NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM WASIAT RENUNGAN MASA TUAN GURU KYAI HAJI MUHAMMAD ZAINUDDIN ABDUL MADJID
Oleh : Khairul Hapizin, S.Pd.I NIM: 1420410145
TESIS
Diajukan Kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister dalam Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Agama Konstentrasi Pendidikan Agama Islam YOGYAKARTA 2016
i
ii
iii
iv
v
MOTTO
Kuat dalam Prinsip Santun dalam Bertindak (Abdul Malik Al-Munir)
vi
TESIS INI KUPERSEMBAHKAN KEPADA : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Kedua Orang Tuaku, Yaitu Haji Puad Akbar, dan Hajjah Marhamah Kakak, dan Kepada Semua Keponakanku Keluarga Besar Nahdlatul Wathan Dan Para Pencinta Pendidikan. Yang ada di Korleko, Kecamatan, Labuhan Haji, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat
vii
ABSTRAK Indonesia mengalami ketidakstabilan dalam berbagai aspek kehidupan, kesenjangan sosial terjadi di mana-mana di bidang pemerintahan terjadi korupsi, kolusi, nepotisme. Kriminalisasi sosial, seperti pembegalan, pembunuhan, penyalahgunaan barang terlarang. Kemudian yang terjadi kesenjangan di kalangan muda, yaitu pergaulan bebas, westernisasi, perkelahian antar kelompok, aborsi, trek-trekkan, pesta narkoba. Melihat kejadian ketidaksesuaian kehidupan sosial masyarakat diperlukan pembenahan moral dan kekuatan keagamaan religiusitas, dalam hal ini dibutuhkan pendidikan karakter sebagai obat kegaduhan kehidupan masyarakat. Adapun fokus penelitian ini adalah: 1. Apa saja nilai pendidikan karakter dalam wasiat? 2. Bagaimana relevansi nilai pendidikan karakter dalam Wasiat Renungan Masa dengan al-Qur’ān? Penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif dengan kajian pustaka (library research). Sumber data primer bersumber dari buku Wasiat Renungan Masa Pengalaman Baru karya Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, dan sumber sekunder berasal dari publikasi ilmiah berupa buku-buku, jurnal, artikel, dan hasil penelitian lain yang berkaitan dengan pemikiran Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tahap-tahap dokumentasi dan mengidentifikasi karya-karya Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dan mengklarifikasi nilai-nilai karakter yang terdapat dalam buku Wasiat Renungan Masa. Untuk teknik analisis data menggunakan historis kebahasaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pendidikan karakter dalam Wasiat Renungan Masa. Hal ini dapat dilihat dari jumlah nilai karakter sebagai berikut: nilai religius, nilai nasionalis, nilai ikhlas, nilai sabar, nilai pemberani, nilai persatuan, nilai kebaikan, nilai ketaatan, nilai istiqamah, nilai amanah, nilai kejujuran, nilai keadilan, nilai rasa ingin tahu, nilai berbakti, nilai toleransi, nilai tawakkal, nilai saling menasihati, nilai hormat, nilai sosial, nilai disiplin, nilai teladan, dan nilai kerja keras. Peneliti berharap, penelitian ini dapat dijadikan wawasan pemikiran, acuan, dan rujukan tentang nilai pendidikan karakter dan dapat menjadi kontribusi bagi diri sendiri, orang tua, pendidikan dan lembaga pendidikan. Kata Kunci: Wasiat Renungan Masa, Nilai Pendidikan Karakter dan alQur’an.
viii
KATA PENGANTAR بسم هللا الرحمن الرحيم الحمد هلل رب العالمين و به نستعين على امور الدنيا والدين اشهد ان الإله االهللا واشهد ان محمدا عبده ورسوله ال نبيا بعده اقرا بسم ربك الذي خلق خلق اإلنسان من علق اقرا وربك األكرم الذي علم بالقلم علم اإلنسان ما لم.اما بعد يعلم Alhamdulillah, penulisan tesis ini tidak pernah lepas dari Karunia, Rahmat, dan Hidayah-Nya. Meskipun terkadang dalam penulisan banyak kendala yang ada dan rintangan yang disebabkan kelalaian penulis sendiri. Namun atas kehendak Ilahi Rabbi segala kendala yang menerpa pada saat penulisan tesis ini, bisa teratasi dengan kekuatan-Nya. Setiap adanya keinginan pasti ada jalannya. Tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah Swt. Shalatullah Wasalamullah ‘Alaika ya Rasulallah semoga selalu tercurahkan. Engkaulah suri tauladan dan tokoh idola ummat manusia termasuk penulis sendiri sepanjang zaman. Akhlakmu menjadi cita-citaku, ajaranmu menjadi ajaranku, dan ilmumu menjadi panduan hidupku. Begitu juga kepada para Keluarga, Sahabat, Tabi’ῑn, Tabi’ al-Tabi’ῑn, para ulama dan semua para pengikutmu sampai pada akhir zaman. Penulis selalu berdo’a agar menjadi orang yang baik, bermanfaat bagi ummat, dan tetap istiqamah dalam barisan pengikutmu yang setia, sedia dalam membumikan akhlak yang mulai. Selanjutnya, penulis menyadari bahwa tesis ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari beberapa pihak, maka dari itu penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H Machasin, M.A., Ph.D., selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2. Prof. Noorhaidi Hasan, M.A., M. Phil, Ph.D., selaku Direktur Program Pasacasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 3. Ro’fah, BSW., M.A., Ph.D. dan Ahmad Rofiq, M. Ag., Ph.D. Selaku Direktur koordinator dan Sekertaris Program Studi Magister di PascaSarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. ix
4. Pak Rahmanto selaku bagian administrasi Program Pendidikan Agama Islam, terimakasih atas segala pelayanannya yang begitu baik, ramah, dan berkerja keras di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 5. Dr. H. Hamdan Daulay, M.Si., M.A., selaku pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sampai tesis ini bisa terselesaikan. 6. Segenap dosen Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan berguna bagi penulis untuk tugas dan tanggung jawab selanjutnya. Begitu juga kepada seluruh karyawan dan petugas Perpustakaan Pusat dan Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Keramahan dan profesionalisme dalam melayani kami semoga menjadi ladang amal di sisi Allah SWT. 7.
Tak terlupakan, terimakasihku buat kedua orang tuaku, bapak-inaq tuan. Do’a tulus, semangat, senyum, canda, tangis, kerja keras, dalam bertani dan berdagang hanya untuk membiayai kuliah saya adalah amal ibadah jariyah kalian dan pelajaran berharga bagi saya sebagai anak. Semoga Allah membalasnya dengan janji-Nya yang maha besar.
8. Begitu juga kepada kakak-kakak dan keponakanku. Kakak Surokyah, kakak Ruhain, kakak Rokmah, kakak Nuraini, kakak Huswatun Hasanah, dan kakak Syamsul Bahri terimakasih telah menjadi kakak yang selalu mendukung adiknya dalam menuntut ilmu, kakak yang siap mendengarkan adiknya mengeluh, terutama kakak Syamsul Bahri yang rela mengorbankan dirinya menjadi TKI ke malasia demi membiayai kulaih adiknya semoga sehat selalu di sana. Keponakan saya. Nurul Islam, Sofian Sauri, Wardatul Hifzi, Nurul Hidayati, Marwi zikrullah, Alia Arianti, Hasan Asy’ari, Syaikhul Wathoni, Ardiki, dan Ihda Lailatussyifa’ senyum kalian selalu terbayangkan. Semoga kalian menjadi anak yang bermanfaat bagi agama, orang terdekat, masyarakat dan bangsa. 9. Guru-guru ngaji dan sekolahku dari masa kecil. Khususnya kepada Tuan Guru Haji Yusuf Ma’mun, Bapak Ihsan, M.A., Ustadzah Hurun, QH., S.Pd.I. dan semua guru-guruku tanpa terkecuali. Dari kalian saya mengenal Allah dan x
xi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Transliterasi yang dipakai dalam penyususnan tesis ini berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 157/1987: A. Konsonan Tunggal. Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
Keterangan
ا
Alîf
Tidak dilambangkan
Tidak dilambangkan
ب
ba’
b
be
ت
ta’
t
te
ث
Ṡ a’
Ṡ
es (dengan titik di atas)
ج
jim
j
je
ح
ḥa
h
ha (dengan titik di bawah)
خ
kha
kh
ka dan ha
د
dal
d
de
ذ
żal
Ż
zet (dengan titik di atas)
ر
ra’
r
er
ز
zai
z
zet
س
sin
s
es
ش
syin
sy
es dan ye
ص
ṣad
Ṣ
es (dengan titik di bawah)
xii
ض
ḍad
ḍ
de (dengan titik di bawah)
ط
ṭa’
ṭ
te (dengan titik di bawah)
ظ
ẓa
ẓ
zet (dengan titik di bawah)
ع
‘ain
‘
koma terbalik di atas
غ
gain
g
ge
ف
fa’
f
ef
ق
qaf
q
qi
ك
kaf
k
ka
lam
l
el
mim
m
em
num
n
en
wawu
w
w
ha’
h
ha
hamzah
’
apostrof
ya’
Y
ye
ل م ن و ه ء ي
B. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap
متعدِّ دة
Ditulis
Muta’addidah
عِّدِّة
Ditulis
‘iddah
xiii
C. Ta’ marbutah di akhir kata 1. Bila dimatikan ditulis h
حكمة
Ditulis
Hikmah
علة
Ditulis
‘illah
2. Bila diikuti dengan kata sandang ‘al’ serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h.
كرامة الاولياء
Ditulis
Karā mah al-auliyā’
3. Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan damah ditulis atau h.
زكاة الفطر
Ditulis
Zakāh al-fiṭri
D. Vokal Pendek ---------
fathah
Ditulis
a
Ditulis ----------
kasrah
----------
dammah
Ditulis
i
u
xiv
E. Vokal Panjang ditulis
ā
ditulis
jāhiliyyah
ditulis
ā
تنس ى
ditulis
tansā
Kasrah+ya’ mati
ditulis
ῑ
كريم
ditulis
karῑm
ditulis
ū
Ditulis
furūd
ditulis
Ai
ditulis
bainakum
ditulis
au
ditulis
qaulun
1 Fathah+alif جا هلية 2 Fathah+ya’ mati
3
4
Dammah + wawu mati فروض
F. Vokal Rangkap 1 Fathah+ya’ mati بينكم 2 Fathah+wawu mati ِّقول
G. Vokal pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan Apostrof أأنتم
Ditulis
a’antum
أعدت
ditulis
u’iddat
لئن شكرتم
ditulis
la’in syakartum
xv
H. Kata Sandang Alif+ Lam
a. Bila diikuti Hurup Qomariyah
القرأن
Ditulis
القياس
Ditulis
al-Qur’ān al-Qiyās
b. Bila diikuti Huruf Syamsiyah ditulis dengan menggunakan huruf l (el).
I.
السماء
Ditulis
al-Samā’
الشمس
Ditulis
Al-Syams
Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat Ditulis menurut penulisannya.
ذوي الفروض
Ditulis
Zawῑ al-furūd
إذا علمت
Ditulis
Iżā ‘alimat
xvi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................................................... PERNYATAAN KEASLIAN..................................................................................................... I PENGESAHAN ......................................................................................................................... II PERSETUJUAN PENGUJI ......................................................................................................III NOTA DINAS ......................................................................................................................... IV HALAMAN MOTTO ................................................................................................................V HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................................. VI ABSTRAK .............................................................................................................................. VII KATA PENGANTAR ...........................................................................................................VIII PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN.................................................................... XII DAFTAR ISI ........................................................................................................................ XVII
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................................1 B. Rumusan Masalah .........................................................................................................12 C. Tujuan dan kegunaan penelitian ....................................................................................12 D. Kajian Pustaka...............................................................................................................13 E. Kerangka Teori ..............................................................................................................17 F. Metodologi Penelitian ....................................................................................................20 1. Jenis Penelitian ..........................................................................................................20 2. Sifat Penelitian ..........................................................................................................21 3. Pendekatan Penelitian ...............................................................................................21 4. Metodologi Pengumpulan Data .................................................................................21 5. Sumber Data ..............................................................................................................22 G. Sistematika Pembahasan ...............................................................................................25 xvii
BAB II KONSEP NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER A. Konsep Nilai..................................................................................................................27 1. Pengertian Nilai .........................................................................................................27 2. Objek Nilai ................................................................................................................29 3. Macam-Macam Nilai ................................................................................................30 4. Sumber-Sumber Nilai................................................................................................31 B. Pendidikan Karakter ......................................................................................................31 1. Pengertian Pendidikan Karakter ................................................................................31 2. Metode Pendidikan Karakter .....................................................................................33 3. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter................................................................................37 4. Tujuan Pendidikan Karakter......................................................................................42 5. Pilar-Pilar Pendidikan Karakter ................................................................................49 C. Qur’ᾱn .......................................................................................................................... 56 1. Pengertian Qur’ᾱn .................................................................................................... 56 2. Nama-nama Qur’ᾱn .................................................................................................. 58 3. Surat/ayat Makkiyah dan Madaniyah ...................................................................... 59 BAB III SEJARAH RINGKAS BIOGRAFI TUAN GURU KYAI HAJI MUHAMMAD ZAINUDDIN ABDUL MADJID A. Kelahiran .......................................................................................................................66 B. Perjalanan Menuntut Ilmu .............................................................................................68 1. Menuntut Ilmu di Lombok ........................................................................................68 2. Belajar Di Makkah Al-Mukarramah .........................................................................69 C. Sejarah Berdirinya NWDI .............................................................................................77 D. Sejarah Berdirinya NBDI ..............................................................................................81 E. Sejarah Berdirinya NW .................................................................................................82 1. Pengertian Dan Latar Belakang Berdirinya NW .......................................................82 xviii
2. Legalitas Organisasi ..................................................................................................84 3. Akidah, Asas, Tujuan, Dan Ruang Lingkup Organisasi ...........................................85 4. Lambang Organisasi ..................................................................................................86 5. Badan-Badan Otonom Organisasi .............................................................................87 6. Jargon Organisasi ......................................................................................................87 7. Kiprah Organisasi ......................................................................................................87 F. Karya-Karya Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid ..................90 1. Buku Dan Tulisan Bahasa Arab ................................................................................91 2. Buku Dalam Bahasa Indonesia Dan Sasak ...............................................................91 3. Nasyid/ Lagu-Lagu Perjuangan Dan Dakwah Bahasa Arab, Indonesia, Dan Sasak .................................................................................................................92 G. Gambaran Buku Wasiat Renungan Masa .....................................................................92 1. Latar Belakang dan Wasiat Renungan Masa.............................................................92 H. Diksi Buku Wasiat Renungan Masa .............................................................................94
BAB IV PEMBAHASAN A. Nilai-Nilai Karakter Dalam Wasiat Renungan Masa Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid ..............................................................................................99 1. Nilai Siddiq/ Jujur .....................................................................................................99 2. Nilai Amanah ..........................................................................................................102 3. Nilai Ikhlas ..............................................................................................................104 4. Nilai Istiqamah ........................................................................................................105 5. Nilai Religius...........................................................................................................106 6. Nilai Nasional/ Cinta Tanah Air..............................................................................108 7. Nilai Keadilan .........................................................................................................109 8. Nilai Ketaatan ..........................................................................................................110 xix
9. Nilai Persatuan ........................................................................................................111 10. Nilai Berbakti Dan Kesetiaan ................................................................................113 11. Nilai Rasa Ingin Tahu ...........................................................................................115 12. Nilai Menghargai/ Toleransi .................................................................................117 13. Nilai Tawakkal ......................................................................................................118 14. Nilai Saling Menasihati .........................................................................................120 15. Nilai Ketekunan Dan Sabar ...................................................................................121 16. Nilai Hormat ..........................................................................................................123 17. Nilai Sosial ............................................................................................................124 18. Nilai Kebaikan.......................................................................................................126 19. Nilai Disiplin .........................................................................................................128 20. Nilai Teladan .........................................................................................................129 21. Nilai Kerja Keras ...................................................................................................130 22. Nilai Pemberani .....................................................................................................131 B. Relevansi Nilai Pendidikan Karakter dalam Wasiat Renungan Masa Dengan Al-Qur’an.......................................................................................................133 1. Siddiq/Jujur .............................................................................................................133 2. Amanah ...................................................................................................................135 3. Ikhlas .......................................................................................................................138 4. Istiqamah .................................................................................................................143 5. Religius....................................................................................................................144 6. Nasional/Cinta Tanah Air........................................................................................150 7. Keadilan ..................................................................................................................153 8. Ketaatan ...................................................................................................................155 9. Persatuan .................................................................................................................156 10. Bakti Dan Kesetiaan ..............................................................................................158 11. Rasa Ingin Tahu ....................................................................................................162 xx
12. Menghargai/ Toleransi ..........................................................................................169 13. Tawakkal ...............................................................................................................171 14. Menasihati .............................................................................................................172 15. Ketekunan Dan Sabar ............................................................................................174 16. Hormat ...................................................................................................................180 17. Sosial/ Komunikatif...............................................................................................192 18. Kebaikan................................................................................................................195 19. Disiplin ..................................................................................................................198 20. Teladan ..................................................................................................................199 21. Kerja Keras ............................................................................................................202 22. Pemberani ..............................................................................................................204 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................................................207 B. Saran ............................................................................................................................208 C. Penutup ........................................................................................................................208 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................210
xxi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indoneisa, Nomor 14 Tahun 2005, tentang guru dan dosen. Dengan Rahmat Tuhan yang Maha Esa, Presiden Republik Indonesia. Menimbang. a bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia indonesia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan beradab berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar Republik Indonesia tahun 1945.1 Namun berbeda dengan kenyataannya saat ini. Indonesia mengalami ketidak stabilan dalam berbagai aspek, kejadian yang tidak mencerminkan nilai-nilai agama danPancasila menunjukkan kekeringan moral bangsa ini, dalam beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh para petinggi Negara, penegak hukum, pemegang kebijakan pendidikan, pengelolaan pajak, politisi, penganjur agama dengan kasus yang sama: seperti korupsi, kolusi, nepotisme. Masih banyak isu yang mengatakan bahwa masalah yang terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia adalah terletak pada aspek moral. Ini terbukti dengan banyaknya berita tawuran, perkelahian antar sekolah, kasus-kasus narkoba yang sering ditanyangkan di televisi ataupun di media cetak, motormotoran, bolos di waktu jam sekolah, menyontek, pelagiasi. Beberapa pelajar yang berada di teralis besi karena menganiaya gurunya sendiri, anak yang tidak lagi punya sopan santun kepada orang tuanya sendiri, Semakin hari bukan
1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 & Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008, Tentang Guru Dan Dosen, Cet. Ke-3, (Bandung: Citra Umbara, 2010), hlm. 1.
1
2
semakin berkurang namun semakin bertambah, tentunya semua
ini
menyedihkan bagi masyarakat indonesia dan sangat memalukan. yang di mana luar negeri bisa menyaksikan kasus-kasus konyol di atas, bukan menyaksikan prestasi yang gemilang bagi Negara Indonesia. Dikabarkan dalam Teribun Jogja tiga orang tewas gara-gara minum miras oplosan atas nama Yayuk, Yudi dan Raharjo. Pernyataan atas kematian ketiganya di RS Tajawali Citra Bantul minggu (10/8) sore ditemui di rumahnya yang ada di Wiroguruan, mata Yayuk masih tampak sembab pertanda habis menangis. Sedangkan Yudik dan Raharjo keduanya merupakan warga Margangsan. Yudi meninggal, minggu (10/8) sekitar pukul 12.00 saat sampai di RS Wirosaban Yogya. Sedangkan Raharjo meninggal pada hari selanjutnya. 2 Dikabarkan dari Radar Lombok, kamis 19 Agustus 2015 Nusa Tenggara Barat yang terkenal dengan nama Pulau Seribu Masjid. Puluhan mahasiswa dan pelajar positif narkoba, meski barang tersebut tidak ada ditempat, tapi BNNP sudah melakukan tes urin dari hasilnya banyak yang positif, terang kepala BNNP NTB Kombes Pol Sriyatno, M.si saat ditemui Radar Lombok (19/8).Tak hanya di kos-kosan, tambah Sriyanto, BNNP juga melakukan operasi disejumlah tempat yang dianggap menjadi sarang pengedar narkoba, seperti kafe, tempat hiburan malam, dan hotel. “narkoba menjadi musuh bersama karena keberadaan narkoba itu sendiri dapat mengancam generaasi
2
Harian Pagi Jogja, Kamis 13 Agustus 2015, hlm. 1
3
bangsa. Hasil operasi kami kebanyakan pengguna barang haram ini sebagian besar remaja. Sebutnya. 3 Maka pendidikan karakter menjadi sebuah jawaban yang tepat atas sebuah permasalahan-permasalahan yang telah disinggung di atas. Keluarga, sekolah dan sosial masyarakat diharapkan membentuk wadah yang mampu mentranspor nilai-nilai karakter yang baik, merealisasikan nilai agama danPancasila sebagai fundamen untuk menjalankan profesi, pekerjaan, pergaulan, bagi setiap individu dan kelompok kedepan.Sehingga terwujud visi, misi bangsa indonesia yang beradabmelalui pendidikan karakter. Sesuai dengan tujuan pendidikan karakter. Pendidikan karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa yaitu pancasila, meliputi: (1) mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; (2) membangun bangsa yang berkarakter pancasila; (3) mengembangkan potensi warganegara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan Negaranya serta mencintai ummat manusia. 4 Karakter memberikan gambaran tentang suatu bangsa, sebagai penanda, ciri, sekaligus pembeda suatu bangsa dengan bangsa lain. Karakter memberikan
arahan
tentang
bagaimana
bangsa
itu
menapaki
dan
mengantarkanya kepada suatu derajat tertentu. Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki karakter yang mampu membangun sebuah peradaban besar yang kemudian mempengaruhi perkembangan dunia. 5 Sangat jelas dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal Idinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.6 3
Radar Lombok, NTB, Puluhan Mahasiswa Dan Pelajar Positif Narkoba, kamis 19 Agustus 2015, hlm. 4. 4 Kementerian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan; Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kemendiknas, 2011), hlm. 7. 5 Muwafik Saleh, Membangun Karakter Dengan Hati Nurani, (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 1 6 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasionla, Cet. Ke-4, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 3.
4
Melihat dari tujuan Sisdiknas No 20 Tahun 2003 di atas. Secara eskplisit sejalan dengan apa yang tertuang dalam Wasiat Renungan Masa Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Sedikit mengulas dan maksud Wasiat Renungan Masa. Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid ketika mengabdikan pesannya terhadap seluruh keluarga dan murid-muridnya untuk terus memperjuangkan Nahdlatul Wathan. Anak-anakku/murid-muridku yang setia dan berjiwa murni. Semuliamuliamu padaku ialah yang paling banyak memberikan manfaat kepada Nahdlatul Wathan. Sejahat-jahatmu padaku ialah yang paling banyak merusak Nahdlatul Wathan. Justeru itu bersabarlah.!, bersatulah.!, berjuanglah.!, berjuanglah menurut khittah perjuangan agama, bangsa, dan negara. Kerahkanlah jiwa dan ragamu selaku pejuang agama Allah yang ikhlas zhahir dan bathin dengan selalu memohon pertolongan dan perlindungan-Nya. Semoga Allah subhanahu wata’ala selalu membukakan pintu kebaikan kepada kita dan seluruh pencinta-Nya serta keridlo’an dunia akhirat. Diucapakan pada Tanggal 23-9-77 H bertepatan dengan (23-3-57 M).7 Melihat dari pengantar pesan atau wasiat di atas, sangat jelas bahwa Wasiat Renungan Masa itu adalah bukan tercipta semata-mata sebagai alat komunikasi, dialogis atau refrensi bacaan semata, namun tersirat harapan yang bergitu besar tercermin dalam bait-bait Wasiat tersebut dengan gaya bahasa yang sangat beragam, santun, mudah, dan sangat tegas. Dari pengantar wasiat renungan masa di atas. Peneliti peka dengan beberapa kata-kata yang tersisipkan tanda seru (!), yaitu bersabarlah!, bersatulah!, berjuanglah!. Kata sabar sangat banyang disinggung dalam Wasiat Renungan Masa, artinya bahwa sabar sangat urgen sebagai modal perjuangan
7
Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, Wasiat Renungan Masa Pengalaman Baru, (Pancor, Yayasan Pendidikan Hamzanwadi Darun Nahdlatain NW, Ttd), hlm. 9.
5
membangun memperbaiki agama dari berbagai penyimpangan nilai keagamaan yang tidak sesuai dengan ajaran agama itu sendiri. Kata bersatu tidak luput dari tanda seru, artinya kata persatuan adalah teguran keras bagi warga Nahdlatul Wathan yang terjadi saat ini. Adanya dualisme pengurus besar antara kubu Nahdlatul Wathan Pancor dengan kubu Nahdlatul Wathan Anjani. Seringkali kedua kubu ini mengklaim paling benar, bahkan bersaing dalam berbagai bidang, misalnya bersaing dalam bidang politik, bangunan pendidikan, dan saling salang menyalahkan antara satu dengan yang lain. Maka pantaslah Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid mengabadikan dan menyusun pesan-pesan sebagai kitab panduan dan koreksi bagi warga Nahdlatul Wathan secara khusus dan warga Indonesia secara umum. Kemudian kata berjuanglah adalah kata perintah, bahwa perjuangan tidak sebatas pendirinya masih ada, namun bagaimana pesan tersebut diartikan bahwa perjuangan untuk mengembangkan, memajukan agama, bangsa, dan Negara tidak terputus dengan tokoh, waktu, dan jarak. Hidup adalah perjuangan. Maka selama masih hidup, harus berjuang, tidak ada kata puas, bosan dan merasa lelah. Itulah sebagian harapan besar oleh pendiri nahdlatul wathan yang tersimpan dalam pesan, wasiat Nahdlatul Wathan. Buku Wasiat Renungan Masa pengalaman baru sebagai sebuah buku sastra, menggunakan beberapa aliran karya sastra dalam bait-baitnya. Adapun aliran-aliran tersebut adalah:
6
1.
Aliran realitas dapat ditemukan dalam bait wasiat tersebut: Sayang ananda lama mengaji Di NWDI dan NBDI Di pancor bermi di sana sini Asuhan HAMZANWADI sendiri. 8 Realitas; kenyataan yang sesungguhnya; hakikat; keadaan sesuatu yang
riil atau benar-benar ada. 9 Melihat dari maksud kata realitas, menunjukkan bahwa bait wasiat di atas menjelaskan sebuah kenyataan tentang antusias masyarakat menuntut ilmu pengetahuan terutama ilmu agama kepada Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, dari sejak pertama kali menyebarkan ilmu agama di Pancor sampai wafat bahkan sampai sekarang banyak jama’ah yang sudah tua mengaji setiap hari terutama hari Jum’at di Pancor dan secara turun temurun warga Nahdlatul Wathan menyuruh atau memerintahkan anak keturunannya belajar di Pancor di Madrasah yang dibangun oleh HAMZANWADI. Memang terbukti wasiat di atas, sampai sekarang banyak menuntut ilmu di Pancor Bermi secara khusus dan di semua Madrasah berlabel NW secara umum banyak peminatnya. 2.
Aliran idealis, terdapat dalam bait syair berikut: Azaz NW jangan diubah Sepanjang masa sepanjang sanah SUNNAH JAMA’AH dalam ‘aqidah MAZHAB SYAFI’I dalam syari’ah. 10 Idealis: orang yang memiliki cita-cita, ke arah kemajuan; penganut
idealisme; seorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan 8
Ibid, hlm. 25. Pius Abdillah, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, (Surabaya: Arkola, t.t), hlm. 524. 10 Tuan guru kyai haji muhammad zainuddin abdul madjid, Wasiat renungan masa..., hlm. 9
99.
7
agama serta menghayatinya; orang yang mau menerima dan menghayati ukuran moral dan keagamaan, serta menyokong program yang belum ada. 11 Maksud dari kandungan bait wasiat di atas adalah bahwa setiap bangunan, golongan, dan aliran memiliki dasar, idiologi, visi, misi, dan norma. Demikian juga Nahdlatul Wathan memiliki dasar aqidah dan aturan dalam menjalankan ajaran-ajaran organisasi sesuai dengan tujuan yang dicapai. Nahdlatul Wathan memiliki dasar aqidah, yaitu Ahlussunnah wal Jamā’ah (Asy ‘ari dan Maturidi), Imam Syafi’i dalam berfikih, dan bertasauf menganut ajaran Imam al-Ghazali itulah ciri khas Nahdlatul Wathan. 3.
Aliran didaktis, dapat ditemukan dalam bait berikut: Orang yang berbakti kepada guru Mendapat faidah hikmat yang baru Tidak terduga lebih dahulu Memang Allah pemberi restu.12 Bait wasiat di atas mengandung nilai pendidikan dan kesan pembelajaran.
Bahwa santri, Siswa-siswi, Mahasiswa-mahasiswi memiliki hubungan yang sangat dekat dengan seorang kyai atau guru. Adab, akhlak, dan tutur bahasa, serta sopan santun adalah hal yang paling utama diperbaiki, sebagai modal utama bagi penuntut ilmu. Berbakti kepada Kyai atau Guru merupakan keharusan dengan mengharap keberkahan ilmu pengetahuan yang didapatkan dari seorang Guru atau Kyai.
11 12
hlm. 63.
Puis Abdillah, Kamus Ilmiah Populer Lengkap..., hlm. 203. Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, Wasiat Renungan Masa...,
8
4.
Aliran mistik, terdapat dalam bait berikut: Dewi mengirim sebuah kelapa Tinggi pohonnya lima ribu depa Batu keliling tugasnya menjaga Pulau lombok selama-lamanya. 13 Kelapa dan batu itu adalah jejak sejarah kemuliaan seseorang. Juga jejak
sejarah bahwa batu juga menjadi simbol strata (kelebihan) belahan bumi tertentu. Kisah batu dan bebatuan yang dijelaskan itu terang dan nyata sudah. Namun jika anda pulang ke Lombok cobalah mendaki kegunung tertinggi, dan berdiri saja di atas batu di ketinggian Rinjani, lalu bukalah buku wasiat itu. Buka! Lalu bacalah wasiat itu dengan awalan fatihah kepada penyusunnya sultan Rinjani. Cermatilah bait-bait tentang batu-batu sembari melepas pandang dinginnya batu-batu di hadapan anda. 14 Untuk mengenal lebih dekat sosok penyusun Wasiat Renungan masa dan pendiri organisasi terbesar di Nusa Tenggara Barat (NTB),disini penulis paparkan sebagai berikut: 1. Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid seorang pendidik. Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid mulai mengajarkan inde-idenya kepada masyarakat Sasak atau Lombok setelah beliau kembali belajar dari saulatiyyah Makkah Al-Mukarramah. Ia mulai berupaya mengangkat harkat dan martabat masyarakat Sasak atau Lombok dari
kebodohan
dan
keterbelakangan,
menuju
masyarakat
yang
berpendidikan. 13
Ibid. hlm. 16. Aya Sofie, dkk. Menyusuri Keagungan Cinta Maulana, (Mataram: Universitas Nahdlatul Wathan, 2015), hlm. 101-103. 14
9
Dengan semangat yang kokoh Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid mendirikan tempat pendidikan yang pertama kali pada tahun 1934 M.15 dengan nama pesantren al-Mujahidin, sebagai tempat pembelajaran agama secara langsung bagi kaum muda. Di mana pada saat itu kualitas ilmu keagamaan masyarakat sasak masih keadaan terpuruk, apalagi masayarakat Sasak masih menganut Animisme dan Waktu Telu. Dengan keberadaan bangunan pesanteren al-Mujahidin masyarakat sangat antusias ingin belajar agama di tempat tersebut, sehingga pada waktu yang tidak lama pesanteren al-Mujahidin memiliki santri berjumlah 200 santri datang meunutut ilmu agama. Dari pesantren al-Mujahidin inilah melahirkan Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI), Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI), dan Nahdlatul Wathan (NW). 2. Selain Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid terkenal sebagai ulama’ yang aktif mengajar, ia juga aktif berdakwah keliling setiap pelosok Desa yang ada di Lombok, untuk memberikan pengajian secara umum menyampaikan nilai-nilai agama yang benar secara syar’i. Terutama bagaimana tujuan dakwah beliau untuk memberantas pahan animisme dan waktu telu, yang masih tidak sesuai dengan ajaran Islam yang sesungguhnya. Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid berdakwah dengan lisan mulai sejak kepulangannya dari Makkah. Saat itu di masjid Pancor beliau mulai berkhidmat memberikan wawasan 15
Muhammad Noor, Muslihan Habib, Muhammad Harfin Zuhdi, Visi Kebangsaan Religius, Cet. Ke-3, (Jakarta:Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan Jakarta Bekerjasama Dengan Lembaga Pencetakan Al-Qur’an, 2014), hlm. 164.
10
keagamaan kepada masyarakat sekitar. Berdakwah dengan tulisan Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid selain cakap berdakwah juga memiliki karangan sebagai dakwah tulisan yang bisa dirujuk oleh masyarakat sasak, di antaranya. Risalah Tauhid, Sullamul Hija, Nahdlatuz Zainiyyah, at-Tuhfatul Ampenaniyah, al-Fawakihun Nahdliyyah, dan tajwid. Kemudian dakwah dengan perbuatan, yaitu melalui ceramah-ceramah ke agamaan ia selalu menekan pentingnya gotong royong dalam mewujudkan berbagai kegiatan. Tidak hanya dorongan semata, beliau terjun langsung menangani pekerjaan. 16 3. Tokoh sosial dan politik. Pesantren al-Mujahidin adalah nama tempat belajar mengajar dibuka, namun bukan hanya kegiatan belajar yang dilakukan dalam pesantren tersebut, melainkan bagaimana mengusir penjajah yang ada di Lombok Timur pada waktu itu. Setiap waktu bagaimana Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid menyusun siasat melalui gerakan bawah tanah untuk melawan Kolonial baik secara terang-terangan maupun tersembunyi. Terbukti saudara beliau yang menjadi korban dalam peperangan yang terjadi pada saat itu, saudaranya bernama Haji Faisal, Sehingga di Selong Lombok Timur terbukti dengan adanya Makam Pahlawan. Pada tahun 1950. Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid diangkat sebagai konsulat Nahdlatul Ulama’ (NU). Pada saat organisasi masyarakat Islam banyak bergabung termasuk Nahdlatul Ulama’ 16
Husni Wadi, Fitri Indriani, KH. Ahmad Dahlan, TGH. Zainuddin Abdul Madjid; Pemikiran Pembaharuan Keislaman Dan Strategi Dakwah, (Kalimantan, PBNW Nusa Tenggara Barat, Nawa Institute Kalimantan Timur, 2014), hlm 61-67.
11
dan beliau di partai Masyumi ( Partai Majlis Syura Muslimin Indonesia) di Nusa Tenggara Barat. Kemudian beliau diangkat menjadi ketua badan penasehat Partai Masyumi untuk bagian lombok pada tahun1952. Tahun 1955 terjadi pemilihan umum. Tuan Guru Kyai Haji Muhammad
Zainuddin
Abdul
Madjid
terpilih
sebagai
anggota
Konstituante. Dari tahun 1955-1959. Setelah partai Masyumi dibubarkan. Kemudian pada tahun 1970 Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid melalui gerakan Nahdlatul Wathan (NW) mengganti partai ke Partai Golongan Karya (GOLKAR). Pada tahun 1971 dan 1977, beliau kembali terpilih sebagai Anggota Majlis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia. 17 Berangkat dari latar belakang di atas dan belum ada satupun yang meneliti tentang nilai karakter yang terdapat dalam Wasiat Renungan Masa tokoh di atas.Maka peneliti sangat tertarik untuk meneliti tentang nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam buku Wasiat Renungan Masa dengan judul penelitian peneliti yakni Nilai Pendidikan Karakter Dalam Wasiat Renungan Masa Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.
17
Muhammad Noor, Muslihan Habibi, Muhammad Harfin Zuhdi, Visi Kebangsaan Religius...,hlm. 222-224.
12
B. Rumusan Masalah 1. Nilai-nilai Karakter apa saja yang terdapat Dalam Wasiat Renungan Masa? 2. Bagaimana Relevansi Nilai Pendidikan Karakter Dalam Wasiat Renungan Masadengan Al-Qur’ān? C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai, demikian pula dengan penelitian ini. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : a. Mengeksplorasi Nilai-nilai Karakter yang terdapat Dalam Wasiat Renungan Masa. b. Untuk mengetahui Relevansi Nilai Pendidikan Karakter Dalam Wasiat Renungan Masa dengan Al-Qur’ān. 2. Kegunaan Penelitian Kegunaan yang dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Secara teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu karya ilmiah yang dapat menambah khazanah keilmuan di dunia pendidikan. b. Secara praktis 1) Penelitian ini diharapkan menjadi acuan dalam peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di indonesia, khususnya Pendidikan Agama Islam, lebih khusus lagi dapat digunakan oleh warga
13
Nahdlatul Wathan serta pihak-pihak yang bertanggungjawab terhadap kemajuan pendidikan agama Islam. 2) Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan, terutama bagi pendidik dalam melaksanakan tugas dan jabatannya yaitu membimbing peserta didik menjadi sosok manusia yang berkarakter D. Kajian Pustaka Penelitian mengenai pendidikan karakter bukanlah hal yang baru dalam ranah penelitian pendidikan di Indonesia saat ini. Beberapa tokoh dan mahasiswa telah membahas dan meneliti pendidikan karakter dengan sudut pandang masing-masing. Oleh karena itu, peneliti menelaah literatur-literatur terdahulu yang berkaitan dengan nilai pendidikan karakter, terutama mengenai tentang Wasiat Renungan Masa pengalaman baru Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid atau yang lainnyadan pendidikan karakter untuk mengetahui posisi topik penelitian peneliti. Pertama: berkaitan dengan tokoh yang peneliti kaji. Dalam tesis Harpandi berjudul Pembaharuan Islam di Nusa Tenggara Barat; karya ini menyoroti pemikiran pembaharuan pada aspek dakwah dan politik yang menghasilkan tentang peran dari Zainuddin yang cukup besar dalam proses pembaharuan Islam di Nusa Tenggara Barat. Melalui dakwah dan politik, ia mampu melakukan pembaharuan pola pikir di kalangan tuan guru yang semula-semula menjauh dari gelanggang politik secara masal, mendekat dan menganggap pentingnya ummat islam terjun di dunia politik. Tesis dari saudara Harpandi ini
14
menggunakan lapangan (field research) kemudian menggunakan pendekatan kualitatif. 18Dalam tesis tersebut, peneliti mengkaji tokoh yang sama, namun berbeda pemikiran. Sesuai dengan interpretasi di atas harapandi mengkaji pemikiran Zinuddin dari sudut pandang dakwah dan politik, sementara peneliti mengkaji tokoh Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dari sudut pandang pendidik, yaitu Nilai Pendidikan Karakter. Kedua: dalam tesis Ulyan Nasri; pemikiran Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid tentang pendidikan Islam perempuan dan implementasinya di Madrasah Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah Lombok;19 dalam penelitian ini Ulyan Nasri mengklarifikasikan pandangan Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid tentang pendidikan Islam bagi perempuan diklasifikasikan menjadi dua paradigma, pertama, secara teologis pandangan Zainuddin tentang pendidikan Islam bagi perempuan berangkat dari hadits yang mengatakan bahwa semua manusia baik laki-laki maupun perempuan diwajibkan menuntut ilmu. Kedua, secara sosiologis yang melatar belakangi Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dalam memperjuangkan pendidikan islam bagi perempuan sehingga membuatkan hasil dalam wujud madrasah yang khusus untuk mendidik perempuan yang diberi nama dengan Madrasah Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI).
18
Harapandi, “Pembaharuan Islam Di Nusa Tenggara Barat Studi Pemikiran TGH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid”Tesis: IAIN Syarif Hidayatullah.Jakarta. 1990.hlm 150-151. 19 Ulyan Nasri, “Pemikiran Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Tentang pendidikan Islam Perempuan Dan Implementasinya Di Madrasah Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah Lombok”Tesis:yogyakarta: UIN Sunan kalijaga yogyakarta, 2014, hlm. 277278.
15
Peneliti menemukan penelitian di atas ada kesamaan yaitu sama-sama membahas Zainduddin dan pemikirannya dalam pendidikan. Namun juga terdapat perbedaan,Ulyan Nasri lebih spesipikasi pendidikan bagi kaum perempuan dan sama sekali tidak membicarakan nilai pendidikan karakter seperti yang peneliti akan teliti. Peneliti berharap penelitian ini bisa saling menyempurnakan dalam kajian pendidikan dari semua aspek terkait dengan tokoh, yaitu Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Ketiga; dalam tesis yang disusun oleh, Saipul Arip Watoni, pemikiran politik TGKH.M Zainuddin Abdul Madjid, landasan politik Zainuddin adalah al-Qur’an, al-Hadits, Ijma’ dan Qiyas, membentuk organisasi, memiliki partai politik. Kemudian bagaimana perlunya nilai etis dalam politik, budaya politik, penegakan hukum dan juga dalam pendidikan untuk bisa saling kontrol juga memiliki etika.20 Dalam penelitian ini terdapat persamaan kajian tokoh, hanya berbeda sudut pandang, peneliti mengkaji dari sudut pandang pendidikan sedangkan penelitian Saipul Arip Watoni dari sudut pandang politik. Peneliti menemukan penelitian yang dilakukan oleh Syarnubi mengenai nilai-nilai pendidikan karakter dalam pemikiran Muhammad Quraish Shihab (Studi Tafsir al-Misbah). Syarnubi menemukan di antara nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam Tafsir al-Misbah adalah: Nilai Religius, ketaatan menjalankan agama dengan bersikap lurus secara mantap dan selalu cenderung kepada kebajikan sesuai dengan fitrahnya. Nilai jujur, berkata dengan sesuatu yang fakta yang ada (apa adanya), atau seseorang 20
Saipul AripWatoni, “Pemikiran Politik TGKH. M. Zainuddin AbdulMadjid”Tesis:Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012, hlm. 150-153.
16
yang menyampaikan sesuatu ucapan dengan benar dan mengenai sasaran (tepa sasaran). Nilai toleransi, sikap menerima dalam perbedaan dan mengakui eksistensi agama-agama lain, dan memberinya hak untuk hidup berdampingan sambil menghormati pemeluk-pemeluk agama. Nilai disiplin, untuk menerima secara tulus atau menemani yang tidak menyimpang dari ajaran agama dan ketepatan waktu. Lebih lanjut Quraish Shihab menjelaskan disiplin sangat terkait erat dengan penggunaan waktu. Kemudian nilai kerja keras, nilai kreatif, nilai mandiri, nilai rasa ingin tahu, nilai sahabat/komunikatif, nilai tanggung jawab.21 Melihat hasil penelitian di atas, masih ada beberapa nilai karakter yang tidak disebutkan, yaitu nilai tawakkal, menghargai perestasi, percaya diri, nilai tawadduk, nilai tolong menolong, nilai tauladan, menghormati guru, orang tua, dan tidak mengulas tokoh yang peneliti lakukan. Sedangkan kekurangan yang terdapat dalam peneliti adalah tidak adanya nilai toleransi, nilai kreatif, nilai mandiri, dan nilai tanggung jawab. Peniliti berharap penelitian ini bisa saling melengkapi satu sama lain. Kemudian dalam penelitian yang dilakukan oleh Yoyok Amirudin mengenai konsep pemikiran Abdurrahman Wahid Tentang Pendidikan Nilai Karakter antara lain: sikapnya yang religius humanis, toleran, demokratis, dan nasionalis mampu memberikan contoh yang baik bagi generasi bangsa yang mengalami jauh dari pelaku yang mengedepankan moral dan kasih sayang.
21
Syarnubi, “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Pemikiran M Quraisyh Shihab Studi Atas Tafsir Al-Misbah”Tesis,yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013, hlm. 111-112.
17
Merubah segala tatanan masyarakat di saat era reformasi sehingga indonesia mampu hidup dari keterpurukan.22 Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yoyok Amirudin memiliki kekurangan dengan tidak adanya nilai karakter rasa ingin tahu, nilai kejujuran, nilai amanah, nilai ikhlas, nilai percaya diri, nilai komitmen, nilai menghargai prerstasi, nilai tawakkal, nilai menghormati guru, menghormati orang tua, nilai tolong menolong, dan nilai tawaddu’, serta membahas tokoh yang berbeda. Kemudian kekurangan nilai karakter yang ada pada peneliti adalah nilai reformasi, toleransi, demokratis, humanis, dan kasih sayang. E. Kerangka Teori Nilai adalah sebagai sesuatu yang bersifat abstrak, ideal bukan benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar atau salah yang membutuhkan bukti empirik, melainkan soal penghayatan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki, disenangi dan tidak disenangi. 23sementara pengertian nilai menurut Rohmat Mulyana bahwa; nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan. 24 Istilah karakter dipakai secara khusus dalam konteks pendidikan baru muncul pada akhir abad ke 18. Terminologi biasanya mengacu pada sebuah pendekatan idealis-spiritualis dalam pendidikan yang juga dikenal dengan teori pendidikan normatif. Yang menjadi prioritas adalah nilai-nilai transenden yang
22
Yoyok Amirudin, “Konsep Pemikiran Abdurrahman Wahid Tentang Pendidikan Nilai Karakter”, Tesis, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014, hlm. 166. 23 Chabib Toba, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), Hlm. 2. 24 Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Cet. Ke-2 (Bandung:Alfabeta, 2011), hlm. 11.
18
dipercaya sebagai motor penggerak sejarah baik bagi individu maupun bagi sebuah perubahan sosial. 25 Pendidikan menurut John Dewey seperti yang dikutip oleh Hasbullah. Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intlektual dan emosiaonal ke arah alam dan sesama manusia. 26Lebih spesifik lagi apa yang diungkapkan oleh M Atiyyah Al-Abrasyi, yaitu pendidikan adalah Pendidikan pada hakikatnya tidak untuk mengekang dan menekan naluri manusia, tetapi ia berusah menormalisir, mendidik, mengasuh, dan mengarahkan naluri tersebut ke arah yang benar.27 Karakter menurut kemendiknas (2010) seperti yang dikutip oleh Agus Wibowo, bahwa karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau keperibadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues), yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.28 Banyak nilai karakter yang dapat menjadi kebiasaan perilaku baik dari berbagai pihak. Di bawah ini berbagai nilai yang dapat kita identifikasi sebagai nilai-nilai yang dianggap penting dalam kehidupan bangsa saat ini. 29
25
Doni Koesoema, Pendidikan Karakter; Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, (Jakarta: Grasindo, 2010), hlm. 9. 26 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Cet. Ke-2, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 2. 27 M Atiyyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Terj. Bustami, A. Ganidan Djohar Bahry, Cet. Ke-79, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), hlm. 29. 28 Agus Wibowo, Pendidikan Karakter Di Perguruan Tinggi; Membangun Karakter Ideal Mahasiswa Di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm. 36-37. 29 Dharma Kesumo, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Peraktik di Sekolah, cet, ke1,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. vii
19
Nilai
yang
terkait Nilai
yang
terkait Nilai
yang
terkait
dengan diri sendiri
dengan orang lain
dengan ketuhanan
Jujur
Tolong menolong
Ikhlas
Kerja keras
Toleransi
Takwa
Sabar
Keteladanan
Iman
Pemberani
Adil
Ihsan
Pantang menyerah
Pengorbanan
Zuhud
Disiplin
Komunikatif
Tawadhu
Tanggung jawab
Peduli
Raja’
Tegar
Pemurah
Khauf
Kebersihan
Kooperatif
Tawakkal
Dan sebagainya
Dan sebagainya
Dan sebagainya
Sementara itu nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan
menurut
Indonesia haritage foundation (IHF) adalah sebagai berikut; 30 No
Karakter
1
Cinta Allah dan segenap cintaan-Nya (love Allah, trust, reverence, layalty)
2
Kemandirian dan tanggung jawab (responsibility, exellence, self, reliance, dicipline, orderliness)
3
Kejujuran/amanah (trustworthiness, reliability, honesty)
4
Hormat dan santun (respect, coutesy, obedience)
30
Ibid, hlm. 14.
20
5
Dermawan,
suka
menolong,
dan
gotong
royong
(caring,
empathy,generousity, cooperation) 6
Percaya diri, kreatif, dan pekerja keraas (comfidence, creatifity)
7
Kepemimpinan dan keadilan (leadership, justice)
8
Baik dan rendah hati (kindness, humility, modesty)
9
Toleransi dan kedamaian (tolerance, peacefulness)
F. Metodologi Penelitian 1. Jenis penelitian Jenis penelitian ini bersifat kepustakaan (library research) yaitu penelitian dengan mengumpulkan data-data yang memiliki relevansi dengan masalah yang dibahas, baik itu yang bersumber dari buku atau sumber tertulis lainnya (makalah, artikel, jurnal atau laporan peneliti). 31 Penelitian kualitatif deskriptif dan termasuk jenis penelitian teks terna berusaha mengumpulkan data, menganalisi dan membuat interpretasi tentang isi bait-bait Wasiat Renungan Masa, dalam hal ini mengkaji teks Wasiat Renungan Masa pengalaman baruTuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Hal ini sama dengan pengertian di atas yaitu library research, yaitu suatu tujuan untuk mengumpulkan data serta informasi dengan bantuan buku-buku, makalah-makalah, naskah-naskah, jurnal, catatan, historis yang tertulis, dokumen dan materi pustaka.
31
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-1 (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hlm. 140-141
21
2. Sifat penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitik yaitu mengumpulkan atau memaparkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam Wasiat Renungan Masa Pengalaman Baru, Relevansinya nilai-nilai pendidikan karakter dengan alQur’ān. 3. Pendekatan penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis dalam hal ini adalah pendekatan historis-bahasa karena objek material dari penelitian ini adalah teks Wasiat Renungan Masa . 4. Metode pengumpulan data Penggunaan data di sini adalah untuk memberi dasar berpikir bukan untuk memberikan hipotesis. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan dokumentasi. Teknik
ini digunakan untuk
mendapatkan
informasi dari
bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat, di mana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-hari. 32 Oleh karena itu panduan utamanya adalah buku wasiat renungan masa pengalaman barudan karya ilmiah, buku-buku, makalah, jurnal, artikel yang berkaitan dengan wasiat renungan masa, kemudian buku-buku yang membahas tentang pendidikan karakter dari berbagai tulisan dan berbagai aspeknya. Hal itu digunakan untuk memperkuat dan menganalisis data. 32
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Praktiknya, Cet. Ke-1, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2003), hlm. 81.
22
5. Sumber data Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subyek di mana data diperoleh.33 Dalam penelitian ini sumber data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data skunder. a. Data primer Kajian ini merupakan kajian teks Wasiat Renungan Masa yang ditulis oleh Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid 1) Buku Wasiat Renungan Masa Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid 2) Buku Al-Barzanji dan Lagu-Lagu Perjuangan Nahdlatul Wathan Dilengkapi Dengan Surat Yā Sῑn, Talqῑn Mayit, Ṣalawat Nahdlatain, Do’a Pusaka,yang ditulis oleh Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid b. Data skunder Data skunder adalah data yang diperoleh dari sumber pendukung untuk memperjelas sumber data primer berupa data kepustakaan yang berkaitan erat dengan obyek peneliti. Dalam penelitian ini, data skunder diperoleh dari sumber-sumber buku, artikel, majalah, wawancara serta data-data lain yang relevan dengan
penelitian
ini.
Terutama
yang
berkaitan
dengan
pembahasan teks Wasiat Renungan Masa pengalaman baru dan 33
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, cet, ke-XII (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), hlm. 114.
23
pemikiran Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid serta pendidikan karakter dalam berbagai perspektif di antaranya: 1) Muhammad Noor, Muslihan Habib, Muhammad Harfin Zuhdi, Visi Kebangsaan Religius Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid 1904-1997, (Jakarta: Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan Jakarta Berkerja Sama Dengan Lembaga Pencetakan Al-Qur’an,2014) 2) Muslihan Habib, Mursyidin Zuhdi, Hizib & dan Tariqat Hizib Nahdlatul Wathan Alternatif Tasawuf Modern; Masterpiece Al’alim Al-‘Llamah Maulana Syeikh Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Dalam Bidang Tasawuf, (Jakarta: Pondok Pesantren NW Jakarta.) 3) Munawir Husni, Hasan Asy’ari, Teosofi Maulana; Nilai Moral Kesufian Dalam Wasiat Renungan Masa TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, (Yogyakarta: Binafsi Publisher, 2015) 4) Munawir Husni, Nahdlatul Wathan; Restorasi Islam Indonesia Timur, (Yogyakarta: Binafsi Publisher, 2015) 5) Muhammad Zulkarnaen, Membumikan Visi Kebangsaan Nahdlatul Wathan; Menuju Islam Rahmatan lil’Alamiin, Inti Sari Mareti Halaqah Nasional NW Jakarta, (Bogor: Sinar Lima, 2015)
24
6) Muhammad Zulkarnaen, Sang Maulana, (Jakarta: Pondok Pesantren NW Jakarta, 2014) 7) Hasan Asy’ari, Aswaja Dalam Nahdlatul Wathan; Seri Biografi Ulama’ Aswaja Yang Berpengaruh, (Bogor: Sinar Lima, 2015) 8) Husnan Wadi, Fitri Indriani, KH. Ahamad Dahlan & TGH. Zainuddin Abdil Madjid; Pemikiran Pembaharuan Keislaman dan Strategi Dakwah, (Nusa Tenggara Barat: PBNW Nusa Tenggara Barat Nawa Institute Kalimantan Timur, 2014). 9) Aya shofie, dkk, Menyususri Keagungan Cinta Maulana, (Mataram: Majlis Al-Auliya’ Wal Uqala’) 10) Masnun, Tuan Guru KH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid; Gagasan dan Gerakan Pembaharuan Islam di Nusa Tenggara Barat, (Pustaka Al-Miqdad, 2007). 6. Teknik Analisis data Adapun metode yang digunakan dalam menganalisa data yang diperoleh dari penelitian pustaka sebagai berikut: a. Deskriptif Yaitu penelitian yang menuturkan, menganalisis, serta mengklarifikasi yang pelaksanaannya tidak hanya terbatas pada pengumpulan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi data.34
34
Winarno Surahmad. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Tehnik, (Bandung: Tarsito, 1994), hlm. 45
25
Dalam hal ini, peneliti bermaksud meneliti Teks Bait-Bait Wasiat Renungan Masa yang ditulis oleh Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Objek material penelitian ini adalah mengenai teks-teks bait Wasiat Renungan Masa. b. Pendekatan historis dan kebahasaan Pendektan historis digunakan untuk melihat kembali latar belakang penulis buku Wasiat Renungan Masa, Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Yang meliputi biografi, latar belakang sosial dan latar belakang alirannya serta kifrahnya dalam bidang keagamaan. Selain hal tersebut pendekatan ini juga akan membantu sejarah penulisan Wasiat Renungan Masa. Pendekatan kebahasaan digunakan untuk menganalisa lebih mendalam pembendahasaan kata dalam suatu teks Wasiat Renungan Masa yang dilihat dari ranah arti kata secara lagsung. Dengan kebahasaan juga akan lebih berfungsi kepada penarikan makna dalam penafsiran teks Wasiat Renungan Masa. G. Sistematika Pembahasan Pembahasan dalam penelitian ini akan penulis sistematiskan menjadi lima bab. Adapun pembagian pembahasan pada tesis ini adalah sebagai berikut: Bab pertama, tesis ini berisiskan pendahuluan yang merupakan pengantar dari pembahasan secara global, bagian Bab ini terdiri dari beberapa Sub yang meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Pembahasan.
26
Bab kedua, berisi tentang konsep nilai-nilai pendidikan karakter terbagi menjadi Tiga Judul Bab. Pertama berisi tentang Nilai meliputi: pengertian Nilai, Macam-Macam Nilai dan Sumber-Sumber Nilai. Kedua, Pendidikan Karakter meliputi: Pengertian Pendidikan Karakter, Metode pendidikan Karakter, Nilai-Nilai Pendidikan Karakter, Tujuan Pendidikan Karakter,PilarPilar Pendidikan Karakter,Pendidikan Karakter Dalam Islam, pengertian alQur’an, nama-nama al-Qur’ān, surat/ayat Makkiyah dan Madaniyah, dan garisgaris besar isi al-Qur’ān. Bab ketiga, berisi tentang sejarah ringkas dan Biografi Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Pada Bab ini akan dijelaskan dengan singkat Kisah Hidup Beliau Sejak Dilahirkan, Perjalanannya Menuntut Ilmu, Sejarah Berdirinya NWDI, NBDI, NW , karya-Karya Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dan Guru-Gurunya, gambaran buku Wasiat Renungan Masa pengalaman baru, dan diksi Wasiat Renungan Masa penglaman baru. Bab keempat, berisi tentang Nilai Pendidikan Karakter Dalam Wasiat Renungan Masadan Relevansi Nilai Pendidikan Karakter Dalam Wasiat Renungan Masadengan al-Qur’ān. Bab kelima, pada tesis ini berisikan Penutup dan Saran-Saran, kata Penutup memuat Kesimpulan dari Pembahasan-Pembahasan yang telah dicantumkan . akhirnya, bagian akhir dari tesis ini terdiri dari Daftar Pustaka dan Biodata Penulis.
BAB V PENUTUP
Pada bagian akhir dari pembahasan ini, penulis mengambil sebuah kesimpulan yang diperoleh berdasarkan analisis yang disesuaikan dengan tujuan pembahasan tesis ini. Penulis juga memberikan saran-saran yang dirasa relevan dan perlu, dengan harapan dapat menjadi sebuah kontribusi pikiran yang berharga bagi dunia pendidikan. A. Kesimpulan Setelah membahas berbagai uraian dan penjelasan hasil penelitian keputusan tentang konsep nilai pendidikan karakter dalam Wasiat Renungan, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Nilai pendidikan karakter dalam Wasiat Renungan Masa adalah muatan dari berbagai ajaran Agama Islam yang selalu mengedepankan kepedulian yang tinggi terhadap nilai kemanusiaan dan keterbukaan, keagamaan, kebagsaan, kearifan, dan keterbukaan peradaban. Termasuk nilai jujur, amanah, religius, istiqamah, nasionalis, keadilan, ketaatan, persatuan, bakti dan setia, rasa ingin tahu, menghargai, tawakkal, menasehati, ketekunan, hormat, sosial, kebaikan, disiplin, teladan, dan kerja keras, pemberani. 2. Adapun Relevansi nilai pendidikan karakter dengan al-Qur’ān, yaitu jujur, amanah, pemberani istiqamah, nasionalis, religius, keadilan, ketaatan, persatuan, bakti dan setia, rasa ingin tahu, bakti, tawakkal, menasihati,
209
ketekunan, hormat, sosial, kebaikan, disiplin, teladan, kerja keras, dan ikhlas. B. Saran-saran Dalam tesis ini mungkin ada yang perlu disampaikan dan diterapkan dalam dunia pendidikan tidak lain adalah demi kemajuan dunia pendidikan Indonesia
terutama
pendidikan
di
lingkungan
pondok
Pesantren
Darunnahdltain Nahdlatul Wathan Lombok Nusa Tenggara Barat. Tesis ini mungkin menjadi spirit awal dalam rangka meneruskan perjuangan yang dilakukan oleh Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid yang selalu mengayomi dan memperjuangkan ummat Islam terutama yang ada di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat. Dengan penemuan nilai pendidikan karakter dalam Wasiat Renungan Masa, penulis mengajak segenap pendidik untuk selalu mengajarkan dan memberikan teladan karakter yang bagus. C. Penutup Alhamdulillahi rabbil ‘alamῑn, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufik dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun tesis ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kehadirat uswah kita Nabi Muhammad SAW yang kita harapkan syafātnya. Akhirnya kata penulis menaruh harapan besar semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan terutama bagi pendidikan di Nahdlatul Wathan, sehingga terciptalah pendidikan yang penuh kedamaian, dan berperadaban, serta menjadi bangsa Indonesia yang
210
mengamalkan nilai karakter Agama dan Bangsa. Semoga karya sederhana ini di Ridhai oleh Allah SWT. āmῑn yā rabbal ‘ālamῑn.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali, Mutiara Ihya’ Ulumuddin, Terj. Irwan Kurniawan, Bandung: Pt. Muzan Pustaka, 2008. Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, Terj. Purwanto, Bandung: Marja, 2006. As’ad, Aliy, Terjemahan Ta’limul Muta’allim; Bimbingan Bagi Penuntut Ilmu Pengetahuan, Kudus: Menara Kudus, 2007. Anonim, Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa, Jakarta: Kemendiknas Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010. Amirudin, Yoyok, Konsep Pemikiran Abdurrahman Wahid Tentang Pendidikan Nilai Karakter, Tesis, Yogyakarta: Program Pascasarjana Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014. Afifuddin Dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-1, Bandung: Pustaka Setia, 2009. Abdullah, Amin, Islamic Studies Di Perguruan Tinggi; Pendekatan IntegratifInterkonektif, Cet. Ke-3, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012. Nata, Abudin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012 Aziz, Abdul, Filsafat Pendidikan Islam, Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras, 2009. Achmadi, Idiologi Pendidikan Islam; Paradigma Humanisme Teosentris, Pustaka Pelajar, Tt. Adisusilo, Sutarjo, Pembelajaran Nilai Karakter; Konstruktivisme Dan Vct Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif, Jakarta: Pt Grafindo Persada, 2012. Al-Musawi, Khalil, Bagaimana Membangun Keperibadian Anda, Cet. Ke-2, Jakarta: Lentera, 1999. Al-Musawi, Khalil, Bagaimana Menjadi Orang Yang Bijaksana, Jakarta: Lentera, 1990. Abdillah, Pius, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, Surabaya: Arkola, T.T.
212
Ali, Muhammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Cet. Ke-12, Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2013. Asyari, Musa, Filsafat Islam; Sunnah Nabi Dalam Berfikir, Cet. Ke-3, Yogyakarta: Lesfi, 2002. Al-Jamri, Mansoor, Abdul Wahab El-Efendi, Islamisme, Pluralisme, Dan Civil Society, Terj. Machnun Husein, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2007. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cet. Ke-12, Jakarta: Pt. Rineka Cipta, 2002. Chirzin, Muhammad, al-Qur’an dan Ulumul Qur’an, Jakarta, Dana Bhakti Prima Yasa, 1998. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa, 2008. Farits, Abu, Tazkiyatun Nafs, Terj. Habiburrahman Saerozi, Cet. Ke-2, Jakarta: Gema Insani, 2006. Ghafur, Waryono Abdul, Millah Ibrahim Dalam Al-Mizan Fi Tafsir Al-Qur’an, Yogyakarta: Bidang Akademik Uin Sunan Kalijaga, 2007. Harian Pagi Tribun Jogja, Kriminal, Kamis 13 Agustus 2015. Harapandi, Pembaharuan Islam Di Nusa Tenggara Barat; Studi Pemikiran Tgh Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, Tesis, Jakarta: Program Pascasarjana Iain Syarif Hidayatullah Jakarta, 1990. Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Cet, Ke-2, Jakarta: Pt Rajagrafindo Persada, 2001. Hendri, Kak, Pendidikan Karakter Berbasis Dongeng, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2013. Hamid, Hamdani, Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Berbasis Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2013. Husni, Munawir, Nahdlatul Wathan; Restorasi Islam Indonesia Timur, Yogyakarta: Binafsi Publisher, 2015. Ismail, Faisal, Paradigma Kebudayaan Islam; Studi Kritis Dan Analisis Historis, Cet, Ke-5, Yogyakarta: Suka Press, 2014.
213
Ibnu Hamzah Al-Husaini Al-Hanafi Ad-Damsyiqi, Asbabul Waurud, Terj. Swarta Wijaya, Zafrullah Salim, Cet, Ke-8, Jakarta: Kalam Mulia, 2005. Izzani, Ahmad, Ulumul Qur’an, cet. Ke-3, Bandung: Tafakur, 2011. Kementerian Agama Republik Indonesia, Mushaf Aminah, Al-Qur’an Dan Terjemahan, Jakarta: Insan Media Pustaka, 2006. Kementerian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum Dan Perbukuan; Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Jakarta: Kemendiknas, 2011. Kementerian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum, Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa, Jakarta: Tt, 2010. Kesuma, Dharma, Cepi Triatna, Johar Permana, Pendidikan Karakter; Kajian Teori Dan Praktek Di Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012. Koesoema, Doni A, Pendidikan Karakter; Strategi Mendidik Anak Di Zaman Modern, Jakarta: Grasindo, 2007. Langgulung, Hasan, Asas-Asas Pendidikan Agama, Jakarta: Husna Zikra, 2000. Lickona, Thomas, Edication For Caracter; Mendidik Untuk Membentuk Karakter, Bagaimana Sekolah Dapat Mengajarkan Sikap Hormat Dan Tanggung-Jawab, Cet, Ke-3, Jakarta: Bumi Aksara, 2013. Mahbubi, Pendidikan Karakter; Implementasi Aswaja Sebagai Nilai Pendidikan Karakter, Yogyakarta: Pustaka Ilmu Yogyakarta, 2012. Majid, Abdul, Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Cet, Ke-2, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012. Maksudin, Pendidikan Nilai Komprehensif Teori Dan Praktik, Yogyakarta: Uny Press, 2009. Muhaimin, Dkk, Dimensi-Dimensi Studi Islam, Surabaya: Karya Abditama, 1993. Maksudin, Pendidikan Karakter Non Dikotomik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013. M Atiyyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Terj. Bustami, A. Ganidan Djohar Bahry, Cet. Ke-79, Jakarta: Bulan Bintang, 1993.
214
Maragustam, Filsafat Pendidikan Islam; Menuju Pembentukan Karakter Menghadapi Arus Global, Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2015. Masnun, Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid; Gagasan Dan Gerakan Pembaharuan Islam Di Nusa Tenggara Barat, Pustaka AlMiqdad, 2007. Marhumah, Kontekstualisasi Hadits Dalam Pendidikan Karakter, Yogyakarta: Suka Press, 2013. Maftukhin, Filsafat Islam, Yogyakarta: Teras, 2012. Munawir, Al-Bisri, Kamus Al-Bisri, Surabaya: Pustaka Progressif, 1999. Muliyana, Rahmat, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Cet. Ke-2, Bandung: Alfabeta, 2011. Samani, Muchlas, Hariyanto, Konsep Dan Model Pendidikan Karakter, Cet. Ke-3, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013. Noor, Muhammad, Muslihan Habib, Muhammad Harfin Zuhdi, Visi Kebangsaan Religius, Cet. Ke-3, Jakarta: Pondok Pesanteren Nahdlatul Wathan Jakarta Bekerjasama Dengan Lembaga Pencetakan Al-Qur’an, 2014. Nata, Abuddin, Akhlak Tasauf Dan Karakter Mulia, Cet. Ke-13, Jakarta: Pt Rajagrafindo Persada, 2013. Nasri, Ulyan, Pemikiran Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Tentang Pendidikan Islam Perempuan Dan Implementasinya Di Madrasah Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah Lombok, Tesis, Yogyakarta: Program Pascasarjana Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa, 2008. Prawironegoro, Darsono, Filsafat Ilmu, Jakarta: Nusantara Consulting, 2010. Pimpinan MPR Dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Ri Periode 2009-2014, Materi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, Cet. Ke-5, Jakarta: Sekertariat Jenderal Mpr Ri, 2015. Shihab, Quraish, Tafsir Al-Misbah, Vol-2, Lentera Hati, Tt. Radar Lomnok, NTB, Puluhan Mahasiswa Dan Pelajar Positif Narkoba, Kamis 19 Agustus 2015.
215
Rais, El Heppy, Kamus Ilmiah Populer, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012. Syarnubi, Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Pemikiran M Quraisyh Shihab (Studi Atas Tafsir Al-Misbah), Tesis Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Komptensi Dan Praktiknya, Jakarta: Pt. Bumi Aksara, 2003. Salim, Bahreisy, Bahreisy Said, Terjemahan Singkat Tafsir Ibnu ,Katsir, Vol-1, Surabaya: Bina Ilmu, 2006. Syafri, Ulil Amri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, Cet. Ke2, Jakarta: Rajawali Pers, 2014. Saleh, Muwafik, Membangun Karakter Dengan Hati Nurani, Jakarta: Erlangga, 2012. Samani, Muchlas, Hariyanto, Konsep Dan Model Pendidikan Karakter, Cet. Ke-3, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013. Sofie, Aya, Dkk, Menyusuri Keagungan Cinta Maulana, Mataram: Universitas Nahdlatul Wathan, 2015. Suma, Muhammad Amin, Ulumul Qur’an, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013. Surahmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Tehnik, Bandung: Tarsito, 1994. Toba, Chabib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996. Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, Wasiat Renungan Masa Pengalaman Baru, Pancor, Yayasan Pendidikan Hamzanwadi Darun Nahdlatain Nw, Tt. Tim Bahasa Pusat Agung Harapan, Kamus Cerdas Bahasa Indonesia Terbaru, Surabaya: Cv Pustaka Agung Harapan, 2003. Tim Dppai, Menjadi Pemimpin Muslim Sejati; Materi Induk Latihan Kepemimpinan Islam Dasar, Yogyakarta: Direktorat Pendidikan Dan Pengembangan Agama Islam, Dppai Uii, 2013.
216
Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, Al-Barzanji Dan Lagu-Lagu Perjuangan Nahdlatul Wathan Dilengkapi Dengan Surah Yasin, Talqin Mayyit, Salawat Nahdlatain Dan Do’a Pusaka, Pancor: Ttd. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 & Peraturan Pemerintah Ri Nomor 74 Tahun 2008, Tentang Guru Dan Dosen, Cet. Ke-3, Bandung: Citra Umbara, 2010. Undang-Undang Pendidikan Nasional, Cet. Ke-4, Yogyakarya: Pustaka Pelajar, 2011. Wibowo, Agus, Pendidikan Karakter Di Perguruan Tinggi; Membangun Karakter Ideal Mahasiswa Di Perguruan Tinggi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013. Wadi, Husnan, Fitri Indriai, KH Ahmad Dahlan & TGH Zainuddin Nabdul Madjid; Pemikirian Pembaharuan Keislaman Dan Strategi Dakwa, Nawa Institut Kalimantan Timur, 2002. Watoni, Saipul Arip, Pemikiran Politik Tgkh Zainuddin Abdul Madjid, Tesis, Yogyakarta: Program Pasacasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012. W. J. S. Poerwardarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet. Ke-5, Jakarta: PN Balai Pustaka, 1976. Yulias S, Dkk, Kamus Baru Bahasa Indonesia, Surabaya: Usaha Nasional, Tt. Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: Mahmud Yunus Wa Dzurriyyat, 2007. Zainuddin, Reformasi Pendidikan; Kritik Kurikulum Dan Manajemen Berbasis Sekolah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008. Zulkarnaen, Muhammad, Sang Maulana, Jakarta: Pondok Pessantren Nw Jakarta, 2014. Zulkarnaen, Muhammad, Membumikan Visi Kebangsaan Nahdlatul Wathan; Menuju Islam Rahmatan Lil Alamin, Bogor: Sinar Lima, 2015. Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter; Konsep Dan Aplikasi Dalam Lembaga Pendidikan, Jakarta: Kencana Pranada Media Grup, 2011.
306
RIWAYAT HIDUP
: Khairul Hapizin, S.Pd.I.
Nama
Tempat Tanggal Lahir: Korleko, 17 Februari 1989 Alamat jogja
: Sapen GK 1/151 Gondo Kusuman, Yogyakarta
Alamat asal
: Korleko, Kecamatan Labuhan Haji, Lombok Timur, NTB
Nama ayah
: H. Fuad Akbar
Pekerjaan
: Petani
Nama ibu
: Selamah/ Hj. Marhamah
Pekerjaan
: Petani
Hp/fb
: 081997857605/ Khairul Hapizin
RIWAYAT PENDIDIKAN a. Formal 1. MI NW Korleko, lulus 2002 2. MTs NW Korleko, lulus 2005 3. MA NW Korleko. Lulus 2008 4. S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIH NW Pancor Lombok Timur lulus 2013 5. S2 Prodi Pendidikan Islam, Konsetrasi Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta b. Nonformal 1. MDQH NW Pancor, Lulus Tahun 2012
PENGALAMAN ORGANISASI 1. Sekertaris Peramuka di MA NW Korleko 2. Ketua Persatuan Pelajar Nahdlatul Wathan (PPM NW) Korleko 3. Ketua BEM Fakultas Tarbiyah di IAIH NW Pancor
307
4. Ketua BEM IAIH NW Pancor 5. Ketua Bidang Sosial di IPNW Kabupaten Lombok Timur 6. Ketuan Forum Persatuan Pemuda Korleko 7. Penggerak Pemuda Perapen Dusun Pande 8. Sekertaris Umum Ikatan Keluarga Mahasiswa Pascasarjana (IKMP) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
PENGALAMAN PENGABDIAN 1. Guru di SMP Islam Al-Asy-Fiya’ , Desan Reban, Suralaga 2. Guru di SMK NW Korleko