NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL GADIS KECIL DI TEPI GAZA KARYA VANNY CHRISMA W. SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: ALI MUSTOFA 11112O31 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016
NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL GADIS KECIL DI TEPI GAZA KARYA VANNY CHRISMA W. SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: ALI MUSTOFA 11112O31 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016
MOTTO Semua akan indah pada waktunya. Jangan ditanya kapan, sabar dan ikhlaskan, cukup nikmati proses dan rasakan, ketetapan-Nya sungguh tak diragukan, janji Allah tak pernah salah.
PERSEMBAHAN Teruntuk kedua orang tuaku yang menjadi pemicu semangatku. Ibuku yang saat ini tidak setiap hari bertemu denganku, namun doa beliau sangat terasa di sini. Ayahku rahimahullah yang membuatku mengerti beratnya perjuangan meraih cita-cita. I miss you, dad.
vii
KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Rahman dan Rahim yang dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya skripsi dengan judul NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL GADIS KECIL DI TEPI GAZA Karya Vanny Chrisma W. bisa diselesaikan. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Sang teladan utama, Nabi Muhammad SAW, juga kepada para sahabat, keluarga dan orang yang istiqomah mengikuti petunjuknya. Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak terkait. Sungguh menjadi kebahagiaan yang tiada tara penulis rasakan setelah skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih setulusnya kepada: 1. Dr. Rahmat Haryadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Suwardi, M. Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga 3. Siti Rukhayati, M. Pd., selaku Ketua Jurusan PAI. 4. Drs. Bahroni, M.Pd., selaku pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing, memberikan petunjuk dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini. 5. Achmad Agus Su’aidi, Lc., M.A. selaku dosen pembimbing akademik yang membantu dan memberi motivasi kepada penulis selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga.
viii
6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis. 7. Ayah dan ibuku (Bapak Muhammad Sholeh Rahimahullah dan Ibu Suwarni), adik-adikku (Diantina Basiroh, Falid Reza Mustofa,dan Farkhan Isa Ansori) yang senantiasa memberikan dukungan berupa moril, materil, dan spiritual. 8. Ibu Vanny Chrisma W. selaku penulis novel Gadis Kecil di Tepi Gaza. 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas bantuan dan dorongannya. Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdoa, semoga Allah mencatatnya sebagai amal salih yang akan mendapatkan balasan terbaik. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan dari berbagai pihak guna kebaikan penulisan di masa yang akan datang. Semoga skripsi bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Aamiin. Salatiga, 15 September 2016 Penulis
Ali Mustofa 111 12 031
ix
ABSTRAK Mustofa, Ali. 2016. Pendidikan Akhlak dalam Novel Gadis Kecil di Tepi Gaza Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Bahroni, M.Pd Kata Kunci: Nilai, Pendidikan, Akhlak Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam. Pendidikan akhlak merupakan inti dari pendidikan Islam itu sendiri. Pendidikan bisa didapat dari mana saja, seperti halnya melalui karya sastra yang bermutu dan berkualitas. Diantaranya adalah novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. yang di dalamnya banyak mengandung nilai-nilai pendidikan akhlak. Fokus penelitian ini adalah: 1. Apa saja nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. 2. Bagaimana karakter tokoh yang patut diteladani sesuai dengan nilai-nilai pendidikan Islam. 3. Bagaimanakah implikasi nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. pada kehidupan sehari-hari. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kepustakaan. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan jenis penelitian kepustakaan (Library Research), sedangkan sumber data primer dari penelitian ini adalah novel Gadis Kecil di Tepi Gaza dan sumber sekundernya adalah buku-buku lain yang bersangkutan dan relevan dengan penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama: Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam buku novel Gadis Kecil di Tepi Gaza yaitu: Akhlak terhadap Allah SWT yang terdiri dari: bereriman kepada Allah, dzikir kepada Allah, berdoa, tawakkal, husnudzan kepada Allah, salat, jihad fi sabilillah, sabar, syukur. Akhlak terhadap orang lain yang terdiri dari: mengucapkan dan menjawab salam, birrul walidain, peduli, memotivasi, rendah hati. Akhlak terhadap diri sendiri yang terdiri dari: kuat dan pemberani, menjaga diri. Kedua: karakteristik tokoh yang meneladani akhlak Rasul yaitu: Palestin berkarakter sabar dan taat dalam salat. Yanaan, Adeeba, Abigail berkarakter peduli. Yahded Haidar berkarakter peduli, penyayang, jihad fi sabilillah. Sarah Hanabi berkarakter menjaga kehormatan diri. Latief berkaraker memotivasi terhadap sesama. Theodore, Phapillion Bonasacha, Kumari Khan, Resti, Restu berkarakter peduli terhadap sesama. Ketiga: Implikasi pendidikan akhlak dalam kehidupan seharihari yaitu meneladani akhlak rasul yang terdapat dalam novel Gadis kecil di Tepi gaza seperti halnya beriman, tawakkal, salat, sabar, syukur dan lain sebagainya dalam kehidupan adalah suatu upaya yang nyata untuk mewujudkan akhlakul karimah. Kokohnya sebuah negara ditentukan bagaimana akhlak generasi penerusnya. Generasi yang memiliki akhlak yang mulia akan menjadi penopang kelanjutan nasib sebuah bangsa.
x
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................. i HALAMAN BERLOGO ...................................................................................... ii JUDUL ................................................................................................................... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................... Error! Bookmark not defined. PENGESAHAN KELULUSAN ............................ Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii ABSTRAK .............................................................................................................. x DAFTAR ISI ........................................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1 B. Fokus Penelitian ........................................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7 E. Metode Penelitian......................................................................................... 8 F.
Penegasan Istilah ........................................................................................ 11
G. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................................... 14
xi
BAB II BIOGRAFI NASKAH A. Biografi Vanny Chrisma W. ...................................................................... 16 B. Karya-karya Vanny Chrisma W. ................................................................ 18 C. Gambaran Umum Novel Gadis Kecil di Tepi Gaza .................................. 19 D. Unsur Intrinsik Novel ................................................................................. 19 E. Sinopsis Novel .......................................................................................... 29 F.
Kelebihan Dan Kekurangan Novel Gadis Kecil di Tepi Gaza .................. 31
BAB III HASIL TEMUAN A. Nilai-nilai Pendidikan Islam ...................................................................... 31 B. Karakteristik Tokoh Dalam Novel Gadis Kecil di Tepi Gaza .................. 31 BAB IV PEMBAHASAN A. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak.................................................................... 50 A. Karakteristik Tokoh Yang Sesuai Dengan Nilai-nilai akhlak Islam .......... 82 B. Implikasi Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Kehidupan Sehari-hari ..... 92 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................ 96 B. Saran ........................................................................................................... 98 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 100 LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN A. Cover Novel Gadis Kecil di Tepi Gaza B. Percakapan dengan Penulis Novel Gadis Kecil di Tepi Gaza C. Surat Tugas Pembimbing Skripsi D. Daftar nilai SKK E. Lembar Bimbingan Skripsi F. Riwayat Hidup Penulis
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah awal mula titik temu seorang manusia mengalami perubahan hidup ke arah yang lebih baik. Pendidikan meningkatkan derajat manusia baik di dunia maupun di akhirat. Inti dari semua pendidikan di dunia ini adalah pendidikan akhlak, yang mana dalam setiap tindakan manusia, akhlak merupakan tolak ukur penting dalam keseharian hidup manusia. Membahas pendidikan memang tidak ada habisnya, namun jika kita bisa mengupas satu persatu jalan menuju pendidikan tersebut bukan tidak mungkin kita bisa mendapati cara yang paling pas untuk menyalurkan cara mendidik tersebut dengan objek pendidikan. Pendidikan
adalah
proses
dimana
seseorang
mengembangkan
kemampuan sikap dan bentuk tingkah lakunya dalam masyarakat dia hidup. Dengan pendidikan manusia akan mendapatkan berbagai macam pengetahuan untuk bekal kehidupannya karena pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat (Ihsan, 2005:2). Menurut Poerwadarminta (1991: 916), pendidikan secara etimologi dapat diartikan sebagai perbuatan (hal, cara, dan sebagainya) mendidik; dan berarti pula pengetahuan tentang mendidik, atau pemeliharaan (latihan-latihan dan sebagainya) badan, batin, dan sebagainya. Pada hakikatnya pendidikan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yang pertama yaitu pendidikan formal
1
yang melibatkan guru, murid, serta kurikulum, dan yang kedua yaitu pendidikan nonformal yang melibatkan pendidikan di luar kelas yang mana pendidikan dapat didapatkan dari banyak hal, bisa melalui lingkungan, tempat berbeda dan hal-hal benda mati seperti buku koran dan sebagainya. Adapun pendidikan akhlak menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. (Hasbullah, 2009: 1) Adapun akhlak secara etimologis (lughatan) akhlak (bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq (Pencipta), makhluq (yang diciptakan), dan khalq (penciptaan). (Ilyas, 2007: 1) Pendidikan akhlak merupakan inti dari pendidikan Islam itu sendiri. Makbulloh (2011: 142) menjelaskan sedikit tentang akhlak. Akhlak adalah suatu sikap yang tertanam dalam jiwa manusia yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan, tanpa terlalu banyak pemikiran dan pertimbangan yang terlalu lama. Jika sifat tersebut memunculkan tindakan atau perbuatan yang baik yang terpuji menurut tuntunan akal dan syariah, maka sifat
2
itu disebut dengan akhlak yang baik. Akan tetapi jika dari sifat tersebut muncul perbuatan yang buruk lagi jahat, maka disebutlah darinya memiliki akhlak yang buruk. Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan
yang
sering
diulang-ulang,
sehingga
terkesan
sebagai
keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak. Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam. Berkualitas atau tidaknya seorang manusia tergantung pada bagaimana akhlaknya. Semakin baik akhlaknya, maka semakin mulia dirinya di hadapan manusia terlebih di hadapan Allah SWT. Sebaliknya, semakin buruk akhlaknya maka akan semakin hina dia di hadapan manusia apalagi di hadapan Allah SWT. Seperti yang telah diriwayatkan dalam hadits di bawah ini. Dari berbagai uraian diatas telah kita ketahui bahwa kunci kebahagiaan dunia dan akhirat adalah pendidikan, terutama pendidikan akhlak. Pada zaman sekarang ini, telah kita ketahui bahwasannya semakin sulitnya kompetisi kehidupan menjadikan pola hidup yang semakin sembarangan. Kegagalan suatu target kehidupan sering dijadikan sebuah alasan untuk melakukan suatu tindakan yang melanggar aturan agama. Adapun keputusasaan sering menimpa 3
diri seseorang yang apabila cobaan, bencana dan kegagalan telah menimpanya. Banyak orang yang tertimpa cobaan entah dalam belajar, karir, jodoh dan lain sebagainya yang menyebabkannya sedih, frustasi ataupun depresi bahkan adapula yang mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri. Perlu kita ketahui bahwasannya kehidupan tidak pernah sepi dari berbagai cobaan, bencana dan kesedihan. Dengan berbekal pendidikan akhlak yang baik kita akan senantiasa bijaksana dalam menjalani dan menanggapi semua takdir kehidupan, seberapa kerasnya kehidupan yang kita lalui akan teratasi dengan selalu berpegang teguh pada kebenaran. Novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. berisi kisahkisah inspiratif seputar bagaiman cara sikap dan upaya dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan cobaan ini. Berbagai kisah yang disuguhkan memiliki nilai pendidikan yang sangat tinggi, terutama pendidikan akhlak bagi mereka yang sedang dilanda bencana, cobaan kegelisahan agar supaya tegar dalam menghadapinya. Karena sesungguhnya bencana dan cobaan yang menimpa diri kita pasti ada hikmah dibalik semua itu, keindahan dan kebahagiaan pasti akan menyertainya entah besok atau lusa. Kalaupun kebahagiaan itu tidak didapatkan setelah berbagia bencana yang melanda secara bertubi-tubi yakinilah bahwa kelak Allah akan menggantinya yang jauh lebih baik diakhirat nanti, hal ini yang digambarkan dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. Beralih pada novel, novel bahwasanya termasuk dalam karya sastra. Novel adalah karya fiksi yang dibangun menurut unsur intrinsiknya. Menurut
4
Kosasih (2006:60), novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh dari problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh. Sedangkan menurut Burhan (1988: 3), karya fiksi menceritakan kehidupan manusia dalam interaksi dengan lingkungan sesama, diri sendiri dan interaksinya dengan Tuhan. Novel adalah cerita fiksi yang imajinatif namun didasari kesadaran dan tanggung jawab, dan tentunya juga dapat memberikan hiburan bagi sang pembaca. Novel Gadis Kecil di Tepi Gaza merupakan novel yang menceritakan tentang Palestin yang digambarkan sebagai gadis kecil berusia 11 tahun, yang hidup sebatang kara akibat kekejaman agresi militer israel di Gaza pada tanggal 27 Desember 2008 . Kisah novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. ini bercerita tentang perjuangan dalam melewati rintangan kehidupan dalam menjadi manusia mandiri, yang terus berusaha untuk bertahan hidup dalam pengungsian.
Pada
intinya,
pengarang
hendak
menyampaikan
pesan
bahwasanya kita jangan pernah menyerah dan terus berusaha keras, dengan begitu Allah akan memberikan jalan yang terbaik bagi hambanya yang mau berusaha dan berjuang di jalannya. Insyaallah, ada jalan adalah mantra utama dari novel ini. Dalam novel ini tentunya juga banyak nilai-nilai pendidikan Islam yang dapat diambil pelajaran dan dapat dipetik hikmah dari setiap jalan ceritanya. Dengan memperhatikan latar belakang diatas, maka penulis tertarik membahas mengenai nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam novel 5
Gadis Kecil di Tepi Gaza dalam sebuah skripsi yang berjudul “ NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL GADIS KECIL DI TEPI GAZA KARYA VANNY CHRISMA W. karena dalam novel tersebut banyak terkandung nilai-nilai pendidikan akhlak. Keihlasan dalam menjalani hidup, dan terus berusaha menapaki kerasnya kehidupan. B. Fokus Penelitian Dari latar belakang diatas maka, penulis memfokuskan masalah sebagai berikut : 1. Apa saja nilai-nilai pendidikan Akhlak pada novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. ? 2. Bagaimana karakter tokoh dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. yang meneladani akhlak Rasul ? 3. Bagaimanakah implikasi nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. pada kehidupan sehari-hari ? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan Akhlak yang terdapat pada novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. 2. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah karakter tokoh dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. yang meneladani akhlak Rasul.
6
3. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah implikasi nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. pada kehidupan sehari-hari.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritik Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapan memberikan kontribusi positif bagi pendidikan pada umumnya dan khususnya pengembangan nilai-nilai pendidikan pada umumnya, dan pendidikan Akhlak khususnya, melalui pemanfaatan seni sastra terutama novel. 2. Manfaat praktis secara praktis, efektifitas penyampaian pesan melalui karya sastra ada 3 yaitu: a. Bagi dunia pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi sang pembaca khususunya pelajar akan manfaat dari membaca novel, khususnya yang mengandung pendidikan Islam di dalamnya. b. Bagi civitas academica , penelitian ini diharapkan Dapat menjadi bahan wacana keilmuan bagi media sebagai sarana yang baru dalam menunjang pendidikan yang lebih baik dan dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk penelitian-penelitian yang relevan untuk di masa yang akan datang.
7
c. Bagi dunia sastra, diharapkan dapat menjadi alternatif dalam memahami nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam karya sastra (khususnya novel) terlebih bagi penyuka karya sastra pada umumnya.
E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian perpustakaan, data dan sumber penelitian dapat diperoleh dari buku maupun artikel sumber terkait. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analisis (descriptive of analyze research). Menurut Moleong (2005: 29), deskripsi analisis ini mengenai bibiliografis yaitu pencarian berupa fakta, hasil dan ide pemikiran seseorang melalui cara mencari, menganalisis membuat interpretasi serta melakukan generalisasi terhadap hasil penelitian yang dilakukan. Penulis ini menggunakan literatur dan teks sebagai objek utama analisis, yaitu dalam penelitian ini adalah novel yang kemudia dideskripsikan dengan cara menggambarkan dan menjelaskan teks-teks dalam novel yang mengandung nilai-nilai pendidikan Islam dengan menguraikan dan menganalisis serta memberikan pemahaman atas teksteks yang dideskripsikan . 2. Metode Pengumpulan Data 8
Penulis
menggunakan
metode
pengumpulan
data,
metode
dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, legger, agenda, dan sebagainya. (Arikunto, 2002 : 206). Dalam dokumentasi ini dilakukan dalam beberapa buku dan sumber yang lain seperti: majalah, artikel dan sebagainya yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Penelusuran dokumentasi ini berguna bagi penyususnan skripsis ini. Melalui dokumentasi sang penulis dapat mendeskripsikan apa yang terdapat dalam sumber penelitian, dan menghubungkannya dengan teori-teori yang bisa dijadikan bahan pertimbangan berkenaan dengan judul penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis berusaha mengkaji dan melakukan analisis kepustakaan mengenai novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. sebagai sumber data primer. Sedangkan untuk sumber data sekunder, penulis mengambil beberapa data dari beberapa artikel yang terkait, karya tulis yang lain, hasil diskusi yang berkaitan dengan penelitian demi memperkaya manfaat untuk kajian dan analisis. 3. Teknik Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis) yaitu konten yang terdapat dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza. Isi dalam metode analisis isi terdiri atas dua macam, yaitu isi laten dan isi komunikasi. Isi laten adalah isi yang terkandung dalam
9
dokumen dan naskah, sedangkan isi komunikasi adalah pesan yang terkandung sebagai akibat komunikasi yang terjadi. (Ratna, 2007:48) Dalam media massa penelitian dengan metode analisis isi dilakukan terhadap paragraf, kalimat, dan kata termasuk volume ruangan yang diperlukan, waktu penulisan, di mana ditulis dan sebagainya, sehingga dapat diketahui isi pesan secara tepat. (Ratna, 2009:49) Adapun tahapan-tahapan yang peneliti gunakan dalam pengolahan isi adalah: a. Tahapan deskripsi, yaitu menguraikan teks-teks dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan Islam. b. Tahapan interpretasi, yaitu tahapan dimana peneliti menjelaskan teksteks dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan akhlak. c. Tahapan analisis, yaitu tahapan peneliti menganalisis novel Gadis Kecil di Tepi Gaza yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan akhlak. d. Kesimpulan, yaitu proses mengambil kesimpulan dari pembahasan dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza yang berhubungan dengan nilainilai pendidikan akhlak.
F. Penegasan Istilah
10
Supaya pembaca dapat memahami beberapa istilah yang terdapat dalam tulisan ini, maka peneliti akan menjabarkan beberapa pengertian istilah yang terkandung dalam tulisan yaitu: 1. Nilai Nilai artinya sifat-sifat (hal-hal) yang penting dan berguna bagi kemanusiaan (Purwadarminta, 1991: 677), nilai (value/qimah) dalam pandangan Brubacher tidak terbatas ruang lingkupnya. Nilai tersebut sangat erat dengan pengertian-pengertian dan aktivitas manusia yang kompleks sehingga sulit ditentukan batasannya. (Muhaimin, 1993:109) Nilai (value/qimah) dalam pandangan Brubacher tidak terbatas ruang lingkupnya. Nilai tersebut sangat erat dengan pengertian-pengertian dan aktivitas manusia yang kompleks sehingga sulit ditentukan batasannya (Muhaimin, 1993:109). 2. Pendidikan Soerganda Poerbakawatja (1981: 257), mengatakan pendidikan adalah suatu perbuatan atau usaha dari generasi tua untuk mengelihkan pengetahuannya, pengelamannya, kecakapannya, dan ketrampilannya kepada generasi muda, sebagai usaha menyiapkan agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmani maupun rohani. Sedangkan menurut Muhaimin (2004: 21-22), pendidikan dari perspektif perkembangan manusia adalah : Manusia merupakan makhluk yang termulia di atara makhlukmakhluk yang lain, Allah menjadikannya dalam sebaik-baik bentuk dan kejadian, baik fisik maupun psikisnya, serta dilengkapi dengan
11
berbagai alat potensial dan potensi-potensi dasar (fitrah) yang dapat dikembangkan dan dapat diaktualisasikan seoptimal mungkin melalui proses pendidikan.
Dari dua pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan adalah suatu proses pembentukan kepribadian manusia sempurna, yang dapat berguna bagi manusia yang lain. Terlebih lagi pendidikan dapat diartikan sebagai usaha membatu mengarahkan anak oleh generasi tua (pendidik) supaya dapat berkembang sesuai tujuan yang diimpikan, yaitu menjadi manusia yang sempurna, manusia yang berkepribadian baik dan bermanfaat bagi sesamanya. 3. Akhlak Secara etimologis (lughatan) akhlak (bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq (Pencipta), makhluq (yang diciptakan), dan khalq (penciptaan). (Ilyas, 2007: 1). Dengan demikian, maka kata akhlak merupakan sebuah kata yang digunakan untuk mengistilahkan perbuatan manusia yang kemudian diukur dengan baik atau buruk. Dan dalam Islam, ukuran yang digunakan untuk menilai baik atau buruk itu tidak lain adalah ajaran Islam itu sendiri. (Halim, 2000: 8-9) Di samping istilah akhlak, juga dikenal istilah etika dan moral. Ketiga istilah itu sama-sama menentukan nilai baik dan buruk sikap dan perbuatan manusia. Perbedaannya terletak pada standar masing-masing. 12
Bagi akhlak, standarnya adalah Al Qur’an; bagi etika standarnya pertimbangan akal pikiran; dan bagi moral standarnya adat kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat. (Ilyas, 2007: 3) 4. Novel Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif. Biasanya dalam bentuk cerita (Maslikhah, 2013:126), novel merupakan salah satu bentuk karya sastra prosa fiksi, mengandung beberapa unsur pokok, yaitu: pengarang atau narator, isi penciptaan, media penyampaian isi berupa bahasa, dan elemen-elemen fiksional atau unsur-unsur intrinsik yang membangun karya fiksi itu sendiri sehingga menjadi suatu wacana. Pada sisi lain, dalam rangka memaparkan isi, pengarang akan memaparkannya melalui penjelasan atau komentar, dialog maupun monolog, dan melalui perbuatan atau action (Aminuddin, 1991:66). Dari segi struktur sebuah novel sastra maupun novel populer mengandung unsur-unsur yang paling lengkap. Novel menyediakan cerita dengan peristiwa, tokoh dan latar sehingga penulis dianggap berdialog dengan orang lain (Ratna 2004: 314). Nurgiantoro (2007: 4), mengatakan bahwasanya novel sebagai sebuah karya fiksi yang diidealkan, dunia imajinatif yang dibangun dengan berbagai unsur intrinsiknya, seperti peristiwa, plot, tokoh (penokohan), latar, dan sudut pandang yang bersifat imajinatif. Selanjutnya memang dalam sebuah novel terkadang cerita dibuat-buat
dengan sedemikian rupa agar
sang pembaca dapat
membayangkan sebuah cerita kehidupan yang terasa benar adanya. Hal ini dibuat olah pengarang yang memodifikasi diksi dalam novel, dibuat mirip 13
semirip-miripnya dan dianalogikan seperti di dunia nyata, lengkap dengan cerita-cerita, kejadian dalam novel yang disamakan dengan berbagai sudut pandang dan latar yang sesuai.
G. Sitematika Penulisan Skripsi Skripsi ini akan ditulis dengan menggunakan sistematika yang terdiri dari 5 bab, antara lain: BAB I PENDAHULUAN: Bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II BIOGRAFI NASKAH: Pada bab ini akan diuraikan mengenai: Biografi Vanny Chrisma W., karya-karya Vanny Chrisma W., unsurunsur intrinsik novel, sinopsis novel Gadis Kecil di Tepi Gaza, dan keunggulan dari novel Gadis Kecil di Tepi Gaza. BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN : Pada bab ini akan menjelaskan tentang deskripsi pemikiran dan hasil temuan penulis mengenai: Nilainilai pendidikan akhlak dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza dan karakter tokoh utama dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza. BAB IV PEMBAHASAN: Pada bab ini penulis akan memberikan pembahasan tentang: nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza dan karakter tokoh utama dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza .
14
BAB V PENUTUP : Pada bab ini berisi tentang kesimpulan, saran, dan penutup.
15
BAB II BIOGRAFI NASKAH
A. Biografi Vanny Chrisma W. Nama Vanny Chrisma W. merupakan nama seorang penulis berbakat di Indonesia. Nama sebenarnya Vanny Chrisma W. adalah Fani Krismawati. Meskipun Vanny Chrisma W. adalah salah satu penulis yang telah banyak menghasilkan karya-karya best seller. Akan tetapi sangat sulit sekali mencari biodata atau biografi Vanny Chrisma W. Karena Vanny Chrisma W. tidak pernah sekalipun memasukkan foto atau biografi di setiap karyanya. Berbeda dengan penulis lain yang selalu mencantumkan foto dan biografinya di setiap akhir karyanya. Vanny Chrisma W. memang sepertinya tidak ingin di publikasikan kepada umum terkait kehidupan pribadinya. Itulah cara yang Vanny Chrisma W. pilih, hanya berusaha memberikan karya terbaik dengan tulus dan sederhana. Berikut ini sedikit informasi yang penulis dapatkan mengenai biografi Vanny Chrisma W. dari berbagai sumber di internet baik di blog atau di fanpage Vanny Chrisma W.. Adapun data yang penulis dapatkan sebagian dari wawancara via WhatsAap, berikut biografinya. Vanny Chrisma W. adalah seorang penulis novel berbahasa Indonesia. Lahir pada tanggal 4 desember 1983 di Sidoharjo, Jawa Timur. Anak keempat dari lima bersaudara, ia berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja pemahaman agamanya, ayahnya pun seorang muallaf . Vanny Chrisma W. pernah belajar di SD Tropodo 3, Weru, 16
Surabaya lulus tahun 1996. Kemudian melanjutkan SMP di SMP 2 Weru, Surabaya lulus tahun 1999. Setelah lulus SMP Vanny Chrisma W. melanjutkan sekolah di sebuah SMK yaitu SMK Negeri 1 Surabaya lulus tahun 2002. Tahun 2002-2005 ia kuliyah di STIE Perbanas, Surabaya jurusan S1 manajemen. Ketika dibangku kuliyah Vanny Chrisma W. aktif di Unit Kegiatan Kerohanian Islam di Kampus STIE Perbanas Surabaya . Untuk kegiatan kerohanian yang pernah ia ikuti sejak kecil ia belajar BTQ di masjid ataupun mushola tempat ia tinggal dan sekarang ia mengikuti kegiatan pengajian seperti layaknya penduduk kampung yang memiliki rutinitas kegiatan pengajian disetiap minggunya. Dari riwayat pendidikan yang penah dilalui oleh Vanny Chrisma W. memang ia belajar disekolah umum, namun walaupun ia tidak pernah mondok ataupun belajar di madrasah ia memiliki pengalaman sepiritual yang tinggi. Pada saat usianya menganjak 15 tahun Vanny Chrisma W. pernah bermimpi bertemu Rasulullah SAW. Berikut cuplikan wawancara via WhatsAap: Penulis:
“Hhh Tp yg religious itu bu Terinspirasi saking pundi ??? Kn background school ny umum kog banyak karya yg gtu”, y yg tdi religius…??”
Pengarang: “Aq suka duni spiritual sejak kkecil” “saat usia 15 tahun aq pernah mimpi bertemu rasulullah sawm” “Dari sana lahirnyaa spiritual. Meski ga lulusan agama tp mendalami spiritual senang sekali”
Mulai saat itu ia tertarik dengan dunia sepiritual. Mulai dari saat itu pulalah beliau Vanny Chrisma W. terinspirasi untuk menulis novel dengan 17
bertujuan untuk dakwah melalui tulisan-tulisannya. Walaupun ia tidak pernah belajar sastra, karya-karyanya menarik untuk dijadikan bahan penelitian mahasiswa. Ada satu buku yang pernah dijadikan sebuah diskusi dalam acara seminar ataupun bedah buku yaitu novel yang berjudul Mencarimu ke Tibet Lost on Everes, pada tanggal 15 Mei 2016 di Gramedia Royal Plaza Surabaya.
B. Karya-Karya Vanny Chrisma W Vanny Chrisma W. adalah salah satu penulis di Indonesia yang sangat produktif dalam menghasilkan karya sastra yang sebagian besar diantaranya adalah best seller dan berulang kali dicetak termasuk novel yang menjadi bahan penelitian ini. Berikut ini penulis sedikit menuliskan karya-karya Vanny Chrisma yang telah diterbitkan dan sudah tersebar di seluruh Indonesia yang mengandung nilai-nilai pendidikan dan moral adalah: Déjà vu, Wo Ai Ni Allah, Madah Cinta Shalihah, Hati Jasmi, Maimunah, Cantik, Menjadi Tua Dan Tersisih, Mendengarkan Suara Hati, Sarrafona, Cerita Sebuah Pensil, Kisah Keluarga Tikus, Surat Dari Sang Maha Pencipta, Mr. Alasan!, Perjalanan 1000 Mil Pertama, Bumi Makkah; Wanita Agung Itu Bernama Khadidjah, dan Mimpi Jameelah.
C. Gambaran Umum Novel Gadis Kecil di Tepi Gaza Cerita ini luar biasa menggugah, bagaimana gadis berumur 11 tahun sudah harus menghadapi situasi seperti itu, perasaan sedih, marah bercampur 18
saat membacanya. Penulis juga menceritakan bagaimana awal terjadinya agresi militer ini serta jejak Bani Israil pada zaman Nabi. Kekejaman dan kebengisan para tentara Israel tergambar dari cerita ini. Miris, mengenaskan dan bakal membuat hati bergetar hebat. Namun seberapa sulit kehidupan yang dialami oleh tokoh utama tidak sedikitpun membuatnya gentar untuk sealu berjuang dan terus berjuang. Hal yang akan membuat pembaca kagum terhadap seorang gadis kecil mampu hidup dikehidupan yang penuh dengan duka namun tak sedikitpun ia putusasa dan terus yakin terhadap kebesaran Allah SWT. Sungguh sebuah pembelajaran yang sangat baik dan perlu untuk kita tiru dan kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Seberapa pahitnya takdir kehidupan yang menimpa seseorang tidak lain adalah kehendak mutlak Allah SWT, pahit untuk dijalani namun Allah akan ganti jauh lebih baik dikemudian hari. Pelajaran semacam inilah yang akan dirasakan jika membaca novel cerdas dan mengharukan ini. Sungguh sebuah novel yang siap menggedor-gedor sisi kemanusiaan pembaca.
D. Unsur Intrinsik Novel Menurut Efendi (2012: 19), mengatakan bahwa unsur intinsik dalam novel seperti organ-organ penting dalam tubuh novel, jika salah satu elemen tidak hadir atau berfungsi dengan baik, maka keseluruhan novel tersebut berpotensi menjadi timpang. Dari pendapat di atas dapat kita ambil penjelasan bahwasanya unsure intrinsik adalah suatu unsur utama yang membangun terbentuknya suatu karya sastra terutama novel. Unsur intrinsik dalam novel juga berguna untuk menghidupkan cerita dalam novel sehingga bisa diketahui 19
seberapa bagusnya novel tersebut terbuat. Dari uraian di atas dapat kita jabarkan tentang unsur-unsur pembangun novel antara lain: 1. Tema Novel Tema adalah gagasan yang membangun suatu cerita (Kosasih, 2012: 60). Menurut Efendi (2012: 22), tema juga bisa disebut genre dalam penulisan. Genre dilihat dari fungsinya yaitu suatu identitas yang biasanya sering digunakan untuk mendiskripsikan seorang penulis. Dari beberapa penjelasan di atas tentang penjelasan tema dalam novel, dapat kita tarik kesimpulan bahwa tema adalah gagasan suatu cerita yang dibangun oleh masing masing pengarang cerita tersebut. Bagaimana cerita itu ada dan karakter apa yang ada dalam cerita tersebut adalah bagian dari sebuat tema dalam pembentukan suatu novel. Tema yang diambil dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. yaitu kuat dan gigih dalam menghadapi cobaan hidup. Dalam novel ini digambarkan bahwa Palestin seorang gadis berumur 11 tahun yang harus hidup sebatang kara akibat kekejaman Israel. 2. Alur Cerita Alur adalah bagaimana cerita itu bisa mengalir (Efendi, 2012: 111), novel menarik biasanya memiliki plot yang padat dan alur yang enak dibaca. Plot yang padat membuat pembaca tertarik untuk mengikuti kisah sang pelaku utama mulai dari awal hingga akhir. Sedangkan alur yang baik membuat perpindahan adegan tidak terasa sehingga membuat pembaca semakin menikmati pembacaannya. Dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. 20
terdapat alur maju dan alur mundur.Cerita alur maju Pada bagian ke-48, diceritakan nasib Palestine yang berada di kampung pengungsian Al-Ram tercatat 17 Agustus 2009, sedangkan pada bagian ke-52 tercatat tanggal 4 Mei 2010 dengan menceritakan perjuangan Palestine saat Intifadah melawan tentara Israel. Sedangkan alur mundur pada bagian atau bab keempat, diceritakan nasib Palestine yang sedang ada di kamp pengungsian Jabaliyah tercatat 3 Januari 2009, sedangkan pada bagian ke enam, mengulang tanggal 27 Desember 2008 dengan menceritakan dan menggambarkan sosok ayah Palestine, Yahded Haidar yang ada di perbatasan Rafah 3. Latar atau Setting Menurut Efendi (2012: 154), setting adalah salah satu elemen penting yang membawa pembaca masuk dalam cerita. Nurgiyantoro (2007: 227), menjelaskan tentang setting atau latar: a. Latar tempat yaitu lokasi tempat terjadinya peristiwa dalam cerita novel tersebut. b. Latar waktu yaitu kapan cerita dalam novel tersebut di jalankan.
c. Latar sosial yaitu latar yang mengarah kepada hubungan social dalam suatu tempat yang ada dalam cerita novel tersebut. Berdasarkan uraian di atas dapat kita ambil pengertian bahwasanya latar yaitu penjelasan mengenai tempat, waktu suasana tempat dalam cerita dan keadaan sosial yang ada dalam cerita novel. Latar dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma 21
W. berlatar pada delapan tempat yaitu : 1) Rumah Palestine “Suara sirine berhenti didepan rumahnya.” (Chrisma, 2011: 17). 2) Rumah Sakit Gaza “Palestine jatuh terduduk, sementara di depannya tampak berlalulalang para dokter, suster, dan pengantar korban yang ada di ambulans menuju ruang Gawat Darurat.” (Chrisma, 2011: 19). 3) Kamp Jabaliyah ”Di area kampong pengungsian saja, ketika banyak temantemannya tengah bermain untuk menghilangkan rasa sedih didalam hati mereka, gadis itu malah asyik menyendiri dadalam tenda pengungsian dan meringkuk diblik selimut tebalnya.” (Chrisma, 2011: 48). 4) Sekolah PBB “Adeeba berlari-lari keluar dari dalam tenda dan masuk ke dalam sekulah PBB yang baru saja dibangun dan dikhususkan untuk anak-anak Palestinayang tak lagi bisa meneruskan sekolahnya.” (Chrisma, 2011: 76). 5) Nuseirat Gaza “Setelah mereka selesai melihat kondisi kamp pengungsian di Nuseirat dan menemui beberapa yang tengah bertugas dan membuk kliniknya disana,” (Chrisma, 2011: 128).
6) Dirumah Nenek Hajna “Palestine tertidur diatas sofasetelah selesai membersihkan rumah nenek Hajna dan mengasuh adik angkatnya.” (Chrisma, 2011: 266). 7) Jerussalem Di Jerusalem Palestine dibuang oleh seorang tentara Zionis yang pernah menembaknya bernama Hebrew. “kau kupindahkan ketempat ini. Ini kita barumu.palestine kau tidak 22
bisa kembali ke Gaza.” (Chrisma, 2011:229). 8) Penjara Maskobeyya “Suasana haru pun memenuhi ruang penjara kala itu.” (Chrisma, 2011: 257). Dari kutipan yang lain juga dipaparkan: “Suara gembok dan rantai besi yang mengikat pintu sel itu sedikit membuat telinga Dalaj terasa sakit dan bising. Dengan tangan yang masih terikat ia tak bisa berbut apa-apa.” (Chrisma, 2011: 322). Kemudian Latar Suasana dalam novel ini adalah: 1) Sedih “Ibu, Ahmeed, Zaenab, kalian jangan tinggalkan aku sendiri disini. Ibu, dimana Ayah? Dimana?” Palestine menengadahkan kepala ke atas tepat pada langit-langit rumah tengahnya telah berlubang.” (Chrisma, 2011: 16). 2) Senang “Siap, Komandan! Hahaha….” Palestine tertawa tergalak-galak disambut tawa anak-anak yang lainnya.” (Chrisma, 2011: 307). 3) Mengerikan “Sipir itu membuka pintu sel tahanan dan berteriak memanggil teman-temannya termasuk Blamoth. “Hai, Balamoth! Blamoth, tahanan Hamas itu mati dimakan Anjing!” (Chrisma, 2011: 331). 4) Mengharukan “Ia menatap seraut wajah yang tengah tersenyum lebar padanya, “Ayah…kau benar ayah, kan ?” ( Chrisma, 2011: 176). Latar waktu yang terdapat dalam novel ini sebagai berikut: 1) Malam hari “malam hari itu, menjadikan sebuah sejarah yang tak akan pernah terlupakan.” (Chrisma, 2011: 18). Dari kutipan yang lain juga dipaparkan:
23
“Bunyi suara-suara pesawat jet dan roket yang meluncur keudara, membisingkan telinga para penduduk Gaza dimalam hari itu.” (Chrisma, 2011:164). 2) Pagi hari “Kamp Jabaliyah, Sekolah PBB, 6 Januari 2008 pukul 06.00.” (Chrisma, 2011: 76). Kutipan lain: “Palestine baru saja membasuh wajahnya dengan air wudhu dan hendak mengikuti salat berjamaah di masjid saat kumandang adzan subuh tiba.” (Chrisma, 2011:41). Dari kutipan yang lain juga dipaparkan: “Gadis kecil yang tak bergerak itu, sama sekali belum mengambil jatah makan paginya.” (Chrisma, 2011:49). 3) Siang hari “Pemuda itu menatap langit putih. Tak lagi terdengar dentuman bom, roket, dan rudal.” (Chrisma, 2011:219). 4. Penokohan atau Karakter dalam Novel Penokohan adalah karakter utama dalam pembentukan dalam suatu cerita yang ada dalam novel. Karkter juga berpengaruh dalam bagus tidaknya novel tersebut dibaca. Penokohan atau pemberian karakter merupakan salah satu unsur intrinsik dari karya sastra, jika ide merupakan fondasi, maka karakter atau penokohan adalah roda yang menggerakkan cerita. (Efendi, 2012: 54). a. Protagonis Protagonis atau yang sering disebut sebagai „karakter baik yaitu karakter utama yang didukung oleh pembaca. Karakter protagonis biasanya dikembangkan oleh penulis selama cerita
24
berlangsung. Karakter protagonis selalu berkembang menjadi lebih kuat, lebih baik, dan selalu terlihat bagi sang pembaca novel. (Winna, 2012: 55). Adapun karakter protagonis dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza adalah Palestine, merupakan tokoh utama dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza adalah seorang gadis kecil berumur 11 thun yang hidup sebatang kara akibat kekejaman agresi militer Israel di Gaza pada tanggal 27 Desember 2008. Sebuah rudal telah menghancurkan rumah Palestine serta menewaskan ibu dan dua saudaranya saat mereka berada didalam rumah. Sedang ayah Palestine telah memutuskan untuk menjadi seorang Hamas sebelum terjadi agresi pada bulan Desember. b. Karakter pendukung Karakter pendukung/tokoh tambahan Karakter pendukung dalam suatu novel hanya sekelebat muncul atau disebut dan tidak memiliki peran lebih jauh dari itu (Efendi, 2012: 57). Lebih jauh Nurgiantoro
(2007:
165),
menjelaskan
bahwasanya
karakter
pendukung atau tambahan yaitu tokoh yang permunculannya sedikit, tidak dipentingkan dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama. Adapun karakter pendukung dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza yaitu: 1) Yanaan Yanaan seorang pemuda yang memimpin anak-anak pengungsi dijabaliyah. Yanaan sangat menyukai sosok Palestine yang terkenal kuat dan gigih, Yanaan juga sangat perhatian kepada Palestine. 25
2) Yahded Haydar Yahded Haydar, ayah kandung Palestine yang ikut berjuang bergabung dengan tentara Hamas.
Ia sangat
menyayangi
keluarganya tetapi ia rela meningglakan keluarganya demi berjihad membela bangsanya. 3) Adeeba Adeeba, gadis berusia delapan tahun dan memiliki indra keenam itu dapat melihat masa depan. Dimata Adeeba, ia bisa melihat Palestine yang nantinya akan terkena tembk oleh serdadu Israel ketika mereka melakukan aksi lempar kotoran kuda yang dibentuk menjadi seperti batu. 4) Sarah Hanabi Sarah Hanabi adalah adik dari Yahded Haydar yang tak lain adalah ayah dari tokoh utama Palestine, ia dipenjara karena diduga menyembunyikan informasi tentang keberadaan Hamas. 5) Latief Latief adalah tentara Hamas yang tak lain adalah teman dari ayah Palestine. Latif adalah sosok teman yang sering memotivasi Yahded Haydar ketika ia tengah lengah dan putus asa dalam berjihad. 6) Abigail Abigail adalah seorang tentara wanita Zionis Israel yang sebenarnya tidak menyukai peperangan namun ia ikut menjadi tentara Zionis dengan berlatar belakang ayahnya telah mati 26
dibunuh oleh tentara Hamas. Ia tidak kejam seperti tentara-tentara Zionis pada umumnya bahkan ia samgat menyayangi Palestine. 7) Theodore Theodore adalah seorang aktivis yang selalu memberikan respon negatif tentang perang antaragama dan jauh mencintai kedamaian. 8) Papillion Bonasacha Papillion adalah seorang aktivis teman Theodore. 9) Kumari Khan Kumari Khan adalah seorang gadis aktifis perdmaian yang berasal dari india. 10) Resti dan Restu Mereka berdua adalah relawan dari Surabaya, Indonesia yang ikut serta menggalang dana untuk Palestina.
5. Sudut Pandang Sudut pandang merupakan hal yang sangat mendasar yang dilakukan oleh pengarang dalam menjalankan suatu cerita dalam novel yang dikarangnya. Sudut pandang dalam novel ini adalah sudut pandang orang ketiga karena penulis menceritakan kehidupan Palestine yang sangat malang dan kisah peperangan antara Israel dan Gaza. 6.
Amanat Amanat adalah pesan dari sang pengarang novel yang hendak 27
disampaikannya melalui novel yang ia buat. Amanat merupakan penjelasan utuh yang terdapat dlaam novel tersebut. Terkadang amanat secara langsung dapat ditemukan pembaca langsung ada dalam novel tersebut. namun tak jarang sang pengarang menimbulkan amanat seperti bayang-bayang kemana arah pembacaan dimulai dari sanalah sang pembaca paham kemana arah suatu novel menemukan amanatnya. Adapun amanat dari novel ini yaitu semua orang mencintai perdamaian dan tidak boleh ada peperangan di dunia ini. Pembaca juga dapat belajar dari tokoh Palestine, seorang gadis kecil yang sangat sabar menghadapi cobaan dalam hidupnya. Di dalam mengarungi hidup ini, kita harus bersabar dalam menghadapi segala cobaan dan kekerasan hidup. Novel ini juga memotivasi pembaca untuk bisa hidup mandiri dan juga tidak pernah menyerah dalam menjalani kehidupan. E. Sinopsis Novel Seorang gadis kecil berusia 11 tahun tinggal di kota Gaza bernama Palestine. Ayahnya yang pemberani, Yahded Haidar merupakan seorang anggota pejuang Hamas memberinya nama seperti itu. Agar Palestine tumbuh menjadi seorang gadis Palestina yang pemberani untuk memperjuangkan nasib bangsanya itu. Palestine jauh lebih mengerti tentang arti kehidupan dan perjuangan yang sebenarnya dibandingkan sengan anak-anak lain seusianya. Derita dan perjuangan Palestine dimulai sejak Israel melancarkan agresi militer pada tanggal 27 Desember 2008. Sebuah rudal telah menghancurkan rumahnya serta menewaskan ibu dan dua saudaranya, Ahmeed dan Zaynab.
28
Sedangkan ayahnya sedang berjuang dengan Hamas untuk melawan Israel. Akibatnya, Palestine menjadi sebatang kara dan harus tinggal di kamp pengungsian bersama korban lainnya. Tanpa makanan dan obat-obatan yang cukup, tidur bergelimpangan tanpa selimut, dingin menusuk hingga ke tulangnya. Tak hanya rumah, sekolah yang selama ini menjadi tempatnya merajut impian pun hancur lebur di bombardir oleh tentara Israel. Hancur sudah impian dan harapannya menimba ilmu di sekolah untuk menjadi seorang gadis Palestina yang berguna di kemudian hari. Di kamp pengungsian Jabaliyah Gaza, ia bertemu dengan beberapa korban seusianya atau lebih tua darinya yang juga kehilangan anggota keluarga. Seorang remaja bernama Yanaan yang juga telah kehilangan keluarganya menaruh perhatian lebih pada Palestine yang terkenal kuat dan gigih berjuang. Ia juga bertemu dengan Adeeba, gadis berusia 8 tahun yang memiliki indera keenam dan dapat melihat masa depan, namun banyak yang tidak mempercayai Adeeba dan malah menganggapnya gila karena kehilangan ibu. Hanya Palestine dan Yanaan yang mempercayai indera keenam Adeeba. Palestine ditembak oleh serdadu Israel di bagian dadanya pada saat melakukan aksi pelemparan kotoran kuda yang dibentuk menjadi seperti batu di kawasan perbatasan antara Gaza dan Israel. Hidupnya semakin terpuruk, koma di rumah sakit tanpa ada keluarga yang menemani. Hanya Yanaan dan Adeeba yang merawatnya di rumah sakit. Namun syukurlah, ia berhasil selamat setelah sadar dari komanya selama beberapa hari.
29
Sementara itu, ayah Palestine ditangkap dan disiksa hingga sekarat oleh tentara Israel. Tentara Israel memang memperlakukan anggota pejuang Hamas yang tertangkap dengan sangat tidak manusiawi. Tak hanya itu, Israel juga membunuh rakyat sipil, wanita dan anak-anak yang tidak berdosa. Palestine pun terpaksa memberanikan diri ikut dengan seorang tentara Israel bernama Hebrew, tentara yang bahkan pernah menembak dadanya hingga ia koma cukup lama. Palestine dengan luka tembakan yang masih jelas membekas dan belum sembuh, ia dibawa ke Jerusalem dan dijanjikan akan bertemu dengan ayahnya yang diketahui ditahan di penjara Maskobbeya, Jerusalem. Ternyata, bukannya dipertemukan dengan ayahnya, ia malah ditelantarkan di Jerusalem dengan mata tertutup serta tangan dan kaki terikat. Untunglah ia diselamatkan oleh seorang wanita tua, penduduk Jerusalem. Meskipun masih belum bisa bertemu dengan ayahnya, ia tetap mengirimkan surat kepada sang ayah, entah bagaimana pun caranya. Setahun lebih sudah, penderitaan Palestine semakin lama semakin merajalela setelah bibinya tewas disiksa dan dipasung di penjara oleh tentara Israel. Bertambah lengkap pula setelah 31 Mei 2010, ayah Palestine, Yahded Haidar yang merupakan ‘singa’ pasukan Hamas, namun hatinya selalu luluh saat disebut-sebut keluarganya itu meninggal dunia di penjara Maskobbeya, Jerusalem setelah tentara Israel melepaskan anjing-anjing liar ke dalam sel tahanan Yahded. Ia pun tewas dimakan oleh anjing-anjing kelaparan yang memang sengaja sudah 3 hari tidak diberi makan. Sedangkan pada hari yang
30
sama Palestine terkulai lemas dan terbujur kaku di kamp pengungsian Jabaliyah, Gaza. Gadis kecil itu, gadis pejuang intifadah yang selalu membawa batu di dalam sakunya lalu melemparkannya sambil berkata laknat untuk Israel kini telah tiada. F. Kelebihan dan Kekurangan Novel Gadis Kecil di Tepi Gaza Novel ini merupakan novel yang sangat menarik, penuh dengan kisah kesedihan dan dapat membuat air mata jatuh berderai dan membuat kita terhanyut saat membacanya. Novel ini memberi pesan dan amanat yang mendalam agar kita tetap sabar, tabah dan pantang menyerah terhadap segala cobaan yang mendera. Walaupun begitu berat cobaan yang menimpa diri, janganlah sekali-kali berputus asa atas takdir yang telah Allah berikan, karena itu tak lain hanyalah cobaan agar kita tabah dan sabar. Semua cobaan yang menimpa seseorang, adalah bentuk kasih sayang Allah pada hambanya. Semua kesusahan, cobaan hidup pasti ada hikmah di balik semua itu. Setiap kesusahan pasti akan datang kelapangan sesudahnya entah kapan ?, hanya Allah lah yang tau akan semua itu. Walaupun kita tidak mendapatkan kesenangan setelah penderitaan itu di dunia ini, pasti Allah akan menggantinya dengan kebahagiaan yang hakiki kelak di akhirat dengan pahala surga di sisi-Nya. Untuk lebih menarik bagi pembacanya, gaya bahasa yang digunakan pun sangat menarik dan berhasil menggambarkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita. Alur, sudut pandang serta penokohannya pun memang benar-benar menarik dalam menggambarkan kisah hidup seorang Palestine.
31
Adapun kekurangan dari novel ini, alur cerita terkesan kurang teratur dari cerita satu kecerita yang selanjutnya. Hal ini menyebabkan cerita seakanakan belum selesai ataupun terputus. Namun keterputusan alur cerita dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza ini sering dilanjutkan dilain bab, mungkin itulah yang trik penulis agar menjadikan cerita dalam novel tersebut lebih menarik.
32
BAB III HASIL TEMUAN
A. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Manusia hidup di dunia tidak akan terlepas dari adanya ikatan nilai. Karena nilai itu merekat pada manusia dan mampu memberi arti bagi manusia. Begitu juga pendidikan yang memberi makna bagi pengembangan potensi diri yang dimiliki manusia. Pendidikan Islam adalah salah satu komponen inti dalam dunia pendidikan, karena manusia membutuhkan tidak hanya pengetahuan saja namun juga kekuatan spiritual keagamaan agar terbentuk manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam. Adapun sistem nilai (formal) dalam perspektif pendidikan Islam menurut Feisal (1995: 230), adalah sebagai supra sistem yang mempunyai tiga bentuk norma yaitu sebagai berikut: 1. Norma aqidah atau norma keimanan seperti kepada Allah SWT, malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari kiamat, dan takdir. 2. Norma syari’ah yang mencakup norma ibadah dalam arti khusus maupun luas (yang menyangkut aspek sosial) seperti: perumusan sistem normanorma kemasyarakatan, sistem organisasi ekonomi, sistem organisasi kekuasaan.
33
3. Norma akhlak, baik yang bersifat vertikal yaitu hubungan antara manusia dengan Allah SWT, maupun yang bersifat horizontal yaitu tata krama sosial. Namun dalam pembahasan ini, penulis hanya akan menyampaikan tentang norma akhlak ataupun nilai pendidikan akhlak yang terdapat pada novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanni Chrisma W.
1. Nilai Akhlak kepada Allah Merujuk dari pendapat Feisal tersebut,
maka penulis akan
menjabarkan nilai-nilai pendidikan Islam dalam Novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Fanni Chrisma W. ini sebagai berikut: a. Iman kepada Allah Yang
menujukkkan nilai akidah yaitu percaya terhadap Allah adalah
ketika Yanaan tidak mempercayai akan semua ramalan Adeeba. Berikut cuplikannya: “Dia bukan Allah, dia hanya anak kecil, Palestine.” (Chrisma, 2011:80) Dari kutipan yang lain juga dipaparkan: “Hai, Palestine! Kau harus lebih mempercayai Allah dari pada anak itu. Kau sama saja mendekati kesyirikan kalau percaya padanya.” (Chrisma, 2011:80) b. Dzikir kepada Allah Adapun yang menunjukkan nilai dzikir dan mengingat Allahadalah sebagai berikut: 1
‘”Allahu Akbar, hai kau! Kau tau aku barusaja mensucikan diri dan hendak salat subuh.”’ (Chrisma, 2011:42) 34
2
‘”Allahu Akbar, dia benar- benar berkarakter gadis Palestina.”’ (Chrisma, 2011:43)
3
‘”Astaghfirullah! Ya Allah, benarkah itu, Latief?”’ (Chrisma, 2011:62)
4
‘”Allahu Akbar, Yahded, kau harus maju!!!”’ (Chrisma, 2011:110)
5
‘”Allahu Akbar, Allahu akbar….!” Pekik mereka berdua bersamasama melafalkan kalimatullah untuk yang terakhir kalinya saat melihat barisan tentara mengangkat senjata dan tembakan pun dilepaskan.’ (Chrisma, 2011:151)
6
‘”Arrght! Allahu Akbar…. (Chrisma, 2011:152)
7
‘”Masya Allah, katakana itu tidak benar, Ismail ?”’ (Chrisma, 2011:160)
8
‘karena masih terlihat belum ada reaksi, Yahded mengumandangkan adzan ditelinga gadis itu.”Allahu Akbar, Allahu akbar.”’ (Chrisma, 2011:175)
9
‘”Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.”’ (Chrisma, 2011:189)
Allahu Akbar!” Jeritnya ketakutan.’
10 ‘”Ya Rabbi, Ya Allah, mengapa tanah Palestina menjadi teramat hancur dan luluh lantakseperti itu?”’(Chrisma, 2011:241) 11 ‘”Allahu Akbar, apa yang kulihat ini Cuma bayangan?”’ (Chrisma, 2011:294) 12 ‘”Allahu Akbar, Allahu Akbar, tentara Israel menyerang kapal kita!”’ (Chrisma, 2011:333)
c. Berdoa Yang menunjukkan nilai berdoa pada novel ini adalah sebagai berikut: 1
“Ya Allah, berikanlah mereka ketenangan disisi-Mu, amin….” (Chrisma, 2011:20)
2
“Kedua tangannya pun ditengadahkan keatas seraya berdoa dalam kebisingan suara-suara yang memekakkan ngendang telinga.” 35
(Chrisma, 2011:20) 3
“Diatas mobil pikup ini, bersama dengan para pengungsi, yang kulakukan hanyalah sekedar berdoa dan berdoa, berharap andai saja aku bisa menjadi pahlawan,” (Chrisma, 2011:39)
4
“Ya Allah, tolong selamatkan jiwaku.” (Chrisma, 2011:178)
5
“ Bismillahir rahmanir rahim….”(Chrisma, 2011:188)
6
“Ya Allah, Engkau pasti punya banyak malaikat pelindung. Berikanlah perlindungn padaku atas malaikat-malaikat yang Kau kirimkan untukku. Amin.” (Chrisma, 2011:230)
7
“Sembari bersiaga, bibirnya tak henti-hentinya melafalkan doa keelamatan di tengah musibah yang terjadi di negerinya, agar ia diberikan keselamatan dan ketenangan jiwa untuk hati dan pikirannya.” (Chrisma, 2011:59)
8
“Yanaan, Adeeba. Ya Allah, pertemukan aku dengan mereka berdua” (Chrisma, 2011:146)
9
“Adeeba, semoga arwahmu diterima disisi-Nya.” (Chrisma, 2011:197)
10 “Apakah Palestine dapat dibebaskan, Kita harus terus berusaha dan berdoa kepada Allah agar diberi Jalan.” (Chrisma, 2011:252) 11 ‘“Jangan bersedih. Ayahku juga pasti baik-baik di sana. Kita samasama berdoa pada Allah agar penderitaan ini lekas berakhir”’ (Chrisma, 2011:262) 12 ”Jauh lebih baik jika ka uterus berharap dia hidup dan mendoakan nya di tiap sujudmu pada Tuhan.” (Chrisma, 2011:315) 13 “Semua orang terlihat kocar-kacir. Beberapa memunajatkan doa untuk menenngkan diri, beberapa melakukan salat dan bermunajat pada Allah agar diselamatkan dari naksi kekejian tentara-tentara Israel yang sama sekali tidak mengenal ampun.” (Chrisma, 2011:333)
d. Tawakal
36
Adapun yang menunjukkan nilai tawakal pada novel ini adalah ketika Palestine menengadahkan wajahnya kelangit berharap Tuhan sewaktuwaktu dapat menghentikan peperangan dan meredam amukan bom, rudal yang membabi buta. Kutipan dalam novelnya yaitu: “Palestine menengadahkan wajahnya ke atas langit. Kini, ia suka sekali menatap langit, tak kenalwaktu. Tak jua pagi, siang, sore, sampai malam pun ia sering kali terlihat mengankat wajahnya mengarah pada sang langit. Berharap pada Sang Khalik yang sewaktu-waktu dapat menghentikan peperangan dan meredam amukan bom, rudal yang membabi buta.” (Chrisma, 2011:23) Dari kutipan yang lain juga dipaparkan tentang tawakal: “Sarah hanya berharap sang Khalik memberikan perlindungan dan keselamatan untuknya. Berkali-kali ia mentasbihkan nama-nama Allah yang mana interogator-interogator itu it terus mentertawakannya.” (Chrisma, 2011:154) Nilai-nilai tawakal yang terdapat dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza telah penulis rangkum dalam tabel di bawah ini: 1
‘”Ini benar sumpah demi Allah yang menggenggam diriku ditangan-Nya. Pemimpin kita baru mengumumkan kabar ini.”’ (Chrisma, 2011:62)
2
“Ya Allah, apakah memang benar semua ini adalah takdir untuk kami?” (Chrisma, 2011:19)
3
“Tidak ada yang tahu tentang takdir manusia.” (Chrisma, 2011:36)
4
“Tetapi, jika Tuhan tak menghendakinya, tentunya sekeras apapun kalian ingin berjuang dijalan Allah untuk menjadi Hamas, tk akan pernah sampai” (Chrisma, 2011:111) ‘”Kak Palestine, kau akan selalu dilindungi Allah”’ (Chrisma, 2011:194)
5
e. Husnudzan kepada Allah
37
1
“Janji Allah takakan pernah salah.” (Chrisma, 2011:36)
2
“Allah selalu menyertai hamba-Nya yang baik dan selalu di jalanNya.” (Chrisma, 2011:127)
3
‘”Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dicintai Allah, daripada orang mukmin yang lemah”’ (Chrisma, 2011:132)
4
‘”Janagan kak. Ruh Shahd sudah bersama Allah,”’ (Chrisma, 2011:146)
5
“Jadi, Shad sudah bersama Allah dan malaikat-malaikat” (Chrisma, 2011:147)
6
“Hanya kebesaran Allah yang memberikan warna-warni kehidupan pada awan putih, matahari, bulan, juga bintang.” (Chrisma, 2011:235)
7
“Ayah, Ali Ra. Pernah berkata,” Ketika sedang ditimpa kesulitan, yakini bhwa jalan keluar segera tiba. Ketika musibah dan cobaan menghimpit, yakini dibelakangnya sudah menunggu kelapangan.”” (Chrisma, 2011:267)
8
“Allah melindungi anak-anak seperti mereka, calon penerus genersi Palestina. Tidak boleh mati semudh itu.” (Chrisma, 2011:313)
9
“Percayalah pada Sang Semesta bahwa aku akan bik-baik saja.” (Chrisma, 2011:320)
10 ‘”Allah telah memberikan jalan kembli untuk mu, Menantuku.”’ (Chrisma, 2011:326) 11 “Rupanya, Allah lebih menjanjikan mereka di dalam surga mengalir sungai-sungai didalamnya” (Chrisma, 2011:341) 12 “Yang dimiliki Tuhan adalah suara-suara kebaikan untuk kebaikan seluruh umat manusia.” (Chrisma, 2011:91)
f. Salat
38
1
“Palestine baru saja membasuh wajahnya dengan air wudhu dan hendak mengikuti salat berjamaah di masjid saat kumandang adzan subuh tiba.” (Chrisma, 2011:41)
2
‘Palestine mendengar suara imam yang tengah bertakbir,”Allahu Akbar.”’ (Chrisma, 2011:197)
3
“Salat Tahajjud dan sunnahlainnya tak akan pernah lupa, walau ia masih merasa sedikit sakit ketika bersujudterlalu lama karena dadanya yang baru saja tertembus peluru itu rupanya belum sembuh total dan menyisakan ngilu-ngilu jika ia tengah merasa kedinginan.” (Chrisma, 2011:266)
g. Jihad fi sabilillah 1
“Melawan Bani Israel dan semua Hamas yang berjuang, berjihad untuk bangsa Palestina” (Chrisma, 2011:14)
2
“Tidak, impian Palestine tidak boleh musnah! Aku harus berjuang, walau tanpa daya” (Chrisma, 2011:15)
3
‘”Aku, aku ingin menjadi tentara… karena aku ingin membela bangsaku.”’ (Chrisma, 2011:117)
4
“Aku akan berjihad sendiri, jika Resti tidak ingin ikut bersamaku menuju tanah suci, Palestina.” (Chrisma, 2011:243)
5
“Aku demi Allah! Restu akan berjihad untuk Palestina.” (Chrisma, 2011:244)
6
“Bismillah! Restu kan berjihad! Mati pun tak mengapa.” (Chrisma, 2011:244)
7
“Relawan-relawan itu berani mati jika sewaktu-waktu tentaratentara Israel menembak mereka secara membabi-buta.” (Chrisma, 2011:288)
h. Sabar 39
1
“Ketabahan Palestine itu mengundang seorang pemuda yang kala itu juga baru saja kehilangan ayah dan ibunya.” (Chrisma, 2011:20)
2
“Palestine, jika suatu hari nanti kau saksikan anggota keluargamu mati di hadapanmu, janganlah pernah menangis sampai suaramu terdengar hingga membuat orang lain tertular untuk ikut menangis.” (Chrisma, 2011:20)
3
“jangan kau meratapi keluargamu, entah munkin ayah, ibu, ahmed serta Zaenab. Sebab jika begitu, artinya kau tidak bisa menerima kuasa Allah atas takdir yang telah diberikan kepada mereka.” (Chrisma, 2011:20)
4
“untuk apa aku harus bersedih seperti kamu dan mereka, jika aku pun tidak tahu apakah setelah menit ini dan esok masih bisa hidup.” (Chrisma, 2011:22)
5
‘“Janagan bersedih. Ayahku juga pasti baik-baik di sana….”’ (Chrisma, 2011:262)
i. Bersyukur Bersyukur dapat diartikan berterimakasih atas semuanya yang Allah berikan. Tanda bersyukur dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanni Chrisma W. terdapat pada kata ”Alhamdulillah” serta “Syukurlah”. Kutipan tanda bersyukur di antranya yaitu: 1
2
‘“"Alhamdulilla. Palestine berjoget-joget senang tak karuan. Membuat Adeeba tertawa tergelak-gelak karena melihat kelucuan dari diri Palestine yang hanya bisa dilihatnya sendiri.”’ (Chrisma, 2011:162) ‘”Benarkah? Alhamdulillah, kalau begitu saya akan memanggil dokter dulu.”’ (Chrisma, 2011:177)
3
‘”Alhamdulillah. Palestine”’(Chrisma, 2011:127)
4
‘”Syukurlah, aku cemas sekali memikirkannya.”’ (Chrisma, 2011:169) ‘”Itu dia, Alhamdulilla, Mereka selamat.”’ (Chrisma, 2011:313)
5
40
2. Nilai pendidikan Akhlak kepada sesama manusia a. Mengucapkan dan menjawab salam 1
‘”Assalamualaikum,” sapa pemuda itu sambil meringis menahan sakit ditangan dan lutut.”’ (Chrisma, 2011:21)
2
‘“waalaikumsalam.” “dimana ayahmu? ”’(Chrisma, 2011:21)
3
‘”Assalamualaikum, Fasakh. Aku membawa Palestine.”’ (Chrisma, 2011:190)
4
‘”Assalamualaikum, Adeeba,” sapa Yanaan,tetapi tidak ada sahutan dari gadis kecil itu….”’ (Chrisma, 2011:190)
5
”Hai selamat datang, Phapillion dan Theodore.” (Chrisma, 2011:206)
6
‘”Assalamualaikum, Kak Yanaan!” sapa gadis itu kembali melempar punggung Yanaan dengan baru kerikil.”’(Chrisma, 2011: 294)
7
‘”Assalamualaikum,” Hai bagaimana kabarmu? Yahded apa kau baik-baik saja?”’ (Chrisma, 2011:324)
8
‘“Wa… waalaikumsalam, Saudaraku seiman. Kau siapa? ” (Chrisma, 2011:324)
b. Birrul Walidain 1
“Aku belum sempat mengatakan kalau aku sangat menyanginya.” (Chrisma, 2011:276)
2
“Sebuah cincin yang selalu melekat di jari manis seorang wanita yang sangat dikagumi dan dihormatinya” (Chrisma, 2011:13). Wanita yang memakai cincin tersebut tak lain adalah ibundanya.
3
“Baik- baik disana , Ayah, Palestine mencintaimu…, muach!” (Chrisma, 2011:276)
41
c. Peduli 1
“Untuk keselamatanmu, kalau sewaktu-waktu ada tentara israel hendak mencelakaimu, Palestine.” (Chrisma, 2011:33)
2
‘“Maaf nyonya. Putri anda sudah meninggal dunia , sudah tidak bisa diselamtakan lagi”, ucapnya pelan sambil meletakkan tangan kanannya kedada sebelah kiri untuk menyatakan rasa dukanya atas kematian bayi sang ibu.; (Chrisma, 2011:35)
3
“Tiba-tiba ia didatangi seseorng yang yang menyodorkan kain selimut padanya.” (Chrisma, 2011:37)
4
‘”Yanaan, tolong naikkan Adeeba kepunggungku, kita harus membawanya jauh dari sini, cepat! Kita harus bersembunyi.”’ (Chrisma, 2011:78)
5
“Air matanya mengalir pelan saat melihat korban anak-anak dan balita terkena percikan bom fosfor dan jatuh tergeletak tak bernyawa,ditangisi oleh ayah dan ibu mereka.” (Chrisma, 2011:86)
6
“Kumari tidak meminta kalian untuk mejadi pejihad-pejihad yang berani mati seperti mereka, tetapi sumbangkanlah apa yang kau punya untuk mereka.” (Chrisma, 2011:86)
7
“Bahwa sebenarnya ia merasa mendapatkan bisikan didalam telinga dan hatinya dan tergerak untuk memberi rasa simpati juga empati bagi korban Palestina.” (Chrisma, 2011:100)
8
“Ayah, aku hanya menginginkan sifat kemanusiaan dan sikap kemanusiaan dari mereka. Setidaknya memberkan rasa simpatidan empati bahwa kita tak patut untuk bersenag-senang seperti ini, sementara disana ada keluarga kita yang jauh lebih menderita. Menderita sekali, kehilangan ayah dan ibu, anak mereka, semuanya!” (Chrisma, 2011:101)
9
“Tapi, aku berjnji kan melindungimu, Palestine” (Chrisma, 2011:116)
10 “Bagaimana dengan dia? Gadis itu, Palestine? Apa dia baik-baik saja?” (Chrisma, 2011:135) 11 ‘”Hai, bagaimana keadaan dia, Palestine? Apa dia baik-baik saja?” Tanya Abigail berbisik’ (Chrisma, 2011:1169)
42
12 ‘”Iya, Palestine. Ini ayah, bagaimana keadaanmu? Apa kau merasakan sakit?” Tanya Yahded cemas dan sedih ketika ia menatap balutan perban di dada Palestine.’ (Chrisma, 2011:176) 13 ‘”Bangun, Palestine!” bentaknya pelan. Sampai kemudian, pemuda itu memutuskan untuk membawa gadis itu keluar dari rumah sakit karena takut kalau rumah sakit itu nantinya menjadi korban ledakan bom untuk kesekian kalinya.’ (Chrisma, 2011:188) 14 ‘”Palestine, kau sudah sadar? Apa kau baik-baik saja?”’ (Chrisma, 2011:195) Yanaan mencemaskan kondisi Palestine. 15 “ Lelaki itu, Phapillion Bonasacha dan Theodore, selama hampir dua puluh hari, melakukan aksi galang dana untuk korban-korban Palestina melalui jejaring dunia maya dan mendapatkan uang sumbangan sebesar lima ratus juta dari banyak pengguna jejaring social.” (Chrisma, 2011:203) 16 “Ia memeluk Palestine dengan dengan penuh rasa kasih sayang dan menepuk punggungnya.” (Chrisma, 2011:287)
d. Memotivasi Seorang pemimpin perang memberikan motivasi kepada Yahded berikut kutipannya: ‘”Yahded,seorang Hamas tidak boleh takut pada apapun.”’ (Chrisma, 2011:108) Kutipan lainnya: ‘“Yahded, sampai kapan kau bersikap lemah seperti ini?”’ (Chrisma, 2011:110) e. Rendah hati Palestine adalah sosok gadis yang tidak suka dengan pujian berikut kutipannya: “Namun gadis itu tak menunjukkan kesenangan akan pujian. Ia bersikap dingin seperti es. Seolah-olah tak memerlukan pujian
43
atas kebiasaannya tersebut.”Aku bukan orang pandai.”” (Chrisma, 2011:46) 3. Nilai pendidikan Akhlak kepada diri sendiri a. Kuat dan Pemberani 1
“Palestine. Ayahku yang pemberani memberiku nama demikian, tak pernah terbersit rasa takut akan nasibnya dan nasibku nanti (Chrisma, 2011:13)
2
“ Palestine…, kau harus menjadi seorang gadis yang berbeda, gadis yang kuat dan tidak lemah.”(Chrisma, 2011:20)
3
”Ini nama pemberian ayahku, aku tidak ingin menggantinya. Walau harus mati, aku harus tetap memakai nama Palestine.” (Chrisma, 2011:31)
4
“Pria yang terkenal gigih dan pantang menyerah itu tidak mendadak menjadi gila.” (Chrisma, 2011:31)
5
Ketika Palestine membentak tentara israel berikut kutipannya: ”Hai kalian! Tidak malukah kalian membunuh anak-anak Palestina? Tidak malukah kalian dianggap tidak berperikemanusiaan? Hai kalian, semiga Allah menjatuhkan bebatuan yang dibawa burung ababil untuk memusnahkan kalian semua!!! Aku benci kalian, Bani Israel!”(Chrisma, 2011:75)
6
‘”Lepaskan Hamas yang kau tawan sekarang, atau kalau tidak, kalian akan kami bunuh,”’ (Chrisma, 2011:158)
7
‘”Hai, kenapa masih disini?” Tanya Palestine yang kala itu melihat sebuah tank berhenti disana dan tentara Israel berjejer dengan jumlah jauh lebih banyak dari sebelumnya.’ (Chrisma, 2011:208)
8
‘”Minta dong ketua kalian agar pergi dari saja sini,” garam gadis itu mencoba untukmengancamnya.’ (Chrisma, 2011:208)
9
‘”Kalau kau berani panggil saja Hebrew,” tantang gadis itu tidak kenal rasa takut.’ (Chrisma, 2011:208)
10 ‘”Hai aku mau Tanya, kenapa kau tidak keluar dari kota ini?!” pekik Palestine tidak sabar.’ (Chrisma, 2011:209)
44
11 ‘”Ayahku kau tangkap, beri tahu padaku, dimana kalian memenjarakannya?”’ (Chrisma, 2011:209). Tanya Palestine kepada tentara Zionis. 12 ‘”Di manakah kalian memenjarakan orang-orang Palestina?”’ (Chrisma, 2011:209). Tanya Palestine kepada tentara Zionis.
b.
Menjaga diri 1
“Ia mati-matian menjaga diri dan kesuciannya pada saat detik di mana kemarahan orang-orang Zionis Israel itu naik pitam.” (Chrisma, 2011:153)
2
‘”Tidak,lebih baik kalian membunuhku daripada aku harus menelajangi diriku sendiri di deopan orang Yahudi terlaknat!”’ (Chrisma, 2011:154)
B. Karakteristik Tokoh dalam Novel Gadis Kecil di Tepi Gaza 1. Palestine Dia adalah pemeran utama dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza dia adalah tokoh yang baik dalam cerita ini, dia adalah anak yang kuat dan gigih dalam menghadapi cobaan hidup yang menimpanya. Berikut cuplikannya: “Untuk apa aku harus bersedih seperti kamu dan mereka, jika aku sendiripun tak tau apakah setelah menit ini dan esok masih bisa hidup.”(Chrisma, 2011:22) 2. Yanaan Dia adalah seorang pemuda yang bertugas mengurus orang-orang di pengungsian yang menaruh perhatian dan peduli terhadap Palestine dan mengaguminya atas kesabaran, kuat dan gigihnya seorang gadis kecil yang
45
berumur 11 tahun. Ia memberikan alat pemotong kuku untuk menjaga keselamatn diri Palestine. Berikut cuplikannya : “Untuk keselamatanmu, kalau sewaktu-waktu ada tentara israel hendak mencelakaimu, Palestine.” (Chrisma, 2011:33)
3. Adeeba Dia adalah seorang gadis berumur 8 tahun yang diberikan kelebihan oleh Allah dapat melihat masa depan, dia dapat melihat Palestine suatu saat ia ditembak oleh tentara Zionis Israel karena melempari tank tentara Zionis Israel dengan kotoran unta yang dibentuk batu. Berikut cuplikannya: Apa ini, kau tahu kabar ini dari mana ? Hamas? Kau masih terlalu kecil untuk mengetahui tentang apa ini, adeeba. Jelaskan padaku, kau dapat kabar dari mana?” Palestine menekan bahu gadis kecil itu, namun sia-sia. Adeeba tetap hanya diam seribu bahasa. Tetapi, ia selalu tak lupa membawa sebuah pensil dan kertas di tangannya, Adeeba menggambarkan sesuatu disana. Seorang tentara menodongkan senjatanya ke arah gadis kecil. Adeeba menuliskan sebuah nama di samping gambar gadis kecil itu,”Palestine” (Chrisma, 2011:74-75) 4. Yahded Haidar Dia adalah ayah dari tokoh utama yaitu Palestine yang rela meninggalkan Palestine beserta ibu Palestine dan dua saudara Palestine , Ahmeed dan Zaynab untuk menjadi tentara hamas. Dia memiliki jiwa yang sangat penyayang. Berikut cuplikannya: ‘”Iya, Palestine. Ini ayah, bagaimana keadaanmu? Apa kau merasakan sakit?” Tanya Yahded cemas dan sedih ketika ia menatap balutan perban di dada Palestine.’ (Chrisma, 2011:176)
5. Sarah Hanabi 46
Sarah Hanabi adalah adik dari Yahded Haydar yang tak lain adalah ayah dari tokoh utama Palestine, ia dipenjara karena diduga menyembunyikan informasi tentang keberadaan Hamas. Ia memiliki keimanan yang kuat, sampai mati pun ia takkan meninggalkan keimanannya kepada Allah. Hal ini terlihat ketika ia disuruh menelanjangi dirinya didepan tentara Israel dan mengancam untuk membunuhnya. Berikut cuplikannya: “Ia mati-matian menjaga diri dan kesuciannya pada saat detik di mana kemarahan orang-orang Zionis Israel itu naik pitam.” (Chrisma, 2011:153) Adapun kutipan lainnya: ‘”Tidak,lebih baik kalian membunuhku daripada aku harus menelajangi diriku sendiri di deopan orang Yahudi terlaknat!”’ (Chrisma, 2011:154) 6. Latief Latief adalah tentara Hamas yang tak lain adalah teman dari ayah Palestine. Semanagat juangnya sangat tinggi sampai-sampai ia berani mati dengan meledakkan diri ketika nyawa terancam oleh tentara Zionis Israel. “Bom bunuh diri benar-benar dialakukan oleh Latief dan temntemannya dan mengejutkan seluruh tentara Israel yang tengah bertugas, termasuk Yahded yang menoleh kebelakang dan menyaksikn api besar meledakkan mobil itu menjadi puing-puing yang berserakan.” (Chrisma, 2011:154) 7. Abigail Abigail adalah seorang yang menjadi tentara Israel karena ingin membalas kematian ayahnyanya yang tertembak oleh tentara Tidak seperti tentara Israel lainnya, Abigail sangat menyukai Palestine karena kegigihannya. Darah muslim yang mengalir dari darah kakeknyalah yang membuat Abigail tidak menyukai peperangan dan pertumpahan darah.Setelah 47
penderitaan yang berlarut-larut tanpa ia dapat bertemu dengan ayahnya kembali. Berikut cuplikannya: ‘”Hai, bagaimana keadaan dia, Palestine? Apa dia baik-baik saja?” Tanya Abigail berbisik’ (Chrisma, 2011:1169) 8. Theodore Theodore adalah seorang berkewarganegaraa perancis, aktivis yang selalu memberikan respon negatif tentang perang antaragama dan jauh mencintai kedamaian. Seorang pemuda
yang berperikemanusiaan tinggi
ia
menggalang dana bersama temannya Phaillion Bonasacha melalui jejaring media sosial untuk disumbangkan Palestina. 9. Papillion Bonasacha Papillion adalah seorang aktivis teman Theodore. Ia juga memiliki jiwa kemanusiaan tinggi seperti temannya Theodore. Berikut cuplikannya: “ Lelaki itu, Phapillion Bonasacha dan Theodore, selama hampir dua puluh hari, melakukan aksi galang dana untuk korban-korban Palestina melalui jejaring dunia maya dan mendapatkan uang sumbangan sebesar lima ratus juta dari banyak pengguna jejaring sosial.” (Chrisma, 2011:203)
10. Kumara khan Kumari khan adalah seorang gadis aktifis perdmaian yang berasal dari india. Berikut cuplikannya: “Air matanya mengalir pelan saat melihat korban anak-anak dan balita terkena percikan bom fosfor dan jatuh tergeletak tak bernyawa, ditangisi oleh ayah dan ibu mereka.” (Chrisma, 2011:86) “Kumari tidak meminta kalian untuk mejadi pejihad-pejihad yang berani mati seperti mereka, tetapi sumbangkanlah apa yang kau punya untuk mereka.” (Chrisma, 2011:86)
48
“Bahwa sebenarnya ia merasa mendapatkan bisikan didalam telinga dan hatinya dan tergerak untuk memberi rasa simpati juga empati bagi korban Palestina.” (Chrisma, 2011:100) 11. Resti dan Restu Mereka berdua adalah relawan dari Surabaya, Indonesia yang ikut serta menggalang dana untuk Palestina. Berikut cuplikannya: Aku, demi Allah! Jika dana yang tengah kugalang bersama Resti telah terkumpul banyak, mak akan segera kukirimkan ke pusat penerima bantuan untuk korban Palestina. Aku akan berjihad sendiri,jika Resti tidak ingin ikut bersamaku menuju tanah suci, Palestina. Aku ingin membuat diriku menjadi seseorang yang berarti, tapi bagaiman caraku agar mendapat restu ibu? Bagaimana? (Chrisma, 2011:203)
49
BAB IV PEMBAHASAN
A. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Menurut
Muhaimin
(2004:
21-22)
pendidikan
dari
perspektif
perkembangan manusia adalah : Manusia merupakan makhluk yang termulia di atara makhluk-makhluk yang lain, Allah menjadikannya dalam sebaik-baik bentuk dan kejadian, baik fisik maupun psikisnya, serta dilengkapi dengan berbagai alat potensial dan potensi-potensi dasar (fitrah) yang dapat dikembangkan dan dapat diaktualisasikan seoptimal mungkin melalui proses pendidikan. Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan adalah suatu proses pembentukan kepribadian manusia sempurna, yang dapat berguna bagi manusia yang lain. Terlebih lagi pendidikan dapat diartikan sebagai usaha membatu mengarahkan anak oleh generasi tua (pendidik) supaya dapat berkembang sesuai tujuan yang diimpikan, yaitu menjadi manusia yang sempurna, manusia yang berkepribadian baik dan bermanfaat bagi sesamanya. Adapun pendapat lain tentang pendidikan yang disampaikan dalam al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 6 yaitu : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikatmalaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang 50
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS.At-Tahrim: 6)
Dari ayat di atas dapat kita ambil pelajaran bahwa, pendidikan adalah sebuah sarana untuk menyelamatkan manusia dari kemurkaan Allah yang berupa neraka. Maka sungguh sangat jelas Alquran memberikan petunjuk bagi umatnya yang beriman untuk mencari ilmu selagi masih ada kesempatan. Dari ayat di atas pula dapat kita ambil pelajaran bahwa pentingnya pendidikan bagi umat manusia untuk hidup di dunia ini maupun di akhirat nanti. Jadi barang siapa yang tidak melaksanakan pendidikan bagi anak-anaknya dengan sebagaimana mestinya, maka akan mendapat ancaman yang berupa siksaan dari Allah, dan sebaliknya jika seseorang dapat menjaga keluarganya dengan memberikan pengarahan yang sesuai dengan tuntunan dari Allah dan Rasulnya maka untuknya akan mendapat surga sebagai balasannya. Sedangkan pendidikan akhlak Menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan
adalah
usaha
sadar
dan
terencana
untuk
mewujudkan
suasanabelajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan secara sederhana diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan (Hasbullah, 2009: 1). Sementara kata akhlak berasal dari bahasa arab akhlaaq, berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq (Pencipta), 51
makhluq (yang diciptakan), dan khaliq (penciptaan). Dari persamaan kata diatas mengisyaratkan bahwa dalam akhlak tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak khaliq (Pencipta) dengan perilaku makhluk (Manusia). Atau dengan kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkunganya baru mengandung nilai akhlak yang hakiki jika tindakan atau perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak khaliq (Tuhan), sehingga akhlak tidak saja merupakan norma yang mengatur hubungan antara manusia dengan Allah, namun juga dengan alam semesta sekalipun. Pendidikan Akhlak merupakan inti dari pendidikan islam itu sendiri. Makbulloh (2011: 142), dalam bukunya menjelaskan sedikit tentang akhlak. Akhlak adalah suatu sikap yang tertanam dalam jiwa manusia yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan, tanpa terlalu banyak pemikiran dan pertimbangan yang terlalu lama. Jika sifat tersebut memunculkan tindakan atau perbuatan yang baik yang terpuji menurut tuntunan akal dan syariah, maka sifat itu disebut dengan akhlak yang baik. Akan tetapi jika dari sifat tersebut muncul perbuatan yang buruk lagi jahat, maka disebutlah darinya memiliki akhlak yang buruk. Sedangkan Khoiri (2001: 15), menjelaskan bahwasanya akhlak adalah ilmu yang menjelaskan arti berbuat baik dan buruk manusia, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, menyatakan tujuan apa yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan melakukan apa yang harus diperbuat. Dari pernyataan di atas dapat kita ambil penjelasan bahwasanya akhlak adalah sesuatu yang berasal dari dalam jiwa manusia yang disengaja dan menjadi hal nyata dalam 52
kehidupan sehari harinya, entah itu baik atau buruk. Itu semua merupakan cermin dari akhlak sang pemilik tubuh tersebut. Akhlak juga bertujuan untuk mengajarkan orang lain bagaimana seharusnya bersikap. Akhlak adalah cerminan tindakan manusia dalam berkehendak, dan dengan itulah manusia belajar untuk mengutarakan mendapatnya. Bagaimana yang seharusnya dan yang tidak seharusnya dalam keseharian. Terlebih lagi dapat kita simpulkan nilai-nilai pendidikan akhlak yaitu segala sesuatu yang ada pada pendidikan Islam yang bersumber dari Allah SWT, yang mana dapat dijadikan sebagai dasar dan pedoman bagi manusia untuk mencapai tujuan ketika masih hidup di dunia untuk menyongsong kehidupan di akhirat kelak. Proses penyampaian nilai-nilai pendidikan akhlak dapat ditanamkan sejak masih kecil, karena pada usia muda adalah waktu yang paling tepat untuk menanamkan dan menerapkan pendidikan Islam yang paling pas untuk mematenkan kepribadian dengan nilainilai pendidikan Islam pada seorang anak. Adapun bentuk nilai-nilai pendidikan akhlak tersebut adalah sebagai berikut: 1. Nilai Akhlak kepada Allah Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai wujud seseorang dalam menanamkan aqidah dalam bentuk percaya kepada Allah. Akidah ialah proses manusia dalam mempercayai tuhannya, yang mana dalam setiap sikap dan perilaku manusia selalu didasari oleh kepercayaan akan tuhannya. Orang berakidah dapat diartikan sebagai orang yang beriman
53
kepada akidahnya, dengan beriman seseorang hamba akan selalu menjalankan dan melaksanakan perintah-Nya Menurut Muhaimin (2003: 148), mengatakan bahwasanya iman juga dapat diartikan sebagai sebuah potensi rohani atau fitrah manusia, yang harus diaktualisasikan, dikembangkan, dan ditingkatkan secara terus menerus dengan cara melakukan amal saleh, sehingga dapat dicapai prestasi rohani (iman) dalam bentuk taqwa. Percaya kepada akidah adalah bingkai terbesar manusia dalam mengembangkan makna akidah itu sendiri dengan makna Islam. Barang siapa yang mengaku bahwa dirinya seorang yang beriman, maka tentunya ia harus meyakini pokok-pokok keimanan, yang di antaranya adalah: beriman kepada Allah, beriman kepada malaikat-malaikat Allah, beriman kepada Kitab-kitab Allah, beriman kepada Rasul-rasul Allah, beriman kepada Qadha dan Qodarnya Allah, dan beriman kepada hari akhirnya Allah. (Labib, 1993: 7) Dari beberapa pemaparan di atas dapat diketahui bahwa akidah/iman adalah sebuah hal yang wajib seorang muslim percayai guna menuju muslim yang sesungguhnya. Adapun bentuk-bentuk iman diantaranya:
a. Percaya kepada Allah Iman kepada Allah yaitu iktikad seorang manusia untuk mempercayai segala sesuatu tentang Allah. Iman kepada Allah dapat diartikan sebagai percaya bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan 54
akan kembali kepada Allah. Makna iman kepada Allah juga dimaknai dalam kalimah syahadat yang berlafadz: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah”, Makna aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah ialah, hendaknya kamu mengetahui, mempercayai, beriman, dan membenarkan bahwa tiada yang wajib disembah di alam wujud ini selain Allah yang maha Esa. (Anwar, 1992: 2) Menurut sebagian ulama, iman kepada Allah mencakup tiga hal yaitu: membenarkan dengan yakin akan adanya Allah, membenarkan dengan yakin akan keesaan Allah (baik dalam perbuatan menjadikan makhluk seluruhnya maupun dalam menerima ibadat dari segenap makhluk), yakin akan adanya bahwa Allah bersifat dengan segala sifat kesempurnaan suci dari sifat kekurangan dan suci pula dari menyerupai segala yang baru (alam) (Tatapangarsa, 1979: 43). Adapun nilai iman kepada Allah dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza sebagai berikut cuplikannya : “Hai, Palestine! Kau harus lebih mempercayai Allah dari pada anak itu. Kau sama saja mendekati kesyirikan kalau percaya padanya.” (Chrisma, 2011:80) Kutipan
dalam
novel Gadis Kecil di Tepi Gaza diatas
mengajarkan tentang adanya Allah. Bahwa apa pun yang kita kerjakan dan lakukan di dunia ini jangan sekali-kali meyekutukan Allah, karena Allah lah yang maha tahu akan segala sesuatu. Sehingga senantiasa berhati-hati dalam bertindak dan berperilaku dalam kehidupan. b. Dzikir kepada Allah
55
Dzikir adalah menyebut nama Allah dan selalu ingat kepada Zat Allah diberbagai situasi apapun, baik dalam keadaan sedih ataupun senang. Seorang wajib selalu ingat kepada Rabnya. Dengan selalu berdzikir kepada Allah berarti kita selalu ingat akan kekuasaan dan karunia Allah yang telah diberikan kepada kita yang teramat sangat banyak jika kita jeli menghitungnya. Menurut Amin, (2011:1), dzikir atau dzikrullah secara etimologi dapat diartikan sebagai aktivitas unntuk mengingat Allah. Adapun menurut istilah fiqh, dzikrullah sering dimaknai sebagai amal qauliyah melelui bacaan-bacaan tertentu. Pada dasarnya dzikir memiliki cakupan makna yang sangat luas karena setiap amalan baik yang dilakukan karena Allah merupakan bagian dari berdzikir kepada-Nya. Berdzikir kepada Allah merupakan suatu rangka dari rangkaian iman dan islam yang mendapat perhatian khusus dan istimewa dari Alquran dan sunnah. Dengan selalu dzikir kepada Allah, tanda seorang hamba mengakui akan eksistensi sang maha kuasa. Dengan dzikir mewujudkan tanda baik sangka kepada Allah SWT. Allah berfirman: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan salatmu, ingatlah Allah di waktu beridiri di waktu duduk serta di waktu berbaring.” (QS. An-Nisa: 103) 56
Contoh dzikir dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza diantaranya sebagai berikut: ‘”Allahu Akbar, Yahded, kau harus maju!!!”’ (Chrisma, 2011:110) ‘”Masya Allah, katakana itu tidak benar, Ismail?”’ (Chrisma, 2011:160) Kutipan
dalam
novel Gadis Kecil di Tepi Gaza diatas
mengajarkan tentang menyebut ataupun berdzikir kepada Allah. Didalam situasi
apapun alangkah baiknya selalu mengingat Allah.
Dengan mengingat Allah hati akan selalu terjaga walau pada saat yang mencekam sekalipun karena dengan berdzikir hati akan menjadi tenang. c. Berdoa Ibnu Manzur, membagi makna doa ke dalam tiga kategori yaitu: Mengesakan dan memuji Allah; memohon ampun rahmat dan dekat kepada Allah; memohon kebahagiaan, kesejahteraan, dan keuntungan di dunia (Shaleh, 2011:92). Menurut Amin, (2011:17), berdoa merupakan sarana yang paling tepat bagi kita untuk mengajukan permohonan kepada Allah, yang juga sebagai amal qauliyah yang paling disenangi Allah. Oleh karena itu, Allah berjanji akan mengabulkan doa bagi siapa yang memohon kepada-Nya, sesuai dengan tuntunan serta petunjuk dari Allah dan Rasulullah. Jadi doa adalah permohonan sesuatu kepada Allah, sebagaimana firman Allah dalam Alquran surat Ali Imran ayat 38:
57
“Di sanalah Zakariya berdoa (memohon) kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa (permohonan)". Itulah doa Nabi Zakariya kepada Allah ketika belum juga dikarunia keturunan. Yang pada akhirnya karena doa yang terus menerus dan ikhtiar kepada Allah maka Allah pun berkenan memberikan keturunan kepada Nabi Zakariya. Contoh doa dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza diantaranya sebagai berikut: “Ya Allah, berikanlah mereka ketenangan disisi-Mu, amin….” (Chrisma, 2011:20) Dari kutipan yang lain juga dipaparkan tentang doa: “Kedua tangannya pun ditengadahkan keatas seraya berdoa dalam kebisingan suara-suara yang memekakkan ngendang telinga.” (Chrisma, 2011:20) Kutipan dalam novel tersebut ingin mengatakan bahwa betapa pentingnya doa, doa
memiliki kekuatan yang luar biasa yang bisa
menjadikan hati yang gundah menjadi tenanag serta jalan diubahnya takdir oleh Allah ke takdir lain dan Allah sangat menyukai orang yang banyak berdoa. d. Tawakal Tawakal adalah berserah diri kepada Allah, dalam menghadapi setiap cobaan, maupun rintangan. Seorang hamba wajib bertawakal jika 58
memang usahanya sudah dilaksanakan, sebagai seorang hamba wajib menyerahkan hasilnya kepada Allah. Tawakal atau berserah diri adalah jawaban seorang muslim dalam menghadapi jalannya hidup di dunia ini. Menurut Ibnu Qoyyim tawakal adalah separuh agama dan separuh lainnya adalah inabah, kembali kepada Allah (Qordhawy, 1996: 17). Tawakal adalah bekerja keras, memaksimalkan mujahadah kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT. Kalau seseorang menanam seauatu kemudian berbuah namun ternyata dimakan binatang dan dicuri orang, menurut hadits Nabi itu menjadi sedekah. Itu juga termasuk hasil. Tawakal juga berarti membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada selain Allah dan menyerahkan keputusan segala sesuatu kepada Allah SWT. Tawakal adalah upaya terakhir yang bisa dilakukan manusia jika telah merasa usahanya maksimal. Jadi bukan hanya berserah diri saja menunggu takdir yang akan datang tanpa adanya usaha. Sesuai dengan firmah Allah dalam QS. Ath Thalaq ayat 2 dan 3: 59
“Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar, dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu” Contoh Tawakal dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza diantaranya sebagai berikut: “Palestine menengadahkan wajahnya ke atas langit. Kini, ia suka sekali menatap langit, tak kenalwaktu. Tak jua pagi, siang, sore, sampai malam pun ia sering kali terlihat mengankat wajahnya mengarah pada sang langit. Berharap pada Sang Khalik yang sewaktu-waktu dapat menghentikan peperangan dan meredam amukan bom, rudal yang membabi buta.” (Chrisma, 2011:23) Dari kutipan-kutipan tersebut jelas terlihat bahwa manusia hanya bisa berusaha dan memasrahkan segala urusan dan usahanya kepada Allah. Karena Allah lah yang akan menentukan hasil akhir dari usaha manusia. Jadi, tidak perlu memiliki perasaan sedih dan putus asa untuk berusaha. Allah pasti akan menunjukkan jalan dan solisi dari permasalahan kita. Tawakal harus disertai dengan sikap yakin dan penuh harap bahwa Allah akan mengabulkan doa dan harapan kita. Karena Allah bersama prasangka hamba-Nya, jika kita berpikir baik, maka Allah juga baik. Namun, jika kita berpikir buruk, maka itu lah yang kita dapatkan.
60
e. Husnudzan kepada Allah Husnudzan atau berbaik sangka terhadap Allah, merupakan sikap mental terpuji, yang harus diwujudkan melalui sikap lahir, ucapan dan perbuatan yang baik, diridai Allah SWT, dan bermanfaat. Berbaik sangka adalah suatu perbuatan terpuji, yang lawannya yaitu berburuk sangka. Manusia alangkah baiknya berbaik sangka dengan keadaan, sepertihalnya berbaiksangka kepada Allah, dan selalu berharap bahwa semua itu pasti ada kebaikannya. Rasullullah bersabda dalam hadits, yang artinya “Aku tergantung pada prasangka hamba-Ku”. Dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza berbaik sangka dapat terceritakan ketika seorang dokter yang memberikan kata-kata kepada seorang ibu yang anaknya mati karena terkena bom, untuk selalu tabah dan sabar karena ananknya nanti diakhirat akan menjadi penolong bapak ibunya, ia akan meneuntun kedua orang tuanya naik kesurgaNya. Berikut kutipannya yaitu:
“Hanya kebesaran Allah yang memberikan warna-warni kehidupan pada awan putih, matahari, bulan, juga bintang.” (Chrisma, 2011:235) Dari potongan cerita di atas memberikan kita pelajaran tentang bagaimana cara menanggapi suatu musibah yang meninpa, semua ada baiknya dan tak terlepas dari kehendak Allah. Kebaikan akan datang setelahnya walau tidak didunia pasti kelak diakhirat kita akan mendapatkan ganti yang lebih baik.
61
Dari cerita tersebut kita juga dapat mengambil pelajaran tentang selalu berpandangan positif terhadap keadaan, pernyataan ” Janji Allah takakan pernah salah” memiliki arti bahwasanya jika Allah berjanji akan memberikan kemudahan setelah kesulitan maka hal itu pasti adanya, entah kapan pasti Allah tidak akan menyalahi janji-Nya. Berkhusnudzon
kepada Allah, dan terus beranggapan bahwasanya
kidup akan indah pada waktunya. f. Salat Salat secara etimologi berarti doa. Sedangkan menurut hakikat mengandung pengertian berharap hati (jiwa) kepada Allah dan mendatangkan takut kepada-Nya, serta menumbuhkan didalam jiwa rasakeagungan ,kebesaran-Nya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya. Secara dimensi fiqih salat adalah beberapa ucapan
atau rangkaian
ucapan dan perbuatan (gerakan) yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah, dan menurut syariat-syariat yang telah ditentukan oleh agama. (Haryanto, 2001:59-60) Diantara hal-hal yang popular diucapkan setiap muslim dan menghujam didalam hati mereka adalah bahwa ”salat itu tiang agama”. Sebenarnya memang salat itu sungguh demikian. Salat telah membuat batas pemisah antara islam dan bukan islam. Islam memberikan sifat ini damn menjadikannya tiang agama. Dan puncak ketinggian hanya semata karena kedudukan yang tinggi, keagungan nilainya,kebesaran
62
kepentingannya disisi Allah dan Rasul-Nya. (Ash-Shawwaf, 2007: 1) Allah memerintahkan kepada kita agar menjaga salat itu dengan berfirman : “peliharalah semua salat(mu), dan (peliharalah) salat wustha. Berdirilah untuk Allah (dalam salatmu) dengan khusyuk,”(QS. AlBaqarah:238) Allah telah menjadikan salat sebagai jalan untuk mencapai kemenangan, keberuntungan, kebahagiaan, dan kesuksesan baik dunua maupun akhirat, diantaranya bedasarkan pada firman Allah: “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,(yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam sembahyangnya,” (QS. AlMu’minun, 1-2) Contoh ketaatan dalam ibadah salat dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza sebagai berikut: “Palestine baru saja membasuh wajahnya dengan air wudhu dan hendak mengikuti salat berjamaah di masjid saat kumandang adzan subuh tiba.” (Chrisma, 2011:41) Salat adalah suatu ibadah yang telah ditentukan waktu pengerjaannya, wajib bagi setiap muslim untuk mengerjakannya. Salat merupakan amalan pokok dari semua amal maka sangatlah dianjurkan kepada semua umat Islam untuk menjaga salatnya. Tidak ada udzur
63
yang secara syar’i yang dengannya salat dapat ditinggalkan, melainkan disituasi apapun salat tidak boleh ditinggalkan. Seperti halnya dalam novel tersebut, disituasi yang sangat mencekam sekalipun Palestine tetap taat beribadah dan melakukan salat.
g. Jihad fi sabilillah Jihad (dari kata jahada,”upaya sungguh-sungguh”). “perang suci”, sebuah prinsip keagamaan mengenai peperangan untuk penyebaran islam di dar al-harb(“territorial non-islam yang dilukiskan sebagai”, “ajang peperangan“) atau untuk mempertahankan Islam dari serangan pihak lawan. Jika keadaan menghendaki, maka setiap laki-laki dewasa berkewajiban turut dalam perang suci ini, tetapi tidak semua orang, melainkan kewajiban tersebut terpenuhi oleh sebagian dari mereka sepanjang telah mencukupi (fard al-Kifayad). (Smith, 2002:194-195) Menurut Rohimin (2008:15), kata jihad ataupun juhd, semuanya menggambarkan upaya maksimal seseorang dalam menghadapi musuh dan mencapai tujuan, berjihad berarti bekerja keras tanpa pamrih. Tidak diragukan lagi bahwa jihad adalah amal kebaikan yang Allah syariatkan dan menjadi sebab kokoh dan kemuliaan umat islam. Sebaliknya mendapatkan kehinaan bila umat Islam meninggalkan jihad dijalan Allah. Demikian agungnya perkara jihad ini menuntut setiap muslim melakukannya untuk menggapai cinta dan keridhaan Allah.
64
Contoh
jihad dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza
diantaranya sebagai berikut: “Melawan Bani Israel dan semua Hamas yang berjuang, berjihad untuk bangsa Palestina” (Chrisma, 2011:14)
Adapun dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza diatas memberikan pelajaran bahwa rela berkorban demi bangsanya yang tertindas adalah jihad.
h. Sabar Ketahuilah bahwa salah satu anugerah yang baik dan tandatanda kebahagiaan seseorang adalah dapat bersabar menghadapi cobaan dan tetap kokoh di tengah musibah. Kata sabar berasal dari bahasa arab shabr artinya “menahan” atau “mengekang”. Bersabar artinya menahan diri dari segala sesuatu yang disukai dan tidak disukai dengan tujuan mengharap rida dari Allah SWT. (Effendy, 2012: 6) Allah berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 200 : “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.”
65
Dalam hal kesabaran ini Rasulullah memuji urusan orang mukmin, karena semua baik bagi mereka. Jika ditimpa musibah mereka bersabar dan jika diberi kenikmatan mereka bersyukur. Kesabarab yang sebenarnya yaitu ketika seseorang ditimpa musibah. Contoh keteladanan dalam kesabaran yang luar biasa dapat dilihat dari kisah Nabi Ayyub as yang ditimpa sakit yang membuatnya dijauhi orang-orang sekitar bahkan oleh istri-istrinya. Namun Nabi Ayyub as menjalani ujian tersebut dengan selalu berzikir kepada Allah dan bersyukur serta bersabar menerimanya. Sehingga Nabi Ayyub mendapat keselamatan dan pujian dari Allah SWT. Contoh kesabaran dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza diantaranya sebagai berikut: “Palestine, jika suatu hari nanti kau saksikan anggota keluargamu mati di hadapanmu, janganlah pernah menangis sampai suaramu terdengar hingga membuat orang lain tertular untuk ikut menangis.” (Chrisma, 2011:20)
Kesabaran adalah anugerah dari Allah SWT. Kadang ada orang yang ingin sekali bersabar ketika ditimpa musibah, namun hatinya masih ada rasa berat dan tidak ikhlas cobaan itu menimpanya. Maka, kesabaran adalah nikmat besar yang harus disyukuri keberadaannya.
i. Syukur Menurut Effendy (2012:13), bersyukur artinya mengungkapkan pujian kepada Sang Pemberi kebahagiaan, yaitu Allah swt. Sebab, kebahagiaan yang di berikan-Nya kepada kita tak terhitung jumlahnya. Kehidupan yang kita jalani, napas yang kita hirup, jantung yang terus
66
berdetak, dan kesehatan jasmani serta rohani merupakan sedikit dari sekian banyak nikmat yang Allah berikan kepada Kita. Oleh sebab itu, tidak ada satupun alasan bagi kita untuk tidak bersyukur kepada-Nya. Hanya orang yang tidak mampu menagkap kenikmatan dari Allah saja yang tidak mau bersyukur Syukur adalah keputusan bahagia menerima apapun yang anda dapatkan di sini dan saat ini. (Masykur, 2013:1), syukur adalah memutuskan bahagia. Kebahagiaan ini tidak sekedar senang karena mendapat yang diinginkan. Kebahagiaan di sini melapaui senang dan susah. Apapun yang didapatkan saat ini, maka memutuskan untuk bahagia. Syukur mampu memposisikan kesenangan bukan sebagai kesenangan dan kesusahan tidak sebagai kesusahan. Jika mampu melampaui kesenangan dan kesusahan, sehingga batin slalu stabil dalam bahagia itulah syukur. Contoh
syukur
dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza
diantaranya sebagai berikut: ‘"Alhamdulilla. Palestine berjoget-joget senang tak karuan. Membuat Adeeba tertawa tergelak-gelak karena melihat kelucuan dari diri Palestine yang hanya bisa dilihatnya sendiri.”’ (Chrisma, 2011:162) Syukur atas semua pemberian Allah akan menyebabkan hati menjadi lapang. Dengan karunia
yang
telah
bersyukur kita menyadari berapa banyak
Allah
menghitungnya.
67
berikan
hingga
kita
tidak
dapat
2. Nilai akhlak kepada orang lain c. Mengucapkan dan menjawab salam Salam. Syariat Islam menganjurkan untuk menyampaikan salam dan menetapkan kewajibanuntuk menjawab salam. Ketika orang islam saling bertemu satu dengan yang lainnya, salam yang diucapkan adalah al-salamuaalaykum (semoga kedamaian terlimpahkan kepadamu) sedang jawaban salam adalah waalaikum salam (dan kedamaian yang serupa terlimpahkan kepadamu juga). Seseorang dapat menambahkan kalimat wa rahmat Allah wa barokatuh (dan belas kasih serta berkah Tuhan). Salam tersebut juga diucapkan setiap terjadi perpisahan antarsesama muslim, baik dalam waktu sian maupun malam sekalipun diwaktu pagi. (Smith, 2002:352) Menurut Hidayati (1999:6), semua muslim adalah bersaudara. Oleh karena itu, bila engkau bertemu dengan teman-temanmu, ketika menelepon, memasuku rumah, berpamitan kepada bapak dan ibu waktu berangkat sekolah, ketika selesai salatmucapkanlah: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Contoh
mengucapkan salam dalam
novel Gadis Kecil di Tepi Gaza diantaranya sebagai berikut: ‘”Assalamualaikum,” sapa pemuda itu sambil meringis menahan sakit ditangan dan lutut.”’ (Chrisma, 2011:21) ‘”Assalamualaikum, Kak Yanaan!” sapa gadis itu kembali melempar punggung Yanaan dengan baru kerikil.”’(Chrisma, 2011: 294) Contoh
menjawab salam dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza
diantaranya sebagai berikut:
68
‘“waalaikumsalam.” “dimana ayahmu? ”’(Chrisma, 2011:21) ‘“Wa… waalaikumsalam, Saudaraku seiman. Kau siapa? ” (Chrisma, 2011:324)
Dengan saling menyapa, mengucap dan menjawab salam akan tercipta keharmonisan relasi antar sesama manusia. d. Birrul walidain Kedua orang tua adalah sepasang manusia yang paling berjasa dalam hidup kita . tana mereka berdua, kita tidak akan terlahir ke dunia. Tanpa pemeliharaan dan pengasuhan mereka, kita tidak akan pernah dapat tumbuh dan berkembang dengan baik hingga mencapai dewasa. Tanpa perlindungan dan pengayoman mereka, seseorang
tidak akan
pernah menemukan ketentraman dalam masa-masa pertumbuhan kita. Karena cinta dan kasih sayang yang tulus, sesorang mendapatikehidupan ini indah dan penuh bahagia. Karena keras dan jerih payah mereka, terpenuhilah segala kebutuhan seseorang. Allah berfirman: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karibkerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. 69
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,” (Q.S. Al-Nisa: 36) “Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu Karena takut kemiskinan, kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar[518]". demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).” (Q.S. Al-An am: 151) Ayat tersebut menjelaskan bahwa orang tua adalah makhluk spesial dalam hidup kita maka dari itu orang tua harus kita hormati lebih dari pada manusia lain yang ada di bumi ini. Bahkan Allah telah meninggikan derajat orang tua di atas manusia yang lain di bumi ini, Allah sudah menegaskan bahwasanya ridlo Allah terletak kepada ridlo kedua orang tua, tentunya jika kita bisa berbuat baik kepada orang tua maka Allah akan membalasnya dengan balasan yang lebih. Sebaliknya jika kita durhaka kepada kedua orang tua maka kita juga durhaka kepada Allah
70
dan tentunya balasan dari Allah akan lebih pedih, dan sesuai dengan apa yang kita lakukan. Bahkan Allah melarang kita untuk berkata kasar kepada orangt tua walaupun hanya sedikit, semua itu tercermin pada al-Qur’ an yang berbunyi: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Keduaduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekalikali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia.”(QS. Al-Isra: 23)
Contoh berbuat baik terhadap orang tua dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza sebagai berikut: “Sebuah cincin yang selalu melekat di jari manis seorang wanita yang sangat dikagumi dan dihormatinya” (Chrisma, 2011:13). Wanita yang memakai cincin tersebut tak lain adalah ibundanya. “Baik- baik disana , Ayah, Palestine mencintaimu…, muach!” (Chrisma, 2011:276) Dari kutiapan diatas memberikan pelajaran bahwa seorang anak yang sangat menghormati menyanyangi dan mencintai ayah dan ibundanya. e. Peduli
71
Pentingnya interaksi sosial adalah suatu paham bahwasanya manusia membutuhkan bantuan dengan manusia yang lain, dan adapun untuk mewujudkan keinginannya, manusia harus sebisa mungkin berinteraksi dengan manusia yang lain. Manusia adalah mahluk sosial yang mengharuskan setiap harinya berinteraksi dengan manusia lainnya ketika masih hidup, maka dari itu manusia harus bisa menjadi penolong bagi manusia lain ketika teman, saudara, atau tetangga sekalipun membutuhka bantuan. Dalam Islam juga telah dijelaskan bahwasanya manusi yang terbaik adalah manusia yang bermanfaat buat manusia yang lain. Di antara yang termsuk ibadah yang paling utama ialah saling mencintai hanya karena Allah SWT dan menjalin persaudaraan di dalam agama-Nya, dan dia termasuk buah dari akhlak yang baik dan keduaduanya terpuji. (Ghazali, 2007: 149) Peduli terhadap orang lain adalah sebuah tanda bahwa adanya saling berkasih sayang. Saling berkasih sayang dengan sesama manusia merupakan kunci kerukunan hidup. Seorang muslim tidak diperkenankan menciptakan permusuhan dan kerusakan dibumi. Orang yang selalu menebar kasih sayang, senantiasa dicintai oleh orang-orang disekitarnya dan tidak memiliki musuh sehingga hidupnya akan tentram. (Anas, 2010:182) Contoh peduli terhadap orang lain dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza sebagai berikut:
72
‘”Bangun, Palestine!” bentaknya pelan. Sampai kemudian, pemuda itu memutuskan untuk membawa gadis itu keluar dari rumah sakit karena takut kalau rumah sakit itu nantinya menjadi korban ledakan bom untuk kesekian kalinya.’ (Chrisma, 2011:188) Contoh lain : “ Lelaki itu, Phapillion Bonasacha dan Theodore, selama hampir dua puluh hari, melakukan aksi galang dana untuk korbankorban Palestina melalui jejaring dunia maya dan mendapatkan uang sumbangan sebesar lima ratus juta dari banyak pengguna jejaring social.” (Chrisma, 2011:203) Muslim yang baik adalah muslim yang saling peduli antar sesama muslim. Sesama muslim ibarat satu badan, jika salah satu badan terasa sakit maka anggota badan yang lain ikut merasakan sakit pula. Seperti halnya dalam kisah dalam novel tersebut, walaupun terpisah oleh lautan dan benua tidak menghalangi mereka untuk berpartisipasi untuk meringankan beban hidup karena walaupun jauh namun mereka juga ikut merasakan betapa pedihnya hidup dalam peperangan. f. Memotivasi Manusia merupakan mahluk sosial yang mengharuskan setiap kehidupannya tidak bisa ditunjang oleh drinya sendiri. Maka dengan itulah manusia mengharuskan setiap harinya berhubungan dengan manusia yang lain. Akhlak terhadap orang lain bisa berwujud pengucapan salam ketika bertemu, saling menghargai satu sama lain sepertihalnya tidak mengolok-olok, saling mengucapkan salam, saling tolong-menolong, dan perbuatan baik lainnya.
73
Dalam Islam juga telah dijelaskan bahwasanya manusia yang terbaik adalah manusia yang bermanfaat buat manusia yang lain. Kewajiban seorang muslim adalah saling membantu satu dengan yang lainnya, dikala saudara muslim memiliki suatu masalah maka sebagai saudara muslim yang lainnya hendaknya saling menghibur, memotivasi untuk meringankan bebannya. Persaudaraan antar manusia yang didasari keimanan dalam Islam disebut ukhuwah islamiyah. Persaudaraan yang dibangun atas dasar kejujuran akan melahirkan keikhlasan murni dan keikhlasan yang murni akan melahirkan kesetiaan dan pembelaan. Dalam persahabatan harus diperhatikan dengan siapa seseorang berteman, karena Rasulullah SAW bersabda: “manusia itu mengikuti kebiasaan temannya, maka hendak lah seseorang dari kamu melihat yang siapa akan dijadikan teman.”. Tidak semua orang dapat dijadikan teman, misalnya kita harus menghindari teman yang fasik, tidak melakukan bidah, dan tidak berambisi pada duniawi. Teman yang baik adalah teman yang jika dilihat menyenangkan dan mampu memotivasi untuk menjadi lebih baik. Seperti kutipan di atas yang menjelaskan bahwa seorang teman mampu memberikan dorongan untuk
melakukan
perbuatan
yang
baik
serta
menambah
kuat
keimanannya. Memberikan rasa nyaman bila bersama atau mendengar kata-katanya atau bahkan hanya melihat wajahnya. Persahabatan seperti
74
ini lah yang diridai Allah SWT. Seperti dalam firman Allah di bawah ini : “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”(QS Al;Ashr: 1-3) Berikut cuplikan kisah saling memotivasi antar sahabat : ‘”Yahded, seorang Hamas tidak boleh takut pada apapun.”’ (Chrisma, 2011:108) Kutipan lainnya: ‘“Yahded, sampai kapan kau bersikap lemah seperti ini?”’ (Chrisma, 2011:110) g. Rendah hati Rendah hati dalam bahasa arab adalah tawadu yaitu orang yang menghargai orang lain, ia berkata dengan lemah lembut dan mudah mamaafkan orang lain lawan dari sifat rendah hati adalah tinggi hati atau sombong atau congkak. Rendah hati merupakan sifat terpuji. Sifat rendah hati dikenal juga dengan istilah tawadu’. Rendah hati adalah sikap atau perbuatan yang tidak menyombongkan diri. Rendah hati berbeda dengan rendah diri. Rendah diri berarti minder atau tidak memiliki rasa percaya diri karena merasa mempunyai kekurangan. Sikap rendah diri harus dihindari. Sedangkan sikap rendah hati harus kita biasakan. Dalam novel
75
Gadis Kecil di Tepi Gaza contoh sikap rendah hati dapat dilihat pada saat Yanaan dibuat kagum oleh Palestin dan ia melontarkan kata-kata pujian terhadap Palestine namun Palestine tidak pernah menggubrisnya. Dia disanjung oleh beberapa temannya karena kegigihan dalam menghadapi coban hidup, Inilah cuplikan cerita novelnya: ‘Namun gadis itu tak menunjukkan kesenangan akan pujian. Ia bersikap dingin seperti es. Seolah-olah tak memerlukan pujian atas kebiasaannya tersebut.”Aku bukan orang pandai.”’ (Chrisma, 2011:46) Dari cuplikan cerita novel di atas mengajarkan untuk tidak berperilaku sombong serta bangga dengan pujian-pujian dari orang lain. Selalu rendah hati dan berbaik kepada sesama yang Palestine ajarkan ketika semua orang salut dengannaya.
4. Nilai pendidikan akhlak kepada diri sendiri a. Kuat dan Pemberani Diriwayatkan
dari
Abu
Hurairah Radhiyallahu
'Anhu,
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: ى َخي ٌْر َوأ َ َحبُّ ِإلَى ه َص َعلَى َما َي ْنفَعُك اَّللِ ِمنَ ْال ُمؤْ ِم ِن ال ه ْ يف َو ِفى ُك ٍّل َخي ٌْر احْ ِر ِ ض ِع ُّ ْال ُمؤْ ِمنُ ْالقَ ِو َولَ ِك ْن قُ ْل قَدَ ُر ه.ش ْى ٌء فَالَ تَقُ ْل لَ ْو أَنِى فَ َع ْلتُ َكانَ َكذَا َو َكذَا َوا ْست َ ِع ْن ِب ه َ َصا َبك ِاَّلل َ َ اَّللِ َوالَ تَ ْع ِج ْز َو ِإ ْن أ َ ش ْي َو َما شَا َء فَ َع َل فَإ ِ هن لَ ْو ت َ ْفت َ ُح َع َم َل ال ه ان ِ ط "Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun masing-masing ada kebaikan. Semangatlah meraih apa yang manfaat untukmu dan mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan bersikap lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah janganlah mengatakan, "Seandainya aku berbuat begini dan begitu, niscaya hasilnya akan lain." Akan tetapi katakanlah, "Allah telah mentakdirkannya, dan apa yang Dia kehendaki Dia Perbuat." Sebab,
76
mengandai-andai itu membuka pintu setan." (HR. Muslim :1290) (AlAsqalani: 2012: 576) Maksud mukmin kuat dalam hadits di atas adalah kuat imannya, bukan semata kuat fisik atau materi. Karena kuatnya fisik dan materi akan membahayakan
diri
jika
digunakan
untuk
kemaksiatan
kepada
Allah Subhanahu wa Ta'ala.Pada dasarnya, kuatnya fisik dan materi bukan sebagai pijakan mulia atau tercela. Hanya saja, jika keduanya digunakan untuk kemanfaatan di dunia dan akhirat, ia menjadi terpuji. Sebaliknya, jika digunakan untuk kemaksiatan terhadap Allah, ia menjadi tercela. Kuat dalam hadits di atas mencakup kuat fisik, jiwa, dan materi. Kemudian semua itu diikat dengan iman kepada Allah Ta'ala, ridha dan menerima qadha' dan qadar. Sehingga mukmin yang kuat dalam hadits di atas, adalah mukmin yang kuat tekad dan semangatnya khususnya dalam urusan akhirat- sehingga ia lebih banyak maju melawan musuh dalam jihad, lebih semangat keluar dan pergi menyambut jihad, lebih semangat dalam melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar, dan bersabar atas ujian di dalamnya. Kuatnya di sini mencakup kuatnya kerinduan terhadap Allah Ta'ala dan menjalankan tuntutannya berupa salat, puasa, zikir, infak, shadaqah, dan ibadah-ibadah lainnya; lebih aktif mencari dan menjaganya. Sedangkan makna mukmin lemah adalah kebalikan dari semua ini. Namun tidak boleh diremehkan, sebab ia masih dalam lingkup baik karena masih ada iman dalam dirinya. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam memerintahkan setiap mukmin, baik yang kuat maupun yang lemah, untuk bersemangat dalam mencari
77
apa yang manfaat untuk dirinya dari urusan dunia dan akhiratnya. Namun tidak boleh lupa terhadap kuasa Allah dengan senantiasa meminta pertolongan kepada-Nya dalam menjalankan usaha tersebut. "Semangatlah meraih apa yang manfaat untukmu dan mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan bersikap lemah." Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh menjelaskan maksud hadits di atas, Dan maksudnya: bersemangat dalam menjalankan sebab yang bermanfaat bagi hamba dalam urusan dunia dan akhiratnya dari sebab-sebab yang wajib, sunnah, dan mubah yang telah Allah syariatkan. Lalu dalam mengerjakan sebab tersebut, hamba tadi meminta tolong kepada Allah semata, tidak kepada selain-Nya, agar sebab itu menghasilkan dan memberi manfaat. Bersandarnya hanya kepada Allah Ta'ala dalam mengerjakannya. Karena Allah lah yang menciptakan sebab dan akibatnya. Suatu sebab tidak akan berguna kecuali jika Allah mengizinkannya. Sehingga hanya kepada Allah Ta'ala semata ia bertawakal dalam mengerjakan sebab. Karena mengerjakan sebab adalah sunnah, sementara tawakal adalah tauhid. Jika ia menggabungkan keduanya, maka akan terwujud tujuannya dengan izin Allah. Usaha dan isti'anah harus terus dilakukan, tidak boleh melemah karena malas, putus harapan, perkataan orang, perasaan tidak enak, mitos atau sebab yang tak jelas lainnya. Karena ada sebagian orang yang sudah bersemangat menggapai apa yang dibutuhkannya dan disyariatkan kepadanya, lalu ia melemah dan malas sehingga meninggalkan amal
78
tersebut. Manfaat dan mashlahat yang dibutuhkannya hilang begitu saja sehingga ia menjadi manusia merugi. Bagi seorang muslim jika melihat suatu pekerjaan yang mendatangkan manfaat dan guna untuk dirinya, hendaknya ia semangat mengerjakannya dan beristi'anah kepada Allah agar dikuatkan dan dimudahkan, lalu komitmen dan konsisten menyelesaikan pekerjaannya. Jika demikian berarti ia mengikuti wasiat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam hadits tersebut, sehingga ia terkategori sebagai mukmin yang kuat. Di samping manfaat dan mashlahat yang dibutuhkannya diperoleh, ia juga mendapatkan pahala dalam kesungguhannya tersebut. Dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza dikisahkan beberapa kisah yang menunjukkan bahwa menjadi seorang mukmin itu harus kuat dan tangguhs. Suatu misal seperti kisah seorang gadis kecil yamg berumur 11 tahun yang tak takut terhadap tentara-tentara Zionis Israel, berikut cuplikan kisahnya: ”Hai kalian! Tidak malukah kalian membunuh anak-anak Palestina? Tidak malukah kalian dianggap tidak berperikemanusiaan? Hai kalian, semiga Allah menjatuhkan bebatuan yang dibawa burung ababil untuk memusnahkan kalian semua!!! Aku benci kalian, Bani Israel!”(Chrisma, 2011:75) Adapun kisah lain yang menunjukkan nilai pendidikan mukmin harus kuat, ketika Palestine menentang para tentara Israel yang tidak sedikit jumlahnya bersama tank-tanknya, berikut cuplikannya: ‘”Hai, kenapa masih disini?” Tanya Palestine yang kala itu melihat sebuah tank berhenti disana dan tentara Israel berjejer dengan jumlah jauh lebih banyak dari sebelumnya.’ (Chrisma, 2011:208) b. Menjaga Diri 79
Menjadi wanita sholehah berarti mengikuti segala tuntunan agama sebagaimana telah disampaikan baginda Rasulullah SAW. Bagi wanitawanita yang dengan ikhlas menjalankan perintah-perintah agama dan menjauhi sesuatu yang dilarang maka Allah. Mengharamkan api neraka untuknya.(Fadilah, 2012: 169) Kemampuan menjaga diri dari perbuatan haram merupakan karunia besar dan nikmat dari Allah. Ketahuilah, bahwa kemuliaan seorang wanita diukur dari sejauh mana ia menjaga kehormatan dirinya melelui cara berbusana, cara tutur kata, cara berjalan dah lain sebagainya. Oleh sebab itu, Allah dan Rasul-Nya memberikan perintah khusus yang tidak dibebankan kaum lali-laki demi menjaga kemuliaan dan kehormatan wanita yaitu memakai jilbab, tidak keluar kecuali dengan mahramnya, tidak melembutkan ucapan kepada orang fasiq, dan tidak menghias diri seperti kaum jahiliyyah. Seperti halnya Sarah Hanabi seorang pemeran tokoh wanita dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza yang sangat kuat dalam menjaga kehormatannya walau harus bertaruh nyawa. Cuplikan ceritanya sebagai berikut: “Ia mati-matian menjaga diri dan kesuciannya pada saat detik di mana kemarahan orang-orang Zionis Israel itu naik pitam.” (Chrisma, 2011:153) ‘”Tidak,lebih baik kalian membunuhku daripada aku harus menelajangi diriku sendiri di deopan orang Yahudi terlaknat!”’ (Chrisma, 2011:154)
Dari cuplikan cerita diatas memberikan pelajaran bahwa seorang wanita muslimah yang taat terhadap syariat sehingga ia mati-matian
80
menjaga kehormatan serta kesuciannya walaupun nyawa yang harus menjadi taruhannya.
B. Karakteristik Tokoh yang meneladani akhlak Rasul 1. Palestine Dia adalah pemeran utama dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza dia adalah tokoh yang baik dalam cerita ini, dia adalah gadis yang tabah, dan merupakan orang yang pantang menyerah dan tak kenal putus asa dalam menghadapi perihnya hidup. Berikut cuplikannya: “Ketabahan Palestine itu mengundang seorang pemuda yang kala itu juga baru saja kehilangan ayah dan ibunya.” (Chrisma, 2011:20) “Untuk apa aku harus bersedih seperti kamu dan mereka, jika aku sendiripun tak tau apakah setelah menit ini dan esok masih bisa hidup.”(Chrisma, 2011:22) Dari cuplikan cerita diatas yang menggambarkan karakter Palestine sangat cocok sekali dengan nilai-nilai sabar. Hidup memang butuh perjuangan bergejolak dan kesabaran dalam menghadapi semua cobaan. Dalam islam juga dijelaskan bahwa sabar dalam hidup kehidupan adalah hal yang paling utama dan termasuk orang yang beruntung bagi mereka yang mau bersabar. Allah telah berfirman dalam Alquran dalam QS. Ali Imran: 200, yang berbunyi: “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” 81
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah menganjurkan umatnya untuk bersabar dan menguatkan kesabarannya itu sehingga menjadikannya orang yang beruntung. 2. Yanaan Yanaan adalah seorang pemuda yang bertugas mengurus orangorang di pengungsian yang menaruh perhatian dan peduli terhadap Palestine dan mengaguminya atas kesabaran, kuat dan gigihnya seorang gadis kecil yang berumur 11 tahun. Ia memberikan alat pemotong kuku untuk menjaga keselamatn diri Palestine. Berikut cuplikannya : “Untuk keselamatanmu, kalau sewaktu-waktu ada tentara israel hendak mencelakaimu, Palestine.” (Chrisma, 2011:33) 3. Adeeba Adeeba juga demikian, ia adalah seorang teman baik Palestine. Adeeba, gadis berusia delapan tahun dan memiliki indra keenam itu dapat melihat masa depan. Dimata Adeeba, ia bisa melihat Palestine yang nantinya akan terkena tembak oleh serdadu Israel ketika mereka melakukan aksi lempar kotoran kuda yang dibentuk menjadi seperti batu. Ia juga sangat peduli terhadap Palestine. Berikut cuplikannya: “Tapi, aku berjanji kan melindungimu, Palestine” (Chrisma, 2011:116) 4. Abigail Abigail adalah seorang yang menjadi tentara Israel karena ingin membalas kematian ayahnyanya yang tertembak oleh tentara Tidak seperti tentara Israel lainnya, Abigail sangat menyukai Palestine karena 82
kegigihannya. Darah muslim yang mengalir dari darah kakeknyalah yang membuat Abigail tidak menyukai peperangan dan pertumpahan darah. Abigail juga sangat peduli terhadap Palestine. Berikut cuplikannya: ‘”Hai, bagaimana keadaan dia, Palestine? Apa dia baik-baik saja?” Tanya Abigail berbisik’ (Chrisma, 2011:1169)
Dari ketiga tokoh diatas memberikan pelajaran bahwa, manusia memiliki sifat peduli, simpati dan empati yang mana ketika salah seorang manusia tertimpa musibah, orang yang lain ikut merasakan iba. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Rasulullah SAW yang artinya : “sesungguhnya yang terdekat dariku di antara kamu di dunia ialah yang terbaik akhlaknya diantara kamu serta merendahkan diri, yang mencintai dan dicintai.”
5. Yahded Haydar Yahded Haydar, ayah kandung Palestine yang ikut berjuang bergabung dengan tentara Hamas. Ia sangat menyayangi keluarganya tetapi ia rela meningglakan keluarganya demi berjihad membela bangsanya. Berikut cuplikannya : “Melawan Bani Israel dan semua Hamas yang berjuang, berjihad untuk bangsa Palestina” (Chrisma, 2011:14)
Cuplikan tersebut sesuai dengan ayat seperti di bawah ini:
83
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.”(QS Al-Baqoroh : 216 ) Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah mewajibkan untuk berjihad melawan orang kafir yang yang secara terang-terangan mengajak umat muslim untuk berperang. Berjihad dijalan Allah adalah perbuatan yang sangat mulia, orang yang mati dalam berjihad niscaya Allah berikannya Surga.
Selain itu dia memiliki jiwa yang sangat penyayang. Berikut cuplikannya: ‘”Iya, Palestine. Ini ayah, bagaimana keadaanmu? Apa kau merasakan sakit?” Tanya Yahded cemas dan sedih ketika ia menatap balutan perban di dada Palestine.’ (Chrisma, 2011:176)
Dari kutipan diatas, Yahded Haydar adalah sosok ayah yang sangat menyayangi anaknya. Anak memang harta yang paling berharga bagi kedua orang tuanya, hal ini sesuai firman Allah “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalanamalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” ( QS Al-Kahfi : 46) Anak adalah perhiasan dunia yang paling berharga yang dimiliki 84
oleh kedua orang tuanya. harta yang paling ditunggu-tunggu bagi kedua orang tua.sebagai buah hati yang mampu menjadi pemikat dan perekat yang kokoh, sumber semangat hidup. 6. Sarah Hanabi Sarah Hanabi adalah adik dari Yahded Haydar yang tak lain adalah ayah
dari
tokoh
utama
Palestine,
ia
dipenjara
karena
diduga
menyembunyikan informasi tentang keberadaan Hamas. Ia sangat kuat dalam menjaga dirinya, sampai ia tadak takut walau dibunuh sekalipun. Berikut cuplikannya: “Ia mati-matian menjaga diri dan kesuciannya pada saat detik di mana kemarahan orang-orang Zionis Israel itu naik pitam.” (Chrisma, 2011:153) Adapun kutipan lainnya: ‘”Tidak,lebih baik kalian membunuhku daripada aku harus menelajangi diriku sendiri di deopan orang Yahudi terlaknat!”’ (Chrisma, 2011:154) Dari kutipan diatas, Sarah Hanabi adalah seorang wanita yang sangat menjaga kehormatan dan keuciannya, hal ini sesuai dengan firman Allah : 85
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”(An-Nur :31)
7. Latief Latief adalah tentara Hamas yang tak lain adalah teman dari ayah Palestine. Semanagat juangnya sangat tinggi sampai-sampai ia berani mati dengan meledakkan diri ketika nyawa terancam oleh tentara Zionis Israel. Berikut cuplikannya: “Bom bunuh diri benar-benar dialakukan oleh Latief dan temntemannya dan mengejutkan seluruh tentara Israel yang tengah bertugas, termasuk Yahded yang menoleh kebelakang dan menyaksikn api besar meledakkan mobil itu menjadi puing-puing yang berserakan.” (Chrisma, 2011:154)
86
Latief adalah sosok pejuang islam yang rela berkorban nyawa sekalipun, ia rela mati daripada ditangkap dan dipenjara oleh tentara Zionis Israel. Ia berani mati karena Allah sudah janjikan kepadanya kemenangan diakhirat nanti bahkan ia akan hidup disisi tuhan dan diberi rizki. Hal ini sesuai dengan Firman Allah: “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.“ (QS Ali- Imran:169-170)
Latif juga sosok teman yang sering memotivasi Yahded Haydar ketika ia tengah lengah dan putus asa dalam berjihad. Berikut cuplikannya: ‘”Yahded,seorang Hamas tidak boleh takut pada apapun.”’ (Chrisma, 2011:108) Kutipan lainnya: ‘“Yahded, sampai kapan kau bersikap lemah seperti ini?”’ (Chrisma, 2011:110)
Dari kutipan diatas Latif dalam kisahnya mengajarkan bahwa, sesama muslim harus saling berpesan dalam kebaikan. Hal ini sesuai dengan firman Allah: 87
“Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Mereka (orangorang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan.” .(Q.S. Al- Balad :17-18) 8. Theodore, Papillion Bonasacha, Kumari Khan, Resti dan Restu Mereka semua adalah aktivis kemanusiaan dari berbagai negara antusias terhadap nasib muslim di Palestina dan
selalu memberikan
respon negatif tentang perang antaragama dan jauh mencintai kedamaian. Mereka penggalang dana dari berbagai Negara yang peduli terhadap saudara-saudara di Palestina yang sedang dilanda perang yang berkepanjangan. Theodore adalah seorang berkewarganegaraa perancis, aktivis yang selalu memberikan respon negatif tentang perang antaragama dan jauh mencintai kedamaian. Seorang pemuda yang berperikemanusiaan tinggi ia menggalang dana bersama temannya Phaillion Bonasacha melalui jejaring media sosial untuk disumbangkan Palestina. Papillion adalah seorang aktivis teman Theodore. Ia juga memiliki jiwa kemanusiaan tinggi seperti temannya Theodore. Berikut cuplikannya: “ Lelaki itu, Phapillion Bonasacha dan Theodore, selama hampir dua puluh hari, melakukan aksi galang dana untuk korban-korban Palestina melalui jejaring dunia maya dan mendapatkan uang sumbangan sebesar lima ratus juta dari banyak pengguna jejaring sosial.” (Chrisma, 2011:203)
88
Kumari khan adalah seorang gadis aktifis perdmaian yang berasal dari india. Berikut cuplikannya: “Air matanya mengalir pelan saat melihat korban anak-anak dan balita terkena percikan bom fosfor dan jatuh tergeletak tak bernyawa, ditangisi oleh ayah dan ibu mereka.” (Chrisma, 2011:86) “Kumari tidak meminta kalian untuk mejadi pejihad-pejihad yang berani mati seperti mereka, tetapi sumbangkanlah apa yang kau punya untuk mereka.” (Chrisma, 2011:86) “Bahwa sebenarnya ia merasa mendapatkan bisikan didalam telinga dan hatinya dan tergerak untuk memberi rasa simpati juga empati bagi korban Palestina.” (Chrisma, 2011:100) Resti dan Restu, mereka berdua adalah relawan dari Surabaya, Indonesia yang ikut serta menggalang dana untuk Palestina. Berikut cuplikannya: Aku, demi Allah! Jika dana yang tengah kugalang bersama Resti telah terkumpul banyak, mak akan segera kukirimkan ke pusat penerima bantuan untuk korban Palestina. Aku akan berjihad sendiri,jika Resti tidak ingin ikut bersamaku menuju tanah suci, Palestina. Aku ingin membuat diriku menjadi seseorang yang berarti, tapi bagaiman caraku agar mendapat restu ibu? Bagaimana? (Chrisma, 2011:203) Relawan-relawan tersebut memberikan pelajaran bahwa antar sesama muslim adalah saudara dan sesama muslim ibarat satu badan jika salah satu anggota badan terasa sakit maka, anggota yang lain ikut merasakan sakit pula. Dengan saling membantu akan mempererat hubungan antar sesama muslim, hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat Al-Hujurat ayat 10 : 89
“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”
C. Implikasi Nilai-nilai Pendidikan akhlak dalam Kehidupan Sehari-hari Implikasi adalah keterlibatan atau keadaan terlibat (Setiawan,2012). Implikasi nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza pada kehidupan sehari-hari yaitu tentang pentingnya penanaman akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan akhlak setidaknya menjadi filter untuk memilah-milah apa yang harus diikuti dan mana yang harus diikuti seiring kemajuanilmu dan teknologi. Meneladani akhlak rasul yang terdapat dalam novel Gadis kecil di Tepi gaza seperti halnya beriman, tawakkal, salat, sabar, syukur dan lain sebagainya dalam kehidupan adalah suatu upaya yang nyata untuk mewujudkan akhlakul karimah. Dengan meneladani akhlak tersebut kehidupan bangsa akan lebih berkualitas tentunya. Begitu pula sebaliknya jika akhlak rusak, maka akan banyak penyimpangan yang terjadi. Banyak orang yang akhlaknya rusak karena mengikuti arus zaman yang tidak sesuai dengan tuntunan agama. Kerusakan akhlak ini terjadi karena kurangnya pembentengan diri dan pendidikan yang layak dalam hal penanaman akhlak. Pendidikan akhlak merupakan inti dari pendidikan Islam itu sendiri. Makbulloh (2011: 142) menjelaskan sedikit tentang akhlak. Akhlak adalah suatu sikap yang tertanam dalam jiwa manusia yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan, tanpa terlalu banyak pemikiran dan pertimbangan yang terlalu lama. Jika sifat tersebut memunculkan tindakan atau perbuatan yang baik yang terpuji menurut tuntunan akal dan syariah, maka sifat 90
itu disebut dengan akhlak yang baik. Akan tetapi jika dari sifat tersebut muncul perbuatan yang buruk lagi jahat, maka disebutlah darinya memiliki akhlak yang buruk. Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam. Berkualitas atau tidaknya seorang manusia tergantung pada bagaimana akhlaknya. Semakin baik akhlaknya, maka semakin mulia dirinya di hadapan manusia terlebih di hadapan Allah SWT. Sebaliknya, semakin buruk akhlaknya maka akan semakin hina dia di hadapan manusia apalagi di hadapan Allah SWT.
Dari berbagai uraian diatas telah kita ketahui bahwa kunci kebahagiaan dunia dan akhirat adalah pendidikan, terutama pendidikan akhlak mulia. Dalam lingkup kecil, misalnya lingkungan sekolah pun akhlak mulia juga sangat dibutuhkan. Seorang anak yang tidak memiliki akhlak yang baik pasti akan dijauhi oleh teman-temannya, teman-temannya merasa enggan untuk berteman dengannya. Begitu juga dalam dunia kerja. Sebuah intansi akan memilih seseorang yang memiliki kepribadian yang baik untuk diterima bekerja. Karena hal ini menyangkut kinerja seseorang yang akan membuat instansi tersebut maju atau tidak. Pendidikan akhlak begitu penting. Seseorang yang berakhlak baik akan dipandang Allah lebih mulia dibanding orang yang tidak berahlak. Orang lain pun melihat seseorang juga dari akhlaknya, baik atau buruk orang tersebut. Musuh-musuh Islam pun pernah gentar menghadapi umat Islam karena keluhuran akhlaknya. Namun sekarang mereka tidak lagi takut pada kita,
91
karena mereka telah berhasil menggerus akhlak umat Islam dengan propaganda-propaganda mereka. Penanaman akhlak sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Jika akhlak rusak, maka akan banyak penyimpangan yang terjadi. Banyak diantara orang-orang yang memiliki intelektual yang tinggi namun akhlaknya buruk. Misalnya tindakan korupsi yang terjadi dari pemerintahan tingkat desa sampai tingkat nasional, penipuan,dan bentuk-bentuk tindakan kriminal lain yang terencana dengan rapi. Kecerdasan mereka tidak membuat akhlak mereka menjadi baik. Ini membuktikan bahwa kecerdasan seseorang belum tentu membawa akhlak yang baik baginya. Maka, pendidikan akhlak sangat penting untuk diperhatikan. Globalisasi telah memberikan kemudahan dalam hal apa pun bagi siapa pun. Penanaman akhlak pun sangat diperlukan sebagai pondasi awal penerus bangsa yang tangguh. Oleh karena itu, untuk mendidik generasi penerus agar berakhlak mulia di mulai lah dari diri sendiri untuk memperbaiki akhlak kita. Karena mengajarkan akhlak tidak cukup dengan teori saja, namun ada keteladanan yang harus ditunjukkan agar lebih mengena dan dapat diterima dengan mudah. Pendidikan akhlak lebih banyak diperoleh dari jalur pendidikan nonformal. Seseorang mempelajari akhlak dari lingkungan sekitar. Pihak yang paling berperan dalam pengembangan akhlak yaitu lingkungan di mana ia beartivitas, terutama keluarga dan lingkungan rumah. Namun, pendidikan formal juga perlu untuk mendukung upaya penanaman akhlak ini. Seperti yang
92
telah dicanangkan pemerintah melalui penerapan kurikulum 2013 dengan adanya mata pelajaran budi pekerti. Upaya pemerintah ini sangat membantu pendidik untuk menanamkan akhlak dan moral yang baik dalam diri anak. Novel Gadis Kecil di Tepi Gaza merupakan salah satu fasilitas bagi masyarakat untuk belajar bagaimana menanamkan nilai-nilai pendidikan akhlak. melalui karya sastra pendidikan akhlak dapat disajikan dengan rapi dan menarik, apalagi kisah yang disajikan adalah kisah nyata yang dapat langsung diambil keteladanannya. Buku ini bukan hanya menyajikan cara menanamkan pendidikan akhlak, namun juga sarana untuk bermuhasabah apakah diri kita telah memiliki akhlak tersebut dan kita telah amalkan dalam kehidupan kita. Buku ini menyajikan akhlak-akhlak seseorang yang keras jalan hidupnya. Namun sebenarnya nilai-nilai akhlaknya bukan hanya untuk orang-orang yang mendapat cobaan hidup yang pahit saja. Semua lapisan masyarakat dapat merujuk pada buku ini untuk mempelajari bagaimana seharusnya kita berakhlak. Mendidik anak-anak, itu lebih mudah dibandingkan mengajarkan sesuatu kepada anak remaja apalagi orang dewasa. Maka diperlukan upaya maksimal untuk memberikan pendidikan akhlak ini kepada generasi penerus kita sejak dini. Bangsa yang kuat adalah bangsa yang memiliki generasi penerus yang kuat pula. Bukan hanya kuat intelektualnya, namun juga kuat spiritual dan kepribadiannya.
93
Kepribadian generasi yang kokoh akan berpengaruh terhadap kokohnya sebuah negara, karena kuatnya sebuah negara ditentukan bagaimana akhlak generasi penerusnya. Generasi yang memiliki akhlak yang kuat akan menjadi penopang kelanjutan nasib sebuah bangsa.
94
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah
melakukan
pembahasan
dan
menganalisis
pada
bab
sebelumnya maka dapat penulis simpulkan: 1. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza yaitu: a) Akhlak terhadap Allah SWT yang terdiri dari: bereriman kepada Allah, dzikir kepada Allah, berdoa, tawakal, husnudzan kepada Allah, salat, jihad fi sabilillah, sabar, syukur. b) Akhlak terhadap orang lain yang terdiri dari: mengucapkan dan menjawab salam, birrul walidain, peduli, memotivasi, rendah hati. c) Akhlak terhadap diri sendiri yang terdiri dari: kuat dan pemberani, menjaga diri. 2. Karakteristik tokoh yang meneladani akhlak Rasul a) Palestine berkarakter sabar, taat dalam salat b) Yanaan berkarakter peduli terhadap sesama c) Adeeba berkarakter peduli terhadap sesama d) Abigail berkarakter peduli terhadap sesama e) Yahded Haidar berkarakter peduli terhadap keluarga, penyayang, jihad fi sabilillah f) Sarah Hanabi berkarakter teguh dalam menjaga kehormatan diri. 95
g) Latief berkarakter memotivasi terhadap sesama h) Theodore berkarater peduli terhadap sesama terbukti dengan simpati dan empatinya dalam penggalangan dana bagi korban perang di Palestina i) Phapillion Bonasacha berkarakter peduli terhadap sesama terbukti dengan simpati dan empatinya dalam penggalangan dana bagi korban perang di Palestina j) Kumari Khan berkarater peduli terhadap sesama terbukti dengan simpati dan empatinya dalam penggalangan dana bagi korban perang di Palestina k) Resti berkarater peduli terhadap sesama terbukti dengan simpati dan empatinya dalam penggalangan dana bagi korban perang di Palestina l) Restu berkarater peduli terhadap sesama terbukti dengan simpati dan empatinya dalam penggalangan dana bagi korban perang di Palestina 3. Implikasi nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Implikasi
adalah
keterlibatan
atau
keadaan
terlibat
(Setiawan,2012) Implikasi nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza pada kehidupan sehari-hari yaitu tentang pentingnya penanaman akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Meneladani akhlak rasul yang terdapat dalam novel Gadis kecil di Tepi gaza seperti halnya beriman, tawakkal, salat, sabar, syukur dan lain sebagainya dalam kehidupan adalah suatu upaya yang nyata untuk mewujudkan akhlakul karimah. Dengan meneladani akhlak Rasullullahh tersebut kehidupan
96
bangsa akan lebih berkualitas tentunya, begitu pula sebaliknya. Banyak diantara orang-orang yang memiliki intelektual yang tinggi namun akhlaknya
buruk.
Misalnya
tindakan
korupsi
yang terjadi
dari
pemerintahan tingkat desa sampai tingkat nasional, penipuan,dan bentukbentuk tindakan kriminal lain yang terencana dengan rapi. Kecerdasan mereka tidak membuat akhlak mereka menjadi baik. Ini membuktikan bahwa kecerdasan seseorang belum tentu membawa akhlak yang baik baginya. Maka, pendidikan akhlak sangat penting untuk diperhatikan. Globalisasi telah memudahkan segala aspek kehidupan yang kadang melalaikan manusia. Namun sebagai seorang yang beriman kita harus bisa memilah-milah mana yang perlu diambil dan mana yang harus dibuang. Untuk itu, diperlukan kekuatan akhlak mulia untuk bisa membentengi diri dari pengaruh buruk globalisasi. Kepribadian generasi yang kokoh akan berpengaruh terhadap kokohnya sebuah negara, karena kuatnya sebuah negara ditentukan bagaimana akhlak generasi penerusnya. Generasi yang memiliki akhlak yang kuat akan menjadi penopang kelanjutan nasib sebuah bangsa.
B. Saran 1. Bagi Orang Tua Pendidikan akhlak adalah hal yang paling mendasar yang harus orang tua ajarkan kepada anak-anak jika ingin memiliki anak-anak yang shaleh dan shalihah. Banyak orang yang berpengetahuan dan pandai
97
namun banyak juga yang terjermus dalam keburukan. Maka dari itu peran pedidikan akhlak sangat penting untuk membentengi dan meluruskan jalan menuju kehidupan yang lebih baik. Semakin dini anak dikenalkan dengan pendidikan akhlak maka akan semakin kuat karakter kepribadiannya. Jadikan lah keluarga sebagai tempat berkembangnya akhlakul karimah. 2. Bagi Dunia Sastra Dalam membuat sebuah karya, sebaiknya tidak hanya memuat tentang keindahan dan hiburan semata sebagai daya jual namun juga memperhatikan isi dan memasukkan pesan-pesan yang dapat diambil dari karya sastra tersebut. Sehingga karya sastra tersebut menjadi lebih bermakna. 3.
Bagi Dunia Pendidikan Metode
pembelajaran
dalam
pendidikan
harus
semakin
dikembangkan terlebih di era globalisasi sekarang ini. Salah satunya dengan penggunaan media pembelajaran yang efektif dan efisien dalam rangka melaksanakan pendidikan melalui media cerita yang inspiratif dalam mendidik siswa. 4. Bagi Dunia Penelitian Banyak hal yang masih perlu dikaji tidak hanya melalui lingkungan sekitar akan tetapi kita juga dapat mengkaji karya-karya yang hebat dan menginspirasi yang justru belum banyak diketahui oleh banyak orang.
98
DAFTAR PUSTAKA
Al- Asqalani, Imam Al- Hafidz Ibnu Hajar. 2012 Bandung: Mizan Media Utama
BULUGHUL MARAM.
Amin, Samsul Munir, Haryanto Al-Fandi. 2011. Etika Berdzikir Bedasarkan Alquran dan Sunnah. Jakarta: Imprint Bumi Aksara Aminuddin. 1991. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: CV Sinar Baru Anwar,Moch. 1992. SULLAMUT-TAUFIQ berikut penjelasannya terj. Bandung: CV. Sinar Baru Offset Anas, Fatkhul. 2010. The Miracle of Quranic Motivation. Jakarta: Citra Risalah Arikunto,Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Sesuatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta Ash- shawwaf, Muhammad Mahmud. 2007. Sempurnakan Salatmu, Yogyakarta: Mitra pustaka Chrisma W., Vanny. 2011: Gadis Kecil di Tepi Gaza, Surabaya: Diva Press Efendi, Winna, 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajahmada University Press. Effendy, Yudi. 2012. Sabar & Syukur. Jakarta: Qultum Media Feisal, Jusuf Amir. 1995. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gema Insani Press Fadilah, Nor. 2012. Tingkah laku Wanita Yang Dijamin Masuk Surga. Jogjakarta: Sabil Halim, Nipan Abdul. 2000. Menghias Diri dengan Akhlak Terpuji. Yogyakarta: Mitra Pustaka Haryanto, Sentot. 2001. Psikologi Salat. Yogyakarta: Mitra Pustaka Hasbullah. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Hidayati, Anisa. 1999. Anak Sholeh Tanamkan Iman Sejak Dini. Yogyakarta: Mitra Pustaka 99
Ihsan, Fuad. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Ilyas, Yunahar. 2007. Kuliah Akhlak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset Khoiri, Alwan, dkk. 2001. Akhlak Tasawuf. Yogyakarta: Pkja Akademik UIN suka Yogyakarta. Kosasih, Djahiri. A. 1998. Menelusuri Dunia Efektif- Nilai Moral dan Pendidikan Nilai Moral Norma. Bandung Lab PPKN FPLPS IKIP Bandung Mz, Ust Labib (Ed). 2004. Imam Ghazali Ringkasan Ihya’ Ulumuddin. Surabaya: Bintang Usaha Jaya Makbuloh, Deden. 2011. Pendidikan Agama Islam (Arah Baru Pengembangan Ilmu dan Kepribadian di Perguruan Tinggi). Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada Manaan, Abdul. 2009. Strategi Meningkatkan Mutu Diri. Hidayatullah Masykur, M. Syafi. 2013. Terapi Bersyukur Menjadi Kaya Harta,Bahagia Ala: Nabi Muhammad Saw. Yogyakarta: Messemedia Maslikhah. 2013. Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa. Yogyakarta: Trustmedia Moleong, Lexy J, 2005, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Muhaimin, dan Abdul Mujib. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya. Bandung: Trigenda Karya Muhaimin. 2003. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: PSAM Muhaimin. 2004. Paradigma Pendidikan Islam (Upaya Pengektefiktifan Pendidikan Agama Islam). Bandun: PT Remaja Rosdakarya Nurgiantoro, Burhan. 1988. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajahmada University Press. Purwodarminto, WJS.1999. Kamus Umum Bahasa Idonesia. Jakarta: Balai Pustaka Purbaka, watja, Soerganda, et. al. 1981. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung Qardhawy, Yusuf. 1996. Tawakal. Jakarta: Pustaka Al Kautsar 100
Ratna, Nyoman Kuntha. 2009. Teori, Metode Penelitian Pendidikan Sastra (Dari Strukturalistik hingga Postrukturalisme, Perspektif Wacana Naratif). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Rohimin. 2006. Jihad Makna dan Hikmah. Jakarta: Gelora Aksara Pratama Saleh, Muwafik. 2011. Belajar dengan Hati Nurani. Jakarta: Erlangga Smith, Huston.1998. Cyril Glasse Ensiklopedi islam. Jakarta: fajar Interpratama Offset Tatapangarsa, Humaidi. 1979. Kuliah Aqidah Lengkap. Surabaya: PT Bina Ilmu Setiawan, Ebta. 2012 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus versi online/daring (dalam jaringan) (Online), (http://kbbi.web.id/implikasi, Diakses 3 Oktober 2016)
101
102
Percakapan dengan penulis buku via WhatsApp Ket: : Penulis : Pengarang
Vanny Chrisma W.
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama
: Ali Mustofa
Tempat Tanggal Lahir
: Boyolali, 4 Maret 1994
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: Ds. Selodoko, RT 05 RW 02, Ampel, Boyolali
Pendidikan
: 1. TK Bhakti Pertiwi 2. SDN Selodoko 1 3. SMP Negeri 1 Ampel 4. SMK Negeri 1 Tengaran
Pengalaman Organisasi
: 1. Karang Taruna RT 05 RW 02, Ampel, Boyolali 2. LDK Fathir Ar Rasyid IAIN Salatiga 3. Hadroh Syifaul Mustofa
115