NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL‘’AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG’’ KARYA TERE LIYE Nadia Agralana¹, Syofiani², Dainur Putri² 1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail :
[email protected] This study was aimed to describe the characther’s value in the novel” Ayahku (Bukan) Pembohong written by Tere Liye. Atheory model used in this study was a theory from Said Hamid Hasan and Ratna Megawangi about characther and theory of literature. A method used analyzing this novel was by using Qualitative descriptive based. On anlyzing data, it was found that the result ot the characters found in the novel written by Tere Liye was there ten. Characters from the result of the finding, it can be concluded that there werw 2 data of honesty, dicpline, responsibility, 18 data of independent, tolerance, peaceful, democratic, nationalism, 1 data of unity, self confidence, hard working, creative, and 35 data of, patriotisme, creative, and 23 data of reading habit, appreciating the achievements 10 data of respect and politeness, 21 data of kindness and unarrogant, 3 data of leadership and justice, generous, helpfulness, mutual aid, social careness 5 data of environmen careness, friendly/ 3 data of communicative. Key words: Character Value, Novel of Ayahku (Bukan) Pembohong by Tere Liye. Menurut Herfanda (2008: 131),
Pendahuluan
sastra memiliki potensi yang besar
1.1 Latar Belakang Masalah Sastra berbicara tentang hidup dan
untuk membawa masyarakat ke arah
kehidupan, tentang berbagai persoalan
perubahan,
manusia, tentang kehidupan di sekitar
karakter.
manusia,
pada
Bahasa Indonesia (2008) arti kata
umumnya, yang semuanya diungkap
sastra adalah “ karya tulis yang di
kan dengan cara dan bahasa yang khas
bandingkan
(Syofiani, 2006:2).
memiliki berbagai ciri keunggulan,
tentang
kehidupan
Sastra adalah bagian ilmu sastra
termasuk Menurut
dengan
perubahan
Kamus
tulisan
Besar
lain,
seperti keaslian, keartistikan, keindah
yang membicarakan pengertian dasar
an dalam isi dan ungkapannya”.
sastra, unsu-unsur yang membangun
Secara umum, dunia sastra
karya sastra, dan perkembangan, serta
mengenal tiga ragam karya sastra
kerangka pikiran para pakar tentang
yaitu, prosa, drama, puisi. Karya sastra
apa yang mereka namakan sastra
yang pertama prosa, Prosa dalam
(
Endut, 2007: 1)
pengertian kesastraan juga disebut 1
fiksi, teks (naratif), atau wacana naratif
latar
(Nurgiyantoro, 1995: 2). Hal ini berarti
1987: 51).
prosa (fiksi) merupakan cerita rekaan atau
cerita
Hal
Menurut Atmazaki (2007: 28-31), sastra memliki ciri-ciri sebagai berikut:
disebabkan fiksi merupakan karya
(1) Sastra bukanlah suatu komunikasi
naratif yang isinya tidak menyarankan
yang praktis, yang isi dan maksudnya
pada kebenaran sejarah (Abrams dalam
langsung diketahui, tertangkap, dan
Nurgiyantoro, 1995:2).
terpahami mana kala membaca atau
sastra
.
(Aminuddin,
itu
Karya
khayalan
kesejarahannya
yang
kedua
mendengar sebuah komunikasi seperti
drama, drama adalah perasaan manusia
membaca buku-buku lainnya yang
yang beraksi didepan mata, Drama
tidak tergolong sastra, (2) Karya sastra
tidaklah menekankan pada pembicara
merupakan hasil kreativitas, bukan
an tentang sesuatu, tetapi yang paling
semata-mata imitatif, (3) Karya sastra
penting adalah memperlihatkan atau
bersifat imajinatif, (4) Karya sastra
mempertontonkan
melalui
mempunyai otonomi. Karya sastra
tiruan gerak ( Semi, 1988: 156). Karya
hanya “patuh pada dirinya sendiri”, (5)
satsra yang ketiga puisi, Puisi adalah
Karya sastra (yang bermutu) selalu
susunan bunyi-bunyi yang merdu, puisi
memperlihatkan
bersifat emotif. Kata-kata yang di
unsurnya fungsional, walaupun hanya
gunakan dalam puisi itu kerap kali
sebuah tanda titik, (6) Konvensi suatu
melahirkan tanggapan dan emosi yang
masyarakat amat menentukan yang
berfungsi sebagai frase musikal (Semi,
mana karya yang disebut sastra dan
1988: 100).
mana pula karya yang tidak sastra, (7)
sesuatu
koherensi,
semua
Karya sastra mengandung berbagai
Sastra tidak sekedar bahasa yang
unsur yang sangat kompleks, dan men
dituliskan atau diucapkan: ia tidak
gandung unsur kebahasaan, struktur
sekedar
wacana, signifikan sastra, keindahan,
bahasa yang mengandung “makna
sosial budaya, nilai, dan latar ke
lebih”, (8) Akhirnya yang tak kalah
sejarahannya (Aminuddin, 1987: 51).
pentingnya dalam menentukan karya
permainan
bahasa,
tetapi
Karya sastra mengandung berbagai
sastra adalah bila pada buku itu sendiri
unsur yang sangat kompleks, dan
tertulis kata sastra: novel, kumpulan
mengandung
puisi, drama, dan lain-lain.
unsur
kebahasaan,
struktur wacana, signifikan sastra,
Sedangkan
keindahan, sosial budaya, nilai, dan
Atmazaki, 2
2007:
Abrams 40)
(dalam
mengatakan
bahwa
novel
oleh
ciptaan-Nya, tanggung jawab, disiplin,
mem
mandiri, jujur/amanah dan arif, hormat
berikan efek realis, dengan mem
dan santun, dermawan, suka menolong,
presentasikan karakter yang kompleks
dan gotong royong, percaya diri,
dengan motif yang bercampur dan
kreatif, dan pekerja keras, kepemimpin
berakar dalam kelas sosial, terjadi
an dan adil, baik dan rendah hati,
dalam
toleran, cinta damai, dan kesatuan.
kefiksiannya
lebih yang
ditandai berusaha
struktur kelas
sosial
yang
berkembang ke arah yang lebih tinggi,
Prayitno (2011: 8) menyatakan
interaksi dengan beberapa karakter
bahwa “Karakter adalah sifat pribadi
lain, dan berkisah tentang kehidupan
yang relatif stabil pada diri individu
sehari-hari. Novel termasuk jenis karya
yang
sastra berbentuk (formal) prosa fiksi
penampilan perilaku dalam standar
naratif
nilai dan norma-norma yang tinggi”.
menurut
Boulton
(dalam
menjadi
Menurut
pendapat para ahli sastra yang lain,
2012: 62) mengatakan bahwa karakter
novel
terhadap
adalah watak, tabiat, akhlak, atau
realitas aktual atau membuat dunia
kepribadian seseorang yang terbentuk
fiksi menjadi artifisial agar perhatian
dari
terarah pada suatu hubungan yang
kebajikan (virtues) yang diyakini dan
imajinatif antara persoalan atau tema
digunakan sebagai landasan untuk cara
novel dan dunia nyata yang secara
pandang,
aktual kita hidupi menurut Taylor
bertindak.
ilusi
(dalam Atmazaki, 2007: 40). Menurut
Megawangi
hasil
(dalam
bagi
Atmazaki, 2007: 39), sejalan dengan
menciptakan
Hasan
landasan
internalisasi
berpikir,
Karakter
baik
Morelent,
berbagai
bersikap,
dan
dimanifestasikan
(dalam
dalam kebiasaan baik dalam kehidupan
Mulyasa, 2011: 15) bahwa karakter
sehari-hari : pikiran baik, hati baik,
adalah tabiat yang langsung disetir dari
tingkah laku baik. Berkarakter baik
otak oleh karena itu, ketiga tahapan
berarti mengetahui yang baik, men
tadi perlu disuguhkan kepada peserta
cintai kebaikan, dan melakukan yang
didik melalui cara-cara yang logis,
baik. Dengan kata lain, karakter adalah
rasional, dan demokratis, sehingga
apa yang dilakukan ketika tak seorang
perilaku yang muncul benar-benar
pun melihat atau memperhatikannya.
sebuah
diharapkan.
Selanjutnya Hasan (dalam Morelent,
kualitas karakter meliputi sembilan
2012: 23) mengatakan bahwa ke
pilar, yaitu cinta tuhan dan segenap
bajikan terdiri atas sejumlah nilai,
karakter
yang
3
moral, dan norma, seperti jujur, berani
karakter baik, seperti jujur, terpercaya,
bertindak, dapat dipercaya, dan hormat
rendah hati, dan sebagainya.
kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan karakter
orang
lain
masyarakat
Sementara itu, Soedarsono (dalam
menumbuhkan
Morelent, 2012 : 64) mengatakan
dan
bahwa seseorang yang berkarakter
karakter
bangsa (Hasan, 2010:3).
tidak cukup hanya sebagai orang yang
Sedangkan, Morelent (2012: 63) menyatakan
ciri
karakter
baik saja, tapi orang yang berkarakter
adalah
adalah
orang
yang
baik,
mampu
sebagai berikut : (1) sifat pribadi yang
menggunakan
nilai
baik
tersebut
relatif tetap pada diri individu, (2) sifat
melalui suatu daya juang mencapai
itu menjadi landasan segenap pikiran
tujuan mulia yang dicanangkan.
dan penampilan perilaku, (3) pikiran
Novel
karya
Tere
Liye
yang
dan penampilan perilaku itu sesuai
berjudul Ayahku (Bukan) Pembohong
dengan standar nilai dan norma-norma
(ABP), merupakan salah satu karya
yang tinggi atau baik. (4)karakter tidak
sastra yang mengandung nilai-nilai
tampak, tetapi menggerakkan atau
kemanusiaan
mendorong individu untuk cenderung
moralitas, yang di dalamnya pengarang
berperilaku tertentu. Istilah kepribadian
juga melukiskan sebuah cerita tentang
dan watak adalah mengacu kepada
cinta murni kehidupan di dalam sebuah
karakter.
keluarga
berupa
karakter
yang sederhana.
dan
Dimana
Aa Gym (dalam Morelent, 2012:
sosok sang Ayah adalah gambaran
63) mengemukakan bahwa karakter itu
tokoh utama dalam novel ini, tidak
terdiri dari empat hal antara lain; (1)
hanya sang Ayah yang sederhana
ada karakter lemah; misalnya penakut,
namun sosok anak laki-laki yang
tidak berani mengambil keputusan atau
bernama Dam juga menjadi perhatian
resiko, pemalas, cepat kalah, belum
dalam cerita yang diuraikan dalam
apa-apa sudah menyerah, dan sebagai
novel ini. Dam lahir dari keluarga yang
nya; (2) karakter kuat, contohnya
sederhana, sejak kecil kehidupan Dam
tangguh, ulet, mempunyai daya juang
selalu dipenuhi oleh dongeng-dongeng
tinggi, atau pantang menyerah, dan lain
tentang
sebagainya ; (3) karakter jelek, misal
ayahnya. Cerita ini dikemas dalam
nya licik, egois, serakah, sombong,
kearifan sebuah keluarga dan arti
suka pamer, dan sebagainya ; dan (4)
hakikat kebahagiaan dalam kehidupan yang 4
kesederhanaan
selama
ini
hidup
disalah
dari
artikan.
Kesederhanaan yang justru membuat
Rendah Hati, (9) Kepemimpinan dan
Dam membenci Ayahnya sendiri.
Adil, (10) Dermawan, suka menolong,
Berdasarkan uraian tersebut dapat
gotong royong, peduli sosial, peduli
dilihat bagaimana gambaran karakter
lingkung
yang dimiliki tokoh dalam novel
komunikatif.
“Ayahku (Bukan) Pembohong” karya
an,
(11)
Bersahabat/
Sedangkan menurut Megawangi
Tere Liye. Keistimewaan cerita yang
(2003),
terdapat dalam novel ini adalah nilai –
sembilan pilar, yaitu (1) Cinta Tuhan
nilai karakter yang dimiliki oleh tokoh
dan
dalam cerita. Karakter yang dimiliki
Tanggung jawab, Disiplin, Mandiri, (3)
tokoh dalam cerita sangatlah ber
Jujur/amanah dan Arif, (4) Hormat dan
karakter dan bisa menjadi inspirasi
Santun, (5) Dermawan, Suka me
bagi
Dari
nolong, dan Gotong Royong, (6)
penjelasan tersebut penulis tertarik
Percaya diri, Kreatif, dan Pekerja
menganalisis novel “Ayahku (Bukan)
Keras, (7) Kepemimpinan dan adil, (8)
Pembohong” karya Tere Liye untuk
Baik dan rendah hati, (9) Toleran, cinta
mendeskripsikan nilai- nilai karakter
damai, dan kesatuan.
pembaca
novel
ini.
dalam novel “Ayahku (Bukan) Pem
kualitas
segenap
Menurut
bohong”.
karakter
meliputi
ciptaan-Nya,
Suyanto
(2009)
(2)
ada
sembilan pilar karakter yang berasal
Adapun tujuan penelitian ini adalah
dari nilai-nilai luhur universal, yaitu
untuk mengetahui dan mendeskripsi
(1) cinta kepada Tuhan dan segenap
kan nilai-nilai karakter yang terdapat
ciptaannya,
dalam novel Ayahku (Bukan) Pem
tanggung jawab, (3) kejujuran/amanah,
bohong karya Tere Liye, yang terdiri
diplomatis, (4) hormat dan santun, (5)
atas: : (1) Religius, Cinta Tuhan dan
dermawan, suka menolong, dan gotong
segenap
/
royong, (6) percaya diri, kreatif, dan
Disiplin,
pekerja keras, (7) kepemimpinan dan
Tanggung jawab, mandiri, (4) Toleran
adil, (8) baik dan rendah hati, (9)
si, cinta damai, demokratis, cinta tanah
toleransi, kedamaian dan kesatuan.
amanah,
ciptaan-Nya, dan
arif,
(2) (3)
Jujur
air, dan kesatuan, (5) Percaya diri, kerja
keras,
kreatif,dan
(2)
kemandirian
dan
Menurut Zulhan (2010: 2-5) karak
semangat
ter ada dua yaitu karakter positif baik (
kebangsaan, (6) Rasa Ingin Tahu, dan
sehat) dan karakter buruk (tidak sehat).
gemar
Tergolong karakter sehat yaitu
membaca,
(7)
Menghargai
Prestasi, Hormat dan Santun, (8) Baik,
(1)
afiliasi tinggi: mudah menerima orang 5
lain sebagai sahabat, toleran, mudah
“Ayahku (Bukan) Pembohong” karya
berkerja sama, (2)
Tere
power tinggi:
Liye.
Jenis
penelitian
yang
cenderung menguasai teman-temannya
digunakan adalah penelitian kualitatif
dalam arti positif (pemimpin); (3)
yang menghasilkan data-data deskrip
achieve:
untuk
tif. Menurut Bodgan dan Taylor (dalam
berprestasi (4) asserte: lugas, tegas,
Moleong, 2010:4) bahwa penelitian
tidak banyak bicara, (5) adventure:
kualitatif sebagai prosedur penelitian
suka petualangan, suka mencoba hal
yang menghasilkan data deskriptif
baru. Sementara itu, karakter kurang
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
sehat yaitu (1) nakal: suka membuat
orang-orang dan perilaku yang dapat
ulah, memancing kemarahan, (2) tidak
diamati.
selalu
termotivasi
teratur, tidak teliti, tidak cermat,
Sumber data dalam penelitian ini
meskipun kadang tidak disadari, (3)
diambil dari sebuah novel Ayahku
provokator: cenderung membuat ulah,
(Bukan) Pembohong karya Tere Liye
mencari
mencari
yang diterbitkan oleh PT. Gramedia
perhatian, (4) penguasa : cenderung
Pustaka Utama. Instrumen penelitian
menguasai teman-teman, mengintimida
ini adalah peneliti sendiri yang akan
si, (5) pembangkang : bangga kalau
mengumpulkan data berupa nilai-nilai
berbeda dengan orang lain, tidak ingin
karakter pada novel “ Ayahku (Bukan)
melakukan hal yang sama dengan
Pembohong” karya Tere Liye.
gara-gara,
ingin
orang lain, cenderung membangkang.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam
(1) membaca dan memahami novel
penelitian ini adalah metode deskriptif.
“Ayahku (Bukan) Pem bohong” karya
Mardalis (2007: 26) mengungkapkan
Tere Liye secara keseluruhan dengan
bahwa
tujuan
metode
deskriptif
adalah
men
dapatkan
pemahaman
metode yang dilakukan dengan jalan
secara ke seluruhan terhadap isi novel
mengumpulkan
yang dibaca. (2) menginventarisasikan
data,
menyusun,
mengklasifikasikan, menganalisis dan
data
menginterpretasikan data. Dalam pe
berhubungan
nelitian
dikumpulkan,
karakter dengan menggunakan format
disusun, diklasifikasikan, dianalisis,
inventarisasi data. (3) men catat data
dan interpretasikan adalah gambaran
tentang
nilai-nilai
novel Ayahku (Bukan) Pembohong
ini
yang
karakter
dalam
novel 6
yaitu
mencatat dengan
nilai-nilai
data
yang
nilai-nilai
karakter
dalam
(ABP) dengan melihat dari kutipan
Tabel 1 Tabulasi Data
tokoh dalam isi novel yang di teliti.
Nilai -nilai Karakter
Teknik pengujian keabsahan data yang
digunakan
Nilai Karakter
Jumlah
teknik
o
Teknik
1
Religius, Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya
dengan tujuan menyesuaikan analisis
2
Jujur/ amanah, dan arif.
2 data
dengan keadaan sesungguhnya yang
3
Disiplin, tanggung jawab, mandiri.
18 data
4
Toleransi, cinta damai, demokratis, cinta tanah air, dan kesatuan,
1 data
5
Percaya diri, kerja keras, kreatif, dan semangat kebangsaan,
35 data
6
Rasa ingin tahu, dan gemar membaca,
23 data
7
Menghargai prestasi, hor mat dan santun,
10 data
8
Baik, rendah hati,
21 data
9
Kepemimpinan dan adil,
3 data
10
Dermawan, suka me nolong, gotong royong, pe duli sosial, peduli lingkung an,
5 data
11
Bersahabat/komunikatif.
3 data
ketekunan ketekunan
adalah
N
pengamatan. pengamatan
dilakukan
menjadi realitas di masyarakat.
Hasil dan Pembahasan Data penelitian ini berupa nilainilai karakter pada novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye. Setelah data diklasifikasikan pada novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye terdapat 121 data yang
data
berhubungan dengan jujur/ amanah, dan arif, disiplin, tanggung jawab, mandiri,
toleransi,
demokratis,
cinta
cinta
tanah
damai,
air,
dan
kesatuan, percaya diri, kerja keras,
-
kreatif,dan semangat kebangsaan, rasa ingin tahu, dan gemar membaca, menghargai
prestasi,
dan
Pada tabel tersebut ditemukan 10
santun, baik, rendah hati, kepemimpin
aspek nilai-nilai karakter dalam novel
an dan adil, dermawan, suka me
Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere
nolong, gotong royong, peduli sosial,
Liye adalah (1) jujur sebanyak 2 data, (2)
peduli
/
disiplin, tanggung jawab, mandiri ditemuk
dapat
an data sebanyak 18 data, (3) toleransi,
lingkungan,
komunikatif.
hormat
bersahabat
Tabulasi
data
dilihat pada tabel berikut :
cinta damai, demokratis, cinta tanah air, dan kesatuan sebanyak 1 data, (4) percaya diri, kerja keras, kreatif,dan semangat
7
kebangsaan sebanyak 35 data, (5) rasa
peduli lingkungan ditemukan sebanyak 5
Ingin Tahu, dan gemar membaca sebanyak
data bersahabat/komunikatif ditemukan
23 data, (6) menghargai prestasi, hormat
sebanyak
dan santun sebanyak 10 data, (7) baik dan
karakter yang tidak ditemukan dalam
rendah
novel adalah nikai karakter religus, cinta
hati
sebanyak
21
data,
(8)
kepemimpinan dan adil sebanyak 3 data,
3
data.
Sedangkan
nilai
tuhan dan segenap ciptaan-Nya.
(9) dermawan, suka menolong, gotong royong, peduli sosial, peduli lingkungan sebanyak 5 data, (10)
b. Saran
bersahabat /
Berdasarkan analisis yang dilakukan,
komunikatif sebanyak 3 data. Sedangkan
peneliti dapat mengemukakan beberapa
nilai karakter yang tidak ditemukan dalam
saran sebagai berikut : (1) Pembaca sastra,
novel adalah nikai karakter religus, cinta
agar dapat menambah ilmu pengetahuan
tuhan dan segenap ciptaan-Nya.
tentang karya sastra khususnya nilai-nilai karakter tokoh dalam novel. (2) bagi siswa dapat menjadikan masukan untuk pengkaji
a. Kesimpulan Setelah
di
analisis
data
yang
an bidang kesusasteraan Indonesia khusus
ditemukan tentang nilai-nilai pendidikan
nya nilai-nilai karakter tokoh dalam novel.
karakter dalam novel Ayahku (Bukan)
(3)
Pembohong Karya Tere Liye adalah jujur
Indonesia,
ditemukan sebanyak 2 data, disiplin,
menerapkan dan mengembangkan pem
tanggung jawab, mandiri ditemukan data
belajaran kesusasteraan Indonesia khusus
sebanyak 18 datatoleransi, cinta damai,
nya nilai-nilai karakter tokoh dalam novel.
demokratis, cinta tanah air, dan kesatuan
(4) peneliti selanjutnya dapat menjadikan
ditemukan sebanyak 1 data, percaya diri,
bahan
kerja keras, kreatif,dan semangat ke
selanjutnya dalam menganalisis karya
bangsaan ditemukan sebanyak 35 data,
sastra khususnya nilai-nilai karakter tokoh
rasa Ingin Tahu, dan gemar membaca
dalam novel.
ditemukan sebanyak 23 data,
bagi
guru
bidang
dijadikan
perbandingan
studi
bahasa
masukan
untuk
untuk
penelitian
meng
hargai prestasi, hormat dan santun di
Ucapan Terima Kasih
temukan sebanyak 10 data, baik dan
Ucapan disampaikan kepada : (1) Ibu Dra.
rendah hati ditemukan sebanyak 21 data,
Hj. Syofiani, M.Pd. sebagai Pembimbing I
kepemimpinan
ditemukan
dan Ibu Dra. Dainur Putri, M.Pd. sebagai
sebanyak 3 data, dermawan, suka me
Pembimbing II, yang telah membimbing
nolong, gotong royong, peduli sosial,
penulis dengan kesabaran dan ketulusan
dan
adil
8
Herfanda, A.Y. 2008. Sastra sebagai Agen perubahan Budaya dalam Bahasa dan Budaya dalam berbagai perspektif. Yogyakarta: FBS UNY dan Tiara Wacana.
dalam membaca dan mengoreksi kata demi kata naskah penulisan skripsi ini. (2) Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas
Moleong, Lexy. J 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
keguruan dan Ilmu pendidikan, Universitas Bung Hatta yang telah memberikan izin untuk penelitian ini. (3) Dekan dan Wakil
Morelent, Yetty. 2012. Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Kegiatan Bercerita Berbasis Karakter. Bandung: UPI. “Disertasi”.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta yang telah
memberikan
kesempatan
untuk
melaksanakan penelitian. (4) Bapak-bapak Muhardi, M.S dan Hasanuddin WS. 1992. Prosedur Analisis Fiksi. Padang: IKIP Press.
dan Ibu-ibu staf pengajar Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas keguruan dan Ilmu pendidikan, Universitas memberikan
Bung
Hatta
bekal
ilmu
yang
Mulyasa, H. E. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.
telah
pengetahuan
Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Padang: Institut Keguruan dan Ilmu Kependidikan Padang.
kepada penulis selama perkuliahan, (5) Keluarga, terutama kedua orang tua yang selalu memberikan motivasi dan dukungan serta doa untuk penulis
Prayitno. 2011. Materi Karakter-Cerdas dalam Pembelajaran. Padang: Universitas Negeri Padang.
DAFTAR PUSTAKA Ahadiat, Endut. 2007.” Teori dan Apresiasi Kesusastraan”. Padang: Bung Hatta University Press.
Semi, M. Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya. Sofiani. 2006. Bahan Ajar Apresiasi Drama dan Teater. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Aminuddin.2002. Pengantar Apresiasi karya sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Atmazaki. 2007. Ilmu Sastra : Teori dan Terapan. Padang: UNP press. Esten, Mursal. 1984. Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: Angkasa.
9