No
Judul Kegiatan
Tahun
1.
Survei logitudinal di Desa Kasimbar Kec. Ampibabo, Kab. Parigi Moutong
2.
Hasil kegiatan spot survei di Desa Toro, Kec. Kulawi di Kab. Donggala.
1999 – 2001
2000
Hasil 1. Ditemukan 10 spesies Anopheles yaitu, An. barbirostris, An. subpictus, An. parangensis, An.aconitus, An.kochi, An. hyrcanus grup, An. Indefinitus, An . masulatus, An. tesselatus dan An. vagus. 2. An. barbirostris dan An. subpictus merupakan suspek vektor di Sulteng. 3. An. barbirostris ditemukan sepanjang tahun. 4. Kepadatan suspek vektor/An.barbirostris dipengaruhi oleh peningkatan curah hujan. 5. Puncak kepadatna menggigit ke-2 vektor berlangsung sekitar tengah malam (antara jam 21,00-04,00). 6. Tempat perkembangbiakan adalah sawah, rawarawa, kolam ikan yang tidak terurus umtuk An. barbirostris, sedangkan An. subpictus di lagun yang terkena matahari langsung dan ditumbuhi jenis lumut tertentu.
1.
2.
3.
Hasil kegiatan spot survei di Desa Watukilo, Kec. Kulawi di Kab. Donggala.
2000
Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 0,6 ekor/org/jam dan diluar rumah 1,16 ekor/org/jam. Tempat perindukan adalah sawah dan Kolam.
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 1,2 ekor/org/jam dan diluar rumah 3,4 ekor/org/jam. 2. Tempat perindukan adalah genangan air (kolam rawa).
Implikasi terhadap kebiajakan 1. Program pemberantasan vektor dilakukan pada saat mulai terjadi peningkatan curah hujan yang pertama,meningat peningkatan kasus klinis terjadi rata-rata satu bulan setelah terjadinya peningkatan curah hujan. 2. Kebijakan pemberantasan vektor diarahkan pada pemberantasan jentik dan pembersihan tempat perindukannya. 3. Penggunaan predator/musuh alami. 4. Penyebarluasan informasi dan peningkatan PSM.
No
Judul Kegiatan
Tahun
Hasil
4.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Huhak Kec. Bunta di Kab. Banggai.
5.
Survei logitudinal di Desa UPT Nelayan Kec. Lamala, Kab. Banggai.
2000 2002
1. Anopheles yang ditemukan yaitu, An. barbirostris, An. subpictus, An. hyrcanus grup dan An. vagus. 2. An. barbirostris dan An. subpictus merupakan suspek vektor di Sulteng. 3. An. barbirostris paling dominan tertangkap menggigit orang baik di dalam maupun di luar rumah. 4. Aktifitas menggigit An. barbirostris dan An.subpictus sepanjang malam, tertangkap menggigit sejak sore hari dan An. barbirostris paling banyak menggigit antara pukul 22.00-23.00 baik di dalam maupun di luar rumah. 5. An.barbirostris menggigit sepanjang tahun, denganpuncak kepadatan sekitar bulan Agustus dan Januari. 6. Tempat perindukan An.barbirostris adalah tambak ikan.
Survei logitudinal di Desa Siboang Kec. Sojol, Kab. Donggala
2000 2002
1.
6.
2000
Implikasi terhadap kebiajakan
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. flavirostris dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 0,25 ekor/org/jam dan diluar rumah 0,29 ekor/org/jam. 2. Tempat perindukan adalah kolam ikan yang tidak terurus.
2.
3.
4.
Anopheles yang ditemukan yaitu, An. barbirostris, An. subpictus, An. peditaeniatus, An. Indefinitus, An. tesselatus, An. aconitus dan An. vagus. An. barbirostris paling dominan tertangkap menggigit orang dan An. subpictus paling dominan di kandang. Keduanya ditemukan menggigit orang dan paling banyak menggigit di luar rumah bila dibandingkan di dalam rumah. Aktifitas menggigit An. barbirostris dan An.subpictus sepanjang malam, tertangkap menggigit sejak sore hari dan An. barbirostris paling banyak menggigit antara pukul 24.00-01.00. Tempat perindukan An.barbirostris adalah tambak ikan rawa-rawa, sawah dan genangan-genangan air. An.subpictus tempat perindukannya di genangangenangan air payau.
1. Program pemberantasan vektor diarahkan pada pemberantasan jentik dan pembersihan tempat perindukannya. 2. Penggunaan predator/musuh alami. 3. Penggunaan kelambu untuk mencegah & menurunkan kepadatan nyamuk menggigit manusia. 4. Penyebarluasan informasi dan peningkatan PSM.
1. Program pemberantasan vektor dilakukan pada 2. 3. 4. 5.
saat mulai terjadi peningkatan curah hujan karena akan diikuti peningkatan kepadatan nyamuk. Program pemberantasan vektor sebaiknya dilakukan satu bulan sebelum Februari. Program pemberantasan vektor diarahkan pada pemberantasan jentik dan pembersihan tempat perindukannya. Penggunaan kelambu untuk mencegah & menurunkan kepadatan nyamuk menggigit manusia. Penyebarluasan informasi dan peningkatan PSM.
No. 7.
Judul Kegiatan Hasil kegiatan spot survei di Desa Karya Mukti , Kec. Dampelas, Kab. Donggala
Tahun 2001
Hasil 1.
2.
8.
Hasil kegiatan spot survei di Desa Sidoan, Kec. Tinombo di Kab. Donggala.
2001
1.
2.
Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 0,25 ekor/org/jam dan diluar rumah 0,21 ekor/org/jam. Tempat perindukan adalah kolam tidak terurus.
Spesies vektor yang ditemukan adala An. subpictus dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 0,04 ekor/org/jam. Tempat perindukan adalah lagun yang ditumbuhi lumut.
9.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Lempelero Kec. Kulawi di Kab. Donggala.
2001
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 1,63 ekor/org/jam dan diluar rumah 2,5 ekor/org/jam. 2. Tempat perindukan adalah kolam dan rawa-rawa.
10.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Balean Kec. Bunta di Kab. Banggai.
2001
1. Tidak ada nyamuk Anopheles yang tertangkap. 2. Tempat perindukan adalah sungai dengan aliran pelan.
11.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Balean Kec. Bunta di Kab. Banggai.
2001
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 0,96 ekor/org/jam dan diluar rumah 2,25 ekor/org/jam. 2. Tempat perindukan adalah rawa-rawa, dan mata air.
Implikasi terhadap kebiajakan
No.
Judul Kegiatan
Tahun
12
Survei logitudinal di Desa Huhak Kec. Bunta
20012002
Desa UPT Malik di Kab. Banggai
20002002
Survei logitudinal di Desa Sidoang Kec. Tinombo, Kab. Parigi Moutong
2001 2002
13.
Hasil 1. Terdapat 13 spesies Anopheles di ke-2 lokasi yaitu An. barbirostris, An. subpictus, An. flavirostris, An. parangensis, An. aconitus, An. Hyrcanus grup, An. indefinitus, An. kochi, An. maculatus, An. tesselatus, An. barbumbrosus, An. sulawesi, An. vagus. 2. An. flavirostris, An. barbirostris dan An. subpictus merupakan spesies vektor dan suspek vektor di Sulteng. 3. An. barbirostris dan An. subpictus ditemukan sepanjang tahun di ke2 lokasi, sedangkan An. flavirostris ditemukan sepanjang tahun di Desa Huhak saja. 4. Puncak kepadatan menggigit ke3 spesies berlangsung pada sekitar tengah malam. An. flavirostris puncak kepadatan menggigit 01.00-02.00, sedangkan An. barbirostris mempunyai kepadatan menggigit antara 23.00-04.00, dan An. subpictus berlangsung antara 22.00-24.00. 5. Tempat perindukan yang potensial yaitu rawa-rawa dan kolam ikan yang tidak terurus dengan baik.
1. Ditemukan 10 spesies Anopheles yaitu, An. barbirostris, An. subpictus, An. parangensis, An.aconitus, An.kochi, An. hyrcanus grup, An. Indefinitus, An.maculatus, An.tesselatus dan An.vagus. 2. An. barbirostris dan An. subpictus merupakan suspek vektor di Sulteng. 3. An. barbirostris dan An. subpictus ditemukan sepanjang tahun. 4. Kepadatan suspek vektor/An.barbirostris tidak dipengaruhi oleh peningkatan curah hujan. 5. Puncak kepadatna menggigit ke-2 vektor berlangsung sekitar tengah malam (antara jam 21,00-04,00). 6. Tempat perkembangbiakan adalah sawah, rawa-rawa, kolam ikan yang tidak terurus umtuk An. barbirostris, sedangkan An. subpictus di lagun yang terkena matahari
Implikasi terhadap kebiajakan 1. Penggunaan kelambu di ke2 desa dianjurkan
dikaitkan dengan perilaku vektor dengan puncak kepadatan menggigit terjadi pada waktu istirahat (tidur). 2. Perlu didukung penyebarluasan informasi mengenai hasil penelitian.
1. Program pemberantasan vektor dialkukan satu bulan sebelum Juli, karena puncak kasus malaria klinis selama 2 tahun terakhir terjadi pada bulan Juli. 2. Kebijakan pemberantasan vektor diarahkan pada pemberantasan jentik dan pembersihan tempat perindukannya. 3. Penggunaan predator/musuh alami. 4. Penggunaan kelambu untuk mencegah dan menurunkan kepadatan nyamuk menggigit manusia. 5. Penyebarluasan informasi dan peningkatan PSM
langsung dan ditumbuhi jenis lumut tertentu.
No
Judul Kegiatan
Tahun
Hasil
Implikasi terhadap kebiajakan
14.
Cross check sediaan darah malaria di Puskesmas Lambunu I
2002
1. Jumlah slide yang diambil untuk diperiksa 11 slide, 4 Pf dan 7 negatif. 2. Setelah dilakukan cross chek semua slide hasilnya negatif, yang berarti false positifnya 100%.
Perlu diperhatikan beberapa faktor yaitu kualitas tenaga laboran, mutu giemsa, metode pewarnaan/perbandingan yang digunakan dan pemeliharaan mikroskop.
15.
Cross check sediaan darah malaria di Puskesmas Mepanga
2002
1. Jumlah slide yang diambil untuk diperiksa sebanyak 59 slide, 38 slide penderita Pv,2 slide penderita Pf, dan 19 slide negatif. 2. Hasil cross chek menunjukkan 42 slide Pv, 2 slide Pf dan hanya 15 yang negatif, sehingga false negatif sebesar 21,1%.
Perlu diperhatikan beberapa faktor yaitu kualitas tenaga laboran, mutu giemsa, metode pewarnaan/perbandingan yang digunakan dan pemeliharaan mikroskop.
16.
Cross check sediaan darah malaria di Tada
2002
1. Jumlah slide yang diambil untuk diperiksa hanya 6 buah, 2 slide Pf dan 4 slide negatif. 2. Dari hasil cross chek yang dilakukan diperoleh 2 slide Pv, 1 slide Pf dan 3 slide negatif. Hal ini berarti kesalahan spesies dari Pf menjadi Pv sebesar 50% dan untuk false negatif sebesar 25%.
Perlu diperhatikan beberapa faktor yaitu kualitas laboran dan metode pewarnaan.
17.
Cross check sediaan darah malaria di Sumber Sari
2002
1. Jumlah slide yang diambil untuk diperiksa yaitu 12 buah : 9 slide Pf dan 3 slide negatif. 2. Hasil cross chek didapatkan 8 slide Pf dan 4 slide negatif, sehingga False positif sebesar 11,1%.
Perlu diperhatikan beberapa faktor yaitu tenaga laboran dan kualitas mikroskop.
18.
Cross check sediaan darah malaria di Pandere
2002
1. Jumlah slide yang diambil untuk diperiksa yaitu 14 buah : Perlu diperhatikan beberapa faktor yaitu kualitas 6 slide Pf, 1 slide Pv, 1 slide mix dan 6 slide negatif. bahan (giemsa). 2. Setelah dilakukan cross chek hasilnya sama dengan hasil dari puskesmas, hanya saja 4 dari slide yang negatif telah berjamur (rusak).
No
Judul Kegiatan
Tahun
Hasil
19.
Cross check sediaan darah malaria di Puskesmas Kaleke
2002
1. Jumlah slide yang diambil untuk diperiksa yaitu 23 buah : 7 slide Pf dan 16 negatif. 2. Hasil cross chek ditemukan hanya 3 slide Pf dan 1 slide negatif, selebihnya 19 slide rusak.
20.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Lumbu Kec. Banawa di Kab. Donggala.
2002
1. Spesies vektor yang ditemukan adala An. subpictus dengan kepadatan menggigit orang diluar rumah 0,08 ekor/org/jam. 2. Tempat perindukan adalah sungai dengan aliran pelan.
21
Hasil kegiatan spot survey di Desa Bolapapu Kec. kulawi di Kab. Donggala.
2002
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 0,17 ekor/org/jam dan diluar rumah 0,08 ekor/org/jam. 2. Tempat perindukan adalah kolam yang tidak terurus.
22.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Malino Kec. Moutong di Kab. Donggala.
2002
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 0,25 ekor/org/jam dan diluar rumah 1,08 ekor/org/jam, sedangkan An. subpictus dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 0,08 ekor/org/jam dan diluar rumah 0,50 ekor/org/jam. 2. Tempat perindukan An. barbirostris adalah sawah, tambak,rawa-rawa, sedangkan An. subpictus yaitu rawarawa.
23.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Berdikari Kec. Palolo di Kab. Donggala.
2002
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang di dalam dan di luar rumah adalah 0,5 ekor/org/jam. 2. Tempat perindukan adalah sawah.
Implikasi terhadap kebiajakan
Perlu diperhatikan beberapa faktor yaitu kualitas bahan (giemsa).
No
Judul Kegiatan
Tahun
Hasil
24.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Trans Sausu Kec. Sausu di Kab. Donggala.
2002
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang di dalam dan di luar rumah adalah 0,17 ekor/org/jam, sedangkan An. subpictus dengan kepadatan menggigit orang di dalam dan di luar rumah adalah 0,08 ekor/org/jam. 2. Tempat perindukan adalah sawah dan sungai dengan aliran pelan.
25.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Labean Kec. Balaesang di Kab. Donggala.
2002
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang di dalam rumah adalah0,17 ekor/org/jam. 2. Tempat perindukan adalah aliran sungai.
26.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Karya mukti Kec. Dampelas di Kab. Donggala.
2002
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang di dalam dan di luar rumah adalah 0,04 ekor/org/jam. 2. Tempat perindukan adalah sawah dan rawa-rawa.
27.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Kayoa Kec. Batui di Kab. Banggai.
2002
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 0,46 ekor/org/jam dan diluar rumah 1,29 ekor/org/jam, sedangkan An. flavirostris dengan kepadatan menggigit orang diluar rumah 0,04 ekor/org/jam. 2. Tempat perindukan yaitu sawah dan lagun.
28.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Bone Baru Kec. Banggai di Kab. Banggai.
2002
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. subpictus dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 3,67 ekor/org/jam dan di luar rumah 8,96 ekor/org/jam, An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang di luar rumah 0,04 ekor/org/jam, sedangkan An. flavirostris dengan kepadatan menggigit orang diluar rumah 0,5 ekor/org/jam. 2. Tempat perindukan yaitu tambak.
Implikasi terhadap kebiajakan
No 29.
Judul Kegiatan Hasil kegiatan spot survey di Desa Hohudongan Kec. Pagimana di Kab. Banggai.
Tahun 2002
Hasil 1.
2.
30.
Survei kegagalan pengobatan di Desa Bolapapu Kec. Kulawi, Donggala.
2002
1. 2. 3.
4.
5. 6.
Implikasi terhadap kebiajakan
Spesies vektor yang ditemukan adalah An. flavirostris dengan kepadatan menggigit orang di luar rumah 0,04 ekor/org/jam. Tempat perindukan adalah kolam ikan yang tidak terurus.
Jumlah responden yang diwawancarai sebanyak 50 orang 68 % laki-laki,32% perempuan. Pernah mendengar malaria 70%. Dari 50% responden, 96 % mencari pengobatan pertama ke Nakes dan 4 % yang melakukan pengobatan sendiri sebelum berobat ke Nakes. Responden yang meminum obat 3 macam sebanyak 74%, 2 macam obat sebanyak 10 % dan 16 % tidak tahu/lupa. Rata-rata obat di minum perjenis selama 3 hari Pengetahuan dari sebagian responden masih sangat kurang mengenai penyebab dan cara pengobatan
1. Penyuluhan tentang pentingnya keteraturan minum obat dengan dosis yang tepat . 2. Perlu diadakan pelatihan /refresing pada petugas mikroskopis malaria di puskesmas. 3. Penyuluhan mengenai penyakit malaria baik dari media elektronik maupun nakes, khususnya pada masyarakat yang jauh dari nakes
31.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Rusa Kencana Kec. Toili di Kab. Banggai.
2002
Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 0,3 ekor/org/jam dan diluar rumah 0,25 ekor/org/jam, sedangkan An. subpictus dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 0,08 ekor/org/jam.
32.
Survei logitudinal di Desa Bolapapu Kec. Kulawi, Kab. Donggala.
2002 2004
1. Ditemukan 9 spesies Anopheles yaitu, An. barbirostris,
1. Program pemberantasan vektor dilakukan pada
An. pseudo barbirostris, An. hyrcanus grup, An.vagus, An. Indefinitus, An. tesselatus, An. kochi, An.maculatus, dan An. barbumbrosus. 2. An. barbirostris ditemukan menggigit di dalam rumah dengan MHD antara 0,04-0,54/ekor/orang/jam dan menggigit di luar rumah dengan kepadatan 0,04 0,75/ekor/orang/jam. 3. An. barbirostris ditemukan menggigit di dalam rumah pada pukul 02.00-03.00, sedangkan di luar rumah pada
saat mulai terjadi peningkatan curah hujan yang pertama. 2. Kebijakan pemberantasan vektor diarahkan pada pemberantasan jentik dan pembersihan tempat perindukannya. 3. Penggunaan predator/musuh alami. 4. Penggunaan kelambu untuk mencegah & menurunkan kepadatan nyamuk menggigit manusia.
pukul 21.00-22.00 dan 22.00-23.00.
5. Penyebarluasan informasi dan peningkatan PSM.
4. Tempat perkembangbiakan adalah sawah yang terletak di bagian belakang pemukiman penduduk. No 33.
Judul Kegiatan Survei logitudinal di Desa Bahagia Kec. Bahagia, Kab. Donggala.
Tahun
Hasil
Implikasi terhadap kebiajakan
2002 2004
1. Ditemukan 7 spesies Anopheles yaitu, An. barbirostris, An. barbumbrosus, An. hyrcanus grup, An.vagus, An. Indefinitus, An. tesselatus dan An. Kochi. 2. An. barbirostris ditemukan menggigit di dalam rumah dengan MHD antara 0,04-0,68/ekor/orang/jam dan menggigit di luar rumah dengan kepadatan 0,08 2,21/ekor/orang/jam. 3. An. barbirostris ditemukan menggigit di dalam rumah pada pukul 24.00-01.00, sedangkan di luar rumah pada pukul 21.00-22.00 dan 23.00-24.00. 4. Tempat perkembangbiakan adalah sawah, kolam ikan, dan sungai.
1. Program pemberantasan vektor dilakukan pada
Perlu diperhatikan beberapa faktor yaitu kualitas tenaga laboran, mutu giemsa, metode pewarnaan/perbandingan yang digunakan dan pemeliharaan mikroskop.
34.
Cross check sediaan darah malaria di Puskesmas Kulawi
2003
1. Jumlah slide yang diambil untuk diperiksa yaitu 11 slide, 4 Pf dan 7 slide negative. 2. Hasil cross chek menunjukkan semua slide negatif, sehingga false positif sebesar 100%.
35.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Sigenti Kec. Tinombo di Kab. Donggala.
2003
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 0,04 ekor/org/jam dan diluar rumah 1,42 ekor/org/jam. 2. Tempat perindukan adalah rawa-rawa, sawah dan saluran air.
36.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Moutong Tomur Kec. Moutong di Kab. Donggala.
2003
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. subpictus dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 1,2 ekor/org/jam dan diluar rumah 2,5 ekor/org/jam. 2. Tempat perindukan adalah kubangan kecil yang tersebar diseluruh rawa-rawa dan pohon nipa.
2. 3. 4. 5.
saat mulai terjadi peningkatan curah hujan yang pertama. Kebijakan pemberantasan vektor diarahkan pada pemberantasan jentik dan pembersihan tempat perindukannya. Penggunaan predator/musuh alami. Penggunaan kelambu untuk mencegah & menurunkan kepadatan nyamuk menggigit manusia. Penyebarluasan informasi dan peningkatan PSM.
No
Judul Kegiatan
Tahun
Hasil
37.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Pondan Kec. Lamala di Kab. Banggai.
2003
1. Tempat perindukan yaitu sawah. 2. Tidak ada nyamuk Anopheles yang tertangkap. 3. Tempat perindukan adalah rawa-rawa dan sawah.
38.
Hasil kegiatan spot survey di Kel. Batui Kec. Batui di Kab. Banggai.
2003
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. subpictus dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 0,16 ekor/org/jam dan An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang di dalam rumah 0,08 ekor/org/jam. 2. Tempat perindukan yaitu rawa-rawa, tambak yang tidak difungsikan.
39.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Poyang Kec. Balantak di Kab. Banggai.
2003
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang di dalam dan di luar rumah adalah 0,25 ekor/org/jam. 2. Tempat perindukan yaitu tambak (air payau) yang tidak terpelihara.
40.
Survei Kegagalan pengobatan dilakukan Survei Kegagalan pengobatan dilakukan Lumbudolo, Limboro dan Boya) dan Puskesmas Tompe ( jono oge, Sibado, dan Balentuma).
2003
1. Jumlah responden penderita yang diwawancarai dikedua puskesmas sebanyak 26 orang. 2. Responden pernah mendengar tentang malaria 84,6%, melalui Nakes 63,6%. 3. Penderita yang mencari pengobatan ke Nakes 57,7%, Obat yang diberikan sebanyak 3 macam 42,3%, dimunum selama 3 hari 46,1%. 4. cara minum obat sekaligus 42,3%, bertahap 23 %. 5. Menghabiskan obat 69,2% dan 30,8% tidak menghabiskan dengan alasan sudah merasa sembuh 75%.
Implikasi terhadap kebiajakan
1. Penyuluhan tentang pentingnya keteraturan minum obat dengan dosis yang tepat. 2. Perlu diadakan pelatihan /refresing pada petugas mikroskopis malaria di puskesmas.
No
Judul Kegiatan
Tahun
Hasil
41.
Konfirmasi vektor filaria di Desa Toro, Kec. Kulawi.
2003
Ditemukan beberapa spesies nyamuk yi ; Anopheles (8 spesies), Culex (7 spesies), Mansonia (1 spesies) dan Armigeres spp.
42.
Konfirmasi vektor filaria di Desa Tuwa, Kec. Sigi Biromaru.
2003
Ditemukan beberapa spesies nyamuk yaitu Anopheles (6 spesies), Culex (6 spesies), Mansonia (1 spesies), Armigeres spp dan Ae. albopictus.
43.
Investigasi tempat perindukkan Ae. aegypti (L) pada 3 daerah dengan tingkat endemisitas yang ber berbeda di Kota Palu.
2004
1. Tempat penampungan air yang menjadi tempat perindukkan potensial: bak mandi, bak penampungan, ember, baskom plastik, tempayan, drum dan baskom karet. 2. Sumur-sumur di daerah studi belum menjadi habitat potensial bagi tempat perindukkan Ae. aegypti. 3. Tatura Selatan HI 13 %, CI 5,25 %, dan BI 15 %.Tondo HI 60 %, CI 29,93%, dan BI 91 %. Baiya HI 13 %, CI 6,20% dan BI 14 %. 4. Dari semua konteiner yang di periksa jentik Ae. aegypti banyak ditemukan di dalam rumah
44.
Hasil uji kerentanan Ae, aegypti (L) dan Aedes albopictus (thebold) terhadap insektisida organophosphate (malathion 0.55) di Wilayah Kota Palu
2004
1. Insektisida malathion yang selama ini digunakan pada program DBD di Prop, Sulteng peka namun ada indikasi mengarah ke toleran. 2. Penggunaan insektisida ini dalam pengendalian vektor DBD masih baik, meskipun perlu dilakukan verivikasi ulang.
Implikasi terhadap kebiajakan Perlu diwaspadai An. barbirostris karena dari hasil pembedahan thoraks dan kepala ditemukan larva stadium infektif (L3) dari cacing B. malayi.
1. Menggalakkan PSM DBD. 2. Memperkuat tim epidemologi dan entomologi dengan menjalin hubungan dengan lembaga penelitian. 3. Meningkatkan PSP masyarakat mengenai penykit DBD. 4. Mendukung program pemberantasan DBD dengan dukungan anggaran.
No
Judul Kegiatan
Tahun
Hasil
45.
Survei darah jari filarial Di Desa Tolole kab. Parigi Moutong
2004
1. Hasil SDJ dari 81 orang yang diambil didapatkan 21 sediaan arah positf mengandung mikrofilaria yaitu Brugia malayi. 2. Sediaan darah positif banyak ditemukan pada gol. Umur antara 40-51 tahun (23,8%), umur 10-16 dan 17-25 tahun masing-masing sebanyak 19%.
46.
Koleksi referensi serangga Dusun Tombi Desa Ampibabo Kec. Ampibabo kab. Parigi moutong
2004
Ditemukan 5 ordo serangga yatiu Carabidae, Scarabidae dan Curculionidae. Sedangkan odonata ada 2 famili yaitu, protoncuridae dan libellulidae. Untuk ordo Orthoptera di temukan 2 family yaitu, gryllidae dan tettgoniidae, begitu pula Diptera ditemukan 2 family yaitu muscidae dan culicidae (genera Anopheles, culex dan Coguilitidae).
47.
Survei Schistosomiasis di Napu, Kab. Poso.
2004
1. Survei tinja dilakukan dengan metode Kato Katz dengan mengambil tiga sampel tinja dari setiap individu selama 3 hari hasil survei tinja menunjukkan infection rate di Wuasa adalah 6,25% ( dari 16 orang yang diambil tinjanya. 2. Dari survei keong dikumpulkan 484 keong dengan total kepadatan populasi keong adalah, 938 keong/M2. Infection rate pada keong adalah 0,21%.
48.
Efektifitas predasi ikan kepala timah (Aploocheilus panchax) terhadap jentik Ae, albopictus (Theobald) pada tempat penampungan air buatan
2004
Hasil survei menunjukan A. panchax sebagai predator potensial terhadap Ae. aegypti dan Ae. albopictus. Angka predasi A.panchax berdsarakan hasil observasi berturut-turut adalah 49,18 larva/ hari (Ae,aegypti) dan 41,10 larva/hari (Ae. albobpictus). Hasil T-test menunjukan bahwa tidak ada perbedaan nyata efektifitas predasi A, panchax terhadap Ae, aegypti dan Ae, albopictus.
Implikasi terhadap kebiajakan
No
Judul Kegiatan
Tahun
Hasil
Implikasi terhadap kebiajakan
49.
Spot survei entomologi malaria dan filaria di Dusun Tombi, Desa Ampibabo, Kec. Ampibabo, Parigi Moutong.
2004
1. Ditemukan beberapa fauna Anopheles, Culex, Aedes, Coquilletidia sp., dan diantaranya ditemukan suspek vektor malaria dam filaria yi; An. barbirostris. 2. Aktifitas An. barbirostris menggigit orang yaitu jam 02.0003,00 di dalam rumah dan 03,00-04,00 di luar rumah. 3. Tempat perindukan barupa sawah.
Perlu dilakukan longitudinal survei setiap bulan sehingga dapat ditemukan cara pemberantasan yang tepat waktu dan sasaran.
50.
Survei malaria di Kelurahan Poboya, Palu.
2005
Adanya kasus endegenous menunjukkan terjadinya penularan setempat.
Perlu adanya pengobatan infeksi cacing terutama pada anak SD yang hasil pemeriksaan tinjamya dinyatakan positif.
51.
Studi schistosomiasis di lembah Napu Kab. Poso Sulteng
2005
1. Ditemukan penderita positif dan habitat keong di 2 Desa yaitu Desa Maholo dan Dodolo. 2. Di Desa Dodolo ditemukan 4,6% positif serkaria di daerah fokus Kalaha dan Ranteonowa.
52.
Konfirmasi vektor malaria di Desa Bungkudu, Kec. Bungku Tengah Kab. Morowali
2006
Berdasarkan Uji Elisa, vektor yang ditemukan : An. barbirostris,An. subpictus,dan An. vagus.
53.
Konfirmasi vektor malaria di Desa Mendui, Kec. Bungku Tengah Kab. Morowali
2006
Berdasarkan Uji Elisa, vektor yang ditemukan : An. barbirostris,An. flavirostris , An. Indefinitus dan An. vagus.
54.
Konfirmasi vektor malaria di Desa pinamula, Kec. Momunu Kab. Buol.
2006
Berdasarkan Uji Elisa, vektor yang ditemukan : An. barbirostris,An. tesselatus , An. Pediataeniatus, An. kochi dan An. vagus.
1. Diupayakan pemberantasan daerah fokus melalui koordinasi dengan penduduk pemilik lahan yang tidak digarap. 2. Survailans terhadap penduduk yang berisiko tinggi.
1. Perlunya dilakukan pembedahan saliva pada spesies Anopheles yang ditemukan. 2. Sebaiknya dilakukan survei longitudinal entomologi
No
Judul Kegiatan
Tahun
Hasil
55.
Konfirmasi vektor malaria di Desa Bahometefe, Kec. Bukal Kab. Buol.
2006
Berdasarkan Uji Elisa, vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris, An. subpictus dan An. vagus.
56.
Konfirmasi vektor malaria di Desa Dolago, Kec. Parigi Kab. Parigi moutong
2006
Berdasarkan Uji Elisa, vektor yang ditemukan : An. subpictus, An. tesselatus , An. Pediataeniatus, dan An. vagus
57.
Konfirmasi vektor malaria di Desa Sikara, Kec. Sindue Kab. Donggala.
2006
Berdasarkan Uji Elisa, vektor yang ditemukan : An. subpictus.
58.
Uji efikasi insectisida DBD (Malathion) Di kota Palu
2007
Hasil pengujian kerentanan insektisida malathion yang digunakan dalam pengasapan dengan menggunakan swing fog, menunjukkan persentase kematian nyamuk uji rata-rata di dalam rumah di Kel. Birobuli Utara adalah 100% dan persentase kematian nyamuk uji rata-rata di luar rumah adalah sebesar 93%.
59.
Survei tinja pada anak sekolah
2007
Tingkat infeksi cacing pada anak sekolah kelas 1 di SD Dalika, Labuan dan Inpres 2 termasuk tinggi.
60.
Kolref parasit malaria dari magang Mikroskopis Kab. Morowali
2007
Semua sediaan darah yang diperiksa hasilnya negatif di Dusun Dalika dan Sisere, Desa Labuan Toposo.
Implikasi terhadap kebiajakan
No
Judul Kegiatan
Tahun
Hasil
61.
Kolref parasit malaria dari magang Mikroskopis Kab. Banggai
2007
Semua sediaan darah yang diperiksa hasilnya negatif di Desa Pewunu Kec. Dolo.
62
Kolref parasit malaria dari magang Mikroskopis Kab. Donggala
2007
Ditemukan 3 orang positif plamodium. 2 orang P.vivax dan 1 orang P.falcifarum di Desa Sumari
63.
Kolref parasit malaria di Desa Sungku Desa Kola-Kola, Desa Poeluwa dan Desa Toaya.
2007
Ditemukan 19 slide positif P.falcifarum, 4 slide P.vivax dan 2 slide mix.
64.
Koleksi referensi schistosomiasis di Dataran Tinggi Lindu, Kab. Donggala
2007
1. Ditemukan 3 ekor tikus positif S.japonicum dari 5 ekor yang tertangkap yaitu 2 ekor Rattus hormani dan 3 ekor R. exulans di fokus Tomado I. 2. Dari 111 keong yang ditemukan, ada 12 keong positif cercaria S.japonicum di fokus paku 7.
65.
Kolref parasit malaria dari magang mikroskopis malaria Kab. Touna
2008
Ditemukan masing-masing 15 sediaan darah positif P. falcifarum dan P.vivax di Desa Salena (lingkingan III) Kel. Tipo dan Buluri, Kec. Palu Barat.
66.
Kolref parasit malaria dari magang mikroskopis malaria Banggai
2008
Semua sediaan darah yang diperiksa hasilnya negatif di Desa Rezeki Kec. Palolo.
67.
Survei jentik di beberapa daerah endemis dan potensial DBD di Palu
2008
Semua daerah yang teliti mempunyai risiko terhadap kejadian DBD karena ABJ jauh dibawah standar nasional.
Implikasi terhadap kebiajakan
Perlu penelitian mengenai kandungan mineral daerah fokus, mineral/zat organik yang disukai keong dan Peran serta masyarakat di daerah endemis.
Perlu kajian lebih lanjut terutama tentang virologi dan entomologi DBD.