PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA L) TERHADAP PERUBAHAN MAKROSKOPIK HATI MENCIT JANTAN (MUS MUSCULUS L) STRAIN DDW SETELAH DIBERI MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG) Nora Maulina Program Studi Kedokteran Universitas Malikussaleh
Email:
[email protected] ABSTRAK Ekstrak kulit manggis kini banyak digunakan sebagai pengobatan alternatif oleh masyarakat sebagai anti-oksidan tanpa mengetahui efek samping. Konsumsi Monosodium glutamat (MSG) digunakan sebagai penambah rasa dalam makanan dapat menyebabkan berbagai efek samping karena pembentukan radikal bebas dalam tubuh seperti disfungsi hati. Penelitian bertujuan untuk melihat ekstrak etanol kulit manggis (Garcinia mangostana L) terhadap perubahan makroskopik Perubahan Pria Mice (Mus musculus L) strain DDW setelah Monosodium Glutamat (MSG). Metode penelitian menggunakan desain true experimental bertujuan membandingkan efek ekstrak etanol kulit manggis pada kerusakan hati yang disebabkan oleh administrasi MSG. Dari 15 tikus, tikus DDW galur jantan, terbagi menjadi tiga kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol / air suling (P0), pemberian MSG kelompok (P2), pemberian MSG dan EEKM (P3). Penilaian makroskopik mencit setelah pemberian EEKM hati tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam memperbaiki kerusakan hati dari pemberian MSG (p> 0,05). Makroskopik hati mencit yang telah rusak dengan pemberian MSG, masing-masing bisa diperbaiki dengan ekstrak etanol kulit manggis Kata kunci: ekstrak kulit manggis, dan MSG
ABSTRACT Mangosteen peel extract is now widely used as an alternative treatment by society as an anti-oxidant without knowing the side effects. Consumption Monosodium glutamate (MSG) is used as a flavor enhancer in the food can cause various side effects due to formation of free radicals in the body such as liver dysfunction. This study was aimed to investigate the Ethanol Extract Skin Mangosteen (Garcinia mangostana L) against the changes Macroscopic Changes in Male Mice (Mus musculus L) strains DDW after being Monosodium Glutamate (MSG). The research method using true experimental designs aimed at comparing the effect of ethanol extract of mangosteen peel on liver damage caused by MSG administration. From 15 of mice, DDW strain male mice, divides into three treatment groups, namely control group / distilled water (P0), MSG giving group (P2), the giving of MSG and EEKM(P3). Macroscopic assessment of mice after 37
giving EEKM liver did not show any significant differences in fixing the damage of liver from MSG giving (p> 0,05). Macroscopic liver in mice that had been damaged by giving MSG can be fixed with ethanol extract of mangosteen peel. Keywords : Mangosteen peel extract, and MSG PENDAHULUAN Di era industri seperti saat ini, meningkatnya pencemaran berdampak negatif pada kesehatan yang diakibatkan oleh banyaknya radikal bebas. Tetapi radikal bebas tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal saja, pola makan dan kebiasaan kurang sehat yang kita lakukan atau kita makan pun ikut menentukan. Radikal bebas yang menyerang struktur tubuh mengakibatkan bermacam penyakit seperti kanker, diabetes, kelahiran prematur, kerusakan liver, pernafasan, gangguan saraf, dan lainlain. Untuk menanggulangi hal tersebut yang harus kita lakukan adalah memperbaiki pola makan, tidak merokok, makan makanan yang tidak berpengawet, pewarna, penyedap rasa yang banyak mengandung bahan kimia berbahaya, olah raga teratur dan makan buah atau sayuran yang banyak mengandung anti-oksidan (Prawirohardjono et al., 2000). Penelitian Neeven (2010) menyebutkan stres oksidatif yang didapatkan dari pemaparan MSG juga bisa menyebabkan degenerasi sel saraf contohnya seperti Parkinson, dan Alzheimer. Monosodium glutamate (MSG) sudah lama digunakan di seluruh dunia sebagai penambah rasa makanan dengan L-glutamic acid sebagai komponen asam amino (Geha et al., 2000) disebabkan penambahan MSG akan membuat rasa makanan menjadi lebih lezat.
Konsumsi MSG terbanyak dijumpai pada masyarakat Korea yang mencapai 1,6 gr/hari, sedangkan di Indonesia sekitar 0,6 gr/hari. Taiwan adalah negara yang paling tinggi konsumsi MSG per kapita, mencapai 3 gr/hari, sedangkan Amerika adalah negara yang paling rendah konsumsi MSG per kapita, hanya 0,5 gr/hari (Uke, 2008). Konsumsi tersebut bisa tergantung pada isi kandungan MSG dalam makanan dan pilihan rasa seseorang (Geha et al., 2000), berkisar antara 0,1 % dan 0,8 % dari makanan yang disajikan. Glutamat yang dikonsumsi secara oral diabsorbsi di rongga usus dan masuk secara langsung melalui vena portal ke dalam hati, di dalam hati glutamat yang diabsorbsi itu, konsentrasinya diubah sesuai kebutuhan. Hati merupakan tempat utama untuk metabolisme obat dan zat toksik, dikenal sebagai proses biotransformasi. Hasil akhir dari reaksi ini berupa bahan yang tidak aktif dan lebih larut dalam air, sehingga secara cepat dapat di ekskresi melalui empedu atau urin. (Morgan, 1996). Gejala awal hepatotoksik ditandai dengan peningkatan enzim-enzim transaminase dalam serum. Ada dua jenis aminotransferase yang sering diukur yaitu SGPT (glutamate pyruvate transaminase) / ALT (alanin transaminase) dan SGOT (glutamate oksaloasetat transaminase)/AST (aspartate transaminase) (Morgan, 1996; Huriawati, 2002; Siti, 1995).
38
METODE Jenis penelitian ini adalah desain eksperimental murni (true experimental designs) laboratorium dengan rancangan post test only control group designs dengan cara membandingkan hasil observasi pada kelompok perlakuan (eksperimen) dengan kelompok kontrol. ANALISIS DATA Dilakukan uji normalitas dan homogenitas data. Jika data berdistribusi normal dan homogen dilakukan uji ANOVA. Bila terdapat perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji Post Hoc analisa Benferroni taraf 5 % untuk melihat perbedaan antara kelompok kontrol dari masingmasing perlakuan. Jika distribusi data tidak normal dan tidak homogen dilakukan transformasi data. Kemudian diuji lagi normalitas dan homogenitas data. Apabila masih tidak normal distribusinya dan data tidak homogen maka dilanjutkan dengan uji Mann Whitney untuk membandingkan antara dua kelompok perlakuan (kontrol vs perlakuan). Pada kelompok data lebih dari dua kelompok maka dilakukan uji Friedman. Analisis data dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi. Dalam penelitian ini, hanya rata-rata perbedaan p≤ 0.05 yang dianggap bermakna (signifikan).
HASIL Kerusakan hati Hasil pengukuran data kerusakan hati setelah perlakuan pemberian MSG, ekstrak etanol kulit manggis, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.1 Derajat kerusakan hati NO
Kelompok perlakuan
1 P0 = Kontrol 2 P1 = MSG 3 P2 = MSG + EKM
Derajat kerusaka n hati 0 +2 +1
Kategori
0 2 1
secara makroskopis. Keterangan: MSG = Monosodium glutamate, EEKM = Ekstrak etanol kulit manggis, dan Vit. E = Vitamin E. # Kriteria abnormal bila ditemukan: (a). Perubahan berat organ hati; (b). Perubahan warna; (c).Perubahan konsistensi; dan (d). Perubahan permukaan. Derajat kerusakan hati : 0 (normal); + 1 (bila terdapat 1 dari kriteria #); + 2 (bila dijumpai 2 dari kriteria #); dan + 3 (bila ditemukan 3 dari kriteria #).
Uji Kruskal Wallis terhadap derajat kerusakan hati secara mikroskopis berdasarkan derajat kerusakan hati menunjukkan perbedaan yang bermakna di antara kelompok perlakuan (p< 0,05). Uji Mann-Whitney terhadap derajat kerusakan hati menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan P1 dengan kelompok perlakuan P2 (p< 0,05), sedangkan uji Mann-Whitney untuk derajat kerusakan hati pada kelompok perlakuan P2 tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (p > 0,05). Ini menunjukkan bahwa kerusakan hati secara makroskopis akibat pemberian MSG dapat diperbaiki setelah diberikan ekstrak etanol kulit manggis.
39
Gambaran makroskopis hati mencit
(A)
(B)
(C) Keterangan gambar : A: Kelompok kontrol (P0), berat, konsistensi warna dan permukaan dalam batas normal B: Kelompok Pemberian MSG (P1), konsistensi, warna dan permukaan berat, konsistensi,warna dan permukaan ada perbedaan dibandingkan/ kontrol C : Kelompok pemberian MSG dan Ekstrak etanol kulit manggis (P2), konsistensi, warna dan permukaan dalam batas normal PEMBAHASAN Xanthones merupakan salah satu senyawa anti-oksidan yang teridentifikasi pada Garcinia Mangostana Linn. yang telah terbukti tidak memiliki efek sitotoksik yang kuat (Ho et al., 2002). Kerusakan sel hati akibat pemberian MSG yang terberat dijumpai pada kelompok perlakuan P1 yang ditandai dengan adanya konsistensi sel hati yang kenyal serta perubahan dari warna, berat.dan permukaan yang tidak rata, hal ini bisa saja diakibatkan oleh sel-sel hati
yang mulai mengalami nekrosi. Menurut Harijadi (2011), nekrosis sel hati merupakan manifestasi yang sering dijumpai pada berbagai tingkat kerusakan hati. Pada tingkat kerusakan hati yang berat, nekrosis ini dapat menyebabkan kegagalan fungsi hati akut maupun kronis, namun pada sebagian kasus kerusakan hati, nekrosis merupakan keadaan sub-klinis yang dapat dilihat melalui peningkatan kadar enzim hati dalam serum maupun melalui perubahan histopatologis pada biopsi hati. Nekrosis adalah kematian sel atau kelompok sel pada organisme yang masih hidup ya n g berkelanjutan diakibatkan oleh berbagai macam etiologi dan mekanisme. S e l yang terpapar oleh zat kimiawi dapat mengalami denaturasi protein, ini ditand ai dengan hancurnya fosfolipid membran plasma atau terjadi reaksi terhadap target lainnya (MacSween dan Whaley, 1992). Pada proses nekrosis terdapat perubahan biokimiawi, diantaranya pengikatan metabolit reaktif dengan protein dan lipid tak jenuh (induksi peroksidasi lipid dan kerusakan sebagian membran sel), terganggunya homeostatis Ca2+ seluler yang akan mempengaruhi jalur metabolisme, perubahan keseimbangan Na + dan K+, serta penghambatan sintesis protein (Levi, 2000). Pemberian ekstrak etanol kulit manggis selama 14 hari pada mencit yang sebelumnya sudah mendapatkan MSG selama 21 hari (kelompok perlakuan P2), ternyata menunjukkan perbaikan gambaran mikroskopik hati pada penelitian ini. Perbaikan ini terjadi karena ekstrak etanol kulit manggis mengandung bahan kimia aktif yang mampu mengurangi dan memperbaiki kerusakan organ hati. Dan bila 40
dibandingkan kelompok mencit yang mendapatkan ekstrak etanol kulit manggis selama 14 hari (kelompok perlakuan P2), Menurut Jinsart et al. (2007), ekstrak kulit manggis mengandung beberapa senyawa yang secara farmakologis berfungsi sebagai anti-inflamasi, anti-histamin, pengobatan penyakit jantung, antibakteri, anti-jamur, bahkan untuk penanganan penyakit HIV. Beberapa senyawa utama kandungan di dalam kulit buah manggis berperan penting terhadap beberapa aktivitas farmakologi termasuk golongan xanthones, diantaranya adalah 1,3,6trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis(3-metil2-butenil)-9H-xanten-9- dan 1,3,6,7tetrahidroksi-2,8-bis(3-metil-2butenil)-9Hxanten-9, keduanya lebih dikenal dengan nama alfa mangostin dan gamma-mangostin. Ho et al., (2002) melaporkan bahwa selain senyawa xanthones yang diisolasi dari ekstrak kulit buah manggis, ternyata juga dijumpai senyawa garcinone E. yang menunjukkan aktivitas farmakologi yang sama seperti xanthones. Lebih lanjut, Jung et al. (2006) juga berhasil mengidentifikasi kandungan xanthones dari ekstrak yang terlarut dalam diklorometana, yaitu 2 xanthones terprenilasi teroksigenasi dan 12 xhantoesn lainnya. Dua senyawa xanthones yang teroksigenasi adalah 8hidroksikudraksanton G, dan mangostingon [7-metoksi-2-(3-metil2-butenil) -8- (3-metil-2-okso-3butenil)] -1,3,6-trihidroksiksanton.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makroskopik hati yang telah rusak akibat pemberian MSG, dapat
diperbaiki dengan pemberian ekstrak etanol kulit manggis SARAN 1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap ekstrak kulit manggis yang menggunakan air, sesuai tata cara penggunaan di masyarakat. 2. Perlu dilakukan pengamatan lebih lanjut pengaruh pemberian MSG dan ekstrak etanol kulit manggis pada organ-organ vital lainnya seperti ginjal, pankreas, usus, testis, dan organ lainnya. UCAPAN TERIMA KASIH Alhamdulillahirobbil’alamiin, segala puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH Subhanahu wa ta’ala atas segala rahmat, hidayah dan inayahNYA yang dilimpahkan kepada saya. Terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya saya sampaikan kepada Fakultas Kedokteran Sumatera Utara atas kemudahan yang diberikan kepada saya untuk menggunakan fasilitas. Peneliti juga merasa bahwa tanpa bantuan berbagai pihak pulikasi artikel ini tidak mungkin terlaksana. Karena itu peneliti menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Badan Penerbit Jurnal SEL, khususnya koordinator penerbitan dan redaksi pelaksana atas usahanya memuat artikel ilmiah hasil penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA 1. Altschul R, Hoffer A, Stephen JD. 1955. Influence of Nicotinic Acid on Serum Cholesterol in Man. Arch Biochem Biophys 54:558–9
41
2. Arief S. Radikal bebas. 2009 [cited 2009 Jan 24]. Available from: http://www.pediatrik.com/bul etin/06224113572x0zu6l.doc. 3. Budidaya Pertanian. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340. Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id 4. Chang CH, Lin CC, Hattori M, Namba T (1994) Effects on antilipid peroxidation of Cudrania cochinchinensis var. gerontogea. J Ethnopharmacol 44:79–85 5. Chiaki Sano (September 2009). "History of glutamate production". The American Journal of Clinical Nutrition 90 (3): 728S–732S. 6. Chevion S, Moran DS, Heled Y, et al 2003. Plasma antioxidant status and cell injury after severe physical exercise. Proc Nati Acad Sci USA, 100: 5119-5123 7. Clarkson PM, Thomson HS. 2000. Antioxidants: What role do they play in physical activity and health?, Am J Clim Nutr. 729 (Supp): 637346. 8. Day L, Shikuma Gerschenson
C,
M.Mithochondrion 4 (2004) 95-109. 9. Daniel S. Wibowo and Widjaya Paryana. Anatomi Tubuh Manusia.Graha Ilmu., 347-50, 2009. 10. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Pedoman pelaksanaan uji klinik obat tradisional. 1st ed. Jakarta: Departemen Kesehatan; 2000. 1-12. 11. Dungir, S.G., Dewa G. Katja, Vanda S. Kamu. 2012. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Fenolik Dari Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.) Jurnal MIPA Unsrat Online 1 (1) 11-15 Jurusan Kimia FMIPA Unsrat, Jl. Kampus Unsrat, Manado, Indonesia 95115. 12. Droge W.2002. Free radical in the physiol Rev 82: 47-95. 13. Eweka, AO., PS Igbigbi, and RE Ucheya. Histochemical Studies of the Effects of Monosodium Glutamate on the Liver of Adult Wistar Rats. Ann Med Health Sci Res. 2011 JanJun; 1(1): 21–29. 14. Geha, R., Beiser, A. Ren, C. Patterson, R., Greenberger, P., Grammer, L., Ditto, A., Harris K., Saughnessy, M., Yarnold, P., Corrent, J., & Saxon, A. (2000), Review of allerged reaction to monosodium glutamate and outcome of a multicenter double-blind placebocontrolled study. The journal 42
of nutrition, 130, 1058S1062S 15. Fernstrom, J.D. Second International Conference on Glutamate: Conference summary. J. Nutr.,130:1077S-1079S, 2000. 16. Guyton, A. C. and Jhon E, E, Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Editor: Irawati Setiawan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 17. Ho, C. K., Huang, Chen. Garcinone E. 2002.A Xanthone Derivative, Has Potent Cytotoxic Effect Against Hepatocellular Carcinoma Cell Lines. Planta Med. 68, 975-979. 18. Institute of Food Technologists’ Expert Panelon Food Safety and Nutrition. Monosodium Glutamate. Food Technol., 41(5):143-145, 1987(a). 19. Jinsart W, Ternai B, Buddhasukh D, Polya GM., 1992, Inhibition of wheat embryo calcium-dependent protein kinase and other kinases by mangostin and gammamangostin, Phytochemistry, 31(11):37113713. 20. Loliger, J. (2000), Function and importance of glutamate for savory of foods. The Journal of Nutrition,130, 915S-920S
21. Marwa A. A.and Manal R. A.2011. Evaluation of Monosodium Glutamate Induced Neurotoxicity and Nephrotoxicity in Adult Male Albino Rats. Journal of American Science 7 : (8) 22. Mohssen M. Environ. Res. Sec. 87 (2001) 31-36. 23. Nayanatara, A., Vinodini, N., Damodara, G., Ahamed, B., Ramaswamy, C., Sabarinath &Bath, R. (2008), Role of ascorbic acid in monosodium glutamate mediated effect on testicular weight, sperm morphology, and sperm count, in rat testis. Journal of Chinese Clinical Medicine,3, 1-5. 24. Ninomiya K (1998). "Natural occurrence". Food Reviews International 14 (2 & 3): 177–211. 25. Nugroho, AE. 2007. Manggis (Garcinia mangostana L.): Dari Kulit Buah Yang Terbuang Hingga Menjadi Kandidat Suatu Obat. Review Artikel. Bagian Farmakologi Dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada. 26. Panjaitan R.G.P., Handharyani E., Chairul., Masriani., Zakiah Z., Manalu W, 2007. Pengaruh pemberian karbon tetraklorida terhadap fungsi hati dan ginjal mencitputih. Makara Kesehatan. 11: 11-6. 27. Paramawati, Raffi. 2010. Dahsyatnya Manggis Untuk 43
Menumpas Penyakit. Jakarta: AgroMedia Pustaka.
(Terjemahan) . Jakarta : EGC, 1995 ; 301-30.
28. Prihatman, K., 2000, Manggis (Garcinia mangostana L.), Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi BPP Teknologi, Jakarta.
34. Sitiatava Rizema Putra, Manggis Pembasmi Kanker,
29. Rappaport, A. M., Borowy, Z. J., Lougheed, W. M. and Lotto, W. N. 1954. Subdivision of hexagonal liver lobules into a structural and functional unit. Anat Rec (119); 11-34. 30. Sawant SP, Dyanmote AV, Shankar K, Limaye PB, Latendresse JR, Mahendale HM, 2004. Potentiation of Carbon Tetrachloride Hepatotoxycity and Lethality in Type 2 Diabetic Rats. Journal of Pharmacology and Experimental Therapeutics 31. Setiawati A, Suyatna FD, Gan S. Pengantar farmakologi. In: Gunawan SG,Setiabudy R, Nafrialdi, Elysabeth. Farmakologi dan terapi. 5th ed. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. 1-11. 32. Sherlock S, Dooley J. Diseases of the Liver and Biliary System. 11th ed. London :Blackwell Publishing, 2002 ; p 25-30 33. Siti Boedina Kresno. Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium
35. Thannical VJ, BL Fanburg. 2000 Reactive Oxygen Species in cell signaling, Am J physiol Lung Cell Mol Physiol, 279:1005-1028. 36. Tjokroprawiro A. 1993. Radikal bebas, Aspek Klinik dan Kemungkinan Aplikasi Terapi. Simposium Oksidan dan Antioksidan. Surabaya. 37. Tawfik, MS., and Nawal A. 2012. Adverse Effects of Monosodium Glutamate on Liver and Kidney Functions in Adult Rats and Potential Protective Effect of Vitamins C and E. Food and Nutrition Sciences, 38. Wiwin Supiyanti, Endang Dwi Wulansari dan Lia Kusmita. Uji aktivitas antioksidan dan penentuan kandungan antosianin total kulit buah manggis (Garcinia mangostana L). Dalam Majalah Obat Tradisional, 15(2), 64 – 70, 2010. 39. Yamaguchi S, Ninomiya K (2008). "What is umami?". Food Reviews International 14 (2 & 3): 123. 40. Yoshida T (1970). "Industrial manufacture of optically active glutamic acid through total synthesis". Chem Ing Tech 42: 641644.
44