Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Nilai Karakter Mahasiswa Dalam Pembelajaran Aktif Dengan Tugas Berbasis Media Video Phy 2048 dan Phy 2049 Mata Kuliah Bahasa Inggris Untuk Fisika Asrizal Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang
[email protected] Abstrak. Integrasi nilai karakter dalam pembelajaran merupakan suatu strategi untuk menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi dan bergaul secara sehat di era global. Dengan dasar ini inovasi pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai karakter penting dilakukan. Tujuan penelitian adalah untuk menyelidiki nilai pendidikan karakter dan hasil belajar mahasiswa dalam pembelajaran aktif dengan tugas berbasis media video Phy 2048 dan Phy 2029 pada mata kuliah bahasa Inggris untuk fisika. Jenis penelitian yang dilakukan adalah PTK. Model PTK yang diterapkan dalam penelitian adalah model siklus. Penelitian terdiri dari dua siklus dan setiap siklus terdiri dari empat kali pertemuan. Pelaksanaan setiap siklus terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Instrumen pengumpul data pada penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu lembaran observasi dan tes hasil belajar. Data yang didapat dianalisis melalui empat cara yaitu metode grafik, analisis statistik deskriptif, analisis regresi dan korelasi, dan uji perbandingan dua rata-rata berkorelasi. Berdasarkan analisis data dapat dikemukakan dua hasil utama dari penelitian ini. Pertama, penerapan pembelajaran aktif dengan tugas berbasis media video Phy 2048 dan Phy 2049 telah mampu membentuk nilai karakter mahasiswa. Kedua, penerapan pembelajaran aktif dengan tugas berbasis media video Phy 2048 dan Phy 2049 mampu meningkatkan hasil belajar mahasiswa yang ditandai meningkatnya nilai rata-rata dari 59,42 menjadi 66,60. Kata Kunci: Pembelajaran aktif, Tugas, Media Video, Phy 2048, Phy 2049, Karakter
PENDAHULUAN Dalam era globalisasi diperlukan SDM yang unggul dan mampu untuk menunjukkan eksistensi dan kompetensinya dalam berkompetisi secara sehat. Untuk menghadapi era ini diperlukan kompetisi yang tinggi dan karakter yang cerdas untuk sukses dalam dunia kerja. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mempersiapkan lulusan yang memiliki kompetensi tinggi dan karakter cerdas. Dengan demikian mereka mampu berkompetisi dan bergaul di era global. Dalam memenuhi SDM yang berkualitas, pendidikan memiliki peran yang penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembang
kan kemampuan, membentuk karakter dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara umum pendidikan nasional bertujuan untuk mengembang kan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang memiliki karakter cerdas. [1]. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan di Perguruan Tinggi diperlukan pembelajaran yang mampu mendorong pembentukan kompetensi mahasiswa. Pada hakikatnya pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Bagian terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadinya proses belajar [2].
Semirata 2013 FMIPA Unila |281
Asrizal: Nilai Karakter Mahasiswa Dalam Pembelajaran Aktif Dengan Tugas Berbasis Media Video Phy 2048 dan Phy 2049 Mata Kuliah Bahasa Inggris Untuk Fisika
Dalam proses pembelajaran dosen perlu menciptakan suasana pembelajaran yang melibat kan peserta didik secara aktif. Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang mendorong dan memfasilitasi peserta didik untuk terlibat secara aktif untuk mengkonstruksi kompetensi. Mereka terlibat aktif dalam membaca, menulis, memecah kan persoalan, mendiskusikan, mempresentasikan, dan sebagainya. Pembelajaran mendorong peserta didik untuk terlibat secara aktif baik intelektual maupun mental untuk mengembangkan keterampil an kognitif, motorik, dan sosial [3]. Penerapan pembelajaran aktif memfasilitasi peserta didik untuk mengalami suatu peristiwa. Mereka terlibat secara aktif berinteraksi dengan berbagai komponen pembelajaran. Disamping itu, mereka saling berkomunikasi dan melakukan refleksi terhadap materi yang dipelajari. Karena itu, secara umum suasana pembelajaran yang dapat membuat peserta didik terlibat aktif terdiri dari empat komponen yaitu: pengalaman, interaksi, komunikasi, dan refleksi [4]. Tugas memiliki kedudukan penting dalam pelaksanaan suatu pembelajaran aktif. Pemberian tugas dapat diartikan sebagai suatu cara interaksi pembelajaran yang ditandai dengan adanya tugas dari dosen untuk dikerjakan mahasiswa baik di kampus maupun di rumah secara perorangan atau berkelompok [5]. Dari kutipan dapat dikemukakan bahwa pemberian tugas dapat mendorong terjadinya interaksi dalam proses pembelajaran. Pemberian tugas mendorong mahasiswa untuk memperdalam konsep secara leluasa, melatih mereka kearah belajar mandiri, memanfaatkan waktu luang untuk belajar dan memperkaya pengalaman. Tugas yang diberikan dosen dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menyenang kan
282| Semirata 2013 FMIPA Unila
serta efektif dan efisien bagi mahasiswa. Tugas juga dapat memberi kesempatan kepada mereka untuk menerima informasi, mengaplika sikan informasi, dan menganalisis informasi tersebut [6]. Dalam pembelajaran fisika pemberian tugas adalah sangat penting. Mahasiswa tidak mungkin dapat menguasai materi pembelajaran fisika yang telah disajikan secara mantap hanya dengan memberikan contoh soal dalam kelas. Dengan alasan ini, alokasi waktu yang cukup perlu diberikan agar mereka dapat mengerjakan tugas baik di kampus maupun di rumah. Dengan cara ini, mereka diharapkan dapat lebih memahami dan menguasai materi pembelajaran. Ada beberapa alasan pentingnya pemberian tugas dalam pembelajaran antara lain: dapat membangkitkan peserta didik agar lebih giat belajar, dapat memupuk rasa tanggung jawab, dapat memupuk rasa percaya diri, dan dapat mengembangkan pola berpikir keterampilan maupun efektif sesuai dengan tugas yang diberikan [7]. Bahasa Inggris untuk Fisika merupakan salah satu mata kuliah yang penting di jurusan fisika karena membekali mahasiswa untuk menerapkan bahasa Inggris dalam fisika. Mata kuliah ini termasuk kedalam mata kuliah bahasa Inggris untuk tujuan khusus yang dikenal dengan ESP. ESP merupakan suatu pendekatan pembelajaran dan penggunaan bahasa Inggris untuk bidang dan kajian khusus sesuai dengan kebutuhan bidang ilmu dan profesi pengguna. Tujuan ESP adalah agar mahasiswa mampu menguasai dan menerap kan bahasa Inggris pada bidang yang mereka pelajari. Tujuan ini umumnya dipahami sebagai manfaat dan peran bahasa Inggris sebagai alat komunikasi baik lisan maupun tulisan dalam bidang ilmu tertentu. Pemberian tugas dalam pembelajaran bahasa Inggris untuk fisika dapat dilakukan melalui berbagai cara. Salah satu untuk meningkatkan keterampilan bahasa Inggris
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
dan nilai karakter mahasiswa adalah melalui media video Phy 2048 dan Phy 2049. Video Phy 2048 adalah suatu video yang menantang mahasiswa untuk belajar secara teratur dan mengerjakan pekerjaaan rumah. Materi pembelajaran pada video sesuai dengan Fisika Dasar 1 untuk mahasiswa fisika dan rekayasa untuk semester 1. Disisi lain video Phy 2049 adalah video yang menyediakan materi pembelajaran pendahuluan fisika untuk mahasiswa fisika dan rekayasa yang setara dengan Fisika Dasar 2 [8]. Materi dan cara penyajian pada video ini relevan dengan pengembangan kompetensi mahasiswa Fisika. Ada banyak kelebihan video ketika digunakan sebagai media pembelajaran. Video merupakan media yang cocok untuk berbagai media pembelajaran seperti kelas, kelompok kecil, dan individual. Dari itu, video dengan durasi yang hanya beberapa menit mampu memberikan keluwesan lebih bagi dosen dan dapat mengarahkan pembelajaran secara langsung pada kebutuhan mahasiswa [9]. Dengan media video mahasiswa dapat mendengarkan dan mengamati secara langsung suatu peristiwa atau pesan yang ingin disampaikan. Keunggulan video sebagai media pembelajaran antara lain: dapat menstrimulir efek gerak, dapat diberi suara maupun warna, tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya, tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya, dapat diputar ulang, diberhentikan sebentar, dan sebagainya. Dalam prakteknya kontrol dari media video ada pada pengguna [10]. Dalam pelaksanaan pembelajaran seorang dosen seharusnya mampu mengubah perilaku mahasiswa dalam bentuk kompetensi. Salah satu bentuk kompetensi dari hasil pembelajaran adalah terbentuknya karakter mahasiswa. Karakter merupakan nilai perilaku manusia yang berhubung an dengan Tuhan, diri sendiri,
sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat [11]. Pengertian lain dari karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan tiap akibat keputusan yang dibuat [12]. Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidup an sehari-hari. Karena itu, pembelajaran nilai karakter tidak hanya berada pada ranah kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi dan pengamal an nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat [13]. Integrasi nilai pendidikan karakter dapat dilakukan kedalam pembelajaran untuk memben tuk karakter mahasiswa. Pengintegrasian nilai-nilai karakter bangsa kedalam kegiatan pembelajaran berarti memadukan, memasukkan, dan menerap kan nilai-nilai yang diyakini baik dan benar dalam rangka membentuk, mengembangkan, dan mem bina perilaku atau kepribadian peserta didik sesuai jatidiri bangsa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Integrasi nilai-nilai karakter bangsa pada kegiatan pembelajaran dapat dilakukan melalui tahapan pembelajaran meliputi: perencana an, pelaksanaan, dan evaluasi [14]. Pendidikan karakter dapat memiliki tujuan yang pasti, apabila berpijak dari nilai-nilai karakter dasar tersebut. Menurut para ahli psikolog, beberapa nilai karakter dasar tersebut adalah: cinta kepada Allah dan ciptaanNya, tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan; baik
Semirata 2013 FMIPA Unila |283
Asrizal: Nilai Karakter Mahasiswa Dalam Pembelajaran Aktif Dengan Tugas Berbasis Media Video Phy 2048 dan Phy 2049 Mata Kuliah Bahasa Inggris Untuk Fisika
dan rendah hati, toleransi, cinta damai, dan cinta persatuan [13]. Disisi lain berdasarkan
kemendiknas nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter meliputi: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab [15]. Mengingat pentingnya penguasaaan bahasa Inggris bagi mahasiswa seharusnya mereka memiliki kompetensi yang baik dalam mata kuliah ini. Namun kenyataan menunjukkan kompetensi mahasiswa fisika dalam mata kuliah ini masih rendah. Berdasarkan pengamatan peneliti dalam pembelajaran, rendahnya kompetensi mahasiswa disebabkan rendahnya nilai karakter mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah ini. Beberapa nilai karakter mahasiswa yang rendah dalam pembelajaran antara lain: percaya diri, gemar membaca, kerja keras, ulet, disiplin, kerja keras, komunikasi, kreativitas, dan sebagainya. Salah satu alternatif untuk membentuk karakter dan kompetensi mahasiswa dalam mata kuliah bahasa Inggris untuk fisika adalah menerapkan pembelajaran aktif dengan tugas berbasis media video PHY 2048 dan PHY 2049. Melalui pembelajaran ini mahasiswa dapat mengetahui struktur bahasa Inggris, cara mengucapkannya dengan baik, metoda penyampaian fisika, peralatan untuk membantu penyajian, dan sebagainya. Kemudian mahasiswa mengerjakan tugas berbasis media video baik untuk tugas latihan terbimbing di dalam kelas maupun tugas latihan bebas di luar kelas. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini. Sebagai perumusan masalah penelitian yaitu ‖Apakah penerapan pembelajaran aktif dengan tugas berbasis media video Phy
284| Semirata 2013 FMIPA Unila
2048 dan Phy 2049 dapat meningkatkan elemen nilai karakter cerdas dan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah bahasa Inggris untuk Fisika ?‖. Tujuan penelitian adalah untuk menyelidiki elemen nilai pendidikan karakter dan hasil belajar mahasiswa dalam penerapan pembelajaran aktif dengan tugas berbasis media video PHY 2048 dan PHY 2029 pada mata kuliah bahasa Inggris untuk Fisika. METODE PENELITIAN Penelitian yang telah dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK yang dilaksanakan menggunakan model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Untuk siklus berikutnya dilakukan dengan menerapkan keempat komponen tersebut [16]. Pelaksanaan penelitian dibagi atas dua siklus yaitu siklus pertama dan kedua. Satu siklus mencakup empat komponen dan pelaksanaannya berlangsung selama setengah semester. Sebagai subjek dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa jurusan Fisika yang mengambil mata kuliah Bahasa Inggris Untuk Fisika pada semester Juli – Desember 2012. Sebagai objek penelitian adalah mahasiswa program studi Fisika yang terdaftar. Jumlah mahasiswa yang terdaftar pada mata kuliah ini adalah 19 orang. Pelasanaan pembelajaran aktif dengan tugas berbasis media video Phy 2048 dan Phy 2049 secara umum dapat dibagi atas tiga tahap yaitu: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Komponen kegiatan pendahuluan adalah mempersiapkan mahasiswa untuk mengikuti pembelajaran, mereview materi pembelajaran yang lalu, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan memotivasi mahasiswa untuk belajar. Komponen
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
kegiatan inti meliputi: menyampaikan materi esensial, meminta empat orang mahasiswa untuk presentasi, memberikan kesempatan mahasiswa menanggapi hasil presentasi, mengorganisasikan mahasiswa untuk berdiskusi dalam kelompok, membimbing mahasiswa bekerja dalam kelompok, meminta sampel kelompok untuk mempresentasi kan hasil diskusi kelompok, dan memberikan konfirmasi. Komponen kegiatan penutup adalah mengarahkan mahasiswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran, melakukan evaluasi singkat, memberikan tugas rumah, dan memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya. Instrumen pengumpul data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Ada dua dua macam instrumen pengumpul data yang digunakan yaitu lembaran observasi dan lembaran tes hasil belajar. Lembaran observasi digunakan untuk mengetahui indikator nilai pendidikan karakter mahasiswa dalam pembelajaran. Instrumen untuk mengukur nilai karakter cerdas mahasiswa adalah skala likert dengan empat pilihan. Instrumen dibuat sesuai dengan ciri-ciri indikator nilai karakter cerdas. Sesuai dengan pembatasan masalah penelitian, ada enam indikator yang diselidiki yaitu: hormat dan santun, percaya diri, disiplin, komunikatif, kolaboratif, dan tanggung jawab. Disisi lain lembar tes hasil belajar digunakan untuk mengukur penguasaan mahasiswa terhadap materi pembelajar an setelah siklus pertama dan siklus kedua. Data yang didapat dianalisis dengan empat macam teknik analisis data yaitu: metoda grafik, analisis statistik deskriptif, analisis regresi dan korelasi, dan uji perbandingan dua rata-rata berkorelasi. Metoda grafik digunakan untuk memberikan kesan visual tentang persentase indikator nilai pendidikan karakter untuk setiap elemen. Analisis deksriptif digunakan untuk mengetahui informasi lebih rinci dari satu kelompok
data hasil belajar mahasiswa meliputi: nilai rata-rata, median, modus, simpangan deviasi, varians dan sebagainya. Analisis regresi dan korelasi digunakan untuk menyelidiki hubungan antara nilai akhir setelah siklus kedua dan nilai awal setelah siklus pertama dan menentukan nilai koefisien korelasi dari hubungan tersebut. Disisi lain, analisis perbandingan berkorelasi digunakan untuk menyelidiki keefektifan revisi tindakan yang dilakukan pada siklus kedua dalam pembelajaran aktif dengan tugas berbasis media video. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini menggambarkan keadaan nilai karakter dan hasil belajar mahasiswa yang diperoleh dalam pembelajaran aktif dengan tugas berbasis media video pada mata kuliah bahasa Inggris untuk Fisika. Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan maka ada dua hasil utama yang didapat. Pertama, nilai karakter dan hasil belajar mahasiswa pada siklus pertama. Kedua, nilai karakter dan hasil belajar mahasiswa pada siklus kedua. Nilai Karakter Mahasiswa Siklus Pertama Pada penelitian ini ada enam nilai karakter cerdas mahasiswa yang diobservasi pada penerapan pembelajaran aktif dengan tugas berbasis media video Phy 2048 dan Phy 2049. Keenam nilai karakter cerdas tersebut adalah hormat dan santun, percaya diri, disiplin, komunikatif, kolaboratif, dan tanggung jawab. Masing-masing nilai karakter ini memiliki indikator nilai karakter cerdas yang berbeda-beda. Dari hasil observasi diplot persentase nilai karakter mahasiswa dengan elemen nilai karakter seperti pada Gambar 1
Semirata 2013 FMIPA Unila |285
Persentase Nilai Karakter
Asrizal: Nilai Karakter Mahasiswa Dalam Pembelajaran Aktif Dengan Tugas Berbasis Media Video Phy 2048 dan Phy 2049 Mata Kuliah Bahasa Inggris Untuk Fisika
Series1, Series1, Series1, Series1, HS, DIS, KOL, TJ, Series1, Series1, 73.75 69.79 71.25 68.75 PD, KOM, 51.25 51.25
Nilai Karakter
Gambar 1. Nilai Karakter Siklus Pertama
Dari gambar 1 dapat dikemukakan bahwa nilai rata-rata karakter mahasiswa berkisar antara 51,25 sampai 73,75. Elemen nilai karakter yang sudah termasuk pada kategori baik adalah hormat dan santun, disiplin, kolaboratif, dan tanggung jawab masing-masing dengan nilai rata-rata 73,75; 69,79; 71,25; dan 68,75. Disisi lain pada siklus pertama, ada dua elemen nilai karakter yang termasuk pada kategori cukup yaitu percaya diri dan komunikasi masing-masing dengan nilai rata-rata 51,25. Hasil Belajar Mahasiswa Pada Siklus Pertama Setelah penerapan pembelajaran aktif dengan tugas berbasis media video Phy 2048 dan Phy 2049 untuk empat kali pertemuan dilakukan Ujian Tengah Semeseter (UTS). Dari UTS ini diperoleh hasil belajar mahasiswa pada siklus pertama. Pemberian UTS ini bertujuan untuk mengetahui penguasaan mahasiswa terhadap materi pembelajar an bahasa Inggris untuk Fisika. Dengan mengguanakan analisis statistik deskriptif terhadap hasil belajar mahasiswa dapat dikemukakan bahwa nilai minimum dan maksimum masing-masing 25,83 dan 90,00 dengan jangkauan 64,17. Nilai ratarata mahasiswa pada siklus pertama adalah 59,42. Dari nilai ini dapat dikemukakan bahwa nilai rata-rata mahasiswa masih berada pada ketegori cukup. 286| Semirata 2013 FMIPA Unila
Berdasarkan análisis data yang telah dilakukan pada siklus pertama dapat dijelaskan bahwa ada beberapa indikator nilai karakter mahasiswa yang belum memuaskan. Pada karakter hormat dan santun ada nilai karakter yang tergolong cukup dengan nilai rata-rata 43,75% yaitu bertanya dengan baik. Pada karakter percaya diri juga ada dua nilai karakter yang tergolong cukup yaitu melakukan kontak mata dengan intens dan menunjukkan ekspresi wajah santai, tersenyum dengan nilai rata-rata 40,63%, 46,88% sedangkan menggunakan bahasa tubuh termasuk pada kriteria lemah dengan nilai rata-rata 37,50%. Pada karakter disiplin ada satu indikator yang tergolong cukup yaitu mengumpulkan tugas tepat waktu yaitu 50,00%. Pada nilai karakter komunikatif ada tiga indikator yang tergolong kriteria cukup yaitu menunjukkan penampilan simpatik dan menunjukkan antusiasme dengan rata-rata 46,88 % dan 40,63, sedangkan indikator mempertahankan pikiran termasuk lemah dengan nilai rata-rata 31,25 %. Sementara itu pada karakter tanggung jawab masih ada dua indikator karakter yang tergolong cukup yaitu membuat skenario diskusi dan membuat daftar istilah fisika dalam bahasa Inggris dengan nilai rata-rata masingmasing adalah 46,88% dan 43,75%. Dengan demikian, ada beberapa indiator pada nilai karakter hormat dan santun, percaya diri, disiplin, komunikatif, dan tanggung jawab yang belum memuaskan karena persentase nilai kecil dari 60,00 %. Bila dilihat dari segi hasil belajar mahasiswa ternyata hasil belajar mahasiswa pada siklus pertama belum memuaskan. Nilai rata-rata mahasiswa pada siklus pertama masih berada pada kategori cukup yaitu 59,42. Hasil ini menunjukkan hasil belajar mahasiswa masih perlu ditingkatkan. Dari permasalahan yang ditemukan pada siklus pertama baik dilihat dari persentase indikator nilai karakter maupun hasil
Nilai Karakter Mahasiswa pada Siklus Kedua Pada siklus pertama sudah dilakukan penelitian terhadap enam nilai karakter cerdas mahasiswa. Berdasarkan hasil observasi dan hasil belajar yang diperoleh pada kenyataannya masih ada beberapa indikator yang belum dimiliki mahasiswa dengan baik. Hal ini terjadi karena beberapa kendala dan permasalahan. Untuk meningkatkan nilai karakter dan hasil belajar mahasiswa maka dilakukan pembelajaran dengan beberapa revisi tindakakan pada siklus kedua. Analisis yang sama dilakukan terhadap hasil observasi terhadap nilai karakter mahasiswa pada siklus kedua. Hasil plot data persentase nilai karakter untuk setiap elemen karakter dapat diperhatikan pada Gambar 2.
Series1, Series1,Series1,Series1, Series1, Series1, HS, 90 DIS, 85 KOM, KOL, TJ, PD, 66 64.38 81.25 83.13
Nilai Karakter
Gambar 2. Nilai Karakter Pada Siklus Kedua
Berdasarkan gambar 2 dapat dijelaskan bahwa persentase nilai rata-rata karakter rata-rata mahasiswa berkisar antara 66,00 sampai 90,00. Elemen nilai karakter yang sudah termasuk pada kategori sangat baik yaitu: hormat dan santun, disiplin, kolaboratif, dan tanggung jawab masingmasing dengan nilai rata-rata 90,00; 85,42; 81,25; dan 83,13. Sementara itu, ada dua elemen nilai karakter yang termasuk pada kategori baik yaitu percaya diri dan komunikasi masing-masing dengan nilai rata-rata 66,00 dan 64,38. Peningkatan nilai karakter mahasiswa yang dilakukan pada penelitian ini ada enam macam dan diperoleh hasilnya untuk dua siklus. Pada siklus pertama hasilnya masih tergolong baik sehingga dilakukan peningkatan pada siklus kedua. Perbedaan nilai setiap komponen karakter antara siklus pertama dengan siklus kedua diperlihatkan pada Gambar 3. Dari gambar 3 dapat dikemukakan bahwa persentase nilai karakter mahasiswa meningkat untuk setiap elemen nilai karakter. N1, N2,HS, HS,N2, PD, N2,DIS, DIS,N1, N2, N1, N2, KOL, KOL, N2,TJ,TJ, N1, N1, 73.75 90N1, PD, 85 KOM, 71.25 81.25 83.13 69.79 68.75 66 KOM, 64.38 51.25 51.25 N1
Persentase Nilai Karakter
belajar mahasiswa maka rencana perbaikan tindakan untuk siklus kedua perlu dilakukan. Ada beberapa rencana tindakan yang perlu dilakukan pada siklus kedua yaitu: menggunakan media presentasi dalam bentuk powerpoint; menyempurnakan tugas pribadi dan tugas kelompok; mempertajam tugas kerja kelompok mahasiswa dalam bentuk kegiatan wawancara antara pewawancara dan tenaga ahli; mempertegas instruksi untuk kegiatan presentasi materi pembelajaran, kegiatan wawancara, dan aturan kerja kelompok; mencatat aktivitas dan memberikan penghargaan kepada mahasiswa yang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran misalnya mengajukan pertanyaan; mengambil salah satu model media presentasi mahasiswa yang terbaik dan memberikan masukan untuk menyempurnakan media presentasi; menjelaskan ulang teknik-teknik membuka presentasi, menyajikan materi dalam presentasi, dan menutup kegiatan presentasi; dan menggunakan sistem lotere untuk menampilkan keterampilan wawancara.
Persentase Nilai Karakter
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
N2
Nilai Karakter
Gambar 3. Perbedaan Nilai Karakter Siklus Kedua dan Pertama
Semirata 2013 FMIPA Unila |287
Asrizal: Nilai Karakter Mahasiswa Dalam Pembelajaran Aktif Dengan Tugas Berbasis Media Video Phy 2048 dan Phy 2049 Mata Kuliah Bahasa Inggris Untuk Fisika
Nilai karakter hormat dan santun meningkat dari 73,75% menjadi 90,00%. Nilai karakter percaya diri meningkat dari 51,25% menjadi 66,00%. Nilai karakter disiplin meningkat dari 69,79% menjadi 85,42%. Nilai karakter komunikatif meningkat dari 51,25% menjadi 64,38%. Nilai karakter kolaboratif meningkat dari 71,25% menjadi 81,25%. Sementara itu nilai karakter tanggung jawab meningkat dari 68,75% menjadi 83,13%. Dari enam nilai karakter yang diselidiki ada empat yang telah berada pada kriteria baik sekali yaitu hormat dan santun, disiplin, kolaboratif, dan tanggung jawab. Sementara itu, dua indikator lainnya berada pada kategori baik yaitu percaya diri dan komunikatif. Secara umum, nilai karakter mahasiswa meningkat secara berarti dari siklus pertama ke siklus kedua. Hasil Belajar Mahasiswa Siklus Kedua Berdasarkan analisis data hasil belajar yang telah dilakukan untuk siklus pertama dan siklus kedua perlu diselidiki keberartian revisi tindakan yang dilakukan pada siklus kedua. Dari analisis data parameter statistik deskriptif hasil UTS dan UAS bahasa Inggris untuk fisika dapat diungkapkan bahwa nilai rata-rata UTS mahasiswa adalah 59,42 yang berada pada kategori cukup, sedangkan nilai rata-rata UAS mahasiswa adalah 66,60 yang berada pada kategori baik. Hasil ini menunjukkan bahwa adanya pemberian revisi tindakan pada siklus kedua dapat meningkatkan nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa dengan berarti sebesar 7,18. Nilai Parameter Statistik Deskriptif
NHBS2,NHBS2,NHBS2,NHBS2,NHBS2, N… MIN, MAK, NR, MED, MOD, 57.9 79.38 66.6 65.63 62.5 NHBS2, SD, 6.39 Parameter Statistik Deskriptif
Gambar 4. Nilai Parameter Statistik Deskriptif Hasil Belajar Mahasiswa 288| Semirata 2013 FMIPA Unila
Nilai koefisian korelasi dari hubungan UTS dan UAS bahasa Inggris untuk fisika didapatkan r = 0,36. Untuk mengetahui perbedaan antara hasil UTS dengan hasil UAS bahasa Inggris untuk Fisika dilakukan uji perbedaan dua rata-rata dari desain eksperimen sebelum dan sesudah perlakukan. Perlakuan disini adalah revisi tindakan yang dilakukan pada siklus kedua. Dengan menggunakan uji perbandingan dua rata-rata berkorelasi didapatkan nilai t hasil perhitungan adalah 29,42. Melalui uji t didapatkan nilai th = 29,42. Disisi lain untuk derajat kebebasan dk = 34 untuk uji satu pihak dengan taraf kepercayaan 95 % didapatkan nilai tt = 2,00. Berarti nilai t hasil perhitungan lebih besar dari nilai t pada tabel. Analisis ini menjelaskan bahwa penerapan pembelajaran aktif berbasis tugas media video Phy 2048 dan Phy 2049 meningkatkan hasil belajar mahasiswa secara berarti. Karena itu dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran aktif dengan tugas media video Phy 2048 dan Phy 2049 efektif dalam mata kuliah bahasa Inggris untuk Fisika. Dari analisis data yang telah dilakukan dapat dijelaskan bahwa penerapan pembelajaran aktif dengan tugas berbasis media Phy 2048 dan Phy 2049 telah menumbuhkan dan mengembangan nilai karakter mahasiswa dalam pembelajaran bahasa Inggris untuk Fisika. Sebagian besar indikator nilai karakter telah tumbuh dan berkembang yaitu: hormat dan santun, percaya diri, disiplin, komunikatif, kolaboratif, dan tanggung jawab. Tumbuh dan berkembangnya nilai karakter ini diyakini dipengaruhi oleh perlakuan yang diberikan dalam pembelajaran. Dengan penerapan pembelajaran aktif mahasiswa didorong dan dimotivasi untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Mereka terlibat secara aktif dalam menemukan sumber belajar di internet, mempelajari materi pembelajaran, mempersiapkan materi untuk presentasi,
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
mempresentasikan materi pembelajaran yang ditugaskan, mendiskusikan materi untuk kegiatan diskusi atau wawancara, menyiapkan skenario diskusi atau wawancara, mempraktekkan kegiatan diskusi atau wawancara di depan kelas, dan membuat video kegiatan mandiri di luar kelas. Dengan cara ini mahasiswa terlibat secara aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan, sikap, dan keterampilan baik secara personal maupun secara kelompok. Dengan demikian pembentukan nilai karakter dapat dilakukan secara individual dan secara kelompok. Penerapan pembelajaran aktif diperkuat dengan tugas berbasis media video Phy 2048 dan Phy 2049. Adanya keterlibatan dan keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran didorong dengan pemberian tugas. Tugas pendahuluan mendorong mahasiswa untuk mempersiapkan diri untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran. Dengan cara ini mahasiswa baik secara individual maupun secara kelompok harus memiliki kesiapan dalam pembelajaran sesuai dengan tugas yang diberikan. Dalam proses pembelajaran mereka berlatih untuk mempresentasikan dan mendiskusi kan materi yang ditugaskan. Dengan tugas rumah mahasiswa didorong untuk meningkatkan penguasaan terhadap materi yang dibahas dengan mendiskusikan penerapan materi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari, dalam teknologi, dan sebagainya. Dengan cara seperti ini, pembelajaran berpusat kepada mahasiswa telah dapat dilaksana kan. Dalam pembelajaran dosen berperan sebagai informator, pengarah, motivator, pembimbing, pemberi tugas, dan evaluator. Tugas berbasis media video Phy 2048 dan Phy 2049 telah membantu mahasiswa mengatasi kesulitan dalam menerapkan bahasa Inggris dalam berbagai kegiatan seperti presentasi, diskusi, wawancara, dan seminar dalam bidang Fisika. Pengunaan media video ini dapat membantu
mahasiswa dalam memahami materi fisika dalam bahasa Inggris; menuliskan fisika dalam bahasa Inggris; mengucapkan istilah fisika dengan baik dan benar; dan menerapkan gaya, variasi suara, dan bahasa tubuh dalam menjelaskan suatu topik fisika. Dengan demikian, media video dapat dijadikan sebagai perantara antara penyampai pesan dengan penerima pesan. Dalam penerapan pembelajaran aktif dengan tugas berbasis media video Phy 2048 dan Phy 2049 masih ditemukan beberapa kendala dan permasalahan. Dalam penelitian masih ada lima indikator nilai karakter yang belum memuaskan yaitu melakukan kontak mata dengan intens, menunjukkan ekspresi wajah santai dan tersenyum, menggunakan bahasa tubuh, mempertahankan pikiran, dan menunjukkan antusiasme. Disisi lain bila dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar yang dicapai mahasiswa dapat dikemukakan bahwa nilai rata-rata mahasiswa belum memuaskan. Pada umumnya indikator nilai karakter mahasiswa yang belum memuaskan terletak pada percaya diri. Ada beberapa penyebab yang diperkirakan rendahnya nilai indikator mengguna kan kontak mata secara intens, menunjukkan ekspresi santai, dan menggunakan bahasa tubuh antara lain: belum terbiasa melakukan kegiatan presentasi, kurangnya mengikuti kegiatan presentasi, kurang melatih keterampilan tersebut sebelum presentasi, dan penguasaan materi presentasi belum mendalam dalam bahasa Inggris. Karena itu, keterampilan presentasi mahasiswa dalam bahasa Inggris perlu ditingkatkan. Pada komponen nilai karakter komunikatif ada dua yang belum memuaskan yaitu mempertahan kan pemikiran dan menunjukkan antusiasme. Mahasiswa yang presentasi kurang terampil dalam menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh peserta. Jawaban yang diberikan mahasiswa terlihat kurang
Semirata 2013 FMIPA Unila |289
Asrizal: Nilai Karakter Mahasiswa Dalam Pembelajaran Aktif Dengan Tugas Berbasis Media Video Phy 2048 dan Phy 2049 Mata Kuliah Bahasa Inggris Untuk Fisika
mendalam dan lancar. Beberapa penyebab dari kendala ini adalah penguasaan materi fisika dalam bahasa Inggris masih terbatas, keterbatasan dalam bahasa Inggris, dan kurangnya latihan dalam menjawab pertanyaan dalam bahasa Inggris. Untuk itu, mahasiswa perlu memiliki penguasaan yang baik terhadap materi yang dipresentasikan dan keterampilan yang memadai dalam presentasi. Dari segi nilai rata-rata dapat dikemukakan bahwa nilai rata-rata mahasiswa belum memuaskan. Seharusnya pembentukan karakter ini sejalan dengan penguasaan materi pembelajaran. Pembentukan karakter yang dilakukan telah meningkatkan hasil belajar mahasiswa tetapi belum mencapai taraf yang diinginkan. Beberapa faktor penyebab kendala ini antara lain: kurang berkembangnya logika berpikir dalam pemecahan soal, kurangnya latihan dalam pemecahan masalah, dan keterbatasan dalam menggunakan bahasa Inggris untuk fisika. Ketiga faktor ini merupakan komponen penting untuk sukses dalam penyelesai an soal-soal fisika. Karena itu, mahasiswa perlu memiliki keterampilan dalam memecahkan soal-soal fisika dengan mengembangkan logika berpikir yang baik, latihan yang teratur, dan menguasai bahasa dalam soal. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat dikemukakan beberapa kesimpul an dari penelitian ini sebagai berikut: Pertama, Penerapan pembelajaran aktif dengan tugas berbasis media video Phy 2048 dan Phy 2049 telah mampu menumbuhkan dan mengembangkan nilai karakter mahasiswa dalam pembelajaran yang ditandai dengan peningkatan indikator nilai karakter hormat dan santun, percaya diri, disiplin, komunikatif, kolaboratif, dan tanggung
290| Semirata 2013 FMIPA Unila
jawab. Pada percaya diri ada tiga indikator yang belum memuaskan yaitu menggunakan kontak mata secara intens, menggunakan ekspresi wajah yang santai dan tersenyum, dan menggunakan bahasa tubuh sedangkan pada nilai karakter komunikatif ada dua indikator yang belum memuaskan yaitu mempertahankan pemikiran dan menunjukkan antusiasme. Kedua, Penerapan pembelajaran aktif dengan tugas berbasis media video Phy 2048 dan Phy 2049 telah mampu meningkatkan hasil belajar mahasiswa yang ditandai peningkatan nilai rata-rata dari 59,42 menjadi 66,60, tetapi nilai rata-rata ini masih belum memuaskan. UCAPAN TERIMA KASIH Kegiatan penelitian dan penulisan artikel ini dapat terlaksana karena bantuan dari berbagai pihak yang terkait. Dengan dasar ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada: Rektor Universitas Negeri Padang yang telah mengalokasikan dana untuk pelaksanaan penelitian dosen madya yang dikompetisikan pada tahun 2012. Ketua lembaga penelitian Universitas Negeri Padang yang telah mengelola pelaksanaan penelitian dosen madya di UNP Dekan FMIPA Universitas Negeri Padang yang telah menginformasikan tentang adanya hibah penelitian dosen madya dan memfasilitasi pengusulan proposal penelitian dan pelaporan pelaksanaan penelitian. DAFTAR PUSTAKA [1]. Bambang Kesowo, (2012). UndangUndang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta Tanggal 8 Juli 2003
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
[2]. Bagja Waluya, (2011). Hakikat Media Dalam Pembelajaran. Jurusan Pendidikan Geograsi FPIPSUP.
[10]. Joko Purwanto, (2011). Penggunaan Video Sebagai Media Pembelajaran. Malang
[3]. Ali Muhtadi, (2009). Impelementasi Konsep Pembelajaran ―Active Learning‖ Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Keaktifan Mahasiswa Dalam Perkuliahan. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UNY, Majalah Ilmiah Pembelajaran.
[11]. Wagiran, (2011). Developing Technical Vocational and Training (TVET) Student Character Through School Culture. Makalah Seminar Nasional IKA UNY, Technical Faculty, Yogyakarta State University.
[4]. Ujang Sukandi, (2003). Belajar Aktif & Terpadu. Duta Graha Pustaka, Surabaya. [5]. Akhmad Sudrajad, (2010). Tentang Beban Belajar dan Pemberian Tugas Kepada Siswa Dalam KTSP. Tentang Pendidikan. [6]. Yusmerita, (2009). Peningkatan Aktivitas Belajar Menggunakan Metode Latihan dan Pemberian Tugas Pada Mata Kuliah Desain Busana I. Jurnal Pendidikan dan Keluarga UNP, Universitas Negeri Padang. [7]. Soetomo. (1993). Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya, Usaha Nasional [8]. Manacheril, George, (2012). PHY 2049 Calculus Based Physics II. Charlotte campus of Edison State College, department of Physics. [9] Saiful Amien & Fransina Lamere, (2011). Media Audio dan Video Untuk Pembelajaran. http:// benramt.files. word press. com/2011/ 04/media-audio-danvideo-untuk-pembelajar an.pdf
[12]. Suyanto, (2009). Urgensi Pendidikan Karak ter. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidik an Dasar dan Menengah. Kemdiknas. [13]. Akhmad Sudrajat, (2010). Tentang Pendi dikan Karakter. http:// akhmad sudrajat. wordpress. com/ 2010/ 08/ 20/ pendidikan-karakter-di-smp [14]. Anik Gufron, (2009). Integrasi NilaiNilai Karakter Bangsa Pada Kegiatan Pembelajaran. UNY. [15]. Umi Rochayati, dkk, (2011). Peningkatan Kualitas Pembelajaran dan Membangun Karakter Kerja Pada Kuliah Praktik Teknik Digital Melalui Pembelajaran Berbasis Lesson Study. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. [16]. Sukayati, (2012). Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc Taggart. Jurnal Pen didikan, http://jurnalpendidikanislam.Blo g spot.com/2012/04/penelitian-tindakankelas-model-kemmis.html
Semirata 2013 FMIPA Unila |291