“NILAI CINTA KASIH DALAM FILM HABIBIE dan AINUN” (Studi Semiotika Pesan-Pesan Cinta Kasih yang direpresentasikan dalam Film Habibie dan Ainun)
DisusunOleh :
INTAN FITRIANI D1211042
JURNAL Diajukan Guna Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat – Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014
0
NILAI CINTA KASIH DALAM FILM HABIBIE & AINUN (Studi Semiotika Pesan-Pesan Cinta Kasih yang direpresentasikan dalam Film Habibie & Ainun) Intan Fitriani Hamid Arifin Kandyawan Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract Love is God’s most beautiful gift in a world, and also the most important basic human needs. This is compatible to Abraham Maslow's Needs Theory, where love is standing on the three main positions of that basic human needs. Love is also has many descriptions and definitions. Erich fromm said that, Love is the active power inside someone’s heart, a power that could break up the walls which seperated someone with others, which unites people. Love makes it able to overcome the sense of isolation and separateness, yet allow it to be love itself to maintain its integrity. The purpose of this study was to describe what messages could be constructed by "Habibie & Ainun" movie. The analysis of this movie is done by interpreting the signs contained in the film, which is a sign that corresponds to the basic elements of love by Abu Ahmadi. Some of those basic elements of love are about understanding, trust, cooperation, and a statement of affection. The research method used is the semiotics of Roland Barthes which uses two stages of significance. In the first step of significance, there is the denotation, that contains signs of verbal and non verbal. Denotation is a signal grade that explains the relationship between signifie and signifiant on the reality that produces an explicit, direct, and real meaning. In the second step of signification, there is conotation, that is the signal garde that explains the relationship between signifie and signifiant containing the non-explicit, indirect, and unreal meaning (probably has more than one meaning). The final step is those denotation and conotation will be related with culutral system where those signs made, or myths. The conclusion is the messages constructed in the movie are contain the value of love sacrifice, trust as the basic of the commitment, helping and completing each other, and how important giving each other without any condition. Keyword: Love, Semiotics, Film, “Habibie & Ainun”
1
Pendahuluan Cinta sangat erat hubungannya dengan kebutuhan dasar manusia sebagai mahkluk sosial, oleh karena itulah cinta menjadi komponen dasar yang penting dalam kehidupan sosial. Bahkan, Abraham Maslow menjelaskan dalam Teori Kebutuhan manusia, cinta menduduki posisi tiga besar dalam hierarki kebutuhan dasar manusia. Sesudah kebutuhan fisiologi dan kemanan relatif terpuaskan, kebutuhan dimiliki atau menjadi bagian dari kelompok sosial dan cinta menjadi tujuan yang dominan. Manusia menjadi sangat peka dengan kesendirian, pengasingan, ditolak lingkungan, dan kehilangan sahabat atau kehilangan cinta1. Film sebagai salah satu media massa tentu memiliki pengaruh yang cukup besar bagi masyarakat pada umumnya. Hal itu disebabkan karena film sebagai salah satu media massa dapat menjadi sarana untuk mempelajari fenomenafenomena yang terjadi di dunia nyata dengan makna-makna yang terkandung di dalamnya. Bagaimana sebuah film merepresentasikan maupun mengkonstruksikan sebuah kehidupan mampu mencerminkan hal-hal yang sebenarnya terjadi dalam realitas kehidupan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, mempelajari media dapat diartikan sama dengan mempelajari makna media itu sendiri. Salah satu film yang menawarkan tema nilai cinta kasih ialah film “Habibie & Ainun”. Film yang diproduksi oleh MD Entertainment ini mampu menuliskan rekor jumlah penonton terbanyak dan dikabarkan akan masuk dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Dalam 5 hari penayangan pertamanya, film “Habibie & Ainun” mampu menembus angka 700 ribu jumlah penonton2. Bahkan karena besarnya jumlah penonton, sejumlah bioskop di Jakarta memutar film “Habibie & Ainun” lebih dari satu studio, dimana hal tersebut merupakan sebuah keistimewaan yang biasanya hanya diterima oleh film-film Holywood3. Karena besarnya jumlah penonton tersebut, film “Habibie & Ainun” juga mendapatkan peringkat pertama dalam daftar film Indonesia terlaris dengan 1
Alwisol, Psikologi Kepribadian Edisi Revisi (Malang: UMM Press, 2009), h. 205 Ichsan, Adhie. 2012. “Habibie & Ainun Tembus 700 Penonto dalam 5 Hari”. http://hot.detik.com/movie/read/2012/12/26/103258/2126661/229/habibie-ainun-tembus-700-ribupenonton-dalam-5-hari, diakses 18 Maret 2013 3 Caracicak. 2012. “Film Habibie & Ainun, 5 Hari Tembus 700 Ribu Penonton”.http://caracicak.wordpress.com/tag/film-habibie-dan-ainun/, diakses 18 Maret 2013 2
2
jumlah penonton terbanyak tahun 20124.Selain itu, film “Habibie & Ainun” juga menjadi salah satu film dari Indonesia yang turut diputar dalam ASEAN International Film Festival and Awards 2013 (AIFFA 2013) yang digelar pada tanggal 28 - 30 Maret 20135. Melihat besarnya dampak dari pesan yang disampaikan film ini, maka film ini menjadi penting untuk diteliti karena memiliki pesan-pesan yang mampu diserap oleh masyarakat banyak. Pesan sendiri merupakan bagian dari proses komunikasi. Hal ini berkaitan dengan teori dasar komunikasi yang terdiri dari komunikator, pesan, media, komunikan, dan umpan balik. Film ini begitu banyak menyampaikan pesan cinta dan kasih, baik dalam bentuk verbal, maupun non verbal, dialog maupun bahasa tubuh. Berbagai macam adegan, karakter tokoh, kalimat dialog, serta segala simbol-simbol yang disajikan dapat memiliki pandangan yang berbeda bagi tiap komunikan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari pesan apa yang sesungguhnya ingin disampaikan melalui tanda-tanda dalam film tersebut dengan menggunakan pendekatan semiotik.
Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Pesan-pesan apakah yang muncul dari representasi nilai cinta kasih dalam film Habibie & Ainun yang disutradarai oleh Faozan Rizal?” Tinjauan Pustaka a. Komunikasi Komunikasi merupakan kegiatan yang tidak dapat terlepaskan dari kehidupan sehari-hari.Manusia tidak dapat tidak berkomunikasi, bahkan aktivitas diam juga merupakan sebuah bentuk komunikasi. Secara etimologis, kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”, communico,communication, atau communicare 4
Konfiden. 2012. “10 Film Indonesia Peringkat Teratas dalam Perolehan Jumlah Penonton pada Tahun 2012 Berdasarkan Tahun Edar Film”.http://filmindonesia.or.id/movie/viewer/2012#.UUZ9GRxSinF, diakses 18 Maret 2013 5 Rooxee. 2013. “Ini Dia Kelebihan Film Habibie & Ainun”. http://www.kaskus.co.id/post/50e8d9dcea74b4ee03000012, diakses 18 Maret 2013
3
yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai istilah komunikasi, yang merupakan akar dari katakata latinnya yang mirip6. Film sebagai media komunikasi telah menjadi media yang begitu efektif dalam penyampaiannya.Sesuai dengan perkembangan jaman, produksi film bahkan kini kian meningkat pertahunnya.Melalui berbagai tema dan alur ceritanya, film seringkali mampu memengaruhi dan membentuk budaya atau kehidupan masyarakat sehari-hari. Melihat dari sudut pandang budaya tersebut, film kerap kali menjadi media komunikasi seseorang atau sekelompok orang dengan berbagai tujuan tertentu, hal ini sesuai dengan salah satu asumsi dasar komunikasi yaitu
berhubungan dengan perilaku manusia dan kepuasan
terpenuhinya kebutuhan berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya7.
b. Komunikasi Massa Dalam pengertian komunikasi massa yang dikemukakan oleh para ahli, terdapat satu kesamaan benang merah dari definisi satu ke definisi lain. Hal tersebut ialah, pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, dilihat dari awal perkembangan saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication yang berarti media komunikasi massa. Seiring dengan perkembangan jaman, film telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian dari komunikasi massa. Melalui film-film yang ditayangkan diberbagai bioskop, film menjadi menjadi salah satu media yang mampu menjangkau berbagai kalangan, baik usia, jenis kelamin, pekerjaan, latar belakang dan sebagainya. Melalui berbagai tema dan genre yang diangkat dalam sebuah film, maka sesungguhnya proses komunikasi massa sedang berlangsung secara satu arah dari pembuat film kepada khalayak penontonnya. Melalui media massa,
6
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 46 7 Dedy Mulyana &Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antar Budaya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006) h. 12
4
pembuat film seringkali menyimpan pesan-pesan khusus yang ingin disampaikan dan ditunjukkan pada khalayaknya.
c. Film sebagai Media Komunikasi Film merupakan salah satu bentuk dari media massa. Melihat dari jangkauannya, film dapat mempengaruhi pandangan masyarakat melalui lambanglambang yang terdapat dalam film maupun bagaimana sebuah kehidupan nyata direkonstruksikan di dalam film. Film sebagai media komunikasi menjadi media yang begitu efektif dan dapat disebarkan kemana saja.Tanpa harus terhalang jarak dan waktu, film kini bahkan didapatkan dari berbagai penyebaran keping CD/ DVD atau bahkan melalui internet. Hal ini dikarenakan, media komunikasi yang paling canggih adalah media yang dapat menyampaikan lima macam bentuk informasi, yaitu gambar, garis, simbol suara dan gerakan. Media itu ialah gambar hidup (film) dan televisi/ video8.
d. Film sebagai Representasi Film adalah salah satu obyek studi ilmu komunikasi, sebab tujuan ilmu komunikasi adalah mempelajari proses pernyataan antar manusia yang dilakukan melalui berbagai macam media dimana salah satu media tersebut adalah film. Maka, mempejari media sama artinya dengan mempelajari makna itu sendiri9.Representasi merupakan suatu perbuatan mewakili, keadaan di wakili, apa yang mewakili, dan perwakilan10. Sebuah film perjuangan dapat mengandung makna
penggambaran
kehebatan
suatu
bangsa
terhadap
suatu
bangsa
tertentu.Representasi menjadi penting dalam dua hal. Pertama, apakah seseorang, kelompok, atau gagasan tersebut ditampilkan sebagaimana mestinya. Kata semestinya mengacu pada apakah seseorang atau kelompok itu diberitakan apa adanya. Kedua, bagaimana representasi tersebut ditampilkan dengan kata, kalimat, 8
Yusuf hadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2004) 9 Wisnu Aji Dewabrata, Revolusi Indonesia 1965 dalam Sinema Analisis Semiotik terhadap Film The Year of Living Dangerously dan Film Pengkhianatan G-30 S/PKI, (Skripsi Fisip UGM, 2004) 10 Setiawan, Ebta. 2012. “Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)”. http://kbbi.web.id/index.php?w=representasi, diakses 24 Maret 2013
5
dan aksentuasi dimana seseorang, kelompok atau gagasan tersebut tampil di depan khalayak. Oleh karena itulah, film sebagai representasi layak diangkat menjadi sebuah penelitian dalam rekonstruksinya terhadap kehidupan nyata11.
e. Semiotika sebagai Teori tentang Pemaknaan Kajian semiotika pernah diramalkan akan pudar setelah munculnya berbagai teori kritis12. Namun hal itu tidak terbukti karena hingga kini, kajian semiotika masih sangat penting bagi berbagai jenis penelitian yang menggunakan tanda. Kekuatan semiotika dapat digunakan sebagai kajian budaya, sepanjang ‘tanda’ dilihat sebagai ‘satuan kultural’, ‘semiosis’, ‘interconnected cultural unit’, dan ‘the signifying order’13. Semiotika sebagai teori mengenai pemaknaan mengkaji pada hal-hal yang dapat dikenali sebagai tanda. Hal ini sesuai dengan dasar dalam semiotika, yaitu konsep tentang tanda: tak hanya bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun oleh tanda-tanda, melainkan dunia itu sendiripun sejauh terkait dengan pikiran manusia seluruhnya terdiri atas tanda-tanda karena, jika tidak begitu, manusia tidak akan bisa menjalin hubungannya dengan realitas14. Teori semiotik Barthes hampir secara harfiah diturunkan dari teori bahasa menurut de Saussure, dengan mengacu hubungan penanda dan petanda pada sebuah tanda. Akan tetapi menurut Kurniawan, proses penandaan signifikansi Barthes tidak sebatas itu. Barthes juga melihat sisi lain dari penanda, yaitu mitos, yang menandai suatu masyarakat. Mitos terletak pada signifikansi tahap kedua. Konstruksi penandaan pertama adalah bahasa, sedangkan yang kedua merupakan mitos, yang dipahami Barthes sebagai metabahasa (metalanguage)15. Mitos adalah sistem komunikasi, karena mitos juga bersifat menyampaikan pesan. Mitos bukan pula konsep, objek, ataupun suatu gagasan, melainkan suatu cara signifikansi, suatu bentuk. Mitos tidak hanya berupa pesan yang disampaikan 11
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS, 2001) Benny H. Hoed, Semiotik & Dinamika Sosial Budaya, (Depok: Komunitas Bambu, 2011), h. xv 13 Ibid., h. xvi 14 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 13 15 Kurniawan, Semiologi Roland Barthes, (Magelang: Indonesiatera. M. S, 2001) 12
6
dalam bentuk verbal (kata-kata lisan maupun tulisan), namun juga dalam bentuk verbal dan non verbal. Baik film, lukisan, fotografi, iklan, dan komik, semuanya dapat digunakan untuk menyampaikan pesan. Barthes mengartikan mitos sebagai cara berfikir kebudayaan tentang sesuatu, sebuah cara mengkonseptualisasikan atau memahami suatu hal. 16
f. Nilai Cinta Kasih dalam Film Cinta menurut Erich Fromm memiliki pengertian sebagai kekuatan yang aktif di dalam diri manusia, suatu kekuatan yang mendobrak tembok yang memisahkan seseorang dengan sesamanya, yang menyatukannya dengan orang lain, cinta membuatnya sanggup mengatasi rasa keterasingan dan keterpisahan, namun
cinta
mengizinkannya
untuk
menjadi
dirinya
sendiri
untuk
mempertahankan keutuhannya.Dalam cinta terjadilah paradoks yakni bahwa dua mahkluk menjadi satu namun tetap tinggal dua. Cinta merupakan salah satu kebutuhan dasar psikologis manusia. Menurut Maslow, cinta tidak sama dengan seks, cinta adalah hubungan sehat antara sepasang manusia yang melibatkan perasaan saling menghargai, menghormati, dan mempercayai17. Cinta merupakan salah satu benuk terpenting dari ketertarikan antar pribadi. Cinta menurut Abu Ahmadi, memiliki 4 elemen dasar yang terdiri dari pengertian, kepercayaan, kerja sama, dan pernyataan kasih sayang. Berikut uraian selengkapnya: 1.
Saling Pengertian Saling pengertian disini mengandung pengertian luas, yaitu mengerti kepada hal-hal yang disenangi maupun yang tidak disenangi pasangannya. Pengertian disini kadang-kadang menuntut pengorbanan.
2. Kepercayaan Saling percaya merupakan salah satu elemen perwujudan cinta. Kedua belah pihak harus selalu menjaga agar apa-apa yang dilakukan maupun dikatakan menimbulkan kepercayaan pada pasangannya. Jadi kepercayaannya 16
Alex Sobur, Op.Cit., h. 224 Alwisol, Op.Cit., h. 205
17
7
ini tidak berarti bahwa karena mereka saling cinta, mereka harus saling percaya, tanpa mau berusaha agar apa-apa yang dilakukan menimbulkan kepercayaan. 3.
Kerja Sama Mengandung arti bahwa hasil kerja itu akan menjadi lebih baik bila keduanya saling kerja sama bila dibandingkan jika mereka bekerja sendirisendiri. Mereka dikatakan saling mencintai bila keduanya memiliki kesediaan untuk saling kerja sama. Kerja sama mengandung pengertian juga kesediaan membantu. Dengan bantuan ini diharapkan keadaan akan lebih baik. Misalnya: dalam hubungan suami istri seorang suami harus kerja lembur di rumah sampai larut malam.
4.
Pernyataan kasih sayang Hal ini bersifat menyempurnakan ke 3 elemen terdahulu. Pernyataan kasih sayang ini dapat berupa: a. Kata-kata misalnya: sayangku, cintaku, manisku, dan sebagainya. b. Perbuatan misalnya: menepuk bahu, menggandeng, mencium, memeluk, dan sebagainya.18
Sajian dan AnalisisData a. Saling Pengertian
Aspek Sosial a) Signifikansi Tahap I (Denotasi) Ainun terdiam menatap jendela pesawat yang sedang melaju menuju Jerman. Melihat wajah cemas istrinya, Habibie dengan tenang berkata, 18
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial Edisi Revisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hh. 236 -237
8
“Tenang, kalau pesawat berguncang, itu tandanya bagus, tidak ada yang retak di pesawatnya”. Ainun pun menjawab, “Kalau ada yang retak?”. “Ya jelas phiuuw... jatuh”, jawab Habibie bercanda mencairkan suasana. Sambil memegang erat tangan Ainun, Habibie perlahan berbisik, “Nanti aku buatkan, truk terbang paling aman buat kamu”.
b) Signifikansi Tahap II (Konotasi) Adegan pada korpus di atas merupakan salah satu adegan yang menunjukkan sikap pengertian. Sikap pengertian tersebut diantaranya ditunjukkan secara non verbal dengan melalui genggaman tangan yang erat. Genggaman tangan sendiri memiliki beberapa arti sesuai dengan cara seseorang menggenggam pasangannya. Pada korpus di atas diperlihatkan Habibie menggenggam erat tangan Ainun dengan memasukkan jemari ke masing-masing jemari pasangannya. Genggaman tangan tersebutpun tidak lain memiliki arti psikologis tersendiri, yaitu berupa perasaan benar-benar sayang dan tidak mau terlepas dari pasangan19. Jika dilihat dari siapa komunikator, maka genggaman tangan Habibie, di jemari istrinya, Ainun, dapat dimaknai sebagai sebuah bentuk pengertian. Habibie sebagai seorang laki-laki dewasa yang kala itu masih mengenyam pendidikan di Jerman, telah meminang secara resmi Ainun pada tangal 12 Mei 1962 berlandaskan agama Islam. Berdasarkan kodratnya sesuai syariat Islam, sebagai seorang suami, Habibie harus menjadi titian dan pemimpian keluarga, serta selalu berdiri tegap di depan melindungi istri dan keluarganya. Kepribadiannya yang dikenal begitu intelektual namun romantis dalam keluarga, menyiratkan bahwa genggaman tangan tersebut juga dapat diartikan sebagai bagian dari bentuk kemesraan dan kepekaan Habibie akan keresahan hati istrinya di dalam pesawat. Sementara itu, dari aspek motivasi komunikator, melalui genggaman tangan
tersebut,
Habibie
seolah
19
menyiratkan
ketenangan
dan
Moci, MS. 2013. “Arti Pegangan Tangan Cowok pada Cewek”. http://ciricara.com/2013/03/05/arti-pegangan-tangan-cowok-pada-cewek/, di akses 8 Februari 2014
9
menghilangkan kekhawatiran yang melanda hati Ainun. Dalam hal ini, komunikator memposisikan diri sebagai kepala keluarga, sekaligus suami yang mengkonstruksikan wibawanya dalam bentuk sebuah sikap perlindungan terhadap sang istri. Tidak hanya itu saja, Habibie juga mengucapkan janjinya untuk membuatkan truk terbang paling aman untuk Ainun suatu hari nanti. Truk terbang disini tentu bukanlah makna denotasi seutuhnya mengenai truk yang bisa terbang, namun truk terbang yang dimaksud disini adalah pesawat terbang yang dapat membawa mereka terbang mengelilingi dunia. Melalui adegan tersebut, memperlihatkan bahwa Habibie sebagai seorang pasangan yang ingin melindungi dan menyenangkan hati pasangannya, dengan melakukan sesuatu yang dapat menghindarkan pasangannya dari rasa takut dan cemas, dengan membuatkannya pesawat terbang paling canggih dan aman, hanya untuk Ainun.
Mitos Berpegangan tangan kini sudah menjadi hal yang lumrah dilakukan dalam budaya Timur. Aktivitas genggaman tangan sendiri diawali melalui berkembangnya sebuah tradisi jabatan tangan di dalam masyarakat. Sesuai dengan dasar pemaknaan berdasarkan fungsi tanda, sejarah, dan mitologi, jabatan tangan awalnya diyakini sebagai simbol serah terima kekuasaan dari dewa atau Tuhan kepada penguasa duniawi. Dalam sejarah Mesir yang terekam dalam tulisan Mesir kuno, jabat tangan mengandung makna memberi yang disampaikan melalui gambar dewa yang mengulurkan tangan20. Namun seiring perkembangan jaman, jabatan tangan kini berkembang menjadi lebih luas dan bahkan genggaman tangan menjadi hal yang biasa di dalam masyarakat. Genggaman tangan sendiri diyakini masyarakat dapat mengurangi rasa stres atau tertekan pada seseorang. Hal ini berkaitan 20
Intisari. 2013. “Asal-Usul Jabat Tangan”. http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/12/berjabat-tangan-lambang-perpanjangan-tangandewa, diakses 10 Februari 2014
10
dengan besarnya dampak yang diberikan melalui sebuah genggaman tangan tersebut dalam menurunkan rasa stres pasangannya, masyarakat meyakini bahwa hubungan yang bahagia mengarah pada kesehatan yang baik21. Genggaman tangan juga seringkali digunakan sebagai ekspresi rasa sayang seseorang. Dengan bergenggaman tangan, maka akan membuat seseorang lebih nyaman, apalagi jika berada disamping orang yang disayangi22. Terkait dengan korpus diatas, maka Habibie dan Ainun bergenggaman tangan seolah menunjukkan rasa sayangnya, pengertian, dan tidak ingin terlepas satu sama lain.
b. Kepercayaan
Aspek Sosial a) Signifikansi Tahap I (Denotasi) Habibie baru tiba di rumah sepulangnya bekerja di malam yang telah larut. Sesaat Habibie membuka sepatunya dan mendapati kakinya terluka dan berdarah akibat lecet di perjalanan. “Kenapa kakimu?”, tanya Ainun. Habibie memperlihatkan luka di kakinya. “Hah... ya Allah,
cuci luka mu”, sahut
Ainun terkejut. “Ah, ini tidak apa-apa”, jawab Habibie dengan santai. “Cuci lukamu, nanti bisa infeksi!”, sahut Ainun dengan nada yang lebih keras sambil mengambil sebaskom air untuk membersihkan luka Habibie. “Masak apa?”, tanya Habibie mengalihkan. “Masak sop, tapi terlalu matang, maaf ya”, jawab 21
Ferillianto, Eex. 2012. “Makna dan Arti Penting dari Genggaman Tangan saat Bersama Pasangan”. http://komunitaspriaidaman.blogspot.com/2012/07/makna-dan-arti-penting-darigenggaman.html, diakses 10 Februari 2014 22 Ciricara. 2013. “Arti Pengangan Tangan Cowok pada Cewek”. http://ciricara.com/2013/03/05/arti-pegangan-tangan-cowok-pada-cewek/ , diakses 10 Februari 2014
11
Ainun dengan nada getir melihat luka di kaki suaminya. “Apapun yang kamu masak pasti saya makan, kamu rebus stetoscope juga saya makan, haha...”, jawab Habibie kembali mengalihkan pembicaraan. Ainun sesaat hanya diam dan menahan tangis. “Ainun kenapa?”, tanya Habibie. Ainun hanya diam, merunduk, dan menggelengkan kepala. “Ainun kenapa?”, tanya Habibie sekali lagi. Akhirnya Ainun pun membuka mulutnya dan menyampaikan keluhannya. “Aku ingin pulang, kalau aku pulang, aku bisa meringankan bebanmu disini, aku juga sudah tidak tahan dengan kehamilanku ini... hidupku di Indonesia, hidupmu yang disini. Aku juga sudah hitung tabungan kita, nanti aku bisa menyusulmu kembali disini”. Sesaat Habibie hanya diam dan meratapi wajah istrinya. Dengan lembut dirinya berkata, “Kamu kuat, Ainun. Kita ini bagai gerbong, yang masuk dalam sebuah terowongan panjang, bahkan kita tidak tahu terowongan ini mengarah kemana, tapi setiap terowongan, pasti memiliki ujung, ada cahaya. Saya janji, saya akan membawa kamu ke cahaya itu. Saya janji. Ok”. Air mata pun tak kuasa turun dari wajah Ainun yang ditutup dengan kecupan hangat di wajah Ainun.
b) Signifikansi Tahap II (Konotasi) Janji Habibie pada Ainun untuk membawa dirinya ke ujung cahaya tentu bukanlah makna cahaya secara denotasi. Pada korpus ini, ujung cahaya dimaknai secara inplisit bahwa suatu hari nanti akan ada masa depan yang lebih cerah dari masa-masa perekonomian suram yang harus mereka lalui. Perjalanan kehidupan mereka yang sulit dimaknai sebagai gerbong yang sedang memasuki terowongan yang amat gelap dan panjang. Dilihat dari segi motivasi komunikator, komunikator memposisikan diri sebagai kepala gerbong, sementara Ainun sebagai penumpangnya. Sebagai pengemudi gerbong, Habibie berjanji mengemudikan dan memimpin gerbong tersebut ke ujung terowongan dimana terdapat cahaya yang penuh kebahagiaan dapat mereka temukan. Dengan kata lain, makna yang tersirat dari ungkapan tersebut ialah, Habibie akan membawa kehidupan rumah
12
tangga mereka menuju kehidupan yang lebih jaya dan makmur, tidak ada lagi kelaparan, kesepian, makan dan minum cukup, serta kesejahteraan lainnya.
Mitos Tanpa kepercayaan, sebuah hubungan tidak akan dapat bertahan lama. Terkait dengan kepercayaan dalam sebuah hubungan, pada umumnya masyarakat meyakini bahwa hubungan jarak jauh (long distance relationship) tidak akan dapat bertahan lama. Bertahan atau tidaknya sebuah hubungan yang terpisahkan jarak akan kembali lagi pada seberapa besar kepercayaan dan komitmen yang dibangun sebelumnya. Apabila sebuah hubungan telah dibangun dengan kepercayaan, komitmen, dan konsistensi, maka kualitas hubungan tidak akan bergantung hanya pada intensintas bertemu saja. Selama kedua pasangan dapat saling menjaga komitmen, maka niscaya jarak bukanlah sesuatu yang dapat dipermasalahkan23.
c. Kerja Sama
Aspek Sosial a) Signifikansi Tahap I (Denotasi) Adegan dibuka dengan memperlihatkan tangan Ainun yang sedang mengerus obat Habibie.tidak lama kemudian Habibie masuk ke kamar diikuti oleh asistennya, Ruby, yang membantu membawakan beberapa barangnya. “Nah, itu disini saja”, sahut Habibie pada Ruby.Setelah selesai meramu obat, Ainun datang menghampiri suaminya yang duduk di kasur. “Ini diapakan ini 23
DPR. 2012. “8 Mitos Cinta Populer”. http://www.citacinta.com/ceria/kita.si.dia/8.mitos.cinta.populer/001/003/667, diakses 31 Oktober 2013
13
obatnya, Ma?”, tanya Habibie. “Sudah, kan aku dokternya. Masih kerasa sakitnya?”, balas Ainun sambil menyuapi obat Habibie. “Yaa, sedikit nyeri”, jawab Habibie. “Itu peringatan, Pa. Bagaimana kalau kamu pensiun dari menteri?”, jawab Ainun sedikit bercanda. “Lalu?”, tanya Habibie. “Yaa, jalan-jalan? Dengan keluarga... dengan aku...”, jawab Ainun sambil tersenyum kecil menggoda hati suaminya. “Oh, it’s not a bad idea”, jawab Habibie lugas. “Jadi kita jalan-jalan?”, sahut Ainun dengan nada bersemangat.”Ya”, jawab Habibie dingkat. “Kemana?”, tanya Ainun. Habibie diam dan menunjuk ke arah dada Ainun.
b) Signifikansi Tahap II (Konotasi) Bentuk kerja sama sebagai istri pada korpus ini diperlihatkan secara denotasi, ketika Ainun mengerus dan meramu obat Habibie. Meskipun tidak dinyatakan secara jelas atau terang-terangan bahwa Ainun merupakan istri yang sigap khususnya terhadap kesehatan suaminya, namun melalui adegan tersebut maka dapat muncul makna bahwa kesetiaan dan pengabdian Ainun terhadap suaminya amatlah besar. Selain meyiapkan obat, Ainun juga siaga melayani suaminya yang kala itu sedang sakit akibat kelelahan. Sikap siaga tersebut merupakan bentuk kerja sama yang menunjukkan bagaimana peran seorang istri ketika suaminya dalam kondisi kurang sehat. Peran istri sebagai pendamping merupakan hal yang sangat penting, dan kerja sama diantara suami istri tentu akan membuat sebuah keluarga menjadi keluarga yang lebih kukuh dan harmonis. Jawaban singkat Habibie dengan menunjukkan telunjuknya di dada Ainun pun juga merupakan sebuah tanda yang dapat dimaknai konotasi. Tidak jauh berbeda dengan yang telah dibahas sebelumnya, bagian dada dianggap sebagai simbolis dari hati pemiliknya, dan bagian jantung dianggap sebagai pusat emosional yang mengatur segala hal pemiliknya.
14
Mitos Suatu pekerjaan akan memiliki hasil lebih baik apabila dikerjakan bersamasama. Kerja sama dapat diartikan juga dengan kesediaan membantu. Melalui kesediaan membantu tersebut diharapkan keadaan dapat menjadi lebih baik24. Membahas kerja sama tentu tidak daat dilepaskan dengan sistem budaya atau common sense yang tumbuh di masyarakat Indonesia sejak puluhan tahun yang lalu. Tradisi kerja sama tersebut biasa dikenal dengan sebutan tradisi gotong royong. Tradisi gotong royong dalam kehidupan bangsa Indonesia memegang peranan penting dalam laju sejarah yang diukirkan oleh bangsa Indonesia. Kebereadaan tradisi gotong royong sebagai warisan masa lalu yang ditransformasikan secara generasional (traditional heritage), merupakan sebuah kearifan lokal (local wisdom) yang perlu dikembangkan dalam kehidupan generasi masa kini25. Tidak jauh berbeda dengan apa yang direpresentasikan di dalam film, Habibie dan Ainun juga sering kali menanamkan nilai gotong royong dalam kehidupan mereka. Gotong royong yang dilakukan Habibie dan Ainun merupakan proses gotong royong dalam skala lingkungan kehidupan terkecil, yaitu keluarga. Di dalam keluarga, proses gotong royong dapat diaplikasikan ketika seorang ayah membantu anaknya, seorang anak membantu ibunya, atau ketika seorang ayah dan ibu saling membantu dalam kegiatan sehari-harinya. Hal tersebutlah yang dapat terlihat dari adegan film, dimana Ainun membantu Habibie menyiapkan obat ketika Habibie sedang sakit, atau ketika Ainun membantu pekerjaan suaminya ketika suaminya hendak bertugas.
24 25
Abu Ahmadi, Op.Cit., h. 237 Subagyo, Pengembangan Nilai dan Tradisi Gotong Royong dalam Bingkai Konservasi Nilai Budaya, (Universitas Negeri Semarang: 2012), h. 61
15
d. Pernyataan Kasih Sayang
Aspek Sosial a) Signifikansi Tahap I (Denotasi) Terlihat malam itu Ainun sedang duduk sambil membaca majalah di kamarnya. Tanpa disangka Habibie diam-diam datang dari arah berlawanan membawa sebongkah kue kecil berhiaskan miniatur pesawat di atasnya. “Selamat ulang tahun, Ma”, ucap Habibie. Ainun terkejut dan langsung tertawa, “Hahaha... Terima kasih... Pake kue segala”. “Ya, karena hari ini, ulang tahunmu sudah terbang 14 jam yang lalu, dan melintasi langit nusantara”, jawab Habibie sambil memberikan kecupan hangat di wajah Ainun. “Jadi ini, sesuai, janjiku padamu 32 tahun yang lalu”, lanjutnya. Muka Ainun merona dan tersenyum bahagia mendengar ucapan singkat suaminya di hari ulang tahunnya tersebut.
b) Signifikansi Tahap II (Konotasi) Pada korpus diatas, pernyataan kasih sayang dilakukan Habibie dengan memberikan istrinya sebuah kejutan kecil di hari spesialnya. Habibie diperlihatkan secara denotasi membawakan sebuah kue tart dengan hiasan berbentuk pesawat di atasnya, dimana secara konotasi, kue tart tersebut memiliki makna yang jauh lebih dalam dari apa yang terlihat secara eksplisit. Ungkapan kasih sayangnya yang diwujudkan dalam sebuah kue tart dengan hiasan miniatur pesawat diatasnya merupakan makna tersirat bagi Habibie terhadap janji yang ia utarakan 32 tahun yang lalu. Janji tersebut ialah merupakan janji besarnya terhadap Ainun untuk membuatkan pesawat yang paling aman, canggih, dan mutakhir untuk istrinya, Ainun. Meskipun secara
16
eksplisit janji tersebut tidak ia tunjukkan lewat kata-katanya, namun melalui kue tart tersebut tersimpan makna yang lebih dalam dari janji besarnya di masa lalu. Dilihat dari motivasi komunikator, sesuai dengan elemen cinta kasih yang ke empat, Habibie memberikan kejutan hadiah ulang tahun Ainun sebagai salah satu bentuk perhatian yang sebagaimana selayaknya dilakukan oleh sepasang suami istri. Melalui kejutan dan hadiah tersebut, Habibie ingin meningkatkan keintiman dan kekuatan batin satu sama lain dalam kehidupan pernikahan mereka. Hal tersebut tentu sangat berarti bagi Ainun, sebagai seorang istri, hadiah dari suami tentu mempunyai nilai yang sangat mengesankan. Nilai sebuah hadiah tidak harus mahal, tetapi sebagai simbol perhatian suami kepada istri26.
Mitos Berdasarkan pemaknaan sesuai dengan fungsi tanda, sejarah, dan mitologi, perayaan ulang tahun sendiri diketahui berasal dari tradisi yang berkembang di masyarakat Mesir dan Yunani dan hanya dilakukan untuk merayakan tanggaltanggal penting bagi raja dan dewa-dewi mereka27. Namun seiring perkembangan jaman, perayaan ulang tahun menjadi sebuah perayaan biasa yang bisa dilakukan oleh siapapun. Masyarakat juga kemudian mulai mengenal tradisi memberi kado untuk membuat seseorang yang sedang berulang tahun menjadi senang. Sama seperti pada masyarakat pada umumnya, perayaan dan kejutan kecil yang diberikan Habibie untuk istri tercintanya Ainun tidak lain tidak bukan merupakan salah satu wujud tanda rasa sayang yang dimilikinya. Sebagai wanita spesial yang hadir dihidupnya, Habibie ingin memberikan sebuah kejutan spesial yang juga bertepatan dengan hari spesial bagi istrinya.
26
Dian Nafi, Op.Cit., h. 103 Vem. 2013. “Asal-Usul Perayaan Ulang Tahun, Lengkap dengan Kue dan Lilinnya”. http://www.vemale.com/ragam/42482-asal-usul-perayaan-ulang-tahun-lengkap-dengan-kue-danlilinnya.html, diakses 9 Februari 2014
27
17
Kesimpulan a) Pesan yang ingin dibangun pada masyarakat ialah, seandainya sebuah masalah dapat dihadapi dengan sikap pengertian, maka hendaklah tindakan anarkis maupun prasangka buruk tidak dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah, melainkan kita seharusnya mengurangi ego masing-masing dan mencoba saling mengerti kondisi satu sama lain untuk mencapai keputusan terbaik bagi masing-masing pihak. b) Secara singkatnya, pesan yang ingin dibangun adalah hendaknya masyarakat menjadikan kepercayaan sebagai dasar terkuat dalam terbentuknya sebuah hubungan, sehingga angka perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga dapat ditekan semaksimal mungkin. c) Gotong royong dalam konteks sebuah hubungan hendaknya dijadikan pedoman utama pasangan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Pasangan suami istri hendaknya dapat saling menyempurnakan satu sama lain dan melengkapi kekurangan masing-masing. Jadi, pesan yang ingin dibangun melalui nilai kerja sama ini ialah, melalui kerja sama yang baik, maka ke dua pasangan dapat hidup seimbang dan saling melengkapi. d) Sebuah ungkapan cinta hendaknya dapat meningkatkan keintiman yang terjalin diantara pasangan.
Jadi, sebagai makhluk sosial, hendaknya
janganlah bersikap jual mahal dalam mengungkapkan cinta kasihnya, baik kepada pasangan, keluarga, maupun kerabat..
Saran a) Insan film dan praktisi media Hendaknya dalam berbagai produk media massa, tema cinta kasih disajikan dalam kemasan yang sebaik mungkin. Seringkali para produsen film hanya mengutamakan sisi komersialitasnya. a) Masyarakat umum Masyarakat umum hendaknya dapat memetik banyak pelajaran dan sikap tauladan dalam film “Habibie & Ainun”. Hendaknya masyarakat menyadari
18
bahwa cinta sejati tidak datang begitu saja, namun juga membutuhkan pengorbanan dan perjuangan. b) Peneliti Hasil penelitian ini hendaknya dapat memberikan inspirasi dan menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya. Selain itu, peneliti hendaknya lebih bijaksana dalam memilih teori yang digunakan dan disesuaikan dengan tema atau jenis film yang di analisa. Peneliti hendaknya juga terus melakukan pembaharuan terhadap teori yang digunakan, sehingga dapat menemukan referensi-referensi lainnya dan menyempurnakan teori sebelumnya.
Daftar Pustaka Ahmadi, Abu.(1999). Psikologi Sosial Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Alwisol.(2009). Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang: UMM Press. Caracicak.(2012).“Film Habibie & Ainun, 5 Hari Tembus 700 Ribu Penonton”.http://caracicak.wordpress.com/tag/film-habibie-dan-ainun/, diakses 18 Maret 2013 Ciricara.(2013).“Arti Pengangan Tangan Cowok pada Cewek”. http://ciricara.com/2013/03/05/arti-pegangan-tangan-cowok-pada-cewek/ , diakses 10 Februari 2014 DPR.(2012).“8MitosCintaPopuler”. http://www.citacinta.com/ceria/kita.si.dia/8.mitos.cinta.populer/001/003/6 67, diakses 31 Oktober 2013 Eriyanto.(2001). Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media.Yogyakarta: LKIS. Ferillianto, Eex.( 2012). “Makna dan Arti Penting dari Genggaman Tangan saat BersamaPasangan”. http://komunitaspriaidaman.blogspot.com/2012/07/makna-dan-artipenting-dari-genggaman.html, diakses 10 Februari 2014 Hoed, Benny H. (2011). Semiotik & Dinamika Sosial Budaya.Depok: Komunitas Bambu. Ichsan, Adhie. (2012). “Habibie & Ainun Tembus 700 Penonto dalam 5 Hari”. http://hot.detik.com/movie/read/2012/12/26/103258/2126661/229/habibieainun-tembus-700-ribu-penonton-dalam-5-hari, diakses 18 Maret 2013 Intisari.(2013).“Asal-UsulJabatTangan”. http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/12/berjabat-tangan-lambangperpanjangan-tangan-dewa, diakses 10 Februari 2014 Konfiden.( 2012). “10 Film Indonesia Peringkat Teratas dalam Perolehan Jumlah Penonton pada Tahun 2012 Berdasarkan Tahun Edar Film”. http://filmindonesia.or.id/movie/viewer/2012#.UUZ9GRxSinF, diakses 18 Maret 2013 Kurniawan. (2001).Semiologi Roland Barthes. Magelang: Indonesiatera. M. S.
19
Miarso, Yusuf Hadi.(2004).Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Moci,MS.(2013).“ArtiPeganganTanganCowokpadaCewek”. http://ciricara.com/2013/03/05/arti-pegangan-tangan-cowok-pada-cewek/, di akses 8 Februari 2014 Mulyana,Deddy.(2007). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyana,Dedy &Jalaluddin Rakhmat.(2006).Komunikasi Antar Budaya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rooxee.(2013).“IniDiaKelebihanFilmHabibie&Ainun”. http://www.kaskus.co.id/post/50e8d9dcea74b4ee03000012, diakses 18 Maret 2013. Setiawan,Ebta.(2012). “Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)”. http://kbbi.web.id/index.php?w=representasi, diakses 24 Maret 2013 Sobur,Alex.(2009). Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Subagyo.(2012). Pengembangan Nilai dan Tradisi Gotong Royong dalam Bingkai Konservasi Nilai Budaya.Universitas Negeri Semarang. H. 61. Vem. (2013). “Asal-Usul Perayaan Ulang Tahun, Lengkap dengan Kue dan Lilinnya”. http://www.vemale.com/ragam/42482-asal-usul-perayaanulang-tahun-lengkap-dengan-kue-dan-lilinnya.html, diakses 9 Februari 2014 Wisnu Aji Dewabrata.(2004). Revolusi Indonesia 1965 dalam Sinema Analisis Semiotik terhadap Film The Year of Living Dangerously dan Film Pengkhianatan G-30 S/PKI. Skripsi Fisip UGM.
20