FAKTOR PENGGTINAAN AIR BERSIH DAN JAMBAN KELUARGA DENGAN KE,JADIAN DIARB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI RAYA DALAM KECAMATAN ST]NGAI RAYA KABUPATEN I(UBU RAYA NurRahmah Etika, Mohammad Nasip dan Zainal Akhmadi Poltekkes Kemenkes Pontianalq Jurusan Kesehatan Lingkungan E - m a i I : nurrahmahetika@gmai l. com
Abstrak Faktor Pengguna*n Air Bersih dan Jamban Keluarga dengan Kejadian Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Reya Dalam Keeamatan Suugai Raya Kabupaten Kubu Raya. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian observasional dengan pendekatan cross sectioflal. Analisa data mencakup univariat, bivariat, dan uji statistik menggunakan chi-sqaare dengan tingkatan kepercayaan 957o. Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 242Kepala Keluarga. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Cluster Samlping dan Simple Random Sampling dengan sampel penderita diare 3 bulan terakhir. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara penggunaan air bersih dengan kejadian diare di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam (p value: 0,000, OR:3,795), terdapat hubungan antara penggunaan jamban keluarga dengan kejadian diare di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam (p value:0,000, OR: 10,60). Kata Kunci: air bersih, jamban keluarga, kasus diare.
Abstract: The Uses Of Clean Water And F'arnily's Toilets As The F'actors In Diarrhea Incident At Puskesmas Sungai Raya Dalam Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. The result of research was conducted by the method observatianal study with cross sectional approach. Data analyzedby univariat, bivoriat" and statistics tests used the chi-square with accuracy up to 95 Yo. The quantity of sample in this study were 242 householder. The sampling technique used Cluster Samlping and Simple Random Sampling with a sample of patients with diarrhea the last 3 months. The results of this study concluded that there is a connection between the use of water resources in families with diarrhea at Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam (p value : 0.000, OR : 3,795), a connection between the use of household toilets with diarrhea in Puskesmas Sungai Raya In ( p value : 0.000, OR: 10,60). Keywords: clean water, familiy's toilets, cases of diarrhea.
Penyakit diare merupakan penyakit berbasis lingkungan. Beberapa faktor yang berkaitan dengan kejadian diare, yaitu tidak memadainya penyediaan air bersih, tercemarnya air oleh tinja, pembuangan tinja yang tidak hiegienis dan lingkungan yang jelek. Data sekunder yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya menunjukan angka kejadian diare tertinggi pada tahun 2013 terdapat di Kecamatan Sungai Raya, yaitu sebesar 3410 kasus (38,31%). Wilayah kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam di Kecamatan Sungai Raya menduduki peringkat pertama dengan jumlah
mencapai 1825 kasus (20,50%). Nilai ini paling trnggi dibandingkan dengan puskesmas yang lain.
Berdasarkan survei
dilapangan
masyarakat dalam mencukupi kebutuhan air sehari-hari masiir banyak yang mengkonsumsi air sungai, dikarenakan fasilitas pendistribusian sarana air bersih dari Pemerintah Daerah yang belum merata. Sebagian masyarakatjuga banyak yang belum rnemiliki fasilitas jamban sehal
sehingga memicu terjadinya
pencemaran
lingkungan oleh tinja yang dapat menjadi penyebab terjadinya risiko penyakit diare. 79
Nur, dkk, Faktor PenggunaanAir Bersih... 80
Memahami hal tersebut di atas maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian mengenai Faktor Penggunaan Sumber Air dan Jamban Keluarga dengan kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam Kecamatan Sungai raya Kabupaten Kubu Raya tahun 2014.
METODE PEIYELITIAN Penelitian ini bertujuan menganalisis dan mendiskripsikan penggunaan air bersihdan pengguftum jamban keluarga dengan kejadian diare di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Jenis penelitian adalah Observasi
I{ASIL Penggunaan Air Bersih
Mandi Distribusi penggunaan air bersih untuk kepeduan mandi masyarakat di wilayah Kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam paling banyak
Air Sungai, yaitu 98 (40,5%). Berdasarkan hasil penelitiau dilapangan air sungai yang digunakan masyarakat berasa (asam), berwarna dan berbau. Selain itu kebiasaan membuang sampah dan BAB
masyarakat menjadi
faktor
@tfllitik, dengan desain cross sectional. Penelitian Observasi analitik dipilih untuk
penyebab tercemarnya sumber air sungai. Risiko terkena diare untuk aktifitas mandi salah satunya
mengetahui faktor penggunaan sumber air dan jamban keluarga dengan kejadian diare di
tersebut digunakan dan tertelan.
Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Penelitian di lakukan di wilayah kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya dengan alasan memiliki kejadian kasus diare terbanyakJumlah sampel yang akan diambil, yaitu sebanyak 242 KK dari 14.029 KK populasi di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode Probability Random Sampling dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara kelompok atau unit (cluster sampling). Rumus Sample, yaitu:
(r'-fi)z xexqxtr dzx(N- 1) + (r, -fi)' *erq
tl:
menggosok
gigi, bilamana air yang tercemar
Peralatan Masak
Distribusi penggunaan air bersihuntuk keperluan mencuci peralatan masak masyarakat di wilayah Kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam
paling banyak menggunakan
Air
Sungai" yaitu
98 (40,5%).
Air
sungai yang tercemar meruPakan salah satu penyebab diare. Selain altifitas mandi responden juga menggunakan air sungai untuk mencuci perlatan masak tanpa dibilas kembali dengan air bersih (air hujan) ataupun di jemur diterik matahari. Kondisi ini dapat menjadi faktor penyebab penyakit diare karena air yang tercemar banyak mengandung bakteri salah satu
penyebab utama daire, yaitu E. Choli. Untuk dapat menggunakan air yang berasal dari sungai yang mengandung bakteri dapat dilakukan
dengan cara peftunbahan kaporit bermanfaat
untuk membunuh bakteri dan
daPat
mengoksidasi logam yang terkandung dalam air Keterangan:
seperti kandungan besi dan mangan.
N: Jumlah sampel N: Jumlah populasi : N : 74.029 KK P- Estimator proporsi populasi (angka
Sayur Mayur
kejadian).
keperluan mencuci sayur ma)rur masyarakat di rvilayah Kerja Puskesmas Sungai Ra1'a Dalam paling banyak menggunakan Air hujan, yaitu 232 {95,87%). Berdasarkan hasil penelitian
Diketahui
Zr- i,
:
Z
:
a d
2O,50Yo
:
0,20
Nilai distribusi normal baku (tabel Z) untuk a tertentu. (untuk cl:0,05 nilai) I,96, indeks kepercayaan95Yo)
:1-P
Derajat ketepatan 5olo:0,05. Merupakan proporsi toleransi yang dikehendaki
Distribusi penggunaan air bersihuntuk
dilapangan
20 tidak memenuhi syarat
dikarenakan cara menampung air hujan dan PAH yang kurang baik sehingga menyebabkan air hujan tercemar. Selain itu terdapat responden yang mencuci sa1rur-mayur dengan air sungai
8l Sanitarian,
Vohtme
I Nomor l, April
2016, hlm.79
-
84
tidak lagi dibilas dengan air bersih (air hujan),
sebagian sebagian besar pernah menderita diare,
llamun sayur-ma)rur tersebut dikonsumsi dengan
yaitu 166 (68,6%).
cara dimasak. Untuk sayur-mayur
yang langsung dikonsurnsi sebagai lalapan responden Iebih memilih air hujan sebagai sumber utama mencuci sa)m.
Penggunaan
Tabel
Air
bersih dengan Kejadia Diare
l. Hubungan antara Kriteria Air Bersih Dengan Kejadian Iliare
Minum Distribusi penggunaan air bersihdari 242 responden untuk keperluan minum masyarakat di wilayah Keqia Puskesmas Sungai Raya Dalam terdiri dari hujan 149 (51,57%) dan galon 93 Q8,43W. Berdasarkan penelitian dilapangan didapatkan 9 responden yang mengkonsumsi air hujan tanpa dimasak. Responden beranggapan air hujan yang dikonsumsi langsung lebih segar dibanding air hujan yang dimasak terlebih dahulu.
Kriteria Penggunaan Sumber Air l(eluarga Distlibusi Kriteria Jamban Keluarga di wilayah Kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam dari 242 responden maka diketahui kriteria penggunaan air keluarga yang tidak memenuhi syarat 200 (82,6%) dan memenuhi syarat 42 (t7,4%). Jamban Penggunaan Jamban
Distribusi penggunaan Jamban Keluarga di masyarakat Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam sebagian besar menggunakan WC sendiri sebagai sarana pembuangan BAB, yaitu 216 (89,3,6yo). Berdasarkan penelitian dilapangan didapatkan 7 responden dengan sarana pembuangan BAB menumpang dan 19 BAB di Sungai/I(ebun.
Kriteria Jamban Dishibusi Kriteria Jamban Keluarga di masyarakat Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam dari 2L6 responden yang memiliki
jamban maka diketahui kriteria jamban yang tidak memenuhi syarat 120 (55,56%) dan memenuhi syarat 96 (44,MYo).
Kejadian Diare Diskibusi Kejadian Diare di masyarakat Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam
Kejadian Diare Frekuensi
Tidak
148
Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat
Analisa hubung:an arfiara Kriteria Air bersih dengan kejadian diare bahwa 148 (6l,160/o) kriteria Air yang tidak memenuhi syarat pernah terkena diare dan 18 (7,44Yo) yang memenuhi syarat pernah terkena diare. Analisa statistik hubungan anara penggunaan air bersih untuk mandi dengan kejadian diare di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam tahun 2014 menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai p:0,000 < 0,05 yang berarti ada hubungan antara penggunaan air bersihuntuk keperluan mandi dengan kejadian diare di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam tahun 2014.
Hasil perhitungan OR 95%o Confidence Interval (I,9A7-9,436) : 3,795 dapat diartikan bahwa penggunaan air bersihuntuk keperluan mandi dan mencuci peralatan masak yang tidak memenuhi syarat mempunyai risiko terkena diare 5 kali lebih besar dibanding yang memenuhi syarat.
Penggunaan Jamban I(eluarga dengan Kejadian Diare
Tabel2, Hubungan antara Penggunaan Jamban Keluarga dengan Kejadian Diare Keiadian Diare Frckuensi
Tidak
Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Jumlah
Pernah Tidak r06
14
r20
40
56 70
216
146
96
Berdasarkan penelitian dilapangan hasil analisa hubungan antara Penggunaan Jamban
Keluarga dengan kejadian diare bahwa 106 (49,07a/u) kriteria penggunaan jamban keluarga tidak memenuhi syarat pernah terkena diare dan 4A (I8,52yo) yang memenuhi syarat pernah terkena diare. Analisa statistik hubungan antara
Nur, dkk, Faklar PenggunaanAir Bersih... 82
penggunaan jamban keluarga dengan kejadian diare di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam tahun 2014 menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai p: 0,000 < 0,05 yang berarti ada
lrubungan antara peilggun{um air bersihuntuk keperluan mencuci peralatan masak dengan kejadian diare di Wilayah Keda Puskesmas Sungai Raya Dalam tahun 2014.
Hasil perhitungan OR 95% Confidence Interval (5,320-2l,L2L): 10,60 dapat diadkan bahwa penggunaan jamban keluarga yang tidak memenuhi syarat mempunyai risiko terkena diare 10 kali lebih besar dibanding yang memenuhi syarat. Sejalan dengan penelitian Maman
Sumarno (2011)
yang menyatakan
ada
hubungan signifikan antar.a penggunaan sumber air bersih dengan kejadian diare p (value) 0,001 dengan jumlah sampel 284 responden di
:
Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas.
Hasil
ini
menunjukan bahwa dampak
yang ditimbulkan oleh pengelolaan
atau
pembuangan tinja yang tidak saniter atau tidak menggunakan fasilitas seperti jamban keluarga memudahkan penularan penyakit yang bersumber dari tirlia seperti diare, cholera, tipus dan lain-lain. Djabu (dalam Sumarno, 2011)
menyatakan bahwa pengelolaan kotoran manusia dapat dilakukan dengan pemakain jamban yang sehat dan tidak memenuhi syarat kesehatan, yaitui tidak mengotopi permukaan tanah sekitar jamban, tidak menimbulkan bau, tidak mengotori air dan tanah sekitar, tidak terjangkau oleh serangga atau vektor lain, mudah digunakan dan dibersihkan serta jauh
dengan jumlah sampel
284 responden di
Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam tahun 2014 terdapat 148 (61,16%) masyarakat yang menggunakan air bersih tidak memenuhi syarat dan menderita diare. Hal ini dikarenakan responden yang diteliti lebih banyak
menggunakan sumber
air sungai sebagai
kebutuhan mandi, cuei, dan kakus (MCK), dan penanganan/pengolahan air yang tidak tepat serta masih ada sebagian reponden yang
pembuangan kotoran langsung ke sungai sehingga air sungai yang digunakan sudah terc,emar oleh bakteri E.coli. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Deni Hastati (2004 di Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas terdapat 67% masyarakat yang menggunakan air sungai menderita diare. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam
tahun 2014 responden lebih banyak menggunakan air sungai sebagai Air
bersihdikarenakan akses PDAM yang belum merata. Dalam penelitian ini terdapat beberapa responden yang menggunakan Air bersihyang tidak memenuhi syarat tetapi subjekyang diteliti tidak pernah menderita diare, dan sebaliknya responden yang menggunakan Air bersih yang
memenuhi syarat tetapi subjek yang diteliti pernah menderita diare, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh faktor "X", disini peneiiti hanya fokus ke permasalahan tidak mengaitkan dengan faktor ..xrr.
dari surnber air.
Penggunaan Jamban I(eluarga dengan Kejadian Diare
PEMBAEASAI{ Penggunaan Diare
Air
bersih dengan Kejadian
Analisis statistik hubungan
arftara
penggunaan air bersih dengan kejadian diare di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam tahun 2014 menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai p: 0,000 < 0,05 yang berarti ada hubungan antara penggunaan air bersihdengan
kejadian diare
di
Sungai Raya Dalam
Wilayah Kerja tahun2}U.
Puskesmas
Sejalan dengan penelitian Maman Sumarno (2011) yang menyatakan ada hubungan signifikan antara penggunaan air diare p(value):0,001
bersihdengan kejadian
Analisis statistik hubungan
antara
penggunaan Jamban Keluarga dengan kejadian diare di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam tahun 2014 menggunakan uji Chi Square
diperoleh nilai p: 0,000 < 0,05 yang berarti ada hubungan antara penggunaan jarnban dengan kejadian diare di Wilayah Kerja Puskesmas SungaiRaya Dalam tahun 2014. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Syuraidah (2013) yang menyatakan ada hubungan signifikan antara penggunarm jamban dengan kejadian diare p(value): 0,001 dengan jumlah sampel 40 responden di Wilayah Kerja Puskesmas Balang Lompo Kabupaten Pangkep. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada
83 Sunitarian, Yolume 8 Namor I, April 2016, hlm.79
hubungan yang bermakna antara penggunaan jamban terhadap kejadian diare. Penelitian ini sesuai dengan teori yang diutarakan oleh Notoatmodjo (2003) yang mengatakan bahwa jamban merupakan usaha manusia untuk
-
B4
rnenurut Entjang (dalam Sumarno z0fi) diantaranya adalah penyediaan air rumah tangga
pembuatan jamban harus diusahakan agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap, selain itu konstruksinya kokoh dan bieya pembuatan yang
yang baik, cukup kualitas dan kuantitasny4 serta perbaikan cara pembuangan kotoran, sampah dan air limbah. Sedangkan menurut Soeparman dan Soeparmin (dalam Sumarno 20ll), peranan ti4ia dalam penularan penyakit dapat diatasi dengan jalan pengelolaan pembuangan trnja yang sesuai dengan persyaratan kesehatan baik eara pembangunan
terjangkau.
maupun sarana pembuanganya.
memelihara kesehatan dengan membuat lingkungan tempat hidup yang sehat. Dalam
Hasil ini menunjukan bahwa dampak yang ditimbulkan oleh pengelolaan atau pembuangan ti4ia yang tidak saniter atau tidak menggunakan fasilitas seperti jamban keluarga
memudahkan penularan penyakit yang bersumber dari tinja seperti diare, cholerq tipus dan lainJain. Djabu (dalam Sumarno, 20ll) menyatakan bahwa pengelolaan kotoran manusia dapat dilakukan dengan pemakain jamban yang sehat dan tidak memenuhi syarat kesehatan, yaitui tidak mengotori permukaan tanah sekitar jamban, tidak menimbulkan bau, tidak mengotori air dan tanah sekitar, tidak terjangkau oleh serangga atau vektor lain, mudah digunakan dan dibersihkan serta jauh
dari sumber air.
tahun 2001. Dari hasil
dilaksanakan
penularan penyakit atau sanitation barrier bagi berpindahnya kuman penyakit dari tiqia yang dikeluarkan oleh penderita ke manusia yang
sehat sehingga akan menunjang upaya pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat (Sumarno, 201 l). Hal ini dipertegas oleh Soemirat (2005) yang menyatakan bahwa untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit bawaan air adalah dengan cara intervensi pada sumbemy4 yaitu pembuangan excreta yang dianggap aman
dan saniter saat ini adalah
dengan
mempergunakan fasilitas sanitasi yaitu jamban
SIMPTJLAN Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab
IV maka dapat diambil kesimpulan
keluarga yang memenuhi syarat kesehatan masih cukup rendah bahkan ada yang baru mencapai 4
Dari 242
Dalam penelitian terdapat beberapa responden yang memiliki jamban keluarga memenuhi syarat tetapi subjek yang diteliti
pernah menderita diare, dan sebaliknya responden yang tidak memilikijamban keluarga memenuhi syarat tetapi subjek y,ang diteliti tidak
pernah menderita diare, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh faktor "X", disini peneliti hanya fokus ke permasalahan tidak mengaitkan dengan faktor "X" yang terjadi. Satah satu cara atau usaha untuk
mencegah dan memberantas penyakit diare
responden
yang
diteliti
berdasarkan air bersih yang digunakan terdapat 82,6 Yo yang tidak memenuhi syarat. Dari hasil penelitian jamban keluarga terdapat 49,7 yo responden yang tidak memenuhi syarat.
Air Bersih (SAB) rata-rata
hanya mencapai 7Ao/o bahkan ada yang \Yo (Ditjen FPM dan PL Depkes RI,2001).
sebagai
berikut:
penyelidikan
epidemiologi disimpulkan bahwa salah satu faktor yang mendukung terjadinya KLB di daerah tersebut adalah pemanfaatan jamban 5Yo dan sirana
tinja yang
keluarga.
Dampak dari pembuangan tiqia yang tidak saniter dapat dilihat dari berbagai kasus kejadian luar biasa (KLB) Diare yang terjadi di beberapa daerah di tanah air seperti terjadinya KLB diare di Kecamatan Padamaran Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatra Selatan pada
-
Pembuangan
secara sanitier al
Kejadian diare yang pernah diderita 3 (tiga) bulan terakhir yaitu
responden dalam 68,60A
.
Ada hubungan antxa penggunaafl air bersih dengan kejadian diare di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam (p value:0,000
oR-3,795) Ada hubungan antara penggunaan jamban
keluarga dengan kejadian diare di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam (p value: 0,000 OR=10,60)
Nur, dkk, Faktor PenggunaanAir Bersih... 84
DAFTAR PUSTAKA Dewi. Lia. 2010. Asuhan Neonatus Balti dan Anak Balita. Salemba Medika: Jakarta. Online diakses tanggal 07 Juli 2014 (http:i/digilib. stikeskusumahusada.ac.id/fi les/disk1 /9/0
1
-ktitri-6.pdf) Haryoto, 1983. Kesehatan Lingkungan: Jakarta. Hiswani, 2003. Diare Merupaknn Salah Satu Masalah Kesehatan Masyarakat Yang Kejadiannya Sangat Erat Dengan Keadaan Sanitasi Lingkungan.USU Digrtal I-ibrary: Universitas Sumatera Utara. Online diakses tanggal 07 Juli -gdl-triwulanda-43
8-
1
2014 (http://elib.fk.uwks.ac.idl asset/ archieve/ penelitian/ FAKTOR% 2OS,tr,NITASI%OYANG%2 OBERPENGA RUH%2OTERHADAP%2OPENI YAKT%2
0DIARE.pdf). Mubarak, W. I.;Chayatin, N., 2009- Pengantar Kesehatan Lingkungan. Di dalam Ilmu
Kesehatan Masyarakat
Teori
dan
Aplikasi, Salemba Medikq Jakarta. Ngastiyah, 2O05. Perawatan Anak Sakit. Jakarta EGC. Online diokses tonggal 07 juli 2014(hW / digilib. unimus.ac.id /files/ diskl/ 122/ jtpwnimus -gdl-umarotuzuh6076-2-babii.pdfl
Noerasid. l-laroen, 2003. Gastroenleritis(Diare) Akut. Online diakses tanggal 07 Juli 2014 (http:I I jurnal untan.ac.id /index.php/jfl article/downloadl 3 847 I 3 85 4)
Notoahnodjo, Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar llmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta: lakarta. Soemirat, Juli 2005. Kesehqtan Lingkungan.
Gadjah Mada Universiry
Yogyakarta.
Suharyono, 1991. Diare
Press:
Afut Klinik
don
Laboratorik. Rineka Cipta: Jakarta. Online diakses tanggal 07 Juni 2014
(httptl repository. usu.ac.id /bitstream/ 123 4s 67 89 / 623 I I t I 08E002 5.pd0 Sumamo, Maman, 2011. Hubungan 1
Penggunaan Sumber Air Bersih dan Kepemilikan Jamban Keluarga dengan Kejadian Diare di Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas. Fakultas [lmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak: Pontianak.
Sutomo, 1995. Upaya Pencegahan Diare. Online diakses tanggal23 agustus 2014 (http:/ /digilib. unimus. ac.id/download.php?id: 7232) WHO, 2005. The Treatment of Diarrhoea A Manusl for Plrysician and Other Senior Health Workers. Department of Child and Adolescent Health Development. Online diakses tanggal 07 Juli 2014 (http :llwhqlibdoc.who.i nt/hq12003 IWHO_ FCH_CAH_O3.7.pdt)