PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA KULIAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE DEBAT PLUS DALAM PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MAHASISWA TINGKAT 2 SEMESTER III DI IKIP PGRI BOJONEGORO TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 Novi Mayasari* Abstrak :Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahuiapakah peningkatan ketrampilan berbicara pada mata kuliah belajar dan pembelajaran dengan metode debat plus dalam proses pembelajaran metematika pada mahasiswa tingkat 2 semester III di IKI PGRI Bojonegoro tahun pelajaran 2013/2014.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwametode debat plus dapatmeningkatkan ketrampilan berbicara mahasiswa tingkat 2 semester III di IKIP PGRI Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014. Kata kunci:Metode Debat Plus, dan Ketrampilan Berbicara. Hal ini juga dialami oleh sebagian besar
PENDAHULUAN Keterampilan berbicara merupakan suatu keterampilan bahasa yang perlu dikuasai dengan baik. Keterampilan ini merupakan suatu indikator terpenting bagi keberhasilan mahasiswa terutama dalam belajar. Dengan penguasaan keterampilan berbicara
yang
baik,
mahasiswa
dapat
mengomunikasikan ide-ide mereka.Peryataan tersebut diperkuat dengan pendapat Stewart dan Kennert Zimmer (Haryadi dan Zamzani, 1997:56) memandang kebutuhan akan komunikasi yang efektif dianggap sebagai suatu yang esensial untuk mencapai keberhasilan
setiap individu maupun
kelompok. Pada umumnya, mahasiswa masih mengalami kesulitan untuk menyampaikan gagasan, pikiran, pertanyaan dan sebagainya dengan menggunakan ragam bahasa lisan dengan baik dan benar.
mahasiswa fakultas pendidikan matematika tingkat 2 semester III di IKIP PGRI Bojonegoro. Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya kreativitas dosen dalam menentukan teknik pembelajaran keterampilan berbicara pada mata kuliah Belajar dan Pembelajaran kepada mahasiswa. Para dosen pada saat proses belajar-mengajar di kelas lebih cenderung berfokus pada keterampilan lain, seperti keterampilan membaca (reading), keterampilan menulis (writing) dan keterampilan mendengarkan (listening). Hal itu disebabkan oleh para dosen yang lebih berfokus pada hasil nilai akhir yang akan diraih mahasiswa nantinya. Fenomena seperti ini merupakan permasalahan yang perlu segera ditemukan alternatif-alternatif pemecahannya. Salah satu upaya yang dapat dijadikan alternatif pemecahan masalah tersebut adalah dengan menerapkan pembelajaran keterampilan berbicara pada mata kuliah Belajar dan Pembelajaran dengan “metode debat plus”.
*Program Studi Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRI Bojonegoro
Magistra No. 88 Th. XXVI Juni 2014 ISSN 0215-9511
17
Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Kuliah Belajar dan .....
Penggunaan kata plus dimaksudkan untuk menyampaikan
pesan adanya “manipulasi/
mengucapkan dan akhirnya terampil berbicara. Berbicara
diartikan
sebagai
kemampuan
modifikasi’ terhadap sebuah metode pembelajaran
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata
keterampilan berbicara sehingga siswa diajak
untuk
belajar sambil bermain dengan permainan (games)
menyampaikan pikiran, gagasan, serta perasaan
serta kuis. Game dan kuis dicantumkan dalam
(Tarigan, 1986:14). Dapat dikatakan bahwa
metode ini mulai dari teknik pembagian kelompok,
berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang
kegiatan dalam debat, ataupun di tengah-tengah
dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible)
kegiatan atau setelah kegiatan debat.
yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia
mengekspresikan,
menyatakan
dan
demi maksud dan tujuan gagasan atau ide-ide yang PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah,
dikombinasikan.Berbicaramerupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor -faktor fisik,psikologis,neurologis,semantik, dan linguistik.
identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan metode debat plus dapat meningkatkan keterampilanberbicarapada mata kuliah belajar dan pembelajaran pada tingkat 2 semester III di IKIP PGRI Bojonegoro? Manfaat Penelitian 1.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pendidik dan calon pendidikdalam memperluas wawasan pengetahuan mengenai implementasimetode debat plussebagai upaya meningkatkan ketrampilan berbicara.
2.
Sebagai bahan pertimbangan dan masukanbagi penelitian berikutnya yang relevan.
Ketrampilan Berbicara
METODE DEBAT PLUS Metode debat plus ini merupakan metode debat yang diadopsi dari sistem debat Australasia parliamentari (Australasian parliamentary Debate) milik Simon (2005:12). Pembelajaran dengan menggunakan metode Debat Plus adalah suatu metode pembelajaran dimana seluruh siswa diharuskan untuk tampil aktif dan cepat dalam mencerna, menyikapi, kemudian merespon/ bersikapdengan menyampaikanpendapat/ pemikirannya berdasarkan pengetahuan, pemahaman dan pengalaman mereka selama ini terhadap suatu fenomena/permasalahan aktual yang sedang terjadi disekitarnya. Penggunaan kata plus dimaksudkan untuk menyampaikan pesan adanya modifikasi terhadap metode ini sehingga siswa
manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah
diajak belajar sambil bermain dengan berbagai permainan (games). Adapun untuk tema debat akan dipilihkan tema yang terkait dengan topik materi yang dipelajari pada saat itu, tema dari kejadian/
aktivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi
fenomena aktual yang menantang namun tidak asing.
yang didengar itu, kemudian manusia belajar untuk
Metode Debat Plus tersebut juga sangat fleksibel mengingat guru sangat mungkin untuk menambah,
Menurut Nurgiyantoro (1995:276) berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan
18
Magistra No. 88 Th. XXVI Juni 2014 ISSN 0215-9511
Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Kuliah Belajar dan .....
menyederhanakan serta mengembangkan lagi sesuai kebutuhan, kondisi serta tujuan penelitian sendiri. Melalui jurnal dosen dan jurnal mahasiswa dapat dilihat distribusi keaktifan, keterampilan, kemampuan para mahasiswa, serta pesan dan kesan siswa terkait dengan metode debat. Semua hal tersebut tentunya untuk menghidupkan suasana belajar siswa. Diharapkan dengan kondisi yang menyenangkan tersebut motivasi siswa akan meningkat dari awal sampai akhir pelajaran, sehingga akan memberikan efek berganda seperti bertambah mudahnya siswa dalam memahami konsep tanpa terasa seolah terdoktrinasi serta meningkatkan kemampuan menghubungkan berbagai variabel konsep dengan kondisi riel yang terjadi di lapangan. Semua itu muaranya kearah peningkatan atau perbaikan prestasi siswa.Disinilah guru dituntut untuk merancang metode pembelajaran yang selain mampu mengembangkan kompetensi ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik juga metode itu harus berpusat pada siswa, menyenangkan, mudah diterapkan, tidak membutuhkan waktu panjang & berbagai peralatan serta tidak membutuhkan biaya tinggi Ada dua hal yang berkaitan dengan metode debat plus, yaitu pengertian dan berbagai aktivitas dalam metode debat plus. Istilah debat berasal dari bahasa Inggris, yaitu debate. Istilah tersebut identik dengan istilah sawala yang berasal dari bahasa Kawi yang berarti berpegang teguh pada argumen tertentu dalam
memegang peranan sebagai pihak positif dan negatif. Selain itu, mereka mencoba mempertahankan argumen mereka dengan di dukung oleh bukti–bukti serta fakta–fakta yang mendukung kasus mereka, namun terlebih dahulu sebelum mereka melakukan hal tersebut kedua belah pihak harus memberikan suatu parameter yang jelas mengenai kasus (motion) mereka atau memberikan suatu definisi yang menjelaskan kemana arah dari kasus mereka.(Simon, 2005:12). 1.
Tujuan Debat Plus Tujuan dari debat plus adalah upaya kedua belah pihak yang mencoba membangun suatu kasus dengan didukung oleh argumen– argumen yang mendukung kasus mereka di mana cara membuat satu argumen yang baik dan benar adalah suatu argumen selalu berdasarkan pada pertanyaan–pertanyaan dasar berupa; Apa (What),Mengapa (Why), Bagaimana (How), dan Kesimpulannya (So What is the conclusion). Dalam debat plus diperlukan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. (Hubert, 2008: 2). Berbeda dengan debat pada umumnya yang lebih menekankan pada analogi pola pikir yang benar mengenai pengetahuan pengetahuan umum atau kasus–kasus yang sedang terjadi di dalam masyarakat dan lebih menekankan pada metode dan aturan-aturan dalam debat. Dalam debat plus, diperlukan pula
strategi bertengkar atau beradu pendapat untuk saling mengalahkan atau memenangkan lidah. Jadi, definisi debat sendiri adalah suatu cara untuk menyampaikan ide secara logika dalam bentuk
kemampuan merespon suatu masalah dikarenakan di sini terjadi adanya suatu proses
argumen disertai bukti–bukti yang mendukung
menyangkutpautkan suku, agama, ras, dan adat, disebabkan di dalam debat plus sendiri kita
kasus dari masing–masing pihak yang berdebat. Debat plus dilakukan dengan cara berkelompok, yaitu ada dua pihak yang di sini masing–masing
Magistra No. 88 Th. XXVI Juni 2014 ISSN 0215-9511
saling mempertahankan pendapat antara kedua belah pihak. Di dalam debat plus dilarang
masih menggunakan etika sebagai seorang manusia untuk berpendapat.
19
Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Kuliah Belajar dan .....
2.
Topik Debat Plus Topik debat plus, atau yang biasa disebut motion, adalah suatu permasalahan umum yang terjadi di dalam masyarakat dan diketahui secara global oleh setiap orang. Dalam metode debat plus ini, topik diambil dari judul bab yang terdapat dalam buku panduan yang dipakai guru dan siswa sesuai dengan silabus pembelajaran yang digunakan.
(3) Langkah-langkah debat plus Di dalam melakukan debat plus ada langkah – langkah yang haruditempuh di dalam aplikasinya, adapun langkah– langkahnya adalah sebagai berikut: (a) Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran (b) Siswa mendengarkan penjelasan singkat guru tentang materi yang dipelajari dan materi yang akan didiskusikan melalui perdebatan. Guru telah menyampaikan tindakan yang akan diujicobakan pada pertemuan minggu kemarin agar kegiatan belajar mengajar tidak terganggu serta berjalan wajar. (c) Guru menyampaikan aturan main (rule of game) serta semua hal, tahapan atau langkah yang harus dilaksanakan dalam kegiatan perdebatan nanti, termasukperbedaanperbedaan Debat Plus dengan debat secara umum. (d) Guru membagi 2 (dua) kelompok siswa yang saling berhadapan, yakni pro(setuju) dan pihak kontra (tidak setuju) dengan jumlah anggota yang sama melalui game tak tik tuk tok untuk menentukan anggota kelompok.
20
(e) Melalui Game ini siswa disuruh membentuk lingkaran/segi empat(disesuaikan space ruang) kemudian seluruh mahasiswa diharuskan mengucapkan kata TAK TIK TUK TOK secara bergantian. Siswa yang mengucapkan kata TAK akan bergabung 1 kelompok dengan siswa yang mengucapkan kata TUK, sedangkan siswa yang mengucapkan kata TIK 1 kelompok dengan siswa yang mengucapkan TOK. (f) Guru mengingatkan kembali cara–cara berkomunikasi dan berpendapat yang efektif dan benar serta poin–poin utama yang harus siswa pegang dari kegiatan Debat Plus. (g) Setelah itu guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara/ menyampaikan pemikirannya kemudian ditanggapi/dibahas oleh kelompok yang kontra, demikian seterusnya sampai diharapkan seluruh siswa bisa mengemukakan pendapatnya. (h) Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis pointer/inti ide–ide dari setiap siswa di lembar/catatan guru yang ditempel di tembok, baik yang pro ataupun yang kontra. Dari catatan ini guru dapat melihat distribusi siswa yang aktif dan yang kurang/tidak aktif. (i) Untuk mempermudah proses pencatatan ide dan nama–nama siswa selama perdebatan berlangsung guru memberikan semacam Kartu pengenal bernomor yang berbeda warna pada 2 kelompok tersebut. (j) Guru melaksanakan kegiatan Debat dengan 2 tema, namun per 1 (satu) tema selesai guru
harus
memberikan
arahan,
penjelasan/tambahan konsep, kesimpulan
Magistra No. 88 Th. XXVI Juni 2014 ISSN 0215-9511
Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Kuliah Belajar dan .....
serta menentukan pemenang debat pada tema tersebut.
HIPOTESIS PENELITIAN Penggunaan metode debat plus dapat
(k) Kriteria penilaian pemenang Debat berasal
meningkatkan ketrampilan berbicara pada mata kuliah
dari “kekompakan kelompok”(kecepatan dalam memberikan tanggapan) sebelum
belajar dan pembelajaran dalam proses pembelajaran
batas waktu yang ditentukan serta “distribusi keaktifan” dari kelompok
IKIP PGRI Bojonegoro tahun pedlajaran 2013/2014.
tersebut.
Lokasi dan Subyek Penelitian
(l) Setelah sesi pertama selesai, guru melanjutkan kegiatan Debat kembali dengan tema selanjutnya. (m) Saat Debat berlangsung guru harus memberikan batasan waktu melalui ketukan (misal 5 ketukan) untuk mempersilahkan kelompok lain untuk memberikan tanggapan. Apabila setelah batasan waktu (misal 5 ketukan) telah terlewati dan suatu kelompok yang mendapat giliran untuk memberikan tanggapan belum/tidak bisa memberikan tanggapan, maka kelompok tersebut dinyatakan kalah. (n) Kemudian jikaperdebatan berlangsung imbang (dua kelompok sama–sama mampu memberikan tanggapan), maka melalui lembar/catatan, guru akan bisa melihat distribusi keaktifan siswa dan menentukan kelompok mana yang paling merata keaktifannya dan kelompok mana yang
matematika pada mahasiswa tingkat 2 semester III di
Penelitian
ini
dilaksanakan
diIKIP
PGRIBojonegoro, dan subyek penelitiannya adalah mahasiswa tingkat II-A semester 3 Tahun Akademik 2013/2014 sebanyak 44 mahasiswa. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur, yang terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Burns (2009: 8) Proses pengkajian berdaur ini disebut siklus. Siklus I terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Setelah melakukan refleksi siklus I dan tujuan penelitian (indikator keberhasilan) belum tercapai, peneliti melakukan siklus berikutnya (siklus II). PTK ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Siklus I Materi pada siklus I yaitu tentang pengertian,
masih didominasi oleh siswa – siswa tertentu.
macam-macam, dan kelebihan serta kelemahan
(o) Dari data–data di lembar catatan guru yang ditempel didepan tersebut, guru bisa
Pelaksanaan siklus I direncanakan dalam dua kali
mengajak siswa membuat kesimpulan/ rangkuman yang mengacu pada topik/ materi yang ingin dicapai dan dikumpulkan pada guru.
Magistra No. 88 Th. XXVI Juni 2014 ISSN 0215-9511
Teknik, strategi, metode, model, dan pendekatan. pertemuan dengan 9 kelompok yang presentasi dan tiga kali tes yakni tes 1, tes 2, dan tes evaluasi hasil belajar. Tes 1 dilaksanakan sebelum diskusi kelompok, tes 2 dilaksanakan sesudah diskusi
21
Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Kuliah Belajar dan .....
c.
kelompok, dan tes evaluasi hasil belajar dilaksanakan
tentang latar belakang, identifikasi masalah, pemilihan masalah, rumusan masalah, tujuan
di akhir silkus. a.
Perencanaaan Pada tahap perencanaan siklus ini meliputi.
penelitian, manfaat penelitian dalam penyususnan pendahuluan suatu penelitian
a.
kuantitatif.
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada subpokok bahasanlatar belakang, identifikasi masalah, pemilihan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dalam penyususnan pendahuluan suatu penelitian
b.
Membuat
diktat
tentang
latar
belakang,identifikasi masalah, pemilihan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dalam penyususnan pendahuluan suatu penelitian kuantitatif. c.
Menggandakan diktat.
d.
Membuat rubrik penilaian dalampenyusunan pendahuluan pada siklus I.
e.
Menyiapkan lembar evaluasi.
f.
Membuat kelompok kerja mahasiswa.
g.
Menyiapkan peralatan kegiatan pembelajaran (LCD, Laptop, Powerpoint).
Tindakan Tindakan merupakan tahap pelaksanaan dari semua persiapan yang telah dibuat pada tahap perencanaan pada siklus I. Penerapan metode debat plus dalam meningkatkan
22
d.
Dosen memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.
e.
Dosen mintalah setiap mahasiswa untuk mencari data empiris sebagai dasar penyusunan karyanya.
kuantitatif.
1.
Dosen menyampaikan apersepsi materi
2.
f.
Dosen membuat kelompok yang terdiri dari 2 mahasiswa dan mintalah masing-masing kelompok mengevaluasi hasil karya temannya melalui penentuan unsur-unsur yang sudah terpenuhi dan belum terpenuhi dari subpokok bahasan yang dikaji.
g.
Dosen meminta setiap kelompok melaporkan kekurangan dan kelebihan dari karya yang dievaluasi. Tentukan apakah seseorang dalam seluruh kelas dapat memahami dan memberikan solusi dari kekurangan yang masih terdapat pada karya yang dibahas itu. Jika tidak, dosen seharusnya merespon.
h.
Dosen menutup pembelajaran dengan salam
Pengamatan Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatandebat plus. Adapun aspek-aspek yang diamati meliputi:
ketrampilan berbicara suatu penelitian kuantitatif dijelaskan sebagai berikut.
a.
a.
Dosen membuka pelajaran dengan salam.
b.
b.
Dosen menyampaikan tujuan pembelajaran.
Banyaknya mahasiswa yang hadir dalam pembelajaran. Banyaknya mahasiswa yang memperhatikan penjelasan dosen.
Magistra No. 88 Th. XXVI Juni 2014 ISSN 0215-9511
Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Kuliah Belajar dan .....
c.
Mahasiswa memahami topic pembicaraan (Comprehensibility)
Indikator Keberhasilan Penelitian
d.
Banyakya
dapat
mahasiswa 64% hampir mendekati target, yaitu 65
mengkondisikan keadaan dalam bentuk kelompok.
%. Hal ini ditandai dengan perolehan nilai total yang
e.
Banyaknya
mahasiswa
yang
mahasiswa
opinions) Banyaknya mahasiswa yang melakukan kerjasama yang aktif dan terarah antar anggota kelompok. g.
3.
dicapai sebesar 58% dengan nilai rata-rata 2,9.
dalam
menyampaikan argument ide/pendapat (Method of delivering argument, ideas/ f.
Nilai rata-rata ketrampilan berbicara
Banyaknya mahasiswa yang berusaha menyatukan pendapatnya saat diskusi kelompok berlangsung.
h.
Banyaknya mahasiswa yang berani bertanya tentang materi yang dipelajari.
i.
Banyaknya mahasiswa yang aktif menjawab pertanyaan dari dosen atau pertanyaan dari teman.
j.
Banyaknya mahasiswa yang aktif mengungkapkan ide-ide/ pendapatnya.
k.
Banyaknya mahasiswa yang berani menyampaikan hasil diskusi kelompoknya.
Refleksi Refleksi merupakan analisis hasil observasi dan hasil tes siklus. Refleksi pada siklus I dilaksanakan segera setelah tahap tindakan dan pengamatan selesai dilaksanakan. Pada akhir siklus ini dilihat apakah target penelitian sudah tercapai atau belum Hasil refleksi siklus I ini akan
METODE PENGUMPULAN DATA Metode pengumpulan data adalah suatu usaha memperoleh bahan dan keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian atau cara-cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Berkaitan dengan hal tersebut, maka metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini ada tiga cara, yaitu metode dokumentasi, metode observasi dan metode tes. a.
Metode Dokumentasi Menurut Budiyono (2003: 54), metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumen-dokumen yang ada. Pada penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang Indeks Prestasi Semester I sebagai pertimbangan dalam pembentukan kelompok yang heterogen.
b.
Metode Observasi Observasi pada PTK ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan berbicara mahasiswa dalam proses pembelajaran sebagai pertimbangan refleksi pada siklus berikutnya.
digunakan sebagai perbaikan dalam menentukan pelaksanaan siklus II.
Magistra No. 88 Th. XXVI Juni 2014 ISSN 0215-9511
23
Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Kuliah Belajar dan .....
c.
Metode Tes Menurut Budiyono (2003: 54), metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subyek penelitian. Dalam penelitian ini bentuk tes yang digunakan adalah tes/tugasyang berisi perintah penyusunan pendahuluan dalam penelitian kuantitatif yang terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, pemilihan masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Metode tes ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang kreativitas mahasiswa pada mata kuliah metodologi penelitian pendidikan tingkat 2 semester III.
HASIL ANALISIS DATA Perubahan Ketrampilan berbicara Mahasiswa Perubahan ketrampilan berbicara tiap siklus dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: Tabel 2: Perubahan ketrampilan berbicara Mahasiswa Indikator Banyak Mahasiswa
Siklus I A
Siklus II
F
C
M
A
F
C
M
Nilai d” 65%
20
28
22
17
7
12
10
18
Nilai >65%
37
29
35
23
50
45
47
39
6,83
6,03
6,73
6,52
7,20
6,93
6,95
7,03
62,5%
51%
61%
57,5%
75%
70%
71%
72,5%
Rerata Ketuntasan Klasikal Keterangan:
A = Ketepatan F = kelancaran
C = Pemahaman M = Metode Penyampain Argument
Berdasarkan Tabel 2, maka dapat disimpulkan
Belumterpenuhinya indikator keberhasilan
rerata tiap indikator kreativitas mahasiswa pada siklus
pada siklus I, dikarenakan mahasiswa belum terbiasa
I lebih besar 65% tetapi ketuntasan klasikal masih
dalam
kurang dari 65% sehingga belum memenuhi indikator
berbicaranya hanya terbatas pada pengungkapan ide
keberhasilan. Rerata tiap indikator kreativitas
yang kurang beragam dan masih cenderung. Belum
mahasiswa pada siklus II lebih besar 65%, dan
terpenuhinya indikator keberhasilan pada siklus I juga
ketuntasan klasikal lebih dari atau sama dengan 65%,
dikarenakan mahasiswa kurang berani berpendapat
sehingga memenuhi indikator keberhasilan. Secara
atau menyampaikan ide dalam diskusi. Akibatnya
keseluruhan mahasiswa mengalami peningkatan
mahasiswa selama ini masih pasif dalam berpendapat
ketrampilan berbicara.
sebagai dasar untuk memperkuat pentingnya
berpendapat,
sehingga
ketrampilan
dilaksanakan penelitian tersebut.
24
Magistra No. 88 Th. XXVI Juni 2014 ISSN 0215-9511
Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Kuliah Belajar dan .....
Peningkatan ketrampilan berbicara mahasiswa terlihat pada siklus II, hal tersebut dikarenakan mahasiswa dapat meningkatkan potensi yang dimilikinya melalui evaluasi karya teman sejawatnya dan semakin termotivasi ketrampilan berbicara. Akibatnya Ketika dosen meminta pendapat mahasiswa akan topik yang dipilihkan, sebagian besar mahasiswa sudah mampu memberikan respon jawaban yang cepat, sehingga dosen tidak perlu mengulang lagi memberikan pertanyaan seperti halnya yang terjadi pada tes awal siswa, sebelum dilakukannya siklus I dan II. Perubahan Ketrampilan berbicara Ketrampilan berbicara mahasiswa pada mata kuliah Belajar dan Pembelajaran dengan menggunakan metode debat plus dalam pembelajaran matematika dengan subpokok latar belakang, identifikasi masalah, pemilihan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dalam penyususnan pendahuluan suatu penelitian kuantitatif dapat disimpulkan selalu meningkat pada tiap pertemuan, sehingga hal tersebut dapat berdampak positif dalam menghasilkan proposal yang memiki ketrampilan berbicara yang baik. Ketrampilan berbicara mahasiswa dalam pembelajaran debat plus secara terangkum dalam Tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3. Ketrampilan Berbicara Mahasiswa No.
Ketrampilan Berbicara
1. 2.
Banyaknya mahasiswa yang hadir dalam pembelajaran. Banyaknya mahasiswa yang memperhatikan penjelasan dosen. 3. Banyaknya mahasiswa dalam Ketepatan berbahasa (Accuracy) 4. Banyaknya mahasiswa yang memahami Topic pembicaraan (Comprehensibility) 5. Banyaknya mahasiswa yang dapat mengkondisikan keadaan dalam bentuk kelompok. 6. Banyaknya mahasiswa dalam Cara penyampaian argument, ide/pendapat (method of delivering arguments,ideas/opinions) 7. Banyaknya mahasiswa yang berusaha menyatukan pendapatnya saat diskusi kelompok berlangsung. 8. Banyaknya mahasiswa yang berani bertanya tentang materi yang dipelajari. 9. Banyaknya mahasiswa yang aktif menjawab pertanyaan dari dosen atau pertanyaan dari teman. 10. Banyaknya mahasiswa yang aktif mengungkapkan ideide/ pendapatnya. 11. Banyaknya mahasiswa yang berani menyampaikan hasil diskusi kelompoknya. Kriteria Ketrampilan berbicara pada mahasiswa
Magistra No. 88 Th. XXVI Juni 2014 ISSN 0215-9511
Siklus I Siklus II Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan 1 2 1 2 57 Mhs 55 Mhs
57 Mhs 40 Mhs
57 Mhs 38 Mhs
57 Mhs 37 Mhs
37 Mhs
5 Mhs
3 Mhs
0 Mhs
28 Mhs
10 Mhs
9 Mhs
4 Mhs
22 Mhs
15 Mhs
15 Mhs
10 Mhs
22 Mhs
15 Mhs
10 Mhs
7 Mhs
26 Mhs
20 Mhs
18 Mhs
15 Mhs
7 Mhs
8 Mhs
8 Mhs
12 Mhs
26 Mhs
35 Mhs
30 Mhs
39 Mhs
24 Mhs
25 Mhs
30 Mhs
32 Mhs
10 Mhs
12 Mhs
12 Mhs
15 Mhs
Baik
Baik
Baik
Baik
25
Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Kuliah Belajar dan .....
Berdasarkan Tabel 3, dapat disimpulkan bahwa
DAFTAR RUJUKAN
proses pembelajaran berjalan dengan lancar. Pada pertemuan 1 di siklus I, Banyaknya mahasiswa dalam Cara penyampaianargument, ide/pendapat (method of deliveringarguments,ideas/opinions) yang kurang tepat atau kurang sesuai sebanyak 22 mahasiswa.
Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Burn. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Universitas Terbuka.
Akan tetapi pada pertemuan berikutnya jumlah tersebut mulaui berkurang karena mahasiswa dapat menerapkan metode debat plus dalam pembelajaran
Haryadi
dan
Zamzani.1997.
Peningkatan
Ketrampilan Berbahasa Indonesia.Depdikbud dirjen Dikti bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
SIMPULAN DAN SARAN
Ida Ayu Ekayudha Pratiwi. 2012. Peningkatan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data
Ketrampilan Berbicara Dengan Metode Debat
yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
Plus Dalam Proses Pembelajaran Bahasa
penerapan metode debat plus dapat meningkatkan
Inggris PadaSiswa Kelas XI IPA SMA Pariwisata
ketrampilan berbicara pada mata kuliah belajar dan
Kertha Wisata DENPASAR. Tesis. Universitas
pembelajaran matematika pada mahasiswa tingkat 2
Udayana.
semester III di IKIP PGRI Bojonegoro. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa penerapan metode debat plus dapat meningkatkan ketrampilan berbicara mahasiswa dapat dijadikan bahan masukan oleh pendidik dalam pembelajaran agar mahasiswa terbiasa untuk berbicarayang berkualitas dan sistematis pada saat presentasi.
26
Nurgiyanto. 1995. Pengembangan Metode Debat Plus. Jakarta: Depdikbud.. Simon. 2005. Pembelajaran dengan Metode Debat Plus. Jakarta: Depdikbud. Tarigon, H.G. 1986. Berbicara sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkas
Magistra No. 88 Th. XXVI Juni 2014 ISSN 0215-9511