.
PT SUPARMA Tbk LAPORAN KEUANGAN / FINANCIAL STATEMENTS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DAN 2008/ FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2009 AND 2008, DAN/AND LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN/ INDEPENDENT AUDITOR’S REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
-1-
PT SUPARMA Tbk NERACA (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SUPARMA Tbk BALANCE SHEETS (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
31 Desember / December 31 2009
Catatan / Notes
2008
ASET ASET LANCAR Kas dan bank Piutang usaha Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan ragu-ragu sebesar Rp 255.465.025 pada tahun 2009 dan Rp 5.732.259.781 pada tahun 2008 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Piutang lain-lain Persediaan Uang muka kepada pemasok Biaya dibayar di muka Jumlah Aset Lancar
ASSETS
7.392.756.418
2b, 2k, 4, 29
7.683.216.664
CURRENT ASSETS Cash on hand and in banks Trade receivables Third parties - net of allowance for doubtful accounts of Rp 255,465,025 in 2009 and Rp 5,732,259,781 in 2008
128.903.766.434
2c, 2k, 5, 16, 29
139.977.728.631
632.460.699 102.094.470 200.416.001.262 9.874.599.069 1.468.417.554
2d, 5, 6 7 2e, 8, 11, 16 2k, 9, 29 2f, 10
157.375 513.704.296 252.540.057.345 4.020.920.000 1.126.458.789
Related party Other receivables Inventories Advances to suppliers Prepaid expenses
405.862.243.100
Total Current Assets
10.156.910.382
NON-CURRENT ASSETS Estimated claims for tax refund
1.072.579.690.895 76.302.881.369
Property, plant and equipment - net of accumulated depreciation of Rp 596,429,424,362 in 2009 and Rp 533,072,989,221 in 2008 Deferred tax assets - net
348.790.095.906
ASET TIDAK LANCAR Taksiran tagihan pajak penghasilan Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 596.429.424.362 pada tahun 2009 dan Rp 533.072.989.221 pada tahun 2008 Aset pajak tangguhan – bersih
1.037.308.665.644 33.664.132.681
Jumlah Aset Tidak Lancar
1.083.847.394.434
1.159.039.482.646
Total Non - Current Assets
JUMLAH ASET
1.432.637.490.340
1.564.901.725.746
TOTAL ASSETS
12.874.596.109
2l, 27
2g, 3, 8, 11, 16, 20 2l, 27
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
-2PT SUPARMA Tbk NERACA (Lanjutan) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SUPARMA Tbk BALANCE SHEETS (Continued) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
31 Desember / December 31 2009
Catatan / Notes
2008
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
LIABILITIES AND STOCKHOLDERS’ EQUITY
KEWAJIBAN LANCAR Hutang usaha Hutang lain-lain Hutang pajak Uang muka dari pelanggan Biaya masih harus dibayar Pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
22.572.875.504 149.407.337 5.358.238.923 635.407.288 17.936.158.459
204.908.575.912
Jumlah Kewajiban Lancar
251.560.663.423
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Pinjaman jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Kewajiban tidak lancar lainnya
482.293.883.950 10.018.184.336
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
492.312.068.286
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 400 per saham Modal dasar - 2.500.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 1.492.046.658 saham Tambahan modal disetor - agio saham Saldo laba Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
2k, 15, 26
48.902.652.861 146.583.682 3.429.364.681 35.908.929.509 27.897.821.662
CURRENT LIABILITIES Accounts payable-trade Others payable Taxes payable Advance from customers Accrued expenses
2k, 5, 8, 11, 15, 16 26, 29
19.737.157.533
Current maturities of long-term debts
136.022.509.928
Total Current Liabilities
2k, 12 13 2l, 14, 27
NON-CURRENT LIABILITIES 2k, 5, 8, 11, 15, 16 26, 29 2j, 17
758.995.051.917 8.051.880.044
Long-term debts - net of current maturities Other non-current liability
767.046.931.961
Total Non-Current Liabilities
STOCKHOLDERS’ EQUITY
596.818.663.200
3, 18
597.819.550 91.348.275.881
3, 19
Capital stock - Rp 400 par value per share Authorized - 2,500,000,000 shares Issued and fully paid – 1,492,046,658 596.818.663.200 shares Additional paid-in capital – in excess of 597.819.550 par value 64.415.801.107 Retained earnings
688.764.758.631
661.832.283.857
Total Stockholders’ Equity
1.432.637.490.340
1.564.901.725.746
TOTAL LIABILITIES AND STOCKHOLDERS’ EQUITY
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
See accompanying Notes to Financial Statements which are an integral part of the financial statements.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
-3PT SUPARMA Tbk LAPORAN LABA RUGI (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SUPARMA Tbk STATEMENTS OF INCOME (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/ For The Years Ended December 31
PENJUALAN BERSIH
2009
Catatan / Notes
1.019.725.867.092
2i, 6, 23
BEBAN POKOK PENJUALAN
900.409.606.579
LABA KOTOR
119.316.260.513
2008
2i, 6, 8, 24
1.037.542.044.134
NET SALES
887.967.092.511
COST OF GOODS SOLD
149.574.951.623
GROSS PROFIT
BEBAN USAHA Penjualan Umum dan administrasi
35.668.939.485 19.500.429.987
33.697.672.229 17.945.182.071
OPERATING EXPENSES Selling General and administrative
Jumlah Beban Usaha
55.169.369.472
51.642.854.300
Total Operating Expenses
LABA USAHA
64.146.891.041
97.932.097.323
INCOME FROM OPERATION
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan bunga Beban keuangan Laba (rugi) selisih kurs – bersih Rugi penjualan aset tetap Lain-lain – bersih
2i, 25
OTHER INCOME (CHARGES)
(
(
Penghasilan (beban) lain-lain – Bersih LABA (RUGI) SEBELUM BEBAN PAJAK
38.434.464 50.758.525.731 ) 60.180.365.391
2k, 26 2k, 4, 5, 29
( (
500.121.587 ) 3.574.202
49.995.398 57.928.015.277 ) 49.276.571.122 ) 49.643.559
Interest income Financial charges Gain (loss) on foreign exchange – net Loss on disposal of property,plant and equipment Miscellaneous – net
8.963.726.739
(
107.104.947.442 )
Other Income (charges) – Net
73.110.617.780
(
9.172.850.119 )
INCOME (LOSS) BEFORE TAX EXPENSE TAX EXPENSE Current Deferred
BEBAN PAJAK Kini Tangguhan
( (
3.539.394.320 ) 42.638.748.686 )
(
5.129.372.679 )
Jumlah beban pajak
(
46.178.143.006 )
(
5.129.372.679 )
Total tax expense
26.932.474.774
(
14.302.222.798 )
NET INCOME (LOSS)
(
10 )
BASIC EARNING (LOSS) PER SHARE
LABA (RUGI) BERSIH LABA (RUGI) PER SAHAM DASAR
2l, 27
18
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
2n, 22
See accompanying Notes to Financial Statements which are an integral part of the financial statements.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
-4PT SUPARMA Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SUPARMA Tbk STATEMENT OF CHANGES IN STOCKHOLDERS’ EQUITY (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 / For The Years Ended December 31, 2009 and 2008
Catatan/ Notes Saldo 31 Desember 2007
Saldo 31 Desember 2008 Laba bersih Saldo 31 Desember 2009
Tambahan Modal Disetor Agio Saham/ Additional Paid-in Capital in Excess of Par Value
596.818.663.200
Reklasifikasi selisih penilaian kembali aset tetap ke saldo laba Rugi bersih
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Issued and Fully paid Capital Stock
2g, 20
596.818.663.200 596.818.663.200
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Selisih Penilaian Kembali Aset tetap/ Revaluation Increment in Property, Plant and Equipment
597.819.550
-
Saldo Laba/ Retained Earnings
19.878.464.980
(
58.839.558.925
19.878.464.980 )
19.878.464.980 (
14.302.222.798 ) (
Jumlah/ Total 676.134.506.655
-
Balance, December 31, 2007 Reclassifacation of revaluation increment in property, plant and equipment to retained earnings
-
-
597.819.550
-
64.415.801.107
661.832.283.857
14.302.222.798 )
Balance, December 31, 2008
-
-
26.932.474.774
26.932.474.774
Net income
597.819.550
-
91.348.275.881
688.764.758.631
Balance, December 31, 2009
See accompanying Notes to Financial Statements which are an integral part of the financial statements.
Net loss
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
-5PT SUPARMA Tbk LAPORAN ARUS KAS (Disajikan dalam Rupiah)
PT SUPARMA Tbk STATEMENTS OF CASH FLOWS (Expressed in Rupiah)
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/ For The Years Ended December 31 2009 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada: Pemasok Direksi dan karyawan
Catatan / Notes
1.065.691.116.663 ( (
859.685.604.031 ) 65.634.523.887 )
Kas yang dihasilkan dari operasi Penerimaan kas dari penghasilan bunga Pembayaran untuk beban bunga ( Pembayaran untuk pajak penghasilan ( Penerimaan dari lain-lain
140.370.988.745 38.434.464 56.742.934.900 ) 4.618.984.155 ) 283.936.920
Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi
2008
2c, 2k, 5 2k 2j, 17, 24, 25
16
( (
( (
79.331.441.074
Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Investasi
(
32.785.825.995 ) 3.660.000.000
(
29.125.825.995 )
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penambahan pinjaman jangka panjang Pembayaran pinjaman jangka panjang ( Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan
(
KENAIKAN BERSIH KAS DAN BANK Pengaruh perubahan kurs terhadap kas dan bank
633.670.443.379 683.830.500.421 )
2g, 11
(
16 16
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Acquisition of property, 9.589.680.311 ) plant and equipment Disposal of property, plant and equipment Net Cash Used to Investing Activities
(
664.142.084.392 674.380.929.589 )
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Additions of long-term debts Payments of long-term debts
(
10.238.845.197 )
Net Cash Used to Financing Activities
2.850.030.361
2k
Net Cash Provided by Operating Activities
9.589.680.311 )
(
50.160.057.042 )
336.018.283 )
Cash provided by operating activities Cash receipts from interest income Cash payments for interest expense Cash payments for income taxes Cash receipts from others
22.678.555.869
45.558.037
(
72.599.960.086 49.995.398 45.081.504.564 ) 5.340.304.519 ) 450.409.468
1.128.432.844.990
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aset tetap Penjualan aset tetap
1.007.807.788.009 ) 48.025.096.895 )
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash receipts from customers Cash payments for: Suppliers Directors and employees
(
717.264.825 )
NET INCREASE IN CASH ON HAND AND IN BANKS The effect of foreign exchange in cash on hand and in banks
KAS DAN BANK AWAL TAHUN
7.683.216.664
4
5.550.451.128
CASH ON HAND AND IN BANKS AT BEGINNING OF YEAR
KAS DAN BANK AKHIR TAHUN
7.392.756.418
2b, 4
7.683.216.664
CASH ON HAND AND IN BANKS AT END OF YEAR
SUPPLEMENTAL CASH FLOWS INFORMATION:
INFORMASI TAMBAHAN ARUS KAS: Aktivitas yang Tidak Mempengaruhi Arus Kas:
Reklasifikasi aset dalam penyelesaian ke aset tetap Pemakaian suku cadang yang dikapitalisasi ke aset tetap
Activities Not Affecting Cash Flows:
-
2g, 11
70.835.090.902
-
8, 11
37.111.125.364
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Reclassification from construction in progress to property, plant and equipment Capitalization of spare part used to property, plant and equipment
See accompanying Notes to Financial Statements which are an integral part of the financial statements.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
-6PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM a.
b.
Pendirian Perusahaan
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
1.
GENERAL a.
The Company’s Establishment
PT Suparma Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo Undang-Undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta Notaris Tjahjadi Hartanto, S.H. No. 29 tanggal 25 Agustus 1976. Nama Perusahaan, PT Supar Inpama telah diubah menjadi PT Suparma dengan akta Notaris yang sama No. 5 tanggal 7 Desember 1978. Akta pendirian dan perubahan nama Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/449/22 tanggal 15 September 1981 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 26 Tambahan No. 376 tanggal 30 Maret 1982. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan akta Notaris Siti Nurul Yuliami, S.H., M.Kn. No. 30 tanggal 20 Mei 2009 mengenai perubahan susunan pengurus Perusahaan. Perubahan tersebut telah diterima dan dicatat di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-.AH.01.10-09655 tanggal 7 Juli 2009.
PT Suparma Tbk (the Company) established under the Domestic Capital Investment Law No. 6 of 1968 as amended by Law No. 12 of 1970 based on the Notarial Deed No. 29 of Tjahjadi Hartanto, S.H., on August 25, 1976. The Company's name, PT Supar Inpama changed to PT Suparma based on the Notarial Deed No. 5 dated December 7, 1978 of the same notary. The deed of establishment and the change in the Company's name were approved by the Ministry of Justice in its Decision Letter No. Y.A.5/449/22 dated September 15, 1981 and published in the State Gazette No. 26 Supplement No. 376 dated March 30, 1982. The Company’s Articles of Association has been amended from time to time; the last by Notarial Deed No. 30 dated May 20, 2009 of Siti Nurul Yulyami, S.H.,M.Kn., concerning change of the member the Company’s board. The amendment was accepted and recorded by the Minister of Justice and Human Right of Republic of Indonesia in its Decision Letter No. AHU-.AH.01.10-09655 dated July 7, 2009.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah industri kertas dan produk-produk lain yang terkait. Kantor dan pabrik Perusahaan terletak di Desa Warugunung, Karangpilang, Surabaya, Jawa Timur.
Based on Article 3 of the Company's Articles of Association, the Company’s scope of activities comprises the manufacture of paper and other related products. The Company's office and plant are located in Warugunung Village, Karangpilang, Surabaya, East Java.
Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada bulan April 1978.
Company started its commercial operations in April 1978.
Penawaran Umum Efek Perusahaan dan Tindakan Perusahaan yang Mempengaruhi Efek yang Diterbitkan
b.
The Company’s Public Offering and Listing Activities which Affect Capital Stock Issued
Pada tanggal 14 Oktober 1994, Perusahaan telah memperoleh persetujuan dengan Surat Keputusan No. S1739/PM/1994 dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) untuk menawarkan saham di Bursa Efek di Indonesia. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya sejumlah 86.500.000 saham pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya tanggal 15 Nopember 1994.
On October 14, 1994, the Company obtained the Decision Letter No. S-1739/PM/1994 of the Chairman of the Capital Market Supervisory Agency (BAPEPAM) regarding initial public offering in the Indonesian Stock Exchanges. The Company listed its shares totaled 86,500,000 shares at the Jakarta and Surabaya Stock Exchanges on November 15, 1994.
Pada bulan Juni 1996, Perusahaan mengeluarkan saham bonus yang berasal dari agio saham sebanyak 64.875.000 saham dan mengeluarkan dividen saham yang berasal dari saldo laba sebanyak 4.325.000 saham, sehingga modal yang ditempatkan dan disetor penuh menjadi 155.700.000 saham.
In June 1996, the Company issued bonus shares of 64,875,000 shares from additional paid-in capital and declared stock dividends of 4,325,000 shares from retained earning, which increased the number of shares issued and fully paid to become 155,700,000 shares.
Pada bulan September 1997, Perusahaan melakukan pemecahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 menjadi Rp 500, sehingga modal yang ditempatkan dan disetor penuh menjadi 311.400.000 saham.
In September 1997, the Company changed the nominal value of its share from Rp 1,000 to Rp 500, which increased the number of shares issued and fully paid to become 311,400,000 shares.
Pada bulan Juli 1999, Perusahaan mengeluarkan saham bonus yang berasal dari selisih penilaian kembali aset tetap sebanyak 616.572.000 saham, sehingga modal yang ditempatkan dan disetor penuh menjadi 927.972.000 saham.
In July 1999, the Company issued bonus shares of 616,572,000 shares from revaluation increment in property, plant and equipment, which increased the number of shares issued and fully paid to become 927,972,000 shares.
Pada bulan Juli 2000, Perusahaan mengeluarkan dividen saham sebanyak 157.755.240 saham. Dalam rapat umum luar biasa para pemegang saham bulan Oktober 2000, para pemegang saham menyetujui antara lain perubahan jumlah dividen saham sehingga seluruhnya menjadi 64.074.658 saham. Dengan adanya perubahan ini, modal yang ditempatkan dan disetor penuh menjadi 992.046.658 saham.
In July 2000, the Company issued stock dividends of 157,755,240 shares. Based on the stockholders’ extraordinary general meeting in October 2000, the stockholders approved, among others, the change of stock dividends totaled 64,074,658 shares, which increased the number of shares issued and fully paid to become 992,046,658 shares.
Sehubungan dengan pelaksanaan kuasi reorganisasi, pada tanggal 20 April 2005 Perusahaan meningkatkan modal dasar dari sebesar 2.000.000.000 saham menjadi sebesar 2.500.000.000 saham dan menurunkan nilai nominal
In relation with execution of quasi reorganization, on April 20, 2005, the Company increased authorized capital stock from 2,000,000,000 shares to 2,500,000,000 shares and decreased of the par value of
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
-7PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c.
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
saham dari sebesar Rp 500 menjadi sebesar Rp 400, sehingga modal ditempatkan dan disetor penuh menurun sebesar Rp 99.204.665.800 sehingga menjadi sebesar Rp 396.818.663.200.
its share from Rp 500 to Rp 400 per share, which was decreasing in issued and fully paid capital stock amounting to Rp 99,204,665,800 therefore the Company’s issued and fully paid capital stock become to Rp 396,818,663,200.
Pada tanggal 30 Juli 2007, Perusahaan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh melalui konversi hutang jangka panjang sebesar Rp 200.000.000.000 sehingga modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi sebesar Rp 596.818.663.200 dalam 1.492.046.658 lembar saham (lihat Catatan 18).
On July 30, 2007, the Company increase in issued and fully paid capital stock from conversion of long-term debts amounted to Rp 200,000,000,000, therefore issued and fully paid capital stock increased to Rp 596,818,663,200 in 1,492,046,658 shares (see Note 18).
Pada tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan telah mencatatkan seluruh saham biasanya (1.492.046.658 saham) pada Bursa Efek Indonesia.
As of December 31, 2009, the Company has listed all common shares (1,492,046,658 shares) in Indonesia Stock Exchange.
Karyawan, Dewan Direksi dan Komisaris
c.
Susunan anggota dewan komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
The members of the Company’s board of commissioners and directors as of December 31, 2009 are as follows:
Dewan Komisaris Presiden Komisaris Komisaris
Board of Commissioners President Commissioner Commissioners
Komisaris Independen Dewan Direksi Presiden Direktur Direktur
: : : : :
Jan Karunia Janto Paul Liputra Joseph Sulaiman Suhartojo Tjandra Freddy Andhisetiyawan
: : : :
Welly Hendro Luhur M. B. Lanniwati Edward Sopanan
Independent Commissioners Board of Directors President Director Directors
Jan Karunia Janto Paul Liputra Joseph Sulaiman Suhartojo Tjandra Freddy Andhisetiyawan
: : : :
Welly Hendro Luhur M. B. Lanniwati Edward Sopanan
The members of the Company’s board of commissioners and directors as of December 31, 2008 are as follows:
Dewan Komisaris Presiden Komisaris Komisaris
Board of Commissioners President Commissioner Commissioners
Dewan Direksi Presiden Direktur Direktur
: : : : :
Suwandy Paul Liputra Joseph Sulaiman Suhartojo Tjandra Jan Karunia Janto
: : : :
Welly Hendro Luhur M. B. Lanniwati Edward Sopanan
Independent Commissioners Board of Directors President Director Directors
Jumlah karyawan tetap Perusahaan adalah 507 orang dan 503 orang masing-masing pada tahun 2009 dan 2008. Gaji dan kompensasi kesejahteraan lain untuk komisaris dan direksi Perusahaan kurang lebih sebesar Rp 2.935.856.606 dan Rp 2.834.892.000 masing-masing untuk tahun 2009 dan 2008.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a.
: : : : :
Susunan anggota dewan komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut:
Komisaris Independen
2.
Employees, Board of Directors and Commissioners
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
: : : : :
Suwandy Paul Liputra Joseph Sulaiman Suhartojo Tjandra Jan Karunia Janto
: : : :
Welly Hendro Luhur M. B. Lanniwati Edward Sopanan
The Company’s permanent employees are 507 and 503 in 2009 and 2008, respectively. The salaries and other compensation benefit for the Company’s boards of commissioners and directors approximately amounted to Rp 2,935,856,606 and Rp 2,834,892,000 in 2009 and 2008, respectively.
2.
SUMMARY POLICIES a.
OF
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
Basis of Preparation of Financial Statements
Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) mengenai Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan, yang diedarkan oleh BAPEPAM-LK bagi emiten atau perusahaan publik industri manufaktur.
The financial statements have been prepared in accordance with generally accepted accounting principles in Indonesia, which based on the Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) and the Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (BAPEPAM-LK) Regulations and Guidelines for Financial Statement Presentation and Disclosures for Publicly listed companies issued by BAPEPAM-LK for manufacturing companies.
Laporan keuangan kecuali untuk, laporan arus kas, disusun berdasarkan pada saat terjadinya (accrual basis) dengan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk persediaan yang dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih.
The financial statements, except for statement of cash flow, have been prepared on the accrual basis using historical cost concept of accounting, except for inventories, which stated at the lower of cost or net realizable value.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
-8PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Laporan arus kas disajikan dengan metode langsung yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
The statements of cash flows presented using direct method, classify cash flows into operating, investing and financing activities.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah Rupiah.
The reporting currency used in the financial statements is Indonesian Rupiah.
b.
Kas dan Setara Kas
b.
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan atas hutang serta tidak dibatasi penggunaannya. c.
Piutang Usaha
Cash and cash equivalents consists of cash on hand, cash in banks and urestricted time deposits with maturity periods of 3 (three) months or less at the time of placement and not used as collateral for loans. c.
Piutang usaha dinyatakan sebesar nilai faktur asli dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu. Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu, berdasarkan penelaahan masing-masing pelanggan pada akhir tahun. d.
e.
f.
Transaksi Dengan Hubungan Istimewa
Pihak-pihak
yang
Mempunyai
Trade Receivables Trade receivables stated at original invoice amount less allowance for doubtful accounts. The Company provides allowance for doubtful accounts based on a review of the status of the individual receivable accounts at the end of the year.
d.
Transactions with Related Parties
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
The Company has transactions with entities, which has related party relationships in accordance with PSAK No. 7, regarding “Related Party Disclosures”.
Seluruh transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga dan persyaratan normal sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
All significant transactions with related parties, whether conducted or not conducted under the terms and conditions similar to those with third parties, are disclosed in the notes to the financial statements.
Persediaan
e.
Inventories
Sejak 1 Januari 2009, Perusahaan telah mengadopsi PSAK No. 14 (Revisi 2008), mengenai “Persediaan” yang efektif untuk periode pelaporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2009 dan diterapkan secara prospektif.
Since January 1, 2009, the Company has adopted PSAK No. 14 (Revised 2008), about the "Inventory" which is effective for financial reporting period begin on or after January 1, 2009 and applied prospectively.
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang (weighted-average method).
Inventories are stated at the lower of cost or net realizable value. Cost is determined using the weightedaverage method.
Perusahaan menetapkan penyisihan kerugian persediaan, usang atau penurunan nilai persediaan, jika ada, berdasarkan hasil penelaahan terhadap kondisi fisik dan tingkat perputaran persediaan.
The Company provide allowance for inventory losses, obsolescence or decline in stock value, if any, based on a review of the physical conditions and inventory turnover.
Biaya Dibayar di Muka
f.
Aset Tetap Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap, kecuali hak atas tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai penilaian kembali (revaluasi) untuk aset tertentu yang dinilai kembali sesuai dengan peraturan pemerintah, dikurangi akumulasi penyusutan. Hak atas tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007) tentang “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994) tentang “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994) tentang “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih model biaya (cost method) atau model revaluasi (revaluation model) sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetap. Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya.
Prepaid Expenses Prepaid expenses are charged to operations over the periods benefited.
Biaya dibayar di muka dibebankan pada usaha sesuai masa manfaatnya. g.
Cash and Cash Equivalents
g.
Property, Plant and Equipment Prior to January 1, 2008, property, plant and equipment, except land rights, are carried at cost or revalued amounts for certain assets revalued in accordance with government regulation, less accumulated depreciation. Land rights are stated at cost and are not amortized. Effective dated January 1, 2008, the Company applied PSAK No. 16 (Revised 2007) regarding “Fixed Assets”, which supersedes PSAK No. 16 (1994) regarding “Fixed Assets and Other Assets” and PSAK No. 17 (1994) regarding “Accounting for Depreciation”. Under PSAK No. 16 (Revised 2007), an entity shall choose between the cost model and revaluation model as the accounting policy for its property, plant and equipment measurement. The Company has chosen the cost model as the accounting policy for its property, plant and equipment measurement.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
-9PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Alat pengangkutan Peralatan dan perabot kantor
h.
Depreciation is computed using the straight-line method over the estimated useful lives of the assets as follows:
Tahun / Years 20 20 - 30 5 5
Buildings and installation Machinery and equipment Transportation equipment Furniture, fixtures and office equipment
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada operasi pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau dijual, nilai tercatat serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dilaporkan dalam operasi tahun berjalan.
The costs of repairs and maintenance are charged to operations as incurred; significant renewals and betterments are capitalized. When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values and the related accumulated depreciation are removed from the accounts and any resulting gain or loss is credited or charged to current operations.
Penurunan nilai aset tetap dibebankan pada operasi tahun berjalan bilamana terdapat peristiwa atau perubahan situasi yang menunjukkan adanya penurunan nilai aset.
Impairment in value of property, plant and equipment is charged to current operations whenever there are events or changes in circumstances, which indicate assets impairment.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari “Aset tetap”. Akumulasi biaya perolehan akan direklasifikasi ke masingmasing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.
Construction in progress is stated at cost and presented as part of “Property, Plant and Equipment”. The accumulated costs are reclassified to the appropriate property, plant and equipment account when the construction is substantially completed and the asset is ready for its intended use.
Restrukturisasi Hutang Bermasalah
h.
Perusahaan mengakui keuntungan atas restrukturisasi hutang sebesar kelebihan nilai tercatat hutang (jumlah pokok, bunga terhutang dan denda) atas jumlah kas masa depan yang dibayarkan untuk pelunasan hutang sesuai dengan PSAK No. 54 mengenai “Akuntansi Restrukturisasi Hutang-Piutang Bermasalah”. Keuntungan atas restrukturisasi hutang setelah biaya pajak yang terkait, jika ada, dilaporkan pada masa operasi tahun berjalan pada saat restrukturisasi terjadi, dan disajikan sebagai pos luar biasa dalam laporan laba rugi. i.
Pengakuan Pendapatan dan Beban
The Company recognized gains on debt restructuring for the excess carrying value of debt (the amount of principal, interest and penalties payable) on the amount of future cash paid for debt repayment in accordance with PSAK No. 54 regarding "Accounting for Restructuring of Troubled Debt-Receivables". The related Gain of debt restructuring after tax, if any, reported during the operations when restructuring occurs, and presented as extraordinary item in the income statement. i.
Pendapatan dari penjualan ekspor diakui pada saat penyerahan barang di atas kapal di pelabuhan pengirim (f.o.b. shipping point). Pendapatan dari penjualan domestik diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis). j.
Imbalan Kerja
Trouble Debt Restructuring
Revenue and Expense Recognition Revenue from export sales is recognized upon shipment of the goods to the customers (f.o.b. shipping point). Revenue from domestic sales is recognized upon delivery of the goods to the customers. Expenses are recognized when incurred (accrual basis).
j.
Employees’ Benefits
Perusahaan mengakui kewajiban atas imbalan kerja karyawan yang tidak didanai sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (UU).
The Company recognizes an unfunded employee benefit liability in accordance with Labor Law No. 13/2003 dated March 25, 2003 (the Law).
Sesuai PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya penyisihan imbalan kerja karyawan menurut UU ditentukan berdasarkan penilaian aktuaria menggunakan metode “Projected Unit Credit”. Keuntungan dan kerugian aktuaria diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari jumlah yang lebih besar antara nilai kini imbalan pasti dan nilai wajar aset program pada tanggal neraca. Keuntungan dan kerugian aktuaria ini diakui dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan rata-rata sisa masa kerja karyawan. Kemudian, biaya jasa lalu diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus sampai imbalan tersebut menjadi hak karyawan (vested).
Under PSAK No. 24 (Revised 2004), the cost of providing employee benefits in accordance with the Labor Law is determined using the “Projected Unit Credit” actuarial valuation method. Actuarial gains and losses are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses at the end of the previous reporting year exceeded 10% of the higher of the company’s defined benefit obligations or fair values assets program at balance sheet date. These gains or losses are amortized on a straight-line basis over the expected average remaining working lives of the employee. Expense of service is amortized on a straight-line basis until the benefit become to employees’ rights.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
- 10 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
k.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
k.
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut dan laba atau rugi kurs yang terjadi dikredit atau dibebankan pada operasi tahun berjalan. Kurs yang digunakan untuk menjabarkan aset dan kewajiban moneter adalah kurs tengah Bank Indonesia, yaitu sebagai berikut:
Transactions involving foreign currencies are recorded in Rupiah at the exchange rates prevailing at the time the transactions are made. At balance sheet date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to reflect the prevailing rates of exchange and any resulting gains or losses are credited or charged to current operations. The exchange rate used to adjust monetary assets and liabilities was middle rate of Bank Indonesia as follows:
2009 EUR 1, Euro Eropa AS$ 1, Dolar Amerika Serikat JPY 1, Yen Jepang l.
2008 13.510 9.400 102
Beban Pajak
15.432 10.950 121 l.
Tax Expense The Company’s current provision for tax expense is determined on basis of estimated taxable income for the year. The Company applies the deferred tax method in accordance with PSAK No. 46, regarding “Accounting for Income Taxes”. Deferred income tax is providedto reflect the tax effects on temporary differences between the financial and tax bases of assets and liabilities and the accumulated tax loss that is expected to be realized.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada tahun ketika aset direalisasi atau ketika kewajiban dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksitransaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Deferred tax assets dan liabilities are measured at the tax rates that are expected to apply to the year when the assets are realized ot the liabilities are settled, based on the applicable tax rates (and tax laws) that have been enacted or substantively enacted at balance sheet date. Changes in the carrying amount of deferred tax assets and liabilities due to a change in tax rates is charged to current year operations, except to the extent that it relates to items previously charged or credited to equity.
Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (SKP) diterima atau jika Perusahaan mengajukan keberatan pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
Changes to the tax liability is recognized when the Tax Assessment Letter (SKP) is received or if the Company filed the objection at the time of the decision of the appeal has been determined. m. Segment Information
Sesuai dengan PSAK No. 5 (Revisi 2000) tentang “Pelaporan Segmen”, mensyaratkan Perusahaan mengungkapkan informasi segmen yang meliputi segmen usaha yang disajikan berdasarkan jenis produk dan segmen geografis yang disajikan berdasarkan lokasi pelanggan. Laba (Rugi) per Saham Dasar
In accordance with PSAK (No. 5 Revised 2000), regarding “Segment Reporting” required the Company to disclose segment information which is consist of business segments presented based on the kinds of products and geographical segments presented based on the location of customers. n.
Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih tahun berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang dari saham yang beredar dalam tahun yang bersangkutan. Rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar adalah 1.492.046.658 lembar saham pada tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008. o.
EUR 1, European Euro US$ 1,United States Dollar JPY 1, Japanese Yen
Taksiran beban pajak kini dihitung berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak dalam tahun yang bersangkutan. Perusahaan menerapkan metode penangguhan pajak sesuai dengan PSAK No. 46 tentang “Akuntansi Pajak Penghasilan”. Penangguhan pajak penghasilan dilakukan untuk mencerminkan pengaruh pajak atas beda temporer antara aset dan kewajiban pada pelaporan komersial dan pajak, dan akumulasi rugi fiskal yang diharapkan dapat terealisir.
m. Informasi Segmen
n.
Foreign Currency Transactions and Balances
Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Karena terdapatnya risiko yang melekat dalam suatu estimasi, hasil sebenarnya yang akan dilaporkan di masa mendatang mungkin didasarkan pada jumlah yang berbeda dari estimasi tersebut.
Basic Earning (Loss) per Share Basic earning (loss) per share is computed by dividing the net income for the year by the weighted-average number of shares outstanding during the year. The weighted-average number of shares outstanding amounted to 1,492,046,658 shares for the years ended December 31, 2009 and 2008.
o.
Use of Estimates The preparation of financial statements in conformity with generally accepted accounting principles requires management to make estimations and assumptions that affect amounts reported in there. Due to inherent uncertainty in making estimates, actual results reported in future periods may be based on amounts that differ from those estimates.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
- 11 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
KUASI REORGANISASI
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
3.
QUASI REORGANIZATION
Sesuai dengan PSAK No. 51 (Revisi 2003) (PSAK 51) tentang “Akuntansi Kuasi Reorganisasi“, kuasi reorganisasi (Kuasi) merupakan prosedur akuntansi yang mengatur perusahaan merestrukturisasi ekuitasnya dengan menghilangkan defisit dan menilai kembali seluruh aset dan kewajibannya berdasarkan nilai wajar. Melalui Kuasi perusahaan mendapatkan awal yang baik (fresh start), dengan neraca yang menunjukkan nilai sekarang dan tanpa dibebani defisit.
Based on PSAK No. 51 (Revised 2003) (PSAK 51), regarding “Accounting for Quasi Reorganization“, quasi reorganization (Quasi) represent accounting procedure which regulated company to restructure the equity by eliminating deficit and revaluating assets and liabilities which are stated at fair value. With the Quasi, the Company obtained fresh start, which showing the present value of balance sheet and without encumbered deficit.
Kuasi yang diterapkan oleh Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2004 dilakukan sesuai dengan PSAK 51, dan Peraturan BAPEPAM No.IX.L.1, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No.Kep-16/PM/2004, tanggal 13 April 2004, tentang Tata Cara Pelaksanaan Kuasi Reorganisasi.
The Quasi applied by the Company on December 31, 2004 conducted based on PSAK 51, and regulation of BAPEPAM No. IX.L.1, Enclosure Decision of Chief of BAPEPAM No.Kep-16/PM/2004, dated April 13, 2004, regarding “Procedure Execution of Quasi Reorganization”.
Pelaksanaan Kuasi didasarkan atas keyakinan yang memadai bahwa Perusahaan setelah Kuasi akan dapat mempertahankan kelangsungan usahanya (going concern).
Execution of the Quasi based on strong confidence that after the Quasi, the Company has ability to continue as a going concern entity.
Perusahaan melakukan Kuasi diikuti dengan reorganisasi secara hukum, yaitu dengan cara menurunkan nilai nominal modal ditempatkan dan modal disetor dan menjumpakan (set-off) antara agio yang timbul dari penurunan nilai nominal modal saham dan selisih hasil penilaian kembali aset dan kewajiban dengan saldo defisit. Pelaksanaan Kuasi tersebut telah mendapat persetujuan dari pemegang saham Perusahaan melalui Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham pada tanggal 20 April 2005 dan telah diaktakan dengan akta Notaris Dyah Ambarwaty Setyoso, S.H., No. 44 Notaris di Surabaya tanggal 20 April 2005.
The Company conducted the Quasi that followed by legal reorganization, whereas par value of issued and fully paid was decrease, then set off between additional paid-in capital which was raise from that decreasing par value and revaluation increment in assets and liabilities with deficit balance. On April 20, 2005, the stockholders approved the realization of the Quasi in Stockholders’ Extraordinary General Meeting based on Notarial Deed of Dyah Ambarwaty Setyoso, S.H., No. 44 dated April 20, 2005, in Surabaya.
Penentuan nilai wajar aset dan kewajiban Perusahaan dalam rangka Kuasi dilakukan sesuai dengan nilai pasar pada tanggal kuasi reorganisasi. Apabila nilai pasar tidak tersedia atau tidak menggambarkan nilai yang sebenarnya, estimasi nilai wajar aset dan kewajiban dilakukan dengan mempertimbangkan nilai wajar instrumen lain yang substansinya sejenis, estimasi perhitungan nilai sekarang, atau arus kas diskonto. Sedangkan untuk aset dan kewajiban tertentu, penilaian dilakukan sesuai dengan PSAK terkait. Selisih lebih atas penilaian tersebut dicatat pada akun “Selisih Penilaian Kembali Aset dan Kewajiban”. Penilaian aset dan kewajiban Perusahaan adalah sebesar Rp 227.501.041.832 yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik lain sesuai dengan laporan No. AN/L-11/05 tanggal 9 Maret 2005.
In connection with the Quasi, fair value of Company’s assets and liabilities was determined based on market value on quasi reorganization date. If market value is not available or not depict value in fact, fair value estimated of assets and liabilities is conducted by considering fair value of other instrument which its of a kind, estimation of present value calculation, or discounted cash flow. For certain assets and liabilities, assessment based on related PSAK. The revaluation increment was presented as part of “Revaluation Increment in Assets and Liabilities”. Revaluation increment in assets and liabilities of the Company amounting to Rp 227,501,041,832 which was conducted by other Registered Public Accountant based on report No. AN/L11/05 dated March 9, 2005.
Saldo defisit pada tanggal 31 Desember 2004 sebesar Rp 339.288.698.890 dieliminasi pada akun sebagai berikut :
Deficit on December 31, 2004 amounting Rp 339,288,698,890 eliminated in account as follows:
Selisih penilaian kembali aset tetap Selisih penilaian kembali aset dan kewajiban
Tambahan modal disetor – Agio saham Tambahan modal disetor – penurunan nilai nominal saham Jumlah
to
227.501.041.830
Revaluation increment in property, plant and equipment Revaluation increment in assets and liabilities
665.625.000
Additional paid-in capitalin excess of par value
98.606.846.250
Additional paid-in capital-decreasing of the par value of its share
12.515.185.810
339.288.698.890
Total
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
- 12 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4.
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
4.
KAS DAN BANK Akun ini terdiri dari:
This account consists of the following:
Kas Bank Standard Chartered Bank, Surabaya (AS$ 315.134,03 dan Rp 53.501.032 pada tahun 2009 dan AS$ 77.411,87 dan Rp 26.784.835 pada tahun 2008) PT Bank Central Asia Tbk, Surabaya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Surabaya PT Bank CIMB Niaga Tbk, Surabaya (dahulu bernama PT Bank Lippo Tbk) PT Bank DBS Indonesia, Surabaya (AS$ 3.254,86 pada tahun 2009 dan AS$ 2.033,62 pada tahun 2008)
2009
2008
1.652.064.200
1.236.009.350
1.111.875.226 277.698.956 30.595.684 7.392.756.418
7.683.216.664
Semua akun bank ditempatkan kepada pihak ketiga dengan tingkat suku bunga masing-masing sebesar 1,2% - 3,3% dan 1% - 4% pada tahun 2009 dan 2008. PIUTANG USAHA
Cash on hand
Bank Standard Chartered Bank, Surabaya (US$ 315,134.03 and Rp 53,501,032 in 2009 and US$ 77,411.87 874.444.811 and Rp 26,784,835 in 2008) 2.263.152.848 PT Bank Central Asia Tbk, Surabaya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, 3.039.749.970 Surabaya PT Bank CIMB Niaga Tbk, Surabaya 247.591.546 (Formerly PT Bank Lippo Tbk) PT Bank DBS Indonesia, Surabaya (US$ 3,254.86 in 2009 and 22.268.139 US$ 2,033.62 in 2008)
3.015.760.914 1.304.761.438
Jumlah
5.
CASH ON HAND AND IN BANKS
Total
All of bank accounts were placed in third parties and bear annual interest rate amounted to 1.2% - 3.3% and 1% - 4% in 2009 and 2008, respectively. 5.
Akun ini terdiri dari:
TRADE RECEIVABLES This account consists of the following: 2008
2009 Pihak ketiga: Penjualan domestik Penjualan ekspor
123.799.713.390 5.359.518.069
Sub – jumlah Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu (
129.159.231.459 255.465.025 )
Jumlah – bersih
128.903.766.434
139.977.728.631
Total – Net
632.460.699
157.375
Related party: PT Siantar Madju
129.536.227.133
139.977.886.006
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa: PT Siantar Madju Jumlah
143.322.074.498 2.387.913.914 (
145.709.988.412 5.732.259.781 )
Third parties: Domestic sales Export sales Sub – total Less allowance for doubtful accounts
Total
Piutang usaha dalam mata uang asing sebesar AS$ 570.161,50 dan AS$ 218.074,33 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (lihat Catatan 29).
Trade receivables in foreign exchange amounting to US$ 570,161.50 and US$ 218,074.33 in December 31, 2009 and 2008, respectively (see Note 29).
Rincian umur piutang dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut:
The details of aging schedule on accounts receivable calculated since invoice date are as follows:
2009 Pihak ketiga: Belum jatuh tempo Jatuh tempo: 1 – 30 hari 31 – 60 hari Lebih dari 60 hari Sub – jumlah Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
(
Sub-jumlah-bersih
2008
65.816.118.963
52.557.408.321
31.462.888.610 18.347.244.281 13.532.979.605
40.100.977.653 27.526.399.163 25.525.203.275
129.159.231.459
145.709.988.412
255.465.025 )
(
5.732.259.781 )
Third parties: Not due Over due: 1 – 30 days 31 – 60 days Over 60 days Sub – total Less allowance for doubtful accounts
128.903.766.434
139.977.728.631
Sub-total-net
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa: Belum jatuh tempo
632.460.699
157.375
Related party: Not due
Sub-jumlah
632.460.699
157.375
Sub-total
129.536.227.133
139.977.886.006
Total
Jumlah
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
- 13 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Perubahan penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:
Saldo awal Penyisihan piutang ragu-ragu selama tahun berjalan Penghapusan piutang usaha selama tahun berjalan Saldo akhir
6.
The changes of allowance for doubtful accounts are as follows:
2009
2008
5.732.259.781
5.647.918.635
(
Beginning balance Addition during the year
84.341.146
5.476.794.756 )
-
255.465.025
5.732.259.781
Deduction during the year Ending balances
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut cukup untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya piutang usaha di kemudian hari. Untuk piutang usaha kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak dicadangkan penyisihan piutang ragu-ragu karena manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang usaha tersebut dapat ditagih.
The management believes that allowance for doubtful accounts is adequate to cover any possible losses on uncollectible trade receivables. For trade receivable to the related parties, the company didn’t provided allowance for doubtful accounts because management believes that all such trade receivables – related party are collectible.
Piutang usaha sebesar Rp 88.571.463.000 digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2009 dan 2008 (lihat Catatan 16).
Trade receivables in amounted to Rp 88,571,463,000 are used as guarantee for long-term debts obtained from PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk in 2009 and 2008, (see Note 16).
SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
6.
BALANCE AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTY
Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan melakukan transaksi usaha dengan PT Siantar Madju, pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
The Company, in the ordinary course of business, has trade transactions with PT Siantar Madju, a related party.
Sifat hubungan istimewa antara Perusahaan dengan PT Siantar Madju, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, adalah seorang komisaris Perusahaan menjabat sebagai salah satu komisaris PT Siantar Madju dan direktur utama Perusahaan menjabat sebagai direktur utama PT Siantar Madju.
The nature of the Company’s relationship with PT Siantar Madju, a related party, represents that one member of the Company’s board of commissioners is PT Siantar Madju’s commissioners and the Company’s president director is PT Siantar Madju’s president director.
Transaksi-transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Transactions with related party are as follows:
a.
b.
Perusahaan melakukan penjualan kertas kepada PT Siantar Madju sebesar Rp 1.035.560.444 dan Rp1.175.218.768 masing-masing pada tahun 2009 dan 2008 yang masing-masing merupakan 0,10% dan 0,11% dari penjualan bersih pada tahun-tahun tersebut. Saldo piutang yang timbul dari transaksi ini disajikan sebagai “Piutang Usaha – Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa” dalam neraca (lihat Catatan 5).
a. The Company sold paper to PT Siantar Madju amounting to Rp 1,035,560,444 and Rp 1,175,218,768 in 2009 and 2008, respectively, which are 0.10% and 0.11% of net sales in such years. The related outstanding receivable is presented as “Trade receivables - Related Party” in balance sheets (see Note 5).
Penjualan kertas tersebut dilakukan dalam kondisi dan persyaratan normal sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga. Penjualan tersebut dalam 169.760 kg dan 185.719 kg dengan harga rata-rata sebesar Rp 6.100/kg dan Rp 6.328/kg masing-masing pada tahun 2009 dan 2008.
Sales of paper was conducted in normal conditions and requirements as is done by third parties. The related sales are in 169,760 kg and 185,719 kg with an average price of Rp 6,100/kg and Rp 6,328/kg in 2009 and 2008, respectively.
Perusahaan melakukan penjualan bukan produk utama, berupa tenaga listrik, kepada PT Siantar Madju sebesar Rp 3.704.307.243 dan Rp 3.782.204.226 masing-masing pada tahun 2009 dan 2008 yang masing-masing merupakan 0,36% dan 0,36% dari penjualan bersih pada tahun-tahun tersebut. Saldo piutang yang timbul dari transaksi ini disajikan sebagai “Piutang Usaha - Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa” dalam neraca (lihat Catatan 5).
b. The Company sold electricity, its non-main products, to PT Siantar Madju amounting to Rp 3,704,307,243 and Rp 3,782,204,226 in 2009 and 2008, respectively,which are 0.36% and 0.36% of net sales in such years . The related outstanding receivable is presented as “Trade receivables - Related Party” in balance sheets (see Note 5).
Penjualan listrik tersebut dilakukan dalam kondisi dan persyaratan normal. Penjualan tersebut dalam 3.561.139 kwh dan 4.817.977 kwh dengan harga rata-rata sebesar Rp 1.040/kwh dan Rp 785/kwh masing-masing pada tahun 2009 dan 2008.
Sales of electricity was conducted in normal conditions and requirements. The related sales are in 3,561,139 kwh and 4,817,977 kwh with an average price of Rp 1,040/kwh and Rp 785/kwh in 2009 and 2008, respectively
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
- 14 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c.
d.
7.
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Perusahaan melakukan penjualan bukan produk utama, berupa soda, kepada PT Siantar Madju sebesar Rp 2.718.000 dan Rp 12.881.818 masing-masing pada tahun 2009 dan 2008, yang masing-masing merupakan 0,00% dan 0,00% dari penjualan bersih pada tahun-tahun tersebut. Saldo piutang yang timbul dari transaksi ini disajikan sebagai “Piutang Usaha - Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa” dalam neraca (lihat Catatan 5).
c.
Penjualan soda tersebut dilakukan dalam kondisi dan persyaratan normal sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga. Penjualan tersebut dalam 1.510 kg dan 8.166 kg dengan harga rata-rata sebesar Rp 1.800/kg dan Rp 1.578/kg masing-masing pada tahun 2009 dan 2008.
Sales of electricity was conducted in normal conditions and requirements as is done by third parties. The related sales are in 1,510 kg and 8,166 kg with an average price of Rp 1,800/kg and Rp 1,578/kg in 2009 and 2008, respectively.
Perusahaan membeli bahan baku dan bahan pembantu dari PT Siantar Madju sebesar Rp 213.534.000 dan Rp 168.737.273 masing-masing pada tahun 2009 dan 2008. Pembelian tersebut merupakan 0,03% dan 0,02% dari pembelian tahun-tahun tersebut.
d. The Company bought raw material and supplies to PT Siantar Madju amounting to Rp 213,534,000 and Rp 168,737,273 in 2009 and 2008, respectively. which are 0.03% and 0.02% of net sales in such years.
Pembelian tersebut dilakukan dalam kondisi dan persyaratan normal. Pembelian tersebut dalam 212.799 kg dan 144.936 kg dengan harga beli rata-rata sebesar Rp 1.003/kg dan Rp 1.164/kg masing-masing pada tahun 2009 dan 2008.
Its purchase was conducted in normal conditions and requirements. The related purchase are in 212,799 kg and 144,936 kg with an average price of Rp 1,003/kg and Rp 1,164/kg in 2009 and 2008, respectively.
PIUTANG LAIN-LAIN
7.
Akun ini merupakan saldo pinjaman karyawan kepada Perusahaan masing-masing sebesar Rp 102.094.470 dan Rp 513.704.296 pada tahun 2009 dan 2008. Manajemen berkeyakinan bahwa semua piutang dapat ditagih sehingga penyisihan atas piutang ragu-ragu ditetapkan nihil.
8.
The Company sold soda, its non-main product, to PT Siantar Madju amounting to Rp 2,718,000 and Rp 12,881,818 in 2009 and 2008, respectively, which are 0.00% and 0.00% in such years. The related outstanding receivable is presented as “Trade receivables - Related Party” in balance sheets (see Note 5).
PERSEDIAAN
This account represent balance of loan employee to the Company which amounted to Rp 102,094,470 and Rp 513,704,296 in 2009 and 2008, respectively. Management believes that amount will collectible, therefore the allowance for doubtful were not provided.
8.
Akun ini terdiri dari:
OTHER RECEIVABLES
INVENTORIES This account consists of:
2009
2008
Barang jadi Barang dalam proses Bahan baku dan pembantu Barang dalam perjalanan
43.283.470.169 21.617.742.832 128.572.998.861 6.941.789.400
50.837.390.055 22.317.782.824 178.481.214.596 903.669.870
Finished good Work in process Raw materials and supplies Materials in transit
Jumlah
200.416.001.262
252.540.057.345
Total
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap persediaan pada akhir tahun, manajemen berpendapat bahwa persediaan telah mencerminkan nilai realisasi bersihnya, sehingga tidak perlu dilakukan penyisihan atas persediaan tersebut. Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak ada persediaan usang dan oleh karena itu penyisihan persediaan usang ditetapkan nihil.
Based on the review of the physical condition of the inventories at the end of the year, management believes that inventories are realizable at the above amounts and no provision for inventory losses is necessary. The Company management believes there is no obsolete inventories, and therefore, no allowance for obsolete inventories.
Persediaan dan aset tetap tertentu diasuransikan secara gabungan terhadap risiko kerugian kebakaran atau pencurian dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis dengan jumlah pertanggungan sebesar AS$ 225.000.000 dan AS$ 210.000.000 masing-masing pada tahun 2009 dan 2008 (lihat Catatan 11). Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko-risiko tersebut.
Inventories together with property, plant and equipment are covered by insurance against losses from fire or theft and other risks under blanket policies amounted to US$ 225,000,000 and US$ 210,000,000 in 2009 and 2008, respectively (see Note 11). The management believes that the insurance is adequate to cover any possible losses from such risks.
Persediaan sebesar Rp 182.047.368.000 digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2009 dan 2008 (lihat Catatan 16).
Inventories in amounted to Rp 182,047,368,000 are pledged as collateral to long-term debts obtained from PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk in 2009 and 2008 (see Note 16).
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
- 15 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9.
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
9.
UANG MUKA KEPADA PEMASOK
ADVANCE TO SUPPLIERS This account represented prepayment of purchasing inventories which amounted to US$ 811,479,81 and Rp 2,246,688,855 in 2009 and Rp 4,020,920,000 in 2008.
Akun ini merupakan saldo uang muka atas pembelian persediaan sebesar AS$ 811.479,81 dan Rp 2.246.688.855 pada tahun 2009 dan Rp 4.020.920.000 pada tahun 2008.
10.
BIAYA DIBAYAR DIMUKA
10.
PREPAID EXPENSES This account consists of:
Akun ini terdiri dari: 2009 Biaya Dibayar Di muka: Asuransi Bea masuk Lain-lain Jumlah
11.
2008
979.767.209 360.876.707 127.773.638
823.285.046 194.737.612 108.436.131
Prepaid Expenses: Insurance Import Others
1.468.417.554
1.126.458.789
Total
ASET TETAP
11.
PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT
Rincian aset tetap adalah sebagai berikut:
This account consists of: 2009
Saldo Awal/ Beginning Balances
Penambahan/ Reklasifikasi/ Additions/ Reclassification
Pengurangan/ Reklasifikasi/ Deductions/ Reclassification
Saldo Akhir/ Ending Balances
Nilai Tercatat Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Alat pengangkutan Peralatan dan perabot kantor
157.244.000.000 112.575.364.110 1.307.798.995.723 13.916.668.443 14.117.651.840
4.000.000.000 16.074.651.109 4.515.565.571 2.073.675.052
4.442.305.198 237.100.000 21.010.907
157.244.000.000 116.575.364.110 1.319.431.341.634 18.195.134.014 16.170.315.985
Sub-jumlah
1.605.652.680.116
26.663.891.732
4.700.416.105
1.627.616.155.743
Sub-total
6.121.934.263
Construction in progress Machinery and equipment
Aset dalam penyelesaian Mesin dan peralatan Jumlah Nilai Tercatat Akumulasi Penyusutan Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Alat pengangkutan Peralatan dan perabot kantor Jumlah Akumulasi Penyusutan Nilai Buku
-
6.121.934.263
1.605.652.680.116
32.785.825.995
4.700.416.105
58.233.343.435 454.328.283.914 10.556.576.223 9.954.785.649
5.985.677.786 54.791.452.505 1.464.900.348 1.654.699.020
331.212.532 205.486.667 3.595.319
533.072.989.221
63.896.729.659
540.294.518
1.072.579.690.895
Carrying Value Land rights Buildings and installation Machinery and equipment Transportation equipment Furniture, fixtures and office equipment
1.633.738.090.006
Total Carrying Value
64.219.021.221 508.788.523.887 11.815.989.904 11.605.889.350
Accumulated Depreciation Buildings and installation Machinery and equipment Transportation equipment Furniture, fixtures and office equipment
596.429.424.362
Total Accumulated Depreciation
1.037.308.665.644
Net Book Value
2008
Saldo Awal/ Beginning Balances
Penambahan/ Reklasifikasi/ Additions/ Reclassification
Pengurangan/ Reklasifikasi/ Deductions/ Reclassification
Saldo Akhir/ Ending Balances
Nilai Tercatat Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Alat pengangkutan Peralatan dan perabot kantor
157.244.000.000 112.575.364.110 1.162.646.431.004 12.110.943.204 13.082.651.390
145.152.564.719 1.805.725.239 1.035.000.450
-
157.244.000.000 112.575.364.110 1.307.798.995.723 13.916.668.443 14.117.651.840
Sub-jumlah
1.457.659.389.708
147.993.290.408
-
1.605.652.680.116
Aset dalam penyelesaian Mesin dan peralatan Jumlah Nilai Tercatat Akumulasi Penyusutan Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Alat pengangkutan Peralatan dan perabot kantor Jumlah Akumulasi Penyusutan Nilai Buku
70.835.090.902 1.528.494.480.610
147.993.290.408
70.835.090.902 70.835.090.902
52.271.657.148 402.680.627.357 9.452.137.349 8.507.375.631
5.961.686.287 51.647.656.557 1.104.438.874 1.447.410.018
-
472.911.797.485
60.161.191.736
-
1.055.582.683.125
-
Carrying Value Land rights Buildings and installation Machinery and equipment Transportation equipment Furniture, fixtures and office equipment Sub-total Construction in progress Machinery and equipment
1.605.652.680.116
Total Carrying Value
58.233.343.435 454.328.283.914 10.556.576.223 9.954.785.649
Accumulated Depreciation Buildings and installation Machinery and equipment Transportation equipment Furniture, fixtures and office equipment
533.072.989.221
Total Accumulated Depreciation
1.072.579.690.895
Net Book Value
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
- 16 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Depreciation expenses charged in 2009 and 2008 are as follows:
Pembebanan penyusutan pada tahun 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut: 2009
12.
2008
Beban pabrikasi Beban umum dan administrasi (lihat Catatan 25)
62.327.776.416
58.797.603.251
1.568.953.243
1.363.588.485
Manufacturing overhead General and administrative expenses (see Note 25)
Jumlah
63.896.729.659
60.161.191.736
Total
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2009, hak atas tanah merupakan hak guna bangunan (HGB) yang akan berakhir pada berbagai tanggal sampai dengan tahun 2025, dan selanjutnya dapat diperbarui. Tanah seluas 275 meter persegi (kurang dari 1% dari keseluruhan tanah) masih atas nama pemilik terdahulu.
As of December 31, 2009, land rights represent the right to build and use (HGB) which will expire in certain dates to 2025, and are renewable. Land rights consisting of 275 square meters (less than 1% of the total land rights) are still under the names of the previous owners.
Pada tahun 2008, penambahan aset tetap termasuk reklasifikasi dari aset dalam penyelesaian dan persediaan masing-masing sebesar Rp 70.835.090.902 dan Rp 37.111.125.364.
In 2008, additions of property, plant and equipment included reclassification from construction in progress and inventory amounting to Rp 70,835,090,902 and Rp 37,111,125,364, respectively.
Pada tahun 2009, penurunan aset tetap merupakan penjualan aset tetap tertentu dengan nilai buku sebesar Rp 4.160.121.587 dan harga jual sebesar Rp 3.660.000.000.
In 2009, deduction of property, plant and equipment was disposal of certain property, plant and equipment with a net book value of Rp 4,160,121,587 and selling price of Rp 3,660,000,000.
Persentase penyelesaian dari aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2009 adalah kurang lebih sebesar 15% berdasarkan perbandingan biaya aktual yang dikeluarkan terhadap jumlah biaya proyek yang dianggarkan. Seluruh aset dalam penyelesaian diharapkan dapat diselesaikan pada akhir tahun 2010.
The percentage of completion of construction in progress as of December 31, 2009 approximately is 15% based on the actual expenditure incurred compared against total budgeted project cost. All the construction project in progress are expected to be completed in the end of 2010.
Aset tetap tertentu digunakan sebagai jaminan atas pinjaman jangka panjang (lihat Catatan 16).
Certain property, plant and equipment are pledged as collateral to long-term debts (see Note 16).
Sesuai dengan laporan Kantor Jasa Penilai Publik Wiratno Achmanan Armansyah & Rekan, Perusahaan Penilai, No. 61/PR/APP/WAA/I/2010 tanggal 25 Januari 2010, nilai wajar aset tetap Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 1.038.204.200.000. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai aset tetap pada tahun 2009.
Based on the appraisal report No. 61/PR/APP/WAA/I/2010 dated January 25, 2010 of Wiratno Achmanan Armansyah & Partners, the appraisal company, the fair value of property, plant and equipment of the Company as of December 31, 2009 amounting to Rp 1,038,204,200,000. Based on the evaluation performed, the management believes that there are no impairment of asset values in 2009.
Aset tetap dan persediaan, kecuali tanah, diasuransikan secara gabungan terhadap risiko kerugian kebakaran atau pencurian dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis dengan jumlah pertanggungan sebesar AS$ 225.000.000 AS$ 210.000.000 masing-masing pada tahun 2009 dan 2008 (lihat Catatan 8). Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko-risiko tersebut.
Inventories together with property, plant and equipment, except land rights, are covered by insurance against losses from fire or theft and other risks under blanket policies amounted to US$ 225,000,000 and US$ 210,000,000 in 2009 and 2008, respectively (see Note 8). The management believes that the insurance is adequate to cover any possible losses from such risks.
HUTANG USAHA
12.
Akun ini merupakan hutang atas pembelian persediaan Perusahaan kepada pihak ketiga yang terdiri dari: 2009
ACCOUNTS PAYABLE - TRADE This account represented trade payable from purchasing of the Company’s inventories to third parties which consists of: 2008
Lokal Impor
20.575.992.064 1.996.883.440
32.664.905.866 16.237.746.995
Local Import
Jumlah
22.572.875.504
48.902.652.861
Total
Rincian hutang usaha berdasarkan mata uang transaksi adalah sebagai berikut: 2009 Rupiah Mata uang asing: Dolar Amerika Serikat Euro Eropa Yen Jepang Sub - Total
The details of trade payables based on transaction currencies are as follows: 2008
18.789.835.836
32.668.905.866
Rupiah
3.751.224.348 31.815.320 -
14.533.778.525 1.186.751.560 513.216.910
Foreign currency: United States Dollar European Euro Japan Yen
3.783.039.668
16.233.746.995
Sub - Total
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
- 17 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2009 Jumlah
2008
22.572.875.504
48.902.652.861
Rincian hutang usaha berdasarkan jatuh tempo pembayaran adalah sebagai berikut :
The details of trade payables based on its maturity which consists of:
2009 Pihak ketiga: Belum jatuh tempo Jatuh tempo: 1 – 30 hari 31 – 60 hari Lebih dari 60 hari Jumlah
2008
16.425.677.006
35.227.727.575
4.520.904.228 1.092.626.136 533.668.134
9.621.723.547 1.879.248.765 2.173.952.974
Third parties: Not due Over due: 1 – 30 days 31 – 60 days Over 60 days
22.572.875.504
48.902.652.861
Total
Tidak ada jaminan yang diberikan atas hutang usaha kepada pihak ketiga tersebut.
13.
All of the third party trade payable are unsecured
13.
HUTANG LAIN-LAIN
HUTANG PAJAK
14.
Akun ini terdiri dari:
15.
TAXES PAYABLE This account consists of:
2009
2008
Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 26 Pasal 29 Pajak Pertambahan Nilai
109.434.809 120.408.926 1.095.400 124.890.561 1.097.545.320 3.904.863.907
103.966.428 65.125.857 10.594.809 3.249.677.587
Jumlah
5.358.238.923
3.429.364.681
15.
BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
PINJAMAN JANGKA PANJANG
16.
Akun ini terdiri dari:
Total
ACCRUED EXPENSES
LONG-TERM DEBTS This account consists of:
2009 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk: Kredit Modal Kerja – AS$ (AS$ 20.394.132,64 pada tahun 2009 dan AS$ 25.775.375,58, EUR 1.023.390 dan JPY 45.512.555 pada tahun 2008) Kredit Modal Kerja – Rp Kredit Jangka Panjang (AS$ 1.802.480,14 pada tahun 2008 Pinjaman Sindikasi DBS Bank Ltd., Singapura (AS$ 18.000.000 pada tahun 2009 dan AS$ 13.000.000 pada tahun 2008)
Income Tax Article 21 Article 22 Article 23 Article 26 Article 29 Value-Added Tax
This account represent provision for interest expense of longterm debts and salary and wages amounting to US$ 1,883,305.27 and Rp 233,088,900 in 2009, US$ 2,397,466.27 and Rp 1,645,566,000 in 2008.
Akun ini merupakan pencadangan atas beban bunga pinjaman jangka panjang dan gaji masing-masing sebesar AS$ 1.883.305,27 dan Rp 233.088.900 pada tahun 2009, AS$ 2.397.466,27 dan Rp 1.645.566.000 pada tahun 2008.
16.
OTHER PAYABLE - TRADE This account represented balance of the Company’s operating expenses which amounted to Rp 149,407,337 and Rp 146,583,682 in 2009 and 2008, respectively.
Akun ini merupakan saldo hutang atas beban operasional Perusahaan sebesar Rp 149.407.337 dan Rp 146.583.682 masing-masing pada tahun 2009 dan 2008.
14.
Total
191.704.846.835 13.203.729.078 226.563.839.639 169.200.000.000
2008 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk: Working capital facilities – US$ (US$ 20,394,132.64 in 2009 and US$ 25,775,375.58, EUR 1,023,390 and 303.551.167.968 JPY 45,512,555 in 2008) Working capital facilities – Rp Long-term debt 19.737.157.533 US$ 1,802,480.14 in 2008) 226.563.839.639 Syndicated loan DBS Bank Ltd., Singapore (US$ 18,000,000 in 2009 and 142.350.000.000 US$ 13,000,000 in 2008)
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
- 18 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2009 Channel Securities Ltd, Singapura
2008
86.530.044.310
86.530.044.310
Channel Securities Ltd, Singapore
687.202.459.862
778.732.209.450
Total
Jumlah Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun (AS$ 20.394.132,64 dan Rp 13.203.729.078 pada tahun 2009 dan AS$ 1.802.480,14 pada tahun 2008)
204.908.575.912
19.737.157.533
Less current maturities (US$ 20,394,132.64 and Rp 13,203,729,078 in 2009 and US$ 1,802,480.14 in 2008)
Bagian Jangka Panjang
482.293.883.950
758.995.051.917
Long-Term Portion
a.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Pada tanggal 19 Juli 2004, Perusahaan dan BRI telah menandatangani perjanjian penjadualan kembali fasilitas Kredit Jangka Panjang (KJP) yang diaktakan dengan akta Notaris Soehartono, S.H., Notaris di Surabaya, No. 18, akta ini dibuat untuk merubah akta No. 5 tanggal 2 Juli 2003 yang diaktakan oleh notaris yang sama. Perjanjian ini menyatakan bahwa pagu KJP berubah menjadi sebesar AS$ 5.612.000 dengan jangka waktu pinjaman mulai tanggal 31 Desember 2003 sampai dengan tanggal 31 Desember 2009, pelunasan pinjaman dilakukan secara angsuran dalam pembayaran tengah tahunan yang dimulai pada tanggal 31 Desember 2005. Pada tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman tersebut.
As of July 19, 2004, the Company and BRI had entered into the agreement to reschedule KJP which notarized by Notarial Deed No. 18 of Soehartono, S.H. Notary in Surabaya, that amended Notarial Deed No. 5 dated July 2, 2003. This agreement stated that the limit of KJP was US$ 5,612,000 with the loan period from December 31, 2003 to December 31, 2009, this loan will be repaid in semi-annual installment commenced December 31, 2005. As of December 31, 2009 the Company has fully paid the related loans.
Perusahaan juga memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dari BRI dengan pagu sebagai berikut :
The Company also obtained working capital facilities from BRI, which limited of this facilities are as follow :
Mata uang Dolar AS Kredit modal kerja impor Kredit modal kerja Mata uang Rupiah Kredit modal kerja
b.
a.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
AS$ Rp
US Dollar currency Working capital facility for import Working capital facility Rupiah currency Working capital facility
18.600.000 12.900.000 40.000.000.000
Pinjaman dalam mata uang asing dan mata uang Rupiah masing-masing dibebani bunga per tahun sebesar 7% 8,25% dan 10% - 13,5%.
This loans bears annual interest rate 7% - 8.25% and 10% - 13.5%, respectively.
Pada tanggal 10 Agustus 2007, Perusahaan memperoleh penambahan fasilitas kredit modal kerja impor dari BRI sebesar AS$ 3.100.000 sehingga jumlah maksimum pinjaman menjadi sebesar AS$ 12.900.000. Penambahan tersebut telah diaktakan dengan akta Notaris Soehartono, S.H., No. 5 tanggal 10 Agustus 2007. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2010.
As of August 10, 2007, the Company obtained addition working capital facility for import from BRI amounted to US$ 3,100,000, therefore, the Company’s loan become to US$ 12,900,000. This addition was covered by Notarial Deed No. 5 dated August 10, 2007 of Soehartono, S.H. This loan facility will be matured at March 31, 2010.
Pada tanggal 7 Juli 2008, Perusahaan memperoleh perpanjangan fasilitas pinjaman modal kerja dari BRI, yang diaktakan dengan akta Notaris Radina Lindawati, S.H., No. 127, selama 2 (dua) tahun sampai dengan tanggal 31 Maret 2010.
As of July 7, 2008, the Company obtain loan roll-overed from BRI, which covered by Notarial Deed of Radina Lindawati, S.H., No. 127, for 2 years until March 31, 2010.
Pinjaman dari BRI tersebut di atas dijamin dengan aset tetap tertentu, piutang usaha dan persediaan (lihat Catatan 5, 8, dan 11).
The loans are secured by certain property, plant and equipment, trade receivable and inventories (see Notes 5, 8 and 11).
Perjanjian pinjaman dengan BRI memuat beberapa pembatasan kepada Perusahaan, antara lain, pemeliharaan rasio keuangan tertentu, perolehan pinjaman baru, melakukan penggabungan usaha, akuisisi atau penyertaan baru pada perusahaan lain, merubah Anggaran Dasar Perusahaan termasuk susunan pengurus dan atau pemegang saham serta pemodalan, memberikan pinjaman, melakukan investasi, bertindak selaku penjamin dan melakukan pengalihan, penjaminan atau penjualan aset.
The loan agreements with BRI, generally included certain restrictive convenants to the Company, relating to, among others, maintaining of certain financial ratios, obtaining additional borrowings, entering into merger, acquisition or new investment in other companies, change the Company articles of association include changes of board of commisioners and directors’ member stockholders and the capital structure, granting of credit, making investment, acting as guarantor and transfering or disposal of assets.
Pinjaman Sindikasi Pada bulan Juni 1996, Perusahaan mengadakan perjanjian kredit sindikasi dengan The Sanwa Bank, Limited, Singapura, sebagai koordinator sindikasi, secara kolektif
b.
Syndication Loan On June 1996, the Company entered into loan syndication agreement with The Sanwa Bank, Limited, Singapore, as the coordinator, collectively with 7
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
- 19 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c.
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
dengan 7 bank di luar negeri dan 4 bank di Indonesia (Sindikasi), di mana Sindikasi setuju untuk menyediakan fasilitas pinjaman berjangka sebesar AS$ 43.000.000. Fasilitas kredit sindikasi ini digunakan untuk modal kerja dan pelunasan kembali sebagian hutang Perusahaan yang diperoleh dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Pinjaman yang diperoleh dari BRI digunakan untuk membiayai perolehan aset tetap tertentu.
overseas banks and 4 domestic banks (Lenders), whereby the Lenders agreed to provide a long-term debt facility amounting to US$ 43,000,000. This facility was used for working capital purposes and repayment part of the loans from PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI). The loans obtained from BRI were used to finance the acquisition of certain property, plant and equipment.
Pinjaman sindikasi ini dijamin dengan aset tetap tertentu Perusahaan, secara pari passu dengan pinjaman BRI. Pinjaman ini jatuh tempo pada tanggal 20 September 1999. Sesuai dengan perjanjian restrukturisasi hutang tanggal 30 Maret 2000, Sindikasi setuju untuk menjadualkan kembali pembayaran hutang pokok dalam 13 angsuran triwulanan mulai tanggal 10 April 1999 sampai dengan tanggal 10 Januari 2002, masing-masing dalam jumlah tertentu.
The syndicated loan is secured by certain property, plant and equipment, accounts receivable and inventories on a security sharing basis with the shortterm loans from BRI. The facility was due on September 20, 1999. However, the Lenders agreed to reschedule the repayment of the principal in 13 quarterly installments starting April 10, 1999 to January 10, 2002, each in a certain amount as detailed in the debt restructuring agreement dated March 30, 2000.
Berdasarkan akta Notaris Dyah Ambarwaty Setyoso, S.H., No. 34 tanggal 9 Desember 2004, Notaris di Surabaya, (menambah dan mengubah akta Notaris No. 63 tanggal 29 Agustus 2003 yang diaktakan oleh notaris yang sama), Perusahaan dan Sindikasi telah menandatangani perjanjian restrukturisasi hutang yang berisi kesepakatan untuk menjadualkan kembali pembayaran pinjaman pokok dan hutang bunga yang telah ditetapkan sebelumnya (Perjanjian).
Based on Notarial Deed No. 34 dated December 9, 2004 of Dyah Ambarwaty Setyoso, S.H., Notary in Surabaya (added and amended Notarial Deed No. 63 dated August 29, 2003 by the same notary), the Company and Lenders had entered into the agreement of debt restructuring (Agreement) which contained agreement for rescheduling payment of principal and interest payable which was settled before.
Perjanjian pinjaman ini memuat pembatasan kepada Perusahaan, antara lain, pemeliharaan rasio keuangan tertentu dan mengharuskan adanya persetujuan tertulis dari Sindikasi mayoritas untuk memperoleh tambahan pinjaman, pembagian dividen dan melakukan pengalihan atau penjualan aset. Perusahaan harus memelihara rasio hutang terhadap ekuitas tidak lebih besar dari 4,0 : 1, rasio aset lancar terhadap kewajiban lancar tidak lebih kecil dari 0,4 : 1 dan minimum ekuitas sebesar Rp 150.000.000.000.
The loan agreement includes certain restrictive covenants to the Company relating to, among others, maintaining the certain financial ratios and requiring the written consent form majority of the Lenders to obtain additional loans, distribution of dividends and transfers or disposal of assets. The Company should maintain the debt to equity ratio of not more than 4.0 : 1, a current ratio of not less than 0.4 : 1, and minimum stockholders’ equity of Rp 150,000,000,000.
Selain yang disebutkan di Perjanjian di atas, syarat-syarat pinjaman lainnya yang dinyatakan dalam akta Notaris No. 63 di atas tidak berubah.
Besides which was mentioned by the agreement above, other loan condition, which expressed in Notarial Deed No. 63 above remained unchanged.
Pada tahun 2005 dan 2006, Perusahaan melakukan restrukturisasi atas pinjamannya.
In 2005 and 2006, the Company had restructuring these loans.
Pada tanggal 20 Juli 2007, Perusahaan dan Sindikasi melakukan perjanjian restrukturisasi hutang yang berisi kesepakatan untuk mengkonversi hutang sindikasi sebesar Rp 200.000.000.000 menjadi saham Perusahaan sebanyak 500.000.000 lembar saham (lihat Catatan 18). Sedangkan sisa pinjaman Sindikasi sebesar Rp 226.563.839.639 akan dijadual kembali untuk dilunasi dalam waktu 10 tahun yang akan dimulai sejak tanggal 30 Juni 2009 sampai dengan tanggal 31 Desember 2018. Tingkat bunga pinjaman atas sisa pinjaman tersebut adalah 3% di atas SIBOR.
On June 20, 2007, this Company and lenders entered into rectructuring debt - restructurisation agreement, which agreed to convertion the loan amounting to Rp 200,000,000,000 Company’s shares amounted to 500,000,000 shares (see Note 18). And the remain balance amounting to Rp 226,563,839,639 will be reschedule to pay in ten years, which starting from June 30, 2009 until December 31, 2018. This debt bears annual interest rate of 3% over the SIBOR.
Pada tanggal 22 Desember 2008, Perusahaan dan Sindikasi melakukan kesepakatan untuk menjadualkan kembali atas pembayaran hutang di atas dimana dari tanggal 30 Juni 2009 menjadi 30 Juni 2014, dan mengubah tingkat bunga pinjaman untuk periode berikutnya menjadi sebesar 4% di atas SIBOR.
As of December 22, 2008, the Company and lenders agreed to reschedule loan payment above from June 30, 2009 became to June 30, 2014, and changed its annual interest rate became to 4% over the SIBOR for next period.
Channel Securites Ltd., Singapura Berdasarkan akta Notaris Dyah Ambarwaty Setyoso, S.H., No. 37 tanggal 14 Desember 2004, Notaris di Surabaya, (merubah akta Notaris No. 59 tanggal 24 Juni 2003 yang diaktakan oleh notaris yang sama mengenai perjanjian restrukturisasi hutang antara Perusahaan dengan Kanematsu Corporation, Singapura (Kanematsu)), Perusahaan dan Channel Securites Ltd., Singapura (Channel), sebagai kreditur penerus Kanematsu, telah menandatangani perjanjian restrukturisasi hutang yang berisi kesepakatan untuk menjadualkan kembali pembayaran pinjaman pokok dan hutang bunga yang telah ditetapkan sebelumnya dengan Kanematsu. Pembayaran pinjaman dan hutang bunga tersebut dikelompokkan kembali dalam beberapa skema sebagai berikut:
c.
Channel Securities Ltd., Singapore Based on Notarial deed No. 37 dated December 14, 2004 of Dyah Ambarwaty Setyoso, S.H., (amended Notarial Deed No. 59 dated June 24, 2003 by the same notary about the agreement of debt restructuring between the Company and Kanematsu), the Company and Channel had entered into the agreement of debt restructuring (Agreement) which contained agreement to rescheduling payment of principal and interest payable which was settled before with Kanematsu. Payment of principal and interest payable were classified in several tranches as follows:
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
- 20 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Skema A. Merupakan saldo pinjaman pokok yang dapat dipertahankan (“Sustainable Debt”) dimana pada tanggal 14 Desember 2004 bersaldo AS$ 1.198.542, diangsur dalam pembayaran tengah tahunan sebanyak 9 kali angsuran yang dimulai pada tanggal 31 Desember 2005 sampai dengan tanggal 31 Desember 2009. Tingkat bunga per tahun atas pinjaman ini sebesar 2% diatas SIBOR.
Tranche A.
Represent the balance of sustainable debt whereas of December 14, 2004 amounting to US$ 1,198,542, will be paid in semi annually installment for 9 times commenced on December 31, 2005 to December 31, 2009. This debt bears annual interest rate of 2% over the SIBOR.
Skema B. Merupakan saldo pinjaman yang tidak dapat dipertahankan (“Unsustainable Debt”) dimana pada tanggal 14 Desember 2004 bersaldo AS$ 7.134.257, dilunasi dengan cara sebagai berikut, sebesar 50% dari saldo tersebut atau sejumlah AS$ 3.567.130 diangsur dalam pembayaran tengah tahunan sebanyak 10 kali angsuran yang dimulai pada tanggal 31 Desember 2005 sampai dengan tanggal 30 Juni 2010, dan 50% sisanya pada tanggal 31 Desember 2010 akan dijadualkan kembali untuk periode 5 tahun berikutnya. Tingkat bunga per tahun atas pinjaman ini sebesar SIBOR.
Tranche B.
Represent the balance of unsustainable debt whereas of December 14, 2004 amounting to US$ 7,134,257, will be paid as follows; 50% from the balance or amounting to US$ 3,567,130 will be paid in semi annually installment for 10 times commenced on December 31, 2005 to June 30, 2010 and on December 31, 2010 the remaining balance of 50% will be rescheduled for the next 5 years. This debt bears annual interest rate of SIBOR.
Jika Perusahaan tidak dapat melakukan pembayaran atas pokok pinjaman sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan, pada akhir tahun 2010 Channel akan menjadualkan kembali pembayaran sisa pinjaman dengan pembayaran tengah tahunan untuk jangka waktu 5 tahun berikutnya.
d.
When the Company unable to pay the principal according to repayment schedule, at the end of 2010, Channel will reschedule the payment of remaining balance for the next 5 years.
Skema C. Merupakan saldo bunga yang belum dibayar oleh Perusahaan dimana pada tanggal 14 Desember 2004 bersaldo AS$ 1.273.738,45, akan dilunasi sampai dengan tanggal 31 Desember 2010. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga. Jika Perusahaan tidak dapat melakukan pembayaran atas bunga yang belum dibayar sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan, maka Channel akan menjadualkan kembali pembayaran sisa pinjaman tersebut untuk jangka waktu 5 tahun berikutnya.
Tranche C.
Pada tahun 2005 dan 2006, Perusahaan melakukan restrukturisasi atas pinjamannya.
In 2005 and 2006, the Company had restructuring these loans.
Selain yang disebutkan di perjanjian di atas, syarat-syarat pinjaman lainnya yang dinyatakan dalam akta notaris No. 59 di atas tidak berubah. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, saldo pinjaman berdasarkan Skema A, Skema B dan Skema C masing-masing sebesar Rp 8.419.766.580, Rp 66.277.247.530 dan Rp 11.833.030.200.
Besides which was mentioned by the agreement above, other loan condition, which expressed in Notarial Deed No. 59 above remained unchanged. As of December 31, 2009 and 2008, the balance based on Tranche A, Tranche B and Tranche C amounted to Rp 8,419,766,580, Rp 66,277,247,530 and Rp 11,833,030,200, respectively.
Pada tanggal 22 Desember 2008, Perusahaan dan Channel melakukan kesepakatan untuk penjadualan kembali atas pembayaran hutang di atas dari tanggal 30 Juni 2009 menjadi 30 Juni 2014, dan mengubah tingkat bunga pinjaman untuk periode berikutnya menjadi sebesar 4% di atas SIBOR.
As of December 22, 2008, the Company and Channel agreed to reschedule loan payment above from June 30, 2009 became to June 30, 2014, and changed its annual interest rate became to 4% over the SIBOR for next period.
DBS Bank Ltd., Singapura
d.
Represent the balance of unsustainable debt whereas of December 14, 2004 amounting to US$ 1,273,738.45, will be fully paid until December 31, 2010. No interest charged on this loan. When the Company unable to pay this accrued balance according to payment schedule, Channel will reschedule the payment of remaining balance for the next 5 years.
DBS Bank Ltd., Singapore
Pada bulan April 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari DBS Bank Ltd., Singapura (DBS Singapura) dengan jumlah maksimum sebesar AS$ 13.000.000, merupakan fasilitas refinancing pinjaman yang diperoleh dari PT Bank DBS Indonesia. Fasilitas pinjaman tersebut dikenakan bunga per tahun sebesar 4% di atas SIBOR pada tahun 2009 dan 2% di atas SIBOR pada tahun 2008 dan mempunyai jangka waktu pinjaman selama 5 tahun dan dijamin dengan aset mesin dan peralatan tertentu milik Perusahaan.
In April 2008, the Company obtained loan facility from DBS Bank Ltd., Singapore (DBS Singapore) with maximum amount of US$ 13,000,000, represented refinancing facility of loan which obtained from PT Bank DBS Indonesia. This loan facility bears annual interest rate of 4% over the SIBOR in 2009 and 2% over the SIBOR in 2008, with the loan period for the next 5 years dan secured by the Company’s property, plant and equipment.
Pada tanggal 25 Juni 2009, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman dari DBS Singapura dengan nilai maksimum sebesar AS$ 5.000.000 yang digunakan untuk tambahan modal kerja Perusahaan. Fasilitas pinjaman tersebut dikenakan bunga 4% diatas SIBOR dengan jangka
As of June 25, 2009, the Company obtained additional loan from DBS Singapore, with maximum of US$ 5,000,000 which represented addition of the Company working capital. This loan bears 4% above SIBOR, with the loan period for the next 2 years, until
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
- 21 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
waktu 2 tahun, sampai dengan tanggal 30 Juni 2011, dan dijamin dengan aset tetap tertentu milik Perusahaan.
June 30, 2011, and secured by certain of the Company’s property, plant, and equipment.
e.
17.
PT Bank DBS Indonesia
e.
PT Bank DBS Indonesia
Pada tahun 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman jangka panjang dari PT Bank DBS Indonesia dengan jumlah maksimum sebesar AS$ 13.000.000 dimana sebesar AS$2.000.0000 digunakan Perusahaan untuk perolehan aset mesin kertas No. 8 dan untuk refinancing pinjaman jangka panjang Perusahaan sebesar AS$ 11.000.000. Fasilitas pinjaman ini dikenakan bunga per tahun sebesar 2% di atas SIBOR dengan jangka waktu pinjaman selama 5 tahun dan dijamin dengan aset tetap Perusahaan (lihat Catatan 11).
In 2007, the Company obtained long term loan facilities from PT Bank DBS Indonesia with maximum amount of US$ 13,000,000, which amounted to US$ 2,000,000 used for funding of paper machinery No. 8 and to refinancing the Company long term loan amounted to US$ 11,000,000. This loan facility bears annual interest rate of 2% over the SIBOR, with the loan period for the next 5 years dan secured by the Company’s property, plant and equipment (see Note 11).
Pada bulan April 2008, Perusahaan telah melunasi pinjaman tersebut dengan menggunakan fasilitas pinjaman yang diperoleh dari DBS Singapura.
In April 2008, the Company has fully paid the loan with loan facility which obtained from DBS Singapore.
IMBALAN KERJA
17.
EMPLOYEES’ BENEFITS
Perusahaan telah mencatat akrual untuk uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan ganti kerugian sebesar Rp 10.018.184.336 dan Rp 8.051.880.044 masing-masing pada tahun 2009 dan 2008, dan disajikan sebagai “Kewajiban Tidak Lancar Lainnya” dalam neraca. Beban imbalan kerja sebesar Rp 2.846.176.124 dan Rp 2.753.481.974, (lihat Catatan 25) masing-masing pada tahun 2009 dan 2008, disajikan sebagai “Beban Umum dan Administrasi – Imbalan kerja” dalam laporan laba rugi.
The Company has accrued liabilities of termination, gratuity and compensation expense to employees amounting to Rp 10,018,184,336 and Rp 8,051,880,044 in 2009 and 2008, respectively, and presented as “Other Non-Current Liability” in balance sheets. Employees’ benefit expense amounting to Rp 2,846,176,124 and Rp 2,753,481,974, (see Note 25) in 2009 and 2008, respectively, presented as “General and Administrative Expenses – Employees’ Benefits” in the statements of income.
Pada tahun 2009 dan 2008, Perusahaan mencatat akrual berdasarkan perhitungan aktuaris yang dilakukan masingmasing oleh PT Sigma Aktuarindo, aktuaris independen, berdasarkan laporan No. 020/PSAK-Spm/I/2010 tanggal 26 Januari 2010, laporan No. 031/UUK-Spm/II/2009 tanggal 19 Januari 2009 dengan menggunakan metode Projected Unit Credit yang mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut:
In 2009 and 2008, the Company recorded the accruals by considering the actuarial calculations prepared by PT Sigma Aktuarindo, an independent actuary, based on report No. 020/PSAK-Spm/I/2010 dated January 26, 2010 and. independent actuary, based on report No. 031/UUKSpm/II/2009 dated January 19, 2009, respectively, using the Projected Unit Credit Method, which considered the following assumptions:
Usia pensiun Tingkat kenaikan gaji tahunan Tingkat kematian Suku bunga diskonto
50 tahun/years 6% TMI-II 1999 10%
Retirement age Annual rate of increase in salary Mortality rate Discount rate
Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa jumlah akrual pada tahun 2009 dan 2008 tersebut adalah memadai untuk memenuhi ketentuan dalam keputusan tersebut.
The Company’s management believes that the amount accrued in 2009 and 2008 is adequate to meet the requirement of that decree.
a.
a. Employee benefits expense
Beban imbalan kerja karyawan 2009
2008
Beban jasa kini Beban bunga Amortisasi dari biaya jasa lalu yang belum diakui – non vested Amortisasi keuntungan aktuaria
757.321.810 1.553.208.082
715.747.378 1.430.773.816
346.878.892 188.767.340
346.878.892 260.081.888
Current service cost Interest cost Amortization of unrecognized past service cost – non vested Amortization of actuarial gain
Jumlah
2.846.176.124
2.753.481.974
Total
b. Kewajiban imbalan kerja karyawan
b. Estimated for employee benefits 2009
Nilai kini kewajiban Beban jasa lalu yang belum diakui – non vested Keuntungan aktuaria yang belum diakui Saldo akhir tahun
2008
16.470.497.730 (
2.775.031.132 )
(
3.121.910.024 )
Present value of obligation Unrecognized past service cost – non vested
(
3.677.282.262 )
(
4.358.290.750 )
Unrecognized of actuarial gain
10.018.184.336
15.532.080.818
8.051.880.044
Balance at end of year
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
- 22 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa jumlah akrual pada tahun 2009 dan 2008 tersebut adalah memadai untuk memenuhi ketentuan dalam keputusan tersebut.
The Company’s management believes that the amount accrued in 2009 and 2008 is adequate to meet the requirement of that decree.
Analisis akrual imbalan kerja adalah sebagai berikut:
The analysis of accrued employees’ benefits are as follows:
Saldo awal tahun Penambahan selama satu tahun Pembayaran manfaat Saldo akhir tahun
18.
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
(
2009
2008
8.051.880.044 2.846.176.124 879.871.832 )
5.920.477.305 2.753.481.974 622.079.235 )
(
10.018.184.336
MODAL SAHAM
8.051.880.044
18.
Rincian pemegang saham dan kepemilikannya pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
Balance at beginning of year Additions in a year Benefit payment Balance at end of year
CAPITAL STOCK The stockholders and their respective stockholdings on December 31, 2009 and 2008 are as follows:
(Par Value at Rp 400 per Share) / (Nilai Nominal Rp 400 per Saham)
Pemegang Saham PT Gloriajaya Gempita Shangton Finance Limited PT Mahkotamutiara Mustika UBS AG, Singapura Cashpoint Investments Limited Strategy Finance Limited Masyarakat Jumlah
Number of Shares Issued and Fully Paid (Shares)/ Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh (lembar)
Percentage of Ownership/ Persentase Kepemilikan 29,7 % 15,6 14,9 11,1 7,0 7,0 14,7
177.505.568.000 93.000.000.000 88.774.790.800 66.000.000.000 41.800.000.000 41.800.000.000 87.938.304.400
PT Gloriajaya Gempita Shangton Finance Limited PT Mahkotamutiara Mustika UBS AG, Singapore Cashpoint Investments Limited Strategy Finance Limited Public
1.492.046.658
100,0 %
596.818.663.200
Total
Based on Shareholders’ Extraordinary General Meeting, which based on notarial deed No. 53 date on July 30, 2007 of Dyah Ambarwati Setyoso, S.H., stockholder approved the addition issued and fully paid capital stock from conversion of long-term debt amouted to Rp 200,000,000,000, therefore issued and fully paid capital stock increased from Rp 396,818,663,200 to Rp 596,818,663,200 (see Note 16).
TAMBAHAN MODAL DISETOR
19.
SELISIH PENILAIAN KEMBALI ASET TETAP
ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL – IN EXCESS OF PAR VALUE This account represents additional paid-in capital - in excess of par value amounting to Rp 597,819,550 (see Note 3).
Akun ini merupakan tambahan modal disetor berupa agio saham sebesar Rp 597.819.550 (lihat Catatan 3).
20.
Stockholders
443.763.920 232.500.000 221.936.977 165.000.000 104.500.000 104.500.000 219.845.761
Berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, yang diaktakan oleh Notaris Dyah Ambarwaty Setyoso, S.H., dengan akta No. 53 tanggal 30 Juli 2007, para pemegang saham menyetujui penambahan modal ditempatkan dan disetor penuh melalui konversi pinjaman jangka panjang sebesar Rp 200.000.000.000, sehingga modal ditempatkan dan disetor penuh meningkat dari sebesar Rp 396.818.663.200 menjadi sebesar Rp 596.818.663.200 (lihat Catatan 16). 19.
Amount/ Jumlah
20.
REVALUATION INCREMENT IN PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 486/KMK.03/2002 tanggal 28 Nopember 2002 dan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP519/PJ/2002 tanggal 2 Desember 2002 mengenai selisih penilaian kembali aset tetap, Perusahaan telah melakukan penilaian kembali aset tetap pada tanggal 31 Desember 2006. Penilaian kembali dilakukan berdasarkan pada pendekatan data pasar sesuai dengan laporan penilaian PT Daksana Intra Swadaya (Daksana) No. 046/APP/DIS-SBY/II/05 tanggal 13 Maret 2006. Daksana mempertimbangkan kerusakan fisik, keusangan fungsional dan ekonomis aset. Perusahaan memperoleh persetujuan dari Kantor Pelayanan Pajak pada tanggal 28 April 2006 dengan Surat Keputusan No. KEP772/WPJ.07/BD.04/2006.
Based on the Decision Letter No. 486/KMK.03/2002 dated November 28, 2002 of the Ministry of Finance and the Decision Letter No KEP-519/PJ/2002 dated December 2, 2002 of the Director General of Taxes regarding the revaluation increment in property, plant and equipment, the Company revalued its property, plant and equipment on December 31, 2006. The revaluation under the market data approach based on the appraisal report No. 046/APP/DISSBY/II/05 dated March 13, 2006 of PT Daksana Intra Swadaya (Daksana). Daksana considered the physical damage, functional and economic obsolescence of the assets. The Company obtained the tax office approval on April 28, 2006 based on its Decision Letter No. KEP772/WPJ.07/BD.04/2006.
Sesuai dengan PSAK No. 16 (Revisi 2007) tentang “Aset Tetap”, selisih penilaian kembali aset tetap pada tanggal 31 Desember 2008 direklasifikasi ke saldo laba.
Based on PSAK No. 16 (Revised 2007) regarding “Property Plant and Equipment”, revaluation increment in property, plant and equipment as of December 31, 2008 reclassified to retained earnings.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
- 23 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21.
SALDO LABA
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
21.
This consists of:
Akun ini terdiri dari: 2009
22.
Saldo awal tahun
64.415.801.107
Reklasifikasi selisih penilaian kembali aset tetap ke saldo laba Laba (rugi) bersih
26.932.474.774
Saldo akhir tahun
91.348.275.881
2008 58.839.558.925
(
22.
LABA (RUGI) PER SAHAM DASAR
PENJUALAN BERSIH
2009
24.
BASIC EARNINGS (LOSS) PER SHARE
NET SALES The details of net sales are as follows:
Rincian penjualan bersih adalah sebagai berikut:
Jumlah
Balance at end of year
Basic earning (loss) per share is computed by dividing the net income for the year by the weighted-average number of shares outstanding during the year. The weighted-average number of shares outstanding amounted to 1,492,046,658 shares in 2009 and 2008. Amount of basic earnings (loss) per share for the years ended December 31, 2009 and 2008 amounted to Rp 18 and (Rp 10), respectively.
23.
Domestik Ekspor
Balance at beginning of year Reclassification of revaluation increment in property, plant and equipment to 19.878.464.980 retained earnings 14.302.222.798 ) Net income (loss) 64.415.801.107
Laba (rugi) per saham dasar dihitung berdasarkan laba (rugi) bersih dibagi dengan rata-rata tertimbang jumlah lembar saham yang beredar dalam tahun yang bersangkutan. Rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar adalah 1.492.046.658 lembar masing-masing pada tahun 2009 dan 2008. Jumlah laba (rugi) per saham dasar untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing adalah sebesar Rp 18 dan (Rp 10).
23.
RETAINED EARNINGS
2008
887.028.011.391 132.697.855.701
882.557.990.788 154.984.053.346
Domestic Export
1.019.725.867.092
1.037.542.044.134
Total
Tidak terdapat penjualan kepada suatu pihak yang melebihi 10% dari total penjualan pada tahun 2009 dan 2008, sehingga Perusahaan tidak melaporkan informasi segmen geografis secara terpisah.
No sales made to a single party, which exceeded 10% of the total sales in 2009 and 2008, accordingly the Company did not disclose geographic segmented information, which was segregated.
Penjualan utama Perusahaan berupa kertas sebesar 98,4% dan 98,6% dari penjualan bersih masing-masing pada tahun 2009 dan 2008 sehingga Perusahaan tidak melaporkan informasi segmen produk secara terpisah.
The Company’s main sales in paper represented 98.4% and 98.6% of net sales in 2009 and 2008, respectively, accordingly the Company did not disclose product segmented information which is segregated.
Penjualan sebesar Rp 4.742.585.687 dan Rp 4.970.304.812 dari penjualan bersih merupakan penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa masing-masing pada tahun 2009 dan 2008 (lihat Catatan 6).
The sales amounting to Rp 4,742,585,687 and Rp 4,970,304,812 from net sales represented sales to related party in 2009 and 2008, respectively (see Note 6).
BEBAN POKOK PENJUALAN
24.
Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut:
COST OF GOODS SOLD The details of cost of goods sold are as follows:
2009
2008
Pemakaian bahan baku Upah buruh langsung Beban pabrikasi
441.768.031.418 38.670.412.272 411.717.203.011
477.610.724.992 32.931.978.325 413.487.300.491
Raw Materials Used Direct Labor Manufacturing Overhead
Jumlah Beban Produksi
892.155.646.701
924.030.003.808
Total Manufacturing Cost
Persediaan barang dalam proses Pada awal tahun Pada akhir tahun Beban Pokok Produksi
(
22.317.782.824 21.617.742.832 ) 892.855.686.693
(
15.437.847.916 22.317.782.824 ) 917.150.068.900
Work in Process Inventory At beginning of year At end of year Cost of Goods Manufactured
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
- 24 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2009 Persediaan barang jadi Pada awal tahun Pembelian barang jadi Pada akhir tahun
(
Beban Pokok Penjualan
50.837.390.055 43.283.470.169 )
2008
(
900.409.606.579
Tidak terdapat pembelian dari suatu pihak yang melebihi 10% dari total pembelian pada tahun 2009 dan 2008.
25.
BEBAN USAHA
25.
887.967.092.511
Cost of Goods Sold
OPERATING EXPENSES The details of operating expenses are as follows:
2009
2008
Beban Penjualan Ekspor dan pengangkutan Gaji dan upah Perbaikan dan pemeliharaan Telepon dan telex Lain-lain
26.683.457.397 3.144.471.896 1.038.931.441 1.090.888.887 3.711.189.864
24.186.840.864 2.462.132.778 1.839.152.899 817.433.930 4.392.111.758
Sub-jumlah
35.668.939.485
33.697.672.229
Sub-total
8.856.674.757 2.846.176.124 1.568.953.243 1.052.888.932 1.133.640.413 477.086.805 422.958.264 254.139.862 892.883.031 1.995.028.556
8.133.588.532 2.753.481.974 1.363.588.485 1.173.801.444 955.968.600 412.222.530 364.453.529 264.287.806 225.164.525 2.298.624.646
General and Administrative Expenses Salaries and wages Employees’ benefits( see Note 17) Depreciation (see Note 11) Traveling Repairs and maintenance Representation Office supplies Telephone and telex Professional fee Others
Sub-jumlah
19.500.429.987
17.945.182.071
Sub-total
Jumlah
55.169.369.472
51.642.854.300
Total
Beban Umum dan Administrasi Gaji dan upah Imbalan kerja (lihat Catatan 17) Penyusutan (lihat Catatan 11) Perjalanan dinas Perbaikan dan pemeliharaan Jamuan Keperluan kantor Telepon dan telex Honorarium tenaga ahli Lain-lain
BEBAN KEUANGAN
26.
Akun ini terdiri dari beban bunga dan administrasi bank dengan rincian sebagai berikut:
Selling Expenses Export and freight Salaries and wages Repairs and maintenance Telephone and telex Miscellaneous
FINANCIAL CHARGES This account consists of interest expense and administration expenses are as follows:
2009
27.
Finished Goods Inventory At beginning of year Purchase of finished goods At end of year
No purchase made from a single party, which exceeded 10% of the total purchases in 2009 and 2008.
Rincian beban usaha adalah sebagai berikut:
26.
21.396.263.266 258.150.400 50.837.390.055)
2008
Beban bunga pinjaman PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Pinjaman sindikasi DBS Bank Ltd., Singapura Channel Securities Ltd., Singapura Administrasi bank
20.582.491.958 13.794.164.383 9.269.043.024 4.548.049.432 2.564.776.934
21.273.858.725 18.609.544.194 8.068.402.074 7.661.489.488 2.314.720.796
Interest expense from debt PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Syndicated loan DBS Bank Ltd., Singapore Channel Securities Ltd., Singapore Bank administration
Jumlah
50.758.525.731
57.928.015.277
Total
PAJAK PENGHASILAN a.
27.
Taksiran Tagihan Pajak Penghasilan
a.
Akun ini terdiri dari:
Pajak Penghasilan Pasal 22 Pasal 25 Pasal 26 Jumlah
INCOME TAX Estimated Claims for Tax Refund This account consists of:
2009
2008
5.939.535.016 47.500.000 6.887.561.093
5.939.535.016 47.500.000 4.169.875.366
Income Tax Art 22 Art 25 Art 26
12.874.596.109
10.156.910.382
Total
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
- 25 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Pada tanggal 19 Maret 2009, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) Badan dari Direktorat Jenderal Pajak No. 00072/406/07/054/09 untuk tahun pajak 2007. Laba fiskal yang disetujui untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007 adalah sebesar Rp 34.785.032.552 dan kelebihan pembayaran pajak adalah sebesar Rp 812.904.950. Disamping itu, Perusahaan juga menerima beberapa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dan Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKP Nihil) atas Pajak Penghasilan Pasal 21, 22, 23 dan 26 serta Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp 3.530.590.677. Selisih antara jumlah yang lebih bayar dan kurang bayar sebesar Rp 2.717.685.727 telah dibayarkan oleh Perusahaan pada tanggal 15 April 2009.
As of March 19, 2009, the Company received Tax Assessment Letter of Overpayment on Corporate Income Tax (SKPLB) from Directorate General of Taxation No. 00072/406/07/054/09 of fiscal year 2007. The taxable income for the year ended December 31, 2007 amounted to Rp 34,785,032,552 and overpayment of income tax amounted to Rp 812,904,950. Besides, the Company also received several Tax Assessment Letter of Underpayment on Income Tax (SKPKB) and Tax Assessment Letter of nil on Income Tax Articles 21, 22, 23 and 26 also Value Added Tax (VAT) amounted to Rp 3,530,590,677. The difference between the amount of the related overpayment and underpayment amounted to Rp 2,717,685,727 which have paid by the Company on April 15, 2009.
Pada tanggal 11 Juni 2009, Perusahaan mengajukan keberatan dengan Surat No. 40/SPM-FA/VI/2009 untuk SKPKB Pajak Penghasilan Pasal 26. Atas pengajuan keberatan tersebut Direktorat Jenderal Pajak mengeluarkan Surat Keputusan No. 922/WPJ.07/BD.05/2009 tanggal 26 Agustus 2009 dengan keputusan menolak keberatan Perusahaan. Perusahaan kemudian mengajukan banding ke Pengadilan Pajak dengan surat No. 71/SPM-FA/XI/2009 tanggal 18 Nopember 2009 dan diterima oleh Pengadilan Pajak pada tanggal 23 Nopember 2009. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, hasil atas proses banding masih belum dapat dipastikan.
On June 11, 2009, the Company submitted an objection letter No. 40/SPM-FA/VI/2009 for SKPKB on Income Tax Article 26. Over the objection Directorate General of Taxes issued a Decision Letter No. KEP922/WPJ.07/BD.05/2009 dated August 26, 2009, with decision rejected the objection of the Company. The Company has further made an appeal to Tax Court vide its letter No. 71/SPM-FA/XI/2009 dated November 18, 2009 and the Tax Court received on November 23, 2009. Until the date of independent auditor’s report, the result of the appeal process can not be ascertained.
Pada tanggal 19 Maret 2008, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) Badan dari Direktorat Jenderal Pajak No. 00067/406/06/054/08 untuk tahun pajak 2006. Laba fiskal yang disetujui untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 adalah sebesar Rp 34.235.799.753 dan kelebihan pembayaran pajak adalah sebesar Rp 346.495.072. Disamping itu, Perusahaan juga menerima beberapa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dan Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKP Nihil) atas Pajak Penghasilan Pasal 21, 22, 23 dan 26 serta Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp 4.248.073.553. Selisih antara jumlah yang lebih bayar dan kurang bayar sebesar Rp 3.901.578.481 telah dibayarkan oleh Perusahaan pada tanggal 17 April 2008.
As of March 19, 2008, the Company received Tax Assessment Letter of Overpayment on Corporate Income Tax (SKPLB) from Directorate General of Taxation No. 00067/406/06/054/08 of fiscal year 2006. the taxable income for the year ended December 31, 2006 amounted to Rp 34,235,799,753 and overpayment of income tax amounted to Rp 346,495,072. Besides, the Company also received several Tax Assessment Letter of Underpayment on Income Tax (SKPKB) and Tax Assessment Letter of nil on Income Tax Articles 21, 22, 23 and 26 also Value Added Tax (VAT) amounted to Rp 4,248,073,553. The difference between the amount of the related overpayment and underpayment amounted to Rp 3,901,578,481 which have paid by the Company on April 17, 2008.
Pada tanggal 13 Juni 2008, Perusahaan mengajukan keberatan dengan Surat No. 002/SPM/VI/2008 untuk SKPKB Pajak Penghasilan Pasal 26. Atas pengajuan keberatan tersebut Direktorat Jenderal Pajak mengeluarkan Surat Keputusan No. 1562/WPJ.07/BD.05/2008 tanggal 10 Desember 2008 dengan keputusan menolak keberatan Perusahaan. Perusahaan kemudian mengajukan banding ke Pengadilan Pajak dengan surat No. 03/SPM-FA/II/2009 tanggal 16 Pebruari 2009 dan diterima oleh Pengadilan Pajak pada tanggal 2 Maret 2009. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, hasil atas proses banding masih belum dapat dipastikan.
On June 13, 2008, the Company submitted an objection letter No. 002/SPM/VI/2008 for SKPKB on Income Tax Article 26. Over the objection Directorate General of Taxes issued a Decision Letter No. KEP1562/WPJ.07/BD.05/2008 dated December 10, 2008, with decision rejcted the objection of the Company. The Company has further made an appeal to Tax Court vide its letter No.03/SPM-FA/II/2009 dated February 16, 2009 and the Tax Court received on March 2, 2009. Until the date of independent auditor’s report, the result of the appeal process can not be ascertained.
b. Pajak Kini
b.
Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum beban pajak seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, dengan taksiran laba (rugi) fiskal adalah sebagai berikut:
The reconciliation between income (loss) before tax expense, as shown in the statements of income for the years ended December 31, 2009 and 2008, and the estimated taxable income (loss) are as follows:
2009 Laba (rugi) sebelum beban pajak sesuai dengan laporan laba rugi Beda tetap : Jamuan dan representasi Penghasilan bunga yang pajaknya bersifat final
73.110.617.780
2008
(
656.296.430 (
38.434.464 )
Current Tax
9.172.850.119 ) 625.394.675
(
49.995.398 )
Income (loss) before tax expense per statement of income Permanent differences : Entertainment and representation Interest income already subjected to final tax
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
- 26 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2009 Beda temporer : Penyisihan piutang ragu-ragu Penyusutan Imbalan kerja Rugi penjualan aset tetap
( (
Taksiran laba (rugi)fiskal tahun berjalan Koreksi SPT tahun 2007 (berdasarkan SKP) Koreksi SPT tahun 2006 Kumulatif rugi fiskal (berdasarkan SKP) ( Rugi fiskal yang tidak dapat dikompensasikan Taksiran laba (rugi) fiskal
5.476.794.756 ) 15.760.608.241 ) 1.966.304.292 543.906.119 55.001.287.160
2008 424.074.764 14.957.109.182 ) 2.131.402.739 -
(
(
20.999.082.521)
5.216.614.889 295.611.651.812 )
8.392.959.824 (
283.005.529.115 )
248.034.443.995 12.640.694.232
(
Perhitungan beban pajak kini Perusahaan dan hutang pajak adalah sebagai berikut:
295.611.651.812 )
Estimated taxable income Adjustment of 2007 Annual Income Tax (based on SKP) Adjustment of 2006 Annual Income Tax Cummulative tax loss (based on SKP) Tax loss that can not be compensated Estimated tax gain (loss)
The details of current tax expenses and payable are as follows:
2009
c.
Temporary differences : Alowance for doubtful account Depreciation Employees’ benefits Loss on disposal of fixed assets
2008
Pajak penghasilan 28% x Rp 12.640.694.000
3.539.394.320
-
Income tax 28% x Rp 12,640,694,000
Dikurangi pembayaran pajak di muka Pajak Penghasilan Pasal 22
2.441.849.000
-
Less prepaymentof prepaid tax Income Tax Article 22
Hutang Pajak Kini
1.097.545.320
-
Current Tax Payable
Taksiran laba fiskal tahun 2009 dan taksiran kumulatif rugi fiskal tahun 2009 telah sesuai dengan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak penghasilan tahun 2009 yang akan dilaporkan Perusahaan kepada kantor pajak.
The estimated fiscal gain in 2009 and estimated cumulative fiscal loss in 2009 have conformed with the Annual Income Tax Return (SPT) filed to the tax office.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, taksiran tagihan pajak penghasilan dicatat sebagai “Taksiran Tagihan Pajak Penghasilan” dalam neraca.
As of December 31, 2009 and 2008, the estimated claims for tax refund were recorded as “Estimated Claims for Tax Refund” in balance sheet.
Pada bulan September 2008, Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya.
In September 2008, the Law No. 7 Year 1983 regarding “Income Tax” has been revised for the fourth time with the Law No. 36 Year 2008. The revised Law stipulates changes in corporate tax rate from a marginal tax rate to a single rate of 28% for fiscal year 2009 and 25% for fiscal year 2010 onwards.
Pajak Tangguhan
c.
Perhitungan beban pajak tangguhan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
Calculation of deferred tax expense for the years ended December 31, 2009 and 2008 are as follows:
2009 Rugi (laba) fiskal Penyusutan Imbalan kerja Penyisihan piutang ragu-ragu Beban bunga pinjaman Dampak perubahan tarif pajak Beban pajak tangguhan
( ( ( (
88.431.373.090 ) 52.993.014.389 550.565.202 1.533.502.532 ) 8.064.510.839 ) 1.847.058.184 42.638.748.686 )
Rekonsiliasi antara taksiran pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku dari laba (rugi) akuntansi sebelum beban pajak yang tercantum dalam laporan laba rugi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
Deferred Tax
2008
(
3.781.836.810 4.487.132.755 ) 639.420.822 127.222.429 5.190.719.985 )
Fiscal loss (gain) Depreciation Employees’ benefits Allowance for doubtful accounts Interest expense Impact of the changes in tax rates
(
5.129.372.679 )
Deferred tax expense
(
The reconciliation between provision for income tax computed by applying the effective tax rate to accounting income (loss) before tax expense as shown in the statements of income for the years ended December 31, 2009 and 2008 are as follows:
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
- 27 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2009 Rugi (laba) akuntansi sebelum beban pajak ( Taksiran pajak penghasilan dengan tarif pajak maksimum 28% pada tahun 2009 dan 30% pada tahun 2008 ( Pengaruh pajak atas beda tetap ( Penghasilan bunga yang pajaknya bersifat final Koreksi SPT tahun 2007 dan 2006 Lain-lain Dampak perubahan tarif pajak
( (
Beban pajak tangguhan
(
2008 Accounting
73.110.617.780 )
1.460.652.169 ) 25.920.574.693 ) 1.847.058.184
( (
46.178.143.006 )
(
5.129.372.679 )
(
10.761.650
Aset (kewajiban) pajak tangguhan Kumulatif rugi fiskal Penyisihan piutang ragu-ragu Imbalan kerja Biaya bunga pinjaman Aset tetap
63.866.254 2.504.546.084 31.095.720.343
Jumlah
33.664.132.681
KEWAJIBAN KONTINJENSI
2008
(
Pada bulan Pebruari 1995, Perusahaan dengan beberapa perusahaan lain di Surabaya, telah digugat oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) di Pengadilan Negeri Surabaya, dalam kasus perdata No. 116/Pdt.G/1995/PN.SBY. Walhi mengajukan gugatan bahwa Perusahaan telah membuang limbahnya ke Kali Surabaya dan memohon kepada Pengadilan untuk menghukum Perusahaan dengan membayar denda sebesar Rp 7.726.250.000. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Surabaya tanggal 16 Nopember 1995 No. 116/Pdt.5/1995/PN.SBY. Pengadilan memutuskan dan menyatakan bahwa gugatan yang telah diajukan oleh Walhi tidak dapat diterima. Namun berdasarkan catatan Pengadilan Negeri Surabaya, putusan tersebut belum mempunyai kekuatan hukum tetap karena adanya upaya hukum berupa banding yang diajukan oleh Walhi pada tanggal 29 Nopember 1995. Selanjutnya, berdasarkan Surat Keputusan Pengadilan Tinggi Jawa Timur No. 535/Pdt/1997/PT.SBY. tanggal 10 Desember 1997, Pengadilan Tinggi Jawa Timur menguatkan keputusan Pengadilan Negeri Surabaya tanggal 16 Nopember 1995, No. 116/Pdt.5/1995/PN.SBY. tersebut. Pada tanggal 9 April 1998, Pengadilan Tinggi menerima permohonan kasasi yang diajukan Walhi kepada Mahkamah Agung. Berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 1885/K/Pdt/2007 tanggal 13 Maret 2008 yang telah diterima Perusahaan pada tanggal 11 Maret 2010, Mahkamah Agung menolak permohonan kasasi yang diajukan Walhi (lihat Catatan 30).
Pada tanggal 31 Desember 2009, posisi aset dan kewajiban yang dinyatakan dalam mata uang asing adalah sebagai berikut: Mata Uang Asing Foreign Currency Aset Bank Piutang usaha - pihak ketiga Uang muka kepada pemasok Jumlah Aset
AS$ AS$ AS$
318.388,89 570.161,50 811.479,81
88.431.373.090 1.813.116.525 2.372.935.960 8.064.510.839 24.379.055.045 )
Deferred tax assets (liabilities) Cumulative fiscal loss Allowance for doubtful accounts Employees’ benefits Loan’s interest expense Property, plant and equipment
76.302.881.369
28.
POSISI ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING
Deferred tax expense
The tax effects of significant temporary differences between financial and tax reporting and cumulative fiscal loss are as follows:
2009
29.
loss before tax expense
Percentage of effective tax rate at 28% 2.751.855.035 in 2009 and 30% 2008 187.618.401 ) The tax effects of permanent differences Interest income already subjected 14.998.619 to final tax Adjustment of 2007 and 2006 2.517.887.947 ) Income Annual Tax Return Others 5.190.719.985 ) Impact of the changes in tax rates
20.470.972.978 ) 183.763.000 )
Pengaruh pajak atas beda waktu yang signifikan antara pelaporan komersial dan fiskal dan kumulatif rugi fiskal adalah sebagai berikut:
28.
(income)
9.172.850.119
Total
CONTINGENT LIABILITY In February 1995, the Company, together with other companies in Surabaya, had been sued by Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) at the District Court of Surabaya under the Civil Case No.116/Pdt.G/1995/PN.SBY. Walhi claims that the Company had discharged its waste into Surabaya River and requested the Court to impose a penalty of Rp 7,726,250,000 to the Company. Based on the letter No. 116/Pdt.5/1995/PN.SBY.dated November 16, 1995 of the District Court of Surabaya, the Court decided not to accept the suit of Walhi. However, according to the Court, the decision still had no strong legal basis because Walhi had submitted an appeal to the Appellate Court on November 29, 1995. Subsequently, based on its Letter No. 535/Pdt/1997/PT.SBY. dated December 10, 1997, the Appellate Court supported the decision of the District Court of Surabaya in its letter mentioned above. On April 9, 1998, the Appellate Court had accepted Walhi’s appeal to the Supreme Court. Based on decision of the Supreme Court of the Republic of Indonesian No. 1885/K/Pdt/2007 dated March 13, 2008 that has received by the Company on March 11, 2010, the Supreme Court of the Republic of Indonesian had rejected appeal from Walhi (see Notes 30).
29.
ASSETS AND LIABILITIES FOREIGN CURRENCY
DENOMINATED
IN
As of December 31, 2009, the foreign currency denominated assets and liabilities are as follows: Rupiah Rupiahs 2.992.855.566 5.359.518.069 7.627.910.214
Assets Cash in banks Trade receivables - third party Advances to suppliers
15.980.283.849
Total Assets
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
- 28 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Mata Uang Asing Foreign Currency Kewajiban Hutang usaha - pihak ketiga Biaya masih harus dibayar Pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun Pinjaman jangka panjang – setelah dikurangi yang akan jatuh tempo dalam satu tahun
Rupiah Rupiahs
AS$ EUR AS$
399.066,42 2.354,95 1.883.305,27
3.751.224.348 31.815.320 17.703.069.559
AS$
20.394.132,64
191.704.846.835
AS$
18.000.000,00
169.200.000.000
Accrued expenses Current maturities of long term debts Long term debts-net of Current maturities of
Jumlah Kewajiban
382.390.956.062
Total Liabilities
Kewajiban - bersih
366.410.672.213
Liabilities - net
Pada tanggal 31 Desember 2008, posisi aset dan kewajiban yang dinyatakan dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:
As of December 31, 2008, the foreign currency denominated assets and liabilities are as follows:
Mata Uang Asing Foreign Currency Aset Bank Piutang usaha - pihak ketiga Uang muka kepada pemasok
AS$ AS$ AS$ EUR JPY
Rupiah Rupiahs
79.445,49 218.074,33 40.698,66 7.201,00 772.460,00
869.928.115 2.387.913.914 445.650.327 111.128.712 93.644.553
Jumlah Aset Kewajiban Hutang usaha - pihak ketiga
3.908.265.621 AS$ EUR JPY AS$
Biaya masih harus dibayar Pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun AS$ Pinjaman jangka panjang – setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun AS$ EUR JPY
1.327.285,71 76.900,00 4.233.450,00 2.397.466,27
14.533.778.525 1.186.751.560 513.216.910 26.252.255.662
1.802.480,14
19.737.157.533
38.775.375,58 1.023.390,00 45.512.555,00
424.590.362.601 15.793.363.836 5.517.441.531
Assets Cash in banks Trade receivables - third party Advances to suppliers
Total Assets Liabilities Trade payable - third party Accrued expenses Current maturities of long-term debts Long-term debts-net of current maturities
Jumlah Kewajiban
508.124.328.158
Total Liabilities
Kewajiban - bersih
504.216.062.537
Liabilities - net
The Company has no specific policy for management to anticipate the risk of foreign currency fluctuations. Management believes that the risks arising from fluctuations in foreign currency can be minimized with commercial hedging strategy is to earn export proceeds in foreign currency equivalent to the import needs of the Company and seeks to reduce the portion of the purchase and replace imports with local raw materials.
Perusahaan tidak memiliki kebijakan khusus manajemen untuk mengantisipasi resiko fluktuasi mata uang asing. Manajeman berkeyakinan bahwa resiko yang timbul dari fluktuasi mata uang asing dapat diminimalisasikan dengan strategi commercial hedging yaitu dengan memperoleh hasil penjualan ekspor dalam mata uang asing yang setara dengan kebutuhan impor Perusahaan serta berupaya untuk mengurangi porsi pembelian impor dan mengganti dengan bahan baku lokal.
30.
Liabilities Trade payable - third
PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA Pada tanggal 11 Maret 2010, Perusahaan menerima salinan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 1885 K/Pdt/2007 tanggal 13 Maret 2008 dimana surat putusan tersebut menyatakan bahwa Mahkamah Agung Republik Indonesia menolak permohonan kasasi yang dilakukan oleh Walhi atas putusan Pengadilan Negeri No. 116/Pdt.G/1995/PN.Sby tanggal 12 Juli 2004 serta membebankan biaya perkara sebesar Rp 500.000 kepada Walhi selaku penggugat dan Rp 200.000 kepada Perusahaan dan beberapa perusahaan di Surabaya selaku tergugat (lihat Catatan 28).
30.
SUBSEQUENT EVENT On March 11, 2010, the Company received a copy of the decision of the Supreme Court of the Republic of Indonesia No. 1885 K/Pdt/2007 dated March 13, 2008 which the related decision letter states that the Supreme Court of Republic of Indonesian rejected the appeal made by WALHI to the District Court decision No. 116/Pdt.G/1995/PN.Sby dated July 12, 2004, and to charge the case of Rp 500,000 to Walhi as plaintiff and Rp 200,000 to the Company and several companies in Surabaya as a defendant (see Note 28).
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
- 29 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31.
PERNYATAAN AKUNTANSI KEUANGAN BARU
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
31.
NEW FINANCIAL ACCOUNTING STATEMENT
Berikut ini ikhtisar revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan belum berlaku efektif untuk laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009:
Here is an overview of the revision of Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) published by the Association of Indonesian Accountants and has not become effective for financial statements for the year ended December 31, 2009:
a.
a.
PSAK No. 50 (Revisi 2006), mengenai “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”. Pada Desember 2006, DSAK mengeluarkan PSAK No. 50 (Revisi 2006), mengenai “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” yang menggantikan PSAK No. 50, mengenai “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”. PSAK No. 50 (Revisi 2006) memberikan pedoman bagaimana mengungkapkan dan menyajikan instrumen keuangan pada laporan keuangan dan menentukan apakah instrumen keuangan adalah instrumen kewajiban atau ekuitas. Standar ini digunakan untuk klasifikasi atas instrumen keuangan dari prospektif penerbitnya, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. PSAK No. 50 (Revisi 2006) melengkapi ketentuan pengakuan dan pengukuran aset keuangan dan kewajiban keuangan yang diatur pada PSAK No. 55 (Revisi 2006). DSAK menunda pemberlakuan PSAK No. 50 (Revisi 2006) hingga 1 Januari 2010 berdasarkan surat DSAK No. 1705/DSAK/IAI/XII/2008, mengenai “Pengumuman Perubahan Tanggal Efektif PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)” tertanggal 30 Desember 2008. Perusahaan sedang mengevaluasi dampak penerapan PSAK No. 50 (Revisi 2006) terhadap laporan keuangan.
b.
PSAK No. 55 (Revisi 2006), mengenai “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.
In December 2006, the DSAK issued PSAK No.50 (Revised 2006), regarding “Financial Instruments: Presentation and Disclosures” which amends PSAK No.50, regarding “Accounting for Investments in Certain Securities”. PSAK No. 50 (Revised 2006) provides guidance on how to disclose and present financial instruments in the financial statements and whether a financial instrument is a financial liability or an equity instrument. This standard applies to the classification of financial instruments, from the perspective of the issuer, in financial assets, financial liabilities and equity instruments; the classification of related to interest, dividends, losses and gains; and the circumstances in which financial assets and financial liabilities should be offset. PSAK No.50 (Revised 2006) complements the principles for recognizing and measuring financial assets and financial liabilities in PSAK No. 55 (Revised 2006). DSAK has postponed the application of PSAK No.50 (Revised 2006) until January 1, 2010 based on its letter No.1705/DSAK/IAI/XII/2008, regarding “The Announcement of the Change of Effective Date of PSAK No.50 (Revised 2006) and PSAK No.55 (Revised 2006)” dated December 30, 2008. The Company is currently assessing the impact of the application of PSAK No. 50 (Revised 2006) on the financial statements. b.
Pada Desember 2006, DSAK mengeluarkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), mengenai “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” yang menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 1999), mengenai “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”. PSAK No. 55 (Revisi 2006) memberikan pedoman pengakuan, pengukuran, dan penghentian pengakuan aset keuangan dan kewajiban keuangan termasuk instrumen derivatif. Standar tersebut juga memberikan pedoman pengakuan dan pengukuran kontrak penjualan dan pembelian item non-keuangan. DSAK menunda pemberlakuan PSAK No. 55 (Revisi 2006) hingga 1 Januari 2010 berdasarkan surat DSAK No. 1705/DSAK/IAI/XII/2008, mengenai “Pengumuman Perubahan Tanggal Efektif PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)” tertanggal 30 Desember 2008. Perusahaan sedang mengevaluasi dampak penerapan PSAK No. 55 (Revisi 2006) terhadap laporan keuangan. c.
PSAK No. 26 (Revisi 2008), mengenai “Biaya Pinjaman”.
PSAK No. 1 (Revisi 2009), mengenai “Penyajian Laporan Keuangan”. Pada bulan Juni 2009, DSAK mengeluarkan PSAK No. 1 (Revisi 2009), mengenai “Penyajian Laporan Keuangan” yang mengamandemen PSAK No. 1 (Revisi 1998),
PSAK No.55 (Revised 2006), regarding “Financial Instruments: Recognition and Measurement”. In December 2006, the DSAK issued PSAK No. 55 (Revised 2006), regarding “Financial Instruments: Recognition and Measurement” which amends PSAK No. 55 (Revised 1999), “Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities”. PSAK No. 55 (Revised 2006) provides guidance on how to recognize measure and derecognize financial asset and financial liability including derivative instruments. It also provides guidance on the recognition and measurement of sales and purchase contracts of non-financial items. DSAK has postponed the application of PSAK No. 55 (Revised 2006) until January 1, 2010 based on its letter No.1705/DSAK/IAI/XII/2008 regarding, ‘The Announcement of the Change of Effective Date of PSAK No.50 (Revised 2006) and PSAK No.55 (Revised 2006)’ dated December 30, 2008. The Company is currently assessing the impact of the application of PSAK No. 55 (Revised 2006) on the financial statements.
c.
Pada September 2008, DSAK mengeluarkan PSAK No. 26 (Revisi 2008) mengenai “Biaya Pinjaman” yang menggantikan PSAK No. 26 (1997), mengenai “Biaya Pinjaman”. PSAK No. 26 (Revisi 2008) memberikan pedoman terkait dengan kapitalisasi biaya pinjaman sebagai bagian dari biaya perolehan suatu aset. PSAK No. 26 (Revisi 2008) mengharuskan biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan suatu aset kualifikasian untuk dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tersebut. PSAK No. 26 (Revisi 2008) efektif berlaku sejak 1 Januari 2010. Perusahaan sedang mengevaluasi dampak penerapan PSAK No. 26 (Revisi 2008) terhadap laporan keuangan. d.
PSAK No. 50 (Revised 2006), regarding “Financial Instruments: Presentation and Disclosures”.
PSAK No. 26 (Revised 2008), regarding “Borrowing Costs”. In September 2008, the DSAK issued PSAK 26 (Revised 2008), regarding “Borrowing Costs” which amends PSAK No. 26 (1997), “Borrowing Costs”. PSAK No. 26 (Revised 2008) provides guidance on commencement, suspension and cessation of borrowing cost capitalization as part of the cost of an asset. PSAK No. 26 (Revised 2008) requires borrowing costs that are directly attributable to the acquisition, construction or production of a qualifying asset to be capitalized as part of the cost of that asset. PSAK 26 (Revised 2008) shall be effective on January 1, 2010. The Company is currently assessing the impact of the requirement of PSAK No. 26 (Revised 2008) on the financial statements.
d.
PSAK No. 1 (Revised 2009), regarding “Presentation of Financial Statements”. In June 2009, the DSAK issued PSAK No. 1 (Revised 2009), regarding “Presentation of Financial Statements” which amends PSAK No. 1 (Revised 1998),
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
- 30 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
mengenai “Penyajian Laporan Keuangan”. PSAK No. 1 (Revisi 2009) menentukan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum, agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur persyaratan bagi penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan, persyaratan minimum isi laporan keuangan dan mengharuskan Perusahaan untuk menerbitkan laporan keuangan yang lengkap yang terdiri dari Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Komprehensif, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, Catatan atas Laporan Keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya, Laporan Posisi Keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. PSAK No. 1 (Revisi 2009) berlaku efektif untuk periode pelaporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. Penerapan lebih dini dianjurkan. Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) akan berdampak signifikan pada laporan keuangan Perusahaan.
e.
PSAK No. 2 (Revisi 2009), mengenai “Laporan Arus Kas”.
“Presentation of Financial Statements”. PSAK No. 1 (Revised 2009) prescribes the basis for presentation of general purpose financial statements, to ensure comparability both with the financial statements of previous periods and with the financial statements of other entities. PSAK No. 1 (Revised 2009) set the requirements for presentation of financial statements, financial statements structure, the minimum requirements and content of financial statements requires the Company to publish full financial statements of Financial Position, Statements Comprehensive Income, Statement of Changes in Equity, Statements of Cash Flow, Notes to Financial Statements which contains a summary of significant accounting policies and other explanations of information, Statements of Financial Position at the beginning of the comparative periods are presented when the entity applies an accounting policy retrospectively or to restate posts of financial statements, or when the entity make reclassifications posts in the company financial statement. PSAK No. 1 (Revised 2009) shall be effective for reporting period beginning on or after January 1, 2011. Earlier application of PSAK No. 1 (Revised 2009) is encouraged. The implementation of PSAK No. 1 (Revised 2009) will significantly impact on the Company financial statements. e.
In November 2009, the DSAK issued PSAK No. 2 (Revised 2009), regarding “Statement of Cash Flows” which amends PSAK No. 2 (Reformatted 2007), regarding “Statement of Cash Flows”. PSAK No. 2 (Revised 2009) provides specific guidance in preparing statement of cash flows. It requires the Company and its subsidiaries to provide information about the historical changes in cash and cash equivalents of the Company and its subsidiaries which classifies cash flows from operating, investing and financing activities. PSAK No. 2 (Revised 2009) shall be effective for reporting period beginning on or after January 1, 2011. The Company is currently assessing the impact of the requirement of PSAK No. 2 (Revised 2009) on the Company financial statements.
Pada November 2009, DSAK mengeluarkan PSAK No. 2 (Revisi 2009), mengenai “Laporan Arus Kas” yang mengamandemen PSAK No. 2 (Reformat 2007), mengenai “Laporan Arus Kas”. PSAK No. 2 (Revisi 2009) menyediakan pedoman spesifik dalam menyusun Laporan Arus Kas. PSAK No. 2 (Revisi 2009) mengharuskan Perusahaan untuk memberikan informasi mengenai perubahan-perubahan historis terkait kas dan setara kas yang diklasifikasikan kedalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. PSAK No. 2 (Revisi 2009) berlaku efektif untuk periode pelaporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. Penerapan PSAK No. 2 (Revisi 2009) akan berdampak signifikan pada laporan keuangan Perusahaan.
f.
PSAK No. 4 (Revisi 2009), mengenai “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”
f.
PSAK No. 5 (Revisi 2009), mengenai “Segmen Operasi”. Pada bulan Juni 2009, DSAK mengeluarkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), mengenai “Segmen Operasi” yang merubah PSAK No. 5 (Revisi 2000), mengenai “Pelaporan Segmen”. PSAK No. 5 (Revisi 2009) mensyaratkan perusahaan untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis. PSAK No. 5 (Revisi
PSAK No. 4 (Revised 2009), regarding “Consolidated and Separate Financial Statements”. In November 2009, the DSAK issued PSAK No.4 (Revised 2009), regarding “Consolidated and Separate Financial Statements” which amends PSAK No. 4 (Reformatted 2007), regarding “Consolidated Financial Statements”. PSAK No. 4 (Revised 2009) enhances the relevance, reliability and comparability of the information that the Company provides in its separate financial statements and consolidated financial statements. Under PSAK No. 4 (Revised 2009), noncontrolling interest (previously “minority interest”) shall be presented in the consolidated Statement of Financial Position within equity, separately from the equity of the owners of the parent. When the company prepares separate financial statements, the investments in subsidiaries shall be accounted for either at cost or in accordance with PSAK No. 55 (Revised 2006). PSAK No. 4 (Revised 2009) shall be effective for reporting period beginning on or after January 1, 2011. The Company is currently assessing the impact of the application of PSAK No. 4 (Revised 2006) on the financial statements.
Pada November 2009, DSAK mengeluarkan PSAK No. 4 (Revisi 2009), mengenai “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri” yang mengamandemen PSAK No. 4 (Reformat 2007), mengenai “Laporan Keuangan Konsolidasi”. PSAK No. 4 (Revisi 2009) menitikberatkan relevansi, keandalan dan komparabilitas informasi yang disajikan Perusahaan dalam laporan keuangan konsolidasi dan laporan keuangan tersendiri. Menurut PSAK No. 4 (Revisi 2009), kepentingan non pengendali (yang sebelumnya disebut hak minoritas) harus disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan dalam bagian ekuitas, terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk. Pada saat perusahaan membuat laporan keuangan tersendiri, investasi pada anak perusahaan harus dicatat pada biaya perolehan sesuai dengan PSAK No. 4 (Rerformat 2007). PSAK No. 4 (Revisi 2009) berlaku efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. Perusahaan sedang mengevaluasi dampak penerapan PSAK No. 4 (Revisi 2008) terhadap laporan keuangan. g.
PSAK No. 2 (Revised 2009), regarding “Statement of Cash Flows”.
g.
PSAK No. 5 (Revised 2009), regarding “Operating Segments”. In June 2009, the DSAK issued PSAK No. 5 (Revised 2009), regarding “Operating Segments” which amends PSAK No. 5 (Revised 2000), regarding “Segment Reporting”. PSAK No. 5 (Revised 2009) requires the company to disclose information that enables users of the financial statements to evaluate the nature and financial effects of the business activities. PSAK No. 5 (Revised
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
- 31 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2009) memperluas definisi segmen operasi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi dan melaporkan segmen operasi. PSAK No. 5 (Revisi 2009) berlaku efektif untuk periode pelaporan yang dimulai pada atau setelah 1 Januri 2011. Penerapan lebih dini atas PSAK No. 5 (Revisi 2009) diperkenankan. Perusahaan sedang mengevaluasi dampak penerapan PSAK No. 5 (Revisi 2009) terhadap laporan keuangan. h.
PSAK No. 10 (Revisi 2009), mengenai “Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing”.
2009) enhances the definition of operating segment and the procedures used to identify and report operating segment. PSAK No. 5 (Revised 2009) shall be effective for reporting period beginning on or after January 1, 2011. Earlier application of PSAK No. 5 (Revised 2009) is permitted. The Company is currently assessing the impact of the requirement of PSAK No. 5 (Revised 2009) on the financial statements. h.
Pada Desember 2009, DSAK mengeluarkan PSAK No. 10 (Revisi 2009), mengenai “Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing” yang merubah PSAK No. 10 (Reformat 2007), mengenai “Transaksi dalam Mata Uang Asing”, PSAK No. 11 (Reformat 2007), mengenai “Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing”, dan PSAK No. 52, mengenai “Mata Uang Pelaporan”. PSAK No. 10 (Revisi 2009) memperluas definisi mata uang fungsional dan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan mata uang fungsional dari suatu entitas serta memberikan pedoman dalam pelaporan transaksi-transaksi dalam mata uang asing, penjabaran pada mata uang penyajian, dan penjabaran kegiatan usaha luar negeri. Dalam penjabaran kegiatan usaha luar negeri, goodwill yang timbul dari akuisisi kegiatan usaha luar negeri dan setiap penyesuaian nilai wajar pada nilai tercatat aset dan kewajiban untuk dinyatakan dalam mata uang fungsional dan dijabarkan dalam kurs penutupan. PSAK No. 10 (Revisi 2009) berlaku efektif untuk periode pelaporan yang dimulai pada atau setelah 1 Januri 2011. Perusahaan sedang mengevaluasi dampak penerapan PSAK No.10 (Revisi 2009) terhadap laporan keuangan. i.
PSAK No. 12 (Revisi 2009), mengenai “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama”.
In December 2009, the DSAK issued PSAK No. 10 (Revised 2009), regarding “The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates” which amends PSAK No. 10 (Reformatted 2007), regarding “Foreign Currency Transactions”, PSAK No. 11 (Reformatted 2007), regarding “Foreign Currency Translation”, and PSAK No. 52, regarding “Foreign Currency”. PSAK No. 10 (Revised 2009) enhances the definition of functional currency and the factors considered in determining the functional currency of an entityand provides guidance in reporting foreign currency transactions, translation to the presentation currency and translation of a foreign operation. In translation of a foreign operation, goodwill arising from the acquisition of a foreign operation and any fair value adjustments to the carrying amounts of the acquired assets and liabilities to be expressed in the functional currency and translated at the closing rate. PSAK No. 10 (Revised 2009) shall be effective for reporting period beginning on or after January 1, 2011. The Company is currently assessing the impact of the requirement of PSAK No. 10 (Revised 2009) on the financial statements. i.
Pada Agustus 2009, DSAK mengeluarkan PSAK No.12 (Revisi 2009), mengenai “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama” yang merubah PSAK No.12 (Reformat 2007), mengenai “Pelaporan Keuangan Mengenai Bagian Partisipasi dalam Pengendalian Bersama Operasi dan Aset”. PSAK No.12 (Revisi 2009) memberikan pedoman dalam akuntansi dan pelaporan kepemilikan dalam ventura bersama dalam laporan keuangan venturer. Venturer harus mengakui bagian partisipasinya dalam pengendalian bersama aset dalam laporan keuangannya. Venturer harus mengakui aset yang dikendalikan, kewajiban dan beban yang timbul dan bagian pendapatan dalam laporan keuangannya dalam pengendalian bersama operasi. Venturer harus mengakui bagian pertisipasinya dalam pengendalian bersama entitas dengan menggunakan konsolidasi proporsional atau metode ekuitas. Penerapan dini atas PSAK No. 12 (Revisi 2009) dianjurkan. PSAK No. 12 (Revisi 2009) berlaku efektif untuk periode pelaporan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. Perusahaan sedang mengevaluasi dampak penerapan PSAK No. 12 (Revisi 2009) terhadap laporan keuangan. j.
PSAK No. 15 (Revisi 2009), mengenai “Investasi pada Entitas Asosiasi”. Pada Juni 2009, DSAK mengeluarkan PSAK No. 15 (Revisi 2009), mengenai “Investasi pada Entitas Asosiasi” yang menggantikan PSAK No. 15 (1998), “Akuntansi untuk Investasi dalam Perusahaan Asosiasi. PSAK No. 15 (Revisi 2009) diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi, yaitu suatu entitas, termasuk entitas non-korporasi seperti persekutuan, dimana investor mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakan entitas anak ataupun bagian partisipasi dalam ventura bersama. Investasi dalam entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. PSAK No. 15 (Revisi 2009) berlaku efektif untuk periode pelaporan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. Penerapan dini PSAK No. 15 (Revisi 2009) dianjurkan. Perusahaan sedang mengevaluasi dampak penerapan PSAK No. 15 (Revisi 2009) terhadap laporan keuangan.
PSAK No. 10 (Revised 2009), regarding “The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates”.
PSAK No. 12 (Revised 2009), regarding “Interests in Joint Ventures”. In August 2009, the DSAK issued PSAK No. 12 (Revised 2009), regarding “Interests in Joint Ventures” which amends PSAK No. 12 (Reformatted 2007), regarding “Interests in Jointly Controlled Operation and Jointly Controlled Assets”. PSAK No. 12 (Revised 2009) provides guidance on accounting and reporting the interests in joint ventures in the financial statements of venturers. A venturer shall recognize its share of the jointly controlled assets in its financial statements. A venturer shall recognize the assets that it controls, the liabilities and expenses that it incurs and its share of the income in its financial statements in jointly controlled operations. A venturer shall recognize its interest in a jointly controlled entity using proportionate consolidation or equity method. PSAK No. 12 (Revised 2009) shall be effective for reporting period beginning on or after January 1, 2011. Earlier adoption of PSAK No. 12 (Revised 2009) is encouraged. The Company is currently assessing the impact of the requirement of PSAK No. 12 (Revised 2009) on the financial statements.
j.
PSAK No. 15 (Revised 2009), regarding “Investments in Associates”. In June 2009, the DSAK issued PSAK No. 15 (Revised 2009), regarding “Investments in Associates” which amends PSAK No. 15 (1998), regarding “Accounting for Investments in Associates”. PSAK No. 15 (Revisi 2009) shall be applied in accounting for investments in associated, i.e. an entity, including an unincorporated entity such as a partnership, over which the investor has significant influence and that is neither a subsidiary nor an interest in a joint venture. An investment in an associate shall be accounted for using the equity. PSAK No. 15 (Revised 2009) shall be effective for reporting period beginning on or after January 1, 2011. Earlier adoption of PSAK No. 15 (Revised 2009) is encouraged. The Company is currently assessing the impact of the requirement of PSAK No. 15 (Revised 2009) on the financial statements.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
- 32 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) k.
PSAK No. 25 (Revisi 2009), mengenai “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan”.
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
k.
Pada Agustus 2009, DSAK mengeluarkan PSAK No. 25 (Revisi 2009), mengenai “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan” yang menggantikan PSAK No. 25 (Reformat 2007), mengenai “Laba atau Rugi Bersih untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan Perubahan Kebijakan Akuntansi”. PSAK No. 25 (Revisi 2009) memberikan definisi tentang kelalaian pencantuman, kesalahan penyajian, kesalahan mendasar dan kesalahan lain yang material. PSAK No. 25 (Revisi 2009) mensyaratkan Perusahaan untuk mengungkapkan dampak yang mungkin timbul akibat penerapan standar-standar akuntansi keuangan yang baru pada laporan keuangan pada periode awal penerapan. PSAK No. 25 (Revisi 2009) juga memberikan panduan untuk mencatat dan mengungkapkan kesalahan, perubahan estimasi akuntansi dan perubahan kebijakan akuntansi. PSAK No. 25 (Revisi 2009) berlaku efektif untuk periode pelaporan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. Penerapan lebih dini atas PSAK No. 25 (Revisi 2009) dianjurkan. Perusahaan sedang mengevaluasi dampak penerapan PSAK No. 25 (Revisi 2009) terhadap laporan keuangan. l.
PSAK No. 48 (Revisi 2009), mengenai “Penurunan Nilai Aset”.
PSAK No. 25 (Revised 2009), regarding “Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors”. In August 2009, the DSAK issued PSAK No. 25 (Revised 2009), regarding “Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors” which amends PSAK No. 25 (Reformatted 2007), regarding “Income and Loss for the Current Period, Fundamental Errors and Changes in Accounting Policies”. PSAK No. 25 (Revised 2009) provides definition of material omission, misstatement, fundamental error and other material error. PSAK No. 25 (Revised 2009) requires the Company to disclose the possible impact that the application of the new financial accounting standards will have on the consolidated financial statements in the period of initial application. PSAK No. 25 (Revised 2009) also provides guidance on how to record and disclose errors, changes in accounting estimate and changes in accounting policy. PSAK No. 25 (Revised 2009) shall be effective for reporting period beginning on or after January 1, 2011. Earlier adoption of PSAK No. 25 (Revised 2009) is encouraged. The Company is currently assessing the impact of the requirement of PSAK No. 25 (Revised 2009) on the financial statements.
l.
PSAK No. 48 (Revised 2009), regarding “Impairment of Assets”.
Pada Oktober 2009, DSAK mengeluarkan PSAK No. 48 (Revisi 2009), mengenai “Penurunan Nilai Aset” yang menggantikan PSAK No. 48, mengenai “Penurunan Nilai Aset”. PSAK No. 48 (Revisi 2009) memberikan prosedur untuk mengidentifikasikan unit penghasil kas dan mengukur penurunan nilai aset. Suatu rugi penurunan nilai harus dicatat untuk suatu unit penghasil kas ketika jumlah terpulihkan dari unit tersebut lebih kecil dari nilai tercatatnya. Rugi penurunan nilai harus dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat atas setiap goodwill yang dialokasikan ke unit penghasil kas tersebut dan ke aset lain dari unit tersebut dibagi pro rata atas dasar jumlah tercatat setiap aset di dalam unit tersebut. PSAK No. 48 (Revisi 2009) mensyaratkan perusahaan untuk menilai pada setiap akhir periode pelaporan apakah terdapat indikasi-indikasi yang menunjukkan bahwa suatu aset mengalami penurunan nilai dan rugi penurunan nilai yang diakui pada periode sebelumnya untuk aset lain selain goodwill sudah tidak terdapat lagi. PSAK No. 48 (Revisi 2009) berlaku efektif untuk periode pelaporan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. Perusahaan harus menerapkan PSAK No. 48 (Revisi 2009) secara prospektif. Perusahaan sedang mengevaluasi dampak penerapan PSAK 48 (Revisi 2009) terhadap laporan keuangan.
In October 2009, the DSAK issued PSAK No. 48 (Revised 2009), regarding “Impairment of Assets” which amends PSAK No. 48, regarding “Impairment of Assets”. PSAK No. 48 (Revised 2009) enhances the procedures to identify cash generating unit and measure impairment of assets. An impairment loss shall be recorded for a cashgenerating unit when the recoverable amount of the unit is less than its carrying amount. The impairment loss shall be allocated to reduce the carrying amount of any goodwill allocated to the cash-generating unit and to other assets of the unit pro rata on the basis of the carrying amount of each asset in the unit. PSAK No. 48 (Revised 2008) requires the Company to assess at the end of each reporting period whether there is any indication that an asset may be impaired and impairment loss recognized in prior periods for assets other than goodwill may no longer exist. PSAK No. 48 (Revised 2009) shall be effective for reporting period beginning on or after January 1, 2011 and prospectively applied. The Company is currently assessing the impact of the requirement of PSAK No. 48 (Revised 2009) on the financial statements.
m. PSAK No. 57 (Revisi 2009), mengenai “Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aset Kontinjensi”.
m. PSAK No. 57 (Revised 2009), regarding “Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets”.
Pada Agustus 2009, DSAK mengeluarkan PSAK No. 57 (Revisi 2009), mengenai “Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aset Kontinjensi” yang menggantikan PSAK No. 57, mengenai “Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aset Kontinjensi”. PSAK No. 57 (Revisi 2009) memberikan panduan penerapan untuk mengakui dan mengungkapkan kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi. PSAK No. 57 (Revisi 2009) berlaku efektif untuk periode pelaporan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. Penerapan lebih dini atas PSAK No. 57 (Revisi 2009) dianjurkan. Perusahaan sedang mengevaluasi dampak penerapan PSAK No. 57 (Revisi 2009) terhadap laporan keuangan.
In August 2009, the DSAK issued PSAK No. 57 (Revised 2009), “Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets” which amends PSAK No. 57, “Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets”. PSAK No. 57 (Revised 2009) enhances the application guidance on how to recognize and disclose provision, contingent liability and asset. PSAK No. 57 (Revised 2009) shall be effective for reporting period beginning on or after January 1, 2011. Earlier adoption of PSAK No. 57 (Revised 2009) is encouraged. The Company is currently assessing the impact of the requirement of PSAK No. 57 (Revised 2009) on the financial statements.
n.
PSAK No. 58 (Revisi 2009), mengenai “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”. Pada bulan Agustus 2009, DSAK mengeluarkan PSAK No. 58 (Revisi 2009), mengenai “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan” yang merubah PSAK No. 58 (Revisi 2003), “Operasi yang Dihentikan”. PSAK No. 58 (Revisi 2009) memperluas pedoman pengklasifikasian dan pengukuran aset tersedia untuk dijual. Aset tersedia untuk dijual disajikan sebagai
n.
PSAK No. 58 (Revised 2009), regarding “Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations”. In August 2009, the DSAK issued PSAK No. 58 (Revised 2009), regarding “Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations” which amends PSAK No. 58 (Revised 2003), regarding “Discontinued Operations”. PSAK No. 58 (Revised 2009) enhances the guidance to classify and measure asset held for sale. Asset held for sale shall be classified as current asset separately from
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
- 33 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
aset lancar dan terpisah dari pos lainnya. PSAK No. 58 (Revisi 2009) berlaku efektif untuk periode pelaporan yang dimulai atau sesudah 1 Januari 2011. Penerapan PSAK No. 58 (Revisi 2009) secara dini dianjurkan. Perusahaan sedang mengevaluasi dampak penerapan PSAK No. 58 (Revisi 2009) terhadap laporan keuangan. o.
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No. 7 (Revisi 2009), mengenai “Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus”.
other accounts. PSAK No. 58 (Revised 2009) shall be effective for reporting period beginning on or after January 1, 2011. Earlier adoption of PSAK No. 58 (Revised 2009) is encouraged. The Company is currently assessing the impact of the requirement of PSAK No. 58 (Revised 2009) on the financial statements. o.
Pada Oktober 2009, DSAK mengeluarkan ISAK No. 7 (Revisi 2009), mengenai “Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus” yang mengubah ISAK 7 (Revisi 2004), mengenai “Entitas Bertujuan Khusus”. ISAK No. 7 (Revisi 2009) memberikan pedoman bagaimana mengidentifikasi entitas bertujuan khusus dan menjelaskan indikasi adanya pengendalian yang menjadi pertimbangan dalam menentukan apakah suatu Entitas Bertujuan Khusus (EBK) dikonsolidasikan atau tidak. ISAK No. 7 (Revisi 2009) mengharuskan suatu EBK dikonsolidasi apabila dikendalikan oleh suatu entitas. ISAK No. 7 (Revisi 2009) berlaku efektif untuk periode pelaporan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. Perusahaan sedang mengevaluasi dampak penerapan ISAK No. 7 (Revisi 2009) terhadap laporan keuangan. p.
ISAK No. 9 (Revisi 2009), mengenai “Perubahan atas Kewajiban Aktivitas Purna-operasi, Restorasi dan Kewajiban Serupa”.
In October 2009, the DSAK issued ISAK No. 7 (Revised 2009), regarding “Consolidation - Special Purpose Entities” which amends ISAK No. 7 (Revised 2004), regarding “Special Purpose Entities”. ISAK 7 (Revised 2009) provides guidance on how to identify a special purpose entity and describes indicators of control that shall be considered in determining whether a Special Purpose Entity (SPE) is consolidated or not. ISAK No. 7 (Revised 2009) requires an SPE to be consolidated when it is controlled by an entity. ISAK No. 7 (Revised 2009) shall be effective for reporting period beginning on or after January 1, 2011. The Company is currently assessing the impact of the requirement of ISAK No. 7 (Revised 2009) on the financial statements. p.
Pada bulan Agustus 2009, DSAK mengeluarkan ISAK No. 9 (Revisi 2009), mengenai “Perubahan atas Kewajiban Aktivitas Purna-operasi, Restorasi dan Kewajiban Serupa”. ISAK No. 9 (Revisi 2009) memberikan pedoman bagaimana menghitung dampak perubahan dalam pengukuran atas aktivitas purna-operasi, restorasi atau kewajiban yang serupa yang muncul karena kewajiban untuk membongkar dan memindahkan aset tetap, pabrik dan peralatan dan restorasi lokasi aset sebagai konsekuensi dari pembeliannya. ISAK No. 9 (Revisi 2009) juga menjelaskan peristiwaperistiwa yang menyebabkan perubahan tersebut dan bagaimana mengukurnya. ISAK No. 9 (Revisi 2009) berlaku efektif untuk periode pelaporan yang dimulai atau sesudah 1 Januari 2011. q.
ISAK No. 10 (Revisi 2009), mengenai “Program Loyalitas Pelanggan”.
ISAK No. 11 (Revisi 2009), mengenai “Distribusi Aset Non Kas kepada Pemilik”. Pada Agustus 2009, DSAK mengeluarkan ISAK No. 11 (Revisi 2009), mengenai “Distribusi Aset Non Kas kepada Pemilik”. ISAK No. 11 (Revisi 2009) menyediakan pedoman pengakuan, pengukuran dan pengungkapan hutang dividen pada saat entitas mengumumkan distribusi dan mempunyai kewajiban untuk mendistribusikan aset kepada pemilik. Hal ini mensyaratkan entitas untuk mengakui perbedaan antara nilai tercatat aset yang didistribusikan dan nilai tercatat utang dividen dalam laba rugi. ISAK No. 11 (Revisi 2009) diterapkan secara prospektif untuk periode tahunan yang dimulai atau setelah 1 Januari 2011. Penerapan retrospektif tidak diperbolehkan sedangkan penerapan dini diperbolehkan. Perusahaan sedang mengevaluasi dampak penerapan ISAK No. 11 (Revisi 2009) terhadap laporan keuangan.
ISAK No. 9 (Revised 2009), regarding “Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities”. In August 2009, the DSAK issued ISAK No. 9 (Revised 2009), regarding “Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities”. ISAK No. 9 (Revised 2009) provides guidance on how to account for the effect of changes in the measurement of existing decommissioning, restoration and similar liabilities arising from the obligation to dismantle and remove property, plant and equipment and restoring the sites on which those assets located as a consequence of acquiring them. ISAK No. 9 (Revised 2009) also describes the events that can result those changes and how to account them. ISAK No. 9 (Revised 2009) shall be effective for reporting period beginning on or after January 1, 2011.
q.
Pada Agustus 2009, DSAK mengeluarkan ISAK No. 10 (Revisi 2009), mengenai “Program Loyalitas Pelanggan”. ISAK No. 10 (Revisi 2009) menyediakan pedoman untuk mencatat dan mengukur penghargaan kredit kepada pelanggan. Interpretasi ini mensyaratkan imbalan tersebut diidentifikasi secara terpisah dan diukur dengan mengacu pada nilai wajarnya. ISAK No. 10 (Revisi 2009) berlaku efektif untuk periode tahunan yang dimulai atau setelah 1 Januari 2011. Penerapan dini dari ISAK No. 10 (Revisi 2009) diperbolehkan. Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari penerapan di ISAK No. 10 (Revisi 2009) terhadap laporan keuangan. r.
Interpretation Financial Accounting Standards (ISAK) No. 7 (Revised 2009), regarding “Consolidation-Special Purpose Entities”.
ISAK No. 10 (Revised 2009), regarding “Customer Loyalty Programmes”. In August 2009, the DSAK issued ISAK 10 (Revised 2009), regarding “Customer Loyalty Programmes”. ISAK No. 10 (Revised 2009) provides guidance on how to record and measure grants award credits to customers. It requires the award credits to be separately identified and measured by reference to their fair values. ISAK No. 10 (Revised 2009) shall be effective for reporting periods beginning on or after January 1, 2011. Earlier adoption of ISAK No. 10 (Revised 2009) is permitted. The Company is currently assessing the impact of the requirement of ISAK No. 10 (Revised 2009) on the financial statements.
r.
ISAK No. 11 (Revised 2009), regarding “Distributions of Non-cash Assets to Owners”. In August 2009, the DSAK issued ISAK No. 11 (Revised 2009), regarding “Distributions of Non-cash Assets to Owners”. ISAK No. 11 (Revised 2009) provides guidance on how to recognize measure and disclose the dividend payable when an entity declares and has an obligation to distribute earnings to its owners. It requires an entity to recognize the difference between the carrying amount of the assets distributed and the carrying amount of the dividend payable as part of profit or loss. ISAK No. 11 (Revised 2009) shall be effective for reporting periods beginning on or after January 1, 2011 and prospectively applied. Earlier adoption is permitted. The Company is currently assessing the impact of the requirement of ISAK No. 11 (Revised 2009) on the financial statements.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language.
- 34 PT SUPARMA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) s.
PT SUPARMA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
ISAK No. 12 (Revisi 2009), mengenai “Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer”.
s.
Pada bulan Agustus 2009, DSAK mengeluarkan ISAK No. 12 (Revisi 2009), mengenai “Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer”. ISAK No. 12 (Revisi 2009) memberikan pedoman pengakuan keuntungan atau kerugian dari kontribusi aset nonmoneter pada PBE (Pengendalian Bersama Entitas) dalam pertukaran dengan bagian partisipasi ekuitas PBE dalam laporan laba rugi venturer. Standar tersebut juga memberikan pedoman bagaimana menghitung imbalan tambahan dan menyajikan keuntungan atau kerugian belum terealisasi pada Laporan Keuangan venturer. Venturer tidak mengakui posri keuntungan atau kerugian yang diatribusikan pada bagian partisipasi ekuitas venturer lain jika (a) risiko dan manfaat signifikan dari kepemilikan aset nonmoneter yang dikontribusikan tidak beralih ke PBE; atau (b) Keuntungan atau kerugian dalam kontribusi nonmoneter tidak dapat diukur dengan andal; atau (c) transaksi kontribusi tidak memiliki substansi komersial. Jika disamping menerima bagian partisipasi ekuitas, venturer menerima aset moneter atau nonmoneter, maka porsi yang sesuai dari keuntungan atau kerugian dalam transaksi tersebut diakui oleh venturer. ISAK No. 12 (Revisi 2009) berlaku efektif untuk periode pelaporan dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. Penerapan dini ISAK No. 12 (Revisi 2009) diperkenankan.
32.
PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang telah diselesaikan pada tanggal 30 Maret 2010.
ISAK No. 12 (Revised 2009), regarding “Jointly Controlled Entities – Non-Monetary Contributions by Venturer”. In August 2009, the DSAK issued ISAK No. 12 (Revised 2009), regarding “Jointly Controlled Entities-NonMonetary Contributions by Venturer”. ISAK No. 12 (Revised 2009) provides guidance on how to recognize gains or losses resulting from contribution of nonmonetary asset to a jointly controlled entity in exchange for an equity interest in the jointly controlled entity in profit or loss by a venturer. It also provides guidance on how to account for additional consideration and present any unrealized gain or loss in the consolidated financial statements of a venturer. A venturer does not recognize the portion of a gain or loss attributable to the equity interests of the other venturers when (a) the significant risks and rewards of ownership of the contributed nonmonetary assets have not been transferred to the jointly controlled entity; or (b) the gain or loss on the nonmonetary contribution cannot be measured reliably; or (c) the contribution transaction lacks commercial substance. If in addition to receiving an equity interest, a venturer receives monetary and nonmonetary asset, an appropriate portion of gain or loss shall be recognized by the venturer. ISAK No. 12 (Revised 2009) shall be effective for reporting period beginning on or after January 1, 2011. Earlier adoption of ISAK No. 12 (Revised 2009) is encouraged.
32.
COMPLETION OF THE FINANCIAL STATEMENTS The management of the Company is responsible for the preparation of the financial statements that was completed in March 30, 2010.