga tcrhindar
untuk dari
kebangkrutan, 4) Kerugian finansial yang mungkin timbul akibat sakit harus cukup besar darnpaknya terhadap keuangan seseorang sehingga mendorong seseorang untuk ikut menjadi peserta asuransi.
2.1.6 . .1 Asurans! Kcschatan Masyarakat Miskin BAPPENAS (2004) mendefinisikan scscor.rng atau sekelompok memenuhi hak-hak
kemiskinan sebagai kondisi dirnana
orang, laki-laki
dan perempuan, tidak mampu
dasarnya uutuk rnempcrtabankan
dan mengernbangkan
kehidupan yang bcrmartabat. Hak-hak dasar masyarakar antara lain, tcrpcnuhinya kcbutuban pangan, kesehatan, pcndid ikan, pckerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumbcrdaya alam dan lingkungan hidup, rasa arnan dari perlakukan atau ancaman tindak kekerasan dan hak umuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik.
baik bag] perempuan maupun laki-laki.
Definisi
Bank Dunia tahun 2000
adalah suani kondisi
terjadinya
kekurangan pada raraf hidup layak manusia yang dapat bebcntuk fisik dan sosial. Kekurangau
fisik meliputi ketidakcukupan dalam memenuhi kebutuhan dasar
matcri dan biologis (basic material and biological needs), tcrrnasuk kckurangan dalam hal nutrisi, kescharan, pcndidikan dao perumahan. Seseorang dikategorikan miskin apabila mereka tidak mampu mcmcnuhi kcbutuhan-kebutuhan
d.~snr
39
tcrscbut secara layak/standard. Oilain pihak, ketidakcukupan sosial mcliputi hat-hat yang lebih luas, yaitu adunya resiko
kehidupan,
kondisi
ketergantungan.
ketidakbcrdayaan dan kepercayaan diri yang kurang Kemiskinan dan penyakit terjadi sating bcrkaitan, Dengan hubungan yang tidak akan pernah putus terkecuuli dilakukan intervensi pada salah saru atau kedua sisi, yakni pada kcmiskinannya atau penyakitnya. Hal itu dapat dijelaskan dcngan skcma bcrikut :
Keml•klnan Gh1Rend6h Kureng pemelihamen Ke! Sanltasi llngkungen bu'uk Tak Punya Biaya berobal
Kurang Msm pu belajtlr Produktl..ttas Rendah labungan Keiuarga M1nm Mutu Hid up Rendah PenyakU
Kemlsklnan rnempengaruhi kesehatan, sehingga orang rniskln rnenjudl
rernan terhndap berbagai macam penyakit. karena mcreku mcngalami gangguan sebagai bcrikut: l.Menderita gir.i buruk 2. Pengetahunn kesehntan kurang 3. Periluku kcschatau kurang
4. Liugkungan peruukirnan buruk 5. Uiaya kesehatan tidak tersedia
Sebaliknya kesehatan rnempcngaruhi
kcmiskinan. Masyarakar yang schat
rncnckan kcmiskinan karena orang yan_g sehat memiliki knndisi sebagai bcrikut:
l. Produktivitus kerju tinggi
40
2 . Pengeluarsn berobar rcndah 3. lnvesrasi dan tabungan mcmadai 4. Tingkat pendidikan rnaju 5. Tingkat fertilitas dan kcrnatian rendah 6. Stabilitas ekonomi mantap Menurut Dcpartemen Keschatan RI (2006) bahwa dari beberapa dara empiris global rnenemukan hubungan sebagai benkut: Kemarian bayi keluarga miskin tiga kali lebih tinggi dari kcluarga iidak mtskin Kernatian batita keluarga miskin lima kali lcbih tinggi dari keluarga tidak miskin . .Pertumbuhan ekonomi negurn dengan tingkat kesehatan lcbih baik (IMR
antara 50-100/1000 kelahiran hidup) adalah 37 kali lcbih ringgi dibandingkan dengan negara dengan tingkat kcschatan lebih buruk (IMR>J50/JOOO kelahiran hidup). Uraian tentang alasan pemingnya pelayanan keschatan bagi rnasyarakat ini merupakau faktor pedorong untuk mernpercepat pcnanggulangan
miskin. Hal
kemiskinan dan keharusan mutlak untuk melaksanakau upaya pcningkatan status kesehaian
penduduk
pcrturnbuhan
ekonomi
miskin. suatu
Oengan
rnemasuki cm .~lobalisasi ini.
ocgara dil\1111u1
untuk
daya saing yang memcdukan
sumberdaya manusis dengan kuantitas dan kualitas tinggi. Pcnyclenggaraan pelayanan keschatan bagi masyarakai miskin mernpunyai arti penting karena alasan pokok: I. Meniarnin terpenuhinya kcadilan sosial bagi rnasyarakat miskin, sehingga
pelayanan kcschatan bagi masyarakar miskin mutlak. Mengingat kcmauan bayi dan kematian balita 3 kali dan 5 kali lehih Liuggi dibanding pada kcluarga iidak miskin, Di sisi lain penyelenggaraan pelayanan kcschatan
41
yang baik bagi rnasyarakat miskin. dapat menccgah 8 juta kcmatian sampai tahun 2010
2. llntuk kepentingan pol it is nasional yakni menjaga keuruhan integrasi bangsa dengan rneningkatkan upaya pembangunan (tcrmasuk kesehatan) di dacrah miskin. Kepentingan politis internasional unruk rnenggalang kebersamaan dalam memenuhi kormtmen global guna mnurunkan kcmiskinan melalui upaya kesehatan bagi ketuarga miskin. Upaya-upaya pelayanan
kesehatau peududuk miskin, memerlukan
penyclesaian menyelurub dan pcrlu disusun strategi scrta tindak pelaksanaan pelayanan kcsehatan yang peduli terhadap penduduk miskin. Pclayanan kcschatan peduli penduduk miskin rneliputi upaya-upaya sebagai berikut: I. Membebaskan
hiaya kcsehatan
dan
rncngutamakan
masalah-masalah
kesehatan yang banyak diderita masyarakat rniskin scpcni TB, malaria. kurang gi7J, PMS dan berbagai penyakit infcksi lain dan kesehatan lingkungan. 2. Menguramakan penanggulangan
penyakir pcnduduk udak mampu.
3. Meningkatkau peuycdiaan serta efektifitas bcrbagai pelayanan kesehatan masyarakat yang bcrsifat non personal scpcrti pcnyuluhan kesehaian, rtogulasi pclayanan kesehatan tcrmasuk penycdiaan obat, keamanan dan fortifikasi makanan, pengawasan kescharan lingkungan serta kesehatan dan kcsclamatan kerjii. 4. Meningkarkan akscs dan rnutu pelayanau keseharan penduduk tidak marnpu.
5. Rcalokasi berbagai sumber daya yang tersedia dcngan memprioritaskan pada dacrah rniskin.
42
6. Mcningkatkan partisipasi dan konsultasi dengan masyarakai miskin, Masalah kesehatan masyarakat bukan masalah pcrnerintah saja mclainkan masalah masyarakat itu sendiri karena perlu dilakukan pcningkatan pembcrdayaan masyarakat miskin. Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah diakibarkan sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan, Kesulitan akses pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai fakror scperti tidak adanya kemampuao secara ckonomi dikarenakan biaya kesehatan memang mahal. Ilntnk menjamin akses pendudok miskin terhadap pelayanan kesebatan sebagaimana diarnanatkan dalam l lndangLndang Dasar 1945, sejak tahun 2005 telah diupayakan untuk mengatasi hambatan dan
kcndala
tersebut
mclalui
pelaksanaan
kebijakan
Program
Jaminan
Pemeliharaan Kesehaian Masyarakai Miskin. (Depkes 2008) Perbaikan pcmbiayaan perawatan primer tidak cukup unruk mcningkatkan kualitas perawatan tennarna umuk masyarakar dengan tingkat sosial yang rcndah.
Hukum perawatan kesehatan menyatakan bahwa orang dengan ringkat kesehatan yang
rendah hendaknya mcndapat perawatan kesehatan yang lebih
baik
dibandingkan dengan orang yang tingkat kesehaiaunya labih baik. (1 Ian. 1971 dalam Fiscella. 2008). Pemerintah AS mcndukung gagasan rcrsebut, Pemberian pclayanan dengan hasil terbaik dapat terwujud bila pelayanan dibcrika sesuai
dcngan kcbutuhan pasien. (Blusrein, 2008: Fiscella 2008).
Program asuransi keschatan hagi masyarakar mis~in di
lndonesia
diselenggarakan oleh Departemeu Kcschatan melalui penugasan kepada PT Askcs (Persero) berdasarkan SK Nomor 1241/Menkes /SKJXl/2004, tcruang penugasan PT Askcs (Perscro) dalam pcngekilaan
program pcmcliharnan kesehatan bagi
masyarakat rniskin. Program ini dalam perjalanannya ecrus diupayakun untuk
43
ditingkmkan rnclalui pcruhahan-perubahan sampai dengan pcnyelenggaraan program tahun 2008. Perubahan mekanismc yang mcndasar adalah adanya pernisahau
peran
pernbayar dcngan verifikator melalui penynlurnn dana lengsung kc Pcmbcri Pelayanan Kesehatan (PPK) dari Kas Ncg:irn, penggunaan tarif pakct Jnrninan Kcsehatan Masyarakat di RS, pcnernpatan pclaksana verifiknsi di setiop Rumah $akit.. pembemukan Tim Pengclola dan Tim Koordiuasi di tingkat Pusat, Propinsi, clan Kabupatcn/Kota scrta penugasan PT Askes (Persero) dalam
kcpesertaan. Untuk menghindari kesalahpaharnan
manajemen
dalam pcnjaminan
tcrhadap
masyarakat miskin ynn{\ mcliputi sangnt miskin. miskin dnn mendekati miskin. program ini berganf
nRu1:1
mcrtladi
Jarninan
Kesehatan Masyarakat
yang
scbetumnya discbut Asurunsi Masyarakat Miskin dengan iidak ada perubahan
jumlah sasaran. Tujuan
penyelenggnraan
meningkatnya akscs dart
jaminan
kcschatan
rnasyarakat
adalah
nuuu pctayanen keseharan teruadao scluruh masyarakat
mlskln clan tidak mampu agar iercapal dcr.~j31 kcschatan rnasyurakat yang optimal sccara cfektif Jan cfisiun.
(Dcpkes, 2008) Pcrtimbangan dikcluarkanuya kcbiiakun
pembiayaan bagi masyarakat miskin olch pcmcrintah rnenurut Buppenus (2008) adalah: I)
Mengupayakan adekuasi dan sustainabilitas
pcmbiayaan kcsehatan yang
cukup.
2) Alokasi yang [air dalam bclanja kcschatan ( Usaha keschatan masyarakat
dan usana kesehatan perorangan), 3j Mengupayakan masyarakat tcrhindar dari pembelanjaan lunai pcrorangan
(our of pocket).
44
4) Menggcser pota 0111 of pocket kcpada prabayar (prepaid) dcngan cara membagi resiko I tanggung rentcng dan meningkatkan sorta mernastikan akses rnasyarakat tcrutama masyarakat miskin. 5) Efektifuas dan efisiensi pcrnbiayaan kesehatan. 6) Portabilitas pclayanan. 7) Wahana pemersatu di cm oronomi daerah. [Bappcnas, 2008).
2.1. 7
Pengeluardn Rumab Tangga Pcndu
pengeluaran nou-makanan unluk keschatan dibandingkan dengan pcnduduk kaya. Disamping itu, perscntase pcngoluaran
rumah tanggenya untuk rnakanan lcbih
bcsar daripada orang kayo. Bahknn daput mencapai lebih dari I 00% pcngctuaran
non-rnakanan untuk keschatan. lni berarti, mereka merninjam uang arau mcnjual barang untuk mcmbiayai pclayanan kescbatan. Sistcm sosio-ekonomi yang memaksa rumah LaHgga jatuh miskin karena mcmbiayai pdaynnan kesehatan, jclas gugal mencapat tujuan keadilau dalarn pcmbiuyaan. Ketidakadilan dalam pernbiayaan keschatan paling sering di jumpai
tunai (011t·ofp11chet 1w.vme111). Hal yung sama jarang dijumpai di ncgura-negara yani:: pembiayaan pelay;man kcsehatannya dilaksanakan secara pra-upaya (pre-
payment basis) khususnya jika menggunaka» sistcm asurunsi sosial, {Mardiati dan l'uj iyamo, 2002) Hasil pcnelitian Mardiati dun Pujiyanlo (2002) mcncmukan hahwa 88,8% pcnduduk pcrkot.'lan dan 94,3 % penduduk pcdesaan mernbayar biaya pelayanu11
kesehatan secara tunai. J>engcluaran rumah tangga 1111tuk kcsehatan pada keiompok
45
yang paling miskin di perkotaan mencapai 13% dari pcngeluaran non-makanan dan di perdcsaan 12'Yo. Sementara pada kclompok sosio ekonomi palmg kaya, angkanya adalah I 0% di perkotaan dan 14% di pcrdesaan. Sebagian bcsar penduduk miskin (hampir 90%) mengeluarkan kurang dari sepcrcmpat (25%) porsi pcngeluaran non makanannya untuk kesehatan. Secara umum, rumah iangga menghabiskan antara 615% dan 20-71% dari pengetuaran non makanannya berturut-rurut untuk biaya rawat jalan dan biaya rawat inap. Rumah taugga yang membelanjakan lebih dari 50% pcngeluaran non-makanan untuk rawat jalan adalah 3,63% di perkotaan dan 4,31%
di perdesaan. D11ta ini mcnjclaskan bahwa pcnduduk memiliki resiku
finansial sangat tinggi dalam mcnghadapi kemungkinan kerugian karena sakit olch karena sebagian besar penduduk Indonesia tidak tcrjamin schingga gcjala ini akan mcnjadi bcban bagi mcreka (Mardiati don Pujiyanto, 2002).
2.2. Penelitiao-penelinan Sebelumaya Beberapa studi rcrdahutu yang menyelidiki tentang asuransi kcschatan
adalah scbagai berikui : 2.2.1.
Penelitian Joaatban Grubu dan ARroo Yelowitx Gruber and Aaron (1999:
1249-1274) dalam penelitiannya yang berjudul
Public Health Insurance and Private membahas rnengcna, efek dari arti program
asuransi sosial Medicaid tcrhadap kebiasaan menabung dalarn rumah tangga. Data yang digunakan adalah asset yaug dimiliki dan konsumsi keluarga yang berhak mcmpcrolch asuransi kcschat.an. Program yang dilakukan pada periode tahuu 1984-1993 Penclitian dilakukan untuk mengetahui inlcraksi antara tujuan dan asset
program. Data yang diguoakan dalam penelitian ioi adalah data Survey pendapatan dan partisipasi program (tire Survey of Income mid Program Participation (SJPI'))
46
dan data (Comumer Expendl- lure Survey (CE/()) yaitu data pengeluaran konsumen, Peneliti rnembangun nilai spesifik pengeluaran rumah tangga berkaitan dengan rnedicaid dan mengukurnya dengan SlPP. Hasil penelitian rncncmukan adanya hubungan negatif antara asuransi public yang ditcrima terhadap asset yang dimiliki keluarga penerima yang ditunjukkan dengan memperlihatkan hubungan positif antara Medicaid dan pengcluaran untuk konsumsi. Medicaid merupakan
determinan penting dalam keputusan penyimpanan yang dilakukan keluarga. Dengan spesifikasi model regresi sebagai berikut : Aj = c + ~1MEDJ + l}zEOCATi + ~JDEMOOi + p,µi:i • ~sos + 1360, +£;
+ I}; o, X a,
(2.1)
Dimana: Ai a
l)
dummy
untuk ncgara dan o dummy unnrk waktu
Menurut Hubbard, Skinner, dan /'.eldes (1995) dalam Gruber and Aaron (1999) scscorang memilih asuransi kcsehatan dilihat dari kecondongan srruktur yang berarti
rumah tangga yang bcrpcndapat rcndah di Amcrika Serikat perlu
mengurangi tabungan untuk rneningkatkan kesejahteraan rnclalui konsumsi dan pajak individu sehingga setelah di uji coba iemyaia keluarga iersebut mcmcnuhi syarat uutuk uieudapaikau bantuau dari pemerintah
Kunci pengembangan fitur ini adalah bahwa penduduk yang tcrkcna dampak adalah ridak hanya yang diasuransikan,
tetapi juga mcrcka yang
mempunyai asuransi pribadi. Scperti yang dikatakan Cutlet dan Umber {1996)
47
dalam Gruber and Aaron (1999), dua pcrtiga dari mcrcka yang rnemenuhi syarat pcngcmbangan Medicaid scbenarnya telah tercakup olch asuransi pribadi sebelum di uji
menjadi layak untuk mendapatkan bamuan tersebut. Program Medicaid
bcrtujuan mcncegah kclurga yang bcrpcnghasilan rcndah untuk rnengurangi
tabungan sehingga akan terap rneningkatkan konsumsi, Efck Asuransi ini hanya dirasakan untuk yang berpcndapatan rcndah, sementara keluaraga yang rnemiliki pengahasilan sedang rnenggunakan uang
tabungan untuk asuransi pribadi, walaupun ringginya variabilitas, mungkin merupakan pilihan yang wajar bagl banyak kcluarga, Kccuall kcluarga yang mcmiliki akscs kc sebuah grup bcsar yang membeli mclalui asuransi, kcbijakan asuransi kesehamn dapat mcnjadi rnahal dikarenakan sering datang dcngan kondlsi yang sudah parah sehingga mengurangi nilai manfaat bagi mcrcka.
2.2.2. Pcnelitiao Martin S. Feldstein Penelitian Martin S. Feldstein ( 1973 : 251-280) yaug bcrjudul Welfare Loss 1if" Excess Ilea/th lnsurance mcmbahas mcngenai permintaan asuransi keschatan sebagai jumlah cakupan usuransi yang terscdia untuk dibcli dengan harga yang bcrbcda-beda (preml) kareua adanya kemauan (w1ll111g11ess) konsumeu yang
didukung oleh kemampuan (abitiry). Daw yung digunakau dalam penelitiau 1111 adalah data c:ri~•.v section dari suaru time series pada beberapa ncgara bagian sccara individual pada tahun 1959· 1965. Dengan mcnggunaknn model
persarnaan pcrmintaan asuransi
sebagai
berikut: enr11 ;
/.!lo + A.f},(pim;J + /..IJ2(pcare;,) ·I /.f}3(/11c;J + ivfj,(11sex11) +
'kf}s(group;J +(I· /..)enru
1
.. (2.l)
48
Dimaria enn, yaitu pmporsi dari suaru populasi di negara bagian i dan saar tahun I yang Lelah tercatat dalam suatu program asuransi kcschatan. Pim adalah harga dari pelayanan asuransi pcare adalah harga dari pelayanan rumah sakit, ;,,._. mcrupakan indeks harga konsumen, usex adalah dampak terhadap perm i ntaan secara demograf pads studi scbclumnya dan group adalah dampak pernbclian asuransi secarn kelompok. Dengan rnenggunaknn asumsi dnlam analisis petmintaan, bahwa scscorang ingin memaksimalkan utilit11~-nya karcna adanya kctidakpastian. Dcngan dcmikian maka hanya ada dua alicmatif pilihan, yaitu seseorang membeli asuransi dcngan mengalami sedikit kchilangan barta akibat prerni asuransi atau tidak rnau rnernbeli
asuransi. Hal ini berarti mcnghadapi kcrnungkinan kocil kchilangan harta untuk mengcluarkan dalam jumlah bcsar akibat biaya pcngobatan, atau kcmungkioan bcsar kerugian tersebut tidak terjad i .. Untuk mcnycdcrhanakan
mcnjadi alat ukur parametik t1mgeal aras kuamitas
asuransi. Diasumsikau bahwa seseorang yang dlasuranslkan membayar scjumlah uang secara ietap atas total pclayanan kcschatan yg diterima, Jumlah uang tersebut
dibayar bcrdasarkan padu polis asuransi yang di pilih. Jumlah asuransi merupakan reflcksi dua harga yang berbeda yaitu harga asuransi it u sendiri dan harga dari pelayanan kesenatan. Faktor clastisitas deugan
hal yang pcnting untuk dianalisis,
111crnpcrl1itungkai1 h~rg11 pelayauau merupakan Nilai yang dicstirnasi mcngindikasikan elastis
positif yang substantial dan signifikan, karena kenaikan pods hargti pclayanan
rumah sakit mcngakibatkan pcningkatau pada proporsi kepcsertaan dan terhadap total j umlah asuransi.
49
Dampak dari mcningkamya resiko pengcluaran meniadi lcbih penting daripada kecend cnmgan untuk mengurangi pcmbclian pelayanan. Hal ini bcranl juga mcngurangi pembelian asuransi bcgiiu harga naik
2.23 Penclilian Grorgc Millcr,Chartes Roehrig, Paul Hughes-Cromwick anti CraigLake Judul Pcnclitian yang dilatukJJn olch George Miller ct.all (2008) adalah QuamifyingNanona! Spnding 011 Wellness and Prevention. Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur bcsarnya pengcluaron pcmerintah untuk pencegahan penyokit dengan menggunakan dcflnisi ketepatan, metodologi komponen-komponcn
yang transparan, dan
yang digunakan penelitian adalah pelayanan kesehatan,
Dalam pcnclitian empirimya
peneliti
melcngkapi data
pengcluaran
pemerintah (No1ional Health Expenditnr« Account.t (NIJHA)) untuk kesehatan. Dengan data tambahan
untuk mengamati bcsamya pcngcluaran
primer dan
sckundcr secara nasional untuk peocegahan scjak tahun 1996 - 2004 dalam 8 kategori yang berbeda. llipotcsis yang dipakai dalam penclitian ini adalah bahwa pcngcluaran kesehatan saat ini tidak sebanding dcngan tindakan pelayanan yang dilakukan saal ini sepcrti ditujukan pada gambar berikut :
50
T'Cil~
En~ti•~v:.st.
-"~--
l:f~di...-an~s
rom I r.?31ffii.nl ~es C>.p«\diti.11"'?.$
w- Troorrnent
lo----Oj:(lnl31 t:~-o4itUri<$ kw" fr.:clb·r1"'nl
'•":--""I ,
-------40r
P~·~l
to-------- (U<«1IE)fA'i(ldituRS.lorTreatn\;nl ---------'o-for PwvehliOI to--------- Bl.dget for PrY~ntlonPlu~ lrC?abn.eot --------~ Gambar2.3 Efektifitas dari Peugeluaran Perawatan Kesehatan
Gambar di atas mcmperlihatkan hipotcsis tcrscbut sccara konscprual. Garis horisontal mcnunjukkan pembagian biaya kesehatan yairu pcngcluaran untuk keschatan dan pclayanan. Garis vertikal mcnunjukkan
tingkat efcktifitas
pcngeluaran tcrsebut (coruohnya mcningkatnya angka harapan hidup tiap tahun). Kurva hipotesis yang bcrjudul diasumsikan
''f.Jfactivem~.H from Treatment 1'.xp1mdiluri>"
meningkat, sciring mcningkatnya pengeluaran kesehatan dengan
diminishing returns yang bersifar konsistcn ierhadap alokasi
tambahan yang
dikeluarkan umuk biaya pelayanan. Hal yang sama juga berlaku untuk kurva ··r:;gective1wss for prevention expenditure", Ei~i-.tifitas pclayanan menunjukkan
~n~~_..;l.tiar;.in
untuk
biaya kcschatan yaug dialokasikan untuk pcncegahan
pcnyukit. Kurvu cfcktivitus it>i.ul merupakan uunlah dun duu kurva Iainnya ynng
rnencapai nilai optimum pada titik korespondensi
pengeluaran
optimum untuk
51
pelayanan. Diagram ini dibuat agar nilai peugctuaran untuk pclayanan pada saat ini adalah lebih besar dari titik optimalnya. Namun dcmikian tmal efektifitas akan meningkal apabila nilai pengeluaran untuk pelayananjuga meningkat. Penelitian ini dilakukan bukan untuk menentukan apakah anggaran yang dikeluarkan sudah lepat guna atau belum. Pcnelitian ini menunjukkau bahwa tcrdapat berbagai kcrnungkinan yang dapat digunakan dalam penggunaan suatu anggaran kesehatan, Hasil lain dari penelitian ini adalah adanya kemungkinan suatu pembelajaran untuk rnengctahui efektifitas penggunaan anggaran kcschatan berdasarkan data yang digunakan dalam penelitian. Pcncliti mcnyimpulkan bahwa anggaran biaya untuk kesehatan masyarakai, baik itu untuk kegiatan pelayanan dasar maupun pengobatan lanjman memiliki nilai kepentiugan yang sama.
2.2.4 Penelitian Kevin Fiscella Kevin Fiscella. (2008), melakukan penclitian dengan judul Achieving The Healthy People 2010 Goal of Elimination of Health Disparites: Whal Will fl 'lake? yang bertujuan mencapai masyarakat schat secara nasional pada tahun 20 I 0. Oengan menghilangkan perbedaan pelayanan kesehatan masyarakar akibat masalah sosial yang terjadi di Amerika serikat. Untuk mcncapai hal rersebut, mctoda yang digunakan
rnasih
tcrfokus pada kesehatan
masyarakat saja. Sebcnarnya unruk
mencapai tujuan tersebut di atas, diperlukan adanya metoda yang bersifat menyeluruh seperri pernbuatan kebijakan di luar kesehatan namun berpcngaruh pada kegiatan pclayanan kcsehatan.
52
Kunci untuk masalah pcrbcdaan ini adalah dcngan mulai mernprioritaskan area mana yang pcrlu rncndapat investasi lebih untuk mcwujudkannya. Hal lain yang perlu diketahui adalah akibat yang mungkin muncul dari langkah-langkah yang diambil misalnya, akibat dalam hat kebijakan. polirik dan ekonomi, Masyarakat yang tidak bcruntung secara sosial sepcrti, kornunitas ras tertentu, kelompok ctnis rninoritas, dan rnasyarakat dengan tingkat ekonomi rendah mem iliki keccnderungan untuk rnendapatkan tingkai pelayanan kesehatan yang lebih rendah (Department of Health and Human Services, 2000). Dua tujuan besar dalam ha! kesehatan di tahun 20 I 0 adalah tingkat harapan hidup yang lebih tinggi bagi masyarakat Ameri.ka dan menghilangkan pcrbedaan dalam pelayanan kesehaian ( Departememof health and Human Services. 2000). Untuk mengeiahui
perkembaagan pencapaian tujuan yang kedua, penulis
menggunakan tiga kaiegori data yaitu: angka harapan hidup rnasyarakat scjak mereka labir, tingkat kematian bayi dan tingkat pelayanan kesehatan. Tiga kategori in] lazim digunakan unuk mengetahui daaja1 kcschatan rnasyarakat dalam suatu wilayah (CL".-Departemcmof Health). Untuk kcpcntingan pcngukuran pcncapaian ini, penulis menggonakan data perbedaan kesehatan secara rasial karena data perhedaan kesehatan berdasarkan status ekonomi saat ini belum terscdia, Data yang digunakan adalah data dalarn 3-4 tahun sebelnm penclitian dilaksanakan. Untuk mcngctahui sejauhmanapaocapaian dalam hal pcnghilangan
perbedaan rasial, penulis membandingkan data tahun 2004 hingga tahun 1999 untuk memperoleh gambaran pcncapaian selarna 5 tahun tcrakhir. Data tabcl 2.1 mcnunjukkan pcrtumbuhan pcncepaian yang ccndcrung rnclambat (perturnbuhan rendah). sehingga akan sulit untuk mencapai hilangnya perbedaan pelayanan kcschatanpada tahun 20J 0.
53
Tabet 2.1 Progress Toward the Health People 1010 Goal of Elimination of Health flP.allh Measure
1999
Expectancy
5.9
5.2
8.8
7.6
1.2(14)
6.6
6.()
0.6(9)
Life
2004
from birthtyears)
!t!fant mortality (per I. UOIJ birth) Fair/poor health s10111s(Yoad11l ts
5-year Cha11g_e(%Clra11g_e) 0.7(12)
Strategi yang digunakan saat ini terfokus pada peningkatan kesehatan masyarakar dan kemudahan mendapatkan akses pelayanan kesehatan rcrutama untuk masyarakat yang rentan masalah keschatan,
Sekitar 47 julA pcnduduk
Amcrika tidak mcmiliki asuransi kesehatan. Hal mcrupakan suatu kerugian. maka diperlukan suaru lmplementasi kebijakan yang bcrkaitan dengan asuransi kesehatan (US Census Biro, Washington I)(;, 2006). Asuransi dapat rnemperolch
bukan
dapar memudahkan masyarakat
yang kurang beruruung
akses kesehatan yang lcbih mudah,
umuk
Hal yan~ pcntlru; namun
merupakan langkah straicgls yaitu menghapus pcrbcdaan pclayuna«
kesehatan masyarakat (Adler ct.al, 1996). Anulisis yang dilakukan dcngan hati-hati mcnyatakan bahwa asurausi tl~1.1<1t rnewujudkan efektifitas blaya bcrdasarkan standar mctrik. (Mucnnig. Frans and Gold, 2005). l'eningkatan kualitas keschatan dapat mcngurangi
tingkat ketidakmampuan
dan pengangguran.
Sclain
itu juga
dapat mengurangi jumlah dana yang dikcfuarkan untuk membiaya i masyarakat tidak marnpu dan asuransi untuk pcnganggurun. schlngga dapat pendapatan pajak dari orang yang bckcrja.
mcningkatkan
2.2.5
Penelirian Joseph P Ncwboase Joseph P Newhouse (1977) melakukan penelitian yang berjudul Medical
Care Expenditure. A Cross Nationol. Survey. Latar belakang penelitian ini apakah hal yang menentukan kuantitas sumberdaya suatu negara yang dirujukan untuk perawatan keschatan?. Sehuah pertanyaan penting mengingai hingga saat ini begitu banyak asumsi mengenai konsekuensi besaran pengeluaran keschatan terhadap tingkat kesehatan seseorang. \Valaupun hubungan antara pelayanan
kesehatan dcngan derajat keschatan seseorang belum dimengerti secara jelas. Scbuah penulisan peming dirujukan untuk membandingkan dan menilai pengaturan institusi diberbagai negara dalam hal pelayanan keschatan Penulis mcmulai penelitian ini dengan memperhatikan hubungan antara tingkat pcndapatan suatu negara terhadap besamya pengeluarau ncgara iersebut untuk pelayanan kesehatan. Hubungan ini menggambarkan kctcrkaitan antara pelayanan kesehatan dcogan dcrajat kesehatan seseorang, Sclain itu, hal ini juga menunjukkan adanya kemungkinan hubungan amara pengaturan institusional dengan alokasi sumberdaya.
Kesimpulan pcnelitian
memperlihatkan adanya
perbedaan harga untuk fasilitas pelayanan kesehatan pada satu negara dcngan negara lainnya pada waktu yang sama. Di beberapa negara. pelayanan kesehatan diberikan secara cuma-curna. Di Arnerika Serikat dimana proses pernbayaran biasanya dilakukan sccara tunai. Program pclayanan asuransi kesehatan di ncgara tcrsebut hampir rnenjangkau scluruh Iapisan masyarakat.Adanya subsidi bagi masyarakat tidak mampu, sekecil apapun jurnlahnya alum tetap menjadi pembeda yang mempcngaruhi clastisitas
pc!ayanan yang akan berpengarub juga terha1hp 1ingka1 harga
55
Sedikit fakta yang mendukung pernyataan bahwa tingkat pclayanan keschatan bcrpengaruh terhadap keseharan sosial seseorang. Data rncnunjukkan bahwa : warga Swedia ccnderung lcbih sehat dibandingkan warga Norwegia atau Finlandia. Warga Kanada lcbih sehat dibanding warga Inggris atau Australia. Hal ini karena tingkat pengeluaran untuk pelayanan kesehatan di Swedia dan Kanada lchih tinggi. Cnntoh lainnya adalah
tingkat kernatian balita di Norwegia dan
Swedia adalah sarna bcsar. begun pula di Kanada, lnggris serta Australia.
2.2.6 Peoelitian Michel Grignon, Marc Perronnin,dan John N. Lavis Penelitian Grignon.et.a]] (2006) yang bcgudul Does free supplementary health Insurance help the poor
10
xce.is health core? Evidence from France.
Pemerimnh Perancis pada tahun 2000 menycdiakan keschatan
pcrencanaan asuransi
gratis untuk 111c11u1upi biaya yllllg dikcluarkan masyarakat
mlskin
Pcrancis yang rneliputi I 0 % jumlah penduduknya. Kebjjakan ini dibual untuk membamu
masyarakat miskin mernperolch akscs kesehatan, l,nruk meugerahei
dampak dari kcbijakan ini. digunakan data yang bcrsifat longitudinal untuk membandingkan kondisi individu dari segi pcngcluarsn sebclum dan scsudah
pencrapan
program,
Analisis
longitudinal
rnemudahkan
peneliti
untuk
mengabaikan hctcrogcnita» responden dan pcncliti j11ga mcnggunakan dah1 lama untuk mcngevaluasi keuntungan dari pelaksanaan program ini. Sebagai hasilnya, peneliti bisa mengetahui pengaruh program ini bagi yang mendapatkannya. Masyarakar mislcin Perancls adalah rnercka yang berpendapatan €400 per bulan. Mcreka memperolch kcbijakan pelayanan gratis yang ditinjau kembali setelah 6 bulan. Hasil pcnclitian mcnunjukan bahwa mereka yang mernpcrolch pclayannn kcsehatsn gratis mcngunjungi dokter sejumlah 37 % Jebih banyak
56
dibandingkan yang mempunyai asuransi yaitu sebesar 25% Pengguna asuransi hanya mcmpcrolch pcnggantian sebesar 50%, sedangkan yang mendapal pelayanan gratis mengunjungi dokter dengan jumlah 500/o lcbih banyak. Mereka yang mendapatkan asuransi tambahan dan program pelayanan gratis rnemperoleh pcmbcbasan
pcmbayaran,
sedRngkan mereka yang tidak memiliki asuransi
suplemcntari mcmperoleh penggantian asuransi hanya sebesar25-50% Dalam rnenganalisa perilaku dan konsekuensi kcbijakan secara finansiol, penelili mengamati
perubahan dalam penggunaan pelayanan kesehatan dan
perubahan dalam pengetuaran kesehatan
(secara total maupun secara terpisah,
dokter umum, spesialis dan resep obat). Secara kcunrungan (pcngganlian langsung, penggantian sebagian untuk hal tertentu, dan penggaurian sementara tanpa adanya prioritas tertentu) dan berdasarkan wilayah. Merancang stratcg] scdcmikian rupa untuk mcngetahui cfck persediaan bcrkaitan dengan biaya. Data untuk kcdua variabcl icrscbut dipcrolch dari 50.000 peserta pendanaan keschatan Perancis (Echanri llon permanem des assures sociaux, EPAS) dari tahun 1998-2000.
Analisis sampcl sccara pcnuh menyatakan bahwa kebijakan gratis memiliki efek signifikan dalam penggunaan pelayanan kesehatan dan dalarn hal pengcluaran kcsehatan untuk seluruh pesena program. Ital yang sarna juga berlaku untuk pclayanan secara umum dan untuk resep obat.
2.2.7
Pcoclitian Arya l'radita dao Muiodro Rcoyowijoyo Pcnclitian Arya Pradita dan Muindro Rcnyowijoyo (2005) ini berjudul
"Analisis Pengaruh Pcngcluaran Pcmcrintah Bidang Kesehatan dan l'endidikan Terhadap lndikator-Indikator
Kesehatan Jan Pendidikan Propinsi-Propinsi
di
Indonesia". Dengan I Iipotesa tcrdapat pcngaruh yang signifikan dari pengcluaran
57
perneriruah propinsi di bidang kcschatan terhadap penurunan angka kematian bayi di propinsi tersebut, Data yang digunakan adalah data 26 propinsi yang ada di Indonesia mulai tahun 1997 sampai dcngan tahun 2000. Meiode estimasi yang digunakan adalah Fixed £ffeeJ Weighted dengan persamaan ekonornetrika yang digunakan adalah sebagai berikut : Y-llo+lhX.+E,t.
(2.3)
Dimana Y adalah indik.ator kcschatan dalam hal ini angka kematian bayi dan X adalah pengcluaran pemerintah bidang kesehatan. Dari basil pcnclitian tcrscbut dapat disimpulkan bahwa
n:rdapai pengaruh yang signifikan dari pcngeluaran
pemerintah propinsi di bidang l:esehatan terhadap aagka kematian bayi.
2.2.!I
Penelitian H. Issa, B Outtara Penelitian !·I.Issa, B Outtara dengan judul The effect of private and public
health expenditure on infant mortality rares : does the level of development muters?
Mempunyai tujuan untuk mclihat penama apakah ada perbedaan antara
pcngcluaran kesehatan masyarakat dan pcrorangan terhadap penurunan kematian bayi. dan yang kedua mengolongkan Negara menunn tingkat pendapatan tcrhadap kematian bayi. model yang digunakan adalah: yit = ftOi
+ ftl iPRlHEXit + jJ2iPUBHEXit 1 ?pxpit ~ eit
.(2../)
dimana y mcwakili indikator dari kematian bayi, PRJJ lliX pengeluran kesehatan pemrangan dan PURHF.X pcngcluaran kcschaian masyarakat sementara Xpit sebagai variable peojelas. Data yangdigunakan
160 oegara dari tahun 1990-2000.
Hasil penelitian mernpcrliharkan bahwa uatuk sclurub pcngcluaran kesehatan rnempunyai hubungan negative dan signifikan terhadap kematian bayi. di Negara-
58
negara dengan pendapatan rendab pembdanjaan kesehatan masyarakatlebih cfcki if dalam menurunkan angka kematian bayi dibandingkan dengan pcngeluaran perorangan, sementara dinegara-ncgara dengan pcndapatan tinggi pengeluaran kesehatan perorangan lebih efekrif dalam menurunkan angka kemarian bayi.
Tabet 2.2 HasiJ Penelifian Sebelamaya Nama ( l)
Martin
Feldstein
Jonahan Gruber
Aaron Yelowitz
s.
Judul
M~lah
Model
Kesimnulao
(21 The Welfare Lass of Excess Health Insurance!
(3)
(4)
(5)
Publik clan Health Insurance
and Private
saving
-
+ Hubungan anrara t pembelian asuransi + dengan permintaan berkurangnya AUir.cJ + lt\,(usex.J dan penawsran atas rul));)l\ utilitas yang + ).j!,(gro~J + (I· pelayanan sakit, Terdapat didapar dari l.)enr..,., berkurangnya huhungan yanf, pembayaran aias saliag memperkuat pelayanan yang bcrlebihan mengenai efek dari A1 = o. + ~1M£D, + adanya hubuogan antara arti program Jl,EOCAT; + negatif p,x; , asuransi publik yang asuransi sosial (l;DEMOG; + rerhadap Medicaid terhadap ~I), I ~G, t !}; X c, diterima kebiasaan asset yang dimiliki +£; menabuog dalam kcluarga pencrima yang, ditunjukkan rumah tangga deogau memperlihatkan posit if hubungan antara Medicaid dan pengeluaran umuk
Cakupan
enr11 = yang dilcutani akan ltJ,(pins,J ).!\ipcare.) meegakibatkan a511!3JlSi
).j\,
o,
konsumsi
George Miller. Charles
Roehrig,
HugesCrom wick, Craig Lake
Paul
ini Quanr!jyin!( Makalah National mcneliti mengenai Spending on besamya Wellness pengcluam
curd
t'revention
pernerintah
pencegahan nPny:tki1
untuk
Anggaran untuk
memiliki kepcntingan sama
-
btaya kesehatan
baik
pelayanan pcn~oballltl
yang uruuk
maupun
I
S9
Nam a
l-~,ii"~Kevin
Fiscella
Judul Masalah (2) (3) Ad1ievir1g Makalah ini meneleti The lfealthy mengenai pencapaian Peopte 2010 masyarakat sehat
Goal
Model 14)
Peuingkaian
of dengan
pengangguran, dapa1
Ne\\'hOU$2
kesehatan masyarakat
pendapatan perkapita memiliki pengaruh lebih
Expenditure,
rnemperhatikan A Cross bubungan amara National ungkat pendapatan Survey suatu negara dengan besamya pengeluaran negara tersebut unlt!k eelavanen kesehatan Voes Free Makalah penelitian ini
oesar terhadap
ro masyarakat
oesarnya
pengelcaran.
Kebijakan gratis merniliki efek signifikan dalam hal
Grignon, SypplemP.ntnr mengenai kebijakan Mare Perronnin y Health yang dibuat olch Pemerintah Pcrancis and John N Insurance Lavis HP.Ip the untnk mcmbantu Poo«
itu
jumlah
mampu,
P Medical Care Makalah. penelirian ini
penggunaan
pelayanan
kesehatan dan dalam hal pengeluaran kesehatan untuk scluruh peserta program
miskin
akses
memperolch
Access
selain
mcngurangi
dana yang dikeluarkan untuk rncmbiayai rnasyarakat lidak
lflh
Joseph
kualiti~
kesehatan dapat mengurangi kctidakmampuan dan
Elimination menghilangkan of Health perbcdaan pclayanan
Disparities
-
K<Simouhln (5)
Care? kesehatan Cvidenc:e· From France flea/th
Salah
Arya Pradita Analisis dan Muindro pcngeruh
Renyowidio
bidang keschatan
dan
keseharan
pcngeluaran pemcrintah
pendidikan
terbacap
H)ssa ROolarra
sam
permasalahan dari Penelitian ini ingin • ~-r Jl1X;1 +s;, melibat pengamh rlari komposisi pengeluaran pcmcrintah di bidang terhadap
angJrn kcmatian bayi di
indikaiorindikaror keseharan dan pcndidikan ·1 he effec! of prtvate and public heahh
Indonesia
tahun
1997-2000
mulai
l'ermasalahan dalam yi: = jJOi + Pcngeluaran kesehatan baik perorangan maupun penelitian 1111 adalah .Blif'RJHF,.Xit umuk
mel ihat
+
expenditure perbedaan pcngarun fJ2il'U8H f.Xi1 on it!fa111 anrara pengeluaran ·+ ?pxpil 1 eu mortality kesehatan pcrorangen
rares the
d
~----~~-··-
pcngcluaran terhadap kemarian bayi
level uf masyarakat
ttevelopmen: masers?
Terdapat pengaruh yang signifikan dnri pengeluaran pcmeriarah di bklang keseharan propinsi rerhadap ungka kemarian bayi.
masyarakar berpcngaruh signifikau '"' hadap angka kematian bayi.
60
2.3.
Kerangka Berpiki r Deraiat kesehatan masyarakat di lihal dari indikator angka harapan hidup,
angka kematian bayi dan pclayanan keseharan, hal ini sesuai dengan penelitian Piscella(2008) bahwa kctiga indikator ini lazim digunakan untuk rncngetahui derajat kesehatan dalam suatu wilayah. Peuingkatau derajat kesehatan masyarakat dapat dilihal dari kernudahan akscs pelayanan kesebatan, baik pclayanan kuratif, promotif maupun prcvcntif tcrutama untuk masyarakat kurang mampu. asuransi kesehatnn merupakan langkah strategis untuk mcnghapus perbedaan pelayanan kcschatan tcrscbut,
Menurut J\cwhouse( 1977) adanya kcterkaltan antara besarnya pengeluaran pemerintah untuk pelayanan kesehatan dengan dcri~jal kesehntan, salah satu bentuk
pengeluaran pemerintah untuk pclayanan kcsch11111r1 adalah dcngan program Asuransi kcschatan bagi masyamkat miskin. Grignon et.all(2006) melihnl bahwa kebijakan pemerintah Perancis untuk mernbantu masyarakat miskin mcmperoleh
akscs kcschatan dcngan dibuatuya asuransi kcschatan gratis bagi rnusyarakm miskin pada tahun 2000 menunjukan hasil yang sii:1ni11kan tcrhadap akses pelayanan keschatan. H.lssa
dan
Ouuara
(2008)
mcucliti
bahwa
besarnyu
pengeluaran pemerintah padu Negara dcngan pcndapatau rendah secara signifiakau berpengaruh terhadap angka kematian hayi. Dari pcneliti pcncliti terscbut dapat dipcroleh kerangka pikir bahwa dcrajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari angka harapan hidup dan angka kernatian bayi. dirnana nngka harapan hidup dan angka kematian bayi dipengaruhi oleh upaya kesehatan yang dapat diakscs olch masyarakat, bentuk upaya kcsehatan tersebut tcrdiri alas kuraii 1: promotif dan prevent if.
61
Asuransi kesehatan merupakan cara pcmbiayaan kcschatan. Saal ini ada dua jenis asuransi kesehatan yaitu asuransi kcschatan swasta atau pribadi dan asuransi kcschatan masyarakat. Jcnis asuransi kcschatan masyarakat salah sarunya adalah Asuransi
Kcschatan
masyarakat
rniskin
(ASKESKlN)
yang
mcrupakan
pengeluarun pemcrintah dnlnm pcleyanen kcschatan bagi rnasyarakat mis kin. Untuk mcmperlolch askcskin dilihat dari pcngcluaran
rurnah tangga yang
dikatagorikan kedalam masyarakar miskin, besarnya pengeluaran rumah tangga ditentukan pula oleh jumlah anggota keluargn, Masyarakat miskin yang mcndapat askeskin dapat dengan mudah mcngakscs pclayanan kcsehatan terutama untuk pelayanan kesehatan dasar yaitu untuk kesehatan ibu dan anak yang mcrupakan golongan rentan dalarn isu kcsehatan. Bentuk pelayanan untuk kesehatan ibu dan
anak salah satunya adaleh penolongan persalianan dan pernantauan status giz]. Schingga apabila pclayanan kesehatau diberikan sccara paripurana tnnpa melihat perbedaan golongan rnaka akan tercapai masyarakat yang sehat, Bagan kerangka pikir iersebut dapa; dilihat pada gambar 2.4 bcrikut :
62
Gambar2.4
Bagan Kerangka Alur Bcrpikir
DERAJAr KESEHATAN
•
~ ANG~A_
ANGKA HARAPAN HIDUP
KEMAfll•~
I Jumlah Anggota Keluarga
UPAYA KESEHATAN~
'
!
P~OM01'1F
PRCVCrmr
Pengeluaran Rumah lansaa
!
Untuk Kcschat;;>n
MlfRAN51 KESCHATAN
+ ASURANSI MASYARAKAT
•
ASUAANSI KESEHATAN SWASTA
PElAYANAN KESEHAl'AN
1
PeRTOlONGAN PERSAtll\'All
1.-----------------
I
!
V~NINVf\AlAN
STATUSGIZI
63
2..4.
Hipotesis a.
Pembiayaan pemerintah berupa Askeskin berpengaruh ncgatif terhadap Angka Kematian Bayi di Jawa Barar,
b. Pengeluaran Rumah Tangga unmk Kesehatan
berpengaruh negatif
terhadap Angka Kemarian Bayi di Jawa Rarat c.
Pembiayaan pernerintah betupa Askeskin berpcngaruh positif terhadap Angka Harapan Hidup di Jawa Barat.
d. Pengeluaran Rumah Tangga untuk Kesehatan
berpengaruh positif
terhadap terhadap Angka Harapan Hidup di Jawa Barat
BAB Ill MET ODE PENELITIA.'1
3.1. Objek Penelitian Objek pcnclitian ini adalah pembiayaan pernerintah bidang keschatan untuk asuransi
kesehatan
masyarakat
kesehatan terhadap derajat
mis kin dan pengeluaran
rum ah tangga untuk
kesehatan di Jawa Baral dalam kurun waktn 2005·
2007. Sementara itu, yang menjadi unit analisisnya adalah 25 dari 26 kabupaten/kota kecuali Bandung Baral yang baru berdiri tahun 2007. Penctapan Jawa Barat sebagai unit analisis didasarkan pada alasan bahwa pada tahun 2007 jumlah penctapan jurnlah penduduk rniskin yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan sekitar 30"/o atau 76.7 juta orang dari jumlah penduduk Indonesia dinyatakan miskin dan berhak mendapat Asuransi Kesehatan Ra~)'at Miskin (Askeskin). Sebanyak 10.7 juta di antaranya adalah pcnduduk Jawa Baral Setiap kabupaten/kota di Jawa Barat mempunyai karakteristik
yang berbeda,
meskipun pemerintah mcngcluarkan kebjjakan yang sama untuk program asuransi kcsehatan bagi sctiap kab/kora namun pencapaian indeks kcsehatan antar kab/kota bcrbcda
3.2.
Metodc Pcnelitian Metode penelitian yang digunakan dalarn penelitian ini adalah metode
kuanritatif
dengan pendekatan
deskriptif, yaitu
suatu metode dan pendekatan
pcnelitian yang didasari olch bcrbagai teori dan basil pcnclitian yang pcmah dikembangkan sebelurnnya dengan tujuan memberlkan garnbaran aspck-aspck yang relcvan Jc11ga11 fe110111c11a daerah yang ditcliti.
64
65
3.3 Teknik Peng111npulan Data Dalam penelitian ini penulis rncnggunakan pendekatan anatlsis makro dan data yang digunakan sebagai bahan analisis adalah data sekundcr. Data tersebut
dikumpulkan rnclalui kegiatan penelitian kepustakaan (library research) dari bcrbagai sumbcr, Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat kc dalam tabeltabel yang telah dipersiapkan sesuai dengan variabel yang diidcntifikasi dalam kerangka analisis.
Selanjutnya dilakukan tabulasi yang dibagi ke dalam tiga
kategori yaitu : (a) tabel untuk data dasar; (b) label untuk pengolahan data; dan (c) tabel untuk hasil olahan data. Scdangkan untuk mcncari gambaran sccara faktual, dimulai dcngan mclakukan kajiao/studi pustaka dan review basil penelitian tcrkair sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas dan mcnyeluruh tentang objek dan analisis yang
akan dilakukan. Pengolahan data dilakukan dengan rnenggunakan paket software komputer
yaitu MS-Excel dan Eviews 6 terutama untuk kcpcrluan estimasi dan pengujian model.
3.4.
Sumber Data Data yang digunakan dalam pcnclitian inl bcrsumber dari dokumen resrni
pemerintah dan lcmbaga resmi lainnya yang rncngcluarkan data yang dipcrlukan dalam pcnclitian ini. Dokumcn rcsmi yang digunakan dalam peneliuan ini adalah: Susenas, Suscda Jawa Barat, Data Statistik, Profit Kesehatan Jawa Barat, Laporan
Askeskin Jawa Barat, dan Keuangan Pernerintah dacrah,
66
3.5.
.leuis Data
Penditian ini bersifat studi ernpirik. Oleh karena itu data yaug digunakan bcrupa data sckundcr yang digunakan adalah gabungan antara time series dan cross section (Panel data}
3.6.
Metode Analisis
3.6. l. Mctode Empirik Penelitian ini mcnggunakan data panel yaitu gabungan anram data runut waktu (time series dara) dan data silang tcmpat (cross-section data). Mcnurui Baltagi (200 I) mcnyimpulkan ada 6 (enam) rnanfaat penggunaan data panel yaitu : (I) dapat mclakukan control tcrhadap heterogcnitas individual (2} Panel data lebih informarlf,
lebih bervariasi,
kccil kemungkinan
terjadinya kolinearitas
antar
variahel, lehih besar demjm kebebasan dan lehih efisien (3) panel data lcbih baik digunakan dalarn analisis dinamis (4) Panel dam lebih buik dalam mengidentifikasi dan mcngukur pengaruh tidak hanya yang msmpu rlidctcksi oleh data cross sectiun mumi atau lime series (5) model dcngan menggunakan
r.Jata panel
lebih
memberikan kesempatan kcpada kita untuk rncmbangun dan rncnguji perilaku model daripada meuggunakan data biasanya dikumpulkan
data lime series atau cross section s
pada unit mikro, sehingga dalam beberapa hal lebih
akurar.
Pcmilihan data panel dinamis dalam penelitain ini sangai berkaitan dengan tujuan penelirian yang ingin mengestiruasi 25 kabupatcn/kotu di Jawa Burnt selnrnu pcriodc 2005 - 2007.
Disamping diberlakukan uji asumsi klasik, langkah awal untuk mclakukan uji estimasi rcgresi data panel. maka ada tiga proscdur cstimasi data panel yaitu :
67
I. Mengabungknn data lime series dan data cross-section kcmudian rnclakukan regrcsi OLS 2. Penggabungan data lime series dan data cross-sec/ion ditambab dengan variabel
boncka (dummy variabel} untuk rnengetahui variabel
yang
menyebahkan perbedaan intcrscp antar individu (cross-section). Model ini disebut Fixed Effect Model (FEM) atau least squnre dummy voriobel (L')DV). 3. Model random effect (REM) atau error componem model yang mengh itung kesalahan (error term) yang dapat mcnimbulkan korelasi antara data time
series dan data cross-section Umuk mencntukan model mana yang terbaik dilakukan pengujian model fixed effect dan random effect dengan menggunakan Hausman Spesification Test.
3.6.:Z.
Fixed EffectModel dao Random Effect JlftJdel
Secara ekonometrika, pcnggabungan data runut waktu (time series data} dengan data .silang tempat (cross-section data) yang dikenal dcngan data panel (pooled data) dapat rncnimbulkan masalah dalam proses estirnasi. Masalah tersebut dapat berupa gangguan antar waktu, gangguan antar individu, dan gangguan dari
keduanya. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk rncngantisipasi gangguan rersehut. Pertama. menganggap bahwa
seluruh gangguan tersebut rnempunyai sitar yang
bcnlampak tetap (fixed effect). Kedua, mengangg;ap bahwa seluruh gangguan tcrscbut mcngikuri sifat acak
(random effect}. Apabila menggunakan asumsi bahwa
gangguan tersebut memiliki dampak yang bersifat tctap maka analisa akan
menggunakan model variabel honcka (dummy variabel model). Sebaliknya, jika
68
menggunakan asumsi bahwa seluruh gangguan bersifat acak, maka analisa mengarah pada error eomponerumodel.
3.7.
Operastonatisasl Variabel Pcnelitian Operaslonal variabel diperlukan dengan maksud agar tidak tcrjadi
pcmaknaan ganda terhadap variabel-vanabel penclitian sehingga pengukuran dapat dilakukan dcngan tepat. Atas dasar hal tcrsebut opcrasional variabel penclitian ini adalah sebagai berikut : Tabet 3.1 Operasiona; Variabcl Penelitian
No 1
Variabel
Saluan
Pembiayaan
Sklila
Besaran biaya yang di keluarkan oleh Jutaan Pernerintah pemerintah baik yang berasal dari rupiah untuk Asuransi APBN, APBD prop maupun APBD Kcschatan Kab/Kota untuk asuransi keschatan
Rasio
Pengeluaran Biaya yang dikeluarkan olch rurnah ftibuan Rumah Tangga tangga untuk konsumsi non rnakanan rupiah Untuk dalam kelompok keseharan
Rasio
(ASK)
2
Konsep
masyarakat miskin
kesehatan 0 ..)
(PR1) Angka Kematian (AK.B)
4
banynknya kematian bayi berusia lndcks Bayi dibawah satu tahun. per I OOfl kclahiran hidup pada satu tahun tcrtentu.
Pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehaian
(UN AKES)
pertolongan pcrsalinan
oleh
petugas Perscntasc
kesehatan, tidak termasuk perrolongan persalinnn pcndampingan. Pertolongan persalinan dilakukan oleh Doktcr Ahli,
Dokter, Bidan atau petugas kesehatan
lainnya yang tel ah mempcroleh pelatihan tehnis untuk mclakukau pertolongan kepada ibu bcrsalin, Dilakukan sesuai dengan pcdoman dan
prosedur teknis yang telah ditctapkan.
"_J_
Dihirung melalui Perbandingar, jumlah
pertolongan persalinan oleh tcnaga
Rasio
Rrasio
69
Konscp
Variabel
No
Satuan
baik Pemerintah maupun Swasta di saiu wilayah kcrja pada kurun wnJ..111 rertenru dengan pcnduduk sasaran ibu bcrsa I in. Sta tus Gizi Keadaan gizi bayi dan balita suatu indcks buruk (GIZf) daerah dengan melihat jumlah gizi buruk Angka Harapan Angka Harapan Hidup pad a suatu indeks Hidup(AHH) umur x adalah rata-rata tahun hidup masih a)(an dijalani oleh yang seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun rertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di linzkunaan masvarakatnva. Jurnlah Jumlah rata-rata angora keluaraga di indeks
Skala
kesehatan
-
5 6
7
Anggota
Rasio
Rasio
Rasio
setiap kab/kota
Keluarga (JAK)
3.8. AKB;,=
Spesifikasi model
Po + fl 1
ASK;,+ ~ ; l.INAKES
+e;1 ....•..•.•.•.••••••••
It
~
p,G!Zl " +
~J
PRT
(3.1)
dimana ASK
Asuransi kesehatan masyarakat m iskin
LINAK.ES
Pcrtolongan persalinan ulch t<.:m1ga kesehatan
AKB
Angka kcmatian bayi
GIZI
Status gizi bayi dan balita
11
+ ~3JAl< •
70
PRT
Pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan
JAK
Jumlah
anggota
Keluarga
Vanabel angka kernaiian bayi dan angka harapan hidup merupakan variahel endogen, variabel asuransi kesehatan masyarakar miskin, pemeriksaan selarna keharnilan, pertolongan persalinan olcb teoaga kesehatan, status gizi, jurnlah
anggota ketuarga mcrupakan variabel cksogen.
3.9.
Evalusi Model Metode analisis yang diguoakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
mctode regresi dengan tehnik ekooometri yang digunakan dalam mengesumasi parameter dengan metode Ordinury Least Squure (OLS) atau rnetode kuadrat
terkeciI. Mctodc ini akan membantu rnengukur sejauh mana variabel independcn mempcngaruhi variabcl dcpendcn. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik dan ckonometrik yang dilakukan untuk membenarkan adanya pengaruh y.t11g signifikan dari variabelvariabcl
dalam model regresi y:1I1g
digunakan dan untuk
memperbaiki
kcmungkinan terjadinya hubuogan antar variabcl indepenoen, hubungan atau korelasi serial serta terdapatnya nilai varian yang sama dari serangkaian data yang diobservasi, dimana akan memberikan konsckucnsi atau melemahkan hasil pengujian staristik.
3.9.1. Krit~ria Ekonometrika
Kriteria ini ditcntukan oleh ekonometrika. Pengujian dengan kriteria ini membantu datam menetapkan apakah suaru taksiran memiliki sifar-suar yang
71
dibutuhkan, seperti BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Jika usumsi-asumsi teknik ekonometrika yang ditcrapkan untuk menaksir parameter tidak dipcnuhi, rnaka taksiran tersebut dianggap tidak rnemiliki sifat-sifat yang dibutuhkan. Pengujian ekonometrika meliputi :
l. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah hubungan linier antara variabel indcpcnden di dalam regrcsi,
Menurut Gujarati (2003), kolinearitas seringkali diduga
kctika R2 tinggi tetapi tidak satupun atau sangat sedikit koefisien rcgresi
parsial yang sccara individu penting secara statistik atas dasar pengujian
l
yang konvensional.
2 Uji Heteroskedastisitas Situasi heteroskedastisitas pada suatu model regresi akan menyebabkan pcnaksiran koefisien-koeflsten regresi menjadi tidak efisicn. Untuk menguji gejala heteroskedastisitas salah satunya dcngan Metode Whire 'lies/
(Gujarati, 2003). 3. U]i Gejala Autokorelasi Autokorelasi muncul karena observasi yang menggunakan darn series mempunyai kaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari saiu observasi ke observasi lainnya memiliki nllai yang besar. t lntuk
mcndereksi ada
tidaknya autokorclasi
diantaranya
dengau
menggunakau uji Durbin-Watson. (Gujarati,2003) Sebagai konsekuensi dari pcnggunaan data panel, yaitu kornbinasi antara
data time series dan data cross section, rnaka untuk. menentukan model yang paling repar digunnkan uji clan teknik ckonorneirika scbagai berikut
72
Ha11sma11 Spesification Test
Dalam analisis regresi yang menggunakau data panel, rerdapat dua model yang digunakan yaitu Fixed Fjfecr Model(FEM) dan Random EfjecrModel (REM). l!ntuk rnenentukan model rnana yang lcbih tcpat, maka digunakan Hausman Spestficauon Test. Untuk mernilih antara Fixed Effect dan Random Effect berdasarkan uji yang di kcmukakan olch Hausman maka dibuat hipotesis sebagai bcrikut: Ho ; Random Effect H 1 ; Fixed Effect Kcputusan tolak Ho jika
't,2h;,-,.,Cur atau p-value
3.9.2. Krileria Stati~lik 1.
Uji t-tabel Untuk mcnguji tingkat signifikasi pengaruh variabel independcn sccara
individu terhadap variabel dcpcndcn. Pcngujian hipotesis menggunakan satu pihak dengan tingkat keyakinan scbesar 95%. Disnibusi yang digunakan adalah selisih jumlah sampcl dcngan jumlah variabcl (n-k). Nilai 1 hi tung dibandingkan dengan
nilai 1. tabel untuk mengetahui signiflkan atau tidak. a. Uji parsial signifikan (r-test) Fungsi uji l adalah untuk menentukan signifikan arau tidak signifikan suatu
variabel bebas secara individual (parsial) dalam mcmpcngaruhi variabel terikar, Dalarn hal ini ditetapkan hipotcsls sebagal berlkut :
HO: Pl
O
73
Apabila
l
hitung < t tahel, maka 110 ridak ditolak atau model yang digunakan
kurang baik, artinya variabel bebas tidak dapat menerangkan variabcl tcrikatnya
atau tidak signiflkan. Jika t hirung > t tabcl, mah RO ditolak, variabel bebas dapai mencrangkan variabel terikal atau signifikan (Gujarati, 2003).
2. Uji F rabel Mcrupakan p..-nguJian untuk melihat pengaruh variabcl dcpendcn. Uji statistik ini dilakukan pads tingkai kcyakinan 95% atau a = 5%, dengan derajat kcbebasan pcnycbut k-I. Dalam h31 ini ditetapkan :
HO:~l
Ht :pt >O Apabila F hitung < f tabel. maka HO tidak ditolak. artinya variasi dari model regresi tidak bcrhasil menerangkan variabel bcbasnya, Jika I' hitung > F tabel, maka HO ditotak, aninya variasi dari model regrcsi dapat mencrangkan variabel bebasnya{Gujarati. 2003).
3. Koefisien Determi:nasi (R1) Kegunaaan koefisien detenninasi adalah unruk rnenentukan apakah variable bebasnya dapat rnenerangkan variable ierikamya dengan baik, Nilai R: berkisar aruara 0-1. sernakin mendekati angka l maka
variabcl
bebasnya dapar
mencrangkan variable terikamya dengan sempurna. Sebaliknya jika R2 mendekati angka 0. maka variable bcbasnya tidak dapat atau ternah dalam mcncrangkan variable dependent. (Gujarati,2003)
BAU IV
l:IASIL PE1''ELITIAN l>AN P~:MHAHASAN
4.1. Deskripst Objek Penclitian dan Data 4.1.J. Gambarao variabel penelitian Ada Liga variabel mama yang digunakan
dalam pcnelitian ini, yauu
pembiayaan asuransi keseharan rnasyarakat mlskin, pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan dan dcraja: kcschatan. Selaiu itu uda variabcl lainnya
yang
rneliputi ungka kematian bayi, angka harapan hidup, status gizi buruk pada balita, pertolongan pcrsalinnn oleh tenaga kcschtan dan jumlah anggota dalam k.cluarga.
Dalam beb ini akan dibahas konsisi sctiap vuriabel.
4.l.1.1.
Dci-..ijat Kesebahtn di .Jawa flanit
f'eninglrnlan
deraja; keseharan masyarnkat dapat diukur dari tingkat
mortalitas dan morbiditas pcnduduk yane dipengaruhi oleh foctor pencntu, ynitu: factor lingkungan. perilaku kesehatan. pclayunan kesehaian dan kcpendudukan atau keturuna n.
Ukuran mortatltas sebagai acuan untuk mengukur kcmajuan pcmbangunan 111<11111sia udalah angka kcruatian bayi (AKl3) dan augka harapan hidup (Al 111).
4.l.l.2 Aogka. Itarapan llidup J\ngka Harapan llidup {AHH) adatah saluh satu indikator dcrajut kcschatan yang digunakan secara luas dan tclah ditentukan sebagai salah satu dasur dularn
menghitung dan rnenentukan lndeks Mutu l-lidup (IMH) atau lndeks Pemhangunan Manuxia (IPM).
74
75
AHH mencenninkan lamanya usia seorang bayi bani lahir diharapkan hidup. lndikator ini dipandang menggambarkao taraf hidur suatu bangsa. Bebcrapa Iaktor yang rnempcngatuhi AHH dari faktor kcsebatan antara lain adalah ekonomi. pcndidikan, geografis, Angka ini di Provinsi Jawa Harat diperoleh secara tidak langsung mclalui Sensus Penduduk yang dilaksanakan setiap 10 tahun sckali dan pcrhirungan setiap tahun melalui proyeksi, Tabet 4.1 Anglul Harspan Hidup di Provinsi Jawa Ba rat taboo J 998 s/d 2007
I•
Tabun
Anglul H~rapan Hidup (fabun)
1990 1995 1996 1997 1998 1'}99 2000 2001 2001 2003 2004 2005 2006 2007
56.00 .59.9~ 60,33 61,83 63,59 64,30 64,63 64.90 65,29 65.68 66,07 66.47 67.08 67.60
I
Sumber : !Uukm Pusa:Slatistik Provinsi Jawo llt11·flt
Perhitungan angka harapan hidup dengan l'royeksi Estimasi didasarkan pada perubahan Angka 1 larapan H idup dari tahun ke tahun sena dari sensus pcnduduk yang dllaksanakan seuap 10 tahun, dan aswnsi tingkat pcnurunan kernatian bayi dan balita. Data Angka Harapan Hidup dari tahun 2005-2007 rnenurut Kabupaten-Kota tercantum pada label hcrikut ini
76
Tabcl 4.2 A11gka Harapaa Hidup diperinci menu rut Kab./Kota di l'rovinsi Jawa Baral Tahun 2005 - 2007
Kabupaten/ No
Kot:!
(I)
(2)
Angl::a Harapan Hidup
2005 I
2 :J
4
5
Kab. Begor Kub. Sukabumi
Kah. Cianjur Knb. Bandung Kab. Garur
6
Kab. Tasikmalaya Kith.CiM1is
8 9
Kab. Kuuingan
7
10 11
12 13 14 15 16 17 IR 19
Kab. Cirebon Kab. Majalengka Kab. Sumcdang Kab. Tndramayu Kah. Subang
Kab. Purwakarta Kab. Karawang
20
Kab. Beku.'i Kora Boger Kora Sukahumi Ku1;1 l3i111Jung Kola Cirebon
24
Kohl Depok Kota Cimahi Kola Tasikrnalaya
21 22 23 25 26
Kora Bckusi
Kota Banjar Bandung Baral .lawa Rarat
2006 (4) 67.28 65.87 (15.61 66.98 63.56 67.32 66.73 69.12
(3)
67.10 65.70
64.96 66.23
62.64 67.05 65.91 67.12 64.78 65.57 67.10
64.92 67.75 67.94 65.62 68.15 67.66 66.73
6.5.03 67.87
66.20 65.70
68.43
68.73
68.59
71.80 71.65 72.56 69.23 69.71 73.03 7 l.82
68.67
69.SS 68.42 69.45 72.72
68.97 67.43
2007
_C2L 67.63 66.12
66.00 68.78 64.42 67.45 66.77
69.08 64.97
67.70 68.02 6.5.63 68.95 67.84
66.94 68.7? 71.86 71.RO 72.59 69.4?. 69.49 72.97
71.75 687S
65.54
67.52 65.75
66.57
(i7.40
67.60
65.91
Sumber : Bodon l'usat Statistik l'rovinsi Jowa Borot Dari tabel diatas terlihat bahwa scbagian bcsar kabuparcn kota mcngalami
peningkatan angka barapan hidup. Dari tahun
2005-2007 terdapat bebcrapa
77
kabupaien/kota yang meningkat lebih dari 3(tiga) point diantaranya Kota Sukabumi dan Kora Bandung, namun ada pula kabupatcrekota yang hanya meningkat dibawah l(san1) point selama kurun waktu tiga tahun tersebut diantaranya Kola Bekasi, Kabupaten
Circbon,
Kabupaten
Tasikmalaya,
Kabupaten Boger,
Kabupaten Sukabumi, Kabupaten lndramayu, Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Banjar.
Secara teori panjangnya usia usia hid up secara negati f berhubungan dengan rendahnya angka kematian bayi, kcmatian anak dan kernatian ibu. Semakin tinggi
angka kesehatan menyebabkan makin rendahnya angka kematian schingga mempcrbcsar harapan hidup.
4.1.1.3 Kematian Bayi Angka Kematian Bayi (AKB) atau fnjant Monoltty Rate (Ji\,JR)merupakan indikator yang sangat scnsitif terhadap ketersediaan kualitas dan pemanfaatan pclayanan kcschatan tcrutama yang berhubungan dengan Perinatal. AKB j uga dipengaruhi oleh pendapatan keluarga, jumlah anggota kcluarga, pcndidikan ibu dan gizi keluarga. Sehingga AK.B dapat dipakai scbagai tolok ukur pcmbangunan sosial ckonomi masyarakat menyeluruh AKB dihitung scbagai jumlah kernatian bayi dibawah usia I tahun pada sctiap I 000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi di Provinsi Jawa Barat dari 43.40 per I 000 kelahiran
hidup tabun 2005, di tahun 2007 mcnjadi 40.26 per 1000
kelahiran hidup. Estimasi AKB dilakukan olch 13J>S t'rovinsi Jawa 13arat bcrdasarkan hasil perhiumgan
data sensus atau survey yang berkaitan dcngan rata-rata anak yang
dilahirkan hidup dan yang masih hidup mcnurnt kelompok ibu.
78
AKB JAWA BARAT: 40.26
Tahun 2007
= $1 • 57 = meneng.ah • > 67 •
tlnggl
SumH(; BPS Prov/nil
J•we Sarai
Angk3
Gambar 4.1 Kemalian Dayi {AKB) meount J
Gambar diatas
merneiakan Angka Kematian Bayi mcnurut Kabopatcn/
Kota di Provinsi Jawa Baral tahun 2007 Tampak bahwa di daerah Pantura. yaitu Kabopatcn lndramayu dan Kabupaten Cirebon, sena di daerah Pansel yaitu Kabupaten Garut, merupakan daerah dengan /\KB masih tinggi. Walaupun hampir seluruh kahuraten/l:()(a sudah mcmiliki angka kematian hayi yanc rcndah namun masih diatas target yang ditetapkan propinsi Jawa Barat yairu dibawah 30 per I 000 kelahiran hidup pada tahun 2007.
4.1.1.4 Status Gizi Balil11
Sclain angka kcmatian, angka kcsakitan pun mempengaruhi derajat kesehatan, Faktor gizi memiliki kooiribusi yang bcsar bagi pcrkcmbangan
79
kesehatan setiap
manusia.
Gizi berperan besar lerutama di rnasa-masa
pernbentukan janin pada periode kehamilan dan berlanjut pada masa-rnasa pertumbuhan seorang anak. Perkembangan dan diferensial status gizi terjadi lcbih banyak pada anak dibandingkan pada kclompok-kelompok lain. Grafik berikut ini menunjukkan status giz] balita di Provinsi Jawa Barat tahun 2007.
1.73%
10.58%
0 Buruk
• Kutang D Baik
a Lebitl
8¬ .6? %
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, Th 2007 Grafik. 4.1 Status Giii .Ralita di Pmvinsi .Jawa Baral Tahun 2007
Meskipun sebagian besar balita di Jawa Barat (86.67 %) termasuk kc dalam status gizi baik, bahkan 1,73 % mcmiliki status gizi lebih, namun balita dcngau gizi kurang masib cukup banyak (10,58 %) dan gizi buruk sebanyak 1.08%. merupakan hal yang pcrlu diwaspadai. Gizi buruk pada balita berdampak pada lemahnya sumber daya manusia di rnasa mendatang (lost generation).
80
.V
1 09
:1; a,i.11.AI
0.94 ' 0. ~3
•• •"l\t.l.N :.,,e ''' l~f,\'lMV•l;..1 ..
I
·rt• "v.i1
I
0.47
"'' l~tt"•,0.'-
nr·,"
! ,,,.,,
1 61
nn
'·,, .. ti;;·(~''·
I>'<+), ~II ,..i; r.• j
' ... :
0. 2
111.;J
072
,.1,. ..
0.7
if•I Ar;c.11
1... :.1
1 50
89
IAlt.~t''"'''' ~,.tj.,. ~1~ l'J1 l·li..
•~( l·.,,TI••
.
1 21 1 09
, 07
1 12
•A?, M INilf ......
.~f!l+ •1
•II
~-.1,. 11,11~ ,AJI IAtl
1,.'A
•fl •11· O.IV.i•W"
I
'
rl 37
.,.,.. ·~ur
I
•
iv.It f.l
ua ..., .. • 050
248
, 23
ore80$12
\.,lfj "~ I .. 1 ..
I
07~ I
'"" '""'ll• Ill•• 11.t; ":
1 61
l D.~
~·:11-lE:-'1 ••
1
1
1.~o
j ~
I 72
00 Pcrscr1ri19o glzl
'
bl.A.Ci<
aso
Sutnbcr : µ,,1fil K~ehnton KuhlKoui di JO\\"ll l'J1rat t11hun 2007 Gl'l!fik 4.2
Sebaran Pcrscnh1sc B11IU11 Gizi Huruk menu rut Kubupatcn/Koht Di Provin~i .lawa rlarat Tahan 2007
Dari grafik dlmas dapat terlihat bahwa Persentase gizi buruk balita tertinggi ada di Kabupatcn Circbon (2.21 %). diikuti dengan Kota l'asikmalaya (1.89 %)
sedangkan pcrsentase terkecil ditemukan di Kota Cimahi (0.J6 %) disusul Kabuputen Ciamis (0,30 %). Penycbab tingginya perseniase gizi buruk dapal discbabkan karena supan rnakanan kurang d•ri yang dihutuhkan hal
ini dapat dikarcnakan olch Iaktor daya
beli, lingkungan ataupun infcksi. sernakin tinggi persentase gizi buruk di suaiu
wilayah mencirikan kondisi masyurakar rawan pangan.
81
4.1. l.S Pertokmgan Persalinae
Kematian ibu maternal dan bayi baru Iahir sebagian besar terjadi pada masa sekirar persalinan, hal ini anrara Jain disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mcmpunyai kompenrensi kebidanan, Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Jawa Rarat pada tahun 2007 scbcsar n.03% dcngan kisaran antara 51.11%
(Kahupaten Cianjur) dan 95.77%
(Kota Bekasi). Cakupan pada tahun 2007 rnengalami peningkatan apabila dibandingkan dcngan cakupan tahun 2006 (70.97"/o) dan tahun 2005 (69.27%).
~· "" 't• "" ,,... .....
""
. n...
'11.00
....
IU7
••
... (-
"" .,
11111
Sumber : lll'S l'nl\·tnsi Ju .... Baral diOlah
Grafik 4.3 Cakupan Pcrsalinan Oleh Tenaga Kesehatao Oi Provinsi Jawa Baral tah•n 2005- 20-07
Apablla dibandingkan antar Kabupaten/Kota cakupan persalinan dapat dilihat pada gralik bcrikut ini
82
12000 100 00 SO(•O
!10 00 ion~
~o roo
2006
.'O
co
]007
n 1:0
Sumber: l'mi11 i.;eschaton ~obikota di Jawa £1arot
(;rllfik 4.3 Cukupau Pcrsaliuuu Oid1 Tenaga Kci.clu111111 K11bupatcn/Kot11 di Proviosi Jawu Barnt tahun 2007
Dari grafik Jiaw~ lcrlihul bahwu rutn-raw pcnolongan pcrsaliuan ulch tcnaga kcschatan baru mcncapai 72% artinya 28% ibu lahir dirolong olch tcnaga non kesehatun buhkun dukun puraji. Hal ini menandakan kepercayuun masyuraka; kepada pelayanan kesehatan belum optimal sehingga masyarakat lebih rnemilih pengobatan yung bukan oleh tenaga kesehatan. Penyebab masyamkat rnernilih pertolongan persalinan oleh non tenaga kesehatan salah salu sebabnya adalah akscs kc pclayanan kesehatan yang sulit terjangkau.
85
masyarakat salah satunya adalah sarana kesehatan. Masyarakat perkotaan dapat memilih akses pelayanan kesehatan yang diinginkan sehingga pengeluaran untuk kesehatannya pun akan meningkar, Jurnlah pengeluaran rumah tangga umuk kesehatan ini masih sangat jauh dari yang ditetapkan oleh WHO untuk Indonesia, yaitu sebesar Rp, 100.000 per bu Ian. Masih rcndahnya pcngeluaran rumahtangga untuk kesehatan di karcnakan bcbcrapa alasan, menurut Mardiati (2002) mengungkapkan bahwa faktor budaya, pendidikan mernpengaruhl proses pengambilan keputusan rumah tangga dalam mengkonsumsi bukan :.aja kebuiuhan poko, tciapi juga pclayanan kesehatan, bcberapa daerah ccndcrung mcmiliki kcbiasaan sangat khas dalam konsumsi makanan dan
ccndcrung mcnggunakan lcbih banyak pelayanun kesehatan
tradisional dibandingkon dengan ynng tinggol di daerah yang lcbih kaya.
4.1.1.7 .lumlah Anggota Kclurxa Pada awat bab dijclaskan bahwa salah satu fa(..1or yan{l rnempengaruhi dcrajat kesehatan adalah kependuduknn atau kerunmnn. Jumlah anggota keluaraga mcrupakan salah satu faktor yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi dcr.ijat kcschatan. karena semakrn sering seorang ibu melahirkan scmakln tinggi resiko kcmatian. Selain itu jumlah anggota keluarga mempcngaruhi besaran pengeluaran rumah tangga, schingga seurakin banyak anggota kcluarga scmakin kccil pengeluaran
untuk kesehatan, Rata-rata jumlah anggota kcluarga di
kabupaten/kota di Jawa Barut dapat terlihat pada tabel berikut :
86
Tahel 4.4
Rata-Rara Jumlah Allggota Keluarga Di Pro11insi Jawa Ba rat Tabun 2005-2008
Kabupaten/ No
Kota
(I} I
(2) Kab. Begor
2 3
Kab. Sukabumi Kab. Cianjur Kab. Bandung Kab. Garul Kab. Tasikmalaya Knb. Ciamis Kab. Kuningan Kab. Circbon Kali. Majalcngka Kob. Sumcdang Kah. f ndramay« Kab. Subang Kab. Purwakarta Kub. Karawang Kab. Bekasi Kuta ~ogor Kuta Sukabum i Kota Bandung Kola Cirebon Kota Bekasi Kota Dcpok Kola Cimehi
4 5 6
7 8
9 10
11 12 13 14 15 16 17 18 19
20 21
22
23
24 25 26
.lumlah Anegota Keluarga
Kota Tasikmalaya
Kota Uanjar Bandung Barat Jawa Baral
2005
2006
(3)
2007
2008
(4)
(5)
(6)
•l.35
1. 11
3.57
3.84
3.48 3.58 5.97 3.90 3.59 3.20 3.78
4.66 3.70 3.73 4.23 :l.95 3.69 3.10 3.&9 3.99 3.27
3.64 3.68 3.40
3.89 3.78
4.00 4.54 4.2'.> 4.84 4.35 4.72 4.73 4.82 4.00
3.60 4.77 4.01 3.69 3.08
4.26 3.54 3.48 4.12 4.18 3.79 2.94
3.85
3.89
3.73
3.l8 3.Sl
3.18 3.44
3.96 3.10 3.44
3.50 3.32 3.76 3.68
3.52
3.30
3.63 3.55
3.31 3.76 3.70
3.86
3.58 4.24 4.23 4.71 4.19 4.65 4.31
4.01
0.44
<1,0 l
3.80 3.82 3.81
4.34
4.21 4.30
3.9'/ 4.59 4.44 3.02 3.94
3.26
JA8
3.61
J.52
4.01
3.84
3.75
4.25 4.12 ~.34 3.37 4.40 4.28
3.76
87
Dari label diatas dapat tcrlihat bahwa rata-rata keluarga di Jawa Baral mcmiliki jumlah anggota ketuara sebanyak 4 orang, hal ini dapat memperlihatkan bahwa program keluarga berencana yang menetapkan 2 anak cukup untuk mewnjudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera mulai terlaksana.
4.1.1.8 Asuran.si Kesehatan Masyarakal Miskin Berdasarkan hasil SUSEUA tahun 2007, persentase penduduk yang mengeluh sakit sekitar 32.41 %, yang aninya I 00 orang penduduk, diantaranya 33 orang menderita sakit Dari penduduk yang sakir tersebut sebesar 50.99% mcngubati scndiri pcnyakitnya, sedangkan berobat jalan mencapai 49.01% dengan rata-rata menderita sakit selama kurang atau sama dengan 3 hari sebanyak 44.08% dun 4 hingga 7 hari sebanyak 37.86%. sementara pcnduduk yang mcmanfaatkan pelayanan kesehatan gratis 49.79% menggunakan kartu askeskin Penduduk miskin menurut BPS adalah seseorang yang hanya dapat memenuhi rnakanannya kurang dari 2100 kalori per kapita per hari .sedangkan mcnurur World Baal adalah scscorang yang berpenghasilan sama atau kurang dari
1$ per hari. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan adalah faktor ekonomi, penduduk rniskin pada umumnya rnempunyai kesulitan dalam mcngakses pelayanan kesehatan karcna besarnya biaya out ofpocket yang harus ditanggung. Jurnlah penduduk rniskin kabupaten/kera di Jawa Barat yang layak mcndapatkan jaminan pcmcliharaan kesehatan dari tahun 2005 hingga 2007 dapat
dilihat pada label berikut :
88
Tubcl 4.5 Jumlah Masyarakat Miskin ya.ng Terdaftar Sebagai Peacrima Askeskia
di Prcviasi .lawa Baral Tahun 2005-2007 No
Kabupaten/ Kota
(I)
I 2
'
.)
4
5 6 7 8
9
JO II
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26
12) Kab, Bogor Kab. Sukabumi Kab, Cianjur Kab. Bandung Kab.Garut Kab. Tasikmalaya Kab.Ciamis Kab. Kuningan Kab. Cirebon Kab. Majalengka Kab. Sumedang Kab. lndramayu Kab. Subang Kab. Purwakana Kab, Karnwang Kab. Bekasi
Oogor Kora Sukahum i Kota Bandung Kora Cirehon Kola Bekasi Kota Depok Kora Cimahi Kota Tasikmalaya Kora Banjar Ran
Jawa Barat
Jurnlah Masyarakat Miskin Yan' rerdaflar dalam t\SKESKIN 2005 2006 2007 (3)
(4)
459,359 658,003 651,239 648,540 456,391 311,518 330,222 196,751 899,389 352,528 223,367 400,444 225,750 142.664 596,928 390,651 67,695
I, 1'19,508 820,804 693,654 1,065,345 812,444 475,831 356,21'.l
1.149,508 820,804 693,654 l.065,345 822,499 475,831 356,2.l I 305,834 816,993 3&4,820 260,830 570,219 455,750 207,058 684,638 426,901 173,968 •16,530 346,230 68,942 155,488 137,221 85,178 153,160 36.094
305,834
I I 2,837 50,457 147,982 6~,970 61,241 114,077 41,838
816,993 353,589 260,830 570,219 455,750 207,058 684,636 426,901 173,968 46,530 346,230 6K.942 155,488 137,221 85, 178 153.197 16,939
7,644,573
I U,63'>.302
40,732
(5}
i
10,700,175
Dari label diatas tcrlihat bahwa yang masuk dalarn daflar masyarakat rniskin yang memperoleh askeskin pada tahun 2007 sebesar I 0. 700.175 jiwa,
padahal penduduk miskin di Jawa Barat scbanyak 14.570.679,
bcrani terdapat
3.320.435 jiwa yang tidak memiliki asuransi keseharan, schingga menjadi tanggung
89
jawab
pemerimah
kabuparerskota
untuk
membiayai
kesehaiannya.
Bila
dibandingka dengan jumlah penduduk Jawa Barat, ternyata 25.43% penduduk yang bcrhak rncndapar askeskin. Alulu!si unggarun askeskiu kabupaten/kota di Jawa
Baral dapal dilihat pada cabel berikut: Tabel 4.6 Aloka.~i Aaggaran A.~keskio di Prnvinsi Jawa Ba rat Tallun 2005- 2007 No I I
2
3 4 5
6 7 8 9 10 II 12 13 14 15 16 17 1 lt 19 20 21 22 23
24 25 26
Kabupaten/
Kota 2 Kab, Oogor Kab. Sukabumi Kab. Cianjur Kab. Bandung Kab. Gann Kab, ·1 asikmalaya Kab.Ciamis Kab. Kuningan Kab, Cirebon Kab, Majalcngka Kab, Sumedang Kab, lndramayu Kab. Subang Kab. Purwakarta Kab. Karawang Kuh. Hckasi Kota Boger
Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Circbon Kola Hekasi Kota Depok KotaCimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Randung Barnt .lawa llarat
Alokasl Amnraran ASKESK!N 2005 2006 4 3 68,970,480,000 27,561.540,000 39,480, I 80,000 49,248,240,000 41.619.240,000 39.074.340.000 38,912.400,000 63,920,700,000 48.746,640,000 27,383,460,000 28.549,860.000 18.691.080,000 19,813,320,000 21,372, 780,000 18,350,040.000 11.805,060,000 49,019.580.000 53.963.340,000 21,151.680,000 21.215,340,000 15.6-19,800,000 13,402,020,000 34.213.140.000 24,026.640.000 27.345,000.000 13,545.000.000 12.423.480.000 8.559.840.000 41.078.160.000 35.815.680.000 23,439.060.000 25.614,060.000 4.061.700.000 I 0.438.080,000 2.443.920.000 2. 7~ 1.800.000 20.773,800.000 6.770.220.000 4, 136.520.000 3,027,420.000 1).329.280.000 8,878.920.000 8,233.260.000 3,838,200.000 5,110,680,000 3,674,460,000 9,191,820,000 6,1144,620.000 1,016.340,000 2.510.280.000 458,674,380,000
638.358,120,000
(Ruoiah) 2007 5 68,970.~0.000 49,248,240,000 41.619.240,000 63,920.700,000 49,349.940,000 28.549,860.000 21,372,660,000 18,350.040,000 4!.1.019.580,UOO 23,089.200,000 15,649,800,000 .!4,213.140,000 27 ,34 5.000,000 12,423,480,000 41.078.280,000 25.614.060,000 10.438.080,000 2. 791,800,000 20,773,800,000 4.136.520.000 9.329.280,000 8,233.260,000 5, 1 I 0,680,000 9, 189.600,000 2.165.640,000 641,982.360.1100
90
Alokasi anggaran dari tahun 2007 meningkat dari tahuu 2005, ha! ini discbabkan karena BPS selaku badan yaog ditngaskan untuk mendata masyarakat miskin bani dapar diselcsaikan pada tahun 2007 sehingga pada tahun 2005-200(> bagi masyarakat miskin yang bclurn tercatar dan memerlukan
hiaya pelayanan
kesehatan mcnggenakan Surat Keterangan Tidak Mampu. Bila dilihat dari tabcl diatas pembiayaan kesehatan sudah semakin mcningkat dari tahun ke tahun na
4.2. Statisnka Desli:rirtif 4.2.1
Statlsrlka Dt-skrlptir Anf!!ka Kcmatian Bayi
Berdasarkan data jumlah alokasi anggaran Askeskin, pelayanan kcschatan yang ditunjukan uleh pertolongan pcrsatinan oleh tcnaga kesehatan scrta status gizi masyarakat, pengeluaran
rumah umga umuk konsumsi
anggula kctuarga dapat dianalisa sccara statistika
kcsehatan dan jumiah
deskriptif hubungan variabc]
indepcndcn tersebut dcngan variabel dcpenden angka kcmatian bayi seperti tcrlihat pada tabel 4.7 berikut :
91
Tahcl 4.7 Statisrika Deskriprif Angka Kemalian llayi
Variabel Angka
Kcmaiian RRyi Askcskin
l\.lcien
Median
Ma~imum
Minimum
Standar Deviasi
41.94093
42.67000
5594000
26.15000
7.920682
l07 .738.000.000
689. 704.8()0.000
1.016.000.000
179. 786.200.000
70.75800
70.43000
95.77000
46.11000
13.05522
1.087867
0.940000
4.920000
0.160000
0.656659
(>,695.03
5866
17243
2742
3100.762
3.840000
5.970000
0.440000
0.658378
231,868,600,000
J>ertolnn&an Pet:SQlinnn oleh
tenaga
kesehatan f:talus gizi beruk halica
-
Pcngeharan
Rumah rnngia Untuk Kcschuu1n Jumlah /\nssom
Keluarea
3.869733
Jumlah pcnclitian ada 75 pengamaian dcngan 25 cross section. Dari label ditas dapat terlihat bahwa rntu-rata nngka kcmatian bayi di Jnwa llarm sebesur 41.9/100.000
kelahiran,
alckasi
anggaran
R.p.231.860.000
dan untuk pertolongan
kabupatcrvkota
di Jawa Rarol
rata-rnta
Askcskin
persalinan
rara ruta
sebcsar
olch tenaga kesehaton di
bani mcncapai
70. 76%, raia-rata
kabupaten/kota memiliki balita dcngan stmus gizi buruk sebesar 1.09%, bcsarnya pengeluaran rumah tangga untuk kcschatan rata-rata sebesar Rp. 80.340, scrta ratarata sctiap rurnah tangga memiliki 4 unggota keluarga
4.2.2
Stalistika Deskriptif Augk;i harapan Hidup Bcrdasarkan data Askcskin dun Angka kcmatian bayi dapat dianalisa secara
statistika deskriptif hubungan variabel indepcnden tcrsebut dcngan variabel
depcnden Angka harapan hidup (AHH) scpcrti tcrlihat pada tabd berikut :
-
92
s tatistika
Tabcl 4.8 Oeskrintif An,.ka Haranan Hid110
Variabel
Mean
Median
Maximum
Minimum
Angka Harapan Hid up
67.85653
67.63000
73.03000
62.64000
2.362890
231,868.61)0.000
W7.738.000.000
689.704.800.000
LOlG.000.000
179.78G.200.000
41.94093
42.67000
55.94000
26.15000
7.920682
6,695.03
5866
17Z43
2742
3100.762
Askeskin Angka Kematian Bayi I Pengeluaran Rurnah Tangga untuk
I
Stander Deviasi
Kesehatan
Jumlah penelitian ada 75 pengamatan dengan 25 cross section. Rata-rata
dari variabel Angka harapan hidup sebesar 67.85 dan Askeskin mempunyai ratarota 23.186.860.000
dengan
nilai tertinggi
68.970.480.000
dan
rerendah
I 0.160.000.000 dcngan pcnyirnpanan sebesar 17.978.620.000.
4.3
Basil Estimasi Model
Serelah mengkaji seluruh variabel penelitian pada sesi sebelumnya, pada sesi ini dilakukan kajian ierhadap terhadap model Angka Kernatian Flayi dan model Angka Harapan Hidup. Kcdua model tersebut menghubungkan
variabel dependen
angka harapan hidup dan aogka kcmatian bayi dcngan variabcl indcpcndcn pada pcnclitian ini yaitu asuransi keschatan masyarakat miskin (ASK), pcrtolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan (l!NAKES), persentase gizi buruk pada balita
(Gl7J), pengcluaran rumah t;mgga untuk kcsehatan (PR.T) dan jurnlah anggota kcluarga (JAK).
93
43.1
llasil F:stimasi Modd I, Aogka Kemalian Oayi Model angka kematian bayi yang diajukaa pada Bab III adalah sebagai
bcrikut: AKB;,= !lo+
ll 1 ASK;,+ ll 1 LIN AKES~+
lhGJZJ ~ + jl3 PRT ;, +
P.iJAK 1t+c;,
Langkah pertama dalam mengestimasi model ini adalah pemilihan model antara fixedeffect dan randam effect menggunakan Hausman test, dengan memhuat hipotcsis sepeni berikut:
Ha : Random E.ffec1 H1 : Fixed E.ffect Keputusan Tolak H;i jika
i•• > -f
d.f atau
p-value
hasil yang diperoleh setelah dilakukan Uji Hausman untuk memilib Fixed Effec: atau Random Effect. Dari basil pengolahao data dipcrolch ;(ho dengan tingkat
signifikansi (a)= 5% dan df- S maka diperoteh
lo;. sebesar 44.027751
>
/dr
l 1.0705, dan p-valuc = 0.0000 < u - 0.05, ini berarti bahwa 1-10 ditolak
scbcsar
(signifikan) sehingga model yang dipilih untuk digunakan adalah Fixed EjfeCI. Berdasarkan hasil regresi model Angka kematian bayi dengan rnetode Pooled EGUi(crn.u seciinn wP.ightj maka diperoleb hasil estimasisebagai berikut : Tabet 4.9 Hasil Estimasi Model Augka Kematiaa Bayi Vurabel
Indeecnden lntersen
ASK
LIN AKES
OfZI
PRT
Koelisie11
t-st.atistik
Prob
... 7.93513 -- --0.0000939 -0.05623~ 0.0841200 -0.1)00410
293.0754 -20.94825
0.0000 ... 0.0!)00' .. 0.0000··· 0.QOQOH' 0.0000 ... 0.0000•••
-7.l97JJ6 70.56999 -19.59974 G.055282
JAK 0.43-0874 Keterangan : F Statistik = 896.48.59; Prob(F-statistic)- 0.000000; Durbin-Watson stat Rvsquared=0.9982n: Adjcsted R-squared-0.997159 ·~dak~ftkan"•Sil1,!!ifikan pada a 5%-• Si!!Jlifik:!!' J!"
=
2.555&65;
94
AKB,,- 47.935 l3·
r-stat
(293.0754) (-20.94825) 0.00-04 IOPRT
i•
(-7.197336)
(70.56999)
+ 0.430874JAK" +e;,
( 19.59974)
(6.055282)
4.3.2 Ha.sil Estiwasi Model fl, Augka Harapau Ilidup Model angka harapan hidup yang diajukan pada Bab fll adalah sebagai berikut: AHH;,=ro+Y1 AHHi.•·t +y2ASK11+"f3 Langkah pcrtama yaitu
dalam mcngestimasi
AKB1,+y,
PRT11 +u1:
model ini sama dengan model I
pemilihun model antara fixed effect dan random effec/ menggunakao
Hausman test. Dari hasil pengolahan data diperoleh :(hi, dengan tingkat signiflkansi (a) ~ 5% clan df
= 3 maka
diperolch r_2hir sebesar 65.0 I Kll60> x2,ir scbcsar 9.48T/29.
dan p-vulue • 0.0000
e
0.05, ini berarti bahwa I lo ditolak (signifikan) sehingga
model yang dipilih urnuk digunakan adalah Fixed
r;ffec1.
Berdasarkan hasil regresi model Angka I larapan I Lid up dengan metode Pooled EGl.S(cms., seaion weight) maka diperolch hasil estimasi sebagai berikut :
95
Tabel 4.10 Hasil Estimasi Mudcl Anglia Harapan llidu1J Variabel Indepenuen
l•>ialistil
Koefis-ien
Intcrsep AHH(-1)
ASK
87.88131
57.80828
-Q.033833 0.0000933
-1.540048
--0.375386 0.0000797
AKB
PRT
Prub
0.0000 •••• 0.1385• 0.0000•••· 0.0000.... 0.0028'*
5.544956 -11.22352 3.387454
Keteniogan :
f Statistik = 2183.51 O; Probff-stalistic)= 0.000000; Ourbin-Wal~oa stat = 3.846154; Rsquared:0.999657; Adjusted R-squattd=0.999199 *tidak Simiftkan** Si...,ifikan oada a 10% ***Siiraifikan oada u 5%** .. Si<>nifikan nsda u-14/o
AHH,.= 87.8813 l-0.033833AHH,H.; 0.0000933ASK. ..0375386AKB,. •0.0000797PRT,.; u, I-Stal (57.80828) (· l.540048)
4.3.3.
{5.544956)
(-11.22352)
(3.387454)
Hasil Pengujian Asumsi Klasik
4.3.3.1 Uji Mullikolin.ieritas Muhikolinearitas adalah hubungan linear antara variabel independen di dalam regresi, karena iru untuk mendereksi rnultikolineariras dengan melihat
apakab R-squared tinggi, sebagai rule of thum jika kocfisien korelasi cukup tinggi rnaka di duga ada multikolincantas dalam model. sebaliknya jika koefisien korelasi rclatif rendah maka diduga tidak mengandung unsur multikolinearitas. Nilai koefisicn korelasi dapat dilihar hasilnys pet'hitungan sepeni terlihal
pada tabel 4.6 adalah sebagai berikut :
96
Tal.lt!l 4.11 Korelasi Antara Variabel Bebas Persamaaa Angka Kemarlau Rayi VARIABEL ASK GIZI JAK LlNAKES PRT
ASK
I
0.18911 0.072672 -0.19659 -0.26843
GIZl 0.18911 I ·.025035 0.086144 ·.071445
JAK 0.072672 -0.025035 I
0.11115 0.188825
Dari label diatas dapar tcrlihat bahwa basil
PRT
LINAK.ES -0.39659 0.086144 0.11115
-0.26843 -0.07145 0.188825 0.230596 I
I
0.230596
korelasi antar variabel bebasnya
menunjukan bahwa scmua variabel memiliki nilai korelasi yang lebih kecil dari
0.8, sehingga dapat didercksi bahwa persamaan ini ierbebas dari mukikolincaritas, 1 lal ini juga dipcrkuat dcngan hasil pcrhitungan dihitung variance 1t1/l11tio11factor (VII) dcngan rumus VLF- J/(1-R2) hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.12 Hasil l'crhJtu11ga11 VIF Vanabel Bebas Persamaan Angkll Kcmatian Hayi
,___ Dimensi I
Nilai Ri 0.131304
1.151151
Tidak
2
0.062827
1.067019
mull ikol inearitas Tid~tk tcrdapat
'.\
-.39256
0.718104
4
-.3213:1
0.756814
s
0.10621)1
1.118932
YIF
Kesimnulan
tcrdapat
multikotincaritas
Dari pcrhitungan diatas terlihat bahwa nilai VIF lcblh diduga tidak ada muhikolinearitas.
Tidak. terdapat multikolincaritas Tidak tcrdapat multikolinearitas
Tidak tcrdapat muhikolinearitas kccit dari I 0 schingga
97
Hasil korelasi amar variable bebas pada persarnaan Angka Harapan llidup
dapar dilihat pada tabel bcrikui : Tabcl 4.13 Korelasi Aalar Varfabcl Bebas Persamaan Angka Harapan
VARJABEL
AHi 1(-1)
AMH(-1) AKB ASK
PRT
I
-0.869165 0.510767 0.587143
Hidup
PRT
AKB
ASK
-0.869165
0.5 I0767 0.605919 1 -0.268432
I
0.605919 0.482466
Dari tabcl diatas dapai terlihat bahwa hasil
0.587143 -0.482466 -0.268432 I
korelasi amar variabel behasnya
rnenunjukan bahwa hubungan variabel AKB clan AHH mcmiliki nilai korelasi dlatas 0.8 sehingga diduga ada multikolincaritas meruiliki
nilai
scmcntara variabcl lainnya
korelasi yang lebih kecil dari 0.8.
Uruuk mcnguji adanya
mu II ikolincaritas dapat pula di perh ituugkan rnelalui variance i1Y1111iv11.fi.1ctur (VI F) scbagai berikut 'l'abel 4.14 Hasil i>erl1ihmgan VI F VariAbel Hehas Persamaau Ani;klt Harapan Hidup
VlF
I
Nil:ii R2 0.820690
0.11~~1
2
0.774314
0.225686
1
ll. W46:l7
Gimcnsi
11
0.495494
0.605363
-
.
0.504506
Kcsimpulan Tidak icrdapat multikolincaritas Tidak terdapal rnuhikolincaritas Tidak ierdapat multikolincaritas Ti1fak terdapat multikolinearitas
Dari basil pcrhitungan VIF pada label diatas, ternyata VIF anrar variable bebas terbukti tidak terdapat mulukolincaritas.
98
4.3.3.2 Uji Gejala Autokoretasl
Untuk mendeteksi adanya gejala autokorelasi. dapat digunakan Uji Durbin Watson. Pcncnruan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.15 Nilai Statistik Ourbio Watson
Nilai Sutistik-d ·~~~~~~~~~--'-=..:-"--~~~~~~~~~~ ffasil O < d < di Menolah hipotesis nol ; ada autokorelasi positif dlS d S du Daerab keragu-raguan ;tidak adak keputusan du :S d ::;4-du Menerima bipotesis nol; tidak ada autokorelasi positifi'negatif 4-du :S d :S 4-dl Daerah keragu-raguan; tidak ada kepurusan 4 dl < d < 4 Mcnolak hipotesis nol; ada autokorelasi negatif Hasil pengujian gejala auto korelasi pada model I dan ll dapat dilihar pada tabel bcrikut : Tabet 4.16
Hasil Uji Derbin Watsoa Model Angka Kematian
k D 5 75
di 1.487
du 1.770
Angka
4
so
L378
1.721
Rayi
Harapan Hiduo
2.23
4-dl 2.513
d 2.52412
2.279
2.622
3.846154
Kesimnulan
Terdapat autokorclasi negatif Tcrdapat
autikorelasi nezatif
Dari tabel diatas dapal disirupulan bahwa terdapar otokorelasi negatif baik dalarn
model Angka Kematian Rayi maupun model Angka harapan Hidup. Hal ini dikarcnakan nilai d yang berada diantara 4 - di < d S ~ yang berarti rnenolak hipotesa nol; ada aotukorelasi negatif.
99
4.3.3.3 Oji Hetercskedasnsitas
Hasil pengujian gejala heteroskedasris menggunakan met ode While Test, dapat dilihar pada tabel berikut : Tabel 4.17
Hasil Uji White deogao Cross Terms Persamsan
Angka
Of
X'tabd
Obs'R-onuattd
Hetemkedasnsnas
a=S%
Value
Prob
20
31.41043
38.IJ0780
0.0079
Ada
14
23.6848
11.46910
0.6489
Tidak ada Heteroskedasiisitas
Heteroskadastisitas
Kernatian Bayi
Anglea Harapan Hidup
Nilai Obs*R-Squared basil pengujian sebagaimana terlibat pada label diatas unruk angka kematian bayi disimpulkan bahwa hipoiesa nul uji White tidak ada masalab heteroskedastisitas ditolak artinya residual hasil estimasi beteroskedastis. Sedangkan unuik persamaan Angl:a harapan hidup dapat disirnpulkan bahwa hipotesis nul uji while tidak ada masalah heteroskedastis iidak ditolak sehingga residual hasil estimasi hornoskedastis,
4.4 Kritcria Statistik 4.4.4.l Koefisie.n Oetermioasi
Pengujian koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mcngukur goodness of fit dari persarnaan regresi, yaim rnemberikan proporsi atau pcrscntasc variasi total dalam variasi terikat yang dijelaskan oleh variabel bebas. Besarnya R2 antara O
100
Oilihat dari R-squared yang terdapat dari hasil regresi model pcrsamaan angka kematian bayi pada iabcl 4.9 scbcsar 0.998272. hasil ini menggambarknn bahwa sebesar 99.82% pcrubahan pada variabcl tcrikat dapat dijclaskan oleh variabcl bebas, sisanya sebanyak 0.18 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang
tidak tennasuk didalam model. Pada model persamaan angka harapan hidup tabel 4.10 diketahui nilai Rsquared sebesar 0.999657, hasil ini rnenggambarkan bahwa 99.96% perubahan pada variable tcrikat dapat dijelaskan oleh variable bebas, sisanya sebanyak 0.04% dijelaskan oleh factor-faktur lain yang tidak termasuk didalarn model.
4.4.4.2. Uji 1
Uji t digunalcan untuk mcnguji hipotesis koefisien regresi secara individual dan dilakukan untuk rnelihat adanya pengaruh masing-maslng variable bebas terhadap variable tcrikatnya. Dari hasil pengolahan data pada pcrsamaan angka kematian bayi diperoleh basil sebagai berukut :
101
Tabcl 4.18 11asil Uji t uotuk Model Anglia Kematian Bayi --~
Variabel
Of=(n-k-1)
Q
68
1% 5%
2.650081
lnterscp
10% l~~
1.667572
Askeskin Linakes Status Gizi
--Pengcl uaran
Rurnah Tangga Jumlah Anggota
Keluaraga
68 68
5% 10% 1% 5%
--I O"/o
nR 68
68
1% 5% 10% 1% 5% 10% 1%
5%
10%
1-131><1 1.995469
1-hitun~
Si•nifikan
fikan -·Signi -Sicmifikan
-19.59974
Siwti ID:an S1gnifikan Si•nifikan Siznifikan Si•nifik~ Signifikan Si•nilikan Siznifikan
6.055282
Siunifikan SiJ!'"-ifi~an
'-·--·-'---
1.667572
1667572 2.650081 1.995469 1.667572 2.650081 1.995469 1.667572
S1 1rnifikan S1 zniflkan
293.0754
2.6500!!1 1.995469 -20.94nS 1.667s72 7.650081 1.995469 -7.197336 2.650081 1.995469
Kesimpulan~ Simifikan
70.56999
-
SiE!,!ifikan
-s1<111ifil:.an
--
-
Berdasarkan hasil uji I label angka kematian bayi yang dipcroleh dari tabcl diaias dapat dijelaskan bahwa : 1) Nilai t-hiumg untuk variabel Askeskin yang nilainya -20.94825 lehih bcsar dari nilai t-tabel pada masing-masing tingkat 1%. 5% dan IO% sehingga I lo ditolak, artinya variable Askeskin secara parsial mernberikan pengaruh yang ncgaif dan signitikan dalam menentukan besarnya angka kematian bayi. 2) Nilai t-hitung untuk variabel linakcs yang nilainya -7.197336 lcbih besar dari nilai Habel pada masmg-masing tingkat 1%, 5% dan 10%,
schingga
llo ditoluk, aninya variabel pcnolongan persalinan oleh tenaga kcsehatan
102
secara parsial rnembcrikan pengaruh yang ncgaif dan signifikan dalam mcncntukan besarnya angka kcmatian bayi 3) Nilai t-hitung unmk variabcl status giii buruk yang nilainya 70.56999 lcbih hesar dari nilai Habel pada masing-masing tingkat 1%, 5% dan I 0% sehingga I lo ditolak, artinya variabcl status gizi buruk secara parsial memberikan pengaruh yang Posiuf dan signifikan dalam mcncntukan besamya angka kcmatian bayi 4) Nilai t-hitung untuk variabcl pengeluaran rurnah tangga untuk kcschatan yang nilainya -19.59974 lebih bcsar dari nllai Mabel pada masing-masing tingkat 1% 5% dun I 0% schinggn Mo ditolak, artinya varlabcl status gi~.i buruk sccara parsial rnemberlkan pengaruh yang ncgatif dun ~ii,rnilikan dalam rnenenrukan besarnya angka kemaiian bayi
5) Nilai t-hitung untuk variabel Jumlah anggota keluarga
yang nilainya
6.055282 lebih besar dari nllai I-label pada masing-masing tingkat lo/o. 5% dun I 0% schingga Ho ditolak. artinya v variabel jumlah anccota kcl11arga sccara parsial memberikan pcngaruh ya11g Positif dnn signiliknn
dalam
menenrukan besamya angka kematian bayi Dari basil pencol~han datu pada persamaan angka harapan hidup dipcroleh hasil sebagai herukul:
103
Tabel 4.19
Hasil Uji t untuk Model Aagka Harapan Hidup
Vari~bel
Dt'=(n-k-1)
u
I-label
1%
2.692278
huersep
44
5%
AHH-1 Askcskin
/\.Kl!
rRT
44
10% 1%
57.80828 2.015368 1.68023 2.692278 ?.015168 -1.540048 1.68023 2.692278 2.015368 5.544956 1.68023 2.692278 2.015368 -11.22352 1.68023 2.692278
S%
2.015368
10%
1.68023
10% 1% --·
44 44 44
5%
10% 1% 5%
10% 1% 5%
Kcsimpuluo
t-hituog
Sianifikan
Si~J1ifika11 Sianifikan 'l'idak Si11.11ifika11 Tidnk Sivnifikan Tidak Signifikao Si&nilikan Sil!.nifikM Si gni fikan Sie.nifikan Sienitikru1
3.387454
Signifikan
Sionifikan Signifik11.11 Signifikan
Bcrdasarkanhasil uji l tabel angka harapan hid up yang diperoleh darl tabel dlaras dapa1 di.iclaskan bahwa : I) Nilai t-hitung untuk variabel /\MH-1 yang nilainya -1.540048 Iebih kocil
dari nilai Habel pada tingkat 1%. 5% dan 10% sehingga llo tidak ditolak aninya variabel Al 111-1
secara rarsinl tirlak mcmheriknn rencanih y1rng
signifikan dalam mcncntukan besarnya Angka Hnrapan Hidup. 2) Nilai t-hitung untuk variabcl Askeskin yang nilainya S.544956
lebih besar
dari nilai t-tabcl pada masing-masing tingkat lo/o, 5% dan 10% schingga M()
ditolak, artinya variabel Askcskin sccara parsial mcmberikan pengaruh yang negaif dan signifikan dalam menentukan besarnya Angka Harapan llidup.
104
3) Nilai t-hitung uutuk variabel AKB yang nilainya-11.22352 lebih besar dari nilai I-label pada rnasing-masing ringkat I%, 5% dan I 0% sehingga Ho ditolak, aninya variabel Askeskin secara parsial memberikan pengaruh yang ncgaif dan signifikan dalam menentukan besamya Angka Harapan Hidup. 4) Nilai t-hitung untuk variabel l'RT yang nilainya 3-387454 ebih besar dari nilai t-tabel pada masing-masing tingkat I o/o. 5% dan I 0% sehingga llo ditolak artinya variabel PRT secara parsial mernberikan pengaruh yang negatif dan signifikan dalam menentukan besamya Angka Harapan Hidup.
4.4.4.3 Uji F Uji F digunakan untuk menguji adanya pcngaruh variabel bebas secara
simultan atau bersama-sama terhadap variabel terikat, Bcrdasarkan hasil pcngujian terhadap ketiga model yang digunakan dalam penelitian ini. Diperoteh basil sebagai berikut : Tah
Hasil Peneu iian F-Stat_ _ Vanabel ,\ngka Kematian
Dayi Angka Harapan
llidup
llf={k-l ;nk-l) (5,68) {4,44)
a
F-tabel
F-hilun~
i%
3.299138
5%
2.349573
g%.4K.'i<J
?%
3.778409
5%
2-583667
2183510
Kesim11ulan
Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan
Hssit regresi persamaan engka kernatian beyi mcnunjukan nilai F hitung sebesar R<J6A8)9 lebih besar dari nilai F label pada u =1% dan 5% rnaka model
signifikan, artinya variabel Asuransi kesehatan, pertolongan persalinan oleh lenaga
106
mcndapatkan pelayaoan keschatan sehingga mcnurut WH0(2008) kcmatien bayi 1.9 kali lcbih banyak pada kcluarga miskin. Dcngan rcori rersebur maka rcpat apabila pemerintah meluncurkan program asuransi keseharan bagi masyarakar miskin dengan tujuan agar masyarakat dapat
mcndapatkan pelayanan kesehatan schi ngga diharapkan akan menurunkan angka kematian bayi.
Upaya
Pemerintah untuk menjamin akses rnasyarakat miskin
terhadap pelayanan kesehatan yang salah satu 1ujuan utamanya menurunkan angka
kcmaiian bayi adalah disediakannya pcmbiayaan bagi rnasyaraka: miskin untuk mendapatkan pelayanan keschatan dalam bcnruk:
I. 1998-200 I ProgramJaring Pcngaman Sosial Bidang Kcsehatan (JPS-BK). 2. 200 I Program Dampak Pcngurani.tan Subsidi Encrgi (J>DPSE). 3. 2002-20()4 Program Kompcnsasi Pengurangan Subsldi 13BM (PKPS-BBM). 4. 2005-2007 1•rogram Asuransi Kcschatan Masyarakat Miskin (ASKESKIN) 5. 2008 Program Jaminan Kcschatan Masyarakat Miskin (JAMKJ.lSMASKIN) lndikaior
kcberhasilan
dari
usuransi
kesehatan
masyarakat
miskin
diantaranya adalah cakupan pemeriksaan kchamilan 90%, pcrsalinan 90%, dan perawatan bayi haru lahir 90 %. llnluk rnencapai kcbcrhasilan
indikator icrscbut
dalarn pcdoman pelaksanaan askeskin masyurakal berhak mcmperoleh : I. Konsultasi medis.pemeriksaan fisik dan penyuluhan kcschatan 2. Pemcriksaan ibu hamil/nifas/menyusui, hayi dan balita 3. Persalianan normal yang dilakukan di puskesmas, bidan di dcsa. pos persalinan
Seluin pelayanan kesehatan perorangan diadakan pula kegiatan pcndukung yang berbasis
upaya keschatan masyarakat diluar
program askcskin yaitu
107
rcvitalisasi posyandu (pos pelayanan terpadu] dan perbaikan giz] serta irnunisasi dasar bagi bayi. Revitalisasi posyandu mcrupakan program pemberdayaan rnasyarakat yang
digerakan olch kadcr keseharan lerlatih sebagai ujung tombak pernberi pelayanan kcsehatan di masyarakat, Perbaikan gizi yang diberikan kepada masyarakat guna mcnurunkan angka
kematian bayi yairu melalui pembcrian makanan tambahan bagi ibu hamil, makan pendamping ASI hagi bayi 6-12 bulan, dan pemantauan pemberian ASI esklusif.
4.S.1.2.
Pertolo1ga1 Persalinao
Variabcl rata-rata penolongan persalinan oleh tcnaga kesehatan memiliki hubungan
yang ncgatif dengan angka kemauan bay1 dcngan koefisien regresi
sebcsar 0.056234 hasil tersebut mcmbcri penjclasan bahwa seuep peningketan satu persen pertolongan persalinan olch tenaga keschatan rnaka akan mcnunmkan angka kcmatian bayi scbesar 0.056234. Kcmatian bayi bani lahir
sebagian besar tcrjadi pada masa sekitar
pcrsannan. hat ini antara lain discbabkan pertotongan udak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompentcnsi kcbidanan.(Dinkes Jabar,2007)
U111u~ mcnin~alkan cakupan pcrtolongan persalinan beberapa program yang dilakukan olch Propinsi Jawa Barnt maupun kabupaten/kota yaitu kegiatan mcningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi bayi baru lahir, bayi dan balita dengan Pelatihan berbasis kompctensi bagi pctugas keschatan puskesrnas dan jaringannya, rnanajcmcn terpadu bayi sehat, manajcmen terpadu bayi muda,
manajcmcn asfiksia bayi baru lahir, srimulasi deteksi intervensi dini tumhuh kembang bayi dau balita, manaiemeu berat badan lahir rcndah.(Dink<.:s Jabar, 2007)
108
Cakupan Pertolongan persal inan di Jawa Barat meningkat dari tahun 2005 sebesar G9.27% menjadi 72.03% pada tahun 2007 namun apabila dilihat dari penyebaran pertolongan persalianan oleh tenaga kesehatan di kabupaicn kota maka cakupan tertinggi dicapai oleh Kora Bekasi 95.77%
dan Kabupaten Karawang
93.69% sementara Kabupaten Cianjur baru mencapai 51.11%, Kabupaten Garut 52.38% dan Kabupatcn Indramayu 56.25%. apabila dilihat dari pencapaian Angka kematian bayi Kota Bekasi mencapai 30.65 scmcntara Cianjur 47.04, Garut 52.83 dan lndramayu sebesar 5 I.I I dari pencapaian cakupan tersebat terlihat bahwa kabupaten/Kota dengan pertolongan pcrsalinan yang tinggi rnemiliki angka kematian bayi yang rendah dan sebaliknya, Pada tahun 2006 jumlah tenaga kesebatan di Jawa Barat sebanyak 4 7.842 orang. Sebesar 52,46 % arau 25.099 orang bekerja di Puskesmas, 35,42% atau 16.944 orang bekerja di Rumah sakit, 3,39 % atau 1621 orang bekerja di institusi Diklat/Oiknakes 1.18 % atau 611 orang bekcrja di Sarana kesehatan lain, 6.39 %
atau 3.058 orang bekerja di Dinas Kescha!an Kabupaten/Kota dan 1,06 % atau 509 orang bekerja di Dinas Kesehaian Provinsi, Rasio dokter ierhadap penduduk di I :24.977 orang. Rasio teninggi terdapat di Kab. Tasikrnalaya yaitu I: 45.l\77 orang dan yang terendah adalah I: 4.530 terdapat di Kola Circbon. Scmentara rasio bidan terhadap penduduk 1:5.861,
ratio tcninggi lcrdapat pada Kota Cimahi sebesar
15.34l, kernudian Kora Depok 14.0i6 selanjumya Kata Bekasi sebesar 13.163. rata-rata setiap puskemas mempunyai 6 sampai dengan 7 bidan, Yang teninggi terdapat di Kab. Cireboo rata-rata bidan perpuskesmas 13-14 orang sedangkan
yang terendah di Kofa Bandung dengan rata-rata 2-3 orang di setiap puskesmas, (Dinkcs Jabar.2006)
109
4.5.1.3.Status Gizi
Variabcl status gizi buruk berpengaruh
positif tcrhadap angka kcmatiau
bayi dengan koefisien regresi scbesar 0.08421200,
hasil tersebut memberi
penjelasan bahwa setiap kenaikan saiu persen status gizi buruk akan meningkatkan jumlah kematian bayi sebesar 0.08421200. Status gi7.i burul. disuaru wilayah mencirikan kondisi masyarakat rawau pangan hal ini dikarenakan kurangnya asupan makanan yang disebabkan olch faktor daya beli, lingkungan ataupun infck.si. Faktor g~i memiliki kontribusi yang besar bag] perkembangan kesehatan Sdiap manusia, tcrutama bcrperan besar dimasa pernbentukan janin pada masa kebamilan dan bcrlanjuf pada rnasa pembentukan otak seorang anak.(Dircktorat Kcschatan dan Gir.i Masyarakat,2007)
lbu hnmil dcngan kondisi kurang gin akan menyebabkan berat bayi lahir rcndah
dan perkcmbangan otak yang rcndah pula sehingga sulit untuk bertahan hidup. Status gizi buruk balita di Jawa Barnt pada tahun 2007 masih bcrkisar diatas 1.02%. Kabupatcn Circbon mcmiliki pcrscntssc balita gizi buruk tertinggi 2.48%. diikuti oleh Kabupaten Cianjur I.79"/o semcntara yang memiliki gizi buruk rendah Kabupaten Ciamis sebesar 0.37% dan Kola Bckasi 0.47. Dari data tersebut dapa; terlihnt bahwa Kabupaten Ciunjur dan Kabupatcn Cirebon dengan Giz] buruk ringgi memiliki angka kematian bayi yang tinggi dun Ko111 Rcka'i dengan gizi buruk yang rcndah rncmiliki angka kematian bayi yang rendah pula. Program perbaikan gizi bcrtujuan mcningkatkan mutu konsurnsi pangan
schingga berdampak pada keadaan atau status gizi rnasyarakal. Berbagai Lpaya dilakukan untuk mcngatasi mil!>illalo git.i di kabupaten/kota antara lain Program Upaya Pcrbaikan Gizi Keluarga (UPGK) dan Program Keluarga Sadar Gizi
110
(KADARZ.I), Pcmantauan Sislem Kewaspadaan Pangan dan Gizi. Selain itu pemerintah mclalui Peraturan Pemerintah Nomor
65 Tahun 2005 tentang
Pedornan penyusunan clan penerapan Stander Pelayanan Minimal Kesehatan menetapkan standar pelayanan gizi masyarakat yang harus dicapai adalah: I. Cakupan pemherian
makanan pendamping AS! pada anak 6-24 bulan
keluarga miskin I 00% 2. Bal ita gizi buruk mendapat perawatan l 000/o 3. Bayi mendapatkan ASI cksklusif80%
4.5.1.4.
Pengeluaran Ramah Tangga Untuk Kesesatan
Variabel Pengeluaran rumah tangga untuk kesehaian berpengaruh secara negatif terhadap angka kernarian bayi dengan koefisien regresi sebesar 0.000410 Artinya setiap kenaikan satu rupiah pengeluaran rumah tangga umuk biaya kcschatan maka akan menurunkan angka kcmatian bayi sebesar 0.000410. Hal iui · sesuai dengan pcncliuan Arya (2005). ncgara dengan pengalaman pertumbuhan ekonomi yang baik dan secara sukscs mcncrapkan strategi untuk mengurangi kemiskinan biasanya dikuri pula dengan semakin rnembaiknya akscs tcrhadap pclayanan kesehatan dasar yang sclanjutnya akan rncnurunkan angka kernatian bayi.
l'engeluaran rumah tangga rata-rsta unruk konsumsi di Jawa Baral pada tahun 2007 sebesar Rp.6.93U per kapita per bulan. Kabupaten tertingi dalam pengeluaran rumah tangga uniuk keschatan adalab Dcpok yaitu scbesar Rp. l 1.593 dan Kola Bckasi Rp.9.656 serneruara kabupaten terendah adalah Kabupaten Sukaburni Rp. 4.454 dan Kora Banjar Rp. 4.836. Pengeluaran untuk kesehatan menunjukan seberapa besar akses pelayanan kesehatan yang
dapat di pemleh.
111
Apabila dilihat dari sarana keschatan yang terscbar di kabupaten/kota di Jawa Baral rurnah sakit terbanyak icrletak di Kola Bandung 31 buah, Kata Bekasi 26 buah dan Kora Depok 13 buah. sementara Kabupaten Tasikrnalaya tidak memiliki rurnah saklt. Kola 8a1tjar I buah dan Kabupatcn Garut 2 buah. Scmcntara yang mcmiliki
puskesmas induk, pembantu dan kcliling
tcrbanyak adalah Kabupaten Bandung
235 buah dan Kabupaten Oarut 21 S buah. Scmentara Kola Bandung mcmiliki jumlah puskcsrnas 71 buah, Koto Bekasi 56 buah. Dari data terscbuc dapat terlihat bahwa Kabupatcn/Kora dcngan pengeluarun rumah tangga yang tingg] rncmpunyai lcbih banyak akses pclayanan kc sarane keschatan tingkat lanjut yaitu rurnah sakit. Bila dilihat dari ketersediaan jaminan kesehatan rawat jalan/inap ternyata Kot' Bckasi memiliki kepesenaan Asurnnsi swasta yang paling banyak 2.55% di ikuti Kola Dcpok scbanyak 2.11 % scmentara Kabupatcn Sukabumi yang rnengikuti
asuransi swasta scbesar 0.37%dan Kota Banjar 0.81%.
4.5.1.S.
Jumlah Anggota Rumah T:ingga
Varibel jumlah anggota dalarn rurnah tnngga berpengaruh secara positif dan signifikan
terhudup angka
kematian
bayi dengan koefisien
0.430874.
H~I ini herarti pcnambahan
satu orang unggota
regrcsi sebesar keluarga
akan
rneningkatkan angka kernatian bayi scbesar O.'l:ltJK74. Jumlah anggota keluarga rncrupakan salah satu faktor yang secara tidak langsung dapat mempcngaruhi angka kematian bayi. llal ini rnenurut SDKl(2003} ibu hamil dengan resiko tingg] salah satunya penyebabnya adalah terlalu banyak
melahirkan lcbih dar] J kali. Rata-rata Jumlah anggota keluarga di Jawu Baral J.76 atau sckitar 4 orang. Kabupaten/Koia y:mg mcmiliki jumlah anggota kduarr,a terbanyak adalah Kota Bckasi diaias 4 orang semcntara kabupatcn yang rnemrliki
112
rata-rata jurnlah anggota keluarga paling sedikit adalah Kabupaten Ciamis kurang dari 3 orang.
Faktor yang mempengaruhi bertambahnya jumlah anggota keluarga adalah U mur perkawinan pertama pad a mernpunyai pengaruh yang besar ierhadap tinggi rendahnya tingkat fertilitas, karena panjangnya masa rcproduksi herkaitan dengan 1J11111r pertama kali perempuan melakukan pernikahan, Makin muda usia perempuan
pada perkawioan pertama maka kecenderungan untuk memiliki anak lebih banyak semakin tinggi. Apabila dibandingkan per Kabopaten/Kota rata-rata wnur perkawinan pertama dibawah < 15 tahun pada tahun 2006 yang tertinggi berada di Kabupaten Cianjur (30,95%), Kabupaten Sukaburni (28,13%), dan terendah di Kota Circbon dengan
rata-rata umur perkawinan
sebasar
21,18
tahun.
(Dinkesfabar, 2006) Jumlah anggota kcluarga akan menimbulkan efek burden tcrhadap kemampuan rill rurnah tangga untuk rueurpcrtahaukan tingkat kesejahteraan dan akan mengakibatkan akses terhadap pelayanan kesehatan berkurang yang akan meaimbulkan resiko kematian bayi. Untuk menekan bertambahnya jumlah anggota keluarga, pernerintah relah rnencanangkan program keluarga bercncana dengan slogan Nonna Keluarga Keci I Bahagia dan Sejahtera, Kcberhasilaa program Keluarga Bcrcncana dapat diketahui dari beberapa indikator ditunjukan rnclalui pcncapaian cakupao K13 Aktif dan peserta KB Baro terhadap pasangan usia subur(l'lfS) dan pcrscntase peserta KR Aktif Metodc Konrrascpsi Efetif Terpilih (MKET). Pencapaian Kl3 Aktif tahun :?.006 scbesar 68,69%, dcngan kabupaten/kota tertinggi terdapat di Kabupaten
Subang (80,78%) dan yallg tercndah di Kola Cirebon (60,62%) sedangkan
113
pcncapaian
KR Baru pada tahun 1006 scbcsar 12.72%, cakupan
ini mcngalami
kcnaikan dibandingkan dengan tahun sebclumnya, tahun 2005 (I 0,66% ).
4.s:z.
Modet l'ersamaan Angka harapan Hidap Bcrdasarkan hasil regrcsi pada tabel 4. JO dapai dijclaskan bahwa
laju
hubungan negati f dcngan
angka harapan h idup pada tahun sebelumnya memiliki angka harapun hidup saat ini. Tctapi basil estimasinyu
tidak signiflkan
hal ini
herarti variabcl angka harapan hidup pada tahun sebclumnya tidak berpengaruh secara signifikan
tcrhadap angka harapan hidup. Angka harapan hidup sebagai
indlkator utama dalam mencruukan ucrnjat kesehatan masyarakat di suatu wilayah
~angal dipengaruhi oleh faktor pcrilaku, lingkungan, kcpeududukan/keturunen
yang akan rncmpengaruhi
pelayansn keschatan,
mortality
Faktor pcrilaku, lingkungan dan kependudukan/ keturunan
dan morbidity.
masyarakat tcrbcntuk
dari masa sebclumnya, scmcntara pelayanan kesehman dapat bcrubah dalam kond isi saat in i.
4.5.2.1. Asuransi Kesehatun Variabcl Asuransi kcschatan bagi masy.irukat miskin berpengaruh positif terhadap ungka harapan hidup dengan kodisicn rcgresi sebcsar 0.0000933. Hasil tcrsebut mernberi pcnjclasan hahwa seiiap peningkatan satu juta rupiah unggarau untuk asuransi kesehatan masyarakat miskin
akan meningkatkan angka harapan
hidup sebesar 0.00009:5J tahun. Hal ini sesuai dengan tujuan dari penyelenggaraan jaminan kehatau masyarakat rniskin yairu meningkatkan akscs dan mutu pelayanan kcsehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tcrcapai
114
dcrajat kesehatan masyarakat yang optimal (De pkes, 2008).
Yang di maksud
derajat kcschatan dalam hal ini adalah peningkatan angka harapan hidup.
Apabila dilihat dari jumlah masyarat miskin paling banyak terdapat di Kabupatcn 13ogor (1.149.508
orang) dan Kabuparen Bandung (1.065.345 orang)
sementara kabupaten yang jumlah
masyarakai
miskin pallng scdikir adalah Kota
Banjar 36.094 orang dan Kota Sukabumi 46.530 orang. Jumlah rumah sakit yang diieiapkan untuk melayani Askeskin adalah :Rurnah Sakit Pemerintah dan TNI-
l'Ol,RI seb<1ny<1i.. 35 buah, Rumuh sakit swasta 25 buah dan Rumah sakit khusus 10 buah, dun seluruh puskcsmas wajib rnclayani masyarakat pcmilik Askcskin.
Capaian 1arg1.a augka harapan hidup sebelum Jan scsodah adanya askeskin pada tahun 2005 icrnyaia dapat diliha1 pada tabel berikut :
Tabel 4.21 Pcrbandingan Angle.fl Harnpan Hidup Sebctum Program Askcskin dan Scteleh l'rof:lram Askeskin
Program
Tahun
Sebelum ada
I
program ASKGSKIN
2000 2001 2001
2003 2004 Setelah ada program
Askeskin
2005 2006 2007
Anglm Harapan Hid11p
Ke1111illll11 Per
(Tabun )
tahun
64.30 64,63 64,90
65.29 65.68
66,07 66.47
67,08 67.60
-
0.33 0.27 0.39 0.39 0.39
0.4
-
0.61 0.52
Sumber : Bodon Pust« ,,·rcuisiikJcwa Baral. dia!uh
Dari tubcl diatas