Nurul Hidayah Nama Pondok Pesantren Nurul Hidayah Lokasi Jl. Rintis Kampong Ujung Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil Pendiri dan Pengasuh Tgk. Ramiluddin Tahun Berdiri 2003 Jumlah Santri 189 Orang Jumlah Ustadz 10 Orang Lembaga Pendidikan Jalur Sekolah dan Luar Sekolah Ciri Khas Pesantren, Bahasa Arab, Fiqh, Nahwu, Sharaf, Tasawwuf
Sejarah Pendirian Pada Tahun 1973 di saat Tgk Ramiluddin masih berusia muda, namun sudah mengajar di beberapa tempat madrasah, di antaranya Madrasah Hasani yah Kampong Pulo Sarok, Kampong Pasar, Ujung di kecamatan singkil berlanjut ke kampong Pulau Balai Kecamatan Pulau Banyak, Hingga ke Sinabang Kabupaten Simelue dan terus ke Pasaman Sumatera Barat. Pada awal Tahun 2003 kembali ke Kampong halaman Kampong Ujung singkil yang sudah puluhan Tahun mengajar, maka melihat anak-anak usia dini semakin banyak dan kepadatan penduduk, ada beberapa di kalangan Tokoh-tokoh Masyarakat meminta agar di buka tempat belajar anak-anak pada waktu sore hari setelah pulang sekolah umum. Hal tersebut Tgk Ramiluddin menyahuti dan terus membuka TPA (taman Pendidikan Al-Qur’an). Sebagai langkah awal dirumah, namun berkembang pesat hingga dikontrak rumah penduduk sampai 6 buah rumah. Kemudian dengan berkembangnya untuk melancarkan usaha di bidang social, pendidikan, dakwah dan pengajaran merasa perlu meningkatkan mutu pendidikan menjadi badan hukum berbentuk yayasan, Setelah yayasan terbentuk No I Tgl 01-02-2005. Selanjutnya di usahakan penyediaan sarana Fisik, local tempat anak-anak belajar. Yayasan ini sudah memiliki tanah milik sendiri berkakak beradik kurang lebih 35 m X 275 m, kemudian untuk perluasannya di beli oleh yayasan 10 m X 50 m dan 12 m X 50 m yang posisinya bersebelahan dengan tanah milik sendiri walaupun agak jauh. Pasca gema Bumi dan gelombang pasang pada tahun 2005, selang beberapa bulan datang dari Qatar untuk membangun 1 lokal dan 1 Mck yang langsung dibangun oleh mereka dan peletakan batu pertama oleh Bupati Aceh Singkil H. Makmur Syahputra, SH, MM berserta Muspida, Kepala Dinas dan Masyarakat dan acara Seremonial dari santriwan dan sant riwati pada tanggal 2705-2006. Melalui bapak H. Nasruddin beliau mengatakan akan dibangun 1 Lokal lagi yang dibangunoleh Bapak H Abda anak Alm H Anhar yang berdomisili di Medan Sumatera Utara, Pada tahun 2006 di bangun 1 Lokal dan Mushalla oleh pemerintah Daerah aceh singkil. Pada saat itu santri yang belajar di Pesantern Nurul Hidayah belum ada yang mondok karena belum adanya Asrama. Tahun 2007 asrama putra di bangun oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi ( BRR) NAD dan Nias 8 bilik tempat Santriwan Mondok. Kemudian pada tahun 2008 diberikan bantuan oleh BPPD Aceh 1 buah lokal dan tahun 2009 juga mendapatkan bantuan dari BPPD aceh 1 buah asrama putri dengan 3 bilik. Pada tahun 2011 Kakanwil KEMENAG Aceh 1 buah Lokal. Sebab di pesantren ini di selenggarakan berbagai macam jenjang pendidikan keagamaan melalui TPA, sampai Madrasah Tsanawiyah. Pesantren Nurul Hidayah ini mempunyai Misi: menjadikan Pondok pesantren nurul hidayah di lingkungan Kampong Ujung Singkil sebagai Pondok Pesantren Salafiyah bermazhab Syafi’I yang unggul dalam ilmu keislaman meliputi Tauhid, Fiqh,Ushul Fiqh, Nahwu dan Sharaf serta Tasawuf. Sedangkan Misi yang dibawa adalah : 1. Menghasilkan santri Lulusan yang memiliki keunggulan, Kompetitif dalam bidang-bidang ilmu ke islaman 2. Melakukan Reintgrasi ilmu-ilmu keislaman
3. Mengembangkan ilmu-ilmu Keislaman melalui kegiatan penelitian dan Pengabdian Masyarakat. 4. MemberikaKontribusi kualitas hidup berbangsa dan bernegara terutama dalam upaya mengembangkan wawasan ke Islaman yang baik, menyejukkan dan membawa Rahmatan lil ‘alamin. Profil Tgk / Ustadz Tgk Ramiluddin lahir di Kampong ujung pada tanggal 24-06-1957. Nama yang diberikan orang tuanya Tgk Ramiluddin 7 orang bersaudara meninggal 4 orang dan tinggal 3 orang, 1 orang kakak perempuan belau tamat SD langsung Mondok di pasantren Darul Hasanah Syeikh Abdurrau’f Assingkili sampai tamat. Tgk Ramiluddin rajin belajar di bidang Ilmu pokok Islam disamping mengemban tugas anggota DPU diMPU kabupaten aceh singkil dan ketua BPHBI kabupaten Aceh Singkil dan menjadi P3N di Kampong ujung yang terakhir dan sampai sekarang menjadi ketua MPD (Majelis Pendidikan Daerah) kabupaten aceh singkil. Kondisi Lingkungan Sosial Pondok pesantren Pondok Pesantren Nurul Hidayah yang berdiri sejak 01 Februari 2005terletak di kawasan yang selalu digenangi air karena bencana gempa, permukaan tanah menjadi Turun 1 meter dari permukaan laut, yang pada awalnya lokasi pesantren adalah hutan, karena kepadatan penduduk maka lahan ini dibuka oleh masyarakat dan banyak penduduk yang pindah disebelah lolasi pesantren nurul hidayah. Kondisi keberagaman di sekitar pondok pesantren nurul hidayah sebagaimana disekitar pesantren-pesantren di tempat lain senantiasa semarak oleh kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dengan berkaitan berlajar mengajar maupun shalah berjamaah 5 waktu. Model Kepemilikan Pondok Pesantren Nurul Hidayah di bawah kepemimpinan Tgk Ramiluddin berada di bawah naungan yayasan pendidikan Nurul Hidayah yang berdiri sejak tahun 2003 dan keluarganya orang Kampong Pulau Balai Kecamatan Pulau banyak. Pendidikan Yang Di selenggarakan 1. Pendidikan Formal terdiri dari Madrasah diniyah Takmiliyah Awwaliyah (MADIN) 2. Madrasah Tsanawiyah (MTS) a. Majelis taklim yang dipimpin langsung Tgk Ramiluddin b. Sekolah Diniyah (TPA) yang keberadaannya sangat membantu dan mendukung
kemampuan baca tulis Al-Qur’an bagi anak-anak.
Kurikulum Kurikulum yang dipakai pada jenis pendidikan Formal menyusaikan dengan kurikulum pemerintah yaitu KEMENAG dan DIKNAS yang di Kombinasikan dengan muatan lokal sebagai ciri khas ke pesantrenan. Sedangkan untuk Kurikulum Non formal baik DINIYAH/TPA turun langsung menunjuk beberapa mata pelajaran yang harus diajarkan beserta kitab rujukannya. SANTRI, BADAL DAN USTADZ Pondok Pesantren Nurul Hidayah sejak berdiri hampir tidak pernah mempunyai santri yangmukim/tinggal di pesantren, hal ini para Mu’allim atau Ustadzah mengajar di berbagai sekolah. Kemudian di Pondok Pesantren ini tidak dikenal istilah badal. Tidak populernya istilah badal bukan hanya pada tatanan teoritis, namun juga praktis. Terbukti misalnya mu’allim (Tgk) berhalangan untuk mengajar, karena suatu alasan, tidak ada ustazah yang ditunjuk atau tidak ada yang berani untuk menggantikannya mengajar di majelis taklim asuhan Tgk/ Buya. Sumber daya tenaga Edukatif untuk masing-masing lembaga di atas bersifat aktif di sesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan. Sebagian guru atau ustadz yang mengajar di TPA dan di DINIYAH dan sebagian di MTS ada yang berlatar belakang pendidikan S-1 ada yang tamatan MAN sesuai bidang dan ke ahlian masing-masing. Sarana Prasarana Sarana dan prasarana yang dimiliki Pondok Pesantren Nurul Hidayah guna menunjang proses belajar mengajar baru yang dimiliki diantaranya : A. Ruang Belajar Santri B. 1 Buah Mushalla C. 2 Ruang asrama santri D. 1 Rumah Mu’allim/Ustadz. Model Pengembangan Ekonomi Pondok Pesantren Model pengembangan ekonomi sejauh ini belum ada sepenuhnya, hanya 1 kolam ikan yang tidak ada modal untuk mengisi kolam tersebut sehingga belum mampu menyuplai kebutuhan pendanaan sebagaimana Yang diharapkan. Sedangkan bidang yang lain seperti peternakan, pertanian dan lain sebagainya tidak ada. Program Pengembangan Program pengembangan yang saat ini di rancang meliputi bidang fisik dan non fisik.
Fisik : pengadaan Kantor, Pagar Pondok Pesantren, Pengadaan pembuatan Talud dan Timbunan lokasi Pondok Pesantren. Pengadaan sarana olahraga, renovasi Fasilitasfasilitas pengasuh dan santri, membangun asrama santri sebagai antisipasi jika tahun ajaran baru nanti santri banyak yang bermukim di pesantren. b. Non Fisik: Pelatihan kewirausahaan dan ekonomi, peningkatan prestasi para santri, pembentukan organisasi olahraga beladiri, peningkatan keterampilan ceramah, khutbah serta memimpin tahlil dan sejenisnya a.
Program Unggulan Pondok Pesantren Nurul Hidayah bisa dikatakan sebagai program unggulan mempunyai untuk mencetak kader-kader ulama yang mampu unggul dalam ilmu-ilmu keislaman. b. Program pemantapan pembacaan dalail Khairat, dan dakwah salah satu program yang mendapat perhatian sangat bersendi di kalangan masyarakat, dalam tataran praktis ada ustadz dalam mengawali mengajar bahasa arab sebagai pengantar di bidang studinya. Kemudian diartikan kedalam bahasa Indonesia. a.