Studi Pemberian Yoghurt Susu Kambing Terhadap Penurunan Kadar Malondialdehida dan Ekspresi inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS) pada Aorta Tikus (Rattus norvegicus) Hiperkolesterolemia Study of Goat Milk Yogurt Suplementation toward Declining Levels of Malondialdehyde and inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS) Expression in Aorta Rat (Rattus norvegicus) Hypercholesterolemia Ivan Risna Yanuar, Aulanni’am, Dyah Kinasih Wuragil Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya
[email protected] ABSTRAK Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan tingginya kadar kolesterol dalam darah yang disebabkan karena usia, makanan tinggi kolesterol dan asam lemak jenuh. Dilaporkan terjadi peningkatan kasus hiperkolesterolemia yang mengakibatkan penyakit kardiovaskular dan kematian tiap tahunnya. Yoghurt susu kambing mempunyai kandungan Bakteri Asam Laktat (BAL) dan antioksidan yang diduga mampu mencegah hiperkolesterolemia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yoghurt susu kambing sebagai upaya pencegahan hiperkolesterolemia ditinjau dari kadar Malondialdehida (MDA) dan ekspresi inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS). Penelitian ini menggunakan tikus putih strain Wistar dan dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif (hiperkolesterolemia) serta kelompok pemberian yoghurt dosis 300, 600 dan 900 mg/kg BB. Yoghurt susu kambing diberikan selama 28 hari, dilanjutkan dengan pemberian yoghurt dan diet hiperkolesterol secara bersamaan selama 14 hari. Data yang diperoleh dianalisis dengan SPSS versi 16 dengan melakukan uji analisis varian (ANOVA) dan dilakukan analisis lanjutan dengan uji Tukey (α = 5 %). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencegahan hiperkolesterolemia dengan yoghurt susu kambing menurunkan kadar MDA dan ekspresi iNOS secara signifikan (p<0,05) antar perlakuan. Dosis 900 mg/Kg BB adalah dosis terbaik menurunkan kadar MDA dan ekspresi iNOS pada aorta. Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian yoghurt susu kambing dapat mencegah hiperkolesterolemia berdasarkan penurunan kadar MDA dan ekspresi iNOS pada aorta tikus hiperkolesterolemia. Kata kunci : Hiperkolesterolemia, yoghurt susu kambing, Malondialdehida (MDA), inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS), Aorta.
ABSTRACT Hypercholesterolemia is a condition of high cholesterol levels in blood and have correlation with age, high foods cholesterol consumption and saturated fatty acids. Increasing of hypercholesterolemic patients lead cardiovascular disease and mortality has been reported each year. Goat's milk yogurt known rich of Lactic Acid Bacteria (LAB) and 1
antioxidants that are thought to be able to prevent hypercholesterolemia. The purpose of this study was to determine the effect of goat milk yogurt for the prevention of hypercholesterolemia based on Malondialdehyde (MDA) levels and iNOS on aorta. This study used Rattus norvegicus Wistar strain which divided into 5 groups: negative control, positive control (hypercholesterolemia), group of prevention hypercholesterolemia with yogurt treatment doses of 300, 600, 900 mg / Kg BW. Goat's milk yogurt was given for 28 days, followed with administration of yogurt and dietary hypercholesterolemic simultaneously for 14 days. Data were analyzed with analysis of variance (ANOVA) and further analyzed by Tukey's test (α = 5%). iNOS expression on aorta were also analyzed descriptively. The results showed that the MDA level and iNOS epressions were significantly different (P <0.05) between treatment groups. The preventive yogurt with dose of 900 mg / kg BW was the best dose resulted decreasing of MDA level and iNOS expressions on aorta. It can be concluded that the prevention of hypercholesterolemia with goat milk yogurt lowering both of MDA level and iNOS expression. Keywords: Hypercholesterolemia, goat milk yoghurt, Malondialdehyde (MDA), inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS), Aorta. Sintesa empedu guna menyeimbangkan kolesterol didalam menghasilkan zat sisa berupa radikal bebas, jumlah radikal bebas yang tinggi menyebabkan keadaan stress oksidatif dan adanya peningkatan Reactive Oxygen Species (ROS) (Brunner et al., 2004). Peningkatan ROS menyebabkan peroksidasi lipid, akibat dari reaksi tersebut ialah terputusnya rantai asam lemak menjadi senyawa toksik bagi sel, seperti contohnya adalah malondialdehida (MDA) yang dapat merusak sel-sel pada tubuh (Dalle, 2006). Radikal bebas yang diproduksi sebagai hasil sampingan dalam proses sintesa asam empedu mampu memecah ikatan Nuclear Faktor Kappa Beta (NFκβ) dengan Inhibitor Kappa Beta (iKB), sehingga NF-κβ mampu bertanslokasi ke dalam inti sel, hal tersebut memicu produksi sitokin proinflamasi dan enzim iNOS sebagai respon inflamasi, dimana iNOS merupakan katalisator dalam produksi radikal Nitric Oxyde (NO) (Shahzad et al., 2005).
PENDAHULUAN Meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang disertai rutinitas harian yang padat menyebabkan berubahnya pola dan gaya hidup dalam hal pemilihan makanan, berupa makanan cepat saji yang sebagian besar kaya akan kandungan lemak dan kolesterol serta rendah kandungan serat dan antioksidan (Suprapti, 2003). Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan tingginya kadar kolesterol dalam darah yang melebihi kadar normalnya. (Riani, 2006). Menurut laporan World Health Organization (WHO), prevalensi penyakit jantung koroner yang diduga disebabkan oleh hiperkolesterolemia meningkat dari 13,5% (2009) menjadi 19,2% (2010) (Soraya, 2011). Dampak dari hiperkolesterolemia pada hewan kucing mencapai angka 13% (Tapan, 2005). Studi di Amerika Serikat menunjukkan kasus hiperkolesterolemia pada anjing mencapai 32,8 % dari 192 ekor yang diteliti (Xenoulis, 2007).
2
Yoghurt susu kambing lebih dikenal masyarakat dengan harga relatif terjangkau, yoghurt sendiri mempunyai kandungan Bakteri Asam Laktat (BAL), antioksidan vitamin C dan peptida bioaktif berupa laktoferin yang mempunyai kemampuan dalam mencegah hiperkolesterolemia, (Haenlein, 2004). Sehingga diharapkan dalam penelitian ini pemberian yoghurt susu kambing dapat digunakan sebagai pencegahan hiperkolesterolemia melalui pengaruhnya pada kadar MDA dan ekspresi iNOS. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari efek pemberian yoghurt susu kambing dalam menurunkan kadar malondialdehida (MDA) dan ekspresi inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS) pada aorta tikus (Rattus norvegicus) yang diberi diet hiperkolesterol.
perhitungan dosis yang sudah ditentukan. Kelompok C dosis 300 mg/Kg BB, kelompok D dosis 600 mg/Kg, dan kelompok E dosis 900 mg/Kg BB. Tikus diberi yoghurt selama 28 hari. Pemberian Diet Hiperkolesterolemia Pada Tikus Pakan diet hiperkolesterol terdiri dari asam kholat 0,1%, minyak babi 10%, dan kuning telur puyuh rebus 5%. Diet hiperkolesterolemia untuk kelompok B, C, D, dan E selama 14 hari dengan sonde per tikus sebanyak 3,02 mL. Pengukuran Kadar MDA Menggunakan Uji Thiobarbiburic Acid (TBA) Aorta dari setiap kelompok diambil sebanyak 0,5 g lalu digerus dalam mortar dingin. Selanjutnya ditambahkan 1 mL NaCl 0,9%. homogenat dipindah ke dalam microtube dan disentrifugasi dengan kecepatan 8000 rpm selama 20 menit dan diambil supernatannya. Setelah itu, diambil 100 µL supernatan aorta ditambah 550 µL akuades. Lalu ditambahkan 100 µL TCA, 250 µL HCl 1N, dan 100 µL NaThio. Kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 500 rpm selama 15 menit. Setelah itu supernatan dipisahkan dan dipindahkan pada microtube baru. Larutan diinkubasi dalam waterbath pada suhu 100˚C selama 30 menit. Dibiarkan pada suhu ruang. Sampel diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang maksimal untuk uji TBA dan diplotkan pada kurva standar yang telah dibuat untuk menghitung konsentrasi sampel (Shofia, 2012).
MATERI DAN METODE Persiapan Hewan Coba Penelitian bersifat eksperimental dan rancangan untuk penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hewan coba dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol, kelompok kontrol diet hiperkolesterol, kelompok dosis yoghurt 300, 600, dan 900 mg/Kg BB ditambah dengan diet kolesterol. Hewan model yang digunakan adalah tikus (Rattus norvegicus) jantan strain Wistar yang diperoleh dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan umur 10-12 minggu dan berat badan antara 150-200 g yang mendapat sertifikat Laik Etik dari Komisi Laik Etik Universitas Brawijaya No. 217-KEP-UB. Pemberian Yoghurt Sebagai Pencegahan Hiperkolesterolemia Metode pemberian yoghurt dengan per oral tiap ekor tikus yaitu dari 3
Pengukuran Ekspresi inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS) pada Aorta dengan Metode Immunohistokimia Tahap awal imunohistokimia adalah tahap deparafinisasi yaitu, preparat direndam dalam larutan xylol (2 kali), etanol absolut (2 kali), alkohol 80%, alkohol 70% dan akuades steril masingmasing selama 2 menit. Setelah itu, disimpan selama 24 jam pada suhu 4oC. Preparat dicuci dalam PBS pH 7,4 (3x5 menit) lalu direndam dalam 3% Hidrogen Peroksida (H2O2) selama 10 menit (dalam PBS) dan dicuci kembali dalam PBS pH 7,4 (3x5 menit), lalu direndam dalam 1% BSA (dalam PBS) selama 1 jam pada suhu ruang (Golgberg dan Merkel, 2001). Preparat yang telah diberi Hidrogen Peroksida dan BSA kemudian ditetesi dengan antibodi primer, anti-rat iNOS (dalam BSA 1% dalam PBS) 1:100 dan diinkubasi pada suhu 4oC selama 24 jam. Setelah itu, preparat dikeluarkan dari refrigerator dan dibiarkan selama 30 menit dalam suhu ruang, lalu dicuci dengan PBS pH 7,4 (3x5 menit). Selanjutnya ditambahkan antibody sekunder, anti rabbit labelled biotin dalam PBS (1:200) selama 1 jam pada suhu ruang, lalu dicuci dengan PBS pH 7,4 (3x5 menit). Selanjutnya, ditambahkan SA-HRP dalam PBS (1:500) selama 40 menit pada suhu ruang, lalu dicuci dengan PBS pH 7,4 (3x5 menit). Kromogen DAB (3,3diaminobenzidine tetrahydrochloride) ditambahkan selama 20 menit pada suhu ruang lalu dicuci dengan PBS pH 7,4 (3x5 menit). Langkah selanjutnya ialah Counter stain (Hematoxylen-Eosin) 5 menit pada suhu ruang. Setelah itu, dilakukan mounting dengan entellan. Hasil akhir diamati dibawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 400 kali.
ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil pengukuran kadar MDA dan ekspresi inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS) aorta dianalisis dengan SPSS versi 16.0 dengan melakukan uji analisis varian (ANOVA) dan dilakukan analisis lebih lanjut dengan uji Tukey (α = 5% ). Data hasil pengamatan ekspresi inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS) aorta juga dianalisis secara deskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penurunan Kadar Malondialdehida (MDA) Oleh Pemberian Yoghurt Susu Kambing Pada Aorta Tikus (Rattus norvegicus) Yang Mendapat Diet Hiperkolesterol Hasil penghitungan terhadap kadar MDA pada aorta yang ditunjukkan oleh Tabel. 1 menunjukkan bahwa kadar MDA tertinggi terdapat pada tikus perlakuan B dengan nilai peningkatan sebesar 237,95% yang berbeda nyata diantara tikus perlakuan lainnya, sedangkan rata-rata kadar MDA terendah didapati pada tikus kelompok A dimana berbeda nyata dari kelompok perlakuan lainnya. Tikus kelompok C memiliki nilai persentase penurunan sebesar 29,17% yang berbeda nyata (p<0,05) terhadap kadar MDA kelompok kontrol. Tikus kelompok D berbeda nyata (P<0,05) dengan tikus kelompok C dan kelompok A yang memiliki nilai persentase penurunan lebih tinggi dengan persentase senilai 42,36%. Tikus kelompok E senilai 54,56%. Tikus kelompok E dengan dosis 900 mg/Kg BB adalah dosis terbaik dalam
4
menurunkan kadar MDA dibanding dosis tikus kelompok C dan kelompok D. Tabel. 1
Profil Kadar MDA pada Aorta Tikus Hiperkolesterolemia dengan Yoghurt Susu Kambing. Perlakuan
Rata-rata Kadar MDA
Kadar MDA (%) Peningkatan
Penurunan
Tikus normal(A)
2,129 ± 0,331 a
-
-
Tikus hiperkolesterolemia(B)
7,195 ± 0,241 e
237,95
-
Dosis preventif yoghurt 300 mg/kg(C)
5,096 ± 0,169 d
-
29,17
Dosis yoghurt 600 mg/kg(D)
4,147 ± 0,169 c
-
42,36
Dosis yoghurt 900 mg/kg(E)
3,269 ± 0,154 b
-
54,56
Keterangan : Perbedaan notasi a, b, c, d dan e menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p<0,05) antara kelompok perlakuan.
Kelompok tikus kontrol (A) digunakan sebagai acuan terhadap peningkatan kadar MDA pada aorta, sedangkan kelompok tikus hiperkolesterolemia (B) digunakan sebagai acuan penurunan kadar MDA pada kelompok yang mendapat diet hiperkolesterol. Peningkatan kadar MDA pada tikus kelompok B disebabkan karena pemberian pakan hiperkolesterol yang meningkatkan kolesterol dalam tubuh dan kadar LDL dalam darah. Peningkatan kadar kolesterol mengakibatkan produksi radikal bebas sebagai zat sisa sintesa asam empedu yang berbahan dasar kolesterol meningkat (Calabrese, 2002).
MDA juga akan bereaksi dengan protein tubuh dan dan menyebabkan pembentukkan senyawa yang bersifat karsinogen (Halliwel dan Gutteridge, 2000). Peningkatan produksi radikal bebas yang berasal dari sintesa asam empedu mengakibatkan terjadinya stres oksidatif dan dapat digambarkan melalui kadar MDA. Stres oksidatif dianggap merupakan dasar utama disfungsi endotel, yang dapat mengakibatkan bermacam lipoprotein bersifat destruktif terhadap jantung dan menimbulkan disfungsi endotel serta menyebabkan proliferasi sel otot polos pembuluh darah. Keadaan ini akan mempercepat terjadinya atheroklerosis, sebagai salah satu dampak akibat kondisi hiperkolesterolemia, dan masih merupakan penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi (Vincent et al., 2000).
Oksidasi asam lemak tak jenuh ganda oleh radikal bebas menghasilkan senyawa malondialdehide (MDA), 4hidroksi noneal (HNE), trans-4-hidroksi-2heksenal (HHE), isoproston, dan etan. Asam lemak tak jenuh yang mengalami peroksidasi yang membentuk produk
Yoghurt susu kambing mempunyai kandungan BAL yang mampu 5
mencegah hiperkolesterolemia dengan pengikatan kolesterol oleh dinding sel dan diekskresikan melalui feses, selain itu BAL memproduksi Bile Salt Hydrolase (BSH) yang mampu memisahkan glysin dan taurin dalam garam empedu terkonjugasi menjadi garam empedu bebas, hal tersebut mengakibatkan asam empedu menjadi sulit direabsorbsi sehingga garam empedu langsung diekskresikan melalui feses. Kandungan lain pada yoghurt adalah peptida bioaktif yang berupa laktoferin dimana mempunyai
kemampuan mengikat besi bebas sebagai katalisator reaksi pembentukan radikal bebas, sehingga dengan kemampuan laktoferin tersebut produksi radikal bebas dapat ditekan dengan jumlah yang terminimalisir Penurunan Ekspresi inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS) Oleh Pemberian Yoghurt Susu Kambing Pada Aorta Tikus (Rattus norvegicus) Yang Mendapat Diet Hiperkolesterol
Tabel. 2 Profil Ekspresi iNOS pada Aorta Tikus Hiperkolesterolemia Yoghurt Susu Kambing. Kelompok Perlakuan
Ekspresi iNOS
Persen Area (%) Peningkatan
Penurunan
Tikus normal(A)
2,622 ± 0,182a
-
-
Tikus hiperkolesterolemia(B)
15,652 ± 0,158e
496,94
-
Dosis yoghurt 300 mg/kg(C)
7,710 ± 0,278d
-
50,74
Dosis yoghurt 600 mg/kg(D)
6,010 ± 0,149c
-
61,60
Dosis yoghurt 900 mg/kg(E)
4,690 ± 0,221b
-
70,03
Keterangan: Perbedaan notasi yang menunjukkan adanya beda nyata antar perlakuan (P<0,05).
Hasil analisis statistik yang mengacu pada Tabel. 2 menunjukkan bahwa kondisi hiperkolesterolemia yang diberi yoghurt susu kambing secara signifikan (P<0,05) berpengaruh terhadap ekspresi iNOS, yang ditunjukkan dengan notasi yang berbeda antar perlakuan. Ekspresi iNOS tertinggi terdapat pada tikus kelompok B, dimana kelompok B adalah tikus kontrol positif hiperkolesterolemia. ekspresi iNOS terendah ditunjukkan oleh kelompok tikus A, kelompok tikus A merupakan kontrol
sehat yang digunakan sebagai acuan peningkatan ekspresi iNOS. Ekspresi INOS tertinggi pada tikus perlakuan ditunjukkan oleh tikus kelompok C dengan persentase penurunan hanya sebesar 50,74%, hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P<0,05) dengan tikus kelompok A dan kelompok perlakuan lainnya. Tikus kelompok D mengalami penurunan ekspresi iNOS sebesar 61,60%, lebih tinggi dibandingkan dengan tikus kelompok C, namun masih belum mampu 6
menurunkan ekspresi iNOS hingga sama dengan ekspresi normal pada tikus kelompok A, angka penurunan ekspresi iNOS meningkat seiring dengan peningkatan dosis yang diberikan. Tikus kelompok E dengan dosis pencegahan 900 mg/Kg BB mempunyai persentase penurunan sebesar 70,03%, nilai tersebut paling tinggi jika dibandingkan tikus kelompok C dan D.
iNOS. Dosis tertinggi 900 mg/kg BB pada tikus kelompok E adalah dosis terbaik dalam menurunkan ekspresi iNOS pada aorta tikus yang diberi diet hiperkolesterol. Ekspresi iNOS berbanding terbalik dengan dosis yang diberikan, semakin tinggi dosis maka semakin rendah ekspresi iNOS yang ditunjukkan, hal ini diperkuat dengan gambaran immunohistokimia (Gambar.1) aorta berikut :
Data hasil uji statistik dari ekspresi iNOS menunjukkan adanya beda nyata (P<0,05) oleh pemberian yoghurt susu kambing terhadap penurunan ekspresi A
B
A
C
D
E A
Gambar. 1
Ekspresi inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS) dengan teknik Immunohistokimia pada aorta. Keterangan: (A) Aorta tikus kontrol (B) Aorta tikus sakit dengan pemberian pakan hiperkolesterol, (C) Aorta tikus dengan dosis yoghurt 300 mg/Kg (D) Aorta tikus dengan dosis yoghurt 600 mg/Kg, (E) Aorta tikus dengan dosis yoghurt 900 mg/Kg. Perbesaran 400x. : Ekspresi iNOS pada aorta tikus 7
Aorta pada keadaan normal kelompok A ditemukan ekspresi iNOS dalam intensitas rendah sebesar 2,622 ± 0,182 %. Tikus kelompok B dengan nilai rata-rata ekspresi sebesar 15,652 ± 0,158 % sebagai kontrol hiperkolesterolemia didapati intensitas iNOS yang tinggi, terutama pada tunika adventisia aorta.
oxide Synthaze (iNOS) memiliki sisi pengikatan calmodulin yang mengatur konsentrasi kalsium dalam sel (Lorenz, 2002). Penurunan ekspresi iNOS menunjukkan adanya potensi biopeptida aktif dan vitamin yang terkandung dalam yoghurt, biopeptida tersebut adalah laktoferin (Mishra, 2008). Laktoferin adalah glikoprotein pengikat zat besi, beberapa bakteri dengan kebutuhan besi rendah seperti Lactobacillus bulgaricus (Sherman, 2004). Laktoferin bertindak sebagai faktor antiinflamasi dengan mencegah perkembangan peradangan dan kerusakan jaringan disebabkan oleh pelepasan sitokin proinflamasi dan Reactive Oxygen Species sehingga mampu menekan ekspresi iNOS memilki peran sebagai zat pertahanan tubuh non spesifik terhadap patogen. Laktoferin mampu beperan sebagai donor ferrum, dengan cara ini mendukung pertumbuhan. Kemampuan lain dari laktoferin adalah mampu melakukan pengikatan terhadap besi bebas, dimana besi bebas merupakan katalisator pembentukan radikal bebas, dengan pengikatan besi bebas tersebut, peningkatan produksi radikal bebas dapat dicegah (Legrand, 2005).
Penurunan presentasi ekspresi iNOS terjadi pada kelompok C dengan rata-rata nilai ekspresi sebesar 7,710 ± 0,278 % dibandingkan dengan tikus kelompok B sebesar 15,652 ± 0,158 %. Tikus kelompok D dengan nilai ekspresi sebsar 6,010 ± 0,149 % menunjukkan adanya penurunan ekspresi iNOS, yang ditunjukkan dengan sedikitnya jumlah titik coklat sebagai penanda ekspresi iNOS. Ekspresi iNOS pada tikus kelompok E sebesar 4,690 ± 0,221 % mempunyai intensitas terendah dibandingkan dengan tikus kelompok C dan tikus kelompok D. Peningkatan ekspresi iNOS pada tikus kelompok B disebabkan karena pemberian pakan hiperkolesterol secara terus menerus selama 2 minggu, selain itu menyebabkan kadar kolesterol tinggi dan LDL teroksidasi yang juga semakin tinggi, diikuti dengan radikal bebas di dalam tubuh meningkat. Radikal bebas mampu memutuskan NF-κβ dengan iKB sehingga NF-κβ teraktivasi dan mampu bertranslokasi ke dalam inti sel untuk bertranskripsi dan tranlasi sehingga mengakibatkan iNOS diproduksi. NO merupakan radikal bebas yang dapat disimpan dalam bentuk senyawa nitrosothiol yang stabil (Fletcher, 2007). inducible Nitric Oxide Synthaze (iNOS) pada kondisi normal berperan sebagai regulator kalsium pada sel. inducible Nitric
Produksi NO dipacu oleh meningkatnya ekspresi inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS), Endothelial Specific Nitric Oxide Synthase (eNOS) dan Neural Specific Nitric Oxide (nNOS) oleh berbagai tipe sel seperti sel endotel, sel syaraf, mitokondria dan makrofag. Adanya reseptor spesifik endotel seperti asetilkolin, bradikinin dan serotonin mempengaruhi produksi NO (Weigbert et al., 2006). Sel-sel aorta terdiri dari susunan 8
sel endotelium yang merupakan suatu organ endokrin yang mampu mengatur fungsi mikrosirkulasi. NO merupakan Endothelium-Derived Relaxing Factors (EDRFs) terpenting yang terbentuk dari transformasi asam amino L-arginine menjadi sitrulin melalui jalur L-argininenitric oxide dengan bantuan enzim NO sintase (NOS) yang diperantarai oleh cGMP (Chandar, 2006)
SARAN Perlunya dilakukan penelitian mengenai takaran dosis optimal yoghurt susu kambing sebagai pencegahan hiperkolesterolemia dan peptida bioaktif yang bekerja spesifik sebagai anti hiperkolesterolemia. UCAPAN TERIMAKASIH Terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Chanif Mahdi, MS atas kesempatan bergabung dalam payung penelitian, staf Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Fisiologi Hewan Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya atas dukungan, bantuan, dan kerjasama yang luar biasa untuk penyelesaian penelitian ini.
Pemberian yoghurt susu kambing pada tikus hiperkolesterolemia terjadi penurunan kadar MDA. Yoghurt susu kambing mencegah jumlah kolesterol dalam tubuh berlebihan, sehingga peningkatan radikal bebas yang dapat menyebabkan peroksidasi lipid dapat dicegah berikut peningkatan kadar MDA sebagai marker penanda. Penurunan kadar MDA di dalam tubuh menandakan bahwa jumlah radikal bebas di dalam tubuh berkurang, sehingga oksidasi LDL oleh radikal bebas tidak berlebihan, dengan rendahnya jumlah LDL teroksidasi di dalam tubuh, maka aktivasi NF-κβ oleh radikal bebas dapat dicegah, sehingga iNOS yang diproduksi mempunyai jumlah yang terbatas, hal tersebut menunjukkan bahwa produksi radikal bebas NO dapat ditekan dan kerusakan sel dapat dicegah.
DAFTAR PUSTAKA Brunner, H., J.R Cockcroft, J. Deanfield, A. Donald, E. Ferrannini, J. Halcox , W. Kiowski, T.F Luscher , G. Mancia and A. Natali. 2004. Endothelial function and dysfunction. Factors of the European Societyof Hypertension. J Hypertens. 23, 233–246. Chandar A, P. Enkhbaatar, Y. Nakano, and D.L Traber. 2006. Sepsis: emerging role ofnitric oxide and selectin. Clinics.61(1):71-6. Calabrese, V., G. Spagnini, A. Ravagna , R.G. Fariello, A.M. Giuffridastella, and N.G. Abraham. 2002. Regional Distribution of Heme Exogenase, HSP70, and Gluthione In Brain Relevence For Engogenous Oxidant/Antioxidant Balance and Stres Tolerance. J. Neurisci . Res. 68-75.
KESIMPULAN Pemberian yoghurt susu kambing menurunkan kadar MDA dan ekspresi iNOS pada aorta tikus (Rattus norvegicus) yang diinduksi diet hiperkolesterol, dimana dosis yoghurt 900 mg/Kg BB terbaik dalam mencegah peningkatan kadar MDA dan ekspresi iNOS aorta.
9
Haenlein, G.F.W. 2004. Goat Milk in Human Nutrition. Small Rum. Res. 51(2): 155-163. Halliwell, B., and J.M.C. Gutteridge. 2007. Antioxidant Defences Endogenous and Diet Derived. In Free Radicals in Biology and Medicine. 4th ed. London. Oxford. Fletcher, E. L., Phipps, J. A.Ward, M.M. Puthussery, T and J. L. Wilkinson-Berka. 2007. Neuronal and glial cell abnormality as predic-tors of progression of diabetic retinopathy. Curr. Pharm. Des. 13,2699–2712. University Press. 79-186. Japardi, I. 2002. Patomekanisme Stroke Infark Aterotrombotik. http://library.usu.ac.id/down load/fk/bedah iskandar%20japardi 35. Diakses pada (2 Oktober 2013). Lorenz, S., J. Jordan, dan E. Nava. 2002.The Nitric Oxide Pathway. J. Physiol.Biochem 58 (3) 179188. Mishra, K.V., dan G. Mohammad. 2008.Immunomodulatory and AnticancerPotential of Yogurt Probiotic.Biotechnology 7 :177184. Riani, H dan H. Novik. 2006. Pengaruh pemberian pakan hiperkolesterolemia terhadap bobot badan tikus putih wistar yang diberi bakteri asam laktat. Biodiversitas 7(2): 127-30. Shahzad, A.W. S. Maryam and A.S.A Bhatti. 2005. Protective Effects of Silymarin in Isoniazid Induced Hepatotoxicity in Rabbits. Annals.16,43-47.
Sherman, P.M, I. Lenoir, M.E Sanders, and M.D Cabana. 2007. Probiotic and prebioticinfluence beyond the intestinal tract. Nutrition Reviews 65(11):469-489. Shofia, V. 2012. Studi Pemberian Ekstrak Rumput Laut Coklat (Sargassum prismaticum) Terhadap Kadar Malondialdehid dan Gambaran Histologi Jaringan Ginjal pada Tikus (Rattus norvegicus) Diabetes Melitus Tipe 1[Skripsi]. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Brawijaya Soejono, H. 2003. Hipertensi sistolik terisolasi di Indonesia - prevalensi dan faktor risiko [Tesis]. Jakarta: Program Pasca Sarjana.FKM-UI. Suprapti. 2003. Perbedaan Jenis Susu (Susu Kedelai dan Susu Sapi) Terhadap Kadar Protein, Kadar Karbohidrat serta Daya Terima Es Krim Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.). Program Studi D III Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta Tapan, E. 2005. Penyakit Degeneratif. Alex Media Komputindo. Jakarta. Ulfah, A. 2000. Gejala Awal dan Deteksi Dini Penyakit Jantung Koroner. www.pdpersi.co.id. Diakses pada ( 15 November 2013 ). Vincent H.K, D. J Stewart, D.J Shanely, and H. Demirel. 2000. Obesity is assosieted with increased myocardial oxidatif stres Internasional. Int. J. Obes 23 .6774. Weigbert, B.J., T. Lang, W.D Wilkinson, D.S Pisetsky DS and E.W.S.T Clair. 2006. Serum, Complexities 10
of interpreting nitric oxide measure urinary and salivery nitric oxide in rheumatoid arthritis. Am J. Toxcl. Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas: Potensi dan Aplikasinya dalam Kesehatan. Yogyakarta. Kanisius. p. 49-60. Wresdiyati, T., M. Astawan, dan Y.H. Lusia. 2006. Profil Imunohistokimia Super Oksida Dismutase (SOD) pada Jaringan Hati Tikus dengan Kondisi Hiperkolesterolemia. Hayati Journal Biosci. 13: 85-89. Wresdiyati, T dan M. Astawan. 2005. Deteksi Secara Imunohistokimia Antioksidan Superoksida Dismutase (SOD) pada Jaringan Tikus Hiperkolesterolemia yang diberi Pakan Rumput Laut. [laporan penelitian]. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan.IPB. Xenoulis P. G and J. M. Steiner. 2008. Lipid Metablosim and Hyperlipidemia in Dogs. Gastrointestinal Laboratoty, Department of Small Animal Clinical Sciences, College of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Texas A&M University, College Station, TX 77843, USA.
11