Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah ada di Indonesia pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia terbentuk
Proses perumusan materi Pancasila secara formal dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang panitia “sembilan”, dan BPUPKI kedua Berdasarkan realita perlu dipahami Pancasila secara lengkap dan utuh, terutama dalam kaitannya dengan jati diri bangsa Indonesia. Secara epistomologis dan pertanggung jawaban ilmiah bahwa Pancasila selain sebagai dasar negara Indonesia juga sebagai pandangan hidup bangsa, jiwa dan kepribadian bangsa serta sebagai perjanjian luruh bangsa Indonesia pada waktu mendirikan negara
Proses terbentunya negara dan bangsa Indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman batu kemudian timbulnya kerajaan-kerajaan pada abad ke IV, ke V kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai nampak pada abad ke VII, yaitu ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya dibawah wangsa Syailendra di Palembang, kemudian kerajaan Arilangga dan Majapahit di Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908. kemudian dicetuskannya sumpah pemuda pada tahun 1928
Masyarakat kutai merupakan masyarakat yang membuka zaman sejarah Indonesia pertama kali dengan nilai-nilai sosial politik, dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri, serta sedekah kepada brahmana Indonesia memasuki zaman sejrah pada tahun 400 M dengan ditemukannya prasasti yang berupa 7 yupa (tiang batu) Berdasarkan prasasti tersebut dapat diketahui bahwa Raja Mulawarman (keturunan dari Raja Asmawarman, keturunan Kudungga) Raja Mulawarman memberikan sedakah kepada para brahmana dan sebagai tanda terima kasih, para brahmana tersebut membangun yupa (Bambang Sumadio, dkk 1977: 33-32)
Dalam
arsip sekretariat Negara RI, 1995 : 11, negara bangsa Indonesia terbentuk melalui tiga tahapan yaitu : 1. Zaman Sriwijaya dibawah wangsa Syailendra (600-1400), yang bercirikan kedatuan 2. Zaman Majapahit (1293-1525) yang bercirikan keprabuan 3. Negara kebangsaan modern yaitu negara Indonesia merdeka (Proklamasi 17 Agustus 1945)
Pada abad ke VII muncul sebuah kerajaan Sriwijaya dibawah kekuasaan wangsa Syailendra. Hal ini termuat dalam prasasti Kedukan Bukit di kaki Bukit Siguntang yang bertarikh 605 Caka atau 683 M Dalam bahasa melayu kuno dan huruf Pallawa. Kerajaan Sriwijaya adalah Kerajaan Maritim yang mengandalkan kekuatan lautnya, kunci-kunci lalu lintas di sebelah barat dikuasai seperti selat Sunda (686) dan selat malaka (775) Pada zaman tersebut, Sriwijaya merupakan suatu kerajaan besar yang cukup disegani di kawasan Asia Selatan. Dalam sistem pemerintahannya terdapat pegawai pengurus pajak, harta benda kerajaan, rokhaniawan yang menjadi pengawas tekhnis pembangunan gedung-gedung dan patung-patung suci sehingga pada saat itu kerajaan dalam menjalankan sistem negaranya tidak dapat dilepaskan dengan nilai ketuhanan (Suwarno, 1993:19)
Terdapat kerajaan-kerajaan yang mencanangkan nilai-nilai nasionalisme di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Seperti kerajaan Kalingga pada abad ke VII, kerajaan Sanjaya pada abad ke VII yang ikut membantu membangun candi kalasan untuk Dewa Tara dan sebuah wihara untuk pendeta Budha didirikan di Jawa Tengah bersama dinasti Syailendra (abad ke VII dan IX) Refleksi puncak budaya dari kerajaan-kerajaan tersebut adalah dibangunnya candi Borobudur (candi untuk agama Budha pada abad ke XI) dan candi Prambanan (candi agama Hindu pada abad ke X)
Pada
tahun 1293 berdirilah kerajaan Majapahit dibawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gadjah Mada Pada masa ini agama Hindu dan Budha hidup berdampingan dengan damai dalam satu kerajaan Empu Prapanca dalam Negarakertagama (1365) yang terdapat istilah Pancasila. Sedangkan Empu Tantular dalam Sutasoma terdapat slogan persatuan nasional yaitu Bhineka Tunggal Ika
Sumpah palapa yang diucapkan oleh mahapatih Gadjah Mada pada tahun 1331 : “Saya baru akan berhenti berpuasa makan palapa, jikalau seluruh Nusantara bertakluk dibawah kekuasaan negara, jikalau Gurun, Seram, Tanjung, Haru, Pahang, Dempo, Bali, Sunda, Palembang dan Tumasik telah dikalahkan.” (Yamin, 1960 :60) Dalam hubungan negara lain, Hayam Wuruk senantiasa mengadakan hubungan bertetangga dengan baik dengan kerajaan Tiongkok, Ayodya, Champa dan Kamboja. Majapahit dalam arena sejarah kebangsaan Indonesia banyak meninggalkan nilai-nilai yang diangkat dalam nasionalisme negara kebangsaan Indonesia.
Setelah
kerajaan Majapahit runtuh pada awal abad ke XVI maka berkembanglan agama Islam dengan pesatnya di Indonesia Muncul kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara, seperti kerajaan Demak Dan muncul ekspansi dari berbagai negara seperti Portugis Spanyol dan Belanda
Pada akhir abad ke XVI Bangsa belanda datang dengan membawa VOC Perlawanan terjadi dari berbagai kalangan dan daerah : 1. Mataram – Sultan Agung (1613-1645) 2. Makasar – Hasanudin (1667) 3. Banten – Sutan Ageng Tirtoyoso (1684) 4. Maluku- Patimura (1817) 5. Palembang – Badarudin (1819) 6. Minang kabau – Imam Bonjol (1821-1837) 7. Jawa Tenganh – Pangeran Diponogoro (1825-1830) 8. Teuku Tjik Di Tiro, Teuku Umar – Aceh (1860) 9. Lombok – Agung Made (1894-1895) 10. Batak – Sisingamaraja (1900)
Muncullah organisasi-organisasi gerakan nasional. Organisasi-organisasi tersebut ialah : Budi Utomo (1908) dipelopori oleh dr. Wahidin Sudirohusodo 2. Sarekat Dagang Islam (1909) kemudian berubah menjadi Sarekat Islam (1911) dibawah H.O.S Cokroaminoto 3. Indishe Partij (1913) dipimpin oleh Tiga Serangkai : Douwes Dekker, Ciptomangunkusumo, Suwardi Suryaningrat/ Ki Hadjar Dewantara 4. PNI (1927) oleh Soekarno, Cipto Mangunkusumo, Sartono dan tokoh lainnya. Kemudian partai ini bubar dan terpecah menjadi Partai Indonesia - Partindo(1931)dan Golongan Demokrat Hatta dan Sutan Syahrir mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia (1933) Muncul sebuah kekuatan baru dengan tujuan yang jelas yaitu : Indonesia Merdeka 1.
Belanda
diserbu Nazi Jerman pada tanggal 5 Mei 1940 Belanda menyerah pada tanggal 10 Maret 1940 Jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda : “Jepang Pemimpin Asia, Jepang Saudara Tua bangsa Indonesia” Jepang didesak oleh Sekutu Barat (Amerika, Rusia, Inggris, Perancis, Belanda) Jepang menjanjikan Kemerdekaan kepada Indonesia. Dan dibentuklah sidang BPUPKI.
Dikumandangkan
nya lah kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.