Nilai-Nilai Religius dalam Novel Senandung Cinta di Lembah Papua Karya Pujia Achmad 1)
2)
2)
Andi Rafki , Gusnetti , Dainur Putri 1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Email:
[email protected]
ABSTRACT The purpose of this research is to describe the pictureof Islamicreligious values exist in the charactersof Senandung Cinta di Lembah Papua, a novel by Pujia Achmad. The theories thoseare usedas support;Semi’s opinion (1988)about the assessmentof literature, Fajri (2009) and Nasrul (2008)about the value of aqidah, syari’ah and morals. The type of this researchis aqualitative research, by usingdescriptive methods. Data collecting are done by : (1) Reading and understanding Senandung Cinta di Lembah Papua novel by Pujia Achmad (togain an perceptionof thecontent of the novelto be studied), (2) Notedthe contents ofthe novelthatdeals withthe value ofreligiosityas observedfrom the aspect ofcharacterization, plot andbackground, (3) Classifyingthe datathat has been collected. The data analysis techniquesare: (1) Classifying the data, (2) Analysingdata related to thereligious value,includes the value ofaqidah,syari’ahandmorals, (3) Interpretinganalysis results, (4) Making inferencesthatdoresearch based onanalysis ofreligiousviews onaspects ofcharacterization, plot andbackground. Based on the data analysis, itcan be summerized that there are 18 aqidah values, 17 syari’ah values, and 20 moral values in "Senandung Cinta di Lembah Papua", a novel by PujiaAchmad. Aqidahvaluefiguresdepictedincludesbelief in God. Syari’ahvaluedepictedfiguresarefasting, readingthe Al-Quran, about marriage, andmissionto conveythe religion of Islam. Furthermore, moral values portrayed figures are morals to God, morals to the family (parents / wife and husband), and morals to parents. Keywords: Religious values, aqidah, syari’ah, moral, character
kreasi
I. PENDAHULUAN Karya wujud
sastra
merupakan
suatu
imajinatifyangmenggambarkan
masyarakat dengan segala macam segi kehidupannya sebagai titik tolak proses kreativitas
pengarang.
Sebagai
karya
kreatif, sastra mampu melahirkan suatu
yang
indah
danberusaha
menyalurkan keindahan itu. Sastra juga mampu menjadi wadah penyampaian ideide yang dirasakan oleh pengarang tentang kehidupan manusia termasuk masyarakat yang diungkapkan melalui bahasa yang khas.
Semi
(1988:8)mengungkapkan
naratif yang berarti cerita rekaan atau
bahwa sastra adalah suatu bentuk dan hasil
cerita khayalan. Satu di antara karya sastra
pekerjaan
yangobyeknya
prosa adalah novel, novel termasuk jenis
adalah manusia dan kehidupannya dengan
karya sastra fiksi naratif. Novel merupakan
menggunakanbahasa sebagai mediumnya.
pengungkapan dari fragmen kehidupan
seni
kreatif
MenurutAhadiat
(2007:10)
menjelaskan bahwa kesusastraan adalah: pengungkapkan
fakta
artistik
dan
imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia
(masyarakat)
melalui
manusia
(dalam
jangka
yang
lebih
panjang)
terjadi
konflik-konflik
yang
akhirnya
menyebabkan
perubahan
jalan
terhadap
kehidupan
Novel
manusia
seni
kreatif
yang
yang
mengungkapkan
suatu
media
kata. Novel merupakan salah satu wahana untuk
sastra harus mampu melahirkan suatu
kebutuhan
sesuatu
secara
permasalahan
secara
kompleks.
keindahan
Sebagian karya sastra mengandung nilai religius yang dilihat berdasarkan
Berdasarkan pernyataan ini, maka karya
mengungkapkan
bebas,melibatkan
berusaha
manusia (Semi,1988:8)
bahwa
yang
segala imajinasi yang ada melaluikata-
berpikir manusia. Sebagai karya kreatif,
menyalurkan
fiksi
novel
sastra pengarang berusaha menuangkan
untuk menampung ide, teori dan sistem
dan
karya
itu,
halus (Semi, 1988:32). Melalui karya
berpikir tetapi juga merupakan media
indah
samping
yang lebih mendalam dan disajikan dengan
untuk
menyampaikan ide, teori atau sistem
yang
Di
mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan
segi kehidupannya maka ia tidak saja suatu
tegas.
merupakan
menggunakan manusia dan segala macam
jelaslah
para
yang tegang, dan pemusatan kehidupan
Sebagai
kreasi
antara
konsentrasi kehidupan pada suatu saat
(kemanusiaan).
merupakan
hidup
pelakunya (Ahadiat, 2007:25).
bahasa
sebagai medium dan mempunyai efek yang positif
terjadinya
sastra
aspek kehidupan manusia yang hidup antar
selalu
beragama dan berpedoman kepada ajaran-
membicarakan manusia dengan segala
ajaran agama tersebut. Kehadiran unsur
permasalahannya.
religius dan keagamaan
dalam sastra
Secara umum karya sastra terbagi
adalah setua keberadaan sastra itu sendiri.
tiga yaitu, prosa, puisi dan drama. Prosa
Bahkan, sastra tumbuh dari sesuatu yang
dalam pengertian kesusastraan disebut fiksi
bersifat relegius. Pada mulanya segala 2
sastra adalah relegius, agama dan religius
menciptakan novel yang mencerminkan
erat kaitannya. Agama lebih menunjukkan
nilai-nilai Islam.
pada
kelembagaan
kepada
Salah satu novel yang membahas
Tuhan dengan hukum-hukum yang resmi.
nilai religius adalah novel Senandung
Religiusitas
lebih
Cinta di Lembah Papua karya Pujia
dalam, dan lebih luas dari agama yang
Achmad.pengarang dalam penulisannya
tampak formal dan resmi (Mangunwijaya
banyak menampilkan nilai agama terhadap
dalam Ahadiat, 2007:110).
tokoh. Dengan demikian, penulis tertarik
bersifat
kebaktian
mengatasi,
memilih
Novel memiliki unsur-unsur yang
di
tersebut mengandung nilai religius.
sebuah novel adalah unsur-unsur yang
Secara umum tujuan penelitian ini
(secara langsung) turut serta membangun
adalah untuk mendeskripsikan penerapan
cerita. Kepaduan antar berbagai unsur
nilai-nilai
instrinsik inilah yang membuat sebuah
relegius
Islam
dalam
novelSenandung Cinta di Lembah Papua
novel terwujud. Unsur yang dimaksud cerita,
Cinta
sabagai bahan penelitian karena novel
dan unsur ekstrinsik (luar). Unsur intrinsik
peristiwa
Senandung
Lembah Papua karya Pujia Achmad
membangun yaitu unsur intrinsik (dalam)
misalnya,
novel
karya Pujia Achmad yang terdapat dalam
plot,
diri tokoh.
penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan
II. KAJIAN TEORI
lain-lain. Unsur ekstrinsik adalah unsur
Karya
yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara
tidak
langsung
diantaranya adalah masalah psikologis, sosiologis, sejarah, dan agama. Karya
sastra (Nurgiyantoro, 2010:23).
sastra melahirkan sesuatu kreasi yang
Setiap agama menuntut umatnya menjalankan
agama
indah
secara
umat
Islam
di
segala
penjelasan
keislaman
tersebut
adalah
manusia
serta
tersebut
Semi
(1988:8)
mengungkapkan bahwa sastra adalah suatu
nilai keislaman secara utuh. Salah satu penerapan
keindahan
menyalurkan
dipikirkan dan dirasakan sastrawan. Sesuai
pikirnya harus mencerminkan penerapan
perwujudan
berusaha
menjadi wadah penyampaian ide-ide yang
aspek
kehidupan, tingkah laku, ucapan dan pola
bentuk
dan
kebutuhan
menyeluruh. Di dalam Islam misalnya, setiap
mengungkapkan
banyak permasalahan kehidupan manusia
mempengaruhi
bangunan atau system organisme karya
untuk
sastra
bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif
nilai
yang obyeknya adalah manusia itu dan
dengan 3
kehidupannya
dengan
menggunakan
disandarkan pada hakikat sesuatu, dan
bahasa sebagai mediumnya. Relegius
berasal
tidak bergantung pada pendapat atau dari
pandangan tertentu, berupa iman kepada
bahasa
allah, malaikatnya, kitab-kitabnya, dan
Inggris yang berarti agama. Agama adalah
rasul-rasulnya, hari akhir, serta qadha dan
suatu sistem tata keimanan atau tata
qadar yang baik dan yang buruk, semuanya
keyakinan sesuatu yang mutlak di luar
disertai rasa tunduk dan patuh kepada
manusia (Ensari, 1992:30) . Sedangkan
Allah SWT dengan melakukan ibadah
menurut Salini dan Ahmadi (1994 :4)
kepadanya
relegius adalah risalah yang dipakaikan
dan
hukum-hukum
dengan
yang
disyariatkannya.
Tuhan kepada nabi sebagai petunjuk bagi manusia
sesuai
yang
Menurut
Fajri
(2009,
69-143)
sempurna untuk dipergunakan manusia
aqidah atau keyakinan merupakan landasan
dalam menyelenggarakan tata cara hidup
pokok bagi orang yang beragama. Dengan
yang nyata serta mengatur hubungan dan
keyakinan yang kuat orang akan bisa
tanggung jawab kepada Allah, kepada
mematuhi perintah dan
masyarakat dan alam sekitarnya.
larangan Allah SWT.
Pesan
relegius
yaitu
Aqidah
bersifat
sikap,
lain. Hal tersebut merupakan lahan yang
Indonesia
meliputi
nilai-nilai
dan
Nasrul
iman seseorang ditandai dengan kokohnya dalam meyakini rukun iman yakni: (1)
menguraikan
iman kepada Allah, (2) iman kepada Malaikat, (3) iman pada Kitab suci
nilai aqidah, syariah dan akhlak seperti
Alquran, (4) iman kepada Rasul, (5) iman
berikut ini:
kepada hari akhirat, dan iman kepada qada
Menurut Nasrul (2008:73) akidah
dan qadar (Fajri, 2009:70).
merupakan landasan pikiran seseorang melakukan
dipilihnya.
perbuatan
Kebenaran
itikad
juga dengan
ucapan maupun perbuatan. Kesempurnaan
aqidah,
tentang nilai-nilai religius yang meliputi
dalam
pegangan
tingkah laku, baik keyakinan (i’tikat)
syariah, dan aklak. Fajri
dan
iman.Iman pada hakikatnya keseluruhan
sastra
modern. Nilai-nilai relegius
tersebut
pandangan,
hidupnya.Aqidah disebut
banyak memberikan inspirasi bagi para penulis
keyakinan
menjadi landasan segala bentuk aktivitas,
sastra fiksi atau dalam genre sastra yang
khususnya
merupakan
keagamaan yang dianut seseorang dan
keagamaan banyak ditemukan dalam karya
penulis,
meninggalkan
Menurut Fajri (2009:79) syari’ah
yang
merupakan bagian dari kerangka dasar
tidak 4
ajaran Islam yang tidak biasa dipisahkan
diakui dan diyakini berlaku serta mengikat
dari aqidah.Sya’riah menurut
untuk semua umat Islam.
bahasa
artinya jalan, aturan, ketentuan, atau undang-undang
Allah
SWT.
Menurut Nasrul (2011:158) akhlak
Syari’ah
secara umum dipahami sebagai sikap,
menurut istilah adalah aturan atau undang-
tingkah laku , dan
undang Allah yang berisi tata cara
seseorang.
pengaturan prilaku hidup manusia dalam
dengan istilah lain seperti etika moral,
melakukan
susila, nilai (value), adat
hubungan
dengan
Allah,
performance dari
Akhlak sering disejajarkan
dan lainnya.
sesama manusia dan alam sekitarnya untuk
Setiap manusia memiliki tingkah laku dan
mencapai
yaitu
karakter yang tidak sama dan cenderung
keselamatan di dunia dan akhirat. Keraf
berbeda, baik dalam bergaul dan bersikap
(2006:117-145) membagi gaya bahasa
terhadap sesama manusia maupun dengan
berdasarkan pilihan kata menjadi gaya
lingkungan di sekitarnya. Akhlak lebih
bahasa resmi, gaya bahasa tidak resmi, dan
tinggi dibandingkan dengan istilah-istilah
gaya bahasa percakapan. Berdasarkan
lain yang digunakan dalam konsep prilaku
nada, gaya bahasa dibedakan menjadi gaya
atau budi pekerti, karena akhlak bersumber
bahasa sederhana, gaya bahasa mulia dan
dari jiwa sedangkan jiwa adalah pusat
bertenaga, serta gaya bahasa menengah.
kendali hidup manusia yang mampu
Berdasarkan struktur kalimat, gaya bahasa
menerima wahyu dan hidayah dari Allah
Nasrul
SWT, sehingga menghasilkan akhlak yang
keridhaan
(2011:99)
Allah
mengatakan
ketentuan-ketentuan Allah
bahwa
mulia.
SWT yang
mengatur tentang suatu perbuatan yang
Sedangkan
akan dilaksanakan atau tidak dilaksanakan
daya kekuatan jiwa yang mendorong
itu, baik dalam bentuk ibadah khusus
perbuatan dengan mudah dan spontan
khusus maupun ibadah
tanpa dipikir dan direnung lagi.Dengan
umum. Syariah secara etimologi berarti “jalan-jalan
yang
ditempuh
demikian akhlak pada dasarnya adalah
air”,
sikap yang melekat pada diri seseorang
maksudnya adalah jalan yang dilalui
secara spontan diwujudkan dalam tingkah
manusia untuk menuju Allah. Bila kata
laku atau perbuatan. Apabila perbuatan
hukum dirangkai dengan kata syara’ yaitu hukum
syara’
berarti:
Fajri,
(2009:246) akhlak menurut istilah adalah
oleh seseorang serta tujuan dari perbuatan
maupun ibadah
menurut
spontan itu baik menurut akal dan agama,
seperangkat
maka tindakan itu disebut akhlak yang baik
peraturan berdasarkan kepada ketentuan
atau akhlakul karimah (akhlak mahmudah)
Allah tentang tingkah laku manusia yang 5
misalnya: jujur, adil, rendah hati, pemurah,
Data merupakan bahan mentah
santun dan sebagainya. Sebaliknya apabila
yang digunakan sebagai pendukung dalam
buruk disebut akhlak yang buruk atau
penelitian. Data dalam penelitian ini adalah
akhlakul
deskripsi pengarang
zalim,
mazmumah dengki,
iri
misalnya: hati,
kikir,
dusta
dan
mengandung
dan dialog yang
nilai-nilai
religius
yang
terdapat dalam novelSenandung Cinta di
sebagainya.
Lembah Papua karya Pujia Ahcmad.
Di samping itu, akhlak dikenal pula istilah moral dan etika. Moral berasal dari
Sedangkan objek
bahasa
adat
novelSenandung Cinta di Lembah Papua
kebiasaan. Moral selalu dikaitkan dengan
karya Pujia Ahcmad, yang terbit pada
ajaran baik buruk yang diterima umum
tahun 2014 dengan tebal 237 halaman.
atau
latinmores
yang
masyarakat.Etika
berarti
adalah
sebuah
Fokus penelitian adalah penerapan
tatanan prilaku berdasarkan suatu sistim
nilai-nilai religius Islam tokoh dalam novel
tata nilai suatu masyarakat tertentu, etika
Senandung Cinta di Lembah Papua karya
lebih banyak dikaitkan dengan ilmu atau
Pujia Achmad yang dilihat pada nilai
filsafat, karena itu yang menjadi standar
aqidah, sya’riah dan akhlak berdasarkan
baik dan buruk itu adalah akal manusia.
aspek penokohan, alur dan latar.
III. METODOLOGI PENELITIAN Jenis adalah
penelitian
penelitian
yang
kualitatif.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian
digunakan Moleong,
(2007:3) menyatakan penelitian kualitatif sebagai
prosedur
penelitian
penelitian ini adalah
ini
adalah
penulis
sendiri.Peneliti
membaca,
mencatat,
memahami,
menghayati,
dan
mengidentifikasi nilai regius dalam novel
yang
Senandung Cinta di Lembah Papua karya
menghasilkan data deskriptif berupa kata-
Pujia Achmad.
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diam. Oleh sebab itu, metode
Pengumpulan data yang dilakukan
yang digunakan adalah metode deskriptif
dalam penelitian ini adalah: (1) membaca
yaitu mengumpulkan data, dan membuat
serta memahami novel Senandung Cinta di
kesimpulan laporan. Pelaksanaan metode
Lembah Papua karya Pujia Ahcmad (hal
deskriptif dalam penelitian ini adalah
tersebut
mendeskripsikan dan menganalisis nilai-
pemahaman mengenai isi novel yang akan
nilai religius yang tergambar pada tokoh
diteliti), (2) mencatat isi novel yang
dalam novel Senandung Cinta di Lembah
berkaitan dengan nilai religius yang dilihat
Papua karya Pujia Ahcmad.
dari aspek penokohan, alur dan latar, (3) 6
dilakukan untuk
memperoleh
mengelompokkan
data
yang
telah
penciptaan sastra sebagai sumber ilham dan
terkumpul ke dalam tabel.
sekaligus dapat membuat sastra atau karya
HASIL DAN PEMBAHASAN
sastra bermuara pada agama dan karya
Deskripsi Data
sastra sebagai
Berdasarkan
pengumpulan
data
pengarang
yang
hasil
imajinatif kreatif
bertolak
dari
realita
yang telah dilakukan, jumlah data yang
objektif dan tidak dapat dipisahkan dari
mengandung nilai religius yang ditemukan
kehidupan manusia dan nilai yang terdapat
dalam novel Senandung Cinta Di Lembah
dalam masyarakat secara universal. Jadi
Papua karya Pujia Achmad yaitu sebanyak
dapat disimpulkan bahwa dari analisis nilai-
56 data.Data yang menggambarkan nilai
nilai religius tokoh utama ini maka dapat
aqidah terdapat
dketahui adanya
17 data, data yang
gambaran
keterkaitan
menggambarkan nilai syariah sebanyak 18,
antara hasil suatu karya sastra dengan nilai
dan data yang menggambarkan nilai
religius.Sedangkan kaitan penelitian ini
akhlak sebanyak 21 data.
dengan penelitian relevan adalah, hasil penelitiannya sama-sama menemukan nilai-
Aspek nilai aqidah yang ditemukan
nilai religius Islam seperti nilai aqidah,
adalah yakin terhadap agama Allah dan
akhlak, dan nilai syariah.Hanya saja objek
iman kepada Allah.Aspek nilai syariah
yang ditemukan berbeda, sehingga bentuk-
yang ditemukan adalah nilai syariah seperti
bentuk nilai religius yang dipaparkan juga
anjuran menikah, dakwah, berpuasa dan
berbeda.
membaca Al-quran. Sedangkan aspek nilai
IV. KESIMPULAN
akhlak yang ditemukan adalah akhlak
Berdasarkan analisis data pada bab
kepada Allah, akhlak kepada orang tua,
IV tentang nilai religiusitas Islam tokoh
akhlak kepada keluarga dan akhlak kepada
novel Senandung Cinta Di Lembah Papua
orang lain.
karya Pujia Ahcmad dapat disimpulkan
Pembahasan Kaitan
antara
pembelajaran
sebagai berikut: penelitian Sastra
ini
dengan
Indonesia
1. Nilai religius dalam novel Senandung
adalah
Cinta Di Lembah Papua karya Pujia
gambaran dari sesorang tokoh utama yang memiliki
nilai-nilai religius dan
Ahcmad terdapat 18 nilai Aqidah, 17
jiwa
nilai syariah, dan 20 nilai akhlak. Nilai
keagamaan. Dimana pada hakekatnya sastra
aqidah yang digambarkan tokoh di
adalah citra kehidupan dan gambaran kehidupan
yang
bersifat
antaranya iman kepada Allah dan iman
universal,
nilai syariah digambarkan tokoh yaitu
sedangkan agama merupakan dorongan 7
Islam. Padang: Universitas Bung Hatta.
berpuasa, membaca Al-quran, tentang pernikahan, dan dakwah menyampaikan
Moleong, J.Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
agama Islam. Selanjutnya, nilai akhlak yang digambarkan tokoh adalah akhlak kepada Allah, akhlak kepada keluarga
Nasrul H.S, dkk. 2008. Pendidikan Agama Islam. Padang: UNP Press.
(orang tua/istri dan suami), dan akhlak kepada orang tua.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah MadaUniversitas Press.
2. Secara umum nilai religius yang dominan
ditemukan
dalam
novel
Semi, M. Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa.
Senandung Cinta Di Lembah Papua adalah Karena
nilai
Syariah
novel
menceritakan
dan
tersebut
tentang
akhlak. banyak
ajaran-ajaran
agama yang dilakukan tokoh utama dalam kehidupannya. Hal itu dapat dijadikan pedoman untuk kita umat muslim. Ucapan Terima Kasih Penyelesaian
skripsi
ini
tidak
terlepas dari bantuan, bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis dengan hati yang tulus mengucapakan terima kasih kepada yang terhormat: (1) Dra. Gusnetti, M.Pd. sebagai pembimbing I, dan Ibu Dra. Dainur Putri, M. Pd. sebagai pembimbing II. DAFTAR PUSTAKA Ahadiat, Endut. 2007. Teori dan Apresiasi Kesusastraan. Padang: Bung Hatta University Press. Fajri, Desmal. 2009. Pendidikan Agama 8