Analisis Hubungan Komponen Manajemen Modal Kerja Terhadap Valuasi Saham Dan Profitabilitas Perusahaan Sektor Usaha Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 Novrina Riastiyani Efendi, Imo Gandakusuma 1. Ekstensi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok, 16424, Indonesia 2. Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok, 16424, Indonesia E-‐mail:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang hubungan komponen manajemen modal kerja perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia terhadap valuasi saham dan profitabilitas. Adapun komponen dari manajemen modal kerja yang menjadi variabel bebas yaitu terdiri dari CCC (Cash Conversion Cycle).CACLR (Current Asset to Current Liability Ratio), CLTAR (Current Liability to Total Asset Ratio), CATAR (Current Asset to Total Aset Ratio), dan DTAR (Debt to Asset Ratio). Sementara itu variabel terikat dari penelitian ini terdiri dari Tobin’s Q rasio mewakili valuasi saham, ROA (Return on Asset) dan ROIC (Return on Investment Capital) digunakan untuk pengukuran profitabilitas perusahaan. Untuk menganalisis hungan tersebut digunakan uji korelasi Pearson dan uji regresi linier berganda. Berdasarkan uji yag telah dilakukan , diketahui bahwa beberapa komponen modal kerja memiliki keterkaitan dengan valuasi saham dan juga Profitabilitas perusan peda sektor usaha manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia .
ABSTRACT Analysist of Association Working Capital Management Component With Market Valuation And Profitability On Manufacture Firms That Listed On Indonesia Stock Exchage For The Periods 2008-2012 This study analyze of association between working capital management component ie, CATAR (Current Asset to Total Asset Ratio), CACLR (Current Asset to Current Liability Ratio), CCC (Cash Conversion Cycle), CLTAR (Current Asset to Total Asset Ratio), and DTAR (Debt to Asset Ratio) as independent variable. On The other hand, as dependen variable Tobin’s Q uses for examine market valuation, meanwhile ROA (Return On Asset) and ROIC (Return on Investment Capital) used as dependen variable that represent Profitability on manufacture firms. Pearson correlation and multiple linier regression are used to calculate the statistic methods. The result of this study reveal many variety of causes based on dependen and independen variable.
Key words: Working capital, Tobin’s Q, ROA, and ROIC
Analisis hubungan..., Novrina Riastiyani Efendi, FEB UI, 2014
Pendahuluan Modal kerja merupakan masalah utama dan hal penting yang umumnya dihadapi oleh perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk meningkatkan efisiensi kerja untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan sehingga dapat meningkatkan citra perusahaan dimata investor dan juga mendapat laba yang besar, Chaosanah (2006). Pada penelitian yang dilakukan oleh Ejelly (2004) menyatakan bahwa pengelolaan modal kerja merupakan kegiatan perencanaan pengendalian atas aset lancar dan kewajiban lancar yang dilakukan untuk mengurangi risiko gagal bayar hutang pada waktu tertentu sedangkan disisi lain adlah untuk menghindari investasi asset yang berlebihan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Appuhami (2008) menegaskan bahwa pengelolaan modal kerja merupakan komponen yang sangat penting dari keuangan perusahaan karena dapat mempengaruhi profitabilitas dan likuiditas dari perusahaan. Sebagai contoh pada umumnya perusahaan manufaktur jumlah aset lancarnya lebih dari separuh total aset yang dimiliki oleh perusahaan, bahkan pada perusahaan distribusi porsi aset lancar terhadap total aset lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan perusahaan manufaktur. Penelitan sebelumnya mengenai hubungan working capital management dengan valuasi saham dan profitabilitas telah dilakukan oleh Shin dan Shoenen (1998), Mohammad (2010), Christopher dan Kamavalli (2009) menemukan bahwa working capital management
merupakan faktor penentu dalam mengelola
likuiditas, solvensi serta profitabilitas berdasarkan performa usaha yang ada. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membahas unsur - unsur manajemen modal kerja dan juga keterkaitanya dengan profitabilitas usaha dan juga valuasi saham, khususnya perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia. Terdapat penelitian terdahulu yang telah menguji rasio-rasio keuangan berdasarkan unsur manajemen modal kerja. Namun, pada umumnya terdapat hasil yang tidak konsisten antara penelitan satu dengan penelitian lainnya.
Analisis hubungan..., Novrina Riastiyani Efendi, FEB UI, 2014
Perumusan Masalah Oleh karena itu pokok permasalahan yang diangkat dalam penulisan ini terlampir dalam penyataan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh antara valuasi saham (menggunakan tekhnik penghitungan Tobin Q) dengan
komponen manajemen modal kerja
(CCC,CLTAR, CATAR, DTAR, CACLR). 2. Apakah profitabilitas perusahaan (ROA) memiliki hubungan dengan komponen manajemen modal kerja (CCC, CLTAR, CATAR, DTAR, CACLR). 3. Apakah profitabilitas perusahaan (ROIC) memiliki hubungan dengan komponen manajemen modal kerja (CCC,CLTAR, CATAR, DTAR, CACLR). Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian in adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui dan juga menganalisis ada atau tidaknya asosiasi terhadap valuasi saham Tobin’s Q, dengan komponen modal kerja yang terdiri dari CATAR, CCC, CACLR, DTAR, dan CLTAR
terhadap valuasi yang
dinilai melalui variabel Tobin’s Q. 2. Menganalisis ada atau tidaknya asosiasi antara profitabilitas perusahaan (ROA) dengan komponen manajemen modal kerja (CATAR, CCC, CACLR, CLTAR dan DTAR). 3.
Menganalisis ada atau tidaknya asosiasi antara profitabilitas perusahaan (ROIC) dengan komponen manajemen modal kerja (CATAR, CCC, CACLR, CLTAR dan DTAR).
Tinjauan Teoretis Manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar perusahaan yang ada dan juga kewajiban jangka pendek. Syahyunan (2004). Manajemen modal kerja yang efektif menjadi sangat penting untuk pertumbuhan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Penilaian kinerja keuangan dapat diukur dengan berbagai penilaian, penilaian kinerja keuangan menurut berbagai penelitian yang melakukan penelitian terkait
Analisis hubungan..., Novrina Riastiyani Efendi, FEB UI, 2014
dengan kinerja keuangan dapat diukur dengan Tobin’s Q, yang digunakan untuk mengukur penilaian harga saham suatu perusahaan berdasarkan modal kerja yang ada. Untuk mengukur profitabilitas dilihat berdasarkan ROA (Return on Asset) dan juga ROIC (Return On Invested Capital) yang dikaitkan dengan komponen manajemen modal kerja yang terdiri dari CCC, CLTAR, CACLR, CATAR, dan ditambahkan dengan komponen lain yaitu DTAR. Cash Conversion Cycle Siklus konversi cash (cash conversion cycle) merupakan salah satu pengukuran dari manajemen modal kerja (Working capital management). Siklus ini mengacu pada pendapat Bringham et.al yang dapat dikemukakan sebagai rentang waktu yang terjadi pada saat perusahaan melakukan pembayaran untuk bahan baku yang telah dibeli serta menerima arus kas masuk dari hasil penjualan produk. Days of Sales Outstanding (DSO) merupakan rata-rata umur piutang perusahaan atau rerata periode penagihan. Merupakan rata-rata umur persediaan atau rata-rata jumlah hari perusahaan menyimpan persediaan. Merupakan umur rerata ( dihitung dalam jumlah hari) dari utang dagang perusahaan Merupakan umur rerata ( dihitung dalam jumlah hari) dari utang dagang perusahaan. Days of Sales Inventory merupakan rata-rata umur persediaan atau rata-rata jumlah hari perusahaan menyimpan persediaan. Days of Payable Outstanding merupakan umur rerata ( dihitung dalam jumlah hari) dari utang dagang perusahaan . Current Asset to Current Liability Ratio Menurut Kasmir (2008) rasio lancar merupakan suatu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat penagihan secara keseluruhan. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan suatu perusahaan. Menurut Kuswadi (2005), rasio lancar merupakan perbandingan antara harta lancar dankewajiban jangka pendek biasa dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dari aktiva lancarnya.
Analisis hubungan..., Novrina Riastiyani Efendi, FEB UI, 2014
Current Asset to Total Asset Ratio Rasio aktiva lancar terhadap total asset (Current asset to total asset ratio) merupakan rasio yang menunjukan piutang yang rendah atau kurangnya dukungan produksi terhadap kecukupan persediaan. Jika rasio CATAR ini tinggi, maka menngindikasikan bahwa tingkat pengumpulan piutang suatu perusahaan buruk, atau tingkat persediaan perusahaan terlampau besar. Rasio aktiva lancar terhadap total asset (Current asset to total asset ratio) merupakan rasio yang menunjukan piutang yang rendah atau kurangnya dukungan produksi terhadap kecukupan persediaan. Jika rasio CATAR ini tinggi, maka menngindikasikan bahwa tingkat pengumpulan piutang suatu perusahaan buruk, atau tingkat persediaan perusahaan terlampau besar. Current Liability to Total Asset Ratio Rasio aktiva terhadap kewajiban lancar merupakan rasio untuk mengukur porsi dari aktiva yang didanai oleh utang jangka pendek perusahaan. Total Debt to Total Asset Ratio Total debt to total asset ratio adalah rasio perbandingan antara hutang lancar serta hutang jangka panjang dengan seluruh aktiva diketahui.meskipun bukan termaksud salah satu komponen manajemen modal kerja, namun rasio ini menunjukan beberapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang yang bisa berpengaruh secara langsung kepada komponen manajemen modal kerja. Valuasi Saham Saham merupakan aset finansial perusahaan yang dapat dijadikan investasi; peniaian saham dilakukan untuk menentukan apakah saham yang telah di lempar ke pasaran oleh perusahaan. Tobin’s Q merupakan suatu model yang bermanfaat dalam membuat keputusan investasi bagi investor. Menurut Ricardo dalam Chaosanah (2006), Tobin’s Q meringkas informasi relevan dimasa yang akan datang dengan keputusan investasi perusahaan.
Analisis hubungan..., Novrina Riastiyani Efendi, FEB UI, 2014
1. Tobin’s Q H0: Tidak terdapat pengaruh antara valuasi saham (menggunakan tekhnik penghitungan
Tobin
Q)
dengan
komponen
Working
Capital
Management di Bursa Efek Indonesia. H1: Terdapat pengaruh antara valuasi saham (menggunakan tekhnik penghitungan
Tobin
Q)
dengan
komponen
Working
Capital
Management di Bursa Efek Indonesia. Profitabilitas Menurut Brigham
dalam
bukunya
“Managerial
Finance” mengemukakan
profitabilitas sebagai berikut : “Profitability is the result of a large number of policies and decision”.
Sartono (2001) mendefinisikan profitabilitas sebagai
kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva produktif maupun modal sendiri ROA H0: Tidak terdapat hubungan antara Return on Asset dengan komponen manajemen modal kerja (CCC, CATAR, CACLR, DTAR, CLTAR) pada perusahaan manufaktur di Indonesia. H1: Apakah terdapat hubungan antara Return on Asset dengan komponen manajemen modal kerja (CCC, CATAR, CACLR, DTAR, CLTAR) pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. ROIC H0: Tidak terdapat pengaruh antara Return On Invested Capital dengan komponen manajemen modal kerja (CCC, CATAR, CACLR, DTAR, CLTAR)
pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek
Indonesia. H1: Apakah terdapat pengaruh antara Return On Invested Capital dengan komponen manajemen modal kerja (CCC, CATAR, CACLR, DTAR, CLTAR)
pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek
Indonesia.
Analisis hubungan..., Novrina Riastiyani Efendi, FEB UI, 2014
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan explanatori. Metode Deskriptif ialah suatu metode penelitian yang digunakan dalam Penelitian deskriptif untuk menggambarkan fenomena yang ada. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari laporan keuangan laba/rugi perusahaan dan juga neraca tahunan yang berasal dari Bursa Efek Indonesia dan juga Data Stream. Perusahaan sektor manufaktur diambil menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 40 perusahaan. Dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel dependen utama dan lima variabel independen yaitu Tabel 1 Variabel Dependen dan Independen Dependen Definisi Tobin’s Q ROA ROIC
Sumber Neraca/lap laba rugi Neraca/lap laba rugi Neraca/lap laba rugi
Current Asset to Liability Ratio Current Asset to Total Asset Ratio Cash Conversion Cycle Current Liability to Total Asset Ratio Total Debt to Total Asset Ratio
Neraca Neraca
Independen
Neraca/lap laba rugi Neraca/lap laba rugi Neraca/lap laba rugi
Tabel 2 Rumus perhitungan rasio Variabel Dependen
Rumus Perhitungan
Tobin's Q
Market Value Of Equity + Book Value of liability/ Total Asset
ROA
Earning Before Interest and Taxes / Total Assets
ROIC
Net Income / Total Capital *total Equity
Variabel Independen
Rumus Perhitungan DSI = Inventories /(COGS/Days In A Year)
CCC
DSO = Receivables / (sales/ Days In A Year) DPO = Payables / (COGS/Days In A Year)
Analisis hubungan..., Novrina Riastiyani Efendi, FEB UI, 2014
Tabel 2 Rumus perhitungan rasio (lanjutan) DSI+DSO+DPO
CACLR
Current Asset/Current Liabilities
CATAR
Current Asset/Total Assets
CLTAR
Current Liability / Total Asset
DTAR
Total Debt/ Total Asset
Korelasi Pearson merupakan salah satu ukuran korelasi yang digunakan untuk pengukuran kekuatan dan arah hubungan linier dari dua variabel atau lebih. Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perusahaan salah satu variabel disertai dengan perubahan variabel lainnya, baik dalam arah yang sama ataupun arah sebaliknya. Teknik regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui hubungan fungsional antara variabel dependen dihubungkan dengan dua atau lebih variabelindependen. Rumus dari regresi linier berganda Y = a + β 1 X1 +β2 X2 +β3 X3+ ...+ βn Xn + e Dimana : Y a
= variabel independen = intersep (perkiraan besarnya rata-rata Y ketika kenaikan nilai (X = 0)
β
= Slope (perkiraan besarnya perubahan nilai variabel Y bila nilai variabel X berubah satu unit pengukuran
X e
= variabel dependen = nilai kesalahan (error) yang merupakan selisih antara nilai Y individual yang teramati dengan nilai Y sebenarnya pada titik X tertentu.
Berikut adalah model utama dari penelitian ini TQ !! +!! CCC it + !! CACLR it +!! CATAR it +!! CLTAR it + !! DTAR it + error !"#$ !! +!! CCC it + !! CACLR it +!! CATAR it +!! CLTAR it + !! DTAR it + error ROA !! +!! CCC it + !! CACLR it +!! CATAR it +!! CLTAR it + !! DTAR it + error
Analisis hubungan..., Novrina Riastiyani Efendi, FEB UI, 2014
4.2 Analisis Tabel 3 Hasil pengolahan statistik, diolah kembali Variabel Dependen Variabel Independen CCC CACLR CATAR CLTAR DTAR R R Square F Value
Tobin's Q t 0,787 2,456 0,409 -‐2,072 0,297
ROA
p t 0,432 -‐0,435 0,015 1,368 0,683 0,905 0,040 -‐0,317 0,767 -‐1,525
ROIC p 0,664 0,173 0,367 0,002 0,129
t -‐1,955 0,610 -‐0,892 2,553 0,832
p 0,052 0,543 0,374 0,012 0,065
0,228
0,236
0,289
0,052
0,056
0,083
2,324
2,346
3,041
0,044
0,043
0,012
Tobin’s Q dengan komponen manajemen modal kerja Dari tabel koefisien determinasi diatas, dapat dilihat bahwa angka koefisien korelasi ( R ) sebesar 0,228. Hal ini berarti hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen sebesar 22,8%. Dari angka tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan antara variabel independen dan variabel dependen memiliki keterkaitan. Besarnya R Square ( !! ) adalah 0,052. Berdasarkan hasil perhitungan statistik ini berarti bahwa kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi perubahan variabel dependen sebesar 52%, sedangkan sisanya 48% (100%-48%) , diterangkan dari faktor-faktor lain diluar model regresi yang dianalisis. Setelah dilakukan uji regresi statistik maka dapat dilihat pada tabel 4.3, dapat diketahui bahwa Uji F pada variabel dependen Tobin’s Q nilai statistik dari nilai F adalah sebesar 2,324 dimana lebih besar 0,05 dengan nilai signifikan 0,044 yang lebih kecil dari 0,05 dimana hal ini menunjukan bahwa semua variabel indipenden yaitu CCC, CATAR, CLTAR, CACLR, dan DTAR berpengaruh signifikan secara bersama-sama (simultan) terhadap profitabilitas perusahaan sektor manufaktur yang di proksikan dengan Tobin’s Q.
Analisis hubungan..., Novrina Riastiyani Efendi, FEB UI, 2014
Pada variabel independen dari model dan hipotesis pertama menunjukan bahwa variabel independen dari komponen modal kerja yaitu CACLR diketahui memiliki nilai beta standard coefficient sebesar 0,179 dimana rentang penilaian dimulai dari 0 sampai dengan 1 maka variabel CACLR memiliki asosiasi dengan Tobin’s Q. selain itu nilai uji t dari independen variabel ini sebesar 2,456 dengan tingkat signifikan 0,015, maka dapat dikatakan bahwa CACLR memiliki hubungan yang cukup kuat dengan Tobin’s Q.
Hal yang sama juga terdapat pada variabel
CATAR dengan nilai signifikansi 0,040 dimana > 0,05 selain itu beta standar koefisien sebesar 0,157 dimana rentang penilaian dimulai dengan 0 sampai dengan 1, dengan uji statistik t sebesar -2,072. Oleh karena itu maka dapat dikatakan bahwa dua komponen manajemen modal kerja dengan variabel independen yaitu CACLR dan CATAR memiliki asosiasi dengan variabel dependen Tobin’s Q dari model pertama atau hipotesis awal penelitian ini memiliki hubungan atau asosiasi terhap valuasi saham penghitungan valuasi saham. Untuk model kedua, yaitu ROA berdasarkan hasil olahan uji statistik yang dijalankan, maka dapat diketahui bahwa tabel koefisien determinasi diatas memunjukan bahwa angka koefisien korelasi ( R ) sebesar 0,236. Hal ini berarti hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen sebesar 23,6%. Dari angka tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dalam model dan hipotesis kedua memiliki keterkaitan meskipun cukup lemah. Besarnya R Square ( !! ) sebesar adalah 0,056. Berdasarkan hasil perhitungan statistik ini berarti bahwa kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi perubahan variabel dependen sebesar 56% sedangkan sisanya 44% (100%-75%) diterangkan dari faktor-faktor lain diluar model regresi yang dianalisis. Uji F pada variabel dependen ROA dalam model dan uji hipotesis kedua, maka dapat diketahui bahwa nilai statistik dari nilai F adalah 2,346 dimana derajat kebebasan sebesar 5 dengan nilai signifikan 0,043 yang berati lebih kecil dari 0,05 dimana.berdasatkan hasil uji statistik F diatas, maka dapat dikatakan bahwa hal ini menunjukan semua variabel indipenden yaitu CCC, CATAR, CLTAR,
Analisis hubungan..., Novrina Riastiyani Efendi, FEB UI, 2014
CACLR, dan DTAR berpengaruh signifikan secara bersama-sama (simultan) terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur.Untuk uji t, variabel dependen ROA, pada variabel independen pertama yaitu CATAR dapat diketahui juga t hitung sebesar -3,170 dengan tingkat signifikan sebesar 0,002 dimana > 0,05 selain itu Beta Standar koefisien sebesar 0,157 dimana rentang penilaian dimulai dengan 0 sampai dengan 1, oleh karena itu maka dapat disimpulkan CATAR memiliki asosiasi dengan variabel dependen Tobin’s Q dalam penghitungan valuasi saham. Meskipun begitu keempat variabel independen lainnya yaitu tingkat signifikansi sebesar CCC (0,663), CACLR (0,173), DTAR (0,367), dan CLTAR (0,129) tingkat signifikansinya melebihi 0,05 atau tolak H1 terima H0. Untuk model ketiga, yaitu ROIC Dari tabel koefisien determinasi diatas, dapat dilihat bahwa angka koefisien korelasi ( R ) sebesar 0,289. Sementara itu dapat diketahui bahwa ( !! ) sebesar 0,083 maka dapat disimpulkan variabel ROIC sebagai variabel dependen mempunyai hubungan atau asosiasi terhadap variabel independen dari komponen manajemen modal kerja yang terdiri dari, CCC, CLTAR, CATAR, CACLR, DLTAR. Uji F pada variabel dependen ROIC dalam model dan uji hipotesis kedua, maka dapat diketahui bahwa nilai statistik dari nilai F adalah 3,041 dimana derajat kebebasan sebesar 0.05 atau 95% dengan nilai signifikan 0,012 yang berati lebih kecil dari 0,05 dimana. Berdasarkan hasil uji statistik F diatas, maka dapat dikatakan bahwa hal ini menunjukan semua variabel indipenden yaitu CCC, CATAR, CLTAR, CACLR, dan DTAR berpengaruh signifikan secara bersamasama (simultan) terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur. Pada uji statistik ROIC dapat diketahui bahwa CCC dan CATAR memiliki uji t sebesar -1,995 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,052 yang berati lebih rendah dari 0,05. Maka dapat dikatakan salah satu variabel independen komponen manajemen modal kerja, yaitu CCC memiliki asosiasi atau keterkaitan dengan profitabilitas perusahaan dalam penelitan ini diwakilkan dengan variabel dependen ROIC.
Analisis hubungan..., Novrina Riastiyani Efendi, FEB UI, 2014
Pada variabel CATAR dengan nilai signifikansi 0,012 dimana > 0,05 selain itu Beta Standar koefisien sebesar 0,198 dimana rentang penilaian dimulai dengan 0 sampai dengan 1, oleh karena itu maka dapat disimpulkan CATAR memiliki asosiasi dengan variabel dependen ROIC dalam penghitungan profitabiitas perusahaan. Meskipun begitu, ketiga variabel dari komponen manajemen modal kerja lainnya yaitu CACLR dengan beta sebesar, DTAR, dan CLTAR tidak memiliki hubungan atau asosiasi karna berdasarkan hasil olah statistik dapat diketahui bahwa tingta signifikansi dalam uji t ini yaitu CACLR sebesar 0,543, DTAR sebesar 0,374, dan CLTAR sebesar 0,065 yang tentunya lebih besar dari batas tingkat signifikansi sebesar 0,05. Pembahasan Pada variabel independen pertama yaitu CCC diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,052 dimana rentang penilaian dimulai dari 0 sampai dengan 1 maka variabel CCC memiliki asosiasi dengan ROIC. Hal yang sama juga terdapat pada variabel CATAR dengan nilai signifikansi sebesar 0.012 selain itu Beta Standar koefisien sebesar 0,198 dimana rentang penilaian dimulai dengan 0 sampai dengan 1, oleh karena itu maka dapat disimpulkan CATAR memiliki asosiasi dengan variabel dependen Tobin’s Q dalam penghitungan valuasi saham. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini, dapat diketahui bahwa komponen dari manajemen modal kerja terhadap terhadap profitabilitas dan valuasi saham mempunyai hubungan yang signifikan, walau tidak seluruh hipotesis diterima. Dua hipotesis yang diterima mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mohammad dan Saad (2010). Berdasarkan analisa data dan pengujian hipotesis yang telah diulas sebelumnya, dapat diketahui bahwa Cash Conversion Cycle (CCC) mempunyai asosiasi negative terhadap Tobin,s Q, ROA dan ROIC dengan tingkat signifikansi sebesar 95%. Penelitian yang dilakukan oleh Shin and Soenen (1998), Lazaridis Tryfonidis (2006) serta Raheman dan Nasr (2007) juga mengindikasikan bahwa
Analisis hubungan..., Novrina Riastiyani Efendi, FEB UI, 2014
Cash Conversion Cycle rasio yang berbanding terbalik dengan profitabilitas perusahaan yang dihitung dengan variabel penelitian berbeda. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan variabel dependen dari ROA dan ROIC dapat dijelaskan dengan cara mereduksi siklus Cash Conversion Cyle, hal ini dapat dilihat pada perusahaan perusahaan yang memiliki profit besar dari sektor manufaktur cenderung memiliki siklus Cash Conversion Cycle yang pendek. Seperti yang telah diungkapkan oleh Uyar (2009) dalam penelitianya, bahwa perusahaan yang memiliki siklus Cash Conversion Cycle yang pendek tidak terlalu membutuhkan dana pinjaman dari pihak luar sehingga profit yang dihasilkan perusahaan lebih besar, karna perusahaan tidak perlu membayar hutang operasional. Terlebih lagi, tiga komponen penghitungan utama yang berbeda beda dari siklus Cash Conversion Cycle yaitu payables, receivable dan persediaan ternyata dapat memaksimisasi profit dan sangat berguna bagi pertumbuhan perusahaan. Untuk Current Asset to Current Liabilities Ratio, atau lebih dikenal dengan rasio lancar, dengan tingkat signifikansi sebesar 95% memiliki asosiasi yang kecil dengan ROA dan ROIC, namun hasil yang berbeda didapat dari Tobin’s Q. dalam hal ini, Tobin’s Q secara langsung berpengaruh . Hal ini dapat berarti bahwa kenaikan rasio profitabilitas perusahaan dalam hal ini ROA dan ROI, dapat secara langsung dapat mereduksi nilai dari current ratio pada perusahaan sektor manufaktur di Indonesia, namun beda halnya dengan Tobin’s Q. dalam hal ini hipotesis pertama (H1) yaitu ROA dan Hipotesis (H2) yaitu ROIC diterima walaupun angka yang diperoleh hasil perolehan pengolahan uji statistik dalam penelitian ini masih minus. Dalam hal ini penulis dapat mengatakan bahwa pada saat rasio lancar perusahaan mengalami penurunan nilai, perusahaan-perusahaan manufaktur dapat memperoleh return yang positif. Hal ini diperkuat dengan penelitan sebelumnya yang dilakukan oleh Shin dan Shoenen (1998) serta Cristhoper dan Kamavalli (2009) dengan hasil penelitian yang serupa. Untuk Hasil Regresi Dari Current Asset to Total Asset Ratio, dapat diketahui dengan tingkat signifikansi sebesar 95%, memiliki hubungan yang positif dengan ketiga dependen variabel yaitu Tobin’s Q, ROA, dan ROIC yang berarti ketika
Analisis hubungan..., Novrina Riastiyani Efendi, FEB UI, 2014
hipotesis utama yaitu H1, H2, dan H3 diterima. Hasil ini sama dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Afza dan Nazir (2007) dengan objek penelitian perusahaan manufaktur yang ada di Malaysia. Berdasarkah hasil olah statistik yang ada dapat disumsikan bahwa perusahaan perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia cenderung mengandalkan aset lancar perusahaan untuk menghasilkan keuntungan perusahaan dengan cara mengoptimalkan piutang-piutang jangka pendek mereka yang terdapat dalam pada asset lancar perusahaan. Seperti yang telah dianalisa sebelumnya untuk independen variabel CLTAR (Current Liabilities to Total asset Ratio) menunjukan bahwa terdapat asosiasi yang antara Tobin’s Q walaupun angka yang diperoleh masih minus, namun antara ROA dengan CLTAR tidak terdapat asosiasi dengan tingkat keyakinan 95%. Hal ini menunjukan bahwa rasio keuangan yang kecil dapat meningkatkan performa perusahaan. Begitu juga dengan ROIC. Untuk DTAR sebagai independen variabel, dapat dilihat bahwa performa perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia dengan hasil bahwa terdapat asosiasi positif dengan Tobin’s Q pada tingkat signifikansi sebesar 95% dan juga ROA walaupun angka yang dihasilkan masih minus. Namun DTAR secara signifikan tidak memiliki asosiasi dengan ROIC. Hal ini menyiratkan bahwa terjadinya kenaikan atau penurunan tingkat utang perusahaan secara signifikan dapat mempengaruhi performa perusahaan, dimana dengan mereduksi jumlah utang usaha yang dimiliki secara signifikan dapat menaikan jumlah ROA dan mereduksi angka Tobin’s Q. Hal ini dapat diartikan bahwa jika perusahaan membayar utang usaha mereka maka akan meningkatkan rasio profitabilitas perusahaan namun di lain hal, hal tersebut akan mengurangi nilai rasio Tobin’s Q perusahaan. Kesimpulan Berdasarkan latar belakang, landasan teori, analisis data, dan hasil pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Berdasarkan hasil Uji regresi pengujian hipotesis pertama nilai f hitung dari Tobin’s Q sebesar 2, 324 dan nilai R square Tobin’s sebesar 0,052
Analisis hubungan..., Novrina Riastiyani Efendi, FEB UI, 2014
karna F hitung faktor penilaian utama dari uji regresi maka (H1) diterima.meskipun nilai R square lemahnamun Hal ini menunjukan bahwa unsur-unsur dari manajemen modal kerja memiliki korelasi dan pengaruh terhadap penilaian saham di pasaran. 2.
Nilai F hitung ROA sebesar 2,346 maka tolak H0, walaupun , ROA sebesar walaupun nila R squared sangat lemah yaitu 0,056, karna F hitung sebagai landasan utama dari uji regresi maka (H1) diterima. Hal ini menunjukan bahwa unsur-unsur dari manajemen modal kerja memiliki korelasi dan pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.
3.
Hasil yang didapat dari uji ROIC , hasil yang F hitung yang didapat dari ROIC yaitu sebesar 3,041 terima H0 dan nilai R sebesar 0,298.Sementara itu, nilai R squared sebesar 0,083, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara komponen manajemen modal kerja dengan tingkat pengembalian investasi modal perusahaan.
Saran Dari analisis dan pembahasan hasil penelitian, dapat dirumuskan saran saran sebagai tolak ukur bagi perusahaan, masyarakat luas dan juga bagi peneliti selanjutnya. Penulis menyarankan jika dimasa mendatang ada penelitian serupa, penulis menganjurkan untuk menambah jumlah sampel perusahaan dan sampel tersebut tidak hanya berasal dari satu sektor usaha yang listing di Bursa Efek Indonesia. Selain itu, menambah variabel lain yang juga termaksud unsur dari Working Capital manajemen sangat disarankan. Bagi investor sebaiknya mengamati unsur unsur komponen manajemen modal kerja selain variabel – variabel yang telah diuji karena karena komponen manajemen modal kerja merupakan refleksi siklus keuangan suatu perusahaan sehingga dapat menjadi pertimbangan bagi investor berinvestasi. Daftar Referensi Buku : Brigham, Eugne F. Dan Louis C Gapenski, Financial Management: Theory and Practice. Orlando, Florida: The Dryden Press, 1994.
Analisis hubungan..., Novrina Riastiyani Efendi, FEB UI, 2014
Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajawali Press Kuswadi, 2005, Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan Bagi Orang Awam, Penerbit : Gramedia, Jakarta. Syahyunan. (2004). Manajemen keuangan I (Perencanaan, analisis, dan pengendalian keuangan) , USU Press, Medan Sartono, Agus. (2001). Manajemen keuangan teori dan aplikasi. Edisi Empat, BPFE, Yogyakarta Jurnal online : Afza T., & Nazir, M.S. (2007). Is it better to be aggressive or conservative in managing working capital?, Paper presented at Singapore Economic Review Conference (SERC) Augustus 02-04,Singapura. Appuhami, B A Ranjith. (2008). The Impact of Firm’s Capital Expenditure on Working Capital Management : An Empirical Study across Industries in Thailand. International Management Review, 2008 ,4 ,1 , ABI/INFORM GLOBAL. Azhar, Noor Edi & Noriza. (2007). Working Capital Management:The Effect of Market Valuation and Profitability in Malaysia. International Journal of Bussiness and Management, Vol 5,no.11; November 2010 (http//cse.net, diakses tanggal 21 Oktober 2013) Christoper, S.B., dan Kamavalli, A.L. (2009). Sensitivity of Profitability to Working
Capital
Management
In
Indian
Coorporate
Hospitals
(http://www.Primejournal.org, diakses pada tanggal 22 Oktober 2013). Eljelly, A. (2004). Liquidity-Profiability Tradeoff : an Empirical Investigation In An Emerging Market. International Journal of Commerce and Management, Vol.14(2), pp 48-61.(http://www.emeraldinsight.com, diakses pada tanggal 22 oktober 2013)
Analisis hubungan..., Novrina Riastiyani Efendi, FEB UI, 2014
Lazaridis, I., & Tryfonidis, D. (2006). Relationship Between Working Capital Management and Profitability of Listed Companies in the Athens Stock Exchange. Journal of Financial Management and Analysis, Vol. 19, No. 1 50-62. Shin, H. H., & Soenen, L. (1998). Efficiency of Working Capital Management and Corporate Profitability. Financial Practice and Education,37-45 ( www. connection.ebscohost.com/.../efficiency-working-..., diakses tanggal 15 Desember 2014) Uyar, Ali. (2009). The relationship of cash conversion cycle with firm size and profitability: an empirical investigation in Turkey. International Research Journal of Finance and Economics, ISSN 1450-2887 Issue 24,EuroJournals Publishing, Inc (www.eurojournals.com , diakses tanggal 17 november 2013) Skripsi online : Chaosanah, Cincin. (2006) Pengaruh Return On Asset dan Tobin’s Q Terhadap Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Retail Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Jurusan-Akuntansi Universitas Hasanudin (www.lib.unhas diakses pada tanggal 20 Desember)
Analisis hubungan..., Novrina Riastiyani Efendi, FEB UI, 2014
Analisis hubungan..., Novrina Riastiyani Efendi, FEB UI, 2014