NASKAH PUBLIKASI
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN ORDER STOK SEPATU DENGAN METODE WIGHTED PRODUCT (WP) STUDY KASUS DI TOKO JUWITA
Disusun Oleh: Rezza Junanda 2011.02.0012
PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER BINA NUSANTARA JAYA LUBUKLINGGAU 2015
DECISION SUPPORT SYSTEM ORDER STOCK WITH SHOES WIGHTED PRODUCT (WP) CASE STUDY IN STORE JUWITA Rezza Junanda1, Rakhmad Kuswandhie2
ABSTRACT
In the sales business, one thing is certain to do is order stock of goods to be sold on store owners will do order stock, constraints that happens is the owner of the shop trouble you select what items will be in stock, if the owner of the shop wrong in the purchase of goods lead items in stock is not sold out. To overcome this difficulty shopkeeper hasur see some aspects or criteria that look at public interest in the goods will be undertaken through a survey and see the sales data a few months ago. To make it easier to use the Decision Support System (DSS) to overcome these problems can use the criteria that has been set with the method Wighted Product (WP). Data is needed is a survey that can be done through social media and sales data from last month. Decision Support Systems (DSS) will produce a ranking or rating the value of the highest of public interest so that it can help store owners to determine which items will be in stock. Keywords :Decision support system, Visual Bassic,Wighted Product
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN ORDER STOK SEPATU DENGAN METODE WIGHTED PRODUCT (WP) STUDY KASUS DI TOKO JUWITA Rezza Junanda1, Rakhmad Kuswandhie2 1
Mahasiswa STMIK Bina Nusantara Jaya Lubuklinggau 2
Dosen STMIK Bina Nusantara Jaya Lubuklinggau
INTISARI Pada bisnis penjualan, salah satu hal yang pasti dilakukan adalah order stok barang yang akan dijual pada saat pemilik toko akan melakukan order stok, Kendala yang terjadi adalah pemilik toko kesulitan memilh barang apa saja yang akan di stok, jika pemilik toko salah dalam pembelian barang maka mengakibatkan barang yang di stok tidak habis terjual. Untuk mengatasi kesulitan ini pemilik toko hasur melihat beberapa aspek atau kriteria yaitu melihat minat masyarakat terhadap barang yang di lakukan melalui survey dan melihat data penjualan beberapa bulan yang lalu. Untuk mempermudah dapat menggunakan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dalam mengatasi masalah tersebut dapat menggunakan kriteria yang telah di tentukan dengan Metode Wighted Product (WP). Data yang di butuhkan adalah hasil survey yang bisa dilakukan melalui media sosial dan data penjualan dari bulan lalu. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) akan menghasilkan nilai ranking atau rating yang paling tinggi dari minat masyarakat sehingga dapat membantu pemilik toko untuk menetukan barang yang akan di stok.
Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Visual Bassic,Wighted Product
PENDAHULUAN Proses penjualan merupakan kegiatan yang rutin dilakukan dalam kegiatan sehari-hari, penjualan terjadi antara penjual dan pembeli. Sebelum melakukan proses penjualan, penjual akan menyediakan barang yang akan dijual atau bisa juga disebut stok barang. Stok ini berfungsi untuk mengetahui barang apa saja yang disediakan, daftar barang apa saja yang masih ada dalam stok dan barang apa saja yang sudah kosong. Dengan demikian ketika pembeli ingin membeli barang, maka karyawan akan menawarkan barang sesuai dengan daftar stok barang yang ada. Toko Juwita merupakan toko yang bergerak dibidang penjualan sepatu selain melakukan penjualan sepatu, toko Juwita juga menyediakan stok barang . Cara yang dilakukan toko Juwita untuk menyediakan stok barang yaitu, dengan memilih merek yang berkualitas dan harga tinggi tetapi dari hal tersebut, ternyata minat pembeli untuk membeli barang yang ada di toko Juwita sangat kurang, sehingga menyebabkan penumpukan stok barang di gudang. Maka dari itu salah satu solusi yaitu dengan menggunakan SPK. Dengan SPK ini nantinya toko Juwita bisa menentukan barang yang akan di stok.
SPK yang akan digunakan pada toko Juwita menggunakan metode Wighted Product ( WP ). Metode WP menggunakan perkalian untuk menghubungkan rating atribut, dimana rating setiap atribut harus dipangkat dulu dengan bobot atribut yang bersangkutan seperti input dan output, antara lain data barang, dan output stok data barang.
LANDASAN TEORI Sistem Menurut Kusrini (2007:11) Sistem merupakan kumulan elemen yang saling berkaitan yang bertanggung jawab memproses masukan (Input) sehingga menghasilkan keluaran (Output). Sistem Informasi Menurut Jogiyanto (2005:8) Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi bersifat menajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan – laporan yang diperlukan. Menurut Kusrini (2007:11) menyatakan, suatu sistem didalam organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan merupakan kegiatan strategi dari suatu organisasi, serta menyediakan laporanlaporan yang diperlukan oleh pihak luar. Berdasarkan definisi tersebut penulis menyimpulkan, Sistem informasi adalah beberapa komponen pada suatu organisasi yang saling berhubungan satu sama lain dan berjalan sesuai dengan fungsinya masing-masing, sehingga dapat mendukung pemecahan masalah dalam suatu manajemen. Sistem Pendukung Keputusan Menurut Kusrini (2007:11) Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, permodelan, dan permanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang dalam semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan dibuat. Keputusan manajemen sering dikelompokkan menjadi 3 bagian, yakni : 1) Keputusan terstruktur (structured decision): keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang dan bersifat rutin. prosedur untuk pengambilan keputusan sangat jelas. Keputusan ini terutama dilakukan pada manajemen tingkat bawah. Misalnya, keputusan pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang. 2) Keputusan semiterstruktur (semistructured decision): keputusan yang dapat ditangani oleh komputer maupun yang tetap harus dilakukan oleh pengambil keputusan. Musalnya, pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi, pemgendalian sediaan. 3) Keputusan tak terstruktur (unstructured decision): keputusan yang penangananya rumit karena tidak terjadi berulang-ulangatau tidak selalu terjadi. Keputusan ini menuntut pengalaman dan berbagi sumber yang bersipat eksternal. Keputusan ini umumnya terjadi pada manajemen tingkat atas. Misalnya, pengembangan teknologi baru, keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain, dan perekrutan eksekutif. DSS biasanya dibangun untuk mendukung solusi terhadap suatu masalah atau untuk mengevauasi suatu peluang. DSS yang seperti itu disebut apikasi DSS. Aplikasi DSS dapat terdiri dari subsistem sebagai berikut : 1) Subsistem Manajemen Data. Subsistem manajemen data memasukkan satu database yang berisi data yang relevan untuk situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut sistem manajemen database (DBMS). Subsistem manajemen data dapat diinterkoneksikan dengan data warehpuse perusahaan, suatu repositori untuk data perusahaan yang relevan untuk pengambilan
keputusan. Biasanya data disimpan atau diakses via server web database. 2) Subsistem Manajemen Model. Merupakan paket perangkat lunak yang memasukkan model keuangan, statistik, ilmu manajemen, atau model kuantitatif lainya yang memberikan kapabilitas analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat. 3) Subsistem Antarmuka Pengguna. Pengguna berkomunikasi dengan dan memerintahkan DSS melalaui subsistem ini. Pengguna adalah bagian yang dipertimbangkan dari sistem. Para peneliti menegaskan bahwa beberapa kontribusi unik dai DSS berasal dari interaksi yang intensif antara komputer dan pembuat keputusan. 4) Subsistem Manajemen Berbasis Pengetahuan. Subsistem ini dapat mendukung semua subsistem lain atau bertindak sebagai suatu komponen independen. Ia memberikan intelegensi untuk memperbesar pengetahuan si pengambil keputusan. Subsistem ini dapat diinterkoneksikan dengan repositori pengetahuan perusahaan (bagian dari sistem manajemen pengetahuan), yang kadang-kadang disebut basis pengetahuan organisasional. 2.2.5
Wighted Product (WP) Metode WP menggunakan perkalian untuk menghubungkan rating atribut, dimana riting setiap atribut harus dipangkatkan dulu dengan bobot atribut yang bersangkutan (Sri Kusuma Dewi,2006). Metode Weighted Product menggunakan perkalian sebagai untung menghubungkan rating atribut, dimana rating setiap atribut harus dipangkatkan dulu dengan bobot yang bersangkutan. Proses ini sama halnya dengan proses normalisasi. Preferensi untuk alternatif Si diberikan sebagai berikut : 1. Penentuan nilai bobot W wj 𝑊𝐽 = ∑wj 2. Penentuan nilai Vektor S S = ( WijAwj . w) . ( WinAwn . w) 3. Penentuan nilai Vektor V Vjn = Si ∑ Si Si 𝑉𝑗𝑛 = ∑Si Dimana : V = Preferensi alternatif dianalogikan sebagai vektor V W = Bobot kriteria / subkriteria j = Kriteria i = Alternatif n = Banyaknya kriteria S = Preferensi alternatif dianalogikan sebagai vektor S Langkah–langkah Perhitungan Dengan Metode WP Langkah – langkah dalam perhitungan metode Weighted Product adalah sebagai berikut :
1. Mengalihkan seluruh atribut bagi seluruh alternatif dengan bobot sebagai pangkat positif bagi atribut biaya. 2. Hasil perkalian dijumlahkan untuk menghasilkan nilai pada setiap alternatif 3. Membagi nilai V bagi setiap alternatif dengan nilai pada setiap alternatif 4. Ditemukan urutan alternatif terbaik yang akan menjadi keputusan. Unifed Modeling Language (UML) 1. Use Case Menurut Rosa A.S.M. Shalahuddin (2011:130), Use Case atau diagram use case merupakan untuk pemodelan untuk kelakukan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Secara garis besar, use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada didalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu. 2.
Activity Diagram
Menurut Rosa A.S.M. Shalahuddin (2011:134), Diagram aktivitas atau Activity Diagrammenggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktifitas sebuah sistem atau proses bisnis. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem.
kelas yang menangani tampilan sistem, kelas yang diambil dari pendefinisian use case dan kelas yang diambil dari pendefinisian data. ANALISA DAN PERANCANGAN Analisis Prosedur Kerja Toko juwita adalah bidang usaha yang bergerak di bidang penjualan produk yang selalu berupaya untuk melakukan peningkatan mutu dan kualitas produk yang dijual agar didalamnya memiliki daya saing yang tinggi. Salah satu upaya yang sudah dilakukan adalah dengan melakukan penilaian terhadapjumlah penjualan suatu jenis produk. Penilaian tersebut dilakukan setiap akhir bulan namun penilaian yang selama ini dilakukan masih bersifat subyektif dimana dasar penilaian hanya mengacu pada daftar jumlah jenis produk yang terjual, dasar-dasar penilaian tidak di ambil berdasarkan keseluruhan aspek, sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Analisis Pemecahan Masalah Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyelesaian masalah menggunakan metode weight product adalah sebagai berikut : 1.
2. 3.
Sequice Diagram 3.
Menurut Rosa A.S.M. Shalahuddin (2011:137),Sequence Diagrammenggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsiaka waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek. Banyaknya diagram sekuen yang harus digambar adalah sebanyak pendefinisian use case yang memiliki proses sendiri atau yang penting semua use case yang telah didefinisikan interaksi jalanya pesan sudah dicakup pada diagram sekuen sehingga semakin banyaknya use case yang didefinisikan maka diagram sekuen yang harus dibuat juga semakin banyak. 4.
Class Diagram
Menurut Rosa A.S.M. Shalahuddin (2011:122),Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun system. Kelas memiliki apa yang di sebut atribut dan metode atau operasi. Atribut merupakan variable-variabel yang memiliki oleh suatu kelas. Sedangkan operasi atau metode adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas. Susunan struktur kelas yang baik pada diagram kelas sebaiknya memiliki jenis-jenis kelas yaitu, kelas main,
4. 5.
Mengalikan seluruh atribut bagi sebuah alternatif dengan bobot sebagai pangkat positif untuk atribut manfaat dan bobot berfungsi sebagai pangkat negatif pada atribut biaya. Hasil perkalian dijumlahkan untuk menghasilkan nilai pada setiap alternatif. Mencari nilai alternatif dengan melakukan langkah yang sama seperti langkah satu, hanya saja menggunakan nilai tertinggi untuk setiap atribut tertinggi untuk setiap atribut manfaat dan terendah untuk atribut biaya. Membagi nilai V bagi setiap alternatif dengan nilai standar (V(A*)) yang menghasilkan R. Ditemukanur utana lternatif terbaik yang akan menjadi keputusan.
Activity Diagram
1. Activity Diagram Sistem yang berjalan
Gambar 1. Activity Diagram Sistem yang berjalan
Aktivitas Petugas dimulai pada saat petugas membuka sistem, yaitu hal yang pertama dilakukan adalah memasukkan username dan Password petugas pada sistem. Kemudian sistem akan menampilkan menu utama jika username dan password yang dimasukkan oleh petugas benar, jika salah akan kembali kehalaman login. Setelah itu petugas dapat mengolahdata sepatu, data nilai, data penilaian, data pengguna dan membuat laporan.
Sequence Diagram Pengolahan Data
Use Cse 1. Use Case Diagram Gambar 4 Sequence diagram Input Admin Pada Sequence Diagram pengolahan data ini menggambarkan bahwa seorang admin dapat malakukan pengolahan data input data sepatu, input data penilaian, perhitungan data,ubah akun,laporan data sepatu, laporan data penilaian, laporan data perhitungan. Pada masingmasing inputan data, admin juga dapat melakukan perubahan dan penghapusan data yang ada pada database. Rancangan Tabel
Gambar 2Use case Diagram Sequence Diagram Sequence Diagram Login Admin
Tabel Sepatu Nama Tabel : Sepatu Kunci Utama : kd_sepatu Fungsi : Untuk Menyimpan Data Sepatu N Nama Tipe Size Keterangan o 1 Kode_sepa Varchar 15 Kode Sepatu tu* 2 Merek Varchar 20 Merek Sepatu Sepatu 3 Kualitas Varchar 25 Kualitas Sepatu 4 St Varchar 2 Status Penilaian Tabel 1 Tabel Rumah
IMPLEMENTASI Gambar 3 Sequence diagram Login Admin
Pada Sequence Diagram login admin ini menggambarkan bahwa seorang admin melakukan login pada sistem, dan sistem akan melakukan validasi login terhadap data yang dimasukkan oleh user, setelah itu untuk masuk ke halaman selanjutnya dilakukan lagi pengecekan data user setelah itu barulah seorang admin dapat masuk ke halaman utama admin.
Sistem pendukung keputusan untuk penentuan order barang telah dibuat berdasarkan rancangan sistem yang telah dilakukan, adapun hasil dari sistem pendukung keputusanini akan diimplementasikan pada toko juwita lubuklinggau yang akan digunakan sebagai sistem yang dapat membantu pimpinan atau pemilik toko dalam menentukan barang yang akan diorder.
Menu Utama Halaman ini adalah halaman utama, pada halaman ini user dapat memilih salah satu menu yang ada sesuai dengan kebutuhan. Menu utama terdiri dari file,input data dan output data.
Halaman Perhitungan data
Gambar 4.5. HalamanPerhitungan data
Gambar 5 Menu Utama
1) Halaman input Data Sepatu
Pada halaman ini user dapat melakukan proses perhitungan data dengan menentukan nilai freferensi data dari masing-masing katagori, kemudian user hanya perlu memilih tombol “Proses Hitung” dan seluruh hasil perhitungan data vaktor s dan vaktor v akan ditampilkan pada datagrid yang sudah sdisediakan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Gambar 6Halaman Input Data Karyawan Pada halaman Input data sepatu, user dapat melakukan pengolahan data sepatu. User dapat melakukan input data sepatu yang kemudian akan disimpan pada file sepatu, melakukan pencarian data sepatu yang telah diinputkan sebelumnya, memperbaharui dan menghapus data sepatu.
1) Halaman Input Data Penilaian
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di toko juwita lubuklinggau, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa: 1.
2.
3.
Sistem pendukung keputusan order sepatu, diperlukan dalam proses penentuan sepatu yang diorder dan jumlah yang akan diorder . Dengan adanya SPK ini diharapkan dapat meminimalisir terjadinya kesalahan pada saat perhitungan nilai sehingga hasil penilaian yang dilakukan pada sepatu yang ada lebih akurat. Sistem ini dimaksudkan untuk mendukung dan meningkatkan pengambilan keputusan, namun tidak untuk mengantikan keputusan.
Saran
Gambar 7Halaman Input Data Penilaian Pada halaman Input data penilaian, user dapat melakukan pengolahan data penilaian, User dapat melakukan input data kemudian akan disimpan pada file penilaian, cari data, edit data dan hapus data penilaian.
Sistem Pendukung Keputusan untuk order sepatu ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis berharap Sistem Pendukung Keputusan untuk order sepatu ini dapat dikembangkan lebih lanjut demi tercapainya hasil sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu penulis memberikan saran yaitu untuk pengembangan selanjutnya diharapkan kriteria seleksi untuk penilaian sepatu ini dapat dikembangkan lagi, agar sistem pendukung keputusan ini dapat menghasilkan dukungan keputusan yang lebih baik lagi. Untuk pengembangan selanjutnya diharapkan dapat dikembangkan menjadi sistem berbasis Client Server agar penilai dapat langsung memberikan penilaian melalui sistem.
DAFTAR PUSTAKA A.S, Rosa, Shalahudin, M. 2011. Rekayasa Perangkat Lunak (Terstruktur dan Berorientasi Objek). Modula : Bandung Kusumadewi Sri,dkk.2006. Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (FUZZY MADM). Graha ilmu : Yogyakarta Kurniawan, Rulianto. 2008. Membangun Situs dengan PHP untuk Orang Awam. Palembang: Maxsikom. Kurniawan, Rulianto. 2008. Membangun Situs dengan PHP untuk Orang Awam. Palembang: Maxsikom. Kusrini. (2007). Membangun SIA dengan Visual Basic & Mirosoft SQL Server. Yogyakarta: Andi. Madcoms.2010. Microsoft Visual Basic 6.0 &Crystal Report 2008. Cv Andi Offset :Yogyakarta Penerbit Andi Tim.2003.Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic. CV.Andi Offset : Yogyakarta Tim Penyusun Pedoman Tugas Akhir II, 2012, Pedoman Penyusunan Laporan Tugas Akhir 2 (S1), STMIK Bina Nusantara Jaya : Lubuklinggau.