NAVAL DIPLOMACY DALAM PENGIRIMAN SATUAN TUGAS MARITIM TENTARA NASIONAL INDONESIA DI UNITED NATIONS INTERIM FORCE IN LEBANON
NAVAL DIPLOMACY THROUGH DEPLOYMENT OF MARITIME TASK FORCE OF INDONESIAN NATIONAL DEFENSE FORCES IN UNITED NATIONS INTERIM FORCE IN LEBANON MISSION Trio Sirmareza1 (
[email protected])
Abstrak - Jurnal ini membahas hasil penelitian tentang partisipasi Indonesia dalam misi UNIFIL MTF sebagai misi matra laut pertama dan satu-satunya di dunia sebagai sebuah naval diplomacy. Kajian-kajian terdahulu belum banyak menggunakan teori Ken Booth untuk mengembangkan naval diplomacy Indonesia, khususnya dalam pengiriman Satgas Maritim TNI. Oleh karena itu, penting untuk menganalisis naval diplomacy dalam pengiriman Satgas Maritim TNI dan kontribusinya terhadap pencapaian kepentingan nasional dan sasaran kebijakan luar negeri Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia menekankan dua kepentingan utama, yaitu pemeliharaan ketertiban dunia itu sendiri sebagaimana dijamin konstitusi, serta meningkatkan peran globalnya sebagai middle power. Dalam perspektif appropriateness yang dikemukakan Ken Booth, Satgas Maritim TNI memiliki fleksibilitas, mobilitasm kemampuan proyeksi dan potensi akses untuk membawa misi diplomatik Indonesia. Secara empiris, Satgas Maritim TNI dalam derajat tertentu mendukung agenda-agenda kebijakan luar negeri Indonesia. Namun demikian, dipandang dari aspek simbolisme, peningkatan kuantitas perlu dipertimbangan agar Satgas Maritim TNI dapat menjadi signifier prestise dan komitmen internasional Indonesia yang maksimal. Kata Kunci: Satgas Maritim TNI, Naval Diplomacy, Kepentingan Nasional, Kabijakan Luar Negeri Abstract - This research journal discusses Indonesian participation in UNIFIL MTF, the world first and the only maritime peacekeeping, through deployment of Maritime Task Force of Indonesian National Defense Forces (Satgas Maritim TNI) as a naval diplomacy. Previous studies of Indonesian Maritime Task Force did not employ the theory of naval diplomacy to analyse further needs of developing a robust Indonesian naval diplomacy. Thus, it is necessary to study naval diplomacy conducted by Indonesian maritime task force by Ken Booth’s theory of naval diplomacy and how it can contribute to national interests. The result shows that Indonesia emphasizes two main interests namely maintenance of the world peace based on the Preamble of Indonesia Constitution (Pembukaan UUD NRI 1945) and enhancing Indonesia’s global role as middle power. Using Ken Booth’s theory of naval 1
Penulis merupakan alumnus Pascasarjana Program Studi Diplomasi Pertahanan Cohort 2, Fakultas Strategi Pertahanan, Universitas Pertahanan Indonesia
diplomacy, Indonesia maritime task force does have flexibility, mobility, projection ability and access potential to carry Indonesian diplomatic agenda. Meanwhile, considered from asset of symbolism, Indonesian maritime task force should be bigger whether in quantity or capability to act as maximum signifier of Indonesia’s prestige and foreign policy commitment as it has empirically contribute to Indonesian foreign policy objectives. Keywords: Maritime Task Force of Indonesian National Defense Forces, Naval Diplomacy, National Interests, Foreign Policy
Pendahuluan
U
dapat
melakukan
tugas-tugas
nited Nations Interim Force in
pengawasan teritorial laut mereka sendiri
Lebanon - Maritim Task Force
pada masa yang akan datang seperti yang
(UNIFIL MTF) adalah operasi
dilaksanakan oleh MTF. Secara umum,
perdamaian maritim PBB yang pertama di
UNIFIL MTF adalah satuan tugas yang
dunia. Misi ini dimulai pada Oktober 2006
menjadi bagian dari keseluruhan mandat
atas permintaan pemerintah Lebanon
UNIFIL.
dengan tujuan mendukung Angkatan
Dalam misi UNIFIL MTF, Indonesia
Laut Lebanon dalam mengawasi laut
turut serta mengirim KRI berikut awak
teritorialnya agar terhindar dari masuknya
dan pasukannya ke perairan Lebanon
senjata-senjata ilegal maupun material-
mulai dari tahun 2009 hingga saat ini di
material senjata melalui jalur laut menuju
bawah payung hukum Keppres No. 15
Lebanon.
Operasi UNIFIL MTF juga
Tahun 2006 tentang Kontingen Garuda
difokuskan untuk melakukan patroli di
Dalam Misi Perdamaian di Lebanon.
line of buoy2 antara Israel dan Lebanon.
Sampai dengan tahun 2016, Indonesia
Aspek penting lain dari operasi UNIFIL
telah
MTF ini adalah pelatihan yang diberikan
Tugas Maritim Tentara Nasional Indonesia
kepada Angkatan Laut Lebanon yang
(Satgas Maritim TNI) dengan kekuatan
bertujuan untuk membekali pasukan agar
utama dari TNI AL.
mengirimkan
sembilan
Satuan
Pengiriman Satgas Maritim TNI dalam perspektif petinggi Angkatan Laut 2
Line of Buoy (LoB) adalah batas paling selatan dari perairan yang menjadi sengketa antara Israel dan Lebanon. LoB ditetapkan oleh Israel ditandai dengan buoy berwarna kuning yang ditarik sejauh 3 NM kearah laut. Atas permintaan Lebanon, Satgas UNIFIL MTF melaksanakan patroli di sekitar perairan tersebut untuk mengimbangin patroli kapal yang dilakukan Angkatan Laut Israel di wilayah laut yang dipersengketakan.
dan
pengambil
diasosiasikan
kebijakan
sebagai
sebuah
selalu upaya
diplomasi. Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi menyatakan,
“Tugas yang dilaksanakan oleh
dalam dan dimanfaatkan oleh Indonesia
Satgas Maritim TNI dalam rangka
secara maksimal. Oleh karena itu, penting
mengemban amanat UUD 1945
melakukan suatu kajian naval diplomacy
adalah
dalam pengiriman Satgas Maritim TNI
wujud
nyata
naval
diplomacy.”3
untuk memahami peran diplomasi dan
Satgas Maritim TNI sebagai unsur
kemanfaatannya
bagi
kebijakan
luar
TNI AL dalam hal ini telah memerankan
negeri Indonesia yang lebih luas sehingga
fungsi diplomasi, yang lebih dikenal
ke
dengan naval diplomacy. Konsep naval
memperhatikan
diplomacy ini relevan dengan TNI AL
perdamaian maritim dan relevansinya
sesuai dengan Undang-undang No. 34
bagi kepentingan nasional Indonesia.
Tahun 2005 tentang TNI pada pasal 9c di
Teori Naval Diplomacy Ken Booth
mana TNI AL memiliki fungsi diplomasi
Kerangka analisis utama dalam tulisan ini
untuk mendukung kebijakan luar negeri
adalah
Indonesia. Lebih lanjut, fungsi diplomasi
dikemukakan oleh Ken Booth. Gagasan
tersebut dapat ditelusuri melalui tulisan
Ken Booth dalam bukunya Navies and
Ken Booth Navies and Foreign Policy
Foreign Policy tentang trinitas fungsi
bahwa Angkatan Laut memiliki tiga peran
angkatan laut adalah karya yang sangat
(trinity of naval functions), yaitu peran
signifikan
militer, polisionil dan diplomasi.4
dipergunakan sebagai doktrin Angkatan
depan
pemerintah
teori
benar-benar
pengiriman
naval
sehingga
pasukan
diplomacy
telah
yang
banyak
Namun demikian, meskipun Satgas
Laut di berbagai negara. Menurut Booth,
Maritim TNI digadang sebagai instrumen
Angkatan Laut memiliki tiga fungsi yaitu
diplomasi Indonesia, belum ada kajian
fungsi militer, polisionil dan diplomasi
yang dapat mengevaluasi pengiriman
yang secara ilustratif dapat dilihat pada
Satgas Maritim TNI tersebut ditinjau dari
Gambar 1.
perspektif naval diplomacy itu sendiri. Lebih
jauh,
potensi-potensi
Satgas
Maritim TNI sebagai instrumen diplomasi Indonesia belum pernah digali lebih 3
Koarmatim, Satgas Maritim TNI KONGA XXVIIIG/UNIFIL (Surabaya: Koarmatim TNI AL, 2015) hlm. 4 Ken Booth, Navies and Foreign Policy (London: Routledge, 1977), hlm. 16
Militer: 1. Fungsi perimbangan kekuasaan 2. Fungsi proyeksi kekuatan
Polisionil: 1. Penegakan hukum di laut teritorial 2. Pembangunan
Diplomasi: 1. Negosiasi dengan kekuatan 2. Manipulasi 3. Prestise
Gambar 1. Trinitas Fungsi Angkatan Laut Sumber: Booth, 1977, p. 16 (Telah diolah kembali) Fungsi
diplomasi
adalah
fungsi
perhatian. Fungsi berikutnya yang paling
paling khas dari Angkatan Laut. Fungsi ini
banyak dipakai oleh Angkatan Laut dunia
berkaitan dengan manajemen kebijakan
adalah
luar negeri melalui pengerahan kekuatan
Angkatan
Angkatan Laut secara terbatas. Kekuatan
ketenangan
diplomatis dari Angkatan Laut dapat
domestik, memproyeksikan citra umum
mendukung kebijakan negara khususnya
negara, dan memproyeksikan kekuatan
dalam masa negosiasi maupun dalam
armada laut yang mengesankan, sehingga
interaksi internasional secara umum.5
disegani oleh pihak asing.6
Pengerahan Angkatan Laut dalam masa negosiasi
dipercaya
fungsi Laut
prestise. mampu
psikologis
Kekuatan membentuk di
tingkat
Prestise dapat digunakan untuk
mampu
kepentingan keamanan negara melalui
proses
peningkatan reputasi dan kredibilitar
negosiasi tersebut. Selanjutnya, Angkatan
militer, citra sebagai negara potensial
Laut
untuk
mempengaruhi
juga
manipulasi,
output
dapat yaitu
dari
berperan
melalui
memperkuat
tawar,
menciptakan
ancaman
ketiga
(proxy threats),
dan
dijadikan
aliansi
untuk
posisi
dimintakan
pihak
penghormatan terhadap negara dalam
dengan
berbagai
bantuan
atau
pengambilan
militer,
keputusan
mempertontonkan kekuatan Angkatan
internasional serta kecenderungan untuk
Laut
memenangkan konflik. Manfaat-manfaat
5
di
laut
lepas
Ken Booth, op.cit., 19
untuk
menarik
6
Ibid., 20
tersebut
memiliki
positif
Pelibatan tersebut akan memberikan
terhadap kemanan negara yang diperoleh
keuntungan bagi negara untuk tetap
melalui prestise internasional. Selanjutnya
uptodate dengan isu dan perkembangan
dalam diplomasi, prestise juga dapat
internasional
digunakan
mengambil
dalam
implikasi
berbagai
bentuk,
seperti dijelaskan oleh Booth,
diperoleh oleh suatu negara dari prestise dalam upaya diplomasi. Dalam suatu negara
yang
negara
dapat
kesempatan
dari
kondisi
tersebut. Lebih lanjut, pelibatan negara
It can oil the efforts of a country’s negotiator. A prestigious state is likely to be invited to major international conferences. It is likely to be listened to with more diplomatic courtesy, for its words will invested with a special credibility and authority… A prestigious state will tend to get its way because other states will tend to defer to its ‘natural’ authority. It may become a nodal point in diplomatic intercourse. It will claim, and be accorded, the right to be interested, involved, and informed on all issues it thinks relevant. Its propaganda will be relatively effective… In terms of the promotion of the national interest therefore, the advantages of being thought to possess prestige appear overwhelming. Prestige brings respect, authority, deference and responsiveness. It produces efficient power and influence in foreign policy.7 Berbagai keuntungan dapat
perundingan,
sehingga
memiliki
prestise akan lebih sering dilibatkan.
yang
memiliki
prestise
seringkali
ditanggapi dengan keramahan diplomatik oleh pihak lain karena dianggap sebagai pihak yang memiliki kekuatan untuk menyelesaikan
pelbagai
Kepemimpinan
pihak
persoalan.
yang
memiliki
prestise ini terjadi secara alamiah. Negara yang memiliki prestise juga memiliki kekuatan untuk menciptakan propaganda yang efektif di mana suara negara tersebut biasanya didengar oleh aktoraktor internasional. Secara khusus dalam konteks diplomasi, prestise meningkatkan penghormatan, rasa segan, dan respon cepat dari pihak lain serta meningkatkan kepemimpinan
negara
dalam
media-
media interaksi internasional. Naval diplomacy pada hakekatnya hanya
berlaku
digunakan relevan,
jika
dalam dalam
kekuatan operasi
artian
yang
tersebut
benar-benar
memberikan pengaruh terhadap prestige yang ingin dicapai. Identifikasi terhadap kuantitas dan kualitas yang menentukan kepantasan dari kekuatan Satgas Maritim
7
Ibid., 51
TNI sebagai naval diplomacy penting
dilakukan mengingat dampak dari naval
PBB melalui reimbursement.11 Dilain pihak,
diplomacy dapat memberikan makna yang
Tiongkok memiliki motivasi ekonomi yang
berbeda-beda.8 Menurut
cukup kuat dalam pengiriman pasukan
Ken Booth,
terdapat setidaknya 6 (enam) aspek utama
yang
dapat
dianalisis
perdamaiannya.12
untuk
Kepentingan
nasional
Indonesia
mendeskripsikan suatu naval diplomacy,
dalam mengirim pasukan perdamaian
yaitu 1) kuasa dan pengaruh, 2) influencers
termasuk Satgas Maritim TNI secara
dan influenced, 3) assets dan liabilities, 4)
normatif adalah untuk berpartisipasi aktif
naval influence, 5) taktik, dan 6) efek yang
dalam
ditimbulkan oleh naval diplomacy.9
perdamaian
Kepentingan Nasional Indonesia dalam
sejalan
Pengiriman Satgas Maritim TNI
kepentingan menjaga perdamaian dunia
Pengiriman Satgas Maritim TNI secara
termasuk
spesifik belum dipandang sebagai sebuah
kepentingan objektif Indonesia, karena
strategi naval diplomacy Indonesia untuk
didasarkan pada nilai dasar konstitusi
mencapai kepentingan nasional Indonesia
Indonesia pada Pembukaan UUD NRI
yang lebih luas. Sementara itu, jelas
1945
bahwa beberapa negara seperti Brasil,
nasional ini menjadi justifikasi normatif
Bangladesh,
pemerintah
menjadikan
dan
Tiongkok
pengiriman
perdamaian
sebagai
pencapaian
kepentingan
telah pasukan
suatu
nasionalnya.
maritimnya di UNIFIL MTF ditujukan sebagai strategi rising power maintenance untuk tetap terlibat dalam konflik Timur Tengah.10 Bangladesh memiliki motivasi lebih kepada untuk mencari insentif dari Ibid., 29 Ibid., 26-47 10 Lihat dalam Ariana E. Abdenur, Rising Power in Stormy Seas: Brazil and the UNIFIL Maritime Task Force. International Peacekeeping, Routledge Taylor & Francis Group (2016) 9
dunia.
dengan
Alinea
ketertiban
ke
Secara gagasan
dalam
Keempat.
dalam
dan
teoretis, Frankel13,
golongan
Kepentingan
pelaksanaan
pengiriman pasukan perdamaian.
strategi
Partisipasi Brasil dalam pengiriman satgas
8
memelihara
11
Lihat dalam Riaz, Ali, and Mohammad Sajjadur Rahman, eds. Routledge Handbook of Contemporary Bangladesh (Routledge, 2016). 12 Kajian ini dapat dilihat dalam karya Benjamin S. Lawson, The Price of Peace: A Quantitative Analysis of Economic Interests and China’s Involvement in United Nations Peacekeeping Operations (Tesis: Georgetown University, 2011) 13 Dalam Scott Burchill, The National Interest in International Relations Theory (New York: Palgrave Macmillan, 2005). Frankel mengklasifikasikan kepentingan nasional terdiri dari objektif dan subjektif. Kepentingan nasional objektif adalah kepentingan yang berkaitan dengan sejarah, ideology, geografi dan atribut permanen lainnya yang melekat dalam negara. Sementara itu, kepentingan subjektif adalah kepentingan nasional yang lebih dinamis merujuk pada definisi dan sikap elit terhadap dinamika politik.
Selanjutnya, kepentingan nasional subjektif
Indonesia
adalah
untuk
ancaman kekerasan. Satgas Maritim TNI dalam
konteks
ini
berperan
dalam
memperkuat diplomasi middle power.
kerangka naval influence politics di mana
Dalam
ingin
pengiriman satgas tersebut tidak memiliki
kekuatan
tujuan menciptakan ancaman, namun
konteks
menempatkan regional
ini
Indonesia
diri
sebagai
dengan
global
menciptakan kolaborasi. Hal ini juga
secara selektif.14 Dalam rangka mencapai
sesuai dengan pernyataan Alit Jaya
kepentingan tersebut, Kemlu RI juga
bahwa naval diplomacy dikemas secara
menetapkan strategi politik luar negeri
komprehensif melalui berbagai aktivitas-
Indonesia dengan
aktivitas Angkatan Laut yang positif 15.
diplomasinya
di
keterlibatan
jalan memperkuat PBB;
meningkatkan
Secara teoretis, pendapat Alit Jaya
partisipasi dalam pengiriman pasukan
terkonfirmasi oleh Both Turner dan
perdamaian; dan meningkatkan diplomasi
Luttwak16 yang memposisikan gunboat
Indonesia dalam penyelesaian konflik
diplomacy berdampingan dengan naval
Timur Tengah. Pengiriman Satgas Maritim
diplomacy dalam definisi yang luas,
TNI menjadi relevan untuk mencapai
namun memiliki aktivitas yang berbeda.
strategi kebijakan luar negeri Indonesia
Tujuan naval diplomacy adalah untuk
tersebut
membangun hubungan yang kolaboratif.
dipandang
dari
bobotnya
sebagai pasukan perdamaian maritim
Keikutsertaan
satu-satunya
tugas
multinasional dan latihan bersama dapat
diplomatiknya sebagai mana tertuang
meningkatkan hubungan antar negara di
dalam Undang-Undang No. 34 Tahun
satu sisi, di sisi lain meningkatkan
2004 Pasal 9c.
kemampuan Angkatan Laut itu sendiri.
Naval
PBB
Diplomacy
dan
dalam
Pengiriman
Satgas Maritim TNI Booth
memahami
dalam
Dengan demikian, pengiriman Satgas Maritim TNI sebagai naval diplomacy
naval
diplomacy
harus dilihat dalam perspektif yang lebih
sebagai sebuah strategi naval influence
luas
politics dari pada naval power politics
kepentingan nasional.
yang lebih dekat dengan penggunaan
14
operasi
Kementerian Luar Negeri, Rencana Strategis Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia tahun 2015-2019 (Jakarta: Kementerian Luar Negeri, 2015)
15
untuk
mendukung
pencapaian
Komunikasi personal dengan Alit Jaya, Rabu, 14 Desember 2016 di KRI Yos Sudarso, Koarmatim TNI AL. 16 Lihat Christian Le Mière., Maritime Diplomacy in the 21st Century: Drivers and Challenges. (New York: Routledge, 2014), hlm. 22-23.
Menurut Booth, terdapat 3 taktik
penambahan peralatan dan penambahan
dasar pengerahan armada sebagai upaya
logistik selama perjalanan lintas laut
naval diplomacy dalam kerangka naval
Indonesia-Lebanon.
influence
aid,
secara teoritik dapat dimanfaatkan untuk
operational visits, dan specific goodwill
mengesankan negara yang dituju melalui
visits17. Dilihat sebagai sebuah upaya naval
sikap dari para awak kapal, kecanggihan
diplomacy, Satgas Maritim TNI ternyata
teknologi yang terdapat dalam kapal
memiliki peran dalam ketiga bentuk naval
perang, dan hiburan yang diberikan
diplomacy tersebut.
kepada pihak-pihak dalam negara target.
politics,
yaitu
naval
Pertama, Satgas Maritim TNI sendiri merupakan
bantuan
calls
Lebih lanjut, kunjungan seperti ini dapat
diberikan
dimanfaatkan secara bertahap untuk
kepada PBB untuk melaksanakan misi di
membangun prestise dan posisi tawar
Lebanon. Bentuk naval diplomacy melalui
negara
naval aid tersebut dapat membangun
meningkatkan pengaruh terhadap negara
akses dan hubungan kerjasama dengan
target. Secara praktis, fungsi operasional
negara atau entitas target. Dalam konteks
ini
ini, maka Satgas Maritim TNI juga
Maritim TNI untuk keperluan teknis.
berperan untuk meningkatkan kerjasama
Namun secara politis, belum ada arahan
Indonesia
dari
dengan
yang
Operational
Lebanon
dan
telah
pengunjung,
dimanfaatkan
Kemlu
RI
sehingga
oleh
sebagai
Satgas
pemangku
meningkatkan posisi Indonesia di PBB.
kepentingan utama dalam hubungan luar
Sesuai
negeri Indonesia, untuk memanfaatkan
dengan
Indonesia
kepentingan
untuk
internasional,
nasional
meningkatkan bantuan
citra
fungsi tersebut.
Indonesia
Ketiga,
sebagai
goodwill
pasukan
melaksanakan berbagai kegiatan yang
setidaknya
Satgas
specific
terhadap PBB dan Lebanon sebagai perdamaian
visit,
bentuk
Maritim
diplomatik,
TNI
berkontribusi terhadap pandangan positif
bersifat
seperti
dunia terhadap Indonesia.
menyelenggarakani courtesy call, cocktail
Kedua, sebagai bentuk operational
party dan kegiatan seremonial lain. Alit
calls, Satgas Maritim TNI melaksanakan
Jaya sebagai mantan Dansatgas Maritim
kunjungan di beberapa pelabuhan dunia
TNI
untuk
mendapatkan sambutan yang baik di
17
melakukan
Ken Booth, op.cit., 40
maintenance,
menyatakan
bahwa
Indonesia
negara-negara yang dikunjungi semasa
linas laut Lebanon-Indonesia, terutama di
rangka
Pakistan dan India.18 Dari pengalaman
lanjut dengan negara-negara sahabat.
tersebut, dapat dipahami bagaimana
Perspektif kepantasan (appropriateness)
posisi Indonesia di negara-negara yang
Satgas Maritim TNI sebagai instrumen
dikunjungi menjadi semakin baik dan
naval diplomacy
meningkatkan
persahabatan
Naval diplomacy pada hakekatnya hanya
antar negara dan antar Angkatan Laut.
berlaku jika kekuatan yang digunakan
Satgas Maritim TNI juga memanfaatkan
dalam operasi tersebut relevan, dalam
kunjungan-kunjungan
untuk
artian benar-benar memberikan pengaruh
menawarkan beragam kerjasama dalam
terhadap prestise yang ingin dicapai.
rangka meningkatkan posisi Indonesia di
Identifikasi
negara-negara tersebut.
kualitas yang menentukan kepantasan
Dapat
kualitas
tersebut
dipahami
bahwa
selain
membangun
terhadap
hubungan
kuantitas
lebih
dan
dari kekuatan Satgas Maritim TNI sebagai
mendukung posisi Indonesia baik di PBB
naval
dan
TNI
mengingat dampak dari naval diplomacy
sesungguhnya dapat dimanfaatkan untuk
dapat memberikan makna yang berbeda-
agenda politik luar negeri yang lebih
beda.19 Kekuatan armada yang besar
praktis terhadap negara-negara yang
belum tentu memiliki pengaruh yang
menjadi partner dalam UNIFIL MTF
besar, sebaliknya armada kecil sekalipun
maupun negara-negara yang disinggahi
belum tentu memberikan pengaruh kecil.
selama lintas laut Indonesia-Lebanon.
Untuk itu, penting untuk melakukan
Namun demikian, fungsi ini memang
analisa terhadap kepantasan dari suatu
belum
oleh
armada sebagai instrumen diplomasi
pemerintah Indonesia. Berbagai kegiatan
sesuai dengan konteks dimana, kapan
yang dilaksanakan oleh Satgas Maritim
dan bagaimana armada kapal perang
TNI seperti kunjungan dengan Angkatan
tersebut dikerahkan.
Lebanon,
Satgas
banyak
Maritim
dimanfaatkan
diplomacy
penting
dilakukan
Laut negara lain serta pejabat lokal lain
Komponen utama dari penugasan
dalam courtesy call maupun cocktail party
Satgas Maritim TNI adalah kapal perang
pada dasarnya potensial untuk dapat
jenis korvet dan personel TNI AL. Sebagai
dipergunakan
instrumen diplomasi, kapal perang secara
oleh
Indonesia
dalam
teoritik memiliki 7 (tujuh) aset dasar yaitu 18
Komunikasi personal, Rabu, 14 Desember 2016 di KRI Yos Sudarso, Koarmatim TNI AL
19
Ken Booth, op. cit., hlm. 29.
fleksibilitas,
pengendalian,
mobilitas,
Simbolisme
Sebagai
kemampuan proyeksi, potensi akses, simbolisme
dan
ketahanan.20
signifier
dan prestige Satgas
Dalam
Maritim
TNI
konteks pengiriman Satgas Maritim TNI,
dibandingkan
terdapat 5 (lima) dari 7 (tujuh) asset dasar
dengan satgas lain
dalam teori naval diplomacy yang relevan
dalam UNIFIL MTF
untuk menilai Satgas Maritim TNI. Analisis
masih relatif sama.
tersebut secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut.
Dalam aspek fleksibilitas, Satgas Maritim TNI telah dipersiapkan untuk
Tabel 1. Modalitas Satgas Maritim TNI
berbagai macam aktivitas pemeliharaan
sebagai Instrumen Diplomasi
keamanan di laut. Tidak hanya sebagai
Modalitas
Fleksibilitas
Relevansi Satgas
kapal yang memiliki kemampuan untuk
Maritim TNI
perang, armada KRI satgas tersebut juga
Dapat
memiliki kemampuan untuk melakukan
melaksanakan
tugas-tugas kemanusiaan seperi search
tugas-tugas
and rescue, VBSS (visit, board, search and
kemanusiaan
dan
seizure), winching (penderekan), dan
operasi jenis lainnya
kemampuan
(SAR dan VBSS).
pemantauan udara karena dilengkapi
Cukup tinggi dan
dengan helikopter.21 Fleksibilitas dalam
relevan dengan misi
Satgas Maritim TNI memiliki makna
UNIFIL MTF
bahwa kapal perang Indonesia yang
Kemampuan
Menunjukkan
dikirim dapat melaksanakan tugas-tugas
Proyeksi
kemampuan
Mobilitas
Potensi akses
long
perdamaian
di
laut
Lebanon namun juga memperlihatkan
Dapat
kekuatan militer Indonesia, khususnya
visit)
Ibid, hlm. 33-36
melaksanakan
distance operation melakukan
muhibah (goodwill
20
pemeliharaan
untuk
Angkatan Laut. Dalam aspek mobilitas, Indonesia
kepada
negara-negara
dalam sejarah pengiriman Satgas Maritim
sahabat
TNI telah mengirimkan kapal SIGMA Class
21
Koarmatim, op. cit.
KRI Diponegoro (365) dan KRI Sultan Iskandar Muda (367) hingga jenis Multi Role Light Frigate (MRLF) KRI Bung Tomo (357) dan KRI John Lie (358). KRI Diponegoro
(365)
merupakan
kapal
pertama dari korvet kelas SIGMA milik TNI Angkatan Laut, yang dibuat oleh galangan kapal Schelde, Belanda pada tahun 2005 khusus untuk TNI-AL. KRI jenis SIGMA tersebut bertugas sebagai kapal patroli dengan kemampuan antikapal permukaan, anti-kapal selam dan anti-pesawat udara. Kapal perang ini memiliki bobot mati 1.700 ton. SIGMA merupakan singkatan dari Ship Integrated Geometrical Modularity Approach. Korvet Kelas
SIGMA
berdasarkan
TNI
konsep
AL ini
dibangun memberikan
fleksibilitas tinggi bagi TNI AL dengan biaya yang minim namun memungkinkan modularitas dalam desainnya.22
Gambar 1. KRI Sultan Iskandar Muda (367) (kiri) dan KRI Diponegoro 365 (kanan), Kapal perang jenis korvet kelas SIGMA Selanjutnya, kapal perang Indonesia jenis MRLF milik TNI Angkatan Laut dilengkapi dengan persenjataan 1 x Oto Melara 76 mm gun, 2 x MSI Defence DS 30B REMSIG 30 mm guns, 16 VLS untuk meluncurkan MBDA (BAE Systems) MICA Surface-to-Air Missile (SAM), 2 x 4 Quad untuk
meluncurkan
8
misil
MBDA
(Aerospatiale) Exocet MM 40 Block II dan 2 x triple BAE Systems 324 mm torpedo tubes untuk menghancurkan sasaran permukaan maupun bawah air; dan diperkuat dengan 1 Heli Bolkow BO22
Artileri, “Kapal Perang: Mengenal 4 Korvet Kelas SIGMA TNI AL”, diunduh dari Artileri.org: http://www.artileri.org/2014/03/4-korvet-kelassigma-tni al.html
105/NV-410
dari
Pusat
Penerbang
Angkatan Laut (Wening, 2016). Kapal ini
memiliki berat 1,940 ton dengan panjang
dibuktikan dengan kemampuannya untuk
keseluruhan 95 meter lebar 12,8 meter
dapat berlayar dari Indonesia menuju
dengan tenaga penggerak mesin 4x Man
Lebanon,
B & W ruston diesel enginer yang dapat
logistik
menyemburkan
persinggahan pada pelabuhan-pelabuhan
tenaga
hingga
berkecepatan mencapai 30 knot dengan
meskipun yang
membutuhkan
cukup
besar
dan
lain.
daya jelajah 9.000 km.23
Selanjutnya,
dalam
aspek
kemampuan proyeksi kekuatan, Booth mengatakan bahwa kapal perang menjadi sarana berbagai macam persenjataan yang dapat memberikan efek ancaman terhadap lawan, baik terhadap kapal lainnya atau ancaman serangan dari laut ke darat dan serangan amfibi.24 Namun demikian, dalam konteks Satgas Maritim TNI, berkaitan dengan tujuan operasi dan fungsi satgas sebagai kekuatan PBB, maka kemampuan proyeksi kekuatan yang relevan hanya untuk menunjukkan bahwa Indonesia mampu melakukan long Gambar 2. KRI Bung Tomo (357) dan KRI John Lie (358), Kapal perang jenis korvet kelas Multi
distance operation.25 Kemudian, dalam aspek potensi
Role Light Frigate (MRLF)
Kedua jenis korvet yang dikirim oleh Indonesia dalam UNIFIL MTF adalah dua diantara kapal-kapal tercanggih Indonesia yang memiliki kemampuan mobilitas tinggi. Mobilitas kapal yang tinggi ini
akses, Satgas Maritim TNI
memiliki
keuntungan tersendiri dari pelaksanaan operasi UNIFIL MTF. Jarak yang cukup jauh antara Indonesia dengan Lebanon di satu sisi memang menjadi beban bagi Indonesia baik dari segi biaya maupun
23
Choiriah, Peristiwa: Ini persenjataan canggih KRI Bung Tomo selama bertugas di Lebanon. Diunduh dari Merdeka.com: https://www.merdeka.com/peristiwa/inipersenjataan-canggih-kri-bung-tomo-selamabertugas-di-lebanon.html
24
Ken Booth, op. cit., hlm. 34 Komunikasi personal dengan Komandan Satgas Maritim TNI KONGA XXVIII-G MTF-7 KRI Sultan Iskandar Muda, Rabu, 14 Desember 2016 di KRI Yos Sudarso, Koarmatim 25
tantangan operasi bagi personel TNI.
berukuran lebih kecil dari jenis fregat,
Namun di sisi lain, jarak jauh ini menjadi
namun lebih besar dari kapal patroli (fast
akses bagi Indonesia untuk melaksanakan
patrol
muhibah (goodwill visit) di negara-negara
negara pengirim kapal lainnya, Satgas
lain selama perjalanan seperti Turki,
Maritim TNI belum memiliki keunggulan
Oman, Mesir, Srilangka.
siginifikan.
Aspek simbolisme adalah aspek terpenting dalam analisis kepantasan Satgas Maritim TNI sebagai instrumen diplomasi. Kondisi bahwa satgas tersebut berada di bawah Kendali PBB hampir mendegradasi banyak potensi Satgas Maritim TNI sebagai instrumen diplomasi negara dalam kerangka naval diplomacy. Oleh karena itu, penting untuk melihat bagaimana kuantitas dan kualitas KRI dalam
Satgas
Maritim
TNI
dapat
memperlihatkan prestise Indonesia dan mempengaruhi kebijakan luar negeri yang lebih luas. Simbolisme menurut Booth adalah karakter kapal perang yang mampu menjadi pemberi sinyal politis. Kapal perang dengan jenis paling besar atau jumlah yang besar secara khusus akan lebih berguna dan menjadi pemberi sinyal serta representasi niat, komitmen dan kekuatan negara.26 Satgas Maritim TNI dalam hal ini mengirimkan kapal kelas SIGMA dan MRLF yang masuk ke dalam jenis korvet, yaitu kapal perang yang 26
Ken Booth, op. cit., hlm. 36
boat).
Dibandingkan
dengan
Tabel Kekuatan Satgas Maritim UNIFIL No. 1
Negara TCC
Jumlah Kapal
UNIFIL MTF
Perang
Bangladesh
2
Nama Kapal
Tipe
1) BNS Ali Haider Leopard-
Frigate
class 2) BNS Nirmul Durjoy-class
Large patrol craft
2
Brasil
1
F43 Liberal Niteroi-class
Frigate
3
Jerman
1
F260 Braunschweig-class
Corvette
4
Yunani
1
HS Nikiforos Elli-class
Frigate
5
Turki
1
F505 TCG Bafra
Corvette
6
Indonesia
1
KRI Bung Tomo (357)
Corvette
MRLF-class Kapal Israel dalam Blokade Laut Lebanon 2006 1
Israel
2
1) INS Hanit Sa’ar-5 class
Corvette
2) INS Lahav Sa’ar-5 class Corvette Sumber: Berbagai sumber Tabel perbandingan jumlah dan tipe kapal
di
atas
menunjukkan
oleh Brasil yang sekaligus menjadi MTF
bahwa
Commander. Fregat yang lain juga dikirim
sebagai naval presence Satgas Maritim
oleh Bangladesh dan Yunani. Kedua, jenis
UNIFIL
korvet juga dikirim oleh sebagian besar
sangat
relevan
untuk
menggantikan kapal perang Israel yang
satgas
dalam
UNIFIL
digunakan
untuk
memblokade
laut
kemampuan yang relatif sama. Ketiga,
Lebanon.
Namun
demikian,
untuk
jumlah armada KRI yang dikirim hanya
Indonesia sendiri dapat dilihat bahwa
satu. Sementara Bangladesh mengirim
masih kurangnya bobot Satgas Maritim
dua kapal kelas fregat leopard dan patrol
TNI sebagai simbol prestise dari sisi
boat. Dalam sejarah perjalanan operasi
kuantitas dan kapasitas kapal perang. Hal
UNIFIL MTF tersebut, Jerman bahkan
ini disebabkan oleh beberapa alasan.
sempat
Pertama, kapal markas jenis fregat dikirim
perangnya.
mengirim
3
MTF
(tiga)
dengan
kapal
Pengiriman Satgas Maritim TNI untuk
perdamaian.
Mendukung
tersebut, setidaknya terdapat 4 (empat)
Agenda
Kebijakan
Luar
Berdasarkan
Renstra
Negeri Indonesia
agenda politik luar negeri Indonesia yang
Agenda politik luar negeri Indonesia
relevan
secara
meningkatkan
Maritim TNI. Empat agenda politik ini
pengaruh secara terus menerus di dunia
secara eksplisit maupun implisit tertuang
internasional untuk membuka peluang
dalam Renstra Kemlu RI, arahan Menteri
sebesar-besarnya
Luar Negeri Republik Indonesia dan
umum
kepentingan
adalah
bagi
pencapaian
nasional.
Untuk
dengan
didukung
pengiriman
oleh
Satgas
pernyataan
yang
meningkatkan pengaruh tersebut, maka
disampaikan
pihak-pihak
Indonesia perlu mengingkatkan peran
kepentingan
yang
globalnya.
pengiriman Satgas Maritim TNI dalam
Sejalan
dengan
gagasan
pemangku
relevan
tersebut, kerangka untuk meningkatkan
rangka
peran Indonesia di tingkat global sebagai
kepentingan Indonesia tersebut.
middle power mengacu pada Renstra
Indonesia sebagai Peacekeeping Leader
Kemlu 2015-2019 tentang arah kebijakan
mendorong
dengan
Indonesia
tercapainya
ingin
dan strategi politik luar negeri adalah
peacekeeping
dengan
diplomasi
dengan pembukaan UUD NRI 1945,
Indonesia dalam penanganan konflik di
pemeliharaan perdamaian dunia masuk
Timur
dalam salah satu sikap ideologis dan
1)
melaksanakan
Tengah,
2)
meningkatkan
leader
menjadi
di
PBB.
Indonesia
Sesuai
partisipasi Indonesia dalam pengiriman
konstitusional
terhadap
pasukan pemelihara perdamaian, dan 3)
keamanan
penguatan diplomasi Indonesia di PBB
pemeliharaan
yang efektif.27
merupakan wadah paling signifikan bagi
internasional.
Misi
perdamaian
PBB
Dalam Renstra Kemlu RI tersebut
Indonesia untuk melaksanakan konstitusi
secara jelas disebutkan bahwa dalam
tersebut. Ambisi Indonesia untuk menjadi
rangka memperkuat peran globalnya,
pemimpin
Indonesia memiliki strategi untuk terlibat
tertuang dalam Renstra Kemlu RI dalam
secara aktif dalam resolusi konflik di
rangka
Timur
Indonesia, maka salah satu strateginya
Tengah
dan
meningkatkan
dalam
peacekeeping
meningkatkan
partisipasinya dalam misi pemeliharaan
adalah
meningkatkan
27
Indonesia
dalam
Kementerian Luar Negeri, op. cit. hlm. 47
misi
peran
PBB
global
partisipasi pemeliharaan
perdamaian
PBB.
Terkait
agenda
tersebut, Purnomo Yusgiantoro selaku
PBB
dan
mempermudah
saluran
penyuaraan aspirasi Indonesia.30
Menteri Pertahanan Indonesia periode
Pengiriman Satgas Maritim TNI
2010-2014 juga mengemukakan bahwa
menjadi salah satu kontributor untuk
target Indonesia adalah untuk menjadi
menjadikan Indonesia sebagai pemimpin
pemimpin
pemeliharaan
dalam misi pemeliharaan perdamaian.
perdamaian dunia.28 Pengiriman Satgas
Kepemimpinan Indonesia di dalam misi
Maritim TNI telah berkontribusi secara
pemeliharaan
jumlah dan prestise terhadap tujuan
pencapaian
tersebut.
Indonesia memiliki posisi tawar yang
dalam
misi
Keinginan
Indonesia
tersebut
tinggi
di
perdamaian yang
PBB.
dapat
Sehingga
merupakan menjadikan
keinginan-
semakin konkret dengan ditetapkannya
keinginan Indonesia dapat diakomodasi
Visi 4.000 Peacekeepers pada tahun 2019.
oleh negara-negara di dalam PBB. Lebih
Visi ini diperkuat secara legal formal
lanjut, untuk mendukung kepentingan
melalui Peraturan Menteri Luar Negeri
Indonesia
No.5 Tahun 2015 Tentang Peta Jalan Visi
pemeliharaan
4.000 Personel Pemeliharaan Perdamaian
kualitas dan kuantitas dari Satgas Maritim
Tahun 2015-2019. Visi ini juga menjadi
TNI harus di tambah.31
salah satu strategi Kemlu RI untuk
Kampanye Pencalonan Indonesia sebagai
meningkatkan
Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan
peran
dan
pengaruh
menjadi
pemimpin
perdamaian
dalam
tersebut,
Indonesia sebagai negara middle power di
PBB
dunia internasional (Kemlu, 2015, p. 50).29
Indonesia telah menyatakan kesiapan
Visi 4.000 peacekeepers tersebut adalah
untuk menjadi Anggota Tidak Tetap DK
suatu
secara
PBB periode 2019-2020. Upaya kampanye
konsisten berada pada 10 besar pengirim
pencalonan Indonesia sebagai Anggota
peacekeepers.
tersebut
Tidak Tetap DK PBB sudah dilakukan oleh
peran
Kemlu RI sejak tahun 2009. Menteri Luar
sebagai
Negeri saat ini (periode 2014-2019), Retno
upaya
diyakini Indonesia
dapat
Indonesia
agar
Pencapaian meningkatkan
melalui
pelibatan
pemegang jabatan-jabatan strategis di 30 28
Komunikasi personal dengan Purnomo Yusgiantoro pada Rabu, 26 Oktober 2016, di Universitas Pertahanan 29 Kementerian Luar Negeri, op. cit. hlm. 50
Komunikasi Personal dengan Adityawarman; Cassidy; Octavian; Yusgiantoro, 2016. 31 Komunikasi personal dengan Dikdik Setiadi, Komandan Satuan Latihan PMPP TNI pada Kamis, 20 Oktober 2016 di PMPP TNI
L. P. Marsudi, secara resmi memulai
PBB.
kampanye pencalonan Indonesia sebagai
peningkatan
anggota tidak tetap DK PBB pada sidang
negara
umum PBB September 2016 sebagai salah
perdamaian dunia dan pengembangan
satu negara calon dari Asia Pasifik.
hubungan
Meskipun
bersaing
Lebanon. Hal ini membuka kesempatan
dengan beberapa negara, pencalonan
Indonesia untuk mendapatkan dukungan
Indonesia hingga saat ini sudah didukung
baik dari Lebanon maupun negara-negara
oleh cukup banyak negara.
lain dalam pencalonan tersebut.
Indonesia
Pengajuan
harus
Indonesia
sebagai
Modal
yang
ini
disalurkan
melalui
citra
Indonesia
sebagai
berkomitmen
baik
terhadap
Indonesia
dengan
Peningkatan Peran Indonesia dalam
anggota tidak tetap DK PBB merupakan
Konflik Timur Tengah
suatu
Misi UNIFIL merupakan misi yang cukup
langkah
yang
strategis
agar
Indonesia ikut serta dalam konstelasi
unik
keamanan dunia. DK PBB merupakan
memiliki
badan PBB yang menjadi core dari politik
terhadap negara-negara di Timur Tengah
keamanan
Berdasarkan
yang berpenduduk Muslim. Indonesia
keterangan dari Purnomo Yusgiantoro,
sebagai negara berpenduduk Muslim
pengiriman Satgas Maritim TNI adalah
terbesar memiliki simpati yang cukup
salah satu modal untuk mendorong
besar terhadap Lebanon. Terlebih lagi,
kampanye tersebut.32 Lebih lanjut, Fikri
adversary dari Lebanon dalam konflik
Cassidy dari Kemlu RI menjelaskan bahwa
tersebut
pengiriman Satgas Maritim TNI dapat
masyarakat Indonesia memiliki posisi
dijadikan sebagai salah satu modal untuk
yang sangat keras menentang Israel,
mendorong tujuan tersebut.33 Dengan
ditambah
dengan
demikian, pengiriman Satgas Maritim TNI
terhadap
Palestina
dalam misi UNIFIL di sini memiliki posisi
berpenduduk
sebagai modal dalam upaya diplomasi
menyampaikan bahwa konflik Lebanon
Indonesia menjadi anggota tidak tetap DK
tersebut dalam derajat tertentu dapat
32
internasional.
Komunikasi personal dengan Purnomo Yusgiantoro pada Rabu, 26 Oktober 2016, di Universitas Pertahanan 33 Komunikasi personal dengan Fikri Cassidy pada Kamis, 13 Oktober 2016 di Kantor P2KOI Kementerian Luar Negeri
karena
menjadi
masyarakat
simpati
yang
adalah
Indonesia
cukup
Israel,
besar
dimana
pendudukannya yang
Muslim
representasi
notabene
juga.
Cassidy
keterlibatan
Indonesia secara pro aktif dalam resolusi
konflik Timur Tengah.34 Gagasan ini juga
kawasan yang kaya dengan sumber daya
didukung
bahwa
alam strategis (minyak bumi). Disamping
dengan
itu, solidaritas ini juga dapat membangun
mengirimkan Satgas Maritim TNI adalah
people-to-people understanding sehingga
sebagai
masyarakat
oleh
kepentingan
Octavian Indonesia
signifier
untuk
menunjukkan
Indonesia
dihargai
solidaritas terhadap Lebanon. 35 Namun
keberadaanya di Timur Tengah.
demikian, baik Cassidy maupun Octavian
Perluasan Jaringan Negara Sahabat
menekankan bahwa misi pemeliharaan
Pengiriman Satgas Maritim TNI pada misi
perdamaian sifatnya imparsial. Dengan
perdamaian maritim UNIFIL juga memiliki
demikian, agenda tersebut tidak dapat
implikasi
diekspresikan
publik
memperluas jaringan negara sahabat
internasional. Hanya saja, persepsi dan
Indonesia. Dalam konteks ini Satgas
pandangan positif Lebanon dan negara
Maritim
Timur Tengah lainnya dari pengiriman
melakukan operasi di dalam UNIFIL MTF,
Satgas Maritim TNI
tapi juga melaksanakan aktivitas lain yang
terhadap
di sana dapat
dimanfaatkan oleh Indonesia. Secara Satgas
keseluruhan,
Maritim
TNI
dapat pengiriman
yang
cukup
upaya
TNI
diplomasi
tidak
mempererat
hanya
untuk
sekedar
hubungan
baik
Indonesia dengan negara lain, bahkan dengan
negara-negara
membebani anggaran ini menunjukkan
memiliki
urgensi Indonesia untuk terlibat dalam
Indonesia.
konflik Timur Tengah, terutama Lebanon,
Salah
yang
belum
hubungan
dekat
dengan
satu
aktivitas
dalam
agar posisi Indonesia di Timur Tengah
pengiriman Satgas Maritim TNI adalah
semakin kuat. Di masa yang akan datang,
dilaksanakannya
bargaining
secara
pelabuhan-pelabuhan persinggahan baik
khusus di Lebanon dan secara umum di
dalam perjalanan dari Indonesia menuju
Timur Tengah tentu dapat menjadi modal
Lebanon maupun Lebanon ke Indonesia.
untuk mengembangkan kerjasama yang
Courtesy call dalam konteks diplomasi
saling menguntungkan merujuk pada
adalah pertemuan formal diplomat atau
fakta
perwakilan negara yang berkunjung atau
34
position
bahwa
Timur
Indonesia
Tengah
adalah
Ibid. 35 Komunikasi personal dengan Amarulla Octavian pada Kamis, 27 Oktober 2016 di Universitas Pertahanan
courtesy
call
pada
melaksanakan pertemuan ramah-tamah baik dengan kepala negara maupun dengan pejabat pemerintahan lainnya.
Pertemuan ini secara konseptual memiliki
diplomatik antara Indonesia dan Turki
nilai simbolis. Meskipun courtesy call pada
menjadi
umumnya
isu
hubungan antar Angkatan Laut. Pejabat
spesifik, namun tetap memiliki makna
dan Angkatan Laut Turki sebaliknya juga
diplomatis yang cukup kuat. Lebih jauh,
mengapresiasi kunjungan Satgas Maritim
bagi Morgenthau, seremonial diplomatik
TNI.37
dapat
tidak
membicarakan
mengilustrasikan
sekaligus
semakin
Hubungan
erat,
yang
khususnya
bersahabat
ini
meningkatkan relasi kekuasaan antar
dapat menjadi modal bagi Indonesia
negera, elit dan aktor.36 Seremonial
untuk memperluas kerjasamanya dengan
diplomatik melalui courtesy call tersebut
negara-negara lain melalui pengiriman
kemudian dapat pula memperlihatkan
Satgas Maritim TNI. Selain itu, kunjungan
bagaimana posisi Indonesia di mata
antar Angkatan Laut ini tentu juga
negara sahabat.
meningkatkan trust antara Indonesia
Pelaksanaan courtesy call Satgas
dengan negara lain.38 Rasa saling percaya
Maritim TNI secara umum mendapatkan
atau yang dikenal dengan confidence
sambutan yang baik berupa penerimaan,
building measures sejatinya merupakan
keramahan,
langkah-langkah
dan
keterbukaan
yang
yang
diambil
untuk
diberikan baik itu oleh pihak pelabuhan
membangun rasa saling percaya di antara
maupun pemerintah setempat berikut
pihak-pihak
masyarakatnya di negara tujuan. Sebagai
dalam konteks ini, Satgas Maritim TNI
contoh, Dansatgas Maritim TNI KONGA
membangun CBMs dalam rangka secara
XXVIII-F/UNIFIL
konsisten
dengan
KRI
Frans
yang
berkonflik.
mempererat
Namun
hubungan
Kaisiepo (368) yang sempat mengunjungi
bersahabat dengan negara lain melalui
Pelabuhan Mersin di Turki menyatakan
Angkatan
bahwa KRI banyak mendapatkan bantuan
mencegah konflik yang mungkin muncul
dan dukungan dari Angkatan Laut Turki.
di masa yang akan datang.
Melalui
37
36
courtesy
call,
hubungan
Lihat dalam C. J. Reynolds, Diplomatic gastronomy: The convivial nature of the power of prestige, cultural diplomacy and soft power. The International Conference on Cultural Diplomacy & the UN" Cultural Diplomacy & Soft Power in an Interdependent World: The Opportunities for Global Governance (2012), hlm. 2.
Laut
dengan
harapan
Lihat dalam artikel TNI AL, Farewell Courtesy Call Dansatgas Maritim TNI, diunduh dari website resmi TNI AL: http://www.tnial.mil.id/News/Seremonial/tabid/79/ articleType/ArticleView/articleId/22820/Default.as px 38 Komunikasi Personal dengan Marthen Roytamus (mantan Kadiv Peperangan Atas Air Satgas Maritim TNI) pada Rabu, 14 Desember 2016 di KRI John Lie, Koarmatim.
Selanjutnya,
kenyataan
bahwa
perdamaian Indonesia dan meningkatkan
negara
seperti
profil Indonesia di tingkat internasional
Amerika Serikat, Inggris, atau Perancis
tersebut. Ditinjau dari aspek aspek politik,
yang memiliki pangkalan di luar negeri.
Satgas Maritim TNI dalam derajat yang
Hubungan baik Indonesia dengan negara-
beragam mendukung agenda politik luar
negara tersebut yang dibangun melalui
negeri Indonesia sebagai middle power
kunjungan-kunjungan diplomatik tersebut
untuk
sewaktu-waktu
anggota tidak tetap DK PBB, aktor yang
Indonesia
Sebagai
bukanlah
dapat
ilustrasi,
dimanfaatkan. jika
menjadi
peacekeeping
leader,
Indonesia
berperan aktif dalam konstelasi politik
membutuhkan pelaksanaan operasi jauh
dan konflik Timur Tengah, serta negara
di luar batas wilayah, Indonesia dapat
denga jaringan negara sahabat yang luas.
memanfaatkan negara sahabat sebagai
Namun demikian, dari aspek simbolisme
pangkalan.39
sebagai
Dengan
pengiriman
Satgas
demikian, Maritim
TNI
konsekuensi
pembandingan
Satgas
logis
dari
Maritim
TNI
merupakan salah satu upaya untuk
dengan kekuatan satgas maritim UNIFIL
memperluas jaringan negara sahabat
lainnya, kuantitas pengiriman Satgas
Indonesia yang dapat dimanfaatkan di
Maritim TNI belum dapat menjadi signifier
masa yang akan datang.
yang maksimal. Untuk itu, Indonesia perlu
Kesimpulan
mempertimbangkan
Kepentingan
nasional
yang
kuantitas
Satgas
peningkatan Maritim
TNI
demi
menggerakkan Indonesia untuk mengirim
pencapaian kepentingan nasional yang
Satgas Maritim TNI adalah untuk menjaga
lebih optimal dan mendukung sasaran
perdamaian
kebijakan luar negeri praktis Indonesia.
konstitusi
dunia dan
sebagai
mandat
meningkatkan
peran
global Indonesia sebagai middle power. Satgas Maritim TNI, sebagai instrumen yang
relevan
dari
sudut
pandang
appropriateness (kualitas dan kapabilitas) dalam teori naval diplomacy Ken Booth, telah
dapat
sebagai 39
Ibid.
menunjukkan
representasi
fungsinya
kepentingan
Daftar Pustaka Buku Booth, K. (1977). Navies and Foreign Policy. London: Routledge. Koarmatim. (2015). Satgas Maritim TNI. Surabaya: Koarmatim TNI AL. Mière, C. L. (2014). Maritime Diplomacy in the 21st Century: Drivers and Challenges. New York: Routledge. Jurnal Reynolds, C. J. (2012). Diplomatic gastronomy: The convivial nature of the power of prestige, cultural
diplomacy and soft power. The International Conference on Cultural Diplomacy & the UN" Cultural Diplomacy & Soft Power in an Interdependent World: The Opportunities for Global Governance. Dokumen Resmi dan Peraturan Perundang-Undangan Rencana Strategis Kementerian Luar Negeri 2015-2019 Keppres No. 15 Tahun 2006 tentang Kontingen Garuda Dalam Misi Perdamaian di Lebanon Undang-undang No. 34 Tahun 2005 tentang TNI Sumber Online Admin. (2017, Januari 16). Farewell Courtesy Call Dansatgas Maritim TNI. Retrieved from TNI AL: http://www.tnial.mil.id/News/Serem onial/tabid/79/articleType/ArticleVie w/articleId/22820/Default.aspx Artileri, A. (2011, Juli). Kapal Perang: Mengenal 4 Korvet Kelas SIGMA TNI AL. Retrieved from Artileri.org: http://www.artileri.org/2014/03/4korvet-kelas-sigma-tni-al.html Choiriah, M. (2015, Agustus 27). Peristiwa: Ini persenjataan canggih KRI Bung Tomo selama bertugas di Lebanon. Retrieved from Merdeka.com: https://www.merdeka.com/peristiw a/ini-persenjataan-canggih-kri-bungtomo-selama-bertugas-dilebanon.html Fardah. (2011, Desember 20). Feature: RI gearing up for bigger role in UN peacekeeping missions. Retrieved from Antara News: http://static.antaranews.com/en/ne ws/78581/ri-gearing-up-for-biggerrole-in-un-peacekeeping-missions Wening, A. A. (2016, September 1). Nasional: Hebat! KRI Bung Tomo-357 Ungguli Kapal Perang Negara Lain. Retrieved from Kabar24.com: http://kabar24.bisnis.com/read/2016
0901/15/580186/hebat-kri-bungtomo-357-ungguli-kapal-perangnegara-lain