UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR TIK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG Nova Ulina Sembiring Guru SMPN 4 Tanjung Morawa Deli Serdang Email:
[email protected]. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan media pembelajaran interaktif dapat meningkatkan hasil belajar TIK di SMP Negeri 4 Tanjung Morawa. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan Model Kemmis dan Mc Taggart. Setiap siklus terdiri 4 kegiatan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian di dapat dari kedua siklus adalah terdapatnya perangkat pembelajaran berupa bahan ajar berbasis komputer, RPP, dan modul simulasi/animasi. Temuan penelitian menunjukkan pembelajaran TIK dengan penggunaan media pembelajaran interaktif melalui Microsoft Power Point dapat meningkatkan hasil belajar siswa dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar TIK setiap siklus yaitu dari rata-rata 64,81 menjadi rata-rata 82,63. siswa merasa senang belajar TIK dan termotivasi untuk belajar Hal ini mengimplikasikan bahwa dengan penerapan multimedia interaktif dapat meningkatkan Keterampilan guru, aktivitas siswa atau tanggapan yang positif terhadap pembelajaran tersebut, untuk itu para guru diharapkan dapat menerapkan dan mengembangkan bahan ajar interaktif dalam pembelajaran TIK. Kata Kunci : Hasil Belajar, Media interaktif, Microsoft office excel Abstract. This study aims to determine whether the use of interactive learning media can improve learning outcomes of ICT in SMP Negeri 4 Tanjung Morawa, This research is a classroom action research, which is designed to follow the Model Kemmis and Mc Taggart. Each cycle consisting of 4 activities: planning, action, observation and reflection. The results obtained from the second cycle is the presence of a learning tool in the form of computer-based teaching materials, lesson plans, and module simulation / animation .research result study shows ICT learning with the use of interactive learning media through Microsoft Power Point can improve student learning outcomes evidenced by the increasing ICT learning outcomes each cycle ie from an average of 64.81 to an average of 82.63. ICT learning students feel happy and motivated to learn This implies that with the implementation of interactive multimedia can enhance the skills of teachers, student activities or positive responses to learning, to the teachers are expected to apply and develop interactive teaching materials in ICT learning. Keywords: Learning Outcomes, interactive media, Microsoft Office Excel
Pelangi Pendidikan, Vol. 22 No. 2 - Desember 2015
133
PENDAHULUAN Perkembangan Teknologi Informasi memiliki dampak yang sangat besar dalam berbagai sisi kehidupan, mulai dari pemerintahan, administrasi, ekonomi, pendidikan, dan lain-lain. Dalam bidang pendidikan mulai banyak yang memanfaatkan teknologi informasi untuk menyampaikan suatu bahan ajar dengan istilah populernya, yakni e-learning. Perkembangan yang demikian tersebut karena didukung oleh tersedianya perangkat keras maupun perangkat lunak yang semakin hari semakin hebat kemampuannya. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan mediamedia komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan mediamedia tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Observasi awal di SekolahMenengah Pertama (SMP) Negeri 4 Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, pada mata pelajaran TIK 3 tahun terakhir, menunjukkan hasil belajar siswa masih tergolong rendah yaitu tahun ajaran 2011/2012, 2013/2014 dan 2014/2015, diperoleh rata-rata nilai UAS TIK, 68, 70 dan 65 (DKN SMP Negeri 4 Tanjung Morawa). Hasil UAS siswa masih berada di bawah KKM yang ditetapkan 75. Hal ini menandakan kualitas pendidikan TIK masih rendah. Microsoft office excel adalah salah satu materi yang dipelajari dalam kurikulum KTSP. Namun, dalam penyelenggaraan pembelajaran TIK dengan materi Microsoft office excel di SMP Negeri 4 Tanjung Morawa banyak kendala-kendala yang dihadapi oleh guru antara lain : (1) tidak tersedianya fasilitas laboratorium komputer, Pelangi Pendidikan, Vol. 22 No. 2 - Desember 2015
(2) materi/bahan ajar yang masih sulit diperoleh di perpustakaan, (3) aktivitas siswa yang masih rendah dalam pembelajaran, (4) siswa tidak/kurang kreatif dan inovatif dalam pengerjaan tugas (praktik), (5) hasil belajar (nilai mata pelajaran) berupa tugas/praktek atau latihan pada umumnya masih rendah. Selain kendala di atas, juga ditemukan adanya permasalahan lain berkaitan dengan proses pembelajaran. Hasil wawancara secara khusus dengan guru disimpulkan bahwa, selama ini kegiatan belajar mengajar dilaksanakan hanya dengan cara ceramah. Guru menyampaikan materi pembelajaran dan selanjutnya tugas diberikan kepada siswa tanpa ada interaksi antara guru dan siswa. Hal ini tentu saja menyebabkan kurang tersampaikannya tujuan dalam proses belajar mengajar. Tidak tercapainya kompetensi inti pada mata pelajaran TIK, menyebabkan kurang tumbuhnya motivasi dan kreatifitas siswa dalam belajar. Padahal microsoft office excel merupakan pengetahuan yang harus dipahami dan berpotensi pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari dan sering digunakan kemampuanya untuk menghasilkan penghitungan serta analisa statistik dalam bentuk teks maupun diagram grafis secara otomatis dari rumus yang sudah kita masukkan sehingga fitur tersebuat sangat mempermudah pekerjaan kita yang berurusan dengan lembar kerja. mengurutkan data, menjumlah sub total dan grand total, mengedit teks secara langsung di sel, menjumlah secara otomatis dengan autosum, membuat grafik secara cepat dan mudah denga fungsi chard wizard, mencetak dengan proporsi bebas.Guru harus dapat menggunakan berbagai macam teknologi informasi dan komunikasi guna meningkatkan efektifitas proses belajar dan mengajar.Banyak penelitian ekperimen tentang penggunaan komputer dalam pembelajaran telah dilakukan untuk mengevaluasi efektifitas berbagai program komputer. Hasil penelitiancenderung menyimpulkan bahwa belajar dengan menggunakan pembelajaran berbasis 134
komputer akan lebih efektif dan efisien yang dapat meningkatkan prestasi belajar dibanding dengan paket pengajaran lainnya. Anak didik akan belajar lebih cepat, menguasai materi pelajaran lebih banyak dan mengingat lebih banyak dari apa yang sudah dipelajari. Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien secara kondusif di dalam ruangan kelas, alat bantu (media) dapat dipadu dengan metode mengajar yang dapat digunakan di dalam kelas selama proses belajar mengajar berlangsung. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi akan sangat membantu kefektifan proses pembelajaran dan penyampaian materi pembelajaran. Media dapat membantu proses belajar mengajar yaitu berfungsi untuk memperjelas pesan yang disampaikan serta mengurangi kebosanan siswa dalam belajar. Belajar dengan menggunakan pembelajaran berbasis komputer akan lebih efektif dan efisien yang dapat meningkatkan hasil belajar dibanding dengan paket pengajaran lainnya. Anak didik akan belajar lebih cepat, menguasai materi pelajaran lebih banyak dan mengingat lebih banyak dari apa yang sudah dipelajari. Permasalahan ini seharusnya dapat diatasi dengan pengembangan materi ajar dalam bentuk visualisasi berbasis komputer yaitu dengan menggunakan microsoft power point. Melalui pembuatan visualisasi ini dapat meningkatkan pemahaman microsoft office excel dan siswa dapat mempelajarinya dengan mudah. Pembelajaran dengan visualisasi komputer didasarkan dengan pengelolaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006. Pada tataran implementasi kurikulum ini dituntut kreativitas guru di dalam memberikan pengalaman belajar yang dapat meningkatkan kompetensi peserta didik, karena betapapun baiknya kurikulum yang telah direncanakan pada akhirnya berhasil atau tidaknya sangat tergantung pada sentuhan aktivitas dan kreativitas guru sebagai ujung tombak implementasi suatu Pelangi Pendidikan, Vol. 22 No. 2 - Desember 2015
kurikulum. Merujuk dari krakteristik permasalahan dalam pembelajaran microsoft office exel dan juga mencermati inovasi pembelajaran berbasis Teknologi Informasi, dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan media pembelajaran interaktif pada siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Tanjung Morawa Deli Serdang dapat meningkatkan hasil belajar TIK. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan perluasan dari TI dengan menggabungkan konsep Teknologi Komunikasi dalam Teknologi Informasi. Hal ini disebabkan oleh begitu kuatnya keterikatan antara Teknologi Informasi dengan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai pengertian dari dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, mempunyai pengertian luas yang meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi mempunyai pengertian segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala aspek yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media menggunakan teknologi tertentu. Dalam Buku Albera Learning, Alberta-Kanada tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dinyatakan bahwa Teknologi adalah tentang cara segala sesuatu dikerjakan; Juga Teknologi adalah proses, perkakas (tools) dan teknik yang mengubah aktivitas manusia. Di sisi lain dalam buku tersebut didefinisikan bahwa TIK adalah tentang cara-cara baru dimana kita dapat berkomunikasi, mencari tahu, membuat keputusan, dan menyelesaikan masalahmasalah. TIK adalah proses, perkakas, dan teknik untuk: (1) mengumpulkan dan 135
mengidentifikasi informasi, (2) mengklasifikasi dan mengorganisasi, (3) merangkum dan mensintesa, (4) berspekulasi dan memprediksi. Selanjutnya, kurikulum TIK mengandung konsep-konsep tersebut dalam tiga kategori yang saling berhubungan sebagai berikut: (1) berkomunikasi, mencari tahu (inkuiri), membuat keputusan, dan menyelesaikan masalah, (2) operasi-operasi dasar, pengetahuan, dan konsep-konsep, (3) proses untuk produktivitas. Siswa diharapkan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam kehidupan sehari dalam situasi dunia nyata. Namun demikian, Kurikulum ICT tidak dimaksud kan untuk berdiri sendiri, tetapi lebih masuk pula ke dalam mata pelajaran-mata pelajaran lain. tepat dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap inisiatif, Pemecahan masalah, eksplorasi, dan komunikasi Konsep, pengetahuan, dan operasi dasar Pengolahan informasi untuk produktivitas mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan yang baru. Pada hakekatnya, kurikulum Teknologi Informasi dan Komunikasi menyiapkan siswa agar dapat terlibat pada perubahan yang pesat dalam dunia kerja maupun kegiatan lainnya yang mengalami penambahan dan perubahan dalam variasi penggunaan teknologi. Siswa menggunakan perangkat TeknologiInformasi dan Komunikasi untuk mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara kreatif namun bertanggungjawab. Siswa belajar bagaimana menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi agar dengan cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan masyarakat, komunitas, dan budaya. Penambahan kemampuan karena penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi akan mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, Pelangi Pendidikan, Vol. 22 No. 2 - Desember 2015
sehingga siswa dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan di mana penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal, termasuk apa implikasinya saat ini dan di masa yang akan datang. Strategi pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan materi dan kondisi siswa dapat meningkatkan partisipasi dari semua peserta didik dan kelompok dalam satu kelas, yang antara lain meliputi : (1) Pemanfaatan studi kasus dari berbagai sumber informasi, (2) dorongan dari guru agar siswa menjadi pembelajar yang otodidak , (3) dorongan agar siswa mau berpikir kritis mengenai isuisu dalam teknologi , (4) fasilitas belajar secara efektif melalui praktek langsung, refleksi, dan diskusi (5) peningkatan kemampuan kerjasama , (6) penumbuhan sikap menghargai usaha siswa untuk memicu kreativitas mereka, (7) pemanfaatan sumbersumber yang merefleksikan minat dan pengalaman siswa, (8) pemberian akses pada semua siswa untuk menggunakan berbagai sumber belajar dan penguasaan berbagai alat bantu belajar, (9) penyajian/presentasi hasil karya siswa di majalah dinding atau acara khusus pameran misalnya pada saat pembagian raport, atau acara lainnya, (10) penyajian/presentasi hasil karya siswa di web madrasah, atau web klub Teknologi Informasi dan Komunikasi, (11) penyajian/presentasi publikasi hasil karya siswa pada brosur madrasah, atau brosur khusus Teknologi Informasi dan KomunikasiPenilaian dilakukan dengan memperhatikan karakteristik Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dinilai. Penilaian pada domain pengetahuan/pemahaman siswa dapat dilakukan melalui tes tertulis dan tes lisan, sedangkan penilaian pada domain sikap dan keterampilan siswa dalam mengaplikasikan sesuatu dapat dilakukan dengan tes perbuatan atau penilaian atas produk yang dihasilkan siswa. Bentuk penilaian lainnya bisa dengan portofolio, sebagai kumpulan hasil karya siswa. 136
Pada penilaian ini, siswa diberi kesempatan menilai sendiri hasil karyanya dengan mendiskusikan terlebih dulu kriteria penilaiannya. Lebih jauh lagi, sementara presentasi PowerPoint dapat disimpan sebagai aplikasi mandiri yang tidak dapat berjalan pada mesin apapun, ini tidak bekerja pada sistem operasi non-Windows Cara yang baik untuk menyiasati masalah ini adalah mengubah presentasi Microsoft PowerPoint ke dalam format lain. Intinya Presentasi itu untuk Menjelaskan dan meyakinkan audience tentang hal apa yang akan kita bicarakan. Idealnya, presentasi dengan menggunakan power point/slide selalu disertakan modul (proposal, makalah, paper) yang berisikan tentang data lengkap ataupun penjelasan lengkap tentang hal apa yang kita angkat. Dengan kata lain, tidak mesti dalam setiap presentasi kita harus menampilkan semua hal yang kita sajikan. Bayangkan saja, kalo misalnya makalah/proposalnya 100 lembar, kalo semua dipresentasikan bisa makan waktu 1 jam-an. Waktu ideal presentasi adalah 10-15 menit.Lebih dari itu, para audience bisa jadi mudah bosan dan tak fokus lagi. Sajikan saja hal-hal yang menarik dan penting dari bahasan kita. Hal-hal seperti pengertian umum (yang kiranya semua audience juga sudah mengerti) tidak perlu ditampilkan atau dijelaskan panjang lebar, paling tidak cukup point nya aja.Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Microsoft Office Power Point merupakan perangkat lunak (software) yang mampu menampilkan program multimedia yang di jadikan alat Presentasi. Yang dirancang untuk pembelajaran individual dan mampu menampilkan feedback yang sudah diprogram.Bentuk-bentuk stimulus bisa dipergunakan sebagai media diantaranya adalah hubungan atau interaksi antar manusia, realita, gambar diam atau bergerak, tulisan, dan suara yang direkam. Bentuk stimulus tersebut akan membantu peserta didik dalam belajar. Teknologi komputer adalah sebuah penemuan yang Pelangi Pendidikan, Vol. 22 No. 2 - Desember 2015
memungkinkan menghadirkan beberapa atau semua bentuk stimulus di atas sehingga proses pembelajaran bisa lebih optimal. Penggunaan berbagai bentuk informasi memudahkan penggunaan dalam mengakses, menerima, dan mengolah informasi. Media Proyektor yang menghasilkan gambar yang bersumber dari komputer dapat digunakan untuk memvisualisasikan ide-ide atau konsep sehingga informasi yang disajikan menjadi lebih jelas dan lebih menarik. Adanya pirantipenyimpan memungkinkan materi yang ada disajikan berulangulang tanpa adanya pengurangan isi materi. Menurut Ena (2001), "media pembelajaran yang baik hams memenuhi beberapa syarat. Media pembelajaran hams meningkatkan motivasi pembelajar, penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu media hams merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan bam". Media yang baik juga akan mengaktifkan pembelajar dengan memberikan tanggapan atau umpan balik. Mata pelajaran TIK mempakan mata pelajaran yang dipersiapkan untuk mengantisipasi dampak perkembangan teknologi khususnya bidang informasi dan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga banyak hal yang menarik bagi peserta didik untuk dipelajari dengan melihat contoh nyata yang ada di lingkungan yang dapat dilihat langsung dan dialaminya sendiri. Sehingga kehadiran media proyektor di dalam proses pembelajaran mempunyai manfaat yang sangat besar sekali. Misalnya untuk menjelaskan mated tentang mated perangkat lunak pengolah angka untuk peserta didik kelas VIIC MTs. ALMusyawarah Lembang Semester 2. Untuk membimbing peserta didik tersebut guru menggunakan computer atau laptop yang dihubungkan dengan proyektor (LCD), dad proyektor disorotkan ke layar di depan kelas. Dad sini para peserta didik dapat 137
melihat pada layar di depan kelas contohcontoh Menu dan Ikon dad perangkat lunak Microsoft Word. Keuntungan yang lain menggunakan media proyektor ini adalah karena menggunakan sumber yang berasal dad computer, sehingga media proyektor ini dapat langsung menampilkan semua program-program aplikasi dalam computer seperti: MS Word, MS Excel, MS PowerPoint, Corel Ghraphic serta semua program-program yang lain yang merupakan sumber materi pembelajaran mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : penggunaan media pembelajaran interaktif dapat meningkatkan hasil belajar TIK di SMP Negeri 4 Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun Pelajaran 2015/2016 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Tanjung Morawa.Waktupenelitian di mulai dari Desember 2015 sampai akhir Februari 2016.Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-C SMP Negeri 4 Tanjung Morawa, Sumatera Utara Tahun ajaran 2015/2016. Sebanyak 35 orang terdiri dari 21 laki-laki dan 14 orang perempuan. Peneliti memilih kelas ini secara acak karena di SMP Negeri 4 Tanjung Morawa tidak ada kelas unggulan, semua kelas sama.Agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran microsoft office excel, maka perlu dikembangkan suplement pembelajaran melalui Microsoft Power Point dalam bentuk modul untuk dapat memahami materi yang akan dipelajari.. Modul modul ini akan dikembangkan antara lain (1) Modul bahan ajar, termasuk silabus dan RPP (2) Modul simulasi dan animasi dalam Microsoft Power Point dengan digunakan tindakan berulang/siklus dalam setiap pembelajaran.Hal ini dilakukan agar diperoleh hasil yang maksimal mengenai penggunaan media interaktif pada pembelajaran microsoft office excel di kelas Pelangi Pendidikan, Vol. 22 No. 2 - Desember 2015
VIII-C SMP Negeri 4 Tanjung Morawa. Pembelajaran berbasis komputer ini dapat digunakan dengan metode kelompok jadi ketika belajar siswa dapat berdikusi dengan siswa lain, 1 kelompok terdiri dari 3-4 siswa, penentuan kelompok diacak.Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk tes objektif pilihan berganda sebanyak 30 soal untuk 90 menit, untuk mengetahui pencapaian dari hasil belajar sebagai tingkat kompetensi dan hasil lembar observasi, untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap media interaktif yang dikembangkan digunakan wawancara dan lembar observasi, sedangkan untuk mengetahui tanggapan guru terhadap kondisi pembelajaran digunakan panduan wawancara.Pelaksanaan kegiatan penelitian sesuai dengan rancangan penelitian yang telah dibuat, pengumpulan dan analisis data hasil penelitian, data diperoleh dengan mengadakan pretest dan postest. Sebelum pre test dan post test diujikan, maka terlebih dahulu dilakukan uji coba sehingga didapatkan test kompetensi Standart. Pengujian validitas test dilakukan dengan cara melakukan validitas isi untuk mencerminkan isi yang dikehendaki. Test dikatakan valid secara isi, dapat mencerminkan isi test, maka test selanjutnya di uji coba untuk mengetahui validitas tes secara empiris. Uji test dilakukan padakelas lain sebanyak 50 orang, sebanyak 35 butir soal untuk melihat test tersebut untuk melihat test tersebut apakah sudah memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas untuk digunakan menjaring data penelitian dan hanya 30 soal yang valid. Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa instrumen yang baik menghasilkan data yang benar harus memenuhi dua persyaratan yaitu valid dan reliabel. HASIL PENELITIAN Data pra siklus yang diperoleh adalah berupa catatan lapangan mengenai pembelajaran TIK, data hasil belajar siswa, maupun data dokumen dari guru mata 138
pelajaran TIK yang berhubungan dengan pembelajaran TIK di kelas. Data tersebut kemudian dianalisis, dan ditemukan suatu permasalahan di dalam pembelajaran TIK yaitu kualitas pembelajaran TIK masih rendah. Faktor penyebabnya yaitu guru belum menggunakan model pembelajaran inovatif,Hal ini terlihat dari kemampuan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang kurang merangsang untuk mempelajari materi tesebut. Guru belum menggunakan pembelajaran secara konstektual dan terlihat pembelajaran satu arah, memusatkan pembelajaran semuanya kepada guru dan pertanyaan yang diajukanpun kurang menarik perhatian siswa sehingga siswa terlihat pasif, tidak begitu tertarik dengan pembelajaran yang diberikan. materi yang dipelajari banyak sehingga siswa cenderung kurang aktif dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran serta kurangnya kerjasama siswa dalam belajar kelompok. Selain itu lingkungan kurang mendukung, media belajar kurang menarik sehingga siswa kurang termotivasi belajar. Hal-hal tersebut berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar TIK di SMP Negeri 4 Tanjung Morawa. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian, dan pembahasan maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1) Pembelajaran microsoft office excel dengan penggunaan media pembelajaran interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar setiap siklus yaitu dari rata-rata 64,81 menjadi ratarata 82,63. 2) Keterampilan guru dengan penerapan media pembelajaran interaktif ini meningkat ini dibuktikan dengan lembar observasi guru berada pada kategori sangata baik. 3) Aktivitas siswa pada penelitian tindakan kelas ini meningkat siswa merasa senang dan termotivasi untuk belajar Berdasarkan hasil penelitian, dan pembahasan maka dapat diperoleh beberapa saran sebagai berikut: 1) Guru diharapkan Pelangi Pendidikan, Vol. 22 No. 2 - Desember 2015
dapat membuat pembelajaran media interaktif dengan simulasi, animasi, Bila perlu guru dapat mengadopsi dari internet atau mengadaptasi strategi pembelajaran yang telah terbukti efektif dan mengkomunikasikannya dengan kolega. 2) Perlu dikembangkan model pembelajaran sejenis, khususnya untuk pembelajaran TIK di SMP. 3) Penyediaan komputer disekolah karena masih kurang jumlah komputernya, penyediaan software pembelajaran seperti buku, modul, LKS, program audio cassette, VCD/DVD, CD-ROM interaktif, dan lainlain, 4) Penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik mata pelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Maka guru perlu merancang dan mengembangkan model pembelajaran yang berkaitan dengan pembelajaran. Daftar Pustaka Angel, S. (2014),Penggunaan Multimedia Pembelajaran Interaktif Dan Kreativitas Terhadap Hasil Belajar Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK)Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 1, No. 1, Juni 2014, p-ISSN: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488 Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja GrafindoPersada. Arikunto, S. (2012), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Arends, R.I. (2009). Learning to Teach 7thed. Singapore: McGraw Hill. Bruner, J. (2001). Constructivist Theory. http://www.instructionaldesign.org/theor ies/constructivist.html Heinich, Molenda and Russel (1993). Instructional Media. Macmillan Publishing Company. Hendri, dkk (2014) Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis TIK Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas 139
VIII J Smp Negeri 5 Singaraja, Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014
dan Komputer Indonesia (STMIK - IM), Bandung.
Mandiri
Novak, J. D. and Bob Gowin. (1985). Learning How to Learn. Cambridge University Press.
Uno, B., Hamzah. (2008). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.
Oemar Hamalik. 1994. Media Pendidikan. Bandung: RinekaCipta.
Winkel, M.S. (1989). Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo.
Piaget. J., 2003. The Psychology of Intellegency. New Jersey: This edition published in the Taylor & Francis eLibrary. Reigeluth, C.M. (1983). Instructional-Design Theories and Models: An Overview of their Current Status. Hillsdale . Rosalia, H. (2014), Penggunaan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Berbantuan Komputer Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII F Di SMP Negeri 2 Imogiri , Bantul Jurnal LSM XIX, ISBN: 978-979-17763-3-2 Sardiman, A. M. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja GrafindoPersada Sharon, E., Smaldino, Deborah Lowterdan James, D. Russel. (2012). Instructiaonal Technology dan Media for Learning (Teknologi Pembelajarandan Media untukBelajar), Jakarta: Kencana Prenada Media. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana. (2005). Metode Statistik. Bandung: Tarsito. Suyanto, Asep Herman. Mengenal eLearning. www.asep-hs.web.ugm.ac.id; 2005 Sridadi, B., (2005). Orasi ilmiah disampaikan pada acara wisuda sarjana STMIK-IM / STIE STAN - IM tanggal 30 November Staf Pengajar (Dosen) Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Pelangi Pendidikan, Vol. 22 No. 2 - Desember 2015
140