Ekspresi Tumor Necrosis Factor (TNF-α) Dan Gambaran Histopatologi Sendi Tikus Arthtritis (Rattus norvegicus) Yang Mendapatkan Terapi Ekstrak Buah Kesemek Junggo (Diospyroskaki L.f) Expression of Tumor Necrosis Factor (TNF-α) and Histopathologycal Appearance Joints Rheumatoid Arthritis in Rats (Rattus norvegicus) With Junggo Persimon Extrack Therapy Nealvin Irvan Mandella*, Aulanni’am, Dyah Kinasih. W Program Studi Pendidikan Dokter Hewan, Program Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya
ABSTRAK Arthritis rheumatoid merupakan salah satu jenis penyakit autoimun yang menyerang bagian sendi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui ekspresi TNF-α dan gambaran histopatologi sendi pada tikus artritis rheumatoid yang telah diterapi dengan ekstrak buah kesemek junggo. Dalam penelitian ini, tikus dibagi dalam 4 kelompok yaitu kontrol (A), arthritis rheumatoid (B), arthritis rheumatoid dengan terapi ekstrak buah kesemek junggo 750 mg/kgBB (C) dan arthritis rheumatoid dengan terapi ekstrak buah kesemek junggo 1000 mg/kgBB (D). Induksi arthritis rheumatoid dilakukan dengan injeksi Complete Freund Adjuvant (CFA) sebanyak 0,1 ml pada bagian ekor, booster dilakukan pada kaki belakang masing-masing 0,05 ml per ekor. Terapi dilakukan selama 2 minggu sebanyak 2 ml/ekor/hari setelah injeksi ke II. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tulang rawan hialin pada tikus arthritis rheumatoid mengalami kerusakan. Setelah dilakukan terapi (kelompok C dan D), terjadi perbaikkan struktur tulang rawan hialin. Ekspresi TNF-α ditunjukkan dengan persen area yaitu kelompok kontrol 0%, arthritis rheumatoid 475%, arthritis rheumatoid dengan terapi, yaitu kelompok C sebesar 62% dan kelompok D 44%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perlakuan terapi ekstrak buah kesemek junggo pada kelompok C dan D menunjukan perbaikan kondisi arthritis rheumatoid dengan penurunan ekspresi TNF-α. Kata kunci : arthritis rheumatoid, complete freund adjuvant (CFA) , kesemek junggo (Diospyros kaki L.), tumor necrosis factor (TNF-α).
ABSTRACT Rheumatoid arthritis is a type of autoimmune disease that attacks the joints. The purpose of this study was to determine the expression of TNF-α and histopathologic appearance of rheumatoid arthritis joints in rat that had been treated with an extract of persimmon junggo. In this study, rats were divided into 4 groups: control (A), rheumatoid arthritis (B), rheumatoid arthritis with junggo persimmon therapy of 750 mg/kg BW (C) and rheumatoid arthritis with junggo persimmon therapy of 1000 mg/kg BW (D). Induction of rheumatoid arthritis was conducted by injection with Complete Freund Adjuvant (CFA) 0.1 ml on the tail, booster was made on the back side of leg 0.05 ml/rat. Junggo persimmon extrack therapy were conducted for 2 weeks as 2 ml/rat/days. Results from this eksperimen indicated that the hyaline cartilage in rat rheumatoid arthritis were damaged. After therapy (group C and D) show at that hyaline cartilage was repaired. Expression of TNF-α was shown by the percent area were 0%, 475%, 62% and 44% for group A, B, C and D, respectively. It could be concluded that therapy of junggo persimmon extract could decrease the expression of TNF-α in rat rheumatoid arthritis. Keywords: rheumatoid arthritis, complete Freund adjuvant (CFA), junggo persimmon (Diospyros L. feet), tumor necrosis factor (TNF-α).
1
tentang pengaruh ekstrak buah kesemek
PENDAHULUAN
junggo Arthritis
rheumatoid
merupakan
yang
ditandai
arthritis rheumatoid.
MATERI DAN METODE
peningkatan sitokin berupa Tumor Necrosis
Alat dan Bahan
Factor (TNF-α) (Schwatz, 2007). Tumor Necrosis Factor (TNF-α) merupakan sitokin disekresikan
makrofag
Bak
pemeliharaan
hewan
coba,
dan
seperangkat alat bedah, seperangkat alat
memiliki peranan sebagai proliferasi sel,
gelas (gelas objek, cawan petri, labu takar,
differensiasi, apotosis, metabolisme lipid
gelas ukuran100 ml, pipet tetes, pengaduk
dan
kaca, tabung mikro, tabung polipropilen,
koagulasi
oleh
arthritis
dengan
terdapatnya sinovitis erosif simetrik dan
yang
terapi
gambaran histopatologi sendi pada tikus
sistem pertahanan alami tubuh menyerang sendi
bahan
rheumatoid berdasarkan ekspresi TNF-α dan
salah satu jenis penyakit autoimun, dimana
bagian
sebagai
(Abiyoso,
dkk,
1994).
Penelitian oleh Zeng Q.Y, et al. (2008)
vortex,
menunjukkan prevalensi arthritis rheumatoid
penangas air, water bath, neraca analitik,
di Indonesia cukup tinggi yaitu antara
mikropipet, eppendof, dispossable syringe,
23,6%-31,3%.
oven, pH meter, mikroskop cahaya, botol
Buah kesemek junggo
memiliki
sentrifuse,
autoclave,
mortar,
semprot, tabung reaksi, timer, tabung mikro,
kandungan antara lain tanin yang cukup
lemari
tinggi sebagai antioksidan. Tanin termasuk
mikropipet, corong, pisau dan incubator.
dalam golongan polifenol yang berfungsi
Tikus,
sebagai donor elektrolit untuk menurunkan
Complte Freund Adjuvant (CFA), aquades,
kadar
2009).
alkohol 70%, 90%, NaCl-fisiologis, antibodi
Berdasarkan penelitian Zeng, (2008) dengan
poliklonal goat TNF-α, larutan PBS, PFA
menggunakan hewan coba kelinci diketahui
4%, 3% H2O2, Fetal Bovine Serum (FBS)
bahwa ekstrak buah kesemek junggo dapat
Dakon,
menyembuhkan artritis rheumatoid dengan
Peroxidase (SA-HRP), Diamino Benzidine
dosis
(DAB),
sitokin
pemberian
mg/kgBB,
2000
(Baswarsiati,
500
mg/kgBB,1000
mg/kgBB
dan
3000
pendingin,
ekstrak
Strep
Mayer
buah
Avidin
pengaduk
kesemek
Horse
Hematoxylen,
kaca,
junggo,
Radish
Eosin,
Entellan, Etanol, Proplyne murni, Gliserin,
mg/kgBB. Dalam penelitian ini dikaji
2
Parafin, Xylol, Formaldehid 37% dan
dengan kompor listrik hingga volume air
larutan PBS-Azida.
ekstrak buah kesemek junggo menjadi 10 ml. Kemudian disaring menggunakan kertas
Persiapan Hewan Coba Tikus lingkungan
saring dan digunakan sebagai bahan terapi
diadaptasi selama
tujuh
sedangkan untuk dosis II yaitu 1000
terhadap hari
mg/kgBB. Sebanyak 1000 mg berat kering
dengan
daging buah direndam dalam 50 ml aquades
pemberian makanan berupa ransum basal
dan direbus selama 1 jam dalam panci
pada semua tikus. Tikus ditaruh dalam
alumunium dengan suhu maksimal 70o
tempat yang bahannya terbuat dari plastik diameter
80
Komposisi
cm
dan
ransum
tinggi basal
40
celcius
cm.
dengan kompor listrik hingga
volume air ekstrak buah kesemek junggo
disusun
menjadi
berdasarkan standar AOAC (2005) yaitu
10
ml.
Kemudian
disaring
menggunakan kertas saring dan digunakan
mengandung karbohidrat, protein, lemak,
sebagai bahan terapi . Pemberian ekstrak
mineral, vitamin. Hewan model artritis yang
buah kesemek junggo pada tikus dilakukan
digunakan adalah tikus (Rattus norvegicus)
dengan
dari (UPHP) Universitas Gadjah Mada
cara
menyonde
sebanyak
2
ml/ekor/hari. Pemberian terapi diberikan
Yogyakarta dengan umur 8-12 minggu dan
untuk kelompok C dan D selama 2 minggu
berat badan antara 150-250 gram yang telah
(Zeng, 2008).
mendapatkan persetujuan Komisi Layak Etik UB dengan No. 120-KEP-UB.
Pengamatan Histopatologi Dan Pewarnaan Imunohistokimia (IHK)
Pembuatan Dan Pemberian Terapi Ekstrak
Pengamatan
Buah Kesemek Junggo
bagian
Pembuatan ekstrak buah kesemek
tulang
ini
rawan
dilakukan hialin
pada dengan
pewarnaan hematoksilin eosin (HE) dan
junggo dilakukan dengan metode maserasi
pewarnaan
menggunakan
750
mengetahui ekspresi TNF-α. Gambaran
mg/kgBB. Sebanyak 750 mg berat kering
tulang rawan hialin diamati secara kualitatif
daging buah direndam dalam 50 ml aquades
menggunakan mikroskop Olympus BX51
dan direbus selama 1 jam dalam panci
dengan perbesaran 100x.
air
yaitu
dosis
I
alumunium dengan suhu maksimal 70o C 3
Imunohistokimia
untuk
Analisa Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini
yaitu
Rancangan
Ekpresi Tumor Necrosis Faktor (TNF-α)
Acak
Pada Sendi Kaki Arthritis Rheumatoid
Lengkap (RAL) dengan ANOVA. Untuk mengetahui perlakuan yang member hasil
Ekspresi Tumor Necrosis Factor
terbaik dilakukan uji BNT.
(TNF-α) pada tikus Arthritis rheumatoid dapat ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 1 Ekpresi Tumor Necrosis Faktor (TNF-α) pada sendi kaki Arthritis Rheumatoid Keterangan: A = sendi kaki tikus kontrol; B = sendi kaki ikus arthritis rheumatoid; C = sendi kaki tikus arthritis rheumatoid+terapi dosis 750 mg/kgBB dan D = sendi kaki arthritis rheumatoid+terapi dosis 1000 mg/kgBB. Perbesaran 100x. Anak panah menunjukkan terjadinya ekspresi TNF-α.
Penelitian Zeng, 2008 menunjukan
sehingga jaringan ikat menjadi tidak teratur.
bahwa induksi menghasilkan jenis arthritis
Hal
yang bersifat kronik karena ekspresi TNF-α
sitoplasma dalam tulang rawan hialin aktif
terjadi
dan memicu ekspresi TNF-α (Green and
akibat
dari
proliferasi
sel-sel
mesotelium dan jaringan ikat pada tulang
ini
menyebabkan
Flavell, 2000).
rawan hialin yang melapisi permukaannya 4
erosi
sehingga
Tumor Necrosis Factor (TNF-α)
ditunjukkan dengan adanya warna coklat
merupakan sitokin yang disekresikan oleh
pada jaringan sendi (Green dan Flavell,
makrofag
2000).
sehingga
penting
dalam
Keberadaan
memiliki
terjadinya
TNF-α
peranan inflamasi. karena
(Zeng, 2008) bahwa proses terjadinya
injeksi CFA memicu terjadinya kerusakan
inflamasi dikarenakan pada tulang rawan
membran
menyebabkan
hialin tepatnya di sitoplasma jumlah sitokin
vaskularisasi dan infiltrasi sel-sel meningkat
TNF-α mengalami peningkatan dikarenakan
pada sel T CD4+ (sel inflamatori). Hal ini
makrofag dalam sendi aktif sehingga TNF-α
selanjutnya
terekspresikan
synovial
disebabkan
Sesuai dengan penelitian terdahulu
yang
mengaktivasi
makrofag
pada
sitoplasma
yang
sehingga memproduksi sitokin (TNF-α)
ditandai dengan banyaknya warna coklat
yang mengakibatkan terjadinya inflamasi.
pada tulang rawan hialin setelah dilakukan
Ekspresi TNF-α
pewarnaan dengan Imunohistokimia.
pada penelitian ini
Tabel 1 Ekspresi Tumor Necrosis Faktor TNF-α pada tikus perlakuan Kelompok Perlakuan
Kontrol (A) AR (B) AR+750 mg/kgBB (C) AR+1000 mg/kgBB (D)
Rata-rata Ekspresi TNF-α
Peningkatan Ekspresi TNF-α terhadap kontrol (%)
1,557±0,528154a 8,959±0,558148b 2,531±0,28193c
0 475 62
2,251±0,206014c
44
Peningkatan ekspresi TNF-α dapat
bahwa
persentase
antar
kelompok
ilihat pada Tabel 1 yang ditunjukkan dari
mengalami perbedaan yaitu pada kelompk
persentase area melalui hasil foto preparat
kontrol
sendi kaki pada semua kelompok setelah
rheumatoid (B) mengalami kenaikan yaitu
dilakukan
475%
pewarnaan
Imunohistokimia
(A)
0%,
sedangkan
kelompok
kelompok
arthritis
arthritis
sehingga diperoleh nilai rata-rata dalam
rheumatoid dengan terapi 750 mg/kgBB (C)
setiap kelompok. Sesuai dengan data diatas
dan arthritis rheumatoid dengan terapi 1000 mg/kgBB (D) mengalami penurunan yaitu
5
62% dan 44% nilai-nilai persentase dalam
sesuai bidang pandangnya yang ditentukan
setiap kelompok ini diperoleh dengan cara
dari banyaknya ulangan dalam 1 kelompok.
mengambil 5 foto dalam 1 kelompok karena
Persentase
area
merupakan
dalam satu kelompok terdapat 5 ulangan,
banyaknya jumlah sel dalam luas bidang
dalam satu ulang jumlah sel yang terfoto
setelah dilakukan foto pada area yang
tidak sama dengan ulangan lainnya sehingga
dinginkan dengan menggunakan program
dalam satu perlakuan diambil rata-ratanya
axio vixion yang dikonversikan kedalam
dari 5 ulangan tersebut. Maka diketahu hasil
persentase yang dapat menandai suatu
peningkatan
kenaikan maupun penurunan sel dalam suatu
maupun
penurunan
antar
kelompok. Sesuai pernyatan (Calnek, 1997)
penyakit (Calnek, 1997).
bahwa nilai persen area dapat diperoleh dari
Persentase diatas juga didukung
hasil foto sesuai bidang pandangnya yang
dengan pengamatan secara makroskopis
ditentukan dari banyaknya ulangan dalam 1
yaitu dengan pengukuran pada bagian kaki
kelompok.
belakang yang diukur menggunakan jangka
Persentase
area
merupakan
sorong. Sesuai pengukuran jangka sorong
banyaknya jumlah sel dalam luas bidang
kelompok
setelah dilakukan foto pada area yang
mengalami kebengkaan 2 kali lipat bila
dinginkan dengan menggunakan program
dibandingkan dengan kelompok kontrol (A)
axio vixion yang dikonversikan kedalam
dan pada kelompok arthritis rheumatoid
persentase yang dapat menandai suatu
dengan terapi 750 mg/kgBB (C) serta
kenaikan maupun penurunan sel dalam suatu
arthritis rheumatoid dengan terapi 1000
penyakit dan dilakukan penghitungan secara
mg/kgBB (D) mengalami penurunan ukuran
persantase yaitu dengan rumus rata-rata
sebesar
sakit dikurangi dengn rata-rata kontrol
kelompok
dibagi dengan rata-rata kontrol dikalikan dengan 100% (Calnek,1997). bahwa nilai persen area dapat diperoleh dari hasil foto
6
arthritis
3/4
lebih arthritis
rheumatoid
kecil
(B)
dibandingkan
rheumatoid
(B).
Histopatogi
Sendi
Rheumatoid
Kaki
Dengan
bagian kaki belakang. Sesuai gambaran
Arthritis
histopatologi
Pewarnaan
dengan
pewarnaan
Hematoxylin Eosin (HE) dapat dilihat
Hematoxylin Eosin (HE) Pengamatan dilakukan pada bagian
adanya perubahan struktur tulang rawan
sendi kaki belakang. Hal ini dikarenakan
hialin (kartilago) yang ditunjukkan pada
arthritis
gambar dibawah ini
rheumatoid
banyak menyerang
Gambar 2: Hasil Pewarnaan HE pada Sendi Kaki Arthritis Rheumatoid Keterangan: A = sendi kaki tikus kontrol; B = sendi kaki tikus arthritis rheumatoid; C = sendi kaki arthritis rheumatoid+terapi dosis 750 mg/kgBB dan D = sendi kaki arthritis rheumatoid+terapi dosis 1000 mg/kgBB. Perbesaran 100x. Anak panah menunjukkan terjadinya perubahan struktur tulang rawan hialin (kartilago) antar perlakuan.
Terjadinya kerusakan sendi kaki
mengakibatkan kerusakan jaringan pada
pada tulang rawan hialin yaitu injeksi CFA
tulang rawan hialin. Meningkatnya TNF-α
mengakibatkan
teraktivasi
pada sendi kaki akan merusak struktur sel
sehingga memproduksi sitokin (TNF-α )
yang terdapat pada tulang rawan hialin
yang
karena sendi merupakan pertautan antar
memicu
makrofag
terjadinya
inflamasi 7
tulang sehingga dengan mudah TNF-α
terjadi perbaikkan tulang rawan hialin yang
merusak susunan sel mesenkim pada tulang
hampir sesuai dengan kondisi normalnya.
rawan hialin sehingga mengakibat kerusakan
Menurut Gotlin (2002) sel mesenkim
jaringan pada tulang rawan hialin yang
ini berperan penting dalam tulang rawan
ditunjukkan pada Gambar 2 (B). Proses
hialin dikarenakan dapat menumbuhkan
penyembuhan
hialin
jaringan ikat dewasa melalui sifat dari sel
(kartilago) sebagai berikut yaitu saat sel
mesenkim itu sendiri yaitu mampu membuat
mesenkim berada dalam kondisi tidak
matrik dalam sel mesenkim mengumpulkan
beraturan maka akan dikelompokan kembali
filamen-filamen dan membentuk serabut
oleh kondroblas yang merupakan pusat
dengan
pembentukan tulang rawan hialin setelah
memperbaiki struktur tulang rawan hialin
dikelompokkan sel mesenkim membesar
apabila mengalami kerusakan selain itu
yang akan menghasilkan bahan dasar yaitu
dengan tingginya aktivitas makrofag pada
amorf
tempat
dan
tulang
rawan
prokolagen.
Bahan-bahan
begitu
sel
inflamasi
memicu
terjadinya
kerusakan
pembelahan
disebabkan sel-sel mesenkim tidak dalam
mengakibatkan
hialin
satu
dikenal
interstial
mengembalikan sel mesenkim dalam satu
selanjutnya pada bagian tepi tulang rawan
kelompok lagi dibutuhkan terapi obat herbal
hialin mengalami pertumbuhan atau kembali
yang memiliki kandungan antioksidan yang
normal. Penyembuhan tulang rawan hialin
tinggi seperti golongan polifenol yang
dapat dilihat sesuai gambar yaitu Gambar
menyebabkan kembalinya struktur tulang
5.1 (C) dan (D) menunjukkan bahwa sudah
rawan hialin kearah normal.
Pengaruh
arthritis rheumatoid yang dapat dilihat
pertumbuhan
Pemberian
Ekstrak
Buah
dengan
Kesemek Junggo Sebagai Bahan Terapi
penurunan
sehingga
yang
memperluas areal tulang rawan hialin yang dengan
kelompok
rawan
dapat
tersebut memicu kondroblas mengalami yang
tulang
mesenkim
jumlah
untuk
sel
yang
terekspresikan oleh sitokin yaitu TNF-α
Buah kesemek junggo merupakan
pada sitoplasma dan perbaikkan tulang
buah yang didalamnya memilki kandungan
rawan hialin. Kerja dari tanin itu sendiri
polifenol berupa tanin yang mana memiliki
yaitu saat terjadi inflamasi maka elektrolit
peranan penting dalam proses penyembuhan
didalam tubuh menjadi tidak berpasangan 8
sehingga makrofag memproduksi sitokin
struktur jaringan tulang rawan hialin pada
dengan
tikus putih arthritis rheumatoid.
begitu
tanin
menyumbangkan
ini
mampu
elektrolit
sehingga
Pemberian ekstrak buah kesemek
elektrolit kembali memiliki pasangan yang
junggo
dapat menstabilkan sitokin akhirnya terjadi
rheumatoid mampu memberi pengaruh yang
perputaran atau resonansi terhadap gugus
nyata antar perlakuan (p<0.05) sesuai
kimia tanin sehingga proses penyembuhan
(lampiran 11). Hal ini menunjukkan bahwa
inflamasi pada sendi kaki dapat berjalan
terapi ekstrak buah kesemek junggo pada
dengan
tikus arthritis rheumatoid dapat menurunkan
baik
penurunan
yang
jumlah
ditandai sel
dengan
TNF-α
yang
sebagai
ekspresi
bahan
TNF-α
terapi
pada
arthritis
sendi
kaki.
terekspresikan pada tulang rawan hialin dan
Perbandingan jumlah sel yang mengekspresi
kembalinya struktur normal tulang rawan
TNF-α pada setiap perlakuan ditunjukkan
hialin (kartilago) dikarenakan tanin mampu
pada Tabel 5.1 dan Gambar 5.1 serta
memicu sel-sel mesenkim mengkelompok
perbaikkan
kembali pada kondroblas.
Gambar 5.2.
tulang
rawan
hialin
pada
Menurut Nijdvelt (2001) mekanisme
Untuk mengetahui hasil perlakuan
kerja tanin dalam menurunkan jumlah TNF-
yang terbaik maka dilakukan uji lanjutan
α yaitu melalui gugus –OH tanin dengan
Beda Nyata Terkecil (BNT) pada (lampiran
ATP dari enzime kinase yang berikatan akan
11).
menghambat
sehingga
berdasarkan persentase area menunjukkan
mengakibatkan penurunan ekspresi TNF-α
bahwa kelompok D menunjukan perlakuan
pada
terbaik dibandingkan dengan kelompok A, B
tulang
menurut
TNF-α
rawan
De-jian
hialin.
jian
Sedangkan
(2004)
akibat
Hasil
uji
BNT
yang
dihitung
dan C.
pemberian ekstrak buah kesemek junggo mampu menyebabkan sel mesenkim dapat ditekan
dan
mengelompok
KESIMPULAN
kembali,
sehingga produksi sitokin proinflamasi yang
Pemberian ekstrak buah kesemek
memicu terjadinya inflamasi juga akan
junggo terhadap tikus Arthtritis rheumatoid
ditekan. Dengan demikian akan terjadi
mampu memperbaiki kerusakan struktur
proses penyembuhan tulang rawan hialin
tulang rawan hialin dan dapat menurunkan
dengan baik sehingga mampu memperbaiki
jumlah TNF-α pada sendi kaki tepatnya 9
arthritis reumatoid. Immunity, 12: 459-469.
disitoplasma yang dapat diketahui dengan metode pewarnaan Imunohistokimia.
Gotlin, G. 2002. The Osteoclast Clin Orthop. Journal Kedokteran 6(3):164-168.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, A. K., A.H. Lichtman, and J.S. Pober. 2000. General Properties of the Immune Respone. In : Cellular and Moleculer Immunology. WB Saunders Co. Philadelphia
Junquiera, L.C, and J. Carneiro. 2007. Basic Histology. The McGraw-Hill Companies Kavanaugh, A.F, and P. Lipsky. 1999. Reumatoid Arthritis Inflamation, Basic Principle and Clinical Corelates. Edition, Lippincott William and Wilkins. Philadelphia
Abiyoso, A., D. Rudijanto, D.W. Hendrawan, H. Soeatmadji, H.M. Kalim, Soedirjo, dan H. Achmad. 1994. Ilmu Penyakit Dalam.Laboratium Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Malang
Miller, S.D, J.C. Russel, H.E. MacInes, J. Abdelkrim, and R.M. Fewster. 2010. Multiple peternity in wild population of invasive Rattus species. New Zeland Journal of Ecology 34(3): 360-362.
Anonymous. 2005. Kandungan Complete Freund Adjuvant (CFA). Jakarta
Mycek. J. 2001. Farmakologi. Edisi ke-2. Penerbit: Widya Madika
Baswarsiati. 2009. Kesemek Junggo. Jakarta : Rajawali Press dan Pusat Antar Universitas Bioteknologi IPB
Nasution, A.R, dan Sumariyono. 2006. Introduksi Reumatologi. In : Sundoyo, A. W.
Calnek, B.W. 1997. Imunohistokimia. Ames: Iowa State University Press
Nijveldt, E. 2001. Tanin: A Review of Probable Mechanism of Action and Potential Application. Am Journal Clin Nurt: 74: 418-425.
De-jian jian. 2004. Pharmacological Effects of Tanin.Drug. Journal Kedokteran Hewan 8(4):257-263
Office of Animal Care and Institutional Biosafety (OACIB). 2005. Guildelines –Polyclonal Antibodies Production. Diakses tanggal 5 Mei 2012.
Green, E.A, E.E. Eynon, and R.A. Flavell. 1998. Local expression of TNF-a in disease
arthritis
Journal
rheumatoid.
Immunity, 9: 733-743.
Pfeffer, K. 2003 Biological Functions Of Tumor Necrosis Factor Cytokines And Their Receptors. Cytokine Growth Factor Rev 14: 185–191
Green, E.A, and R.A. Flavell. 2000. The temporal importance of TNF-a expression in the development of 10
Arthritis Rheumatoid Rat. America: CRC Press LLC
Poole, H. 2005. Analysis Of Cytokoin In Disease Arthritis Rheumatoid. Journal of Pediatric Endocrinology and Metabolism, 13: 91-98. Potter,
Shiel, W.C. 2006. Rheumatoid Arthritis. Medicinenet. Com. Diakses tanggal 5 Mei 2012.
W.P. 2007. Rats and Mice :Introduction and use In Research. Health Sciences Center for Educational Resources University of Washington.
Suk, K, S.Kim, Y.H. Kim, K.A. Kim, I. Chang, H. Yagita, M. Shong, and M.S. Lee. 2001. IFN-g/TNF-a synergism as the final effector in autoimmune arthritis rheumatoid. Journal of Immunology, 166: 44414489.
Prabowo, S. 2005. Pengaruh Stresor Dingin Terhadap Proses Keradangan Pada Arthritis Adjuvant: Penelitian Ekspresi mental pada Arthritis Adjuvant (Model Hewan Untuk AR). [Tesis].Iptunair J. Pharm.
Suryana, B.P. 2006. Agen Biologik Dalam Terapi Penyakit Reumatik. In : Sundoyo, A. W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 2, edisis 4. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta.
Schwartz, D.A. 2002. The Genetics of Innate Immunity and Artritis Rheumatoid. Chest Journal 121 : 62S–68S
Zeng, Q.Y. 2008. Effect of tumor necrosis factor a on disease arthritis reumatoid. Journal of Experimental Medicine, 180: 995-1004
Sharp, P.E, and M.C. La Regina. 1998. The Laboratory and Sensitivitas .
11