IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS
D. A. E. Agustini D. K. Tantra N. K. Wedhanti Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. A. Yani 67 Singaraja e-mail:
[email protected]
Abstract: The Implementation of Character Values in English Language Instruction. This qualitative research was conducted in order to evaluate the implementation of character values in the English language instructional activities at SMP Negeri 1 Singaraja. The subjects of the research were the eighth grade students and the English teacher. The researcher analyzed the lesson plans and the implementation to investigate how character values were inserted in the teaching of the four basic skills in English. The character values included to be observed in this study were about religious behaviour, honesty, tolerance, discipline, hard working, creativity, independence, democracy, curiosity, patriotism, appreciation towards achievement, courteous/communicative ability, love peace, love reading, conservation, social care, logical thinking, and responsibility. The instruments of the study consisted of field notes, recorder, and interview guide. The analysis indicated that the teacher did not explicitly insert the character values into the indicators and assessment instrument. However, some values were reflected in the teaching and learning activities, and in the implementation of teaching the four skills in the classroom. Keywords: character values, english teaching and learning, character learning Abstrak: Implementasi Nilai-Nilai Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Inggris. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Singaraja. Subjek penelitian ini terdiri atas para siswa kelas VIII dan guru bahasa Inggris di sekolah tersebut. Analisa dilakukan terhadap RPP dan implementasinya untuk melihat bagaimana nilai-nilai karakter dimasukkan dalam pembelajaran keempat ketrampilan berbahasa. Nilai karakter yang dimaksud meliputi religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, kebangsaan, menghargai prestasi, ramah/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, berpikir logis, dan tanggung jawab. Instrumen yang dipakai adalah catatan lapangan, rekorder, dan panduan wawancara. Hasil analisis menunjukkan bahwa guru tidak memasukkan nilai-nilai karakter ke dalam indikator dan penilaian. Namun, beberapa nilai karakter tersirat dalam langkah-langkah pembelajaran keempat ketrampilan berbahasa dan juga terlihat pada implementasinya di kelas. Kata-kata Kunci: nilai-nilai karakter, pembelajaran bahasa inggris, pembelajaran karakter
Penggerogotan terhadap karakter bangsa telah terjadi secara sistemik di Indonesia. Manusia Indonesia seakan sudah tidak memiliki rasa malu untuk melakukan kecurangan dan pelanggaran hukum. Berbagai permasalahan seperti mencontek, korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, dan sebagainya dewasa ini merupakan hal lumrah yang kerap didengar dan dijumpai pada berbagai ranah kehidupan masyarakat. Pembia-
ran tersebut terjadi karena diakibatkan oleh rusaknya kontrol sosial di masyarakat dan lemahnya penerapan hukum. Ironisnya, banyak kalangan menuding dan menyalahkan sistem pendidikan kita yang dianggap tidak berhasil membangun karakter bangsa. Oleh karenanya, pemerintah Indonesia berulang kali memformulasi kurikulum pendidikan untuk mengatasi segala masalah tersebut. Berbagai wacana bergulir termasuk 123
124 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 47, Nomor 2-3, Oktober 2014, hlm.123-134
menyisipkan unsur pendidikan karakter ke dalam kurikulum sekolah. Mempertimbangkan urgensi penguatan karakter bangsa untuk merevitalisasi tatanan kehidupan manusia Indonesia, pendidikan formal dan informal perlu mengajarkan nilai dan karakter berkebangsaan dan berperspektif multikultul karena pendidikan dianggap sebagai kunci pencegah dan pemecahan masalah bangsa. Pendidikan dipercaya memiliki daya tahan dan dampak kuat untuk mempengaruhi dan mengubah manusia sebab ini merupakan upaya sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi anak didik. Budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat. Lickona dalam Majid & Andayani (2010) mengatakan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang seperti dalam bertingkah laku baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain, dan kerja keras (p. 13). Pendidikan karakter sejatinya bukanlah hal baru dalam pendidikan kita. Ini sudah termuat dalam tujuan pendidikan nasional dan GBHN. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 menyatakan: Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. (UU No. 20 tahun 2003). Sesuai dengan penjabaran UU No. 20 tahun 2003, Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2011) menyebutkan terdapat beberapa nilai-nilai karaker, yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, kebangsaan, menghargai prestasi, ramah/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, berpikir logis, dan tanggung jawab. Penerapan
pendidikan karakter dimulai dari masalah utama pendidikan yang sederhana, terlihat, serta sesuai dengan kondisi pada setiap sekolah dan dilaksanakan oleh semua komponen pelaksana pendidikan. Pemerintah Indonesia membuat kebijakan pendidikan baru dengan memasukkan pendidikan budaya dan karakter bangsa yang wajib dilaksanakan pada semua jenjang pendidikan formal dari tingkat taman kanak-kanak sampai universitas untuk masa lima tahun mendatang (Kemdiknas, 2010). Dengan mengintegasikan nilai-nilai karakter dalam proses belajar mengajar, para siswa diharapkan tidak hanya memiliki kemampuan kognitif, tetapi mereka mampu menerapkan semua nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter baik dalam kehidupan di sekolah maupun di masyarakat. Pada prinsipnya pengembangan nilainilai karakter tidak dimuat secara khusus dalam sebuah mata pelajaran tertentu, namun ini disisipkan ke dalam setiap mata pelajaran di sekolah, pengembangan diri siswa, dan budaya sekolah sehingga para siswa berkembang menjadi pribadi yang berintelektualitas dan berkarakter. Oleh sebab itu, para guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam kurikulum, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mereka pakai di sekolah. Penyisipan nilai-nilai karakter diharapkan terjadi pada semua mata pelajaran, seperti misalnya bahasa Inggris, matematika, sejarah, geografi, dan lain-lain. Dalam mengembangkan pengajaran bahasa Inggris bermuatan nilai karakter, guru memiliki peran penting karena mereka harus menentukan strategi yang efektif dalam mengembangkan karakter pebelajar dengan tanpa mengurangi kualitas konten akademik mata pelajaran tersebut. Berdasarkan wawancara dengan guru bahasa Inggris, pengembangan pembelajaran bahasa yang memasukkan nilai-nilai karakter dilakukan melalui berbagai aktifitas di kelas, seperti berdoa sebelum proses pembelajaran dimulai (religius), memberikan petunjuk kepada siswa (rasa ingin tahu), membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi (komunikasi), dan pada akhirnya guru mengevaluasi nilainilai karakter tersebut dalam bentuk asesmen. Asesmen pembelajaran bahasa dengan penyisipan nilai karakter didasarkan kepada indikator-indikator setiap karakter yang berbentuk rubrik nilai dan catatan anekdot. Guru akan mengamati karakter para siswa apakah mereka sudah menerapkan setiap karakter yang dinilai atau tidak. Asesmen ini dilakukan secara berkelan-
Agustini, dkk., Implementasi Nilai-nilai Karakter dalam …. 125
jutan setiap saat guru mengajar. Untuk memberikan contoh pelaksanaan nilai karakter guru wajib berperan sebagai model yang bisa ditiru oleh para siswanya. Berdasarkan uraian di atas, penelitian tertarik untuk meneliti bagaimana pendidikan karakter dimasukkan dalam pelajaran bahasa Inggris di tingkat satuan pendidikan sekolah menengah pertama (SMP). Secara khusus, penelitian ini membahas tentang perencanaan pendidikan karakter melalui rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan implementasi RPP dalam pembelajaran bahasa Inggris yang menyisipkan pendidikan karakter. Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat sebagai referensi bagi para guru SMP dan peneliti lainnya dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris dengan memasukkan nilai pendidikan karakter pada tingkat pendidikan menengah pertama (SMP).
peneliti melakukan pengamatan di kelas. Catatan ini ada dua macam yakni: deskriptif, data dicatat berdasarkan data aktual dari komunikasi dengan guru dan siswa; dan reflektif, data terdiri atas catatan pendapat peneliti. Proses pengumpulan data dan analisisnya dilakukan secara bersamaan. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk mengintepretasi dan memberi deskripsi secara mendalam yang dikaitkan dengan teori yang dipakai. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, pendataan dilakukan melalui tiga proses yaitu analisis dokumen, interview, dan observasi langsung. Pendataan yang dilaksanakan fokus pada perencanaan pembelajaran yang mencakup pengajaran karakter bangsa dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta dengan implementasinya dalam pelaksanaannya dikelas.
METODE
Nilai Karakter dalam Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian evaluasi yang menekankan pada proses kelangsungan pelaksanaan pendidikan karakter baik dari segi rancangan RPP maupun pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah menengah pertama negeri. Silver (2004) menyatakan bahwa penelitian evaluasi dipakai dengan mempertimbangkan efektifitas program yang lama dan baru, dan langkah-langkah dalam menciptakan beberapa hasil atau perubahan. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1 Singaraja pada tahun ajaran 2013/2014. Pemilihan sekolah tersebut dilakukan berdasarkan pertimbangan lokasi, kualifikasi guru yang sudah bersertifikasi, dan kualifikasi sekolah tersebut yang ditunjukkan dengan nilai UN Bahasa Inggris yang diperoleh. Subjek penelitian ini adalah seorang guru Bahasa Inggris yang mengajar di kelas delapan dan para siswa kelas delapan A6 di SMPN. 1 Singaraja. Ada beberapa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu (a) lembar analisis dokumen silabus dan RPP yang dipakai dalam pembelajaran Bahasa Inggris; (b) panduan wawancara untuk menggali informasi yang lebih rinci tentang pelaksanaan wawancara agar dapat berlangsung sesuai dengan harapan; (c) rekorder yang dipakai merekam wawancara dengan guru Bahasa Inggris. Merekam data wawancara membantu menjaga bukti autentik dalam pengumpulan data; (d) catatan lapangan, yang dibuat saat
Guru dalam pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran selalu berdasarkan silabus yang ada. Silabus secara umum digunakan guru dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengembangkan sistem penilaian terhadap peserta didik. Dalam hal ini, guru menetapkan Standar Kompetensi (SK) dalam pembelajaran melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekolah dan kemudian digodok lagi di MGMP tingkat Kabupaten untuk menyamakan persepsi dan menetapkan suatu standar yang sama antara satu sekolah dan sekolah lainnya. SMPN 1 Singaraja sendiri memiliki dua orang guru bahasa Inggris yang mengajar dikelas VIII. Namun analisis data dilakukan pada satu orang guru saja. Berdasarkan data yang diperoleh, pada semester ganjil ini guru mengembangkan delapan RPP dari dua belas minggu efektif yang ada dengan rincian delapan minggu yang digunakan untuk periode belajar mengajar, dua minggu sebagai ulangan tengah semester dan remedial, dua minggu lainnya digunakan untuk ulangan umum akhir semester dan remedial. Delapan RPP ini meliputi empat kemampuan utama bahasa Inggris didalamnya yaitu Speaking, Listening, Reading, dan Writing. Berdasarkan kedelapan RPP ini, penyisipan pembelajaran karakter diihat dari tiga komponen yaitu indikator, proses belajar mengajar, dan rubrik penilaian guru. Dengan demikian pembelajaran karakter jelas teramati.
126 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 47, Nomor 2-3, Oktober 2014, hlm.123-134
Penyisipan Nilai Karakter pada Indikator Dalam semester ganjil, silabus terbagi atas enam Standar Kompetensi dan dua belas Kompetensi Dasar untuk siswa kelas VIII di SMPN 1
Singaraja. RPP dibuat berdasarkan kesulitan materi yang diajarkan, waktu, dan kemampuan siswa. Satu RPP biasanya terdiri atas tiga sampai empat indikator. Indikator yang ada bisa dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Indikator Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lesson plan 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Memahami arti percakapan sederhana untuk tujuan transaksional dam interpersonal secara interaktif dan non-interaktif pada situasi formal dan informal dalam berkomunikasi dengan orang sekitarnya dan/atau dalam konteks akademik.
Memahami arti percakapan interpersonal dan transaksional yang tersurat dalam interaksi yang meliputi berbagai ekspresi bahasa: meminta, memberi, menolak, menyetujui dan menyangkal informasi, menanyakan dan memberikan pendapat, menyampaikan, menerima, dan menolak undangan, menyatakan dan menanyakan persetujuan atau ketidaksetujuan, memuji, memberi dan merespon ucapan selamat. Mengekspresikan arti percakapan transaksional dan interpersonal secara lancar, akurat dan berterima dalam situasi formal dan informal untuk berkomunikasi dengan sekitar dan dalam konteks akademik secara interaktif dan non-interaktif yang meliputi ekpresi bahasa berikut: menanyakan, memberikan, menolak sesuatu, menyetujui dan menyangkal informasi, menanyakan dan memberikan pendapat, menyampaikan, menerima, dan menolak undangan, menyatakan dan menanyakan persetujuan atau ketidaksetujuan, memuji, memberi dan merespon ucapan selamat. Merespon arti transaksional sederhana (menyelesaikan sesuatu) dan interaksi interpersonal (bersosialisasi) secara akurat, lancar, dan berterima untuk berkomunikasi dengan sekitar dalam membuat dan merespon pengumuman.
1. 2. 3. 4.
Mengekspresikan arti percakapan transaksional dan interpersonal secara lancar, akurat dan
1. Mengidentifikasi beberapa ekspresi yang dipakai untuk
2
3. Mengekspresikan arti percakapan sederhana untuk tujuan transaksional dan interpersonal secara interaktif dan non-interaktif pada situasi formal dan informal guna berkomunikasi dengan orang sekitar dan dalam konteks akademik.
3.
Mengekspresikan informasi teks fungsional tertulis dan esai pendek sederhana secara akurat runut, dan berterima untuk berkomunikasi dengan sekitar dan dalam konteks akademik.
4.
Mengekspresikan arti percakapan sederhana untuk tujuan transaksional dan interpersonal
Indikator Meminta pelayanan Memberi pelayanan Menolak pelayanan Mengidentifikasi informasi dalam percakapan yang disampaikan saat menanyakan dan menolak pelayanan
1. Melatih ekspresi meminta bantuan. 2. Melatih ekspresi memberikan bantuan. 3. Melatih ekspresi menolak bantuan
1. Menemukan informasi detail dari teks 2. Mengidentifikasi jenis-jenis teks pengumuman 3. Mengidentifkasi konsep umum teks pengumuman 4. Mengidentifikasi karakteristik teks pengumuman
Agustini, dkk., Implementasi Nilai-nilai Karakter dalam …. 127
secara interaktif dan non-interaktif pada situasi formal dan informal guna berkomunikasi dengan orang sekitar dan dalam konteks akademik.
berterima dalam situasi formal dan informal untuk berkomunikasi dengan sekitar dan dalam konteks akademik secara interaktif dan non-interaktif yang meliputi ekpresi bahasa berikut: menanyakan, memberikan, menolak sesuatu, menyetujui dan menyangkal informasi, menanyakan dan memberikan pendapat, menyampaikan, menerima, dan menolak undangan, menyatakan dan menanyakan persetujuan atau ketidaksetujuan, memuji, memberi dan merespon ucapan selamat. Memahami arti percakapan interpersonal dan transaksional yang tersirat dalam interaksi yang meliputi berbagai ekspresi bahasa: meminta, memberi, menolak, menyetujui dan menyangkal informasi, menanyakan dan memberikan pendapat, menyampaikan, menerima, dan menolak undangan, menyatakan dan menanyakan persetujuan atau ketidaksetujuan, memuji, memberi dan merespon ucapan selamat.
5
Memahami arti percakapan sederhana untuk tujuan transaksional dam interpersonal secara interaktif dan non-interaktif pada situasi formal dan informal dalam berkomunikasi dengan orang sekitarnya dan/atau dalam konteks akademik.
6
memahami arti teks fungsional tertulis dan esei deskriptif, recount, dan eksposisi yang pendek dan sederhana untuk berkomunikasi dengan sekitar dan dalam konteks akademik.
memahami arti yang tersirat dalam teks fungsional tertulis dan esai pendek sederhana dalam bentuk deskriptif, recount, dan eksposisi secara benar dan efisien untuk berkomunikasi dengan sekitar dan dalam konteks akademik.
7
memahami arti teks fungsional tertulis dan esei deskriptif, recount, dan eksposisi yang pendek dan sederhana untuk berkomunikasi dengan sekitar dan dalam konteks akademik.
memahami arti yang tersirat dalam teks fungsional tertulis dan esai pendek sederhana dalam bentuk deskriptif, recount, dan eksposisi secara benar dan efisien untuk berkomunikasi dengan sekitar dan dalam konteks akademik.
8
Mengekspresikan arti teks (deskriptif, recount, dan eksposisi)
Mengekspresikan arti bahasa teks deskriptif, recount, dan eksposisi
mengundang seseorang 2. Mengidentikasi beberapa ekpresi menerima dan menolak 3. Menggunakan beberapa ekspresi mengundang dalam sebuah percakapan 4. Mengidentifikasi ekspresi bahasa yang dipakai dalam undangan.
1. Mengidentifikasi ekspresi menyelamati seseorang 2. Mengidentifikasi ekspresi memuji 3. Mengekspresikan bagaimana memberi pujian kepada seseorang 4. Mengkspresikan bagaimana cara memberikan ucapan selamat kepada seseorang. 1. Mengidentifikasi struktur generik teks deskriptif 2. Mengidentifikasi informasi yang disampaikan dalam teks deskriptif 3. Menceritakan kembali informasi dalam teks deskriptif. 1. Mengidentifikasi informasi yang disampaikan dalam teks recount 2. Mengidentifikasi struktur generik teks recount 3. Menemukan arti beberapa kosakata dan kata-kata yang tidak diketahui 4. Mengidentifikasi fitur bahasa yang dipakai dalam teks recount. 1. Mengidentifikasi informasi yang
128 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 47, Nomor 2-3, Oktober 2014, hlm.123-134
oral pendek dan sederhana pada situasi formal dan informal dalam komunikasi interaktif dan noninteraktif untuk berinteraksi dengan sekitar dan dalam konteks akademik.
secara verbal, tepat, lancar, dan berterima untuk berkomunikasi secara interaktif dengan sekitar dan dalam konteks akademik
Berdasarkan Tabel 1, sangat jelas terlihat bahwa setiap daftar indikator yang ada tidak mencantumkan pembelajaran karakter. RPP di atas mengandung keempat kompetensi yang harus dimiliki dalam berbahasa Inggris yaitu berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis. Kemampuan berbicara Kemampuan berbicara tercantum dalam beberapa RPP di atas yaitu RPP 01, RPP 04, RPP 08. Dari RPP tersebut, pembelajaran karakter sama sekali tidak ditemui tercantum dalam indikator pembelajaran. Kemampuan menulis Kemampuan siswa dalam menulis ditekankan pada beberapa RPP. Hal ini dapat ditemui pada RPP 03. Standar kompetensi yang menjadi fokus dalam RPP ini adalah “Mengekspresikan informasi teks fungsional tertulis dan esai pendek sederhana secara akurat runut, dan berterima untuk berkomunikasi dengan sekitar dan dalam konteks akademik.” Terdapat juga empat indikator utama yang dicantumkan meliputi (1) menemukan informasi detail dari teks pengumuman, (2) mengidentifikasi jenis-jenis teks pengumuman, (3) mengidentifikasi konsep umum teks pengumuman, (4) mengidentifikasi karakteristik teks pengumuman. Sangat jelas terlihat bahwa tidak ter-
disampaikan dalam teks recount 2. Menyampaikan kembali informasi dalam teks recount dengan kata-kata siswa sendiri 3. Menemukan ide utama dan informasi pendukung dalam teks recount. 4. Mengidentifikasi fitur bahasa yang dipakai dalam teks recount.
dapat pembelajaran karakter dalam indikator tersebut. Kemampuan membaca Penekanan pada kemampuan siswa membaca dalam bahasa Inggris dapat dilihat dari RPP 06 dan 07. Materi yang diajarkan adalah mengenai teks deskriptif dan teks Recount. Peneliti juga tidak menemui adanya penyisipan pembelajaran karakter dalam indikator di kedua RPP tersebut. Kemampuan mendengar Kompetensi siswa dalam mendengarkan wacana berbahasa Inggris tercantum dalam RPP 01 dan 05. Sama seperti penekanan pada kompetensi lainnya, pembelajaran karakter juga tidak tercantum pada kedua RPP tersebut. Perencanaan Nilai Karakter pada Proses Belajar Mengajar dalam RPP Berdasarkan analisa yang dilakukan terhadap RPP, pelaksanaan proses belajar mengajar terbagi atas tiga bagian, yaitu: Pre-activity, Whilst-activity, dan Post-activity. Beberapa penyisipan pembelajaran karakter dapat ditemukan dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran karakter tersebut bisa dilihat dalam Tabel 2.
Tabel 2. Nilai Karakter dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Skill Mendengar
Membaca
Proses Belajar Mengajar Pre- Activity Whilst-Activity Post-Activity sopan berpikir logis apreasiasi apresiatif aktif kreatif mandiri komunikatif kerja keras Apresiatif Aktif apresiatif sopan berpikir logis berpikir logis kerja keras kreatif
Agustini, dkk., Implementasi Nilai-nilai Karakter dalam …. 129
Menulis
apresiatif disiplin
Berbicara
Berpikir logis kreatif apresiatif
Berdasarkan Tabel 2, bisa dilihat bahwa setiap skill mengandung jumlah yang berbeda di setiap bagian pembelajarannya. Secara keseluruhan, perencanaan pembelajaran karakter yang terdapat dalam aktifitas pembelajaran ada dua belas jenis yaitu sopan, apresiatif, kreatif, komunikatif, berpikir logis, aktif, mandiri, bekerja keras, inovatif, percaya diri, jujur, dan kerja sama. Berikut pemetaan pembelajaran karakter yang terdapat di masing- masing skill: Kemampuan mendengarkan Dari dua RPP yang menekankan pada kemampuan mendengarkan, terdapat delapan jenis pembelajaran karakter yang coba ditanamkan oleh guru. Kedelapan karakter tersebut meliputi sopan, apresiatif, kreatif, komunikatif, berpikir logis, aktif, mandiri, dan bekerja keras. Mayoritas dari penanaman pembelajaran karakter terdapat pada pre-activity dan whilst-activity. Dalam pre-activity terdapat empat karakter meliputi: sopan, apresiatif, kreatif, dam komunikatif. Sedangkan pada whilst-activity, terdapat empat karakter tambahan yang diajarkan yaitu berpikir logis, aktif, mandiri, dan kerja keras. Pada tahap post-activity, karakter apresiatif kembali dimunculkan. Kemampuan membaca Sama halnya seperti kemampuan mendengarkan, pembelajaran karakter dalam kemampuan membaca juga diperoleh melalui analisis yang dilakukan terhadap dua RPP. Dari kedua RPP tersebut diketahui bahwa karakter apresiatif, sopan, dan berpikir logis terdapat di pre-activity. Pada whilst-activity, karakter yang dimunculkan meliputi tujuh karakter dimana dua diantaranya juga sudah dimunculkan dalam pre-activity. Lima karakter lainnya adalah aktif, kerja keras, kreatif, inovatif, dan percaya diri. Pada post-activity, guru kembali memunculkan karakter apresiatif.
inovatif percaya diri apresiatif Berpikir logis kreatif kerja keras aktif kerjasama komunikatif jujur apresiatif kerja keras percaya diri
jujur
kreatif apresiatif
Kemampuan menulis Analisa penanaman pembelajaran karakter dalam RPP yang menekankan kepada kemampuan menulis dilakukan pada satu buah RPP. Dalam RPP tersebut ditemukan bahwa guru menekankan pada delapan karakter yang ingin ditanamkan. Dua diantaranya terdapat pada pre-activity (apresiatif dan disiplin) dan lima karakter pada whilst-activity (berpikir logis, kreatif, kerja keras, aktif, dan kerja sama). Sedangkan satu lainnya terdapat dalam post-activity (jujur). Kemampuan berbicara Penanaman karakter dalam penekanan kemampuan berbicara siswa terdapat pada tiga RPP. Tiga jenis ditemukan pada pre-activity yaitu berpikir logis, kreatif, dan apresiatif, dan lima karakter pada whilst-activity meliputi komunikatif, jujur, apresiatif, kerja keras, percaya diri. Dua lainnya ditemukan pada post-activity yaitu kreatif dan apresiatif. Penanaman Nilai Karakter Dalam Rubrik Penilaian pada RPP Rubrik khusus penilaian karakter siswa sama sekali tidak ditemukan dari kedelapan rencana pelaksanaan pembelajaran yang ada. Fokus penilaian yang digunakan memang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Hal ini didasarkan pada skill atau kemampuan yang ingin dikembangkan dari siswa. Secara keseluruhan, rubrik penilaian yang ada masih terpaku pada kemampuan yang diajarkan dan tidak menekankan pada penilaian karakter yang ditanamkan melalui pembelajaran. Implementasi Pengajaran Nilai Dalam Proses Belajar Mengajar
Karakter
Untuk mengetahui implementasi nilai-nilai karakter pada saat proses belajar mengajar di ke-
130 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 47, Nomor 2-3, Oktober 2014, hlm.123-134
las berlangsung, observasi di kelas dilakukan. Kelas diobservasi sebanyak empat kali. Topik yang diajarkan selama empat kali observasi juga berbeda dan sesuai dengan penekanan kompetensi. Berdasarkan data Tabel 3, beberapa nilai karakter pada implementasi sedikit berbeda dari RPP. Pada rencana semula, ada empat karakter yang sedianya akan diintegrasikan dalam pembe-
lajaran pada siswa, yaitu sopan, apresiatif, kreatif, dan komunikatif. Sedangkan pada implementasinya, karakter mengapresisasi orang lain diajarkan saat fase whilst-activity, sedangkan guru memuat satu karakter lainnya yaitu peduli sosial yang juga diimplementasikan saat fase preactivity.
Tabel 3. Implementasi Nilai Karakter Dalam Mendengarkan Pre-Activity
Perencanaan Whilst-Activity
Sopan apresiatif kreatif komunikatif
berpikir logis aktif mandiri kerja keras
PostActivity Apresiatif
Pada fase whilst-activity, guru juga menyisipkan pembelajaran karakter disamping kemampuan mengapresiatif seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Nilai karakter percaya diri juga diintegrasikan pada fase ini. Sedangkan pada fase post-activity, penyisipan nilai karakter yaitu apresiatif sudah sesuai dengan rencana yang ada pada RPP. Berikut beberapa kalimat/utterance (U) yang menunjukkan pembelajaran karakter tersebut Pre-activity Sopan: Sifat sopan santun terhadap orang lain diajarkan melalui cara memberi salam, tidak hanya salam yang biasa digunakan dalam bahasa Inggris, tapi juga salam dalam budaya lokal. Berikut petikan kalimat yang dimaksud: “Stand up, give Panganjali greeting, Om Swastiastu , and good morning my teacher” (U1), “Good morning, How are you all today?” ( U2), “I am Fine , thank you, and you?” (U3), “I am fine, too, thank you. You may sit down.” (U4) Komunikatif dan Kreatif: Nilai karakter dalam berkomunikasi diajarkan melalui perbincangan singkat antara siswa dan guru. Karakter untuk menjadi kreatif juga secara tidak langsung diajarkan melalui perbincangan ini. Hal ini dikarenakan guru melemparkan beberapa pertanyaan yang jawabannya mungkin berbeda satu dengan lainnya. Sehingga butuh pemikiran yang cepat untuk menjawab pertanyaan tersebut. Berikut ini adalah petikan kalimat yang dimaksud: “Ok students, Did any of you ever asked to help some-
PreActivity Sopan komunik atif kreatif peduli sosial
Implementasi WhilstPostActivity Activity berpikir apresiatif logis kerja keras mandiri apresiatif percaya diri
one?” (U6), “Saya pak, dimintain tolong bantuin bikin PR.” (U7), “Ada lagi? Anyone else?” (U8), “Saya pak, bantu ibu masak.” (U9). Peduli Sosial: Karakter ini diajarkan saat guru meminta salah seorang siswa untuk membantu guru mendistribusikan instrumen kepada siswa lain. Hal ini dapat menumbuhkan keinginan siswa untuk membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan. Berikut petikan kalimat yang dimaksud: “Very good, hal yang biasa kamu lakukan dalam tolong menolong biasanya ada 3, yaitu meminta tolong, memberikan pertolongan, atau menolak. Bapak akan berikan list bagaimana caranya meminta tolong, memberikan pertolongan, ataupun menolak untuk memberkan pertolongan dalam bahasa Inggris. Nak, (menunjuk salah seorang siswa) tolong bantu untuk memberikan list-nya pada teman-teman.” (U10), “Ok sir.” (U11). Whilst-activity Berpikir Logis: Penanaman nilai karakter untuk mampu berpikir secara logis ditanamkan melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru setelah siswa mendengarkan beberapa dialog dalam bahasa Inggris. Berikut beberapa petikan kalimat yang dimaksud: “What the dialogue is about?” (U15), “About asking and giving service.” (U16), “Good, who gives service on the first dialogue?” (U17), “A”, (U18), “Very nice, my next question is, who refuses some services in the second dialogue?” (U19), “Do you know why?” ( U21), “Because he asks only for 1 service” (U22).
Agustini, dkk., Implementasi Nilai-nilai Karakter dalam …. 131
Apresiatif Kemampuan untuk menghargai orang lain diajarkan melalui kalimat guru yang menghargai pendapat siswanya seperti berikut: “Good point from you, does anyone have another opinion?” (U23). Kerja keras dan Mandiri: Kedua nilai karakter ini diajarkan melalui tugas yang diberikan guru untuk membuat contoh kalimat yang berisi permohonan bantuan dan permintaan guru untuk mengerjakan tugas tersebut secara perseorangan. Berikut kalimat yang menunjukkan hal tersebut: “Now you know how to ask for service to other people. Now please make another list other than the example before. At least you make five of it.” (U29), “Okay, now use some of your expressions in asking for help to make a conversation” (U31). Percaya diri Penanaman nilai karakter untuk percaya diri dapat dilihat melalui guru yang meminta siswa untuk tampil ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. “Have you finished?” (U35), “yes” (U36), “Okay, now who wants to practice the conversation in front of the class?” (U37), “Saya pak” (U38), “Go ahead” ( U39). Post-activity Apresiatif: Pada fase terakhir ini, kemampuan siswa dalam mengapresiatif hasil pekerjaan temannya dilakukan melalui guru meminta siswa untuk tepuk tangan sebagai bentuk appresiasi. “Okay, give applause to your friends. Now, the other please submit your work on my desk. We don’t have much time left. Any questions students?” (U41)
Tabel 4 menunjukkan bahwa implementasi dari nilai-nilai karakter pada kemampuan berbicara siswa dalam bahasa Inggris masih lebih sedikit jika dibandingkan dengan perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya. Pre-activity semula direncanakan akan menyisipkan tiga jenis pendidikan karakter. Namun berdasarkan pengamatan hanya dua yang terealisasi. Hal ini juga terjadi pada saat fase Whilst–Activity. Dari lima karakter yang hendak disisipkan pada akhirnya terealisasi empat. Situasi yang amat berlainan terjadi pada fase post–activity. Tidak ada penyisipan pendidikan karakter yang diimplementasikan pada fase ini. Berikut kalimat/utterance (U) yang menunjukkan pengajaran pendidikan karakter yang dimaksud. Pre-activity Kreatif: Kreatifitas yang dimaksud adalah ketika guru memberikan beberapa pertanyaan seputar pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya secara spontan yang mengharuskan siswa berpikir cepat dalam membuat jawaban yang diinginkan. Hal itu dapat ditemui pada kalimat berikut: “Danu, can you please share some of them” (U12), “Yes. Could you help me to do my homework?” (U13), “Good, anyone has the other example?” (U14), “Would you take the paper for me?” (U15). Apresiatif: Penanaman nilai karakter untuk bisa menghargai sesama ditunjukkan oleh guru ketika siswa memberikan beberapa contoh atau jawaban dari pertanyaan yang diajukan seperti berikut: “Very good example. Now you know about it.” (U16).
Tabel 4. Implementasi Nilai Karakter Dalam Berbicara Pre-Activity Berpikir logis kreatif apresiatif
Perencanaan WhilstActivity komunikatif jujur apresiatif kerja keras percaya diri
Post-Activity
Pre-Activity
Kreatif apresiatif
kreatif apresiatif
Whilst-activity Komunikatif: Sifat mampu berkomunikasi satu sama lain ditanamkan saat guru memberikan tugas ditengah pembelajaran.hal ini tercermin dari kalimat berikut: “Kalau ada yang tidak dimengerti, silahkan angkat tangannya, nanti saya bantu.” (U20).
Implementasi Whilst-Activity
PostActivity
komunikatif apresiatif kerja keras percaya diri
Kerja keras dan Percaya diri: Kedua karakter ini ditanamkan saat guru kembali memberikan tugas kepada para siswa. Tugas yang diberikan berupa membuat sebuah dialog dengan situasi atau tema yang ditentukan oleh guru untuk kemudian mereka presentasikan. Hal ini tercermin dari kalimat berikut ini: “Very good example. Now you know about it. Now I want you to practice your con-
132 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 47, Nomor 2-3, Oktober 2014, hlm.123-134
versation in front of the class and I will score it. I will give you the topic or the situation. Baris yang ini tentang “library”, yang tengah tentang “canteen”, baris terakhir tentang “supermarket” (U16), “Pak, pasangan atau kelompok?” (U17), “Berpasangan saja, tapi karena jumlahnya 27, ada satu kelompok yang isi tiga orang. Do you understand?” ( U18). Apresiatif: Karakter ini bisa dikatakan sebagai salah satu karakter yang paling sering ditanamkan kepada siswa. Pada pertemuan kali ini, siswa diharapkan menghargai hasil kerja temannya dengan cara memberikan tepuk tangan sebagai tanda penghargaan. Post-activity Penyisipan nilai-nilai karakter pada fase ini tidak ditemukan karena setelah selesai memberikan nilai dari hasil kerja siswa, guru langsung menutup pelajaran. Perbedaan ditemukan pada pre-activity. Rencana awal pada pre-activity akan menekankan pada karakter mengapresiatif orang lain dan juga disiplin. Saat implementasi, dapat dilihat bahwa penekanan terjadi pada dua hal, yaitu apresiatif dan kemampuan berkomunikasi yang baik.
Sedangkan implementasi dari fase whilstactivity menekankan pada empat karakter yaitu kemampuan bersosialisasi yang dilakukan melalui pembiasaan siswa untuk membantu sesama yang membutuhkan, kerjasama yang diimplementasikan melalui pemainan yang menuntut kerjasama antar anggotanya, kerja keras diimplementasikan melalui pengerjaan tugas yang haya menyediakan petunjuk awal saja, sehingga butuh kerja keras untuk menyelesaikannya. Selain membutuhkan kerja keras, tugas yang diberikan juga membutuhkan pemikiran yang logis dalam penyelesaiannya karena harus menyesuaikan dengan petunjuk yang diberikan. Berikut kalimat/ utterance (U) yang menunjukkan penekanan pembelajaran karakter yang dimaksud. Pre-activity Apresiatif: Kemampuan untuk menghargai orang lain tidak hanya dilakukan seseorang dengan memberi apresiatif terhadap hasil kerjanya, tapi juga saat seseorang berbicara. Oleh karena itu, guru menekankan pentingnya menghargai orang lain yang sedang berbicara melalui kalimat berikut: “Very good. Okay, today I will read something and then I will ask you several questions, so listen carefully.” (U6).
Tabel 5. Implementasi Nilai Karakter Dalam Menulis PreActivity apresiatif disiplin
Perencanaan Whilst-Activity berpikir logis kreatif kerja keras aktif kerjasama
PostActivity jujur
Pre-Activity Apresiatif komunikatif
Komunikatif: Kemampuan siswa dalam berkomunikasi ditekankan melalui interaksi yang dilakukan antara guru dan murid. Semakin sering hal ini dilakukan, kemampuan siswa dalam berkomunikasi menggunakan diksi yang tepat akan semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan pada kalimat berikut: “Okay, my first question. whom the announcement adrressed to?” (U7) “to all of students in the school.” (U8), “Good answer, second. When will the event being held?” (U9), “14th march 2012.” (U10), “everyone agree?” (U11), “Yes” (U12), “The last question. How is the registration?” (U13), “It is free.” ( U14). Whilst-activity Peduli sosial: Karakter kepedulian sosial ditumbuhkan melalui sensitifitas ketika melihat orang
Implementasi Whilst-Activity peduli sosial kerjasama kerja keras berpikir logis
Post-Activity Jujur
lain sedang membutuhkan bantuan. Hal ini yang dicoba guru untuk ditumbuhkan melalui kalimat berikut: “Good. So what I have read before is called as an announcement. It is used to inform something shortly. You have to remember about the adress atau yang ditujukan, content, and also addition if there is any. Jenisnya ada dua, ada personal announcement, ada event announcement. Nak, (menunjuk salah seorang siswa) tolong bagikan ini ke teman-temanmu.” (U14). Kerjasama Karakter kemampuan bekerja sama ini ditumbuhkan melalui permainan yang dikembangkan guru ditengah proses belajar mengajar berlangsung. Permainan yang disebut dengan “whispering game” itu menuntut kerjasama antar anggota untuk menyampaikan informasi dengan benar agar bisa menang.
Agustini, dkk., Implementasi Nilai-nilai Karakter dalam …. 133
Kerja keras: Kerja keras dibutuhkan dalam penyelesaian tugas yang diberikan mengingat dalam tugas tersebut tidak diberikan petunjuk sama sekali oleh guru yang bersangkutan. Hal ini wajar mengingat fungsi tugas tersebut adalah untuk mengkonfirmasi level pemahaman siswa. Hal itu ditunjukkan melalui kalimat berikut: “Before we end the class, please make an announcement by your own. You may make either personal announcement or event announcement. Ok?” (U27). Berpikir logis: Penanaman karakter berpikir logis dilakukan melalui tugas pertama dimana mereka diminta untuk melanjutkan petunjuk yang sudah ada agar menjadi sebuah announcement. Melanjutkan sebuah kalimat itu memerlukan sebuah pemikiran logis. Hal itu tercermin lewat kalimat berikut, “Okay, now see. There is uncompleted announcement there, please complete it with your own words.” (U18). Post-activity Jujur: Penanaman karakter kejujuran dilakukan melalui pertanyaan yang diajukan guru diakhir pelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah murid berkeinginan untuk mengatakan kesulitannya dalam mempelajari materi. Hal tersebut dapat tercermin melalui kalimat berikut: “Good. Please submit it now on my desk. Any question for today?” (U32). Tabel 6 menunjukkan sebagian besar pembelajaran karakter sudah diimplementasikan. Perbedaan yang terjadi paling banyak berada pada fase whilst-activity. Dari tujuh karakter yang terdapat di perencanaan berubah menjadi tiga saja yang diimplementasikan. Kesamaan antara perencanaan dan implementasi terjadi pada postacitivity dimana fase tersebut menekankan pada karakter menghargai sesama. Pre-activity Sopan: Penanaman karakter kesopanan ditekankan melalui interaksi guru dan siswa pada awal pembelajaran dimana siswa menyapa guru dan sebaliknya.
Komunikatif: Seperti yang sudah dibahas sebelumnya pada kompetensi-kompetensi yang lain, penanaman karakter agar mampu berkomunikasi dengan baik ditanamkan melalui interaksi yang intens dilakukan antara guru dan siswa sepanjang pembelajaran berlangsung. Hal ini ditunjukkan melalui kalimat berikut ini: “Good, now, who has a pet at home? atau binatang peliharaan?” (U6), “Saya pak.” (U7), “What is it?” (U8) “A dog.” (U9) “How does it look like?” (U10), “How about the color?” (U12), “It is big” (U11), “The color is white with some black marks” (U12) Whilst-activity Percaya diri: Penanaman karakter percaya diri dilakukan melalui meminta siswa untuk menceritakan kembali apa yang sudah mereka baca didepan kelas. Hal ini tercermin dari kalimat: “Okay good, now please connect all of the answers become one. You please.” (U33), “Rina is 14 years old now, she wears a beautiful orange gown. She also wears a pretty pink fancy bandana . She also wears her new beautiful shiny pink shoes.” (U34). Berpikir logis dan kerja keras: Pelaksanaan penanaman karakter berpikir logis dan bekerja keras diintegrasikan melalui satu kegiatan yaitu memberikan tugas kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hal ini dapat dilihat melalui kalimat berikut: “Very good, now please read it again carefully and then answer the question. Pertanyaannya akan membimbing anda agar bisa retell the text.” (U18). Post-activity Apresiatif: Karakter menghargai sesama pada fase ini dilakukan melalui meminta siswa agar menghargai rekannya yang tampil kedepan kelas untuk menceritakan kembali descriptive text yang sudah dia baca. Penyertaan karakter tersebut dapat dilihat melalui kalimat berikut: “Very good, please give applause to your friends. Now do you understand about descriptive text?” (U35)
Tabel 6. Implementasi Nilai Karakter Dalam Membaca PreActivity Apresiatif sopan berpikir logis
Perencanaan WhilstPost-activity Activity aktif apresiatif berpikir logis kerja kers kreatif
Pre-Activity sopan komunikatif apresiatif
Implementasi Whilst-Activity percaya diri berpikir logis kerja keras
PostActivity apresiatif
134 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 47, Nomor 2-3, Oktober 2014, hlm.123-134
inovatif percaya diri apresiatif
SIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan (1) Semua RPP yang diteliti menunjukkan bahwa, pada keempat ketrampilan berbahasa (mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis), nilai-nilai karakter direncanakan dan dilaksanakan dalam aktifitas belajar dan mengajar oleh para guru bahasa Inggris pada sekolah yang diteliti tersebut. Tetapi, nilai karakter
tidak dijabarkan secara khusus dalam indikator dan penilaian; (2) dalam kegiatan proses belajar dan mengajar, nilai-nilai karakter dilaksanakan sesuai dengan keterampilan dan topik yang terencana dalam RPP pada sekolah tersebut. Evaluasi pelaksanaan nilai karakter di kelas dilakukan oleh guru dengan melakukan observasi langsung dan menandai daftar hadir para siswa.
DAFTAR RUJUKAN Majid, A. & Andayani, D. 2010. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam. Bandung: Insan Cita Utama Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama Kemetrian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. 2010. Jakarta: Kemdiknas. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kuri-
kulum dan Perbukuan. 2011. Jakarta: Kemdiknas. Silver, H. 2004. Evaluation Research in Education. University of Plymouth. (Online) (http://www.edu.plymouth.ack.uk/resined/ evaluation/index.htm, diakses 1 Juni 2012). Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta: Ditjen Dikdasmen .