MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR GAGASAN KREATIF DALAM TINDAKAN EKONOMI MATA PELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) DI KELAS VII SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI Nia Rosmeliati Sihotang Guru SMP Negeri 8 Tebing Tinggi Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran konstruktivisme dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kreatif dalam tindakan ekonomi di kelas VII SMP Negeri 8 Tebing Tinggi TA 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Tebing Tinggi pada bulan April-Juni 2013. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII yang berjumlah 31 orang. Desain penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus berdasarkan model Kemmis dan Taggart melalui empat tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilaksanakan tindakan, ketuntasan belajar siswa 14,29%. Pada siklus I ketuntasan belajar siswa 47,6% dan siklus II menjadi 90,48%. Kata Kunci: IPS, Gagasan Kreatif, Pembelajaran TGT
PENDAHULUAN Salah satu mata pelajaran yang dapat membina kepribadian seseorang sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. IPS sangat erat hubungannya dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistimatis sehingga IPS bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan. Pendidikan IPS diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Aktivitas siswa dalam belajar juga masih tergolong kurang. Selama
proses pembelajaran berlangsung, siswa cenderung hanya diam mendengarkan penjelasan dari guru. Siswa juga kurang aktif bertanya ataupun mengajukan pendapat dan hanya mencatat apa yang di sampaikan atau dituliskan guru di papan tulis serta mengerjakan tugastugas yang di berikan oleh guru. Dilihat dari permasalahan diatas, maka guru mencoba menerapkan model pembelajaran konsruktivisme dalam pembelajaran IPS. Karena pada dasarnya model pembelajaran konstruktivisme bersifat memfokuskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka, sehingga siswa dapat aktif dalam mencari dan melakukan serta menemukan sendiri kaitan antara konsep yang dipelajari dengan
55
pengalamannya sehingga tercapailah tujuan pembelajaran. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Konstruktivisme Pada Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan Kreatif dalam tindakan ekonomi di Kelas VII SMP Negeri 8 Tebing Tinggi TA 2012/2013. Berdasarkan latar batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada Pelajaran IPS di kelas VII SMP Negeri 8 Tebing Tinggi TA 2012/2013? Adapun tujuan penilitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran konstruktivisme dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Kreatif dalam tindakan ekonomi di kelas VII SMP Negeri 8 Tebing Tinggi TA 2012/2013. TINJAUAN TEORI Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata “belajar” merupakan kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal. Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu sesuai dengan
keinginan. Entah malam hari, siang hari, sore hari, atau pagi hari. Masalah pengertian belajar ini, setiap ahli psikologi memberi defenisi dan batasan yang berbedabeda, akibatnya terdapat keragaman di dalam menjelaskan dan mendefenisikan makna belajar. Witherington (dalam Hariyanto,2011 : 11) menyatakan bahwa “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan”. Menurut Gagne (dalam Suprijono, 2010 : 2) menyatakan “belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah”. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Slameto (dalam Syaiful Bahri, 2011 : 13) menyatakan “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan-keterampilan. Merujuk
56
pengertian Gagne (dalam Suprijono 2010: 5) hasil belajar berupa : Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi symbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan. 2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempersentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis -sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. 3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. 4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilainilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Belajar adalah suatu aktivitas yang berlangsung secara interaktif antara faktor intern pada diri pembelajar dengan faktor ekstern atau lingkungan, sehingga melahirkan perubahan tingkah laku. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Belajar memerlukan proses yang panjang. Dalam proses tersebut tentunya banyak aspek atau fakorfaktor yang mempengaruhi yang terlibat dalam proses pembelajaran. Karena faktor-faktor tersebut yang berpengaruh terhadap hasil belajar atau prestasi siswa Pengertian Model Pembelajaran Model merupakan interpretasi terhadap observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem. Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori pskikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap-terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran akan dikemukakan
57
beberapa pengertian pembelajaran. Langkah-Langkah Model Konstruktivisme
model
dan
Penggunaan Pembelajaran
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan belajar yang dapat dikembangkan terhadap siswa. Pendekatan konstruktivisme dimulai dengan adanya pengetahuan awal siswa, kemudian siswa dihadapkan pada keadaan lain yang menimbulkan konflik kognitif di dalam pikiran siswa. Selanjutnya, siswa membangun pengetahuannya melalui penyelesaian konflik kognitif yang dirasakannya. Menurut Rosalin ( 2008 : 15) Pembelajaran dalam pandangan konstruksivisme mengandung empat kegiatan inti.Berkaitan dengan pengetahuan awal atau pra-konsepsi (prior knowledge) siswa.2) Mengandung kegiatan pengalaman nyata (experience). 3) Melibatkan interaksi sosial (sosial interaction). 4) Terbentuknya kepekaan terhadap lingkungan (sense making). Menurut Robert (dalam Rosalin 2008 : 17) mengemukakan 4 tahap pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisne terdiri atas 4 tahap, yaitu tahap invitasi, eksplorasi, pengajuan eksplanasi dan solusi, serta pelaksanaan tindakan.Invitasi diperlukan untuk mengidentifikasi konsepsei awal siswa sebelum pelaksanaaan pembelajaran dilakukan. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan berikut :
mengamati keingintahuan siswa, siswa menjawab pertanyaaan, mempertimbangkan kemungkinanan jawaban pertanyaan, mencatat halhal yang tidak diperkirakan, dan mengenali situasi yang diharapkan siswa. 2) Eksplorasi adalah tahap pelaksanaan pembelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif menggali informasi-informasi baru. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap eksplorasi adalah mengajak siswa untuk fokus pada pembelajaran, mendiskusikan alternatif-alternatif kemungkinan, mencari informasi, melakukan percobaan dengan alat dan bahan yang ada, mengamati gejala-gejala khusus, merancang model, mengumpulksn dan mengolah data, menggunakan strategi-strategi penyelesaian masalah, memilih sumber-sumber yang tepat, mendiskusikan solusi dengan yang lain, merancang dan melaksanakan percobaan, ikut serta dalam diskusi, mengenali risiko dan konsekuensikonsekuensi yang timbul, menentukan parameter suatu penyelidikan, menganalisis data, dan sebagainya. 3) Pengajuan Eksplanasi dan Solusi merupakan tahap diskusi yang dilakukan di antara siswa, baik secara individu maupun secara kelompok. Kegiatan diskusi ini juga dapat berlangsung dengan guru yang bersangkutan. Kegiatan-kegiatan yang terjadi pada tahap pengajuan eksplanasi (penjelasan) dan solusi (penyelesaian) adalah mengomunikasiakn informasi dan ide-ide, membangun dan
58
menjelaskan model, membangun penjelasan baru, me-review dan mengupas penyelesaian, menggunakan evaluasi kelompok, memasang jawaban-jawaban atau solusi-solusi, menentukan penutup yang sesuai, dan memmandukan solusi dengan pengetahuan dan pengalaman. 4) Taking Action atau tahap pengambilan tindakan merupakan tahap akhir pembelajaran. Pada tahap ini siswa merumuskan hasil eksplorasi dan diskusinya. Pada tahap ini juga diberikan evaluasi dengan cara menjawab pertanyaanpertanyaan yang diajukan guru, baik secara lisan maupun tulisan. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap taking action adalah membuat keputusan, menggunakan pengetahuan dan keterampilan, mentransfer pengetahuan dan keterampilan, berbagai informasi dan ide-ide, menjawab pertanyaan baru, dan mengembangkan hasil dan ide-ide. Kerangka Konseptual Pembelajaran konstruktivisme menjadi kata kunci dalam pembelajaran saat ini, karena kecendrungan pembelajaran saat ini lebih memfokuskan pada perlunya pembelajar berpartisifasi aktif dalam proses pembelajararan, pembelajaran berbasis masalah untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri terutama dalam Pelajaran IPS, serta di dalam pembelajaran diperlukannya peran guru menjadi fasilator, mediator dan manejer dalam proses pembelajaran IPS. Dalam
Pelajaran IPS Pokok Bahasan Kreatif dalam tindakan ekonomi siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimiliki agar mereka mengetahui apa itu kreatif dalam tindakan ekonomi. Hipotesis Penggunaan model pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata Pelajaran IPS pokok bahasan kreatif dalam tindakan ekonomi di kelas VII SMP Negeri 8 Tebing Tinggi TA 2012/2013. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 8 Tebing Tinggi TA 2012/2013 pada semester genap. Waktu penelitian direncanakan pada bulan April-Juni 2013. Adapun subjek dalam penelitian PTK ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 8 Tebing Tinggi TA 2012/2013 yang berjumlah 31 orang, 12 orang siswa laki-laki, dan 19 orang siswa perempuan. Sedangkan objek penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Desain pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada penelitian ini akan di laksanakan berdasarkan dua siklus berdasarkan model Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, 2010: 138) yang memiliki empat tahapan secara garis besar yang dilalui dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas, yaitu 1) perencanaan (planning), 2.) Pelaksanaan ( acting),
59
3) pengamatan( observasing), 4) Refleksi (reflecting). Pada penelitian ini , peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan tes dan lembar observasi. Analisis data yang digunakan adalah data kuantitatif tes hasil belajar siswa. Dimana penelitian ini lebih memperhatikan kualitas hasil dan keterkaitan antara kegiatan hasil belajar IPS dengan menggunakan model konstruktivisme. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana berikut ini : Hasil Belajar Siswa Menurut Sudijono (2005:315) untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa secara individu yang diperoleh dari tes belajar siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut: PPH =
X 100
Dimana : PPH = Persentase penilaian hasil B = Skor yang diperoleh N = Skor total. Kriteria: Nilai 70 artinya siswa sudah tuntas dalam belajar Nilai 65 artinya siswa belum tuntas Nilai Rata-Rata Siswa Menurut Sudjana (2009:109) untuk mengetahui rata-rata keberhasilan secara klasikal ditentukan dengan rumus:
Dimana : X
: Nilai Rata-Rata : Jumlah semua nilai siswa : Jumlah siswa. 1. Ketuntasan Belajar Klasikal Menurut Rosmala Dewi (2010:188) Kriteria untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal dapat dilihat sebagai berikut:
Dimana : P = Angka prestasi f = jumlah siswa yang mengalami perubahan. n = jumlah seluruh siswa. Secara individu dikatakan siswa yang tidak tuntas belajar apabila PPH > 65%, tetapi suatu kelas dikatakan sudah tuntas belajar jika kelas resebut terdapat 80% yang telah tuntas belajar. Berdasarkan penjelasan diatas dapat dilihat bahwa ketuntasan kelas jika terdapat 80%. 2. Penilaian Hasil Observasi Rumus yang digunakan dalam observasi yaitu: Nilairata-rata= x 100 Dengan kriteria : 100 – 80 = sangat baik 75 – 79 = baik 65 – 74 = cukup baik < 64 = kurang
60
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Konstruktivisme Pada Siklus I No Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) 1 25 3 14,29% 2 30 4 19,05% 3 40 5 23,80% 4 45 2 9,52% 5 55 4 19,05% 6 70 3 14,29% 21 Jumlah 3 Orang Siswa 14,29% Siswa Yang Tuntas 18 Orang Siswa
Siswa Yang Tidak Tuntas
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai siswa masih memiliki tingkat keberhasilan di bawah 70%. Sedangkan rata-rata kelas sebesar 40 sehingga baik secara individu maupun klasikal hasil belajar siswa masih rendah (10 %), sehingga hasil belajar yang diinginkan belum tercapai.
85,71%
Dari hasil jawaban siswa pada tes awal, menunjukkan bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal dari materi kreatif dalam tindakan ekonomi, untuk itu perlu dilanjutkan ke siklus I.
Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Konstruktivisme Pada Siklus I No
Nilai
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1 2 3 4 6
40 50 55 70 80
7 4 10 6 2
22,6 % 12,9 % 32,2 % 19,4 % 6.5 %
61
7 85 Jumlah Siswa Yang Tuntas Siswa Yang Tidak Tuntas
2 31 10 Orang Siswa 21 Orang Siswa
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai siswa masih memiliki tingkat keberhasilan di bawah 70 %. Sedangkan rata-rata kelas sebesar 61,90. Sehingga baik secara individu maupun klasikal hasil belajar siswa masih rendah, sehingga hasil belajar yang diinginkan belum tercapai. Berdasarkan hasil jawaban siswa pada Post Tes Siklus I, menunjukkan bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami dan menyelesaikan soal-soal dari materi kreatif dalam tindakan ekonomi. Oleh karena itu perlu dilakukan kembali untuk melanjutkan ke siklus II. Model Pembelajaran Konsstruktivisme dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan,
6,5 % 32,2 % 67,8 %
guru masih belum mengoptimalkan pembelajaran yang dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari faktor kurangnya hasil belajar siswa. selain itu, dari hasil observasi yang dilakukan terhadap siswa juga menunjukkan kurangnya keaktifan dalam belajar IPS dalam materi Kreatif dalam tindakan ekonomi masih perlu dilakukan tindakan selanjutnya. Setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Konstruktivisme maka guru melakukan evaluasi atau Pos Tes terhadap proses pembelajaran yang dilakukan pada akhir siklus I.
Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Konstruktivisme Pada Siklus II No
Nilai
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1 2 3 4
60 70 75 80
2 1 3 7
6,5 % 3,2 % 9,7 % 22,6 % 62
6 85 7 90 8 95 9 100 Jumlah Siswa Yang Tuntas Siswa Yang Tidak Tuntas
Dari tabel diatas bahwa terdapat 2 orang siswa (6,5 %) atau yang belum tuntas belajar yaitu memiliki tingkat ketuntasan belajar dibawah 70% dan yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 29 orang siswa (93,6 %) dengan rata-rata nilai kelas sebesar 85,71. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan belajar siswa sudah mencapai nilai standar atau 70% sehingga hasil belajar siswa sudah meningkat. Dari tabel diatas terlihat bahwa pelaksanaan Model pembelajaran Konstruktivisme sudah mencapai tindakan yang maksimal
7 3 3 5 31 29 Orang Siswa 2 Orang Siswa
22,6% 9,7 % 9,7% 16,1% 93,6 % 6,4 %
terlihat dari perolehan rata-rata nilai kelas yaitu 85,71. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan di kelas VII SMP Negeri 8 Tebing Tinggi menunjukkan bahwa penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Kreatif dalam tindakan ekonomi. Dengan menggunakan Model pembelajaran konstruktivisme siswa lebih bersemangat,aktif dalam belajar, tidak bosan dan bebas melakukan percobaan materi yang diajarkan.
Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Siklus No
Tes
1 2 3
Tes Awal Siklus I Siklus II
Persentase Ketunasan Belajar 9,7 % 32, 3 % 93,6 %
Dari tabel diatas menunjukkan peningkatan yang cukup drastis dari
Jumlah Siswa
Nilai Ratarata
3 10 29
43,57 61,9 85,71
hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 8 Tebing Tinggi dapat dilihat 63
pada hasil Pre Tes sebelum tindakan dilakukan, menunjukkan belum mencapai ketuntasan klasikal yaitu 14,29%. Pada Post Test siklus I setelah menerapkan Model Pembelajaran Konstruktivisme dalam pembelajaran meningkat menjadi 47,6%, tetapi hasil belajar ini belum mencapai sasaran ketuntasan klasikal yang telah diterapkan sebelumnya. Kemudian setelah melakukan perbaikan dari hasil refleksi yang peneliti lakukan hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan yaitu 90,48%. Hasil belajar ini menurut peneliti sudah mencapai sasaran penelitian 80% ketuntasan belajar klasikal sehingga peneliti tidak perlu merancang tindakan pada siklus selanjutnya. Dengan demikian maka pembelajaran IPS khususnya materi Kreatif dalam tindakan ekonomi dengan menggunakan Model Pembelajaran Knstruktivisme serta melibatkan seluruh siswa dalam pembelajaran dan menggunakan media, melakukan percobaan dalam pembelajaran sebagai pendukung jalannya pelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan yaitu sebagai berikut : 1. Pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme pada materi kreatif dalam
tindakan ekonomi dapat meningkatkan hasil belajar siswa 2. Rata-rata nilai pada saat Pre Tes adalah 43,57 meningkat setelah diberikan tindakan pada siklus I menjadi 61,90 dan setelah diberikan tindakan pada siklus II meningkat menjadi nilai 85,71 . 3. Sebelum dilaksanakan tindakan, hasil belajar siswa masih rendah dengan ketuntasan belajar 14,29%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I diperoleh tingkat ketuntasan belajar siswa 47,6% yang berarti secara keseluruhan belum mencapai standart KKM. 4. Nilai rata-rata peningkatan hasil belajar dalam observasi kegiatan siswa yaitu 70,45 (cukup baik) pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi 95,45 (sangat baik) dan dimana nilai rata-rata peningkatan kegiatan guru yaitu 76,3 (baik) pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi 92,10 (sangat baik). 5.2 Saran Berdasarkan hasil dan kesimpulan diatas, maka guru mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Sebagai masukan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran khususnya pembelajaran IPS dalam penggunaan model pembelajaran konstruktivisme dengan mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
64
2. Penerapan model pembelajaran konstruktivisme dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS pada materi kreatif dalam tindakan ekonomi. 3. Dapat dijadikan bahan yang bermanfaat dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa karena pembelajarannya melibatkan siswa secara aktif.
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
DAFTAR RUJUKAN
Syaiful Bahri Djamarah. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Agus Suprijono. 2010. Cooperative Learning. Yoyakarta : Pustaka Belajar. Anas Sudijono. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Indeks. Dewi Salma Prawiradilaga. 2009. Prinsip Diasain Pembelajaran. Jakarta : Kencana. Elin Rosalin. 2008. Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual. Bandung : PT Karsa Mandiri Parsada
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Slameto. 2010. Belajar dan FaktorFaktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Yogyakarta : PT Rineka Cipta. Rosmala Dewi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Medan : Pasca Sarjana UNIMED. Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Haryanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Mohammad Jauhari. 2011. Implementasi Paikem dari Behavioristik sampai Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustakaraya
65