PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS I SD NEGERI 07 MUDIAK LAWE KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN 1
Nofrozawati1, Farida F2, Nurharmi1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Bung Hatta E-mail: Nofrozawati 1 @yahoo.co.id, 2 Pendidikan IPA, Universitas Negeri Padang
MAKE UP OF RESULT LEARN STUDENT IN STUDY OF TEMATIC BY USING METHOD DEMONSTRATE IN CLASS 1 SD COUNTRY 07 L MUDIAK LAWE DISTRICT OF PAGU RIVER OF SOUTH SOLOK REGENCY Nofrozawati ABSTRACT This research of background of fact in elementary school that student find difficulties in course of study of tematic. Because teacher still not yet in fact used approach of study of tematik in course of study, but still there are division of study eye separately is such as those which executed by in high class. Besides caused by teacher still use study method having the character of konfesional. Formula of is problem of this research how make-up of result learn student by using demonstration method. Research is penelititan of class action where researcher do colaboration with coleage as obseveser. Scheme of research use demonstration method. This research subjec is class student 1 SDN 7 Mudiak Lawe. Result of this research can be concluded as: from result of test I which have in the reality mount the understanding of student to items mount. From average value result of learning tematik by using method demonstrate at cycle 1 and cycle 2 experiencing of improvement. Complete presentase of cycle 1 is 57% and mean result of learning 64 and cycle 2 is 82% and flatten to flatten result learn 81. Assessment of RPP, assessment of teacher aspect, and assessment of student aspect of siklus1 75%, 63%, and 56%. Cycle 2 86%, 87%, and 75%. Can be concluded that study of tematic by using demonstration method can improve result learn class student 1 SDN 7 Mudiak Lawe District Of River of Pagu Sub-Province of Solok South. Key words: Tematic, demonstration, course of study
A. PENDAHULUAN
menyebutkan “anak-anak hari ini kita
1. Latar Belakang
belajar matematika”. Artinya guru masih
Sesuai
dengan
tingkat
mengajarkan
mata
perkembangannya pembelajaran di kelas
terpisah-pisah,
rendah
merasakan
adalah
pembelajaran
tematik.
pelajaran
dan
siswa
perpindahan
tematik adalah pembelajaran terpadu yang
terpampang jadwal pelajaran, buku tulis
menggunakan tema dalam pembelajaran
siswa masih tertulis per mata pelajaran,
sehingga dapat memberikan pengalaman
tidak berdasarkan tema masih seperti kelas
bermakna pada siswa”. Sedangkan Papas
IV, V dan VI. Sedangkan Depdiknas
(1990:39)
(2006:10)
tematik
adalah
pembelajaran
kelas
mata
pelajaran.
“Pembelajaran
dalam
masih
Menurut Hilda (2006:1) “Pembelajaran
menyatakan
Di
antar
secara
menjelaskan
masih
bahwa
terpadu
pembelajaran pada kelas I, II, dan III
(Integrated) yang dapat dilaksanakan pada
dilaksanakan melalui pendekatan tematik,
semua mata pelajaran”.
pada kelas IV s/d VI dilaksanakan melalui
Pembelajaran dengan
tahap
tematik
sesuai siswa,
Selain itu proses pembelajaran di
karakteristik cara siswa belajar, konsep
kelas I SDN 07 Mudiak Lawe Kecamatan
belajar
bermakna.
Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan
Pembelajaran pada kelas awal Sekolah
masih menggunakan metode ceramah,
Dasar (SD) lebih sesuai jika dikelola
tanya jawab, dan proses pembelajaran
melalui pembelajaran tematik, karena
hanya
pada umumnya dalam tahap ini siswa
menyebabkan
melihat
sebagai
menunggu (pasif). Akibat yang lain yaitu
(holistik).
terlihat siswa mengerjakan pekerjaan lain
dan
perkembangan
pendekatan mata pelajaran.
pembelajaran
segala
kesatuan
sesuatu
yang
itu
utuh
didominasi siswa
guru,
hanya
bersifat
Perkembangan fisiknya seiring dengan
waktu
perkembangan
mencubit teman, melemparkan kertas
mental,
sosial
dan
emosional.
berlangsung,
kepada teman, tidur-tiduran, minta izin
Berdasarkan tentang
pembelajaran
oleh
proses
hasil
pengamatan
pembelajaran
yang
dilakukan di SDN 07 Mudiak Lawe Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan bahwa
guru
kelas
I masih
keluar tiap sebentar, dan apabila disuruh mengerjakan tugas sebahagian besar tidak selesai mengerjakannya. Berdasarkan
fenomena
yang
penulis temukan di kelas I SDN 07
Mudiak Lawe Kecamtan Sungai Pagu
pembelajaran terpadu yang menggunakan
Kabupaten Solok Selatan pada semester I
tema untuk mengaitkan beberapa mata
tahun pelajaran 2012/2013, diperoleh
pelajaran sehingga
dapat
kesimpulan bahwa pembelajaran tematik
pengalaman
bermakna
belum terlaksana sesuai dengan yang
siswa”. Keterpaduan dalam pembelajaran
diharapkan
belum
ini dapat dilihat dari aspek proses atau
menggunakan multi metode atau belum
waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar
menggunakan metode yang sesuai dengan
mengajar.
serta
guru
materi.
Papas Untuk
meningkatkan
yang
(dalam
memberikan
Hilda,
kepada
2006:95)
perhatian
menyatakan bahwa “Pembelajaran pada
siswa dalam proses pembelajaran salah
kelas awal SD lebih sesuai jika dikelola
satu cara adalah dengan menggunakan
melalui pendekatan tematik, karena pada
metode.
menjelaskan
umumnya dalam tahap ini siswa melihat
metode adalah cara yang sistematis yang
segala sesuatu itu sebagai kesatuan yang
digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.
utuh (holistik). Dimana perkembangan
Salah satu metode yang bisa digunakan
fisiknya seiring dengan perkembangan
dalam
pembelajaran
mental, sosial dan emosional”.
metode
demonstrasi.
Imam
(1994:7)
tematik
adalah
Menurut
Wina
Sebagai suatu proses, pembelajaran
(2006:152) “Metode demontrasi adalah
tematik
metode penyajian pelajaran dengan cara
karakteristik
memperagakan
mempertunjukkan
pembelajaran tematik menurut Depdiknas
pada siswa tentang suatu proses, situasi
(2006:98) yaitu (1) berpusat kepada siswa,
atau benda tertentu baik sebenarnya
(2) memberikan pengalaman langsung, (3)
maupun sekedar
pemisahan mata pelajaran tidak begitu
metode
dan
tiruan”.
demonstrasi
Penggunaan
tematik.
Karakteristik
jelas, (4) menyajikan konsep dari berbagai
memberi kesempatan pada siswa untuk
mata pelajaran, (5) bersifat fleksibel, (6)
melakukan demonstrasi tersebut. Metode
hasil pembelajaran sesuai dengan minat
demonstrasi bertujuan untuk mendidik
dan
siswa belajar memahami dan mengartikan
menggunakan
sesuatu berdasarkan kesimpulan yang
bermain dan menyenangkan.
dari
akan
karakteristik-
bisa
diperolehnya
juga
memiliki
apa
yang
didemonstrasikan. Menurut “Pembelajaran
kebutuhan
(2006:97)
tematik
merupakan
prinsip
Adapun pendekatan
Depdiknas
siswa,
Pengembangan
dan
belajar
(7) sambil
kelebihan-kelebihan tematik PGSD
menurut
Tim
(1996/1997:7)
diantaranya: (1) Pengalaman dan belajar
siswa
relevan
dengan
tingkat
(2006:90) menyatakan bahwa “Metode
perlambangan siswa, (2) Kegiatan dipilih
demonstrasi
sesuai minat dan kebutuhan siswa, (3)
digunakan untuk memperlihatkan suatu
Seluruh pembelajaran akan dapat bertahan
proses atau cara kerja suatu benda yang
lebih lama, (4) Pembelajaran tematik
berkenaan dengan bahan pelajaran”.
menumbuh
kembangkan
adalah
metode
yang
keterampilan
Winarno (2000:89) menjelaskan cara
berfikir siswa, (5) Menyajikan kegiatan
dalam merancang sebuah demonstrasi yang
yang bersifat pragmatis sesuai dengan
efektif dapat disajikan sebagai berikut:
permasalahan yang sering ditemui dalam
1) Merumuskan tujuan yang jelas dari
lingkungan
siswa,
(6)
Menumbuh
sudut kecakapan atau kegiatan yang
kembangkan keterampilan sosial siswa,
diharapkan
bekerja sama, toleransi, komunikasi, dan
dilaksanakan oleh siswa itu sendiri bila
tanggap terhadap orang lain.
demonstrasi itu telah berakhir. Adapun
Abu (2005:62) menyatakan bahwa “Metode
demonstrasi
adalah
metode
dapat
dicapai
atau
hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan
metode
demonstrasi
mengajar dimana guru dan orang lain yang
adalah: (a) mempertimbangkan apakah
sengaja
sendiri
metode itu wajar dipergunakan dan
memperlihatkan pada seluruh kelas suatu
merupakan metode yang paling efektif
proses”.
diminta
atau
Selanjutnya
murid
Nana
(2004:83)
untuk mencapai tujuan yang telah
bahwa
“Metode
dirancang, (b) apakah alat-alat yang
demonstrasi merupakan metode mengajar
diperlukan untuk demonstrasi itu bisa
yang sangat efektif, sebab membantu para
didapat dengan mudah, dan apakah alat-
siswa untuk mencari jawaban dengan
alat itu sudah dicoba terlebih dahulu
usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang
supaya waktu dilakukan demonstrasi
benar”.
tidak gagal,dan (c) apakah dengan
menjelaskan
Menurut
juga
Muhibin
(2007:208),
mengatakan bahwa “Metode demonstrasi
jumlah
siswa
itu
memungkinkan
diadakan demonstrasi dengan jelas.
adalah metode mengajar dengan cara
2) Menetapkan
memperagakan barang, kejadian, aturan
langkah
,urutan melakukan suatu keegiatan baik
dilaksanakan.
secara
demonstrasi dilakukan,
langsung
maupun
melalui
garis
besar
demonstrasi
langkah-
yang
Sebaiknya guru
akan sebelum sudah
penggunaan media pembelajaran yang
mencoba terlebih dahulu supaya tidak
relevan dengan pokok bahasan atau materi
gagal pada waktunya.
yang sedang disajikan”. Sedangkan Syaiful
3) Memperhitungkan
waktu
yang
c) Langkah mengakhiri demonstrasi
dibutuhkan. Apakah tersedia waktu
2) Tindak lanjut
untuk memberi kesempatan kepada
a) Membuat
siswa untuk mengajukan pertanyaanpertanyaan dan komentar selama dan sesudah
demonstrasi.
pada
siswa
untuk merancang observasi.
dari
hasil
demonstrasi yang dilakukan tersebut. b) Mengadakan evaluasi.
Menyiapkan
pertanyaan-pertanyaan
kesimpulan
Hasil belajar merupakan faktor yang penting dalam pendidikan. Secara umum,
belajar
dipandang
sebagai
4) Sebelum demonstrasi berlangsung kita
perwujudan nilai yang diperoleh siswa
bertanya pada diri kita apakah: (a)
melalui proses pembelajaran. Menurut
keterangan itu dapat didengar dengan
Sudjana (2006:25), “Hasil belajar adalah
jelas oleh siswa, (b) alat itu ditempatkan
sesuatu akibat dari proses belajar dengan
pada posisi yang baik sehingga semua
menggunakan alat pengukuran yaitu tes
siswa dapat mengerti dengan jelas, (c)
yang disusun secara terencana, baik tes
telah disarankan pada siswa untuk
tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan”.
mencatat seperlunya.
Sedangkan
menurut
Hernawan
dkk
5) Menetapkan rencana untuk menilai
(2008:2.76) “Hasil belajar mengacu pada
kemajuan murid. Sering kali perlu
segala sesuatu yang menjadi milik siswa
terlebih dahulu diadakan diskusi dan
sebagai akibat dari kegiatan pembelajaran
siswa mencoba lagi demonstrasi agar
yang dilakukan”.
memperoleh kecakapan yang lebih baik
2. Tujuan Penelitian
Sedangkan (1995:85),
menurut
Muhammad
Langkah-langkah
Adapun tujuan dari penelitian ini
dalam
adalah untuk meningkatkan hasil belajar
(1)
dengan menggunakan metode demonstrasi
mengatur tata ruang yang memungkinkan
pada pembelajaran tematik di Kelas I SDN
seluruh
07 Mudiak Lawe Kecamatan Sungai Pagu
melakukan
demonstrasi
siswa
pelaksanaan menetapkan
dapat
adalah:
memperhatikan
demonstrasi, kegiatan
dan
Kabupaten Solok Selatan.
dilakukan
Berdasarkan uraian tersebut, maka
selama pelaksanaan. prosedur di atas maka
peneliti tertarik melakukan perbaikan
dapat
proses pembelajaran melalui penelitian
diuraikan
yang
(2)
langkah
penggunaan
metode demonstrasi, dilihat dari:
tindakan
kelas
dengan
judul
1) Tahap persiapan
“Peningkatkan Hasil Belajar Siswa
a) Langkah Pembukaan
dalam Pembelajaran Tematik dengan
b) Langkah Pelaksanaan Demonstrasi.
Menggunakan Metode Demonstrasi Di
Lawe
Teknik pengumpulan data yang digunakan
Kecamatan Sungai Pagu Kababupaten
meliputi tes, observasi, dan diskusi antara
Solok Selatan”.
guru dan teman sejawat.
Kelas
I
SDN
07
Mudiak
1. Tes Tes yang dilakukan bertujuan untuk
B. METODOLOGI Jenis Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif
dan
rancangan
mendapatkan data tentang hasil belajar siswa. 2. Observasi
penelitian
Observasi
dilakukan
secara
tindakan. Menurut Wardani (2007:1.4).
langsung dan tidak langsung. Observasi
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian
langsung berarti pengamatan langsung,
yang dilakukan oleh guru di dalam
yaitu dengan melihat dan mengamati
kelasnya sendiri melalui refleksi diri
sendiri, kemudian mencatat perilaku dan
dengan
memperbaiki
kejadian sebagaimana yang terjadi pada
kinerjanya sebagai guru sehingga hasil
keadaan yang sebenarnya. Observasi tidak
belajar siswa menjadi meningkat. Alasan
langsung akan digunakan lembar observasi
penggunaan pendekatan kualitatif adalah
untuk mengukur aktivitas siswa dalam
untuk
proses
tujuan
untuk
mengkaji
dan
melihat
proses
belajar
mengajar.
Observasi
penggunaan pendekatan masalah dalam
penelitian bertujuan untuk menjaring data
meningkatkan prestasi belajar siswa. Lebih
pelaksanaan tindakan.
lanjut Kemmis dan Mc. Taggart (dalam
Teknik analisis data yang dilakukan
Ritawati dan Yetti, 2008:69), menyatakan
pada penelitian ini adalah secara deskriptif
bahwa proses penelitian tindakan kelas
kualitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu
merupakan daur ulang atau siklus yang
bentuk penelitian yang paling dasar.
dimulai
mengembangkan
Ditujukan untuk mendeskripsikan atau
perencanaan, melakukan tindakan sesuai
menggambarkan fenomena-fenomena yang
rencana, melakukan observasi terhadap
ada, baik fenomena yang bersifat alamiah
perencanaan
melakukan
maupun rekayasa manusia. Penelitian ini
refleksi yang berupa perenungan terhadap
mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik,
perencanaan kegiatan, tindakan dan hasil
perubahan,
yang diperoleh.
perbedaannya dengan fenomena lain (Nana
dari
aspek
tindakan
dan
Instrumen yang digunakan dalam
hubungan,
kesamaan
dan
Syaodih, 2007:72). Sedangkan penelitian
penelitian ini adalah peneliti sebagai
kualitatif
ditujukan
untuk
memahami
peneliti. Peneliti merupakan pelaku utama.
fenomena-fenomena sosial dari sudut atau
perspektif partisipan. Penelitian kualitatif
adalah 80%, dimana baru 21 skor yang
mengkaji perspektif partisipan dengan
tercapai dari 28 skor maksimal dan masih
multi
dalam kategori baik.
strategi,
bersifat
strategi-strategi
interaktif
seperti
yang
observasi
langsung, observasi partisipan, wawancara
Pelaksanaan Pembelajaran
mendalam,
a) Aktivitas Guru dalam Kegiatan
dokumen-dokumen,
teknik-
teknik pelengkap seperti foto, rekaman,
Pembelajaran
dan lain-lain (Nana Syaodih, 2007:95).
Aktivitas
guru
dalam
kegiatan
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran pada siklus I secara umum
1. Hasil
telah berlangsung sesuai dengan rencana
Siklus I
yang
Perencanaan Pembelajaran
Berdasarkan
Dalam
membuat
rencana
telah
disusun hasil
sebelumnya.
pengamatan
dilakukan oleh observer terhadap aktivitas
pembelajaran peneliti masih mempunyai
peneliti
beberapa kekurangan diantaranya yang
siklus I adalah sebagai berikut :
mana masih ada deskriptor yang tidak ditemui berdasarkan pengamatan observer, seperti pada tabel berikut: No
1
Karakter
Kejelasan Perumusan Tujuan 2 Pemilihan Materi Ajar 3 Penggorganisasian Materi Ajar 4 Pemilihan Sumber 5 Kejelasan Proses Pembelajaran 6 Teknik Pembelajaran 7 Kelengkapan Instrument Jumlah Persentase
Deskrip Kulifi tor Terlak kasi sana 3 B 4
A
2
C
4 2
A C
4
A
2
C
No
dalam
kegiatan
Karakter
1
Kegiatan awal 2 Pra demonstrasi 3 Kegiatan demonstrasi 4 Kegiatan akhir Jumlah Persentase
pembelajaran
Deskriptor Terlaksana 3
Kulifi kasi B
3
B
2
C
3
B
11 68
Jadi keberhasilan aktivitas peneliti pada siklus I adalah 68% kategori cukup. Hal
ini
menunjukkan
keberhasilan kegiatan
21 80
yang
aktivitas
pembelajaran
bahwa guru di
taraf selama
siklus
I,
berdasarkan hasil pengamatan termasuk dalam kategori cukup. Dari hasil tersebut,
Bentuk penilaian RPP Pada siklus I.
peneliti telah berupaya untuk menerapkan
Dari hasil siklus I rata-rata penilaian RPP
dan melaksanakan pembelajaran sesuai
RPP
yang
telah
dirancang,
namun
pelaksanaanya masih belum maksimal.
b) Aktivitas Siswa dalam Kegiatan
KKM : 60
Pembelajaran
Perte Perte Siklus Rata- Tun Belum muan muan rata I tas Tuntas 1 2 Jum 940 885 840 7 7 lah Rata67 63 60 rata Persen 50 50 tase Sedangkan indikator keberhasilan
Pada kegiatan pembelajaran siklus I, siswa terlihat kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Kondisi ini terlihat dari hasil pengamatan aktivitas siswa
yang
dengan
dilakukan
berpedoman
oleh
observer
pada
lembar
pengamatan aktivitas siswa seperti yang
adalah KKM yaitu 75% dan rata-rata 70.
tarlihat pada tabel berikut:
Jadi hasil belajar kognitif siklus I belum
No
Karakter
1 2
Kegiatan awal Pra demonstrasi 3 Kegiatan demonstrasi 4 Kegiatan akhir Jumlah Persentase
Deskriptor Terlaksana 2 2
Kulifi kasi C C
2
C
3 9 56
B
mencapai indikator
keberhasilan
yang
ditetapkan. Oleh karena itu penelitian dilanjutkan ke siklus II. 2) Aspek afektif Dari data yang diperoleh dapat digambarkan hasil penilaian afektif siswa pada pertemuan I adalah 68% kategori cukup dan pada pertemuan II adalah 71%
Jadi keberhasilan aktivitas siswa
kategori baik. Jadi rata-rata penilaian
pada siklus I adalah 56%. Hal ini
afektif pada siklus I adalah 70% berada
menunjukkan bahwa taraf keberhasilan
pada taraf keberhasilan cukup.
aktivitas
siswa
selama
kegiatan
pembelajaran di siklus I termasuk dalam kategori cukup.
3) Aspek Psikomotor Keberhasilan
siswa
dari
aspek
c) Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
psikomotor
1) Aspek kognitif
pembelajaran berlangsung selama siklus I.
dilihat
selama
proses
Keberhasilan siswa dilihat dari tes
Berdasarkan paparan data tersebut, dapat
yang dilakukan pada siklus I pembelajaran
diperoleh gambaran bahwa hasil penilaian
tema
metode
psikomotor siswa pada pertemuan I adalah
demonstarasi dapat dilihat pada tabel
72% kategori cukup dan pertemuan II
berikut:
adalah 78% dalam kategori cukup. Jadi
peristiwa
melalui
rata-rata penilaian psikomotor pada siklus I
2. Guru lebih memotivasi siswa untuk
adalah 75% dalam kategori cukup.
aktif
bertanya
dan
berani
mengeluarkan pendapatnya. 3. Guru lebih memotivasi siswa untuk
Refleksi Tindakan Siklus I Berdasarkan refleksi antara peneliti
mau
dengan observer, ditemukan kekurangan pada siklus I antara lain sebagai berikut:
besar
siswa
siswa untuk bertanya tentang materi
belum
perhatian dan bimbingan
dengan baik.
yang
mengikuti pembelajaran dan banyak yang masih bermain-main, hal ini disebabkan karena kurangnya motivasi dari guru.
melaksanakan
Siklus II
Dalam
membuat
Siklus I, namun peneliti masih mempunyai beberapa kekurangan diantaranya yang mana masih ada deskriptor yang tidak ditemui berdasarkan pengamatan observer,
membimbing demonstrasi
siswa dengan
depan kelas melakukan demonstrasi seuai materi pembelajaran, untuk perlu perbaikan pada tindakan selanjutnya. Menurut hasil pengamatan dan analisa permasalahan yang timbul pada pembelajaran siklus I, maka pembelajaran akan dilanjutkan pada siklus II dengan memperhatikan hal-hal berikut ini: dalam
melakukan
demonstrasi guru membimbing siswa dengan baik.
rencana
pembelajaran telah ada kemajuan dari
antara lain dapat dilihat pada tabel berikut : No
Karakter
baik, sehingga siswa takut tampil ke
1. Sebaiknya
sebelum
Perencanaan Pembelajaran (RPP)
sebagian kecil siswa yang serius dalam
belum
dipelajarai
menyimpulkan pembelajaran.
2. Dalam proses pembelajaran hanya
3. Guru
menanggapi
4. Guru memberikan kesmpatan kepada
memperhatikan penjelasan guru, untuk itu perlu
berani
penampilan dari temannya.
1. Pada saat melakukan demonstrasi sebahagian
dan
1
Kejelasan Perumusan Tujuan 2 Pemilihan Materi Ajar 3 Penggorganisasia n Materi Ajar 4 Pemilihan Sumber 5 Kejelasan Proses Pembelajaran 6 Teknik Pembelajaran 7 Kelengkapan Instrument Jumlah Persentase
Deskriptor Terlaksana 4
Kulifi kasi A
4
A
3
B
4
A
3
B
4
A
4
A
26 93
Dari hasil siklus II penilaian RPP mendapatkan skor
26
dari 28
skor
maksimal yang ada dengan persentase 91% dan sudah dalam kategori sangat baik.
a) Aktivitas Guru dalam Kegiatan Pembelajaran guru
dalam
kegiatan
pembelajaran pada siklus II secara umum
lembar pengamatan
aktivitas siswa seperti yang terlihat pada tabel berikut: No
Pelaksanaan Pembelajaran
Aktivitas
berpedoman pada
Karakter
1 2 3
Kegiatan awal Pra demonstrasi Kegiatan demonstrasi 4 Kegiatan akhir Jumlah Persentase
Deskriptor Kulifi Terlaksana kasi 4 A 4 A 3 B 3 14 87
B
telah berlangsung sesuai dengan rencana Jadi keberhasilan aktivitas siswa
yang telah disusun sebelumnya seperti
pada siklus II adalah 87%. Hal ini
yang terlihat pada tabel berikut: No
Karakter
1 2 3
Kegiatan awal Pra demonstrasi Kegiatan demonstrasi 4 Kegiatan akhir Jumlah Persentase
Deskriptor Terlaksana 4 4 4
Kulifi kasi A A A
3 15 94
B
baik. Hal ini menunjukkan bahwa taraf
kegiatan
pembelajaran
guru di
siswa
selama
kegiatan
pembelajaran di siklus II termasuk dalam kategori sangat baik. c) Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
Keberhasilan siswa dilihat dari tes
pada siklus II adalah 94% kategori sangat
aktivitas
aktivitas
1) Aspek kognitif
Jadi keberhasilan aktivitas peneliti
keberhasilan
menunjukkan bahwa taraf keberhasilan
selama
siklus
II,
berdasarkan hasil pengamatan termasuk dalam kategori sangat baik. b) Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran Pada kegiatan pembelajaran siklus II, siswa terlihat sudah antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Kondisi ini terlihat dari hasil pengamatan aktivitas siswa yang dilakukan oleh observer dengan
yang dilakukan pada siklus II pembelajaran tema
peristiwa
melalui
metode
demonstarasi dapat dilihat pada tabel berikut: KKM : 60
Perte Perte Siklus Rata Tun Belum muan muan -rata I tas Tuntas 1 2 Jum 1090 1170 1130 12 2 lah Rata 79 83 81 rata Perse 86 14 ntase Dari dua kali pertemuan tersebut diperoleh persentase ketuntasan klasikal pada siklus II sebesar 86% dan rata-rata
hasil belajar 81. Sedangkan indikator
proses pembelajaran.Menurut pengamatan
keberhasilan adalah KKM yaitu 75% dan
dan
rata-rata 70. Jadi hasil belajar kognitif
pembelajaran pada siklus II telah tercapai,
siklus
indikator
yang mana persentase hasil belajar secara
keberhasilan yang ditetapkan. Oleh karena
klasikal telah meningkat menjadi 86%
itu penelitian dicukupkan sampai siklus II
Dengan
demikian
karena indikator kinerja sudah tercapai.
metode
demonstrasi
2) Aspek afektif
dengan baik.
II
sudah
mencapai
Dari data yang diperoleh dapat digambarkan hasil penilaian afektif siswa
hasil
belajar,
maka
usaha
tujuan
penggunaan
telah
terlaksana
2. Pembahaan 1. Pembahasan Siklus I
pada pertemuan I adalah 80% kategori baik
Minat
belajar
siswa
dan pada pertemuan II adalah 83%
disebabkan
kategori baik. Jadi rata-rata penilaian
menggunakan pembelajaran yang bersifat
afektif pada siklus II adalah 81% berada
konvensional,
pada taraf keberhasilan baik.
siswa menjadi pasif dalam belajar. Apabila
3) Aspek Psikomotor
minat belajar siswa menurun, secara tidak
Keberhasilan psikomotor
siswa
dilihat
dari
selama
karena
menurun
guru
sehingga
masih
mengakibatkan
aspek
langsung nilai siswa juga akan menurun.
proses
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
pembelajaran berlangsung selama siklus II.
dengan
Berdasarkan paparan data tersebut, dapat
Demonstrasi pada Siklus I
diperoleh gambaran bahwa hasil penilaian
Menggunakan
Menurut
penilaian
RPP,
Metode
dapat
psikomotor siswa pada pertemuan I adalah
diketahui bahwa skor yang diperolah dari
81% kategori baik dan pertemuan II adalah
hasil RPP siklus I adalah 80%. Pada
86% dalam kategori baik. Jadi rata-rata
kejelasan
penilaian psikomotor pada siklus II adalah
pembelajaran,
83% dalam kategori baik.
tercapai adalah guru belum merumuskan
Refleksi Tindakan Siklus II
tujuan pembelajaran secara lengkap. Saat
Menurut
hasil
tujuan
deskriptor
yang
proses tidak
yang
pengorganisasian materi ajar, yang tidak
diperoleh siswa, diketahui bahwa dengan
tercapai adalah cakupan materi belum
menggunakan metode demonstrasi dapat
terlalu luas dan tidak sesuai dengan alokasi
meningkatkan
waktu.
kognitif,
afektif,
siswa
dalam
pembelajaran, langkah pembelajaran tidak
pembelajaran serta keberhasilan guru pun
sesuai dengan alokasi waktu, dan pada
menjadi lebih baik dalam pelaksanaan
kelengkapan instrumen pembelajaran, soal
psikomotor.
nilai
evaluasi
perumusan
Aktivitas
Pada
penjelasan
proses
belum
lengkap
dengan skornya.
Hal
hanya 50% dan rata-rata hasil belajar 63.
tersebut menunjukkan bahwa guru harus
Hal ini membuktikan pada nilai individual
merevisi kembali RPP yang telah dibuat
masih
berdasarkan langkah-langkah pembelajaran
memahami materi yang sudah diajarkan,
dengan metode demonstrasi.
itu dilihat pada keberhasilan nilai kognitif
b) Pelaksanan Pembelajaran Tematik
siswa. Penilaian kognitif dilaksanakan 2
dengan Metode Demonstrasi di Kelas
kali dalam siklus I yaitu pada setiap akhir
I SD
pertemuan. Menurut hasil pengamatan
Pada
tahap
pembelajaran, orientasi
terlihat
yang
pelaksanaan bahwa
terlaksana
tahap
hanya
2
banyak
siswa
yang
kurang
siklus I yang diperoleh maka direncanakan untuk melakukan siklus II dengan tujuan agar siswa lebih termotivasi dan aktif
deskriptor, guru tidak menerangkan tujuan
dalam
pembelajaran
melakukan
melakukan metode demonstrasi lebih baik
apersepsi dan motivasi. Pada tahap pra
dari yang sebelumnya. Sehingga dengan
demonstrasi
3
hal itu akan dapat meningkatka hasil
deskriptor, yang tidak tercapai adalah guru
belajar siswa bila dibandingkan dengan
tidak menyuruh siswa memperhatikan
nilai pada siklus I ini.
sesuatu yang didemonstrasikan. Disaat
2. Pembahasan Siklus II
pelaksanaan demonstrasi, deskriptor yang
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dan
yang
tidak
tercapai
juga
pelajaran,
juga
lebih
tidak dilakukan guru tidap membatasi
dengan
sesuatu
Demonstrasi pada Siklus II
yang
dengan
didemonstrasikan sesuai
materi.
demonstrasi, terlaksana
Tahap
deskriptor adalah
mengakhiri yang
Menggunakan
Menurut
penilaian
dapat
Metode
RPP,
dapat
tidak
diketahui bahwa skor yang diperolah dari
memberikan
hasil RPP siklus II adalah 91%. Pada
penghargaan kepada siswa yang memiliki
kejelasan
kinerja baik. Pada tahap akhir hanya satu
pembelajaran,
deskriptor yang tidak terlaksana yaitutidak
tercapai adalah guru sudah merumuskan
menyimpulkan
tujuan pembelajaran secara lengkap. Saat
pembelajaran
bersama-
perumusan deskriptor
tujuan yang
proses sudah
sama dengan siswa.
pengorganisasian materi ajar yang belum
c) Hasil Belajar Siswa dalam Proses
terlaksana dengan baik adalah kesesuaian
Pembelajaran
Tematik
dengan
pemilihan
Menggunakan Analisis
dengan
penelitian
siklus
waktu
yang
sumber
tersedia. atau
Pada materi
I
pembelajaran, sudah terlaksana dengan
diperoleh persentase ketuntasan klasikal
baik. Pada penjelasan proses pembelajaran,
langkah pembelajaran sudah jelas dan
dan pada tahap akhir yaitu merumuskan
terperinci. Pada teknik pembelajaran, telah
kesimpulan yang baru mulai siswa bisa
terlaksana
menyimpulkan pembelajaran.
dengan
baik,
dan
pada
kelengkapan instrumen pembelajaran, juga
c) Hasil Belajar Siswa dalam Proses
terlaksana dengan baik.
Pembelajaran
b) Pelaksanan Pembelajaran Tematik
Menggunakan Metode Demonstrasi
Tematik
dengan
Pembelajaran tematik dengan tema
dengan Metode Demonstrasi di Kelas
peristiwa dengan menggunakan metode
I SD Pelaksanaan metode demonstrasi
demonstrasi pada siklus II telah berjalan
telah mengalami peningkatan dari siklus I
dengan baik dan sesuai dengan tujuan
dalam aspek aktivitas guru menjadi 94%.
pelajaran yang diharapkan. Dari persentase
Pada tahap pelaksanaan pembelajaran,
ketuntasan klasikal aspek kognitif sudah
terlihat bahwa tahap orientasi dan tahap
mencapai 86% dan rata-rata 81, aspek
pra demonstrasi sudah terlaksana dengan
afektif mencapai 81%, aspek psikomotor
baik. Disaat pelaksanaan demonstrasi juga
mencapai 83% dan aspek guru mencapai
terlaksana dengan baik. Tahap mengakhiri
94% dan siswa mencapai 87%. Oleh sebab
demonstrasi juga sudah terlaksana dengan
itu dapat dikatakan bahwa hasil belajar
baik, dan pada tahap akhir guru sudah
siswa pada siklus II telah mencapai target
membahas
dimana persentase keberhasilan secara
mulai
menyimpulkan
mengajak
pembelajaran.
siswa ini
klasikal telah meningkat hingga 86% dan
menunjukkan bahwa keberhasilan guru
telah berada di atas KKM yang sudah
dalam proses pembelajaran berlangsung
ditetapkan sekolah yaitu 60 dan indikator
dalam kategori baik karena setiap kegiatan
keberhasilan dengan persentase ketuntasan
sudah berjalan dengan maksimal.
klasikal 75% dan rata-rata 70.
Sedangkan
dari
Hal
siswa
Bardasarkan uraian di atas, dapat
diperoleh hasil 87% yang juga telah
disimpulkan bahwa dengan menggunakan
meningkat dari siklus I. Hal ini terlihat
metode demonstrasi dalam pembelajaran
bahwa tahap orientasi dan tahap pra
tematik, telah dapat meningkatkan hasil
demonstrasi sudah terlaksana dengan baik.
belajar siswa kelas I SDN 07 Mudiak Lawe
Disaat
dengan
melaksanakan
aspek
demonstrasi,
baik.
Dengan
demikian
deskriptor yang tidak dilakukan siswa
pembelajaran
adalah demonstrasi belum sepenuhnya
menggunakan
sesuai denag materi. Tahap mengakhiri
dicukupkan sampai siklus II ini.
demonstrasi sudah terlaksana dengan baik,
tematik metode
dengan demonstrasi
tematik
D. KESIMPULAN Meningkatnya hasil belajar siswa dapat dilihat dari persentase ketuntasan klasikal siswa dari 50% dan rata-rata hasil belajar 63 pada siklus I belum dianggap tuntas, karena belum mencapai indikator keberhasilan penelitian, maka penelitian dilanjutkan
pada
siklus
II.
Ternyata
pelaksanaan tindakan siklus II mengalami peningkatan
yakni
dengan
persentase
ketuntasan klasikal 86% dan rata-rata hasil belajar 81. Disamping itu pengamatan RPP dengan persentase 91%, aktivitas guru dalam
proses
persentase
pembelajaran
94%
dan
siswa
dengan dengan
persentase 87% dalam kategori sangat baik, hal ini telah mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini merupakan bukti pelaksanaan
penelitian
yang
telah
dilakukan di SDN 07 Mudiak Lawe telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut hasil temuan penelitian penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran tematik tema Peristiwa di kelas I SD Negeri 07 Mudiak Lawe, maka ditemukan saran sebagai berikut : 1. Untuk
kepala
sekolah
hendaknya
memberikan motivasi kepada guru kelas
agar
lebih
banyak
lagi
menggunakan metode yang bervariasi dalam proses pembelajaran. 2. Guru hendaknya menerapkan metode demonstrasi
dalam
pembelajaran
dan
menerapkan
dalam
pembelajaran lainnya sehingga dapat menciptakan
proses
pembelajaran
yang aktif dan menyenangkan serta dapat
meningkatkan
hasil
belajar
siswa. Guru juga dapat membuat rancangan
pembelajaran
tematik
sesuai dengan langkah-langkah yang sesuai dengan metode demonstrasi. 3. Agar
guru
menggunakan
metode
demonstrasi yang lebih lagi dalam proses
pembelajaran,
mendapatkan
hasil
yang
supaya lebih
maksimal dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang diinginkan. 4. Guru
sedapat
mungkin
untuk
mengelola waktu pembelajaran lebih baik lagi. DAFTRA PUSTAKA Arikunto, Suharsimi dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Bahri, Syaiful & Zain, Aswan. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. BNSP. 2007. KTSP Model Silabus Kelas I Nasional. Hermawan, Asep Herry dkk. 2006.Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka Kunandar. (2007). Guru Profesional. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran
Bandung: Rosdakarya
PT.
Remaja
Sagala, Syaiful. 2008. Konsep dan makna Pembelajaran. Alfabet. Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta. Kencana Syah, Muhibbin (2003). Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Sutirjo dan Sri Istuti Mamik. (2005). Tematik Pembelajaran Efektif dalam Kurikulum 2004. Malang : Bayumedia. Wardani, Igak dan Kuswaya Wihardit. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka