BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Kas Definisi Kas menurut Keown, Martin, Petty Scoot,Jr (2005) merupakan mata uang dan logam yang dimiliki perusahaan di kas kecil, mesin-mesin kas atau dalam bentuk cek atau rekening-rekening pasar uang. Menurut Standar Akuntansi Pemerintah (PP nomor 24 tahun 2005), yang dimaksud dengan kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Terkait dengan kegiatan pemerintahan ini pada hakikatnya ada dua penggunaan terminologi kas yang dikenal dalam entitas pemerintahan, yaitu Kas Negara dan Kas Daerah. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah pusat. Kas negara disimpan pada sebuah rekening yang disebut dengan Rekening Kas Umum Negara, yang merupakan tempat menyimpan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung
seluruh
penerimaan
negara
dan
pengeluaran negara pada bank sentral.
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
membayar
seluruh
9
Menurut Rahmadi, Insyafiah, dan Subkhan (2006) pengertian kas meliputi saldo kas (cash on hand), saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan serta instrumen investasi yang sangat likuid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan. Didalam sebuah risalah ekonomi klasik, John Maynard Keynes menggolongkan
perusahaan,
atau
unit-unit
ekonomi
lainnya,
membutuhkan kas ke dalam tiga kategori seperti dikutip Keown et al (2005) : a. Alasan Transaksi, Saldo-saldo yang digunakan untuk tujuan-tujuan transaksi memungkinkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhankebutuhan kas yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan umum yang dilakukan dalam menjalankan sebuah bisnis. b. Alasan Pencegahan, saldo-saldo pencegahan merupakan saham cadangan dari aktiva lancar. Alasan untuk memegang uang ini berhubungan dengan pemeliharaan atau penjagaan saldo-saldoo yang akan digunakan memenuhi kebutuhan yang mungkin ada, tetapi belum teridentifikasi. c. Alasan Spekulatif, kas dipegang dengan tujuan-tujuan spekulatif agar dapat mengambil keuntungan dari situasi-situasi yang berpotensial mendatangkan profit.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
2.2
Manajemen Kas (Pengelolaan Kas) Definisi manajemen kas menurut Rahmadi et al. (2006) adalah pengelolaan atas sumber daya kas suatu organisasi, manajemen kas memberikan kepada manajemen alat untuk berfungsinya suatu organisasi dengan menggunakan kas atau sumber daya likuid yang dimilikinya dengan cara yang tepat. Mike Williams mendefinisikan manajemen kas pemerintah sebagai strategi dan proses-prosesnya untuk mengelola secara efektif dan efisien arus kas jangka pendek dan saldo-saldo kas yang ada dalam pemerintah maupun antara pemerintah dengan sektor-sektor lain. Sedangkan menurut Storkey mendefinisikan manajemen kas sebagai “memiliki uang yang cukup pada tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat untuk membayar kewajiban-kewajiban pemerintah dalam cara yang efektif dan efisien”. Terdapat tujuan dari manajemen Kas, tujuan utamanya adalah dengan manajemen kas yang baik, suatu pemerintah dapat mendanai pengeluaran-pengeluarannya tepat pada waktunya dan memenuhi setiap kewajibannya ketika jatuh tempo, efektifitas biaya, pengurangan resiko dan efisiensi. Sedangkan menurut Williams menyatakan tujuan - tujuan dari manajemen kas pemerintah yang efisien adalah: 1) Menyimpan seminimal mungkin saldo menganggur dalam sistem perbankan dan menekan seminimal mungkin biaya – biaya yang terkait dengan penyimpanan saldo tersebut pada sistem perbankan;
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
2) Mengurangi resiko operasional, resiko kredit dan resiko pasar yang terkait
dengan
kegiatan
pemerintah
dan
pendanaan
kegiatan
pemerintah; 3) Menambah fleksibilitas dalam cara pemerintah menentukan kapan penerimaan kas pemerintah ditandingkan dengan pengeluaran kas pemerintah; 4) Mendukung kebijakan – kebijakan keuangan lainnya. Dalam prinsip pengelolaan bisnis yang sehat terdapat beberapa hal yang dapat diambil untuk pengelolaan keuangan negara. Prinsip pengelolaan kas di dunia bisnis adalah : 1) Mempercepat penarikan uang atau mempercepat penerimaan; 2) Melaksanakan perencanaan yang matang atas pengeluaran-pengeluaran besar; 3) Membayar pengeluaran tepat waktunya; 4) Memanfaatkan uang yang dikuasai tetapi belum digunakan ((idle cash) untuk mendapatkan hasil; 5) Mengurangi penumpukan persediaan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa uang(cash) di usahakan untuk ditahan selama mungkin di perusahaan untuk dapat dikaryakan menghasilkan gain atau pendapatan. Wasterfield, Ross (McGraw-Hill, 2006) menyatakan bahwa dalam mengendalikan pengeluaaran kas ada dua mekanisme yaitu :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
1) Slowing down Payments Mekanisme
ini
mensyaratkan
bahwa
korporasi
dapat
memperlambat pembayaran mendekati atau tepat pada saat jatuh tempo tagihan. Namun mekanisme ini bisa menimbulkan biaya yang mahal karena perusahaan kehilangan diskon pembayaran. Disamping itu cara ini dianggap kurang etis karena menunda-nunda pembayaran kepada rekanan. 2) Controlling Disbursement (Zero-balance account and controlled disbursement account ) Pengendalian pengeluaran dengan menggunakan Zero-balance account dilakukan dengan membuat master akun (rekening utama) yang akan melayani sub-sub rekening yang operasional untuk pembayaran operasi perusahaan. Sedangkan saldo pada sub-sub akun dipelihara dengan saldo yang minimal. Pengendalian dengan mekanisme controled disbursement account dilakukan dengan mengirimkan uang ke rekening bank untuk menutup pengeluaran berdasarkan hasil antisipasi. Uang dikirimkan berdasarkan hasil prediksi pengeluaraan yang dibuat sebelumnya. Teori dan praktik-praktik pengelolaan kas baik untuk korporasi ataupun dalam pengelolaan keuangan dana publik atau pemerintahan menunjukkan bahwa pemanfaatan uang harus benar-benar optimal. Secara sederhana dapat dibagi menjadi empat mekanisme yaitu : 1) Mempercepat penarikan dan penerimaan kas (cash inflows);
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
2) Mengontrol pengeluaran sehingga kas lebih lama di organisasi (cash outflows; 3) Menginvestasikan uang yang belum digunakan (idle cash. Keuntungan dari menyimpan uang untuk tujuan – tujuan khusus sebagai berikut: 1) Menahan uang kas secukupnya untuk dapat membayar pembelian – pembelian dalam jangka waktu potongan, sehingga memperoleh keuntungan dari potongan pembelian; 2) Tersedianya uang yang cukup sangat menguntungkan, jika sewaktu – waktu harus mengadakan transaksi yang menghasilkan laba; 3) Mempunyai persediaan uang kas yang cukup untuk mengatasi kesukaran dalam keadaan darurat, misalnya kebakaran, bencana alam. Manajemen kas pada sistem perbendaharaan pemerintah Amerika Serikat memiliki tiga fungsi seperti dikutif Rahmadi et al. (2006): 1) Mengeliminasi Saldo Kas Menganggur. Setiap uang yang disimpan dan tidak digunakan untuk meningkatkan pendapatan atau mengurangi biaya merupakan kerugian (lost opportunity). Dana – dana yang tidak dipakai untuk membayar transaksi – transaksi yang akan terjadi dapat digunakan untuk melunasi utang yang ada (dan pengurangan arus kas keluar dari perbendaharaan untuk pembayaran bunga) atau dapat di investasikan untuk menghasilkan
arus
kas
masuk
ke
rekening
http://digilib.mercubuana.ac.id/
perbendaharaan.
14
Minimalisasi atas saldo kas menganggur memerlukan informasi yang akurat atas perkiraan pendapatan dan kemungkinan pengeluaran. 2) Mengdepositokan Penerimaan Tepat Pada waktunya Memiliki uang di tangan lebih baik daripada memiliki piutang. Kas mudah dikonversi dengan segera menjadi sesuatu yang berharga atau barang. Piutang, suatu pos yang akan dikonversi dimasa depan, seringkali mengalami keterlambatan 3) Membayar Tepat Pada Waktunya Beberapa pembayaran harus dilakukan pada tanggal tertentu, seperti gaji pegawai ataupun bantuan langsung tunai. Untuk pembayaran – pembayaran seperti ini, tidak diperlukan keputusan manajemen kas. Untuk pembayaran – pembayaran lain, seperti pembayaran kepada rekanan, keputusan kapan membayar mungkin dilakukan. Rekanan pemerintah juga menghadapi kebutuhan manajeman kas yang sama dengan pemerintah. Mereka ingin mempercepat penerimaan kas. Salah satu caranya adalah memberikan potongan pembayaran apabila pembayaran atas barang yang dijual dilakukan tepat pada waktunya. Untuk mencapai tujuan hal tersebut di atas terdapat beberapa hal yang harus dipenuhi antara lain : 1) Ramalan arus kas dan saldo kas yang akurat dan tepat waktunya untuk mengeliminasi kebutuhan (atau untuk meminimalisasi biaya) akan pinjaman jangka pendek;
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
2) Proses penagihan piutang yang efisien dari titik penerimaan sampai ke tempat dimana dana yang diperoleh dapat digunakan atau di investasikan; 3) Perencanaan pengeluaran yang akurat untuk memastikan bahwa semua kewajiban dibayar tepat waktu, tetapi bukan berarti sebelum jatuh tempo; 4) Efisiensi dan responsivitas yang tinggi dalam proses manajeman kas dan penyediaan kas untuk menunjang layanan pemerintah; 5) Manajemen posisi – posisi resiko yang terkonsolidasi; 6) Integrasi manajemen kas dengan manajemen hutang.
2.2.1 Mengatur Arus Kas Masuk (cash inflow) Keown et al. (2005), Untuk mempercepat waktu dalam hal kita menerima penerimaan-penerimaan kas, adalah hal yang penting bahwa kita mengerti bagaimana mengurangi pengambangan ((float (float). ). Float adalah panjangannya waktu dari ketika sebuah cek ditulis hingga penerima yang sebenarnya dapat menggunakan ”dana baik” tersebut. Pengambangan (atau total pengambangan) mempunyai 4 elemen sebagai berikut: a. Pengambangan pengiriman (Mail float), disebabkan oleh jarak antara konsumen mengirimkan cek pembayaran hingga perusahaan/organisasi mulai memprosesnya;
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
b. Pengambangan Pemrosesan (Processing float), disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memproses cek pembayaran sebelum mereka bisa simpan dibank; c. Pengambangan pengangkutan (Transit float), disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan cek yang disimpan untuk kliring melalui sistem perbankan komersial dan menjadi dana yang dapat digunakan perusahaan; d. Pengambangan pembayaran ((Disbursing float), float), muncul dari fakta bahwa dana tersedia dalam rekening bank perusahaan hingga cek pembayaran kliring melalui sistem perbankan. Biasanya, dana tersedia dalam rekening bank melalui saldo yang ditujukan dalam buku tersendiri (buku besar). Berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara di Indonesia, tujuan – tujuan manajemen kas dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian sebagai berikut : a. Manajemen Likuiditas Manajemen likuiditas penting untuk memastikan negara memiliki kas yang cukup untuk menyelesaikan semua kewajiban yang jatuh tempo, untuk itu pemerintah perlu mengetahui berapa besar penerimaan dan pengeluaran yang akan dilakukan.. b. Minimalisasi kas yang mengangur Pemanfaatan kas secara maksimal untuk memperoleh keuntungan. c. Mengurangi cost of financing
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Jika negara mempunyai manajemen kas yang baik negara dapat melakukan
penundaan
penerbitan
SUN
dengan
membiayai
pengeluaran – pengeluaran dari kas yang berasal dari pendapatan yang ada atau melakukan buy back SUN untuk mengurangi pembayaran bunga.
2.2.2 Mengatur Arus Kas Keluar (cash outflow) Sistem dan teknik untuk mengembangkan manajemen pengeluaran kas perusahaan, antara lain : (1) rekening-rekening yang saldonya nol ((zero balance accounts), accounts), (2) wesel ((Payable-Through Drafts), Drafts (3) pembayaran jarak jauh (remote disbursing). Dua sistem yang pertama menawarkan kontrol yang lebih baik atas pembayaran-pembayaran perusahaan, dan keuntungan yang kedua, sistem-sistem tersebut dapat meningkatkan pengambangan pembayaran (disbursing float). Mengelola arus kas keluar melalui penggunaan sistem rekening saldo nol ((zero balance accounts accounts)) menawarkan keuntungan sebagai berikut: 1) Kontrol tersentralisasi atas pengeluaran tercapai, walau wewenang pembayaran berada di pusat unit operasi; 2) Waktu manajemen untuk kegiatan mengelola kas dikurangi. Tindakan seperti
meneliti
saldo
dalam
beberapa
rekening
bank,
merekonsiliasi rekening tidak membutuhkan banyak perhatian; 3) Saldo berlebih dalam rekening bersangkutan bisa dikurangi;
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dan
18
4) Biaya manajemen kas bisa dikurangi, seperti transfer kawat mengurangi pembentukan dana dalam rekening pengeluaran yang ada.
2.2.3 Teknik Pembayaran Latar belakang, trend terhadap pembayaran dan pungutan secara elektronik sekarang ini semakin berkembang setiap tahunnya. Saat ini pungutan dan pembayaran secara elektronik merupakan salah satu metode yang mengalami pertumbuhan paling cepat untuk perpindahan dana di dalam dunia bisnis. Hal ini bertujuan untuk mencapai sebuah transaksi yang efisien dan efektif. Sekarang penggunaan ekstensi peralatan komunikasi elektronik berjasa mengurangi float. Konsep sentral Elektronik Funds Transfer sederhana. Jika perusahaan A berhutang uang pada perusahaan B, situasi ini segera mencerminkan rekening buku dan bank kedua perusahaan. Transfer dana yang segera akan menghilangkan float. Bisnis / transaksi sekarang mulai menggunakan sistem yang bahkan lebih canggih, seperti transfer kawat berbasis diterminal, untuk menggerakan dana dalam sistem manajemen kas. Metode pembayaran berpengaruh pada biaya transaksi kas outflow, tergantung atas infrastruktur perbankan dan sifat expenditur, banyaknya metode pembayaran harus dipertimbangkan (check, kas, transfer elektronik, kartu debit dan lainnya). Metode pembayaran modern misalnya, pembayaran lewat transfer elektronik bukan melalui check atau
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
kas mempermudah pemerintah dengan merencanakan kas flownya secara lebih akurat, memperlancar pembayaran dan menyederhanakan prosedur administrasi dan akunting. Akan tetapi, apakah satu model pembayaran lebih disukai atas model lainnya tergantung dari banyak faktor, seperti tingkat perkembangan ekonomi negaranya, jaringan perbankkan dan status komputerisasi. Untuk pembayaran dengan pemerintahan (bila agency memberikan jasa pada agency lain), sejumlah negara menggunakan nonpayable check sedangkan negara lain membuat penyesuaian buku. menggunakan nonpayable check memiliki manfaat untuk menghidari penundaan dalam persiapan laporan. Di beberapa negara yang bergantung pada bantuan, non payable check digunakan untuk membayar pajak yang terkait dengan impor yang dibiayai dengan bantuan eksternal, dan untuk menghindari jalan keluar/solusi dalam system pajak yang dibuat oleh dutyfree import (impor bebas pajak).
2.2.4 Treasury Singgle Account (TSA) Sebagai salah satu upaya pemerintah dalam memperbaiki pengelolaan kas negara adalah dengan menerapkan Rekening Tunggal Perbendaharaan (Treasury Single Account - TSA). Dengan penerapan TSA ini akan memungkinkan aliran kas yang terkonsolidasi dimana penerimaan dan pengeluaran berasal dari satu rekening. Prinsip-prinsip ini mencakup adanya pengendalian atas aliran kas. Dalam pelaksanaan TSA diperlukan perubahan mekanisme penyaluran dana APBN (pengeluaran kas) serta
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
mekanisme pengelolaan penerimaan negara melalui bank persepsi yang ada saat ini. Hal ini dilakukan untuk mencapai penerimaan negara diterima pada hari yang sama, pengeluaran negara dilakukan secara tepat waktu, adanya transparansi berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan kas yang baik. Konsep TSA (Treasury Single Account) menginginkan adanya satu rekening yang menampung semua kas yang dimiliki oleh negara kedalam satu rekening yang terdapat pada bank sentral. Penggunaan TSA dimaksudkan untuk mendukung pengelolaan kas yang baik sehingga keputusan pemerintah berkaitan dengan penyediaan kas bisa lebih efektif dan efisien. Pembentukan rekening lain pada bank umum untuk operasionalisasi penerimaan dan pengeluaran dapat dimungkinkan sebagai upaya untuk mempermudah pelaksanaan anggaran. Menurut kepala KPPN Jakarta II, Simatupang (2010), secara umum treasury single account didefinisikan sebagai suatu rekening atau sekumpulan
rekening
yang
saling
berhubungan
yang
digunakan
Pemerintah untuk melakukan transaksi keuangan negara. Treasury single account diperkirakan efektif untuk mengoptimalisasi opportunity cost dari saldo kas yang mengendap atau tidak terpakai pada rekening pemerintah yang tersebar pada bank-bank umum. Dalam kaitannya dengan pengelolaan kas, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara selaku kuasa Bendahara Umum Negara memiliki rekening pada bank umum untuk menampung penerimaan maupun
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
pengeluaran negara. Penerimaan maupun pengeluaran tersebut ditampung pada bank-bank yang ditunjuk pemerintah selaku Bank Operasional sedangkan penerimaan ditampung pada Bank Persepsi. Langkah – langkah penerapan treasury single account (TSA) : 1) Konsolidasi penyimpanan uang negara dalam satu rekening, yaitu rekening kas umum Negara; 2) Semua penerimaan negara masuk ke rekening kas umum negara dan semua pengeluaran negara dibayar dari rekening kas umum negara; 3) Semua penerimaan negara dilimpahkan ke rekening kas umum negara; 4) Penihilan saldo pada bank operasional setiap hari dan penyediaan dana pada saat diperlukan untuk pembayaran. Latar belakang penerapan Treasury Single Account (TSA) karena Rekening penerimaan / pengeluaran tersebar di banyak bank diseluruh Indonesia, sehingga : a. Sulit untuk mengetahui jumlah uang yang dimiliki oleh Negara secara cepat; b. Tidak efisien, karena Pengendapan uang pemerintah yang ada di rekening penerimaan dan pengeluaran pada bank umum menyebabkan tingginya opportunity cost; c.
Menyulitkan perencanaan kas yang baik;
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
2.2.5 Sentralisasi Saldo kas Untuk meminimalkan biaya pinjaman, neraca mandeg (idle cash balance) harus diminimalkan, di negara-negara dimana dana yang dikeluarkan
melalui
system
imprest,
mengakumulasikan neraca mandeg
spending
agency
sering
pada rekening bank mitra kerja,
neraca mandeg ini meningkatkan kebutuhan pinjaman pemerintah, yang harus meminjam untuk membiayai pembayaran beberapa KPPN sekalipun KPPN lain memiliki kelebihan cash. Dimana imprest accounts dibuat pada bank komersial, idle cash balance membantu melonggarkan hambatan kredit dengan memberikan sumber tambahan perbankan untuk kredit, Clearing rekening harian dengan beragam bank di beberapa negara menjadi lebih sulit dibandingkan dengan penyelesaian harian dengan sejumlah rekening pada satu bank (pada umumnya bank sentral). Akan tetapi di beberapa negara, treasury tidak melakukan clearing kas harian atas rekening jajaran kementerian dengan bank sentral, oleh karena itu, walaupun neraca positif dengan bank sentral, pemerintah harus meminjam dari pasar financial, konsolidasi neraca kas harian juga diperlukan ketika rekening jajaran kementerian dilakukan dengan bank sentral. Langkah dalam melancarkan manajemen kas meliputi: 1) Sentralisasi transaksi harian yang dibuat pada tingkat pusat. 2) Untuk kantor daerah, prosedur untuk transfer kas yang mengikuti distribusi ekspenditur bulanan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Di negara-negara dengan infrastruktur perbankkan terbelakang, clearing rekening harian dengan bermacam-macam bank dapat lebih sulit dari pada penyelesaian harian dengan seperangkat account pada bank sentral. Pemeliharaan sejumlah besar rekening, karena itu dapat mengganggu implementasi clearing yang tepat dan prosedur konsolidasi. Untuk analisis kebijakan dan manajemen, perlu mencatat setiap transaksi dan mengklasifikasikannya sepanjang kategory ekonomi fungsional, karena itu sentralisasi neraca kas tidak memadai untuk tujuan ini, informasi atas transaksi juga harus disentralisasi, proses transaksi pembayaran dengan treasury dapat menfasilitasi monitoring. Akan tetapi, pengalaman menunjukkan bahwa hal ini tidak secara otomatis menjamin bahwa monitoring akan memuaskan. Sentralisasi neraca kas dengan single account dimaksudkan untuk mengoptimalkan manajemen kas, ini menghindari beban/charge bunga tambahan pembayaran dan pinjaman untuk membiayai ekspenditur beberapa agency sedangkan agency lain tetap menjaga neraca mandeg banknya.
2.2.6 Zero Balance Account (ZBA) Berdasarkan UU Nomor 1/2004, Ada tiga prinsip yang mendasari aplikasi treasury single account dalam sistem pengelolaan kas negara, yaitu pertama Rekening Kas Umum Negara (RKUN) terdapat di Bank Indonesia. Kedua semua penerimaan masuk ke Rekening Kas Umum
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Negara dan semua pengeluaran berasal dari Rekening Kas Umum Negara. Rekening Kas Umum Negara menjadi muara dari setiap transaksi keuangan Pemerintah yang mengakibatkan semua rekening Pemerintah pada bank-bank umum menjadi nihil. Ketiga semua rekening setiap hari terkonsolidasikan di rekening Kas Umum Negara, hal ini dimaksudkan untuk tertib administrasi dan memudahkan pengelolaan kas. Tujuan sistem rekening saldo nol adalah : a. Memberikan kontrol pembayaran kas lebih baik; b. Mengurangi saldo akses kas di bank regional untuk tujuan pengeluaran; c. Memungkinkan kontrol tersentralisasi.
2.3
Bank/Pos Persepsi Berdasarkan
Peraturan
Dirjen
Perbendaharaan
No.
PER
-
30/PB/2009 tentang petunjuk pelaksanaan uji coba rekening penerimaan kantor pelayanan perbendaharaan negara bersaldo nihil dalam rangka penerapan treasury single account (TSA) maka dapat dijelaskan pengertian-pengertian sebagai berikut : a. Bank Persepsi adalah bank umum yang ditunjuk oleh BUN/Kuasa BUN untuk menerima setoran penerimaan Negara bukan dalam rangka ekspor dan impor, yang meliputi penerimaan pajak, negeri, dan penerimaan bukan pajak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
cukai dalam
25
b. Bank Devisa Persepsi adalah bank umum yang ditunjuk oleh BUN/Kuasa BUN untuk menerima setoran penerimaan negara dalam rangka ekspor dan impor. c. Pos Persepsi adalah kantor pos yang ditunjuk oleh BUN/Kuasa BUN untuk menerima setoran penerimaan negara.
2.4
Bank Operasional Berdasarkan
Peraturan
Dirjen
Perbendaharaan
No.
PER
-
59/PB/2007 tentang petunjuk pelaksanaan perbendaharaan negara bersaldo nihil dalam rangka penerapan treasury single account (TSA maka dapat dijelaskan pengertian Bank Operasional sebagai berikut: a. Bank Operasional I (BO I) adalah bank operasional mitra kerja kuasa BUN di daerah yang menyalurkan dana APBN untuk pengeluaran non gaji (termasuk kekurangan gaji dan gaji susulan) dan uang persediaan. Penunjukan Bank Operasional I adalah kewenangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan . Penggantian Bank Operasional I dilakukan oleh Kantor Pusat DJPbn secara berkala setiap tahun. Setelah terlebih dahulu diadakan penilaian oleh KPPN dan diusulkan melalui Kanwil DJPbn setempat. b. Bank Operasional II (BO II) adalah bank yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk melakukan pembayaran Gaji untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pusat, anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
http://digilib.mercubuana.ac.id/